I. PENDAHULUAN
Lingkup pekerjaan pada Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M. Said,
dimana lingkup pekerjaan yang ada meliputi galian untuk selokan drainase dan saluran air, galian biasa, timbunan biasa,
Lapis Pondasi Aggregat B, Perkerasan Beton Semen, Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus, Baja Tulangan, pemancangan,
Penyiapan Badan Jalan, dengan rencana methode pelaksanaan ini sebagai proposal teknis. Namun demikian methode
pelaksanaan ini juga akan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan nantinya.
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten dari PT. WAJANNAH JAYA
yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek khususnya dibidang jalan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam waktu 210 ( Dua
Ratus Sepuluh Hari) Kalender sesuai dengan dokumen Penawaran.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya adalah :
1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar
Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Outer Ring Road Jembatan Mahulu - Sp. M.
Said ini akan mengakibatkan bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta
kegiatan proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi
proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada
akhirnya baik
aktivitas proyek dan maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan.
2. Fasilitas Lapangan
Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai, untuk itu pengaturan
fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan
menjadi pertimbangan dominan dalam merencanakan fasilitas lapangan.
2.1) Pagar
Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan pembatasan aktivitas
proyek dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2) Jalan Kerja
Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga digunakan untuk sarana
mobilitas operasional proyek akan menggunakan fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk
selama pekerjaan berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan keluar
serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail.
Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan diperhatikan dan
kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut akan dibongkar.
3.1) Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang
ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan system sanitari yang memadai. Penataan ruangan
dan furniture direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
3.2) Gudang
Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan
bantu.
Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas,
terlindungi dari cuaca langsung dan hujan.
Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran
dan batasan-batasan lain)
3.3) Workshop
Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan alat-alat bantu bila
terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat rata,
kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada
hujan. Fabrikasi baja akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.
II. LINGKUP
PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada paket ini meliputi :
1. UMUM
Mobilisasi
2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pasangan Batu Mortar
3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa
Timbunan Biasa
Penyiapan Badan Jalan
4. PELEBARAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Klas B
Perkerasan Beton Semen
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
6. STRUKTUR
Beton mutu sedang dengan Fc=20 MPa (K-250)
Baja Tulangan BJ 24 Polos
Pondasi Cerucuk,Pengadaan dan Pemancangan
Pasangan Batu
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas keluar masuk kendaraan
proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan
maupun terhadap aktivitas di lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas :
Barak
Pekerja.
Urinoir
pekerja.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin
akan dikeluarkan dari site.
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT. WAJANNAH JAYA yang
sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan
benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang
akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh PT. WAJANNAH
JAYA.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Superintendent, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta
pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus
memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
2. Koordinasi
General Superintendent memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain -
lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, General Superintendent dibantu oleh bagian
teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta
stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, General Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. WAJANNAH JAYA.
Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-
benar menjadi perhatian dan komitmen PT. WAJANNAH JAYA sebagai Pelaksana.
Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. WAJANNAH JAYA menerapan siklus
harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir di bawah ini :
Contoh pelaksanaan K3 :
B. METODE KONSTRUKSI
Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar akan diuraikan di bawah ini,
yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode pelaksanaan item pekerjaan utama (major item).
c. Mobilisasi akan dilaksanakan segera setelah kontrak ditandatangani. Mobilisasi penonil proyek dan alat berat
dilakukan sesuai dengan schedule mobilisasi dan schedule pekerjaan. Mobilisasi alat berat dilakukan dengan
pengawalan petugas keamanan dan dilakukan pada saat -saat tidak padat kendanaan unfuk menghindari kemacehn.
Peralatan ditempafl<an sedemikian rupa sehingga mampu melayani / mendukung pelaksanaan pekeriaan. Selain
mobilisasi peralatan, pada awal pelaksanaan juga akan dilakukan mobilisasi perlengkapan kerja lainnya.
