SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Penghasil Bauksit di Indonesia
Nama Perusahaan Kapasitas Produksi
(Ton/tahun)
PT Indonesia Chemical Alumina 300.000
PT Borneo Alumina Indonesia 1.000.000
PT Well Harvest Winning Alumina Revinery 1.000.000
PT Bintan Alumina Indonesia 2.000.000
PT Cita Mineral Investindo 1.000.000
Sumber: Dirjen Minerba, 2020
Proses ekstraksi alumina dari bijih bauksit secara umum dapat dilakukan
dengan proses asam dan basa (Sinter, Nepheline-based, dan Bayer). Proses Bayer
lebih banyak dipilih karena konsumsi energinya lebih rendah jika dibandingkan
proses lainnya (konsumsi energi Bayer rata-rata 12 GJ/ton). Adapun faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pendirian pabrik Smelter Grade Alumina ini
ialah sebagai berikut:
1. Alumina merupakan bahan baku utama dalam pembuatan aluminium, namun
sampai saat ini Indonesia masih mengimpor alumina dari luar negeri. Dengan
didirikannya pabrik alumina di Indonesia diharapkan kebutuhan alumina dalam
negeri bisa terpenuhi sehingga dapat mengurangi pengeluaran negara.
2. Terbitnya Undang-Undang No.4 tahun 2009 dan Peraturan Menteri ESDM
tentang nilai tambah mineral, maka ekspor dalam bentuk mentah tidak akan
terjadi lagi dan Indonesia akan meningkatkan daya saing alumina di dunia
sehingga prospek sumber daya mineral lainnya dimasa mendatang akan lebih
baik. Seperti yang dinyatakan dalam pasal 170 yang menyebutkan bahwa
pemerintah melarang ekspor tambang dalam bentuk bahan baku, kecuali
perusahaan tersebut mampu mengolahnya, baik dalam bentuk setengah jadi
maupun dalam bentuk jadi.
3. Pada tahun 2019 kementrian ESDM mencatat bauksit di Kalimantan Barat
sekitar 3.047,26 juta ton dengan cadangan bijih bauksit sekitar 1.604,2 juta ton,
sehingga memungkinkan untuk dibangun pabrik alumina baru di Indonesia.
4. Dari segi ekonomi dengan berdirinya pabrik ini diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja lokal serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
3
1.2 Tujuan Pra-rancangan.
Adapun tujuan dari pra-rancangan pabrik aluminium dari bijih bauksit
dengan kapasitas 500.000 ton/tahun ini adalah :
1. Menentukan kapasitas pra-rancangan pabrik alumina dari bijih bauksit melalui
proses Bayer.
2. Menentukan sistem dan waktu operasi pabrik alumina.
3. Menentukan lokasi pendirian pabrik alumina.
4. Menentukan bentuk badan usaha.
5. Menentukan kelayakan ekonomi pabrik alumina.
6. Mengevaluasi kelayakan ekonomi pabrik.
4
larutan NaOH. Kelarutan silika akan meningkat dengan naiknya konsentrasi
NaOH dan alumina (Husaini, 2016).
Secara umum kadar silika aktif yang berada dalam bijih bauksit harus <3%
karena jika kadar silika tinggi (low grade) akan tidak menguntungkan dari segi
ekonomi karena membutuhkan energi yang lebih besar (setiap 1 lb keberadaan
silika reaktif dalam bauksit akan menghilangkan 1-2 lb alumina serta
mengkonsumsi 2-3 lb NaOH, hal ini akan bertambah seiring dengan banyaknya
silika dalam bauksit). Hal ini bisa terjadi karena NaOH juga bereaksi dengan
silika membentuk Na 2 O . SiO 2(sodium silikat) dan senyawa ini akan bereaksi
dengan Na 2 O . Al 2 O3 (sodium aluminat) membentuk sodium aluminat silikat yang
merupakan sodalite yang akan mengendap bersama redmud.
b. Alumina ( Al2 O3 .3 H 2 O ¿
Secara umum alumina ditemukan dalam tiga fasa yang dikenal sebagai λ,
β, dan α alumina. Ketiga fase ini mempunyai sifat yang berbeda sehingga
memiliki aplikasi yang khas. β alumina memiliki sifat tahan api yang sangat baik
sehingga dapat digunakan dalam berebagai aplikasi keramik seperti pembuatan
tungku furnace. λ alumina banyak digunakan sebagai material katalis contohnya
dalam penyulingan minyak bumi dan digunakan dalam bidang otomotif. α
alumina banyak digunakan sebagai salah satu bahan refraktori dari kelompok
oksida karena bahan tersebut mempunyai sifat fisik, mekanik, dan termal yang
sangat baik. Fasa yang paling stabil dari alumina adalah fasa α alumina. Adapun
transformasi bauksit menjadi alumina yaitu:
Gibbsite → λ-alumina → δ-alumina → θ-alumina → β-alumina → α-alumina
c. Redmud
Pada proses pembuatan alumina menggunakan proses Bayer akan
menghasilkan limbah berupa lumpur halus berwarna merah-kecoklatan yang
disebut redmud. Diperkirakan sekitar 50-55% dari bauksit yang akan diolah akan
menjadi redmud. Jika limbah lumpur ini tidak diolah dengan baik akan
menimbulkan dampak yang merugikan terhadap lingkungan (Aziz, 2009).
5
Tabel 1.3 Presentase Komposisi Kimia Redmud
Kandungan Presentase
Al2 O3 15-25%
Na2 O 45-55%
Fe2 O 3 2-10%
SiO2 4-15%
TiO2 5-15%
NaOH 5-10%
Sumber: Aziz, 2009.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Liu (2014), produksi 1 ton
alumina juga menghasilkan 1-1,5 ton redmud. Redmud dikategorikan limbah
berbahaya ketika disimpan dalam jumlah tertentu, dan metode pengolahan yang
digunakan ialah dengan landfill dan penyimpanan dalam kolam pengendapan.
6
6. Titik Didih : 2210 C
7. Rumus Kimia : Al2 O3
8. pH : 8-10
9. Kelarutan : Tidak larut dalam air
10. Mudah bereaksi dengan oksigen diudara
7
kebutuhan dalam negeri sehingga mengakibatkan alumina harus diimpor dari luar
negeri dan hal tersebut mengakibatkan meningkatnya nilai impor. Hal ini dapat
dilihat dari Data Badan Pusat Statistik Nasional dimana jumlah impor alumina
dari luar negeri setiap tahun cenderung meningkat. Adapun data ekspor dan impor
alumina dapat dilihat tabel di bawah ini :
Tabel 1.5 Data Ekspor & Impor Alumina
Tahun Ekspor (ton) Impor (ton)
2015 19379,92 514226,53
2016 471473,32 539413,18
2017 847917,69 569991,88
2018 1017717,93 621202,03
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019
1200000.00
200000.00
0.00
2014 2015 2016 2017 2018 2019
8
Dari data ekspor dan impor alumina dapat diperoleh konsumsi alumina
pertahun hingga dapat diproyeksikan kebutuhan alumina di Indonesia.
9
Selisih Kebutuhan dan total produksi yang ada sebesar 19.064.115 ton,
maka kapasitas pabrik alumina berbahan baku bijih bauksit ini sebesar 3.000.000
ton/tahun dengan tujuan memenuhi 15% total kekurangan alumina dalam Negeri.
1.4.2 Penentuan Kapasitas Produksi
Indonesia memiliki potensi yang besar dalam produksi alumina dikarenakan
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya tambang yang melimpah. Selain itu di
Indonesia memiliki pabrik bauksit yang cukup besar sehingga ketesediaan bahan
baku dalam produksi alumina tercukupi. Dibangunnya pabrik alumina berbahan
baku bijih bauksit dapat menciptakan nilai tambah dan menambah kekayaan
nasional di berbagai sektor industri alumina maupun aluminium. Pembangunan
pabrik alumina untuk daya saing daerah dapat menggapai suatu pertumbuhan
tingkat kesejahteraan yang tinggi serta berkelanjutan tanpa menutup pintu
persaingan domestik ataupun internasional.
10
1. Jarak bahan baku dengan pabrik
2. Kapasitas dari bahan baku yang ada di sumber
3. Penanganan dari bahan baku
4. Kemungkinan memperoleh bahan baku dari sumber yang lain
b. Pemasaran Produk
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam
industri karena keberhasilan pemasaran ini menentukan penghasilan suatu
industri. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Jumlah pesaing yang ada
2. Daerah pemasaran produk yang dituju
3. Jarak pemasaran dari lokasi pabrik
4. Sistem pemasaran yang digunakan
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan modal utama pendirian suatu pabrik untuk tenaga
kerja dengan kualitas tertentu yang dapat dengan mudah diperoleh meski tidak
dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat
atau dari para pendatang pencari kerja.
e. Utilitas
Utilitas yang harus diadakan meliputi kebutuhan air, pembentuk uap
(steam) bahan bakar, listrik dan lain-lain. Kebutuhan air diperoleh dari air sungai
kapuas, penyediaan steam disediakan oleh boiler dengan bahan bakar dari limbah
TKKS, sedangkan listrik yang digunakan diperoleh dari PLTU PT WHW, dan
PLN Kabupaten Ketapang serta dari generator diesel sebagai sumber listrik
cadangan.
