22
23
kontinyu dengan keadaan sistem di dalam digesternya stabil. Pada kondisi fase ini
dijalankan secara sistem batch, yang merupakan langkah awal pada proses
peruraian anaerob yang dilalui beberapa tahapan proses hingga mencapai fase
stasioner atau dimana kondisi pada reaktornya stabil yang ditinjau dari volume
biogas yang dihasilkan. Proses waktu untuk menuju sampai ke fase stasioner
dilakukan kurang lebih selama 20 hari. Jika volume biogas yang dihasilkan naik
dan berada pada keadaan masih di proses start up padahal tidak ada dilakukan
pengulangan feeding substrat kedalam reaktor. Ini disebabkan karena di dalam
reaktor batch mikroorganisme telah berkembang pada fase tersebut. Setelah fase
stasioner selesai (siklus pertama), maka dilakukan siklus kedua dengan dilakukan
penambahan substrat feeding yang lebih kental atau penambahan beban organik
yang lebih tinggi. Kedua proses tersebut akan selesai jika sistem anaerob telah
berkembang dengan baik sampai mencapai kondisi stabil (steady state) yang
ditandai dengan pengamatan volume biogas.
Dimana:
HRT = Hydraulic Retention Time (hari)
V = volume reaktor (L)
Q = laju aliran influen (L/jam)
16.00
(L iter /H ar i)
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00 HRT HRT 20 HRT
0.00 25 15
0 5 10 15 20 25
Hari ke -
Dapat dilihat dari grafik bahwa volume biogas yang dihasilkan terjadi
peningkatan pada HRT 25 , tetapi pada hari ke-4 terjadi penurunan volume yang
25
5.2.2 Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) pada nilai Volatie Solid (VS)
Volatile Solid (VS) merupakan bagian padatan Total Solid (TS) bahan
organik yang menguap menjadi fase gas pada tahapan asidifikasi. Bahan organik
ini menguap dan mengalami proses gasifikasi. Volatile Solid adalah nilai yang
digunakan untuk mengetahui jumlah bahan organik yang terkandung dalam
substrat, yang dapat dikonversikan menjadi metana dan karbondioksida dalam
proses anaerob.
26
ANALISIS VS
350000
300000
Kadar VS (mg/L)
250000
200000
150000
100000
50000 HRT 25 HRT 20 HRT 15
0
0 5 10 15 20 25
Hari ke -
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai VS di awal variasi
HRT seiring waktu relatif fluktuaktif (tidak stabil), hasil analisis VS pada variasi
HRT 25 yang dimulai dari hari ke-1 hingga hari ke-7 mengalami penurunan
sebesar 50.000 mg/L. Hal ini disebabkan sistem mikroorganisme mengalami
recovery sebelum beradaptasi pada kondisi baru hingga mencapai kondisi yang
stabil.
Pada variasi HRT 20 yang dimulai dari hari ke-8 hingga hari ke-14 nilai
VS mengalami kenaikan sebesar 48.100 mg/L. Hal ini dikarenakan sisa
mikroorganisme yang mati terukur sebagai nilai VS juga dikarenakan adanya
pemecahan sel oleh bakteri itu sendiri. Sebagai akibat peristiwa tersebut sebagian
ada bakteri yang mati dan kemudian ikut terhitung sebagai nilai VS dan sebagian
bakteri lainnya yang mampu bertahan hidup dengan mengkonsumsi bahan organik
yang di feeding setiap hari. Waktu tinggal substrat yang panjang akan
menyebabkan penurunan nilai VS yang signifikan.
