Anda di halaman 1dari 66

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR TAHAP III UNIVERSITAS


ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1. PENDAHULUAN
1.1 Umum

Setelah mempelajari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara
Aanwijzing, Gambar Kerja dan Bill of Quantity (BQ), kami menyajikan Metoda
Pelaksanaan Kerja yang akan diterapkan di lapangan bila kami mendapat
kesempatan/dipercaya menjadi Pelaksana pada paket pekerjaan ini.

Tujuan pembuatan metode pelaksanaan kerja ini adalah sebagai acuan/arahan dalam
melaksanakan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
baik biaya, mutu dan waktu. Metode Kerja ini mencantum sistem kerja lapangan yang
akan dipakai mulai dari awal proyek hingga selesainya proyek yang dimulai dari Site
Management hingga Quality Control serta hubungan unsur-unsur pelaksanaan proyek
yang terkait selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Dengan adanya perencanaan
metode yang tetap/baik, maka diharapkan proyek dapat diselesaikan dengan baik.

Metode pelaksanaan ini diajukan PT. Mitra Gusnita Nanda dalam memulai suatu
pekerjaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kerja pada Pekerjaan Pembangunan
Gedung Perpustakaan dan Gedung Parkir Tahap III. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah

1.2 Data-Data Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Perpustakaan dan Gedung Parkir


Tahap III
Lokasi Pekerjaan : UIN Jakarta - Tangerang Selatan (Kota)
Waktu Pelaksanaan : 185 (seratus delapan puluhlima hari) hari kalender

Uraian pekerjaan lebih detail seperti yang telah diuraikan pada gambar rencana dan Bill
of Quantity (BQ) yang mencakup :

A. PEKERJAAN GEDUNG UTAMA


A.1 PEKERJAAN STANDAR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN STRUKTUR
III. PEKERJAAN ARSITEKTUR
III.1 Pekerjaan Pasangan dan Pelapis Dinding
III.2 Pekerjaan Pasangan Lantai
III.3 Pekerjaan Pasangan Plafond
III.4 Pekerjaan Pasangan Pintu dan Jendela
III.5 Pekerjaan Pasangan Sanitair
III.6 Pekerjaan Pengecatan
III.7 Pekerjaan Railing dan Hand Railing
IV. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING
IV.1 Pekerjaan Air Bersih
IV.2 Pekerjaan Air Kotor
IV.3 Pekerjaan Air Hujan
V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT
V.1 Pekerjaan Panel dan Kabel Feeder
V.2 Pekerjaan Titik Instalasi Daya dan Fixiture Armature Penerangan
VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS LEMAH
VI.1 Pekerjaan Telepone
VI.2 Pekerjaan Penangkal Petir

A.2. PEKERJAAN NON STANDAR


I. PEKERJAAN STRUKTUR
I.1 Pekerjaan Pondasi dan Tiang Pancang
I.2 Pekerjaan Waterproofing
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR
II.1 Pekerjaan Pasangan dan Pelapis Dinding
II.2 Pekerjaan Pasangan Pintu dan Jendela
II.3 Pekerjaan Interior Melekat
II.4 Pekerjaan Atap
III. PEKERJAAN MEKANIKAL
III.1Pekerjaan Hydran Springkel dan Fire Extanguisher
III.2Pekerjaan Pengkondisian Udara
III.3Pekerjaan Elevator
III.4Pekerjaan Gondola
IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH
IV.1 Pekerjaan Fire Alarm
IV.2 Pekerjaan Instalasi Tata Surya
IV.3 Pekerjaan Instalasi MATV
IV.4 Pekerjaan Data LAN
IV.5 Pekerjaan CCTV
IV.6 Pekerjaan Akses Control
IV.7 Pekerjaan Integration RFID Library System
IV.8 Pekerjaan Integrated Parking System

B. PEKERJAAN BANGUNAN POWER HOUSE


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN STRUKTUR
II.1 Pekerjaan Galian, Urugan dan Lantai Kerja
II.2 Pekerjaan Pondasi dan Sloof
II.3 Pekerjaan Struktur Utas
III. PEKERJAAN ARSITEKTUR
IV. PEKERJAAN PONDASI DAN RESERVOIR
V. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. PEKERJAAN UTILYTAS DAN SITE DEVELOPMENT
I. PEKERJAAN TANAH
II. PEKERJAAN JALAN DAN SALURAN
II.1 Pekerjaan Pembuatan Jalan
III. PEKERJAAN DINDING DAN PENAHAN TANAH
IV. PEKERJAAN TRAP TANGGA DEPAN
V. PEKERJAAN UTILITAS
V.1 Pekerjaan Air Bersih
V.2 Pekerjaan Hydrant
V.3 Pekerjaan Genset
V.4 Pekerjaan Panel Utama dan Trafo

1.3 Pendukung Pelaksanaan Proyek


Waktu penyelesaian pekerjaan inidirencanakan selama 185 (seratus delapan
puluh limahari) hari kalender. Dalam pelaksanaannya akan didukung oleh unsur-unsur
terkait, sehingga akan didapat kinerja yang maksimal.
Pada pelaksanaan proyek ini, dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan yang
sesuai dengan batasan biaya, waktu dan mutu yang telah ditentukan, kami PT. Mitra
Gusnita Nanda akan didukung oleh:
a. Sumber daya manusia yang capable sesuai keahlian di bidangnya.
b. Alat / equipment yang digunakan sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya.
c. Rekanan dan supplier yang dilibatkan sesuai dengan bidangnya.
d. Tenaga kerja yang terampil.

1.4 Sistem Koordinasi di Lapangan


Dengan telah terbentuknya organisasi di lapangan, juklak, jadwal pelaksanaan proyek
dan rencana pengadaan sumber daya, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan
kegiatan konstruksi di lapangan.
Agar pelaksanaannya mencapai target yang telah ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan, maka diadakan rapat koordinasi sebagai salah satu alat bantu manajemen.
Rapat koordinasi diadakan untuk membahas tentang masalah operasional dan diadakan
di proyek, terdiri atas:
a. Tool Box meeting
b. Rapat harian
c. Rapat mingguan
d. Rapat bulanan
Catatan : mulai proyek ditandai dengan dikeluarkannya Notice to Proceed (SPMK =
Surat Perintah Mulai Kerja, atau surat penyerahan lapangan).

II. PENANGANAN PEKERJAAN


Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang
berkaitan, baik kantor maupun lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan
saling mendukung. Selain itu, koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas
lapangan/manajemen konstruksi (MK) dan pemberi tugas berjalan dengan baik.

II.1 Bagan Organisasi Proyek


Bagan organisasi proyek yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan,
disesuaikan dengan syarat–syarat yang tercantum dalam RKS, di mana semua
personil yang terlibat telah mempunyai jam terbang yang cukup dan kompeten
dalam melaksanakan pekerjaannya.
II.2 Pengaturan Proyek
Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek
antara pimpinan proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan
koordinasi dengan pemberi tugas (owner) dan juga dengan konsultan pengawas.

Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :


 Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
1. Kantor proyek
2. Gudang
3. Listrik kerja
4. Air kerja,
5. Pagar sementara agar tidak mengganggu aktifitas di luar
pembangunan,
6. Penempatan material.
 Penentuan akses jalan keluar/masuk material dan peralatan proyek.
 Format administrasi yang akan dipakai.

II.3 Program Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Pada setiap proyek masalah
keselamatan kerja harus
diperhatikan.Untuk mengantisipasi
kecelakaan kerja, maka kami memasang
rambu keselamatan kerja dan memberi
pengarahan tentang pemakaian alat
untuk keselamatan kerja.

Flow Apabila Terjadi


Kecelakaan

Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek


harus tersedia alat P3K.dimana akan sangat
berguna pada saat adanya kecelakaan kerja.
Untuk pertolongan pertama sebelum
penanganan selanjutnya. Dalam suatu
pelaksanan proyek kami juga menyediakan alat
keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan,
sepatu proyek dan lain-lain yang menunjang
Marka Peringatan dalam keselamatan kerja
Keselamatan Kerja

Didalam pelaksanannya perusahaan akan menyediakan


segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat
pekerjaan, biaya perawatan akan ditanggung oleh
perusahaan kontrak selaku pelaksana kerja.
Jika dalam pelaksanaan terjadi kecelakaan maka akan segera diberitahukan secara
tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan
seperluanya. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di
tempat pekerjaan.Manajemen proyek jugamembuat pengaturan dengan rumah sakit
terdekat dan dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjaa yang
sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik,
pada setiap saat baik siang maupun malam.Menyediakan air minum yang cukup dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi
beban tanggung jawab perusahaan.

II.4 Management Site


Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lahan, pengaturan
tata letak baik Los kerja, gudang, barak kerja, wc sementara untuk pekerja, air buangan,
penempatan material, alur sirkulasi kendaraan proyek dikondisikan agar mobil yang
masuk/keluar dapat manuver sampai 180º, tenaga kerja dan sebagainya. Untuk
penempatan los kerja dibuat sestrategis mungkin, agar dari los kerja tersebut dapat
memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung.Untuk penempatan
material pendukung pembangunan tersebut diatur sedemikian rupa baik dari segi
pengiriman material kelokasi kerja, sehingga tidak terjadi penumpukan material yang
berlebihan.

II.5 Pencegahan Dampak Lingkungan


Mensosialisasikan serta berkoordinasi dengan pihak owner, untuk
memberitahukan bahwasanya akan diadakan Pembangunan Gedung Perpustakaan
dan Gedung Parkir Tahap III. Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yag
disebutkan diatas. Pada pelaksanaan pekerjaan tersebut diprediksi akan menimbulkan
terjadinya kebisingan serta adanya lalulintas kendaraan material proyek dan aktifitas
tenaga kerja yang mungkin akan menimbulkan dampak lingkungan di sekitarnya. Untuk
itu, kami dari pihak kontraktor akan berusaha semaksimal mungkin dapat memproteksi
pekerjaan tersebut dan meminimalisir/mengurangi kebisingan ke daerah lingkungan
sekitar dengan cara menggunakan alat-alat yang sesuai spesifikasi untuk mengurangi
kebisingan pada proses pekerjaan serta membuat pagar sementara, bedeng pekerja
beserta sanitasinya, serta mengatur sirkulasi lalulintas material.

II.6 Penjadwalan Pelaksanaan


- Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )
 Penjadualan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam
suatu proyek dan penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
- Pembuatan Network Planning
 Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga
kontraktor dapat lebih mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan
mempersiapkan lebih awal hal-hal yang mendukung pekerjaan.
 Kami sebagai kontraktor juga memperkirakan kapan bahan dan peralatan
yang akan digunakan didatangkan ke lokasi proyek, sehingga dapat mengatur
dan memprediksikan lebih awal pengaturan dan penempatan bahan dan
peralatan secara tepat waktu dan efisien.

