Anda di halaman 1dari 37

METODE PELAKSANAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
I.1 Pembuatan Direksi Keet dan Perlengkapan
I.1.1 Sewa Rumah
Akan segera dibentuk tim lapangan tahap awal untuk lebih
mempelajari lokasi perkantoran lapangan, yang secara umum
disebut Direksi Keet.
Pertama-tama akan dicari rumah di dekat lokasi Bendung
Tarusa, yaitu di Jalan Raya Padang-Painan km 40, disekitar
Kantor Polisi atau sekitar Puskesmas, dimana tempat tersebut
lebih kurang berjarak 300 m ke lokasi Bendung Tarusan. Rumah
akan disewa untuk keperluan bagi Tim Pelaksana tahap
pertama, sebagai kantor sementara dan mess.

I.1.2 Sewa Tanah


Di dekat rumah yang disewa akan juga dicari area parkir untuk
beberapa kendaraan, termasuk untuk beberapa Dump Truck,
Bulldozer, dan Backhoe. Areal yang lebih luas akan dipersiapkan
setelahnya di tempat pembuatan jalan akses, juga di dekat
pekerjaan Saluran Pengelak.

I.1.3 Direksi Keet


Direksi Keet akan dibuat dilokasi didekat jalan raya dan juga di
dekat saluran pengelak.
Direksi Keet akan meliputi keperluan perkantoran lapangan
bagi Tim Pelaksana dan juga untuk keperluan Tim Direksi,
termasuk ruangan yang dipersiapkan bagi Petugas dan
Pimpinan dari Pengguna bila melakukan kunjungan dan/atau
inspeksi lapangan.

I.1.4 Sekuriti, K3
Tim sekuriti meliputi Tim Pengamanan dan Tim Penanganan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

I.1.5 Laboratorium

1
Ruang laboratorium akan dipergunakan untuk penempatan
alat-alat laboratorim dan juga tempat untuk melakukan
pengujian kualitas bahan dan bangunan hasil kerja.

I.1.6 Tempat Parkir Peralatan


Tempat parkir peralatan yang termasuk alat-alat berat seperti
Excavator Backhoe (EB), Bulldozer (BD), dan Dump Truck(DT)
akan dipersiapkan di lokasi di sekitar Rencana Saluran Pengelak.

I.2 Jalan Masuk/Akses ke Lokasi Pekerjaan V


Jalan masuk dimaksudkan di sini ialah jalan masuk dari jalan raya di
sekitar km 39-40 kearah kiri menuju lokasi Bendung Tarusan, dengan
panjang jalan akses sekitar 600m.
Konstruksi jalan akses akan terdiri Subbase yang dipadatkan sampai
95% Standar Proctor, di lanjutkan lapis subgrade dari batu kapur (bila
tersedia) atau lapiran gravel dari sungai, dan paling atas akan dibuat
lapis makadam.
Selama pemakaian lapis jalan akses akan dipelihara dengan
menggunakan 1 Bulldozer, 1 Motor Grader (MG), dan 1 Roller.
Material gravel untuk pemeliharaan akan diangkut dengan 2-3 DT.
Jalan akses akan melewati saluran pengelak, sehingga akan
diperlukan jembatan kerja yang berupa Jembatan Darurat. Jembatan
ini meskipun bukan merupakan jembatan permanen, harus
dikerjakan dengan konstruksi yang kokoh karena akan dilalui lalu-
lintas kendaraan proyek dengan intensitas yang tinggi dan dengan
pembebanan yang sering bermuatan berat, serta untuk digunakan
selama pelaksanaan pekerjaan Bendung Tarusan, sampai dengan
selesainya penutupan kembali Saluran Pengelak.

Sket Lokasi Jalan Akses

Bendung

Jalan Akses

Jembatan Darurat
2
Abutment, yaitu perletakan kedua ujung jembatan darurat harus
cukup kuat terhadap pembebanan dan juga cukup tahan terhadap
gesekan aliran air melalui saluran pengelak. Perlu diperhatikan
bahwa saluran pengelak dibuat dengan lebar kurang dari lebar
sungai, sehingga akan terjadi percepatan terhadap kecepatan aliran
di saluran pengelak, Dengan demikian diperlukan konstruksi
abutment yang kuat, di sini akan dilakukan pembuatan konstruksi
abutment dari Pancang Steel Sheetpile, dengan sayap seperlunya
untuk mengantisipasi terladinya gerusan tebing saluran pengelak.
Sangat mungkin diperlukan perlindungan sayap abutment selama
pelaksanaan pekerjaan, sampai nantinya saluran pengelak ditutup
kembali.

I.3 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat V


Mobilisasi dan demobilisasi alat berat akan dilakukan secara
bertahap, dengan fokus dalam beberapa bulan pertama masa
pelaksanaan diperhitungkan untuk mobilisasi peralatan untuk
penyiapan jalan akses 600m dan penggalian saluran pengelak 59.250
m3 (panjang lebih-kurang 300 m)

I.4 Bengkel Kerja


Bengkel kerja akan dibangun di tempat diantara Direksi Keet dan
Lokasi Bendung, akan ipersiapkan bangunan bengkel kerja dan juga
dipersiapkan tempat penyimpanan dan penyiapan material. Di sini
selain luas banguanan yang cukup, juga tanah lapang yang cukup
untuk berbagai kegiatan peniapan peralatan dan juga tempat
penyiapan material.

I.5 Pengukuran dan Pematokan V


Pengukuran dan pematokan akan dilakukan di seluruh wilayah kerja,
yang akan dibagi menjadi 2 site, yang masing-masing dipimpin 1 Site
Manager. Pelaksana dan Tim Pengukuran akan melakukan pekerjaan
pengukuran dan pematokan.

3
Untuk wilayah yang memerlukan Pengupasan Lapis Atas, ataupun
kegiatan Clearing & Grubbing, maka pemasangan patok akan
dilakukan sebelum pengupasan dan setelah pengupasan. Patok dan
bouwplank awal yang tergusur oleh pekerjaan pengupasan, setelah
selesai pengupasan akan dipasang patok dan bouwplank pengganti.
Kontrak akan dilakukan dengan Sistem Kontrak Harga Satuan,
sehingga pengukuran awal diperlukan juga sebagai proses Mutual
Check 0%, di mana perlu dilakukan oleh Tim Bersama, yang meliputi
personil dari Pemilik, Penyedia, dan Direksi Pekerjaan.
Kegiatan Pengukuran dan pematokan akan dilakukan secara
bertahap, dengan kegiatan intensif untuk MC 0% akan dijadwalakan
tidak lebih dari 4 bulan, dengan kegiatan ekstensi secara berlanjut
sesuai kebutuhan penyiapan Gambar Pelaksanaan, Penghitungan
Volume, dan keperluan ekskusi untuk pencapaian target progres fisik
pekerjaan.

I.6 Sosialisasi dan Konsultasi Publik V


Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik untuk pelakanaan proyek
akan dilakukan pada awal pekerjaan secara intensif dalam 2 bulan
dan selanjutnya secara adhoc, semuanya dengan koordinasi para
pihak, dan menyertakan aparat pemerintahan setempat. Sosialisasi
lanjutan yang diperlukan sampai masa pekerjaan selesai, yaitu
sampai sekitar hari-hari akhir masa pelaksanaan, yaitu hari ke 1440,
disamping seluruh tim pelaksana proyek selama menjalankan tugas
juga diarahkan untuk selalu melakukan komunikasi yang baik dalam
menjelaskan kegunaan dan pelaksanaan proyek.
Materi sosialisali, akan dikoordinasikan dengan Direksi Teknis,
Pemilik, dan aparat setempat.
Pada saat pesasangan patok-patok bersamaan Mutual Check awal
akan menjadi kesempatan yang baik untk juga melakukan sosialisasi,
dan sekaligus mengumpulkan informasi-informasi penting dari
masyarakat disekitar proyek dan jalur saluran primer maupun
sekunder.

I.7 Pelaporan V
Kegiatan pelaporan meliputi Laporan-laporan, terdiri :

4
- Laporan Harian, untuk keprluan di lapangan, dan akan dijadikan
pendukung Laporan Mingguan.
- Laporan Mingguan, sebagai pendukung Laporan Bulanan selain
digunakan untuk bahan rapat mingguan.
- Laporan Bulanan, dijadikan acuan untuk penghitungan progres
yang ditagihkan, untuk dasar perhitungan volume yang
dibayarkan
Dalam pelaporan diperlukan dokumentasi pendukung progres terdiri
dari dokumentasi pada progres 25% dan 50%, serta dokumentasi
akhir atau pekerjaan selesai 100%. Juga diperlukan tambahan
dokumentasi bila terjadi pekerjaan perbaikan.

