Anda di halaman 1dari 36

CV.

Bina Cipta, hal 1

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


No. Paket : -
Nama Paket : RENOVASI PAGAR PEMBATAS
Penawar : CV. BINA CIPTA

I. PENDAHULUAN
1.1. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas (Owner) adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Renovasi Pagar
Pembatas Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

1.2. Sumber Dana


Sumber Dana proyek ini berasal dari APBN (PNBP) TA. 2020.

1.3. Lokasi dan Lingkup Pekerjaan


JL. Raya No. IX Sukamandi - Subang Kab. Subang Propinsi Jawa Barat
Adapun lingkup pekerjaan Renovasi Pagar Pembatas dengan pekerjaan sebagai berikut :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN      
  A.1 Administrasi dan Dokumentasi
  A.2 Papan Nama Proyek
  A.3 Pas. Bowplang
  A.4 Pek. Bongkaran Pagar Eksisting
  A.5 Pek. Pembersihan Lahan Kerja
B. PEKERJAAN PAGAR BATAS SD      
B.1 PEKERJAAN TANAH      
  B.1.1 Pek. Galian tanah pondasi batu kali
  B.1.2 Pek. Striping tanah L = 100 cm
  B.1.3 Pek. Urugan Tanah Kembali
B.2 PEKERJAAN PONDASI      
  B.2.1 Pek. Urugan pasir t = 5 cm
  B.2.3 Pas. Cerucuk dolken dia 8 - 10 cm, t = 1.00 m
  B.2.4 Pas. Anstamping t = 20 cm
  B.2.5 Pas. Pondasi Batu kali spesi 1 : 4
B.3 PEKERJAAN PAGAR      
B.3.1 Pek. Kolom Precast t = 280 x 18 x 19 cm Mutu Beton K
  225
  B.3.2 Pek. Panel precast 240 x 40 x 5 cm Mutu Beton K 225
B.4 PEKERJAAN GORONG - GORONG      
  B.4.1 Pas. Gorong - gorong Buis Beton Bulat Dia 1 m
  B.4.2 Pas. Gorong - gorong Buis Beton Bulat Dia 0,6 m
C. PEKERJAAN PAGAR BATAS GERBANG PERUMAHAN      
C.1 PEKERJAAN TANAH      
  C.1.1 Pek. Galian tanah pondasi batu kali
  C.1.2 Pek. Striping tanah L = 100 cm
  C.1.3 Pek. Urugan Tanah Kembali
C.2 PEKERJAAN PONDASI      
  C.2.1 Pek. Urugan pasir t = 5 cm
  C.2.2 Pas. Anstamping t = 20 cm
  C.2.3 Pas. Pondasi Batu kali spesi 1 4

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 2

C.3 PEKERJAAN PAGAR      


C.3.1 Pek. Kolom Precast t = 280 x 18 x 19 cm Mutu Beton K
  225
  C.3.2 Pek. Panel precast 240 x 40 x 5 cm Mutu Beton K 225
C.4 PEKERJAAN BLOOMBAK      
  C.4.1 Pas. Kaansteen Bata Merah, Spesi 1 : 3
  C.4.2 Pek. Plesteran + Acian, Spesi 1 : 3
  C.4.3 Pek. Pengecatan Bloombak, Setara Vinilex
  C.4.4 Pek. Tanah Subur t = 20 cm
  C.4.5 Penanaman Tanaman Hias (Pucuk Merah) H = 1 m
  C.4.6 Penanaman Rumput Gajag Mini
  C.4.7 Pek. Pedestrian Rabat Beton t = 5 cm
  C.4.8 Pek. Lampu Taman LED 12 Watt Lengkap Tiang, T = 1,2
  C.4.9 Pas. Titik Instalasi Lampu Taman
  C.4.10 Pas. NYY 3 x 2,5 mm2 + Pipa Konduit 20 mm
D. PEKERJAAN PAGAR LANJUTAN
D.1 PEKERJAAN TANAH
  D.1.1 Pek. Galian tanah pondasi batu kali
  D.1.2 Pek. Striping tanah L = 100 cm
  D.1.3 Pek. Urugan Tanah Kembali
D.2 PEKERJAAN PONDASI      
  D.2.1 Pek. Urugan pasir t = 5 cm
  D.2.2 Pas. Cerucuk dolken dia 8 - 10 cm, t = 1.00 m
  D.2.3 Pas. Anstamping t = 20 cm
  D.2.4 Pas. Pondasi Batu kali spesi 1 : 4
D.3 PEKERJAAN PAGAR      
D.3.1 Pek. Kolom Precast t = 280 x 18 x 19 cm Mutu Beton K
  225
  D.3.2 Pek. Panel precast 240 x 40 x 5 cm Mutu Beton K 225
E. PEKERJAAN LAIN - LAIN      
  E.1 Buangan Sisa - sisa Pekerjaan
-

1.4. Waktu Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender dengan masa
Pemeliharaan sesuai yang dipersyaratkan dalam Tender Dokumen.

1.5. Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan metode Network Planing dan Jadual
Waktu Pelaksanaan menggunakan Bar carth dan S-Curve, atau ditentukaan sesuai tender
Dokumen

1.6. Pengendalian Mutu Pelaksanaan


Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaannya akan mengacu pada
spesifikasi teknis yang ada didalam dokumen tender, Berita acara rapat tinjauan lapangan,
addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan Quality Control Plan.
Persiapan pelaksanaan merupakan bagian yang penting untuk dilakukan adalah melakukan
koordinasi dengan polisi, peraturan yang berkaitan tatacara dan Pengendalian Traffic
kendaraan /peralatan proyek dan penjaminan keamanan dan keselamatan oleh team K-3
proyek.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 3

Pekerjaan meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar kerja, buku RKS;
Syarat-syarat Administrasi & Teknis, Daftar volume pekerjaan (BQ) dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan

Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan, peralatan, berikut alat bantu
lainnya, pengangkutan, pemasangan dan semua pelayanan yang diperlukan bagi pelaksanaan
pekerjaan hingga selesai dengan sempurna, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak

2.1. Pekerjaan Persiapan


Kegiatan ini merupakan bagian yang penting termasuk perijinan, pas masuk dan pekerjaan
persiapan itu sendiri yang dibagi menjadi 2 tahapan yaitu :
2.1.1. Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik
2.1.2. Persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan

2.1.1. Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik,meliputi :


a. Memobilisasi keperluan untuk memulai pekerjaan fisik,termasuk :
- pengiriman material untuk gudang dan kantor,
- pengiriman alat-alat gambar,
- pengiriman alat-alat kerja,
- pengiriman alat-alat keselamatan.

