RKS
.
RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Kegiatan :
Pekerjaan :
PEMBANGUNAN PAGAR BALAI
PKB KECAMATAN BATULICIN
KAB TANAH BUMBU
TAHUN ANGGARAN 2022
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PAGAR
I. PEKERJAAN TANAH
II. PEKERJAAN PONDASI
III. PEKERJAAN BETON
IV. PEKERJAAN PENULANGAN/PEMBESIAN
V. PEKERJAAN BEGISTING
VI. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
VII. PEKERJAAN CAT-CATAN
VIII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
D. PEKERJAAN KANOPI
I. PEKERJAAN TANAH
II. PEKERJAAN PONDASI
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
IV. PEKERJAAN ACIAN
V. PEKERJAAN KUDA-KUDA & PENUTUP ATAP
VI. PEKERJAAN CAT-CATAN
1. Mendatangkan, pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu
dan sebagainya, yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha
penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Disini juga
termasuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walupun tidak disebut dengan jelas dalam
persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Dereksi dan Konsultan Teknis.
2. Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan selesai,
dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya.
3. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, Pelaksana
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat
menganggu jalannya pekerjaan.
b. Mengadakan hal-hal yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan apa bila ada perbedaan
antara bestek dan gambar rencana harus dilaporkan kepada Dereksi/Konsultan Teknis.
5. Semua perubahan gambar dan bestek sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Dereksi/Konsultan Teknis.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana terlebih dalulu melakukan peninjauan lokasi
dan melakukan pengukuran bersama pihak teknis terkait, Dekersi/Konsultan Teknis.
7. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
“Pagar Balai KB Kec. Batulicin (DAK FISIK)yang dalamnya meliputi pekerjaan
:
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan, termasuk pembersihan umum
pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai,
sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan
pelaksana.
c. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar,
Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan.
8. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Spesifikasi
Teknis, Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan, perintah Pemimpin proyek/
petunjuk-petunjuk Kosultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung.
9. Ukuran-ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b. Jika terdapat pekerjaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan
ukurann yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang
berada di dalam gambar skala besar. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera
kepada Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan yang akan
dilaksanakan.
c. Pengambilan dan Pemakaian ukuran – ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan tersebut
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemenc voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken (AV) 1941
2.2. Peraturan Beton Betulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.3. Tata cara pengadukkan dan pengercorn beton SNI 03-3976-1995
2.4. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
2.5. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKK) NI 5
2.7. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.8. Peraturan umum Keselamatan Kerja dan Departement Tenaga Kerja
2.9. Peraturan semen Portland Indonesia NI.8 tahun 1972.
2.10. Peraturan Plumbing Indonesia
2.11. Tata cara pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.12. Pedoman perencanaan penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
2.17 SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA
2.18 AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR
2.19 1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
2.20 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat
yang besangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan
dan syarat dalam peraturan di atas, maka pelaksana wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan
yang disebutkan di atas.
PASAL 3
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan ini berada di Kecamatan Batulicin Kab. Kabupaten Tanah Bumbu
PASAL 4
JENIS DAN MUTU BAHAN
PASAL 5
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi atau
Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu
mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
PASAL 6
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau Konsultan Pengawas
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.
PASAL 7
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
7.1 Administrasi
1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.
2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang kesiapan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan perubahan
kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat
perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan dari pihak pemilik
kegiatan dan hasil perhitungan terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan
pengawas.
7.2 Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol Persen),25%
(Dua lima Persen), 50% (lima puluh persen), 75% (Tujuh Puluh Lima Persen) dan
100% (Seratus Persen)
PASAL 8
PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran
yang dibuatnya.
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor Camat Kecamatan Teluk Kepayang
Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Struktural - 5 -
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur
(Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti yang
dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai ini harus
disesuaikan dengan tinggi lantai saluran yang telah ada/selesai dibangun, sehingga dalam
pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 9
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran 120x80 cm2
sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi, Pekerjaan yang dilaksanakan,
Pembiayaan, Janga waktu pelaksanaan, Nama konsultan pengawas, Dan Nama Kontraktor
pelaksana. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh
beban yang timbul menjadi beban dan kewajiban pelaksana.