Kegiatan pelaporan ini akan berlangsung secara periodik selama


periode pelaksanaan sampai dengan bulan terakhir, bulan ke 48
(target penyelesaian bulan ke-47), dan ditambah pada masa
pemeliharaan secara adhoc sesuai kegiatan yang dilakukan.

I.8 Penerangan
Untuk perkantoran akan dilakukan penyambungan dari sambungan
PLN untuk selama masa pelaksanaan proyek, dan akan disispkan
generator sebagai cadangan. Generator tersebut juga dipergunakan
sehari-hari untuk keperluan-keperluan puncak untuk pelaksanaan
proyek, seperti untuk pengelasan, dan lain sebagainya.
Selain gegerator, tentu untuk keperluan jaringan di Kantor lapangan
dan di tempat kerja akan dipasanga jaringan penerangan untuk
mendukung keperluan pelaksanaan pekerjaan, dan juga untuk
pengamanan area proyek.

I.9 Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat sesuai yang diarahkan pada
dokumen kontrak berkenaan denga ukuran dan kontennya, dan
pemasangan dilakukan di pinggir jalan raya Padang-Painan antara km
39 dan km 40, yaitu di dekat awal jalan akses menuju lokasi Bendung
Tarusan,

5
I.10 Pengadaan Air Bersih dan Peralatan
Air bersih akan desediakan dengan cara pemasangan pompa air
tanah, untuk berbagai keperluan perkantoran, mess, dan
ibadah.Sedangkan untu keperluan minum di kantor dan di mess akan
di siapkan air minim yang cukup sehat, baik dengan cara membeli air
minum jadi ataupun dengan upaya filtrasi dengan alat yang
disediakan.

I.11 Pengujian dan Pemeriksaan V


Pengujian dan Pemeriksaan dilakukan selama masa pelaksanaan
secara intermitten (menyebar). Frekwensi pengujian dilakukan sesuai
ketentuan dalam kontrak, begitu juga jenis-jenis pengujiannya,
termasuk Material, Beton, Tulangan, Cara Penulangan, Dimensi dan
akurasi posisi bangunan, posisi penulangan, dan lain-lain.
Untuk akurasi dimensi bangunan, para petugas pengukuran (geodetic
surveyors) akan dibekali pemahaman akan pentingnya akurasi
dimensi untuk menghasilkan bangunan-bangunan yang secara
kualitas dan estetika memuaskan.

I.12 Foto Dokumentasi Pelaksanaan Proyek V


Dokumentasi pendukung pelaporan bisa berupa dokumentasi awal,
dokumentasi progres terdiri 25% dan 50%, serta dokumentasi akhir
atau pekerjaan selesai 100%. Juga diperlukan tambahan dokumentasi
bila terjadi pekerjaan perbaikan.
Dokumentasi juga diperlukan, selain untuk keperluan pelapora
progres, juga diantaranya :
- Dokumentasi terhadap detail-detail pekerjaan
- Dokumentasi kunjungan dan pemeriksaan
- Dokumentasi bagian perjaan tambahan yang unforeseen
- Dokumentasi bagian pekerjaan yang akan tertimbun
- Dokumentasi kejadian banjir
- Dokumentasi bencana alam
Kegiatan ini akan berlangsung selama periode pelaksanaan sampai
dengan bulan terakhir, bulan ke 48 (target penyelesaian bulan ke-47),
dan ditambah pada masa pemeliharaan secara adhoc sesuai kegiatan
perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan.

6
I.13 Gambar Kerja dan Gambar Purna Bangun V
Gambar kerja sebagai bagian-bagian detai dari Gambar pelaksanaan
yang dipersiapkan sebagai hasil MC 0% akan dilakukan setiap akan
melaksanakan bagian pekerjaan untuk disepakati bersama Direksi.
Gambar Purna Bangun akan dilakukan seketika per bagian pekerjaan
selesai, agar tidak menumpuk di akhir masa pelaksanaan. Hal ini
penting, sehubungan dengan kontrak unit price dengan wilayah yang
luas, sehingga ada manfaatnya bila sebagian pekerjaan selesai segra
dilakukan penyerahan parsial, untuk bisa segera dimanfaatkan
saluran tersier ysng sudah selesai untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat. Jadi Gambar Pelaksanaan dijadwalkan untuk
diselesaikan dalam 6 bulan, sedangkan Gambar Purna Bangun
berjalan seiring dan selama pelaksanaan sampai hari ke 1440 sebagai
target, meskipun masih memungkinkan pada masa
pertanggungan/masa pemeliharaan untuk ditambahkan berkenaan
dengan perbaikan-perbaikan yang mungkin terjadi pada masa
pemeliharaan.
I.14 Bangunan Fasilitas Kerja Lainnya
Bangunan fasilitas kerja lainnya, seperti : Barak Keja, Lokasi Batching
Plant (bila diperlukan), Kantor Lapangan Pembantu (bila diperlukan),
akan dicarikan tempat-tempat yang strategis untuk penempatannya,
guna mendukung pelaksanaan pekerjaan yang efisien dan efektif, dan
bisa memenuhi progres fisik sesuai penjadwalan pekerjaan yang
telah dipersiapkan dan disetujui kedua belah pihak.
Untuk penempatan atau pemilihan tempat tersebut Tim Pelaksana
akan selalu berkoordinasi dengan pihak pemilik, maupun pihak-pihak
terkain lainnya, seperti aparat pemerintahan setempat.

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI BENDUNG TARUSAN


II.1 SISTEM PENGELAK
II.1.1 Galian tanah biasa (59.250 m3)
(1) Pengupasan (clearing & grubbing) di atas saluran pengelak
dengan area panjang 30 menjadi bagian dari pekerjaan
galian tanah biasa, untuk pembuatan saluran pengelak.
Pengupasan ini akan di alokasikan waktu penanganannya
dari sejak awal datangnya alat Excavator dan Buldozer, di

7
mana jumlah alat yang akan digunakan 6 Unit Excavator
Backhoe kapasitas campuran Bucket 0,35- 0,75 m3, 3 Unit
Bulldozer 12-15 Ton, serta DT campuran kapasitas 5-10 ton
jumlah 20 unit.

EB DT MG

EB- Excavator Backhoe, DT- Dump Truck, MG- Motor Grader. Sumber :
Google 2013

BD BR

ST
BD- Bulldozer, BR-Babby Roller, ST-Stamper, Sumber : Google2013

Alat pemadat BR dan ST digunakan untuk pemadatan saluran tersier dan


urugan kembali bangunan pelengkap.
BD selain bisa digunakan untuk penggusuran dengan jarak dekat samppai
dengan 30 m, juga bisa digunakan untuk pemadatan pada sub base
saluran dan jalan akses.

II.1.2 Timbunan tanah dari hasil galian (6.950 m3)


Timbunan tanah diambil dari hasil galian saluran pengelak,
penyediaan material bisa dengan menggunakan armada alat
berat. Jarak bervariasi dari 50-300 m dengan dipergunakan
kombinasi alat 2 EB, 2 BD, dan 8 DT.

II.1.3 Covering dan dewatering ( 1 LS)

8
Penutupan tanggul dimulai dengan penempatan Blok Beton
1mx1mx0,5m disusun memanjang dari tepi kanan sungai
sampai tepi kiri sungai, disusun menghadap kehulu dan
kekehilir tanggul penutup (Covering), yaitu seperti POTONGAN
A-A dan POTONGAN B-B. Dengan demikian timbunan tanah
akan tertutup lapis blok beton. Hal ini dilakukan setelah galian
saluran pengelak selesai sampai ujung, sehingga aliran sudah
bisa dialihkan mengalir melalui saluran pengelak.
Kemudian di belakang deretan blok beton tersebut secara
bertahap dari tepi kanan menuju sebelah kiri sungai sepanjang
rencana tanggul penutup diurug dengan timbunan tanah dari
hasil galian saluran pengelak, sehingga terbentuk tanggul yang
cukup kokoh selebar sungai. Dengan demikian air bisa
sepenuhnya mengalir melalui saluran pengelak, dan di sungai
bisa dilakukan proses dewatering dengan beban pengeringan
yang lebih ringan untuk bisa melakukan pekerjaan konstruksi
pada tubuh bendung dan/atau bagian-bagian bangunan
pelengkapnya.

II.2 TANGGUL PENUTUP HULU BENDUNG


II.2.1 Galian tanah dibuang setempat (234 m3)
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan 1 EB, merupakan
pekerjaan pengupasan pada awal tanggun penutup untuk
penyesuaian ketinggian tanggul dan ketinggian daratan.

