I. PEKERJAAN PERSIAPAN
3. DOKUMENTASI PROYEK
Peralatan
- Camera
- Printer
Tenaga
- Pelaksana Lapangan
- Pekerja
Bahan
- Kertas A4 da F4
- Kertas Cetak Foto
Metode Pelaksanaan
- Pada pelaksanaan pekerjaan harus ada dokumentasi dan laporan administrasi untuk melihat
hasil kemajuan pekerjaan.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Penyediaan perlengkapan untuk keperluan administrasi proyek, seperti alat tulis menulis,
kertas A4 dan F4 Untuk membuat laporan kemajuan pekerjaan Harian, Mingguan dan
Bulanan.
- Pengambilan dokumentasi berupa foto keadaan lokasi proyek, sebelum (0%), sementara
(25%), (50%), (75%) dan setelah proyek berlangsung (100%), diperlukan sebagai bukti dan
pengendalian berlangsungnya suatu proyek.
4. PEK. PENGADAAN K3
- Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, pelaksanaannya bisa saja berpotensi terjadinya
kecelakaan konstruksi yang membahayakan keselamatan pekerja, keselamatan publik,
keselamatan harta benda, dan keselamatan lingkungan sehingga untuk menjamin keselamatan
pekerjaan konstruksi perlu membentuk Komite Keselamatan Konstruksi.
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi.
- Untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 pada setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
maka dibentuklah Komite Keselamatan Konstruksi.
- Pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangan Komite Keselamatan Konstruksi sesuai
dengan Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum meliputi:
a. potensi bahaya tinggi;dan/atau
b. mengalami kecelakaan konstruksi yang dapat menimbulkan hilangnya nyawa orang;
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang selanjutnya disingkat SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem
manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko
K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
Berdasarkan IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN yang telah dibuat maka
didapatkan data keperluan APD Sebagai Berikut:
1. Sarung Tangan
2. Sarung Tangan Karet untuk Pekerjaan kelistrikan
3. Helm Proyek
4. Rompi Proyek
5. Sepatu Boot
6. Kaca mata pengaman
7. Penutup Telinga
8. Masker
9. Sabun Cuci Tangan
Kemudian terkait dengan Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 merupakan bagian dari
keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi, kesehatan kerja, keselamatan publik,
dan keselamatan lingkungan setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi.
Protokol tersebut berlaku pada proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, BUMN, maupun investasi swasta dan atau gabungan, Instruksi Menteri tersebut
memuat mekanisme tentang protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu:
Pertama, membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna jasa dan
penyedia jasa;
Kedua, menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa pekerjaan
konstruksi;
Ketiga, mengedukasi semua orang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas;
Keempat, mengukur suhu semua orang pada setiap pagi, siang, dan sore yang dilakukan oleh penyedia jasa
konstruksi.
Kelima, membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan Rumah Sakit dan Puskesmas setempat
yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi;
Keenam, menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang terpapar Covid-19 yang
dilakukan oleh pengguna dan atau penyedi jasa pekerjaan;
Ketujuh, melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor dan
lapangan yang dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan konstruksi.
5. MOBILISASI
Peralatan
- Alat angkut yang dibutuhkan untuk mobilisasi, misal troli
- Mobil Pickup
Tenaga
- Pelaksana Lapangan
- Pekerja
Bahan
-
Metode Pelaksanaan
- Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
- Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).
- Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan
tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan dijaga sehingga dapat dipergunakan pada
waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan
pada alat yang akan digunakan
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Siapkan material dan peralatan yang akan dimobilisasi.
- Siapkan alat angkut yang dapat memuat material dan peralatan yang butuh dipindahkan.
- Pindahkan material dan peralatan dari titik awal ke lokasi yang telah ditentukan (sesuai
dengan rencana peletakan material), biasanya dekat dengan tahap pekerjaan yang akan
dikerjakan.
- Material dan peralatan dipindahkan dengan hati-hati dan diangkut dengan batas maksimal
beban setiap mobilisasi.
- Material dan peralatan yang sudah dipindahkan disusun sesuai dengan jenis material dan
warna material atau sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan batas tumpukan
material dan ketentuan penyimpanan.
