Anda di halaman 1dari 6

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN CHILLER GEDUNG KLHK

I. PENDAHULUAN

Metode pelaksanaan pada pekerjaan kontruksi baik struktur, arsitektur maupun mekanikal
& elekrikal sangat penting sekali, karena dengan metode pelaksanaan yang tepat pekerjaan akan
selesai dengan baik dan benar. Hal ini harus didukung dengan pengalaman dan pengetahuan dari
beberapa disiplin ilmu.
Perencanaan dan penerapan metode yang baik dan tepat sasaran dalam kaitannya
terhadap biaya operasional adalah sebagai salah satu cara untuk dapat bersaing sehat terhadap
antara sesama pemborong.
Untuk mengendalikan dan menjalankan metode yang kami rencanakan yaitu dengan
menerapkan manajemen proyek yang terdiri dari struktur organisasi dan sistem informasi, hal ini
bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pada umumnya struktur organisasi proyek yang diterapkan telah baku, yaitu dimana
seorang pimpinan tertinggi dilapangan adalah proyek manajer dengan membawahi 2 (dua) orang
manajer yaitu manajer lapangan dan manajer operasional, kemudian menyebar ke bagian divisi-
divisi tertentu dengan garis perintah yang jelas.

II. PENERAPAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

Dengan menjalankan penerapan K3 yang baik dan benar serta konsisten akan
meminimalisir tingkat kecelakaan yang akan merugikan perusahaan. Dengan meminimalisir
tingkat kecelakaan kredibilitas perusahaan secara otomatis semakin lama semakin baik.
Dalam melaksanakan program K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), kami memberlakukan
kaidah:
1. Memenuhi kelengkapan administrasi K3 :
a. Menyusun safety plan (rencana K3) untuk proyek (sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan);
b. Pembukaan (gambar proyek, poko perhatian untuk K3);
c. Resiko kecelakaan dan pencegahannya (resiko yang mungkin akan terjadi dilokasi
proyek);
d. Tata cara pengoperasian peralatan;
e. Alamat instansi terkait (rumah sakit, polisi, Depnaker, pemadam kebakaran)
 K3 bukan hanya mengakibatkan cidera /sakitnya tenaga kerja, tetapi juga
menyangkut keselamatan pekeria;
 Rusak/kurangnya produktivitas bahan/peralatan;
 K3 yang buruk mengakibatkan turunnya produktivitas;
 Safety plan yang telah disetujui oleh manajer proyek.
2. Melaksanakan kegiatan K3 dilapangan :
a. Kerjasamadengan instansi terkait;
b. Pengawasan pelaksanaan K3;

1/8
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan.
3. Melatih program K3:
a. Pelatihan secara umum;
b. Pelatihan khusus proyek (saat awal proyek dan saat ditengah pelaksanaan proyek).
4. Melengkapi perlengkapan dan peralatan penunjang program K3:
a. Promosi program K3;
b. Sarana peralatan untuk K3.

5. Menata lingkungan proyek .


a. Lay out planning (perencanaan tata letak);
b. House keeping (kebersihan & kerapihan tempat kerja).

III. URAIAN PEKERJAAN

Untuk pekerjaan ini secara garis besar dilaksanakan secara berurutan dan berkaitan satu sama
lainnya. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Pekerjaan persiapan;
2. Pekerjaan Loading Chiller
3. Pekerjaan mekanikal;
4. Pekerjaan elektrikal;
5. Testing & commissioning.
Untuk pelaksanaan pekerjaannya sebagai berikut :
 Perencanaan untuk lokasi bangunan sementara dilokasi proyek agar tidak terganggu saat
pelaksanaan pekerjaan;
 Membuat jalan masuk dan jalur khusus area proyek, dan membuat pagar pengaman;
 Membuat lokasi los kerja material (jika diperlukan);

Semua jenis pekerjaan ini dilaksanakan diawal pekerjaan sebelum melakukan kegiatan
proyek, selanjutnya setelah seluruh pekerjaan ini selesai dilaksanakan kemudian dilakukan
mobilisasi sebagai berikut :
 Staf proyek, tenaga kerja, peralatan dan material bantu;
 Manajemen proyek sosialisasi seperti struktur organisasi proyek, format form pelaporan,
photo visual, serta rapat intern penyamaan persepsi penyelengaraan untuk mencapai
sasaran bersama, penyamaan persepsi metode kerja yang akan diterapkan dan metode
terobosan yang akan diterapkan bilamana ada deviasi keterlambatan kemajuan pekerjaan.