2. Penyediaan Perlengkapan K3
Penyediaan perlengkapan K3 meliputi pengadaan dan pemasangan rambu-rambu K3 (rambu-rambu Larangan,
Peringatan, Himbauan dan Petunjuk), penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (helm,
safety shoes, masker, sarung tangan) dan perlengkapan K3 lainnya sesuai Identifikasi Risiko yang ada di proyek.
3. Direksi Keet
Kantor Direksi dan Konsultan lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen
lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut akan ditempatkan di sekitar
lokasi pekerjaan.
4. Kantor kontraktor lapangan, gudang sementara dan barak pekerja.
Meliputi penyediaan kantor kontraktor termasuk perabot, pembuatan los kerja, gudang dan tempat penimbunan
material. Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Barak
pekerja akan ditempatkan di luar area proyek.
5. Penyediaan air kerja dan listrik kerja
Air kerja akan menggunakan air dari sumur pompa sedangkan listrik kerja menggunakan sumber daya PLN atau
genset.
6. Papan nama proyek
Papan nama akan ditempatkan di lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/ MK. Papan nama mencntumkan nama
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor dan subkontraktor yang terlibat.
7. Pembersihan dan Pengukuran Lokasi
Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan/ diamankan dari bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu.
Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan
gambaran kembali. Lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak batas-batas tanah dengan alat- alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi
antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk
diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat water
pass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
10.Pembuatan shop drawing/ as built drawing
Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik Proyek untuk memasuki lapangan.
Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang memuat semua
ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh pengawas lapangan.
Sesuai dengan prosedur, sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan permohonan persetujuan material
dan shop drawing sesuai flow chart berikut ini :
Tahapan pelaksanaannya :
a. Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran
Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk lagi atau
digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang
berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk
selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan
memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan.
Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator dan hasil galian di buang di sekitar lokasi pekerjaan
sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas..
Seluruh bahan hasil galian dibuang,dirapikan dan diratakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
2,731.46
Waktu Kerja Exavator = x 1 Hari = 1.26 Hari
2,160.00
Untuk 2 Unit Exavator = 2.00 X 2160.00 M3 = M3/ Hari
4,320.00
2,731.46
Waktu Kerja Exavator = x 1 Hari = 0.63 Hari
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :
2,731.46
Waktu Kerja Dump truck = x 1 Hari = 15.53 M3/ Hari
175.90
2,731.46
Waktu Kerja Dump truck = x 1 Hari = 3.88 Hari
703.61
b. Material Mortar
Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai
dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan
semen dipakai.
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Semen, pasir dan air dicampur menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu
2) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
3) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
4) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
5) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
6) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
7) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat
daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
8) Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
9) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
10) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi.
Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan ) = 33.00 M3/ Alat Concrete Mixer/ Hari
M3/
Untuk 2 Kelompok Kerja = 2 x 33.00 M3 = 66.00
Hari
524.22
Waktu Kerja = x 1 Hari = 7.94 Hari
66.00
Tahapan pelaksanaannya :
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk tanah tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di
luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian
agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur
atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor
harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil
atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
49,344.69
Waktu Kerja Exavator = x 1 Hari = 22.84 Hari
2,160.00
Untuk 2 Unit Exavator = 2.00 X 2160.00 M3 = M3/ Hari
4,320.00
49,344.69
Waktu Kerja Exavator = x 1 Hari = 11.42 Hari
4,320.00
Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian :
49,344.69
Waktu Kerja Dump truck = x 1 Hari = 280.52 Hari
175.90
49,344.69
Waktu Kerja Dump truck = x 1 Hari = 28.05 Hari
1,759.03
3) Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan
sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi
menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu
pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya
dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka
pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi
yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok
penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah
terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun
di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan
terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN
TEKNIS
Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck = 179.26 M3/ Alat Dump Truck/ Hari
12,000.00
Waktu Kerja = x 1 Hari = 16.74 Hari
717.04
Waktu Pengankutan :
Kapasitas Kerja 1 Dump Truck = 179.26 M3/ Alat Dump Truck/ Hari
10,452.00
Waktu Kerja = x 1 Hari = 14.58 Hari
717.04
Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan untuk mempersiapkan badan jalan yang akan ditingkatkan. Pekerjaan ini
dilakukan dengan menggunakan alat berat/mekanik, seperti : Motor Grader dan Vibrator Roller
Tahapan pelaksanaannya :
Waktu Penghamparan :
Kapasitas Kerja Motor Grader = 7,887.80 M2/ Hari
20,000.00
Untuk Perataan ( Motor Grader) = x 1 Hari = 2.54 Hari
7,887.80
Waktu Pemadatan :
Kapasitas Kerja Vibratory Roller = 14,873.60 M2/ Hari
20,000.00
Untuk Pemadatan ( Vibratory Roller) = x 1 Hari = 1.34 Hari
14,873.60
Tahapan pelaksanaannya :
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah
batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
Tahapan pelaksanaannya :
1) Penyiapan Lapis Pondasi Agregat
a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang
terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Spesifikasi.