b. Manajemen Proyek,memobilisasi team manajemen proyek baik untuk di kantor


maupun di lapangan dengan asumsi diperlukan team tambahan untuk keperluan
penyelesaian pekerjaan.
c. Peralatan,memobilisasi peralatan berat beserta operatornya dan keperluan bahan
bakarnya.
d. Asuransi,penyediaan dan pembiayaan asuransi sesuai syarat umum kontrak.
e. Gudang,pengadaan gudang termasuk personil pengelola dan pembiayaan
penyimpanannya.
f. Kantorproyek,penyediaan kantor proyek lengkap dengan
furniture,penerangan,telephone,air conditioning,papan petunjuk,pengadaan daya
listrik sementara(untuk kerja,kantor,gudang lengkap kabel dan panelnya),
g. Pengadaan Air kerja dan pemipaannya,mck lengkap dengan septic tank,telepon,
h. Pembersihan & pemeliharaan serta pengadaan jalan masuk kantor/ke lokasi
pekerjaan dan saluran sementara,
i. Pagar dan pos jaga sementara,pembuatan pagar keliling proyek dengan bahan sesuai
anjuran direksi pengawas dan pos jaga sementara termasuk demobilisasinya.
Setelah kegiatan persiapan pemagaran / pengaman lokasi kerja selesai dan kegiatan
engineering terutama material yang digunakan, shop drawing mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas untuk dilaksanakan
j. Penyediaan tenaga kerja,peralatan dan pengadaan bahan.

2.1.2. Persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan


Untuk menjamin pelaksanaan fisik pekerjaan sesuai dengan yang di persyaratkan dalam
dokumen kontrak maka kegiatan yang harus dilaksanakan termasuk proses dan
persetujuan material.

Dokumen Kontrak dan Dokumentasi : sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan maka


dilakukan pembuatan dokumen kontrak,pengadaan shop drawing & asbuilt
drawing,manual operation,dokumentasi,laporan.

Keselamatan dan Keamanan Kerja(K-3),yang dimaksud kan adalah penyediaan


peralatan dan kelengkapannya seperti yang dipersyaratkan dalam Keselamatan dan
Keamanan Kerja.

Dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa manajemen pelaksanaan sebagai


penunjang dalam rangka mencapai target pelaksanaan proyek, yaitu:
 Manajemen Koordinasi Pekerjaan
 Manajemen Kualitas

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 4

Spesifikasi teknik dari proyek adalah dokumen yang menjadi kualitas standar dari
material, metode konstruksi, tes dan hasil konstruksi yang harus dilaksanakan oleh
yang dibutuhkan oleh owner dari proyek.
Target kualitas membuat hasil standar dari pekerjaan dan meningkatkan kualitas dan
menyeragamkan benchmark kualitas yang diinginkan.
Managemen dari kualitas (quality management) adalah pengaturan dari kualitas yang
harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana kualitas, terget kualitas,
papan penilaian, spesifikasi teknik. Managemen dari kualitas terdiri dari rencana
kualitas, jaminan kualitas dan kontrol kualitas

 Manajemen K3
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan dari
konstruksi yang harus dilakukan oleh yang dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target
keselamatan adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh dengan
tujuan untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi keselamatan dan
menyeragamkan benchmark keselamatan yang diinginkan.
Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus dilakukan
oleh tim proyek berdasarkan dari rencana keselamatan, terget keselamatan, papan
penilaian, spesifikasi teknik. Managemen keselamatan terdiri dari rencana
keselamatan, pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana keselamatan.
Penjelasan detail tentang rencana keselamatan dijelaskan dalam bagian lain dalam
metode pelaksanaan ini.

 Manajemen Housekepping
Proyek konstruksi membutuhkan pengaturan untuk menyusun kondisi lapangan yang
bersih dan rapi.Penataan kondisi lapangan tersebut umumnya disebut sebagai
Manajemen Housekeeping.
Manajemen Housekeeping ini meliputi pengelolaan kebersihan area proyek termasuk
siklus pengelolaan sampah proyek, kebersihan kantor, gudang, penataan siklus
material, dll.

 Manajemen Tim Pelaksana Proyek / Tim Manajemen Proyek


Dalam pelaksanaan proyek ini, Tim manajemen proyek dibuat berdasarkan standar
struktur organisasi .Di samping itu, Tim manajemen proyek juga disesuaikan dengan
kebutuhan dari kondisi proyek yang dapat berupa lingkup pekerjaan, kompleksitas,
tingkat kesulitan, koordinasi dan komunikasi yang diperlukan, dan pertimbangan yang
lainnya.
Tim proyek yang ditempatkan merupakan personil yang telah terseleksi dan dianggap
mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan jabatan dan posisinya di
dalam struktur organisasi proyek tersebut dalam rangka mencapai target proyek yang
telah ditentukan.

Untuk proyek ini, tim manajemen proyek yang direncanakan untuk melaksanakan
proyek diberikan dalam struktur organisasi proyek dalam lampiran. Pada lampiran
diberikan pula data yang lebih detil mengenai personil yang akan ditugaskan pada
proyek ini.

 Manajemen Masa Pemeliharaan  Akhir Proyek (masa Pemeliharaan).


Sistem manajemen selama masa pemeliharaan adalah sistem manajemen proyek
selama masa pemeliharaan yang dilakukan oleh yang berhubungan dengan
peraturan untuk memenuhi klausul kontrak. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melaksanakan pemeliharaan yang dimulai saat tanggal dari penandatanganan
Provisional Hand Over (PHO) sampai waktu yang telah diterangkan di dokumen
kontrak (Masa Pemeliharaan). Periode ini akan berakhir dengan Final Hand Over
(FHO). Adapun prosedur standar dari masa pemeliharaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor mempunyai tim yang dibentuk secara khusus untuk menangani proyek
yang sedang dalam masa pemeliharaan.
2. Tim ini akan bekerja sama dengan tim proyek yang dipimpin oleh PM selama masa
pemeliharaan proyek

