Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN

NAMA PERUSAHAAN : PT. GAMPONG RAYA ENGINEERING


NAMA PAKET PEKERJAAN : PENINGKATAN STRUKTUR KANTOR BPJN 1 BANDA ACEH (TOWER I)
TAHUN ANGGARAN : 2019

Pekerjaan akan dilaksanakan adalah PENINGKATAN STRUKTUR KANTOR BPJN 1 BANDA ACEH (TOWER I)
yang berlokasi di provinsi Aceh.

Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

1) PEKERJAAN STRUKTUR TOWER I


I. PEKERJAAN PERSIAPAN.
II. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
III. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA PROFIL 625.414,17Rp
IV. PEKERJAAN LANTAI & TANGGA
V. PEKERJAAN LANDSCAPE
2) PEKERJAAN ARSITEK TOWER I
VI. PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
VII. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
VIII. PEKERJAAN LANGIT - LANGIT, PARTISI & PAGAR
IX. PEKERJAAN PENGECATAN
X. PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA & VENTILASI
XI. PEKERJAAN FACAD
3) PEKERJAAN MEP TOWER I
XII. PEKERJAAN FIRE ALARM
XIII. PEKERJAAN SOUND SYSTEM
XIV. PEKERJAAN TELEPON
XV. PEKERJAAN CCTV
XVI. PEKERJAAN KABEL LAN INTERNET
XVII. PEKERJAAN AIR CONDITIONER DAN EXCHAUSFAN
XVIII. PEKERJAAN LAMPU
XIX. PEKERJAAN TRAY KABEL
XX. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
XXI. PEKERJAAN AIR BERSIH
XXII. PEKERJAAN AIR KOTOR
XXIII. PEKERJAAN HYDRANT BOX XXIII PEKERJAAN HYDRANT SPRINKLER
XXIV. PEKERJAAN LIFT
1. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Direksi Keet/ Barak Kerja (sewa)


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa
direksi keet, untuk :

 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.

b. Pos Keamanan
Pos Jaga harus dibuat tidak permanen (mobile) dengan ukuran standard sesuai dengan design
yang sudah dibuat oleh KP (Kordinator Proyek). Letak Pos Jaga harus dekat dengan pintu masuk
utama sehingga akan memudahkan petugas untuk melakukan pemeriksaan baik barang
maupun orang/ tamu. Warna Pos Jaga yaitu putih. Hal-hal yang harus ada dalam Pos Jaga
adalah: ventilasi udara yang cukup, meja gantung cukup (meja kerja biasa) untuk menaruh buku
tamu dan menulis data pemeriksaan. Ruang yang cukup untuk melakukan pemeriksaan dan
locker untuk menyimpan peralatan satpam dan barang pribadi lainnya.

c. Gudang Material
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan
alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang
menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan
gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.

d. Barak Kerja
Barak Pekerja juga harus dibuat tidak permanen sehingga mudah dibongkar saat proyek
berakhir atau dipindah ke tempat lain karena suatu alasan. Yang perlu diperhatikan dalam
membuat barak pekerja adalah:
1. lokasi harus diusahakan tidak tampak publik atau di area depan lokasi proyek.
2. Bila lantainya dari kayu, harus min 40 cm di atas tanah. Ini untuk menghinari genangan
air bila musim hujan tiba.
3. Ruang atau kamar harus cukup cahaya, sirkulasi udara, cukup penerangan dan dibuat
beberapa petak atau kamar (bukan los satu bangunan)
4. Dibuatkan MCK tersendiri (beda dengan staff / pengawas)
5. Disediakan tempat sampah yang cukup, tempat jemur pakaian yang baik dan dapur
masak (bila diperlukan)
6. Tempat jemur pakaian yang baik dan rapi
7. Dibentuk piket kebersihan sekitar lokasi barak

e. Papan Nama Proyek


Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
 Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
 Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-tiang
penyangga.
 Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi
suatu proyek.

