Anda di halaman 1dari 43

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Instansi : Kementrian Agama


Nama Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN - TAHAP 2
Penawar : PT. GENTA BANGUN NUSANTARA

I. PENDAHULUAN
1.1. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas (Owner) adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BLU UIN Raden Intan
Lampung
1.2. Sumber Dana
Sumber Dana proyek ini berasal dari BLU 2018

1.3. Lokasi dan Lingkup Pekerjaan


Kabupaten Pesawaram, Propinsi Lampung
Adapun lingkup pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN - TAHAP 2 dengan pekerjaan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN STRUKTUR, TERAS BAGIAN DEPAN
IV. PEKERJAAN STRUKTUR, LANTAI – 1
V. PEKERJAAN STRUKTUR, LANTAI – 2
VI. PEKERJAAN STRUKTUR, LANTAI – 3
VII. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP BETON
VIII. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP GENTENG
IX. PEKERJAAN DINDING
X. PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA
XI. PEKERJAAN PLAFOND - LT.1 DAN TERAS DEPAN
XII. PEKERJAAN PLAFOND - LT.2
XIII. PEKERJAAN PLAFOND - LT.3
XIV. PEKERJAAN PLAFOND ATAP GENTENG DAN BETON
XV. PEKERJAAN KERAMIK - LT.1
XVI. PEKERJAAN KERAMIK - LT.2
XVII. PEKERJAAN KERAMIK - LT.3
XVIII. PEKERJAAN KERAMIK - LANTAI ATAP
XIX. PEKERJAAN PENGECATAN
XX. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XXI. PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
XXII. PEKERJAAN PLUMBING
XXIII. PEKERJAAN ORNAMEN DAN ARSITEKTUR

1.4. Waktu Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dengan
masa Pemeliharaan sesuai yang dipersyaratkan dalam Tender Dokumen.

1.5. Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan metode Network Planing dan Jadual
Waktu Pelaksanaan menggunakan Bar carth dan S-Curve, atau ditentukaan sesuai tender
Dokumen

1.6. Pengendalian Mutu Pelaksanaan


Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaannya akan mengacu pada
spesifikasi teknis yang ada didalam dokumen tender, Berita acara rapat tinjauan lapangan,
addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan Quality Control Plan.
Persiapan pelaksanaan merupakan bagian yang penting untuk dilakukan adalah melakukan
koordinasi dengan polisi, peraturan yang berkaitan tatacara dan Pengendalian Traffic
kendaraan /peralatan proyek dan penjaminan keamanan dan keselamatan oleh team K-3
proyek.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar kerja, buku RKS;
Syarat-syarat Administrasi & Teknis, Daftar volume pekerjaan (BQ) dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan

Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan, peralatan, berikut alat bantu
lainnya, pengangkutan, pemasangan dan semua pelayanan yang diperlukan bagi pelaksanaan
pekerjaan hingga selesai dengan sempurna, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak

2.1. Pekerjaan Persiapan


Kegiatan ini merupakan bagian yang penting termasuk perijinan, pas masuk dan pekerjaan
persiapan itu sendiri yang dibagi menjadi 2 tahapan yaitu :
2.1.1. Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik
2.1.2. Persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan

2.1.1. Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik,meliputi :


a. Memobilisasi keperluan untuk memulai pekerjaan fisik,termasuk :
- pengiriman material untuk gudang dan kantor,
- pengiriman alat-alat gambar,
- pengiriman alat-alat kerja,
- pengiriman alat-alat keselamatan.
b. Manajemen Proyek,memobilisasi team manajemen proyek baik untuk di kantor
maupun di lapangan dengan asumsi diperlukan team tambahan untuk keperluan
penyelesaian pekerjaan.
c. Peralatan,memobilisasi peralatan berat beserta operatornya dan keperluan bahan
bakarnya.
d. Asuransi,penyediaan dan pembiayaan asuransi sesuai syarat umum kontrak.
e. Gudang,pengadaan gudang termasuk personil pengelola dan pembiayaan
penyimpanannya.
f. Kantor proyek, penyediaan kantor proyek lengkap dengan furniture, penerangan,
telephone,air conditioning, papan petunjuk, pengadaan daya listrik sementara (untuk
kerja, kantor, gudang lengkap kabel dan panelnya),
g. Pengadaan Air kerja dan pemipaannya,mck lengkap dengan septic tank, telepon,
h. Pembersihan & pemeliharaan serta pengadaan jalan masuk kantor/ke lokasi
pekerjaan dan saluran sementara,
i. Pagar dan pos jaga sementara,pembuatan pagar keliling proyek dengan bahan
sesuai anjuran direksi pengawas dan pos jaga sementara termasuk demobilisasinya.
Setelah kegiatan persiapan pemagaran / pengaman lokasi kerja selesai dan
kegiatan engineering terutama material yang digunakan, shop drawing mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas untuk dilaksanakan
j. Penyediaan tenaga kerja,peralatan dan pengadaan bahan.

2.1.2. Persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan


Untuk menjamin pelaksanaan fisik pekerjaan sesuai dengan yang di persyaratkan
dalam dokumen kontrak maka kegiatan yang harus dilaksanakan termasuk proses dan
persetujuan material.

Dokumen Kontrak dan Dokumentasi : sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan maka


dilakukan pembuatan dokumen kontrak,pengadaan shop drawing & asbuilt drawing,
manual operation, dokumentasi, laporan.
Keselamatan dan Keamanan Kerja(K-3),yang dimaksud kan adalah penyediaan
peralatan dan kelengkapannya seperti yang dipersyaratkan dalam Keselamatan dan
Keamanan Kerja.

Dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa manajemen pelaksanaan sebagai


penunjang dalam rangka mencapai target pelaksanaan proyek, yaitu:
 Manajemen Koordinasi Pekerjaan
 Manajemen Kualitas
Spesifikasi teknik dari proyek adalah dokumen yang menjadi kualitas standar dari
material, metode konstruksi, tes dan hasil konstruksi yang harus dilaksanakan oleh
yang dibutuhkan oleh owner dari proyek.
Target kualitas membuat hasil standar dari pekerjaan dan meningkatkan kualitas
dan menyeragamkan benchmark kualitas yang diinginkan.
Managemen dari kualitas (quality management) adalah pengaturan dari kualitas
yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana kualitas, terget
kualitas, papan penilaian, spesifikasi teknik. Managemen dari kualitas terdiri dari
rencana kualitas, jaminan kualitas dan kontrol kualitas

 Manajemen K3
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan dari
konstruksi yang harus dilakukan oleh yang dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target
keselamatan adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh dengan
tujuan untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi keselamatan dan
menyeragamkan benchmark keselamatan yang diinginkan.
Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus dilakukan
oleh tim proyek berdasarkan dari rencana keselamatan, terget keselamatan, papan
penilaian, spesifikasi teknik. Managemen keselamatan terdiri dari rencana
keselamatan, pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana keselamatan.
Penjelasan detail tentang rencana keselamatan dijelaskan dalam bagian lain dalam
metode pelaksanaan ini.