11
1.5.2 Faktor sekunder
Faktor sekunder tidak secara langsung berperan dalam proses industri,
akan tetapi sangat berpengaruh dalam kelancaran proses produksi dari pabrik itu
sendiri. Faktor-faktor sekunder meliputi:
a. Perluasan areal pabrik
Pemilihan lokasi pabrik berada di daerah yang direncanakan menjadi area
industri sehingga memungkinkan perluasan areal pabrik dengan tidak
mengganggu pemukiman penduduk.
b. Perizinan
Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri,
sehingga memudahkan dalam perizinan pendirian pabrik. Pengaturan tata letak
pabrik merupakan bagian yang penting dalam proses pendirian pabrik. Hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Segi keamanan kerja terpenuhi
2. Pengoperasian, pengontrolan, pengangkutan, pemindahan maupun perbaikan
semua peralatan proses dapat dilakukan dengan mudah dan aman
3. Pemanfaatan areal tanah seefisien mungkin
4. Transportasi yang baik dan efisien.
12
Gambar 1.4 Peta lokasi pabrik
13
BAB II
DESKRIPSI PROSES
14
ini adalah dapat mengektraksi alumina dengan kemurnian hingga 99,9%. Namun
proses ini memiliki kekurangan yaitu proses pencucian kristal alumina dari
mother liquor sangat kompleks sehingga membutuhkan energi yang sangat besar.
a. Proses Sinter
Pada proses Sinter, ekstraksi alumina dilakukan dengan mereaksikan bijih
bauksit dengan senyawa alkali. Proses yang pertama kali ditemukan untuk
mengekstraksi alumina dari bauksit. Proses sinter ditemukan oleh ilmuwan
Perancis Le Chatelier pada tahun 1854, yang kemudian dikembangkan oleh G.
Muller pada tahun 1880 yang dinamakan proses sinter. Pada proses ini bauksit
direaksikan dengan sodium karbonat ( Na 2 CO 3) yang dipanaskan pada suhu
1200°C dalam kondisi padat yang dilanjutkan dengan pelarutan dengan air,
dimana larutan sodium aluminat yang dihasilkan akan dipresipitasi dengan karbon
dioksida. Cara lain ialah dengan menambahkan larutan sodium karbonat dan
kapur kedalam bijih bauksit dalam kondisi panas (900°C selama 30 menit) yang
akan menghasilkan larutan sodium aluminat dengan kadar silika reaktif <0,1%.
Keuntungan menggunakan Proses sinter dalam proses pembuatan alumina
yaitu dapat mengolah bahan baku berkualitas rendah, dan pada pengembangannya
dapat menggunakan non-bauksit material seperti batu kapur dan tanah liat (clay).
Namun proses ini juga memiliki kekurangan yaitu jika menggunakan bahan baku
dengan kadar alkalinitas yang rendah dapat menurunkan yield yang menyebabkan
lebih banyak diperlukan energi yang besar dalam proses pembuatannya dan pada
15
saat ini penggunaan natrium karbonat dalam proses reaksi tidak ekonomis karena
terlalu banyak natrium karbonat yang diperlukan untuk mereaksikan bijih bauksit
menjadi alumina.
b. Proses Nepheline-Based
Selain menggunakan bauksit, nepheline ( Na3 KAl 4 Si4 O16) yang merupakan
salah satu jenis mineral silika (jenis Tektosilikat) yang memiliki kandungan
berupa 34,2% Al2 O3; 40,3 % SiO2; dan 25,5 Na 2 O+¿ .K 2 O¿
dapat dijadikan bahan
baku alumina dengan campuran batu kapur. Proses ini dinamakan proses
nepheline-based yang banyak digunakan di Rusia. Sekitar 2 juta ton alumina
diproduksi dari nepheline di Rusia. Proses nepheline-based memiliki keunggulan
dengan menghasilkan produk samping berupa gray mud yang dapat dijadikan
bahan baku semen. Gray mud merupakan produk samping dari proses leaching
nepheline dan batu kapur dengan alkali karbonat. Namun karena bahan baku
mengandung kadar silika yang tinggi perlu dilakukan desilicification yaitu
pemisahan sodium silicat pada liquor alumina. Proses nepheline-based memiliki
keuntungan yaitu menghasilkan produk samping berupa gray mud, Na2 CO 3, dan
K 2 CO3.
c. Proses Bayer
Proses Bayer pertama kali ditemukan pada tahun 1888 oleh ilmuan Austria
Karl Josef Bayer. Proses ini mengalami pengembangan di tahun 1892 dengan
penggantian soda abu menjadi soda kaustik dan proses sinter digantikan dengan
proses pressure leaching. Tahapan proses Bayer dimulai dengan pemecahan dan
penggerusan bauskit untuk mendapatkan ukuran butir lebih halus dengan luas
permukaan spesifik yang lebih besar dan derajat liberasi yang lebih tinggi
sehingga lebih mudah dalam ekstraksinya, dilanjutkan dengan pengayakan
(klasifikasi). Bauksit halus dicampur dengan larutan NaOH, kemudian
dilarutkan/dimasak (digestion) menggunakan media pemanas berupa uap pada
tekanan 58,8-67,62 lb/in2 (4-4,6 atm), suhu sampai 140°C, konsentrasi NaOH
140-158 gram/liter, kapasitas bauksit (untuk kadar Al2O3 = 48%) sebesar 31,36-
34,90 ton (rasio Al2O3/NaOH = 0,8) (Husaini, dkk., 2014) dalam waktu 45 menit
16
yang menghasilkan larutan sodium aluminat yang dapat dipisahkan dari sisa
padatan tidak larut (red mud).
Proses Bayer memiliki kelebihan yaitu konsumsi energi relatif rendah
dibandingkan proses lain yaitu 12 GJ/ton alumina sedangkan proses lainnya
membutuhkan energi sebesar 14-43 GJ/ton alumina. Dengan konsumsi energi
yang rendah, proses Bayer dapat menghasilkan kemurnian alumina yang tinggi
(>93%). Namun proses Bayer akan tidak ekonomis jika menggunakan bahan baku
bauksit yang memiliki kadar silika yang tinggi.
17
>93%.
18
Kemudian kristal alumina dipisahkan dari cairannya dengan hydrocyclone. Kristal
yang masih dalam bentuk hidrat diproses dalam rotary vacuum filter untuk
mendapatkan kristal hidrat yang lebih padat dengan mencuci cake yang telah
terbentuk menggunakan water process yang kemudian dibawa menuju proses
kalsinasi.
19
Sifat Fisis NaOH (MSDS NaOH, 2006):
- Warna : Putih
- Berat Molekul : 40 g/mol
- Specific gravity : 2.13
- Titik Leleh : 232C
- Titik Didih : 1388C
Sifat Kimia NaOH (MSDS NaOH, 2006):
- Kelarutan : 1111 g/L H2O (20 C)
20
2.6 Diagram Blok
Diagram blok kualitatif dan kuantitatif pada pra-rancangan pabrik alumina
dari bijih bauksit ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2, sedangkan
Process Flow Diagram dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.1 Diagram Kualitatif Alumina dari Bijih Bauksit dengan Proses Bayer
Gambar 2.2 Diagram Kuantatif Alumina dari Bijih Bauksit dengan Proses Bayer
21
BAB III
22
3.1.1 Ballmill
Fungsi: memperkecil ukuran bauksit.