II.2.2 Timbunan tanah dari hasil galian (5.176,25 m3)


Penutupan tanggul dengan timbunan tanah dari hasil galian
dimulai dengan penempatan Blok Beton 1mx1mx0,5m disusun
memanjang dari tepi kanan sungai sampai tepi kiri sungai,
disusun menghadap kehulu dan kekehilir tanggul penutup
(Covering), yaitu seperti POTONGAN A-A dan POTONGAN B-B.
Dengan demikian timbunan tanah akan tertutup lapis blok
beton. Hal ini dilakukan setelah galian saluran pengelak selesai
sampai ujung, sehingga aliran sudah bisa dialihkan mengalir
melalui saluran pengelak.

9
II.2.3 Pekerjaan beton K300 (67,50 m3)
Beton K300 akan bersama keperluan beton K300 untuk struktur
lain akan dipesan dari perusahaan concrete mix. Waktu
pengiriman diminta ketika beton kualitas K300 tersebut
diperlukan.

II.2.4 Pekerjaan pembesian beton bertulang (326 kg)


Pembesian beton akan dilakukan dengan ketentuan yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia dan/atau peraturan
beton lainnya.

II.2.5 Filter wheephole, PVC 2” (20 m’)


Pemasangan wheephole akan ditempatkan pada titik-titik yang
tepat sehingga bisa berfungsi untuk menurunkan tekanan pori
air tanah di belakang dinding.
Filter untuk pencegahan terjadinya proses piping yang
mengalirkan butir-butir tanah, yang selanjutnya
membahayakan dinding itu sendiri.

II.3 PEKERJAAN BENDUNG


II.3.1 Galian tanah dibuang setempat ( 11.683,95 m3)
Penggalian di lokasi Bendung akan di intensifkan pemanfaatan
Excavator Backhoe, dan beberapa Backhoe disediakan yang
memiliki Attachment Taji penembus tanah keras (Scarifier), alat
berat pendukung meliputi Bulldozer dan Dump Truck dengan
jumlah dan kapasitas yang bisa memenuhi target dalam waktu
yang dijadwalkan.

II.3.2 Galian tanah dibuang dengan DT (19.553 m3)


Pembuangan galian tanah dengan DT di lakukan
stockpiling/dumping di sekitar lokasi saluran pengelak, agar
saat saluran pengelak sudah tidak diperlukan lagi bisa diurug
dengan material yang disimpan tersebut.

II.3.3 Galian tanah keras (15.479 m3)

10
Galian tanah keras dipergunakan Excavator Bertaji, Hand
Digger, digusur dengan menggunakan bulldozer. Untuk yang
diangkut lebih 50 m dilayani menggunakan DT. Tanah keras
hasil galian juga akan dipergunakan untuk memperkuat tanggul
penutup hulu, dan sebagian digunakan untuk membangun
tanggul penutu tambahan di dehat lokasi bendung dengan
dimensi yang lebih kecil, dan lebih rendah, di hulu dan di hilir
as bendung agar beban dewaterng lebih ringan.

II.3.4 Timbunan tanah dari hasil galian (6.907,45 m3)


Tanah hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
tanggul samping atau tanggul banjir, maka akan digunakan
untuk pengurugan tanggul banjir. Untuk itu penimbunan
dilakukan secara lapis-demi-lapis masing-masing dengan
ketebalan padat 30 cm. Pemadatan samapi kepadatan 92%
Standar Proctor. Material tanggul merupakan material Sandy
Clay, dimana cukup impermeable dan memiliki koefisien friksi
yang cukup kuat sehingga tidak mudah longsor.

II.3.5 Timbunan batu kosong (842,93 m3)


Timbunan batu kosong dilakukan di bagian ujung lantai
belakang bendung, yaitu lantai olakan belakang, Batu kosong
tersebut dimaksudkan sebagai transisi dari lantai beton ke
dasar sungai yang berupa tanah, di mana di tempat tersebut
turbulensi aliran air tidak menyebabkan scouring dasar karena
dengan ukuran batu yang cukup kuat bertahan dari benturan
aliran air yang turbulen di ekor lantai belakang.
Bouder-boulder (batu ukuran besar) disusun cukup padat agar
memiliki ketahanan yang memadai.

II.3.6 Beton siklup 1:4 (5.556,80 m3)


Beton siklop dihamparkan sebagai lantai kerja untuk pekerjaan
beton pada dasar fondasi bendung dan dasar lantai hilu dan
hilir bendung.

11
II.3.7 Plesteran 1:2 (241,80 m2)
Plesteran 1 PC : 2 Psr, sejumlah volume 241,80 m2, menjadi
bagian dari pekerjaan silpil lainnya. Dan pelaksanaan bisa
dilakukanbersmaan dengan pekerjaan sipil lain yang bobotnya
lebih besar.

II.3.8 Pekerjaan beton K300 (8.447,85 m3)


Pekerjaan beton K300, dengan jmlah yang cukup besar.
Kegiatan ini bila bisa disupply dari Perusahaan Beton Mix
kapasitas 1,5 m3/movbile molen x 6 rit/hari x 6 mobile molen =
54 m3/hari. Maka untuk selurunh pekerjaan dengan kuantitas
8.447,85 m3, bisa diselesaikan dalam 200 hari kerja, dan bila
perbulan efektif pengecoran 10 hari, maka pekerjaan beton
kualitas tinggi K300 sebagai bagian utama bendung bisa
diselesaikan dalam 20 bulan. Beserta pekerjaan galian, lantai
kerja, pembesian, dan pemasangan bekisting ditambah
pengeringan, pekerjaan finising, dan pekerjaan pelengkap,
bagian alur construction planning ini akan menjadi lintasan
kritis yang melampaui 40 bulan (masa pelaksanaan selama 48
bulan)

II.3.9 Pekerjaan beton K175 (48,46 m3)


Pekerjaan beton dengan kuat desak menengah, kuantitas kecil
cukup dikerjakan di lapangan dengan alat aduk beton molen
statis kapasitas 0,35 – 0,50 m3. Bila dpakai kapasitas 0,35
sehari bisa mengaduk 7-10 kali, maka produksi per hari
diperhitung 2,50 m3. Seluruk keperluan untuk lokasi ini 48,46
m3, sehingga diperlukan molen dalm waktu 20 hari kerja.

II.3.10 Pekerjaan beton K100 (49,50 m3)


Untuk pekerjaan beton K100, dengan jumlah 49,50 m3, juga
diperlukan 1 molen kapasitas 0,35 m3, dengan waktu 20 hari
kerja.

II.3.11 Pekerjaan pembesian beton bertulang (40.638 kg)


Pekerjaan pembesian ini merupakan prasyarat dikerjakannya
pekerjaan beton utama pada seluruh struktur utama bendung,

12
termasuk fondasi, lantai hulu, lantai hili, badan bendung, pilar
pintu pembilas, abutment kiri-kanan, bangunan intake, dan
lain-lain, sehingga untuk menjaga jumlah waktu lintasan kritis,
pelaksanaannya harus dicukupi material dan tenaganya, jangan
sampai terjadi start yang tertunda akibat kelangkaan material,
tenaga, dan proses pengecekan dan pengesahannya. Gambar
pelaksanaan untuk penulangan harus “early start” dan “early
finish” agar tidak mengganjal pekerjaan beton.

II.3.12 Pekerjaan bekisting/Struktur kayu (650,12 m2)


Pekerjaan bekisting yang menjadi prasyarat pekerjaan beton
mesti disiapkan secara dini, diawasi skedul pelaksanaannya,
Kuantitas memang tidak banyak hanya 650,12 m2, namun
tertundanya pekerjaan ini akan memperpanjang lintasan kritis
pekerjaan.

II.3.13 Pekerjaan gebalan rumput (809,14 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja,
tidak akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini
dikerjakan setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil
timbunan yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 %
Standard Proctor untuk saluran irigasi, atau 92% untuk
tanggul sungai, atau 95% untuk sub base jalan, atau sesuai
ketentuan kontrak.

II.3.14 Karet water stop (150 m’)


Pekerjaan ini perlu cek dan pengesahan sebelum pelaksanaan
cor beton.

II.3.15 Mistar ukur (8 m’)


Bak meter untuk monitor kedalaman air, pemasangan harus
cermat, untuk menghasilkan evaluasi data yang baik dan valid.

II.3.16 Filter wheephole PVC 2” (436 m’)


Pemasangan wheephole akan dipastikan ditempatkan pada
titik-titik yang benar, sehingga bisa merelease muka air tanah

13
dibelakang dinding sehingga memperpendek beda tinggi muka
air di muka dan di belakang dinding.
Kualitas filter harus mampu menahan lolosnya butir-butir tanah
yang bisa menimbulkan proses piping.