f. Pengadaan Listrik Kerja


Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan
besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau
dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

g. Pengadaan Air Kerja


Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari
sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah
ditentukan.

h. Biaya Keselamatan Kerja ( K3 )


Pedoman K3 :
 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Nasional
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan
teknis serta konstruksi.
 Wajib menjaga keselamatan kerja di area kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
 Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan
kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
 Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
 Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt, safety
helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan
kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
 Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
 Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan dan
Petugas tanggap darurat, petugas K3 guna mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban korban kecelakaan itu

i. Administrasi & Dokumentasi


 Kantor lapangan/ Direksi Keet adalah untuk dipergunakan oleh Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan, transportasi lapangan dan alat komunikasi.
 Barak kerja untuk para pelaksana lapangan dan gudang material tempat menyimpan
bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
 Barak kerja dan gudang material akan dipelihara dan dijaga sehingga bahan material
yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.
 Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti
gambar-gambar kerja, buku laporan kemajuan fisik, data cuaca, buku saran direksi, buku
tamu, photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya akan selalu ada dan dipelihara serta
disimpan secara baik di Kantor Lapangan/ Direksi Keet.
 Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, akan diserahkan
kepada Direksi pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.
 Foto dokumen akan diambil dari 4 sisi bangunan pada saat kondisi 0%, 50% dan selesai
100%.

2. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI
T-15.1919.03

Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
Perawatan beton
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit
14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil
pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk
yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

Cetakan dan Acuan


 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batakos-batakos yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
 Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan- ketentuan didalam SK SNI
T-15.1919.03.

Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

Pasir beton.
 Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.

Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

Air
 Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

Besi beton.
 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (Polos) dan U-32 (Ulir).
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.
 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batakong dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu.

3. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA PROFIL

a. Pola Pengukuran :
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan di pada saat Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.

b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua
batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki
sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.

c. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada
pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

e. Pekerjaan Las
 Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur
dengan pekerjaan Las.
 Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan
ukuran serta kekuatan arus Iistrik
 Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus
seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
 Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet
atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.

f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat,
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus.

g. Memberi code pada jenis-jenis potongan


 Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua
pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang
dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang
maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran
sebenarnya.
 Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya
dapat dilepas bila perlu.
 Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter
yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam
toleransi yang diberikan.
 Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal
elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan
kemudian pada saat montase percobaan

h. Montase di bengkel (Montase Percobaan)


 Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada
bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa
 Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase
bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya,
gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
 Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang
disetujui seperti wartel, jack, baut-baut.
 Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu
pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

i. Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir.


 Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari dart Warna yang
berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sarna.
 Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu.

j. Pengecatan di Bengkel
 Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan
dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan
pada perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
 Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar
dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya
k. Kerangka Baja.
 Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa, sehingga
kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar kerja.
 Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali
sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent.
 Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent

l. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.


Pemasangan :
 Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai bagian serta pelat
berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
 Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan
dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.
 Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala
baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar.
 Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan
tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
 Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut
lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang
miring(taperd).
 Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
 Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada
sambungan.

Megencangkan Baut:
 Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase
 Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan
pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.

m. Pengecatan Baja
Pembersihan
 Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand
blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
 Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan
dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

Pengecatan
 Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau pada cuaca
lain yang jelek.
 Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak diberikan
sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
 Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak
boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar
 Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi
seperti diuraikan diatas.
 Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan
pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
 Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal
dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat
dasar.
 Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang rata ialah
12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

4. PEKERJAAN LANTAI & TANGGA

Pekerjaan lantai dan tangga dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Kantor BPJN sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki
tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan pelat dan tanggadilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

1) Tahap Persiapan

a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian pelat dan
tangga. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting pelat dan tangga merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting Plat harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan luasan pelat dan tangga yang akan dibuat. Pekerjaan pelat dan tangga
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7,
balok kayu 6/12, papan plywood.

c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Pelat dan tangga

Pengerjaan pelat dan tangga dilakukan secara bersamaan pada dasar.