 Pengajuan / Perijinan
- Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur
sesuai dengan sistem mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan
melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar-pasang
yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.
- Gambar kerja (shop drawing), as built drawing dan dokumentasi
 Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop
drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Shop drawing dibuat oleh Drafter dan ditandatangani oleh Site Manager
sebelum diserahkan ke Konsultan Pengawas.
 Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan ke
Pelaksana untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
 Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam as-built drawing.
 Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan
laporan pelaksanaan proyek.
 Kegiatan pembuatan shop drawing, as-built drawing, dokumentasi berlangsung
sejak proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan.

- Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan
dipergunakan diajukan contoh bahan/material untuk mendapat persetujuan dari
MK/Pengawas. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini
dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu
kepada persyaratan/RKS dan spesifikasi teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang
dipersyaratkan.

A. PEKERJAAN GEDUNG UTAMA


A.1. PEKERJAAN STANDAR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
I.1 Pekerjaan Papan Nama Proyek (uk. 60x90)
Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama
konsultan, pengawas, nama kontraktor, nilai kontrak dan waktu
pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi secara
tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan
dibangun sebuah bangunan. Papan nama ditempatkan di depan lokasi
proyek menghadap jalan utama, agar dapat terlihat dan terbaca dengan
jelas dari luar lokasi proyek.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
 Multipleks dipotong sesuai ukuran.
 Pasang kayu vertikal di belakang multipleks dan dipaku.
 Tempel papan nama proyek (digital printing) didepan multiplek.
 Setelah itu, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah.
I.2 Listrik dan Air Kerja
 Penyediaan Air Bersih yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
harus disediakan oleh Kontraktor termasuk penyediaan peralatan
dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan,
sehingga tidak mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya yang
diakibatkan karena penyediaan air bersih ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya.
 Daya Listrik, Jaringan dan Penerangan harus disediakan oleh
Kontraktor selama masa pelaksanaan pembangunan. Semua biaya
yang timbul akibat penggunaan daya selama masa pelaksanaan
pembangunan merupakan tanggung jawab Kontraktor. Tenaga listrik
yang diperlukan selama masa pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh Kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
I.3 Pekerjaan Direksi keet/kantor,
Setelah SPK (Surat Perintah Kerja) dikeluarkan, Kontraktor akan
sesegera mungkin menyerahkan peta rencana (setelah mendapat
persetujuan Pengawas) yang menunjukkan lokasi yang diinginkan untuk
Kantor lapangan Kontraktor (Bangsal Kontraktor), L=36 m2
Penentuan lokasi untuk keperluan tersebut akan ditentukan dan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bangunan ini sifatnya
sementara sehingga pada saat proyek selesainya pelaksanaan pekerjaan
perlu dibongkar kembali.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan:
 Penentuan panjang dan lebar bangunan;
 Penetapan di lapangan sesuai ukuran;
 Pembuatan kolom pada masing-masing titik kolom;
 Pemuatan slop kayu;
 Pembuatan gording;
 Pembuatan dinding dengan papan kayu;
 Pembuatan atap dari seng.
Bahan :
 Kayu kelas II
 Multiplek tebal 4 mm
 Asbes semen gelombang
 Seng gelombang
 Pasir
 Semen PC
Peralatan yang digunakan :
Peralatan yang digunakan adalah peralatan standart tukang, seperti :
1. Gergaji 5. Meteran 9. Skop
2. Palu 6. Pemotong besi 10. Golok
3. Tang 7. Cangkul 11. Sendok semen
4. Kakatua (Gegep) 8. Linggis 12. Alat bantu lainnya
I.4 Administrasi dan Dokumentasi

Sebelum pekerjaan dimulai, maka perlu dipersiapkan data-data administrasi yang


meliputi:
 Jaminan Asuransi Tenaga Kerja untuk
melindungi Tenaga Kerja dari Kecelakaan Kerja
 Buku harian di tempat kerja yang
mencatat kejadian-kejadian di tempat kerja yang meliputi: banyaknya
pekerjaan yang dilakukan setiap hari; hari kerja dan tidak kerja, bahan
bangunan yang datang, yang dipergunakan dan yang di tolak atau di terima;
kemajuan pekerjaan; dan kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan. Buku harian ini harus ditandatangani
bersama antara pelaksana dan pengawas harian sebagai tanda persetujuan.
 Buku direksi yang dipergunakan
untuk mencatat semua instruksi direksi yang ditandatangani direksi
Proses dokumentasi dilakukan dalam setiap tahap kegiatan sehingga semua
proses kegiatan dapat di ketahui atau terekam. Dokumentasi dilakukan dengan
Photo Digital sehingga hasilnya dapat di lihat langsung di komputer kerja yang
disediakan dilapangan, sehingga memudahkan dalam proses pengontrolan.

Peralatan yang digunakan:


 Kamera Digital
 Komputer
 Printer

Material yang digunakan:


 Kertas HVS
 Pulpen
 Penggaris
 Kertas Foto
 Album Foto
 Buku Tulis

Jumlah Tenaga Kerja:


Pada pekerjaan ini, tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
 Project Managerr 1 orang
 Site Manager 1 Orang
 Arsitek 1 Orang
 Ahli Electrik 1 Orang
 Surveyor 1 Orang
 Drafter 1 Orang
 Pelaksana lapangan 1 Orang
 Adminstrasi 1 Orang

Waktu Pelaksanaan:
 Untuk kegiatan Administrasi dan
Dokumentasi akan memakan waktu selama masa pekerjaan berjalan.
I.5 Kayu Perancah dan Alat bantu

Untuk mempermudah pekerjaan pembangunan gedung, maka diperlukan alat bantu


bantu, antara lain kayu perancah dan scafolding, dimana alat ini bisa berfungsi
sebagai penyokong pada saat pengecoran struktur beton bertulang lantai dua dan
juga digunakan sebagai tangga/ pijakan pada saat pemasangan bata, plesteran dan
acian serta proses pengecatan.
Kayu perancah dipersyaratkan mempunyai ukuran yang tidak terlalu besar tetapi
kokoh, tidak rapuh sehingga mampu memikul beban konstruksi maupun beban
tukang yang bekerja di atasnya.

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR


II.1 Pekerjaan Pasangan dan Pelapis Dinding
Pekerjaan Pasangan Bata Ringan

Pekerjaan Pas. Bata Ringan Setara CELCON Blok, uk. 60 x 20 x 10


cm(Standart)
 Asumsi:
 Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
 Lokasi pekerjaan : Dinding/tembok gedung Lantai 1A, 1, 2 ,
3,4,5,6,7, Lantai Ruang Mesin Lift, L:antai Beton Doom
 Bahan Yang Digunakan :
 Bata beton ringan setara CELCON Blok, uk. 60 x 20 x 10 cm
(Standart)
 Semen Instan
 Peralatan pekerjaan yang dipergunakan ;
 Gergaji tangan khusus bata ringan
 Trowel, alat untuk aplikasi mortal pasangan
 Roskam
 Sendok semen
 Waterpass
 Palu karet
 Truk/pick up untuk pengangkutan material.
 Alat bantu ; cangkul, pengki, sekop,ember
 Concrete Mixer
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
 Cara pemasangan bata ringan mirip dengan pemasangan bata
biasa atau batako. Perbedaannya adalah seluruh proses
pemasangan harus sangat teliti, bila tidak maka tingkat
kepresisian tidak akan tercapai sehingga pasangan dan acian
menjadi boros.
 Pemasangan bata ringan dilakukan secara bertahap dan diikuti
dengan cor beton kolom praktis dengan mutu K-175.
 Perhatikan gambar perencanaan
dengan seksama dan lakukan
konsultasi dengan Konsultan
Pengawas.
 Buat shop drawing pekerjaan dan
mengajukan ijin pelaksanaan
pekerjaan kepada konsultan pengawas.
 Tentukan daerah yang akan dikerjakan
dinding, dengan memperhatikan
sirkulasi pergerakan manusia, bahan,
peralatan dan daerah yang tidak dipasang seperti pintu.
 Persiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan.
 Letakkan bata ringan pada posisi yang akan dikerjakan.
 Ambil papan atau kayu dan didirikan pada kedua ujung dinding
yang akan dibuat, kemudian paku pada kayu tersebut dan ikat
benang ukur sebagai pedoman kelurusan pasangan.

 Siapkan adukan mortal thinbed pasangan bata ringan sesuai


dengan perencanaan yaitu
ad. 1 pc : 3 ps atau semen
instant khusus
pemasangan bata ringan
 Spesi dituangkan secara
merata pada arai tempat
dipasang dinding bata
ringan

 Pasang bata lapisan pertama diatas adukan spesi dengan


berpedoman pada benang.

 Tekan permukaan bata ringan dengan menggunakan palu karet


agar rata sesuai dengan tarikan benang.
 Rekatkan bagian vertikal bata ringan dengan spesi/mortal.

 Letakkan adukan mortar dengan trowel ke arah vertikal, lalu


horisontal pastikan seluruh permukaan bata ringan tertutup
adukan 

 Cek kerataan dengan waterpass.

 









 Bersihkan sisa-sisa mortal (thinbed) yang keluar dari sela-sela
spesi.
 Setelah lapis pertama telah selesai dipasang dan dibersihkan
kemudian lakukan langkah yang sama untuk pemasangan lapis
berikutnya.

Pekerjaan plesteran :
 Asumsi:
 Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dilaksanakan
dan telah dicek, maka pekerjaan dilanjutkan dengan
pekerjaan plesteran dan acian.
 Plesteran dilaksanakan pada saat pasangan bata berumur
minimal ± 3 minggu.
 Pekerjaan menggunakan tenaga manusia
 Lokasi pekerjaan : Struktur Beton, Dinding
 Persyaratan Bahan Yang Digunakan :
 Semen Portland harus memenuhi NI-8
 Pasir harus memenuhi P.U.B.B - N.I.3 Pasal 14 ayat 2
 Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9
 Penggunaan adukan Plesteran :
- Adukan plesteran menggunakan (semen instan) drymix
plesteran Ex.MU-100 @ 40 kg/Zak.
- Adukan acian menggunakan (semen instan) drymix acian
Ex.MU-200 @ 40 kg/Zak.
- Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
 Peralatan pekerjaan yang dipergunakan ;
 Meteran
 Jidar aluminium
 Sendok semen
 Kertas semen
 Benang
 Truk/pick up untuk pengangkutan material.
 Alat bantu ; cangkul, pengki, sekop,ember
 Concrete Mixer
 Uraian:
 Bidang yang akan menerima finishing di bersihkan, dibasahi
dan kretek/scarth dahulu agar terjadi ikatan kuat terhadap
finishingnya. Untuk permukaan yang akan dicat, pasangan
diplester dengan mortar instan/plesterhalus (acian diatas
permukaan plesterannya).
 Pemasangan kepalaan plesteran menggunakan benang, unting-
unting untuk loting, Waterpass dan jidar dari alumunium.