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 5

3. Sebelum masa pemeliharaan dimulai, PM menyampaikan pesan tertulis kepada


manajemen konstruksi / wakil pemilik proyek yang berisi informasi relevan dari
masa pemeliharaan proyek
4. PM adalah pegawai yang bertanggung jawab selama masa pemeliharaan proyek
5. Tanggung jawab Kontraktor selama masa pemeliharaan proyek adalah :
- Memperbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan pekerjaan yang terdapat di
dalam daftar kerusakan yang ada dalam Provisional Hand Over (PHO)
- Membuat laporan yang dibutuhkan untuk dihubungkan dengan administrasi
pekerjaan pemeliharaan
6. Variation order (VO) yang diminta oleh owner selama periode ini harus mengikuti
kondisi dari dokumen kontrak
7. Kontraktor akan memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan berdasarkan
spesifikasi teknik, dokumen kontrak dan standar kualitas dari dari Kontraktor.
8. Aspek Keselamatan, housekeeping dan lingkungan akan dipertimbangkan secara
konsisten oleh tim selama masa pemeliharaan ini.
9. Jika tim yang ditugaskan tidak bisa melaksanakan tugas-tugas mereka berdasar
pada prosedur dengan baik, PM akan menyusun pengganti.
10.Ketika masa pemeliharaan berakhir dan pekerjaan perbaikan dalam list kerusakan
dan komplain telah dilaksanakan menurut standar dan spesifikasi, PM akan
menyampaikan laporan bahwa periode kewajiban telah selesai dan menyertakan
informasi terkait tentang penyelesaian dari daftar kerusakan dan komplain lainnya.
11. Owner / managemen konstruksi akan memeriksa laporan bersama-sama dengan
Kontraktor
12.Hasil dari pemeriksaan yang dibuat dalam form “minutes of inspection” akan
ditandatangani bersama oleh owner / manajemen konstruksi dan Kontraktor
13.Final Hand Over ( FHO ) ditandatangani oleh owner dan Kontraktor

Adapun personil dan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut:


1. Kontraktor akan menempatkan personil dan tenaga kerja selama masa
pemeliharaan di bawah tanggung jawab dari PM
2. Tim akan selalu siap di lokasi selama masa pemeliharaan
3. Tugas utama dari tim ini adalah untuk menjamin perbaikan dari pekerjaan cacat
selama masa konstruksi untuk pekerjaan yang tidak sempurna
4. Tim ini bertugas :
a. Mengkoordinasi pekerja untuk memperbaiki pekerjaan cacat
b. Mengikuti inspeksi yang berhubungan dengan temuan pekerjaan cacat
c. Membuat laporan

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 6

TAHAPAN METODOLOGI

1. Pekerjaan Mobilisasi

Survey & Pengukuran Mobilisasi Personil Mobilisasi alat

Dsb (sesuai Daftar Pengadaan Peralatan)

Penyediaan listrik Foto Proyek / Dokumentasi Penyediaan Air Kerja

Shop Drawing & As Built Pagar Proyek, Peralatan K3 Pekerjaan lainnya sesuai yang
Drawing dipersyaratkan dalam dokumen
pelelangan (Bq)

2. PERALATAN K3 (yang dipakai oleh para pekerja proyek)

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 7

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam
proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan
suatu lingkungan konstruksi.Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang
bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi.

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting.Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective
Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :

1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan
manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat
atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan
kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan
oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang
mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak
3 pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka
sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.

3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari
debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup
angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat
kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya
mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.

4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis
pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah
melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam selama
menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang
memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi
tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti
medorong gerobag cor secara terus-menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan
besi pada gerobag.

5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug
kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja
konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai
peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 8

bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang,


baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.
Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan
kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang
membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau
safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini dalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja,
misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower/
gedung bertingkat.

7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara
yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka
panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa
penutup telinga ini.

8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja
konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri.
Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat
kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya
serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas,
mengerut kayu.

9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum
digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk
mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus
menjadi pertimbangan utama.

10. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera dilakukan
tindakan dengan memadamkan alat pemadam ringan
sebagai tindakan awal. Jika tidak memadai, segera hubungi
Pihak pemadam kebakaran.

11. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan
ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya
dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu,
pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang
digunakan untuk pertolongan pertama.

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 9

Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang


harus ada dan disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya
wajib. Ingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah
ketimbang  sudah kejadian.

12. Jaring Pengaman


Pekerjaan ini dilakukan di awal pelaksanaan pekerjaan.
Jaring pengaman dipasang pada lokasi pekerjaan dimana
diperkirakan jaring pengaman tersebut dapat melindungi
tempat umum/ publik dan lalu lintas pemakai tempat umum
dari akibat proses pekerjaan yang tidak diinginkan (misal:
serpihan-serpihan material yang terlepas, dsb) atau sesuai
petunjuk direksi pekerjaan. Juga di Maksudkan untuk
menahan Debu dari Proses Pelaksanaan Pekerjaan,
sehingga tidak mennganggu lingkungan sekitar.

13. Rambu dan Petunjuk Safety


Pekerjaan ini dilakukan di awal dan selama proses pekerjaan
berlangsung. pelaksanaan pekerjaan. Rambu dan petunjuk
dipasang pada lokasi dimana rambu dimaksud dan berguna
sebagai Tanda / peringatan para pekerja atau pihak lain.

14. Jalur Evakuasi


Pada proses pekerjaan berlangsung, dipasang tanda jalur
evakuasi bila terjadi masalah yang membahayakan jiwa
pekerja. Tanda dipasang pada lokasi yang mudah dibaca
dan dimengerti oleh pekerja

METODE TEKNIS RENOVASI PAGAR PEMBATAS :

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN

I. Pekerjaan Persiapan :

1. Pembuatan Papan Nama Proyek :


1. Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
· Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
· Kaso dengan ukuran 5/7 cm

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 10

· Paku berukuran 5 cm dan 7 cm


· Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
2.    Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
· Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
· Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
· Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-tiang
penyangga.
3.   Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi
suatu proyek.

Gambar : Ilustrasi pemasangan papan nama

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank :

Sebagai papan acuan untuk membantu menentukan kelurusan atau tata letak titik-titik sudut,
misalnya menentukan tata letak kelurusan sisi luar konstruksi, sisi pondasi, dll.

Terurai sebagai berikut :


 Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah. Patok kayu 5/7 dan papan kayu 3/20.
 Berjarak cukup dari rencana pasangan, bowplank tidak goyang akibat pelaksanaan Pondasi
 Terdapat titik atau tanda-tanda.
 Sisi atas bowplank harus terdapat satu bidang (horizontal) dengan papan bowplank lainnya
 Letak kedudukan bowplank harus seragam ( menghadap kedalam bangunan semua)
 Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi atau dinding.

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 11

Gambar : Ilustrasi pemasangan bouplank

3. Pembuatan Dokumen Administrasi dan Dokumentasi

Pembuatan laporan dan dokumentasi sangat penting dalam keterkaitan pekerjaan fisik
bangunan, karena sebagai bukti tertulis hal - hal yang sudah dilaksanakan di lapangan.
Pekerjaan administrasi proyek terdiri dari laporan, dan dokumentasi. Pekerjaan administrasi
dikerjakan sebelum proyek, selama proyek berlangsung, dan setelah proyek selesai.

Untuk bentuk dari pada format laporan itu sendiri, nantinya kami akan mengajukan dahulu
beberapa bentuk format laporan yang sudah baku di perusahaan kami kepada konsultan
pengawas dan direksi teknis. Setelah mendapat persetujuan maka akan kami gunakan bentuk
format laporan yang sudah disetujui.

