2) Pengukuran Area
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran dilokasi proyek,
untuk mendapatkan gambar topographi dan elevasi di lokasi tersebut. Dari hasil pengukuran ini
Pengukuran dilaksanakan oleh seorang surveyor yang berpengalaman dibantu oleh tenaga kerja
yang telah dipilih untuk pekerjaan ini. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan
bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu oleh
Surveyor agar penempatan bangunan benarbenar tepat
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
• Melakukan koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran.
• Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi.
• Melakukan Pengukuran dengan menggunakan teodolit dan water pass.
3) Pemasangan Bowplank
Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup supaya pekerjaan dapat
dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan
dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
• Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari
direksi, dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam 40 cmdan diberi cat warna merah
untuk memudahkan pandangan. Untuk keperluanacuan elevasi dipakai papan kayu 2.5/25
cm atau kayu 25 2.5/7 cm yangdipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi bouwplank
disesuaikan dengan hasilpekerjaan setting out.
• Namun apabila bowplank tidak dapat ditancap di area sekitar proyek maka pemberian
tanda akan diganti dengan penyemprotan pilox atau sejenisnya pada jalan
• Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.
• Ploting data ukur ke construction
6) Traffic Management
Terdapat 5 hal yang harus disiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan pengaturan lalu
lintas, yaitu sebagai berikut :
• Penghitungan arus lalu lintas : Penghitungan arus lalu lintas dilaksanakan dengan beberapa
keadaan (pagi, siang dan malam), perhitungan ini sebagai dasar untuk menentukan
besarnya jalan sementara yang dibuat.
• Koordinasi dengan instansi terkait :Koordinasi dengan Dinas LLAJ dan Kepolisian
setempat diperlukan untuk merencanakan pengaturan lalu lintas dan pelaksanaan
pengaturan lalu lintas.
• Pembuatan rambu-rambu lalu lintas : Pembuatan rambu-rambu lalu lintas baru di
koordinasikan dengan Dinas LLAJ dan Kepolisian setempat karena pihak tersebutlah yang
bertanggung jawab atas perencanaan pengaturan lalu lintas dan pelaksanaannya.
• Sosialisasi ke masyarakat : Sebelum penutupan jalan utama dilakukan, hal tersebut perlu
diumumkan/diinformasikan ke masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan melalui media
cetak dan/atau elektronik (radio).
Terdapat hal dalam pelaksanaan pengaturan lalu lintas dalam bentuk penutupan jalan
setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, yaitu :
• Pelaksanaan pengalihan jalan : Pelaksanaan penutupan jalan (pengalihan lalu lintas)
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, selama proyek berjalan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan selama pelaksanaan pengalihan jalan, adalah Pemantauan arus selama
penutupan dilakukan setiap hari dan pemeriksaan rambu-rambu petunjuk.
MOBILISASI
Peralatan yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan untuk
membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti: Kantor Proyek, Gudang, Stockyard (Gudang
Terbuka), dan bangunan-bangunan sementara lainnya. Pada tahap ini, peralatan yang dibutuhkan
masih terbatas. Mobilisasi dilakukan setelah urusan kontrak dengan penyalur alat berat selesai
dilakukan
K3 PROYEK
Sebagai upaya perlindungan terhadap kebakaran, pihak kontraktor memastikan dan
menetapkan rute keadaan darurat sesuai persyaratan yang ada dan disetujui oleh pihak konsultan.
Usaha tersebut ditunjang dengan adanya fasilitas alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) dan
dibuatnya sistem alarm kebakaran. Selain itu peralatan P3K juga selalu disediakan di lokasi kerja.
Jumlah persediaan dipersiapkan dengan mempertimbangkan jumlah pekerja yang tersedia di suatu
area. K3 Proyek juga melakukan identifikasi kira-kira bahaya apa yang dapat terjadi sehingga
dapa meminimalisir terjadinya kecelakaan.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
2) Spesifikasi Teknis
Diameter : 50 cm
Panjang Efektif : 11 meter
Mutu beton : fc’30 MPa
Mutu tulangan : BJTD 240
: Longitudinal 10D22
: Spiral D10-150
3) Daftar Peralatan
- Mesin Bor- Mini Crane :
• Rangka Mesin (Lebar 1,2m ; Panjang 3 m; tinggi 6m) terbuat dari besi UNP
• Penggerak Bor
• Pipa Bor / Rod
• Mata Bor (Bor Spiral)
• Katrol/ diesel winch
• Pompa Air
- Pipa Tremie
- Tremie Cone
- Truck Mixer
4) Metode Pelaksanaan
• Menentukan titik tiang bor menggunakan theodolite atau totalstation
• Merangkai alat bor mini-crane dan aksesorisnya, dan melakukan setting alat dan
menempatkan alat bor di titik yang akan dilakukan pengeboran
• Mengecek vertikalitas alat bor
• Melakukan fabrikasi besi tulangan bored pile
• Pengeboran dilakukan hingga kedalaman -12m dari BM yang telah ditentukan
• Setelah itu, memasang tulangan yang telah dirakit. Tulangan diangkat menggunakan
man power dikarenakan diameter tulangan yang tidak terlalu besar (40cm)
• Memasang pipa tremie hingga kedasar lubang
• Melakukan pengecoran menggunakan ready mix concrete (tersedia mini mix 2-3m3
pertruck mixer)
• Mengangkat kembali tremie
PEKERJAAN PILE CAP
1) Pendahuluan
Pile Cap merupakan struktur penghubung antar kolom dengan pondasi. Konfigurasi pile
cap disesuaikan seperti pada denah pondasi terlampir.
