Anda di halaman 1dari 68

METODE PELAKSANAAN

LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP IBU, ANAK DAN KEBIDANAN


RUMAH SAKIT UMUM DR. M. DJAMIL, PADANG
TAHUN ANGGARAN 2014

Metode dan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat juga untuk menunjang
tercapainya kualitas, efisiensi waktu dan efisiensi biaya pelaksanaan Pekerjaan tersebut
diatas. Kami sebagai Pelaksana Pekerjaan akan merealisasikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai yang
diharapkan oleh pihak pengguna anggaran. Disamping itu sebagai upaya untuk terlaksananya
rencana proyek tersebut, Kami sebagai Pelaksana Pekerjaan akan menempatkan beberapa
tenaga ahli yang dapat berkoordinasi dengan baik secara keseluruhan sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan lancar.

Pra Kontrak
Berdasarkan surat penunjukan pemenang lelang atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPK),
kami segera melaksanakan :
 Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
 Menggandakan Dokumen Kontrak
 Menyerahkan Detail Proposal Operasional Lapangan, berupa :
 Schedule Kerja Mingguan (Laporan) mengenai pengadaan Material,
Pengerahan Tenaga Kerja, Penggunaan Peralatan, Kemajuan Kerja dan
Kondisi Cuaca.
 Rincian Metode Pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan secara lebih
terperinci.
 Kordinasi dengan petugas terkait dan Instansi terkait, baik dengan Konsultan
Supervisi, Wakil dari Pengguna Jasa, dengan Konsultan Perencana dan
masyarakat setempat.

Metode Pelaksanaan Manajemen Lapangan :


Metode pelaksanaan Manajemen lapangan terdiri dari :
1. Metode/System pengadaan Material, Peralatan dan Tenaga Kerja
2. Metode/System Pelaporan dan Monitoring
3. Metode/System Pelaksanaan masing-masing pekerjaan utama
4. Metode/System Pelaksanaan SMK3

1
 Metode Pengadaan Material, Peralatan dan Tenaga Kerja
a. Pengadaan Material
Sebelum Material dikirim kelapangan lebih dulu kami ajukan Contoh/Sample dari
Material yang akan digunakan untuk diperiksa, disetujui dan ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
Sample Material yang telah disetujui Direksi Lapangan disimpan di Direksi Keet
untuk patokan atas sejumlah material yang akan di Supply.
b. Pengadaan Peralatan
Semua peralatan yang dibutuhkan, termasuk alat-alat bantu akan di mobilisasi
kelapangan . Adapun peralatan-peralatan yang kami sediakan adalah sesuai
Daftar Usulan Peralatan Proyek, terlampir.
c. Pengerahan Tenaga Kerja
Pengerahan Tenaga Kerja dibagi dalam 3 kelompok yang serentak
pelaksanaannya di semua lokasi pekerjaan yaitu :
Kel.1. Tenaga Kerja Inti (Skill Labour), akan ditugaskan karyawan tetap
perusahaan dari Kantor yang telah berpengalaman khususnya dalam
pelaksanaan Pekerjaan, sesuai Daftar Personil dan Struktur Organisasi
terlampir.

Kel.2. Tenaga Kerja Biasa (Pekerja, Tukang, dll) dibagi dalam beberapa regu,
antara lain :
a. 1 Regu untuk melaksanakan Pekerjaan Arsitektur Regu tersebut
dipimpin oleh Mandor yang bertanggung jawab kepada Pelaksana.
b. 1 Regu untuk melaksanakan Pekerjaan Struktur Regu tersebut
dipimpin oleh Mandor yang bertanggung jawab kepada Pelaksana.
c. 1 Regu untuk melaksanakan Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Regu
tersebut dipimpin oleh Mandor yang bertanggung jawab kepada
Pelaksana.
d. 1 Regu untuk melaksanakan Pekerjaan Site Development Regu
tersebut dipimpin oleh Mandor yang bertanggung jawab kepada
Pelaksana.

Kel.3. Tenaga Kerja Khusus, yaitu: Operator Alat, Driver, Mekanik adalah
tenaga kerja yang khusus dan telah memiliki pengalaman sesuai
keahliannya.
Tenaga Kerja Khusus tersebut dikordinir oleh 1 orang Bagian Peralatan
sebagai Equipment Supervisor.

2
Pengerahan tenaga kerja tersebut akan diatur sesuai Jumlah dan
Jadwal dari masing-masing tenaga kerja terlampir.

 Metode Pelaporan dan Monitoring


Untuk mengetahui setiap kegiatan, kemajuan pekerjaan dan keadaan lapangan yang
sesungguhnya, maka diadakan Monitoring melalui :
- Buku Laporan Harian (BLH) Proyek.
- Laporan Prestasi Mingguan (LPM), dan
- Laporan Progress Bulanan (Monthly Progress Report)
- Photo Dokumentasi melalui pemotretan pada setiap kemajuan pekerjaan mulai
sejak 0%, 50% dan 100%. Pemotretan tersebut dilaksanakan dari satu titik dan
diarahkan pada titik yang sama dalam setiap tahapan kemajuan pekerjaan.
- Pembuatan As Built Drawing (Gambar aktual terpasang).

 METODE KESELAMATAN KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

Mengingat lokasi pekerjaan berada di lingkungan yang beresiko kecelakaan kerja,


kami diwajibkan menyediakan peralatan K3 yang meliputi :
- Safety Shoes
- Helm
- Sarung tangan kerja
- Baju kerja ( wear pack )
- Safety belt
- Kaca mata
- Alat pelindung telinga

Kami yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek – proyek sejenis, akan
menerapkan untuk Sistim Management Mutu dan Sistim Managemen K3 untuk Sistim
Managemen Lingkungan.
Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Untuk menjamin Sistim Manajemen tersebut di atas dapat berlangsung dengan baik,
dalam pelaksanaannya akan ditunjang dengan sarana – sarana lain, berupa perangkat
lunak (Software ) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras ( Hardware )
berupa peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

3
 Sistim Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh staff dan pekerja yang terlibat
dalam kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3 Dalam menanggulangi gangguan
keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan
instansi terkait dalam keselamatan.
Tugas Unit K3 antara lain adalah :
Mengawasi kebersihan daerah kerja
Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja ( Safety,Jaket, Helm,safety
belt, sepatu dll ) jika dipersyaratkan.
Mengawasi sarana keselamatan kerja ( perlengkapan P3K, pemadam api, bak
sampah dll )
Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja
Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi
atau kebakaran.

 Program K3 yang dilaksanakan di proyek meliputi :


1. Pembuatan Safety plan
- Membentuk organisasi K3 Proyek
- Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
- Daftar Tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
- Indentifikasi sumber bahaya dan pencegahannya
- Site Plan K3
- Program kebersihan dan 5R ( Ringkas,Resik,Rapi,Rajin,Rawat)
2. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri
- Alat pemadam kebakaran
- Rambu rambu K3
- Instruksi – instruksi keselamatan kerja
- Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara,Pompa air
- Helm, safety belt, sepatu kerja, Masker, Kotak P3K

4
1. Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi proyek
konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian
kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang
bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan
sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap


pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian
bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda
dari atas.

3. Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin, dan pengelasan dengan las listrik. Mengingat
partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan
kacamata adalah mengelas.

5
4. Sarung Tangan

Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan


utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong
gerobag cor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan
dengan besi pada gerobag.

5. Helm

Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan


sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar
benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal
dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari
atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih
rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman

Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada


ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman
atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari
kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan
tower.

6
7. Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang


dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang
efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga
ini.

8. Masker

Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi


mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar
sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari
kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu. 

9. Tangga

Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan.


Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman
harus menjadi pertimbangan utama. 

7
10. P3K

Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun


berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek.
Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk
pertolongan pertama.

3. Kerjasama dengan Rumah sakit/Puskesmas terdekat serta mengasuransikan


Tenaga Kerja ke Jamsostek Perusahaan telah mempunyai Prosedur Penanganan Kecelakaan
kerja yang sudah dibakukan dan diberlakukan diseluruh wilayah kerja perusahaan.Untuk
menjamin tercapainya Keselamatan dan kesehatan Kerja.

Menerapkan Siklus harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir dibawah ini:

Siklus Harian
Start Izin Mulai Kerja
Dan
Pembagian APD ( Alat Pemeriksaan
pelindung diri) APD
Pengarahan / Sarung tangan Safety Mulai Melakukan
Penjelasan K3 & Helm Bekerja Inspeksi
Instruksi Kerja Safety Shoes
Pengarahan
Kacamata Safety
/Penjelasan K3
Safety Belt dll untuk tenaga baru&
dicatat sebagai
laporan

Inspeksi & Lap.


Selesai -Mingguan Sebelum Akhir Bekerja
- Selesai Membersihkan
Lokasi Pekerjaan

8
Pada pekerjaan ini pihak penyedia jasa wajib menyediakan papan peringatan yang harus
ditempatkan pada lokasi pekerjaan. Hal ini untuk menjaga keselamatan pekerja serta warga
disekitar proyek.

Memasang rambu K3 di lokasi pekerjaan

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya,
semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/
perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment (PPE) untuk semua
karyawan yang bekerja, yaitu :

 Sistim Manajemen Mutu


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian mutu dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, baik
terhadap bahan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, alat yang digunakan
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan.Secara skematis, metode pengendalian
perusahaan mengacu pada ISO 9001 dapat digambarkan sebagai berikut :

9
PROYEK PERUSAHAAN EKSTERNAL
Rencana Mutu Terdiri dari Manual/Prosedur - Standar Peraturan
Metode Konstruksi Administrasi Keppres,kepmen.perda
Instruksi Kerja Prosedure Dok Tender,Gambar
Jadwal Waktu Pelekas Organisasi Spesifikasi dll
Prosedur Kerja dll Personal
Keuangan

SUPERVISI

INPUT OUTPUT
- Tenaga Produk Akhir
- Bahan / Material PROSES KONSTRUKSI Biaya Mutu & waktu
- Peralatan

INSPEKSI&TES
EVALUASI
TStart

KRITERIA &ACUAN
- Gambar
- Spesifikasi LAPORAN
MONITORING
Start
Start

Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik
SDM, Material, Peralatan,proses, sarana kerja subkami.
a. S D M
- Memilih SDM yang berintegritas dan mempunyai pengalaman sejenis
- Pengarahan, pembinaan dari kantor pusat
- Monitor dan pelaporan
b. Material Bahan dan spare part
- Pengujian sample bahan / suku cadang
- Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas )
- Pemilihan supplier bahan
- Jadwal kebutuhan material
- Cara penyimpanan
- Cara handling

10
c. Peralatan
- Pemilihan jenis alat yang sesuai
- Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran, timbangan )
- Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas )
- Pemilihan supplier alat yang baik
- Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
- Jadwal kebutuhan alat
- Penyediaan bahan bakar
- Penyediaan suku cadang
- Control service
- Monitor dan pelaporan
d. Proses
- Pembongkaran dan Pemasangan sturktur PA Stoplog dan Acessories.
- Peralatan / suku cadang yang sesuai
- Komposisi yang sesuai
- Standar proses
- Metoda pelaksanaan
- Cek hasil
- Monitor dan pelaporan
e. Sarana kerja
- Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
- Kemudahan akses
- Terpenuhinya alat kerja
- Kemudahan mobilitas dan komunikasi
f. Sub Kami
- Pemilihan Sub & Seleksi
- Pengawasan dan pengarahan

11
Pada pelaksanaan di lapangan, bagan alir pelaksanaan pekerjaan digambarkan sebagai
berikut :

SUPERVISORY PARTNER OF
Supervisor CONSTRUCTION
Partner Dedication
Facilication Partner Capacity
Supervisor Partner Experience
Experiency

Shop
Drawing Working
Approved Permit
Approved

Preparation Marking CONSTRUCTION Construkti Internal External Finising H.Over S


And Site and on Inspecti Inspecti T
Start Clearance Site Survey OF WORKS Of work on on O
Result P

Workking
Material
Method
Specivication
Approved
Approved SISTEM
MANAGEME
ON SITE TEAM WORKING TIME NT MUTU/K3
Work Prosedure Specification
Cheklist Method of WorksS
Monitoring/Report Material Eperience
And Tools

Dalam pelaksanaan akan menggunakan form sehingga akan memudahkan monitor dan
pelaporan pada proses monitor dan pelaporan

PEKERJAAN PERSIAPAN

Berdasarkan hasil koordinasi, dimulai pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi :

1. Pembongkaran & Pembersihan lokasi :


 Sebelum dilaksanakan pekerjaan dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pembersihan
lokasi/pembongkaran.
 Tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan material
lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

2. Pembuatan Direksi Keet dan gudang kerja :


 Didirikan 1 (satu) unit Bangunan Semi Permanent dengan Konstruksi : Lantai
Beton Tumbuk Camp.1:3:5, Tiang Kayu 6/12 cm, Dinding Double Triplek t. 3 mm
rangka kaso 5/7 cm, Plafond Triplek t. 3 mm rangka kaso 5/7 cm, Atap asbes

12
lengkap dengan Meja Tulis, Kursi Tamu, White Board, Shoftboard, ATK, Komputer,
AC Split 1 PK, dan sebagainya.
 Bangunan sudah termasuk penyediaan air minum, penggunan listrik, sanitasi dan
fasilitas PPPK (P3K), dll.
 Ditempatkan sedekat mungkin dengan Lokasi Pekerjaan dan atas persetujuan
Direksi Proyek.