3.1.2 Screen
Fungsi: menyaring bauksit dengan ukuran 18 mesh
23
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Screen
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
2 3 4
Al₂O₃ 671.878,455 111.979,743 559.898,713
Na₂O 17.688,996 2.946,269 14.742,727
Fe₂O₃ 149.258,973 24.860,492 124.398,480
SiO₂ 42.866,767 7.139,865 35.726,903
TiO₂ 20.658,681 3.440,899 17.217,783
CaO 11.878,740 1.978,517 9.900,223
LOI 376.262,258 62.710,376 313.551,881
H₂O 186.899,190 186.899,190
NaAl(OH)₄ 2.114,884 2.114,884
Al₂O₃.3H₂O 11.718,100 11.718,100
Jumlah 1.491.225,044 215.056,160 1.276.168,884
Total 1.491.225,044 1.491.225,044
24
3.1.4 Reaktor Digester
Fungsi: mereaksikan bauksit dengan NaOH
25
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Flash Tank
Komponen Alur Masuk Alur Keluar
7 aliran steam condesat 8
Al₂O₃ 16.796,96 16.796,96
Na₂O 14.742,73 14.742,73
Fe₂O₃ 124.398,48 124.398,48
SiO₂ 35.726,90 35.726,90
TiO₂ 17.217,78 17.217,78
CaO 9.900,22 9.900,22
LOI 313.551,88 313.551,88
H₂O 8.892,51 764,76 8.127,75
NaOH 13.174,09 13.174,09
NaAl(OH)₄ 1.256.588,37 1.256.588,37
Jumlah 1.810.989,92 764,76 1.810.225,16
Total 1.810.990 1.810.990
3.1.6 Hydrocyclone 1
Fungsi : Memisahkan NaAl(OH)4 dengan padatann sisa reaksi digester
26
3.1.7 Clarifier 1
Fungsi : Memisahkan NaAl(OH)4 residu bauksit (Red mud)
3.1.8 Clarifier 2
Fungsi : Memisahkan LOI dan mengurangi kadar air residu
27
Tabel 3.8 Neraca Massa Total Clarifier 1
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
10 13 14
Al₂O₃ 16.545,01 16.545,01
Na₂O 14.521,59 14.448,98 72,61
Fe₂O₃ 122.532,50 121.919,84 612,66
SiO₂ 35.191,00 35.015,04 175,95
TiO₂ 16.959,52 16.874,72 84,80
CaO 9.751,72 9.702,96 48,76
LOI 308.848,60 308.848,60 0,00
H₂O 1.625,55 8,13 1.617,42
NaOH 2.634,82 13,17 2.621,64
NaAl(OH)₄ 251.317,67 6.282,94 245.034,73
Jumlah 779.927,98 529.659,40 250.268,58
Total 779.928 779.928
28
Tabel 3.9 Neraca Massa Total Residu Tank
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
12 13 15
Al₂O₃ 251,95 16.545,01 16.796,96
Na₂O 217,82 14.448,98 14.666,80
Fe₂O₃ 1.837,99 121.919,84 123.757,83
SiO₂ 527,86 35.015,04 35.542,91
TiO₂ 254,39 16.874,72 17.129,11
CaO 146,28 9.702,96 9.849,24
LOI 4.703,28 308.848,60 313.551,88
H₂O 40,64 8,13 48,77
NaOH 158,09 13,17 171,26
NaAl(OH)₄ 6.282,94 6.282,94 12.565,88
Jumlah 14.421,25 529.659,40 544.080,64
Total 544.081 544.081
29
3.1.11 Hydrocyclone 2
Fungsi : Memisahkan NaOH dengan kristal Al₂O₃.3H₂O
30
Tabel 3.12 Neraca Massa Total Rotary Vacum Filter
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
18 WP 19 20
Na₂O 75,93 11,39 64,54
Fe₂O₃ 640,65 96,10 544,55
SiO₂ 183,99 27,60 156,39
TiO₂ 88,67 13,30 75,37
CaO 50,99 7,65 43,34
H₂O 1.373,43 119.128,77 114.477,09 6.025,11
NaAl(OH)₄ 10.574,19 2.114,84 8.459,35
Al₂O₃.3H₂O 781.203,95 11.718,06 769.485,89
Jumlah 794.191,80 128.466,02 784.854,55
Total 913.321 913.321
31
3.1.14 Rotary Kiln
Fungsi: membentuk α-alumina
3.1.15 ESP
Fungsi: memisahkan produk dengan uap air dan flue gas
32
Tabel 3.15 Neraca Massa Total ESP
Alir masuk Alir keluar
Komponen 22 24 25 Flue gas
H₂O 165.841,41 71.917,34 237.758,74
Al₂O₃.H₂O 76.948,59 53.272,10 130.220,69
Jumlah 242.790,00 125.189,44 130.220,69 237.758,74
Total 367.979,43 367.979,43
3.1.16 Cooler
Fungsi: menurunkan suhu alumina
33
Tabel 3.17 Neraca Massa Total Tangki Produk
Alir masuk alir keluar
Komponen 25 26
Na₂O 64,50 64,50
Fe₂O₃ 544,28 544,28
SiO₂ 156,32 156,32
TiO₂ 75,33 75,33
CaO 43,32 43,32
NaAl(OH)₄ 8.455,12 8.455,12
α-Al₂O₃ 407.327,80 407.327,80
TOTAL 416.666,67 416.666,67
34
sebagai sumber air, dilakukan juga pemanfaatan kondensat sebagai penyedia
kebutuhan air.
1. Kebutuhan Air Proses
Air proses merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
proses produksi di pabrik alumina. Berdasarkan perhitungan neraca massa dan
energi, total kebutuhan air proses untuk pabrik alumina dari bijih bauksit dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
35
c) Tidak boleh menyebabkan korosi pada pipa
Korosi pada pipa boiler disebabkan oleh keasaman (pH rendah), minyak dan
lemak, bikarbonat dan bahan organik, serta gas H2S, SO2, NH3, CO2, dan O2, yang
terlarut dalam air.
Berdasarkan perhitungan neraca massa dan energi, total kebutuhan steam untuk
pabrik alumina ini dapat dilihat pada tabel berikut.
3. Air Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi untuk
karyawan, laboratorium, taman dan kebutuhan yang lain. Kebutuhan air sanitasi
pada pabrik alumina dari bijih bauksit ialah sebagai berikut:
Kebutuhan karyawan = 120 liter/hari
Jumlah karyawan = 500 orang
Kebutuhan air karyawan = 120 x 500
= 60.000 liter/hari
= 2.500 liter/jam
= 2.500 kg/jam
Air untuk kebutuhan laboratorium diperkirakan 15% dari total kebutuhan air
karyawan, sehingga kebutuhan air adalah:
Air untuk Laboratorium = 15% x kebutuhan air karyawan
= 15% x 2.500 kg/jam
= 375 kg/jam
Air untuk hydrant kebakaran (standar menurut SNI 196728.1-2002 untuk hydrant
kebakaran sebesar 5% dari total kebutuhan air karyawan), sehingga kebutuhan air
adalah:
Air untuk hydrant kebakaran = 5% x kebutuhan air karyawan
= 5% x 2.500 kg/jam
= 125 kg/jam
Total air sanitasi = 2.500 + 375 + 125
= 3.000 kg/jam
4. Pemanfaatan Kondesat
Pemanfaatan kondesat bertujuan untuk penghematan.
36
b. Pengolahan Air
Sumber air untuk pabrik alumina dari bijih bauksit ini berasal dari sungai
Kapuas, Ketapang, Kalimantan Barat yang tidak jauh dari pabrik. Sebelum
digunakan di lingkungan pabrik, air sungai harus diolah terlebih dahulu.
Pengolahan air ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa
bersama air. Air sungai (raw water) lalu diolah di unit pengolahan air dan
selanjutnya didistribusikan ke lokasi pabrik untuk digunakan sesuai dengan
keperluan. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
37
BAB IV
38
Dapat disimpulkan bahwa, Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
rangkaian usaha dan upaya menciptakan suasana kerja yang aman dari resiko
kecelakaan baik fisik, mental dan emosional sehingga memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja. Sehingga para tenaga kerja harus memperoleh jaminan
perlindungan keselamatan dan kesehatan di dalam setiap pelaksanaan
pekerjaannya sehari-hari.
39
menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan Perusahaan. Identifikasi bahaya
yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai berikut:
1. Bahaya mekanis, bersumber dari benda bergerak dengan gaya mekanika baik
yang digerakan secara manual maupun dengan penggerak. Bagian yang
bergerak pada mesin berpotensi bahaya seperti mengebor, memotong,
menjepit dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan mekanis ini dapat
menimbulkan cidera seperti tersayat, terjepit, teropotong dan kematian.
2. Bahaya listrik, berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat mengakibatkan
berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik dan luka bakar hingga
kematian.
3. Bahaya kimia, bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia yaitu:
a. Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat toxic (beracun), iritasi, korosif
dan yang lainnya.
b. Kebakaran dan peledakan. Beberapa jenis bahan kimia memiliki sifat
mudah terbakar dan meledak.
c. Polusi dan pencemaran lingkungan.
d. Bahan kimia membahayakan dapat terjadi kecelakaan jika manusia
menghirup, menelan cairan, debu, gas atau zat yang dapat mengakibatkan
kerusakan seperti kebakaran, peledakan dan korosi.
e. Dapat mengakibatkan cidera yang bervariasi mulai dari akut, kronis hingga
kematian.
4. Bahaya fisis, berasal dari faktor fisis yaitu bising, terpapar bisng dapat
mengakibatkan bahaya ketulian.
5. Bahaya biologis, lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur
biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja.
OHSAS 18001: 2007 Klausul 4.3.1 memberikan pedoman pengendalian
resiko yang lebih spesifik untuk bahaya K3 dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Eliminasi, proses untuk menghilangkan bahaya secara keseluruhan.
2. Substitusi, penggantian material, bahan, proses yang mempunyai nilai resiko
yang tinggi dengan mengganti yang lebih aman.
40
3. Administrasi. Pengendalian administrasi dengan mengurangi tingkat resiko
atas potensi bahaya yang mungkin timbul dengan cara menetapkan aturan,
prosedur dan cara kerja yang aman.
4. Alat Pelindung Diri (APD), penyediaan APD bagi tenaga kerja dengan
paparan bahaya/resiko tinggi.
41
g. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki yaitu para pekerja harus menggunakan sepatu boat. Fungsi
sepatu boat adalah untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat,
percikkan cairan atau benda-benda tajam.
h. Alat Pelindung Tubuh
Alat pelindungnya yaitu pekerja harus menggunakan jas lab pada saat di
Laboratorium. Fungsi jas lab yaitu untuk melindungi pekerja dari sentuhan
bahan kimia baik berupa cairan maupun padatan.
42
e. Kesadaran dan pengetahuan yang memadai bagi karyawan
f. Melakukan pelatihan berkala bagi karyawan.
Melalui upaya kesehatan kerja akan terwujud tenaga kerja yang sehat dan
produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya dan keluarganya serta
masyarakat luas. Setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program kesehatan
kerja di mana tujuan dari penyelenggaraan kesehtana kerja tersebut adalah untuk
kepentingan semua pihak yang terlibat dalam proses produksi, seperti pengusaha
dan tenaga kerja serta semua orang yang berada di lingkungan perusahaan. Ada
dua ruang lingkup kesehatan kerja yang meliputi (Depnaker, 2001):
1. Kesehatan Kuratif
Kesehatan kuratif adalah menekan seminimal mungkin angka absen karena
sakit, serta memperpendek lamanya sakit.
2. Kesehatan Preventif
Kesehatan preventif merupakan upaya untuk mencegah tenaga kerja
mengalami gangguan kesehatan dan penyakit.
43
Tabel 4.1 Komponen utama dan kisaran komposisi (%) pada red mud
44
BAB VI
45
Tangki penyimpanan bahan atau produk berbahaya harus diletakkan di area
khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan guna memberikan pertolongan
dan menyediakan jalan bagi karyawan untuk menyelamatkan diri.
5. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dan proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biayayang tinggi.
6. Masalah pembuangan limbah pabrik agar tidak mengganggu lingkungan dan
tidak menimbulkan polusi.