GARIS BATAS
GARIS PLAFOND PLESTERAN

200mm
800mm 800mm 800mm

10cm

150mm
500mm
30mm
DIND. BATA

KEPALAAN

Gambar Pekerjaan Kepala plesteran

 Buat kamprotan tipis (0,5 ~ 1cm) untuk menghindari


penyusutan yang berlebihan.
 Plesteran dilaksanakan setelah kepalaan berumur ± 1 hari.
 Ketebalan plesteran dalam pekerjaan ini mencapai permukaan
dinding/kolom yang diyatakan dalam gambar adalah 1,5 cm
 Lemparan adukan pada dinding melebar, tidak mengelompok
tebal tipis dan harus rata
 Sebelum plesteran diselesaikan harus dipastikan bahwa
instalasi ME sudah terpasang dengan baik.
 Setelah plesteran setengah kering, diratakan dengan jidar
aluminium (pemakaian roskam sebaiknya dihindari).

GARIS
PLESTERAN KAMPROTAN
PLAFOND

J IDAR
ALUMINIUM















Gambar Perataan Plesteran

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.

PLESTERAN

SIKU BESI
WATERPASS

UNTING-2
METERAN

Gambar Pengecekan Ulang Kerataan plesteran Dinding

 Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan pengacian setelah


umur plesteran ± 2 (dua) minggu dan ratakan dengan jidar
aluminium.
 Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air
sebelum pekerjaan acian.
 Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan
kertas semen.
 Curing permukaan acian minimal sehari sekali selama ± 3
hari.

FLOW CHART PEKERJAAN PLESTERAN

Pembentukan/pengadukan
material plesteran

Pengkretekan/scarth pada
bidang rencana plesteran
Pek. Pasangan kepala
plesteran tegak sebagai
patokan/acuan

Pelaksanaan pekerjaan

plesteran

Hasil Plesteran
Baik Tidak

Perawatan plesteran Pembongkaran

II.2 Pekerjaan Pasangan Lantai


Pekerjaan Keramik Lantai
 Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
2. Lokasi pekerjaan : pada lokasi pekerjaan yang ditunjukkan pada
gambar kerja (gedung kantor dan aula) yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pimpro
 Bahan yang dipergunakan :
1. Spesifikasi
- Ukuran : homogenius tile 60 x 60 cm
keramik 20 x 20 cm
- Mutu/KW keramik : tingkat 1 (satu),
Extraded Single Firing,
- Tahan asam dan basa
- Bahan perekat : Adukan spesi sesuai
spesifikasi teknis
- Bahan pengisi nat : Cement based grout
- Cement Portland, pasir dan air memenuhi syarat yang telah
ditentukan dalam spesifikasi teknis.
 Sement portland : Memenuhi NI-8
 Pasir dan air : Memenuhi syarat NI-2 SK.SNI T-
15-1973-03 dan PBI 1971
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini sesuai/memenuhi
Persyaratan Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-
1982.
3. Bahan yang dipakai dipilih dari satu jenis produk kecuali
dinyatakan lain oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
 Alat yang dibutuhkan :
- Waterpass
- Benang
- Mesin potong keramik
- Meteran
- Sendok Adukan
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
2. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas.
3. Pahami pola pemasangan keramik terlebih dahulu.
4. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman.
5. Rendam keramik selama 1 jam didalam drum air.

6. Anginkan keramik yang telah direndam pada dudukan keramik.

7. Tentukan garis dasar pasangan serta elevasi dari lantai.


Penentuan elevasi ini untuk seluruh kesatuan.

8. Pasang benang arah horizontal dan vertikal (saling tegak lurus)


pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.
9. Kedudukan benang datar dan siku, apabila dinding yang ada
adalah dinding keramik, maka nad pada lantai harus disesuaikan
dengan yang ada pada dinding.
10. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, se-panjang garis
dasar yang telah dipasang.

11. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi
keramik dengan waterpass.

12. Isi bagian permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi.
13. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai
selesai.

14. Jika keramik sudah terpasang, ketuk permukaan keramik


dengan palu karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan
keramik.
15. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.

16. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang


dengan kain lap basah sampai bersih.

17. Untuk menghindari naiknya lantai buatlah delatasi


18. Siapkan bahan nad pada ember dan diaduk dengan rata.

19. Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan cairan nad dengan
menggunakan sendok spesi.
Pengisisan nad dilakukan apabila
kedudukan keramik telah kuat atau spesi
telah kering.

20. Rapikan nad dengan kape.


21. Diamkan dan tunggu sampai nad
tersebut benar-benar kering.
22. Setelah kering bersihkan
permukaan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa bahan
nad dengan menggunakan kain
lap basah sampai bersih.
Pekerjaan Keramik Dinding Kamar Mandi
 Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
2. Lokasi pekerjaan : pada lokasi pekerjaan yang ditunjukkan pada
gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pimpro
 Bahan yang dipergunakan :
1. Spesifikasi
- Ukuran : Keramik 20/ 20
- Mutu/KW keramik : tingkat 1 (satu),
- Tahan asam dan basa
- Bahan perekat :Adukan spesi sesuai spesifikasi teknis
- Bahan pengisi nat : Cement based grout
- Cement Portland, pasir dan air memenuhi syarat yang telah
ditentukan dalam spesifikasi teknis.
 Sement portland : Memenuhi NI-8
 Pasir dan air : Memenuhi syarat NI-2 SK.SNI T-
15-1973-03 dan PBI 1971
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini sesuai/memenuhi
Persyaratan Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-
1982.
3. Bahan yang dipakai dipilih dari satu jenis produk kecuali
dinyatakan lain oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

 Alat yang dibutuhkan :


- Waterpass
- Benang
- Mesin potong keramik
- Meteran
- Sendok Adukan

 Teknis pelaksanaan pekerjaan :


1. Sebelum pekerjaan dimulai, dibuat shop drawing sesuai ukuran
dilapangan. Dijelaskan awal
patokan pemasangan, modul
bahan dipakai, sistem
pemasangan dan buangan
akhir
2. Tentukan sisa potongan keramik > dari ½ badan keramik.
3. Tentukan nad keramik ( agar nad keramik lantai dan dinding
bertemu ).
4. Tentukan titik awal pemasangan keramik.
5. Marking batas pemasangan
keramik.
6. Pas bata diplester tanpa acian
dengan ketebalan 2 cm
7. Sortir keramik agar
menghasilkan keseragaman, baik
warna, ketebalan dan ukurannya.
8. Rendam keramik yang akan
dipasang ke dalam air selama 1
jam.
9. Keramik diangin-anginkan
dengan cara diletakkan pada
tempat dudukan / tatakan
keramik setelah proses
perendaman.
10. Basahi dinding yang akan dipasang keramik dengan air.
11. Pasang benang / senar untuk kepalaan dan harus dicek secara
periodik baik kekencangan maupun elevasinya.
12. Pasang acian pada permukaan dinding.
13. Beri acian pada permukaan sisi belakang keramik.
14. Tempelkan keramik pada
posisinya.
15. Ketuk keramik dengan palu
karet agar menempel erat.
16. Cek kedataran keramik dengan
waterpass secara vertikal dan
horizontal
17. Siapkan isian/bahan nad pada
ember dan aduk hingga rata.
18. Isi sela-sela keramik dengan
bahan nad dengan menggunakan
sendok spesi. Pengisian nad
dilakukan apabila kedudukan
keramik telah kuat atau spesi
telah kering.
19. Rapikan nad tersebut sampai nad tersebut benar-benar kering.
20. Setelah kering bersihkan permukaan pasangan keramik yang
sudah dipasang nad dari sisa-sisa bahan nad dengan
menggunakan kain lap basah sampai bersih.

II.3 Pekerjaan Pasangan Plafond


 Asumsi :
1. Pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan instalasi ME telah
terpasang
2. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
3. Lokasi pekerjaan : pada lokasi pekerjaan yang ditunjukkan pada
gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pengawas Direksi
 Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan plafond meliputi semua jenis plafond seperti yang
tertera pada gambar lelang / gambar kerja yang terdiri dari :
1. Pengukuran
2. Pemasangan rangka
3. Pemasangan plafond Gypsum ex. Jayaboard Rangka Maintee &
Crosstee,Penggantung Root
4. Pemasangan plafond GRC 4mm
5. Alat yang dipergunakan
6. Quality Control
 Peralatan yang digunakan :
- Rol meter - Benang
- Screw driver - Ceiling net / lakban
- Waterpass - Amplas
- Hand sander - Grit paper 150 / 120
- Kuas - Roll cat
 Bahan yang digunakan :
- Gypsum 9 mm
- GRC tebal 4 mm
- Paku kait / penggantung
- ROD ( PENGGANTUNG RANGKA PLAFOND ) : Hanger, clip
adjuster
- Steel hollow
- Top cross rail atau rangka utama
- Furing chanel atau rangka pembagi
- Locking clip
- Skrup ceiling
- Paper tape
- Compound, cat dan plamur

 PELAKSANAAN
- Tentukan / marking elevasi plafond dan buatgaris sipatan
pada dinding & as sumbu ruang an serta titik - titik paku
kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.

- Pasang penggantung rangka plafond ( rod ) yang terdiri


dari hanger dan clip adjuster, dengan posisi tegak lurus.
- Pasang rangka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l
20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi
tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
- Tentukan jarak penempatan kait penggantung.

- Pasang tarikan benang sebagai pedoman pe nentu kelurusan


dan ketinggian rangka plafond.
- Pasang rangka utama / top cross rail dengan jarak 1200
mm.

- Pasang rangka pembagi / furing chanel ( ex. luxalon )


dengan jarak 500 mm menggunakan locking clip.
- cek elevasi dan jarak rangka plafond.
- cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal
lainnya.
- Pasang dan kencangkan clip / rod.
- Pasang material plafond pada rangka dengan sekrup ceiling
menggunakan screw driver dengan jarak 50 cm dan setiap
sambungan harus tepat pada rangka.
- Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling
net / lakban.
- Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound
ceiling.
- Setelah itu diamplas.
- Finish permukaan plafond tersebut dengan cat.
 cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan
kuas untuk bagian tepi dansudut, serta rol cat untuk
bidang luas
 Lalu plafond dipasang list cornice gypsum
II.4 Pekerjaan Pasangan Pintu dan Jendela
 Alat yang digunakan
- Baji karet
- Bor
- Obeng
 Bahan yang digunakan
- Kusen aluminium
- Daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaca)
- Fischer
- Skrup
- Mortar/ semen/ sealant
- Vaseline/ isolasi kertas/ plastik
 Pelaksanaan :
1. Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang
ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen
dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).