3. Pembuatan Papan Nama Proyek :


 Dipasang pada posisi awal atau pada posisi akhir pekerjaan di tempat yang aman
dari gangguan lalu lintas, namun mudah dilihat oleh masyarakat umum.
 Warna, Tulisan & Ukuran Papan Nama Proyek dilaksanakan sesuai Standard untuk
Pemda setempat.
 Dibuat dari Multiplek t. 8 mm ukuran 240 x 120 cm, Tiang Kayu Klas II Uk. 6/12 cm.

4. Mobilisasi dan Demobilisasi :

Semua peralatan yang dibutuhkan, termasuk alat-alat bantu akan di mobilisasi


kelapangan. Adapun peralatan-peralatan yang kami sediakan adalah sesuai Daftar
Usulan Peralatan Proyek terlampir.

 Untuk memobilisasi/demobilisasi peralatan diperlukan suatu kesepakatan biaya


dengan perusahan persewaan mobilisasi / demobilisasi peralatan.
 Kesepakatan biaya ini dilakukan untuk mobilisasi / demobilisasi
 Mobilisasi dan Demobilisasi Material, peralatan dan tenaga kerja dirancang serta
dipersiapkan secara matang dengan melihat situasi lokasi kerja. Agar mobilisasi

13
dan demobilisasi dapat lancar dilaksanakan, perlu dilaksanakan koordinasi dengan
direksi pekerjaan. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga keamanan lingkungan
sekitar proyek dan secara khusus juga menjaga peralatan dan material di lokasi
kerja. Mobilisasi untuk material kegiatan dilaksanakan pada awal minggu pertama.

5. Photo Dokumentasi :
 Pengambilan Photo Dokumentasi pada beberapa lokasi tertentu dari posisi dan
pada sudut pandang yang sama pada saat pekerjaan belum dimulai (0%), sedang
dilaksanakan (50 %) dan setelah selesai (100%).
 Negatif (Film) menggunakan ASA 200 isi 36, untuk kemudian dicetak dalam ukuran
4R.
 Selain Dokumentasi secara visual (Photo) juga dilaksanakan pembuatan
dokumentasi melalui Gambar (As Built Drawing).
 Pendokumentasian melalui gambar sesuai kondisi aktual terpasang dilapangan.

6. Shop drawing dan asbuilt drawing :


Untuk mengetahui setiap kegiatan, kemajuan pekerjaan dan keadaan lapangan
yang sesungguhnya, maka diadakan Monitoring melalui :
- Buku Laporan Harian (BLH) Proyek.
- Laporan Prestasi Mingguan (LPM), dan
- Laporan Progress Bulanan (Monthly Progress Report)
- Photo Dokumentasi melalui pemotretan pada setiap kemajuan pekerjaan mulai
sejak 0%, 50% dan 100%. Pemotretan tersebut dilaksanakan dari satu titik dan
diarahkan pada titik yang sama dalam setiap tahapan kemajuan pekerjaan.
- Pembuatan As Built Drawing (Gambar aktual terpasang).

7. Air Kerja dan Listrik Kerja :


- Listrik dan air kerja adalah komponen penting untuk setiap pelaksanaan pekerjaan.
Untuk pengadaan kedua komponen ini, biasanya dilakukan koordinasi dengan
Konsultan Pengawas atau pihak keamanan terkait. Pemakaian genset berfungsi
untuk mensuplai tegangan listrik yang cukup dengan mempertimbangkan
kenyamanan dan keamanan untuk semua instalasi yang digunakan. Air kerja
disuplai dari instalasi air bersih yang ada disekitar lokasi kerja. Penyiapan air kerja
tetap menjaga aspek kebersihan dan efisiensi pemakaian air kerja.

14
8. Pengukuran :
 Untuk memastikan lokasi, posisi (Center Line, Batasan dan Elevasi pekerjaan)
maka lebih dulu dilaksanakan pengukuran dan pematokan.
 Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan Theodolit & Water Pass yang
berpatokan pada Bench Mark (BM) yang ditentukan Direksi Lapangan.
 Setiap kegiatan untuk memenuhi pekerjaan dilakukan pengukuran ulang terhadap
siku-siku maupun level dari bangunan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pelaksanaannya nanti.
 Pekerjaan Pengukuran harus dilakukan pada waktu Pengawas Lapangan Berada
ditempat

Theodolite Mistar

PEKERJAAN STRUKTUR :

Pekerjaan Urugan Pasir :

 Bahan untuk urugan pasir harus mendapat persetujuan direksi dan pasir untuk
bahan urugan tersebut adalah pasir yang bersih dan bebas dari segala kotoran,
sampah maupun kotoran organik yang dapat mengurangi mutu pasangan.
 Urugan pasir dilakukan dengan tebal sesuai dalam gambar kerja dan disetujui
oleh direksi dan pengawas, kemudian disiram dengan air dan ditimbris sehingga
memperoleh kepadatan yang maksimal.

Pekerjaan Pasang Pondasi batu belah ad. 1:4 :


 Bahan untuk pasangan batu belah harus mendapat persetujuan direksi. Batu untuk
bahan pasangan tersebut adalah batu yang bersih dan bebas dari segala kotoran,
sampah maupun kotoran organik yang dapat mengurangi mutu pasangan.

15
 Sebelum dilakukan pemasangan batu dilakukan pekerjaan galian tanah untuk
pondasi batu belah.
 Pasangan batu belah harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar dan
bestek

Peralatan pekerjaan yang dipergunakan :

- Concrete mixer / molen sebagai alat pencampur adukan mortar


- Alat bantu (cangkul, sekop, sendok semen , ember cor dsb).

Uraian Pekerjaan :

a. Material batu didatangkan ke lokasi pekerjaan.oleh supplier dengan jenis dan


ukuran sesuai spesifikasi teknis , seperti antara lain :

 Batu terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan
yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap
udara dan air.
 Batu rata , lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
 Mutu dan ukuran batu mendapat persetujuan Konsultan
pengawas dan Direksi pekerjaan.

b. Semen, pasir dan air dengan perbandingan / komposisi sesuai dengan


persyaratan dalam spesifikasi teknis dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan concrete Mixer / molen.
c. Material batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaan pasangan batu
dengan Air sebelum dipasang
d. Penempatan Adukan mortar

 Persiapan lokasi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan pemancangan


tiang pancang (per segmen area) atau sesuai dengan lokasi yang ditunjukkan
pada gambar kerja dan spesifikasi teknis
 Adukan disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang
 Tebal landasan adukan pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang terpasang terisi penuh
 Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras
e. Pemasangan batu

16
 Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-nasing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut sudut
 Batu dipasang dengan muka yang terpanjang arah mendatar dan muka
yang tampak dipasang arah sejajar dengan muka dinding dari batu terpasang
 Batu tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang
sebelumnya
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan (pekerjaan akhir pemasangan
batu) dilakukan sesuai dengan persyaratan dan tahapan pekerjaan yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis pada dokumen pelelangan.

g. Setelah selesai pemasangan batu kali dilakukan urugan tanah kembali pada sisi
pasangan batu kali yang telah terpasang dan dipadatkan.

Pekerjaan Beton Sloof :

 Membaca gambar untuk menentukan profil dan dimensi dan elevasi pekerjaan
yang akan dilakukan kemudian dilakukan pengukuran untuk menetapkan patok dan
center line dari pekerjaan.
 Membuat panel bekisting yang disesuaikan dengan ukuran dalam gambar di lokasi
pabrikasi.
 Oleskan minyak bekisting pada permukaan panel hingga rata
 Pasang panel bekisting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus
rapat.
 Panel bekisting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada
bagian atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.
 Cek kelurusan bekisting dengan tarikan benang.
 Semua baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, pihak
kontraktor memberikan contoh secara formal kepada konsultan / direksi untuk
dilakukan uji laboratorium, setelah contoh ini disetujui
 Setelah hasil uji disetujui, pihak kontraktor membuat permohonan untuk melakukan
pabrikasi potong bengkok sesuai dengan rencana daftar potong bengkok besi.
 Pada setiap tahap dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, penyedia jasa
menyerahkan rencana daftar potong bengkok besi kepada konsultan, setelah
disetujui baru dipabrikasi dan diangkut kelapangan.
 Besi beton yang sudah dipotong bengkok dikelompokkan menurut bagian-bagian
bangunan dan jadwal pemasangan, besi tersebut diangkut kelapangan menurut

17
jadwal detail pembetonan dengan truk atau trailer sesuai dengan jumlah dan
panjang besi yang akan diangkut.
 Dilakukan pekerjaan pembetonan (pengecoran) dengan memasang terlebih dahulu
pembesian (penulangan) dengan jarak dan diameter yang telah ditentukan
dilanjutkan pemasangan bekisting untuk cetakan atau sebagai pembentuk
pengecoran yang diinginkan.
 Pada waktu pengecoran (pembetonan) campuran ataupun perbandingan adukan
dilakukan sesuai gambar kerja dan dokumen kontrak. (beton readymix seperti yang
telah ditentukan)

Pekerjaan Beton Kolom :

1. Penulangan Kolom

Pekerjaan penulangan kolom dilakukan sebelum bekisting kolom dilakukan.


Adapun tahapan penulangan kolom adalah sebagai berikut :

a) Sebelum dilaksanakan penulangan kolom terlebih dahulu dilakukan


pengukuran as kolom

b) Dipasang tulangan pokok sesuai dengan gambar perencanaan. Pada


tulangan kolom lantai 1 dan 2, tulangan pokok kolom disambung dengan sisa
tulangan pokok kolom sebelumnya dengan cara sambungan lewatan yang
panjangnya 40 kali diameter tulangan pokok

c) Ujung tulangan kolom dilebihkan dari permukaan lantai (stek kolom), hal
ini dimaksudkan untuk penyambungan tulangan kolom pada lantai
berikutnya

d) Setelah tulangan terpasang dengan baik, pada bagian luar dipasang tahu
beton (decking block) yang merupakan campuran 1pc : 3ps berbentuk bujur
sangkar dengan tebal ± 3 cm yang diikat dengan kawat bendrat untuk
memberi jarak ketebalan selimut beton

e) Setelah mengeras tahu beton tersebut akan menjadi selimut beton. Kemudian
kolom yang telah dirangkai didukung dan ditahan dengan perancah dari
bambu yang diperkuat dengan scaffolding.

18
Gambar Penulangan Kolom

2 Bekisting Kolom

Bekisting kolom dikerjakan setelah penulangan kolom selesai, tahapan


pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut :

1.Sebelum pemasangan bekisting kolom, terlebih dahulu dilakukan pengukuran


untuk menentukan as kolom baik sumbu vertikal maupun sumbu horisontal

2.Setelah itu dibuat sepatu kolom di sekeliling tulangan kolom guna


penempatan acuan kolom. Sepatu kolom dibuat dari adukan beton.

3.Bekisting yang telah ditentukan ukurannya diangkut ke tempat pemasangan.


Setelah terpasang, bekisting harus distel agar betul-betul tegak lurus,
sehingga kedudukan akhir as kolom tidak menyimpang dari as rencana
4.Setelah keempat sisinya terpasang dengan baik, maka diberi pengaku antar
sisi-sisinya dan diberi dukungan dengan balok kayu
5.Bekisting yang terpasang dilengkapi dengan perkuatan dari kayu berupa
kaso 5 / 7 dan balok kayu 6 / 12 yang dipasang sejajar, melintang dan
membujur pada sisi-sisi bekisting dengan menggunakan paku sebagai
pengikatnya
6.Bekisting kolom tersebut ditahan dengan menggunakan scaffolding untuk
memberikan kekuatan pada saat pengecoran dan pengeringan

19
Gambar Bekisting Kolom

3 Pengecoran Kolom

Setelah pembuatan bekisting dan penulangan selesai maka pihak kontraktor


meminta konsultan pengawas untuk memeriksa hasil pekerjaan bekisting
danpenulangan tersebut. Setelah pemeriksaan dilakukan dan tidak ada masalah,
maka konsultan pengawas memberi ijin kepada kontraktor untuk melakukan
pengecoran.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan sebelum pengecoran dimulai :

1. Semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton dibersihkan dahulu dari
kotoran-kotoran seperti debu, sisa potongan kawat bendrat, bekas potongan
gergajian kayu dan lain-lain

2. Dilakukan pemeriksaan tulangan meliputi jumlah, letak, jarak dan diameter


tulangan

3. Peralatan dan jumlah tenaga yang mendukung proses pelaksanaan pekerjaan


pengecoran harus dalam keadaan baik saat pengecoran

4. Apabila pengecoran dilakukan pada malam hari perlu dipersiapkan alat


penerangan yang cukup

5. Untuk mendapatkan beton yang padat dan kompak, maka adukan beton
ditusuk-tusuk dengan menggunakan bambu

4 Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton sudah mengeras dan

20
mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri dan beban di atasnya,
sehingga beton yang dicetak tidak mengalami kerusakan pada saat
pembongkaran, adapun tahapan dalam pembongkaran bekisting adalah sebagai
berikut :

1. Penyangga bekisting scaffolding kolom dikendorkan dan dilepas dari ikatanya

2. Klem bekisting dilepas

3. Bekisting kolom dilepas dari keempat sisi kolom dengan hati-hati


menggunakan pengungkit

4. Bagian bekisting yang dibongkar kemudian dibersihkan dan ditempatkan pada


tempat yang sesuai dengan kelompoknya. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemasangan bekisting pada kolom berikutnya

Gambar Pembongkaran Bekisting Kolom

Pekerjaan Balok

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja
dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.
Kayu iniberfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap
padatempatnya (tidak terjadi lendutan).
Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jaraksekitar 40 cm. Pelaksanaan
pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringandengan pelaksanaan Pelat
lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitubesi Ø16 & Ø13 sebagai
tulangan utama dan besi Ø10 sebagai sengkang (begel).

