Anda di halaman 1dari 42

Jaminan Reklamsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Status Perizinan

1.1.1. Identitas perusahaan

a. Nama Perusahaan : PT. Pinang Sejati Wati

b. Alamat Perusahaan : Jl. T.Ben Mahmud No.17Q Tapaktuan A. Selatan

c. Penanggung Jawab Rencana atau Kegiatan:

- Nama : Hj. Latifah Hanum

- Jabatan : Direktur PT. Pinang Sejati Wati

1.1.2. Uraian singkat mengenai status perizinan

Pada tanggal 14 Januari 2008, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan

Energi Kabupaten Aceh Selatan memberikan izin Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP)

kepada PT. Pinang Sejati Wati dengan Nomor 010515100112. Pada tanggal 10 Desember 2007

PT. Pinang Sejati Wati mendapatkan Surat Rekomendasi Kuasa Pertambangan Eksplorasi dari

Bupati Aceh Selatan dengan SK Nomor 390 Tahun 2007, memberikan Izin Kuasa Pertambangan

Eksplorasi pada PT. Pinang Sejati Wati dengan Luas Areal 3000 Ha untuk melakukan kegiatan

eksplorasi terhadap Endapan Bijih Besi pada daerah Desa Ladang Teungoh dan Pantan Bili

Kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Bupati

Aceh Selatan Nomor 390 Tahun 2007 Tanggal 10 Desember 2007 Status KP Eksplorasi PT.

Pinang Sejati Wati ditingkatkan menjadi Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi.

PT. PINANG SEJATI WATI 1


Jaminan Reklamsi
1.1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilakukannya studi kelayakan endapan bijih besi, baik aspek teknis maupun

aspek ekonomis tentang investasi proyek didaerah Kuasa Pertambangan PT. Pinang Sejati Wati

ini adalah :

1. Mengkaji dan mengavaluasi data-data geologi ; geolistrik; serta data eksplorasi lainnya,

untuk keperluan perencanaan penambangan.

2. Merencanakan penambangan, meliputi strategi dan metode penambangan, jadwal

penambangan, peralatan penambangan, pengangkutan dan pengolahan.

3. Merencakan pembuatan sarana penunjang operasional, meliputi bangunan perkantoran,

fasilitas mess, bengkel, stoc pile, gudang bahan peledak, dan lain-lain.

4. Menilai kelayakan secara ekonomis.

1.1.4. Ruang Lingkup dan Metode Studi

Ruang lingkup studi kelayakan yang dilakukan dalam rangka perhitungan nilai teknis dan

ekonomis endapan Bijih besi diwilayah Kuasa Pertambangan ini meliputi beberapa aspek

kajian yaitu :

1. Kesampaian daerah ke lokasi daerah penyelidikan atau lokasi perencanaan penambangan

2. Keadaan geologi

1.2. Luas wilayah kuasa pertambangan dan sarana penunjang di luar wilayah kuasa

pertambangan

1.2.1. Luas wilayah dalam kuasa pertambangan yang direncanakan untuk kegiatan

penambangan dan sarana penunjang

PT. PINANG SEJATI WATI 2


Jaminan Reklamsi
Dari luas areal Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi PT. Pinang sejati Wati seluas 500

Ha, maka yang direncanakan untuk kegiatan penambangan dan sarana penunjangnya adalah

seluas 44,9 Ha. Untuk maksud tersebut, PT. Pinang sejati Wati telah melakukan pembebasan

lahan secara bertahap sesuai yang dibutuhkan. Sarana penunjang dan fasilitas tambang yang

diperlukan untuk mendukung operasi penambangan adalah sebagai berikut :

- Bangunan jalan yang dibuat untuk kepentingan memudahkan pememindahan material

(transportasi) selama penambangan = 2 Km

- Kantor tambang untuk administrasi dan komunikasi, ukuran = 80 m2


-
Garasi untuk mobil pemadam kebakaran dan ambulan, ukuran : ( 5 x 15 )m2 = 160 m2

- Bengkel, ( 12 x 25 )m2 = 80 m2

- Gudang, ( 5 x 6 )m2 = 20 m2
-
Rumah Pompa dan Pengelolaan air , (4x5) m2 = 20 m2

- Rumah genset, ( 5 x 6 )m2 = 12 m2

- 3 buah tangki untuk solar dan air

- Pos satpam, ( 3,5 x 3,5 )m2 = 10 m2

- Poliklinik, = 16m2

- Mushalla, ( 9 x 10,5 )m2 = 36 m2

- Mess untuk staff, = 30 m2

- 1 unit Guest house ( 8x10) = 80 m2

- Kamar pembantu Mess (4x6) = 24m2

Kriteria umum dalam hal pemilihan lokasi untuk Tempat dimulainya Penambangan Bijih Besi

tersebut adalah : Pada daerah yang mempunyai kemiringan cukup besar ( 30 0 ). Hal ini

diperuntukan untuk mendapat bidang bebas dalam rangka memulai kegiatan peledakan pertama.

Namun masih direncanakan akan dikaji lagi apakah bisa melakukan penambangan dengan tidak

PT. PINANG SEJATI WATI 3


Jaminan Reklamsi
menggunakan peledakan dengan alasan keamanan, dimana akan digantikan dengan alat bor jenis

” jack hammer ”

Bangunan Jalan

Infrastruktur bangunan jalan adalah semua bangunan jalan yang sengaja dibuat untuk

kepentingan kemudahan pemindahan material (transportasi) selama penambangan, dari satu

lokasi ke lokasi lain dengan menggunakan peralatana angkut bermesin /bermotor. Berdasarkan

lokasinya, ada beberapa cara yang telah direncanakan, yaitu :


-
Jalan angkut bijih besi dari tambang ke ROM stockpile dan sebaliknya.
-
Jalan angkut disekitar perkantoran
-
Jalan angkut disekitar perumahan

Kontruksi jalan angkut yang dibangun direncanakan akan menggunakan jenis perkerasan

jalan. Jalan angkut juga akan dilengkapi dengan lampu penerangan jalan disalah satu isinya

(sebagai opsi bilamana memang sangat diperlukan) dengan interval setiap 500 m. Untuk

pengamanan kegiatan transportasi, selain digunakan lampu penerangan jalan, pada beberapa

lokasi ruas jalan juga dilakukan pbijih besiangan rambu-rambu lalu lintas, misalnya pada lokasi

tangjakau, turunan, tikungan tajam, persimpangan, dll. Demikian juga pada ujung-ujung ruas

jalan operasi PT. Pinang Sejati Wati yang berhubungan dengan jalan angkut umum, didirikan

pos-pos penjagaan yang berfungsi untuk mengamankan arus keluar masuknya material atau bara

dari dan PT. Pinang Sejati Wati .

Kantor

Bangunan Kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang yang digunakan

untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dari kegiatan operasi

penambangan pada lokasi penambangan di desa Pantan Bili.

PT. PINANG SEJATI WATI 4


Jaminan Reklamsi
Desain dan fungsi ruang yang direncanakan dalam bangunan kantor antara lain seperti pada table

berikut :

Tabel 1.2.1

Fungsi Ruang yang Direncanakan Dalam Bangunan Kantor

Catatan : Perhitungan ruang selain untuk kantor lempenang, juga termasuk kantor buntok kecil
dari kantor kelanis.

Kebutuhan ruang kantor dengan adanya factor penambahan seperti koridor atau gang

sebesar 1,25, maka diperkirakan dibutuhkan luas 1.200 m 2 , konstruksi bangunan kantor ini

dibuat dari kayu dengan atap sirap atau asbes. Beberapa fasilitas yang disediakan dalam kantor

ini antara lain :

 Fasilitas Jaringan listrik

 Fasilitas Jaringan air

 Fasilitas Jaringan komunikasi (internal menggunakan intercom, eksternal menggunakan

telepon dan radio frekuensi)

 Fasilitas Jaringan komputer

 Fasilitas administrasi

PT. PINANG SEJATI WATI 5


Jaminan Reklamsi
Untuk kenyamanan dan keamanan disarankan agar ruang-ruangan seperti tempat kerja

personil, penyimpanan/penempatan barang-barang elektronik dan ruang pertemuan dilengkapi

dengan system pendinginan ruangan (AC)

Akomodasi

Akomodasi atau mess terdiri dari mess staff dan karyawan yang diperlukan untuk

karyawan yang menginap dilokasi penambangan atau untuk tamu perusahaan yang memerlukan

penginapan. Selanjutnya poliklinik, ruang rekreasi, mesjid atau bangunan lainnya yang

diperlukan untuk pelayanan harus disediakan.

Rumah genset

Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat operasi genset, bangunan ini mempunyai luas

5 x 6 m2 . Sebagai pondasi genset digunakan pondasi beton bertulang berukuran 2 x 1 x 8 m 3 .

Pondasi ini dibuat ubtuk meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin genset. Lantai bangunan

ini juga dibuat dari beton bertulang.