7. Servis area, seperti kantin, tempat parkir, dan ruang ibadah diatur sedemian
rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
8. Fasilitas jalan, gudang, dan kantor sebaikanya ditempatkan dekat, jalan dengan
tujuan untuk memperlancar arus lalu lintas.
9. Mengetahui sifat-sifat berbahaya dari bahan kimia yang digunakan sehingga
pada perencanaan tata letak dan mempertimbangkan resiko terjadinya
kebakaran, peledakan, racun bagi karyawan dan mekanik yang menyebakan
cacat tubuh serta gangguan terhadap masyarakat sekitar.
Secara umum, pengaturan dari semua fasilitas produksi yang direncanakan
akan memberikan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh adalah sebagai
berikut: (Peters dan Timmerhaus, 2004)
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi
material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah dalam
perbaikan maupun perawatan alat.
3. Mengurangi ongkos produksi.
4. Meningkatan keselamatan kerja.
5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.
46
Secara umum, garis besar tata letak pabrik Alumina ini dibagi menjadi
beberapa daerah utama yaitu:
a. Daerah Administrasi
Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan yang
mengatur kelancaran operasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Daerah ini
ditempatkan di bagian depan pabrik agar kegiatan administrasi tidak
mengganggu kegiatan dan keamanan pabrik serta terletak jauh dari area proses
yang berbahaya.
b. Daerah Fasilitas Umum
Daerah fasilitas umum terdiri dari kantin, mushola, klinik dan lapangan parkir.
Area ini diletakkan sedemikian rupa sehingga waktu perjalanan yang
diperlukan oleh karyawan antar gedung dapat seminimal mungkin.
c. Daerah Proses
Daerah prose merupakan pusat kegiatan proses produksi. Daerah ini diletakkan
pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari tempat penyimpann dan
pengiriman produk ke area penyimpanan produk serta mempermudah
pengawasan dan perbaikan alat-alat.
d. Daerah Laboratorium dan Ruang Kontrol
Daerah ini merupakan lokasi untuk melakukan analisis terhadap kualitas bahan
baku yang akan digunakan. Oleh karena itu, area ini diletakkan dekat dengan
daerah proses.
e. Daerah Gudang dan Bengkel
Daerah pemeliharaan merupakan tempat penyimpanan suku cadang alat proses
dan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan atau perawatan semua peralatan
yang dipakai dalam proses.
f. Daerah Penyimpanan Bahan Baku dan Produk
Daerah ini merupakan tempat penyimpanan bahan baku dan produk yang
dihasilkan. Penyimpanan bahan baku dan produk diletakkan pada area yang
dijangkau oleh peralatan pengangkutan.
g. Daerah Utilitas
Daerah ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang
jalannya proses, berupa penyediaan air dan penyediaan listrik.
47
Luas lahan yang dibutuhkan sebagai lokasi berdirinya pabrik Alumina
dirincikan pada Tabel 6.1 sebagai berikut:
48
Gambar 6.1 Layout tata letak pabrik Alumina
49
6.1 Tata Letak Alat Proses
Dalam perancangan tata letak peralatan proses ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
ekonomis yang besar, serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi.
Perlu juga diperhatikan penempatan pipa, dimana untuk pipa di atas tanah perlu
dipasang pada ketinggian tiga meter atau lebih, sedangkan untuk pemipaan
pada permukaan tanah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu
lintas kerja.
2. Aliran Udara
Kelancaran aliran udara di dalam dan disekitar area proses perlu diperhatikan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnansi udara pada suatu tempat yang
dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang berbahaya, sehingga dapat
membahayakan keselamatan pekerja. Disamping itu juga perlu diperhatikan
arah hembusan angin.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai pada tempat-tempat proses yang
berbahaya atau beresiko tinggi.
4. Lalu lintas manusia
Perancangan tata letak peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat
menjangkau seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Jika terjadi gangguan
pada alat proses dapat segera diperbaiki. Selain itu, keamanan pekerja dalam
menjalankan tugasnya perlu diprioritaskan.
5. Tata letak alat proses
Penempatan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan biaya
operasi dengan tetap menjamin kelancaran dan keamanan poduksi pabrik
sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi.
6. Jarak antar alat proses
Alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan tinggi sebaiknya dipisahkan
dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran pada
alat tersebut tidak membahayakan pada alat-alat proses lainnya.
50
7. Maintenance
Maintenance berguna untuk menjaga sarana atau fasilitas peralatan pabrik
dengan cara pemeliharaan dan perbaikan alat agar produksi dapat berjalan
dengan lancar dan produktivitas menjadi tinggi sehingga akan tercapai target
produksi dan spesifikasi bahan baku yang diharapkan.
Perawatan preventif dilakukan setiap hari untuk menjaga dari kerusakan
alat dan kebersihan lingkungan alat. Sedangkan perawatan periodik dilakukan
secara terjadwal sesuai dengan buku petunjuk yang ada. Penjadwalan tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga alat-alat mendapat perawatan khusus secara
bergantian. Alat-alat berproduksi secara kontinyu dan akan berhenti jika terjadi
kerusakan. Perawatan alat-alat proses dilakukan dengan prosedur yang tepat. Hal
ini dilihat dari penjadwalan yang dilakukan pada tiap-tiap alat. Perawatan tiap alat
meliputi:
1. Overhead 1 x 1 tahun
Merupakan perbaikan dan pengecekan serta leveling alat secara keseluruhan
meliputi pembongkaran alat, pergantian bagian-bagian alat yang rusak,
kemudian dikembalikan seperti kondisi semula.
2. Repairing
Merupakan kegiatan maintenance yang bersifat memperbaiki bagian-bagian
alat yang rusak. Hal ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi maintenance adalah:
a. Umur alat. Semakin tua umur alat semakin banyak pula perawatan yang
harus diberikan yang menyebabkan bertambahnya biaya perawatan
b. Bahan baku. Penggunaan bahan baku yang kurang berkualitas akan
menyebabkan kerasakan alat sehingga alat akan lebih sering dibersihkan.
Tata letak alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga:
1. Kelancaran proses produksi dapat terjamin
2. Dapat mengefektifkan penggunaan ruangan
3. Biaya material dikendalikan agar lebih rendah, sehingga dapat
mengurangi biaya kapital yang tidak penting
51
4. Jika tata letak peralatan proses sudah benar dan proses produksi lancar,
maka perusahaan tidak perlu memakai alat angkut dengan biaya mahal.
52
LAMPIRAN A
Kapasitas :( 3.000tahun
.000ton
) x( 300
1tahun
hari ) x(
1hari
24 jam ) x(
1 ton )
1.000 kg
: 416.666,67 kg/jam
53
TiO₂ = 1,60% x 416.666,67 kg/jam
= 17.204 kg/jam
CaO = 0,92% x 416.666,67 kg/jam
= 9.893 kg/jam
LOI = 29,16% x 416.666,67 kg/jam
= 313.552 kg/jam
A.1 Ballmill
Fungsi memperkecil ukuran bauksit.
Efisiensi screen = 80%
Bahan yang direcycle = 20%
Alir Masuk
Alir 1 (Komposisi bijih bauksit dikali basis perhitungan)
Al₂O₃ = 52,07% x 416.666,67
= 559.899 kg/jam
Na₂O = 1,37% x 416.666,67
= 14.731 kg/jam
Fe₂O₃ = 11,56% x 416.666,67
= 124.302 kg/jam
SiO₂ = 3,32% x 416.666,67
= 35.699 kg/jam
TiO₂ = 1,60% x 416.666,67
= 17.204 kg/jam
CaO = 0,92% x 416.666,67
= 9.893 kg/jam
LOI = 29,16% x 416.666,67
= 313.552 kg/jam
54
Na₂O = 20% x 14.731
= 2.946 kg/jam
Fe₂O₃ = 20% x 124.302
= 24.860 kg/jam
SiO₂ = 20% x 35.699
= 7.140 kg/jam
TiO₂ = 20% x 17.204
= 3.441 kg/jam
CaO = 20% x 9.893
= 1.979 kg/jam
LOI = 20% x 313.552
= 62,710 kg/jam
55
Alir Keluar
Alir 2 (alir 1 + alir 19 + alir 3)
Al₂O₃ = 559.899 + 111.980
= 671.878,455 kg/jam
Na₂O = 14.731 + 11,380 + 2.946
= 17.688,996 kg/jam
Fe₂O₃ = 124.302 + 96,020 + 24.860
= 149.258,973 kg/jam
SiO₂ = 35.699 + 27,580 + 7.140
= 42.466,767 kg/jam
TiO₂ = 17.204 + 13,290 + 3.441
= 20.658,681 kg/jam
CaO = 9.893 + 7,640 + 1.979
= 11.878,740 kg/jam
LOI = 313.552 + 62.710
= 376.262,258 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 2.114,838 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 11.718,059 kg/jam
56
A.2 Screen
Fungsi: Menyaring bauksit dengan ukuran 18 mesh.