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru
yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai
dengan Spesifikasi, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi
penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter
panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau
pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.
2) Penghamparan
a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat
yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisanlapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak
meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi.
Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode
D.
b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan
akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989,
metode D.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
3,206.00
Waktu Pelaksanaan = x 1 Hari = 3.30 Hari
970.20
3,206.00
Waktu Pelaksanaan = x 1 Hari = 4.79 Hari
668.65
3,206.00
Waktu Pelaksanaan = x 1 Hari = 0.53 Hari
6,100.50
3,206.00
Waktu Pelaksanaan = x 1 Hari = 1.38 Hari
2,324.00
3,206.00
Waktu Pelaksanaan = x 1 Hari = 7.36 Hari
435.75
Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi:
1. Pekerjaan persiapan,
2. Penakaran,
3. Pengadukan,
4. Penambahan zat aditif anti korosi,
5. Pengangkutan,
6. Penuangan (pengecoran),
7. Pemadatan,
8. Penyelesaian akhir.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk
memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan,
sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang
penahan air (waterstop). Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk
volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat
penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran
checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist
diperiksa dan disetujui pengawas.
2. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton
sebagai berikut:
a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus
menggunakan takaran berat.
b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran
volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi
oleh pengembangan pasir dan kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat
pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile.
3. Pengadukan
Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Cara manual
b. Cara masinal
a. Pengadukan cara manual:
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume.
Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja,
tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan
semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat yang
datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen, kemudian
ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan
dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga
merata dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
7,6 m3 3 menit
4. Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi segregasi.
b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah
direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus
dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder).
Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:
a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting
dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan
butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton
berkurang.
b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum
lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time).
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh
digunakan lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah:
1) Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan
maksimum 60 cm (Gambar 1).
2) Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah
pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang.
3) Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan
mengalir ke dalam bekisting.
4) Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga
kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.
6. Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan
dan ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari
beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa
kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga
udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada:
a. Komposisi bahan beton.
b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan.
Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:
Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai,
bekisting akan terisi dengan baik.
Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih
kompak.
Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah
pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat
dibandingkan dengan cara manual.
Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada
pemakaian admixture.
Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara
besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas
permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar
(honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta
semen.
Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan
berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.
Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Cara manual
2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke
dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan
penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau
campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis.
1. Jarum penggetar.
2. Penggetar permukaan.
3. Penggetar bekisting/acuan.
4. Meja getar.
5. Balok penggetar.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari
mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per
menit.
Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar:
a) Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
b) Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara
satu titik dengan titik lainnya.
c) Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka
pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar
sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
d) Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 15 detik.
e) Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding.
f) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung
pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
g) Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
h) Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
i) Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.
7. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis
permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau
masinal.
Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara
masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja
yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih
kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan.
Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur.
b. Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan
tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan
karet (dengan permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna
sebelum ditekan.
c. Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk
menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan
dan dikerjakan sesuai dengan tekstur permukaan yang direncanakan.
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form
work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa
pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan
proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan.
Pencapaian kekuatan beton dalam waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menambah bahan tambahan
untuk mempercepat pengerasan atau dengan menaikkan temperatur saat curing. Mempersingkat waktu curing
untuk mendapatkan kekuatan umur normal beton 28 hari mempunyai beberapa keuntungan:
Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis
perawatan dengan uap panas:
1) Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat
waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100C dan
dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton
prefab/pracetak).
2) Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan
dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan
beton yang memerlukan persyaratan berikut:
Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai
dalam waktu 24 jam.
Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia
lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi.
Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.
Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan
dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah.
Tahapan pelaksanaannya :
Pemakaian adukan Ready-mix harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya
akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan
pengawas.
Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm.
1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor air semen rasio dalam beton
akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu. Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang
kerikil atau pasir.
2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur seperti yang diinginkan, seperti
licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan mempunyai permukaan yang baik.
3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat menjadikan perubahan bentuk dari
beton yang direncanakan. Dalam beberapa kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan
yang tidak memadai.
4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton.
Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan Bekisting untuk Pekerjaan Beton
Jumlah
Bahan Komentar
Pemakain Ulang
Jumlah
Bahan Komentar
Pemakain Ulang
Karet atau PVC Tekstur special, fleksibel, permukaan warna seragam Sampai 100 kali
PEKERJAAN PENULANGAN
Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu
besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang
disebut dengan besi ulir (deformed bar).
Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi
persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu
penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar.
2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian,
agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan.
3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength)
antara besi dengan beton.
Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai
untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan
ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah
di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta
dipadatkan dengan baik.
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja / Hari = 300.00 Kg/ Hari
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja = 86.40 M / Hari
Tahapan pelaksanaannya :
1) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan
batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
2) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
3) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
4) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton
dalam Spesifikasi.
5) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar
muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
6) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana terdapat kestabilan akibat daya
lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan
dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan
proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
7) Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan,
sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
8) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan
dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur
yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
Waktu Pengadukan :
Kapasitas Kerja ( Menentukan ) = 20.92 M3/ Alat Concrete Mixer/ Hari
60.00
Waktu Kerja = x 1 Hari = 1.43 Hari
41.83
1. Pohon
Pekerja menggali lubang untuk tempat penanaman dengan di bantu oleh alat bantu
Setelah lubang selesai maka tanah humus di masukkan sedikit ke dasar lubang
Kemudian Pohon di masukkan kedalam lubang dan kemudian di tutup dengan tanah humus kembali dengan
di beri siraman air yang cukup.
Setelah pohon tertutup rapi oleh tanah humus, kemudian di atas tanah humus tersebut di beri pupuk yang
cukup.
Proses perawatan tetap di lakukan sampai pohon dapat hidup dan dapat di biarkan besar dengan sendirinya.
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja = 125.00 BH / Hari
Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapihkan space semen pasir diletakan diatas tanah dan atasnya
diletakan kerb. Setelah kering sambungan antara kerb diisi denganadukan semen setelah selesai dan kering
belakang kerb ditimbun dengan tanah supaya tidak roboh.
kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja = 204.88 M / Hari
2,200.00
Waktu Kerja yang di pakai = x 1 Hari = 10.74 Hari
204.88
Waktu Kerja
Kapasitas Kerja = 300.00 M2 / Hari
990.00
Waktu Kerja yang di pakai = x 1 Hari = 3.30 Hari
300.00
Metoda pelaksanaan secara pemaparan dan secara perhitungan teknis ini di buat agar dapat membantu penyelesaian pekerjaan
nantinya, metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan pekerjaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan
nanti akan timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya. Demikian yang dapat kami
sampaikan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
ABDUL WAHAB
Direktur Utama