Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMAGARAN

May 26, 2020

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan disini meliputi pekerjaan pasang papan nama proyek, foto dokumentasi

pekerjaan dengan camera digital tanpa film dan pekerjaan pembuatan barak pekerja +

penyimpanan material. Dalam pekerjaan umum dilaksanakan pembuatan protexi temporer

terlebih dahulu sebagai tanda area pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya, kemudian direksi

keet dibuat se-strategis mungkin, agar dari direksi keet tersebut dapat memantau kegiatan

pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung.

1. Pekerjaan Pasang Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama

Proyek ini dibuat dari multiplek tebal 8 mm dengan ukuran 240 x 175 cm, ditopang kayu kaso

(5/7) dengan ketinggian sesuai dengan kondisi lapangan dan huruf cetak, tulisan, dan garis

berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Pekerjaan Foto Dokumentasi Pekerjaan dengan Camera Digital tanpa Film

Foto proyek dibuat dan disusun dalam 4 (empat) tahapan yaitu, pada kondisi 0% (kondisi

eksisting), 25%, 50%, 75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan tahapan pembayaran

angsuran. Foto kegiatan tiap tahapan dibuat 3 (set) dan dilampirkan pada saat pengambilan

angsuran sesuai dengan tahapan angsuran. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus

menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap

penting.
Tahap I Bobot 0% - 25 %

Tahap II Bobot 25% - 50 %

Tahap III Bobot 50% - 75%

Tahap IV Bobot 75% - 100%

3. Pekerjaan Barak Pekerja + Penyimpanan Material

Pekerjaan Pembuatan Barak Pekerja

Pembuatan barak dengan menggunakan material kayu dan peralatan tukang sesuai dengan

kebutuhan dilokasi kerja. Luas barak akan disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang akan

ditempati.

Bangunan barak pekerja ini menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 8

mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding.

Pekerjaan Pembuatan Gudang Penyimpanan Material

Bangunan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan material, seperti semen, paku, serta

material-material finishing lainnya. Sebagai tempat penyimpanan material.

Bangunan gudang ini menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 8 mm dan

penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding.

II. PEKERJAAN PAGAR

1. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank (pagar type A, B dan C)

Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan bowplank sebagai acuan untuk

pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu oleh Surveyor agar penempatan

bangunan benar-benar tepat. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup
supaya pekerjaan dapat dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur

terluar bangunan yang akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

A. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank pagar type A, type B, dan type C.

B.Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank .

2. Persiapan lahan kerja.

3. Persiapan material kerja : kayu ukuran 5/7 cm, papan kayu 2.5/25 cm, paku, dll..

4. Persiapan alat kerja : meteran, waterpass, palu, benang, dll.

C. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Melakukan koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran.

2. Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi.

3. Melakukan Pengukuran dengan menggunakan teodolit dan waterpass.

4. Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari direksi,

dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam 40 cm dan diberi cat warna merah untuk

memudahkan pandangan. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2.5/25 cm yang

dipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi bouwplank disesuaikan dengan hasil pekerjaan setting

out.

5. Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.

6. Ploting data ukur ke construction

2. Pekerjaan Bongkaran (pagar type A, B, C, dan D)


Lingkup pekerjaan

1. Bongkar pagar BRC existing (pagar type A)

2. Bongkaran pintu sorong (pagar type B)

3. Bongkar kolom beton existing (pagar type A, B, C)

4. Bongkar sloof beton existing( pagar type A, B, C)

5. Bongkar ring balok existing (pagar type A, B, C)

6. Bongkar dinding bata existing (pagar type A, B, C)

7. Bongkar pondasi batu kali (pagar type A, B, C))

8. Bongkar plesteran (pagar type D)

Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran

A. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan

disimpan didalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak

terpakai harus disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

B. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan

dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.

C. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara

tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran

dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas

kebawah.

D. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat

akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali

diseleksi, ditumpuk damditempatkan pada area terpisah.


E. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk

diadakan konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan

kondisi material.

3. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Pondasi Pagar (pagar type C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian.