2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan


bantuan baji karet/ kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.
4. Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding
5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor,
untuk tempat skrup
6. Masukan fischer kedalam lubang bor

7. Fischer dikencangkan dengan obeng


8. Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam
kusen. aksesoris
9. Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).
10. Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant
(pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).
11. Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang
telah terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi
kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.

II.5 Pekerjaan Pasangan Sanitair


Pekerjaan Monoblock.
 Bahan Yang Digunakan :
- Bowl kloset - Fisher
- Seal gasket (wax ring) - Baut & sekrup
- Stop kran - Pipa Flexibel
- Penutup klosed
 Peralatan Yang Digunakan :
- Bor tangan
- Obeng
 Keselamatan Kerja :
- Pakai kacamata pelindung ketika melakukan pengeboran
-
Hati-hati ketika meletakkan klosed, jaga anggota badan agar
tidak terhimpit klose
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Cocokan spesifikasi klosed dengan RKS
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan
- Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough-in klosed
yang akan dipasang. Tandai lubang yang akan di bor. Sesuaikan
mata bor dengan baut yang akan dipakai

- Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata


dengan lantai keramik.

- Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding


(gunakan seal tape pada penyambunganke pipa instalasi
kemudian hidupkan air, untuk memastikan tidak ada kebocoran.

- Letakkan seal gasket (wax ring) diatas lubang pembuangan

- Letakkan bowl klosed perlahan-lahan


diatas lubang pipa pembuangan yang
telah dipasang seal gasket (wax ring).
Pastikan seal gasket terpasang dengan
baik dan benar.
- Masukkan baut pengikat lantai kedalam
lubang baut pada kaki klosed, kemudian
kencangkan sekrupnya Hindari
pengencangan sekrup yang berlebihan.
- Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke
dinding, pastikan sealnya sudah terpasang dengan benar.

- Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang


gunakan obeng untuk mengencangkanya.

Pekerjaan Kran Air


 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Beri selotip pada kran yang akan dipasang lalu pasang kran air
- Setelah terpasang, cek terhadap kekuatan pemasangan kran air
 Bahan Yang digunakan :
- Kran air , spesifikasi sesuai gambar dan RKS serta petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi
 Peralatan Yang digunakan :
- Meteran
- Waterpass
- Kunci
 Keselamatan kerja :
- Pakai Sarung Tangan
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm

Pekerjaan Urinoir
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
- Cocokan spesifikasi urinoir dengan RKS dan gambar
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
- Tentukan tinggi urinoir dengan berpedoman pada letak pipa
pemasukan (inlet) dan pipa pembuangan (outlet).
- Pasang urinoir, untuk sambungan gunakan seal tape sebelum
disambung, untuk menghidari kebocoran.
- Rapihkan peralatan apabila pekerjaan tersebut selesai.
 Bahan Yang Digunakan :
- Urinoir
- Seal Tape
 Peralatan Yang Digunakan :
- Kunci – kunci
- Meteran
- Waterpass
 Keselamatan Kerja :
- Hati-hati ketika meletakkan urinoir
- Pakai sepatu
- Pakai sarung tangan

Pekerjaan Wastafel.
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan
kepada konsultan pengawas
- Cocokan spesifikasi wastavel dengan RKS
dan gambar
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan
kerja
- Tentukan tinggi wastafel dengan
berpedoman pada letak pipa pemasukan (inlet) dan pipa
pembuangan (outlet).
- Tandai lubang pada dinding dengan paku

- Lakukan pengeboran pada dinding

- Pasang bracket pada lubang yang telah dibor

- Pasang pipa kran pada dinding


- Lakukan pengelasan pipa dengan pipa yang ada pada dinding

- Pasang penyambung pipa

- Pasang kran pada wastafel

- Pasang socket pipa

- Pasang pipa penghubung dengan wastafel

- Pasang wastafel pada pipa, yang telah dipasang


perlengakapannya.
- Check sambungan antara pipa dengan wastafel

- Perkuat sambungan pipa agar tidak terjadi kebocoran

- Wastafel selesai dipasang.

Bahan yang Digunakan : Peralatan yang Digunakan :


- Wastafel - Tang
- Pipa - Obeng
- Kran - Meteran
- Bracket - Kunci Pipa
- Mesin Las
 Keselamatan kerja :
- Pakai kacamata pelindung waktu pekerjaan pengelasan pipa
- Pakai sarung tangan
- Perhatikan posisi berdiri waktu wastafel selesai dipasang.

Pekerjaan pemasangan Shop dispenser, Double Robe Hook


Stainless, Hand Shower dan Spray Shower, Hand Railing difabel
stanlessteel
 Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan
pengawas
- Cocokan spesifikasi hand shower dengan RKS dan gambar
- Siapkan gambar kerja dan material yang sesuai dengan
spesifikasi teknis serta petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
- Pengukuran dan penandaan titik ketinggian pemasangan alat
sanitair
- Pengeboran titik lubang fisher sesuai gambar kerja, RKS serta
petunjuk dari Konsultan Pengawas dan Direksi
- Pasang material sanitair dengan memutar sekrup sampai benar-
benar kuat dan benar posisinya lalu cek kekuatan pemasangan.

 Bahan yang Digunakan :


- Hand shower
- Spray shower
- Shop dispenser
- Double Robe Hook Stainless
- Hand Railing difabel stanlessteel
- Fisher
- Baut
 Peralatan yang Digunakan :
- Tang
- Obeng
- Meteran
- Bor tangan

II.6 Pekerjaan Pengecatan


 Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
2. Lokasi pekerjaan : pada lokasi pekerjaan yang ditunjukkan pada
gambar kerja (gedung kantor dan aula) yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pimpro
 Lingkup kerja:
Pekerjaan pengecatan meliputi pengecatan dinding bangunan,
plafond Adapun jenis cat untuk masing-masing pekerjaan adalah
sebagai berikut :
 Cat dinding;
- Interior Pentalite setara ICI/Dulux Warna approval
- Eksterior Weathershield setara ICI/Dulux Warna approval
 Cat plafond setara cat Vinilex.
 Cat Listplank GRC setara Vinilex
 Cat Kanopi Beton di atas Jendela Setara Vinilex
 Pekerjaan cat dinding dan plafond
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat tidak mudah
mengelupas, harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Permukaan dinding akan dibersihkan dulu sebelum dicat, yaitu
dengan diampelas, sikat kawat atau gurinda ( bila ada plesteran
yang tidak rata )
 Untuk plafond, akan dilakukan pembersihan permukaan
sambungan yang dilapisin bahan compound sebelum dicat yaitu
dengan diampelas
 Setelah itu permukaan dinding diberi lapisan plamur dinding
supaya pori-pori plesteran / acian dapat tertutup.
 Selanjutnya permukaan dinding diampelas lagi supaya
didapatkan permukaan yang bersih dan halus.
 Kemudian pengecatan dilakukan sebanyak tiga lapis dengan cat ,
sampai dinding tertutup cat dengan sempurna, dan tidak ada
banyangan semen.

 Quality Control
Dalam pelaksanaan pekerjaan harus selalu diperhatikan dan
dipastikan dulu :
 Kebersihan dinding bata, semua tonjolan harus tidak ada kecuali
yang memang harus ada, seperti kolom beton atau balok beton.
 Dinding tidak dalam keadaan lembab, karena akan
menyebabkan cat mudah mengelupas.
 Plesteran dinding tidak bergelombang.

II.7 Pekerjaan Railing dan Hand Railing


 PELAKSANAAN:
1. Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar
kerja.
2. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.
3. Pasang Tiang Railing pada awal trap
Tangga & pada bordes lantai atasnya.
4. Tarik benang antara kedua tiang railing.
5. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.
6. Matikan dudukan tiang railing.
7. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
8. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
9. Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga
yang telah terpasang.

Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan Dynabolt dan agar


diperhatikan sistem Joint bagian bawah (Plat Tangga dengan Cover
Plat).
III. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING
III.1Pekerjaan Air Bersih
Yang dimaksud Instalasi air bersih disini adalah :
1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari sumur pompa
deep wellAie pemakaian langsung atau ke bak penampung
(reservoir) melalui pompa distribusi.
2. Sarana pipa dari reservoir ke tiap-tiap titik pemakaian (kran,
fixtures sanitary) dengan sistim gravitasi atau dilengkapi pompa
boster bila tekanan air diperlukan lebih besar dari tekanan
gravitasi.
a. Material
 Pompa-Pompa (delivery, distribusi, booster)
 Tangki Reservoir (Kapasitas masing-masing disesuaikan dg.
Kebutuhan)
 Pipa Galvanized (GIP) class medium
 Pipa PVC (class AW, VP), Pipa ABS
 Valve (Gate valve, check valve, straimed, flexible,
connection,fast valve).
 Fitting Galvanized (tee, elbow,reducer, socket, flame, dll)
 Fitting PVC (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)
 Fitting ABS (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)
 Material Bantu (lem PVC, sealtape, penggantung, clamp, dll)
b. Peralatan
 Mesin Las
 Gerinda Tangan
 Bor Duduk & Bor Tangan
 Takel
 Kunci Pipa, Kunci Pas
 Mesin Senai
c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor:
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan
koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur
pipa AC, Air Kotor, Fire Fighting, Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
c. Lapisi pipa Gip (jika akan di cat seluruh/ daerah Expose)
dengan cat dasar (zincromate).
d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat (warna sesuai
spesifikasi teknis).
e. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil
marking.
f. Pasang pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing,
penyambungan pipa diameter kurang dari 2,5 ichi
dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
g. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur ke-
lurusan pipa.
h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sam-
bungan pipa

i. Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai


spesifikasi yang berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoor-
dinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik (arsitek)
dan sanitary.
k. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah
terpasang.