21
Pekerjaan Plat Lantai :

Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :


Pekerjaan Pengukuran dan BekistingPemasangan bekisting pelat lantai didahului
dengan pengukuran posisi balok.Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda
as bangunan pada kolomlantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.
Pengukuran ini ditujukanuntuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.Dari hasil
pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapatdifabrikasi pada posisi
yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.Pengaturan level balok dan pelat
dapat dilakukan dengan mengaturketinggian perancah (Scafolding). Proses
pemasangan bekisting ini dibantuoleh surveyor untuk mengontrol level balok dan
pelat.
 Pekerjaan Pembesian
- Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
- Leveling Pengecoran pelat lantaiAgar pengecoran pelat lantai mencapai level
yang benar dan tidak terjadiperbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat
alat bantu leveling pengecoran.
- Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada
beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku
tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan
diukur pada level sesuai gambar desain.

Gambar Pembesian Plat Lantai

22
 Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukanpada pekerjaan kolom.
Pengecoran betonPengecoran dilakukan dengan Ready Mixtruck yang
dibantu denganpenggunaan
Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secarasekaligus balok
dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat prosespengecoran dipakai
Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibratoruntuk meratakan
dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai corini adalah rata
namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukanpekerjaan lantai.

Gambar Pengecoran Plat Lantai

23
Gbr. Pemadatan dengan Concrete Vibrator

 Pekerjaan curing
Sama halnya dengan pekerjaan kolom,Curing (Perawatan)
dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

PEKERJAAN PASANGAN :

Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan :

Pekerjaan dinding bata ringan merupakan pekerjaan kunci utama dari


semua pekerjaan bangunan maupun pekerjaan tambahan, untuk itu haruslah
dikerjakan dengan sistematis dan cermat.

Jika hasil pekerjaan dinding ini tidak bagus maka akan berdampak buruk
terhadap sebagian besar pekerjaan finishing lainnya.

Contoh :
- Jika dinding miring maka plafond, pintu dan jendela tidak bisa terpasang
dengan baik (miring juga).
- Jika posisi dinding tidak sesuai gambar, maka lantai (keramik) tidak
bisa terpasang dengan baik (tidak lurus dan siku).

24
Perhatian dan pengawasan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan
dinding, karena pekerjaan ini menggunakan bahan dalam jumlah yang
banyak serta melibatkan tenaga kerja yang banyak juga. Manajemen
bahan dan tenaga yang baik sangat berpengaruh sekali terhadap hasil
pekerjaan ini.

Hasil pekerjaan dinding ini sangatlah kasat mata, untuk itu pengawasan
terhadap mutu pekerjaan juga harus diperhatikan, yaitu dengan cara
melaksanakan checklist secara bertahap untuk setiap item pekerjaan
dinding sehingga hasil akhir pekerjaan sesuai dengan spesifikasi atau
menjadi lebih baik.

Dari pengalaman , beberapa cacat pekerjaan yang sering ditemui pada


pekerjaan dinding bata :
a. Material tidak terkontrol.
Pengadaan dan penempatan material tidak diatur dengan baik
sehingga di stock yard / lokasi pekerjaan banyak terdapat material
terbuang (waste).
b. Dinding tidak vertikal (miring).
c. Tebal dinding tidak sama.
d. Sudutan / dinding pertemuan tidak siku.
e. Permukaan dinding tidak rata (gelombang).
f. Dinding / acian retak.

Dari pengalaman tersebut, dicoba untuk mengembangkan cara


pelaksanaan yang lebih baik dan cermat untuk mengurangi / meminimalkan
cacat pekerjaan yang mungkin terjadi.

Bahan yang dibutuhkan :


- Batu Bata, Standar (SNI-10) dan PUBB 1970 (SNI-3)
- Pasir Pasang
- Portland Semen
- Air Aduk

Alat yang dibutuhkan :


- Material Hoist (alat angkat)
- Waterpass
- Benang

25
- Jidar Aluminium
- Unting-unting
- Meteran
- Sendok Adukan

 Pekerjaan Persiapan.

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan pokok, maka sebelumnya


perlu dilaksanakan persiapan - persiapan yang memadai, meliputi :

a. Persiapan lahan, bahan dan peralatan yang digunakan.


b. Persiapkan jalan kerja untuk transporatasi material.
c. Pengaturan penempatan bahan dan peralatan bantu.
d. Gambar kerja yang sudah disetujui Konsultan.
e. Urutan pelaksanaan (sequen) pekerjaan.

 Pengadaan dan Mobilisasi Bahan dan Alat Bantu.

Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan pekerjaan yang perlu


penanganan khusus sehingga memerlukan perhatian dalam pengaturan
lahan dan bahan yang dipergunakan sehingga dapat menunjang
kelancaran pekerjaan.

Hal – hal yang harus diperhatikan :

a. Setiap material yang datang, dilakukan inspeksi dan tes.


b. Material yang diterima ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan
di stock yard (diberi identifikasi tanda (+) ), sedangkan material yang
ditolak langsung dikeluarkan dari lapangan, atau ditempatkan tersendiri
dengan diberi identifkasi tanda (-).
c. Pengangkutan material dari stock yard ke lokasi pekerjaan
menggunakan Lift Material, material bata / pasir dimasukkan gerobak
dorong.

 Pekerjaan Bata Ringan

Pekerjaan bata bisa dimulai setelah pekerjaan struktur (beton) selesai.


Sebelum memulai pekerjaan, bersihkan lokasi pekerjaan yang akan
dikerjakan dari kotoran, sisa beton, dan lain-lain.

a. Marking center line pasangan bata di setiap ruangan / lantai beton


(marking awal).
b. Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).

26
c. Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.
d. Pasang bata profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan
bata yang akan dipasang.
e. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum (unting-unting).
f. Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2
lapis bata
g. Pasang tulangan untuk kolom praktis setiap 12 m² atau dinding
dengan jarak 4 m atau sesuai kebutuhan.
h. Rendam bata dalam air.
i. Aduk mortar (adukan) dengan komposisi, untuk konstruksi:
- Pasangan batu bata kedap air, plesteran beton yang kedap air,
pasangan ubin plint, ubin keramik, ubuin PC = 1 pc : 4 pasir
- Pasangan dinding yang tidak kedap air, semua plesteran dinding yang
tidak kedap air untuk bagian dalam maupun luar = 1 Pc : 4 pasir
j. Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.
k. Pasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika
sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan
sampai ketinggian 1 m.
l. Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.
m. Pasang tulangan, formwork dan cor beam diatas bata, beam praktis
harus dipasang pada opening yang lebih besar dari 600 m.
n. Untuk pasangan bata yang bertemu dengan kolom struktur, apabila
ketinggian bata sudah mencapai ± 1600 mm dipasang angkur dari
kolom ke pasangan bata (2 buah dengan jarak vertikal 500 mm).
o. Pada pertemuan pasangan bata dengan balok struktur diatasnya
dipasang styroform guna menghindari retak akibat lendutan struktur.
p. Bersihkan sisa-sisa adukan yang menempel pada permukaan bata
q. Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.

Pekerjaan Plesteran
Setelah pekerjaan pasangan bata selesai dilaksanakan dan telah dicek
keberterimaannya, maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran
dan acian.

a. Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.


b. Buat kepalaan, check sudutan (kesikuan), verticality & horizontality serta
posisinya.

27
c. Buat kamprotan tipis (0,5 ~ 1cm) untuk menghindari penyusutan yang
berlebihan.
d. Plesteran dilaksanakan setelah kepalaan berumur ± 1 hari.
e. Setelah plesteran setengah kering, diratakan dengan jidar aluminium
(pemakaian roskam sebaiknya dihindari).
f. Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.
g. Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x sehari.
h. Lakukan pengacian dengan steel trowel dan ratakan dengan jidar
aluminium.
i. Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air sebelum
pekerjaan acian.
j. Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan kertas semen.
k. Curing permukaan acian minimal sehari sekali selama ± 3 hari.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP :

Rangka Atap Baja Ringan :

Jenis ukuran dan kualitas baja yang digunakan untuk konstruksi rangka atap smattruss
adalah baja ringan Lapisan Zincalume dengan komposisi 43.5% zinc, 55% Aluminium
dan 1.5% silicon alloy coating. Baja ringan high tensile lapis zinc dan aluminium dengan
ketebalan sesuai spek. kuat tarik 550 Mpa (5500 kg/cm2) yang baru tidak berkarat, tidak
berlobang dan benar-benar bersih, bahan yang dipakai baja zincalume sesuai ukuran
profil, roof batem tebal 0,48 mm, wind bracing tebal 0,3 mm, foot plate tebal 1,5 mm, plat
diafragma tebal 0,4 mm, atau sesuai yang ada dalam gambar rencana.
 Menyiapkan Material dan alat bantu yang dibutuhkan dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Membuat shop drawing untuk modul pemasangan rangka atap dan perkuatannya.
 Memasang rangka atap baja ringan.
 Memasang alumunium foil Air Cel Utility Single Side tebal 4 mm.
 Memasang reng baja ringan.
 Memasang penutup atap Genteng.
 Memasang Nok bubungan, nok tiga arah, nok akhiran ujung, talang dan listplang.
 Peralatan yang dibutuhkan : bor listrik, palu, gunting seng, gergaji besi, mesin
potong baja, tambang.
 Bahan yang dibutuhkan : Baja ringan, Paku skrup, Nok, listplang .
Semua pelaksanaan pabrikasi konstruksi baja ringan tersebut dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam

28
konstruksi baja. Konstruksi baja ringan yang sudah selesai dipabrikasi diberi kode
ataupun tanda dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat
dipasang dengan mudah.

Pemasangan Instalasi Penangkal Petir

Adapun metoda yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut yaitu :


 Membaca gambar untuk menentukan profil dan dimensi dan elevasi
pekerjaan yang akan dilakukan kemudian dilakukan pengukuran untuk
menetapkan patok dan center line dari pekerjaan.
Material :
1. Konduit PVC
2. Tiang penangkal petir
3. Copper rod
4. Head penangkal petir
Peralatan :
1. Gounding test
2. Tang, obeng, gergaji besi
3. Bending conduit

29
Pelaksanaan :
1. Tentukan lokasi grounding
2. Pantek grounding dengan copper rod
3. Buat bak control
4. Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
5. Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai gambar
6. Tarik kabel dan sambung dengan pantekan
7. Finish arsitektur

PEKERJAAN PASANG PLAPOND :

Pekerjaan Pasangan Rangka & Plafond Gypsum 9mm :

Pekerjaan plafond meliputi pemasangan plafond gypsum board dengan


rangka yang terbuat dari Rangka metal furing untuk lainnya sesuai gambar
rencana, plafond gypsum board dengan tebal 9 mm dan list tepi langit-langit
yang berhubungan dengan dinding menggunakan bahan sesuai dengan
gambar rencana.

Pemasangan plafond gypsum e dengan rangka metal furing yang terbuat dari
steel coil yang dihot dip galvanized.

Penggantung rangka menggunakan steel rod hanger 4 mm yang dapat disetel


naik turun.

Urutan pelaksanaan pekerjaan plafond terdiri dari :

- Pemasangan boleh dilaksanakan jika semua pekerjaan yang ada didalam


langit-langit sudah siap dan selesai dikerjakan serta sudah ditest.

- Pemasangan rangka metal furing untuk gypsum board dan Tee Grid
system sesuai gambar rencana dengan digantung plat beton/dinding atau
pada lokasi yang telah ditentukan dalam gambar rencana dengan penguat
pakai ramset ke plat beton/balok beton. Mengecek kerataan rangka langit-
langit dengan menggunakan waterpas.

- Kawat penggantung dari galvanized dilengkapi dengan gesper pengatur


ketinggian.

- Plafond panel gypsum dipasangkan pada rangka yang telah disesuaikan


jarak dan bentuknya berdasarkan cara pemasangan yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.

- Setelah seluruh ruang dipasang plafond gypsum kemudian dilakukan


pengecekan kecembungan, kerataan dan sambungan antar panel.

30
- Dilakukan pengecatan secara merata pada bagian akhir pekerjaan.

- Pemasangan list langit-langit , dilakukan dengan cara sedemikian rupa


sehingga didapat hasil kuat, rata dan tidak bergelombang.

PEKERJAAN PASANGAN LANTAI :


Pekerjaan Pasangan homogenius ceramic 60x60 cm :

Pekerjaan lantai merupakan pekerjaan finishing yang hasilnya sangat


nyata terlihat, baik secara visual maupun teknis. Untuk itu harus
dilaksanakan secara sistematis, cermat dengan pengawasan serta
manajamen (bahan dan tenaga kerja) yang baik.

Kualitas material sangat dominan pengaruhnya terhadap hasil pekerjaan


secara visual, disamping itu cara pelaksanaan berpengaruh terhadap hasil
pekerjaan secara teknis.

Checklist bertahap untuk setiap item pekerjaan harus dilaksanakan untuk


mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai spesifikasi atau lebih baik.

Dari pengalaman , beberapa cacat pekerjaan yang sering ditemui pada


pekerjaan keramik :

a. Keramik tidak sejajar / tidak siku terhadap dinding.


b. Garis naad tidak lurus / tidak sama besar.
c. Lantai nyisil / tidak rata.
d. Keramik lantai kopong :
- Keramik tidak menempel sempurna terhadap spesi.
- Spesi tidak menempel sempurna terhadap lantai beton.
e. Keramik cacat (gompal, retak, pecah, nuansa warna tidak seragam).
Terjadinya cacat pekerjaan tersebut disebabkan karena :

a. Pemasangan tidak sesuai marking.


b. Inspeksi dan Tes terhadap material tidak dilakukan.
c. Lokasi yang baru dipasang sudah dilewati sebelum adukan setting.
d. Permukaan adukan tidak homogen.
e. Lantai beton (lokasi pekerjaan) tidak bersih.
Dari pengalaman tersebut, dicoba untuk mengembangkan cara pelaksanaan
yang lebih baik dan cermat untuk mengurangi / meminimalkan cacat pekerjaan
yang mungkin terjadi.