Setelah semua perangkat penunjang pelaksanaan proyek lengkap, kemudian kegiatan pelaksanaan
pekerjaan dapat dimulai, sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Tahap-tahap dalam melaksanakan pekerjaan sebagai berikut :

 lnventarisasi pekerjaan;
 Alokasi waktu pelaksanaan pekejaan (time schedule);

2/8
 lnventarisasi sumber daya manusia, material dan alat bantu;
 Mengolah dan memanajemen sumber daya manusia, material dan alat bantu untuk
mewujudkan pekerjaan yang dimaksud dengan alokasi waktu tertentu yang sudah
dijadwalkan;
 Melakukan koordinasi dengan pemberi kerja/konsultan pengawas, manajemen
gedung/unit-unit /instansi digedung tersebut, seperti pihak teknisi listrik, lift gedung,
cleaning service terutama pihak security gedung dalam sisi keamanan gedung dalam
bekeria.

IV. PEKERJAAN PERSIAPAN


PENDAHULUAN

1. Pekerjaan ini dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 1 (satu) minggu, dimulai pada
awal pekerjaan dengan rnelibatkan mandor, kepala tukang, tukang dan pekerja;
2. Semua sumber daya manusia (pekerja) yang dilibatkan oleh pihak kami bila ditunjuk
sebagai pelaksana dalam pekerjaan ini, harus memiliki identitas diri (identity
card/seragam kerja) sebagai anggota pekerja kami, hal ini sangat perlu untuk
membedakan orang pekerja kami dengan orang lain disekitar lokasi pekejaan serta untuk
memudahkan pihak security gedung dan orang disekitar gedung dalam sisi keamanan
gedung;
3. Sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang diberikan yaitu 180 (Saratus Delapan
puluh lima) hari kalender. Team kerja yang kami siapkan adalah : team tenaga kerja yang
akan bekerja siang dan malam hari (shift siang dan shift malam) jika diperlukan
kami siap bekerja siang dan malam hari, hal ini tentu diperlukan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait dilingkungan sekitar area pekerjaan yang akan dikerjakan;
4. Sebelum dilakukan Pemasangan, pemborong harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi /pemberi tugas, karena tanpa persetujuan ini walaupun gambar kerja menunjukkan
perlu tidak boleh dilaksanakan.
Segala perizinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan
kewajiban pemborong. Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon,
pengurusannya merupakan kewajiban pemborong pula.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan cara kerja yang hati-hati agar
pemasangan tidak merusak bangunan lainnya dan hasil pekerjaan akan baik.

V. PEKERJAAN PERALATAN UTAMA (CHILLER)

 Pekerjaan peralatan utama (chiller) ini terdiri dari pengadaan dan pemasangan chiller.
Untuk pengadaan chiller membutuhkan waktu yang cukup lama, karena mengingat unit
yang dipakai tidak diproduksi di dalam negeri (barang import ) yaitu dari benua EROPA
(USA) dan membutuhkan waktu 9 Bulan.

3/8
 Secara garis besar/umum peralatan utama yang akan diadakan atau dipasang setelah
mendapat persetujuan dari direksi dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam RKS
yaitu sesuai dengan spesifikasiteknis material.
 Pada pekerjaan peralatan utama ini sangat membutuhkan alat berat (seperti forklift atau
crane atau sejenisnya) yang fungsinya untuk memindahkan unit terkait sampai menuju
lokasi yang akan dipasang.