Suplay Air Bersih

Penyedian air bersih di luar kepentingan untuk air minum disediakan oleh instalasi

pengolahan air yang memamfaatkan air sungai, kebutuhan air untuk pencucian kendaraan dan

bengkel alat-alat berat adalah beberapa contoh yang memamfaatkan air ini.

Sumber air berasal dari air sungai yang disalurkan kesaluran pengambilan . Dari sini air

disedot menggunakan pompa menuju kolam pengendapan. Pada saluran pengambilan dibangun

juga tempat dan pintu penguras. Setelah proses air di dalam pengendap, air masuk ke reservoir

yang mempunyai kapasitas 100 m3 .

PT. PINANG SEJATI WATI 6


Jaminan Reklamsi
Untuk distribusi air ke instalasi-instalasi yang membutuhkan, maka dari reservoir air dipompa

keempat buah tangki air yang mempunyai ketinggian 6 m dari muka tanah. Dari tangki, air

disalurkan ke instalasi-instalasi tersebut melalui pipa-pipa yang mempunyai banyak titik

pengambilan air.

Perbengkelan
Bengkel merupakan infrastruktur yang digunakan untuk alat-alat berat yang memerlukan

perbaikan dan perawatan. Letak bangunan ini diusahakan tidak terlalu jauh dari lokasi

penambangan agar alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dapat dengan cepat diperbaiki.

Bangunan ini juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan bengkel alat berat. Konstruksinya dari

kayu dengan atap asbes. Luas lahan yang direncanakan untuk bengkel ini adalah :

- Bengkel beratap : 12 m x 25 m = 300 m2

- Bengkel tidak beratap : 12 m x 20 m = 240 m2

Gudang

Bangunan ini digunakan sebagai tempat menyimpan suku cadang alat-alat berat dan

peralatan tambang lainnya. Terletak pada masing-masing bangunan bengkel dengan luas 5 x 6m2

Laboratorium

Analisa yang dilakukan berupa analisa kimia sebanyak 21 contoh bantuan dan analisa

geoteknik sebanyak 2 contoh bantuan, dimana analisa tersebut dilakukan oleh PT. Sucofindo,

Jakarta untuk analisa kimianya dan pusat penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan

batubara (PPPTMB), untuk analisa mikroskop.

Berdasarkan hasil analisis kandungan kimia terhadap kebeberapa contoh terpilih, kualitas

bijih besi (boulder) dikatagorikan dengan kandungan sebagai berikut :

Total Fe : 65 % wt

Sulfur : 0.02 % wt
PT. PINANG SEJATI WATI 7
Jaminan Reklamsi
Phosphorus : 0.02 % wt

1.2.2. Sarana penunjang di luar wilayah kegiatan pertambangan

Infrastruktur yang diperlukan untuk kelancaran pengangkutan dan kontrol terhadap

lingkungan adalah jalan tambang, jalan pengangkutan dan bak kontrol pengendapan (settling

pond).

Kolam pengendapan (settling pond) dibangun dimana sebelum air dari tambang masuk

kedalam sungai (kreung lawe) sehingga akan mencegah atau mengontrol jumlah lumpur yang

masuk kedalam sungai tersebut.

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan

penambangan ini diperlukan mulai 15 orang pada tahap pengembangan (development stage)

sampai 50 orang pada tahap produksi penuh untuk mencapai tingkat produksi sebesar 3.500 ton.

1.2.3. Persetujuan AMDAL

Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Penambangan Bijih Besi PT. Pinang sejati

Wati disusun oleh :

Penanggung Jawab : PT. Dypersi Konsulink Utama

Nama : Ir. Soedirman Husin

Jabatan : Direktur

Alamat : Jl. Tanjung VIII No. 2 Ie Masen Kayee Adang, Banda Aceh

Telephon : (0656) 63589

PT. PINANG SEJATI WATI 8


Jaminan Reklamsi
Selanjutnya berdasarkan penilaian komisi AMDAL Kabupaten Aceh Selatan sesuai

natural rapat Tanggal 16 Juni 2007 terhadap Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL),

Rencana Pengkelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

(RPL), maka berdasarkan SK Bupati Aceh Selatan Nomor 390 Tahun 2007 Tanggal 10

Desember 2007 menetapkan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Penambangan Bijih

Besi di Desa Pantan Bili Kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Nanggroe

Aceh Darusssalam.

1.2.4 Lokasi dan kesampaian wilayah

Wilayah kuasa pertambangan Eksplorasi bahan galian bijih besi atas nama PT. Pinang
Sejati Wati ini secara administrative terletak di Kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan,
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara geografis wilayah ini berada pada koordinat 97 0
14’00” BT - 970 19’00” BT dan 030 11’00” LU - 030 16’00” LU ( lampiran ), dilihat pada peta
topografi lembar Tapaktuan berskala 1 : 50.000 atau helai 0519-32, 0519-33 dan 0519-34 edisi 1
terbitan BAKOSURTANAL 1982

Sedangkan wilayah Kuasa Pertambangan Eksploitasi secara administratif terletak di


Ladang Teungoh dan Panton Bili Kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang secara geografis berada pada koordinat N03 0 13’29,3”
E970 17’50,9” sebelah utara Desa Pantan Bili masuk dari Desa Silolo dengan luas + 500 Ha.

PT. PINANG SEJATI WATI 9


Jaminan Reklamsi
BAB II

TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH DITAMBANG

2.1. Tata guna lahan sebelum ditambang

2.1.1.Geologi

Keadaan tatanan batuan di daerah telitian terutama pada areal 500 Ha, yang terkait

langsung dengan prospeksi Iron Ore, pengamatan batuan didasarkan pada sifat fisik dan

mineralogy yang mendasar sebagai penyusun batuan. Geologi local yang akan dilaporkan

berdasarkan satuan batuan / pemetaan litostratigrafinya dikelompokan menjadi :

1. Satuan batuan gunung api (Volkanik)

2. Satuan Batuan Gamping

3. Satuan batu pasir, lanau, serpih

4. Endapan Alluvium

2.1.2. Hidrologi dan Sumber Air

Di wilayah Kecamatan Menggamat ada empat buah sungai, yaitu Krueng Kluet yang

hulunya di Gunung Leuser, dan Krueng Sibubung, serta Lae Sempali. Krueng Sibubung dan Lae

Sempali bersatu dengan Krueng Kluet yang kemudian bermuara ke Lautan Hindia. Krueng

tersebut membentuk kelokan-kelokan sebagai akibat dari topografi daerah dan tidak

mengherankan pula bila diketemukan beberapa anak-anak sungai. Daerah aliran sungai masih

selalu berpindah sebagai pertanda besarnya erosi dan sedimentasi bahan erosi ini serta belum

stabilnya aliran sungai tersebut.

Sesuai dengan keadaan letak geografi dan kondisi geologinya, di daerah sekitar proyek

penambangan bijih besi ini mengalir beberapa sungai kecil (alur), yaitu Alue Pinang, Alue Bue

PT. PINANG SEJATI WATI 10


Jaminan Reklamsi
yang berhulu di pegunungan di daerah itu dan Alue Jagung yang mengalir dari lokasi

pertambangan bijih besi. Potensi kuantitatif sumber daya air dari kedua sungai tersebut

berdasarkan analisa neraca air diketahui bahwa Alue Jagung mempunyai debit andalan minimum

0,073 m³.detik-1 dan maksimum 0,439 m3.detik-1. Keadaan hidrologi di daerah ini adalah sesuai

dengan siklus hidroogi yaitu air hujan sebagian mengalir di permukaan sebagai aliran permukaan

dan yang sebagian lagi meresap kedalam tanah atau batuan, kemudian tersimpan dan mengalir di

dalam tanah atau batuan. Air tersebut masuk hingga mencapai pada meja air tanah dan nantinya

muncul kembali sabagai mata air.

Pada batuan gamping terutama yang mempunyai struktur kekar sehingga banyak

mengandung retakan/rekahan, terjadilah proses pelarutan unsur-unsur kimia pada rekahan-

rekahan rongga-rongga. Batu gamping seperti ini dapat merupakan batuan pembawa air yang

penting. Dari data litologi yang diperoleh penelitian dan sekitarnya berdasarkan sifat fisik jenis-

jenis batuannya dan juga geomorfologinya dan topografinya.

Terjadinya perbedaan antara musim kemarau dan hujan dengan fluktuasi lebar sungai

antara 10 – 15 m dan tinggi muka air sungai antara 35 – 200 cm. Sedimentasi sungai kecil

bahkan tidak dijumpai adanya sedimentasi pada kedua titik pengamatan. Keadaan ini

menandakan bahwa kondisi daerah aliran sungai terutama pada daerah hulunya masih cukup baik

sehingga air hujan lebih banyak yang terinfiltrasi ke dalam tanah menjadi aliran dasar dan aliran

permukaan menjadi kecil dengan demikian erosi permukaan menjadi rendah.