Alur Masuk
Alir 2 (alir 1 + alir 19 + alir 3)
Al₂O₃ = 559.899 + 111.980
= 671.878,455 kg/jam
Na₂O = 14.731 + 11,380 + 2.946
= 17.688,996 kg/jam
Fe₂O₃ = 124.302 + 96,020 + 24.860
= 149.258,973 kg/jam
SiO₂ = 35.699 + 27,580 + 7.140
= 42.466,767 kg/jam
TiO₂ = 17.204 + 13,290 + 3.441
= 20.658,681 kg/jam
CaO = 9.893 + 7,640 + 1.979
= 11.878,740 kg/jam
LOI = 313.552 + 62.710
= 376.262,258 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 2.114,838 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 11.718,059 kg/jam
Alur Keluar
Alir 3 (20% dari alir 1)
Al₂O₃ = 20% x 559.899
= 119.980 kg/jam
Na₂O = 20% x 14.731
= 2.946 kg/jam
Fe₂O₃ = 20% x 124.302
= 24.860 kg/jam
SiO₂ = 20% x 35.699
= 7.140 kg/jam
57
TiO₂ = 20% x 17.204
= 3.441 kg/jam
CaO = 20% x 9.893
= 1.979 kg/jam
LOI = 20% x 313.552
= 62,710 kg/jam
Alir 4 (alur 2 – alur 3)
Al₂O₃ = 671.878,455 – 111.979,74
= 559.898,71 kg/jam
Na₂O = 17.688,996 – 2.946,27
= 14.742,73 kg/jam
Fe₂O₃ = 149.258,973 – 24.860,49
= 124.398,48 kg/jam
SiO₂ = 42.866,767 – 7.139,86
= 35.726,90 kg/jam
TiO₂ = 20.658,681- 3.440,90
= 17.217,78 kg/jam
CaO = 11.878,740 – 1.978,52
= 9.900,22 kg/jam
LOI = 376.262,258 – 62.710,38
= 313.551,88 kg/jam
H₂O = 186.899,190 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 2.114,884 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 11.718,100 kg/jam
58
Tabel A.3 Neraca Massa Total Screen
Alur Masuk
Komponen (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
2 3 4
Al₂O₃ 671.878,455 111.979,743 559.898,713
Na₂O 17.688,996 2.946,269 14.742,727
Fe₂O₃ 149.258,973 24.860,492 124.398,480
SiO₂ 42.866,767 7.139,865 35.726,903
TiO₂ 20.658,681 3.440,899 17.217,783
CaO 11.878,740 1.978,517 9.900,223
LOI 376.262,258 62.710,376 313.551,881
H₂O 186.899,190 186.899,190
NaAl(OH)₄ 2.114,884 2.114,884
Al₂O₃.3H₂O 11.718,100 11.718,100
Jumlah 1.491.225,044 215.056,160 1.276.168,884
Total 1.491.225,044 1.491.225,044
59
Al₂O₃ sisa = (Al₂O₃ mula- mula) - (Al₂O₃ yang bereaksi)
= 5.489,20 – 5.324,53
= 164,68 mol
NaOH mula-mula = Massa : BM
= 439.136,25 : 40
= 10.978,41 mol
NaOH yang bereaksi = 2 x Mol Al₂O₃ mula-mula
= 2 x 5.489,20
= 10.649,05 mol
NaOH sisa = (NaOH mula- mula) - (NaOH yang bereaksi)
= 10.978,41 – 10.649,05
= 329,35 mol
H₂O mula-mula = 3 x Mol Al₂O₃ mula-mula
= 3 x 5.489,20 mol
= 16.467,61 mol
H₂O yang bereaksi = 3 x Mol Al₂O₃ mula-mula
= 3 x 5.489,20 mol
= 15.973,58 mol
H₂O sisa = (H₂O mula- mula) - (H₂O yang bereaksi)
= 16.467,61 – 15.973,58
= 494,03 mol
Al₂O₃ + 2NaOH + 3 H₂O→ 2NaAl(OH)₄
Mula-mula : 5.489,20 10.978,41 16.467,61
Reaksi : 5.324,53 10.649,05 15.973,58 10.649,05
Sisa : 164,68 329,35 494,03 10.649,05
Asumsi konsentrasi NaOH = 200 g/L
= 200/1000
= 0,20 kg/L
NaOH yang dibutuhkan untuk reaksi = NaOH mula-mula x BM
= 10.978,41 x 40
= 439.136,25 kg
60
H₂O yang dibutuhkan = NaOH untuk reaksi : Asumsi konsentrasi NaOH
= 439.136,25 : 0,20
= 2.195.681,23 kg
Alur Masuk
Alir 17
NaOH = NaOH alir 16
= 413.593,885 kg/jam
H₂O = Alir 16 x 83%
= 398.042,97 x 83%
= 330.375,669 kg/jam
NaAl(OH)₄ = Alir 16 x 83%
= 62.201,12 x 83%
= 51.626,933 kg/jam
Alir 5
NaOH make up = NaOH yang dibutuhkan untuk reaksi – NaOH
= 439.136,25 – 413.593,885
= 25.542,36 kg/jam
Aliran WP
H₂O make up = H₂O yang dibutuhkan untuk reaksi – H₂O
= 2.195.681,23 – 330.375,669
= 1.865.305,56 kg/jam
Alur Keluar
Alir 6
NaOH = NaOH yang dibutuhkan untuk reaksi
= 439.136,25 kg/jam
H₂O = Alir WP + alir 17
= 1.865.305,56 + 330.375,67
= 2.195.681,23 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 51.626,93 kg/jam
61
Tabel A.5 Neraca Massa Total Tangki Pengenceran NaOH
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
5 Aliran WP 17 6
NaOH 25.542,36 413.593,89 439.136,25
H2O 1.865.305,56 330.375,67 2.195.681,23
NaAl(OH)4 51.626,93 51.626,93
Total 2.686.444,40 2.686.444,40
A.4 Digester
Fungsi: mereaksikan bauksit dengan NaOH
Konsentrasi reaksi pada digester adalah >65-100% (Griffing, 2010).
Tabel A.6 Berat Molekul Komponen Bauksit
Komponen BM (kg/mol)
Al₂O₃ 102
NaOH 40
H₂O 18
2NaAl(OH)₄ 118
62
NaOH sisa = (NaOH mula- mula) - (NaOH yang bereaksi)
= 10.978,41 – 10.649,05
= 329,35 mol
H₂O mula-mula = 3 x Mol Al₂O₃ mula-mula
= 3 x 5.489,20 mol
= 16.467,61 mol
H₂O yang bereaksi = 3 x Mol Al₂O₃ mula-mula
= 3 x 5.489,20 mol
= 15.973,58 mol
H₂O sisa = (H₂O mula- mula) - (H₂O yang bereaksi)
= 16.467,61 – 15.973,58
= 494,03 mol
Al₂O₃ + 2NaOH + 3 H₂O→ 2NaAl(OH)₄
Mula-mula : 5.489,20 10.978,41 16.467,61
Reaksi : 5.324,53 10.649,05 15.973,58 10.649,05
Sisa : 164,68 329,35 494,03 10.649,05
Alur Masuk
Alir 4 (alur 2 – alur 3)
Al₂O₃ = 671.878,455 – 111.979,74
= 559.898,71 kg/jam
Na₂O = 17.688,996 – 2.946,27
= 14.742,73 kg/jam
Fe₂O₃ = 149.258,973 – 24.860,49
= 124.398,48 kg/jam
SiO₂ = 42.866,767 – 7.139,86
= 35.726,90 kg/jam
TiO₂ = 20.658,681- 3.440,90
= 17.217,78 kg/jam
CaO = 11.878,740 – 1.978,52
= 9.900,22 kg/jam
63
LOI = 376.262,258 – 62.710,38
= 313.551,88 kg/jam
H₂O = 186.899,190 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 2.114,884 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 11.718,100 kg/jam
Alir 6
NaOH = NaOH mula-mula x BM
= 10.978,41 x 40
= 439.136,25 kg/jam
H₂O = H₂O mula-mula x BM
= 16.467,61 x 18
= 296.416,98 kg/jam
Alir Keluar
Alir 7
Al₂O₃ = Al₂O₃ sisa x BM
= 164,68 x 102
= 16.796,96 kg/jam
Na₂O = Alir 4 - alir 6
= 14.742,73 kg/jam
Fe₂O₃ = Alir 4 - alir 6
= 124.398,48 kg/jam
SiO₂ = Alir 4 - alir 6
= 35.726,90 kg/jam
TiO₂ = Alir 4 - alir 6
= 17.217,78 kg/jam
CaO = Alir 4 - alir 6
= 9.900,22 kg/jam
LOI = Alir 4 - alir 6
= 313.551,88 kg/jam
H₂O = H₂O sisa x BM
= 494,03 x 18
= 8.892,51 kg/jam
64
NaOH = NaOH sisa x BM
= 329,35 x 40
= 13.174,09 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = Alir 4 + alir 6
= 11.718,10 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ sisa x BM
= 10.649,05 x 118
= 1.256.588,37 kg/jam
65
A.5 Flash Tank
Fungsi: menurunkan suhu dengan menurunkan tekanan menjadi 1 atm.
Pada flash tank air yang diuapkan adalah 8,6% (Griffing, 2010).
Alir Masuk
Alir 7
Al₂O₃ = Al₂O₃ sisa x BM
= 164,68 x 102
= 16.796,96 kg/jam
Na₂O = Alir 4 + alir 6
= 14.742,73 kg/jam
Fe₂O₃ = Alir 4 + alir 6
= 124.398,48 kg/jam
SiO₂ = Alir 4 + alir 6
= 35.726,90 kg/jam
TiO₂ = Alir 4 + alir 6
= 17.217,78 kg/jam
CaO = Alir 4 + alir 6
= 9.900,22 kg/jam
LOI = Alir 4 + alir 6
= 313.551,88 kg/jam
H₂O = H₂O sisa x BM
= 494,03 x 18
= 8.892,51 kg/jam
NaOH = NaOH sisa x BM
= 329,35 x 40
= 13.174,09 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = Alir 4 + alir 6
= 11.718,10 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ sisa x BM
= 10.649,05 x 118
= 1.256.588,37 kg/jam
66
Alir Keluar
Aliran steam kondesat
Air pada liquor = H₂O x 8,6%
= 8.892,51 x 8,6%
= 764,76 kg/jam
67
A.6 Hydrocyclone
Fungsi: memisahkan NaAl(OH)₄ dengan padatan sisa hasil digester.