VI. METODE PELAKSANAAN PENGANGKATAN UNIT

1. Jumlah Barang :
 5 (LIMA) unit Chiller

2. Scope of Job :
 Pengamanan area kerja jalur pemindahan chiller
 Penyesuian Pondasi
 Menempatkan Chiller ke pondasi
 Memasang Spring Mounting chiller

3. Alat-alat yang akan digunakan :


 Forklift Kapasitas 7,5 ton 3 unit
 Crane kapasitas 150 ton
 Roller
 Tackel
 Sling/Rantai/Belt
 Plat Besi Sebegai landasan
 Peralatan geser dan jacking
 5 (LIMA) unit truck tronton untuk mengangkut alat-alat kerja dan untuk alat
trasportasi chiller existing

4. Metode Pekerjaan:
5. Waktu Pelaksanaan (estimasi) :
 Jam kerja loading unloading unit baru adalah pukul 22:00 s/d 03:00 WIB
 Waktu Perakitan unit chiller selama 3 bulan parcial
 Pengisian nitrogen untuk test kebocoran selama 2 hari
 Pemasukan freon dan oli 2 hari
 Memenaskan heater oli selama 1 hari

4/8
VII. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Syarat-syarat khusus teknis yang akan dijelaskan disini adalah persyaratan yang akan
dilaksanakan, dalam hal ini untuk pengerjaan instalasi baik pengadaan material dan peralatan
untuk seluruh pekerjaan kelistrikan di dalam maupun di luar bangunan.

Yang mencakup untuk pekerjaan ini adalah bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tercantum pada gambar-gambar maupun
yang dispesifikasikan untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan.

Pekerjaan elektrikal/ kelistrikan ini meliputi :


1. Terminasi Chiller ,AHU’ modif panel
2. Pemasangan Kabel Power

Pekerjaan listrik yang dimaksud disini adalah semua pelaksanaan instalasi yang berkaitan dengan
paket pekerjaan (sesuai dengan kontrak).

Lingkup pekerjaan listrik dalam proyek ini meliputi pengadaan pengkabelan dan panel lengkap
dengan kompenennya, grounding dan terminasi.

Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, aliran air dan udara.

Semua penyambungan kabel yang akan dikerjakan sesuai dengan kontrak yang sudah ditentukan,
yaitu diantaranya :

a. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai


dan dilapisi dengan timah putih;
b. Penyambungan berisolasi karet harus diisolasi oleh karet pula;
c. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

VIII. TESTING & COMMISSIONING

a. Pengujian Chiller

Pengujian chiller dilakukan dengan cara menjalakan unit chiller selama 2x24 jam dan
kemudian akan di catat dan di monitoring. Untuk pengujian system BAS dilakukan di lokasi dan
dapat di monitoring melalui layar komputer

b. Pengujian Instalasi

Sebelum melakukan pengukuran dan TAB (testing, adjustable and balancing), pemborong
harus mengajukan metode, besaran yang akan diukur dan alat-alat ukur yang akan dipergunakan
kepada konsultan pengawas dan meminta persetujuannya, paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
5/8
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besar mencakup
uraian di bawah ini, Yaitu :

1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pada saat pipa diberikan tekanan
sebesar 1 5 kg/cm2;
2. Pengujian terhadap sistem instalasi dengan pengamatan terhadap pengembunan di
permukaan luar pipa air chiller;
3. Pemborong harus melaksanakan pengaturan & balancing taerhadap distribusi dan debit
aliran air dingin dari tiap-tiap peralatan/unit dengan melakukan adjusting valve-valve
kontrol (balancing valves), sehingga besarnya debit aliran air dingin ke masing-masing
peralatan/unit sesuai dengan spesifikasi;
4. Setelah Semua tahapan TAB berhasil dilaksanakan dengan Sempurna, maka dilaksanakan
pengukuran dan pencatatan terhadap : temperatur dan tekanan air yang masuk dan keluar
serat debit aliran air dari unit chiller, pompa-pompa dan AHU;
5. Pengukuran dan pencatatan ini harus dilakukan beberapa kali untuk berbagai periode
(pagi, siang dan malam) selama minimal 1x24Jam;
6. Melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja seluruh peralatan yang berkaitan dengan
sistem pengaturan kapasitas, overload protection, putaran aliran udara/air dan sebagainya;
7. Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol), yaitu meliputi :
 Chiller unit : Sistem kontrol kapasitas pendingin, overload, anti recycle,
thermostat, flow switch dan sebagainya;

6/8

Anda mungkin juga menyukai