Anda di halaman 1dari 67

LECTURE 18

PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN
DAN
PEKERJAAN PONDASI
10

BANGUNAN ATAS JALAN PENDEKAT

BANGUNAN
EXPANSION JOINT
LANDASAN PENGAMAN

JEMBATAN

PERLENGKAPAN
PONDASI
JEMBATAN

KEPALA JEMBATAN
PILAR
PEKERJAAN PERSIAPAN

PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELALU


DIAWALI DENGAN PEKERJAAN PERSIAPAN.
SOSIALISASI

- Persiapan.

1. Koordinasi,
Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa,
2. Penyiapan Tempat.
Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.

-Materi Sosialisasi.

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan Tatacara
mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat
memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata
cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu
materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan owner dan
tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2. Waktu Pelaksanaan.
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.
MOBILISASI dan DEMOBILISASI
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.

1. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini
antara lain:

 General Superitendent  Pekerja


 Quantity Engineer  Kepala Tukang
 Quality Enginer  Mandor
 Pelaksana Lapangan  Operator Alat Berat
 Administrasi  Supir Dump Truck
 Pekerja :  Mekanik
2. Mobilisasi alat
Peralatan utama hingga peralatan penunjung yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3
hari sebelum pekerjaan dimulai.

Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan
setelah pekerjaan selesai.

3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
PENYIAPAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA)
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu menyiapkan Gambarkerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan Gambar
Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang
dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Pengawas. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai
dengan keadaan sebenarnya/ eksisting di lapangan.

Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka
pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja
PENGADAAN MATERIAL UNTUK PEKERJAAN PERSIAPAN

Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan persiapan, belum banyak memerlukan
material. Material yang dibutuhkan terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan Kantor Proyek, Gudang, Pagar, dan
bangunan-bangunan yang bersifat sementara lainnya.
Penyiapan Sarana dan Prasarana

Pembuatan Kantor Proyek

Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di
lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan
sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak
permanen.
Gudang Material dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat
tertutup. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk tempat
penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur pekerjaan finishing
(mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa
berupa seng yang ditempel pada batang besi yang berfungsi sebagai penguat.
Papan Nama Proyek

1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang
disetujui Pengawas Pekerjaan.

Berisi Informasi Tentang

1. Logo dan Kop Kementerian


PUPR
2. Nama Proyek
3. Lokasi Proyek
4. Waktu Pelaksanaan
5. Tahun Anggaran
Kebutuhan Listrik Kerja

Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk meleksanakan pekerjaan
konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri,
tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan
lain-lain.

Kebutuhan Air Kerja

Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti tolilet, pencucian kenderaan proyek, dan keperluan lain yang membutuhkan air.
PENERANGAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu,
pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.
2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil
tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup
bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan
dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.
3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada
petugas/pekerja yang sakit.
6. Mengasuransikan tenaga kerja.
7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
 Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
 Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan semua
petugas yang ada diproyek.
 Alat-alat pemadam kebakaran.
 Alat-alat P3K.
 Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.
 Alat Komunikasi.
 Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
 Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran,
rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah),
dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.

Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan
dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa
pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
PEKERJAAN RELOKASI & PENGAMANAN LINGKUNGAN
Relokasi Utilitas dan Pengamanan Lingkungan yang Ada

Melaksanakan pemindahan dan pemeliharaan seperti Jaringan Listrik, Jaringan IPAL dan Pipa PDAM dsb.
Penyiapan Jembatan Sementara

Pembuatan Jembatan sementara untuk memnidahkan arus lalulintas umum. Jembatan sementara harus memenuhi
standar (kuat) yang terbuat dari kayu, jembatan sementara harus di bongkar ketika pekerjaan telah selesai dan diterima
oleh Pengawas
Pemeliharaan dan Perlindungan Lalulintas

Membuat Rambu-rambu lalulintas dan penerangannya yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan selama pekerjaan.
PENGUKURAN AWAL/MARKING

Pemasangan Bowplank/Marking
1. Pada setiap pembuatan pembangunan jembatan, dipasang bouwplank/Marking dan mencantumkan elevasi . Pemasangan
bouwplank/Markingberdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan
apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

1. Bouwplank/marking dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan
tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk
pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus
digali ataupun yang harus ditimbun.

Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur Theodolite.
Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah. Selain itu pekerjaan lanjutan seperti Titik Pondasi,
Pelat Lantai, Pilar dan Gelagar juga memerlukan pengukuran seperti ini.