Efisiensi overflow = 80% dari liquid feed
Padatan pada overflow = 1,5% dari solid feed (Salopek, 1995%)
Alur masuk
Alir 8 (alir 7 – alir steam kondesat)
Al₂O₃ = 16.796,96 kg/jam
Na₂O = 14.742,73 kg/jam
Fe₂O₃ = 124.398,48 kg/jam
SiO₂ = 35.726,90 kg/jam
TiO₂ = 17.217,78 kg/jam
CaO = 9.900,22 kg/jam
LOI = 313.551,88 kg/jam
H₂O = 8.892,51 – 764,76
= 8.127,75 kg/jam
NaOH = 13.174,08 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 1.256.588,37 kg/jam
Alur Keluar
Alir 9
Al₂O₃ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 16.796,96
= 251,95 kg/jam
Na₂O = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 14.742,73
= 221,14 kg/jam
Fe₂O₃ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 124.398,48
= 1856,98 kg/jam
SiO₂ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 35.726,90
= 535,90 kg/jam
68
69
TiO₂ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 17.217,78
= 258,27 kg/jam
CaO = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 9.900,22
= 148,50 kg/jam
LOI = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 313.551,88
= 4.703,28 kg/jam
H₂O = 80% x aliran 8
= 80% x 8.127,75
= 6.502,20 kg/jam
NaOH = 80% x aliran 8
= 80% x 13.174,09
= 10.539,27 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 80% x aliran 8
= 80% x 1.256.588,37
= 1.005.270,69 kg/jam
70
LOI = 313.551,88 – 4.703,28
= 308.848,60 kg/jam
H₂O = 8.127,75 – 6.502,20
= 1.625,55 kg/jam
NaOH = 13.174,09 – 10.539,27
= 2.634,82 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 1.256.588,37 – 1.005.270,69
= 251.317,67 kg/jam
Tabel A.8 Neraca Massa Total Hydrocyclone
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
8 9 10
Al₂O₃ 16.796,96 251,95 16.545,01
Na₂O 14.742,73 221,14 14.521,59
Fe₂O₃ 124.398,48 1.865,98 122.532,50
SiO₂ 35.726,90 535,90 35.191,00
TiO₂ 17.217,78 258,27 16.959,52
CaO 9.900,22 148,50 9.751,72
LOI 313.551,88 4.703,28 308.848,60
H₂O 8.127,75 6.502,20 1.625,55
NaOH 13.174,09 10.539,27 2.634,82
NaAl(OH)₄ 1.256.588,37 1.005.270,69 251.317,67
Jumlah 1.810.225,16 1.030.297,19 779.927,98
Total 1.810.225 1.810.225
A.7 Clarifier 1
Fungsi: memisahkan NaAl(OH)₄ dari residu bauksit (redmud)
Asumsi yang digunakan:
NaAl(OH)₄ yang terikut dalam padatan = 0,652%
Padatan terpisahkan = 98,5%
LOI dan Al₂O₃ yang terpisahkan = 100%
71
Alir masuk
Alir 9
Al₂O₃ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 16.796,96
= 251,95 kg/jam
Na₂O = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 14.742,73
= 221,14 kg/jam
Fe₂O₃ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 124.398,48
= 1856,98 kg/jam
SiO₂ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 35.726,90
= 535,90 kg/jam
TiO₂ = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 17.217,78
= 258,27 kg/jam
CaO = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 9.900,22
= 148,50 kg/jam
LOI = 1,5% x aliran 8
= 1,5% x 313.551,88
= 4.703,28 kg/jam
H₂O = 80% x aliran 8
= 80% x 8.127,75
= 6.502,20 kg/jam
NaOH = 80% x aliran 8
= 80% x 13.174,09
= 10.539,27 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 80% x aliran 8
= 80% x 1.256.588,37
= 1.005.270,69 kg/jam
72
Alir keluar
Alir 12
Al₂O₃ = 100% x alir 9
= 100% x 251,95
= 251,95 kg/jam
Na₂O = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 221,14
= 217,82 kg/jam
Fe₂O₃ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 1.865,98
= 1.837,99 kg/jam
SiO₂ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 535,90
= 527,86 kg/jam
TiO₂ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 258,27
= 254,39 kg/jam
CaO = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 148,50
= 146,28 kg/jam
LOI = 100% x alir 9
= 100% x 4.703,28
= 4.703,28 kg/jam
H₂O = 0,625% x alir 9
= 0,625% x 6.502,20
= 40,64 kg/jam
NaOH = 0,015% x alir 9
= 0,015% x 10.539,27
= 158,09 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 0,625% x alir 9
= 0,625% x 1.005.297,19
= 6.282,94 kg/jam
73
Alir 11 (alir 9 – 12)
Al₂O₃ = 251,95 kg/jam
Na₂O = 221,14 – 217,82
= 3,32 kg/jam
Fe₂O₃ = 1.856,98-1.837,99
= 27,99 kg/jam
SiO₂ = 535,90 – 527,86
= 8,04 kg/jam
TiO₂ = 258,27 – 254,39
= 3,87 kg/jam
CaO = 148,50 – 146,28
= 2,23 kg/jam
LOI = 4.703,28 kg/jam
H₂O = 6.502,20 – 40,64
= 6.461,56 kg/jam
NaOH = 10.539,27 – 158,09
= 10.381,18 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 1.005.270,69 – 6.282,94
= 998.987,75 kg/jam
74
A.8 Clarifier 2
Fungsi: memisahkan LOI dan mengurangi kadar airresidu bauksit (redmud).
Asumsi yang digunakan:
NaAl(OH)₄ yang terikut dalam padatan = 2,5%
Padatan terpisahkan = 99,5%
LOI dan Al₂O₃ yang terpisahkan = 100%
Alir masuk
Alir 10 (alir 8 – alir 9)
Al₂O₃ = 16.796,96 – 251,95
= 16.545,01 kg/jam
Na₂O = 14.742,73 – 221,14
= 14.521,59 kg/jam
Fe₂O₃ = 124.398,48 -1.865,98
= 122.532,50 kg/jam
SiO₂ = 35.726,90 – 535,90
= 35.191,00 kg/jam
TiO₂ = 17.217,78 – 258,27
= 16.959,52 kg/jam
CaO = 9.900,22 – 148,50
= 9.751,72 kg/jam
LOI = 313.551,88 – 4.703,28
= 308.848,60 kg/jam
H₂O = 8.127,75 – 6.502,20
= 1.625,55 kg/jam
NaOH = 13.174,09 – 10.539,27
= 2.634,82 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 1.256.588,37 – 1.005.270,69
= 251.317,67 kg/jam
75
Alir keluar
Alir 13
Al₂O₃ = 100% x alir 10
= 100% x 16.545,01
= 16.545,01 kg/jam
Na₂O = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 14.521,59
= 14.448,98 kg/jam
Fe₂O₃ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 122.532,50
= 121.919,84 kg/jam
SiO₂ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 35.191,00
= 35.015,04 kg/jam
TiO₂ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 16.959,52
= 16.874,72 kg/jam
CaO = 98,5% x alir 10
= 98,5% x 9.751,72
= 9.702,96 kg/jam
LOI = 100% x alir 10
= 100% x 308.848,60
= 308.848,60 kg/jam
H₂O = 0,5% x alir 10
= 0,5% x 1.625,55
= 8,13 kg/jam
NaOH = 0,5% x alir 10
= 0,5% x 2.634,82
= 13,17 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 2,5% x alir 10
= 2,5% x 251.317,67
= 6.282,94 kg/jam
76
Alir 14 (alir 10 – 13)
Na₂O = 14.521,59 – 14.448,98
= 72,61 kg/jam
Fe₂O₃ = 122.532,50 – 121.919,84
= 612,66 kg/jam
SiO₂ = 35.191 – 35.015,04
= 175,95 kg/jam
TiO₂ = 16.959,51 – 16.874,72
= 84,80 kg/jam
CaO = 9.571,72 – 9.702,96
= 48,76 kg/jam
LOI = 308.848,69 kg/jam
H₂O = 1.625,55 – 8,13
= 1.617,42 kg/jam
NaOH = 2.634,82 – 13,17
= 2.621,64 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 251.317,67 – 6.282,94
= 245,034,73 kg/jam
77
A.9 Residu Tank
Fungsi: menampung residu bauksit
Alir masuk
Alir 12
Al₂O₃ = 100% x alir 9
= 100% x 251,95