PT. PINANG SEJATI WATI 11


Jaminan Reklamsi
Tabel 2.1.1 Hasil analisis contoh air dari tambang Bijih Besi PT. Pinang Sejati Wati
Lokasi Sampling Kadar Masimun
No Parameter Satuan Alue Rusak Alue yang
Kiri Kanan Alue Bu Jagung Diperbolehkan
1 Suhu ºC 26,4 26,4 26,8 27,0 Suhu udara ± 30C

2 Bau - Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
3 Rasa - Tawar Tawar Tawar Tawar Tidak Berasa
4 Warna TCU 20,1 20,1 21,0 22,0 50
5 Kesadahan (CaCO3) (mg.I-1) 36,4 36,4 37,5 37,4 500

6 pH (mg.I-1) 7,99 7,99 8,00 8,25 6,5 – 8,5

7 Nitrat (NO3) (mg.I-1) 0,231 0,231 0,127 0 50

8 Nitrit (NO2) (mg.I )-1


0 0 0 0 3,0

9 Sulfat (SO4) (mg.I )-1


17 17 87 18 250

10 COD (mg.I )-1


6 6 14 24 40

11 BOD (mg.I )-1


12 12 13 14 20

12 Besi (Fe) (mg.I )-1


0,0069 0,0120 0,0145 0,0145 1,0

13 Flourida (F) (mg.I-1) 0,19 0,05 0,07 0,09 1,5

14 Kadmium (Cd) (mg.I-1) 0,0016 0,0018 0,0019 0,0015 0,005

15 Klorida (Cl) (mg.I )-1


10,10 10,10 10,10 10,10 600

16 Krome (Cr ) 6+
(mg.I )-1
0,0009 0,0028 0,0024 0,0024 0,05

17 Mangan (Mn) (mg.I )-1


0,00 0,00 0,01 0,02 0,5

18 Seng (Zn) (mg.I )-1


0,0266 0,0284 0,0329 0,0271 15

19 Sianida (Cn) (mg.I )-1


0 0 0 0 0,1

20 Timbal (Pb) (mg.I-1) 0,0052 0,0046 0,0052 0,0068 0,05

21 Deterjen (mg.I-1) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

22 Arsen (mg.I-1) 0,0007 0,0004 0,0006 0,0002 0,01

23 Tembaga (mg.I )-1


0,0006 0,0005 0,0018 0,0013 1,0

24 Amoniak (NH4) (mg.I )-1


0,01 0 0 0 0,01

Catatan :
± : Kep. Men. Kes No. 907/Menkes/SK/VII/2002

2.1.3. Fisiografi

Fisiografi daerah lokasi pertambangan Bijih Besi di Kecamatan Pasie Raja ini

merupakan daerah perbukitan sampai bergunung dengan pengamatan lapangan dibantu dengan

adanya Peta Geologi dan Peta Topografi Skala 1 : 50.000 dari Bakorsurtanal (1975).

PT. PINANG SEJATI WATI 12


Jaminan Reklamsi

2.1.4. Tanah

Dari pengamatan profil tanah di lapangan dapat ditentukan jenis tanah di lokasi

pertambangan ini adalah Podsolik Merah Kuning dengan kedalaman efektif 40 sampai 60 cm.

Bertekstur lempung berliat dan drainase baik pada umumnya. Adapun jenis tanah yang di lokasi

pertambangan bijih besi dan sekitarnya dikaji berdasarkan pengamatan lapangan dan berdasarkan

sumber Peta Jenis Tanah (Dir. Tata Guna Tanah, 1986).

Pada lokasi Pertambangan bijih besi dan pada aliran Krueng Kluet adalah alluvial dan

endapan berupa batu koral dan krikil serta pasir. Sedangkan pada daerah yang agak jauh dari

aliran sungai ini didapatkan tanah Aluvial dan Podsolik Merah Kuning.

2.1.5. Penggunaan Lahan

Penggunaan tanah di sekitar lokasi pertambangan bijih besi adalah hutan sekunder dan

semak belukar dan ada juga yang merupakan kebun tanaman keras seperti pala, kemiri dan lain-

lain. Lahan milik penduduk terutama di Panton Bili yang terkena lokasi tapak pembangunan

kantor, gudang, dan sarana lainnya dibebaskan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk

perusahaan. Karena menurut kepemilikannya lahan tersebut adalah berstatus milik masyarakat.

Sedangkan daerah sekitar lokasi pertambangan bijih besi adalah merupakan lahan hutan milik

Negara yang telah diberikan izin kepada perusahaan penambangan bijih besi ini untuk

digunakan, sesuai dengan surat-surat yang dimiliki perusahaan tersebut. Di daerah

perkampungan, baik Gampong Paya teuk dan Gampong-Gampong lain sekitarnya demikian di

Panton Bili dan sekitarnya, Penggunaan lahan berupa areal pemukiman, pesawahan dan kebun

serta hutan Gampong dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

PT. PINANG SEJATI WATI 13


Jaminan Reklamsi

Tabel 2.1.2 Luas lahan menurut jenis usaha (Ha)


Pasie Raja
No. Jenis Penggunaan Lahan
Ha (%)
1 Sawah 1.758 9,74
2 Ladang 997 5,52
3 Kolam 5 0,03
4 Perkebunan 3.048 16,88
5 Bangunan/Pekarangan 839 4,66
6 Lainnya 11.410 63,19
Jumlah 18.057 100,02
Sumber : Pasie Raja Dalam Angka, 2005

2.2. Tata guna lahan setelah ditambang

2.2.1. Dampak terhadap Perubahan Bentang Alam

Dampak lingkungan yang sangat nampak di dalam kegiatan penambangan adalah

terjadinya perubahan bentang alam yang disebabkan oleh kegiatan peledakan dan penambahan

bijih besi, baik yang berada di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Pada

kegiatan system peledakan, lapisan tanah penutup bijih besi digali dari tempat dan kondisi asal,

kemudian dipindah ketempat lain (penimbunan tanah penutup dan lokasi penimbunan bijih besi)

hal ini mengakibatkan terbentuknya daerah bekas penambangan yang kondisinya berbeda dengan

aslinya, dimana lokasi tersebut akan menjadi terbuka dan membentuk lubang-lubang bekas

tambang. Seluruh ekosistem dalam kehidupan semula ( flora dan fauna ) menjadi hilang akibat

perubahan bentang alam tersebut.

Dengan demikian upaya penanggulangan dampak terhadap kegiatan peledakan dan

penambangan ini adalah melakukan kegiatan rehabilitasi terhadap daerah-daerah yang

ditambang. Pelaksanaan rehabilitasi ini haruslah dipandang sebagai kegiatan yang terintegrasi

dalam perencanaan dan operasi penambangan bijih besi, baik dari segi teknis maupun dari segi

ekonomis.

PT. PINANG SEJATI WATI 14


Jaminan Reklamsi

2.2.2. Dampak Terhadap Perubahan Iklim Mikro

Kegiatan penambangan Bijih Besi yang merupakan sumber dampak terjadinya perubahan

iklim mikro adalah akibat pembersihan dan penyiapan lahan (land clearing) untuk pembuatan

basecamp dan penggalian dan pengerukan di lokasi kegiatan penambangan Bijih Besi. Di mana

pekerjaan penyiapan lahan (land clearing) ini merubah kondisi lahan yang tertutup oleh vegetasi

budidaya maupun vegetasi hutan dan semak belukar dan alang-alang. Perubahan kondisi yang

semula di bawah naungan vegetasi semak belukar menjadi terbuka mengakibatkan terjadinya

penyinaran sinar matahari langsung di permukaan tanah menyebabkan kenaikan suhu lebih

cepat. Keadaan yang demikian mengakibatkan perubahan yang relatif cepat pula pada unsur

iklim lainnya seperti kelembaban udara dan kelembaban tanah. Dari kenyataan tersebut terlihat

pekerjaan fisik (pembuatan dan pengoperasian basecamp, penyiapan lahan (land clearing)

untuk konstruksi dan kantor, base camp, dan gudang, serta tempat pemrosesan bijih besi serta

pertanaman pertambangan bijih besi. Sebgai turunan dampak ini adalah pada komponen sosial,

yaitu penurunan kenyamanan iklim mikro, dari kondisi yang sejuk menjadi panas, terutama

apabila pada areal pemukiman. Akan tetapi karena calon lokasi ini tidak langsung berdekatan

dengan perkampungan maka dampak terhadap iklim mikro ini tidak nyata karena keadaan

kelembaban tidak berbeda dengan kondisi awalnya, di mana udaranya masih tetap sejuk karena

antara lokasi kegiatan dan perkampungan masih dibatasi lagi oleh hutan gampong dan di

sekitarnya masih dalam kondisi alami berupa hutan sekunder dan semak belukar serta tambang

bijih besi masyarakat. Akan tetapi kegiatan penambangan Bijih Besi ini akan direncanakan

dengan membagi areal dalam beberapa blok berarti tidak sekaligus areal ini terbuka. Maka yang

terpengaruh terhadap perubahan iklim mikro ini adalah pada areal yang sudah terbuka saja.