31
Bahan yang dibutuhkan :
- Keramik ukuran sesuai dengan dokumen lelang dan item pekerjaan.
- Mortar
- Material Grouting
- Air

Alat yang dibutuhkan :


- Waterpass
- Benang
- Jidar Aluminium
- Cutting Machine
- Meteran
- Sendok Adukan

Produktifitas Tenaga Kerja :


- 1 tukang = 0.125 m² / hari

Pekerjaan Persiapan

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan pokok, maka sebelumnya


perlu dilaksanakan persiapan - persiapan yang memadai, meliputi :

a. Persiapan lahan, bahan dan peralatan yang digunakan.


b. Persiapkan jalan kerja untuk transporatasi material.
c. Pengaturan penempatan bahan dan peralatan bantu.
d. Gambar kerja yang sudah disetujui Konsultan.
e. Urutan pelaksanaan (sequen) pekerjaan.

Pengadaan dan Mobilisasi Bahan dan Alat Bantu

Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan pekerjaan yang perlu


penanganan khusus sehingga memerlukan perhatian dalam pengaturan lahan
dan bahan yang dipergunakan sehingga dapat menunjang kelancaran
pekerjaan.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


a. Setiap material yang datang, dilakukan inspeksi dan tes.
b. Untuk keramik dilakukan sortir terhadap :

32
- Ukuran : cek dengan mal.
- Warna : digelar untuk 1 m³ / 1 runagan.

c. Material yang diterima ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan di


gudang/stock yard (diberi identifikasi tanda (+) ), sedangkan material yang
ditolak langsung dikeluarkan dari lapangan, atau ditempatkan tersendiri
dengan diberi identifkasi tanda (-).
d. Pengangkutan material dari gudang/stock yard ke lokasi pekerjaan
menggunakan gerobak dorong atau dengan cara manual (angkut)

Pekerjaan Marking

a. Lakukan pembersihan area/lokasi pekerjaan dan penyiraman air untuk


menghindari terlepasnya adukan dari permukaan beton lantai.
b. Marking starting point oleh surveyor (mengacu pada level dan as ruangan
awal).

c. Tarik benang acuan saling tegak lurus melewati awalan keramik


(starting point) sepanjang ruangan (jarak benang max. 9m untuk
menghindari lendutan).

Pemasangan homogenius ceramic :

a. Sediakan adukan mortar (1 pc : 3 pasir : 5 split) secukupnya untuk membuat


acuan /kepalaan keramik.

Tuangkan adukan mortar ke permukaan lantai sepanjang benang


acuan kepalaan, ratakan dengan jidar sesuai level.

Taburkan semen diatas mortar yang sudah diratakan (air dipermukaan


mortar diubah menjadi pasta sehingga memperkuat ikatan keramik
dengan mortar).
Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) dan
direndam selama 12 jam diatas permukaan mortar sesuai benang
acuan, tekan keramik dengan bantuan palu kayu sampai level yang
ditentukan.
Pasang keramik disampingnya sesuai langkah diatas dengan jarak
naad yang sudah ditentukan sepanjang kepalaan (memanjang dan
melintang).

33
b. Setelah acuan/kepalaan keramik selesai, pindahkan benang ke baris
selanjutnya sesuai keramik acuan yang pertama (cek permukaan
keramik dan naad).

c. Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium.
Lakukan pemasangan keramik seperti cara diatas pada baris
berikutnya berdasarkan keramik acuan/kepalaan, maks. 4 baris.
d. Bersihkan naad sebelum mortar kering dan lap permukaan keramik.
e. Lakukan pengecekan (kelurusan naad, kerataan permukaan, lekatan
keramik, cacat dan nuasa warna) ± 1 minggu setelah pemasangan.
f. Grouting naad dilakukan setelah pengecekan dan perbaikan dilakukan.
g. Pasangan tepi (las-lasan) dikerjakan belakangan untuk memudahkan
akses keluar melalui bagian tepi tersebut.
h. Jika luas ruangan lebih dari 9m x 9m, dipasang styroform + sealent
pada naad guna memperpendek panjang pemuaian.

MARKING PINJAMAN
+1000

MORTAR

BENANG
ACUAN

MARKING LINE

AIR SEMEN

Pasangan homogenius ceramic untuk Lantai Kamar Mandi :

 Menyiapkan Material dan alat bantu yang dibutuhkan dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Menentukan dan menandai peil ± 0.00.
 Membersihkan dan membasahi lokasi lantai KM/WC yang akan dipasang.
 Merendam keramik yang akan dipasang sesuai kebutuhan pemakaian per hari
hingga benar-benar basah dan ciri-ciri keramik tidak lagi mengeluarkan gelembung
udara.

34
 Membuat kepalaan lantai ( screed ) dengan cara menarik benang agar rata dan
waterpass, untuk lantai 2 dan seterusnya sudah dilapis bahan waterprofing (sudah
lulus test rendam).
 Melakukan pengecoran screed dengan spesi adukan.
 Membuat pola pemasangan lantai atau mengikuti pola pada gambar yang sudah
ada.
 Membuat kepalaan lantai keramik dengan cara menarik benang agar rata dan
waterpass, ( setelah lantai screed kering ( minimum 3 hari )
 Memasang lantai keramik dengan acuan benang dan di pukul dengan palu karet
supaya tidak membuat cacat pada permukaan keramik dengan adukan 1pc : 2
psr..
 Pada pemasangan keramik lantai KM/WC perlu diperhatikan hal-hal :
- Lebar naat seragam ( 2 – 3 mm ), lurus dan naat saling bertemu dengan naat
keramik dinding.
- Pasangan tidak boleh gelombang.
- Spesi tidak boleh kosong
- Kemiringan ke arah floor drain ( FD )
- Posisi Floor Drain ( FD ) harus simetrispada keramik dan rata keramik
- Jangan sampai merusak waterproofing.
Membersihkan lubang nat keramik.
Mengisi nat keramik dengan bahan sesuai spesifikasi , setelah pasangan keramik
kering ( minimum 5 hari )
Pasangan keramik di bersihkan dari sisa – sisa adukan.
Peralatan yang dibutuhkan : ember adukan, sendok semen, waterpass, mesin
molen, palu karet, benang, cangkul, gerobak lori dan lain - lain.

Gambar Pasang homogenius ceramic

35
Pasangan homogenius ceramic untuk dinding KM :

 Menyiapkan Material dan alat bantu yang dibutuhkan dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Menentukan dan menandai peil ± 0.00.
 Membersihkan dan membasahi lokasi dinding KM/WC yang telah diplester /
dikamprot kasar.
 Merendam keramik yang akan dipasang sesuai kebutuhan pemakaian per hari
hingga benar-benar basah dan ciri-ciri keramik tidak lagi mengeluarkan gelembung
udara.
 Membuat pola pemasangan dinding atau mengikuti pola pada gambar yang sudah
ada.
 Membuat kepalaan dinding keramik dengan cara menarik benang dan
memperhatikan ketegakan (lot) dan kedataran ( waterpass ).
 Memasang dinding keramik dengan acuan benang dan di pukul dengan palu karet
supaya tidak membuat cacat pada permukaan keramik dengan acian / saus
sement.
 Pada pemasangan keramik dinding KM/WC perlu diperhatikan hal-hal :
- Lebar naat seragam ( 2 – 3 mm ), lurus dan naat saling bertemu dengan naat
keramik lantai.
- Pasangan tegak ( lot ) dan bidangnya rata ( tidak boleh gelombang ).
- Spesi tidak boleh kosong
- Posisi tali air harus lurus dan rapih.
- Posisi sparing instalasi listrik dan instalasi air harus simetrispada keramik.
Membersihkan lubang nat keramik.
Mengisi nat keramik dengan bahan sesuai spesifikasi , setelah pasangan keramik
kering ( minimum 3 hari )
Pasangan keramik di bersihkan dari sisa – sisa adukan.
Peralatan yang dibutuhkan : ember adukan, sendok semen, waterpass, mesin
molen, palu karet, benang, cangkul, gerobak lori dan lain - lain.
Bahan yang dibutuhkan : Keramik, pasir pasang, semen, semen warna, air adukan.

36
Gambar Pasang homogenius ceramic dinding

PEKERJAAN PASANGAN PINTU DAN JENDELA :

1. Pekerjaan Pintu dan Jendela


Pemasangan pintu dan jendela meliputi seluruh ruang dan lantai, berupa
rangka kusen, daun pintu dan daun jendela sesuai type yang ada dalam
gambar rencana.

Pekerjaan ini terdiri atas :


a. Pintu dan Jendela Aluminium

Material/bahan aluminium yang dipergunakan Untuk kusen dengan bahan


dasar Aluminium :

- Bahan dari profil aluminium kualitas baik, buatan setara YKK.

- Ukuran, ketebalan, kekuatan alloy, finish dan lainnya sesuai dengan


gambar rencana dan spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen lelang
dan telah mendapat opersetujuan dari direksi

- Assesories, spt sekrup dari galvanized seel mutu sesuai spesifikasi teknis,
tertanam, weather strip dari bahan yang disetujui oleh direksi serat sesuai
dengan spesifikasi teknis.

- Angkur untuk rangka/kusen terbuat dari steel plate tebal minimal 2


mm/tebal 2-3mm, dengan lapisan zinc tidak kurang dari 13 mikron hingga
tidak dapat bergeser.

- Bahan finishing, Treatment untuk permukaan kusen jendela yang


bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran
dan bahan lainnya diberi lapisan finish dari laguer yang jernih atau anti

37
corrosive treatment dengan insulating varnish atau bahan insulation
lainnya.

Tahapan pelaksanaan meliputi :


- Mempelajari gambar dan melakukan kembali pengukuran lapangan (cek).

- Rangka kusen pintu dan jendela menggunakan aluminium dari pabrikasi


dengan tebal sesuai gambar kerja, yang dirakit dipabrik/pabrikasi sesuai
gambar dan ukuran kondisi lapangan.

- Sebelum kusen dipasang perlu diperhatikan dan diteliti kembali retak-


retak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta tipe-tipe
jendela maupun pintu yang dipasang.

- Pemasangan rangka kusen dilapangan dilakukan dengan hati-hati pada


tempat yang telah ditentukan.

- Detail kusen dan sambungan material disesuaikan dengan tipe pintu yang
akan dipasang, kusen harus lurus dan siku.

- Pengelasan rangka kusen menggunakan non-activated gas (argon) dari


arah dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.

- Akhir bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti menggunakan


skrup, rivet dan angkur yang cocok. Pengelasan rapi.

- Pemasangan angkur untuk rangka/kusen ditempatkan pada interval 60


mm.

- Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu dinding adalah 10-25 mm


yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

- Penempatan mohair atau jika diperlukan menggunakan synthetic rubber.


Penggunaan pada swing door dan double door.

- Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi


sealant supaya kedap air dan udara.

- Kusen untuk tempat menempelnya daun pintu/jendela , engsel diberi


perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada kusen.

- Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar sehingga hailine dari tiap
sambungan kedap air. Celah antar kaca dan system kusen ditutup dengan
sealent.

Daun pintu dan jendela, dipasangkan pada rangka kusen yang sesuai,
diikatkan/ dikaitkan pada engsel yang terpasang pada kusen dengan dengan
sudut kelurusan 90° siku

38
b. Pintu dan Jendela Kaca

Material/bahan kaca yang dipergunakan :


 Kaca .
Jenis :
- floating glass/kaca dengan produksi metode floating, merk Asahi
Mas type Stpsol green atau setara dengan mutu AA.

- Tebal kaca tidak melampaui batas toleransi tebal ± 0.3 mm dan


toleransi lebar dan panjang ± 2,0 mm.

- Kaca lembaran berbentuk segi empat dan bersudut siku, tepi


potongan rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm /meter

- Kaca dilabisi dengan Sunblasting dengan mutu sesuai dengan


spesifikasi teknis.

- Memenuhi standar bahan yang berlaku di indonesia

 Semua kaca bebas dari cacat yang berupa :

- Gelembung (bubles—gelembung gas)

- Bahan heterogen (heterogeneous material—komposisi kimia


induk akibat kelalaian index biasnya).

- Retak (crack—baik sebagian maupun seluruh tebal kaca)

- Gumpilan tepi (edge chipping—baik pada sisi lebar maupun sisi


panjang).

- Benang (string—cacat garis timbul yang tembus pandang).

- Gelombang (wave—gelombang pada permukaan).

- Bintik (spots—titik-titik dengan warna lain).

- Awan (clouds—kelainan kebeningan).

- Lengkungan (blow—kaca melengkung)

- Goresan (scratch—tergores).

Tahapan pelaksanaan meliputi :


- Mempelajari gambar dan melakukan kembali pengukuran lapangan

39
- Pemasangan dilakukan setelah rangka pemegang pada daun pintu &
daun jendela aluminium telah dikerjakan, kemudian dibuat tahanan atau
tumpuan berupa setting block dar bahan elastis yang tidak menimbulkan
korosi. Pekerjaan dilakukan dengan hasil yang maksimal/rapi sesuai
gambar rencana dan spesifikasi.

- Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang
diberi sealent atau dempul khusus untuk menutupi celah rangka.
Pemasangan Sealent pada kaca terpasang tidak lebih dari 0.5 cm batas
garis sambungan dengan kaca.

- Pemasangan dilakukan dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan


akan menghasilkan hasil yang maksimal dan rapi.