Secara umum pengukuran bertujuan untuk menjamin:


 Elemen struktur yang akan dibangun terletak sesuai dengan lokasi yang digambarkan pada gambar rencana.
 Pelat lantai dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar horizontal.
 Kolom berdiri dengan vertical sempurna, dan kolom pada satu lantai benar-benar terletak pada satu garis lurus dengan kolom
pada lantai lain.
Pondasi
Langsung
Dangkal
Pondasi
Sumuran
Kayu
Jenis Ponadasi : Pondasi
Tiang H
Sumuran
Baja
Dalam Tiang Pancang Tiang Pipa

Beton
Tiang Bor
Bertulang
Beton
Beton Pratekan
Jenis Tiang
Pancang

Tiang Kayu, Tiang Beton Tiang Beton Tiang Bor Beton


Tiang Baja
termasuk Bertulang Pratekan, Cor Langsung
Struktur
Cerucuk Pracetak Pracetak di Tempat
30

Tiang Pancang
Pondasi Baja Baja Tiang Beton Tiang Beton
Butir Sumuran
langsung Tiang H Tiang Pipa Bertulang Pratekan
Pracetak Pracetak

100 x 100 300 300 400


Diameter Nominal (mm) - 3000 sampai sampai sampai sampai
400 x 400 600 600 600

Kedalaman Maksimum (m) 5 15 tidak terbatas tidak terbatas 30 60

0.3 7 7 7 12 18
Kedalaman Optimum
sampai sampai sampai sampai sampai sampai
(m)
3 9 40 40 15 30

Beban Maksimum ULS (kN) untuk


20000 + 20000 + 3750 3000 1300 13000
keadaan biasa

500 500
500 600
Variasi Optimum beban ULS (kN) - - sampai sampai
sampai 1500 sampai 1500
1000 5000
31

Tipe Pondasi

Jenis pondasi tipikal untuk berbagai


kedalaman stratum pendukung :

1. Pondasi langsung 0 sampai 3 m kedalaman lapis


pendukung

2. Pondasi sumuran; 3 sampai 10 m kedalaman lapis


pendukung

3. Pondasi tiang beton; 10 sampai 20 m kedalaman lapis


pendukung

4. Pondasi tiang baja; 10 m + kedalaman lapis


pendukung
Tiang uji
Loading Test
Panjang tiang
alat pancang
Tumpu Kalendering
Material tiang pancang
daya dukung tanah
Penyambungan tiang
TIANG PANCANG

Panjang tiang
Daya dukung tanah
Kalendering
Geser Alat pancang
Material tiang pancang
Penyambungan tiang
Loading test
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada
Pengawas Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :

a) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.


b) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan
peralatan yang akan digunakan.
c) Perhitungan rancangan, termasuk rumus pemancangan, yang menunjukkan kapasitas tiang
pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa.
d) Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian
beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan.
e) Persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih
dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
• Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah elemen utama struktur dari sumuran beton yang berinteraksi
langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan
ke tanah pendukung. Pondasi sumran adalah pondasi yang dikategorikan kedalam pondasi dagkal dan juga pondasi
dalam. ciri utama dari pondasi ini adalah diameternya yang besar.

• Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang
dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Jenis dan dimensi
sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.
• Kesiapan lokasi
• Kesiapan peralatan
Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan
akan jenis tanah yang ada
• Penggalian
Penggalian dilakukan dengan berpatokan pada titik rencana yang telah
diperhitungkan
• Pemasangan dinding sumuran
Pemasangan dinding sumuran dapat dilakukan dengan cara
mengandalkan bebannya sendiri, mendorong menggunakan alat beban
tambahan (Suprimposed load) maupun dengan cara mengurangi
ketahanan geser (Friction Resistance).
• Pengisian sumuran dengan beton cyclops
Beton siklop yang diisikan kedalam sumuran harus sesuai dengan
persyaratan bahan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi Umum 2018
Untuk memperjelas, berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan Fondasi
Sumuran :

C:\Users\Subdit SP Jembatan\Desktop\Materi Lecture


18\Metode Pondasi Sumuran Cyclop - YouTube.MP4
Tiang Pancang Kayu Tiang Pancang Beton Tiang Pancang Baja

Gambar Tampang dan bahan pondasi tiang, kayu, beton dan baja
Marking Investigasi tahan
• Kesiapan lokasi
Kesiapan lokasi meliputi persiapan
pembersihan, marking dan
investigasi tanah.

