Anda di halaman 1dari 106

METODA PELAKSANAAN

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN BARU GEDUNG PELAYANAN


PUSKESMAS BIDAR ALAM KEC. SANGIR JUJUAN

Painan, 26 Juni 2019


Daftar Isi.

A. PENDAHULUAN
B. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
C. PERSIAPAN
D. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
E. K3LMP
F. GREEN CONSTRUCTION
A. PENDAHULUAN
Paket Pekerjaan Struktur, Arsitektur,Plumbing, Mekanikal dan Elektrikal
Pekerjaan “Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec.
Sangir Jujuan“merupakan pekerjaan bangunan baru, yangmeliputi Pekerjaan
Struktur, Arsitektur,Mekanikal dan elektrikal.
Pada setiap pelaksanaan proyek perluadanya persiapan dalam proses
pelaksanaannyadan sampai pekerjaan telah selesaidilaksanakan.
Di dalam pengelolaan suatu proyekperlu adanya sebuah perencanaan yang
matangsehingga di dalam proses pelaksanaannya dapatsesuai dengan target.
Sehingga perlu adanyasebuah metode pelaksanaan yang dibuatsebagai
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor ( Penyedia Jasa ) dalam halini mampu memberikan sebuah metode
kerjayang sesuai dengan tujuan Proyek, sehinggawaktu, mutu dan harga dapat
tercapai .
Haltersebut dapat menjadi jaminan pemberi tugas(Owner) dalam pelaksanaan
proyek tersebut. Didalam penyusunan metode kerja ini diperlukaninformasi
pendukung sebagai berikut :
1. Data Umum Proyek
2. Lokasi Proyek
3. Kondisi Existing Lokasi Proyek
4. Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas
Bidar Alam Kec. Sangir Jujuan
Lokasi Proyek : Kecamatan Sangir Jujuan Kab. Solok Selatan.
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.
Uraian Singkat Pekerjaan : Pembangunan 1 (satu) unit Gedung Baru yang
melingkupi Pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan
Eletrikal beserta Lansekap/halaman dan taman termasuk
Pagar-pagar dan konstruksi lainnya.
2. Lokasi Proyek

Site Plan
3. Kondisi Eksisting di Luar Lokasi Proyek dan Di Dalam Proyek.

Site Plan Existing


Pembangunan baru gedung pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kecamatan Sangir
Jujuan merupakan kegiatan Revitalisasi Puskesmas yang harus merobohkan bangunan
lama, dimana kegiatan ini mengacu pada kebutuhan akan peningkatan sarana
prasarana fasilitas kesehatan melalui percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Mengingat kegiatan ini dilaksanakan pada satu tahun anggaran sebagaimana yang
tertuang dalam DPA OPD Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan yang bersumber
dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2019
4. Ruang Lingkup Pekerjaan.
A. Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec. Sangir
Jujuan, terdiri atas:
A PPEKERJAAN PENDAHULUAN
A.I PPEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN STRUKTUR
B.I LANTAI I ( ELV 0.00)
I PEKERJAAN PONDASI
II PEKERJAAN SLOOF
III PEKERJAAN KOLOM
IV PEKERJAAN BALOK
V PEKERJAAN PLAT LANTAI
VI PEKERJAAN TANGGA
VII PEKERJAAN ATAP
B.II LANTAI II ( ELV. +4.16)
I PEKERJAAN KOLOM
II PEKERJAAN BALOK
III PEKERJAAN PLAT LANTAI
IV PEKERJAAN ATAP
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
C.I LANTAI I ( ELV. 0.0)
I. PEKERJAAN DINDING
II. PEKERJAAN PLESTERAN dan PELAPIS DINDING
III. PEKERJAAN PLAFOND
IV. PEKERJAAN LANTAI
V. PEKERJAAN SANITAIR
VI. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
VII. PEKERJAAN PENGECATAN
C.II LANTAI II ( ELV. +4.16)
I. PEKERJAAN DINDING
II. PEKERJAAN PLESTERAN dan PELAPIS DINDING
III. PEKERJAAN PLAFOND
IV. PEKERJAAN LANTAI
V. PEKERJAAN SANITAIR
VI. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
VII. PEKERJAAN PENGECATAN
D. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI I ( ELV. 0.0)
I PEKERJAAN ELEKTRIKAL
II PEKERJAAN MEKANIKAL
D.II LANTAI II ( ELV. +4.16)
I PEKERJAAN ELEKTRIKAL
II PEKERJAAN MEKANIKAL
B. SCHEDULE PELAKSANAAN
Dalam sebuah pelaksanaan proyek diperlukan adanya sebuah Schedule
Perencanaan Pelaksanaan Pekerjaan, yang dapat mengukur kegiatan
pelaksanaan mulai dari awal pelaksanaan sampai pekerjaan selesai
dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini selama
180 (Seratus Delapan Puluh ) Hari Kalender.

Time Schedule pelaksanaan tersebut memuat :


1. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tesebut;
2. Akifitas pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai urutan kerja;
3. Hubungan antar aktifitas kegiatan pekerjaan;
4. Kapan waktu penyelesaian pekerjaan tersebut.
C. PERSIAPAN
Untuk dapat menyelesaikan Proyek dengan baik dan lancar maka diperlukan
sebuah pekerjaan persiapan yang direncanakan secara matang, karena akan
berpengaruh padakelancaran, efektifitas dan mutu Proyek itutentulah akan
berbeda – beda tergantung darijenis sendiri. Pekerjaan persiapan tiap-tiap
Proyekproyek, karakteristik proyek dan kondisilingkungan proyek itu sendiri.
Namun secaragaris besar bisa dikategorikan sama. Adapunpekerjaan persiapan
yang harus dilakukan padaProyek Pekerjaan Konstruksi Pembangunan “Proyek
Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec. Sangir
Jujuan“ antara lain :
1. Koordinasi Teknis
2. Struktur Organisasi
3. Pembongkaran Gedung Lama dan Pembersihan lokasi
4. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
5. Setting Out
6. Mobilisasi dan Demobilisasi
7. Site Facilities
8. Traffic Management
9. Site Plan & K3
10. Listrik dan air kerja
11. Pembuatan Gambar kerja/Shop drawing
12. Pengadaan Material & Alat
13. Pekerjaan Pengetesan
14. K3LM-P
I. KOORDINASI TEKNIS
 Koordinasi teknis dengan konsultan & owner.
 Koordinasi gambar dengan pihak terkait, untuk memastikan gambar
struktur, arsitektur dan plumbing sudah terkoordinasi. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang dan idle time.
 Koordinasi schedule, terkait dengan kapan NSC/NSS mulai kerja dan
kapan harus ditunjuk.
 Storage dan facilites.