2. Persiapan lahan kerja.

3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki,

benang, selang air, dll.

B. Pekerjaan galian tanah

1. Siapkan peralatan yang diperlukan.

2. Melakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass.

3. Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

4. Menggali tanah dengan ukuran lebar dan kedalaman yang disyaratkan.

5. Menggali sisi – sisi miringnya, sehinggga diperoleh kemiringan yang tepat

6. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.

7. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

8. Kemudian dilakukan proses perataan dengan menutup lubang-lubang dan meratakan bukit-

bukit kecil yang tersebar di lahan.

4. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali (pagar type C)


Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaaan persiapan

1. Persiapan lahan kerja

2. Persiapan alat bantu kerja, antara lain: Cangkul. Sekop, keranjang, kereta dorong, stamper

kuda, dll.

B. Pekerjaan pengurugan tanah

1. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan dan dengan

melakukan  pemadatan dengan menggunakan alat stamper kuda.

2. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hingga membentuk ukuran yang

sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual,

sistem pemadatandilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan dengan

menggunakan stamper kuda.

3. Perapihan hasil pekerjaan

5. Pekerjaan Pasang Pasir Urug Dibawah Pondasi Batu Kali t = 5 cm (pagar type A, B, dan C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi batu kali.

2. Persiapan lahan kerja.

3. Persiapan material kerja : pasir urug.

4. Persiapan alat kerja : meteran, cangkul, sekrop, keranjang, gerobak sorong, alat pemadat

(stemper kuda), dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Material pasir ditimbun disekitar areal pekerjaan

2. Pengangkutan material pasir ketitik pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia dengan

bantuan peralatan gerobak dorong.

3. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari sampah atau kotoran.

4. Material pasir dihamparkan dengan cara manual (tenaga manusia) menggunakan cangkul,

sekrop, keranjang dan gerobak sorong.

5. Sebelum dilaksanakan pemadatan hamparan disiram air

6. Pasir urug dipadatkan dengan alat pemadat (stemper kuda) lapis demi lapis. 

7. Melakukan pengecekan/pengukuran ketebalan urugan dengan meteran apakah sesuai dengan

ketebalan rencana.

8. Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian dipadatkan kembali sampai mencapai

ketebalan rencana yaitu tebal = 5 cm.

9. Perapihan hasil pekerjaan. 

6. Pekerjaan Pasang Beton Pondasi Strauss Pile dia. 30 cm kedalam = 1 m (pagar type A, B, dan

C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang  Beton Strauss Pile dia 30 cm, K.

225. 

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.


4. Persiapan material kerja, antara lain : Portland cement ,  pasir, split, kaso, multiplek,  besi

beton, kawat beton, dan air.

5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong

besi , unting-unting, benang, vibrator, raskam, gerobak, dan selang air.

B. Pengukuran

1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass untuk menentukan leveling Strauss

Pile.

C. Pekerjaan pembesian

1. Pembesian atau perakitan tulangan strauss pile dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.

2. Untuk tulangan utama strauss pile disiapkan 6 buah besi diameter 10 mm

3. Cincin spiral untuk strauss pile menggunakan besi diameter 8 dengan jarak antar cincin 20 cm.

4. Kemudian cincin spiral diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan strauss pile,

pengikatan dibantu dengan tang.

5. Setelah tulangan selesai dirakit, kemudian memasang tulangan yang telah dirakit pada pondasi

strauss pile.

D. Pekerjaan pengecoran

1. Bersihkan lokasi yang akan dipasang beton dari sampah atau kotoran

2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,

split dan air.

3. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225.

4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal

pekerjaan.
5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area

pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses

pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

7. Pekerjaan Pasang Pondasi Batu Kali, ad. 1 : 4 (pagar type A, B, dan C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, Portland cement, pasir pasang, air, dll.

5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, meteran, benang, selang air, dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan

1. Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai

rencana.

2. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.

3. Buat adukan campuran 1 : 4 untuk pasangan pondasi batu kali.

4. Basahi batu kali dengan air terlebih dahulu sebelum dipasang.

5. Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.

6. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata

mengisi rongga-rongga antar batu kali.


7. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan

berongga besar.

8. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.

9. Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

8. Pekerjaan Pasang Beton Kolom uk. 20/25 cm (pagar type A, B, dan C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan besi, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran

B. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan kolom beton uk. 20/25 

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material, antara lain : Portland cement,  pasir, split, kaso, multiplek 12mm,  besi

beton, kawat beton, paku, dan air.

5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong

besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang air.

C. Pengukuran

1. Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi

titik perletakan kolom beton.

D. Pekerjaan pembesian

1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.

2. Perakitan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.


3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih

dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.

4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan

sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.

5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.

6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai

ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

E. Pekerjaan bekisting

1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang dengan multiplek

sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.

2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu

kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.

3. Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan,

antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.

4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan

dengan menggunakan palu.

F. Pekerjaan pengecoran beton

1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /

difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.

2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,

split dan air.

3. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225.


4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal

pekerjaan.

5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area

pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses

pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

G. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom

1. Setelah bentuk beton sudah stabil yaitu umur > 24 jam, maka bekisting kolom sudah dapat

dibongkar.

2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada

multiplek dapat terlepas.

3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.

4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel

bekisting terlepas.

H. Pekerjaan perawatan beton kolom 

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan

perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2

kali sehari selama 1 minggu.

9.Pekerjaan Pasang Beton Sloof uk. 13/30 cm (pagar type A dan B), uk. 15/30 cm (pagar type C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran.

B. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan sloof beton.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air kaso, multiplek 12mm,  besi

beton, kawat beton, paku, dan air.

4. Persiapan alat kerja, antara lain:  waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong

besi , unting-unting, benang, vibrator, raskam, gerobak, dan selang air.

C. Pengukuran

1. Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi

titik perletakan sloof beton.

D. Pekerjaan pembesian

1. Pembesian atau perakitan tulangan sloof beton dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.

2. Perakitan sloof beton harus sesuai dengan gambar kerja.

3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih

dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.

4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan

sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.

5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.

E. Pekerjaan bekisting

1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi kanan dan sisi kiri dipasang dengan multiplek 12mm

sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.


2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu

kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.

3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar

skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.

4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan

dengan menggunakan palu.

F. Pekerjaan pengecoran beton

1. Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /

difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.

2. Membuat adukan beton dengan menggunakan beton mixer dengan campuran Semen, pasir,

split dan air.

3. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225.

4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal

pekerjaan.

5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area

pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses

pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

G. Pekerjaan pembongkaran bekisting sloof beton

1. Setelah beton berumur > 24 jam sudah stabil (karena tidak menahan momen), maka bekisting

sloof beton sudah dapat dibongkar.


2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada

multiplek dapat terlepas.

3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.

4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting sloof beton, sehingga

rangkaian/panel bekisting terlepas.

H. Pekerjaan perawatan sloof beton

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan

perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2

kali sehari selama 1 minggu.

10. Pekerjaan Pasang Beton Ring Balok Pagar Uk. 13/18 cm (pagar type A dan B), uk. 18/18 cm

(pagar type C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

A. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran.

B. Pekerjaan persiapan 

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan membuat ring balok beton bertulang.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi

beton, kawat beton, dan paku.

4. Persiapan alat kerja, antara lain: waterpass, beton mixer ,meteran, bar bending, mesin potong

besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang air.

C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda (marking) untuk posisi

titik perletakan ring balok beton.

D. Pekerjaan pembesian

1. Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan pembesian tidak dirakit pada area kerja ring

balok.

2. Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang jauh dari area kerja ring balok, selanjutnya

pekerjaan pembesian siap dimulai.

3. Untuk tulangan utama ring balok (13x18) cm dan (18x18) cm, disiapkan 4 buah besi diameter

12 .

4. Begel untuk ring balok menggunakan besi diameter 10 dengan jarak antar begel 15 cm.

5. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan ring balok, pengikatan

dibantu dengan tang gegep.

6. Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali posisi dan ukuran tiap komponen

pembesian sesuai, serta pastikan juga bahwa kawat beton telah terikat dengan sempurna.