Jenis-jenis laporan yang akan kami kerjakan contohnya sebagai berikut :

1. Membuat laporan harian. Yaitu merupakan laporan yang berisikan tentang kegiatan semua
pekerjaan pada hari itu, maupun material, dan peralatan kerja.
2. Membuat laporan mingguan. Merupakan rekapitulasi dari laporan harian yang sudah dibuat.
3. Membuat laporan bulanan. Merupakan rekapitulasi dari laporan mingguan yang kami
kerjakan.
4. Membuat laporan persetujuan material.
5. Membuat permohonan ijin pelaksanaan pekerjaan.
6. Membuat permohonan ijin pengecoran.
7. Pembuatan gambar shop drawing. Yaitu gambar kerja yang digunakan sebagai pedoman
bekerja. Gambar shop drawing ini bisa berubah-ubah dari gambar aslinya tergantung
keadaan di lapangan. Perubahan gambar dengan persetujuan dari pihak konsultan dan
direksi teknis. Biasanya juga disertakan bersamaan dengan pengajuan permohonan ijin
pelaksanaan pekerjaan (request).
8. Pembuatan gambar as built drawing (ABD). ABD ini adalah gambar dari pekerjaan yang
sudah selesai 100%, tidak ada perubahan lagi. Dan sudah ditandatangani oleh semua pihak
yang bersangkutan dengan proyek.
9. Laporan hasil uji kualitas material.
10. Laporan hasil uji kubus beton.

Setelah selesai pekerjaan kami juga akan mengadakan laporan juga kepada konsultan dan
direksi teknis yang ada. Biasanya data-data yang kami lampirkan pada laporan pekerjaan
adalah :

 Tanggal pelaksanaan pekerjaan berlangsung


 Nama pekerjaan
 Waktu setempat pada saat pekerjaan mulai dikerjakan
 Volume pekerjaan baik luas maupun jumlah maupun kubikasinya
 Gambar pelaksanaan, gambar umum maupun gambar detailnya
 Cuaca pada hari itu
 Jumlah personil yang ada di proyek
 Material yang datang, yang diterima, dan yang ditolak
 Jenis peralatan
 Jumlah peralatan yang ada, yang terpakai, status masing-masing peralatan
 Kendala pada saat pekerjaan berlangsung
 Catatan dari konsultan pengawas dan direksi harian teknis lapangan
 Tanda tangan kontraktor pelaksana pekerjaan, konsultan pengawas pekerjaan, dan direksi
teknis lapangan.
 Dokumentasi proyek pada awal, saat berlangsung, dan setelah selesai.

Setelah laporan selesai dibuat dan ditandatangani bersama antara kontraktor pelaksana
pekerjaan, konsultan pengawas pekerjaan, direksi teknis lapangan, laporan kerja akan kami
jadikan 1 bundel yang akan kami simpan rapi.

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 12

Administrasi dalam
pelaksanaan
sehingga
memudahkan
pekerjaan

Contoh alat-alat tulis kantor yang berperan dalam pelaporan dan administrasi :

Contoh laporan harian pekerjaan :

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 13

Pelaporan dan administrasi proyek tidak lengkap tanpa adanya dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan karena dokumentasi memegang peranan penting sebagai bukti bahwa pekerjaan itu
memang benar adanya dan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat teknis
yang tertuang dalam kontrak pekerjaan.

Material dan peralatan yang digunakan dalam dokumentasi proyek :


1. Kamera digital
2. Printer
3. Kertas
4. Tinta printer
5. Komputer

Contoh dokumentasi :

Pemasangan Paku Marka

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 14

II. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) :

KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi


• Keamanan dan keselamatan menjadi asas Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun adalah tujuan
• Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan sistem Jasa Konstruksi

Permen PUPR 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman sistem manajemen keselamatan konstruksi

Permen PUPR No 28/2015 tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum


• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bersifat umum
dialokasikan dalam Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP Khusus K3

Permen PUPR 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
Biaya penyelenggaraan K3 dan Keselamatan Konstruksi harus diperhitungkan tersendiri dalam
total biaya penawaran, dengan besaran biaya berkisar sesuai dengan kebutuhan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

 Penerapan Norma K3 di tempat kerja, merupakan norma wajib yang harus dipenuhi
sebagai bentuk perlindungan ketenagakerjaan
 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibutuhkan oleh dunia usaha, terkait
dengan persyaratan dalam hubungan kerjasama industri, perdanganan maupun dalam
kontrak pekerjaan harus dibuktikan memiliki Sertifikat SMK3
 Penerapan SMKK pada tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan dengan
melaksanakan RKK.
 Pelaksanaan RKK harus disesuaikan dengan lingkup pekerjaan dan kondisi di lapangan.
 Penyesuaian RKK disampaikan, dibahas dan disetujui oleh pengguna jasa dan Penyedia Jasa
pada saat rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (pre meeting)

III. Pekerjaan Pembongkaran :

1. Pekerjaan bongkaran pasangan batu bata

Teknis pelaksanaan pekerjaan 

A. Pekerjaan persiapan
1). Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pembongkaran pasangan
batu.
2). Approval material yang akan digunakan.
3). Persiapan lahan kerja.
4). Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  bodem, keranjang, linggis, palu, dll.
B.  Pelaksanaan pekerjaan

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 15

1). Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang
akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat  persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat
dimulai.
2). Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah
pasangan.
3). Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat
pada batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka
dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
4). Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat
dengan lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
5). Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari
spesi hasil bongkaran.
6). Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan persetujuan
Direksi pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik pekerjaan. 

2. Pekerjaan bongkaran pasangan batu

Pembongkaran harus dilakukan secara keseluruhan dari pasangan batu lama yang akan
dibongkar kemudian material hasil pembongkaran harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan
ketempat yang aman dan tidak mengganggu lalu lintas.

Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


o Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang
akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat
dimulai.
o Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah
bodem, keranjang dan linggis.
o Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan
kepada pekerja.
o Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan
diawasi oleh pelaksana.
o Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah
pasangan.
o Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat
pada batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka
dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
o Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat
dengan lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
o Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari
spesi hasil bongkaran.
o Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot,
sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
o Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
o Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
o Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian
apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
o Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

3. Pekerjaan bongkaran beton

1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing yaitu :


a. Bangunan struktur : Pembongkaran pondasi, kolom beton, sloof, dan ring balok
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus
dibersihkan dan disimpan di dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 16

untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan ke luar area agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus
dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
4. Hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan hasi
sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan
merumpuk bongkaran dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran
bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton diperlakukan dengan metode
khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi
cairan penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk
bongkaran KM/WC semua aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru
dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada
. saat akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan
kembali diseleksi, ditumpuk dam ditempatkan pada area terpisah
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi/

B. PEKERJAAN STRUKTUR DAN PONDASI

1. Pek. Galian Pondasi :


Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi plat.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah
mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai
jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan
pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan
gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena
tanah tersebut akan dipakai kembali.