a. Pembekistingan plat dan tangga


Tahap pembekistingan plat dang tangga adalah sebagai berikut :
 Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting plat maupun tangga.
 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jackatau
U-head jack nya.
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan
arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
 Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan
U-head jack nya
 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
 Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku..Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran
 Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting pelat dan tanggadianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting pelat dan tanggadengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk pelat dan tanggasudah siap.

d. Pembesian Plat dan tangga


Tahap pembesian Plat dan tangga adalah sebagai berikut :
 Untuk Pembesian plat dan tangga pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Besi tulangan plat dan tangga yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
plat dan tangga dan ujung besi plat dimasukkan ke balok dan kolom.
 Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.
e. Pengecekan
Setelah pembesian pelat dan tanggadianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan
jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan
beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran
pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing)
pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

f. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

3) Tahap Pengecoran Pelat dan Balok

a. Administrasi pengecoran
 Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan
dicor
 Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
 Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.

4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut

a. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

b. Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dan tangga dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok..
Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck
mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat dan tangga
sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
 Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak
beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di
lapangan.
 Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar – benar bersih
 Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT.
ADHIMIX PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu
keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
 Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket
dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah
engineer dan pihak pengawas.
 Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
 Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton
yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
 Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka
katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
 Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih
dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level
dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih
5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton.
 Setelah dipastikan pelat dan tanggatelah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
 Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

c. Pengecoran plat dan tangga

Pelaksanaan pengecoran pelat dan tangga adalah sebagai berikut:


 Untuk pelaksanaan pengecoran pelat dan tangga, digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
 Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
 Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
 Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

d. Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk
balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar – benar mengeras.

5) Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

5. PEKERJAAN LANDSCAPE

1) Pekerjaan Penimbunan
Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan (pasangan batu
atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap gangguan akibat pekerjaan penimbunan
dan pemadatan, atas persetujuan Direksi. Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan
dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat yang dipergunakan
adalah hand stamper. Hand stamper dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang
timbunan dan bidang struktur.

Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi teknis.Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun
dari borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti
tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu
juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau
bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material untuk
timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi baik.

Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus
dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana material
timbunan dihampar sebelum dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping atau
peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil akhir
pekerjaan timbunan untuk urugan diatas tanah asli harus rapat air,dan tidak boleh ada
rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum.

Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan
dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.

Proses Pelaksanaan :
Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual. Material hasil
galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan digunakan dan disingkirkan dari lokasi
timbunan Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20
cm tebal lapisan timbunan.

6. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1) Pasangan Bata
Tata cara Pelaksanan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding Bata.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : Bata, semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.

2. Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu batako termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian
pasangan, siku ruangan dan ketebalan dinding.

3. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding Bata


 Pasangan Bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 2Psr dan 1PC : 4Psr.
 Sebelum Bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam Bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu batako cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding batako.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
batako.
 Pasang dan susun batako pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan batako diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan batako pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan batako dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan batako /kuat baru pekerjaan pemasangan batako dapat
dilanjutkan kembali.

2) Plesteran
Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:
 Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki
 Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek x 5 cm
diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
 Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah)
dengan memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan
plesteran antar kepalaan .
 Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku
20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
 Penyiraman dinding batako sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
 Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
 Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
 Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup
seluruh pori-pori plesteran
 Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
 Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
 Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note
: pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna)
 Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin
potong keramik /cutter
 Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin
potong keramik
 Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
 Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang
ukurannya sesuai dengan ukuran tali air

7. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING

a. Lantai keramik
Adukan:
Adukan pekerjaan lantai keramik memakai perbandingan 1 Pc : 5 Ps dipakai untuk pemasangan
lantai keramik dan ketebalan aduk maksimal 3 cm. dan untuk adukan rabat beton memekai 1 Pc
: 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan rabat 7 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T = 5 cm, terlebih dahulu diteliti dahulu
kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil yang ditentukan
2. Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air, pengisian
siar – siar harus cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan siar
– siar lantai dapat dilakukan dengan air semen
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass, turun naik dan retak harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang dipeil dan dibersihkan