E. Pekerjaan Bekisting

1. Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang dengan

multiplek 12mm sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .

2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu

kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.

3. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan,

antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.

4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan

dengan menggunakan palu.


F. Pekerjaan pengecoran

1. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian

letakkan pembesian ring balok pada posisinya tepat didalam bekisting.

2. Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya didalam bekisting dengan

membuat tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan

maksud mendapatkan selimut beton.

3. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225.

4. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke areal

pekerjaan

5. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area

pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses

pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.

G. Pekerjaan pembongkaran bekisting ring balok

1. Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara bekisting samping (tidak

menahan momen) dapat dibuka > 24 jam dimana bentuk beton sudah stabil..

2. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada

multiplek dapat terlepas.

3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.

4. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting, sehingga rangkaian/panel bekisting

terlepas.

H. Pekerjaan perawatan beton ring balok


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan

perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2

kali sehari selama 1 minggu.

11. Pekerjaan Pasang Dinding Bata Pagar ad. 1 : 4 (pagar type A, B, dan C)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan 

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang dinding bata pagar.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan material, antara lain: bata merah, portland cement, pasir pasang, air, dll..

4. Persiapan alat kerja, antara lain: meteran, sendok semen/roskam, palu karet, waterpass, ember

plastic, alat lot, benang, dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan

1. Cek / sortir bata merah agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan

mendapat permukaan yang rata.

2. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata merah.

3. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).

4. Bersihkan area dinding bata pagar dari kotoran – kotoran yang ada.

5. Bersihkan bata merah dari kotoran  dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja

dengan baik.

6. Siapkan  adukan dengan campuran ad. 1 :  4 sebagai perekat bata merah dan masukkan

kedalam bak adukan/ember plastik.

7. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen.


8. Lakukan pemasangan bata merah  secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci

yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi.

9. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata merah tersebut digunakan waterpass

sebagai alat control kerataan.

10. Setelah pekerjaan pasangan bata merah selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan

dengan pekerjaan plesteran/ acian.

12. Pekerjaan Pasang Plesteran ad. 1 : 4 (pagar type A, B, C, dan D)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Lingkup pekerjaan

1. Plesteran dinding bata

2. Plesteran pondasi batu kali

3. Plesteran beton sloof

4. Plesteran beton kolom

5. Plesteran ring balok

B. Persiapan pekerjaan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.

5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : unting-unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dll.

C. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai

yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.

2. Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

3. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada  permukaan dinding bata

untuk menghindarkan keretakan.

4. Buat adukan untuk plesteran dinding bata.

5. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-

unting.

6. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan

raskam dan jidar.

7. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

8. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).

9. Permukaan plesteran sebelum di aci terlebih dahulu disiram air.  Untuk memperoleh hasil

acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum

mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

13. Pekerjaan Pasang Batu Tempel, Batu Andesit (pagar type A, B, C, dan D)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Lingkup pekerjaan

1. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom dan dinding uk. 20x40 cm (pagar type A)

2. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom dan dinding uk. 20x30 cm (pagar type B)

3. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom uk. 20x30 cm (pagar C)

4. Pasang batu tempel, batu andesit pada kolom uk. 20x30 cm (pagar D)  
B. Persiapan pekerjaan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan batu tempel, batu andesit.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : batu andesit,semen PC, pasir pasang dan air.

5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,

benang, dll.

C. Pekerjaan pengukuran

Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan

dipasang batu andesit.

D. Pelaksanaan pekerjaan

1. Permukaan kolom dan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu

sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit.

2. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan kolom dan dinding batu

andesit yang rata dan garis siar/nat yang lurus.

3. Buat adukan untuk melekatkan batu andesit.

4. Rendam batu andesit terlebih dahulu dalam air.

5. Buat kepalaan pemasangan batu andesit yang nantinya dijadikan acuan untuk pemasangan

berikutnya.

6. Kemudian lekatkan batu andesit selanjutnya pada permukaan kolom dan dinding dengan

acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.

7. Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan

batu andesit yang rata.