Dengan dilakukan pembukaan lahan untuk semua kegiatan penambangan Bijih Besi dan fasilitas

PT. PINANG SEJATI WATI 15


Jaminan Reklamsi
lainnya pada setiap blok dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penanaman tanaman

kacangan penutup tanah (LCC) dan penanaman tanaman penghijauan maka perubahan iklim

mikro tidak begitu berbeda.

PT. PINANG SEJATI WATI 16


Jaminan Reklamsi

BAB III

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

3.1.Tambang

3.1.1. Lokasi dan luas penyebaran cadangan, metode penambangan, umur tambang,

peralatan yang digunakan, lokasi dan luas lahan yang digunakan untuk tambang

A. Lokasi dan Luas Penyebaran Cadangan

Kegiatan Penambangan bijih besi PT. Pinang Sejati Wati terletak di Desa Pantan Bili

Kecamatan Pasie Raja seluas 1000 Ha.

Adapun batas-batas Kuasa Pertambangan (KP) PT. Pinang Sejati Wati adalah:

- Sebelah Utara berbatasan dengan APL

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun masyarakat

- Sebelah Timur berbatasan dengan kebun masyarakat dan KSU. Tiega Manggis

- Sebelah Barat berbatasan dengan kebun masyarakat / APL.

B. Cadangan Bijih Besi

Kondisi fisik batu besi / iron di daerah telitian berwarna abu-abu kehitaman dan coklat

kemerahan. Kilap logam, kristalin massif, kekak umum dijumpai, cerah hitam merah tua,

mineraloginya didominasi oleh magnetit dan hematite sedang limonit umumnya hanya

ditemukan pada areal pelapukan ataupun sebagian grafel dan lateritnya. Di daerah penyelidikan

ini ditemukan dua jenis cebakan batu besi yaitu berupa body iron ore dan laterit (tanah lapukan)

yang masih mengandung grafel-grafel iron ore yang bernilai ekonomis umumnya berwarna

coklat kemerahan, dengan grafel-grafel magnetit berukuran antara 1-3 cm dan boulder sampai

ukuran > 5 m, dari data salah satu test pit didapatkan Swelling factor (factor pengembangan)

PT. PINANG SEJATI WATI 17


Jaminan Reklamsi
tanah sekitar 1.4 untuk body iron ore nya secara genitis berupa bengkahan (float) umumnya kea

rah Barat daya - Timur laut dan Barat laut – Tenggara.

Berdasarkan hasil analisa laboratorium yang dilakukan oleh PT. Sucofindo terhadap 21

sample, menunjukkan bahwa kualitas bijih besi cukup baik dan memenuhi standar pabrik bijih

besi.

Dengan demikian, maka untuk rencana penambangan ini, perhitungan cadangan yang

dilakukan dengan menggunakan metode Surpac – Vis Solid Modelling Report adalah hanya pada

yang di anggap baik tersebut, yaitu sebesar 1.503.399,38 Mton, baik untuk boulder dan laterit.

Rencana produksi penambangan yang akan dilakukan beserta jumlah bijih besi yang

harus ditambang setelah memperhitungkan factor kehilangan saat penambangan; pengangkutan

dan pengolahan sebesar 10%, dapat dilihat pada table di bawah ini :

C. Metode Penambangan

Berdasarkan pertimbangan factor-faktor teknis seperti model geologi bijih besi seperti

yang telah diuraikan dimana mencakup kondisi lapisan bijih besi, kondisi kapisan menutup

(overburden); maupun pertimbangan ekonomis seperti jumlah sumber daya bijih besi yang

relative tidak besar maka pada rencana penambangan bijih besi akan dilakukan secara tambang

terbuka (surface mining), yaitu penutupan kembali (Back Filing) bekas tamabang pada interval

waktu tertentu. Dengan demikian akan memungkin menggunakan alat penambangan dilakukan

dengan membuka lahan secara besar-besaran untuk menggali tanah penutup (Overburden).

PT. PINANG SEJATI WATI 18


Jaminan Reklamsi

Tabel. 3.1.1 Diagram Alir Penembangan PT. Pinag Sejati Wati

Operasi penambangan harus dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung (Support

Facilities) dan pekerjaan penambangan (Development Work) antara lain ; Pembersihan Lahan

(Land Clearing); Jalan Tambang dan jalan masuk konstruksi jalan pengangkutan; Saluran

Drainase; Pengadaan tenaga listrik dan penerangan; Sarana perbaikan kendaraan dan perawatan;

Sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Penilaian dan perbaikan lingkungan serta Reklamasi.

D. Peralatan Produksi

Dalam pelaksanaan penambangan bijih besi memerlukan peralatan, peralatan tersebut

tentu saja didatangkan dari luar daerah penambangan. Alat-alat berat yang digunakan untuk

mendukung pelaksanaan penambangan bijih besi dari lokasi ini berdasarkan hasil hitungan yang

PT. PINANG SEJATI WATI 19


Jaminan Reklamsi
telah dilakukan pada effesiensi pekerjaan 70 % dan jumlah alat yang digunakan dengan

didasarkan kepada perhitungan produksi. Secara keseluruhan peralatan tersebut pada waktu

pengoperasian tambang bijih besi akan ditempat di areal operasi penambangan dan perawatan

dan pemeliharaan juga dilakukan disini. Pada TABEL II-3 berikut ini dapat dilihat jenisnya :

Tabel 3.1.2. Jumlah Alat-alat berat yang digunakan


TIPE ALAT-ALAT BERAT JUMLAH UNIT
1. Excavator PC 200 1 unit
2. Buldldozer 1 unit
3. Dumptruck 2 unit
4. Greader 1 unit
5. Compactor 1 unit

Tahap pertama dalam operasi penambangan adalah pembersihan lokasi dan melakukan

pembuatan jalan masuk ke lokasi tambang dengan sistem drainasenya beserta culvert, tempat

parkir, perkantoran dan laboratorium, dan fasilitas pendukung lainnya. Kemudian pekerjaan

pengembagan (development work) seperti :


-
Pembuatan jalan masuk ke front penambangan dengan sistem drainasenya serta jembatan bila

diperlukan
-
Ruangan perkantoran, laboratorium, garasi, bengkel, gudang dan insfrastruktur lainnya.
-
Pengupasan lapisan humus dan disimpan ditempat yang aman dan erosi
-
Pengupasan tanah penutup dan dibuang ke tempat penimbunan

Awal front produksi yang digali dibuat sejajar dengan arah jurus (strike) lapisan bijih

besi. Arah jenjang (bench) akan mengikuti arah jurus (strike) lapisan bijih besi. Penggalian tanah

penutup baik yang berada di hangingwall maupun di footwall serta penambangan bijih besi dapat

dilakukan secara bersamaan. Setelah kedalaman tertentu kemajuan front tambang dipindahkan ke

PT. PINANG SEJATI WATI 20


Jaminan Reklamsi
blok berikutnya. Tanah penutup direncanakan dibuang pada suatu lokasi yang terletak disebelah

Timur dari permukaan kerja tambang (blok tambang) masih didalam areal PT. Pinang Sejati

Wati. Diareal tambang disediakan beberapa lokasi untuk penimbunan tanah yang memenuhi

persyaratan, dimana lokasi tersebut dirancang sedemikian rupa, sehingga tanah penutup mudah

diangkat dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya, sedangkan pemindahan tanah penutup

dilakukan dengan menggunakan alat Excavator yang dituangkan kedalam Dump Truck,

kemudian diangkat kelokasi penimbunan dan Buckfilling pada bukaan tambang.

E. Penirisan Tambang

Pada saat kegiatan penambangan dilaksanakan pompa akan dibutuhkan untuk

memindahkan air permukaan (surface run off) dan air bawah tanah (ground water) yang ada

dalam tambang. Sumur pengumpulan air (sum pit) harus digali pada lokasi rendah dari jenjang

(bench). Setiap sumuran dilengkapi dengan pompa, disarankan pompa listrik submersibel atau

pompa lumpur yang digunakan untuk membuang air keluar dari tambang. Kapasitas pompa

harus dapat memompa jumlah air permukaan sesuai dengan asumsi curah hujan sekitar 25,8 mm

curah hujan yang terjadi selama 1 jam dalam sehari. Rata-rata hari hujan bulanan adalah 18 hari.

Run off coofficient di asumsikan maksimum = 1.0, sehingga digunakan pompa listrik

Secara litologi diasumsikan bahwa tidak ada aquifer yang terdapat di daerah ini, sehingga

tidak diperlukan pengeboran khusus untuk penirisan air bawah tanah. Untuk menstabilkan

dinding/lereng (slope) dan lantai tambang (floor), maka pipa-pia horizontal dapat dipasang.

Pada lokasi pembuangan tanah penutup (waste dump) dan untuk menjaga permukaannya

selalu kering, lantai lokasi pembuangan (waste dump) harus dibuat pada kemiringan 2 %.

