PEKERJAAN
REHABILITASI POSKESDES LUBUK DINGIN
I. PEKERJAAN UTAMA
1. PEKERJAAN LANTAI
2. PEKERJAAN DINDING
3. PEKERJAAN ATAP
a. Titik piel bangunan (0,00) untuk gedung baru ditetapkan 80 cm lebih tinggi
dari titik piel jalan umum didepan bangunan.
b. Patok – patok tetap dan sumbu bangunan akan ditetapkan oleh konsultan
pengawas bersama – sama dengan kontraktor.
c. Pato – patok yang telah terpasang harus dijaga dan dipelihara oleh
kontraktor selama pekerjaan berlangsung. Patok - patok tersebut dibuat
dari beton untuk patok utama (BenchMark)
d. Pengukuran bangunan selanjutnya harus dikerjakan oleh kontraktor atas
dasar sumbu dan patok – patok tetap yang telah ditentukan.
1. Bahan batu bata yang akan dipergunakan harus diajukan terlebih dahulu
kepada direksi atau konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan
2. Sebelum dipergunakan, batu bata harus direndam terlebih dahulu kedalam air
sampai jenuh
3. bidang dinding bata setengan batu yang luasnya lebih dari 12 m2, harus
dipekuat dengan kolom praktis yang ukurannya sesuai dengan tebal dinding
4. Harus disediakan bobokan – bobokan bilamana perlu untuk pekerjaan instalasi
air, listrik, dsbnya
5. Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom dan balok beton,
harus disediakan stek-stek (angkur) dengan jarak masing masing 50 cm
6. Dinding bata yang direncanakan kedap air (trasram), menggunakan campuran 1
PC : 3 Pasir
7. Semua dinding pasangan bata menggunakan campuran spasi 1 PC : 4 Pasir.
8. Klos- klos, potongan- potongan kayu yang tertanam didalam dinding harus
terpasang dengan kuat, tanpa merusak pekerjaan dinding itu sendiri
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan apabila telah selesai
pemasangan instalasi listrik, instalasi plumbing, dan instalasi lainnya yang
dianggap perlu.
2. Bidang-bidang yang akan diplester, harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian disiram air sampai jenuh. Pada dinding-dinding beton, apabila akan
diplester, harus dikasarkan terlebih dahulu permukaannya.
3. Tebal minimum plesteran 15 cm dan maksimum 25 cm. ketebalan lebih dari 25
cm harus diperkuat dengan kawat ayam yang ukurannya disetujui oleh
konsultan pengawas dan direksi.
4. Pekerjaan plesteran harus rata dan licin (tidak bergelombang)
5. Semua sudut, tepi- tepi (pinggiran) dan bidang luar/dalam harus lurus dan
rapih.
6. Pekerjaan penyelesaian plesteran harus dibiarkan terlebih dahulu minimal 3
(tiga) dan maksimal 7 (tujuh) hari baru dapat diaci/ plamur, sebelum dicat.
7. Campuran untuk adukan plesteran ini adalah 1 PC : 4 Pasir sedangkan untuk
plesteran bidang trasram 1 PC : 3 Pasir.
2. Bahan kusen
a. Kayu Kls III setara
b. Alluminium 4" Powder Coating Coklat
b. Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen
c. Warna ditentukan kemudian
1. Lingkup pekerjaan
meliputi pekerjaan kuda – kuda, rangka atap, Atap, lengkap dengan
asesori penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig
Format Formulir Spesifikasi Teknis
dan atau sesuai Gambar Kerja.
2. Kuda - kuda
Menggunakan Baja Ringan C 75.75 dan Reng Ts.35 yang sesuai dengan SNI
3. Atap
Menggunakan Atap Multiroof (berglazur pasir), sesuai gambar
Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap
air), lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping),
sealant dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup
atap dan atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka
Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik
pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangan dimulai.
Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan
bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika
belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini
terhadap rangka penumbu / gording. Dalam keadaan apapun juga untuk
mengatur kemiringan atap, ganjal tidak diperkenankan dipasang langsung
di bawah plat kait. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh
Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan
plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap
ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.
Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait
untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan,
lembaran dapat disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau
menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.
Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat
positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pelaksanaan pekerjaan
1. Membongkar atap dimulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu
baris kearah atas, kemudian satu baris kesamping, selanjutnya kearah atas
dan seterusnya sampai atap genteng terbongkar semua.
2. Dalam proses pembongkaran atap genteng dilakukan dengan hati – hati
untuk menghindari genteng terjatuh dan pecah.
3. Menurunkan atap genteng dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa
genteng diikat dengan tali) dan ditumpuk jauh dari area lokasi
pembongkaran atap genteng.
4. Melakukan Sortiran/Pemilihan atap genteng yang dipakai kembali
dilakukan pada saat akan dilakukan perumpukan atap genteng, genteng
yang dapat dipakai kembali diseleksi, ditumpuk dan ditempatkan pada area
terpisah.
5. Kemudian genteng yang pecah dan tidak terpakai lagi kemudian
disingkirkan ke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2. Lapisan dasar
Lapisan dasar di bawah lantai keramik lantai terdiri dari pasir urug yang
3. Pemeriksaan
Sebelum pemasangan ubin, kontraktor wajib memeriksa persiapan –
persiapan lapisan dasarnya, terutama lapisan pasir. yang harus dijamin
tingkat kepadatan dan ratanya. Semua pipa – pipa, saluran dan instalasi
yang melewati di bawahnya harus sudah terpasang pada tempatnya dan
akan diperiksa oleh konsultan pengawas sebelum pemasangan ubin
keramik.
6. Adukan
Adukan untuk pasangan ruang basah adalah 1 PC : 3 Pasir, sedangkan
untuk ruang – ruang kering 1 PC : 4 Pasir.
Adukan untuk siar – siar adalah campuran semen dengan air dengan
warna yang serasi dengan warna lantai yang dipasang.
7. Cara pemotongan
Pemotongan ubin keramik atau granit sedapat mungkin dihindari, akan
tetapi jika terpaksa, pemotongan jangan lebih kecil dari 1/2 ukuran,
kecuali jika ditentukan lain dari gambar. Pemotongan harus rata tanpa
piringan yang menonjol atau gempol.
8. Cara pemasangan
a. Ubin dipasang diatas adukan setengah kering yang disyaratkan
pada RKS ini.
Sambungan sambungan (siar) harus rata dan lurus serta pertemuannya
saling tegak lurus satu sama lain. Siar dibuat setebal 1 – 3 mm. dengan
adukan semen warna setelah adukan pertama memenuhi siar secara
padat. Segera setelah pemasangan ubin selesai lantai dibersihkan
dengan serbuk gergaji, untuk menghilangkan bekas – bekas campuran
atau adukan yang menempel.
3. Pengecatan permulaan
4. Pengecatan Finisihing
a. Pengecatan Kayu
Pengecatan kayu dilakukan sebanyak dua kali dengan warna yang
disetujui Konsultan Pengawas dan direksi
b. Pengecatan Besi
Permukaan besi dicat sebanyak dua kali sampai mengkilat
c. Pengecatan tembok
Untuk seluruh bidang tembok dicat sebanyak dua kali.
1. Lingkup pekerjaaan
Pekerjaan perlengkapan pintu jendela aluminium, boven, seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan bahan
A. Lingkup pekerjaan
Melakukan Pekerjaan besi, Pekerjaan bekisting dan pekerjaan Pengecoran
B. Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan beton duiker.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material, antara lain : Portland cement, pasir, split, kaso,
multiplek 12mm, besi beton, kawat beton, paku, dan air.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer ,meteran, bar
bending, mesin potong besi , unting-unting, benang, vibrator, gerobak
sorong, dan selang air.
C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi tanda
(marking) untuk posisi titik perletakan beton duiker.
D. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang lebih
nyaman.
2. Perakitan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan
kapur.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang
akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut
beton.
E. Pekerjaan bekisting
1. Bekisting dipasang dalam 2 sisi, sisi depan dan sisi belakang, dipasang
dengan multiplek sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6.
2. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang
sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah
ditentukan.
3. Bekisting diberikan skoor dari kawat beton sebagai penguat tekanan
saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor
lainnya.
4. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai
perekatnya,kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.
PENYAMBUNGAN PIPA
KETENTUAN TAMBAHAN