II. STRUKTUR ORGANISASI(terlampir).

III. PEMBONGKARAN GEDUNG LAMA DAN PEMBERSIHAN LOKASI


Sebelum mulai kegiatan pekerjaan dilapangan,maka pada tahap pertama
dilakukan persiapanawal yaitu : Pembongkaran bangunan lama dan hasil
bongkaran dibuang keluar site.
Setelah pekerjaan pembongkaran dilakukan, pembersihan lokasi dari sisa-sisa
material hasil bongkaran sebagai lokasi untuk penempatan Direksi Keet,
KeetKontraktor, Transit Material, Gudang, Barak dll.
Adapun pembersihan lokasi tersebut untukpersiapan penempatan peralatan,
Material danlokasi Gudang dan Pos Jaga dll.

IV. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


1. Titik Benchmark (BM) sebagai referensi/acuan, titik Benchmark
merupakan posisi koordinat(X,Y) dan elevasi (Z) sebagai titik referensi.
2. Setting out/pematokan, untuk menentukan posisi tapak bangunan
sebelum memulai pekerjaan konstruksi dengan Benchmark (BM) sebagai
titik referensi. Pengukuran menggunakan alat theodolit (alat ukur
suduthorisontal dan sudut vertikal).
V. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
MOBILISASI :
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengiriman atau pengerahan sumber daya
manusia, barang/material, alat sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
rangka mengoperasikan suatu proyekyang disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan. Mobilisasi dilaksanakan sesuai dengan jadwalpelaksanaan
proyek, Untuk mobilisasi Sumber Daya Manusia dan peralatan akan
didatangkan dariKantor pusat (Jakarta) atau Proyek lain yang sudah selesai
DEMOBILISASI :
Adapun demobilisasi adalah Pengembalian / pemulangan Sumber Daya
Manusia atau peralatanYang sudah selesai kebutuhan /pekerjaan dari suatau
proyek ke asal sumber Daya Manusia atauperalatan tsb.

VI. SITE FACILITIES


Sebelum dimulainya kegiatankonstruksi sebuah Proyek maka
diperlukanbeberapa pekerjaan persiapan, salah satunyaadalah
mempersiapkan fasilitas proyek. Dalamsebuah proyek bangunan skala besar
harusdiimbangi dengan fasilitas kerja yang memadaisehingga aktifitas dapat
berjalan lancar.
Beberapa fasilitas proyek konstruksiuntuk tukang dan pekerja bangunan perlu
diatursedemikian rupa menyesuikan kondisi lokasilingkungan serta rencana
pembangunan.
Fasilitas proyek dibuat dandirencanakan untuk menunjang kelancaranseluruh
kegiatan pelaksanaan pekerjaan,kenyamanan dan mendukung
programadanyakeselamatan kerja dimana setelah selesaipelaksanaan
pekerjaan proyek ,bangunantersebut akan dibongkar. Bangunan
sementaratersebut meliputi antara lain :
1. Direksi Keet/Keet Kontraktor
Keet Kontraktor/Direksi Keet adalahbangunan sementara yang
dibuat untuk memenuhikebutuhan aktifitas kerja dari
Kontraktor,KonsultanPengawas dan Perwakilan Pemberi Kerja
selama di Lokasi Proyek.
Penggunaan Keet Kontraktor/Direksi Keet tergantung
dari beberapa hal :
a. Ketersediaan lahan, apabila di lokasi proyek tidak tersedia
lahan yang memungkinkan maka bisa dengan cara menyewa
bangunan di luar Lokasi Proyek
b. Tahapan Pekerjaan, pada tahapan pekerjaan struktur bawah,
struktur atas, finishing dan pekerjaan luar dalam hal
ketersediaan lahan kondisinya bisa berbeda-beda. Sehingga
diperlukan perencanaan yang efektif dan efisien untuk
menunjang kelancaran selama proses pelaksanaan.
c. Type Proyek, besar kecilnya nilai Proyek bisa menentukan
besar atau kecilnya Keet Kontraktor/Direksi keet yang akan
digunakan dan hal ini berbanding lurus dengan besar atau
kecilnya aktifitas Karyawan yang akan terlibat didalamnya.
2. Pagar dan Pintu Keluar-Masuk Proyek
Untuk mengamankan Lingkungan Proyekdari gangguan
keamanan di lingkungan sekitar Proyekmaka diperlukan
pengamanan dengan memasangPagar Proyek.
Penempatan pagar proyek disesuaikandengan kebutuhan area
yang tidak terlindungi. Apabilasudah terdapat bangunan eksisting
yang sudah bisadianggap sebagai pagar maka pada area
tersebut tidakperlu dipasang pagar. Pada beberapa kasus Proyek
adayang sudah dipasang pagar oleh pemiliknya makadalam hal
ini tidak diperlukan lagi memasang pagar,kecuali terdapat
beberapa pagar yang rusak dan tidaklayak pakai maka
diperlukan perbaikan pagar.
Material pagar terbuat dari seng gelombangdengan rangka besi
hollow dan dibuat dengan sistemknock down sehingga pagar
mudah dibongkar dandapat digunakan untuk proyek selanjutnya.
3. Jalan Kerja
Akses atau jalan kerja di dalamproyek dibuat untuk lalu lintas
pekerjaan dilapangan yang meliputi alat-alat berat,concrete
pump, concrete mixer, dump truckdan juga kendaraan
pengangkut material yanglain.
4. Workshop/Pabrikasi
Workshop adalah salah satu fasilitasproyek yang dibuat untuk
menunjang kegiatanpabrikasi. Bangunan workshop dibuat
dengan kondisibangunan terbuka dalam hal ini bertujuan agar
dalamkegiatan pabrikasi pekerja bisa merasa nyaman.
Penempatan workshop harus disesuaikandengan lokasi stok
material yang akan dipabrikasi halini untuk mempermudah alur
material itu sendiri darimulai pengadaan sampai pemasangan
dilapangan.
Adapun bangunan workshop difungsikan untukmelaksanakan
beberapa kegiatan pabrikasi sebagaiberikut :
a. Pabrikasi besi, adalah Los kerja besi yang digunakan untuk
kegiatan potong bengkok besi sesuai dengan gambar
kerja/shop drawing.