F. Lokasi dan Luas Lahan yang digunakan untuk Tambang

PT. PINANG SEJATI WATI 21


Jaminan Reklamsi
Dengan memperhatikan batasan-batasan dalam desain tambang seperti di atas, maka

dalam desain tambang PT. Pinang Sejati Wati mengambil daerah seluas 1000 Ha dan akan

ditempatkan dalam jumlah cadangan (indicated) sebesar 1.503.399,38 Mton. Rencana Produksi

penambangan yang akan dilakukan beserta jumlah bijih besi yang harus ditambang setelah

memperhitungkan faktor kehilangan saat penambangan, pengangkutan dan pengolahan sebesar

10 %, dapat dilihat pada tabel 1.5

Tabel 3.1.3
Luas Lokasi dan produksi Tambang Bijih Besi
PT. Pinang Sejati Wati
Bulan Lokasi
Targe Produksi
ke Luas (Ha)
Bulani Jumlah Bulani Jumlah Bulani Jumlah Bulani Jumlah
MTon MTon MTon MTon LCM LCM BCM BCM
1-6 30.000 180.000 33.334 200.004 7.699 46.194 7.000 42.000
7-12 45.000 270.000 50.000 300.000 11.548 69.288 10.499 62.994
13-24 60.000 720.000 66.667 88.004 15.397 184.764 13.998 167.976
1.170.000 1.300.008 300.246 272.070

3.1.2. Rencana Produksi

Skema produksi dari tambang ini dapat dilihat dalam table di bawah ini :

Tabel 3.1.4 Skema produksi tambang


Tahun Produksi Biji (Ton)
Tahun – 1 5000
Tahun – 2 5000
Tahun – 3 5000
Tahun – 4, dst. 5000

PT. PINANG SEJATI WATI 22


Jaminan Reklamsi
Effesiensi pekerjaan diasumsikan sekitar 70 %, tetapi jika fungsi pengawasan, skedul

perawatan dan pengalaman operator lebih baik, maka effesiensi pekerjaan bisa di tingkatkan ke

level 80 % dengan demikian jam opeasi tahunan adalah sebagai berikut :

Hari kerja kalender 365 hari = 3.650 jam

Dikurangi hari libur resmi / Penghentian lainnya 15 hari = 150 jam

Waktu Yang Tersedia Per Tahun 350 hari = 3.500 jam

3.2. Timbunan

3.2.1. Penimbunan Tanah Zona Pengakaran

Lokasi yang akan digunakan untuk tempat penimbunan tanah lapisan atas (top soil) atau

tanah zona pengakaran direncanakan tidak jauh dari lokasi tambang (masih dalam areal tambang)

dengan luas diperkirakan ± 1 Ha.

3.2.2. Penimbunan tanah/batuan penutup di dalam dan di luar tambang

Lokasi yang akan digunakan untuk penimbunan tanah/batuan penutup direncanakan tidak

jauh dari lokasi tambang atau dekat pada lokasi tambang dengan luas tempat penimbunan /

penyimpanan diperkirakan ± 4 Ha (2 Ha didalam dan 2 Ha diluar tambang).

3.2.3. Luas lahan dan lokasi yang digunakan untuk penimbunan bahan galian

Luas lahan yang akan direncanakan untuk penimbunan bahan galian atau bahan baku

yang diolah diperkirakan seluas ± 3 Ha dengan lokasi / tempat dekat dengan Pabrik Pengolahan

Bijih Besi dan berada dalam lokasi penambangan.

PT. PINANG SEJATI WATI 23


Jaminan Reklamsi

3.2.4. Lokasi dan luas lahan yang digunakan untuk penimbunan / penyimpanan limbah

Lokasi yang akan digunakan untuk penimbunan / penyimpanan limbah tidak jauh dari

lokasi pabrik pengolahan dengan jarak diperkirakan ± 600 m. Luas lahan yang digunakan ± 6 Ha.

3.3. Jalan

Lokasi dan luas lahan yang akan di buka untuk pembuatan jalan tambang dan non

tambang.

Jalan Tambang

Lokasi dan luas lahan yang dibuka untuk pembuatan jalan tambang :
-
Dari Blok (pala open pit) ke blok (jelatang open pit) diperkirakan luas lahan yang digunakan ±

8000 m2, dimana panjang jalan diperkirakan jaraknya ± 2000 m dengan lebar jalan ± 4 m.

Jalan Non Tambang

Jalan ini merupakan jalan yang berada dalam KP / IUP PT. Pinang Sejati Wati yang

digunakan untuk jalan masuk dan keluar dimana jalan ini yang menghubungkan desa Paya Teuk

dan Desa Simpang Tiga dengan jarak diperkirakan ± 3500 m dengan lebar jalan ± 6 m, maka

luas lahan yang digunakan ± 21000 m ( 2,1 Ha ).

3.4. Kolam Sedimen

Rencana Lokasi dan luas lahan yang akan dibuka untuk pembuatan Kolam Sedimen
berada di dalam daerah penambangan dan tidak jauh dari lokasi pabrik pengolahan dengan jarak
± 400 m luas lahan yang akan dibuka untuk pembuatan Kolam Sedimen ± 0,75 Ha.

3.5. Sarana Penunjang


Luas lahan dari lokasi yang dibuka untuk digunakan sebagai :
PT. PINANG SEJATI WATI 24
Jaminan Reklamsi
a. Pabrik
Luas lahan yang akan digunakan untuk pabrik pengolahan dan laboratorium ± 1,1 Ha dan
berada dalam lokasi tambang.
b. Kantor
Luas lahan yang dicadangkan untuk lokasi kantor dan Mess Staf / karyawan = 80 m 2 ( 8
m x 10 m ).
c. Bengkel
Luas lahan yang akan digunakan untuk lokasi bengkel ± 80 m2 ( 8 m x 10 m ).
d. Sarana Penunjang Lainnya.
Luas lahan yang akan digunakan untuk lokasi sarana penunjang lainnya ± 0,5 Ha berada
di dalam lokasi penambangan.

PT. PINANG SEJATI WATI 25


Jaminan Reklamsi

BAB IV

PROGRAM REKLAMASI

4.1. Lokasi Lahan yang akan di Reklamasi

4.1.1. Lahan Bekas Tambang

Reklamasi lahan bekas penambangan direncanakan oleh PT. Pinang Sejati Wati seluas ±

KP Eksplorasi/ IUP Operasi Produksi seluas 500 Ha.

Rencana tersebut disusun sesuai dengan tahapan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

tahapan pertama, kemudian dirincikan untuk setiap tahunnya dan lain-lain akan direklamasi

untuk tahapan 5 (lima) tahun berikutnya atau akan berakhirnya umur tambang sesuai dengan

peruntukannya.

a. Pengaturan Tataguna Lahan Bekas Tambang

Lahan yang sudah terganggu akibat terjadinya penambangan, perlu ditata ulang kembali dengan

melakukan Reklamasi Lahan yang sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini PT. Pinang Sejati

Wati selaku perusahaan pertambangan melakukan kajian teknis tentang tata guna lahan,

melakukan koordinasi dengan Instansi Teknis/terkait dan masyarakat Desa Pantan Bili

Kecamatan Pasie Raja, dimana lahan bekas tambang akan dirubah atau diarahkan menjadi lahan

produktif pertanian / perkebunan dengan melakukan penghijauan dengan tanaman keras seperti

tanaman Kemiri atau tanaman lain yang sesuai dengan potensi lahan dan keinginan masyarakat

setempat.

PT. PINANG SEJATI WATI 26


Jaminan Reklamsi
b. Tanah Penutup dan Tanah Pucuk

- Tanah Penutup

Pasca penambangan, dimana tanah penutup; batuan penutup dan material limbah (Waste

Material) berupa pasir dan kerikil yang sudah disiapkan terlebih dahulu ditempat penimbunan

tidak jauh dari lokasi tambang (blok tambang) akan dimanfaatkan dan dipindahkan ke lokasi

bekas tambang untuk penutupan lubang galian tambang dan selanjutnya tanah penutup tersebut

diratakan dengan menggunakan peralatan Buldozer, Dump Truck dan alat bantu lainnya. Untuk

pengaturan tata guna lahan ini agar disesuaikan dengan kondisi lapangan (kemiringan

lereng/bukit).

- Tanah Pucuk

Tumpukan tanah pucuk (top sail) yang disimpan/ditimbun pada lokasi penimbunan

dipindahkan dan ditabur / diletakkan kembali paling atas dari permukaan tanah, karena tanah

pucuk ini banyak mengandung unsur hara dan humus yang diperlukan oleh tanaman untuk

pertumbuhannya dan peningkatan produksi. Penebaran tanah pucuk dalam lokasi bekas tambang

disesuaikan dengan lahan bentukan (land farm) guna untuk mencapai tata guna lahan pasca

tambang yang berkelanjutan, sembari mengelola resiko dampak lingkungan dan untuk

membatasi kebutuhan akan perawatan yang terus menerus. Lahan bentukan bekas tambang

sedapat mungkin meniru lahan bentukan yang alami dengan lereng buatan dari batuan

sisa/buangan tambang (waste rock) tambang. Lereng buatan dari sisa buangan tambang

dibangunkan dan dibentuk menjadi profil yang Linear, sedangkan lereng bukit alami biasanya

berbentuk cekung dan cenderung menangkap sedimentasi erosi dilerengnya, serta memiliki

sudut, panjang dan tektur permukaan yang berbeda dengan lereng bukit alami dapat terlindung

dari erosi dengan tameng bebatuan.