- Pembersihan akhir dari kaca mempergunakan kain katun yang lunak


dengan cairan khusus pembersih kaca yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

Pekerjaan Alat Penggantung :


- Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Pasang pengunci pintu dan jendela pada tempatnya dengan menggunakan
peralatan pahat kayu, martil, obeng, meteran, tang dan mesin bor.
- Pengunci yang telah terpasang dengan tepat selanjutnya di skrup dan di
test.hingga terpasang dengan baik dan sempurna.
- Pada pintu di pasang engsel 3 bh per daun pintu
- Pada jendela di pasang engsel 2 bh per daun jendela
PEKERJAAN PENGECATAN
Adapun metoda yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan yaitu :
 Membaca gambar untuk menentukan bidang dan permukaan pekerjaan
pengecatan yang akan dilakukan.
 Permukaan dinding yang akan dicat dibersihkan dan disiram terlebih dahulu
 Selanjutnya dilakukan pengecatan dengan rol cat maupun kuas untuk
daerah yang sulit dijangkau dengan rol cat.
 Pertama dilakukan cat dasar warna putih dilanjutkan pengecatan dengan
warna yang telah ditentukan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang
maksimal dan sempurna.
 Untuk pengecatan kusen dilakukan dengan cat besi, cat kayu dengan warna
yang telah ditentukan dilakukan dengan peralatan kuas.

40
 Sebelum pengecatan cat besi, cat kayu lebih dahulu dicampur dengan tinner
untuk kekentalan cat yang diinginkan.

Pekerjaan Pengecatan :
Metode Pekerjaan Pengecatan :
Pekerjaan ini membutuhkan :
1. Pekerja
2. Tukang cat
3. Kepala Tukang
4. Mandor

Peralatan yang digunakan :


1. Schafolding / tangga
2. Amplas
3. Kuas / Roll Cat
4. Kape
5. Ember

Bahan yang digunakan :


1.Cat
2.Plamir/dempul.
.

41
Persiapan Pelaksanaan :
- Sortir material, dapatkan kondisi material yang baik
- Seleksi tukang
- Lokasi bebas
- Siapkan air kerja

Gambar Peralatan Pengecatan

Persiapan Permukaan :

1. Permukaan plesteran/acian sudah dalam keadaan kering permukaan (kadar


air)
2. Pemeriksaan atas kerataan maupun kelaikan permukaan secara visual dan
dengan rabaan tangan harus dilakukan dengan cermat.

Pada bagian yang retak harus diperbaiki lebih dahulu, pada bagian yang
tidak rata harus diratakan terlebih dahulu.

3. Bersihkan permukaan dari segala kotoran, debu, minyak, garam-garam


alkali dll, dengan cara menggosoknya dengan amplas secara merata,
kemudian bersihkan dengan menggunakan lap kain.

4. Proteksi jika ada komponen finishing yang sudah terpasang pada


permukaan yang akan dicat.

42
Lapisan Dasar :

- Untuk melawan serangan alkali yang berasal dari semen (bila kadar
kelembaban permukaan tinggi / plesteran baru berumur ± 2 minggu),
digunakan alkali resisting primer yang diaplikasikan satu lapis secara merata,
dengan pengenceran 10% dan dibiarkan selama 6 jam.

Pemeriksaan mengenai mutu permukaan dapat dilakukan pada phase ini,


sehingga perbaikan-perbaikannyapun dapat segera dilakukan.

Lapisan Plamur :

- Lapisan plamur diaplikasikan setelah lapisan dasar atau lapisan lanjutan


sesuai dengan kebutuhan/bila diperlukan atau untuk meratakan bagian
permukaan yang tidak rata (bergelombang, retak-retak) dengan kape.

Setelah kering, ratakan dan haluskan dengan amplas tangan sampai rata
dan bersihkan dengan kain lap.

Lapisan Lanjutan :

Sebagai lapisan lanjutan diaplikasikan satu lapis cat emulsion (cat dasar)
merata dengan roll dan kuas untuk sisipan. Pengenceran yang diijinkan adalah
10% dengan air(sesuai spesifikasi bahan), biarkan kering lapisan ini sampai
dengan 12 jam.

Lapisan Akhir :

1. Tahap akhir dari pengecatan adalah mengaplikasikan satu lapis cat


emulsion merata menggunakan roll dan kuas untuk sisipan. Pengenceran
yang diijinkan adalah 15% air (sesuai spesifikasi bahan), waktu pengecatan
untuk cat interior 1-2 jam, eksterior 2-3 jam.

2. Apabila permukaan belum tertutup dengan sempurna, maka harus


diaplikasikan lagi satu lapis cat emulsion merata.

3. Bersihkan lokasi dari kotoran-kotoran bekas pengecatan setelah pekerjaan


pengecatan selesai.

43
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING :

PEKERJAAN MEKANIKAL
Pekerjaan Mekanikal selalu ada keterkaitan dengan pekerjaan Elektrikal, Sipil & Arsitektur,
untuk itu Tenaga Pelaksana saling berkoordinasi dilapangan.

a. Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Mekanikal meliputi :
 Pekerjaan Tata Suara
 Pekerjaan Fire Alarm
 Pekerjaan Telephone & Data

b. Bahan Yang Digunakan


 Pipa Giv Kelas medium
 Fitting-fitting, Accesories dan material support
 Ac, Kabel-kabel, Panel, Lift, Pompa dan lain-lain sesuai spesifikasi

c. Kebutuhan Tenaga Kerja


 Pekerja
 Tukang
 Mandor

Aspek penting untuk pekerjaan Mekanikal


 Pekerjaan Persiapan
 Pemahaman gambar dan desain
 Mengajukan Request Of Work untuk mendapatkan persetujuan pengawas
lapangan.
 Mengajukan sampel material
 Mempersiapkan sparing-sparing yang tertanam di pekerjaan struktur maupun
pada pekerjaan arsitektur
 Pemasangan sesuai gambar kerja.
 Koordinasi dengan pekerjaan lain (struktur dan arsitektur).
 Test (comisioning) terhadap perangkat dan jaringan yang telah terpasang.

d. Diagram alir pekerjaan Mekanikal

Konfirmasi & pemahaman desain

Penyiapan schedule kerja

Pemilihan bahan
T
Y

Approval

Fabrikasi

Instalasi 44
PEKERJAAN SANITAIR :

Pekarjaan ini meliputi :


 Pekerjaan Instalasi air bersih.
 Pekerjaan Instalasi air bekas.
 Pekerjaan Instalasi air kotor.
 Pekerjaan Instalasi air hujan.

Instalasi Sistem Air Bersih


Semua pekerjaan instalasi air bersih yang dilaksanakan harus memenuhi semua
persyaratan yang diminta instansi berwenang dan sesuai dengan peraturan dari
standar yang digunakan antara lain adalah : NFPA, BS, ASTM, JIS, SNI, Dinas
Pemadam Kebakaran, Dep. Pekerjaan Umum, Pemda setempat dan Peraturan &
Standar lainnya yang berlaku.
- Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu
menyalurkan air bersih dengan laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran
tidak lebih dari 2 m/s.
- Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah 0,8 Bar.
- Pipa terbuat dari bahan PVC kelas AW (10 Kg/m2).
- Fitting terbuat dari bahan PVC kelas AW (10 Kg/m2).
- Katub berupa gate valve dan globe valve harus standar BS, ANSI, dan JIS.
- Sambungan lentur / Flexible harus standar BS, ANSI, dan JIS.
- Ball Valve dia ½” dari bahan Brase or Bronze.
- Swing Check Valve dan Silent Check Valve dari bahan Cast Iron dan standar BS,
ANSI dan JIS.
- Air Vent dari jenis Floating ball Valve dan standar BS, ANSI dan JIS.

Pemasangan Pipa
- Pipa dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela,
rangka plafond dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk
pemeliharaan pipa, fitting serta peralatan lainnya.
- Sistem sambungan dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk
mengatasi gerakan-gerakan thermal dan atau gerakan-gerakan akibat aliran
fluida pada tempat- tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible
expansion loop dan lainnya.
- Pemasangan pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat
dengan klem-U yang dilengkapi dengan landasan kayu dan mur baut, jarak
antara penyangga maksimum 3 meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing dibuatkan jalur pipa
dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhannya.

45
Setelah pipa dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka alur dan lubang harus
ditutup kembali dengan rapi.
- Pipa mendatar yang berada diatas langit-langit dan dibawah lantai, pipa
dipasang dengan menggunakan penggantung. Sedangkan yang berada diatas
lantai, pipa diberi penyangga yang dilengkapi dengan klem-Pipa yang dipasang
dibawah tanah, jalan atau pelataran parkir ditanam dengan kedalaman kurang
lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah atau
lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian dipadatkan dan diratakan terlebih dulu
kemudian diurug dengan dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa
diletakkan disekeliling dan diatas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15
cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat karena sesuatu hal, maka pipa
pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang
minimal setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak
sampai bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting
tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban diatasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian akan dikembalikan
seperti semula.
Penyambungan Pipa PVC
- Pipa PVC dengan Dia 3” disambung dengan rubbering joint, sedangkan kurang
dari Dia 2½ “ disambung dengan solvent cement (lem PVC).
- Pipa harus dibersihkan terlebih dulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak
sebelum dilakukan penyambungan.
Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
- Pemasangan pipa tegak harus disangga denga besi kanal dan diikat dengan
klem U yang dilengkapi dengan landasan kayu dan mur baut. Jarak antara
penyangga maksimum 3 meter.
- Pipa mendatar digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung.
Persyaratan penggantung harus sesuai dengan tabel yang telah ditentukan. Pipa
mendatar dipasang dengan kemiringan / slope sekitar 1% - 2%.
- Pencabangan pipa akan digunakan fitting yang mempunyai sudut 45 derajat.

PEKERJAAN PLUMBING
a. Lingkup Pekerjaan
 Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
pekerjaan pemipaan.
b. Bahan Yang Digunakan
 Pipa Giv Kelas medium
 Fitting-fitting, Accesories dan material support
 Lem
c. Peralatan Yang Digunakan
 Kunci-kunci Pipa

46
 Alat Bantu
d. Kebutuhan Tenaga Kerja
 Pekerja
 Tenaga Khusus Plumbing
 Tenaga Khusus Pompa
e. Aspek penting untuk pekerjaan Plumbing
 Mengajukan Request Of Work untuk mendapatkan persetujuan pengawas
lapangan.
 Mengajukan sampel material
 Mempersiapkan sparing-sparing yang tertanam di pekerjaan struktur maupun
pada pekerjaan arsitektur
 Pemasangan sesuai gambar kerja.
 Pipa dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit sehingga terdapat ruang yang cukup untuk pemeliharaan.
 Jika diperlukan penyambungan, untuk PVC digunakan sock sesuai dengan
ukuran pipa. Cara penyambungan dengan menggunakan lem PVC yang
dioleskan pada kedua permukaan pipa yang akan disambung secara rata.
 Jika diperlukan, pemotongan pipa dilaksanakan secara tegak lurus dengan
menggunakan Hack Saw atau alat lainnya yang sejenis.
 Untuk penyambungan pipa GIP dengan menggunakan sock ulir. Cara
penyambungan dengan yaitu : pada bagian ujung pipa yang berulir terlebih
dahulu dilapisi Teflon Sealing Tape secara rata sebelum dilakukan penguliran.
 Semua bagian pipa dan accessories dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan penyambungan.
 Pemasangan pompa desesuaikan dengan standard pabrik
 Koordinasi dengan pekerjaan lain (struktur dan arsitektur).
 Test (comisioning) terhadap perangkat dan jaringan yang telah terpasang.

PERSYARATAN TEKNIS UMUM


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi sistem plumbing adalah
pekerjaan instalasi air bersih, air kotor dan air bekas.
b. Semua pekerjaan instalasi plumbing dan sanitary tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan uraian teknisnya dan memenuhi semua
persyaratan yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang, dalam
hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum setempat
c. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal yang akan mengganggu / mempengaruhi
pekerjaan lainnya, dan apabila timbul persoalan pemborong wajib
mengajukan saran penyelesaiannya paling lambat 1 minggu sebelum
bagian pekerjaan ini diselesaikan.
e. Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahanbahan,
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan,
pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap
dan siap untuk bekerja dengan baik.
f. Pemborong harus mempunyai tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani instalasi plumbing dan sanitary beserta pengadaan
peralatanperalatan
yang akan digunakan.
g. Semua pekerjaan plumbing tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang
telah ditentukan oleh instansi yang berwenang.
h. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar
instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan

47
spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting
dan accesoriesnya.
i. Pemborong wajib mengirimkan contoh bahan atau brosur dari alat-alat
tersebut dan menunggu persetujuan Konsultan MK sebelum bahan atau
alat tersebut dipasang.
j. Penawaran peralatan/material harus disertakan dengan brosur lengkap
performance curve dan pemilihan ditandai dengan jelas.
k. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan, pelaksana wajib menunjukan
gambargambar
rencana (shop drawing) kepada Direksi / Konsultan MK.
l. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh
pelaksana

LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan air bersih.
Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan yang
diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih berupa bak air,
Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya
closet, wasthafel urinal, faucet-faucet dll.
b. Pembuangan air kotor, bekas.
Pengadaan dan pemasangan system pemipaan beserta perlengkapan
yang diperlukan dalam system pembuangan air kotor dan air bekas.
Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet,
wasthafel, urinoir, floor drain dan sebagainya.
c. Pengujiaan/pengetesan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan
hydrolik per bagian, dan selanjutnya pengujian keseluruhan jaringan yang
ada pada bangunan.
d. Pengujian (test run) sistem plumbing secara keseluruhan dan mengurus
izin-izin yang diperlukan dari dinas-dinas terkait ( PDAM / Dinas Pekerjaan
Umum dan lain-lain )

PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


a. Pemipaan dan fixture
Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa
busuk yang keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara,
letaknya lurus dan rata.
2. Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi
saluran-saluran pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi), kecuali
jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh panjang
3. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak
dilakukan tekanan-tekanan
4. Sambungan-sambungan harus halus dan di dalamnya tidak tersumbat
apapun. Pemotongan pipa dilakukan dengan alat cutter khusus pipa
untuk menghasilkan pemasangan yang rapih.
5. Ditempat-tempat dimana pipa menembus tembok beton/perkerasan
jalan harus dilengkapi dengan pembungkus (sleeve) dari pipa besi yang
mempunyai diameter lebih besar dari pipa yang dibungkus/dilindungi.
6. Pipa vertical harus ditumpui dengan klem dan dibuat dengan jarak
yang tidak lebih dari 2,5 m. Pipa yang tidak ditanam didalam
tanah/tembok/lantai, dan tempat-tempat diatas plafond yaitu untuk
pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan penggantung
(hunger) atau penyanggah (support) untuk mencegah timbulnya
getaran.