b. Pabrikasi bekisting, adalah Los kerja kayu yang digunakan


untuk kegiatan pembuatan bekisting balok, dinding, pelat
lantai, kolom dan pekerjaan kayu lainnya.
5. Gudang Material/ Peralatan
a. Gudang adalah bangunan yang difungsikan untuk menyimpan
material dan alat yang akan digunakan untuk kebutuhan
Proyek. Gudang merupakan bangunan tertutup karena
sebagian besar material-material yang disimpan didalamnya
adalah material-material yang membutuhkan penanganan
khusus yang sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti
contohnya semen.
b. Gudang alat digunakan untuk menyimpan alat-alat bantu
seperti : alat-alat pengkuran , alat-alat bantu pengecoran ,
alat-alat bantu pekerjaan finishing dan lain-lain.
6. Toilet umum/pekerja
Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi parakaryawan dan pekerja
maka diperlukan toilet.Sebagai fasilitas sanitasi para
pekerjamaka disediakan toilet portable di dekat
lokasipekerjaan/Barak Pekerja, sedangkan untuk
kebutuhansanitasi dilapangan disediakan tempat buang air
kecilportable.
Berbeda dengan Toilet yang diperuntukanbagi para staf dan
karyawan Proyek, toilet dibuat daridinding semi permanen
dengan finishing keramikseperti toilet-toilet pada umumnya

7. Barak Pekerja ( Diluar Site )


Dalam pelaksanaan konstruksi dibutuhkanbanyak sumber daya
manusia termasuk salah satunyaadalah pekerja. Berhubung
pekerja itu sendirikebanyakan didatangkan dari daerah maka
diperlukanbangunan untuk tempat tinggal para pekerja
yaituBarak Pekerja.
Lokasi barak pekerja bisa ditentukan didalam lokasiProyek
maupun diluar Proyek tergantung dari kondisiketersediaan lahan
dan permintaan pihak tertentu.
Untuk lokasi Barak pekerja diluar Proyek bisa dengancara
menyewa bangunan yang letaknya tidak jauhdari lokasi Proyek
agar lebih mudah dalampengawasannya.

8. Washing bay
Washing bay atau cleaning pit berarti jugasebuah tempat untuk
membersihkan roda kendaraansebelum meninggalkan lokasi
proyek agar tidakmenimbulkan komplain dari warga atau
dinaskebersihan karena meninggalkan jejak tanah ataukotoran di
jalan umum yang dilalui oleh kendaraanproyek.
Konstruksi washing bay ini berupa lubangdrainase yang
diatasnya dipasang besi grill untuk rodakendaraan dibersihkan
menggunakan jet washer. Airbekas pembersihan akan dialirkan
oleh drainasedibawahnya dan untuk sisa-sisa tanah akan rutin
dibersihkan oleh tenaga kebersihan
9. Pos Jaga
Untuk pengawasan terhadap seluruh areaproyek, diperlukan pos
jaga yang berfungsi untukmelakukan monitoring dan
pengawasan terhadapseluruh aktifitas dan fasilitas di area proyek
agarselalu terjaga keamanannya.
Pos jaga ini di tempatkan pada posisi-posisiyang strategis
dimana terdapat aktifitas kerjadan lalu lintas keluar masuknya
tenaga kerja danmaterial di proyek, sehingga memudahkan
dalamproses pengawasannya.
VII. TRAFFIC MANAGEMENT
Adanya aktifitas lalu lintas kendaraandi area proyek tentu akan
menimbulkanpersoalan jika tidak diatur dengan baiksirkulasinya, baik itu arah
masuk, keluar,loading, unloading, manuver hingga antriankendaraan di
lapangan oleh karena itu diperlukan traffic management yang baik agarlalu
lintas kendaraan di lapangan menjadilancar dan efisien. Traffic management
inisangat terkait juga dengan lalu lintas yang adadiluar proyek yang harus
diatur dengan baiksehubungan dengan rambu-rambu sertakebersihan jalan
yang dilalui kendaraan proyekdan akan dilakukan penyiraman secara
rutinuntuk mengurangi polusi debu dari kendaraanyang keluar masuk area
proyek. Untuksirkulasi kendaraan yang keluar-masuk proyek,khususnya truk
mixer, truk material dll.

VIII. LISTRIK DAN AIR KERJA


Untuk memenuhi besarnya kebutuhanlistrik dari peralatan seperti Passanger
hoist, lampupenerangan dan lain-lain maka dibutuhkan instalasilistrik yang
memadai. Lokasi Proyektersebut berada di dalam kota maka sudah tersedia
sumber aliran listrik yang memadai, maka untukkebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan segalakegiatannya menggunakan penyambungan denganPLN
dan dibantu dengan Genset dengan kapasitasyang memadai.
Air Kerja - Selama pekerjaan pelaksanaan Proyekdiperlukan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan airbersih karyawan, pekerjaan finishing, washing
bay,curring beton, perawatan sample beton dan lain-lain.Kebutuhan air bersih
untuk kebutuhankaryawan dan lain-lain akan dibuatkan sumur pantekatau
menggunakan sambungan dari PDAM. Adapununtuk kebutuhan air kerja
apabila memungkinkanakan memanfaatkan air dari dewatering
(setelahdilakukan tes kadar PH airnya)
IX. PEMBUATAN GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING
Pembuatan shop drawing dimulai setelahkontraktor memperoleh ijin kerja dari
Pemilik Proyekuntuk memaulai pekerjaan di lapangan.
Setiap bagian pekerjaan yang akandilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan
shop drawingyang memuat semua ukuran-ukuran, dimensi daninformasi
secara detail dan disetujui dahulu olehpengawas lapangan sebelum digunakan
sebagaipedoman untuk melaksanakan pekerjaan.

X. PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN


A. PENGADAAN MATERIAL
Pengadaan seluruh Bahan dan Materialkebutuhan pelaksanaan konstruksi
Pembangunan dapatdilakukan setelah mendapat izin atau persetujuan tertulis
daripengawas dan Pemberi Kerja. Adapun proses perolehan izinpersetujuan
Bahan dan Material tersebut diajukan tertulisdisertai dengan :
 Contoh Material (bila ada )
 Brosur & Data Teknis Bahan dan Material
 Spesifikasi Bahan dan Material
 Persyaratan Khusus (bila ada)
Berdasarkan persetujuan Bahan dan Materialyang sudah diperoleh,
selanjutnya dapat dilakukan prosespengadaan Bahan dan Material di proyek.
Untuk menunjang aktifitas di lapangan perludibuat metoda pengadaan bahan
dan material, yang meliputi :
1. Perencanaan, Pada tahap perencanaan yaitu pengadaan bahan perlu
ditangani dengan baik mulai dari penghitungan kebutuhan, pengiriman,
fabrikasi danpenempatan di lapangan.
2. Seleksi dan Pembelian, Tahap seleksi dan pembelian yaitu untuk memilih
vendor diperlukan menyeleksi 3 pemasok dengan kualitas bahan dan
material yang sama atau setara, dengan mempertimbangkan kemampuan
produksi, sumber daya yang di miliki, quality assurancedan harganya.
3. Penerimaan Bahan & Material , Pada tahap ini yang penting adalah
bagaimana kita dapat menjamin bahan dan material yang kita pesan
datang secara tepat quality, quantity dan tepat waktu, untuk itu diperlukan
koordinasidengan pihak pemasok mulai dari order sampai terkirimnya
bahan tersebut ke lapangan. Selain itu juga perlu dicek kualitas dan
kuantitasnya dengan membandingkan antara yang tertulis di PO dengan
yang tercantum disurat jalan dan diatas truk alat angkut, dengan mengacu
pada prosedur pengadaan bahan dan material. Selanjutnya diletakkan
pada posisi yang telah ditentukan dalam perencanaan/site plan dan
material yang siap dipakai dan sesuai prosedure diberi tanda (+) dan yang
tidak terpakai atau waste (–) Flowchart dan prosedur terlampir.
4. Pembayaran, Pembayaran dilakukan sesuai kontrakdan dilakukan setelah
Bahan diterima dan administrasilengkap termasuk faktur pajak sesuai
prosedur perusahaan dibidang keuangan.
5. Evaluasi Kinerja , Dilakukan terhadap masing masingpemasok untuk
memastikan apakah pemasok tersebutlayak untuk dijadikan rekanan atau
yang sudah menjadirekanan apakah masih bisa dipertahankan atau harus
dievaluasi ulang oleh team.
6. Uji Dimensi, Untuk menghindari kesalahan pemakaianBahan dan Material
yang akan dipergunakan padakonstruksi di lapangan, dilakukan Uji
Dimensi terhadapsetiap Bahan dan Material yang masuk di proyek
7. Pengiriman, Pengiriman Bahan dan Material akan disesuaikan terhadap
jumlah kebutuhan material tersebut pada setiap periode tertentu dan
disesuaikan dengan kemajuan progress di lapangan. Beberapa Bahan
dan Material dikirim sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai sepert Besi,
Kayu, Multiplek dan lain-lain, khususnya untuk pekerjaan struktur akan
dikirim lebihawal dari pekerjaan struktur tersebut, karena Bahan dan
Material struktur ini harus di fabrikasi sebelumnya kemudian baru
dipasang. Adapun kebutuhan material ini akan disesuaikan sesuai jumlah
rencana kebutuhan yang mengacu terhadap Sequence dan Zoning
pekerjaan:
 Beton : Dikirim setiap waktu
 Bahan Struktur : Dikirim lebih awal
 Bahan Arsitektur : Dikirim sesuai kebutuhanpekerjaan per satuan
waktu
8. Penempatan, Penempatan Bahan dan Material akan disesuaikan
terhadap:
 Posisi area kerja
 Kemajuan Pekerjaan
 Sequence dan Zoning Area
 Handling alat yang diperlukan
9. Pabrikasi, Pengadaan Bahan dan Material sepertiBekisting dan Besi Beton
didatangkan di Site lebih awalterhadap skedul pelaksanaan. Pengadaan
lebih awaldiperlukan untuk Bahan dan Material pekerjaan bekistingdan
besi beton yang difabrikasi lebih dahulu,menyesuaikan bentuk konstruksi
atau gambar. Bahandan Material pekerjaan bekisting dan besi beton
yangharus difabrikasi lebih dahulu, sehingga memerlukanpenyediaan
stock di lapangan.
10. Pemeliharaan dan Pengamanan, Untuk menghindarkan kerusakan Bahan
dan Material khususnya terhadap kerusakan / penurunan kwalitas Bahan
danMaterial yang di stock di lapangan, Bahan dan Material tersebut
mendapat perlindungan terhadap cuaca, hama, tanah, dan lain
sebagainya sehingga terhindar dari kerusakan mutu dan kerusakan fisik
Bahan dan Material. Penempatan Bahan dan Material ditempatkan pada
area yang tidak tergangu oleh kegiatan pekerjaan lain dan tidak
mengganggu aktivitas kegiatan pekerjaan lain.
B. PENGADAAN ALAT
Untuk menunjang aktifitas di lapangan kita perlumembuat perencanaan
kebutuhan peralatan, penempatan,dan perawatan alat.
Peralatan di proyek secara umum dibagi menjadi 2 kategoriyaitu :
 Alat berat terdiri dari Concrete Pump, Truk Mixer, Excavator, Vibro
Roller, Dump Truck, Genset, Bar Bender, Bar Cutter,Welding Set.
 Alat ringan, terdiri dari Pompa, Molen, Peralatan ukur,Vibrator, Bor
listrik, Mesin Las dll.
Dalam memilih alat sebagai bahan pertimbangan adalahkapasitas alat,
waktu pelaksanaan, methode kerja danlingkungan.
Untuk penempatan dilapangan sesuai dengan site planterlampir,
sedangkan mobilisasi alat sesuai schedulepengadaan alat yang diajukan.
Selama pelaksanaan proyek alat tersebut diperiksa berkalaoleh petugas
peralatan yang mengacu padaProsedur Peralatan yang menyangkut
overhaul, penggantianspare part dan cara pengoperasiannya. Untuk
operator alatberat diwajibkan memiliki SIO (Surat Izin Operasi) dan
untukalatnya sendiri harus ada izin layak pakai. Terlampir daftarperalatan
dan prosedurnya.
Alat yang digunakan penempatannya khususnya untuk BarBender / Bar
Cutter. Sementara untuk excavator, ConcretePump, Compactor, Truck
Mixer disesuaikan denganpelaksanaan pekerjaan dan dapat dilihat pada
methodpekerjaan tanah dan pekerjaan struktur.
1. Pengiriman, Pengiriman alat berat ke lapangan perluperhatian khusus
karena dampak yang yang ditimbulkandapat menggangu dan
merugikan orang lain danmasyarakat. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada prosespengiriman alat berat ini diantaranya :
 Jalur lintas alat
 Izin pemakaian lalu lintas, instansi, dan masyarakatjalur lintas alat
 Solusi terhadap hambatan / rintangan yangmungkin timbul
 Kapasitas dan beban alat angkut dan jalan yangdilalui
 Sarana dan alat bantu
2. Penempatan ,
 Menyediakan penempatan Alat di lapangan yangdisesuaikan
terhadap lokasi kerja masing-masingalat setiap saat.
 Memperhatikan posisi area kerja masing-masing alatsehingga tidak
menggangu / menghambatpekerjaan / alat lainya.
 Memperhatikan jalur akses keluar masuknya alatsetiap area
pekerjaan, dimana alat dapat memasukidan keluar area pekerjaan.
3. Perakitan, Pengoperasian, Pemeliharaan,
Perbaikan & Pengamanan, Untuk pengelolaanperalatan secara
struktural berada dibawah koordinasiKepala Seksi Peralatan , terkait
dengan perizinan,Pengujian, layak pakai dan maintenance
sedangkanpenggunaan disesuaikan dengan kebutuhan
Pelaksanaandilapangan. Dan untuk pelaksanaanya
menggunakanprosedur dibidang peralatan terlampir daftarsimaknya.
Pelaksanaan Perakitan, Pengoperasian,Pemeliharaan, Perbaikan &
Pengamanan Alat mengikutiManual alat yang ada dan pengawasan
operasional Alatoleh tenaga-tenaga yang sudah
berpengalamanPengendalian mutu (quality control) dalammanajemen
mutu merupakan suatu sistem kegiatanteknis yang bersifat rutin yang
dirancang untukmengukur dan menilai mutu produk atau jasa
yangdiberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu(Quality Control)
dapat dilakukan sebagai berikut :
 Melakukan pemeriksaan secara teratur, baikterhadap bahan-bahan
yang digunakan dalampelaksanaan pekerjaan.
 Prosedur dan tata cara pelaksanaan pekerjaan.
 Menggunakan alat ukur yang akurat, dan alattersebut secara berkala
dilakukan kalibrasi.
 Pengujian terhadap material struktur, arsitektur,mekanikal &
elektrikal, sebagai contoh adalahsebagai berikut :
1. Besi beton : akan dilakukan tes tarik danlentur setiap 20 ton besi
2 benda uji yangakan dilakukan dilaboratorium yang
disetujuipengawas. Disamping itu akan diserahkanjaminan atau
sertifikat kwalitas besi yangdikeluarkan oleh pabrik.
2. Beton : pada setiap produksi beton palingsedikit 5 m3 akan
dibuat 2 benda uji untukdilakukan pengetesan pada umur 7 dan
28hari.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atassudah ada penanggung
jawabnya langsung,kiranya perlu ditunjuk petugas khusus qualitycontrol
yang dikoordinasi oleh bagian teknik.