= 251,95 kg/jam
Na₂O = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 221,14
= 217,82 kg/jam
Fe₂O₃ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 1.865,98
= 1.837,99 kg/jam
SiO₂ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 535,90
= 527,86 kg/jam
TiO₂ = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 258,27
= 254,39 kg/jam
CaO = 98,5% x alir 9
= 98,5% x 148,50
= 146,28 kg/jam
LOI = 100% x alir 9
= 100% x 4.703,28
= 4.703,28 kg/jam
H₂O = 0,625% x alir 9
= 0,625% x 6.502,20
= 40,64 kg/jam
NaOH = 0,015% x alir 9
= 0,015% x 10.539,27
= 158,09 kg/jam
78
NaAl(OH)₄ = 0,625% x alir 9
= 0,625% x 1.005.297,19
= 6.282,94 kg/jam
Alir 13
Al₂O₃ = 100% x alir 10
= 100% x 16.545,01
= 16.545,01 kg/jam
Na₂O = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 14.521,59
= 14.448,98 kg/jam
Fe₂O₃ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 122.532,50
= 121.919,84 kg/jam
SiO₂ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 35.191,00
= 35.015,04 kg/jam
TiO₂ = 99,5% x alir 10
= 99,5% x 16.959,52
= 16.874,72 kg/jam
CaO = 98,5% x alir 10
= 98,5% x 9.751,72
= 9.702,96 kg/jam
LOI = 100% x alir 10
= 100% x 308.848,60
= 308.848,60 kg/jam
H₂O = 0,5% x alir 10
= 0,5% x 1.625,55
= 8,13 kg/jam
NaOH = 0,5% x alir 10
= 0,5% x 2.634,82
= 13,17 kg/jam
79
NaAl(OH)₄ = 2,5% x alir 10
= 2,5% x 251.317,67
= 6.282,94 kg/jam
Alir keluar
Alir 15 (alir 12 + alir 13)
Al₂O₃ = 251,95 + 16.545,01
= 16.796,96 kg/jam
Na₂O = 217,82 + 14.448,98
= 14.666,80 kg/jam
Fe₂O₃ = 1.837,99 + 121.919,84
= 123.757,83 kg/jam
SiO₂ = 527,86 + 35.015,04
= 35.542,91 kg/jam
TiO₂ = 254,39 + 16.874,72
= 17.129,11 kg/jam
CaO = 146,28 + 9.702,96
= 9.849,24 kg/jam
LOI = 4.703,28 + 308.806,60
= 313.551,88 kg/jam
H₂O = 40,64 +8,13
= 48,77 kg/jam
NaOH = 158,09 + 13,17
= 171,26 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 6.282,94 + 6.282,94
= 12.565 kg/jam
80
Tabel A.11 Neraca Massa Total Residu Tank
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
12 13 15
Al₂O₃ 251,95 16.545,01 16.796,96
Na₂O 217,82 14.448,98 14.666,80
Fe₂O₃ 1.837,99 121.919,84 123.757,83
SiO₂ 527,86 35.015,04 35.542,91
TiO₂ 254,39 16.874,72 17.129,11
CaO 146,28 9.702,96 9.849,24
LOI 4.703,28 308.848,60 313.551,88
H₂O 40,64 8,13 48,77
NaOH 158,09 13,17 171,26
NaAl(OH)₄ 6.282,94 6.282,94 12.565,88
Jumlah 14.421,25 529.659,40 544.080,64
Total 544.081 544.081
Alir masuk
Alir 11 + alir 14
Na₂O = 3,32 + 72,61
= 75,93 kg/jam
Fe₂O₃ = 27,99+ 612,66
= 640,65 kg/jam
SiO₂ = 8,04 + 175,95
= 183,99 kg/jam
TiO₂ = 3,87 + 84,80
= 88,67 kg/jam
CaO = 2,23 + 48,67
= 50,99 kg/jam
81
H₂O = 6.461,56 + 1.617,42
= 8.078,99 kg/jam
NaOH = 10.381,18 + 2.621,64
= 13.002,82 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 998.987,75 + 245.034,73
= 1.244.022,48 kg/jam
Alir keluar
Tabel A.12 Berat Molekul Komponen Bauksit
Komponen BM (kg/mol)
Al₂O₃.3H₂O 156
NaOH 40
NaAl(OH)₄ 118
NaAl(OH)₄ mula-mula = Massa : BM
= 1.244.022,48 : 118
= 10.542,56 mol
NaAl(OH)₄ yang bereaksi = 95% x Mol NaAl(OH)₄ mula-mula
= 95% x 10.542,56 mol
= 10.015,44 mol
NaAl(OH)₄ sisa = NaAl(OH)₄ mula- mula - NaAl(OH)₄ yang bereaksi
= 10.542,56 – 10.015,44 mol
= 527,13 mol
NaOH yang bereaksi = Mol NaAl(OH)₄ mula-mula x 1
= 10.015,44 x 1
= 10.015,44 mol
NaOH sisa = 10.015,44 mol
Al₂O₃.3H₂O yang bereaksi = Mol NaAl(OH)₄ x 0,5
= 10.015,44 x 0,5
= 5.007,72 mol
Al₂O₃.3H₂O sisa = 5.007,72 mol
82
NaAl(OH)₄→ 2NaOH+ Al₂O₃.3H₂O
Mula-mula 10.542,56
Reaksi 10.015,44 10.015,44 5.007,72
Sisa 527,13 10.015,44 5.007,72
Alir 16
Na₂O = Alir 11 & alir 14
= 75,93 kg/jam
Fe₂O₃ = Alir 11 & alir 14
= 640,65 kg/jam
SiO₂ = Alir 11 & alir 14
= 183,99 kg/jam
TiO₂ = Alir 11 & alir 14
= 88,67 kg/jam
CaO = Alir 11 & alir 14
= 50,99 kg/jam
H₂O = Alir 11 & alir 14
= 13.002,82 kg/jam
NaOH = (Alir 11 & alir 14) + NaOH sisa
= 13.002,82 + (10.015,44 x 40)
= 413.620,23 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ sisa x BM
= 527,13 x 118
= 62.201,34 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = Al₂O₃.3H₂O sisa x BM
= 5.007,72 x 156
= 781.204,32 kg/jam
83
Tabel A.13 Neraca Massa Total Reaktor Presipitasi
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
11&14 16
Na₂O 75,93 75,93
Fe₂O₃ 640,65 640,65
SiO₂ 183,99 183,99
TiO₂ 88,67 88,67
CaO 50,99 50,99
H₂O 8.078,99 8.078,99
NaOH 13.002,82 413.620,23
NaAl(OH)₄ 1.244.022,48 62.201,12
Al₂O₃.3H₂O 781.203,95
Jumlah 1.266.144,52 1.266.144,52
Total 1.266.145 1.266.145
A.11 Hydrocyclone 2
Fungsi: memisahkan NaOH dengan kristal Al₂O₃.3H₂O
Efisiensi overflow = 83% dari solute feed
Padatan pada overflow = 1,2% dari solute feed (Salopek,1995).
Alur masuk
Alir 16
Na₂O = Alir 11 & alir 14
= 75,93 kg/jam
Fe₂O₃ = Alir 11 & alir 14
= 640,65 kg/jam
SiO₂ = Alir 11 & alir 14
= 183,99 kg/jam
TiO₂ = Alir 11 & alir 14
= 88,67 kg/jam
CaO = Alir 11 & alir 14
= 50,99 kg/jam
84
H₂O = Alir 11 & alir 14
= 13.002,82 kg/jam
NaOH = (Alir 11 & alir 14) + NaOH sisa
= 13.002,82 + (10.015,44 x 40)
= 413.620,23 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ sisa x BM
= 527,13 x 118
= 62.201,34 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = Al₂O₃.3H₂O sisa x BM
= 5.007,72 x 156
= 781.204,32 kg/jam
Alur keluar
Alir 17
H₂O = Massa x 83%
= 8.078,978 x 83%
= 6.705,559 kg/jam
NaOH = Massa alir 16
= 413.620,234 kg/jam
NaAl(OH)₄ = Massa x 83%
= 62.201,124 x 83%
= 51.626,933 kg/jam
85
NaAl(OH)₄ = 62.201,124 – 51.626,933
= 10.574,191 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 781.203,948 kg/jam
86
NaAl(OH)₄ = 62.201,124 – 51.626,933
= 10.574,191 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 781.203,948 kg/jam
Aliran WP
H₂O = H₂O x 15%
= 1.373,428 x 15%
= 119.128,77 kg/jam
Alur keluar
Alir 19
Na₂O = 15% x massa
= 15% x 75,93
=11,39 kg/jam
Fe₂O₃ = 15% x massa
= 15% x 640,65
= 96,10 kg/jam
SiO₂ = 15% x massa
= 15% x 183,99
= 27,60 kg/jam
TiO₂ = 15% x massa
= 15% x 88,67
= 13,30 kg/jam
CaO = 15% x massa
= 15% x 50,99
= 7,65 kg/jam
H₂O = 95% x massa
= 95% x (1.373,43 + 119.128,77)
= 114.477,09 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 20% x massa
= 20% x 10.574,19
= 2.114,84 kg/jam
87
Al₂O₃.3H₂O = 1,5% x massa
= 1,5% x 781.203,95
= 11.718,06 kg/jam
Alir 20
Na₂O = 85% x massa
= 85% x 75,93
= 64,54 kg/jam
Fe₂O₃ = 85% x massa
= 85% x 640,65
= 544,55 kg/jam
SiO₂ = 85% x massa
= 85% x 183,99
= 156,39 kg/jam
TiO₂ = 85% x massa
= 85% x 88,67
= 75,37 kg/jam
CaO = 85% x massa
= 85% x 50,99
= 43,34 kg/jam
H₂O = 5% x massa
