1. Perluasan Pabrik
Perluasan pabrik dan penambahan bangunan di masa mendatang harus sudah
masuk dalam perhitungan awal. Sehingga sejumlah areal khusus sudah harus
disiapkan sebagai perluasan pabrik bila suatu saat dimungkinkan pabrik
menambah peralatannya untuk menambah kapasitas.
2. Keamanan
Faktor terberat dalam menentukan tata letak pabrik adalah faktor keamanan,
yaitu keamanan terhadap bahaya kebakaran, ledakan gas beracun. Sehingga
meskipun sudah dilengkapi dengan alat-alat pengaman seperti hydrant, penahan
ledakan, maupun asuransi pabrik, namun faktor-faktor pencegah harus tetap
diadakan dengan maksud untuk memudahkan sistem pertolongan jika sewaktu-
waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya penyimpanan bahan baku
dan produk pada areal khusus, juga jarak antar ruang yang cukup untuk tempat-
tempat rawan.
3. Luas Areal yang Tersedia
Harga tanah menjadi faktor yang membatasi kemampuan penyediaan areal,
sehingga bila harga tanah sedemikian tinggi maka terkadang diperlukanefisiensi
yang tinggi terhadap pemakaian ruang.
4. Bangunan
Bangunan yang ada secara fisik harus memenuhi standar dan perlengkapan
yang menyertai seperti ventilasi, instalasi, dan lain-lainnya tersedia dan
memenuhi syarat.
5. Penempatan instalasi dan Utilitas
Distribusi gas, udara, air dan listrik memerlukan instalasi pada setiap pabrik,
sehingga keteraturan penempatan instalasi akan membantu kemudahan kerja
dan maintenance.
Pengaturan tata letak pabrik mempertimbangkan beberapa faktor yaitu (Peters
et. Al,2004):
1. Urutan proses produksi dan kemudahan akses operasi, jika suatu produk perlu
diolah lebih lanjut maka pada unit berikunya disusun berurutan sehingga sistem
perpipaan dan penyusunan pompa lebih sederhana.
2. Perluasan parik dan kemungkinan penambahan bangunan perlu diperhitungkan
untuk meminimalisir timbulnya masalah kebutuhan tempat di masa yang akan
datang. Sejumlah area khusus disiapkan untuk digunakan sebagai perluasan
pabrik maupun penambahan peralatan.
3. Pemasangan dan distribusi yang baik seperti gas, air, udara, steam dan listrik
akan mempermudah kerja dan perawatan. Tempat proses ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dicapai oleh petugas,
kelancaran operasi terjamin dan mudah dalam perawatan.
4. Penempatan alat-alat pengaman perlu untuk dilakukan sebagai antisipasi
kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan, asap atau gas beracun. Tangki
penyimpanan bahan atau produk berbahaya harus diletakkan di area khusus
serta perlu adanya jarak antara bangunan guna memberikan pertolongan dan
menyediakan jalan bagi karyawan untuk menyelamatkan diri.
5. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dan proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
6. Masalah pembuangan limbah pabrik agar tidak mengganggu lingkungan dan
tidak menimbulkan polusi.
7. Servis area, seperti kantin, tempat parkir, dan ruang ibadah diatur sedemian
rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
8. Fasilitas jalan, gudang, dan kantor sebaikanya ditempatkan dekat, jalan dengan
tujuan untuk memperlancar arus lalu lintas.
9. Mengetahui sifat-sifat berbahaya dari bahan kimia yang digunakan sehingga
pada perencanaan tata letak dan mempertimbangkan resiko terjadinya
kebakaran, peledakan, racun bagi karyawan dan mekanik yang menyebakan
cacat tubuh serta gangguan terhadap masyarakat sekitar.
Secara umum, pengaturan dari semua fasilitas produksi yang direncanakan akan
memberikan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh adalah sebagai berikut: (Peters
dan Timmerhaus, 2004)
Secara umum, garis besar tata letak pabrik Alumina ini dibagi menjadi beberapa
daerah utama yaitu:
1. Daerah Administrasi
Daerah administrasi merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan yang
mengatur kelancaran operasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Daerah ini
ditempatkan di bagian depan pabrik agar kegiatan administrasi tidak
mengganggu kegiatan dan keamanan pabrik serta terletak jauh dari area proses
yang berbahaya.
2. Daerah Fasilitas Umum
Daerah fasilitas umum terdiri dari kantin, mushola, klinik dan lapangan parkir.
