I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan disini meliputi pekerjaan pasang papan nama proyek, foto dokumentasi
pekerjaan dengan camera digital tanpa film dan pekerjaan pembuatan barak pekerja +
terlebih dahulu sebagai tanda area pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya, kemudian direksi
keet dibuat se-strategis mungkin, agar dari direksi keet tersebut dapat memantau kegiatan
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari multiplek tebal 8 mm dengan ukuran 240 x 175 cm, ditopang kayu kaso
(5/7) dengan ketinggian sesuai dengan kondisi lapangan dan huruf cetak, tulisan, dan garis
berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Foto proyek dibuat dan disusun dalam 4 (empat) tahapan yaitu, pada kondisi 0% (kondisi
eksisting), 25%, 50%, 75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan tahapan pembayaran
angsuran. Foto kegiatan tiap tahapan dibuat 3 (set) dan dilampirkan pada saat pengambilan
angsuran sesuai dengan tahapan angsuran. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus
menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap
penting.
Tahap I Bobot 0% - 25 %
Pembuatan barak dengan menggunakan material kayu dan peralatan tukang sesuai dengan
kebutuhan dilokasi kerja. Luas barak akan disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang akan
ditempati.
Bangunan barak pekerja ini menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 8
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan material, seperti semen, paku, serta
Bangunan gudang ini menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 8 mm dan
Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan bowplank sebagai acuan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu oleh Surveyor agar penempatan
bangunan benar-benar tepat. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup
supaya pekerjaan dapat dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank pagar type A, type B, dan type C.
B.Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank .
3. Persiapan material kerja : kayu ukuran 5/7 cm, papan kayu 2.5/25 cm, paku, dll..
C. Pelaksanaan Pekerjaan
4. Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari direksi,
dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam 40 cm dan diberi cat warna merah untuk
memudahkan pandangan. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2.5/25 cm yang
dipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi bouwplank disesuaikan dengan hasil pekerjaan setting
out.
A. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan
disimpan didalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak
terpakai harus disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
B. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan
C. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara
tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran
dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas
kebawah.
D. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat
akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali
diadakan konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan
kondisi material.
A. Pekerjaan persiapan
3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki,
3. Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
8. Kemudian dilakukan proses perataan dengan menutup lubang-lubang dan meratakan bukit-
A. Pekerjaaan persiapan
2. Persiapan alat bantu kerja, antara lain: Cangkul. Sekop, keranjang, kereta dorong, stamper
kuda, dll.
1. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan dan dengan
2. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hingga membentuk ukuran yang
sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual,
sistem pemadatandilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan dengan
5. Pekerjaan Pasang Pasir Urug Dibawah Pondasi Batu Kali t = 5 cm (pagar type A, B, dan C)
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi batu kali.
4. Persiapan alat kerja : meteran, cangkul, sekrop, keranjang, gerobak sorong, alat pemadat
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Material pasir ditimbun disekitar areal pekerjaan
2. Pengangkutan material pasir ketitik pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia dengan
4. Material pasir dihamparkan dengan cara manual (tenaga manusia) menggunakan cangkul,
6. Pasir urug dipadatkan dengan alat pemadat (stemper kuda) lapis demi lapis.
ketebalan rencana.
8. Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian dipadatkan kembali sampai mencapai
6. Pekerjaan Pasang Beton Pondasi Strauss Pile dia. 30 cm kedalam = 1 m (pagar type A, B, dan
C)
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang Beton Strauss Pile dia 30 cm, K.
225.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong
B. Pengukuran
Pile.
C. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan strauss pile dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
3. Cincin spiral untuk strauss pile menggunakan besi diameter 8 dengan jarak antar cincin 20 cm.
4. Kemudian cincin spiral diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan strauss pile,
5. Setelah tulangan selesai dirakit, kemudian memasang tulangan yang telah dirakit pada pondasi
strauss pile.
D. Pekerjaan pengecoran
1. Bersihkan lokasi yang akan dipasang beton dari sampah atau kotoran
2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,
4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal
pekerjaan.
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
4. Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, Portland cement, pasir pasang, air, dll.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, meteran, benang, selang air, dll.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai
rencana.
2. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
6. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata
berongga besar.
8. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
9. Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
A. Lingkup pekerjaan
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan kolom beton uk. 20/25
4. Persiapan material, antara lain : Portland cement, pasir, split, kaso, multiplek 12mm, besi
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong
C. Pengukuran
1. Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
E. Pekerjaan bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang dengan multiplek
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
3. Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan,
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /
2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,
pekerjaan.
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
1. Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar.
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada
bekisting terlepas.
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2
9.Pekerjaan Pasang Beton Sloof uk. 13/30 cm (pagar type A dan B), uk. 15/30 cm (pagar type C)
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan
3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air kaso, multiplek 12mm, besi
4. Persiapan alat kerja, antara lain: waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong
C. Pengukuran
1. Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan sloof beton dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
E. Pekerjaan bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi kanan dan sisi kiri dipasang dengan multiplek 12mm
3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan
1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /
2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,
4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal
pekerjaan.
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
1. Setelah beton berumur > 24 jam sudah stabil (karena tidak menahan momen), maka bekisting
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2
10. Pekerjaan Pasang Beton Ring Balok Pagar Uk. 13/18 cm (pagar type A dan B), uk. 18/18 cm
(pagar type C)
A. Lingkup pekerjaan
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan membuat ring balok beton bertulang.