PT. PINANG SEJATI WATI 27


Jaminan Reklamsi
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu dilakukan upaya Rekonstruksi Lahan dan

Pengelolaan Tanah Pucuk. Pada kegiatan ini lahan yang masih belum rata harus terlebih dahulu

ditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan memperhatikan jenis dan asal bahan

urugan, ketebalan dan ada tidaknya system aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu.

Pengembalian bahan galian keasalnya diupayakan mendekati keadaan aslinya. Ketebalan

penutupan tanah (Sub Soil) berkisar antara 70 – 120 cm yang dilanjutkan dengan Re-destruksi

tanah pucuk.

c. Pengendalian Erosi dan Pengelolaan air

Pengaturan drainase sangat penting terutama untuk pengendalian erosi, kegiatan ini

mutlak dilakukan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan

tanah. Untuk mengendalikan erosi dilakukan tindakan cermat dalam menanggulanginya.

Peningkatan laju erosi merupakan dampak negative yang berlansung akibat kegiatan pembukaan

lahan (Land Clearing). Perubahan bentang alam, elevasi lahan dan struktur tanah karena

pekerjaan tanah galian dan timbunan kelokasi tambang, serta dampak tidak langsung hilangnya

vegetasi penutup lahan. Tempat yang sering terjadinya erosi adalah lereng dari bekas tambang.

Untuk itu lereng bekas tambang akan dibuat sedemikian rupa (bentuk) seperti pembuatan

terassering dan Drainne, guna untuk menjaga kestabilan lereng dan diperuntukkan juga

penempatan tanaman.

Jenis terasering menurut kelerengan lahan akan disesuaikan dengan keadaan dilapangan,

diperkirakan kemiringan lahan 10 – 30 % dengan bentuk penterasan pematang (Gulud).

d. Revegetasi.

PT. PINANG SEJATI WATI 28


Jaminan Reklamsi
Kegiatan selanjutnya disini adalah pembuatan lubang tanam, memupuk lubang, menanam

bibit dan pemeliharaan tanaman.

4.1.2. Timbunan tanah / batuan Penutup di luar Tambang

Pasca tambang, dimana timbunan tanah dan batuan penutup yang telah disimpan dan

ditempatkan pada lokasi diluar tambang (tidak jauh dari lokasi tambang) akan dipindahkan dan

dikembalikan pada lahan bekas tambang, guna untuk dilakukan penutupan serta penimbunan

lubang-lubang bekas tambang. Selanjutnya tanah penutup diratakan sesuai dengan kondisi lahan

dilapangan.

4.1.3. Jalan Tambang dan Non Tambang yang tidak di gunakan lagi

Pasca tambang, dimana jalan tambang seluas ± (2 km) dan jalan akan di Reklamasi sesuai

dengan peruntukannya.

4.1.4. Bekas Kolam Sedimen

Pasca tambang, dimana kolam sediment ini akan ditutup dan dialihkan fungsinya sesuai

dengan peruntukan lahan, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.

4.1.5. Fasilitas Penunjang Lainnya

Pada saat pasca tambang fasilitas penunjang yang berada pada PT. Pinang Sejati Wati

terutama sarana dan prasarana yang berada dalam tambang akan dialihkan fungsinya sesuai

dengan peruntukan yang telah ditetapkan.

4.2. Teknik dan peralatan yang akan digunakan dalam Reklamasi

PT. PINANG SEJATI WATI 29


Jaminan Reklamsi
Pasca penambangan, teknik dan peralatan yang akan digunakan dalam reklamasi adalah :

a. Teknik Reklamasi yang dilakukan pada saat Pasca Tambang meliputi :

- Pembersihan lahan dari sarana dan prasarana atau fasilitas tambang / bangunan yang berada

pada lokasi penambangan.

- Pengaturan Tataguna Lahan

Lahan yang sudah terganggu/rusak akibat penambangan, perlu ditata ulang kembali untuk

Reklamasi dan Revegetasi lahan yang sesuai dengan peruntukannya dalam hal ini

diarahkan menjadi lahan produktif Pertanian / Perkebunan.

- Penutupan lubang bekas tambang

Tumpukan tanah penutup yang sudah disimpan dikembalikan kepada lubang bekas

tambang untuk penutupan lubang dan diratakan sesuai dengan kondisi lahan.

- Penaburan tanah pucuk

Tumpukan tanah pucuk yang disimpan pada satu tempat akan dipindahkan dan ditaburkan

kembali paling atas pada lahan bekas tambang.

- Pengendalian Erosi dan Pengeloaan Air

Pada kegiatan ini dilakukan pengaturan drainase dan pembuatan terassering sesuai dengan

kemiringan lereng bekas tambang.

- Revegetasi

Kegiatan ini dimulai dari pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman.

b. Peralatan yang digunakan pada saat pasca tambang :

- Buldozer untuk pembersihan lahan dan penimbunan maupun pemerataan permukaan lahan.

- Truck untuk pengangkutan bahan-bahan pasca tambang dan pengangkutan bibit/pupuk.

- Cangkul dan Lembing digunakan untuk pembuatan lubang tanaman.

- Parang/Pisau digunakan untuk merobek kantong plastik tebal.

PT. PINANG SEJATI WATI 30


Jaminan Reklamsi
- Dan alat-alat bantu lainnya.

4.3. Sumber Material Pengisi

Material yang digunakan untuk pengisian kembali lubang galian tambang (Fill) dengan

jenis tanah pucuk, tanah penutup / batuan dan material limbah berupa pasir dan kerikil. Lokasi

asal material tersebut pada lahan penambangan dan volume yang di butuhkan untuk isi lubang

kembali.

4.4. Revegetasi

Revegetasi disini mencakup analisis keadaan tanah, pemupukan, pengadaan bibit,

penanaman dan pemeliharaan. Perbaikan kondisi tanah dapat dilakukan dengan pemberian tanah

pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur.

Untuk mengatasi PH tanah yang rendah dapat dilakukan dengan cara penambahan kapur.Secara

Ekologi, spesies tanaman seperti tanaman Kakao, Kopi, Pinang, Pala dan Karet dapat beradaptasi

dengan iklim setempat dan kondisi tanah, untuk itu pemilihan spesies tanaman Kemiri sangat

cocok dengan kondisi setempat.

Jenis tanaman yang akan di Revegetasi adalah tanaman Pala dengan jumlah tanaman

yang dibutuhkan selama jangka waktu 5 (lima) tahunan yang dirinci setiap tahunnya dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis tanaman, jumlah tanaman, jarak tanam, lokasi dan luas lahan.
Jumlah tanaman Jarak Luas Lahan
No Tahun Jenis Tanaman Lokasi
(Btg) Tanam (m) (Ha)
1 2010 Pala 2.500 4x4 Keca,matan
Raja
Pasie 10
2 2011 Pala 2.500 4x4 SDA 10
3 2012 Pala 2.500 4x4 SDA 10
4 2013 Pala 2.500 4x4 SDA 10

PT. PINANG SEJATI WATI 31


Jaminan Reklamsi
5 2014 Pala 2.500 4x4 SDA 10
Jumlah 12.500 - - 50

Berdasarkan tabel diatas, bahwa lahan bekas tambang yang akan direvegetasi selama

jangka waktu 5 (lima) tahun yang direncanakan setiap tahunnya dengan luas lahan 10 Ha dan

jumlah tanaman pala = 2.500 batang dengan jarak tanam 4m x 4m dan jumlah tanam per Ha nya

± 625 batang.

Untuk mencegah terjadinya erosi selama tanaman pokok Pala tumbuh, perlu dilakukan

dan diadakan tanaman penutup tanah (Cover Crop) seperti Centrosema Pubescan (CP) dengan

kebutuhan biji/benih sebanyak 2 – 3 Kg / Ha dan Callopogonium Mucaneides (CM) dengan

kebutuhan benih sebanyaj 2 – 3 Kg / Ha.

Denah 4.2. Rencana penempatan tanaman

. . . . . . . . . . . . .
. x . . x . . X . . X . . x .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. x . . x . . X . . X . . x
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. x . . x . . X . . X . . x .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. x . . x . . X . . X . . x .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. x . . x . . X . . X . . x .
. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .

PT. PINANG SEJATI WATI 32


Jaminan Reklamsi
. x . . x . . X . . X . . x .
. . . . . . . . . . . . .