Dengan semakin meningkatnya beban organik (feeding) yang dimasukkan
kedalam reaktor pada variasi HRT 15, mengalami penurunan kembali nilai VS
sebesar 56.000 mg/L. Pada penurunan nilai VS ini menunjukkan adanya wash out
pada saat pengeluaran effluent yang disesuaikan konsentrasinya pada variasi HRT
15. Secara teori, semakin banyak VS yang terurai maka semakin banyak gas yang
diproduksi. Tetapi, tidak terdapat kolerasi antara peningkatan gas dengan nilai VS
yang terurai karena tidak semua senyawa organik yang terurai pada fase
27
ANALISIS pH
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2
6.1
pH
6
5.9
5.8 HRT 25 HRT 20 HRT 15
5.7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Hari ke-
ANALISIS CH4
12
Dari hasil CH4 grafik diatas pada variasi HRT 25 mendapatkan hasil paling
rendah dari di berbagai variasi HRT yang dilakukan pada penelitian ini. Hal ini
dikarenakan aktivitas metanogen masih beradaptasi pada konsentrasi dan substrat
yang diberikan setiap hari yang disesuaikan pada variasi HRT.
Pada variasi HRT 20 gas metan yang dihasilkan meningkat. Hal ini
dikarenakan konsentrasi metana yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh lamanya
waktu tinggal bakteri yang didukung dengan tersedianya bahan organik didalam
reaktor. Seperti yang dijelaskan Gamayanti dkk., (2012) menyatakan bahwa hasil
peningkatan produksi metan disebabkan oleh bakteri yang semakin lama tinggal
didalam digester maka bakteri sudah beradaptasi dalam lingkungan digester,
sehingga bila nutrien yang ada dalam digester masih ada maka pertumbuhan
bakteri pembentuk gas metan masih berjalan dan produksi biogas masih
dihasilkan.
Pada hari ke-21 di variasi HRT 15, CH4 yang dihasilkan kembali turun.
Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya pengaruh penambahan nutrisi
yang semakin meningkat sebagai sumber energi untuk bakteri anaerobik sehingga
terjadinya wash out. maka dari itu di dalam reaktor belum mampu berada pada
HRT yang singkat yaitu di HRT 15.
Hubungan antara konsentrasi metana dengan ketersediaan bahan organik
serta produktivitas bakteri dapat dikatakan berbanding lurus, karena semakin
besar produktivitas bakteri asidogen maka semakin besar pula produktivitas
bakteri metanogen karena tersedianya substrat yang cukup untuk membentuk
30
metana (Harahap, 2007). Namun untuk produksi biogas tidak dapat dijadikan
acuan bahwa hasil metana yang dihasilkan juga tinggi. Dikarenakan bahan
organik yang diubah oleh bakteri tidak sepenuhnya menjadi gas metana. Tetapi
ada gas-gas lainnya yang ikut terbentuk akibat perombakan yang tidak seimbang
seperti CO2, H2S, N2, dan H2 yang kemudian ikut terakumulasi sebagai volume
biogas. Pada Hasil CH4 optimum pada penelitian ini didapatkan di HRT 20 hari
ke-14 sebesar 75893,36 ppm. Dapat dibuktikan, alasan kenapa hasil CH 4 di variasi
HRT 20 hari ke-14 mencapai kondisi optimum, dikarenakan nilai pH yang
dihasilkan pada variasi tersebut mencapai nilai pH 6,5. Dapat disimpulkan bahwa
hasil CH4 juga sangat terpengaruh terhadap nilai pH, karena bakteri di dalam
reaktor sangat sensitif terhadap pH. Bakteri anaerob penghasil gas metan dapat
bekerja dengan baik membutuhkan nilai pH optimal antara 6,2-7 (Weimer et al.,
1999).
Dari Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil
metana (CH4) yang dihasilkan mencapai kondisi yang optimal yang dikarenakan
semakin besar HRT atau semakin singkat HRT, maka hasil gas metan juga
semakin besar. Tetapi pada variasi HRT 15 yang terjadi penurunan dikarenakan
beberapa faktor, yaitu bahan isian (feeding) yang dimasukkan kedalam reaktor
semakin besar mengakibatkan mikroorganisme ikut keluar sebagai effluent dan
juga dapat mengakibatkan nilai pH menurun sehingga menjadikan faktor gas
metan (CH4) yang dihasilkan menjadi sedikit.