Langkah Langkah Pekerjaan Lantai Keramik


 Sediakan adukan mortar (dengan campuran sesuai spesifikasi) secukupnya untuk
membuat acuan /kepalaan keramik. Tuangkan adukan mortar kepermukalantai
sepanjang benang acuan kepalaan, ratakan dengan jidar sesuai level.
 Taburkan semen diatas mortar yang sudah diratakan (air dipermukaan mortar diubah
menjadi pasta sehingga memperkuat ikatan keramik dengan mortar).
 Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) dan direndam selama 12
jam diatas permukaan mortar sesuai benang acuan, tekan keramik dengan bantuan palu
kayu sampai level yang ditentukan.
 Pasang keramik disampingnya sesuai langkah diatas dengan jarak naad yang sudah
ditentukan sepanjang kepalaan (memanjang dan melintang).
 Setelah acuan/kepalaan keramik selesai, pindahkan benang ke baris selanjutnya sesuai
keramik acuan yang pertama (cek permukaan keramik dan naad).
 Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium. Lakukan
pemasangan keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya berdasarkan
keramik acuan/kepalaan, maks. 4 baris.
 Bersihkan naad sebelum mortar kering dan lap permukaan keramik.
 Lakukan pengecekan (kelurusan naad, kerataan permukaan, lekatan keramik, cacat
dan nuasa warna) ± 1 minggu setelah pemasangan.
 Grouting naad dilakukan setelah pengecekan dan perbaikan dilakukan. Pasangan tepi
(las-lasan) dikerjakan belakangan untuk memudahkan akses keluar melalui bagian tepi
tersebut
 Jika luas ruangan lebih dari 9m x 9m, dipasang styroform + sealent pada naad
guna memperpendek panjang pemuaian.

b. Dinding Keramik

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x20 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.

Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk
kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan
keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

8. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT, PARTISI DAN PAGAR

a. Pekerjaan Langit-langit
 Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan
atap atau dak beton.
 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan
plafond yang rata air.
 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup
atau lembaran plafond dapat dipasangkan.
 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir bahan
penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
 Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi
dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup
langit-langit .
 Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antaradinding dan plafond d
engan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

b. Pekerjaan Partisi
 Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
 Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.
 Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
 Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan
sekrup gypsum.
 Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang
baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
 Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok
dengan ampelas halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar
permukaan rata.
 Pekerjaan terakhir adalah finishing HPL.

c. Pekerjaan Pagar
Stainless steel,ada juga yang mengatakan besi putih ini memang harus mendapat perlakuan
khusus jika dibandingkan dengan baja besi yang lainnya.Harus hati-hati saat fabrikasi dan
diusahakan jangan ada tagweld selain di posisi sambungan.
Jika terpaksa ada bekas tagweld maka harus digerinda dengan menggunakan batu grinda halus
untuk menyamarkannya.

Sekedar diketahui bahwa karena handrail yang saya fabrikasi ini dipakai di perusahaan yang
banyak mengandung zat kimia maka tidak perlu dipoles(bafing),dibiarkan putih begitu saja asal
bersih dan rapi.

Untuk membersihkan dan mencuci handrail stainless steel, bahan-bahan serta alat yang
dipakai adalah:
1. Stainless Pickling Gel (cairan kimia berupa gel),misalnya NS-Stainclean yang merupakan
produk dari nikko steel.
2. Sikat kawat
3. Kuas
4. Sabun detergen
5. Sarung tangan karet
6. Majun / kain lap
7. Kaca mata / gogle