PASAL 10
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 11
PEKERJAAN TANAH/PONDASI
PASAL 12
PEKERJAAN BEKISTING & BETON
Bekisting
Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang
atau tidak boleh melendut.
Sambungan-sambungan pada bekisting harus diusahakan lurus dan rata dalam arah
horisontal dan vertikal bila digunakan untuk permukaan yang tidak diplester lagi
(ekspose concrete). Dalam hal kehalusan/ kerataan dari hasil beton cor; pemborong
diwajibkan memakai multiplex dengan ketebalan minimum 3/8” sebagai papan
bekisting.
12.3.2 Tiang penyangga dan anti lendutan (Cumbera).
Tiang-tiang penyangga harus digunakan tiang-tiang besi/baja ataupun kayu dolken
rasamala/sejenis, tidak diperkenankan menggunakan bambu.
Tiang-tiang penyangga yang vertical untuk semua bekisting harus dibuat untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau
overstress atau pepindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi demikian
sehingga konstruksi ini benar-bnar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban-beban yang berada di atasnya selama pelaksanaan, kecuali detail-detail yang
berlainan, pada gambar-gambar, bekisting-bekisting untuk semua SLOOF, BALOK
TENGAH dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut :
Semua balok centilever dan pelat lantainya 0,4% dari bentang, dihitung dari ujung
bebas.
12.3.3 Baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada 4 cm dari permukaan beton.
WAKTU MINIMUM
BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR PEMBONGKARAN BEKISTING
(hari)
12.4 Umum
12.4.1 Lingkup Pekerjaan
a.
Pembesian
Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya.
Beton Beton decking (support chairs), bolster, spacer for reinforcing.
b. Pengecoran Beton
Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai dinding pondasi dan
slabs pendukung.
Slab beton diatas tanah dan pedestrian / side walks.
Finishing permukaan beton pada dinding kolom dan rabat beton.
12.4.2 Produk beton alternative
Pemakaian / usulan pemakaian produk beton alternative berupa beton siap pakai
(READY MIX CONCRETE) dpat diusulkan kepada Konsultan Pengawas.
12.4.3 Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini antara lain :
a. Bekisting Beton
b. Finishing Beton
c. Pondasi Beton Bertulang
d. Pasangan Bata
e. Struktur Baja
f. Waterproofing
g. Bagian-bagian pekerjaan Mekanikal yang harus dicor dalam beton.
12.4.4 Standar
Standart Indonesia
PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3).
PBI : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-3).
Peraturan Portland Cement Indonesia 1973, NI-8
PBN : Peraturan Bangunan Indonesia 1978.
12.5 Bahan / Material.
12.5.1 Portland Cement
12.5.8 Pelaksanaan
12.5.9 Kualitas Beton
a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas mutu beton adalah Camp
1:2:3 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15x15x15
cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971. Mutu beton K- 150 pada umumnya
digunakan untuk struktur sekunder seperti kolom-kolom praktis dan bagian-
bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengn
mengadakan trial-mixes dilaboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan
pengawas/membuat mix design.
c. Test selama pekerjaan :
Buat 3 kubus 15cm x 15cm x 15cm dari setiap 15 cm3 atau sebagian dari itu,
atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan dari setiap mutu
beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang dicor.
Buat dan simpan kubus-kubus menurut ASTM C 31.
Test satu kubus pada hari ke-7 dan satu kubus pada hari ke-28 menurut ASTM
C 39. Simpan satu kubus sebagai cadangan untuk test pada hari ke-56 jika test
pada hari ke-28 gagal.
Jika test pada hari ke-28 berhasil, test kubus cadangan untuk menghasilkan
kekuatan rata-rata dari kedua kubus pada hari ke-28.
Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyinpan contoh-contoh yang
diperlukan oleh badan penguji.
d. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan
Konsultan pengawas.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5cm dan maximum
12,5cm
Bagian konstruksi
min max
PASAL 13
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN&ACIAN
PASAL 21
PEKERJAAN CAT – CATAN