XI. K3LM-P
Kesehatan Keselamatan Kerja Mutu dan Pengamanan ( K3LM-P ) sangat
penting untuk diterapkan didalam pelaksanaan suatu pekerjaanpembangunan,
maka itu penerapan K3LM-P harus memperhatikan beberapakondisi dimana
terdapat potensi – potensi kecelakaan, penjaminan terhadapmutu pekerjaan
serta pengamananterhadap lingkungan proyek itu sendiri.
D. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK.
I. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG.
Pekerjaan proyek pembangunan gedung/bangunan dapat dikelompokan atas
beberapa kelompok besar pekerjaan, yaitu:
1) Pekerjaan Struktur
Lingkup pekerjaan struktur untuk proyek “Pembangunan Baru Gedung
Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec. Sangir Jujuan” adalah terdiri atas
Pekerjaan Pondasi (Struktur Bawah), Pekerjaan Struktur Beton Bertulang
(Struktur Atas) dan Pekerjaan Kap dan Atap.
A. PEKERJAAN PONDASI (STRUKTUR BAWAH)

1. Pondasi Plat Setempat

Pondasi utama untuk pada proyek ini menggunakan pondasi Plat


Setempat. Pekerjaan pondasi dilaksanakan sesuai dengan tahapan
sebagai berikut :
 Persiapan
Pekerjaan ini pada garis besarnya akan dilaksanakan pada awal
masa konstruksi dengan tujuan mempersiapkan lokasi kerja dan
sumber daya yang akan dibutuhkan seperti pekerja, tenaga ahli,
serta peralatan yang nantinya akan dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan.
 Pek. Pengukuran & Bouwplank
Pekerjaan pengukuran dilaksanakan dengan 2 tahap, yaitu tahap
pertama dilaksanakan untuk Setting Out Bangunan Utama
sehingga tapak bangunan dapat efektif berada didalam Site sesuai
dengan gambar kerja atau yang ditentukan oleh engineer.
Sedangkan pengukuran tahap kedua dilaksanakan pada saat
menentukan Titi-titik Plat Setempat danPoer Pondasi dan As Kolom
serta Sloof danpembuatan bouwplank.
Pemasangan bouwplank dilaksanakan dengan menggunakan
bahan papandan tiang pancang dari kayu bekisting. Pekerjaan
pengukuran dan pemasangan bouwplankdimaksudkan untuk
mendapatkan data / titik yang akurat sebagai pedoman
pelaksanaan baikpekerjaan struktur maupun arsitektur.
 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
 Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-
hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan
kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk
jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10
atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min
0.5 kg/cm2
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang
dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai
mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya
dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar
dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
 Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari
pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

 Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
 Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat
langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang
dapat diketahui dari ukuran pondasi setempat.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada
pada pondasi setempat tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan
kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena
tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:


 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan
diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan
waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan
dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah
40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari
batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak
antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka
dapat langsung melakukan pengecoran.
 Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara
yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di
dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:


 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya
untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya
hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka
waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya
harus memenuhi persaratan tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton
yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang
agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan cetakan tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris
agar tidak terjadi retak.

 Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir,
kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas
bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan
harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan
maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen
merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi
satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan
apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran
batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya
yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang
disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:


 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari
kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran
perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang
dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x
panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari
pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga
peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga
split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian
ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih
selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan
kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat
sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split
yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut


dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan
tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan
kolom.

 Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran


 Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-
bahan material yang akan digunakan untuk pengecoran dan
ditempatkan di daerah yang tidak terlau jauh dengan tempat
galian pondasi/tempat yang akan dicor

 Cara pengadukan
Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai
mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan
kedalam sebuah tabung mollen/mixer dengan urutan: pertama
memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split, ketiga
memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai
dengan perbandingan volume.
 Cara pengecoran
Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering
kemudian tambahkan air secukupnya sampai merata, maka
material tersebut berubah dalam bentuk pasta, setelah menjadi
pasta tuangkan sedikit demi sedikit kedalam galian pondasi yang
sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk kedalam
galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

 Cara pelaksanaan
Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar
tercampur seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen
dan air sebagai bahan pengikat, maka cara pelaksanaan
pengecoran pondasi setempat dituangkan kedalam galian
pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan
bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan
pengecoran dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah
diletakkan tulangan dan tidak ada celah yang kosong dan lebih
padat.