II.3.17 Pemasangan bronjong (540 m3)


Pemasangan bronjong bisa dimanfaatkan dilokasi sebelah hilir
sayap sayap kiri hilir bendung, dimana terladi turbulensi paling
besar pada saat pembilasan bendung.
juga bisa dimanfaatkan di sayap ekor saluran pembilas kantong
lumpur, yaitu pada tebing sungai di sekitar outlet saluran
pembilas kantong lumpur.

II.4 KANTONG LUMPUR


II.4.1 Galian tanah dibuang setempat ( 6.324,40 m3)
Penggalian dilakukan dengan menggunakan 2 Excavator
Backhoe, dibantu perataan dengan 2 Bulldozer. Bila produksi
Excavator 80 m3/jam, maka 2x 80 = 160 m3/jam atau bila 1 hari
efektif kerja 8 jam, maka 1 hari galian dihasilkan 1280 m3,
maka 6 hari kerja selesai.
II.4.2 Galian tanah dibuang dengan DT (25.197,90 m3)
Pekerjaan galian kantong lumpur dilanjutkan dengan
pembuangan menggunakan DT, dimana Cycle time DT
tergantung jarak angkut, dan kecepatan angkutnya. Untuk
efisiennya kerja kombinasi alat, jumlah DT dicukupkan sehingga
Excavator tidak terjadi iddle. Denagan tugas memuat ke DT,
dimana manuver tidak selancar dibanding membuang ke tanah,
maka diperhitungkan produksi 60 m3/jam. Dengan 2 Excavator
produksi 120 m3/jam, dalm 1 hari efektif 8 jam, menjadi
produksi per hari per 2 Excavator = 960 m3, maka pekerjaan
bisa diselesaikan sekitar 30 hari kerja, bila per bulan efektif 20
hari, maka galian bisa diselesaikan 1,5 bulan.

II.4.3 Galian tanah keras (2.428,20 m3)


Untu tanah keras, maka operasi Excavator disela dengan
penggarukan menggunekan Taji Penggaruk, maka untuk 2

14
Excavator dimana salah satu dipasang Taji, maka
diperhitungkan 2 Excavator, produksi = 50m3/jam atau
400m3/hari. Maka galian tanah keras, dengan diangkut dengan
beberapa DT yang cukup, pekerjaan bisa diselesaikan 50 hari
kerja, hari efektif 20 hari/bulan, maka selesai dalam 2,5 bulan.

Dengan demikian seluruh galian kantong lumpur, bisa


diselesaikan 6 hk + 1,5 bulan + 2,5 bulan 4,5 bulan.

II.4.4 Timbunan tanah dari hasil galian (6.299,48 m3)


Pekerjaan timbunan dilakukan setelah, pekerjaan konstruksi
(beton bertulang) selesai. Timbunan sendiri bisa diselesaikan
dengan menggunakan alat 1 Excavator, 2 Buldozer, 4 Baby
Roller, 2 Stamper. Ditargetkan 30-40 m3/jam, maka akan
diperlukan sekitar 200 jam, atau 25 hari kerja.

II.4.5 Pekerjaan beton K300 (3.986,90 m3)


Pekerjaan beton K300, dengan jmlah yang cukup besar.
Kegiatan ini bila bisa disupply dari Perusahaan Beton Mix
kapasitas 1,5 m3/movbile molen x 6 rit/hari x 6 mobile molen
= 54 m3/hari. Maka untuk selurunh pekerjaan dengan
kuantitas 3.986,90 m3, bisa diselesaikan dalam 80 hari kerja,
dan bila perbulan efektif pengecoran 10 hari, maka pekerjaan
beton kualitas tinggi K300 sebagai bagian utama bendung bisa
diselesaikan dalam 8 bulan. Beserta pekerjaan galian, lantai
kerja, pembesian, dan pemasangan bekisting ditambah
pengeringan, pekerjaan finising, dan pekerjaan pelengkap,
bagian alur construction planning ini akan menjadi lintasan
kritis yang melampaui 20 bulan, bila dimulai pada bulan ke 20,
maka akan selesai pada bulan ke 40 (masa pelaksanaan selama
48 bulan)

II.4.6 Pekerjaan beton K175 (16,20 m3)


Pekerjaan beton dengan kuat desak menengah, kuantitas kecil
cukup dikerjakan di lapangan dengan alat aduk beton molen
statis kapasitas 0,35 – 0,50 m3. Bila dpakai kapasitas 0,35

15
sehari bisa mengaduk 7-10 kali, maka produksi per hari
diperhitung 2,50 m3. Seluruk keperluan untuk lokasi ini 16,20
m3, sehingga diperlukan molen dalm waktu 7 hari kerja.

II.4.7 Pekerjaan pembesian beton bertulang (72.292 kg)


Pekerjaan pembesian ini merupakan prasyarat dikerjakannya
pekerjaan beton utama pada seluruh struktur utama bendung,
termasuk fondasi, lantai hulu, lantai hili, badan bendung, pilar
pintu pembilas, abutment kiri-kanan, bangunan intake, dan
lain-lain, sehingga untuk menjaga jumlah waktu lintasan kritis,
pelaksanaannya harus dicukupi material dan tenaganya, jangan
sampai terjadi start yang tertunda akibat kelangkaan material,
tenaga, dan proses pengecekan dan pengesahannya. Gambar
pelaksanaan untuk penulangan harus “early start” dan “early
finish” agar tidak mengganjal pekerjaan beton.

II.4.8 Pekerjaan bekisting/Struktur kayu (1.075 m2)


Pekerjaan bekisting pada kantong lumpur ini dari sisi bentuk
banguan cukup kompleks, sehinga kecermatan, pengecekan,
pengontloran mesti dilakukan dengan disiplin. Bila terjadi
lendutan-lendutan bekisting harus distel ulang sehingga
dihasilkan bentuk konstruksi yang akurat dan garis-garis
banguanan betul-betul baik dan akurat.

II.4.9 Pekerjaan gebalan rumput (800 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja, tidak
akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini dikerjakan
setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil timbunan
yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 % Standard
Proctor untuk saluran irigasi, atau 92% untuk tanggul sungai,
atau 95% untuk sub base jalan, atau sesuai ketentuan kontrak.

II.4.10 Karet water stop (60 m’)


Pekerjaan ini perlu cek dan pengesahan sebelum pelaksanaan
cor beton.
II.4.11 Mistar ukur @ 2m (4m’)

16
Mistar ukur agar akurat harus diikatkan pada BM dengan
akurat, dan dilakukan cek dan kontrol terhadap titik ikat
pembanding.

II.4.12 Filter wheephole PVC 2” (666,67 m’)


Pemasangan wheephole akan dipastikan ditempatkan pada
titik-titik yang benar, sehingga bisa merelease muka air tanah
dibelakang dinding sehingga memperpendek beda tinggi muka
air di muka dan di belakang dinding.

II.4.13 Pemasangan bronjong (840 m3)


Pemasangan bronjong pada tebing sungai sebagai ekstensi
sayap kiri-kanan outlet saluran pembilas.

II.5 JEMBATAN PADA BENDUNG


II.5.1 Galian tanah dibuang setempat ( 88,20 m3)
Ditimbun di lahan sekitar untuk dipergunakan kembali sebagai
uruga pada galian bangunan atau untu timbunan kembali pada
saluran pengelak.

II.5.2 Galian tanah dibuang dengan DT (324,60 m3)


Hasil galian bisa disimpan di lahan di sekitar untuk nantinya
dipergunakan untuk timbunan kembali banguan, atau
timbunan kembali saluran pengelak.

II.5.3 Galian tanah keras (132,80 m3)


Galian tanah keras bisa dilakukan dengan alat Penggali Tangan
(Digger) dan juga dengan Excavator yang dipasang alat Taji
(attachment tool).

II.5.4 Timbunan tanah dari hasil galian (32 m3)


Ditimbun atau distock di bantaran sungai atau lahan sekitar.
Bila digunanakan sebagai bahan timbunan kembali pada
bgalian bangunan maka alat pemadat dengan alat yang mudah
dioperasikan pada ruang yang terbatas, yaitu Baby Roller atau
Hand Stamper.

17
II.5.5 Pekerjaan beton K300 (786,76 m3)
Bahan beton K300 akan didatangkan dari perusahan/pabrik
Beton Mix yang mana proses pencampuran, proses penyiapan
material, dan kualitas materialnya bisa diyakini bisa dipenuhi
dari hasil pencampuran dan pemprosesan di pabrik.
Pabrik yang dipilih, akan dilakukan inspeksi bersama ke pabrik,
guna mengetahui spesifikasi dari beton yang diproduksinya.
Untuk gelagar/balok pratekan akan dipesan ke pabrik yang
kompeten, yang memiliki reputasi baik, memiliki sertifikasi ISO
tentang mutu produk, dan untuk ini perlu persetujuan Direksi
Teknis, maupun Pemilik.