3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi
4. Persiapan alat kerja, antara lain: waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong
C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan pembesian tidak dirakit pada area kerja ring
balok.
2. Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang jauh dari area kerja ring balok, selanjutnya
3. Untuk tulangan utama ring balok (13x18) cm dan (18x18) cm, disiapkan 4 buah besi diameter
12 .
4. Begel untuk ring balok menggunakan besi diameter 10 dengan jarak antar begel 15 cm.
5. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan ring balok, pengikatan
6. Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali posisi dan ukuran tiap komponen
pembesian sesuai, serta pastikan juga bahwa kawat beton telah terikat dengan sempurna.
E. Pekerjaan Bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang dengan
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan,
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan
1. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian
2. Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya didalam bekisting dengan
membuat tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan
4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal
pekerjaan
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
1. Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara bekisting samping (tidak
menahan momen) dapat dibuka > 24 jam dimana bentuk beton sudah stabil..
2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada
terlepas.
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2
11. Pekerjaan Pasang Dinding Bata Pagar ad. 1 : 4 (pagar type A, B, dan C)
A. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang dinding bata pagar.
3. Persiapan material, antara lain: bata merah, portland cement, pasir pasang, air, dll..
4. Persiapan alat kerja, antara lain: meteran, sendok semen/roskam, palu karet, waterpass, ember
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Cek / sortir bata merah agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
2. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata merah.
3. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
4. Bersihkan area dinding bata pagar dari kotoran – kotoran yang ada.
5. Bersihkan bata merah dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
6. Siapkan adukan dengan campuran ad. 1 : 4 sebagai perekat bata merah dan masukkan
9. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata merah tersebut digunakan waterpass
10. Setelah pekerjaan pasangan bata merah selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
A. Lingkup pekerjaan
B. Persiapan pekerjaan
4. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : unting-unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dll.
C. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
3. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata
5. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-
unting.
6. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan
8. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
9. Permukaan plesteran sebelum di aci terlebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
13. Pekerjaan Pasang Batu Tempel, Batu Andesit (pagar type A, B, C, dan D)
A. Lingkup pekerjaan
1. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom dan dinding uk. 20x40 cm (pagar type A)
2. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom dan dinding uk. 20x30 cm (pagar type B)
3. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom uk. 20x30 cm (pagar C)
4. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom uk. 20x30 cm (pagar D)
B. Persiapan pekerjaan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan batu tempel, batu andesit.
4. Persiapan material kerja, antara lain : batu andesit,semen PC, pasir pasang dan air.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,
benang, dll.
C. Pekerjaan pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
D. Pelaksanaan pekerjaan
1. Permukaan kolom dan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
2. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan kolom dan dinding batu
5. Buat kepalaan pemasangan batu andesit yang nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan
berikutnya.
6. Kemudian lekatkan batu andesit selanjutnya pada permukaan kolom dan dinding dengan
7. Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan
10. Setelah pemasangan batu andesit selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan batu andesit. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
11. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu andesit dari sisa adukan
semen.
A. Persiapan pekerjaan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang pagar teralis.
4. Persiapan material kerja, antara lain : pipa Gip, teralis besi, besi strip, engsel pintu, baut, dll.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll.
B. Pabrikasi
1. Melakukan pemotongan pipa Gip, besi strip, dan besi beton sesuai dengan ukuran gambar
rencana.
2. Potongan – potongan besi disusun dengan rapi, kemudian dilakukan perakitan dengan mesin
meteran.
2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat
3. Sebelum pemasangan pagar teralis terlebih dahulu dipasang engsel pintu pada tembok
sebanyak 6 buah dengan cara engsel dibaut pada tembok menggunakan bor listrik.
4. Setelah engsel pintu terpasang dengan kokoh kemudian pintu besi yang telah dirakit dipasang
A. Lingkup pekerjaan
3. Pengecatan pondasi
6. Pengecatan sloof
B. Pekerjaan persiapan
4. Persiapan material kerja, antara lain : cat dasar, cat penutup, plamur dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : kuas cat, kape, amplas, bak cat, roll cat, dll.
C. Pelaksanaan pekerjaan
1. Bersihkan permukaan tembok dari debu dan kotoran dengan kain lap.
2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan
3. Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan plamir,
tunggu sampai kering. Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.
6. Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan kuas untuK
7. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan
A. Pekerjaan persiapan
4. Persiapan material kerja, antara lain : cat dasar, cat penutup, cat menie, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : kuas cat, kape, amplas, bak cat, roll cat, dll.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Bersihkan permukaan besi dari karat dengan cara diamplas permukaannya dan bersihkan dari
2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan besi yang akan dicat dengan
4. Lakukan pengecatan lapisan dasar dengan menie besi dengan alat rol pada bidang yang luas
5. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan
A. Persiapan pekerjaan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan coating batu alam.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : kuas cat, bak cat, amplas, dll.
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Sebelum dilakukan pelapisan atau coating, pastikan bahwa batu sudah dalam keadaan bersih.
Batu yang akan dilapisi coating harus dalam kondisi bersih dari kotoran, debu, minyak, atau sisa
2. Membersihkan permukaan batu menggunakan sikat. Setelah batu tempel yang akan di coating
3. melakukan proses coating batu tempel dengan melakukan pengecatan dan pelapisan cairan