Area ini diletakkan sedemikian rupa sehingga waktu perjalanan yang
diperlukan oleh karyawan antar gedung dapat seminimal mungkin.
3. Daerah Proses
Daerah prose merupakan pusat kegiatan proses produksi. Daerah ini diletakkan
pada lokasi yang memudahkan suplai bahan baku dari tempat penyimpann dan
pengiriman produk ke area penyimpanan produk serta mempermudah
pengawasan dan perbaikan alat-alat.
4. Daerah Laboratorium dan Ruang Kontrol
Daerah ini merupakan lokasi untuk melakukan analisis terhadap kualitas bahan
baku yang akan digunakan. Oleh karena itu, area ini diletakkan dekat dengan
daerah proses.
5. Daerah Gudang dan Bengkel
Daerah pemeliharaan merupakan tempat penyimpanan suku cadang alat proses
dan untuk melakukan perbaikan, pemeliharaan atau perawatan semua peralatan
yang dipakai dalam proses.
6. Daerah Penyimpanan Bahan Baku dan Produk
Daerah ini merupakan tempat penyimpanan bahan baku dan produk yang
dihasilkan. Penyimpanan bahan baku dan produk diletakkan pada area yang
dijangkau oleh peralatan pengangkutan.
7. Daerah Utilitas
Daerah ini merupakan lokasi untuk menyediakan keperluan yang menunjang
jalannya proses, berupa penyediaan air dan penyediaan listrik.
6.2 Perincian Luas Area Pabrik
Luas lahan yang dibutuhkan sebagai lokasi berdirinya pabrik Alumina
dirincikan pada Tabel 6.1 sebagai berikut:
Perawatan preventif dilakukan setiap hari untuk menjaga dari kerusakan alat
dan kebersihan lingkungan alat. Sedangkan perawatan periodik dilakukan secara
terjadwal sesuai dengan buku petunjuk yang ada. Penjadwalan tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga alat-alat mendapat perawatan khusus secara bergantian.
Alat-alat berproduksi secara kontinyu dan akan berhenti jika terjadi kerusakan.
Perawatan alat-alat proses dilakukan dengan prosedur yang tepat. Hal ini dilihat dari
penjadwalan yang dilakukan pada tiap-tiap alat. Perawatan tiap alat meliputi:
1. Overhead 1 x 1 tahun
Merupakan perbaikan dan pengecekan serta leveling alat secara keseluruhan
meliputi pembongkaran alat, pergantian bagian-bagian alat yang rusak, kemudian
dikembalikan seperti kondisi semula.
2. Repairing
Merupakan kegiatan maintenance yang bersifat memperbaiki bagian-bagian alat
yang rusak. Hal ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi maintenance adalah:
a. Umur alat
Semakin tua umur alat semakin banyak pula perawatan yang harus diberikan
yang menyebabkan bertambahnya biaya perawatan
b. Bahan baku
Penggunaan bahan baku yang kurang berkualitas akan menyebabkan kerasakan
alat sehingga alat akan lebih sering dibersihkan. Tata letak alat proses harus
dirancang sedemikian rupa sehingga:
1. Kelancaran proses produksi dapat terjamin
2. Dapat mengefektifkan penggunaan ruangan
3. Biaya material dikendalikan agar lebih rendah, sehingga dapat
mengurangi biaya kapital yang tidak penting
4. Jika tata letak peralatan proses sudah benar dan proses produksi lancar,
maka perusahaan tidak perlu memakai alat angkut dengan biaya mahal.
Berikut merupakan tata letak alat proses pabrik Alumina dapat dilihat
pada
Gambar 6.2 :
a. Keamanan (Safety)
Dalam kelompok ini, keamanan meliputi keselamatan manusia, perlindungan
peralatan dan perlindungan lingkungan.
Keselamatan manusia
Sistem pengendalian bertugas menjaga keselamatan kerja. Beberapa
sistem proses di pabrik memiliki kondisi operasi yang berbahaya bagi
keselamatan manusia. Kondisi operasi pada suhu dan tekanan tinggi
dengan bahan kimia berbahaya sangat berpotensi menimbulkan
kecelakaan. Perlengkapan sistem alarm dan safety valve dapat
memperkecil kemungkinan kecelakaan akibat kondisi ekstrem terlampaui.
Perlindungan peralatan
Sistem pengendalian bertugas mempertahankan batas aman operasi.