Cara Mencuci Handrail Stainless Steel


1. Bersihkan seluruh permukaan handrail stainless dari debu kotoran.Bila perlu,gunakan air.
2. Oleskan pickling gel menggunakan kuas pada semua permukaan handrail,terutama pada
bagian pengelasan sambungan.Biar lebih hemat bisa juga dicampur sedikit air.
3. Biarkan beberapa saat,sekitar 5-10 menit agar zat kimia gel bereaksi,kemudian gosok
menggunakan majun atau kain sampai benar-benar putih bersih.Jangan lupa harus pakai
sarung tangan karet dan kaca mata, agar tidak terjadi iritasi kulit serta hal-hal yang tidak
diinginkan ,karena pickling gel ini mengandung zat kimia berbahaya,Untuk bagian tertentu
yang sulit dibersihkan terutama di sekitar pengelasan,gunakan sikat kawat untuk
menggosoknya.
4. Langkah selanjutnya,cuci dengan sabun detergen sampai bersih.

9. PEKERJAAN PENGECATAN

 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.


 Aquaproof pada beton plat dag dilakukan hingga air tidak merembes lagi kedalam beton
 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
 pengeringan jenis bahan yang digunakan.

Urutan pekerjaan sebagai berikut :


 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :


 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang
bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang
 merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

10. PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA & VENTILASI

Sebelumnya kita siapkan bahan-bahan yang akan dipakai yaitu


 Kayu Kelas I
 Paku Biasa
Setelah bahan bangunan sudah tersedia maka bisa kita lanjutkan dengan menyiapkan peralatan
pemasangan yaitu
 Palu
 Gergaji
 Obeng

Metode pemasangan kusen kayu


 Pada saat pemasangan dinding Bata maka harus kita langsung mendirikan kusen di atas
pasangan Bata tersebut sesuai letak dan ketinggian kusen tersebut.
 Lalu kita ukur dengan waterpass agar kusen tegak lurus.
 Kita akan sokong kusen yang telah kita ukur tersebut agar tidak akan bergeser lagi. Setelah itu
pasangan Bata akan dilajutkan hingga kusen tersebut tertanam dalam pasangan Bata.
 Pemasangan daun pintu dan jendela kita lakukan setelah pekerjaan plesteran selesai.
 Kita siapkan daun pintu atau jendela yang sudah dirangkai penuh, misalnya sudah terpasang
kaca dengan sempurna.
 Daun pintu atau jendela tersebut kita masukan ke lobang kusen, kemudian kita pasang semua
aksesorisnya seperti engsel, hendle, door closer dan yang lainya.

11. PEKERJAAN FIRE ALARM

a. Uraian Sistem Kerja Fire Alarm


Bilamana salah satu detector, manual push button bekerja, maka kontrol panel (MCPFA) akan
menyala dan memberikan informasi dimana titik peralatan menerima signal terjadi kebakaran.
Selanjutnya buzzer akan berbunyi sesuai dengan letak detector area/point/titik lokasi dimana
peralatan tersebut di atas bekerja, serta mengaktifkan kamera CCTV yang berdekatan atau dalam
satu zone dimana detektor tersebut bekerja
Indikator lamp akan tetap menyala/flashing sampai sistem riset di MCPFA ditekan oleh operator
atau security pertanda keadaan teratasi.
Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat mengaktifkan general alarm secara
manual, dimana seluruh indicator lamp akan menyala.

b. Ketentuan Bahan Dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut :
1) Detektor
o Multi Sensor optical Smoke dan Heat Detector (Addressable)
a. Monitored : max. 110 m2
b. Monitored height : max. 12 m
c. Relative humidity : 95% RH max.
d. Rated Supply voltage : 19-24 VDC
e. Operating voltage : 12-42 VDC
f. Operating current : 0,01 – 1mA
g. Alarm current : 0,1- 20 mA
h. Alarm indicator : red LED
i. Protection rating : IP40

o Camera Asap dan Api


a. Imager : CMOS
b. Video Format : Color NTSC
c. Video Compression : 640x480 (NTSC)
d. Minimum Illumination : MJPEG
e. Events notification medium :4.0 Foot-candles (40 Lux)
f. Detector Performance : http network based communications, Alarm,
Trouble and Auxiliary Dry Contacts
g. Detection zones :Flame: 1 ft pan fire at 100 ft (30° lens) Smoke:
Indoor detection verified at 300 ft Motion: Configurable motion detection
based on zones and schedules
h. Lenses available : min 2.8mm

o Manual Station (Manual Push Button)


a. Type : Break glass.
b. Operating Voltage : 12 – 31 Vdc.
c. Current Consumption : 230 uA (normal) 4,1 mA (alarm).
d. Operating temperature range: - 10 OC - + 50O C.
e. Warna : Merah.