2. Pondasi Pedestal

a. Lingkup Pekerjaan

Melakukan Pengalian, Perakitan besi, Pengurukan Pasir,


Pembuatan Lantai Kerja (LC), Pemasangan Bekisting dan
Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan

o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang
akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
o Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :

Pekerjaan pabrikasi Besi

Pekerjaan Urug Pasir

Pekerjaan Hampar Lantai Kerja

Pekerjaan bekesting

Pekerjaan Instalasi besi Tulangan

Cor Beton K-250

c. Metode Pelaksanaan

o Setelah penggalian dilakukan, dilanjutkan dengan


pengurukan pasir urug dengan ketebalan sesuai spesifikasi,
dilanjutkan dengan penghamparan Beton LC (K-175)
sebagai lantai kerja.
o Pembesian serta Pengecoran antara Plat Pedestal dan
Pondasi Pedestal dapat dilakukan bersamaan tergantung
dari pada dimensi dan design masing-masing.
o Besi Tulangan berbagai diameter (dimater sesuai
spesifikasi) dipotong sesuai dengan ukuran pada gambar
kerja dengan menggunakan bar cutter sedangkan
pembengkokan tulangan mengunakan bar bender .
o Pemotongan panjang besi tulangan untuk tiang dipotong
sepanjang tinggi kolom terhadap sloof ditambah dengan
panjang penyaluran 40D.
o Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan
sesuai dengan ketentuan bar bending schedule. Untuk
sengkang yang dibengkokan sesuai sudut yang diinginkan
maka panjang pengaitnya adalah 6D.
o Besi Tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan
tulangan pokok kolom dengan tulangan sengkang
menggunakan kawat bendrat ,jarak dan jumlah tulangan
pokok disesuaikan dengan shop drawing dan bestek.
o Perakitan Bekisting, setelah dirakit dilumuri dengan minyak
bekisting.
o Melakukan job mix design dan job mix formula untuk kualitas
beton yang diinginkan.
o Pengecoran Beton (K-250) dan diratakan denan
menggunakan concrate vibrator.
d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga

Bahan :

Beton LC K-175

Beton K-250

Baja Tulangan Beton Ø 8 / Ø 13

Kawat Beton

Bekisting

Minyak Bekisting

Pasir Urug

Paku

Peralatan:

Truk Mixer (Concrete Mixer)

Concrete Pump

Concrete Vibrator

Bar Bender

Bar Cutter

Gegep

Palu

Gergaji
Kuas Minyak Bekisting

Alat bantu pertukangan

Tenaga :

Pekerja

Tukang

Kepala tukang

Mandor

e. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

Personil

Pelaksana

Petugas K3

Tenaga Kerja
f. Aspek K3

Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan


Alat Pelindung Diri (APD)” Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.

B. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG (STRUKTUR


ATAS)
Lingkup Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure) adalah terdiri dari
Pekerjaan Sloof, Pekerjaan Kolom, Pekerjaan Balok, dan Pekerjaan
Plat Lantai/Dak.
Pekerjaan Struktur Atas dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai
berikut :

1. Pekerjaan Sloof

a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan
Lantai Kerja (LC), Pemasangan Bekisting dan Pengecoran
Beton.

b. Persiapan Pekerjaan
o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang
akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
o Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan Urug Pasir
 Pekerjaan Hamparan Lantai Kerja
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton K-200

c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan sloof beton.
o Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix
Design dan Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton.
o Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat
berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar
perencanaan. Sepatu kolom biasanya menggunakan besi
stek yang dibor pada lantai.
o Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
o Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di
samping. Jangan lupa beton decking atau tahu beton
penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
o Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk
memperkuat. Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai
dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau
membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as
drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5
mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan
kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah
sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip
semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena
bebannya lebih besar di bawah.
o Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari
sloof terhadap kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur
yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa
support dinilai sangat penting.
o Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi,
maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis
beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata
harus dibantu dengan menggunakan alat concreate
vibrator.
d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan :
Beton LC K-175
Beton K-200
Baja Tulangan Beton Ø 13, Ø 10 dan Ø 8
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Pasir Urug
Paku

Peralatan :
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Gergaji
Bar Cutter
Bar Bender
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

e. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja

Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan
“Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)” Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety,
Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

2. Pekerjaan Kolom

a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan
Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan
o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang
akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

o Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :


 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton K-200

c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan kolom beton.
o Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix
Design dan Job Mix Formula untuk pekerjaan kolom beton.
o Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya dari
sloof. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu
kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada
lantai.
o Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain
yang telah ditentukan.
o Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking
atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran.

o Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk


memperkuat. Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai
dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri dari
kayu dan besi atau bisa membeli barang jadi. Jika ingin
membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm,
besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.
o Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari
kolom terhadap sloof dan balok.Untuk mendapatkan kolom
struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring
ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
o Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi,
maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis
beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata
harus dibantu dengan menggunakan alat concreate
vibrator.

d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan :
Beton K-200
Baja Tulangan Beton Ø 8 / Ø 13
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku

Peralatan :
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Bar Cutter
Bar Bender
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

e. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja

f. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)” Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja.

3. Pekerjaan Balok
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan Besi, Pemasangan Bekisting dan
Pengecoran Beton.

b. Persiapan Pekerjaan
o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang
akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

o Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :


 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton K-200

c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan balok beton.
o Pekerjaan Perakitan Bekisting Balok
o Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix
Design dan Job Mix Formula untuk pekerjaan balok beton.
o Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di samping.
Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga besi
tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak
selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
o Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
o Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk
memperkuat. Ukuran balok yang digunakan relative sesuai
dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli
jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran
10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak
balok sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila
jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan
jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka
menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk
semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
o Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof
terhadap kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang
sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai
sangat penting.
o Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus
dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Beton K-200
Baja Tulangan Beton Ø 8, Ø 10, Ø 13
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku

Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Gergaji
Bar Cutter
Bar Bender
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

e. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja

f. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)” Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja.
4. Pekerjaan Plat Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan Besi, Pemasangan Bekisting dan
Pengecoran Beton.

b. Persiapan Pekerjaan
o Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang
akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
o Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
o Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton K-200

c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan plat lantai beton.
o Pekerjaan Perakitan Bekisting Plat lantai
o Menyiapkan Papan Bekisting, Scafolding/ Kayu perancah,
Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix Formula untuk
pekerjaan plat lantai beton.
o Memasang bekisting plat lantai, memasang beton decking
atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran.
o Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing..
o Memasang pipa support Untuk menjaga vertikal, bekisting
tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh
karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
o Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus
dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

d. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Beton K-200
Baja Tulangan Beton Ø 10
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku

Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Gergaji
Bar Cutter
Bar Bender
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

e. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja

f. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)” Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja.

 PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN ATAP


Pekerjaan ini mencakup penginstalan/fabrikasi rangka atap baja
ringan berikut dengan aksesorisnya dan lain – lain. Adapun
tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan. Menata perletakan bahan dengan baik. Pengukuran
clear span dilanjutkan dengan prosespemotongan/fabrikasi
berpedoman shop drawing dan spesifikasi teknis. Selanjutnya
dibuat mal kuda – kudainti sebagai acuan fabrikasi dari jenis
kuda – kuda dan diberikan penopang sebagai pengaku dari
padatumpukan kuda – kuda yang terfabrikasi agar terjamin
kepresisian masing – masing kuda – kuda tersebut.
b. Selanjutnya setelah proses fabrikasi selesai, penginstallan Kuda-
Kuda pun bisa dilakukan dengan terlebih dahulumengecek Level
dari pada ring balk pada bangunan, biasanya untuk mencapai
Level yang sama akan adapembobokan atau pengganjalan dari
pada tumpuan tersebut.
Pekerjaan ini mencakup penginstalan/fabrikasi rangka atap baja
berikut dengan aksesorisnya dan lain – lain.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
a. Selanjutnya setelah proses penginstallan selesai, seluruh ujung
reng dilakukan pemotongan sesuai panjangoverhang yang
direncanakan dengan sebelumnya membuat acuan dengan
unting dan benang disepanjangujung bidang overhang atap.
Kemudian pekerjaan kloss listplank pun bisa dilanjutkan dan
dipasang padasetiap titik reng dan rangka dan dilanjutkan
dengan pemasangan listplank.
b. Setelah peninstallan Rangka dan Listplank, dilakukan
pemeriksaan pada setiap ikatan join dan tumpuan(dynabolt)
untuk memastikan kesempurnaan penyetelan tersebut sebelum
penginstallan penutup atapdengan benar. Berikut ini
metodedan Cara pemasangan atap genteng beserta
Accecoriesnya.
2) PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pendahuluan
Pada “Proyek Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas Bidar
Alam Kec. Sangir Jujuan“ untuk pekerjaan finishing dapat dibagimenjadi
tiga bagian yaitu :
1. Pekerjaan finishing dalam gedung;
2. Pekerjaan finishing facade danpekerjaan luar.
Untuk finishing dalam gedung secarametode pekerjaan tidak terlalu
banyak mengalamiperubahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Lainhal
nya dengan pekerjaan finishing facade dari waktuke waktu lebih banyak
mengalami perubahan secarametode pekerjaan, hal ini
dikarenakanperkembangan dunia arsitektur yang sangat dinamisterutama
dengan banyaknya alternatif materialfinishing facade. Adapun pekerjaan
finising dalamgedung pada “Proyek Pembangunan Baru Gedung
Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec. Sangir Jujuan “meliputi :
1. Pekerjaan Dinding Dalam & Partisi
2. Pekerjaan Finishing Dinding
3. Pekerjaan Pintu & Jendela
4. Pekerjaan Finishing Lantai
5. Pekerjaan Finishing Plafon
6. Pekerjaan Sanitary & Fitting
7. Pekerjaan Finishing Tangga & Railing Tangga
8. Pekerjaan Lain-lain

Sedangkan untuk pekerjaan finishing facade meliputi:


1. Pekerjaan Alumunium Composite panel
2. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan finishing dalam gedung maupun finishing facade dapat
dilaksanakan setelahpekerjaan struktur selesai dikerjakan.
Adapunpengerjaan pekerjaan facade bisa dikerjakanberbarengan dengan
pekerjaan finishing dalamgedung. Dalam pengerjaan finishing
dalamgedung harus direncanakan tahapan-tahapannya,karena jangan
sampai pekerjaan berikutnyamenimbulkan kerusakan pada
pekerjaansebelumnya.
Berikut adalah Flow chart tahapan pekerjaan finishing dalam gedung :
TAHAPAN PEKERJAAN BATA RINGAN
TAHAPAN PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN DINDING BATA RINGAN
 PEKERJAAN PENGECATAN
PERSIAPAN
1. Dinding harus bersih dari kotoran dan debu, minyak
danpercikan beton dengan menggunakan skrap dan kain.
2. Lindungi bahan atau pekerjaan lain yang berdekatandengan
dinding yang akan dicat dengan isolasi kertas atauterpal
3. Periksa kerataan dinding
4. Rapikan permukaan dinding yang kurang rata
denganmenggunakan plamir kemudian tunggu sampai kering
5. Haluskan permukaan plamir dengan amplas
PERSIAPAN
1. Jika permukaan plamir sudah rata dengan menggunakanalat rol
atau kuas lakukan 1 kali pelapisan cat dasardengan alkali
resisting primer
2. Setelah alkali resisting primer kering lakukan pelapisan catfinish
pertama dengan cat yang sesuai spesifikasipengenceran 20%
3. Jika cat finish pertama sudah kering (setelah ± 2 jam)lakukan
pengecetan finish kedua / terakhir jumlahpelapisan cat finish
sesuai dengan spesifikasipengenceran 10%
4. Apabila sudah rata bersihkan cat-cat yang mengotoribahan-
bahan / pekerjaan lain yang seharusnya tidakterkena cat
 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
MATERIAL
1. Rangka Alumunium
2. Daun jendela
3. Daun pintu
4. Accessories pintu dan jendela
5. Fischer
6. Baut
7. Sealant

ALAT
1. Mesin potong alumunium dan kaca
2. Mesin Bor alumunium dan Kaca
3. Kunci Pas
4. Gun Sealant
5. Meteran, Waterpass
6. Unting - unting
7. Obeng
8. Palu karet
9. Alat Tukang Alumunium dan kaca

TAHAPAN PEKERJAAN
PERSIAPAN
1. Cek ukuran lubang tembok/dinding (opening) yang akan
dipasang rangka allumunium
2. Hasil pengukuran lapangan dikirim ke work shop
untukdiproduksi
3. Rangka allumunium (kosong/ belum terpasanghardware,
kaca, dan accessories) yang datang dari workshop (masih
dalam kondisi terproteksi dengan baik)dicek ukuran dan
profilnya

PELAKSANAAN
1. Pasang kusen pintu / jendela alumunium pada lokasiyang
ditentukan (sesuai dengan type yang ada),sesuaikan lubang
kusen / opening dengan ukuran kusen(selisih lubang 1 cm).
Masukan kusen kedalam lubang/opening tembok dengan
diganjal baji karet / kayu.
2. Atur kedudukan kusen dengan baji karet / kayu,
stelkedudukan kusen terhadap tembok / dinding
3. Lubangi tembok / dinding melalui lubang kusen denganbor
untuk tempat sekrup.
4. Masukan fischer ke dalam lubang bor.
5. Pasang sekrup melalui lubang pada kusen ke fischer,lalu
kencangkan dengan obeng. Pastikan posisi kusensudah
tepat & tidak bergeser lagi.
6. Pasang daun jendela / pintu (setelah dipasang
kaca)kedalam kusen
7. Stel perlengkapan serta acessories jendela / pintu(engsel,
handle, kunci, dll)
8. Proteksialurrangkadan kacadenganmaskingtape
9. Finish celah antara dinding & kusen alumunium
denganmenggunakan sealant / mortar / semen.