II.5.6 Pekerjaan beton K100 (27,75 m3)


Beton mutu fc= 7,4 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,87
(Molen). Dengan beton molen kapasitan 0,35, maka akan
diperlukan lebih kurang 90 kali pengadukan. Bila setiap hari
kerja bisa melakukan pengadukan 8 kali, maka diperlukan
sekitar 12 kari kerja, untuk penyelesaian 27,75 m3 beton K100
untuk keperluan di sini.

II.5.7 Pekerjaan pembesian beton bertulang (41.424,50 kg)


Pemebesian dilakukan secara umum manual dengan tenaga
manusia. Alat yang digunakan ialah alat Gunting Besi, alat
pembengkok, Gunting Kawat, pengangkatan dalam bisa
dibanru dengan Backhoe atau tetap cara manual.
Pekerjaan pembesian harus mendapat pengesahan dari Direksi
Teknis sebelum dilakukan pengecoran.
Diameter tulangan harus melelui pengecekan dan pengesahan
dari Direksi Teknis.

II.5.8 Pekerjaan bekisting/Struktur kayu (640 m2)


Bekisting harus dipergunakan papan kayu yang cukup kuat dan
berkualitas dari sisi kekuatan, keawetan dan memiliki bentuk
yang lurus tidakmudah melengkung karena pengaruh cuaca.

18
Setiap kali selesai pemasangan bekisting harus dilakukan
pengecekan bersama, dan dimintakan pengesahan dari Direksi
Teknis.

II.5.9 Pipa sandaran galvanis D-4” (300 m2)


Diameter pipa sandaran diukur sebagai proses pengecekan,
bbegitu juga ketebalan bahan pipa perlu pengecekan.
Spesifikasi galvanis juga harus memenuhi spesifikasi teknis
pada dokumen kontrak.

II.5.10 Lapisan perkerasan (225 m2)


Dikerjakan dengan rapih, rata, ketebalan yang sesuai.
Pemadatan digunakan Drum Roller yang sesuai.

II.5.11 Filter wheephole PVC 2” (12 m’)


Pemasangan Wheephole akan dicarikan posisi yang efektip,
guna melepas tekanan airterhadap dinding. Bahan fiter akan
disusun sedemikian sehingga fungsi penyaringan bisa efektif,
tidak memjadikan aliran air menyebabkan terjadinya proses
piping yang mengerogoti butir-butir tanah di belakang dinding,
dan bisa menyebabkan terjadi rongga di belakang dinding.

III. PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA DAN BANGUNAN PELENGKAP


III.1 SALURAN PEMBAWA PRIMER – SI Koto Panjang (9,273 km)
III.1.1 Pembersihan dan stripping/kosrekan (139.095 m2)
Pekerjaan kosrekan/ stripping dilakukan dengan menggunakan
alat Bulldozer, dimana untuk tempat yang tumbuh-
tumbuhannya tak terlalu besar bisa sekaligus melakukan
pembersihan (clearing).
Pekerjaan ini bisa dilakukan bertahap setiap beberapa penggal
atau beberapa patok pada saluran primer. Pemilihan panjang
penggalan disesuaikan dengan memperhitungkan perimbangan
cut and fill untuk sepanjang alinyemen (alignment) saluran
primer.

III.1.2 Tebas tebang tanaman dan pembersihan lokasi (250 m2)

19
Tebas-tebang (clearing-grubbing) bisa dilakukan dengan
menggunakan alat Bulldozer, beberapa pohon yang cukup
besar bisa lebih dulu ditebang dengan menggunakan alat
potong Gegaji Mesin (Jigsaw).

III.1.3 Uitset trase saluran pembawa dan pembuang (9.273 m’)


Pengukuran dan pematokan akan dilakukan di seluruh wilayah
kerja, yaitu di Lokasi Bendung Tarusan, Saluran Induk Koto
Panjang, Saluran Sekunder Sawah Laweh, dan Saluran Sekunder
Sungai Tawar.
Untuk wilayah yang memerlukan Pengupasan Lapis Atas,
ataupun kegiatan Clearing & Grubbing, maka pemasangan patok
akan dilakukan sebelum pengupasan dan setelah pengupasan.
Patok dan bouwplank awal yang tergusur oleh pekerjaan
pengupasan, setelah selesai pengupasan akan dipasang patok
dan bouwplank pengganti.
Kontrak akan dilakukan dengan Sistem Kontrak Harga Satuan,
sehingga pengukuran awal diperlukan juga sebagai proses
Mutual Check 0%, di mana perlu dilakukan oleh Tim Bersama,
yang meliputi personil dari Pemilik, Penyedia, dan Direksi
Pekerjaan.
Kegiatan Pengukuran dan pematokan akan dilakukan secara
bertahap selama periode pelaksanaan pekerjaanyaitu 48 bulan
(2013-2017), dengan kegiatan intensif untuk MC 0% yang akan
dijadwalakan tidak lebih dari 6 bulan, dengan kegiatan ekstensi
secara berlanjut sesuai kebutuhan penyiapan Gambar
Pelaksanaan, Penghitungan Volume, dan keperluan ekskusi
untuk pencapaian target progres fisik pekerjaan.
Untuk melaksanakan pekerjaan pengukuran, diperlukan
peralatan sbagai berikut :
 Peta
 Gambar kontrak/ gambar perencanaan
 Buku catatan
 Kamera
 Peralatan survey untuk pengukuran ketinggian maupun
sudut Waterpass atau Theodolite.
 GPS mobile

20
 Rol meter panjang 20 m dan pendek 5m
 Pato kayu, Papan kayu, dll

III.1.4 Pasang profil melintang galian tanah jarak 50 m (185,46 m’)


Waterpass, untuk mengukur beda tinggi dan mengukur jarak
optis. Sedangkan untuk tempat-tempat yang terjal digunakan
Theodolite, berguna untuk :
 Mengukur sudut horisontal
 Mengukur sudut vertikal
 Mengukur jarak optis
 Mengukur beda tinggi dua titik
 Mengukur azimuth setiap arah yang
menghubungkan dua titik
Koordinat sebuah titik dapat ditentukan menggunakan alat
Total Station (Electronic Theodolite) dengan mengacu kepada
titik lain yang sudah diketahui koordinatnya.
Pekerjaan pengukuran lapangan yang dilaksanakan di awal
pekerjaan ini merupakan pemeriksaan bersama (mutualcheck)
dengan pihak Direksi Teknis, dan juga pihak Pemilik,
sebagaimana ketentuan dalam dokumen kontrak menyatakan
untuk dilakukan, sebagai MC 0%.
A. Persiapan pengukuran
1) Identifikasi gambar rencana
2) Koordinasi dengan juru ukur
3) Penyiapan alat ukur
4) Penyiapan formulir pengukuran

B. Pelaksanaan pengukuran
1) Penentuan titik-titik pengukuran
2) Penempatan titik patok dan bouwplank
3) Koreksi gambar rencana
4) Penghitungan volume pekerjaa (sebagai perbaikan dari
BOQ yang ada dalam kontrak).

III.1.5 Pekerjaan galian tanah biasa, kedalaman 1-2m, dibuang <3m,


rata & rapi (200.415,43 m3)

21
Penggalian bisa dilakukan dengan Excavator Backho, sekaligus
melakukan dumping dengan gerakan swing EB itu sendiri.
Perataan dilakukan dengan Bulldozer.

III.1.6 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 3-


10m, rata & rapi (100.207,72 m3)
Pengangkutan dengan jarak pendek 3-10m, bisa dilakukan
dengan Manual (tenaga orang), atao dengan EB untuk material
yang proses galiannya dilakukan dengan EB. Jarak buangan
masih terjangkau oleh alat EB sendiri.

III.1.7 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 10-


50m, rata & rapi (100.207,72 m3)
Jarak yang tidak terlalu jauh ini bisa dilakukan dengan alat
Shovel Power, namun karena jumlahnya yang banyak maka di
pilih kombinasi Excavator Backhoe (EB) dengan Dump Truck
(DT).