2. Pemasangan Pipa Outdoor:


a. Marking jalur pipa.
b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
c. Sambung pipa di atas galian.
d. Lapisi pipa dengan zincromate.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai
spesifikasi teknis yang berlaku.
f. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
g. Turunkan pipa ke dalam galian.
Lapis kembali galian dengan pasir.
Urug galian

3. Pemasangan Valve
a. Check lokasi penempatan valve (apakah space/jarak
antar pipa yang telah disiapkan telah sesuai dcngan lebar
valve?)
b. Siapkan valve dengan flange-nya..
c. Pasang valve.
d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut.
4. Pemasangan Pompa:
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata
pondasi.
c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
d. Pasang Pompa dan valve-valvenya..
e. Sambung instalasi daya ke pompa.
f. Untuk pompa transfer automatisasi menggunakan water
level control (biasanya menggunakan elektroda)
g. Pengaturan pompa booster dcngan pressure switch
sebagai berikut :
 Pada posisi tekanan instalasi 2.5 Bar pompa 1
(kesatu) ON Jika tekanan kembali ke 3 Bar pompa Off
 Namun jika tekanan terus turun hinggga posisi 1.5
Bar pompa kedua ON Jika tekanan naik lagi hingga 2
Bar pompa kedua Off Pompa kesatu dan kedua selalu
bergantian posisi (alternated parallel)
h. Lakukan running test pompa
III.2Pekerjaan Air Kotor
Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari
closet dan terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air
buangan melalui wastafel, bak cuci dan floor drain (pembuangan pada
lantai) yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor
menuju bak penampungan (septic tank, STP).
Untuk American Standard biasanya pipa air kotor dan pipa air
buangan dipisahkan, akan tetapi sistim Japan Standard digabung
menjadi satu.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah :
 Untuk air kotor dibuat dengan kemiringan (± 1)
 Untuk air buangan dibuat dengan kemiringan (± 1 li) Masing-
masing pipa air kotor & air buangan harus dilengkapipettrap
(saluran leher angsa) untuk mencegah bau.
a. Material
 Pompa Buangan (Sewage Pump)
 Pipa PVC (class AW/D)
 Pipa Cast Iron (cip)
 Fitting PVC (elbow, tee, socket, reducer)
 Fitting Cast Iron (elbow, tee, socket,reducer)
 Valve Cast Iron (check valve, gatevalve,fast valve)
INSTALASI PIPA VENTILASI
Instalasi ini berfungsi untuk menghubungkan/ menyalur-kan udara
yang terjebak pada pipa air kotor maupun pipa air buangan sehingga
air bisa berjalan dengan lancar.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pipa cersebut disambung pada
pipa air kotor / air buangan diatas posisi pipa tersebut dan disalurkan
pada daerah yang tertinggi (ke atap diatas plafond) dilengkapi dengan
vent cup.

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT


IV.1 Pekerjaan Panel dan Kabel Feeder
PEMASANGAN KONDUIT OUTBOW
a. Material
 Konduit PVC / Steel
 Tee Dos, Sock dan klem konduit
 Fisher
b. Peralatan
 Bending Konduit
 Bor Tangan
 Tang, Obeng dll
 Benang
 Cat, Kapur & Spidol
c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow
 Plat Lantai bersih dari bekisting
 Marking Jalur Instalasi
 Tandai Lokasi Klem
 Bor Lokasi Klem
 Pasang Konduit

PEMASANGAN KABEL TRAY DAN LADDER


a. Material
 Kabel Tray
 Kabel Ladder
 Gantungan
 Kabel NYA
 Fitting dan Jointing
b. Peralatan
 Kunci Pas
 Tang, Obeng
 Bor Tangan
 Kapur Tulis
c. Pelaksanaan
 Lantai bersih daribekisting
 Marking Jalur Kabel tray
 Tandai lokasi gantungan
 Bor lubang untuk dinaset gantungan
 Pasang gantungan
 Pasang tray
 Hubungkan tray satu denganyang lain dengan kabel NYA 2,5
mm
URUTAN PELAKSANAAN KABEL TRAY
1. Marking jalur tray sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran
untuk gantungan
2. Bor lokasi gantungan
3. Pasang gantungan tray sesuai dengan ketinggian yang diminta
4. Tray dengan lebar 100 cm ke atas harus dipasang support pada
tiap balok struktur atasnya
5. Pasang kabel tray
6. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan
kabel NYA 2,5 mm.
URUTAN PELAKSANAAN KABEL LADDER
1. Marking jalur ladder sesuai shopdrawing, tandai lokasi
pengeboran untuk gantungan
2. Bor lokasi gantungml support
3. Pasang gntung & nl support ladder
4. Pasang kabel ladder
5. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan
kabel NYA 2.5 mm.

METODE PEMASANGAN KABEL


a. Material b. Peralatan
● Kabel Power ● Tang, Obeng
● Kabel skun ● Kabel ties
● Tali ● Tang pre
c. Urutan Pelaksanaan
KABEL PADA TRAY
 Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan
dipasang
 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari
kebutuhan
 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1
meter
 Kabel siap disambung dengan panel
KABEL PADA LADDER
 Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan
dipasang
 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari
kebutuhan
 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari
pinggir
 Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal
 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan
jarak 1 meter
 Kabel siap disambung dengan panel

MULAI A

APPROVAL MATERIAL
DAN SHOP DRAWING TEST TAHANAN ISOLASI

PERSET-UJUAN N
KOREKSI
N
OK KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN UNIT,
MATERIAL DAN
LISENSI PENGUKURAN KEMBALI
GALIAN KABEL TEGANGAN
SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN
DI LAPANGAN
N
OK KOREKSI

N Y
OK TUNGGU

PENYAMBUNGAN KABEL-KABEL
TEGANGAN RENDAH LENGKAP
Y ACCESSORIESNYA

PEMASANGAN PIPA
SPARING DAN GALIAN
KABEL-KABEL
TEGANGAN MENENGAH N
OK KOREKSI
& RENDAH

N
OK KOREKSI TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

PEMASANGAN/PENARIKAN
KABEL TEGANGAN N
OK CEK/
RENDAH DARI LVMDP KE
PERBAIKA
GEDUNG BAPPEDA &
N
BAWASDA
Y

DITERIMA
N
OK KOREKSI

Y SELESAI

PENARIKAN DARI LOW


VOLTAGE DISTRIBUSI
PANEL (LVMDP) KESUB
PANEL TIAP LANTAI

N
OK KOREKSI

PEKERJAAN PEMASANGAN PANEL LISTRIK


a. Material
 panel
 dynabolt
 bahan pondasi
b. Peralatan
 bor tangan
 kunci pas, obeng dll
 waterpass
c. Pelaksanan
PEMASANGAN PANEL FREE STANDING
 Pastikan pondasi panel telah dibuat benar
 Marking lokasi penempatan panel
 Bor lubang dynabolt
 Letakan panel diatas pondasi
 Kencangkan baut dynabolt
PEMASANGAN GROUNDING PANEL
a. Material
 Kabel bc
 Plat tembaga
 Isolator
 Copper rod
 Mur baut
b. Peralatan
 Bor tangan
 Tang, obeng dll
 Gergaji besi
c. Urutan Pelaksanaan
 Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm & tinggi
30 cm dari lantai
 Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm
 Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga bak kontrol
grounding
 Sambungkan antar plat tembaga dengan jointing dari dahan
tembaga

IV.2 Pekerjaan Titik Instalasi Daya dan Fixiture Armature


Penerangan
PEMASANGAN ARMATURE
a. Material
 Armatur
 Kawat gantungan
b. Peralatan
 Tang, Obeng dll
c. Urutan Pelaksanaan
TL recessed mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol
2. Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik
3. Koordinasikan dg rangka plafon
4. Pasang kawat gantungan
5. Pasang lampu dengan melepas kap lampu
6. Kencangkan kawat gantungan
7. Sambung ke instalasi
8. Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian
TL ceiling mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat
gantungan
2. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
3. Pasang lampu jika plafon telah finish
4. Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi
Lampu Taman & Jalan
1. Marking posisi lampu
2. Buat pondasi tiang lampu
3. Dirikan tiang lampu
4. Pasang lampu pada tiangnya
5. Sambung ke instalasi

PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK


a. Material
 Saklar
 Stop kontak
 Grid switch
b. Peralatan
 Bor tangan
 Tang, obeng dll
 Waterpass
c. Urutan Pelaksanaan
1. Marking jalur konduit pada dindin
2. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
3. Pasang konduit dan inbow dos
4. Tunggu sampai dinding plester akhir
5. Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
6. Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata

V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS LEMAH


V.1 Pekerjaan Telepone
PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
a. Peralatan
 Tang, Obeng dll
 Waterpass
 Kunci pas
b. Bahan yang digunakan
 PAI3X
 Pesawat Telepon ● Konduit
 Outlet Telepon ● Kabel instalasi
 Terminal box ● Material Bantu
c. Pelaksanaan
 Pemasangan instalasi Konduit
 Pemasangan Kabel Instalasi Telepon
 Pemasangan Instalasi Rak Kabel
 Pemasangan Terminal Box
 Pemasangan Outlet Telepon
 Pemasangan Peralatan Utama

MULAI A

1. PENYAMBUNGAN SEMUA TERMINAL


APPROVAL MATERIAL KABEL
DAN SHOP DRAWING 2. PENYAMBUNGAN GROUNDING

PERSET-UJUAN N
KOREK N
OK
SI KOREKSI

Y Y

PENGADAAN UNIT, 1. PEMASANGAN KEY


MATERIAL DAN TELEPON
LISENSI LENGKAP ACCESSORIES
2. PEMASANGAN SENTRAL
OPERATOR

SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN N
OK KOREKSI
DI LAPANGAN

Y
OK N
TUNGGU
1. PENYAMBUNGAN KEY TELEPON
Y DENGAN MDF
2. PENYAMBUNGAN KEY TELEPON
DENGAN TERMINAL BOX TELEPON
1. MARKING UNTUK
3. SETTING PROGRAM
BOBOKAN
2. PASANG PIPA INSTALASI/
KONDUIT

OK N
N KOREKSI
OK
KOREKSI
Y
Y

1.PEMASANGAN/ PENARIKAN KABEL TESTING DAN


TELEPON TIAP LANTAI COMMISSIONING
2.PEMASANGAN TERMINAL BOX,
MDF DAN GROUNDING SYSTEM

OK N
OK N
KOREKSI
Y
Y
DITERIMA
PEMASANGAN TERMINAL
OUTLET
OK N
KOREKSI

CEK/
PERBAIKAN

V.2 Pekerjaan Penangkal Petir


PEMASANGAN PENANGKAL PETIR
a. Material
 Konduit pvc
 Tiang penangkal petir
 Kabel coaxial/kc/nyy
 Copper rod
 Head penangkal petir
b. Peralatan
 Grounding test
 Tang, obeng, gergaji besi
 Bending conduit
c. Urutan Pelaksanaan
1. Tentukan lokasi grounding
2. Pantek grounding dengan
copper rod
3. Buat bak kontrol
4. Rangkai penangkal petir
dan
Lampu pada tiang
penangkal petir
5. Pasang penangkal petir
pada
Lokasi sesuai gambar
6. Tarik kabel & sambung
dengan pantekan
7. Finish arsitektur
MULAI A