 Manajemen Housekepping
Proyek konstruksi membutuhkan pengaturan untuk menyusun kondisi lapangan
yang bersih dan rapi.Penataan kondisi lapangan tersebut umumnya disebut sebagai
Manajemen Housekeeping.
Manajemen Housekeeping ini meliputi pengelolaan kebersihan area proyek
termasuk siklus pengelolaan sampah proyek, kebersihan kantor, gudang, penataan
siklus material, dll.

 Manajemen Tim Pelaksana Proyek / Tim Manajemen Proyek


Dalam pelaksanaan proyek ini, Tim manajemen proyek dibuat berdasarkan standar
struktur organisasi .Di samping itu, Tim manajemen proyek juga disesuaikan dengan
kebutuhan dari kondisi proyek yang dapat berupa lingkup pekerjaan, kompleksitas,
tingkat kesulitan, koordinasi dan komunikasi yang diperlukan, dan pertimbangan
yang lainnya.
Tim proyek yang ditempatkan merupakan personil yang telah terseleksi dan
dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan jabatan dan
posisinya di dalam struktur organisasi proyek tersebut dalam rangka mencapai
target proyek yang telah ditentukan.
Untuk proyek ini, tim manajemen proyek yang direncanakan untuk melaksanakan
proyek diberikan dalam struktur organisasi proyek dalam lampiran. Pada lampiran
diberikan pula data yang lebih detil mengenai personil yang akan ditugaskan pada
proyek ini.

 Manajemen Masa Pemeliharaan  Akhir Proyek (masa Pemeliharaan).


Sistem manajemen selama masa pemeliharaan adalah sistem manajemen proyek
selama masa pemeliharaan yang dilakukan oleh yang berhubungan dengan
peraturan untuk memenuhi klausul kontrak. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melaksanakan pemeliharaan yang dimulai saat tanggal dari penandatanganan
Provisional Hand Over (PHO) sampai waktu yang telah diterangkan di dokumen
kontrak (Masa Pemeliharaan). Periode ini akan berakhir dengan Final Hand Over
(FHO). Adapun prosedur standar dari masa pemeliharaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor mempunyai tim yang dibentuk secara khusus untuk menangani proyek
yang sedang dalam masa pemeliharaan.
2. Tim ini akan bekerja sama dengan tim proyek yang dipimpin oleh PM selama
masa pemeliharaan proyek
3. Sebelum masa pemeliharaan dimulai, PM menyampaikan pesan tertulis kepada
manajemen konstruksi / wakil pemilik proyek yang berisi informasi relevan dari
masa pemeliharaan proyek
4. PM adalah pegawai yang bertanggung jawab selama masa pemeliharaan proyek
5. Tanggung jawab Kontraktor selama masa pemeliharaan proyek adalah :
- Memperbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan pekerjaan yang terdapat di
dalam daftar kerusakan yang ada dalam Provisional Hand Over (PHO)
- Membuat laporan yang dibutuhkan untuk dihubungkan dengan administrasi
pekerjaan pemeliharaan
6. Variation order (VO) yang diminta oleh owner selama periode ini harus mengikuti
kondisi dari dokumen kontrak
7. Kontraktor akan memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan berdasarkan
spesifikasi teknik, dokumen kontrak dan standar kualitas dari dari Kontraktor.
8. Aspek Keselamatan, housekeeping dan lingkungan akan dipertimbangkan secara
konsisten oleh tim selama masa pemeliharaan ini.
9. Jika tim yang ditugaskan tidak bisa melaksanakan tugas-tugas mereka berdasar
pada prosedur dengan baik, PM akan menyusun pengganti.
10.Ketika masa pemeliharaan berakhir dan pekerjaan perbaikan dalam list
kerusakan dan komplain telah dilaksanakan menurut standar dan spesifikasi, PM
akan menyampaikan laporan bahwa periode kewajiban telah selesai dan
menyertakan informasi terkait tentang penyelesaian dari daftar kerusakan dan
komplain lainnya.
11. Owner / managemen konstruksi akan memeriksa laporan bersama-sama dengan
Kontraktor
12.Hasil dari pemeriksaan yang dibuat dalam form “minutes of inspection” akan
ditandatangani bersama oleh owner / manajemen konstruksi dan Kontraktor
13.Final Hand Over ( FHO ) ditandatangani oleh owner dan Kontraktor

Adapun personil dan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut:


1. Kontraktor akan menempatkan personil dan tenaga kerja selama masa
pemeliharaan di bawah tanggung jawab dari PM
2. Tim akan selalu siap di lokasi selama masa pemeliharaan
3. Tugas utama dari tim ini adalah untuk menjamin perbaikan dari pekerjaan cacat
selama masa konstruksi untuk pekerjaan yang tidak sempurna
4. Tim ini bertugas :
a. Mengkoordinasi pekerja untuk memperbaiki pekerjaan cacat
b. Mengikuti inspeksi yang berhubungan dengan temuan pekerjaan cacat
c. Membuat laporan
TAHAPAN METODOLOGI

1. Pekerjaan Mobilisasi

Survey & Pengukuran Mobilisasi Personil Mobilisasi alat

Dsb (sesuai Daftar Pengadaan Peralatan)

Penyediaan listrik Foto Proyek / Dokumentasi Penyediaan Air Kerja

Shop Drawing & As Built Pagar Proyek, Peralatan K3 Pekerjaan lainnya sesuai yang
Drawing dipersyaratkan dalam dokumen
pelelangan (Bq)

2. PERALATAN K3 (yang dipakai oleh para pekerja proyek)

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk


melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang
kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib
digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu lingkungan
konstruksi.Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja
dalam suatu lingkungan konstruksi.

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat


penting.Oleh karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban
menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau
personal protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :

1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan
manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat
atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan
kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan
oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang
mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak
3 pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka
sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.

3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari
debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup
angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat
kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya
mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.

4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis
pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah
melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam selama
menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang
memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi
tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti
medorong gerobag cor secara terus-menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan
besi pada gerobag.

5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug
kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja
konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai
peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari
bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang,
baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.
Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan
kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang
membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau
safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini dalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja,
misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower/
gedung bertingkat.

7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara
yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka
panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa
penutup telinga ini.

8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja
konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri.
Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat
kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya
serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas,
mengerut kayu.

9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum
digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk
mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus
menjadi pertimbangan utama.

10. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera dilakukan
tindakan dengan memadamkan alat pemadam ringan
sebagai tindakan awal. Jika tidak memadai, segera hubungi
Pihak pemadam kebakaran.

11. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan
ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya
dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu,
pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang
digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang
harus ada dan disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya
wajib. Ingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah
ketimbang sudah kejadian.
12. Jaring Pengaman
Pekerjaan ini dilakukan di awal pelaksanaan pekerjaan.
Jaring pengaman dipasang pada lokasi pekerjaan dimana
diperkirakan jaring pengaman tersebut dapat melindungi
tempat umum/ publik dan lalu lintas pemakai tempat umum
dari akibat proses pekerjaan yang tidak diinginkan (misal:
serpihan-serpihan material yang terlepas, dsb) atau sesuai
petunjuk direksi pekerjaan. Juga di Maksudkan untuk
menahan Debu dari Proses Pelaksanaan Pekerjaan,
sehingga tidak mennganggu lingkungan sekitar.

13. Rambu dan Petunjuk Safety


Pekerjaan ini dilakukan di awal dan selama proses pekerjaan
berlangsung. pelaksanaan pekerjaan. Rambu dan petunjuk
dipasang pada lokasi dimana rambu dimaksud dan berguna
sebagai Tanda / peringatan para pekerja atau pihak lain.

14. Jalur Evakuasi


Pada proses pekerjaan berlangsung, dipasang tanda jalur
evakuasi bila terjadi masalah yang membahayakan jiwa
pekerja. Tanda dipasang pada lokasi yang mudah dibaca
dan dimengerti oleh pekerja
METODE TEKNIS PEKERJAAN :

I. Pekerjaan Persiapan :

1. Pembentukan Muka tanah / Pembersihan Lokasi :

Pekerjaan :
Pembersihan Lokasi Lahan

Pembersihan lokasi pekerjaan


dari material yang tidak
diperlukan sesuai dengan
spesifikasi teknis (semak,
rerumputan, semak belukar,
pepohonan, tonggak-tonggak,
dll) dan sisa-sisa hasil Pekerjaan
bongkaran yang masih tertinggal
dari bangunan existing yang
dibongkar

Hasil pembersihan langsung dituang ke dalam bak dump truck untuk Peralatan:
kemudian dibuang dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah
- Gergaji Mesin / Chain saw
ditentukan / disposal area atau jika diijinkan Hasil pembersihan kayu dan
ranting dikumpulkan untuk kemudian dibakar. Pengumpulan dan - Bulldozer
pembakaran dilakukan pada lokasi yang dianggap aman, dijaga dan tidak - Excavator  Loading
membahayakan/merugikan lingkungan sekitar. Sisa Pembakaran yang - Dump Truck  hauling &
sudah padam sama sekali ditanam dan diurug kembali secara rapi. Dumping ke disposal area /
lokasi pembuangan
Pembersihan dapat juga dilakukan oleh pekerja dan alat bantu

2. Pemasangan Bouwplank:

Sebagai papan acuan untuk membantu menentukan kelurusan atau tata letak titik-titik sudut,
misalnya menentukan tata letak kelurusan sisi luar konstruksi, sisi pondasi, dll.

Terurai sebagai berikut :


 Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah. Patok kayu 5/7 dan papan kayu 3/20.
 Berjarak cukup dari rencana pasangan, bowplank tidak goyang akibat pelaksanaan
Pondasi
 Terdapat titik atau tanda-tanda.
 Sisi atas bowplank harus terdapat satu bidang (horizontal) dengan papan bowplank lainnya
 Letak kedudukan bowplank harus seragam ( menghadap kedalam bangunan semua)
 Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi atau dinding.

Gambar : Ilustrasi pemasangan bouplank

3. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Kerja

Penyediaan air kerja dengan membuat Sumur pantek / sumur bor atau air PAM, untuk
keperluan air kerja dan dalam lingkungan Base camp, air bersih dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya untuk keperluan MCK pekerja. Pengolahan Limbah Buangan /
Kotoran, dengan mengalirkan limbah buangan ke dalam Septi tank

Penyediaan listrik dari penyambungan sementara PLN setempat selama masa


pembangunan dengan daya cukup atau pengadaan listrik swadaya dengan menggunakan
Genset yang akan dimobilisasi dengan daya yang cukup selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

II. Pekerjaan Struktur :

1. Galian Tanah Pondasi :

Galian Pondasi :
- Tarik benang sesuai notasi as pada
bouwplank
- Pindahkan as tsb ke tanah dgn
menggunakan lot, tandai dgn patok
secukupnya
- Ukur lebar pondasi sesuai gambar
kerja dgn acuan patok tersebut
- Buat alur dgn kedalaman sesuai
gambar rencana
- Menggali tanah dengan lebar dan
kedalaman sesuai gambar
2. Pondasi Menerus Batu Kali :

Pondasi Batu Kali :


- Padatkan dasar galian
- Buat profilan pondasi sesuai tipe, peil
pondasi dan cek siku
- Tarik benang antar profilan untuk
acuan pasang pondasi
- Pasang batu kali mengikuti benang
profilan dengan adukan spesi sesuai
spesifikasi, pasangan tidak boleh
kopong dan permukaan

3. Pasangan Dinding Batu Bata :

Plesteran Pasangan Dinding Batu Bata


Pasangan Dinding Batu Bata :
Asumsi:
1. Pekerjaan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : Dinding/tembok

Bahan Pasangan Dinding


- Batu bata
- Pasir pasang dan Semen

Kolom Praktis
- Papan Kayu
- Kawat Beton
- Tulangan Besi Polos
- Paku
- Semen, Pasir beton dan Koral beton

Uraian;
1. Materialbatu bata, Semen dan Pasir didatangkan ke lokasi pekerjaan. Material batu
dari mutu baik produksi setempat dengan pembakaran sempurna dan merata.

2. Batu bata sesuai dengan yang dipersyaratkan direndam dahulu dalam air bersih
selama + 5 menit/sampai keadaan jenuh
3. Komposisi;
Komposisi 1Pc: 3 Ps atau ditentukan lain sesuai gambar kerja dan spek. teknis.
4. Pemasangan dengan bentuk nat tidak tegak lurus tetapi saling bersilang (mengikat).
5. Setiap pekerjaan pasangan akan dilanjutkan setelah 24 lapis setiap harinya terlebih
dahulu mengeras
6. Pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap dan diikuti dengan cor beton kolom
praktis.
Pada tiap luas 12 m² (bagian dalam) dan 8 m² (bagian luar/tepi bangunan diberi
dengan bingkai beton dan pengakhiran dinding yang tidak menerus, dengan tulangan
4 Ø 10 mm dan sengkang Ø 8 - 20 mm adukan 1 Pc:2Ps:3Krl atau ditentukan lain
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja
FLOW CHART PASANGAN DINDING

START

Pengecekan Material batako / batu


bata :
- Ukuran
- Mutu
- Kesesuaian dengan
spesifikasi yang diminta

Tidak
Baik Hasil
pengecekan

Material batako / batu Cari material baru


bata didatangkan ke
lokasi pekerjaan
Pengadukan mortar
(semen dan pasir

Batu bata direndam


dalam air bersih

Pekerjaan pasangan
dinding

Pemasangan
selanjutnya secara
bertahap diikuti cor
beton kolom praktis

FINISH
4. Cor Ringbalk 15/25 adukan 1 Pc:2Ps:3Krl /K250 :

Cor Ring Balk K250 :


- Pekerjaan cor ringbalk ini dilakukan
setelah semua pekerjaan cor kolom
praktis dan dinding batu bata telah
selesai
- Ringbalk beton bertulang ini dengan
menggunakan besi dia 10 mm,
sengkang dia 8 mm
- Adukan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Krkl
/ K250

III. Pekerjaan Arsitektur

1. Pekerjaan Pasang Lantai Keramik


a. Bahan yang dipergunakan :
Spesifikasi Keramik;
- Ukuran : Sesuai gambar rencana dan
lokasi pada ruangan yang telah ditentukan dalam
gambar rencana
- Ketepatan siku : 0,3% atau ditentukan lain dlm
spesifikasi teknis
- Ketepatan ukuran sisi : 5 % atau ditentukan lain dlm
spesifikasi teknis
- Kelurusan sisi : 0,5% atau ditentukan lain dlm
spesifikasi teknis
- Rata permukaan : 0,4% atau ditentukan lain dlm
spesifikasi teknis
- Tingkat Absorbsi : Di bawah 4 % atau ditentukan
lain dlm spesifikasi teknis
- Ketahanan Gurat : 5-7 mohs atau ditentukan lain
dlm spesifikasi teknis
- Ketahanan Patah : 300-400 kg/cm² atau ditentukan
lain dlm spesifikasi teknis
- Bahan perekat : Adukan 1pc: 5ps
- Bahan pengisi siar : am, warna sesuai gambar rencana.
- Keramik Setara : ditentukan
sesuai dokumen lelang
- Ketebalan : 6 mm
- Jenis : Ceramic tile
- Permukaan : sesuai spesifikasi teknis

b. Tahapan pelaksanaan meliputi :


o Sebelum pekerjaan lantai keramik untuk lantai dasar terlebih dahulu Pekerjaan
Lantai Beton / slab telah dilaksanakan terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja.
o Sebelum dipasang keramik dan homogenous terlebih dahulu dibasahkan dan
direndam.
o Keramik dan homogenius dipasangkan diatas adukan/ beton tumbuk dan ditambah
bahan perekat yang dipersyaratkan dengan tebal sesuai dengan gambar rencana.
o Untuk memudahkan dalam pemasangan keramik, dibuat acuan berupa benang yang
diikatkan pada ujung – ujung daerah pemasangan.
o Pada dasar pemasangan di area yang luas, dilaksanakan secara kontinue, dan
disediakan “Kepalaan” (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. Pemasangan
tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
o Selama pemasangan terus dicek kelurusan dan kerataan pasangan keramik
dengan menggunakan waterpas dan juga arah kemiringan pengaliran air dan
diperhatikan adanya lubang-lubang floor drain, tali air dan lain-lain.
o Keramik dipasangkan dengan adukan sesuai spesifikasi teknis, Maksimum naad 2
mm untuk homogenous (atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis) dan
maksimum 3 mm untuk keramik dengan kedalaman 2 mm yang diisi dengan nat
dengan warna yang disesuaikan dengan ubin keramik yang ada/ditentukan
kemudian.
o Pengendalian pekerjaan ini sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditentukan
dalam spesifikasi teknis
o Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, lantai keramik dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban yang dapat merusak kedudukan pasangan keramik lantai.

c. Urutan Pemasangan :

1. Slap Lantai 2. Dibersihkan dari debu dengan


compressor

3. Pemasangan Kepalan Keramik 4. Pemasangan Keramik dengan


Memakai Adukan Air dan Semen

5. Pemasangan Keramik 6. Pemasangan Keramik Selesai


7. Pemasangan Rambu dan Railing untuk menghindari orang lewat sebelum di
gunakan
FLOW CHART PASANG KERAMIK LANTAI

START

Persiapan Lokasi Pengadaan Material Peroduksi Mortar /


Pekerjaan Keramik adukan pengikat

Tdk Tdk
Cek Cek Semen Pasir Air Kerja

Ok Ok
Delivery ke lokasi
Pekerjaan
Peroduksi Mortar /
adukan pengikat

Pembersihan Material
Keramik
Tdk
Cek

Perendaman dg air Ok
Material Keramik

Pelaksanaan Pek. Pemasangan


Pekerjaan Buangan

Pemotongan Keramik
Pengukuran & sesuai ukuran
Penentuan Acuan
pemasangan
(Kepalaan & buangan)
Tdk
Cek
Ok
Pek. Keramik utk Pek. Keramik Buangan
Acuan (kepalaan) (Tahap3)
(Tahap 1)

Tdk
Tdk Cek
Cek
Ok
Ok Pengisian Nat (Sela
Pek. Keramik antar keramik)
selanjutnya
(Tahap 2)

Tdk
Cek
Tdk
Cek Ok
Perapihan &
Ok Perawatan

FINISH
H
2. Pekerjaan Plafon

a. Pekerjaan Plafon :

Pekerjaan plafond terdapat pada lokasi sesuai dengan gambar rencana.Pekerjaan


plafond meliputi pemasangan plafond gypsumdengan rangka yang terbuat dari besi
Hollow galvalume. Bahan yang dipakai sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
teknis.

Urutan pelaksanaan pekerjaan plafond terdiri dari :


o Pemasangan boleh dilaksanakan jika semua pekerjaan yang ada didalam langit-
langit ( elektrikal, AC, plumbing dan instalasi lain sesuai dengan gambar rencana)
sudah siap dan selesai dikerjakan serta sudah ditest.
o Pemasangan palfond dengan bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis.
o Penentuan jenis, ukuran dan dimensi plafond pada masing-masing ruangan yang
akan dilaksanakan pemasangan plafond. Pemasangan dibantu dengan perancah.
o Penentuan peil ketinggian plafond sesuai gambar rencana dengan selang berisi air
atau water pass.
o Setelah seluruh ruang dipasang plafond kemudian dilakukan pengecekan
kecembungan, kerataan dan sambungan antar panel.
o Dilakukan pengecatan secara merata pada bagian akhir pekerjaan.

Pemasangan list langit-langit , dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga


didapat hasil kuat, rata dan tidak bergelombang.

Urutan Pemasangan Plafon :

1. Marking Leveling dan tentukan 2. Pasang Paku Pengait


posisi penggantung

3. Pasang Penggantung 4. Pasang Rangka Plafon

5. Pemasangan Material Plafon 6. Cek kerataan Permukaan Material


3. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela :

Pekerjaan Daun Pintu Kayu


Material / bahan kayu yang dipergunakan untuk daun pintu, dan jendela dengan bahan
dasar kayu :
a. Bahan kayu adalah kayu mutu klas I untuk interior, dengan kelas keawetan sesuai
yangdipersyaratkan.
b. Kayu diketam rapi dengan ukuran bersih didapat sesuai dengan gambar
c. Assesoris :
- Alat pengikat paku, Angker, sekrup, plat, ring dan baut dari baja kwalitas tinggi sesuai
dengan NI-5, serta digalvanis atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis

Pekerjaan Kusen Alumunium :


Material / bahan bahan yang dipergunakan untuk kusen menggunakan Alumunium warna
coklat

Peralatan pekerjaan ;
a. Ketam
b. Gergaji
c. Palu
d. Alat bantu lain

Tahapan pelaksanaan meliputi :


- Mempelajari gambar dan melakukan kembali pengukuran lapangan (cek).
- Rangka kusen pintu dan jendela menggunakan alumunium dengan tebal sesuai
gambar kerja, yang dirakit diworkshop sesuai gambar dan ukuran kondisi lapangan.
- Sebelum kusen dipasang perlu diperhatikan dan diteliti kembali retak-retak dan
ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta tipe-tipe jendela maupun pintu yang
dipasang.
- Pemasangan rangka kusen dilapangan dilakukan dengan hati-hati pada tempat yang
telah ditentukan.
- Pemasangan kusen pada pasangan batu bata diberi perkuatan dengan angker / dock
3/8” dengan jumlah 8 buah setiap kusen, tergantung ukuran kusen.
- Detail kusen dan sambungan material disesuaikan dengan tipe pintu yang akan
dipasang, kusen harus lurus dan siku.
- Daun pintu dan kusen dari bahan sesuai spesifikasi teknis

Daun pintu dan jendela, dipasangkan pada rangka kusen yang sesuai, diikatkan/
dikaitkan pada engsel yang terpasang pada kusen dengan dengan sudut kelurusan
90° siku
Ilustrasi Pekerjaan Kusen, Pintu Jendela :
4. Pekerjaan Finishing Dinding :
1. Pekerjaan Plesteran :

Assumsi;
1. Pekerjaan menggunakan tenaga manusia dan Alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : Struktur Beton, Dinding

Bahan;
1. Pasir Pasang
2. Semen

Uraian;
1. Pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan bidang beton dan pasangan batu bata, dan
juga pek. Instalasi pipa listrik dan plumbing telah selesai dikerjakan serta mendapat
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas.
2. Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi
yang ditentukan.
Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi
yang ditentukan (komposisi plesteran 1Pc:3Ps untuk pasangan kedap air dan
plesteran 1Pc:5Ps untuk pasangan tidak kedap air dilaksanakan dilokasi sesuai
dengan gambar rencana dan penggunaannya dari fungsi komposisi tersebut sesuai
dengan yang telah ditentukan dalan spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan ).
3. Bidang yang akan menerima finifshing di bersihkan, dibasahi dan kretek/scarth dahulu
agar terjadi ikatan kuat terhadap finishingnya. Untuk permukaan yang akan dicat,
pasangan diplester dengan mortar instan/plesterhalus (acian diatas permukaan
plesterannya).
4. Pasangan kepala plesteran dibuat setiap jarak 1m, dipasang tegak dan menggunakan
keping plywood tebal 9mm untuk patokan/acuan kerataan bidang.
5. Ketebalan plesteran dalam pekerjaan ini mencapai permukaan dinding/kolom yang
diyatakan dalam gambar kerja. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm akan diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
6. Lemparan adukan pada dinding melebar, tidak mengelompok tebal tipis dan harus
rata.
7. Dilakukan perawatan/pemeliharaan plesteran sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Pekerjaan acian dapat dilakukan setelah umur plesteran 7 hari (kering benar).

Uraian Kerja;
1. Pasang batu bata sesuai dengan shop drawing.
2. Basahi pasangan bata dengan menggunakan air hingga basah (curing)
3. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal, dan cek kelurusan tarikan.
4. Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi.
5. Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan
sebelum mengeras.
6. Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ dari panjang bata.
7. Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian ujung bata
terlebih dahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal).

8. Siram permukaan bata/ batako dengan air sampai basah secara merata (curing ).
9. Buat beberapa kepalaan sebagai jalur jidar dari adukan plesteran dengan
perbandingan 1pc : 2ps. Tunggu hingga mengering dan lakukan curing
10. Lakukan kamprotan dengan adukan plesteran pada bidang yang telah dicuring
dengan jarak lemparan ±50cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan
15~20mm. Gunakan jidar yang ditarik diatas kepalaan untuk meratakan plesteran.
Rapihkan dengan roskan.
11. Pertemuan plesteran yang bertemu dengan jenis pekerjaan lain (kusen dan lain
sebagainya), dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali
ditentukan lain.
12. Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 7hari;
pagi, siang & sore.

13. Setelah di curing 7 hari, keringkan dinding selama 1 hari.


14. Selanjutnya untuk plesteran halus (acian) digunakan campuran air dengan
semen sampai mendapat campuran yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah
plesteran.
15. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
16. Plamir bidang-bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir
sesuai yang dipersyaratkan.
Lakukan sebanyak 3lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar-benar rata
dan halus.
FLOW CHART PASANGAN PLESTERAN :

Pembentukan/pengadukan
material plesteran

Pengkretekan/scarth pada
bidang rencana plesteran

Pek. Pasangan kepala


plesteran tegak sebagai
patokan/acuan

Pelaksanaan pekerjaan
plesteran

Baik Tidak
Hasil
Plesteran

Perawatan plesteran Pembongkaran


2. Pekerjaan Dinding Keramik :
Bahan yang dipergunakan :
a. Spesifikasi
- Ukuran : Sesuai gambar rencana dan lokasi
pada ruangan yang telah ditentukan dalam gambar rencana
- Mutu/KW keramik : sesuai spesifikasi,
Tahan asam dan basa
- Bahan perekat : sesuai spesifikasi teknis
- Bahan pengisi nat : sesuai spesifikasi teknis.
- Keramik Setara : setara yg ditentukan dlm dokumen pelelangan.

b. Cement Portland, pasir dan air memenuhi syarat dibawah ini atau sesuai yang telah
ditentukan dalam spesifikasi teknis.
- Sement portland : Memenuhi NI-8 atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis
- pasir dan air : Memenuhi syarat NI-2 SK.SNI
T-15-1973-03 & PBI 1971 atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis

c. Peralatan
- Gerinda Potong
- Alat Bantu

Tahapan pelaksanaan meliputi :


o Seluruh tahapan pekerjaan ini mengacu pada tahapan pekerjaan yang ada pada
spesifikasi teknis.
o Sebelum pekerjaan dimulai, dibuat shop drawing sesuai ukuran dilapangan. Dijelaskan
awal patokan pemasangan, modul bahan dipakai, system pemasangan dan buangan
akhir
o Sebelum dipasang keramik terlebih dahulu dibasahkan dan direndam dalam air bersih
sampai jenuh.
o Potongan Keramik menurut ukuran dan detail dilakukan dengan mesin pemotong
gergaji putar.
o Keramik dipasangkan dengan adukan sesuai spesifikasi teknis, naad 3 dengan
kedalaman 2 mm untuk keramik atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis.
Pemasangan tile grant (pengisian naad) sesuai dengan ketentuan pabrik.
o Pasang benang untuk menentukan lay out keramik yang telah ditentukan dan pasang
sebaris keramik yang digunakan sebagai acuan untuk pemasangan berikutnya
o Pemasangan dilakukan dari arah bawah ke atas.
o Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan ratakan,
kemudian keramik yang diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar, kemudian
permukaan keramik dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh
bagian belakang keramik dan sebagian tertekan keluar dari tepi keramik.
o Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih
dari ketetntuan berikut;
- 1,2 m -1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm
- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 – 120 mm
- Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
- Atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis

o Setelah terpasang, jarak antara masing-masing sama dan membentuk garis lurus,
bidang permukaan dinding rata water pass.
o Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) akan dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile.
o Setelah terpasang dan adukan mengeras, keramik dibersihkan dengan kain lap basah
dan dilindungi dari lalulintas/beban atau kotoran.
Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman dalam bidangnya dan
menghasilkan hasil pasangan keramik yang sangat bagus dan maksimal.
5. Pekerjaan Pengecatan :

Asumsi;
1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia ) dan alat Bantu.
2. Lokasi pekerjaan : Bidang yang akan dilakukan pengecatan sesuai gambar kerja dan
spesifikasi teknis.

Uraian
Pekerjaan pengecatan meliputi seluruh bagian dinding, plafond, kusen dan lainnya yang
diminta dalam dokumen pelelangan/tender. Adapun tahapan pekerjaan pengecatan untuk
dinding, yaitu :
Peralatan ;
- Kuas Rolling / roller
- Skrap
- Skrap dempul

1. Pekerjaan Pengecatan Dinding


Bahan yang digunakan untuk tembok dari jenis emulsion, tahan terhadap udara dan garam,
produk sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi teknis.
1.1. Cat dinding :
Lapisan Pertama;
Cat dasar jenis Acrylic W all Filler,
Pelaksaan pekerjaan dengan Cape.
Ketebalan lapisan 25-150 micron atau daya sebar perliter 10 m²
Interval 12 jam sebelum pelapisan berikutnya atau ditentukan lain sesuai spesifikasi
teknis (Interval 24 jam sebelum pelapisan berikutnya).

Lapisan kedua;
Cat dasar Pelaksaan pekerjaan dengan Roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar perliter 13-15 m²
Interval 24 jam sebelum pelapisan berikutnya.

Lapisan Berikutnya
Cat tembok
Pelaksaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar perliter 11-17 m²
Interval 12 jam antara pelapisan.

Warna ditentukan kemudian


Produk Cat sesuai yang dipersyaratkan atau setara

3 lapis pengecatan kali (setelah cat dasar selesai) dengan uraian sebagai berikut :
 Lapis I encer (tambahkan 20 % air ) atau ditentukan lain sesuai dengan
spesifikasi teknis
 Lapis II Kental
 Lapis III Kental
Selama pengecatan berlangsung campuran cat sering diaduk, agar pencampuran
merata, sehingga tidak terjadi pemisahan emulsi cairan cat.

Atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis , BQ dan Gambar kerja


Ilustrasi Pengecatan Dinding
6. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

INSTALASI PIPA AIR BERSIH


1.Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan
koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur
pipa AC, Tray Cable dll.
2.Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
3.Pasang gantungan maupun support pipa sesuai
hasil
marking.
4.Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing.
5.Gunakan benang & water pass untuk mengukur
kelurusan pipa.
6.Pada Instalasi air bersih lakukan test tekan ulang jika
kran-kran sudah terpasang

 Instalasi Pipa Air Kotor


1. Marking jalur pipa.
2. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai
elevasinya.
3. Sambung pipa di atas galian.
4. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
5. Turunkan pipa ke dalam galian.
6. Lapis kembali galian dengan pasir.
7. Urug galian.
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN SANITAI & ACCESORIES

PEMASANGAN KLOSET, WASTAFEL & AKSESORIS


1. Marking dudukan kloset/wastafel.
2. Pasang sanitair secara lengkap sesuai buku petunjuk pabrik.
3. Test sambungan pipa.
4. Beri lapisan plester dan lem pada setiap sambungan pipa .
5. Semua saluran pipa dan saniter yang dipasang harus ditest sesuai
dengan fungsinya sehingga berjalan sebagaiman mestinya.
IV. Pekerjaan Elektrikal :
Pekerjaan Arsitek dan M/E pada Lokasi yang telah ditentukan sesuai Gambar Kerja dan BQ.
1. Pekerjaan Listrik & Titik Penerangan
1.1. Prosedur Pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan Persiapan
1.1.1.1. Membersihkan jalur instalasi yang akan dipasang
1.1.2. Pekerjaan Shop Drawing
1.1.2.1. Penggambaran penempatan posisi titik – titik lampu
1.1.2.2. Pembagian group lampu, untuk pembagian phasa R-S-T yang seimbang
1.1.2.3. Peninjauan kelapangan untuk penggambaran yang memerlukan detail
pemasangan
1.1.3. Pengajuan Shop Drawing
1.1.3.1. Untuk mendapat persetujuan dari Direksi
1.1.3.2. Memastikan bahwa Shop Drawing yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan
1.1.4. Pengajuan Uraian Teknis dan Contoh Material
1.1.4.1. Untuk mendapat persetujuan direksi
1.1.4.2. Disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
1.1.4.3. Memastikan apakah ukuran / dimensi dari material yang diajukan dapat dipasang
di lapangan.
1.1.5. Pekerjaan Pemipaan (conduit)
1.1.5.1. Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing
1.1.5.2. Pemasangan dengan serapi mungkin (memperhatikan kelurusan pemasangan)
dan dengan cara membending yang benar.
1.1.5.3. Pemasangan klem-klem pipa dengan jarak yang paling efektif.
1.1.6. Penarikan kabel Instalasi
1.1.6.1. Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing, terutama dalam hal pembagian
group, pembagian saklar.
1.6.2. Penyambungan kabel pada pada setiap cabang (T-doos) dengan cara yang benar.
1.6.3. Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai
dengan standar yang berlaku
1.6.4. Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel toevoer instalasi diposisi
panel, untuk menghindari kesalahan Connecting.

1.1.7. Penarikan kabel Feeder


1.1.7.1.Dilaksanakan sesuai dengan shop drawing
1.1.7.2.Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai
dengan standar yang berlaku
1.1.7.3.Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel.
1.1.8. Pengukuran tahanan Isolasi
1.1.8.1. Dengan menggunakan Megger Insulation Tester.
1.1.8.2. Tahanan Isolasi minimum yang diizinkan adalah 1kOhm / v, apabila hasil yang
didapat lebih kecil, maka Instalasi harus diperbaiki.
1.1.9. Test Nyala
1.1.9.1. Untuk memastikan semua Instalasi yang dipasang telaah berfungsi
1.1.9.2. Dengan menggunakan bola lampu pijar dan dengan bantuan HT (Handy Talky)
1.1.9.3. Selama pengetesan, semua saklar disambung sementara.
1.1.10. Pemasangan Panel
1.1.10.1. Disesuaikan dengan type panel apakah Walltype atau Free standing
1.1.10.2. Pelaksanaan Connecting kabel-kabel Instalasi, sesuai dengan kabel marker
yang dibuat.
1.1.11. Pemasangan Armature
1.1.11.1. Sebelum pemasangan semua armature (terutama lampu) ditest apakah
berfungsi dengan baik
1.1.11.2. Dalam hal ini, pemasangan dilaksanakan dengan pertimbangan keamanan
ruangan (kemungkinan hilang atau rusak / kotor)
1.1.12. Test System
1.1.12.1. Untuk memastikan system Instalasi telah berfungsi dengaan baik.
1.1.12.2. Dalam hal ini sumber daya tetap belum selesai, maka digunakan listrik kerja,
untuk mensuplai panel yang akan dicoba.

Metode Kerja
Ilustrasi pekerjaan Instalasi kabel

Ilustrasi Pekerjaan megger dan kontinuitas

Ilustrasi pekerjaan Instalasi stop kontak, saklar, lampu

Metode Kerja
Ilustrasi Pekerjaan megger dan kontinuitas

Metode Kerja
FLOW CHART / Bagan Alir Pekerjaan Listrik

START

Pengajuan Gambar Shop Drawing

Apakah Shop
Drawing dpt Perbaikan Shop
dilaksanakan & Drawing
disetujui

Ya
Pek. Pemasangan Panel &
Pengajuan Uraian Teknis & Contoh Connection
Material

Tidak Pemasangan Armature Saklar, Stop


Kontak
Apakah disetujui
Konsultan
Test Sistem
Ya
Tidak
Pekerjaan Pipa
(Konduit) Apakah Berfungsi
dengan Baik

Pek. Penarikan Installasi sesuai Ya


Shop Drawing

FINISH
Testing Tahan Isolasi

Tidak
Apakah Tahanan
Perbaikan Installasi Isolasi 1KΏ/V

Ya

Test Nyala

Tidak
Apakah titik
Perbaikan Installasi
installasi nyala
semua
Ya

Metode Kerja
V. Pekerjaan Fire Hydrant :
A. URUTAN PELAKSANAAN

A.1. Pemasangan Pipa Indoor


- Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur. pekerjaan lain
seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.
- Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
- Lapisi pipa Black Steel (GIP jika akan di cat seluruh pipa) dengan cat dasar
(zingkromat).
- Setelah dicat dasar lapisis pipa dengan cat merah.
- Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
- Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada shop drawing, penyambunngan pipa
diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
- Gunakan benang & water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
- Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
- Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
- Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan dahulu dengan
pekerjaan plafon (arsitek) dan pekerjaan ME lainnya. Lakukan test tekan ulang jika pipa
dropper telah terpasang.

A.2. Pemasangan Pipa Outdoor


- Marking jalur pipa.
- Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
- Sambung pipa di atas galian.
- Lapisi pipa dengan zingkromat.
- Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku.
- Beri lapisan pasir pada dasar galian.
- Turunkan pipa ke dalam galian.
- Lapis kembali galian dengan pasir.
- Urug galian.

A.3. Pemasangan Hydrant Box Indoor


- Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian bagian atas 150 cm.
- Bobok dinding bata sesuai ukuran marking.
- Pasang hydrant box pada posisinya.
- Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box.
- Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
- Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.

Metode Kerja
A.4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor, Pillar & Siamese Connection

HYDRANT BOX
- Marking lokasi penempatan hydrant box.
- Buat pondasi hydrant box
- Pasang hydrant box pada posisinya.
- Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
- Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.

HYDRANT PILLAR
- Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese connection
- Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke posisinya.
- Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Hydrant Pillar maupun Siamese
connection.
- Pasang Hydrant pillar dan Siamese connection.

A.5. Pemasangan Head Sprinkler


- Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang
- Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa dropper.
- Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat.

A.6. Pemasangan Pompa


- Marking lokasi penempatan pompa.
- Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
- Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
- Pasang Pompa dan valve-valvenya.
- Sambung instalasi daya ke pompa.
- Atur pressure switch pompa sebagai berikut :
- Pompa jockey On posisi 8,5 Bar Off posisi 9 Bar
- Electric Pump On posisi 7 Bar Off manual
- Diesel Pump On posisi 6 Bar Off manual
- Lakukan running test pompa.

A.7. Test Fire Fighting

TEST HYDRANT
- Tutup seluruh krant pada hydrant box dan hydrant pillar.
- Siapkan selang pemadang sesuai ukurannya.
- Posisikan pengatur pompa pada auto
- Buka valve pada hydrant box maupun hydrant pillar

TEST SPRINKLER
- Buka Valve pada instalasi fire sprinkler.
- Siapkan operator penutup valve pada lantai/zona yang akan ditest.
- Posisikan pengatur pompa pada auto.
- Panasi head sprinkler dengan api.
- Setelah sprinkler pecah, dan test dinyatakan OK, segera tutup valve pada instalasi
yang menuju daerah test
- Ganti head sprinkler yang pecah dengan yang baru.

Metode Kerja
VI. Pekerjaan Sumur Bor :
1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING

I. TAHAP PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan


dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi

Pada tahap pekerjaan ini meliputi :

a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi
lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.

Metode Kerja
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. TAHAP PEMBORAN AWAL

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur
bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil
sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai
dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor
yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor


Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi
waktu permeter)
Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil
atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun
maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical
logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

III. TAHAP ELECTRICAL LOGING

Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang
bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang
elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus
kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan.
Penurunan inilah yang diukur.

IV. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)

Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter
konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak
perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan
(sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)

Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen)
harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman
aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu
memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK)

Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air

Metode Kerja
yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada
rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud
untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel
hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah
dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap W ell Development ini adalah :

Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang


bor.

Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.

Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas


dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap W ell Development dilakukan dengan cara :

1. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai
4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval
saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang
dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan
air bersih kedalam sumur dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar
pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam
dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan
mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur
dalam.

VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING)

Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :


- Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.

- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).

IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)

Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi
akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta
kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.

Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :


a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)
b. Debit pemompaan
c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
d. Waktu sejak dimulai pemompaan
e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
f. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :

Metode Kerja
1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit
yang berbeda.

2) Uji pemompaan panjang

Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap. Pada uji
pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan
akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk
pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut
memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :


- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. TAHAP FINISHING

Tahap finishing meliputi :

o Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.


o Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
o Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
o Pembersihan dan perapihan lokasi.

III. PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS LAPANGAN


Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratakan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil
pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima Pertama
/ Provisional Hand Over (PHO) dan Serah Terima Terakhir / Final Hand Over (FHO). Kelompok
kegiatan yang menjadi dasar pengendalian teknis adalah sebagai berikut :

3.1. Dokumen Kontrak Pekerjaan,terdiri atas :


Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak, Spesifikasi
Teknis, Tata cara pembayaran dan pengukuran, Addendum Kontrak(jika ada). Dan
rujukannya yaitu Peraturan Teknis Kontruksi dan pengadaan barang konstruksi, Addendum
Kontrak(jika ada).

3.2. Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama, pengecekan
kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan /
persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality Control Plan (QCP), test, inspection &
cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang/bahan,peraturan dan
perijinan yang berlaku.

3.3.Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan :


Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek yang terdiri
dari personal inti. Team manajemen proyek membuat rancangan urutan pekerjaan
mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam dokumen kontrak.Untuk selanjutnya
berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan
item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan
suatu cara pelaksanaan yang effektif dan effisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada
dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.

3.3.1. Pengaturan Lokasi


Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan,bahan dan tenaga yang
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan diterapkan.

Metode Kerja
3.3.2. Urutan pekerjaan
Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan
dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi / demobilisasi tenaga,
alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.

3.3.3. Metode kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.

3.3.4. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan
maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali
Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop
drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan
tenaga pelaksana trampil.

3.3.5. Keselamatandan Kesehatan Kerja (K-3)


Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun pihak lain
harus dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.

3.4. Test and Commisioning


Kegiatan test dan commisioning ini dimaksudkan untuk pekerjaan mekanikal, elektrikal dan
elektronika.

3.5. Pengendalian Waktu


Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan, produkstivitas dan
keperluan alat, bahan dan tenaga dapat diendalikan sehingga waktu yang yang telah
dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.

3.6. Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan(PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka
pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan persyaratan
teknisnya.
Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (disebut PHO) kemudian
diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai
dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan
baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO). Dengan
telah diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada
pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam tuntutan.

Metode Kerja
Flow Chart Pengendalian Teknis / Penguasaan Teknis Pelaksanaan

START

Dokumen Kontrak
Pemborongan

Koordinasi/rundingan dg Direksi Pemahaman Ketentuan Perijinan dg Pihak Terkait


pengawas & Konsultan Dokumen Kontrak - Perijinan Bandara
Pengawas - Polisi

Survey Bersama & Pengukuran


Lihat Keterangan :
halaman
berikutnya Engineering & Addendum Pelaksanaan Item Pekerjaan Pelaksanaan Item
Kontrak Berikutnya Pekerjaan

No No
PELAKSANAAN
PEKERJAAN Ok Ok
Request Item Pekerjaan
Berikutnya dan seterusnya = Cek :
Request For Inspection/work - Shop Drawing &
Pelaksanaan Item Pekerjaan BQ
Berikutnya dan seterusnya
Pelaksanaan Item Pekerjaan - Spesifikasi teknis
No (termasuk Inspeksi
No & Test 
Ok
Pengendalian
Ok FINISH Mutu)
Request Item Pekerjaan
Berikutnya - Approved
Konsultan
No Pengawas&Owner
Ok

Metode Kerja
FLOW CHART PENYIAPAN GAMBAR PELAKSANAAN(SHOP DRAWINGS)

START

Selesai Survey dan


Pengukuran  disetujui
- SStake Out
- Elevasi
- Keterkaitan

ENGINEERING
Proses pengajuan/persetujuan
Struktur, Arsitek,
Mek/El/Elektrktronika

Proposal / pengajuan Desain Compare dan checking terhadap


Konstruksi baru utk beberapa item tenderdrawing (dokumen tender )
pekerjaan atau seluruh item
pekerjaan

Check Perubahan

Gambar Pelaksanaan /Shop


Drawing

Persetujuan Konsultan
Pengawas
Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan
Check

Repair Ok
Final
Check
Approved for Construction
issued

FINISH

Reference to next Construction


(same work)

Metode Kerja
FLOW CHART PELAKSANAAN FISIK / KONSTRUKSI PEKERJAAN

FLOW CART PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

START

Dokumen Kontrak Pemborongan


Koord.Pemi l i k proyek/ Cek Lokasi Pema ha ma n
Kons ul t.Penga wa s Dokumen Kontra k

PERSIAPAN
Mobilisasi :Kantor,Site manajemen,alat,material,tenaga
Persiapan Pelaksanaan :perijinan,dinding pembatas,pagar
Survey Bersama,detail lokasi kerja

EN GIN EERIN G
Persetujuan ma teri a l pek. (s truktur,a rs i tek/fi ni s hi ng,meka ni ka l Penga j ua n ul a ng
,el ektri ka l ,da n Ba r Bendi ng Schedul e,mi l e s erti fi ca te,dl l .).
Elevasi s truktur,a rs i tek/fi ni s hi ng.Pola fi ni s hi ng,el ev. M/E

Kons ul ta n Penga wa s NO

OK
Shop Dra wi ng (Struktur,a rs i tek,meka ni ka l , NO
Pengadaan Material
el ektri ka l ,dl l .

OK koreksi
Shop Dra wi ng Approved for cons tructi on a wa l
Reques t For Ins pecti on/Cons tructi on OK
Shop Dra wi ng Approved for cons tructi on s el a nj utnya
OK
Pel a ks a na a n kons truks i a wa l NO
Shop Dra wi ng untuk coordi na ti on Dra wi ng
OK
SD App.for cons tructi on s el a nj utnya

OK
Reques t For Ins pecti on/Cons tructi on

OK
Pel a ks a na a n kons truks i s el a nj utnya
OK
Pekerj a a n Sel es a i Perba i ka n s es ua i defect l i s t s el es a i
OK
Penga j ua n Pers i a pa n PHO
Perba i ka n s es ua i defect l i s t
Pengeceka n bers a ma
NO
Tea t a nd Commi s i oni ng
OK
Sertifikat PHO
Ma s a pemel i ha ra a n As bui l t Dra wi ng + Opera ti on Ma nua l (OM)
OK
Penga j ua n Pers i a pa n FHO
Pe ngadaan Material
OK
Pengeceka n bers a ma
OK
Sertifikat FHO START

Pekerj a a n Ta nggung Ja wa b Pemi l i k Proyek


Dokumen Kontrak Pemborongan

SEL ESAI
ENGINEERING
Persetujuan ma teri a l pek. (s truktur,a rs i tek/fi ni s hi ng,meka ni ka l
,el ektri ka l , dl l .).

Metode Kerja
Demikian Metode Kerja ini kami buat untuk melengkapi syarat peserta tender proyek Pelelangan
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN - TAHAP 2.
Semoga bisa menjadikan nilai tambah untuk penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terimakasih

Bandar Lampung, 08 Juni 2018


PT. GENTA BANGUN NUSANTARA

HIDAYAT HAMTORI
Direktur Utama

Metode Kerja

Anda mungkin juga menyukai