8. Batu andesit dipasang pada kolom dan dinding sampai dengan  ketinggian yang direncanakan.

9. Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu andesit.

10. Setelah pemasangan batu andesit selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara

yang ada dalam adukan pasangan batu andesit. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan

perapihan/finish garis siar/nat.

11. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu andesit dari sisa adukan

semen.

14. Pekerjaan Pasang Pagar Teralis (pagar type A, dan B)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Persiapan pekerjaan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang pagar teralis.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : pipa Gip, teralis besi, besi strip, engsel pintu, baut, dll.

5. Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, mesin las dll.

B. Pabrikasi

1. Melakukan pemotongan pipa Gip, besi strip, dan besi beton sesuai dengan ukuran gambar

rencana.

2. Potongan – potongan besi disusun dengan rapi, kemudian dilakukan perakitan dengan mesin

las sehingga terbentuk pagar teralis sesuai dengan gambar rencana.

C. Pekerjaan pemasangan pagar teralis


1. Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang pagar teralis dengan

meteran.

2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang dapat

mengganggu proses pembuatan.

3. Sebelum pemasangan pagar teralis terlebih dahulu dipasang engsel pintu pada tembok

sebanyak 6 buah dengan cara engsel dibaut pada tembok menggunakan bor listrik. 

4. Setelah engsel pintu terpasang dengan kokoh kemudian pintu besi yang telah dirakit dipasang

pada engsel dengan cara diangkat menggunakan tenaga manusia.

5. Melakukan pengecekan apakah pagar teralis sudah terpasang dengan kokoh.

6. Perapihan hasil pekerjaan dari sisa-sisa material.

15. Pekerjaan Pengecatan (pagar type A, B, C, dan D)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Lingkup pekerjaan

1. Pengecatan band kolom

2. Pengecatan band dinding

3. Pengecatan pondasi

4. Pengecatan ring balok

5. Pengecatan dinding pagar

6. Pengecatan sloof

B. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pengecatan.

2. Approval material yang akan digunakan.


3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : cat dasar, cat penutup, plamur dll.

5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : kuas cat, kape, amplas, bak cat, roll cat, dll.

C. Pelaksanaan pekerjaan

1. Bersihkan permukaan tembok dari debu dan kotoran dengan kain lap.

2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan

kertas semen, koran dan lakban.

3. Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan plamir,

tunggu sampai kering. Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.

4. Cek apakah permukaan dinding sudah rata.

5. Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

6. Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan kuas untuK

bidang yang sempit.

7. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan

hasilnya benar-benar rata.

Pengecetan Pagar Teralis 

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pengecatan pagar teralis.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : cat dasar, cat penutup, cat menie, dll.

5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : kuas cat, kape, amplas, bak cat, roll cat, dll.
B. Pelaksanaan pekerjaan

1. Bersihkan permukaan besi dari karat dengan cara diamplas permukaannya dan bersihkan dari

debu, minyak dan kotoran lainnya.

2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan besi yang akan dicat dengan

kertas semen, koran dan lakban.

3. Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

4. Lakukan pengecatan lapisan dasar dengan menie besi dengan alat rol pada bidang yang luas

dan dengan kuas untuK bidang yang sempit.

5. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan

hasilnya benar-benar rata.

6. Perapihan hasil pekerjaan.

16. Pekerjaan Couting Batu Tempel (pagar type A, B, C, dan D)

Teknis pelaksanaan pekerjaan

A. Persiapan pekerjaan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan coating batu alam.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : coating.

5. Persiapan alat kerja, antara lain : kuas cat, bak cat, amplas, dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Sebelum dilakukan pelapisan atau coating, pastikan bahwa batu sudah dalam keadaan bersih.

Batu yang akan dilapisi coating harus dalam kondisi bersih dari kotoran, debu, minyak, atau sisa

semen yang menempel. 

2. Membersihkan permukaan batu menggunakan sikat. Setelah batu tempel yang akan di coating

bersih, pastikan bahwa batu sudah benar-benar kering. 

3. melakukan proses coating batu tempel dengan melakukan pengecatan dan pelapisan cairan

coating pada permukaan batu alam secara merata.

Anda mungkin juga menyukai