Keterangan:
X = Tanaman pokok dengan jarak 4 m x 4 m
. = Tanaman penutup tanah dengan jarak 1 m x 1 m per lubang 3 – 5 biji

4.5. Pekerjaan Sipil Sesuai Peruntukan Lahan Pasca Tambang

Pekerjaan sipil yang akan dilaksanakan pada pasca tambang adalah pembongkaran seluruh

fasilitas bangunan yang berada pada lahan tambang yang dipakai pada waktu penambangan yaitu

Pembongkaran dan pembersihan bangunan kantor, gudang, laboratorium, penyimpanan contoh,

rumah pompa, mess staff dan karyawan, mushala, bengkel, pos jaga dan fasilitas bangunan

lainnya yang doperkirakan luasnya ± 588 m2. Pekerjaan sipil ini akan dilakukan pada saat

berakhirnya umur tambang.

4.6. Pemeliharaan Tanaman

Rencana pemeliharaan lahan dan tanaman yang telah direklamasi meliputi antara lain:

a. Pengendalian Gulma

b. Pemupukan dan

c. Pemberantasan dan Pengendalian Hama/Penyakit

a. Pengendalian Gulma

Gulma disebut juga tumbuhan pengganggu alias rumput liar yaitu semua tanaman yang

tumbuh liar dan mengganggu tanaman utama (tanaman pala), kalau dibiarkan sangat merugikan

dan menghambat pertumbuhan tanaman, kadang-kadang tanaman bisa mati. Oleh karena itu

PT. PINANG SEJATI WATI 33


Jaminan Reklamsi
gulma yang tumbuh dilahan perkebunan harus diberantas atau dikendalikan pertumbuhannya,

agar tanaman pokok (pala) dapat tumbuh dengan baik dan subur.

Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan cara membabat seluruh gulma yang

tumbuh, penyiangan dan dengan cara mencangkul tanah. Disamping itu juga dapat dilakukan

dengan cara menggunakan Pestisida (Herbisida) melalui penyemprotan dengan menggunakan

Handsprayer dengan dosis 3 – 4 liter per Ha.

b. Pemupukan tanaman Pala


-
Untuk menjamin agar pertumbuhan tanaman baik, subur dan berproduksi tinggi, maka

pemupukan perlu dilakukan secara teratur.


-
Pupuk dapat diberikan dalam bentuk pupuk organic (pupuk kandang, Kompos, dan pupuk

hijau) maupun pupuk Anorganik (Urea, Sp-36, KCL/NPK).


-
Pupuk dasar (Sp-36) diberikan 15 hari – 30 hari sebelum tanam dengan dosis 250

gram/lubang.
-
Pupuk diberikan setahun dua kali yaitu awal musim hujan dan akhir musim hujan.
-
Jenis pupuk yang diberikan adalah NPK 16:16:16
-
Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibuat

paritmelingkar tanaman (selebar Kenopi) sedalam 5 cm – 10 cm. Lalu pupuk ditabur

didalamnya dan ditutup kembali dengan tanah.


-
Sebagai pedoman, dosis pemupukan berdasarkan umur tanaman pala dapat dilihat pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3. Dosis pemupukan pada tanaman Kemiri (gram/pohon)


Umur Jenis Pupuk NPK 16:16:16 Keterangan
(Bulan)
2 50
6 100 Tanaman belum
12 150 menghasilkan
PT. PINANG SEJATI WATI 34
Jaminan Reklamsi
18 175 (TBM)
24 200
Umur
(Tahun)
3 300 Tanaman
4 350 menghasilkan
5 400 (TM) diberikan 2 x
>6 450 dalam setahun
Catatan:
Bila menggunakan pupuk kandang
a. TBM dengan dosis 5 – 8 Kg/pohon
b. TM dengan dosis 8 – 10Kg/pohon

c. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Untuk pertumbuhan tanaman pala agar lebih baik dan subur serta berproduksi tinggi,

maka sangat perlu dilakukan pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman Pala (cokelat).

Sebaiknya dalam pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secara terpadu, dengan

memadukan berbagai cara pengendalian dengan mempertimbangkan factor ekonomi, ekologi dan

sosiologi. Komponen pengendalian terpadu adalah cara-cara pengendalian Hayati (Patogen,

Parasit, Predator) dan pengendalian kimiawi (menggunakan pestisida), kultur teknis dan sanitasi,

mekanis dan lain-lain. Bila pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida

(Insektisida) dosisnya 2 – 4 liter per Ha.

PT. PINANG SEJATI WATI 35


Jaminan Reklamsi

BAB V

RENCANA BIAYA REKLAMASI

5.1. Biaya Langsung

5.1.1. Penataan Kegunaan Lahan

Kegiatan dan pekerjaan yang sangat perlu dilaksanakan pada lahan bekas tambang

adalah:

a. Pengaturan Permukaan Lahan

Lahan yang sudah terganggu akibat terjadinya penambangan, perlu ditata ulang kembali
dengan melakukan penutupan lubang / Penimbunan / Pemerataan kembali lahan bekas tambang
dengan batuan dan tanah penutup yang sudah disediakan sebelumnya pada lokasi Penimbunan
(dumping area). Peruntukan lahan ini diarahkan/difokuskan pengembangan lahan produktif
pertanian / perkebunan. Biaya yang diperkirakan sebesar Rp. 287.000.000, (dua ratus delapan
puluh tujuh juta rupiah)

b. Penebaran Tanah Pucuk

Pada saat pasca tambang, dimana tumpukan tanah pucuk yang sudah di simpan/ditimbun

pada lokasi/tempat penimbunan dipindahkan dan ditabur kembali paling atas dari permukaan

tanah secara merata. Karena tanah ini banyak mengandung bahan organik unsur hara dan humus

yang diperlukan oleh tanaman. Dengan biaya yang diperkirakan seberasr Rp. 125.500.000,-

(seratus dua puluh lima juta lima ratus ruoiah)

c. Pengendalian Erosi dan Pengelolaan air


PT. PINANG SEJATI WATI 36
Jaminan Reklamsi
Kegiatan / pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengaturan Drainase agar aliran air

berlangsung lancar dan pembuatan terasering pada kemiringan lereng/bukit.

Rencana kebutuhan biaya untuk pengendalian erosi dan pengelolaan air selama jangka

waktu 5 (lima) tahun yang dirinci untuk setiap tahunnya dapat adalah sebesar Rp. 90.600.000,-

(Sembilan puluh juta enam ratus ribu rupiah).

5.1.2. Revegetasi

Kegiatan / pekerjaan yang akan dilakukan adalah :

a. Analisis kualitas tanah

Analisis ini perlu dilakukan, karena tanah penutup dan tanah pucuk diperkirakan

kesuburanya semakin berkurang akibat pemindahan penyimpanan serta terjadinya penguapan

dan erosi pada musim hujan. Contoh tanah untuk di analisis meliputi : kandungan unsur hara

(unsur hara makro/mikro), ph tanah (asam atau basa) tekstur tanah dan lain-lain. Dengan

perkiraan biaya selama 5 (lima) tahun sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima jjuta rupiah).

b. Pemupukan

Lahan bekas tambang yang sudah ditata dengan penutupan dan penebaran tanah pucuk

perlu dilakukan pemupukan dasar baik dengan pupuk organic maupun pupuk anorganik pada

lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Pupuk dasar yang digunakan pada

kegiatan ini adalah pupuk SP-36 dengan dosis perlubang ±250 gram (0,25 Kg). Dengan

Perkiraan Biaya sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah)

Untuk pemupukan setelah ditanam (pemeliharaan tanaman) digunakan pupuk NPK

16:16:16. Dosis pemupukan pada tanaman disesuaikan dengan umur tanaman dengan dosis ±

300 gram (0,30 Kg) / pohon / tahun. Dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 12.350.000,- (Dua

belas juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah)

PT. PINANG SEJATI WATI 37


Jaminan Reklamsi

c. Pengadaan bibit tanaman

Bibit tanaman yang diperlukan untuk merevegetasi lahan adalah bibit tanaman pokok

(pala), dan benih / biji Cover Crop ( Cp/Cm ). Dengan Perkiraan Biaya sebesar Rp. 32.750.000,-

d. Penanaman

Rencana kebutuhan biaya untuk penanaman seperti ongkos melubang, memupuk lubang,

dan penanaman bibit Kemiri dan benih Cover Crop. Dengan Perkiraan Biaya sebesar Rp.