III.1.8 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang jarak


setiap 100m, rata & rapi (89.073,52 m3)
Dengan jarak buang rata-rata 100 m maka pengangkutan dipilih
menggunakan Dump Truck. Pemuatan dipergunakan alat
Excavator Backhoe, dimana alat bisa juga dipergunakan untuk
memuat material hasil galian ke atas Dump Truck untuk
diangkut ke tempat penimbunan atau tempat dumping
material.b
III.1.9 Pekerjaan timbunan tanah menggunakan Bulldozer
(121.394,84 m3)
Timbunan tanah dengan jarak angkut dibawah 50 m, bisa
dilakukan dengan Bulldozer,dimana selain untuk timbunan
Bulldozer juga sekaligus bisa digunakan untuk perataan, lapis-
perlapis, dan juga sekaligus bisa digunakan untuk proses
pemadatan timbunan. Hamparan yang dihasilkan dari
penghamparan menggunakam Bulldozer juga bisa
menghasilkan hamparan dengan permukaan kasar, sehingga
ikatan lapis satu dengan lapis berikutnya bisa lebih baik.

22
III.1.10 Pekerjaan pemadatan (121.394,84 m3)
Pemadatan pada bagian timbunan tanah dipergunakan armada
2 Excavator Backhoe, 4 Bulldozer, 10 Dump Truck, 1 Sheppfoot
Roller,6 Baby Roller, 12Hand Stamper. Produksi diperhitungkan
efektif (tidak iddle) pada 2 Excavator Bachoe, dengan produksi
per alat = 60 m3/jam, jadi 2 alat produksi=120 m3/jam, atau
960 m3/hari. Maka seluruh volume 121.394,84 m3 akan bisa
diselesaikan dalam waktu = 120 hari kerja, bila per bulan efektif
20 hari kerja, maka seluruh volume bisa diselesaikan dalam
waktu 6 bulan.

III.1.11 Pekerjaan beton K100 (6.992,73 m3)


Beton mutu fc= 7,4 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,87
(Molen). Jumlah beton molen akan disesuaikan denga jadwal
pelaksanaan yang disepakati dalam Pre Construction Meeting,
kapasitas produksi disesuaikan dengan pencapaian progres fisik
yang dijadwalkan.

III.1.12 Pekerjaan beton K175 (22.039,46 m3)


Beton mutu fc= 14,5 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,66
(Molen). Jumlah beton molen akan disesuaikan denga jadwal
pelaksanaan yang disepakati dalam Pre Construction Meeting,
kapasitas produksi disesuaikan dengan pencapaian progres fisik
yang dijadwalkan.
III.1.13 Pekerjaan bekisting untuk permukaan beton biasa
(2.203,46 m2)
Papan yang dipergunakan berukuran 3/20 cm, tanpa perancah.
Dipilih papan dengan kualitas yang baik, agar tidak mudah
membengkok karena pengaruh cuaca dilapangan. Untuk papan
yang tidak betul-betul lurus, maka harus diganti denga bahan
yang lurus dan kuat.

III.1.14 Pekerjaan gebalan rumput (55.638 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja, tidak
akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini dikerjakan
setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil timbunan
yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 % Standard

23
Proctor untuk saluran irigasi, atau 92% untuk tanggul sungai,
atau 95% untuk sub base jalan, atau sesuai ketentuan kontrak.

III.1.15 Joint Sealent/Joint sealer (bahan aspal pasir) (11.127,60


m’)
Pekerjaan ini dilakukan setelah selesai beberapa bagian
pekerjaan lining saluran. Secara bertahap menyertai selesainya
pengecoran pada setiap patok sepanjang saluran yang dilapis
beton, canal lining, maka diikuti pemasangan joint sealent.

III.1.16 Pipa PVC dia 1” (1.854,60 m’)


Pemasangan Wheephole akan dicarikan posisi yang efektip,
guna melepas tekanan airterhadap dinding. Bahan fiter akan
disusun sedemikian sehingga fungsi penyaringan bisa efektif,
tidak memjadikan aliran air menyebabkan terjadinya proses
piping yang mengerogoti butir-butir tanah di belakang dinding,
dan bisa menyebabkan terjadi rongga di belakang dinding.

III.2 BANGUNAN PELENGKAP PEMBAWA PRIMER – pada SI Koto


Panjang (37 unit)

III.2.1 Pekerjaan galian tanah biasa, kedalaman 1-2m, dibuang <3m,


rata & rapi (5.935,50 m3)
Pada bangunan-bangunan yang dimensinya cukupbesar akan
dilakukan dengan alat berat, yaitu Excavator Backhoe.

III.2.2 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 3-


10m, rata & rapi (256,34 m3)
Pekerjaan ini dilakukan dengan tenaga manual, jarak buang
tidak jauh, hanya 3-10m. Begitu juga volume tidak terlalu besar,
merupakan penjumlahan dari banyak bangunan.

III.2.3 Pekerjaan timbunan tanah, manual (7.321,28 m3)

24
Proses penimbunan merupakan hasil dari penimbunan manual
dan penimbunan dengan alat berat, EB, BD, dan DT. Untuk
bangunan-bangunan dengan ukuran besar penimbunan
dilakukan dengan bantuan alat-alat agar progres berjalan
cepat, dengan memperhatikan pencapaian kepadatan yang
memenuhi spesifikasi teknis.
Kapasitas produksi gabungan akan selalu dievaluasi dengan
ketat, agar tidak terjadi progres dibawah yang ditargetkan.

III.2.4 Pekerjaan pemadatan (481,77 m3)


Pelaksanaan pemadatan timbunan untuk bangunan pada
Saluran Pembawa Primer ini desesuaikan dengan kesesuaian
parameter-parameter tanah dan ruang kerja yang cocok
dengan ukuran alat. Pada tempat-tempat yang sempi
digunakan Stamper atau Baby Roller. Untuk tempat yang cukup
lapang dipergunakan Bulldozer, atau Sheepfoot Roller guna
pencapaian kepadatan yang memadai dan memenuhi
spesifikasi teknis.

III.2.5 Pekerjaan pas batu dgn mortar jenis PC-PP, Mortar tipe N
campuran 1PC : 4Psr (4.337,61 m3)
Pekerjaan pasangan batu merupakan pekerjaan yang dilakukan
dengan tenaga manusia, maka keterampilan para tukang perlu
dipilih yang baik, serta ketaatan terhadap campuran dan
ukuran bangunan harus selalu diawasi dan dikontrol. Apabila
terjadi kualitas yang buruk maka harus dibongkar, begitu juga
bila kurva tidak baik, dan garis lurus terjadi tidak lurus, atau
tidak pas pada tempat yang ditargetkan, maka perlu
pembonggkaran dan perbaikan.

III.2.6 Pekerjaan siaran dgn mortar jenis PC-PP, Mortar tipe M


campuran 1 PC : 2Psr (32 m3) (?)
Pekerjaan siaran ini kontrol dan pelaksanaannya menjadi satu
kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu.

III.2.7 Pekerjaan plesteran dgn mortar jenis PC-PP (7.556,86m2)

25
Pekerjaan plesteran menjadi bagian dari pekerjaan pasangan
batu, untuk masing-masing banguanan, Dikerjakan secara
berturutan setelah bagian utama struktur bangunan selesai
dikerjakan, yaitu berupa konstruksi pasangan batu.bbbbbbbb

III.2.8 Pekerjaan beton K100 (0,77 m3)


Beton mutu fc= 7,4 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,87
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.2.9 Pekerjaan beton K175 (118,75 m3)


Beton mutu fc= 14,5 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,66
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.2.10 Pekerjaan beton K225 (154,52 m3)


Beton mutu fc= 19,3 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,58
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.2.11 Pekerjaan pembesian 100kg/m3 dengan besi polos atau


ulir (19.307,24 kg)
Pemebesian dilakukan secara umum manual dengan tenaga
manusia. Alat yang digunakan ialah alat Gunting Besi, alat

26
pembengkok, Gunting Kawat, pengangkatan dalam bisa
dibanru dengan Backhoe atau tetap cara manual.
Pekerjaan pembesian harus mendapat pengesahan dari Direksi
Teknis sebelum dilakukan pengecoran.
Diameter tulangan harus melelui pengecekan dan pengesahan
dari Direksi Teknis.

III.2.12 Pekerjaan perancah bekisting balok dgn kayu dolken dia 8


cm tinggi 4m (24,60 m2) (?)
Papan yang dipergunakan berukuran 3/20 cm, pekerjaan
perancah dengan dolken dia 8 cm tinggi 4 m.
Bangunan yang cukup besar yaitu bangunan konstruksi talang
yang menyeberang sungai dengan lebar sungai 75 m, sehingga
diperlukan beberapa konstuksi pilar bangunan di tengah alur
sungai, sehingga juga akan diperlukan kegiatan dewatering.
Sistem pemasangan struktur talang akan sangat tergantung dari
desain talangnya sendiri, bentang setiap seksi (jarak pilar), dan
ketinggian bangunan.