48
Dimana jarak penggantung / penyangga yang satu dengan yang lainya
maksimal 2.5 m dan jarak antara support / hunger disesuaikan agar
memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran /
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
7. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat
hingga menjamin bahwa air mengalir dengan lancar dan
memungkinkan drainase total dan pengontrolan sistemnya.
8. Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama
pemasangan, untuk mencegah kotoran memasuki pipa.
9. Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalam ayat-ayat berikut
harus dilaksanakan sebelum pekerjaan finishing dimulai.
a. pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air
bersih dan air kotor)
b. Pengujian jaringan air bersih:
1. Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga
tekanan hidroliknya 10 kg/cm2 atau 2 kali tekanan penggunaan
untuk pipa air bersih tanpa mengalami kebocoran. Air harus
dipaksa memasuki saluran-saluran utama dengan pompa dan
dibiarkan mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama
(empat) jam tanpa mengalami perubahan tekanan. Pada
prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi bagian dari panjang
maksimum 100 m. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah tanggung jawab pemborong / kontraktor.
2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit
galian sebelum disetujui oleh Konsultan MK.
c. Pengujian jaringan air kotor :
1. Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus
diuji pada waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian
yang disetujui oleh Konsultan MK, dan pemborong harus
memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mengadakan
pengujian seperti itu.
2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar
3 kg/cm2 tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam)
3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas
biaya sendiri, sampai disetujui pemberi tugas / Konsultan MK.
Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
pelaksana.
d. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan MK dengan
diketahui oleh pimpro atau yang mewakili.
e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau
peralatan yang dipakai dalam system yang dimaksud.
f. Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.
10. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai
kedalaman kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah.
11. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka
pipa disekitar fitting harus dipasang block dari beton khususnya pada
tempat-tempat belokan pipa.
12. Penyambungan pipa
a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC.
Bagian yang akan disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih
dahulu untuk lebih menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian
setelah kedua bagian pipa disambung, harus diberikan tekanan
sampai lem benar-benar kering.
b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan
dengan cara pembakaran.
13. Kode-kode pipa

49
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna / cat pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada
pipa shaft dimana terletak pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai
dengan patokan sebagai berikut :
- Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda
- Untuk jaringan air kotor dipakai warna asli PVC
Dan untuk pipa-pipa yang tampak (terexpose) digunakan warna cat
yang sama dengan warna tembok dimana pipa-pipa tersebut berada
atau dicat dengan warna sesuai dengan saran pemilik / Konsultan MK.
14. Desinfektan
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari seluruh
instalasi air sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine
sekurang-kurangnya 50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara /
metode yang disetujui oleh Konsultan MK.
c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk kemudian
dilakukan pembilasan system pipa dengan air bersih.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses
desinfektan tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama
jangka waktu 24 jam tersebut diatas.
e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus memberi
tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada dua set gambar
plumbing, atas segala perubahan, penghapusan, atau penambahan
pada rencana instalasi tersebut. Gambar tersebut akan diserahkan
kepada pengelola proyek/ Konsultan MK.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek /
Konsultan MK, gambar instalasi sesugguhnya, sebagaimana yang
terpasang pada bangunan (as build drawing) yang memuat lengkap
semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar tersebut
dibuat dengan tinta diatas kalkir.
g. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas,
bahwa seluruh instalasi distribusi air bersih akan bekerja dengan
memuaskan, dan bahwa kontraktor akan menanggung semua biaya
atas kerusakan /penggantian yang diperlukan selama jangka waktu
masa pemeliharaan.
15. Jenis dan kualitas bahan
a. Pipa-Pipa PVC
- pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan ( jaringan
pembuangan air hujan) digunakan pipa PVC, untuk Pipa air bersih
digunakan pipa Galvanis.
- Pipa untuk jaringan air kotor / air bekas, air hujan menggunakan
klas AW (10 kg/cm2). Untuk bahan sambungan seperti socket,
elbow, tee dll. harus digunakan bahan yang sama.
- Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Paralon, Maspion,
Super Swallow atau merk lain yang sudah mendapat klasifikasi SII.
Fitting-fittingnya harus standart, dikeluarkan oleh pabrik yang
disetujui dan harus disambungkan dengan memakai lem/solvent
cement khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik.
b. Valve-valve
Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Water valve dengan diameter sampai dengan 2” adalah jenis screw
bronse body.
- Water valve dengan diameter antara 2” - 3” adalah jenis flange
bronze body.
- Water valve dengan diameter lebih besar dari 3” adalah jenis
flange steel body

50
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
untuk pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.
b. Pengadaan dan pemasangan Tandon Atas dan Kelengkapannya
1. Ketentuan Umum
Pekerjaan pembuatan/pengadaan reservoir ini terkait dengan system
pendistribusian air bersih dipasang lengkap dengan peralatanperalatan
yang diperlukan sehingga seluruh system dapat difungsikan
sebagaimana mestinya. Pemasangan dan penempatan reservoir ini
disesuaikan pada gambar rencana. Pekerjaan pembuatan/pengadaan
reservoir ini pada garis besarnya meliputi:
a. Pengadaan reservoir (bak air) atas
b. System kontrol berupa katup pelampung

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN LISTRIK SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan,
pemasangan, pemyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan meliputi:
1. Pengadaan dan pemasangan kabel baik kabel feeder (power) ataupun
kabel instalasi penerangan.
2. Untuk kabel Feeder (power) menggunakan jenis kabel NYFGbY atau NYY
sedangkan untuk kabel instalasi menggunakan kabel NYA, NYM dengan
diameter kabel disesuaikan dengan gambar rencana.
3. Untuk jenis kabel feeder NYY, pemasangan harus ditanam didalam tanah
dengan kedalaman minimal 50 cm dengan pelindung minimal batu bata
diatas kabel.
4. Untuk kabel Feeder tegangan rendah menggunakan kabel tanah
berpelindung baja (NYFGbY), atau tanpa pelindung baja (NYY) dengan
posisi ditanam, yang menghubungkan dari panel ruang Genset ke tiap
tiap unit bangunan. Sedangkan besarnya penampang disesuaikan dengan
kebutuhan daya bangunan tersebut. Merk yang dapat diterima adalah
Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka, Jembo atau setara.
5. Untuk kabel instalasi tegangan rendah menggunakan kabel NYA atau
NYM. Untuk kabel NYA pemasangan dalam pipa PVC high impact 20 mm,
sedangkan kabel NYM bisa dipasang dalam pipa maupun di udara bebas.
asalkan pemasangan terlihat rapi dan kuat dari tarikan.
6. Kabel tegangan rendah di gunakan untuk instalasi penerangan dan instalasi
kotak kontak dengan diameter minimal kabel 2.5 mm2. Merk yang dapat
diterima adalah Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka, Jembo atau
setara.
GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan karena keadaan sebenarnya dari
lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya.
b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang
akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada Konsultan MK 14 hari
sebelum pemasangan.

51
GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (Asbuilt Drawing)
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari peyesuaian
Penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set CD (Compact Disc)
lengkap gambar dan tiga set lengkap blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus diserahkan
kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.
STANDART DAN PERATURAN
Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart
dalam PUIL terbitan terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart
internasiaonal yang tidak bertentangan dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir
dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh
pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi
segera setelah pekerjaan selesai.
PEMOTONGAN DAN PEMBOBOKAN (Cutting & Patching)
Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali
semua pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang
diperlukan untuk pekerjaan pemasangan instalasi elektrikal ini.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan
atau pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan
pemasangan insert, sleeves, raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan
selama tahap konstruksi.
SLEEVES DAN INSERT
Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan
instalasi elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong.
Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan
listrik, termasuk inserts untuk conduits, hunger dan support harus
dilaksanakan oleh pemborong.
PROTEKSI
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus
dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,
semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak
dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
kotoran.
PEMBERSIHAN SITE
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan
bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong harus memeriksa
kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.
PENGECATAN
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena
pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang
sesuai sehingga nampak seperti baru kembali.
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan
gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada Konsultan MK 14 hari
sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang
koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik.
Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman, kuat
dan rapih.

52
a. Material
1. Kabel daya tegangan rendah
a. Kabel tanah TR berpelindung pita baja.
- Type : NYFGBY
- Standart : SII 0211-78
SPLN 43-2, 1981
- Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid
atau standart, bentuk bulat atau sektorial, insulasi PVC, selubung
sebelah dalam dari PVC, lapisan pelindung dari galvanized flat
steel wire, dan lapisan terluas adalah PVC sheathead warna hitam.
Warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode
dalam PUIL 2000 sebagai berikut :
+ phasa : merah, kuning, dan hitam
+ netral : biru
+ ground : hijau kuning
- Tanda Pengenal
Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage.
b. Type
c. Ukuran nominal
d. Tahun pembuatan
e. Nama pabrik pembuat / merk dagang
- Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan terhadap kabel yang akan dipasang
meliputi :
a. Pemeriksaan secara visual (appearance inspection)
b. Pengujiaan tahanan dari penghantar.
c. Pengujiaan tahanan insulasi
d. Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo atau tranka.
e. Kabel TR tanpa pelindung.
1. Type : NYY
2. Standart : SII 0211-78
SILN 43-1,1981
1. Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga
solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC,
selubung sebelah dalam dari PVC, selubung sebelah dalam dari
PVC, dan selubung terluas dari PVC warna hitam, warna insulasi

PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam


PUIL 2000 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
1. Tanda Pengenal
53rmature5353 dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang
4. Pemeriksaan dan pengujian.

53
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan
dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo atau tranka.
2. Panel switchgear tegangan rendah
a. Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually
operated, mechanically interlocked. Panel dan komponenPEMBANGUNAN
komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis (panas
dan lembab, pasangan dalam/indoor use)
2. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau
standart-standart lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)
c. Konstruksi
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220
V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya pengoperasian sakeler-sakelar daya, pemutus
tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator gangguan,
pengecekan tegangan, dan sebagainya.
- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan. Lemarilemari
panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.
- Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk “panel board” dan
sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel
maupun untuk sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi
terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan
minimum 2 mm. Panel-panel floor mounting / free standing
harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan
ketebalan 3.00mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle
(catch) dan kunci (lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai
kunci jenis masterkey.
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur
dan baut harus tahan karat. Semua bagian dari baja harus bersih
dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya
dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau
chromium plating atau dengan zinc chromate primer.
Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan
MK.
d. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan
konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai
kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang
dimaksud pada gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.

54
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan
diadakan penyambungan dengan penghantar pentanahan
terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari metal,
conduits dan lain-lain.
- Circuit Breaker (CB)
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit
breaker (MCB) untuk kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A
harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel
pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah
CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan
ampere trip (AT) pada 55rmature5555t keliling 40Oc, 600V ratings dan
kemampuan pemutusan arus hubungan singkat minimum pada
380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam
gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap
gangguan ke tanah (ground fault protection). Produk yang dapat
diterima adalah merk MG , AEG.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai
sertifikat keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang
ditunjuk.
- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau
dengung. Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220
volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih
tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada
85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making
current sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical
operation sebanyak 2.000.000 kali.
- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type
heavy duty dan kedap minyak.
- Lampu Indikator / Pilot lamp
Lampu 55rmature55 harus type full voltage, heavy duty dan kedap
minyak.
Lampu 55rmature55 harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas
prismatic, pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm
persegi empat, lampu harus type long life.
- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20%
terminals untuk cadangan.
- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih
bagian dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan
penampang konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating
tegangan 600 V .
Kabel 55rmatur harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti
supreme, kabel metal, kabelindo dan tranka.
3. Pengawatan (Internal Wiring )

55
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara
sistematik dan rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan
melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan
keduanya diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur
dan baut serta dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya
untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar.
Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu
panel yang menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam
satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan
rangka panel untuk menghindari gejala pemutaran pada terminal
kabel control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke terminal
tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label
bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar kerja
(shop drawing).
4. Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
5. Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4. Pengujian tahanan insulasi.
5. Pengujian kontinuitas rangkaian.
6. Pengujian dengan tegangan.