APPROVAL 1. PEMASANGAN PENANGKAL PETIR


MATERIAL DAN
SHOP DRAWING TYPE NON RADIOAKTIF LENGKAP
TIANG PIPA GALVANIS & MOUNTING
PERSET-UJUAN
N RING.
KOREKSI
2. PENARIKAN KABEL NYA 1 X 70MM2
OK N
Y KOREKSI

PENGADAAN UNIT, Y
MATERIAL DAN
LISENSI
PENYAMBUNGAN
SELURUH SYSTEM
PENAMGKAL PETIR
SELEKSI MATERIAL
DAN CEK KESIAPAN LENGKAP
DI LAPANGAN ACCESSORIESNYA

OK N
KOREKSI
OK N
TUNGGU
Y
Y
UKURAN
40 X 40 X 40 CM
1. PENGEBORAN UNTUK PEMASANGAN
ELEKTRODA
2. PEMASANGAN FONDASI TIANG OK N
KOREKSI
PENANGKAL PETIR
Y
OK N
KOREKSI TESTING DAN
COMMISSIONING
Y

PEMASANGAN PIPA
OK N
GALVANIS, CEK/
PENARIKAN KABEL BC PERBAIKAN
70 MM2, LENGKAP Y
ACCESSORIES
DITERIMA

OK N
KOREKSI

SELESAI
Y

Flow Chart Pekerjaan Pemasangan Penangkal Petir

A.2. PEKERJAAN NON STANDAR


V. PEKERJAAN STRUKTUR
V.1 Pekerjaan Pondasi dan Tiang Pancang
Pekerjaan Sudah Dilaksanakan
V.2 Pekerjaan Waterproofing
 Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
bantu
2. Lokasi pekerjaan : Plat Atap/talang, Ground Reservoar, Lantai
KM/WC dan daerah-daerah basah lainnya dan/atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
 Uraian Pekerjaan;
Waterproofing membran bakar merupakan teknik pengaplikasian
material Waterproofing yang fleksibel, berbahan dasar APP
( Atactic Poly – Propylene ) modifikasi bitumen, yang di perkuat
dengan bahan polyster non woven. Pekerjaan ini dilaksanakan
meliputi pekerjaan pelapisan primer bitumen dan pemasangan
waterproofing membrane dalam batas rencana yang ada di dalam
gambar, dan sesuai spesifikasi teknis.
 Peralatan pekerjaan yang dipergunakan ;
- Gas Flame Torcher
- Tabung gas Elpiji beserta regerator khusus
- Steel brushing
- Alat bantu; sekop, kape, sapu, kuas/roll cat
 Bahan ;
- Lapisan primer bitumen, spesifikasi sesuai RKS dan gambar
kerja
- Water proofing membrane, spesifikasi sesuai RKS dan gambar
kerja
 Tenaga Kerja ;
- Tukang
- Pekerja
- Mandor
 Urutan Kerja/Metode Pelaksanaan ;
- Sediakan alat dan bahan pekerjaan untuk waterproofing
membran
- Bersihkan lokasi yang akan dilapisi waterproofing membrane
dengan alat- alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya,
pastikan setiap bidang bebas dari debu, pasir, minyak, tanah
dan oli hingga permukaan sudah benar-benar bersih.
- Labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan
lapisan primer bitumen(coating) secara merata serta pada
bidang dinding naik (ban-banan) sekitar 30 cm dari lantai
rencana dangan alat kuas/roll cat.

Ilustrasi pekerjaan lapisan primer bitumen


- (coatinng)
Cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar
rapi dan menutup semua permukaan.
- Pasang waterproofing membrane yang dipanasi dengan alat
Tourching dan gas elpiji pada bagian bawah, tekan-tekan
secara merata keseluruh permukaan dengan sambungan
overlap kurang lebih 10 cm. Lakukan dari posisi yang lebih
tinggi, agar over lift berikutnya selalu di posisi bawah
Ilustrasi pekerjaan pemasangan membran
- Memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane
yang sudah dipasangan sebelumnya.
- Melakukas tes penggenangan dengan air selama satu hari atau
3×24 jam

Ilustrasi pekerjaan tes rendam waterproofing


membran
- Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak
terjadi kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian
yang bocor.
- Setelah pekerjaan water proofing telah dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan pekerjaan screeding penutup
waterproofing setinggi 10 cm

VI. PEKERJAAN ARSITEKTUR


VI.1 Pekerjaan Pasangan dan Pelapis Dinding
PEKERJAAN DINDING GRANIT SISTEM BASAH
a. Peralatan
 Sendok spesi ● Ramset (alat tembak paku beton)
 Ember ● Batu gerinda
 Cangkul ● Amplas halus
 Sekop ● Paku beton
 Benang
 Siku-siku
 Waterpass
 Rol meter
 Unting-unting
 Kain lap
 Paku
 Palu
 Tang
 Cape
 Mesin poles marmer/granit (untuk mengkilapkan
permukaan)
b. Bahan
 Granit
 Semen pc
 Pasir
 Air
 Bahan cor nad (afagrout, ibagruot, afafik dan lain-lainwarna
sesuai rencana).
 Kawat angkur kuningan diameter 0,2 cm.
 Bubuk pengkilap/batu kuning (untuk mengkilapkan
permukaan).
c. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang
akandigunakan.
2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
3. Gelar granit seluas dinding sesuai dengan pola yang
ada pada gambar shopdrawing

4. Seleksi ukuran, warna, arah serat, dan cacat-cacat


permanen granit.
5. Marking atau tandai granit sesuai posis1 dan arah
serat. penandaan ini menggu-nakan isolasi, setelah granit
terpasang isolasi baru dilepas
6. Marking dan tandai letak angkur dengan paku pada
dinding yang akan dipasang granit.

7. Lubangi granit untuk dudukan kawat angkur


8. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada
dinding sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan
benang antara horisontal dan vertikal harus siku dan
datar, cek kedataran benang dengan waterpass.
9. Pasang kawat angkur arah melintang/horisontal pada
dinding sesuai marking dengan bantuan paku.
10. Pasang alat bantu kawat penahan sementara.

11. Pasang kawat angkur sesual kedudukan.

12. Pasang granit pada posisinya dengan bantuan angkur


mati dan angkur sementara. arah pemasangan dimulai
dari bawah dan kedudukan granit harus sesuai dengan
saat penggelaran

13. Isi spesi secara hati-hati agar kedudukannya tidak


berubah, dan sebelum spesi kering/ mengeras lepas
kawat Bantu sementara
14. Cek kerataan permukaan granit dengan waterpass.

15. Isi sela nad dengan bahan pengisi yang telah dise-tujui.
16. Bersihkan permukaan granit yang terpasang dengan
kain lap basah.

VII. PEKERJAAN MEKANIKAL


VII.1 Pekerjaan Hydran Springkel dan Fire Extanguisher
PEMASANGAN FIRE FIGHTING
a. Material
 Pompa-pompa
 Valve
 Pipa Gip/black steel
 Hydrant box & Accessories
 Hydrant Pillar
 Siamese Connection
 Head Sprinkler
 Fire Extinguisher
 Material bantu
b. Peralatan
 Mesin las
 Gerinda tangan
 Bor duduk & bor tangan
 Takel
 Kunci pipa, kunci pas, dsb
c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan
dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing,
Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukurankebutuhan.
c. Lapisan pipa Black Steel (GIP jika akan di cat seluruh pipa)
dengan cat dasar (zincromate).
d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat merah.
e. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil
marking.
f. Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada
shopdrawing, penyambung pipa diameter kurang
dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas
dengan las.
g. Gunakan benang & waterpass untuk mengukur kelurusan
pipa.
h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan
pipa.
i. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi
yang berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus
dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan plafon(arsitek)
dan pekerjaan ME lainnya.
k. Lakukan test tekan ulang jika pipa dropper telah terpasang
2. Pemasangan Pipa Outdoor
a. Marking jalur pipa.
b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
c. Sambung pipa di atas galian.
d. Lapisi pipa dengan zincromat.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi
teknis yang berlaku
f. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
g. Turunkan pipa ke dalam galian.
h. Lapis kembali galian dengan pasir.
i. Urug galian.
3. Pemasangan Hydrant Box Indoor
a. Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian
bagian atas 150 cm.
b. Bobok dinding bata sesuai ukuran marking.
c. Pasang hydrant box pada posisinya.
d. Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box.
e. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
f. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.
4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor, Pillar dan Siamese
Connection
HYDRANT BOX
a. Marking lokasi penempatan hydrant box.
b. Buat pondasi hydrant box
c. Pasang hydrant box pada posisinya.
d. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
e. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi
proyek aman.
HYDRANT PILLAR
a. Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese
connection
b. Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke
posisinya.
c. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi
d. Hydrant Pillar maupun Siamese connection.
e. Pasang Hydrant pillar dan Siamese connection.
5. Pemasangan Head Sprinkler
a. Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang
b. Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa
dropper.
c. Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat
6. Pemasangan Pompa
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan & rata pondasi.
c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
d. Pasang Pompa dan valve-valve nya.
e. Sambung instalasi daya ke pompa
f. Atur pressure switch pompa sebagai berikut :
 Pompa jockey On posisi 8,5 Bar, Off posisi 9 Bar
 Electric Pump On posisi 7 Bar, Off manual
 Diesel Pump On posisi 6 Bar, Off manual
g. Lakukan running test pompa

7. Test Fire Fighting


TEST HYDRANT
 Tutup seluruh kran pada hydrant box dan hydrant pillar.
 Siapkan selang pemadam sesuai ukurannya.
 Posisikan pengatur pompa pada auto
 Buka valve pada hydrant box maupun hydrant pillar
TEST SPRINKLER
 Buka Valve pada instalasi fire sprinkler.
 Siapkan operator penutup valve pada lantai/zona yang
akan ditest.
 Posisikan pengatur pompa pada auto.
 Panasi head sprinkler dengan api.
 Setelah sprinkler pecah dan test dinyatakan OK, segera
tutup valve pada instalasi yang menuju daerahtest
 Ganti head sprinkler yang pecah dengan yang baru

VII.2 Pekerjaan Pengkondisian Udara


PEMASANGAN AC CENTRAL
a. Material
 Chiller
 AHU/FCU
 BJLS
 Pipa Gip/ Black Steel
 PipaPVC
 Bahan isolasi
 Diffuser dan grill
 Material bantu
b. Peralatan
 Mesin las
 Gerinda tangan
 Bor duduk & bor tangan
 Gunting seng
 Takel
 Kunci pas, obeng, tang dsb
c. Urutan pelaksanaan
1. Pemasangan Ducting
 Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan
dipasang
 Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di
workshop)
 Buat fitting (elbow percabangan) ducting
 Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium
foil
 Marking jalur ducting
 Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai
elevasinya
 Pasang ducting
 Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam
hari
 Pasang isolasi pada sambungan ducting
2. Pemasangan Pipa Chiller
PIPA INDOOR
 Marking jalur pipa
 Pasang gantungan pipa dengan ketinggian sesuai
elevasinya
 Pasang pipa pada gantungannyasambung pipa dengan las
 Test pipa dengan cornpresor
 Pasang isolasi pipa per satuan panjangnya