2) Spesifikasi Teknis
Dimensi : 2500 mm x 1000 mm x 1000 mm
Beton : fc’ 30 MPa
Tulangan : BJTD 240
Angkur : Tipe A-325 D20 Le 650mm
3) Daftar Peralatan
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Truck Mixer
- Bata/batako
- Alat bobok (Jack Hammer)
4) Metode Pelaksanaan
• Melakukan penggalian tanah hingga elevasi dasar pile cap dan dimensi rencana.
• Apabila terdapat bored pile yang melebihi top elevasi, maka dilakukan pembobokan
sehingga batas yang ditentukan dan tulangannya dibiarkan sebagai overlap.
• Melakukan pelabisan dasar pile cap dengan pasir atau lean concrete
• Tulangan yang telah difabrikasi sesuai shop drawing dipasang.
• Bekisting permanen dibuat pada keempat sisi pile cap menggunakan batako.
• Setelah itu, pasang angkur pada tulangan dan titik yang telah ditentukan.
• Pengecoran dilakukan menggunakan ready mix concrete.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
2) Spesifikasi Teknis
Kolom : Baja Hollow Pipe D600
Balok Utama : Baja WF600x350
Base Plate : 800mm x 800mm
Sambungan Kolom Balok Utam : Las t = 5mm
Sambungan Kolom Base Plate : las t= 10 mm melingkari kolom
3) Daftar Peralatan
- Mesin Las
- Elektrode
- Mobile Crane 25 ton
4) Metode Pelaksanaan
• Fabrikasi kolom dan balok serta panjang kebutuhan telah dilakukan di pabrik.
• Setelah itu, dilakukan penyambungan seperti gambar konstruksi dari perencana
• Sambungan antar balok dan kolom menggunakan sambungan las
• Setelah itu, dilakukan penyambungan dilakukan antar kolom dan base plate menggunakan
las melingkari kolom
• Setelah siap, dilakukan ereksi menggunakan mobile crane
• Kolom dan Base Plate dipasang pada pile cap dan angkur yang telah terpasang dan
dikencangkan, lalu pada bagian angkur dilakukan pengelasan untuk mengunci baut.
PEKERJAAN BALOK GIRDER
1) Pendahuluan
Pada Pekerjaan Balok Girder, dengan kebutuhan dua balok girder dengan panjang masing-
masing 36m. Pada pabrik, untuk tiap panjang 12 meter, dilakukan fabrikasi girder dan gelagar dan
dilakukan penyambungan seperti pada gambar dibawah. Lalu, 3 segmen akan disatukan
menggunakan sambungan pada girder. Setelah itu, akan dilakukan ereksi dan dilakukan
pemasangan sambungan antara balok girder dan balok utama. Pekerjaan dilakukan pada larut
malam sekirar pukul (01.00-03.00) karena diperlukan penutupan jalan.
2) Spesifikasi Teknis
Balok Girder : Baja WF600x350
Balok Gelagar : Baja WF 250x125
3) Daftar Peralatan
- Mesin Bor
- Mesin Impact Wrench (Pengencang Baut)
- 2 buah Mobile Crane 25 ton
- Scaffolding
4) Metode Pelaksanaan
• Segmen baja dari pabrik sepanjang 12m (3 buah) seperti pada gambar diatas disambung
pada bagian girder hingga didapatkan panjang 36m menggunakan sambungan baut sesuai
desain.
• Setelah itu, buat lubang baut pada balok girder dan balok utama pada titik yang telah
ditentukan yang akan digunakan sebagai sambungan antara balok utama dan balok girder.
• Setelah itu, dilakukan ereksi menggunakan 2 buah mobile crane kapasitas 30 ton (total
beban 6,3 ton). Titik lifting diletakkan seperti gambar dibawah ini.
• Setelah posisi pas, pekerja melakukan pemasangan sambungan baut, dengan posisi girder
masih ditahan oleh mobile crane.
• Setelah semua baut terpasang pada 3 bagian kolom, maka kaitan pada mobile crane dapat
dilepas.
PEKERJAAN PELAT
1) Penjelasan
Pada pekerjaan plat hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pemasangan balok
penahan plat WF 150x75 yang kemudian dilakukan pemasangan sambungan plat menggunakan
baut. Setelah semua selesai terpasang dilakukan pemasangan chequer plate dengan tebal 6mm.
3) Metode Pelaksanaan
• Pada pekerjaan plat hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pemasangan balok
penahan plat WF 150x75
• kemudian dilakukan pemasangan sambungan plat menggunakan baut.
• Setelah semua selesai terpasang dilakukan pemasangan chequer plate dengan tebal 6mm.
PEKERJAAN TANGGA
1) Penjelasan
Tahap pertama dalam pengerjaan tangga adalah dengan menyambung balok utama tangga
dengan balok utama JPO kemudian dilakukan pekerjaan anak tangga dengan menggunakan baja
siku. Selanjutnya, penutup anak tangga dipasang dengan material chequer plate dan disambung
dengan sambungan las yang dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Pemasangan balok
utama tangga dipasang satu persatu secara bertahap dan menggunakan sambungan baut.
3) Metode Pelaksanaan
• Tahap pertama dalam pengerjaan tangga adalah dengan menyambung balok utama tangga
dengan balok utama JPO
• kemudian dilakukan pekerjaan anak tangga dengan menggunakan baja siku.
• Selanjutnya, penutup anak tangga dipasang dengan material chequer plate dan disambung
dengan sambungan las yang dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
• Pemasangan balok utama tangga dipasang satu persatu secara bertahap dan menggunakan
sambungan baut.
METODE PEKERJAAN ARSITEKTURAL