Pekerjaan akan dilaksanakan adalah PENINGKATAN STRUKTUR KANTOR BPJN 1 BANDA ACEH (TOWER I)
yang berlokasi di provinsi Aceh.
Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.
b. Pos Keamanan
Pos Jaga harus dibuat tidak permanen (mobile) dengan ukuran standard sesuai dengan design
yang sudah dibuat oleh KP (Kordinator Proyek). Letak Pos Jaga harus dekat dengan pintu masuk
utama sehingga akan memudahkan petugas untuk melakukan pemeriksaan baik barang
maupun orang/ tamu. Warna Pos Jaga yaitu putih. Hal-hal yang harus ada dalam Pos Jaga
adalah: ventilasi udara yang cukup, meja gantung cukup (meja kerja biasa) untuk menaruh buku
tamu dan menulis data pemeriksaan. Ruang yang cukup untuk melakukan pemeriksaan dan
locker untuk menyimpan peralatan satpam dan barang pribadi lainnya.
c. Gudang Material
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan
alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang
menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan
gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.
d. Barak Kerja
Barak Pekerja juga harus dibuat tidak permanen sehingga mudah dibongkar saat proyek
berakhir atau dipindah ke tempat lain karena suatu alasan. Yang perlu diperhatikan dalam
membuat barak pekerja adalah:
1. lokasi harus diusahakan tidak tampak publik atau di area depan lokasi proyek.
2. Bila lantainya dari kayu, harus min 40 cm di atas tanah. Ini untuk menghinari genangan
air bila musim hujan tiba.
3. Ruang atau kamar harus cukup cahaya, sirkulasi udara, cukup penerangan dan dibuat
beberapa petak atau kamar (bukan los satu bangunan)
4. Dibuatkan MCK tersendiri (beda dengan staff / pengawas)
5. Disediakan tempat sampah yang cukup, tempat jemur pakaian yang baik dan dapur
masak (bila diperlukan)
6. Tempat jemur pakaian yang baik dan rapi
7. Dibentuk piket kebersihan sekitar lokasi barak
Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI
T-15.1919.03
Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit
14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil
pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (Polos) dan U-32 (Ulir).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batakong dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
a. Pola Pengukuran :
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan di pada saat Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.
b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua
batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki
sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.
c. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada
pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
e. Pekerjaan Las
Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur
dengan pekerjaan Las.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan
ukuran serta kekuatan arus Iistrik
Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus
seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet
atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.
f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat,
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus.
j. Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan
dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan
pada perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar
dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya
k. Kerangka Baja.
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa, sehingga
kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar kerja.
Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent.
Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent
Megencangkan Baut:
Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase
Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan
pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.
m. Pengecatan Baja
Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand
blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan
dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau pada cuaca
lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak diberikan
sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak
boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi
seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan
pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal
dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang rata ialah
12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.
Pekerjaan lantai dan tangga dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Kantor BPJN sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki
tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan pelat dan tanggadilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian pelat dan
tangga. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting pelat dan tangga merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting Plat harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat dan tangga yang akan dibuat. Pekerjaan pelat dan tangga
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7,
balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan
U-head jack nya
Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku..Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran
Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting pelat dan tanggadianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting pelat dan tanggadengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk pelat dan tanggasudah siap.
f. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
a. Administrasi pengecoran
Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan
dicor
Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.
a. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
d. Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.
5) Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu
5. PEKERJAAN LANDSCAPE
1) Pekerjaan Penimbunan
Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan (pasangan batu
atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap gangguan akibat pekerjaan penimbunan
dan pemadatan, atas persetujuan Direksi. Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan
dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat yang dipergunakan
adalah hand stamper. Hand stamper dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang
timbunan dan bidang struktur.
Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi teknis.Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun
dari borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti
tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu
juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau
bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material untuk
timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi baik.
Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus
dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana material
timbunan dihampar sebelum dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping atau
peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil akhir
pekerjaan timbunan untuk urugan diatas tanah asli harus rapat air,dan tidak boleh ada
rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum.
Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan
dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.
Proses Pelaksanaan :
Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual. Material hasil
galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan digunakan dan disingkirkan dari lokasi
timbunan Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20
cm tebal lapisan timbunan.
1) Pasangan Bata
Tata cara Pelaksanan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding Bata.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : Bata, semen PC, pasir pasang dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
2. Pengukuran
Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu batako termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian
pasangan, siku ruangan dan ketebalan dinding.
2) Plesteran
Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:
Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki
Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah)
dengan memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan
plesteran antar kepalaan .
Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
Penyiraman dinding batako sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran
Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note
: pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna)
Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin
potong keramik /cutter
Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin
potong keramik
Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali air
a. Lantai keramik
Adukan:
Adukan pekerjaan lantai keramik memakai perbandingan 1 Pc : 5 Ps dipakai untuk pemasangan
lantai keramik dan ketebalan aduk maksimal 3 cm. dan untuk adukan rabat beton memekai 1 Pc
: 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan rabat 7 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T = 5 cm, terlebih dahulu diteliti dahulu
kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil yang ditentukan
2. Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air, pengisian
siar – siar harus cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan siar
– siar lantai dapat dilakukan dengan air semen
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass, turun naik dan retak harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang dipeil dan dibersihkan
b. Dinding Keramik
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x20 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.
Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.
a. Pekerjaan Langit-langit
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan
atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan
plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup
atau lembaran plafond dapat dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir bahan
penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi
dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup
langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antaradinding dan plafond d
engan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.
b. Pekerjaan Partisi
Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.
Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan
sekrup gypsum.
Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang
baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok
dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
Pekerjaan terakhir adalah finishing HPL.
c. Pekerjaan Pagar
Stainless steel,ada juga yang mengatakan besi putih ini memang harus mendapat perlakuan
khusus jika dibandingkan dengan baja besi yang lainnya.Harus hati-hati saat fabrikasi dan
diusahakan jangan ada tagweld selain di posisi sambungan.
Jika terpaksa ada bekas tagweld maka harus digerinda dengan menggunakan batu grinda halus
untuk menyamarkannya.
Sekedar diketahui bahwa karena handrail yang saya fabrikasi ini dipakai di perusahaan yang
banyak mengandung zat kimia maka tidak perlu dipoles(bafing),dibiarkan putih begitu saja asal
bersih dan rapi.
Untuk membersihkan dan mencuci handrail stainless steel, bahan-bahan serta alat yang
dipakai adalah:
1. Stainless Pickling Gel (cairan kimia berupa gel),misalnya NS-Stainclean yang merupakan
produk dari nikko steel.
2. Sikat kawat
3. Kuas
4. Sabun detergen
5. Sarung tangan karet
6. Majun / kain lap
7. Kaca mata / gogle
9. PEKERJAAN PENGECATAN
4) K a b e l
o Kabel yang dipakai harus dari jenis NYY multicore diameter 1,5 mm 2untuk kabel
power.
o Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah Kabel untuk sinyal
menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.
o Kabel untuk lampu indicator dan alarm bell menggunanakan FRC dengan ukuran 2 x
1,5 mm2 dipasang dalam pipa konduit dengan sadle klem merk yang sama.
o Kabel untuk sinyal menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.
5) Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter dalam minimum
1,5 kali diameter kabel.
c. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
1) P e r a l a t a n
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push Button dan
Indicator Lamp dipasang Setiap Exit door atau emergency Exit Door dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.
Alarm Bell dipasang ± 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan
maksimum 0,2 Ohm.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load dari genset.
d. PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal (authorized)
penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan serfitikat pemasangan yang
baik dari instalasi yang berwenang .
Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton (ceiling speaker dan attenuator)
adalah outbow menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini klem setiap jarak 60
cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh kabel
diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
Semua kabel yang melalui shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) adalah outbow,
menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga
kabel, dan klem setiap 100 cm.
Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high Impact
dia. 20 mm.
Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat dalam box dan dilindungi
dari cacat dalam box, dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang.
Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut pancaran
speakernya.
Rack Cabinet terpasang free standing di ruang monitor, sesuai gambar rencana.
Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem
pentanahan.
PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING
Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Manajemen Konstruksi.
Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Kontraktor
yang bersangkutan.
LAIN-LAIN
a. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan, pengetesan dan commissioning terhadap system
pekerjaan data.
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama teknologi informasi /data.
Umum.
o Seluruh pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan standard pabrik.
o kontraktor harus memastikan bahwa seluruh area instalasi aman dan mengaju
kepada “Occupational safety and Helth Administrasi” (OSHA).
o Kontraktor harus memberi label pada setiap kabel dan mengikatnya sesuai
dengan standar industry.
o Kontraktor harus menguji kabel yang dipasang dan memberi catatan jika
terdapat kelaian dan segera memperbaikinya
o kontraktor harus mempersiapkan alat untuk pemasangan maupun untuk
pengujian
o kontraktor tidak dibenarkan mengabungkan kebel distribusi data dan telepon
didalam conduit listrik
.
b. Pengetesan Instalasi
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin bahwa system
akan bekerja sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan jaringan kawat tembaga berikut
ini adalah minimal pengujian jaringan kawat tembaga yang diperlukan
100% uji hantar dan polaritas
100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux – Gigabit Tester TSB-67 level II Cat.
6 termasuk pengujian NEXT dari ujung bawah
1 lembar laporan termasuk tertulis untuk setiap pengujian dan disimpan dalam CD
Berikut set-up yang diperlukan untuk pengujian jaringan kabel tembaga : tester di
tempatkan pada ujung kabel outlet atau peralatan dan testlead
17. ELEKTRIKAL
a. Instalasi Listrik
Pelaksanaan instalasi INDOOR dengan cara berikut ini :
Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop
Merger kabel yang telah terpasang
Pemasangan Armature TL :
Marking plafond dengan kapur/ Spidol
Lubangi plafond sesuai marking, untuk akustik koordinasikan dengan rangka plafond.
Pasang kawat gantungan
Pasang lampu dengan melepas kap lampu
Kencangkan kawat gantungan
Sambung ke instalasi
Pemasangan lampu TL dilakukan setelah kondisi proyek aman dari pencurian.
Urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan penangkal petir adalah sebagaimana berikut ini :
Tentukan lokasi grounding
Pantek grounding dengan copper rod Buat bak control
Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai dengan gambar
Tarik kabel dan sambung dengan pantekan
Finish arsitektur
Lingkup pekerjaan antara lain yaitu pekerjaan Dokumentasi administrasi dan Pembersihan.
Foto dokumentasi disusun sesuai item pekerjaan dengan tiga tahap, yaitu sebelum
dikerjakan, sedang dikerjakan dan selesai dikerjakan
Gambar kerja yang direncanakan dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi di
lapangan. Apabila adanya perubahan terhadap gambar rencana maka akan diajukan
gambar shop drawing dan rencana penanganan pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang menjadi kotor akibat pelaksanaan pekerjaan, maka akan
dibersihkan kembali seperti sedia kala. Sampah maupun peralatan kerja akan dikeluarkan
dari area sekolah tersebut .
Penawar,
PT. GAMPONG ACEH ENGINEERING
MOHD. SULTHAN
Direktur