PIPA OUT DOOR


 Marking jalur pipa
 Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya
 Sambung pipa di atas galian
 Lakukan test tekan pipa
 Pasang isolasi pipa
 Beri lapisan pasir pada dasar galian
 Turunkan pipa ke dalam galian
 Lapis kembali galian dengan pasir

MULAI A

APPROVAL
PEMASANGAN OUT DOOR
MATERIAL DAN
UNIT DAN INDOOR UNIT
SHOP DRAWING
LENGKAP ACCESSORIES

PERSET-UJUAN
N
KOREKSI
OK N
KOREKSI
Y
Y
PENGADAAN
UNIT, MATERIAL PENYAMBUNGN PIPA
DAN LISENSI REFRIGENT DI OUT DOOR
UNIT DAN INDOOR UNIT
LENGKAP ACCESSORIES
SELEKSI
MATERIAL DAN
CEK KESIAPAN DI
LAPANGAN OK N
KOREKSI

OK N Y
TUNGGU
1. PENYAMBUNGAN & PEMASANGAN
PIPA DRAINASE
Y 2. PEMASANGAN DIFUSERLENGKAP
ACCESSORIES BERSAMAAN
PASANG PLAFOND
1. FABRIKASI DUCTING AC, FRESH AIR
DAN EXHAUST FAN
2. PEMASANGAN GANTUNGAN DUCTING
SUPPORT DAN BRUCKET OUT DOOR
UNIT
OK N
KOREKSI

OK N
KOREKSI Y

Y TESTING DAN
COMMISSIONING
1. PEMASANGAN DUCTING AC, FRESH
AIR & EXHAUST FAN
2. PEMASANGAN IN DOOR UNIT & PIPA
REFRIGERENT OK N
CEK/
PERBAIKAN

OK N DITERIMA
KOREKSI
A

Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan AC

3. Pemasangan AHU/FCU
 Marking lokasi penempatan AHU/FCU
 Pasang gantungan
 Pasang AHU/FCU
 Pasang kare mounting dan kencangkan bautnya
 Sambung pipa chiller & draint serta duet ke unit
 Pasang instalasi listriknya
4. Pemasangan Chiller
 Marking pondasi chiller
 Buat pondasi chiller
 Letakkan chiller pada pondasinya
 Pasang spring mounting chiller
 Sambung instalasi pipa chiller lengkap dengan valvenya
 Sambung instalasi listriknya
5. Pemasangan Pompa Chiller
 Marking pondasi pompa chiller
 Buat pondasi pompa chiller
 Letakkan pompa chiller pada pondasinya
 Pasang mounting chiller
 Sambung instalasi pipa ke pompa chiller lengkap dgn
valvenya
 Sambung instalasi listriknya

PEMASANGAN AC SPLIT
a. Material
 Chiller
 AHU/FCU
 BJLS
 Pipa Gip/ Black Steel
 PipaPVC
 Bahan isolasi
 Diffuser dan grill
 Material bantu
b. Peralatan
 Mesin las
 Gerinda tangan
 Bor duduk & bor tangan
 Gunting seng
 Takel
 Kunci pas, obeng, tang dsb
c. Urutan pelaksanaan
1. Pemasangan Ducting
 Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang
akan dipasang
 Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di
workshop)
 Buat fitting (elbow percabangan) ducting

 Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan


aluminium foil
 Marking jalur ducting
 Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai
elevasinya
 Pasang ducting
 Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat
malam hari
 Pasang isolasi pada sambungan ducting
2. Pemasangan Pipa Refrigerant
 Marking pipa / rak pipa
 Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai
elevasinya
 Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih dari 2 pipa)
 Pasang isolasi pipa copper per satuan panjangnya
 Pasang pipa pada rak / gantungannya
 Sambung pipa dengan las tembaga
 Test pipa dengan compresor
 Rapikan isolasi pipa
3. Pemasangan Indoor Unit
 Marking lokasi penempatan indoor unit
 Pasang gantungan
 Pasang indoor unit
 Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
 Sambung pipa copper dan ducting ke unit
 Pasang instalasi listriknya
4. Pemasangan Outdoor unit
 Marking pondasi outdoor unit
 Buat pondasi outdoor unit
 Pasang dinabolt pada pondasi
 Pasang outdoor unit lengkap dengan mountingnya
 Sambung pipa ke outdoor unit
 Sambung instalasi listriknya

VII.3 Pekerjaan Elevator


PEKERJAAN PERSIAPAN
Pelaksanaan persiapan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Lift meliputi :
1. Klasifikasi final Specifikasi Teknis unit Lift
2. Membuat Shop Drawing untuk disetujui oleh pihak terkait sebagai
gambar pelaksanaan.
3. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
4. Monitoring Lapangan.

PABRIKASI
Pelaksanan pekerjaan pabrikasi, dapat dilaksanakan setelah Final Specifikasi
Teknis dan Shop Drawing disetujui bersama.

PENGIRIMAN
Proses pengiriman dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan unit Lift
selesai diproduksi, dan diperkirakan 1 ( satu ) minggu sebelum pemasangan
unit Lift tersebut akan sampai dilokasi proyek.

UNIT ONSITE.
Pengiriman uni Lift ke lokasi proyek menyesuaikan kondisi lapangan
dengan menggunakan Truk Container.
Untuk kelancaran pekerjaan tersebut diatas, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh pihak lain ( MK ) antara lain :
 Pengadaan lokasi penempatan unit onsite.
 Pengadaan jalan masuk kelokasi penempatan untuk akses Truk
Container dan Forklit.

PEKERJAAN PEMASANGAN UNIT LIFT


Pekerjaan pemasangan Lift dapat dimulai setelah :
1. Hoistway Lift ( termasuk ruang mesin ) telah selesai pengerjaannya
2. Unit Lift dan sudah masuk kelokasi proyek.
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil
dalam pembuatan Hoistway Lift antara lain :
1. Ukuran bersih Hoistway Lift dan ketegak lurusannya.
2. Kedalaman pith Lift .
3. Tempat dudukan beam mesin Lift / dudukan ( reaction force )
4. Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift.
5. Ketinggian over head dan ruang mesin Lift.
6. Ring balok (kelipatan 2,5 M ) untuk pemasangan bracket Main dan CWT
Rail Lift.
7. Tinggi dan lebar bersih kolom / balok praktis untuk pemegang jamb
( kusen ) pintu Lift pada setiap lantai.
8. Lubang sparing untuk Hall Button, Indicator dan Fireman Switch.
9. Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah tercantum dalam Shop
Drawing Lift

TAHAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT


1. Pemasangan Steger Bambu.
Adalah pemasangan perancang bambu guna pemasangan komponen lift
yang akan dipasang di area hoistway lift dan dapat dilaksanakan setelah
seluruh hoistway lift selesai dikerjakan.
2. Plumb / Centering
Adalah pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu seluruh
lantai dan maju mundurnya posisi lift serta titik as seluruh pemasangan
komponen lift yang akan dipasang didalam hoistway lift.
3. Pemasangan Bracket Main dan CWT rail.
Adalah pemasangan bracket pengikat / kedudukan rel yang terdiri dari
dua bagian pekerjaan :
 Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring balok
dibuat dari bahan beton).
 Pengelasan bracket dudukan rel terhadap bracket yang telah
dipasang pada ring balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila
ring balok terbuat dari baja maka langsung dilas ke ring balok baja
tersebut.
4. Pemasangan Main dan CW rail.
Adalah Penyusunan rel peluncur car lift dan beban (CounterWeight)
mulai dari bawah yang kemudian dilakukan pengecekan untuk mencari
ketegakan rel tersebut satu persatu dengan acuan kawat plumb yang
telah disiapkan.
5. Periksa QC
Pengechekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan
Rail dengan menggunakan form - form dari kantor pusat.
6. Pengangkatan Mesin, Panel Kontrol Lift
Adalah Pemindahan mesin lift dari lantai penempatan sementara ke
ruang mesin lift dengan menggunakan alat pengangkat chain block
melalui lubang hoistway lift. Bisa juga diangkat dengan menggunakan
bantuan alat Tower Crane.
7. Pemasangan Sill, Jamb dan Header.
Adalah pemasangan komponen lift didaerah pintu lift. Pekerjaan ini
dapat dilaksanakan setelah as pintu lift ditentukan dan garis pinjam
finishing lantai (elevasi) tersedia didaerah sekitar pintu lift.
8. Setting Mesin
Adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang mesin
dengan melakukan pengelotan as pulley mesin terhadap as car lift dan
as counter weight.
9. Assembling Sangkar.
Adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan dilantai
dasar.
10. Roping
Adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang
menghubungkan antara car dan couhter weight.
11. Pemasangan Door dan Setting
Adalah Pemasangan pintu (Hall Door) pada setiap lantai dan
dilaksanakan mulai dari lantai atas. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan
setelah penutupan celah didaerah sekitar pintu (sill, jamb & pocket) lift
selesai dikerjakan.
12. Wirring dan Koneksi Kabel
Adalah Pelaksanaan penyambungan kabel-kabel lift yang akan dipasang
didaerah hoistway lift, car lift dan ruang mesin dan penurunan kabel
kabel tail core serta pembuatan jalur kabel / tray diruang mesin untuk
koneksi dari panel ke mesin.
13. Slow Speed Test
Adalah Pelaksanaan Pengetesan untuk menjalankan lift secara manual
dan diteruskan dengan setting mekanik yang diperlukan (terutama
daerah pintu) dengan melakukan terlebih dahulu pembongkaran steger
bambu.
14. High Speed Test
Adalah Pelaksanaan Pengetesan fungsi seluruh sistem operasional lift
secara otomatis.
15. Reksa Uji
Proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh pihak depnaker
sebelum lift dioperasikan.
16. ST 1
Proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat bahwa
unit telah terpasang dengan baik
17. Free Maintenance
Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam kontrak
yang telah disepakati bersama.