o Sounder dan Flasher


a. T y p e : Surface mounting.
b. Operating voltage : 20 – 24 Vdc.
c. Current consumption : 45 mA max.
d. Flash Rate : 45 ± 20 % flasher/minutes.
e. Warna : Merah.

2) Panel Kontrol / Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)


a. Main Control Panel Fire Alarm ( Addressable System).
b. Main Power : 220-230 VAC. 50/60 Hz.
c. Power Consumption : maximum 6A
d. Standby power : 24 V DC Nickel Cadmium battery.
e. Display : Digital & Message display.
f. Operation Section : Menu, Keypad, switches.
g. Record : Built-in printer.

3) Kotak Hubung Bagi (Juction Box)


Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari pelat besi setebal
minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat
akhir dengan cat bakar acrylic warna abu-abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan
terminal penyambungan kabel.

4) K a b e l
o Kabel yang dipakai harus dari jenis NYY multicore diameter 1,5 mm 2untuk kabel
power.
o Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah Kabel untuk sinyal
menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.
o Kabel untuk lampu indicator dan alarm bell menggunanakan FRC dengan ukuran 2 x
1,5 mm2 dipasang dalam pipa konduit dengan sadle klem merk yang sama.
o Kabel untuk sinyal menggunakan twisted kable 18 AWG, 2 pair.

5) Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter dalam minimum
1,5 kali diameter kabel.
c. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
1) P e r a l a t a n
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push Button dan
Indicator Lamp dipasang Setiap Exit door atau emergency Exit Door dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.
Alarm Bell dipasang ± 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan
maksimum 0,2 Ohm.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency load dari genset.

2) Kabel dan Konduit


o Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan instalasinya
memakai pipa konduit.
o Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20
M.Ohm.

d. PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal (authorized)
penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan serfitikat pemasangan yang
baik dari instalasi yang berwenang .

12. PEKERJAAN SOUND SYSTEM

 Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton (ceiling speaker dan attenuator)
adalah outbow menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini klem setiap jarak 60
cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh kabel
diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
 Semua kabel yang melalui shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) adalah outbow,
menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga
kabel, dan klem setiap 100 cm.
 Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
 Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high Impact
dia. 20 mm.
 Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat dalam box dan dilindungi
dari cacat dalam box, dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang.
Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut pancaran
speakernya.
 Rack Cabinet terpasang free standing di ruang monitor, sesuai gambar rencana.
 Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem
pentanahan.

PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING

 Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
 Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
 Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Kontraktor
yang bersangkutan.

LAIN-LAIN

Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan


dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik
dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas menempatkan petugas
pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat Perjanjian Kontraktor serta dengan cara-cara
yang benar dan tepat, serta cermat.

13. PEKERJAAN TELEPON

Urutan langkah-langkah pekerjaan :


 Pemasangan instalasi conduit
 Pemasangan instalasi kabel sound system
 Pemasangan instalasi rak kabel
 Pemasangan terminal box
 Pemasangan Ceiling Speaker
 Pemasangan Horn Speaker
 Pemasangan wall Speaker
 Pemasangan Volume control
 Pemasangan Peralatan utama

14. PEKERJAAN CCTV

Urutan pelaksanaan pekerjaan :


 Pemasangan instalasi conduit
 Pemasangan instalasi kabel CCTV
 Pemasangan instalasi rak kabel
 Pemasangan terminal box
 Pemasangan peralatan CCTV
 Urutan Pelaksanaan Pemasangan CCTV
 Marking lokasi penempatan TV monitor dan Camera
 Pasang TV Monitor
 Pasang Kamera