• Kesiapan peralatan
Peralatan yang disediakan harus
sudah diperhitungkan dengan
kebutuhan berdasarkan kondisi
tanah dan pondasi tiang yang
akan di pakai.

• Pemancangan
Pemancangan dilakukan hingga
kedalaman rencana yang
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis
drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk
diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2 ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan
rumus pemancangan Hiley. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis
alat pancang yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Alat pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu memasukkan
tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus
pemancangan yang disetujui.
• DROP HAMMER
Penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Alat pancang ini
bekerjanya sangat lambat jika dibandingkan dengan alat-alat pancang yang lain dan jarang
dipergunakan dalam pembangunan konstruksi berat dan modern.

• SINGLE – ACTING HAMMER


Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini
tenaga uap hanya dipergunakan untuk mengangkat Hammer saja.

• DOUBLE – ACTING HAMMER


Penumbuk (hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap samapai mencapai tinggi jatuh tertentu,
kemudian penumbuk (hammer) tersebut ditekan ke bawah dengan tenaga uap pula. Jadi disini hammer
jatuh dengan kecepatan lebih besar daripada single – acting hammer maupun drop hammer.
Double Acting Diesel Hammer
Tiang Pancang Baja Struktur

Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10
Grade 2.
Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan
dari
SNI 03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14).

Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan


dalam Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak
boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai
kekuatan yang cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan
tanpa distorsi.

Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling
ujung tiang pancang.
Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih
kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh- contoh
berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :

a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditembus
pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.

b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang
dalam terjadi pada setiap penumbukan.

c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau tanah
yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan
terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25
mm/10 pukulan terakhir untuk tiang pancang baja dan maksimum 35
mm untuk tiang pancang beton), penumbukan ulangan harus dilaksanakan
dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang
pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan
palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang

Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan


menggunakan rumus dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus
lain untuk menghitung daya dukung dan mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.

efWH W + n2Wp
Pu = ------------------------ X -------------
S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp

Pa = Pu /N
Keterangan :
PENYAMUNGAN TIANG
PANCANG
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.
Bilamana penyambungan tiang pancang tidak dapat dihindarkan,
Penyedia Jasa harus menyerahkan metode penyambungan kepada
Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Sambungan tiang
pancang harus dilaksanakan dengan menggunakan las listrik, kemudian
daerah sambungan tersebut harus dilapisi dengan jenis cat anti karat
sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 8.7. Tidak ada pekerjaan
penyambungan tiang pancang sampai metode penyambungan disetujui
secara tertulis dari Pengawas Pekerjaan. Perlindungan cat anti karat pada
sambungan tiang pancang dilaksanakan pada daerah mulai 20 cm di atas
pelat sambung sampai 20 cm di bawah pelat sambung pada daerah kering.

PENYIMPANAN PENGAPLIKASIAN LAS PADA


ELEKTRODA SAMBUNGAN TIANG PANCANG BAJA
ELEKTRODA
metode pelaksanaan pekerjaan Bor Pile :

Bored Pile - YouTube.MP4


Pengujian Dinamis
Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang sebagai
alternatif uji beban statis.

Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer (PDA),
maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada tiang dan
pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah di sekitarnya
akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM D4945-17.

Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan
Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile
Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole Sonic
Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.
Jenis-jenis pengujian pada pondasi :

Pengujian
Pengujian Pengujian
Aksial Tiang Kontrol
Aksial Tiang Tiang Pengujian
Metode Kualitas
Dengan Dengan BDLT Daya Dukung
Dinamik Keutuhan
Metode (Bidirectional Lateral Tiang
Dengan PDA Tiang
Statik Loading Test)
Test
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Statik Loading Test

Pengujian dengan sistem kentledge Pengujian dengan tiang jangkar


PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Statik Loading Test
Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interprestasi untuk menentukan besarnya beban ultimit yang
salah satunya menggunakan Metode Davisson.
1. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan.
2. Penurunan elastik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Se = Penurunan elastik
Q = Beban uji yang diberikan
L = Panjang Tiang
Ap = Luas Penampang Tiang
Ep = Modulus elastisitas tiang

3. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastik ( Se ).


4. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X adalah:
X = 0.15 + D/120 ….. ( dalam inchi ) dengan D adalah diameter atau sisi tiang dalam satuan inchi.
5. Perpotongan antara kurva beban – penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Statik Loading Test

Interpretasi daya dukung ultimit dengan metode Davisson M.T


PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test
• Prinsip pengujian: Pondasi tiang dipukul dengan palu pancang (hammer), gelombang dan perpendekan
tiang yang dihasilkan dimonitor dengan accelerometer dan strain gauge
• Gelombang yang dihasilan kemudian diproses dengan mengeliminir komponen dinamis dan
menghasilkan tahanan statis tiang.
Prosedur Pengujian
1. Pasang sensor PDA (sepasang strain transducer dan sepasang accelerometer) di badan tiang dalam
jarak 1 hingga 2 kali diameter (lebar) tiang pada permukaan.
2. Kedua pasang sensor dipasang berpasangan dan berlawanan arah.
3. Tiang diberu beban dinamis dengan cara menjatuhkan kepala palu secara jatuh bebas ke kepala tiang
(dengan beberapa variasi ketinggian)
4. Berat palu lebih kurang 1,5% - 2% dari daya dukung rencana.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test
1. Dilakukan dengan mengeliminasi komponen dinamis hasil pengukuran
2. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode yang dikenal dengan signal matching
3. Dari signal matching dapat diturunkan daya dukung statis tiang
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Osterberg Cell (O-Cell) Test
Prinsip Pengujian : Sel Osterberg (O-Cell) dua arah merupakan metode pengujian berkapasitas tinggi
pengujian beban statis pada tiang dan secara teknis praktis untuk digunakan.
Prosedur Pengujian
• Peralatan menggunakan hidrolik jack yang dirancang khusus (O-Cell) yang ditempatkan pada bagian
pondasi yang telah ditentukan.
• Setelah curing atau set-up, O-Cell hidrolik bertekanan dari permukaan, bersamaan loading bagian tiang
di atas sel O-Cel bagian tiang di bawahnya.
• Dengan memberikan beban internal, komponen tiang bagian atas O-Cell bertindak sebagai reaksi
untuk membebani komponen tiang bagian bawah O-Cell dan sebaliknya.
• Sebagai beban diterapkan selama pengujian, sensor elektronik mengukur perpindahan dari kedua
bagian tiang.
• Dengan cara ini, O-Cell secara bersamaan menguji tahanan ujung dan tahanan kulit dan
mengkuantifikasi resistensi mereka secara individual, sehingga memaksimalkan informasi yang diperoleh.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Osterberg Cell (O-Cell) Test
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Pile Integrity Test
• Parameter Amplitudo meruapakan fungsi penampang tiang,
kemudian perubahan sifat tanah dan terakhir adalah
perubahan kepadatan (berat jenis material) tiang.
• Perubahan impedansi yang paling menonjol adalah di dasar
tiang, perbedaan antara material beton dengan tanah di dasar
tiang hampir selalu menghasilkan gelombang yang searah
dengan gelombang asal.

• Perubahan impedansi di sepanjang tiang umumnya timbul akibat kerusakan tiang dapat berupa rekahan,
beton berkualitas lebih rendah, sisipan tanah, perubahan penampang tiang (penrkecilan/perbesaran).
• Perbesaran penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang berlawanan arah dengan
gelombang asal.
• Perkecilan penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang searah dengan gelombang asal.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN INTEGRITAS TIANG
Uji Sonic Logging
• Prinsip pengujian: Pengujian dimulai dengan memasukkan probe uji ke dasar pipa yang telah diisi dengan
air hingga penuh (air digunakan sebagai media penghantar gelombang ultrasonik)
• Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter dan diterima oleh receiver, dan kemudian ditarik
perlahan-lahan untuk mendapatkan kondisi tiang secara keseluruhan.

Prosedur Pengujian
Transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam
pipa uji (PVC) atau pipa baja diameter 25 mm
yang telah dicor bersama dalam proses
pengecoran tiang. Carak maksimum antar pipa
berkisar 1 s.d 3 m. Untuk diameter tiang yang kecil
(diameter kurang 1 m), transmitter dan receiver
dimasukkan ke dalam lobang yang sama yang
biasa disebutu single hole method.
PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Uji Sonic Logging

Mekanisme pengujian Sonic Logging


PONDASI TIANG
PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG
Interpretasi Sonic Logging

Anda mungkin juga menyukai