III.2.13 Pekerjaan gebalan rumput (288 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja, tidak
akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini dikerjakan
setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil timbunan
yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 % Standard
Proctor untuk saluran irigasi, atau 92% untuk tanggul sungai,
atau 95% untuk sub base jalan, atau sesuai ketentuan kontrak.

III.2.14 Pipa PVC dia 1” (288 m’)


Akan dipasang pada titik-titik yang tepat sesuai fungsinya pada
bagian dinding yang perlu dipasang pipa PVC Dia 1”.

III.3 SALURAN PEMBAWA SEKUNDER- SS Sawah Laweh (5,30 km), SS


Sungai Tawar (1,50 km)

III.3.1 Pembersihan dan stripping/kosrekan (5.137,85 m2)


Pekerjaan kosrekan/ stripping dilakukan dengan menggunakan
alat Bulldozer, dimana untu tempat yang tumbuh-

27
yumbuhannya tak terlalu besar bisa sekaligus melakukan
pembersihan (clearing).
Pekerjaan ini bisa dilakukan bertahap setiap beberapa penggal
atau beberapa patok pada saluran primer. Pemilihan panjang
penggalan disesuaikan dengan memperhitungkan
perimbangan cut and fill untuk sepanjang alinyemen
(alignment) saluran primer.

III.3.2 Tebas tebang tanaman dan pembersihan lokasi (500 m2)


Tebas-tebang (clearing-grubbing) bisa dilakukan dengan
menggunakan alat Bulldozer, beberapa pohon yang cukup
besar bisa lebih dulu ditebang dengan menggunakan alat
potong Gegaji Mesin (Jigsaw).

III.3.3 Uitset trase saluran pembawa dan pembuang (6.800 m’)


Pengukuran dan pematokan akan dilakukan di seluruh wilayah
kerja, yaitu di Lokasi Bendung Tarusan, Saluran Induk Koto
Panjang, Saluran Sekunder Sawah Laweh, dan Saluran
Sekunder Sungai Tawar.
Untuk wilayah yang memerlukan Pengupasan Lapis Atas,
ataupun kegiatan Clearing & Grubbing, maka pemasangan
patok akan dilakukan sebelum pengupasan dan setelah
pengupasan. Patok dan bouwplank awal yang tergusur oleh
pekerjaan pengupasan, setelah selesai pengupasan akan
dipasang patok dan bouwplank pengganti.
Kontrak akan dilakukan dengan Sistem Kontrak Harga Satuan,
sehingga pengukuran awal diperlukan juga sebagai proses
Mutual Check 0%, di mana perlu dilakukan oleh Tim Bersama,
yang meliputi personil dari Pemilik, Penyedia, dan Direksi
Pekerjaan.
Kegiatan Pengukuran dan pematokan akan dilakukan secara
bertahap selama periode pelaksanaan pekerjaanyaitu 48 bulan
(2013-2017), dengan kegiatan intensif untuk MC 0% yang akan
dijadwalakan tidak lebih dari 6 bulan, dengan kegiatan ekstensi
secara berlanjut sesuai kebutuhan penyiapan Gambar

28
Pelaksanaan, Penghitungan Volume, dan keperluan ekskusi
untuk pencapaian target progres fisik pekerjaan.
Untuk melaksanakan pekerjaan pengukuran, diperlukan
peralatan sbagai berikut :
 Peta
 Gambar kontrak/ gambar perencanaan
 Buku catatan
 Kamera
 Peralatan survey untuk pengukuran ketinggian maupun
sudut Waterpass atau Theodolite.
 GPS mobile
 Rol meter panjang 20 m dan pendek 5m
 Pato kayu, Papan kayu, dll

III.3.4 Pasang profil melintang galian tanah jarak 50 m (136 m’)


Waterpass, untuk mengukur beda tinggi dan mengukur jarak
optis. Sedangkan untuk tempat-tempat yang terjal digunakan
Theodolite, berguna untuk :
 Mengukur sudut horisontal
 Mengukur sudut vertikal
 Mengukur jarak optis
 Mengukur beda tinggi dua titik
 Mengukur azimuth setiap arah yang
menghubungkan dua titik
Koordinat sebuah titik dapat ditentukan menggunakan alat
Total Station (Electronic Theodolite) dengan mengacu kepada
titik lain yang sudah diketahui koordinatnya.
Pekerjaan pengukuran lapangan yang dilaksanakan di awal
pekerjaan ini merupakan pemeriksaan bersama (mutualcheck)
dengan pihak Direksi Teknis, dan juga pihak Pemilik,
sebagaimana ketentuan dalam dokumen kontrak menyatakan
untuk dilakukan, sebagai MC 0%.
A. Persiapan pengukuran
1. Identifikasi gambar rencana
2. Koordinasi dengan juru ukur
3. Penyiapan alat ukur
4. Penyiapan formulir pengukuran

B. Pelaksanaan pengukuran

29
1. Penentuan titik-titik pengukuran
2. Penempatan titik patok dan bouwplank
3. Koreksi gambar rencana
4. Penghitungan volume pekerjaa (sebagai perbaikan dari
BOQ yang ada dalam kontrak)

III.3.5 Pekerjaan galian tanah biasa, kedalaman 1-2m, dibuang <3m,


rata & rapi (12.903,72 m3)
Penggalian bisa dilakukan dengan Excavator Backho, sekaligus
melakukan dumping dengan gerakan swing EB itu sendiri.
Perataan dilakukan dengan Bulldozer.

III.3.6 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 3-


bb10m, rata & rapi (4.301,24 m3)
Pengangkutan dengan jarak pendek 3-10m, bisa dilakukan
dengan Manual (tenaga orang), atao dengan EB untuk material
yang proses galiannya dilakukan dengan EB. Jarak buangan
bmasih terjangkau oleh alat EB sendiri.

III.3.7 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 10-


50m, rata & rapi (4.301,24 m3)
Jarak yang tidak terlalu jauh ini bisa dilakukan dengan alat
Shovel Power, namun karena jumlahnya yang banyak maka di
pilih kombinasi Excavator Backhoe (EB) dengan Dump Truck
(DT).

III.3.8 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang jarak


setiap 100m, rata & rapi (4.301,24 m3)
Dengan jarak buang rata-rata 100 m maka pengangkutan
dipilih menggunakan Dump Truck. Pemuatan dipergunakan
alat Excavator Backhoe, dimana alat bisa juga dipergunakan
untuk memuat material hasil galian ke atas Dump Truck untuk
diangkut ke tempat penimbunan atau tempat dumping
material.

III.3.9 Pekerjaan timbunan tanah menggunakan Bulldozer


(27.805,36 m3)

30
Timbunan tanah dengan jarak angkut dibawah 50 m, bisa
dilakukan dengan Bulldozer,dimana selain untuk timbunan
Bulldozer juga sekaligus bisa digunakan untuk perataan, lapis-
perlapis, dan juga sekaligus bisa digunakan untuk proses
pemadatan timbunan. Hamparan yang dihasilkan dari
penghamparan menggunakam Bulldozer juga bisa
menghasilkan hamparan dengan permukaan kasar, sehingga
ikatan lapis satu dengan lapis berikutnya bisa lebih baik.

III.3.10 Pekerjaan pemadatan (27.805,36 m3)


Pemadatan pada bagian timbunan tanah dipergunakan
armada 2 Excavator Backhoe, 4 Bulldozer, 8 Dump Truck, ,6
Baby Roller, 12Hand Stamper. Produksi diperhitungkan efektif
(tidak iddle) pada 2 Excavator Bachoe, dengan produksi per
alat = 40 m3/jam dengan koefisien manuver lebih kecil, jadi 2
alat produksi= 80 m3/jam, atau 640 m3/hari. Maka seluruh
volume 27.805,36 m3 akan bisa diselesaikan dalam waktu =
50 hari kerja, bila per bulan efektif 20 hari kerja, maka seluruh
volume bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 bulan.

III.3.11 Pekerjaan pas batu dgn mortar jenis PC-PP (4.268,48 m3)

III.3.12 Pekerjaan plesteran dgn mortar jenis PC-PP (21.490,16m2)


Pekerjaan plesteran ini kontrol dan pelaksanaannya menjadi
satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu. Sebelum
dilakukan pekerjaan plesteran maka pekerjaan pasangan batu
harus dilakukan pengecekan terlebih dulu, untuk memastikan
pemasangan spesi adukan cukup baik, dalam arti tidak keropos
atau kosong, sehingga nantinya apabila tidak masif akan
mudah ditembus binatang air, atau mudah ditembus
tumbuhan dan lumut.