15. PEKERJAAN KABEL LAN INTERNET

a. Lingkup Pekerjaan
 Pengadaan dan pemasangan, pengetesan dan commissioning terhadap system
pekerjaan data.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan utama teknologi informasi /data.
 Umum.
o Seluruh pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan standard pabrik.
o kontraktor harus memastikan bahwa seluruh area instalasi aman dan mengaju
kepada “Occupational safety and Helth Administrasi” (OSHA).
o Kontraktor harus memberi label pada setiap kabel dan mengikatnya sesuai
dengan standar industry.
o Kontraktor harus menguji kabel yang dipasang dan memberi catatan jika
terdapat kelaian dan segera memperbaikinya
o kontraktor harus mempersiapkan alat untuk pemasangan maupun untuk
pengujian
o kontraktor tidak dibenarkan mengabungkan kebel distribusi data dan telepon
didalam conduit listrik
.
b. Pengetesan Instalasi
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin bahwa system
akan bekerja sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan jaringan kawat tembaga berikut
ini adalah minimal pengujian jaringan kawat tembaga yang diperlukan
 100% uji hantar dan polaritas
 100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux – Gigabit Tester TSB-67 level II Cat.
6 termasuk pengujian NEXT dari ujung bawah
 1 lembar laporan termasuk tertulis untuk setiap pengujian dan disimpan dalam CD
Berikut set-up yang diperlukan untuk pengujian jaringan kabel tembaga : tester di
tempatkan pada ujung kabel outlet atau peralatan dan testlead

16. PEKERJAAN AIR CONDITIONING (AC)

Urutan pelaksanaan pekerjaan :


 Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak kontraktor harus melihat bahwa pekerjaan ini
dilakukan dengan tanpa mengganggu peralatan/perangkatperangkat yang ada di
gedung, untuk itu beberapa langkah perlu untuk dilakukan
 Perencanaan detail pelaksanaan dari sistem AC yang tertuang di dalam RKS dan gambar
perencanaan yang telah dibuat oleh pihak konsultan serta sesuai dengan schedule
pelaksanaan yang telah ditetapkan
 Kontraktor harus mengecek dan mere-chek terhadap unit-unit eguipment yang
akan dipakai dan apabila terdapat keragu-raguan harus segera menanyakan ke
Konsultan Perencana/PENGAWAS dan apabila terjadi kesalahan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor
 Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan PENGAWAS
yang telah ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail desain, perencanaan detail
pelaksanaan kontruksi dari sistem AC. Jika Pemberi Tugas belum setuju dengan
perencanaan kontraktor, karena dianggap tidak sesuai dengan RKS dan Desain yang
telah ditentukan konsultan, maka harus mengadakan perubahan sesuai dengan
permintan dan hasil diskusi dengan pihak Pemberi Tugas. Pihak Pemberi Tugas
berhakmemutuskan untuk merubah sedikit dari desain yang telah ditentukan oleh
konsultan seandainya terjadinya perubahan bentuk dan ukuran fisik dari gedung,
sehingga tidak memungkinkan desain dari konsultan diterapkan
 Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan Perencana,
Kontraktor berhak untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang terlebih dahulu
peralatan-peralatan yang telah disiapkan dan diperiksa bersama dengan pihak Pemberi
tugas / Konsultan PENGAWAS baik dari segi spesifikasi peralatan, Bill Of Quantity.
 Langkah ke empat adalah jika pihak kontraktor akan memasang unit-unit AC seperti
Outdoor Unit (OU), Indoor Unit (IU), ventilasi mekanis dan assesorisnya, maka pihak
kontraktor, Konsultan PENGAWAS dan pemberi tugas harus mengadakan diskusi
tentang cara terbaik untuk pemasangantersebut
 Langkah ke lima adalah kontraktor perlu memperhatikan bahwa pemasangan
peralatan harus berada pada ruang peralatan utama dan assesoris lainnya serta
sudah dihubungkan dengan central kontrol panel, maka sistem AC siap untuk
dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
 Langkah ke enam adalah jika pihak kontraktor telah memasang semua unit peralatan
utama, alat pembantu dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan
central control panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya
(PU-AC).
 Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan PENGAWAS disaksikan
oleh Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC dan ventilasi mekanis
bersama-sama
 Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan tentang
semua pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan PENGAWAS
 Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka kontraktor
harus bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan

17. ELEKTRIKAL

a. Instalasi Listrik
Pelaksanaan instalasi INDOOR dengan cara berikut ini :
 Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
 Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
 Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
 Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop
 Merger kabel yang telah terpasang

Pelaksanaan instalasi OUTDOOR dengan cara berikut ini :


 Marking jalur instalasi
 Tandai lokasi tiang lampu
 Gali jalur relah demarking
 Gelar kabel NYLBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya.
 Timbunan dengan pasir
 Urug galian dengan tanah kembal

18. PERKERJAAN PENERANGAN

Pemasangan Saklar dan Stop Kontak


 Marking jalur conduit pada dinding
 Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
 Pasang conduit dan inbow dos
 Tunggu sampai dinding plester akhir
 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Pemasangan Armature TL :
 Marking plafond dengan kapur/ Spidol
 Lubangi plafond sesuai marking, untuk akustik koordinasikan dengan rangka plafond.
 Pasang kawat gantungan
 Pasang lampu dengan melepas kap lampu
 Kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pemasangan lampu TL dilakukan setelah kondisi proyek aman dari pencurian.

Lampu TL LED RMO (2 x 36 Watt) inbow :


 Marking plafond dengan kapur/ Spidol
 Pasang kawat gantungan
 Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
 Pasang lampu dengan jika plafond telah finish
 Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi

19. PEKERJAAN TREY KABEL


Urutan pelaksanaan pekerjaan :
 Marking jalur tray sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk gantungan
 Bor lokasi gantungan
 Pasang gantungan tray sesuai dengan ketinggian yang diminta
 Tray dengan lebar 100 cm ke atas harus dipasang support pada tiap balok struktur
atasnya
 Pasang kabel tray
 Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel NYA 2,5 mm

20. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan penangkal petir adalah sebagaimana berikut ini :
 Tentukan lokasi grounding
 Pantek grounding dengan copper rod Buat bak control
 Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
 Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai dengan gambar
 Tarik kabel dan sambung dengan pantekan
 Finish arsitektur

21. PEKERJAAN AIR KOTOR

Uraian pelaksanaan pekerjaan :


 Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
 Sambungan harus betul-betul rapat.
 Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu
 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan
 Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25
cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup
dengan cara dipanaskan
 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
 Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out
 Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana
letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan
 Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa
pada saat closet di gelontor dengan air
 Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak

22. PEKERJAAN AIR BERSIH

Uraian pelaksanaan pekerjaan :


 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan
 Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan
keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan)
 Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan
 Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau
pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
 Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
 Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran
 Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik
 Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
o Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
o Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

23. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Lingkup pekerjaan antara lain yaitu pekerjaan Dokumentasi administrasi dan Pembersihan.
 Foto dokumentasi disusun sesuai item pekerjaan dengan tiga tahap, yaitu sebelum
dikerjakan, sedang dikerjakan dan selesai dikerjakan
 Gambar kerja yang direncanakan dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi di
lapangan. Apabila adanya perubahan terhadap gambar rencana maka akan diajukan
gambar shop drawing dan rencana penanganan pelaksanaan pekerjaan.
 Lokasi pekerjaan yang menjadi kotor akibat pelaksanaan pekerjaan, maka akan
dibersihkan kembali seperti sedia kala. Sampah maupun peralatan kerja akan dikeluarkan
dari area sekolah tersebut .

Banda Aceh, 24 Januari 2019

Penawar,
PT. GAMPONG ACEH ENGINEERING

MOHD. SULTHAN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai