I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pasang papan Nama Proyek
Papan Nama Proyek akan dibentuk dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini
dibentuk dari multiplek tebal 12 mm dengan ukuran 122 x 244 cm, ditopang kayu kaso (5/7) dengan ketinggian
sesuai dengan kondisi lapangan dan dilapis baner dengan abjad cetak, tulisan, dan garis berwarna hitam yang berisi
informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
a). Siapkan tenaga kerja, materi dan peralatan kerja.
b). multiplek tebal 12 mm
c). Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian diadaptasi dengan lokasi.
d). Digital printing Bahan Spanduk
e). Jenis goresan pena menggunakan abjad cetak, goresan pena dan garis warna hitam.
f). Setelah goresan pena jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah
Foto proyek dibentuk 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), ketika pelaksanaan
pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang sama yang
dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting),20%, 50%, 75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan
pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termin/progress dan ke dalam album
sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus hingga proyek selesai, terutama
apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.
6. Pekerjaan K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu kegiatan yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek. Tujuan K3 yaitu untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi
yaitu salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat janjkematian yang paling banyak di
antara sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) mencakup pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti
sakit. Peralatan kerja ibarat mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan materi kimia
bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi,
mempunyai ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan ancaman lainnya yang berpotensi meremukkan,
membakar, memotong, menusuk dan menawarkan benturan dan melukai pekerja jikalau tidak digunakan dengan
aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini sanggup dilihat
berikut ini :
a). Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama jikalau terjadi kecelakaan
b). Pengadaan peralatan safety ibarat jaring pengaman (plastic), helm kerja, sabuk pengaman, sepatu boots,
jaket rompi, sarung tangan, dan masker jumlahnya akan diadaptasi untuk masing-masing item pekerjaan.
c). Untuk pekerjaan pada ketinggian ibarat plesteran dan acian, plafond, atap dan pengecatan akan diadakan
scaffolding
d). Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi yang terlindungi dan tidak
membahayakan kagiatan lain. Karena pada workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin
sanggup mengakibatkan Kebisingan yang sanggup menawarkan ancaman tersendiri yang bisa menjadikan
hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, contohnya pada
pekerjaan pengelasan yang menimbulkan pengaruh Kejutan listrik menawarkan risiko ancaman ibarat tersengat
listrik, luka bakar, dan jatuh dari kemudahan instalasi listrik.
e). Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang berbahaya terpisah dari bahan/material
biasa.
f). Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan material dan workshop.
g). Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan mekanisme keselamatan kerja pada setiap jenis
pekerjaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
h). Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja dalam lokasi proyek
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User / Owner, termasuk dengan bagian-bagian
pengelola bangunan existing. Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pembongkaran.
Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran
A. Pekerjaan bongkaran mencakup pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
1. Bongkaran keramik lantai/dinding
2. Bongkaran Rangka plafon
3. Bongkaran tembok Batu bata
4. Pembongkaran kusen kayu papan
B. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan didalam
gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkanke luar
area semoga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
C. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu daerah bekerja harusdibersihkan dari sampah-sampah
yang sanggup merusak konstruksi bangunan.
D. Hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu jalan
kanal kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area
bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah.
E. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali dilakukan pada ketika akan
dilakukanperumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk
damditempatkan pada area terpisah.
F. Hasil bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di
sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
2. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
3. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk
menghindarkan keretakan.
4. Buat adukan untuk plesteran dinding bata dengan ad. 1Pc : 4 Ps.
5. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting.
6. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
7. Perataan plesteran dengan teladan kepalaan yang telah dibuat.
8. Acian sanggup dilaksanakan sehabis permukaan plesteran sudah kering.
9. Permukaan plesteran sebelum di aci terlebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus,
sehabis plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan
kertas gosok
1. Pekerjaan Pembongkaran Rangka Atap Reng Kaso/Termasuk Bongkar Kuda Kuda, Genteng dan Plafon.
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User / Owner, termasuk dengan bagian-bagian
pengelola bangunan existing. Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pembongkaran.
Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran
A. Pekerjaan bongkaran mencakup pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
1. Bongkaran rangka atap reng kaso termasuk kuda-kuda
2. Bongkaran genteng
3. Bongkaran plafond
B. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan didalam
gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan ke luar area
semoga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
C. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu daerah bekerja harus dibersihkan dari sampah-sampah
yang sanggup merusak konstruksi bangunan.
D. Hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu jalan
kanal kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area
bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah.
E. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali dilakukan pada ketika akan
dilakukanperumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk
damditempatkan pada area terpisah.
F. Hasil bongkaran yang sanggup dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan
konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.
Teknis pelaksanaan
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pemasangan besi profil/termasuk pengelasan dan alat bantu.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : kuda-kuda baja siku, ikatan kuda-kuda, dudukan gording, pengaku L
100.100.10,Gording Canal 150.50.20.2,3, joint plate 8mm, joint plate 8 mm, treckstang ia 12 mm, besi kait angin ia
16 mm, angkur baut ia 16 mm, dan mur baut ia 12 mm.
5. Persiapan alat, antara lain : mesin las, mesin bor listrik, catrol, tali tambang,
tali baja, blander, kunci momen, liyer, takel, peralatan las, dan balok kayu.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Persiapan Plate
Plate banyak digunakan sebagai simpul, sambungan, stiffener. Ukuran plate dan ketebalan menyesuaikan dengan
gambar kerja. Ukuran plate harus benar presisi dengan menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih
akurat. Plate baja dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong. Setelah plate dipotong selanjutnya siapkan
mesin pons. Setelah pemotongan selesai bersihkan plate dan haluskan dengan digrinda atau diamplas pecahan sisa
potongan plate sehingga tidak tajam.
2. Settingan
Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses sebelumnya, selanjutnya disambungkan dan setting
bagian-bagian tersebut sehingga jadinya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja.
3 Pengelasan
a. Pekerjaan las dikerjakan oleh tukang las dibawah pengawasan eksklusif pelaksana lapangan.
b. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta
kekuatan alat listrik.
c. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus ibarat yang dinyatakan
oleh pabrik las listrik dengan kawat baja.
d. Pelat – pelat baja yang akan dilas harus bebas dari kotoran – kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lainnya
yang sanggup menghipnotis mutu las.
e. Erection (pengangkatan)
Erection Adalah proses pengangkatan pecahan rangka baja sudah disambung dan disetting diangkat untuk dipasang
dibagian atas kontruksi untuk difitting dengan pecahan lainnya, dalam hal ini pabrikasi kuda-kuda dilaksanakan di
lantai 3 diatas ring balok ditambah perancah scaffolding dibentuk rata dengan ring balok sehingga erection didalam
pekerjaan tersebut yaitu menempatkan struktur kuda-kuda ke kolom.
f. Fitting atau peyambungan diatas rangka.
Setelah rangka kuda-kuda/rafter diberdirikan dan hingga diposisi nya pasang baut dan kencangkan hingga plate
simpul rafter rapat dengan kolom. Selanjutnya ujung rafter diikat pakai seling (12 mm) dan tarik ujung seling pecahan
bawah ke pedestal/batok, Begitu seterusnya sehingga semua pecahan rafter dan gording sudah naik dan terpasang
diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod sebagai pengikat rafter.
g. Pembersihan
1. Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus higienis dan dikupas dengan sand blasting atau
cara lain yang disetujui semoga menjadi logam yang higienis dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan,
lumpur atau lain – lain yang melekat.
2. Luas bidang permukaan yang dibersihkan harus sanggup sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan
segera sehabis pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
8. Pekerjaan Pemasangan Lisplank GRC Double Ukuran Tebal 8 mm Lebar 20 Cm & Tebal 8 mm Lebar 30 Cm
Termasuk Rangka Pengaku
Teknis pelaksanaan pekerjaan
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan listplank grc.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : GRC double, Screw , dll.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, dll.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pemasangan papan listplank harus lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai dengan
gambar perencanaan.
2. Pemasangan dilakukan sehabis semua pasangan rangka atap telah selesai dikerjakan dengan sempurna.
3. Listplank dipasang secara diagonal atau tegak lurus terhadap rangka atap.
4. Listplank dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan atap.
5. Jarak sekrup untuk mengikat listplank dengan rangka atap sebaiknya tidak terlalu jauh (dibuat antara 20 – 30 cm)
semoga listplank terkunci kuat.
6. Sekrup dipasang sebanyak 2 baris pada setiap sisi profil memanjang.
10. Pekerjaan Pemasangan Langit-Langit Plafon GRC 5 mm 100x100 Cm + Rangka Besi Hollow Galvalume &
Penggantung
Teknis pelaksanaan pekerjaan
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond GRC.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : GRC 5 mm, besi hollow galvalume t=0,35 mm, sekrup gypsum, textile tape,
compound, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, tangga kerja, gerinda, gergaji besi, bor screw driver,
kape, ampelas, cutter, selang dan air.
B. Pekerjaan pengukuran
1. Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan waterpass dan dibantu menggunakan selang air.
2. Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom dengan ketinggian 1
m dari lantai.
C. Pekerjaan pemasangan rangka hollow
1. Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal yaitu pemasangan rangka hollow pada pecahan tepi untuk
memperoleh titik tetap plafond.
2. Pemasangan rangka plafon hollow diadaptasi dengan kondisi ruangan dan dengan pola yang
3. ditunjukan /disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan epilog plafon yang
dipasangnya.
4. Modul pemasangan rangka hollow yaitu 61 x 61 cm
5. Dilanjutkan dengan pemasangan rangka hollow dengan dilengkapi penggantung dengan tujuan untuk
mendapatkan kerataan rangka dan kekuatan rangka tersebut untuk menahan epilog palfond.
6. Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 61 cm.
7. Setelah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan benang,
sehabis itu penggantung bisa dimatikan.
D. Pemasangan plafond GRC
1. Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah terpasang semua, maka
lembaran GRC sanggup mulai dipasang.
2. Untuk GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup diadaptasi benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit
kedalam permukaan lembaran GRC.
4. Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk
memasukkan sekrup.
5. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
6. Setelah lembaran GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
E. Pekerjaan finishing plafon GRC
1. Untuk GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas
untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
2. Tutup semua kepala sekrup dengan compound kemudian gosok dengan ampelas halus.
B. PEKERJAAN PENGECATAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini dari semua
barang atau materi bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi. Semua bekas bongkaran bangunan
“existing” dan galian, dikeluarkan dari site sejauh 10 km dengan menggunakan dump truck .
WIRIYANG ISIANTO
Direktur