III.3.13 Pekerjaan beton K100 (9.867,95m3)


Beton mutu fc= 7,4 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,87
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor

31
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.3.14 Pekerjaan beton K175 (3.728,54 m3)


Beton mutu fc= 14,5 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,66
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.3.15 Pekerjaan bekisting unt permukaan beton biasa (364,62


m2)
Papan yang dipergunakan berukuran 3/20 cm, tanpa perancah

III.3.16 Pekerjaan gebalan rumput (2.055,14 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja, tidak
akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini dikerjakan
setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil timbunan
yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 % Standard
Proctor untuk saluran irigasi.

III.3.17 Joint Silent (aspal pasir) (8.160 m’)


Pekerjaan ini dilakukan setelah selesai beberapa bagian
pekerjaan lining saluran. Secara bertahap menyertai selesainya
pengecoran pada setiap patok sepanjang saluran yang dilapis
beton, canal lining, maka diikuti pemasangan joint sealent.

III.3.18 Pipa PVC dia 1” (1.360 m’)


Pemasangan Wheephole akan dicarikan posisi yang efektip,
guna melepas tekanan airterhadap dinding. Bahan fiter akan
disusun sedemikian sehingga fungsi penyaringan bisa efektif,
tidak memjadikan aliran air menyebabkan terjadinya proses
piping yang mengerogoti butir-butir tanah di belakang dinding,
dan bisa menyebabkan terjadi rongga di belakang dinding.

32
III.4 BANGUNAN PELENGKAP PEMBAWA SEKUNDER- pada SS Sawah
Laweh (50 unit), dan pada SS Sungai Tawar (8 unit)

III.4.1 Pekerjaan galian tanah biasa, kedalaman 1-2m, dibuang <3m,


rata & rapi (7.644,86 m3)
Pada bangunan-bangunan yang dimensinya cukupbesar akan
dilakukan dengan alat berat, yaitu Excavator Backhoe.

III.4.2 Pekerjaan mengangkut hasil galian tanah biasa, dibuang 3-


10m, rata & rapi (106,89 m3)
Pekerjaan ini dilakukan dengan tenaga manual, jarak buang
tidak jauh, hanya 3-10m. Begitu juga volume tidak terlalu
besar, merupakan penjumlahan dari banyak bangunan.

III.4.3 Pekerjaan timbunan tanah, manual (1.899,65 m3)


Pekerjaan timbunan di sini dikerjakan dengan menggunakan
tenaga manusia.

III.4.4 Pekerjaan pemadatan (327,26 m3)


Pekerjaan pemadatan di sini dengan permukaan yang
ukurannya kecil, maka dipergunakan Babby Roller dan Hand
Stamper.

III.4.5 Pekerjaan pas batu dgn mortar jenis PC-PP, Mortar tipe N
campuran 1PC : 4Psr (5.514,03 m3)
Pekerjaan di lakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
Bila ditargetkan selesai dalam 200 hari kerja, maka per hari
kerja diselesaikan 28 m3 untuk ini diperlukan 15 tim terdiri 1
tukang batu dan 2 pembantu tukang setiap harinya. Kapasitas
tim produksi 2 m3/tim/hari.

III.4.6 Pekerjaan siaran dgn mortar jenis PC-PP, Mortar tipe M


campuran 1 PC : 2Psr (2.191,37 m2)

33
Siaran merupakan bagian dari bangunan yang sama dengan
pekerjaan pasangan batu, dijadwalkan dan dikerjakan
beriringan.

III.4.7 Pekerjaan plesteran dgn mortar jenis PC-PP (7.380,60m2)


Pekerjaan plesteran, sama halnya dengan pekerjaan siaran
menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu pada
bangunan yang sama. Penanganan beriringan setiap kali selesai
pekerjaan pasangan batu pada satu bangunan yang sama.

III.4.8 Pekerjaan beton K100 (12,91 m3)


Beton mutu fc= 7,4 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,87
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.4.9 Pekerjaan beton K175 (177,02 m3)


Beton mutu fc= 14,5 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,66
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.4.10 Pekerjaan beton K225 (15,71 m3)


Beton mutu fc= 19,3 Mpa, dengan slump (12+2) cm, w/c= 0,58
(Molen). Akan selalu dilakukan pengawasan dan kontrol yang
ketat. Pelaksanaan test sampel beton akan dilakukan dengan
ketat.Juumalh dan kapasitas produksi akan dilakukan monitor
dan kontrol secara ketat, dengan tetap memperhatikan

34
pencapaian progres fisik, agar tetap terpelihara sesuai skedul
yang dipergunakan.

III.4.11 Pekerjaan pembesian 100kg/m3 dengan besi polos atau


ulir (7.881,32 kg)
Pemebesian dilakukan secara umum manual dengan tenaga
manusia. Alat yang digunakan ialah alat Gunting Besi, alat
pembengkok, Gunting Kawat, pengangkatan dalam bisa
dibanru dengan Backhoe atau tetap cara manual.
Pekerjaan pembesian harus mendapat pengesahan dari Direksi
Teknis sebelum dilakukan pengecoran.
Diameter tulangan harus melelui pengecekan dan pengesahan
dari Direksi Teknis.

III.4.12 Pekerjaan bekisting untuk permukaan beton biasa


(163,33 m2)
Papan yang dipergunakan berukuran 3/20 cm, tanpa perancah

III.4.13 Pekerjaan gebalan rumput (352 m2)


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan tingkat labor/pekerja, tidak
akan dilakukan dengan alat mesin. Pekerjaan ini dikerjakan
setelah dilakukannya pengeprasan terhadap hasil timbunan
yang sudah mencapai kualitas pemadatannya, 90 % Standard
Proctor untuk saluran irigasi.

III.4.14 Pipa PVC dia 1” (229 m’)


Pemasangan Wheephole akan dicarikan posisi yang efektip,
guna melepas tekanan airterhadap dinding. Bahan fiter akan
disusun sedemikian sehingga fungsi penyaringan bisa efektif,
tidak memjadikan aliran air menyebabkan terjadinya proses
piping yang mengerogoti butir-butir tanah di belakang
dinding, dan bisa menyebabkan terjadi rongga di belakang
dinding.
IV. PEKERJAAN PINTU
IV.1 PEKERJAAN PINTU PADA BENDUNG TARUSAN
Pekerjaan pintu dan mekanikal ini merupakan pekerjaan yang bersifat
spesifik, yang menurut Perpres 54/2010 jo Perpres 70/2012, tentang

35
perubahan Perpres 54/2010, merupakan bagian pekerjaan utama yang
boleh disubkontrakkan, maka dalam hal ini akan menjadi bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan. Untuk itu akan dilakukan inspeksi
bersama ke workshop Sub Kontraktor bersngakutan.
Pengerjaan di workshop, dan pengiriman pintu-pintu dan struktur
pelengkapnya, akan dijadwalkan dengan penyesuaian terhadap kesiapan
bagian pekerjaan sipilnya.

IV.1.1 Pintu intake, stang ganda B=1,5m ; H=1m (2 unit)


Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.1.2 Pintu pembilas, stang ganda B=1,2m; H=1,5m (2 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.1.3 Pintu penguras kantong lumpur, stang ganda B=2m;H=2m (4
unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.1.4 Pintu Saluran Induk, stang ganda B=1,5m;H=1m (2 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.1.5 Trashrack pada intake B=4m;H=2m (2 unit
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.

IV.2 PEKERJAAN PINTU BANGUNAN PEMBAWA PRIMER


Pengerjaan dan pengiriman hasil pabrikasi pintu-pintu dan struktur
pelengkapnya akan dijadwalkan bersesuaian dengan penyelesaian
dan kesiapan struktur sipilnya.
IV.2.1 Pintu Sorong B=0,5m;H=0,8m (6 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.2.2 Pintu Angkat B=0,3m;H=0,6m (4 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.

IV.3 PEKERJAAN PINTU BANGUNAN PEMBAWA SEKUNDER


Pengerjaan dan pengiriman hasil pabrikasi pintu-pintu dan struktur
pelengkapnya akan dijadwalkan bersesuaian dengan penyelesaian dan
kesiapan struktur sipilnya.
IV.3.1 Pintu Sorong B=0,50m;H=0,80m(2unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.3.2 Pintu Sorong B=0,75m;H=0,80m(3unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.

36
IV.3.3 Pintu Sorong B=1,00m;H=1,00m(14unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.3.4 Pintu Angkat B=0,30m;H=0,60m (4 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.
IV.3.5 Pintu Angkat B=0,50m;H=0,60m (15 unit)
Dipasang seiring penyelesaian pekerjaan sipilnya.

37

Anda mungkin juga menyukai