10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah)

e. Pemeliharaan Tanaman

Agar pertumbuhan tanaman lebih baik dan subur serta berproduksi tinggi, maka

pemeliharaan sangat perlu dilakukan melalui pengendalian gulma, pemupukan dan

pemberantasan hama dan penyakit. Dalam rangka pemeliharaan tanaman membutuhkan obat-

obatan seperti Herbisida dan Insektisida/Fungisida dan lain-lain. Mengenai kebutuhan pupuk

NPK sudah dihitung sebelumya. Sedangkan untuk pemeliharaan Tanaman biaya yang

dibutuhkan diperkirakan sebesar Rp. 12.850.000,- (Dua belas juta delapan ratus lima puluh ribu

rupiah)

5.1.3. Pencegahan dan Penanggulangan Air Asam Tambang


Untuk pencegahan dan penanggulangan air asam tambang yang berada pada kolam
sedimen / pengendapan (setlling pond), perlu dilakukan penelitian untuk pengambilan contoh
agar diketahui tingkat keasaman air tambang sedini mungkin dan bagaimana dampaknya
terhadap lingkungan. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk pencegahan dan penanggulangan air
asam tambangan diperkirakan sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah)

PT. PINANG SEJATI WATI 38


Jaminan Reklamsi

5.1.4. Pekerjaan Sipil Sesuai Peruntukan Pasca Tambang

Pekerjaan sipil yang akan dilaksanakan pada pasca tambang adalah pembongkaran dan

pembersihan seluruh fasilitas sarana dan prasarana baik yang berada dalam lokasi tambang

maupun diluar lokasi tambang. Pekerjaan ini akan dilaksanakan pada akhir umur tambang dan

akan ditempatkan pada periode tahapan 5 (lima) tahun berikutnya.

5.2. Biaya Tidak Langsung

Biaya ini di hitung dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci setiap tahunnya

dengan perhitungan sebagai berikut.

5.2.1. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi alat sebesar 2,5 % dari Biaya Langsung
۩ Pada tahun pertama (2011) perkiraan kebutuhan Rp. 3.295.250,-
biaya ( 2,5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun kedua (2012) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 3.295.250,-


sebesar ( 2,5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun ketiga (2013) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 3.295.250,-


sebesar ( 2,5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun keempat (2014) perkiraan kebutuhan Rp. 3.295.250,-


biaya ( 2,5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada Tahun kelima (2015) perkiraan kebutuhan Rp. 3.295.250,-


biaya ( 2,5 % x Rp. 131.810.000,-)

5.2.2. Biaya Perencanaan Reklamasi sebesar 2 % - 10 % dari Biaya Langsung


۩ Pada tahun pertama (2011) perkiraan kebutuhan Rp. 6.590.500,-
biaya (5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun kedua (2012) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 6.590.500,-


sebesar (5 % x Rp. 131.810.000,-)
PT. PINANG SEJATI WATI 39
Jaminan Reklamsi

۩ Pada tahun ketiga (2013) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 6.590.500,-


sebesar (5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun keempat (2014) perkiraan kebutuhan Rp. 6.590.500,-


biaya (5 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada Tahun kelima (2015) perkiraan kebutuhan Rp. 6.590.500,-


biaya (5 % x Rp. 131.810.000,-)

5.2.3. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor sebesar 3 % - 14 % dari Biaya Langsung
۩ Pada tahun pertama (2011) perkiraan kebutuhan Rp. 10.544.800,-
biaya (8 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun kedua (2012) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 10.544.800,-


sebesar (8 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun ketiga (2013) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 10.544.800,-


sebesar (8 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun keempat (2014) perkiraan kebutuhan Rp. 10.544.800,-


biaya (8 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada Tahun kelima (2015) perkiraan kebutuhan Rp.10.544.800,-


biaya (10 % x Rp. 131.810.000,-)

5.2.4. Biaya Supervisi sebesar 2 % - 7 % dari Biaya Langsung


۩ Pada tahun pertama (2011) perkiraan kebutuhan Rp. 5.272.400,-
biaya (4 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun kedua (2012) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 5.272.400,-


sebesar (4 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun ketiga (2013) perkiraan kebutuhan biaya Rp. 5.272.400,-


sebesar (4 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada tahun keempat (2014) perkiraan kebutuhan Rp. 5.272.400,-


biaya (4 % x Rp. 131.810.000,-)

۩ Pada Tahun kelima (2015) perkiraan kebutuhan Rp. 5.272.400,-


biaya (4 % x Rp. 131.810.000,-)

PT. PINANG SEJATI WATI 40


Jaminan Reklamsi

5.3. Total Biaya

Total Biaya Langsung : Rp. 659.050.000,-

- Tahun pertama (2011) Rp. 131.810.000,-


- Tahun kedua (2012) Rp. 131.810.000,-
- Tahun ketiga (2013) Rp. 131.810.000,-
- Tahun keempat (2014) Rp. 131.810.000,-
- Tahun kelima (2015) Rp. 131.810.000,-

Total Biaya Tidak Langsung : Rp. 128.514.750,-

- Tahun pertama (2011) Rp. 25.702.950,-


- Tahun kedua (2012) Rp. 25.702.950,-
- Tahun ketiga (2013) Rp. 25.702.950,-
- Tahun keempat (2014) Rp. 25.702.950,-
- Tahun kelima (2015) Rp. 25.702.950,-

Total biaya langsung dan biaya tidak langsung sudah memperhitungkan pajak-pajak yang

berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan total seluruhnya Rp. 787.564.750,-

(tujuh ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus enam puluh empat ribu tujuh ratus lima

puluh rupiah).

PT. PINANG SEJATI WATI 41


Jaminan Reklamsi

TABEL 2
RENCANA BIAYA REKLAMASI
PERIODE TAHUN 2011 S/D 2015

DESKRIPSI BIAYA 2011*) 2012*) 2013*) 2014*) 2015*)


1. Biaya Langsung (Rp/US$)
a. Biaya Penatagunaan Lahan
1) Biaya Pengaturan Permukaan Rp.57.400.000,- Rp.57.400.000,- Rp.57.400.000,- Rp.57.400.000,- Rp.57.400.000,-
Lahan Rp.25.100.000,- Rp.25.100.000,- Rp.25.100.000,- Rp.25.100.000,- Rp.25.100.000,-
2) Biaya Penebaran Tanah Pucuk
3) Biaya Pengendalian erosi dan Rp.18.120.000,- Rp.18.120.000,- Rp.18.120.000,- Rp.18.120.000,- Rp.18.120.000,-
Pengelolaan air
b. Biaya Revegetasi Rp.7.000.000,- Rp.7.000.000,- Rp.7.000.000,- Rp.7.000.000,- Rp.7.000.000,-
1) Biaya Analisis Kualitas Tanah Rp.2.470.000,- Rp.2.470.000,- Rp.2.470.000,- Rp.2.470.000,- Rp.2.470.000,-
2) Biaya Pemupukan Rp.6.550.000,- Rp.6.550.000,- Rp.6.550.000,- Rp.6.550.000,- Rp.6.550.000,-
3) Biaya Pengadaan Bibit Tanaman Rp.2.100.000,- Rp.2.100.000,- Rp.2.100.000,- Rp.2.100.000,- Rp.2.100.000,-
4) Biaya Penanaman Rp.2.570.000,- Rp.2.570.000,- Rp.2.570.000,- Rp.2.570.000,- Rp.2.570.000,-
5) Biaya Pemeliharaan Tanaman

c. Biaya Pencegahan & Penanggulangan Rp.9.000.000,- Rp.9.000.000,- Rp.9.000.000,- Rp.9.000.000,- Rp.9.000.000,-


Air Asam Tambang

d. Biaya untuk Pekerjaan Sipil sesuai


Peruntukan Pasca Tambang
(Biaya yang diperlukan untuk
pekerjaan sipil yang secara teknis
sesuai dengan AMDAL atau UKL dan
UPL)

Sub Total 1 (Rp/US$) Rp.131.810.000 Rp.131.810.000 Rp.131.810.000 Rp.131.810.000 Rp.131.810.000

2. Biaya Langsung (Rp/US$)


a. Biaya Mobilisasi dan demobilisasi alat
sebesar 2,5% dari Biaya Langsung Rp.3.295.250,- Rp.3.295.250,- Rp.3.295.250,- Rp.3.295.250,- Rp.3.295.250,-
b. Biaya Perencanaan Reklamasi sebesar
2% - 10% dari Biaya Langsung Rp.6.590.500,- Rp.6.590.500,- Rp.6.590.500,- Rp.6.590.500,- Rp.6.590.500,-
c. Biaya Administrasi dan Keuntungan
Kontraktor sebesar 3% - 14% dari
Biaya Langsung Rp.10.544.800,- Rp.10.544.800,- Rp.10.544.800,- Rp.10.544.800,- Rp.10.544.800,-
d. Biaya Supervisi sebesar 2% - 7% dari
Biaya Langsung Rp.5.272.400,- Rp.5.272.400,- Rp.5.272.400,- Rp.5.272.400,- Rp.5.272.400,-

Sub Total 2 (Rp/US$) Rp.25.702.950 Rp.25.702.950 Rp.25.702.950 Rp.25.702.950 Rp.25.702.950

Total (Rp/US$) Rp.157.512.950 Rp.157.512.950 Rp.157.512.950 Rp.157.512.950 Rp.157.512.950

PT. PINANG SEJATI WATI 42

Anda mungkin juga menyukai