2. Pas. Batu Kosong :


Batu kosong yang digunakan adalah batu yang padat tidak berongga dengan ukuran
setinggi 10 cm. Batu untuk pasangan yang digunakan adalah batu yang padat dan tidak
berongga dengan ukuran batu 10 s.d 30 cm atau oleh pengawas lapangan dinyatakan setuju
baru dilakukan dengan cara penyusunan batu dilakukan ikatan berdiri. Batu keropos, tipis
dan batu karang, tidak boleh dipakai.
Batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 10 cm, harus dipasang tegak lurus dan rapat dan
diisi pasir pada rongga-rongga batu.
⦁ Pasangan batu
a. Pekerjaan Pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar.
b. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
c. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ketempatnya hingga
teguh. Aduk harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa
yang kuat dan integral dan beberapa sisi luar dan dalam.
d. Batu yang akan dipasang dibasahi, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar
rencana atau petunjuk ahli. Bila dikehendaki angker baja maka harus dibungkus
campuran batu kali dengan adukan 10 cm mengelilinginya.
e. Pasangan dinyatakan sempurna apabila permukaan bidang yang ditonjolkan
benar-benar rata tegak lurus dan tidak bergelombang. Pengawas dapat
memerintahkan pembongkaran dan dikerjakan kembali apabila pekerjaan tidak sesuai
dengan petunjuk dan gambar pelaksanaan.
f. Sebelum diurug, pondasi batu harus diberap dulu dengan adukan 1 : 3
g. Hubungan antara pondasi batu dasar dengan sloof harus diberi angker besi diameter 12
mm dengan jarak setiap 1 m’/ sesuai gambar.

3. Pek. Pondasi Menerus Batu Kali, Spesi 1 Pc:4 Ps :


Batu kosong yang digunakan adalah batu yang padat tidak berongga dengan ukuran
setinggi 10 cm. Batu untuk pasangan yang digunakan adalah batu yang padat dan tidak
berongga dengan ukuran batu 10 s.d 30 cm atau oleh pengawas lapangan dinyatakan setuju

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 17

baru dilakukan dengan cara penyusunan batu dilakukan ikatan berdiri. Batu keropos, tipis
dan batu karang, tidak boleh dipakai.
Batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 10 cm, harus dipasang tegak lurus dan rapat dan
diisi pasir pada rongga-rongga batu.
a. Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
b. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
c. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabila proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya
adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
a. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
b. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
c. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
d. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
e. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
f. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang
g. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
h. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang
merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
i. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
j. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
k. Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

C. PEKERJAAN PAGAR PEMBATAS DAN GORONG-GORONG

1. Pengukuran titik tiang kolom:


Langkah pertama dalam metode pemasangan pagar panelbeton precast yaitu membuat
bowplank untuk mengukurpeletakan kolom. Jarak di sesuaikan dengan panjang panelyang
diinginkan. Semisal, pagar yang digunakan ukuran 240 x40 x 5 cm, untuk tinggi pagar 160 cm.
Penggunaaan kolomyang diijinkan yaitu berukuran 225 x 18 x 19 cm. Maka perhitungan jarak
antar tiang kolom adalah: 240 cm + (18/2) = 249 cm.
Jadi titik-titik kolom yang dibuat adalah per kelipatan 249 cm. Setiap panjang 249 cm sebaiknya
diberikan tanda seperti pemasangan kayu patok (membuat bowplank).

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 18

2. Galian tiang kolom pagar beton :


Setelah titik kolom ditemukan sesuai dengan keliling bangunan yang akan dibuat, maka pada
titik tersebut dibuat galian dengan diameter sesuai yang dipersyaratkan pabrik. Secara
struktural untuk pagar beton precast cukup menggunakan diameter 30 cm dengan kedalaman
50 cm. Galian dibuat di setiap titik kolom (bowplank) yang telah dibuat.

3. Pemasangan pondasi :
Proses selanjutnya adalah membuat pondasi pada lubang pondasi dengan proses cast in situ.
Pertama ditancapkan dulu logam pengaku dari bahan metal yang telah tergalvanis sebagai
perkuatan. Peletakannya harus ditengah agar tepat tertancap pada lubang kolom panel precast.
Agar peletakannya lurus sebaiknya menggunakan waterpass. Setelah logam lurus, maka
adukan agregat dimasukkan sampai dengan ketinggian yang diinginkan. Pondasi ditunggu
hingga mengeras.

4. Pemasangan tiang pagar beton :


Panel yang terdistribusi di site diangkat baik secara manual ataupun menggunakan crane.
Panel kolom diletakkan tepat pada tiang logam yang telah dibuat sebagai perkuatan kolom.
Biasanya pada logam.

5. Pemasangan daun panel beton :


Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan panel pagar beton. Sama halnya dengan panel
kolom, pemasangannya dapat dilakukan secara manual atau menggunakan crane. Panel
diletakkan pada sisi dalam kolom yang berbentuk I. Untuk mempermudah pemasangan
urutannya adalah kolom pada dua sisi kemudian panel ditengahnya. Hal ini untuk
mempermudah selayaknya kita memasang lego.

6. Pemasangan caping (jika ada) :


Kemudian dipasang penutup diatas kolom. Saat bagian tengah kolom diberi adukan agregat
maka agregat diisi hingga melebihi kolom sebagai bantalan dan penyambung penutup dengan
kolom. Fungsi caping ini juga dapat sebagai penyambung kolom dengan panel.

7. Grouting :
Setelah seluruh bagian-bagian panel terpasang maka saatnya untuk melapisi bagian yang
kurang sempurna (grouting). Proses ini di lakukan dengan menggunakan bahan campuran air,
semen dan pasir ataupun abu batu.

8. Pelapisan :
Setelah proses pelapisan untuk memperbaiki bagian-bagian yang kurang sempurna selesai dan
semen telah kering. Proses selanjutnya adalah pengecatan panel sesuai dengan desain yang
diinginkan. Biasanya jika ada desain-desain yang berwarna-warni dapat langsung dibuat secara
pracetak. Proses terakhir adalah pelapisan agar pagar panel beton yang telah terpasang aman
terhadap cuaca.

Ilustrasi pemasangan pagar panel beton

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 19

9. Pemasangan Buis Beton :


- Apabila kondisi tanah sudah digali, Buis Beton dibantu dengan perlengkapan seperti tripod
ataupun menggunakan tambang dadung untuk menurunkannya ke dalam tanah galian.
- Atau menempatkan Buis Beton terlebih dahulu sebelum dilakukan proses penggalian, buis
beton ditempatkan dilokasi yang akan digali, setelah itu dimulai proses penggalian dari sisi
dalam buis beton.
Pekerjaan ini dimungkinkan untuk penggunaan buis beton dimensi yang besar, yang
memiliki ruang untuk melakukan penggalian.
- Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman rencana, apabila satu titik rencana
kedalaman lebih dari 1 m, maka buis beton yang digunakan akan lebih dari satu unit,
permukaan buis beton yang diatasnya harus tepat berada permukaan buis beton yang
pertama
- Ruangan kosong antara tanah galian dan buis beton dapat diisi kembali dengan tanah bekas
galian, atau dengan material lainnya seperti sirtu, pasir, split, ataupun beton.

D. PEKERJAAN BLOOMBAK

1. Pasangan Dinding Batu Bata :

Plesteran Pasangan Dinding Batu Bata

Pasangan Dinding Batu Bata :


Asumsi:
1. Pekerjaan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : Dinding/tembok

Bahan Pasangan Dinding


- Batu bata

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 20

- Pasir pasang dan Semen

Kolom Praktis
- Papan Kayu
- Kawat Beton
- Tulangan Besi Polos
- Paku
- Semen, Pasir beton dan Koral beton

Uraian;
1. Materialbatu bata, Semen dan Pasir didatangkan ke lokasi pekerjaan. Material batu dari
mutu baik produksi setempat dengan pembakaran sempurna dan merata.

2. Batu bata sesuai dengan yang dipersyaratkan direndam dahulu dalam air bersih selama
+ 5 menit/sampai keadaan jenuh
3. Komposisi;
Komposisi 1Pc: 3 Ps atau ditentukan lain sesuai gambar kerja dan spek. teknis.
4. Pemasangan dengan bentuk nat tidak tegak lurus tetapi saling bersilang (mengikat).
5. Setiap pekerjaan pasangan akan dilanjutkan setelah 24 lapis setiap harinya terlebih
dahulu mengeras
6. Pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap dan diikuti dengan cor beton kolom
praktis.
Pada tiap luas 12 m² (bagian dalam) dan 8 m² (bagian luar/tepi bangunan diberi dengan
bingkai beton dan pengakhiran dinding yang tidak menerus, dengan tulangan 4 Ø 10
mm dan sengkang Ø 8 - 20 mm adukan 1 Pc:2Ps:3Krl atau ditentukan lain sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 21

FLOW CHART PASANGAN DINDING

START

Pengecekan Material batako / batu


bata :
- Ukuran
- Mutu
- Kesesuaian dengan
spesifikasi yang diminta

Hasil pengecekan
Tidak
Baik

Material batako / batu Cari material baru


bata didatangkan ke
lokasi pekerjaan
Pengadukan mortar
(semen dan pasir

Batu bata direndam


dalam air bersih

Pekerjaan pasangan
dinding

Pemasangan
selanjutnya secara
bertahap diikuti cor
beton kolom praktis

FINISH

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 22

2. Pekerjaan Finishing Dinding :


1. Pekerjaan Plesteran :

Assumsi;
1. Pekerjaan menggunakan tenaga manusia dan Alat bantu
2. Lokasi pekerjaan : Struktur Beton, Dinding

Bahan;
1. Pasir Pasang
2. Semen

Uraian;
1. Pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan bidang beton dan pasangan batu bata, dan
juga pek. Instalasi pipa listrik dan plumbing telah selesai dikerjakan serta mendapat
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas.
2. Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi
yang ditentukan.
Komposisi material/adukan disesuaikan dengan spesifikasi dan dilakukan pada lokasi
yang ditentukan (komposisi plesteran 1Pc:3Ps untuk pasangan kedap air dan plesteran
1Pc:5Ps untuk pasangan tidak kedap air dilaksanakan dilokasi sesuai dengan gambar
rencana dan penggunaannya dari fungsi komposisi tersebut sesuai dengan yang telah
ditentukan dalan spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan ).
3. Bidang yang akan menerima finifshing di bersihkan, dibasahi dan kretek/scarth dahulu
agar terjadi ikatan kuat terhadap finishingnya. Untuk permukaan yang akan dicat,
pasangan diplester dengan mortar instan/plesterhalus (acian diatas permukaan
plesterannya).
4. Pasangan kepala plesteran dibuat setiap jarak 1m, dipasang tegak dan menggunakan
keping plywood tebal 9mm untuk patokan/acuan kerataan bidang.
5. Ketebalan plesteran dalam pekerjaan ini mencapai permukaan dinding/kolom yang
diyatakan dalam gambar kerja. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm akan diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
6. Lemparan adukan pada dinding melebar, tidak mengelompok tebal tipis dan harus rata.
7. Dilakukan perawatan/pemeliharaan plesteran sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Pekerjaan acian dapat dilakukan setelah umur plesteran 7 hari (kering benar).

Uraian Kerja;
1. Pasang batu bata sesuai dengan shop drawing.
2. Basahi pasangan bata dengan menggunakan air hingga basah (curing)
3. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal, dan cek kelurusan tarikan.
4. Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi.
5. Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan
sebelum mengeras.
6. Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ dari panjang bata.
7. Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian ujung bata
terlebih dahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal).

8. Siram permukaan bata/ batako dengan air sampai basah secara merata (curing ).
9. Buat beberapa kepalaan sebagai jalur jidar dari adukan plesteran dengan
perbandingan 1pc : 2ps. Tunggu hingga mengering dan lakukan curing

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 23

10. Lakukan kamprotan dengan adukan plesteran pada bidang yang telah dicuring
dengan jarak lemparan ±50cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan
15~20mm. Gunakan jidar yang ditarik diatas kepalaan untuk meratakan plesteran.
Rapihkan dengan roskan.
11. Pertemuan plesteran yang bertemu dengan jenis pekerjaan lain (kusen dan lain
sebagainya), dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali
ditentukan lain.
12. Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 7hari;
pagi, siang & sore.

13. Setelah di curing 7 hari, keringkan dinding selama 1 hari.


14. Selanjutnya untuk plesteran halus (acian) digunakan campuran air dengan
semen sampai mendapat campuran yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah
plesteran.
15. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
16. Plamir bidang-bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir
sesuai yang dipersyaratkan.
Lakukan sebanyak 3lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar-benar rata dan
halus.

FLOW CHART PASANGAN PLESTERAN :

Pembentukan/pengadukan
material plesteran

Metode Kerja
Pengkretekan/scarth pada
bidang rencana plesteran
CV. Bina Cipta, hal 24

3. Pekerjaan Pengecatan :

Asumsi;
1. Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia ) dan alat Bantu.
2. Lokasi pekerjaan : Bidang yang akan dilakukan pengecatan sesuai gambar kerja dan
spesifikasi teknis.

Uraian
Pekerjaan pengecatan meliputi seluruh bagian dinding, plafond, kusen dan lainnya yang diminta
dalam dokumen pelelangan/tender. Adapun tahapan pekerjaan pengecatan untuk dinding, yaitu :
Peralatan ;

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 25

- Kuas Rolling / roller


- Skrap
- Skrap dempul

1. Pekerjaan Pengecatan Dinding


Bahan yang digunakan untuk tembok dari jenis emulsion, tahan terhadap udara dan garam,
produk sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi teknis.
1.1. Cat dinding :
Lapisan Pertama;
Cat dasar jenis Acrylic Wall Filler,
Pelaksaan pekerjaan dengan Cape.
Ketebalan lapisan 25-150 micron atau daya sebar perliter 10 m²
Interval 12 jam sebelum pelapisan berikutnya atau ditentukan lain sesuai spesifikasi
teknis (Interval 24 jam sebelum pelapisan berikutnya).

Lapisan kedua;
Cat dasar Pelaksaan pekerjaan dengan Roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar perliter 13-15 m²
Interval 24 jam sebelum pelapisan berikutnya.

Lapisan Berikutnya
Cat tembok
Pelaksaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar perliter 11-17 m²
Interval 12 jam antara pelapisan.

Warna ditentukan kemudian


Produk Cat sesuai yang dipersyaratkan atau setara

3 lapis pengecatan kali (setelah cat dasar selesai) dengan uraian sebagai berikut :
 Lapis I encer (tambahkan 20 % air ) atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi
teknis
 Lapis II Kental
 Lapis III Kental
Selama pengecatan berlangsung campuran cat sering diaduk, agar pencampuran
merata, sehingga tidak terjadi pemisahan emulsi cairan cat.

Atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis , BQ dan Gambar kerja

Ilustrasi Pengecatan Dinding

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 26

4. Pekerjaan Elektrikal :
Pekerjaan Arsitek dan M/E pada Lokasi yang telah ditentukan sesuai Gambar Kerja dan BQ.
1. Pekerjaan Listrik & Titik
Penerangan
1.1. Prosedur Pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan Persiapan

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 27

1.1.1.1. Membersihkan jalur instalasi yang akan dipasang


1.1.2. Pekerjaan Shop Drawing
1.1.2.1. Penggambaran penempatan posisi titik – titik lampu
1.1.2.2. Pembagian group lampu, untuk pembagian phasa R-S-T yang seimbang
1.1.2.3. Peninjauan kelapangan untuk penggambaran yang memerlukan detail
pemasangan
1.1.3. Pengajuan Shop Drawing
1.1.3.1. Untuk mendapat persetujuan dari Direksi
1.1.3.2. Memastikan bahwa Shop Drawing yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan
1.1.4. Pengajuan Uraian Teknis dan Contoh Material
1.1.4.1. Untuk mendapat persetujuan direksi
1.1.4.2. Disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
1.1.4.3. Memastikan apakah ukuran / dimensi dari material yang diajukan dapat dipasang
di lapangan.
1.1.5. Pekerjaan Pemipaan (conduit)
1.1.5.1. Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing
1.1.5.2. Pemasangan dengan serapi mungkin (memperhatikan kelurusan pemasangan)
dan dengan cara membending yang benar.
1.1.5.3. Pemasangan klem-klem pipa dengan jarak yang paling efektif.
1.1.6. Penarikan kabel Instalasi
1.1.6.1. Dilaksanakan sesuai dengan Shop Drawing, terutama dalam hal pembagian
group, pembagian saklar.
1.6.2. Penyambungan kabel pada pada setiap cabang (T-doos) dengan cara yang benar.
1.6.3. Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai
dengan standar yang berlaku
1.6.4. Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel toevoer instalasi diposisi
panel, untuk menghindari kesalahan Connecting.

1.1.7. Penarikan kabel Feeder


1.1.7.1.Dilaksanakan sesuai dengan shop drawing
1.1.7.2.Penyeragaman pengguna warna kabel untuk keseluruhan Instalasi dan sesuai
dengan standar yang berlaku
1.1.7.3.Pemberian tanda (cable marker) pada setiap ujung kabel.
1.1.8. Pengukuran tahanan Isolasi
1.1.8.1. Dengan menggunakan Megger Insulation Tester.
1.1.8.2. Tahanan Isolasi minimum yang diizinkan adalah 1kOhm / v, apabila hasil yang
didapat lebih kecil, maka Instalasi harus diperbaiki.
1.1.9. Test Nyala
1.1.9.1. Untuk memastikan semua Instalasi yang dipasang telaah berfungsi
1.1.9.2. Dengan menggunakan bola lampu pijar dan dengan bantuan HT (Handy Talky)
1.1.9.3. Selama pengetesan, semua saklar disambung sementara.
1.1.10. Pemasangan Panel
1.1.10.1. Disesuaikan dengan type panel apakah Walltype atau Free standing
1.1.10.2. Pelaksanaan Connecting kabel-kabel Instalasi, sesuai dengan kabel marker
yang dibuat.
1.1.11. Pemasangan Armature
1.1.11.1. Sebelum pemasangan semua armature (terutama lampu) ditest apakah
berfungsi dengan baik
1.1.11.2. Dalam hal ini, pemasangan dilaksanakan dengan pertimbangan keamanan
ruangan (kemungkinan hilang atau rusak / kotor)
1.1.12. Test System
1.1.12.1. Untuk memastikan system Instalasi telah berfungsi dengaan baik.
1.1.12.2. Dalam hal ini sumber daya tetap belum selesai, maka digunakan listrik kerja,
untuk mensuplai panel yang akan dicoba.

Ilustrasi pekerjaan Instalasi kabel

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 28

Ilustrasi Pekerjaan megger dan kontinuitas

Ilustrasi pekerjaan Instalasi stop kontak, saklar, lampu

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 29

Ilustrasi Pekerjaan megger dan kontinuitas

FLOW CHART / Bagan Alir Pekerjaan Listrik

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 30

START

Pengajuan Gambar Shop Drawing

Apakah Shop Drawing dpt


dilaksanakan & disetujui

Perbaikan Shop
Drawing

Ya
Pek. Pemasangan Panel & Connection
Pengajuan Uraian Teknis & Contoh
Material

Tidak Pemasangan Armature Saklar, Stop Kontak

Apakah disetujui Konsultan

Test Sistem
Ya
Tidak
Apakah Berfungsi dengan Baik
Pekerjaan Pipa
(Konduit)

Pek. Penarikan Installasi sesuai Shop Drawing Ya

FINISH

Testing Tahan Isolasi

Tidak Apakah Tahanan Isolasi 1KΏ/V

Perbaikan Installasi

Ya

Test Nyala

Tidak
Apakah titik installasi nyala semua
Perbaikan Installasi

Ya

III. PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS LAPANGAN

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 31

Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil
pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratakan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil
pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima
Pertama / Provisional Hand Over (PHO) dan Serah Terima Terakhir / Final Hand Over (FHO).
Kelompok kegiatan yang menjadi dasar pengendalian teknis adalah sebagai berikut :

3.1. Dokumen Kontrak Pekerjaan,terdiri atas :


Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak, Spesifikasi
Teknis, Tata cara pembayaran dan pengukuran, Addendum Kontrak(jika ada). Dan
rujukannya yaitu Peraturan Teknis Kontruksi dan pengadaan barang konstruksi, Addendum
Kontrak(jika ada).