3. Lampu penerangan dan kotak kontak.


1. Konstruksi
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan,
seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua 56rmature lampu yang terbuat dari metal harus
mempunyai terminal penahan (grounding).
6. Lampu 56rmature5656t (TL)
Semua lampu 56rmature5656t dan lampu discharge lainnya harus
dikompensasi dengan “power factor 56rmature5656 capassitor” yang
cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang 56rmature dan dilengkapi dengan sekring
kecil untuk menghindari bahaya kebocoran kapasitor.
Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna
putih atau mengkilap dengan derajat pemantul yang tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas
yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan
umur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem
tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.7mm dicat dasar
tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas
yang tinggi, komponen pengisinya tidak meleleh, dan memiliki
power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan
yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu

56
ballast hanya untuk satu tabung lampu 57rmature5757t), satu ballast
untuk dua tabung lampu tidak diperbolehkan.
Tabung fluorescent harus dari merk Philips, Osram atau setara,
dengan warna cahaya cool daylight.
Semua Armature Lampu harus terpasang lengkap dengan
komponen pendukungnya dan siap digunakan dari merk Philips,
Artolite, Centralite atau setara.
7. Lampu Down Light Recessed Mounted
Houssing : stell body satil alluminium reflector,
Polymide cover, lampu bowl 57rmature57
Jenis-jenis lampu lain disesuaikan dengan gambar/ RAB.
8. Kotak-Kontak Biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa.
Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan
pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp.
Merk yang dipakai adalah Legrand, MK, Clipsal, Merten atau
setara. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.
9. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding,
mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau
double gang atau multiple gangs (grid switches) merk yang
dipakai, Legrand, Merten, Clipsal, MK, Vimar atau setara.
10. Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.
Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau
kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan.
11. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL.
Sebagai berikut :
- fasa : 1 : merah
- fasa : 2 : kuning
- fasa : 3 : hitam
- netral : biru
- tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka atau setara.
12. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan
kotak sekelar dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak
ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua deret kotak
tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan kebutuhan
harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretanderetan
tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ±
20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan
dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh
Konsultan MK.
13. Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system

57
penerangan dan kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh
pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
14. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
15. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari
peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.

16. Pengujian pemberian tegangan.


Paling lambat dua (2) minggu sebelum pengujian dilaksanakan,
pemborong harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan MK.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil
pengujian, dan 2 copy diserahkan oleh Konsultan MK.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong, dan
segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.

17. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit
khusus untuk instalasi listrik, pipa, elbow, socket junction box
dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk
melindungi kabel antara junction box dan 58rmature lampu.
Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.

18. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan
harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman
dengan cara yang benar dan disetujui Konsultan MK seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu
menempel pada kanal yang dipasang lengkap dengan
penggantungnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan
perlengkapan harus sudah siap menyala. Bebas dari cacat.
Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu,
plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau
bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus
diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.

Spesifikasi Teknis bahan dan Alat.


Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan lampu dan kotak
kontak dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Lampu : Philips, Osram atau setara


2. Armatur : Philips, artolite, Centralite atau setara
3. Sakelar : Clipsal, MK, Legrand atau setara
4. Stop Kontak : Clipsal, MK, Legrand atau setara
5. Kabel Instalasi : NYA, NYM Ø 2,5 mm2 ex Supreme, Kabelindo, Kabel metal,
Tranka atau setara

58
6. Pipa konduit : PVC high impact Ø 20 mm ex EGA, Clipsal atau setara

PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR


PENJELASAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
b. Penangkal petir menggunakan Terminal Udara ( non radioaktif )
dan harus dapat melindungi seluruh bangunan dari bahaya tersambar petir.
Radius minimum yang dilindungi seperti dalam gambar perencanaan
minimum 100 meter.
Pekerjaan ini meliputi pengurusan perijinan, dari badan / lembaga yang
berwenang, pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, pemasangan,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan terhadap keseluruhan
sistem penangkal petir.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
- Terminal Udara non radio aktif
- Penghantar Pentahanan (Down Conductor)
- Terminal dan Elektroda Pentanahan
- Izin Instalasi dari instansi yang berwenang
- Pekerjaan lain yang menunjang
c. Gambar-gambar Rancana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya penyesuaian harus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan
d. Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings)
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian-penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set gambar lengkap sebagai gambar-gambar sesuai
pelaksanaan (As Build Drawing)
As Build Drawings harus diserahkan Kepada Konsultan MK segera setelah
pekerjaan ini selesai.
e. Standart dan Peraturan
Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan
yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standart-standart
Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker atau Badan
Lainnya (misalnya, British Standard atau Australian Standard for Lighting
Protection System). Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum
setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini
f. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan
baru, sesuai dengan standar yang dimaksud
Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop Drawing) harus diserahkan
kepada Konsultan MK paling lambat 14 hari sebelum pemasangan. Tenagatenaga
pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih
1. Teminal Udara
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
1.1. Terminal non radio aktif
1.2. Mempunayi radius 100 meter
1.3. Batang Peninggi
Batang peninggi terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut
harus kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat
1.4. Penghantar Pentanahan (Down Conductor)
Menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara air terminal
tersebut diatas dengan sistem pentanahan
1.5. Sistem Pentanahan
Sistem Pentanahan terdiri dari :

59
a. Terminal Pentanahan
b. Elektroda Pentanahan, terbuat dari kawat tembaga dimasukkan ke
dalam pipa GI minimal 1 ”, ujungnya diberi split tembaga panjang
-/+ 30 cm.
c. Tahanan / hambatan / resistansi tanah tidak boleh lebih dari 2Ohm.
Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka
harus dibuatkan beberapa batang pentahanan yang terpasang secara
pararel sampai tahanan tanah yang diisyaratkan terpenuhi

PEMASANGAN
1. Cara-cara pemasangan sistem penagkalan petir harus sesuai dengan
gambar dan harus mengikuti Petunjuk Konsultan MK Lapangan
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang
memakai klem dengan jarak setiap 75 cm
3. Down Conductor diatas permukaan tanah sampai pada ketinggian 2 meter
dari permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW.
4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut
dan ring. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai
junction box
5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang
tembaga harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar
batang tembaga

PENGERJAAN
Di tentukan lokasi sesuai dengan di tunjukkan pada gambar. Tanam secara
vertikal pipa baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai
mencapai permukaan air tanah. Kemudian pipa dicabut kembali sehingga
akan meninggalkan lubang dengan diameter kurang dari 5” sedalam 12
meter Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat. Terakhir elektroda
pentanahan ditengah-tengah bumbung arang tersebut. Terminal pentanahan
harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan tersebut dan untuk
pengecekan tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan maksimum 2
Ohm

PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN


Sisitem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan MK untuk memastikan
dipenuhinya persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa
oleh Konsultan MK terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi.
Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan gambar harus segera
diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada pemberi tugas. Untuk
mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan
Pengetesan tahanan tanah baru bisa dilakukan setelah tidak turun hujan
selama 2 hari berturut-turut.

INSTALASI TELEPON

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan
pengesetan serta perbaikan (bila diperlukan) selama masa pemeliharaan, dari
semua peralatan dan material yang disebutkan dalam spesifikasi ini maupun
pengadaaan dan pemasangan dari material yang kebetulan tidak disebutkan,
akan tetapi akan secara umum diperlukan agar dapat diperoleh sistem
telekomunikasi yang baik dimana setelah diuji, dicoba dan disetel siap untuk
dipakai.

60
1. Pengadaan dan pemasangan unit PABX dan accessories – accessorriesnya.
2. Pemasangan outlet – outlet ( socket outlet & plug / jack telepone dinding )
3. Pengadaan unit MDF dan sejumlah TTB.
4. Pengadaaan dan pemasangan kabel – kabel dari MDF diruangan central
kesemuanya junction (terminal) box dan dari junction box ke outlet
telepone ditiap-tiap ruangan dan tempat–tempat seperti tertera dalam
gambar.
Sentral unit (unit utama) harus mempunyai fasilitas
a. Kemungkinan perluasan extension.
b. Mempunyai fasilitas record dan send messege
c. Mempunyai fasilitas hubungan dengan facsimilie
d. Mempunyai alat pencatat pemakaian yang dapat dihubungkan komputer /
printer.
Sentral unit pesawat – pesawat telepone dan accessoriesnya merupakan
produk panasonic. NEC atau setara

Persyaratan Instalasi
a. Kabel – kabel yang digunakan adalah kabel ex supreme, tranka, jembo,
Kabelindo dan kabel metal type ITC, penampang kabel minimun adalah 0,6
mm
b. Jenis kabel telephone adalah sebagai berikut :
1. Untuk instalasi dari joint box telephone ke outlet telephone digunakan
type ITC ( indoor telephone cable ) berinsulasi ITC 2x 2x 0.6 mm2 sesuai
gambar rencana.
2. Untuk intalansi kabel dari joint box tiap lantai ke main distributon frame
( MDF ) kapasitas dan ukuranya harus di sesuaikan dengan titik telepon
ditambah spare ( cadangan )
c. Untuk counduit yang ditanam dalam beton : harus dari jenis steel conduit
khusus untuk instalansi listrik, dengan diameter minimal ¾ “
d. Seluruh kotak sambungan persimpangan dan lain – lain harus dipasang
tutup, sehingga tidak akan masuk barang lain kedalam kotak tersebut.
e. Kabel dari Terminal Box menuju berbagai socket outlet dinding harus
melalui plafond ( ceiling ) seluruh saluran ini terpisah dengan sistem saluran
lainnya . seluruh kabel – kabel instalansi telephone diatas ceiling harus
menggunakan conduit.
f. Semua sambungan baik yang berada di MDF maupun di TTB harus
memakai terminal, Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel pada
pipa intalasi. Semua sambungan harus berada diterminal box dan disolder.
g. Kontraktor harus menyertakan seorang ahli yang bertugas mengawasi, chek
peralatan dan menyetel peralatan yang dipasang sehinga peralatan dapat
beroperasi dengan baik.
h. Pelaksanaan dan pemasangan instalasi telephone ini serta pengujiannya
harus di laksanakan sesuai dengan kebutuhan–kebutuhan dan syarat–syarat
yang ditetapkan oleh perum telekomunikasi dan instansi–instansi yang
berwenang.

Pengujian
a. Seluruh instalasi kabel dan peralatan harus diuji terlebih dahulu
dihubungkan dengan unit sentral dan saluran dari PT. Telkom.
b. Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja
dengan sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
c. Jadwal waktu tentang keperluan pengujian dan cara–cara pelaksanaan
harus diserahkan kepada pihak Konsultan MK selambat–lambatnya 14 hari
sebelum pengujian diadakan.
d. Terhadap kegagalan pengujian, kontrator bertanggung jawab untuk
melaksanakan penggantian bahan atau memperbaikinya menurut pendapat

61
Konsultan MK tanpa adanya tambahan biaya.

Gambar – Gambar Kerja


Kontraktor harus membuat gambar kerja ( shop drawing ) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi–dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya. Gambar – gambar kerja, katalog, brosur
dan type peralatan yang akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan MK
14 hari sebelum pemasangan.

Spesifikasi bahan dan alat


Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan
Telephone dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. PABX : Panasonic, NEC atau setara
b. Handset telepohone : Panasonic, NEC, AVAYA atau setara
c. Kabel ITC : Supreme, kabelindo, kabel metal, tranka atau setara

PEKERJAAN TATA SUARA


Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan tata suara terdapat beberapa pekerjaan diantaranya
pengadaan, pemasangan, serta uji coba tata suara hingga bisa
diopersionalkan. Apabila terjadi kerusakan maka perbaikan dapat dilakukan
selama masa pemeliharaan belum berakhir. Untuk lebih memperjelas lingkup
pekerjaan dari tata suara maka berikut ini ada beberapa lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan.
Pekerjan tersebut meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan tata suara yang meliputi mendatangkan
peralatan serta mempersiapkan bahan-bahan pendukung dalam
pemasangan tata suara.
b. Pemasangan power amplifier, mixer, equalizer, microphone dan peralatan
pendukung lainnya.
c. Pemasangan ceiling speaker, coloum speaker, dan volume kontrol beserta
instalasinya.
d. Pemasangan instalasi tata suara terkoneksi dengan panel power untuk
Sound System.
e. Testing Commissioning yang dilakukan oleh tenaga ahli tata suara atau
dari teknisi produsen pembuat tata suara

Persyaratan Instalasi
a. Pemasangan instalasi baik kelistrikan (power) maupun kontrol dilakukan
oleh teknisi yang sudah berpengalamn atau yang ditunjuk oleh produsen
tata suara
b. Kabel – kabel yang digunakan untuk kelistrikan (power) dan kontrol adalah
kabel ex Supreme, dengan penampang dan jenis kabel disesuaikan dengan
kebutuhan.
c. Untuk instalasi sistem mekanik dari tata suara harus dipastikan dalam
kondisi sesuai dengan ketentuang yang dibuat oleh produsen yang
meliputi cara pemasangan dan jenis bahan yang digunakan.
d. Dalam pemasangan diwajib kan mengikuti aturan-aturan yang berlaku, baik
yang dikeluarkan oleh pihak produsen atau instasi yang terkait dengan
pekerjaan tata suara
e. Kontraktor harus menyertakan seorang teknisi tata suara yang sudah
ahli yang bertugas mengawasi, chek peralatan dan memastikan instalasi
tata suara yang dipasang dapat beroperasi dengan baik dan dalam
kondisi aman digunakan.