 PEKERJAAN LANTAI KAERAMIK / HOMOGENIUS TILE


MATERIAL
1. Keramik / Homogenous tile
2. Perekat keramik
3. Nat keramik
4. Air bersih

ALAT
1. Meteran, Waterpass
2. Sekop, cangkul
3. Mesin molen
4. Benang nylon
5. Mesin potong keramik
6. Alat tukang batu
7. Kain lap, sapu, sikat
8. Palu karet

SAFETY
1. Helm
2. Sepatu safety
3. Sarung

TAHAPAN PENGERJAAN
1. Bersihkanlokasi kerjadari puingpuing materialdan debu
yangmengganggupemasanganlalu
siramlokasipemasangandengan air
2. Marking level lantai,elevasi permukaan lantai dan starting point
granit. Semua kegiatan ini mengacu pada level dan as ruangan
awaltangan
3. Siapkan pemasangan keramik HT dengan acuan ygberawal dari
garis benang kepalaan yg telah dibuat
4. Keramik yang akan dipasang telah disortir terlebih dahulu
yang meliputi ukuran dan warna, kemudian direndam air
5. Taburkan semen khusus keramik HT diatas mortar yangsudah
rata, bertujuan agar air dipermukaan mortarberubah menjadi
pasta, hal ini akan memperkuat ikatankeramik dengan mortar
6. Grouting naad dilaksanakan setelah dilakukanpengecekan, dan
perbaikan keramik. Grouting dilakukansetelah pemasangan ± 1
minggu

 PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE


MATERIAL
1. Waterproofing membrane
2. Primer coating
3. Air bersih
4. Screed proteksi waterproofing
5. Acian halus
6. Kawat ayam
ALAT
1. Compressor
2. Sapu ijuk
3. Kuas basah
4. Kape, pahat beton
5. Molen kecil
6. Sendok PC
7. Peralatan tukang

TAHAPAN PENGERJAAN
1. Bersihkan struktur beton yangakan dipasang
waterproofingdengan alat yang sudahdipersiapkan
2. Labur permukaanatau bidang yangakan dipasang dengan
primercoating secaramerata serta padabidang dinding
naik±20 cm dari lantai
3. Periksa laburanprimer coating,apakah sudah rapi dan
menutup semuapermukaan
4. Pasang waterproofing membrane merata keseluruh
permukaan beton dengan sambungan overlap ± 10 cm
5. Periksa ulang waterproofing membrane yang
sudahterpasang
6. Lakukan tes rendam dengan air selama ± 24 jam
7. Jika permukaan air tidak berkurang, maka dipastikantidak
terjadi kebocoran, jika ada kebocoran segeradiperbaiki
8. Pasang screed tebal 2 s/d 5 cm sedang untuk daerahgutter
atau saluran air sebaiknya dilapisi dengan kawatayam
kemudian di screed 2 s/d 3 cm dan difinishdengan acian
TAHAPAN PEKERJAAN PLAFOND
TAHAPAN PEKERJAAN RAILING TANGGA
TAHAPAN PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL
FLOW CHART PEKERJAAN ACP

TAHAPAN PEKERJAAN PLUMBING/PERPIPAAN AIR BERSIH.

Berikut Instalasi Air Bersih


3) PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
Pendahuluan
Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponenpenting, yaitu struktur, arsitektur
dan ME (Mekanikal &Elektrikal). Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika
strukturmengedepankan kekuatan, arsitek lebih mengedepankankeindahan, maka
ME (mekanikal & Elektrikal) lebihmengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun
bangunan danseindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistemME
(mekanikal & elektrikal) maka bangunan tersebut tidak adafungsinya. Jadi sangat
jelas antara ketiga komponen dalamsuatu gedung yang saling terkait satu sama
lain. Dengandemikian sistem Mekanikal Dan Elektrikal termasuk salahsatu
komponen yang sangat penting. Jadi intinya, suatubangunan yang telah dirancang
oleh para arsitek akhirnya harusdipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu suatu
gedung harusdilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhangedung
itu sendiri, seperti perkantoran, bank,bandara dan lain-lain. Sistem Mekanikal Dan
Elektrikal (ME)suatu bangunan / gedung sangat tergantung pada maksudgedung itu
dibangun. ME suatu gedung perkantoranmempunyai perbedaan dengan gedung
rumah sakit, ataubandara, pembangkit listrik atau pabik. Tetapi secara
prinsipmempunyai berbagai persamaan. Adapun lingkup pekerjaan MEpada proyek
“Proyek Pembangunan Baru Gedung Pelayanan Puskesmas Bidar Alam Kec.
Sangir Jujuan“ yaitu sebagai berikut :
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK & ARMATURE;
LANGKAH PEKERJAAN.
PEKERJAAN INSTALASI TELEPON;
PEKERJAAN SOUND SYSTEM;
PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM;

PERALATAN UTAMA FIRE ALARM


1. MCFA 6 Zone, Anounciator (c/w battery & rectifier)
2. Terminal box
FIXTURE FIRE ALARM
1. Photoelectric Smoke Detector
2. ROR Heat Detector
3. Alarm Bell
4. Manual Push Button
5. Indicator Lamp
PEKERJAAN INSTALASI CCTV;
PEKERJAAN TATA UDARA;
TAHAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
Demikianlah Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk memenuhi salah
satu persyaratan Usulan Teknis Penawaran dan untuk dipedomani dalam
pelaksanaan pekerjaan. Meskipun dalam Metoda Pelaksanaan ini tidak diuraikan
secara rinci semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan, namun kami
bertanggung jawab penuh dan akan melaksanakan semua pekerjaan yang kami
tawar, sesuai dengan Bestek, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Painan, 26 Juni 2019


CV. BUKIT LANGKISAU

AMRIZAL, ST
Direktris

Anda mungkin juga menyukai