3.2. Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama, pengecekan
kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan /
persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality Control Plan (QCP), test, inspection &
cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang/bahan,peraturan dan
perijinan yang berlaku.

3.3.Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan :


Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek yang terdiri
dari personal inti. Team manajemen proyek membuat rancangan urutan pekerjaan
mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam dokumen kontrak.Untuk selanjutnya
berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan
item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan
suatu cara pelaksanaan yang effektif dan effisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada
dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.

3.3.1. Pengaturan Lokasi


Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan,bahan dan tenaga yang
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan diterapkan.

3.3.2. Urutan pekerjaan


Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan
dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi / demobilisasi tenaga,
alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.

3.3.3. Metode kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.

3.3.4. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan
maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali
Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop
drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan
tenaga pelaksana trampil.

3.3.5. Keselamatandan Kesehatan Kerja (K-3)


Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun pihak lain
harus dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.

3.4. Test and Commisioning


Kegiatan test dan commisioning ini dimaksudkan untuk pekerjaan mekanikal, elektrikal dan
elektronika.

3.5. Pengendalian Waktu

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 32

Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan, produkstivitas dan
keperluan alat, bahan dan tenaga dapat diendalikan sehingga waktu yang yang telah
dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.

3.6. Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan(PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka
pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan persyaratan
teknisnya.
Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (disebut PHO) kemudian
diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai
dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan
baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO). Dengan
telah diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada
pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam tuntutan.

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 33

Flow Chart Pengendalian Teknis / Penguasaan Teknis Pelaksanaan

START

Dokumen Kontrak
Pemborongan

Koordinasi/rundingan dg Direksi Pemahaman Ketentuan Perijinan dg Pihak Terkait


pengawas & Konsultan Dokumen Kontrak - Perijinan Bandara
Pengawas - Polisi

Survey Bersama & Pengukuran


Lihat Keterangan :
halaman
berikutnya Engineering & Addendum Pelaksanaan Item Pekerjaan Pelaksanaan Item
Kontrak Berikutnya Pekerjaan

No No
PELAKSANAAN
PEKERJAAN Ok Ok
Request Item Pekerjaan
Berikutnya dan seterusnya = Cek :
Request For Inspection/work - Shop Drawing &
Pelaksanaan Item Pekerjaan BQ
Berikutnya dan seterusnya
Pelaksanaan Item Pekerjaan - Spesifikasi teknis
No (termasuk Inspeksi
No & Test 
Ok
Pengendalian
Ok FINISH Mutu)
Request Item Pekerjaan
Berikutnya - Approved
Konsultan
No Pengawas&Owner
Ok

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 34

FLOW CHART PENYIAPAN GAMBAR PELAKSANAAN(SHOP DRAWINGS)

START

Selesai Survey dan


Pengukuran  disetujui
- SStake Out
- Elevasi
- Keterkaitan

ENGINEERING
Proses pengajuan/persetujuan
Struktur, Arsitek,
Mek/El/Elektrktronika

Proposal / pengajuan Desain Compare dan checking terhadap


Konstruksi baru utk beberapa item tenderdrawing (dokumen tender )
pekerjaan atau seluruh item
pekerjaan

Check
Perubahan

Gambar Pelaksanaan /Shop


Drawing

Persetujuan Konsultan
Pengawas
Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan
Check

Repair Final Check


Ok

Approved for Construction


issued

FINISH

Reference to next Construction


(same work)

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 35

FLOW CHART PELAKSANAAN FISIK / KONSTRUKSI PEKERJAAN

FLOW CART PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

START

Dokumen Kontrak Pemborongan

Koord.Pemilik proyek/ Cek Lokasi Pemahaman


Konsult.Pengawas Dokumen Kontrak

PERSIAPAN
Mobilisasi :Kantor,Site manajemen,alat,material,tenaga
Persiapan Pelaksanaan :perijinan,dinding pembatas,pagar
Survey Bersama,detail lokasi kerja

ENGINEERING
Persetujuan material pek. (struktur,arsitek/finishing,mekanikal Pengajuan ulang
,elektrikal,dan Bar Bending Schedule,mile sertificate,dll.).
Elevasi struktur,arsitek/finishing.Pola finishing,elev. M/E

Konsultan Pengawas NO

OK
Shop Drawing (Struktur,arsitek,mekanikal, NO
Pengadaan Material
elektrikal,dll.

OK koreksi
Shop Drawing Approved for construction awal

Request For Inspection/Construction OK


Shop Drawing Approved for construction selanjutnya
OK
Pelaksanaan konstruksi awal NO
Shop Drawing untuk coordination Drawing
OK
SD App.for construction selanjutnya

OK
Request For Inspection/Construction

OK
Pelaksanaan konstruksi selanjutnya

OK
Pekerjaan Selesai Perbaikan sesuai defect list selesai
OK
Pengajuan Persiapan PHO
Perbaikan sesuai defect list
Pengecekan bersama
NO
Teat and Commisioning
OK
Sertifikat PHO

Masa pemeliharaan Asbuilt Drawing + Operation Manual (OM)


OK
Pengajuan Persiapan FHO
OK Pengadaan Material
Pengecekan bersama
OK
Sertifikat FHO
START

Pekerjaan Tanggung Jawab Pemilik Proyek


Dokumen Kontrak Pemborongan

SELESAI

ENGINEERING
Persetujuan material pek. (struktur,arsitek/finishing,mekanikal
,elektrikal, dll.).

Demikian Metode Kerja ini kami buat untuk melengkapi syarat peserta tender proyek
Pekerjaan Renovasi Pagar Pembatas.

Metode Kerja
CV. Bina Cipta, hal 36

Semoga bisa menjadikan nilai tambah untuk penawaran kami, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih

Bandar Lampung, 15 Juni 2020


CV. B I N A C I P T A

SYAHRIAL ANSON
Direktur

Metode Kerja

Anda mungkin juga menyukai