Pengujian
a. Seluruh instalasi baik instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi mekanik

62
dan peralatan harus dicek terlebih dahulu untuk memastikan sambungan
dalam keadaan baik dan siap di operasikan.
b. Setelah instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi tata suara
terpasang yang berhak melakukan pengoperasian awal adalah teknisi yang
merakit instalasi atau teknisi yang ditunjuk oleh produsen tata suara
yang bersangkutan.
c. Pengujian dari tata suara meliputi sistem control suara, kualitas suara,
atau pun pembagian jalur suara hingga sistem tersebut dapat berjalan
dengan baik.
d. Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja
dengan sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
e. Jadwal waktu tentang keperluan pengujian dan cara–cara pelaksanaan
harus diserahkan kepada pihak Konsultan selambat–lambatnya 14 hari
sebelum pengujian diadakan.
f. Terhadap kegagalan pengujian, kontrator bertanggung jawab untuk
melaksanakan penggantian bahan atau memperbaikinya menurut pendapat
Konsultan
Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja ( shop drawing ) yang
menunjukkan rangkaian pemasangan yang lengkap, dimensi–dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya. Gambar – gambar kerja, katalog, brosur
dan type peralatan yang akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan
14 hari sebelum pemasangan.

PEKERJAAN PENGADAAN PEMADAM KEBAKARAN


Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan pemadam kebakaran terdapat beberapa pekerjaan
diantaranya pengadaan, pemasangan, serta uji coba
hingga bisa diopersionalkan. Apabila terjadi kerusakan maka perbaikan dapat
dilakukan selama masa pemeliharaan belum berakhir. Untuk lebih memperjelas
lingkup pekerjaan pemadam kebakaran maka berikut ini ada beberapa
lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Pekerjan tersebut meliputi:
1. Pengadaan dan pemasangan fire alarm protection yang meliputi
mendatangkan peralatan serta mempersiapkan bahan-bahan pendukung
dalam pemasangan fire alarm protection.
2. Pemasangan MCFA (Master Control Fire Alarm), dan peralatan pendukung
lainnya.
3. Pemasangan fix detektor, ror detector, smoke detector, dan terminal box
beserta instalasinya.
4. Pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
5. Testing Commissioning yang dilakukan oleh tenaga ahli fire alarm
protection atau dari teknisi produsen pembuat fire alarm protection atau
pihak yang berwenang dari Depnaker.

Persyaratan Instalasi
a. Pemasangan instalasi baik kelistrikan (power) maupun kontrol dilakukan
oleh teknisi yang sudah berpengalamn atau yang ditunjuk oleh produsen
fire alarm protection.
b. Kabel – kabel yang digunakan untuk kelistrikan (power) dan kontrol adalah
kabel ex Supreme, dengan penampang dan jenis kabel disesuaikan dengan
kebutuhan.
c. Untuk instalasi sistem mekanik dari fire alarm protection harus dipastikan
dalam kondisi sesuai dengan ketentuang yang dibuat oleh produsen yang
meliputi cara pemasangan dan jenis bahan yang digunakan.

63
d. Dalam pemasangan diwajib kan mengikuti aturan-aturan yang berlaku, baik
yang dikeluarkan oleh pihak produsen atau instasi yang terkait dengan
pekerjaan fire alarm protection.
e. Kontraktor harus menyertakan seorang teknisi fire alarm protection yang
sudah ahli yang bertugas mengawasi, chek peralatan dan memastikan
instalasi fire alarm protection yang dipasang dapat beroperasi dengan baik
dan dalam kondisi aman digunakan.

Pengujian
a. Seluruh instalasi baik instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi mekanik
dan peralatan harus dicek terlebih dahulu untuk memastikan sambungan
dalam keadaan baik dan siap di operasikan.
b. Setelah instalasi kelistrikan (power) maupun instalasi fire alarm protection
terpasang yang berhak melakukan pengoperasian awal adalah teknisi yang
merakit instalasi atau teknisi yang ditunjuk oleh produsen fire alarm
protection yang bersangkutan.
c. Pengujian dari fire alarm protection meliputi sistem control suara, kualitas
suara, atau pun pembagian jalur suara hingga sistem tersebut dapat
berjalan dengan baik.
d. Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja
dengan sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
e. Jadwal waktu tentang keperluan pengujian dan cara–cara pelaksanaan
harus diserahkan kepada pihak Konsultan MK selambat–lambatnya 14 hari
sebelum pengujian diadakan.
f. Terhadap kegagalan pengujian, kontrator bertanggung jawab untuk
melaksanakan penggantian bahan atau memperbaikinya menurut pendapat
Konsultan MK tanpa adanya tambahan biaya.

Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja ( shop drawing ) yang
menunjukkan rangkaian pemasangan yang lengkap, dimensi–dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya. Gambar – gambar kerja, katalog, brosur
dan type peralatan yang akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan MK
14 hari sebelum pemasangan.

Spesifikasi teknis bahan dan alat


Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk jenis pekerjaan
pengadaan Sound System dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

a. Merk MCFA : ESSER, EDWARD, SIMPLEX atau setara


b. Kapasitas MCFA : 20 Zone
c. Merk Fire Extinguisher : CHUBB, SERVVO, atau setara

PEKERJAAN PENGADAAN PERALATAN DAN INSTALASI DATA

Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan pemasangan, pengetesan dan commissioning terhadap system
pekerjaan data.
a. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama teknologi informasi/data.

Uraian System
Jaringan infrastruktur harus mencakup :
a. Luas area system jaringan kerja internet dan infrastruktur pendukungnya.
b. Sistem kerja jaringan internet local dan infrastruktur pendukungnya

Syarat-Syarat System
a. Penawaran yang diajukan mencakup seluruh spesifikasi yang diperlukan

64
kecuali untuk daftar item-item yang termasuk didalam “syarat-syarat
tambahan”.
b. Struktur system jaringan kabel data dan telepon/voice harus terdiri dari
beberapa atau seluruh subsistem di bawah ini :
o Lokasi kerja system jaringan.
o Sistem jaringan horizontal
o Administrasi system jaringan
o Sistem peralatan utama
c. Sistem Harus
o Mendukung penggunaan analog dan digital voice, data, Lokal area
Network (LAN), peralatan tegangan rendah untuk system kontrol dan
pengaturan gedung. Data Network-IEEE 802.3, 10 Base-T, 10 Base- FL, 100
Base-TX, Token Ring, Giga Bit 100 Base-T, Twisted Pair-Distributed Data
Interface (PTDDI).
o Mampu bekerja optimum dengan sesedikit peralatan.
o Flexible dan dapat bekerja dengan adanya fasilitas dan technology yang
baru.
o Peralatan yang ditawarkan dapat beroperasi secara terus menerus tanpa
mengalami penurunan kinerja selama 24 jam, 365 hari pada suhu +15
sampai 40°C dengan kelembaban relatif antara 5% sampai 95% (tidak
terjadi pengembunan/kondensasi).

CONDUIT

a. Tidak di-ijinkan adanya sambungan kabel dalam conduit atau pelindung


kabel.
b. Pemeriksaan sambungan-sambungan Tee, Elbow, dan lain-lain di-ijinkan
dengan persetujuan Konsultan MK.
c. Semua ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan fitting-fitting sambungan
setidaknya harus masuk 10 mm kedalam kotak sambungan.
d. Setiap conduit yang ditanam didalam lantai beton, kedalaman minimum
adalah 100 mm dari permukaan lantai beton dan penempatan sisi ujung
conduit sedekat mungkin dan tegak lurus terhadap dinding.
e. Draw aire (kawat pancingan kabel) harus terpasang pada semua spring
conduit uPVC.
f. Selurh kabel yang terpasang harus didalam conduit atau flexible conduit.

PENGKABELAN
1. Umum
a. Kabel tidak di-ijinkan terpasang dalam kondisi tertarik, kecuali jika
memang perlu kabel tersebut harus di-ikat pada rak kabel.
b. Sepanjang kabel antara kotak sambung tidak diperkenankan adanya
sambungan kecuali dikehendaki dalam spesifikasi teknik, semua
sambungan hanya di-ijinkan memakai terminal box yang sesuai dengan
ketentuan disain Structured Cabling System (SCS).
Keterangan :
o Semua kabel yang terpasang, harus memenuhi minimum bending
radius sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat untuk setiap ukuran
dan jenis kabel.
o Semua permukaan / bagian mekanikal pelindung kabel harus
dipastikan tidak akan menyebabkan kerusakan terhadap kabel.
2. Bahan
a. Semua instalasi kabel harus terpasang pada rak kabel atau conduit uPVC.
b. Kabel yang melewati ujung plat besi harus dipasang karet pelindung, sleeve
untuk mencegah keruskan isolasi kabel. Semua kabel yang terpasang didalam
dinding harus tegak lurus mengarah kebawah atau keatas menuju peletakan
outlet.

65
c. Kabel Jumper
- Kontraktor harus menyediakan kabel jumper untuk sambungan silang dan
interkoneksi diblok terminal.
- Tipe kabel jumper yang digunakan harus mengikuti EIA/TIA Cat.5 dan blok
terminal harus digunakan seperti punch atau patch panel atau LIU.
- Kabel sambungan diberi kode warna dan tersedia versi 1, 2, 3 dan 4 pairs.
- Kontraktor harus menyediakan patch cord untuk block terminal patch panel.
- Harus tersedia patch cord versi 1, 2, 3 dan 4 pairs dengan panjang 2ft sampai 9ft.
- Patch cord harus terpasang label untuk mencegah kerusakan akibat tertukarnya
kabel.
- Patch cord :
- Kontraktor harus menyediakan patch cord untuk patch panel dan terminal block.
d. Approval Manufacture
Kontraktor harus menyarankan dan memasang seluruh peralatan system
telekomunikasi yang disediakan oleh pabrik pembuat tersebut di bawah ini :
No Bahan / Peralatan Merk
1. Kabel Cat.5 Lucent-Avaya, Belden, Panduit
2. Conduit Clipsal, EGA, Double H
3 Konektor Cat. 5 Panduit, Lucent-Avaya
4. Patch panel Panduit, Lucent-Avaya
5. Rack Panduit, or equivalent
6. Kabel management Panduit, Lucent-Avaya
7. Server, Storage HP, IBM atau setara
8. Swicth 3 com

PENGETESAN INSTALASI
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin bahwa system
akan bekerja
sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan jaringan kawat tembaga berikut ini adalah
minimal
pengujian jaringan kawat tembaga yang diperlukan.

a. 100% uji hantar dan polaritas.


b. 100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux – Gigabit Tester

E.PEKERJAAN FINISHING & FHO:

Finishing atas seluruh pekerjaan, meliputi :


1. Perbaikan-perbaikan terhadap bagian-bagian pekerjaan apabila ada yang rusak/cacat
2. Perapihan-perapihan terhadap bagian-bagian pekerjaan yang masih kurang sempurna.
3.Pembersihan Lokasi
 Pekerjaan kebersihan Dan kerapihan (Pembersihan Lapangan) dilaksanakan
dengan mengumpulkan sampah / kotoran hasil galian dan bongkaran
menggunakan peralatan manual dan buangan angkutan dengan pick-up,

 TARGET PENCAPAIAN LAPANGAN


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan kami upayakan semaksimal
mungkin mencapai target 3 T (Tepat Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Sasaran), melalui
pendekatan secara proporsional agar bisa memuaskan semua pihak yang terkait, antara
lain dengan dan untuk :
1. Pengguna Jasa
2. Konsultan Perencana & Konsultan Supervisi, dan

66
3. Masyarakat setempat, yang terkait.

Khusus mengenai tepat mutu maka sudah barang tentu tidak perlu diragukan lagi
karena yang akan melaksanakan pekerjaan adalah petugas-petugas kami yang telah
cukup berpengalaman dan memiliki Sertifikat Keahlian dibantu dengan Tenaga Skill,
khususnya dalam pelaksanaan Pekerjaan Sipil, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal,
namun demikian alangkah baiknya apabila petugas dari Konsultan Pengawas lapangan
dan wakil dari Pengguna Jasa bersedia mengarahkan kami untuk melaksanakan yang
terbaik, termasuk memperingati kami apabila pelaksanaan yang kami lakukan
menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati bersama dalam kontrak.

Akurasi pemasangan dilapangan dipastikan akan terpasang sesuai gambar kerja


khususnya mengenai :
a. Posisi (Center Line/As) Bangunan Konstruksi
b. Elevasi dari masing-masing bagian pekerjaan
c. Kekuatan dan Kerapihan setiap sambungan Batu
d. Estetika (Kerapihan dan Keindahan) bangunan-bangunan pendukung

Keempat faktor tersebut diatas kami pastikan dapat dipenuhi mengingat utilitas / prasarana
yang lain relatip kecil yang menghalanginya.

Mengenai tepat waktu kami pastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut akan selesai
dengan baik (100%) tanpa addendum perpanjangan / tambahan waktu, dengan cara
bekerja secara simultan (Rata-rata 7 jam kerja/hari).

Mengenai tepat sasaran juga dapat kami pastikan akan tercapai, selama semua pihak
(khususnya apabila dari Konsultan Supervisi dan Wakil dari Pengguna Jasa berkenaan
mengarahkan kami untuk bersama-sama sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing secara proporsional menyamakan persepsi guna mencapai
tujuan agar tepat sasaran demi memuaskan semua pihak.

ADMINISTRASI PROYEK SETELAH PEKERJAAN SELESAI :

1. Pengurusan administrasi untuk penyerahan Pertama


2. Pelaksanaan Serah Terima terakhir (FHO).

Adapun secara lebih detail tentang uraian pelaksanaan atas masing-masing bagian
pekerjaan utama iniTerdapat Dalam Bagan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibawah ini:

67
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan untuk melengkapi berkas penawaran,
dan sebagai bahan evaluasi atas kelayakan dari penawaran ini, dengan harapan bahwa
kami sangat berterima kasih apabila diberi kesempatan untuk mewujudkan
pelaksanaannya dilapangan.

Jakarta, 02 Juni 2014


PT. LINCE ROMAULI RAYA

TONGGUNG NAPITUPULU
Direktur Utama.

68

Anda mungkin juga menyukai