Bahan
- Tanah Merah
Metode Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan galian selesai, perlu dilakukan pengurugan tanah urug disepanjang lubang
galian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepadatan agar struktur stabil dan di
bekasgalian.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Pertama material Tanah diangkut ke lapangan dan menumpukkan material pada lokasi
tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan urugan.
- Setelah itu material dihampar dengan menggunakan alat sesuai ketebalan dan kemiringan
yang direncanakan.
4. TANAMAN
Peralatan
- Cangkul/Pacul
- Pengki
- Sekop
- Meteran
- Benang
Tenaga
- Pekerja
- Tukang Kebun
- Mandor
Bahan
- Tanaman
Metode Pelaksanaan
- Posisi penanaman dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
- Tanaman ditanam kedalam tanah hingga seluruh akarnya tertimbun tanah dengan jarak sesuai
dengan gambar rencana..
- Benamkan tanaman secara jarak yang di asbuilt drawing
- Pengaturan kemiringan agar tidak terjadi genangan air.
- Melakukan pemadatan atau perataan dengan manual dengan penyiraman agar tanaman yang
telah ditanam tidak menempel pada alat pemadat.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Setelah penanaman, perlu dilakukan pemeliharaan dengan cara penyiraman secara berkala
dan pemupukan
6. PELESTERAN+ACIAN
Peralatan
- Cangkul/Pacul
- Pengki
- Ember Cor
- Palu Kambing
- Sendok Semen
- Jidar
Tenaga
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan
- Mortar MU 100
Metode Pelaksanaan
- Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding
yang akan di plester.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Siram permukaan batako dengan air sampai basah secara merata (curing).
Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc : 2 ps)
- Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan
jarak lemparan ± 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15
~ 20 mm.
- Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman
(curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
- Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.
Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan
mengering. Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
- Lakukan plesteran pada bidang–bidang yang telah ada kepalaannya sampai
selesai seluruh permukaan padasetiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50
cm. Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
- Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding sampai
halus & rata.
- Lanjutkan dengan curing selama 7 hari: pagi, siang dan sore sampai permukaan plesteran
benar – benar basah seluruhnya.
- Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
- Plamir bidang-bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik. Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar –
benar rata dan halus.
V. PEKERJAAN LISTRIK
1. PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN METERAN LISTRIK
Peralatan
- Palu
- Tang Potong
- Tang Listrik
- Tespen
- Lasdop
- Obeng +
- Tee Dos
- Isolasi Tape Listrik
- Dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Tenaga
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
- Petugas PLN terkait
Bahan
- Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan sambungan daya PLN sesuai gambar dan
spesifikasi
Metode Pelaksanaan
- Pekerjaan sambungan daya PLN dan pemasangannya dilakukan dengan terstruktur dan telah
dikoordinasikan dengan baik dengan semua pihak yang terlibat.
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
- Pengadaan, Pemasangan dan pengujian seluruh pekerjaan lengkap sesuai dengan gambar
rencana dan syarat teknis.
2. STOP KONTAK
Peralatan
- Palu
- Tang Potong
- Tang Listrik
- Tespen
- Lasdop
- Obeng +
- Tee Dos
- Isolasi Tape Listrik
Tenaga
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan
- Stop Kontak
Metode Pelaksanaan
- Pekerjaan pasang Titik Saklar dilakukan bersamaan dengan pekerjaan plesteran dinding, agar
kabel dari intsalasi listrik tertutup dengan plesteran.Semua hantaran (kabel) yang ditarik
dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam).
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Semua instalasi yang tertanam dalam tembok dan lantai kerja terlebih dahulu di check
kembali.Pertama kabel instalasi yang sudah dikerjakan untuk mengetahui jenis muatam dari
kabel tersebut. Setelah itu pasang dan kaitkan kabel yang ada langsung ke stop kontak dan
pastikan kabel sudah terpasang sesuai dengan muatannya agar tidak terjadi korsleting pada
listrik. Setelah kabel pada saklar terpasang, selanjutnya stop kontak dipasang pada dinding
sesuai dengan denah pada gambar rencana kerja. Lakukan pekerjaan ini secara hati-hati agar
tidak merusak bahan dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.