I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1) PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
➢ Peralatan
- Alat Ukur/Meteran Pita Roll
- Palu Kambing
- Palu Bodem
➢ Tenaga
- Pekerja
➢ Bahan
- Kayu Jenis Balok Kelas II
- Paku rata-rata
- Kayu jenis papan Borneo Super
➢ Metode Pelaksanaan
- Sebagai patokan pekerjaan yang akan dilaksanakan, dilaksanakan pengukuran menggunakan
alat ukur di lokasi. Pekerjaan ini juga sebagai pekerjaan MC0 pelaksanaan pekerjaan. As dan
peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan dgn alat ukur.
- Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan
➢ Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pengukuran:
- Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukanAs bangunan harus ditandai
dengan jelas (umumnya dengan warna merah) dan diletakan pada ketinggian referensi (mis.
+ 0,00)
- As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan posisi pondasi,
kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat.
Pemasangan Bowplank:
- Kayu yang digunakan adalah kayu jenis Balok dan kayu Papan Borneo Super
- Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa tempat
untuk menarik benang-benang as.
- Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak elemen
bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian elemen bangunan
(lantai, pintu, jendela, dll).
- Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk jalan
pekerja.
5) DOKUMENTASI PROYEK
➢ Peralatan
- Camera
- Printer
➢ Tenaga
- Pelaksana Lapangan
- Pekerja
➢ Bahan
- Kertas A4 da F4
- Kertas Cetak Foto
➢ Metode Pelaksanaan
- Pada pelaksanaan pekerjaan harus ada dokumentasi dan laporan administrasi untuk melihat
hasil kemajuan pekerjaan.
➢ Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Penyediaan perlengkapan untuk keperluan administrasi proyek, seperti alat tulis menulis,
kertas A4 dan F4 Untuk membuat laporan kemajuan pekerjaan Harian, Mingguan dan Bulanan.
- Pengambilan dokumentasi berupa foto keadaan lokasi proyek, sebelum (0%), sementara
(25%), (50%), (75%) dan setelah proyek berlangsung (100%), diperlukan sebagai bukti dan
pengendalian berlangsungnya suatu proyek.
6) PEKERJAAN PENGADAAN K3
- Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, pelaksanaannya bisa saja berpotensi terjadinya
kecelakaan konstruksi yang membahayakan keselamatan pekerja, keselamatan publik,
keselamatan harta benda, dan keselamatan lingkungan sehingga untuk menjamin keselamatan
pekerjaan konstruksi perlu membentuk Komite Keselamatan Konstruksi.
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi.
- Untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 pada setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
maka dibentuklah Komite Keselamatan Konstruksi.
- Pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangan Komite Keselamatan Konstruksi sesuai
dengan Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum meliputi:
a. potensi bahaya tinggi;dan/atau
b. mengalami kecelakaan konstruksi yang dapat menimbulkan hilangnya nyawa orang;
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang selanjutnya disingkat SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem manajemen
organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risikoK3 pada setiap
pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Berdasarkan IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN yang telah dibuat maka
didapatkan data keperluan APD Sebagai Berikut:
1. Sarung Tangan
2. Sarung Tangan Karet untuk Pekerjaan kelistrikan
3. Helm Proyek
4. Rompi Proyek
5. Sepatu Boot
6. Kaca mata pengaman
7. Penutup Telinga
8. Masker
9. Sabun Cuci Tangan
Kemudian terkait dengan Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 merupakan bagian darikeseluruhan
kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi, kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan
lingkungan setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi.
Protokol tersebut berlaku pada proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, BUMN, maupun investasi swasta dan atau gabungan, Instruksi Menteri tersebut memuat
mekanisme tentang protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu:
Pertama, membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna jasa dan
penyedia jasa;
Kedua, menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa pekerjaan
konstruksi;
Ketiga, mengedukasi semua orang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas;
Keempat, mengukur suhu semua orang pada setiap pagi, siang, dan sore yang dilakukan oleh penyedia
jasa konstruksi.
Kelima, membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan Rumah Sakit dan Puskesmas setempat
yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi;
Keenam, menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang terpapar Covid-19
yang dilakukan oleh pengguna dan atau penyedi jasa pekerjaan;
Ketujuh, melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor dan
lapangan yang dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan konstruksi.
7) MOBILISASI
➢ Peralatan
- Alat angkut yang dibutuhkan untuk mobilisasi, misal troli
➢ Tenaga
- Pelaksana Lapangan
- Pekerja
➢ Bahan
-
➢ Metode Pelaksanaan
- Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
- Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).
- Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut
di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan pada waktunya
tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat
yang akan digunakan
➢ Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Siapkan material dan peralatan yang akan dimobilisasi.
- Siapkan alat angkut yang dapat memuat material dan peralatan yang butuh dipindahkan.
- Pindahkan material dan peralatan dari titik awal ke lokasi yang telah ditentukan (sesuai dengan
rencana peletakan material), biasanya dekat dengan tahap pekerjaan yang akandikerjakan.
- Material dan peralatan dipindahkan dengan hati-hati dan diangkut dengan batas maksimal
beban setiap mobilisasi.
- Material dan peralatan yang sudah dipindahkan disusun sesuai dengan jenis material dan
warna material atau sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan batas tumpukan
material dan ketentuan penyimpanan.
3. PENGECATAN LYSPLANK
➢ Peralatan
- kuas
- kape
- bak cat
- kuas rol dan tongkat
- amplas
➢ Tenaga
- Pekerja
- Tukang Cat
- Kepala Tukang
- Mandor
➢ Bahan
- Cat Menie Kayu
- Plamir
- Cat Dasar
- Cat Penutup 2X
➢ Metode Pelaksanaan
- Pengecatan lisplang dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu mengecat terlebih dahulu baru
kemudian dipasangkan kemudian menambal dan mengecat kembali lubang bekas pemasangan
dan yang kedua dipasang terlebih dahulu baru dilakukan pengecatan.
➢ Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat
- Buat requset pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Bersihkan permukaan lisplang dari debu dan kotoran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan lisplang yang akan dicat
dengan kertas semen, koran dan lakban.
- Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
- Lakukan pengecatan dasar dengan kuas untuk bidang yang sempit
- Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan
hasilnya benar - benar rata.
5. ACIAN
➢ Peralatan
- Cangkul/Pacul
- Pengki
- Ember Cor
- Sendok Semen
- Amlplas Halus
➢ Tenaga
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
➢ Bahan
- Semen Portland
➢ Metode Pelaksanaan
- Persiapakan bahan dan peralatan, seperti : air, semen, sethok, dan bahan-bahan yang lainnya
sesuai kebutuhan
➢ Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Persiapakan bahan dan peralatan, seperti : air, semen, sethok, dan bahan-bahan yang lainnya
sesuai kebutuhan
- Siapkan tempat penampungan air, seperti : ember cor, ember bekas cat atau tempat lainnya
yang dapat digunakan untuk menampung air
- Campurkan semen dengan air secara perlahan-lahan, cukup ditaburkan saja jangan diaduk
agar semen tidak menggumpal dan tidak cepat kering
- Siram dinding yang akan diaci dengan kertas bekas semen sehingga permukaan dinding
dengan menggunakan sethok
- Menghaluskan pekerjaan acian dengan menggunakan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus
- Usahakan agar hasil acian dinding tidap cepat kering, bisa dengan cara menyiram air. Karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.