= 5% x 1.373,43
= 6.025,11 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 80% x massa
= 80% x 10.574,19
= 8.459,35 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 98,5% x massa
= 98,5% x 781.203,95
= 769.485,89 kg/jam
88
Tabel A.15 Neraca Massa Total Rotary Vacum Filter
Alur Masuk (kg/jam) Alur Keluar (kg/jam)
Komponen
18 WP 19 20
Na₂O 75,93 11,39 64,54
Fe₂O₃ 640,65 96,10 544,55
SiO₂ 183,99 27,60 156,39
TiO₂ 88,67 13,30 75,37
CaO 50,99 7,65 43,34
H₂O 1.373,43 119.128,77 114.477,09 6.025,11
NaAl(OH)₄ 10.574,19 2.114,84 8.459,35
Al₂O₃.3H₂O 781.203,95 11.718,06 769.485,89
Jumlah 794.191,80 128.466,02 784.854,55
Total 913.321 913.321
89
CaO = 85% x massa
= 85% x 50,99
= 43,34 kg/jam
H₂O = 5% x massa
= 5% x 1.373,43
= 6.025,11 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 80% x massa
= 80% x 10.574,19
= 8.459,35 kg/jam
Al₂O₃.3H₂O = 98,5% x massa
= 98,5% x 781.203,95
= 769.485,89 kg/jam
Alir 25
Al₂O₃.H₂O = alir 22 + alir 24
= 76.948,59 + 53.272,10
= 130.220,69 kg/jam
Alur keluar
Tabel A.16 Berat Molekul Komponen Bauksit
Komponen BM (kg/mol)
Al₂O₃.3H₂O 156
Al₂O₃.H₂O 120
H₂O 18
α- Al₂O₃ 102
90
= 4.932,60 – 4.439,34 mol
= 493,26 mol
H₂O yang bereaksi = Mol Al₂O₃.3H₂O reaksi x 2
= 493,26 x 2
= 8.878,68 mol
H₂O sisa = 8.878,68 mol
Al₂O₃.H₂O yang bereaksi = Mol Al₂O₃.3H₂O x 1
= 4.439,34 x 1
= 4.439,34 mol
Al₂O₃.H₂O sisa = 4.439,34 mol
Alir 21
Na₂O = Na₂O alir 20
= 64,54 kg/jam
Fe₂O₃ = Fe₂O₃ alir 20
= 544,55 kg/jam
SiO₂ = SiO₂ alir 20
= 156,39 kg/jam
TiO₂ = TiO₂ alir 20
= 75,37 kg/jam
CaO = CaO alir 20
= 43,34 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ alir 20
= 8.459,35 kg/jam
Al₂O₃.H₂O = Al₂O₃.H₂O sisa x BM
= 4.439,34 x 120
= 532.721 kg/jam
91
H₂O = (H₂O sisa x BM) + H₂O alir 20
= (8.878,68 x 18) + 6.025,11
= 165.841,41 kg/jam
Al₂O₃.H₂O = Al₂O₃.H₂O sisa x BM
= 493,26 x 156
= 76.948,59 kg/jam
Alur masuk
Alir 21
Na₂O = Na₂O alir 20
= 64,54 kg/jam
Fe₂O₃ = Fe₂O₃ alir 20
= 544,55 kg/jam
SiO₂ = SiO₂ alir 20
= 156,39 kg/jam
TiO₂ = TiO₂ alir 20
= 75,37 kg/jam
CaO = CaO alir 20
= 43,34 kg/jam
92
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ alir 20
= 8.459,35 kg/jam
Al₂O₃.H₂O = Al₂O₃.H₂O sisa x BM
= 4.439,34 x 120
= 532.721 kg/jam
Alur keluar
Perhitungan mol asumsi konveksi reaksi sebesar 90%
Al₂O₃.H₂O mula-mula = Massa : BM
= 532.721 : 120
= 4.439,34 mol
Al₂O₃.H₂O yang bereaksi = 90% x Mol Al₂O₃.H₂O mula-mula
= 90% x 4.439,34 mol
= 3.995,41 mol
Al₂O₃.H₂O sisa = Al₂O₃.H₂O mula- mula - Al₂O₃.H₂O yang bereaksi
= 4.439,34 – 3.995,41 mol
= 443,93 mol
H₂O yang bereaksi = Mol Al₂O₃.H₂O reaksi x 1
= 3.995,41 x 1
= 3.995,41 mol
H₂O sisa = 3.995,41 mol
α-Al₂O₃ yang bereaksi = Mol Al₂O₃.H₂O x 1
= 3.995,41 x 1
= 3.995,41 mol
α-Al₂O₃ sisa = 3.995,41 mol
93
Alir 23
Na₂O = Na₂O alir 21
= 64,54 kg/jam
Fe₂O₃ = Fe₂O₃ alir 21
= 544,55 kg/jam
SiO₂ = SiO₂ alir 21
= 156,39 kg/jam
TiO₂ = TiO₂ alir 21
= 75,37 kg/jam
CaO = CaO alir 21
= 43,34 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ alir 21
= 8.459,35 kg/jam
α-Al₂O₃ = α-Al₂O₃ sisa x BM
= 3.995,41 x 102
= 407.531,57 kg/jam
94
Tabel A.17 Neraca Massa Total Rotary Kiln
Alir masuk Alir keluar
Komponen 21 23 24 ke ESP
Na₂O 64,54 64,54
Fe₂O₃ 544,55 544,55
SiO₂ 156,39 156,39
TiO₂ 75,37 75,37
CaO 43,34 43,34
H₂O 71.917,34
NaAl(OH)₄ 8.459,35 8.459,35
Al₂O₃.H₂O 532.721,00 53.272,10
α-alumina 407.531,57
Jumlah 542.064,55 416.875,11 125.189,44
Total 542.064,55 542.064,55
A.15 ESP
Fungsi: untuk memisahkan produk dengan uap air dan flue gas
Alur masuk
Alir 22
H₂O = (H₂O sisa x BM) + H₂O alir 20
= (8.878,68 x 18) + 6.025,11
= 165.841,41 kg/jam
Al₂O₃.H₂O = Al₂O₃.3H₂O sisa x BM
= 493,26 x 156
= 76.948,59 kg/jam
Alir 24
H₂O = H₂O sisa x BM
= 3.995,41 x 18
= 71.917,34 kg/jam
95
Al₂O₃.H₂O = Al₂O₃.H₂O sisa x BM
= 443,93 x 120
= 53.272,10 kg/jam
Alur keluar
Alir 25
Al₂O₃.H₂O = alur 22 + alur 24
=76.948,59 + 53.272,10
= 130.220,69 kg/jam
Flue gas
H₂O = alur 22 + alur 24
= 165.841,41 + 71.917,34
= 237.758,74 kg/jam
A.16 Cooler
Alumina yang terbuang sebesar 0,05% (Perry, 1987).
Alur masuk
Alir 23
Na₂O = Na₂O alir 21
= 64,54 kg/jam
Fe₂O₃ = Fe₂O₃ alir 21
= 544,55 kg/jam
96
SiO₂ = SiO₂ alir 21
= 156,39 kg/jam
TiO₂ = TiO₂ alir 21
= 75,37 kg/jam
CaO = CaO alir 21
= 43,34 kg/jam
NaAl(OH)₄ = NaAl(OH)₄ alir 21
= 8.459,35 kg/jam
α-Al₂O₃ = α-Al₂O₃ sisa x BM
= 3.995,41 x 102
= 407.531,57 kg/jam
Alur keluar
Alumina yang terbuang
Na₂O = Massa x 0,05%
= 64,54 x 0,05%
= 0,03 kg/jam
Fe₂O₃ = Massa x 0,05%
= 544,55 x 0,05%
= 0,27 kg/jam
SiO₂ = Massa x 0,05%
= 156,39 x 0,05%
= 0,08 kg/jam
TiO₂ = Massa x 0,05%
= 75,37 x 0,05%
= 0,04 kg/jam
CaO = Massa x 0,05%
= 43,34 x 0,05%
= 0,02 kg/jam
NaAl(OH)₄ = Massa x 0,05%
= 8.459,35 x 0,05%
= 4,23 kg/jam
97
α-Al₂O₃ = Massa x 0,05%
= 407.531,57 x 0,05%
= 203,77 kg/jam
Alir 25
Na₂O = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 64,54 – 0,03
= 64,50 kg/jam
Fe₂O₃ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 544,55 – 0,27
= 544,28 kg/jam
SiO₂ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 156,39 – 0,08
= 156,32 kg/jam
TiO₂ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 75,37 – 0,04
= 75,33 kg/jam
CaO = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 43,34 – 0,02
= 43,32 kg/jam
NaAl(OH)₄ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 8.459,35 – 4,23
= 8.455,12kg/jam
α-Al₂O₃ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 407.531,57 – 203,77
= 407.327,80 kg/jam
98
Tabel A.18 Neraca Massa Total Cooler
Alir masuk alir keluar
Komponen 23 26 α-Al2O3 yang hilang
Na₂O 64,54 64,50 0,03
Fe₂O₃ 544,55 544,28 0,27
SiO₂ 156,39 156,32 0,08
TiO₂ 75,37 75,33 0,04
CaO 43,34 43,32 0,02
NaAl(OH)₄ 8.459,35 8.455,12 4,23
α-Al₂O₃ 407.531,57 407.327,80 203,77
Jumlah 416.875,11 416.666,67 208,44
Total 416.875,11 416.875,11
99
NaAl(OH)₄ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 8.459,35 – 4,23
= 8.455,12 kg/jam
α-Al₂O₃ = Alir 23 – alumina yang terbuang
= 407.531,57 – 203,77
= 407.327,80 kg/jam
Alur keluar
Alir 26 = alir 25
Na₂O = 64,50 kg/jam
Fe₂O₃ = 544,28 kg/jam
SiO₂ = 156,32 kg/jam
TiO₂ = 75,33 kg/jam
CaO = 43,32 kg/jam
NaAl(OH)₄ = 8.455,12kg/jam
α-Al₂O₃ = 407.327,80 kg/jam
Tabel A.19 Neraca Massa Total Tangki Penyimpanan Produk
Alir masuk Alir keluar
Komponen 26 27
Na₂O 64,50 64,50
Fe₂O₃ 544,28 544,28
SiO₂ 156,32 156,32
TiO₂ 75,33 75,33
CaO 43,32 43,32
NaAl(OH)₄ 8.455,12 8.455,12
α-Al₂O₃ 407.327,80 407.327,80
Total 416.666,67 416.666,67
100
101
102