Peralatanindustri biasanya mahal dan sulit diperoleh. Jika terjadi kondisi
darurat, sistem dapat melakukan penghentian (automatic shutdown) dan
penguncian darurat (automatic emergency interlock) sehingga kegagalan
satu peralatan tidak menjalar ke peralatan lain. Sistem ini selain
melindungi peralatan juga melindungi manusia dari kecelakaan.
Perlindungan lingkungan
Sistem pengendalian bertugas mempertahankan batas aman
pencemaran. Proses industri dapat menghasilkan bahan berbahaya bagi
lingkungan. Kebocoran gas, cairan, atau padatan beracun dan yang
merusak lingkungan perlu dihindari. Gas-gas yang berbahaya dan mudah
terbakar disalurkan ke menara pembakar (flare). Jika menara pembakar
tidak mampu menangani, gas terpaksa dibuang ke atmosfer melalui
pressure safety valve untuk menghindari kondisi ekstrem yang
membahayakan peralatan dan manusia.
Jenis penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik, elektrik,
dan hidrolik. Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir yang paling
banyak dipakai di industri. Piranti ini terdiri atas penggerak (actuator) dan katup
(valve). Sebagai energi penggerak adalah udaratekan(pneumatik). Meskipun
demikian kadang-kadang memakai penggerak listrik, baik motor listrik (motorized
valve) maupun solenoida (solenoid valve). Bukaan katup diatur oleh penggerak.
Berdasarkan aksi katup oleh adanya perubahan tekanan udara, katup kendali
dibedakan menjadi dua macam yaitu air-to-open (AO) atau disebut fail-closed (FC)
dan air-to-close (AC) atau disebut fail-open (FO). Pada jenis air-to-open katup akan
membuka jika mendapat tekanan udara, atau dengan kata lain bila terjadi kegagalan
pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum maka katup akan menutup.
Sebaliknya pada jenis air-to-close katup akan menutup jika mendapat tekanan udara,
atau dengan kata lain bila terjadi kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke
minimum maka katup akan membuka.
c. Unit Pengendali
Unit pengendali merupakan otak sistem dalam pengendalian. Pengendali adalah
piranti yang melakukan perhitungan atau evaluasi nilai error menurut algoritma
kendali. Evaluasi yang dilakukan berupa operasi matematika seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integrasi dan diferensiasi.
Hasil evaluasi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal
kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal pengukuran.
7.2 Implementasi Pengendalian Proses
Berikut ini adalah beberapa pengendalian proses yang digunakan pada
Perancangan pabrik Alumina sebagai berikut :
7.2.1 Temperature Controller (TC)
Instrumen Keterangan
TC Temperatur Controller
FC Flow Controller
LC Level Controller
PC Pressure Controller
BAB VIII
SISTEM MANAJEMEN OPERASI
Manajemen Operasi secara umum adalah sebuah usaha pengelolaan secara
maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari sumber daya
manusia (SDM), mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw material), dan faktor
produksi lainnya dalam proses mengubahnya menjadi beragam produk barang atau
jasa. Manajemen Operasional menjadi hal penting dalam organisasi atau bisnis.
Pengelolaan manajemen operasional ini dimulai dari SDM, peralatan, mesin, raw
material serta hal lainnya yang memberi pengaruh pada kinerja perusahaan.
a) Sistem Non-Shift
Pegawai non-shift yang bekerja selama 8 jam dalam seminggu dengan total kerja 40
jam per minggu. Sedangkan hari minggu dan hari besar libur. Pegawai non-shift termasuk
karyawan tidak langsung menangani operasi pabrik yaitu direktur, kepala departemen,
kepala divisi, karyawan kantor atau administrasi, dan divisi-divisi di bawah tanggung
jawab non teknik atau yang bekerja di pabrik dengan jenis pekerjaan tidak kontinyu.
Berikut adalah ketentuan jam kerja pegawai non-shift:
b) Sistem Shift
Pegawai shift bekerja 24 jam perhari yang terbagi dalam 2 shift. Karyawan shift
adalah karyawan yang langsung menangani proses operasi pabrik yaitu kepala shift,
operator, karyawan-karyawan shift, gudang serta keamanan dan keselamatan kerja.
Berikut adalah ketentuan jam kerja pegawai shift sebagai berikut:
Jadwal kerja terbagi menjadi empat minggu dan empat kelompok. Setiap
kelompok kerja mendapatkan libur satu kali dari tiga kali shift.
Operator
150 Rp 4.500.000 Rp 675.000.000
proses/utilitas