METODE PEKERJAAN PENGANGKATAN MESIN & PANEL


Pekerjaan pengangkatan mesin dan panel dapat dilaksanakan dengan
langkah- langkah sebagai berikut :
1. Pengangkatan dengan menggunakan tower crane
Mesin dan panel langsung diangkat ke ruang mesin dengan
menggunakan tower crane secara bertahap dari luar gedung, dimana
berat mesin adalah 2 ton, sehingga perlu diperhatikan mengenai safety
(letak tali tower crane)
2. Pengangkatan dengan menggunakan Chain Block (20 ton)
Metode ini akan dipakai seandainya pada saat pengangkatan tower
crane telah dibongkar atau tower crane tidak dapat
mengangkat(overload). Dalam hal ini mesin harus terlebih dahulu
didekatkan dengan lobang hoistway yang akan dilalui menuju ruang
mesin. Sebelumnya dilakukan persiapan terlebih dahulu seperti
pemasangan chain block dan rantai untuk mengangkat mesin dan panel
tersebut serta hook atau balok / kolom diatap ruang mesin sebagai
tempat menggantungkan chain block tersebut. Setelah segala persiapan
selesai dilakukan maka akan dilakukan pengikatan rantai ke mesin atau
panel dan setelah dilakukan pengecehekan semua safety maka mesin
atau panel dapat dilakukan pengangkatan. Selama perjalanan keatas
akan dilakukan pengawalan mesin agar rantai tidak terbelit atau mesin
menabrak bibir lantai dan lain lainnya.

METODE PRE - COMMISSIONING TEST.


Hal - hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan Commisioning
Test :
 Sub panel daya + grounding tersedia didalam ruang mesin Lift.
 Tegangan yang dibutuhkan adalah 380 VAC dengan daya sesuai
kebutuhan KW meter.
 Sistem penerangan dan pendingin ruang mesin lift sudah terpasang
 Kebersihan ruang mesin
 Kebersihan hoistway lift
 Pintu lift pada setiap lantai sudah terpasang
Metode Commissioning Test.
Testing commisioning bisa dilakukan setelah persiapan test terpenuhi
dengan langkah- langkah sebagai berikut :
 Merger kabel control
 Merger terminal RST dan VW pada control panel
 MCCB pada sub panel di on-kan
 Cek tegangan RST
 MCCB pada control panel lift di on-kan
 Cek tegangan komponen power suplay
 Nyalakan lampu pada sangkar Lift
 Fungsikan Interphone.
 Program slow speed
 Fungsikan gavenor safety
 Fungsikan Final limit up & down
 Balance sangkar lift
 Setting pintu pada seluruh lantai
 Program test high speed
 Setting level.

Gambar. Ilustrasi Lift

VIII. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT DAN ARUS LEMAH


VIII.1 Pekerjaan Fire Alarm
a. Bahan yang digunakan
 Peralatan utama, fire alarm Detector ● Speaker
 Kabel instalasi ● Konduit
 Terminal box ● Material bantu
b. Peralatan
 Tang, Obeng dll
 Waterpass
 Kunci pas
c. Pelaksanaan
Pemasangan Detector:
 Marking plafon dengan kapur / spidol
 Tank kabel instalasi ke luar plafon
 Pasang Detector & sambung kabel instalasinya
 Kencangkan Detector dengan sekrup
 Lindungi detector dari kotoran cat & debu
Pemasangan fire alarm
 Pemasangan instalasi Konduit
 Pemasangan Kabel Instalasi Telepon
 Pemasangan Instalasi Rak Kabel
 Pemasangan Terminal Box
 Pemasangan Outlet Telepon
 Pemasangan Peralatan Utama

VIII.2 Pekerjaan Instalasi Tata Surya


a. Material
 Peralatan utama sound system
 Speaker
 Kabel instalasi
 Konduit
 Terminal box
 Material Bantu
b. Peralatan
 Tang, Obeng, Dll
 Waterpass
 Kunci Pas
c. Urutan Pelaksanaan
 Pemasangan instalasi konduit
 Pemasangan instalasi kabel sound system
 Pemasangan instalasi rak kabel
 Pemasangan terminal box
 Pemasangan Ceiling Speaker
 Pemasangan Horn Speaker
 Pemasangan wall Speaker
 Pemasangan Volume kontrol
 Pemasangan Peralatan utama
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Ceiling Speaker
 Markingplafon dengan kapur/ spidol
 Lubangi plafond sesuai marking untuk akustik
koordinasikan dengan rangka plafond
 Pasang ceiling speaker & sambung kabel instala-sinya
 Kencangkan speaker dengan disekrupkan pada ceiling
 Lindungi speaker dengan masking tape untuk men-cegah
kotoran & debu
 Urutan Pelaksanaan Pemasangan Horn Speaker
 Marking & tandai lokasi horn speaker
 Buat pondasi speaker lengkap angkurnya
 Pasang tiang speaker
 Pasang horn speaker & sambung instalasinya
 Lindungi speaker dari kotoran cat & debu
VIII.3 Pekerjaan Instalasi MATV
Pekerjaan instalasi TV
- Buat gambar kerja jalur dan titik-titik instalasi untuk diajukan ke
Konsultan Pengawas dan direksi untuk mendapat persetujuan.
- Setelah mendapat persetujuan baru bias dilakukan pekrjaan
instalasi.
- Siapkan material dan tenaga kerja untuk pemasangan instalasi.
- Sebelum dinding di plester masukkan pipa high impact conduit
UPVC ¾“ untuk jalur kabel antena.
- Tentukan letak penempatan antena tv outdoor berdasarkan
petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi

Ilustrasi produk antenna tv

- Pasang pipa galvanis untuk mendirikan antena outdoor, di klem


agar kuat dan tidak mudah bergerak.
- Setelah terpasang, masukkan Kabel coaksial (kabel tv) dalam
pipa conduit yang telah terpasang. Pilih ujung kabel yg tidak
terpasang jek antenanya, Kupas pembungkus lapisan warna hitam
sepanjang 3.4 cm sisihkan kepinggir serabut (berupa anyaman) untuk
diplintir, berikutnya kupas lg pembungkus warna putih sepanjang 1.8
cm, akan nampak kawat tembaga tunggal sebagai kawat inti,
selanjutnya kikis tipis bagian permukaannya biasanya tertutup
(lapisan email) gunanya agar arus yg terhubung antara kawat
tembaga tunggal dengan JP(mur/baut) tetep lancer. Lakukan hal
yang sama untuk yang ke antena.

Ilustrasi kabel coaksial


- Pasang kabel coaksial yang sudah dikupas lalu dihubungkan ke
coaksial jack.

- Setelah itu hubungkan ke


outlet tv, setelah itu pasang outlet tv
ke dinding. Cek kekuatan dan posisi outlet.

- Pasang tv outlet pada dinding yang telah diplester dan aci, lalu
dilakukan test dengan memasukkan coaksial cabel yang
terhubung dengan tv
VIII.4 Pekerjaan Data LAN
 Asumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan tenaga
manusia (manual) dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : pada lokasi pekerjaan
yang ditunjukkan pada gambar kerja (gedung kantor dan aula)
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pimpro
 Uraian pekerjaan:
LAN (Local Area Network) merupakan jenis jaringan yang
menghubungkan dua atau lebih workstation dalam satu jaringan
local yg tidak terlalu luas, misalx dalam satu ruang atau satu
gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan LAN, yaitu :
1. Peer to Peer
2. Client-Server
 Alat dan bahan
- Connector RJ45

-
Kabel UTP standar ;
adalah kabel UTP standar yang digunakan dalam jaringan LAN.
Terdiri dari 8 warna yaitu :

Oranye Putih
Oranye
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat

- Crimping tools ; Alat yang mirip tang yang digunakan untuk


men-crimp kabel UTP pada RJ45
- LAN Tester ; Digunakan untuk mengetes pemasangan kabel
UTP terhadap connector RJ45 karena jika terjadi salah crimp,
kabel tidak bisa dilepas dan connector juga harus di potong.

 Urutan/Metode Pekerjaan
- Menyiapkan Perangkat
Penghubung Untuk
menghubungkan perangkat :
 PC to PC
 Hub to Hub
 Switch to Switch
 PC to Router
 Router to Access Point
- Setelah yang perangkat sudah siap, maka selanjutnya
melaksankan pekerjaan instalasi jaringan dan tiap jenis
jaringan akan menggunakan tipe kabel yang berbeda.
 Jaringan peer-peer menggunakan kabel tipe Crossover
 Jaringan client-server menggunakan kabel tipe straight
- Setelah persiapan kabel penghubung selesai maka langkah
selanjutnya dalah men-setting Network ID. Baik dalam
koneksi PC to PC atau PC to Hub adalah setting IP config pada
dasarnya sama karena kita pada dasarnya menghubungkan
suatu perangkat dalam berkomunikasi workstation.

VIII.5 Pekerjaan CCTV


METODE PEMASANGAN CCTV
a. Material
 TV Monitor
 Camera
 Kabel instalasi
 Konduit
 Terminal Box
 Material Bantu
b. Peralatan
 Tang, Obeng, dll
 Waterpass
 Bending conduit
c. Urutan Pemasangan
 Pemasangan instalasi konduit
 pemasangan instalasi kabel CCTV
 Pemasangan instalasi rak kabel
 Pemasangan terminal box
 Pemasangan peralatan CCTV
 Urutan Pelaksanaan Pemasangan CCTV
 Marking lokasi penempatan TV monitor dan Camera
 Pasang TV Monitor
 Pasang Camera

 Pemasangan BIOFIL
 Metode Kerja
- Gali tanah seukuran Biofil dan sumur resapan sesuai dengan gambar. Beri
landasan setebal pasir yang dipadatkan setebal kira-kira 10 cm.

- Setelah urugan pasir lalu dibuat lantai kerja setebal 5 cm diamkan sampai
mengeras.
- Setelah lantai mongering kemudian letakkan biofil diatas lantai kerja dan atur
posisi dengan benar (water level).

- Sambungkan pipa-pipa saluran inlet dan outlet


- Isi biofil dengan ¼ bagian melalui semua manhole ke masing-masing
ruangan/sekat secara bersamaan/seimbang. Mulai timbun dengan tanah di
sekeliling biofilm setinggi 1/4 dari tinggi total.
- Isi biofil dengan 1/2 bagian melalui semua manhole ke masing-masing
ruangan/sekat secara bersamaan/seimbang. Mulai timbun dengan tanah di
sekeliling biofilm setinggi 1/2 dari tinggi total.

- Pengisian air hungga melewati outlet dan lanjutkan penimbunan galian setinggi
leher mainhole.

- Pasang pipa ventilasi

- Secara bersamaan juga dilakukan pekerjaan pembuatan sumur resapan.


Demikian Metoda ini kami ajukan sebagai bahan acuan pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Gedung Perpustakaan dan Gedung Parkir Tahap III apabila kami
ditunjuk sebagai pemenang maka kami akan menyampaikan kembali metoda
pelaksanaan secara terperinci guna mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal sesuai
dengan schedule pelaksanaan.
Jakarta, 09 Juni 2015
PT. Mitra Gusnita Nanda

Mitra Rizqi Nanda


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai