BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Metode pelaksanaan proyek adalah bagian yang sangat penting dalam melaksanakan suatu proyek,
untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Penggunaan metode yang
tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek
konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala‐kendala yang
diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,
penerapan metode pelaksanaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam
penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Penerapan metode pelaksanaan, selain terkait erat dengan kondisi lapangan di mana suatu proyek
dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan.
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan desain
dari konsultan perencana. Hal yang berpengaruh dalam metode pelaksanaan gedung adalah
Kondisi dari lokasi proyek
Volume pekerjaan
Keadaan sekitar dari lokasi proyek
Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan
Jadwal pelaksanaan (schedule)
Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sember daya
Faktor cuaca
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Agar pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2, dapat terealisasi
sesuai dengan yang direncanakan dengan hasil yang optimal.
I.3. TARGET / SASARAN
Terealisasinya pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 ini, sesuai yang
direncanakan dengan hasil pekerjaan yang baik dan rapi, sesuai spesifikasi dan tidak melebihi
anggaran yang telah direncanakan.
I.4. DATA PROYEK
A. Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2
B. Lokasi Pekerjaan : RSUD R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi
C. Waktu Pelaksanaan : 150 ( Seratus Lima Puluh ) Hari Kalender sejak SPMK
1
I.5. LINGKUP PEKERJAAN
2
3
4
5
6
7
8
BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1. UMUM
Secara umum metoda pelaksanaan ini menjelaskan rencana mutu pelaksanaan pekerjaan
dan metoda teknis tentang pelaksanaan fisik yang akan kami laksanakan baik sebelum
maupun selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
II.2. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Rencana Pelaksanaan kegiatan ini secara umum dapat kami susun secara berurutan seperti kegiatan
sebagai berikut :
- Pengorganisasian personil dan pekerjaan yang akan kami laksanakan
- Pemisahan kegiatan‐kegiatan utama dan bukan utama didalam
pelaksanaan
- Perangkaian secara tepat dalam suatu urutan pekerjaan dari
kegiatan kerja utama hingga pekerjaan yang bukan utama untuk
penyesuaian pekerjaan terhadap waktu yang optimum.
- Pengaturan waktu untuk pengadaan bahan dan peralatan yang akan
digunakan dan dirangkai.
- Penentuan jenis, kualitas dan masa konstruksi untuk perakitan alat serta bahan di lapangan.
- Menentukan golongan dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
utama.
- Pembuatan schedule kegiatan pekerjaan.
II.3. SUSUNAN KEGIATAN PELAKSANAAN
Secara umum susunan kegiatan pelaksanaan dilapangan dapat digambarkan sebagai berikut :
- Mobilisasi personil sesuai jadwal, jumlah dan kualitas personil yang dibutuhkan proyek ini.
- Mobilisasi peralatan disesuaikan dengan kombinasi, jenis, jumlah, tipe, umur serta kondisinya.
- Mendatangkan bahan dengan mutu dan kwalitas bahan yang dapat mencapai persyaratan bahan
baku dan bahan campuran. Perhitungan kebutuhan bahan baku dan bahan campuran serta
penyusunan program pengadaan bahan baku dengan realisasinya, dan atau apabila diperlukan
komponen bangunan dari pabrikan yang disyaratkan.
- Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam metode pelaksanaan dan metode kerja yang
kami tawarkan didalam pasal ini.
- Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan foto dokumentasi.
II.4. TINJAUAN KHUSUS
Dalam pelaksanaan beberapa hal yang perlu diperhatikan khusus adalah sebagai berikut :
A. Lokasi dan Kondisi Site
Diperlukan perencanaan secara khusus untuk akses jalan masuk (jalan konstruksi) ke lokasi dan
perlu diperhatikan schedule untuk menentukan arus dan siklus waktu lalu lintas untuk kendaraan
pengangkut material agar mengikuti jadwal serta jalur yang direncanakan (diijinkan), dan juga
memperhatikan kebersihan jalan akses masuk yang melalui jalan umum untuk masuk ke
lingkungan tersebut dengan cara menjaga kebersihan ban kendaraan proyek terutama kendaraan
9
yang keluar masuk dari dan ke lokasi proyek, perlu menutup bak truk angkutan matrial atau bila
perlu, mencuci ban kendaraan sebelum keluar lokasi proyek, mengingat lokasi pekerjaan berada
di dalam lingkungan yang penuh dengan kegiatan, hal ini dimaksudkan agar meminimalisir efek
yang kurang baik terhadap lingkungan yang diakibatkan proyek ini dan mobilisasi peralatan dan
bahan yang dibutuhkan atau digunakan pada pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung dengan
optimal.
Pembangunan Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Lingkungan sekitar yang ada di Lokasi.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini diperlukan rencana dan pertimbangan yang matang agar kegiatan
lingkungan daerah sekitar proyek tetap bisa berjalan seperti biasanya, dengan meminimalisir semua
kemungkinan yang akan menggangu kegiatan di lingkungan sekitar proyek.
Rencana dan pertimbangan yang kami maksud adalah:
1. Metoda pemisahan atau Metoda isolasi terhadap lokasi pembangunan yang sedang dibangun
dengan daerah sekitar yang berdekatan.
2. Metode Perlindungan yang maksimal terhadap keamanan maupun kenyamanan lingkungan
sekitar daerah pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan berjalan.
3. Metoda pelaksanaan pekerjaan yang tidak menimbulkan polusi serta dampak langsung terhadap
lingkungan baik berupa kebisingan, limbah maupun udara.
4. Membuat bangunan pengaman terhadap struktur bangunan existing yang berhubungan langsung
dengan pembangunan proyek agar mengurangi dampak/kerusakan akibat dari kegiatan
pembangunan yang sedang berlangsung.
5. Membuat perencanaan waktu untuk lalu lintas peralatan dan bahan agar tidak menimbulkan
masalah terhadap kegiatan rutin jalan utama maupun jalan lingkungan yang digunakan untuk
jalan konstruksi tersebut.
B. Pengaturan Tenaga Kerja.
1. Pengaturan tenaga kerja yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan beberapa
pekerjaan secara bersamaan dan secara simultan, kemudian dilanjutkan dengan pengaturan
tenaga kerja untuk pekerjaan yang berikutnya agar tenaga kerja yang digunakan dapat bekerja
secara berkesinambungan sehingga diharapkan pada beberapa item pekerjaan dapat tuntas
secara bersamaan dan dalam waktu yang relatif cepat serta tenaga kerja yang digunakan dapat
dimanfaatkan secara optimal.
2. Memberikan penyuluhan/penekanan kepada para pekerja untuk selalu memperhatikan
keselamatan, keamanan serta ketertiban terhadap pekerjaan, lingkungan dan diri sendiri.
3. Memberikan tanda khusus kepada seluruh Staf/Pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek ini,
agar dapat diidentifikasi dengan mudah.
4. Sebagian pekerjaan yang termasuk dalam jalur waktu kritis akan memungkinkan untuk kami
kerjakan secara lembur agar target waktu yang direncanakan dapat tercapai.
10
PELAKSANAAN KONSTRUKSI SECARA UMUM
II.5. RENCANA PENGADAAN MATERIAL DAN TENAGA KERJA
1. Rencana Pengadaan Material
a. Material Alam
Material alam akan dipenuhi dari daerah atau yang terdekat.
b. Material Umum
Material umum akan dipenuhi dari daerah atau yang terdekat.
c. Material Khusus
Material khusus akan dipenuhi oleh pabrikan khusus untuk masing‐masing spesifikasi.
11
2. Rencana Pengadaan Tenaga kerja
a. Tenaga Kerja Utama
Tenaga kerja utama dipenuhi dari daerah terdekat sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
b. Tenaga kerja inti / Umum
Tenaga kerja inti akan dipenuhi dari daerah sekitar / lokal
II.6. IDENTIFIKASI TERHADAP PROYEK
II.6.1. SITUASI LINGKUNGAN PROYEK
a. Wujud Dan Letak Site Proyek
Perlunya perencanaan yang matang didalam proses pelaksanaan nantinya. Sehingga disatu
sisi akan memudahkan baik dari segi akses ke lokasi maupun kemudahan didalam penyediaan
bahan / material namun di sisi lainnya, misal, sering kalinya lalu lintas kendaraan proyek,
mungkin akan berpengaruh terhadap lalu lintas sekitar, misal jadi macet, lingkungan sekitar
yang dilewati kendaraan proyek, jadi terganggu, akibat polusi suara, karena volume kendaraan
proyek yang cukup banyak, dan juga menimbulkan polusi udara, debu dan kotoran tanah.
b. Kendala Dalam Pelaksanaan Proyek
1. Masalah Teknis
Akses jalan. Harus lebih cermat dalam pengaturan waktu lalu lintas baik angkutan
meterial ke lokasi proyek, maupun dari lokasi proyek ke luar lokasi, begitu pula dalam
hal penempatan bahan‐bahan material yang akan kami pakai harus diatur sedemikian
rupa, sehingga tidak menghalang pekerjaan.
Keberadaan bahan bangunan dan perlatan merupakan hal vital dalam pelaksanaan
proyek untuk menjamin setiap pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang dijadwalkan.
Keterlambatan dalam pengadaanya berarti terjadi kemunduran waktu pelaksanaan,
untuk mengatasinya kami akan bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan
supplier yang siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua
belah pihak dan mengatur waktu pemesanan.
Pengawasan, kurangnya pengawasan dalam proyek sehingga pekerja tidak
mengutamakan kualitas dalam bekerja. Untuk ini kami akan berusaha semaksimal
mungkin dengan tenaga ahli yang kompeten untuk mendampingi serta mengawasi
segala kegiatan yang akan maupun sedang dilakukan.
12
Sering terjadi adanya perbedaan antara BQ dengan gambar maupun RKS atau gambar
perencanaan yang kurang lengkap dari detai‐detailnya. Untuk hal ini kami akan selalu
berkoordinasi dengan pihak pengawas dan dalam setiap akan memulai pekerjaan,
akan kami ajukan rencana pelaksanaan pekerjaan, untuk mendapat ijin dari konsultan
pengawas.
Terjadi perubahan desain. Untuk hal ini kami antisipasi dengan mengkaji lebih dalam
mempelajari gambar dari perencana dan disesuaikan dengan BQ dan kondisi
lapangan. Jika terjadi hal seperti ini, akan kami ajukan sebelum pekerjaan ini akan
dimulai.
2. Masalah Non‐Teknis
Kendala‐kendala yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan
sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non teknis.
Permasalahan non teknis ini berbeda dengan masalah teknis. Beberapa masalah non teknis
antara lain :
Komplain warga sekitar . Untuk itu, kami akan selalu terbuka untuk bermusyawarah
untuk mencari solusi bersama.
Terjadi delay armada yang mengakibatkan keterlambatan. Kami akan mengatur
jadwal dan selalu berkoordinasi dengan pihak armada, apa yang menyebabkan
keterlambatan dan dicari solusi bersama.
Kendala lainnya yang dihadapi yakni polusi suara dan polusi lainnya akibat kegiatan
pelaksanaan proyek ini serta lalu‐lalang kendaraan proyek dan akibat mesin atau alat
yang digunakan pada waktu pelaksanaan proyek. Selama pelaksanaan proyek segala
kegiatan pengguna jalan ini tidak boleh terhenti harus tetap berjalan seperti biasanya,
disini kontraktor akan mengusahakan untuk mengurangi polusi tersebut dan
hambatan yang mungkin terjadi.
Pada intinya, kami akan mengutamakan tugas kami sebagai pelaksana, yakni agar pekerjaan
Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 ini, berjalan lancar, bisa selesai tepat waktu dan
dengan kualitas yang baik dan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
II.6.2. TANGGAPAN TERHADAP RKS DAN DESAIN PERENCANAAN
A. TANGGAPAN TERHADAP RKS
Secara umum RKS yang telah disusun oleh Perencana, berisikan hal‐hal normatif yang lazim
dipersyaratkan oleh Pemilik Pekerjaan (Bowheer) kepada para calon pelaksananya.
Setelah dipelajari dengan lebih seksama serta dari tambahan informasi pada saat pelaksanaan
Rapat Penjelasan (Aanwijzing), RKS hampir seluruhnya dapat dimengerti dan untuk yang
meragukan akan kami diskusikan saat PCM.
Dari hasil analisa kami atas besaran volume pekerjaan dengan waktu cukup singkat untuk
melaksanakan pekerjaan ini, namun demikian kami akan mengantisipasi kekurangan‐kekurangan
yang akan timbul dengan cara menyusun metoda pelaksanaan yang akan kami jelaskan pada pasal
berikutnya.
B. TANGGAPAN TERHADAP DESAN PERENCANAAN
Dalam perencanaan secara umum tidak akan dibahas berkepanjangan, karena merupakan otoritas
dari pihak Pemilik Pekerjaan sepenuhnya, namun apabila kami dinyatakan sebagai pemenang dan
ditunjuk sebagai penyedia jasa maka kami meminta penghitungan ulang atau MC 0 sebelum
pelaksanaan proyek atau sesuai kesepakatan untuk mendapatkan kepastian kesesuaian antara
gambar rencana dengan BOQ. Sehingga jika didapatkan ketidaksesuaian antara Gambar dengan
BOQ maka semua pihak yang berwenang dan berkepentingan dapat mencari solusinya (CCO,
Addendum).
13
II.7. KERANGKA PELAKSANAAN PEKERJAAN
II.7.1. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN (BAGIAN DARI PEKERJAAN PENUNJANG)
Pekerjaan Persiapan yang merupakan bagian dari Pekerjaan Penunjang adalah saat pelaksanaan
pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan
persiapan dan penunjang yang meliputi :
Penandatanganan Naskah Dokumen Kontrak , SPMK, dan SPL dll, oleh kedua belah pihak
Pemasangan Papan Nama Proyek
Penyediaan Perlengkapan Keselamatan Pekerja dan P3K
Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran
Mobilisasi Bahan dan Alat
Penyediaan listrik kerja
Penyediaan Air Kerja
Pembersihan Lahan
Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
Pengadaan alat bantu
Dokumentasi / Pelaporan
Pekerjaan lain yang disyaratkan atau terdapat pada BQ
DOKUMEN KONTRAK
ISI :
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan
SPL
SPMK
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak)
Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan
Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitment
Dll. (Kelengkapan Administrasi)
II.7.2. TATA LAKSANA PROYEK
Tata laksana proyek bagi Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) perlu disusun setelah rekanan tersebut
ditunjuk selaku pelaksana proyek. Pada hakekatnya pelaksanaan proyek di dalam suatu perusahaan,
hanyalah merupakan satuan tugas yang khusus akan menangani proyek bersangkutan, sebagai sub
ordinasi dari tugas pokok dan fungsi perusahaan yang telah mengadakan kontrak kerjasama dengan
pihak/instansi lain pemilik proyek yang dimaksud.
II.6.2.a. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajement Proyek)
Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui pendayagunaan potensi sumberdaya / kinerja
secara optimal dengan tujuan tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat
mutu, serta dapat memberikan manfaat sebesar‐besarnya bagi pemilik proyek, pengguna hasil
pekerjaan proyek dan tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi pelaksana proyek tersebut
Bentuk pendayagunaan sumberdaya / kinerja dimaksud, sebagai berikut :
a. Sumberdaya Manusia
Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak‐tidaknya memenuhi persyaratan berikut :
Berkompeten pada bidang pekerjaannya
Memiliki inisiatif dan kreatif
Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
Mau bekerja keras dan pantang menyerah
14
Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :
Manajerial
Teknik
Administrasi
Keuangan
Pelaksanaan lapangan
b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap item
pekerjaan meliputi :
Material lokal
Material pabrikan
Material terangkai
Hal pokok yang akan diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :
Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik, workshop),
Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber
Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan proyek
Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi SPEK
Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap saat
c. Sumberdaya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, dengan lebih
mempertimbangkan optimalisasi terhadap “BMW” yakni Biaya, Mutu dan Waktu.
Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan
Kegunaan alat sesuai dengan pekerjaan
Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan
Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
Keandaian dan produktivitas alat
Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktivitasnya
Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek, meliputi :
Peralatan Berat
Angkutan untuk mobilisasi / demobilisasi bahan / material
Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan
Peralatan baku masing – masing Tukang
Peralatan komunikasi
Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan
d. Sumberdaya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional. Proyek
pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan dimana saja,
kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan sumberdaya
finansial, sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.
Modal awal akan kami siapkan dan dialokasikan untuk menutupi biaya pekerjaan persiapan, uang
muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman peralatan, hingga diperoleh angsuran
pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi pekerjaan fisik lapangan terus dipacu agar dapat
segera ditagihkan pengangsurannya, sehingga cash flow proyek benar‐benar dapat dijalankan.
15
Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek secara
keseluruhan, diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :
Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan bentuk kontribusi biaya setiap
proyek bagi kebutuhan rutin perusahaan
Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap pelaksanaan
proyek.
Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap pelaksanaan
proyek
Sisa Hasil Usaha , merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan pelaksanaan
konstruksi proyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek dikurang dengan jumlah
seluruh pembiayaan tersebut
e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim Pelaksana Proyek,
agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Strategi dan Tatacara Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing‐masing, berikut
rencana dan jadwal waktu rencana untuk kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang,
kepala tukang, laden)
Rencana dan jadwal waktu rencana untuk kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
II.7.2.b. Seleksi Material dan Peralatan
Seleksi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan dalam suatu tatanan
pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh tepat
guna, daya guna dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Dengan demikian
hendaknya persoalan yang terkait dengan penggunaan material dan peralatan sudah dapat
diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga biaya‐biaya yang dikeluarkan
untuk penyediaan material dan peralatan dalam proyek dapat ditekan.
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman kepada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan jenis
material dan peralatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material dan
peralatan tersebut diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Project Manager.
b. Material yang akan digunakan akan kami ajukan contoh terlebih dahulu dan dimintakan secara
tertulis persetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi) Konsultan perencana serta Pemberi
Tugas. Waktu pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi perubahan jenis
material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi, yang
disesuaikan dengan jadwal pekerjaan dan diusahakan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan. Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah dihitung, bahkan
untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di lapangan sebaiknya dilakukan
tambahan pesanan kebutuhan.
d. Tes Laboratorium akan kami lakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton dengan
mutu tertentu untuk mengantisipasi secara dini mutu/kwalitas bahan.
e. Mobilisasi Alat Berat dan Peralatan lainnya yang diperlukan di lokasi sesuai dengan kebutuhan
dan waktu yang direncanakan sebelum pekerjaan dilaksanakan, begitu pula dengan mobilisasi
tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.
16
II.7.2.c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kami sebagai Kontraktor pelaksana dalam hal Kesejahteraan dan Keselamatan
Pekerja akan memperhatikan secara khusus dan penting, dikarenakan
menyangkut kelancaran pelaksanaan proyek yang kami kerjakan.
Untuk kesejahteraan pekerja kami akan menyediakan sarana air bersih dan
sanitasi yan baik sesuai dengan standar yang telah disyaratkan yang didalamnya
termasuk perlindungan jamsostek.
Keselamatan selalu yang terdepan bagi pekerjaan proyek dengan demikian kami akan menyediakan alat‐
alat atau perlengkapan keselamatan kerja seperti helm, sepatu proyek, sarung tangan, peralatan P3K,
Pemadam Kebakaran dan lain‐lain.
II.8. HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 ini, terlibat beberapa
pihak dalam posisi dan fungsi masing‐masing yang pada dasarnya memiliki komitment bersama atas
kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demikian perhatian utama tetap
ditujukan kepada Pihak Kontraktor Pelaksana, sehubungan dengan perannya yang secara langsung dalam
pengerahan dan pengolahan seluruh kinerjanya sehingga pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat
Penunjang Tahap ke‐2 , dapat diselesaikan secara tepat waktu dan berkualitas baik.
HUBUNGAN FUNGSIONAL PEKERJAAN
KETERANGAN
GARIS INSTRUKSI
GARIS KONSULTASI
GARIS KOORDINASI
17
BAB III
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENUNJANG
Metode pelaksanaan pekerjaan pendukung / penunjang pada pelaksanaan Pembangunan Gedung Pusat
Penunjang Tahap ke‐2 ini, dibagi dalam beberapa kelompok pekerjaan yang dilaksanakan secara
bersamaan terutama pada pekerjaan‐pekerjaan pada lokasi yang berbeda, adapun pekerjaan ‐ pekerjaan
yang dilaksanakan secara bersamaan dan simultan itu adalah pekerjaan yang tidak saling berkaitan dalam
pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya.
Pekerjaan Pendukung yaitu tahapan dan langkah pada pekerjaan utama, untuk mendukung atau
menunjang kelancaran pada pekerjaan utama Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 ini baik
dari aspek keamanan dan keselamatan maupun dari pengendalian waktu dan biaya.
Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyiapan peralatan kerja, bahan‐bahan dan
material serta alat‐alat bantu lainnya yang diperlukan agar pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat
Penunjang Tahap ke‐2 , terlaksana dengan baik dan sempurna atau sesuai metoda dan gambar kerja.
Pekerjaan Penunjang Meliputi Pekerjaan :
1. Pekerjaan Penanganan Site
a. Pekerjaan Penanganan Site meliputi pengamanan terhadap site, penempatan bahan material atau
gudang material, Penempatan Direksi Keet, peta sirkulasi dan akses penempatan material utama,
pendukung dan buangan sisa material.
b. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu‐lintas orang dan bahan, Peletakan jalan masuk
sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
c. Pembuatan saluran Pengelak atau saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar area
pekerjaan selalu dalam keadaan kering.
d. Pengeringan tempat Pekerjaan (Dewatering/Unwatering) yang berat :
d.1 . Membuat dan memelihara semua saluran pelimpahan air, saluran‐saluran, talang‐talang,
saluran pembuang, parit‐parit dan lain‐lain yang bersifat sementara dan bangunan pelindung,
Kami akan menggunakan pompa untuk :
o Memelihara aliran di saluran pembawa, pembuang, parit‐parit, dan sumber‐sumber air yang
berada dalam atau memotong jalur pembebasan selama periode pelaksanaan
o Melindungi bangunan sementara dan permanen terhadap kerusakan akibat hujan, limpasan
air permukaan dan perlindungan yang mencukupi terhadap banjir dan kejadian serupa
lainnya
o Dewatering dan pengeringan kami lakukan agar usaha penggalian tanah bebas dari air
seperti yang ditentukan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
d.2. Kami tidak akan mengganggu aliran normal dari setiap saluran irigasi atau sumber air untuk
suatu alasan atau maksud tertentu tanpa persetujuan direksi
d.3. Dewatering akan kami lakukan sedemikian rupa agar kehilangan material dapat dihindarkan dan
kami akan mengontrol rembesan air di dasar bangunan
2. Pekerjaan Penanganan Keamanan Selama Proyek Berlangsung
a. Kami sebagai Kontraktor pelaksana dalam hal Kesejahteraan dan Keselamatan Pekerja akan
memperhatikan secara khusus dan penting, dikarenakan menyangkut kelancaran pelaksanaan proyek
yang kami kerjakan.
18
b. Untuk kesejahteraan pekerja kami akan menyediakan sarana air bersih dan sanitasi yan baik sesuai
dengan standar yang telah disyaratkan yang didalamnya termasuk perlindungan jamsostek.
c. Keselamatan selalu yang terdepan bagi pekerjaan proyek dengan demikian kami akan
menyediakan alat‐alat atau perlengkapan keselamatan kerja seperti pemasangan rambu‐rambu K3,
menyediakan helm, sepatu proyek, sabuk keamanan, sarung tangan, peralatan P3K, Pemadam
Kebakaran dan lain‐lain.
d. Pekerjaan Pasangan safetynet, didirikan pada batas‐batas yang mengelilingi bangunan gedung seperti
yang ditentukan dengan jarak tertentu dan ketinggian tinggi bangunan gedung atau sesuai dengan yang
dipersyaratkan . seftynet terbuat dari jaring nillon yang kuat dan mampu menahan pantulan benda
atau material , dipasang pada tiang rangka besi atau scafolding dan diperkuat dengan tali atau kawat
beton.
e. Menjaga keamanan lapangan terhadap barang‐barang milik Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak
Ketiga yang ada dilapangan.
f. Untuk pengamanan bahan‐bahan pada waktu membangun, bila perlu kami akan mengadakan pagar
darurat dan Penjagaan 24 jam security dari pihak pelaksana.
g. Sebelum pekerjaan penanganan keamanan site dimulai kami terlebih dahulu minta ijin kepada pihak‐
pihak terkait saat atau waktu yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Pekerjaan Persiapan Lahan
a. Persiapan Lahan yang dimaksud adalah lebih kepada persiapan pekerjaan dimana apabila masih terdapat
pekerjaan‐pekerjaan bongkaran seperti bongkaran bangunan existing atau bongkaran pondasi
bangunan existing akan kami laksanakan terlebih dahulu demi kelancaran pekerjaan utama bangunan
berjalan lancer dan apabila terdapat sisa‐sisa pembongkaran (puing‐puing) pada lokasi pekerjaan, maka
pelaksana atau kontraktor akan melaksanakan pembuangan sisa‐sisa pembongkaran keluar lokasi
pekerjaan agar proses pekerjaan berjalan dengan baik.
b. Sistem pengeringan tempat kerja apabila di area lahan atau lokasi terdapat genangan air dengan volume
besar, maka pihak pelaksana sesegera mungkin akan mengeringkan genangan tersebut dengan
menggunakan pompa sedot untuk memindahkan dan membuang air genangan dan akan dibuatkan
sumpit dan saluran air buangan supaya tidak mengganggu pada pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan Penanganan Kendala Cuaca Atau Kendala yang Mungkin Terjadi
Kendala ‐ kendala
1. Cuaca musim penghujan yang akan mempengaruhi hampir semua pekerjaan di dalam proyek ini
tergantung dalam keadaan cuaca, terutama apabila datangnya musim hujan
2. Pengadaan bahan, terutama pengadaan bahan dari pabrikan tergantung dari faktor alat produksi,
transportasi dan kondisi arus lalu lintas
3. Tenaga kerja, hal ini juga akan mungkin menjadi kendala apabila terjadi penjangkitan penyakit dan
kecelakaan kerja
4. Stabilitas politik dan ekonomi akan sangat mempengaruhi kelancaran proyek
Solusi Yang Mungkin Dilakukan
1. Pengaturan waktu pelaksanaan dengan melihat kondisi musim atau cuaca pada saat pelaksanaan
dan apabila perlu dilakukan kerja lembur dan penggunaan tenda atau terpal untuk mengefisienkan
waktu pelaksanaan
2. Memberikan schedule pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan bahan produksi
pabrikan yang bersangkutan agar dapat terjalin suatu koordinasi yang baik untuk mengetahui apabila
terjadi kendala‐kendala yang dihadapi
3. Menjaga kebersihan dan kesehatan serta keselamatan para pekerja agar stamina dan kondisi badan
mereka tetap produktif dalam pekerjaannya.
4. Sedapat mungkin menghindari politik praktis di lingkungan proyek
19
5. Rencana Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas
Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen Lalu Lintas
Kami akan menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian agar
lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan pengguna jalan terlindungi.
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa akan menyiapkan dan mengajukan kepada
Direksi Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk
pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas
tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus
dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus memperhitungkan
Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja. RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan
fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika dibutuhkan.
Penutupan Jalan yang Diperbolehkan
Daerah konstruksi dibagi dalam DAERAH KERJA dimana DAERAH KERJA ini dibagi lagi dalam
ZONA KERJA. Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum,
Penyedia Jasa akan memasang marka sementara (pre marking), dan rambu sementara atau
perlengkapan jalan lainnya yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang
disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan
sedemikian hingga agar sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut.
Pemeliharaan Perlengkapan Jalan Sementara
Kami akan menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap
operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut tersedia baik siang maupun malam untuk
menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu‐rambu, dsb.
baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.
Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
Bahan dan Peralatan
Kami akan menyediakan perlengkapan jalan sementara sesuai RMKL atau sesuai perintah Direksi
Pekerjaan bila dianggap perlu. Perlengkapan jalan sementara, dapat berupa :
- alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
- rambu lalu lintas sementara,
- marka jalan sementara,
- alat penerangan sementara,
- alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas alat pembatas kecepatan (polisi tidur); dan
alat pembatas tinggi dan Iebar kendaraan (portal).
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode pelaksanaan harus
diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecatan jika perlu oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri. Bilamana tidak diperlukan lagi, perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan yang
melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika
diterpa angin.
Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Kami akan menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang
memadai, dengan pengalaman yang sesuai minimum 3 tahun dalam tugas‐tugas semacam ini dan
20
staf yang diperlukan jumlah minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk seluruh pengendalian
dan pelaksanaan dari manajemen dan keselamatan lalu lintas, termasuk koordinasi dengan
pejabat lalu lintas setempat yang bertanggungjawab sesuai yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian
hingga dapat memperkecil halangan, resiko keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang
melalui daerah konstruksi dan melalui jalan‐jalan pengalihan yang sesuai dan disetujui. Pemilihan
KMKL harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus dengan Direksi
Pekerjaan. KMKL siap dihubungi pada setiap saat (24 jam per hari, 7 hari per minggu) melalui
komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan‐ kesulitan, keadaan damrat, dan hal‐hal lain terkait
lalu lintas dan manajemen keselamatan selama Periode Pekerjaan.
KMKL adalah individu yang bertanggungjawab atas semua permintaan Direksi Pekerjaan yang
terkait dengan hal‐hal manajemen dan keselamatan lalu lintas. KMKL mempunyai wewenang
untuk mengambil keputusan dan berkoordinasi dengan personil Penyedia Jasa untuk hal‐hal
manajemen dan keselamatan lalu lintas.
Akses Menuju Daerah Kerja
Kami akan menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika memasuki atau meninggalkan daerah
kerja sampai jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas. Penyedia Jasa akan menyediakan fasilitas yang
sama untuk Personil Direksi Pekerjaan dan Pengguna Jasa.
Manuver ini (memasuki dan meninggalkan daerah kerja) dilaksanakan dengan selamat sehingga
memperkecil resiko terhadap para pekerja dan pengguna jalan.
Penutupan Lajur/Jalan dengan Menggunakan Tanda Visual
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan detil‐detil dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Rambu Lalu Lintas dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tambahan
Atas permintaan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa hams menyediakan tambahan rambu‐rambu lalu
lintas sementara atau alat pemberi isyarat lalu lintas. Peralatan tersebut hams sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan
tersebut dalam waktu 48 jam dan memasang serta memelihara peralatan tersebut selama Periode
Pelaksanaan.
URAIAN BAHAN DAN PERALATAN
Rambu Panah
Rambu panah disediakan dalam lapisan email yang datar dengan mutu komersial dagang dan
dilengkapi dengan lampu kuning atau amber yang membentuk panah atau kepala anak panah
Rambu Suar Berkedip Portabel
Rambu Suar Berkedip Portabel harus dipasang pada awal dan akhir lokasi kegiatan. Masing‐masing
unit rambu suar berkedip portabel terdiri dari flasher (pengkedip), dan sumber listrik dari baterei.
Rambu‐rambu Konstruksi dan Pengalihan
Mencakup semua rambu‐rambu sementara yang diperlukan untuk arah lalu lintas umum yang melalui
dan sekitar pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
Rambu‐rambu daerah konstruksi harus dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam denah
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penghalang Lalu Lintas
Penghalang lalu lintas harus digunakan untuk memandu lalu lintas untuk tidak melintasi
perkerasan yang baru dihampar dan dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
21
Petugas Bendera
Petugas bendera ditempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang menggangu arus lalu
lintas. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang
melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.
22
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA
Tahapan teknis pelaksanaan Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 ini akan dibagi dalam
beberapa kelompok pekerjaan yang dilaksanakan secara bersamaan terutama pada pekerjaan‐pekerjaan
pada lokasi yang berbeda dan dikerjakan saling berkesinambungan, adapun pekerjaan‐pekerjaan yang
dilaksanakan secara bersamaan dan simultan itu adalah pekerjaan yang tidak saling berkaitan dalam
pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya.
Tahapan Teknis Pembangunan Gedung Pusat Penunjang Tahap ke‐2 secara garis besar adalah sebagai
berikut :
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan secara umum sudah kami bahas pada pasal sebelumnya, dimana pekerjaan ini akan
kami laksanakan 7 (Tujuh) hari setelah SPK (Surat Perintah Kerja) dikeluarkan.
2. MOBILISASI TENAGA KERJA , MOBILISASI PERALATAN KERJA & GAMBAR PELAKSANAAN
Mobilisasi Tenaga Kerja
Pada saat akan dimulai, akan kami lakukan untuk mendatangkan Tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja akan
didatangkan secara bertahap, sesuai kebutuhan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
beberapa kriteria untuk sumber daya manusia ini diantaranya ;
Berkompeten pada bidang pekerjaannya
Memiliki inisiatif dan kreatif
Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab
Mau bekerja keras dan pantang menyerah
Tenaga Ahli yang disyaratkan :
1. Project Manager
2. Site Manager
3. Ahli Mekanikal
4. Tenaga K3
5. Juru Ukur
6. Juru Gambar
7. Administrasi
23
Mobilisasi Peralatan Kerja
Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu harus dilakukan Mobilisasi Alat
serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya.
Standar minimum peralatan yang disyaratkan meliputi:
1. Concrete Pump Portable/Pompa kodok
2. Mobil Bak Terbuka / engkel
3. Bor Pile
4. Hammer Jack
5. Demolition Hammer
6. Bor Magnet
7. Mesin Las 900 watt
8. Mesin Las 4000 Watt
9. Cutting Torch ( pemotong besi )
10. Chain Block 5 Ton x 10 meter
11. Chain Block 3 Ton x 10 meter
12. Tiang Support Ereksi
13. Tool set
14. Manual Bar Bender
15. Bar Bender Key
16. Spiral Bar Bender
17. Cutting Wheel Machine
18. Gerinda Tangan
19. Bor Tangan
20. Waterpass
21. Laser Level Line
22. Theodolite
23. Concrete Mixer
24. Scaffolding
25. Compressor
26. AVO Meter
27. Genset
28. Mesin Press Hydraulic
29. Portable gas Cutting
30. Mesin Bor Duduk
31. Hoise Craine
32. Peralatan K3 :
- Full Body Harness
- Rompi Proyek
- Helm Proyek
- Kedok Las(kaca mata las)
24
Sebelum peralatan dibawa ke lokasi, dilakukan pengecekan alat terlebih dahulu, untuk proyek ini, untuk
mengetahui kondisi dari alat tersebut. Sehingga apabila peralatan dibawa ke lokasi, kondisinya dalam
keadaan baik dan berfungsi normal.
Untuk peralatan yang tidak disebutkan diatas, dan diperlukan, akan kami persiapkan secara bertahap
sesuai kebutuhan.
Mobilisasi bahan dan material
- Bahan atau material yang umum, akan kami datangkan minimal 1 – 3 hari sebelum pelaksanaan.
- Untuk bahan‐bahan yang khusus, akan kami pesan jauh‐jauh hari.
- Sebelum dipesan, kami siapkan gambar kerja dan menghitung kebutuhan volumenya.
3. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Mandor
Alat yang digunakan :
- Excavator (jika diperlukan )
- Dump truck / pick up
- Cangkul / sekop
- Keranjang angkut & gerobak dorong
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Metode Pelaksanaan :
- Peralatan dan jumlah alat yang akan dipakai, akan kami tentukan setelah kami melakukan survey /
cek kondisi lapangan.
- Asumsi, alat yang dibutuhkan untuk pembersihan area / lahan dan perataan adalah excavator dan
dump truck.
- Semua hasil pembersihan, dikumpulkan menjadi satu untuk selanjutnya dibuang ke disposal area.
- Pembuangan dilakukan menggunakan Excavator dengan loading ke Dump Truck yang
mengangkutnya ke Disposal Area.
Pengendalian Mutu,Waktu, Bahan dan Tenaga
Kami akan mengendalikan mutu, waktu kerja serta bahan dan tenaga dan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini. Jadwal pelaksanaan kerja yang telah di setujui pihak proyek yang akan menjadi acuannya, dengan
cara membuat rencana kerja mingguan dan setiap minggu akan dilakukan koreksi atas hasil pelaksanaan
pekerjaannya.
4. PAGAR PENGAMAN PROYEK
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
25
Tenaga Kerja yang diperlukan :
‐ Pekerja
‐ Tukang
‐ Kepala Tukang
‐ Mandor
Bahan yang diperlukan :
‐ Dolken
‐ Seng gelombang atau yang disyaratkan
‐ Semen portland
‐ Pasir beton
‐ Kerikil Beton
‐ Kayu 5/7 cm
‐ Meni Besi
‐ Paku
Alat yang digunakan :
‐ Meteran
‐ Gergaji
‐ Palu
‐ Cangkul
‐ Ember
‐ Sendok semen
‐ linggis
‐ dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
- Rangka Kayu 5/7 dan 6/10, Dicat meni kayu, Penutup seng dicat Emulsion, Warna. ditentukan
kemudian. Ruang lingkup pemasangan pagar proyek sesuai dengan petunjuk MK /Direksi Lapangan
- Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng gelombang, diperkuat dengan
menggunakan tiang balok kayu dan diikat / diperkuat dengan paku / baut pengikat pada jarak
tertentu, sehingga konstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin keamanan
lingkungan area kerja dan dilengkapi dengan penerangan untuk malam hari.
- Pagar didirikan pada batas‐batas yang mengelilingi tapak proyek seperti yang ditentukan dengan
tinggi 2 m.
- Pagar proyek terbuat dari seng gelombang , dipasang pada tiang rangka pada tiang dan rangka kayu
, dan diperkuat dengan beton setempat.
- Pada tempat‐tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu masuk untuk kendaraan angkutan
dan pintu masuk orang, pintu terbuat dari rangka kayu dan selanjutnya ditutup dengan finish cat
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
5. KANTOR SEMENTARA
Lingkup pekerjaan, meliputi :
- Pengadaan dan pembuatan direksikeet
- Melengkapi fasilitas kerja, APAR & P3K
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Kayu
26
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- rangka kayu
- lantai plesteran
- dinding triplek/papan/asbes
- atap genteng
- dan bahan penunjang lainnya
Bahan‐bahan yang kami gunakan untuk pekerjaan ini, untuk mengantisipasi keterlambatan kedatangan
bahan, kami pesan beberapa hari sebelumnya / seminggu sebelumnya, sehingga diharapkan on site
sesuai jadwal yang kami berikan.
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Gergaji
- Palu
- Sekon
- Cangkul
- Ember
- Sendok tembok
- dan alat bantu lainnya
Peralatan sebelumnya sudah on site, yang kami simpan secara teratur dan baik di gudang alat. Peralatan
keluar masuk, kami catat dengan form yang telah kami buat, siapa yang pinjam, kondisi awal, kondisi
setelah dipakai, dll. Setiap peralatan yang telah dipakai, kami cek kondisinya dan dibersihkan, agar jika
akan dipakai lagi, kondisi tetap berfungsi baik
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
- Penentuan lokasi dimana area direksi keet akan dibuat dan mengukur area lahan untuk direksi keet.
Hal ini akan di diskusikan dengan pengawas
- Setelah penentuan lokasi dan mengukur area direksi keet, kontraktor akan membuat sket gambar
yang menjelaskan bentuk, ukuran, lay out ruangan yang diperlukan, ketinggian / jumlah lantai,
elevasi lantai dari muka tanah dan bahan yang akan dipakai, dan setelah selesai, gambar tersebut
akan diajukan ke pengawas untuk mendapat persetujuan agar bisa segera untuk dilaksanakan
pengerjaannya.
- Setelah mendapat persetujuan, langkah pertama mengukur lokasi disesuaikan dengan gambar dan
diberi patok / tanda batas.
27
- Pekerjaan dilanjut dengan membuat rabat beton yang nantinya akan digunakan sebagai lantai.
Pekerjaan ini dibuat dengan menggunakan bahan bata merah, semen, pasir beton, air.
- Pekerjaan dimulai dengan membuat batas lantai yang dibuat dari pasangan bata rolaag, dengan
elevasi yang telah ditentukan dalam gambar.
- Setelah selesai, urug area tengah yang masih kosong dengan tanah/ pasir. Pekerjaan dilanjut dengan
membuat adukan rabat beton. Lantai dibuat rata yang dalam pengerjaannya sebelumnya sudah
diukur elevasinya, dan tarik benang. Benang ini sebagai acuan permukaan lantai.
- Setelah rata, didiamkan beberapa saat, setelah sedikit mengering, permukaan rabat tadi di rapikan /
diaci.
- Pada saat proses pembuatan lantai berjalan, tukang kayu mempersiapkan kebutuhan untuk rangka
bangunan direksi keet dan pelapis dindingnya. Untuk rangka , dibuat dengan menggunakan bahan
kayu / sesuai yang dipersyaratkan dan untuk pelapis dindingnya terbuat dari bahan yang
dipersyaratkan
- Setelah lantai mengering, rangka‐rangka tadi dipasang dan dirakit. Perkuatan untuk rangka direksi
keet dipasang dengan menggunakan dinabolt / angkur dan paku.
- Rangka – rangka tadi di pasang berdasarkan bahan pelapis dinding yang akan dipakai yang berfungsi
sebagai tulangan untuk perkuatan dinding., jadi disesuaikan dengan ukuran pelapis dinding,
- Rangka ini harus kuat dan kokoh, setiap pertemuan baik tiang dengan balok, harus diperkuat dengan
skoor / balok penguat, sehingga rangka‐rangka ini, tidak goyang.
- Pekerjaan rangka dengan pelapis dinding, dilakukan berkesinambungan, sehingga bisa menghemat
waktu dan biaya, yang penting dalam pengerjaannya tidak saling menghambat.
- Setelah bagian rangka dinding selesai, rangka atap mulai dikerjakan. Sama halnya dengan
mengerjakan rangka dinding, dalam pembuatan rangka atap pun harus kuat dan kokoh.
- Pemasangan rangka atap dan penutup atap pun dilakukan dengan berkesinambungan.
- Pada saat rangka atap dan penutup atap berjalan, di bagian dinding, berjalan pula pekerjaan
pengecatan, pemasangan aksesoris seperti memasang pintu / jendela dan aksesoris lainnya,
sehingga bisa selesai bersamaan, tepat waktu sesuai jadwal dan menghemat biaya.
- Setelah selesai, isi dengan perlengkapan seperti; sebagai kantor Proyek lengkap dengan perabotnya,
berupa: meja kursi tamu, meja kursi rapat, meja kursi rapat, papan tulis/white board dan alat tulis,
kalender, jam dinding, unit komputer PC/laptop, printer yang dapat digunakan semua pihak yang
berkepentingan dalam proyek ini, dan Alat Pemadam Api Ringan/APAR)
- Semua pekerjaan didokumentasikan, mulai dari awal sampai akhir, yang nantinya akan dilampirkan
pada laporan.
6. GUDANG ALAT DAN BAHAN
Letak gudang bahan dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
Lingkup pekerjaan, meliputi :
- Pengadaan dan pembuatan gudang dan los kerja
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Dolken kayu
- Kayu Balok
28
- Umpak beton ( jika disyaratkan )
- Paku
- Semen portland
- Pasir beton
- Kerikil beton
- Seng plat
- Seng Gelombang
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Gergaji
- Palu
- Sekon
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
- Penentuan lokasi dimana area gudang akan dibuat dan mengukur area lahan tersebut. Hal ini akan
di diskusikan dengan pengawas
- Letak gudang bahan dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
- Setelah penentuan lokasi dan mengukur area gudang kontraktor akan membuat sket gambar yang
menjelaskan bentuk, ukuran, lay out ruangan yang diperlukan, ketinggian / jumlah lantai, elevasi
lantai dari muka tanah dan bahan yang akan dipakai, dan setelah selesai, gambar tersebut akan
diajukan ke pengawas untuk mendapat persetujuan agar bisa segera untuk dilaksanakan
pengerjaannya.
- Setelah mendapat persetujuan, langkah pertama mengukur lokasi disesuaikan dengan gambar dan
diberi patok / tanda batas.
- Level lantai harus dibuat agak tinggi, minimal 30 cm dari muka tanah. Hal ini menjaga hawa dingin
dari bawah, yang dapat merusak kualitas dari bahan, khususnya semen.
- Semua pekerjaan didokumentasikan, mulai dari awal sampai akhir, yang nantinya akan dilampirkan
pada laporan.
6. BEDENG / BARAK PEKERJA
a. Ukuran luas Bedeng Pekerja dan los kerja disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan serta
memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas.
b. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk Bedeng pekerja
minimal harus memenuhi persyaratan spesifikasi teknis dan persetujuan
Pengawas atau Direksi.
29
c. Di area bedeng pekerja harus ditempatkan ruang WC dengan baik air bersih secukupnya dan dirawat
kebersihannya.
d. Posisi dan denah gambar bedeng pekerja harus sesuai spesifikasi teknis dan persetujuan Konsultan
Pengawas atau Direksi.
7. M C K
Lingkup pekerjaan, meliputi :
- Pengadaan dan pembuatan MCK sebagai fasilitas proyek untuk keperluan para staf dan tenaga kerja
yang terlibat pada proyek ini.
Untuk hal diatas, kami akan berkordinasi terlebih dahulu, apakah diperbolehkan atau tidak.
8. PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran standar atau di sesuaikan dengan yang disyaratkan, dengan
bahan‐bahan yang disesuaikan dengan petunjuk pengawas/ direksi, dimana pemasangan papan nama
proyek ini akan kami pasang lengkap dengan tiang penyangga. Papan nama proyek ini akan kami
pasang di tempat yang terbuka dan mudah terlihat, sesuai dengan petunjuk pengawas/ direksi.
Bahan yang dipakai :
Kayu, print outdoor yang tidak mudah rusak, paku, PC, pasir beton dan kerikil
9. AIR DAN LISTRIK KERJA
Penyedian sumber air bersih dan listrik kerja yang disertai kelengkapannya untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan sebagai fasilitas kerja
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Pipa PVC
- Penampungan air sementara
- Pompa Air
- Selang
- Kran,
30
- genset
- Kabel listrik
- Selotip
- Armatur + lampu
- Stopkontak
- Terminal
- Meteran Air
- Dll
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Gergaji
- Palu
- Kunci ledeng
- Mesin bor
- mesin gerinda
- Tang
- Tool kit
- cutter
- dan alat bantu lainnya
Metode Pelaksanaan :
Untuk penyediaan sumber air ini direncanakan dengan pembuatan sumur pompa sementara atau
menyambung dengan yang sudah ada di sekitar lokasi atau membeli, hal ini harus didiskusikan terlebih
dahulu dengan pihak konsultan dan User pada saat akan dimulainya pekerjaan persiapan
Begitu juga dengan penyediaan listrik kerja, kami akan menyediakan genset untuk keperluan
penerangan malam dan untuk kerja atau listrik kerja ini menyambung dengan yang sudah ada
disekitarlokasi, hal ini harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak konsultan dan User pada saat
akan dimulainya pekerjaan persiapan.
10. DOKUMEN PELAPORAN
• membuat laporan harian setiap harinya
• Dalam Laporan Harian harus dicatat:
• Uraian Kemajuan Pekerjaan aktual sampai dengan akhir minggu terakhir
• Jumlah tenaga kerja minggu ini dalam catatan hari per hari
• Bahan‐bahan yang datang
• Jumlah pemakaian bahan
• Aktifitas serta keterlibatan tenaga kerja pada hari yang bersangkutan dan
• volume yang dihasilkan
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang serta hal lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan serta catatan‐catatan khusus lainnya bila ada.
• Kunjungan Pemberi Tugas atau tamu lainnya yang berkaitan dengan Pembangunan ini.
• Informasi‐Informasi, Gambar‐Gambar, Instruksi yang diperlukan dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Perencana.
• Laporan Harian tersebut akan diteliti dan disetujui oleh Pengawas Kontruksi sebagai data kemajuan
fisik di lapangan.
31
• Kontraktor harus membuat Laporan Mingguan yang disetujui oleh Pengawas Kontruksi.
• Laporan mingguan merupakan rakpitulasi laporan harian.
• Kontraktor berkewajiban menyediakan data‐data yang diperlukan oleh Pengawas Kontruksi dalam
rangka pembuatan laporan pengawasan
11. FOTO DOKUMENTASI
• Foto‐foto dokumentasi tersebut meliputi :
- Foto‐foto kegiatan setiap tahapan pekerjaan proyek, dimulai antara lain
kegiatan uitzet, penempatan peralatan dilapangan, material dan
pengerasan jalan, dll.
- Foto‐foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain pembesian, bekisting,
pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran. dan lain‐lain kegiatan
yang dianggap penting oleh Pengawas Kontruksi.
- Pemilihan obyek yang akan dipotret sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas
Kontruksi
• dibuat foto paling sedikit sbb:
- Situasi sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah
- Pekerjaan galian pondasi
- Pekerjaan pondasi
- Pengecoran beton untuk kolom‐kolom dan balok‐balok
- Pemasangan kuda‐kuda
- Pelaksanaan pkerjaan interior: tembok, pintu‐pintu, counter, jendela,
- plafond, finishing lantai, dan lain sebagainya.
- Pemasangan pagar dan papan nama
• Selesai pekerjaan dan siap untuk diserah terimakan untuk pertama kali, meliputi bangunan induk
dan bangunan penunjang.
• Tahapan Pemotretan
Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan seterusnya sampai
dengan 100% setiap peningkatan progres 5% dan kondisi pada waktu pemeliharaan adalah
tahapan‐tahapan yang perlu dilakukan pemotretan
12.GAMBAR SHOP DRAWING & AS BUILT DRAWING
Gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar
kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari
segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapat pengesahan dari pihak
Pengawas atau Konsultan Perencana sebelum dilaksanakan di lapangan.
32
13. PEKERJAAN K3
Kami menyadari bahwa Keselamatan dan Kesehatan akibat kerja harus mendapat
perhatian di semua tempat kerja yang menempatkan tenaga kerja serta adanya
bahaya kerja di tempat tersebut. Dengan menekankan pentingnya Program K3 ini,
kami dalam hal manajemen K3, perusahaan peduli untuk menjaga dan melindungi
pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada proyek konstruksi
tersebut.
Adapun peralatan pelindung diri yang akan disediakan di proyek diantaranya adalah :
Lainnya, sesuai dengan yang disyaratkan
Rambu – rambu proyek
Safety net
33
14. PASANG SCAFOLDING
Lingkup Pekerjaan :
Pemasangan scafolding
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Scafolding lengkap
- Tali tambang
Alat yang digunakan :
- Tali tambang
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
Metode pelaksanaan
- Sebelum pemasangan scafolding, dilakukan dahulu perapihan lahan luar. Perapihan dalam hal
ini adalah perataan dan pembersihan area yang akan dipasang scafolding. Yang mana pijakan
dasar untuk pemasangan scafolding harus benar‐benar rata mempunyai dasar yang stabil, agar
tidak terjadi amblas, akibat beban yang ditimbulkan.
- Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan
gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2
meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur
sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan‐bangunan besar lainnya.
- Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun
juga dapat menggunakan bahan‐bahan lain, Scaffolding sendiri terbuat dari pipa ‐ pipa besi
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang
ada di atasnya.
- Menentukan letak dari scaffolding atau mengatur jarak scaffolding dari badan bangunan
- Pemasangan dimulai dari bagian bawah, memasang base plat atau jack base di atas landasan
yang stabil.
- Kemudian menyetel kerangka (main frame).
34
- Dilanjutkan dengan memasang cross brace pada dua sisi agar elemen perancah dapat berdiri
dengan baik.
- Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya, dengan sebelumnya dipasang dulu joint pin
sebagai pengunci dan penyambung antar main frame. Untuk mengangkat mainframe dari
bawah ke atas, bisa dibantu dengan menggunakan tali tambang. Hal ini berulang hingga
mencapai ketinggian yang di rencanakan.
- Setiap selesai pemasangan 1 modul, sebaiknya pada bagian atas rangka, dipasang cat walk,
untuk pijakan agar lebih aman.
- Jika ketinggian perancah dianggap cukup, artinya ketinggian dapat dilakukan
dengan mengatur jack dan u‐head.
- Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting yang
telah direncanakan
- Jika ketinggian pemasangan perancah lebih dari 3 meter, pasang perkuatan
arah horisontal agar kuat dan tidak goyang.
- Jika diperlukan, pada rangkaian scafolding yang sudah terpasang, bisa
ditambahkan dengan memasang tangga yang pada setiap ujungnya sudah ada
pengait, untuk mengaitkan tangga pada batang atas dari mainframe.
Pembongkaran
- Untuk pembongkaran dimulai dari bagian atas, dibantu dengan tali tambang untuk
menurunkan bagian‐bagian rangka scafolding sampai semua frame dan aksesorisnya
terbongkar, sampai selesai.
- Kumpulkan kpmponen‐komponen scafolding sesuai bagian‐bagiannya dan cek jumlah per
bagian. Jumlah harus sama antara pada saat datang dan saat akan dikembalikan / selesai.
15. PEKERJAAN BONGKARAN BETON BERTULANG EXISTING
Lingkup Pekerjaan Meliputi :
Pembongkaran merupakan suatu tahapan pekerjaan dalam konstruksi
bangunan. Ukuran bangunan menentukan apa jenis pembongkaran yang
paling cocok untuk proyek tersebut. Jenis, jumlah, dan jarak ke struktur di
sekitarnya juga menentukan apa jenis teknik pembongkaran dapat
digunakan untuk menghancurkan struktur. Berdasarkan peraturan tahapan
pembongkaran terdiri dari :
Tahap penetapan Identifikasi area bangunan gedung yang akan
ditetapkan untuk dibongkar berdasarkan hasil pemeriksaan.
Semua instalasi, listrik, gas, air, dan lain‐lain harus diperhatikan dan diamankan
Semua bagian‐bagian kaca, bagian‐bagian yang lepas, bagian‐bagian yang mencuat harus
disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.
Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan dengan hati‐hati
Tenaga Kerja yang diperlukan :
‐ Pekerja
‐ Tukang
‐ Mandor
Alat yang digunakan :
‐ Palu
‐ Mesin Pemotong besi
‐ Bor Driell
‐ Godam
‐ Slang air untuk Menyiram
‐ Gerobak angkut
‐ Alat Bantu (linggis dan lain‐lain)
35
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
Metode Pelaksanaan :
- Menyiapkan peralatan baik berat maupun ringan untuk pembongkaran suatu gedung atau
bangunan.
- Mematikan seluruh aliran seperti air, listrik, gas, kabel‐kabel dan lain‐lain yang dianggap
mengganggu proses pekerjaan pembongkaran.
- Memastikan peralatan pada posisinya masing‐masing.
- Memeriksa area gedung yang akan dibongkar untuk memastikan.
- Menandai area mana yang akan dibongkar dan membuat tanda batas antara yang
dipertahankan dengan yang dibongkar.
- Menyiram air pada area yang dibongkar supaya debu yang dihasilkan dari pembongkaran ini
tidak menyebar dan menimbulkan polusi debu karena kondisi rumah sakit yang dibangun
sebagian aktif digunakan.
- Dalam pelaksanaan pembongkaran harus tetap berhati – hati karena pekerjaan ini
berhubungan dengan system struktur supaya tidak terjadi bangunan menjadi ambruk.
- Memastikan pekerjaan pembongkaran dilakukan oleh yang ahli dan tidak diberikan kepada
orang yang berbeda secara bergantian acak dalam melaksanakan tugas.
- Melakukan proses pengangkutan terhadap material sisa puing puing bangunan dan
pengangkutan dengan alat berat harus sesuai dengan SOP yang berlaku. Pelaksanaan
pembongkaran mengikuti prinsip‐prinsip K3.
36
PEKERJAAN PENYELESAIAN AREA GEDUNG PUSAT PENUNJANG 1
Pekerjaan pada area gedung pusat penunjang 1 ini, meliputi :
I. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pek Pemasangan Plafond GRC 4 mm Rangka Hollow zincallum, 450.00 m2
2. Homogeneous Tile 60/60, 426,00 m2
3. Cat dinding dalam lantai 3, 450 m2
4. Alumunium Composite Panel ex Seven Rangka Hollow 325 m2
5. Penutup Atap Lobby 24 m2
II. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1. ALARM KEBAKARAN
2. PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE ( lt. 1 s/d lt. 3 )
3. PEKERJAAN TATA UDARA (Pemasangan AC 1 PK Lantai 1 ,2 dan 3 ), 32 unit
Pekerjaan pada area gedung penunjang 1 ini, di kerjakan bersamaan dan berkesinambungan dengan
pelaksanaan pekerjaan bangunan penunjang 2
Beberapa pekerjaan yang dilaksanakan secara bersamaan terutama pada pekerjaan‐pekerjaan pada lokasi
yang berbeda dan dikerjakan saling berkesinambungan, adapun pekerjaan‐pekerjaan yang dilaksanakan
secara bersamaan dan simultan itu adalah pekerjaan yang tidak saling berkaitan dalam pekerjaan satu
dengan pekerjaan lainnya.
Penjelasan masing‐masing pekerjaan, akan dijelaskan pada bagian lain.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PENUNJANG TAHAP KE‐2
PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan diawali dengan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
1. PENGUKURAN DAN BOUWPLANK
Lingkup pekerjaan, meliputi :
Pengukuran dan pembuatan bouwplank penentuan batas lahan area pekerjaan
Pengukuran dan pembuatan bouwplank penentuan titik – titik as bangunan
Pengukuran setiap pekerjaan dalam bangunan, dan lain sebagainya
Pada prinsipnya, setiap pekerjaan akan dimulai, akan kami lakukan pengukuran terlebih dahulu, untuk
mengetahui batas‐batas pekerjaan, elevasi yang direncanakan, jumlah volume pekerjaan yang akan
dikerjakan dll. Sebagai dasar acuan pekerjaan adalah gambar pelaksanaan yang kemudian disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Jika terjadi ketidaksesuaian antara gambar dengan kondisi lapangan, maka
akan kami konsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau MK/pengawas, sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Ketentuan :
• Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk‐petunjuk yang dinyatakan dalam dokumen kontrak
atau secara khusus ditentukan oleh Pemberi Tugas.
• Pengukuran harus dilakukan dengan Theodolite, Waterpass dan dilakukan oleh Juru Ukur yang
berpengalaman dalam bidang ini.
• Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Pengawas Kontruksi.
Cara Pelaksanaan Pekerjaan :
• menentukan titik referensi di lapangan (Bench Mark).
• Selanjutnya dilakukan penentuan titik‐titik dan penarikan garis‐garis ketinggian sebagai referensi dan
pematokan untuk menentukan lokasi bangunan, pagar, saluran, peil bangunan dan elevasi dasar
saluran (EDS).
37
• Patok referensi (Bench Mark) harus kuat, ditanam dalam tanah, tidak mudah berubah posisi maupun
ketinggian ujung bagian atas yang berada diatas permukaan tanah, menunjukan peil/elevasi diberi
tanda cat, kemudian dibuat patok‐patok pembantu lainnya menurut kepentingan guna menunjukan
letak bangunan, saluran dan pagar.
• melindungi terhadap patok‐patok, titik‐titik dan garis referensi ketinggian terhadap kemungkinan
perubahan letak atau perusakan.
• Semua pekerjaan pengukuran dilakukan oleh tenaga berpengalaman/ahli, serta pekerja‐pekerja
terampil, serta menggunakan peralatan yang baik untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
• Hasil pengukuran akan segera digambar dan dibuat laporan untuk disampaikan kepada Konsultan
Pengawas, guna mendapat pemeriksaan dan persetujuan.
• Berdasarkan laporan tersebut Pengawas Konstruksi mengadakan pemeriksaan dan evaluasi bila
diperlukan untuk diambil sebagai dasar sesuatu keputusan.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Surveyor
- Pekerja
- Tukang
- Kepala tukang
- Mandor
Alat yang digunakan :
- Alat Ukur Theodolite + Rambu
- Waterpass
- Palu
- Cat / pylox
- Linggis / cangkul
- dan alat bantu lainnya
Peralatan sebelumnya sudah on site, yang kami simpan secara teratur dan baik di gudang alat. Peralatan
keluar masuk, kami catat dengan form yang telah kami buat. Setiap peralatan yang telah dipakai, kami
cek kondisinya dan dibersihkan, agar jika akan dipakai lagi, kondisi tetap berfungsi baik
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Metode Pelaksanaan :
Pekerjaan Pengukuran
- Semua ukuran dan posisi, termasuk pemasangan patok‐patok di lapangan, harus tepat sesuai
dengan gambar pelaksanaan. Kontraktor wajib mengacu pada titik koordinat local yang
terdekat. Kontraktor wajib memastikan titik koodinat Landas Pacu dengan menggunakan alat
ukur navigasi GPS yang sudah terkalibrasi
- Pada saat pengukuran wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera
dalam gambar pelaksanaan untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di Lapangan bagi setiap
bagian pekerjaan.
- patok‐patok yang terpenting di Tapak sebagai patokan titik mulai setiap bagian dari pekerjaan
dan harus sesuai dengan yang ditentukan pada gambar pelaksanaan
- Bila terjadi perbedaan antara gambar pelaksanaan dengan keadaan di Lapangan, Kontraktor
harus melaporkan hal tersebut kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkannya. Tidak
dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Direksi/Pengawas.
- Pengukuran sudut siku‐siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian‐bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Instalasi‐instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini
38
- Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan / pengesahan direksi lapangan,
yang meliputi antara lain :
a) Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.
b) Peil setiap titik simpul koordinat
c) Rencana batas pagar pengaman, lokasi kantor direksi, kantor Kontraktor tempat simpan
bahan terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air dll
- Pekerjaan pengukuran kembali ini akan kami laksanakan secara bersamaan dan simultan di lokasi
sehingga pekerjaan persiapan dapat selesai pada saat bersamaan dan simultan pula.
- Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran yang ada pada gambar
rencana terhadap keadaan lahan yang akan di bangun.
Membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM (Bench Mark) berupa patok Pipa dengan
-
diameter 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli dengan ditanam dengan kuat sedalam 100 cm,
untuk permukaan atas lantai ubin (P + 0.00) adalah permukaan lantai dasar bangunan seperti
tertera dalam gambar kerja ataupun apabila BM sudah ada di sekitar lokasi, maka kami akan
menggunakannya sebagai titik acuan atau BM proyek ini agar seragam dengan bangunan yang
sudah ada.
- Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi horisontal dan posisi vertikal
semua detail di dalam site dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan benang‐benang, unting‐unting, penyipat datar serta alat ukur biasa.
- Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat pelaksanaan hingga berakhirnya
pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi horizontal digunakan alat ukur
Theodolite , sedangkan untuk posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass.
Pekerjaan Pasangan Bouwplank
- Seiring pekerjaan pengukuran, bahan‐bahan untuk papan bouwplank dan pekerjaan lainnya,
sebelumnya kami hitung kebutuhan volumenya dan kami pesan beberapa hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Bahan bahan umum seperti papan, kaso, paku, benang dll / bahan umum
lainnya, akan kami datangkan dari toko material terdekat yang komplit dan pelayanan baik. Dalam
hal ini waktu pengiriman on schedule, kualitasnya baik.
- Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu dengan ukuran tebal min. 2 cm dan lebar 15
cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan patok ukur dipasang pada patok Kayu 5/7
tertancap ditanah dengan kuat sehingga tidak dapat digerak‐gerakkan atau dirubah.
- Papan bangunan dipasang 2,00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat
- Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan rata waterpass kecuali dikehendaki
oleh Pengawas Kontruksi
- Pemasangan bowplank harus benar‐benar siku ( 90’ ) dan untuk mendapatkan ketepatan yang
maksimal dengan menggunakan waterpass / alat ukur theodolit atau alat lain (selang dengan air).
39
- Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kami akan melaporkan kepada Pengawas Konstruksi
untuk mendapatkan persetujuan.
- Kami akan menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan patok‐patok,
titik‐titik dan garis referensi ketinggian sampai tidak diperlukan lagi.
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
2. PEKERJAAN PONDASI BORE PILE
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang
baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Pembersihan area
• Pengukuran titik as
• Gali / bor tanah pondasi
• Pasang Casing ( jika diperlukan )
• Pasang Besi tulangan pondasi
• Pasang Pipa Tremie
• Pengecoran
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
40
Bahan yang diperlukan :
- Besi Beton sesuai spesifikasi yang disyaratkan / gambar
- Kawat Beton
- Beton readymix
Alat Yang diperlukan :
- Alat Berat / mesin bor tanah
- Mobil crane
- Tali / Tambang
- Tang / gegep
- cangkul
- Pipa tremie
- Dll, yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
1. Pengukuran Titik as Pondasi Bore pile
2. Setelah diketahui titik yang akan di bor, beri tanda kemudian selanjutnya setting alat bor mesin.
3. Setelah siap, dilakukan Pre‐boring dengan mata bor jenis spiral, sedalam kurang lebih 3‐5 meter.
4. Setelah mencapai ketinggian pre‐boring yang ditentukan, kemudian pasang casing dengan bantuan
alat mobil crane. Pada saat pemasangan casing, selalu diperhatikan ukuran jarak dan dicek tingkat
kelurusan pemasangan casing tersebut. Setelah lurus, pemasangan diteruskan hingga top casing.
5. Setelah casing terpasang, kemudian pengeboran diteruskan dengan mata bor auger bucket.
Pengeboran dilakukan sampai kedalaman yang telah ditentukan.
41
6. Tanah galian/ hasil pengeboran, diletakan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi / menghambat
pekerjaan ini. Jika memang tanah hasil pengeboran / galian volumenya banyak, akan dibuang ke luar
lokasi dengan bantuan excavator dan dump truk, agar tidak menghambat pekerjaan
7. Proses pengeboran terus dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan.
8. Jika pada kedalaman tertentu, keluar air tanah, dan dirasa menghambat pekerjaan, maka air tersebut
akan kami sedot dengan menggunakan pompa air dan dibuang / dialirkan ke bak sirkulasi atau saluran
/ selokan
9. Seiring pekerjaan di atas, dilokasi lain, dikerjakan untuk pembesian tulangan pondasi, sehingga setelah
pengeboran mencapai kedalaman yang direncanakan, tulangan pondasi bisa langsung dipasangkan,
sehingga bisa mempercepat waktu pengerjaan.
10. Jika lubang bor sudah siap, pasang besi tulangan pondasi yang sudah dirakit masukan kedalam lubang,
dengan bantuan mobil crane.
11. Setelah besi tulangan sudah pada posisi yang benar, dengan persetujuan pengawas, pengecoran
pondasi akan dilakukan.
12. Pasang Pipa Tremie + bucket.
13. Setelah semua siap, maka pengecoran siap dilaksanakan dengan seijin pengawas / MK
3. PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
42
- Operator
- Pembantu operator
Alat yang digunakan :
- Excavator
- Dump truck
- Jack Hammer
- Cangkul
- Linggis
- Sekop
- Keranjang angkut
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
- Sebelum pelaksanaan penggalian kami akan memasang bouwplank sebagai patok dasar .
- Semua tempat penggalian akan dilindungi supaya terbebas dari seepage, overflow dan genangan air.
- Galian akan dilakukan sesuai dengan batas‐batas peil dan kemiringan pada gambar‐gambar
perencanaan.
- Pekerjaan galian tanah kedalamannya disesuaikan dengan peruntukannya
- Untuk kedalaman max. 1.00 s/d 1.20 m, kami akan menggunakan tenaga manusia, sedang jika lebih
dari 2.00 meter, akan kami lakukan dengan menggunakan alat berat ekscavator yang sifatnya
situasional. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan site, jadwal waktu serta kegiatan
yang akan dilaksanakan, sehingga jadwal waktu khususnya pekerjaan galian sesuai dengan jadwal
yang telah direncanakan, sehingga tidak terjadi keterlambatan untuk melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
- Tanah bekas galian di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menghalangi kegiatan pekerjaan, jika tanah bekas galian dirasa
menghalangi pekerjaan, maka dengan seijin konsultan pengawas,
tanah galian tersebut di angkut keluar untuk ditempatkan di luar
lokasi, yang mana lokasi penyimpanan sementara tersebut
diharapkan tidak terlalu jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga jika
diperlukan, tanah tersebut bisa dalam waktu yang sangat singkat didatangkan kembali untuk
pengurugan.
43
- Ketinggian masing‐masing tipe galian setelah dirasa cukup dan telah
tercapai ketinggian sesuai gambar, dilaporkan kepada konsultan
untuk melakukan cross check kedalaman, dengan mengukur dan
didokumentasikan. Kegiatan pengukuran dan dokumentasi kegiatan
untuk pekerjaan galian ini, dilakukan tiap titik galian.
- Khusus untuk galian poer pada area titik‐titik borepile, setelah
kedalaman telah sesuai yang direncanakan, pekerjaan dilanjut
dengan memotong tiang borepile
4. PEKERJAAN BOBOKAN KEPALA BORE PILE
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Mandor
Alat yang digunakan :
- Mesin Pemotong Beton
- Palu / Hummer besar
- Pahat beton
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Metode Pelaksanaan :
44
5. URUGAN PASIR
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material, peralatan‐peralata serta
alat‐alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan urugan
pasir dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan‐pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi, lantai, dan pekerjaan‐
pekerjaan lainnya menurut gambar kerja yang ada di dalam kontrak.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Mandor
Alat Yang digunakan :
- Stamper
- Cangkul
- Linggis
- Gerobak
- Keranjang angkut
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
- Tebal yang disyaratkan disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukannya yang terdapat pada
gambar.
- Pekerjaan pengurugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan‐pekerjaan yang ditentukan dalam gambar
rencana.
- Sebelum pekerjaan pemasangan pasir urug, terlebih dahulu tanah dasar dibawahnya akan
dipadatkan sesuai dengan ketentuan (minimal 95 % standar) dan dalam keadaan rata dan kering.
- Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan dibawah pondasi, baik pondasi/pasangan batu kali, pondasi plat
beton, lantai atau pada tempat‐tempat lain seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Urugan pasir dipadatkan dengan stamper dengan disiram air hingga jenuh terlebih dahulu dan
kemudian dipadatkan hingga mencapai kepadatan maksimum 95 % standar dengan ketebalan padat,
sesuai rencana gambar.
- Ketebalan masing‐masing urugan pasir setelah dirasa cukup dan telah tercapai ketebalan sesuai
gambar, kontraktor melaporkan kepada konsultan untuk melakukan cross check ketebalan, dengan
mengukur dan didokumentasikan. Kegiatan pengukuran dan dokumentasi kegiatan untuk pekerjaan
urugan pasir ini, dilakukan tiap titik urugan.
- Setelah ketebalan urugan tiap tipe pondasi, poer atau sloof tercapai sesuai gambar kerja, dengan
seijin konsultan pengawas, pekerjaan dilanjutkan pekerjaan lantai kerja, yang berfungsi untuk
perkerasan lapisan bawah pondasi nantinya. Sehingga pada saat pemasangan pondasi, sloof maupun
poer, hasil nya menjadi rata dan baik.
45
6. LANTAI KERJA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan Material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan pembuatan
lantai kerja dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan lantai kerja untuk struktur bawah poer / pilecap & sloof.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang Batu
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Beton sesuai yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Concrete mixer
- Alat ukur ; meteran, waterpass, theodolite
- Cangkul
- Sekop
- Ember
- Sendok tembok / Roskam
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
- Approval material yang akan digunakan.
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan
leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai gambar.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan.
Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam sampai
ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan
yang lainnya.
46
- Setelah pekerjaan lantai kerja selesai, ketebalan masing‐masing lantai kerja setelah dirasa cukup dan
telah tercapai ketebalan sesuai gambar, kontraktor melaporkan kepada konsultan untuk melakukan
cross check ketebalan, dengan mengukur dan didokumentasikan. Kegiatan pengukuran dan
dokumentasi kegiatan untuk pekerjaan lantai kerja ini, dilakukan tiap titik.
- Setelah ketebalan lantai kerja untuk tiap tipe pondasi, poer atau sloof tercapai sesuai gambar kerja,
dengan seijin konsultan pengawas, pekerjaan dilanjutkan ke pekerjaan pemasangan pembesian dan
dilanjutkan dengan pemasangan bekisting dan pengecoran masing‐masing pondasi, poer dan sloof.
- Setelah selesai pengecoran beton, dan telah cukup kering, seijin konsultan pengawas, pekerjaan
selanjutnya akan dilanjutkan.
7. PEKERJAAN PILECAP
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan bekesting
- Cor Beton
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang batu
- Tukang kayu
- Tukang besi
- Kepala tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Besi Beton sesuai gambar
- Kawat Beton
- Kayu
- Paku
- Minyak bekisting
- Mutu Beton sesuai yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Concrete mixer
- Pompa Beton
- Bar Bending
- Bar Cutter
- Tang / gegep
- Gergaji
- Palu
- Cangkul
- Meteran
- Sendok tembok / Roskam
- dan alat bantu lainnya
47
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Penentuan lokasi pilecape menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing.
- Setelah dibersihkan dan kemudian bekokan tulangan yang sebelumnya sudah dipasang sesuai
dengan gambar yang disetujui.
- Sebelum besi tulangan dipasang, pastikan semua lapisan bawah pilecape, urugan pasir dan lantai
kerja sudah selesai dilaksanakan.
- Pasang pembesian pilecape, dilanjut dengan memasang bekisting. Pastikan letak dan posisi baik
pembesian maupun bekisting agar sesuai dengan yang dipersyaratkan sesuai gambar. Pasang tahu
beton / decking, dibawah besi tulangan.
- Setelah semua sudah sesuai, seijin pengawas, pekerjaan pengecoran dilaksanakan.
8. PEKERJAAN BETON KOLOM BAWAH / KOLOM PEDESTAL
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan pada saat pekerjaan pondasi plat setempat / foot plat, yang
mana besi tulangan sudah dipasang menyatu dengan pondasi footplat. Dan pengecoran dilakukan
setelah besi tulangan footplat dan sloof, sudah diikatkan.
Sistem pemasangan bekisting dan untuk pengecoran dilakukan bisa dengan sekaligus, dicor sekaligus
dengan ketinggian sebatas sloof, atau dilakukan dengan berangsur, menyesuaikan kebutuhan
pekerjaan. Hal ini akan ditentukan dilapangan dengan melihat tingkat kesulitan, waktu pekerjaan,
mana yang lebih efektif dan hal ini akan dikoordinasi dengan pengawas.
9. PEKERJAAN ANGKUR & BASEPLATE
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Persiapan bahan
Baseplate sesuai ukuran syang disyaratkan
Baut angkur
Metode Pelaksanaan :
- Setelah diukur letak as antar tiang, pasang baut angkur beserta baseplate yang telah sesuai ukuran,
pada kolom pedestal, sebelum di cor.
48
- Posisikan baut sesuai lubang pada baseplat, dan beri perkuatan dengan cara di las ke bagian besi
tulangan kolom, agar tidak berubah‐ubah posisinya.
- Setelah selesai, pasang bekisting kolom dan jika mendapat persetujuan dari pengawas, pekerjaan
dilanjut dengan pengecoran kolom pedestal
10. PEKERJAAN SLOOF
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan bekesting
- Cor Beton
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang batu
- Tukang kayu
- Tukang besi
- Kepala tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Besi Beton sesuai gambar
- Kawat Beton
- Kayu
- Paku
- Minyak bekisting
- Readymix dengan mutu beton sesuai yang disyaratkat
Alat yang digunakan :
- Concrete mixer
- Bar Bending
- Bar Cutter
- Vibrator
- Tang / gegep
- Gergaji
- Palu
- Cangkul
- Meteran / alat ukur lainnya
- Sendok tembok / Roskam
- dan alat bantu lainnya
49
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, dan pengajuan bahan yang akan dipakai untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan.
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pastikan bahwa lubang sloof sudah siap, dalam hal ini sudah diberi pasir urug dan lantai kerja sesuai
persyaratan dan jika sloof berada diatas pondasi batukali, pastikan bahwa pas batukali sudah siap
untuk dipasang sloof.
- Besi Tulangan yang sebelumnya sudah di pabrikasi, dipasang pada jalur sloof yang sudah
ditentukan.
- Besi tumpuan dimasukan ke besi kolom yang sebelumnya sudah terpasang pada pilecap. Ikat
dengan kawat beton dengan menggunakan tang / gegep.
- Pasang besi stek untuk perletakan besi kolom praktis. Letak dan posisi sesuaikan dengan gambar.
- Jika pembesian sloof terpasang semua, dilanjut dengan memasang bekisting. Pastikan letak dan
posisi baik pembesian maupun bekisting agar sesuai dengan yang dipersyaratkan sesuai gambar.
Beri perkuatan pada dinding bekisting sloof, agar kuat. Pasang tahu beton / decking, dibawah besi
tulangan.
- Setelah semua sudah sesuai, seijin pengawas, pekerjaan pengecoran dilaksanakan
11. PEKERJAAN PIT LIFT
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta
alat‐alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini
dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan bekesting
- Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
- Cor Beton
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang batu
- Tukang kayu
- Tukang besi
- Kepala tukang
- Mandor
50
Bahan yang diperlukan :
- Besi tulangan sesuai yang disyaratkan pada gambar
- Kawat Beton
- Bekisting Plastik untuk lantai beton penahan tanah
- Kayu
- Paku
- Balok Kayu
- Plywood
- Dolken
- Penjaga jarak bekisting / spacer
- Readymix dengan mutu beton sesuai yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Concrete mixer
- Bar Bending
- Bar Cutter
- Vibrator
- Tang / gegep
- Gergaji
- Palu
- Cangkul
- Meteran / alat ukur lainnya
- Sendok tembok / Roskam
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker dan Kaca Mata Kerja
Metode Pelaksanaan :
- Persiapan diperlukan agar pada pelaksanaan pit lift, agar dapat berjalan dengan baik dan
lancar sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat sesuai jadwal dengan kualitas yang baik.
Beberapa hal berikut adalah yang menyangkut kegiatan persiapan
- Melakukan marking area yang akan dikerjakan.
- Membuat guide line, yang menjadi guide line sesuai ukuran gambar kerja
- Dimulai dengan bagian lantai, Pekerjaan beton lantai dikerjakan setelah galian sudah diberi
hamparan tanah dan lantai kerja.
- Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bekisting plastik untuk lantai dan pasang bekisting
bagian yang nempel dengan tanah, kemudian pasang pembesian lantai dengan besi sesuai
yang disyaratkan, dan besi beton untuk dinding.
- Setelah rangkaian tulangan selesai. kemudian di cor dibantu dengan menggunakan vibrator
- Setelah cor lantai sudah mengering, pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan dinding pit lift.
- Pekerjaan diteruskan dengan memasang bekisting dinding pit lift diperkuat dengan stek‐stek
agar baik jarak dan kelurusan dari dinding tersebut tercapai sesuai yang direncanakan.
- Setelah pekerjaan bekisting dinding selesai dan telah diperiksa oleh pengawas, maka
pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran dinding pit lift tersebut.
51
12. PEKERJAAN PONDASI BATUKALI
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Galian Tanah
• Pondasi Batu kali
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang batu
- Kepala tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Batu kali
- Pasir Pasang
- Semen
- Air
Alat yang digunakan :
- Sendok Tembok
- Palu
- Cangkul / sekop
- Ember
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Persiapan lahan kerja.
- Pastikan bahwa area yang akan dipasang tpt batukali, sudah digali sesuai kedalaman yang
direncanakan, dan sudah diberi hamparan dasar pasir urug dan atau lantai kerja ( jika disyaratkan
).
- Sebelum pekerjaan pemasangan tpt batukali dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan elevasi sesuai rencana.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu belah.
- Buat adukan untuk pasangan pondasi batu belah
- Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
- Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
- Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata
mengisi rongga‐rongga antar batu belah.
52
- Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu belah tidak mudah retak/patah dan
berongga besar.
- Seiring Pemasangan batu, pipa subdrain, dipasang.
- Cek elevasi pekerjaan pasangan batu belah apakah sudah sesuai rencana. Jika tidak, akan diperbaiki
langsung.
Jika sudah sesuai dengan yang direncanakan, maka pekerjaan dilanjut dengan mengurug tanah kembali
untuk menutupi sisa lubang galian dan dipadatkan
13. URUGAN TANAH KEMBALI BEKAS GALIAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan tenaga kerja, peralatan‐peralatan serta alat‐alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan urugan tanah dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna. Pengurugan ini dilaksanakan untuk penimbunan
galian tanah kembali.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Tanah Bekas galian
Alat yang digunakan :
- Mesin Pemadat Tanah
- cangkul
- Keranjang angkut / gerobak
- dan alat bantu lainnya
Metode Pelaksanaan :
- Urugan tanah dilaksanakan pada lubang‐lubang sisa pondasi dan pada bagian‐bagian pekerjaan
yang kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.
- Material yang akan digunakan untuk urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas galian,
- Setelah lubang pondasi terisi urugan, langkah selanjutnya dilakukan pemadatan.
- Setiap pengurugan tanah, akan dipadatkan dengan alat seperti stamper dan atau baby roller
- Jika ada yang kurang rata maka isi kembali area yang kurang tersebut dengan tanah urug, dan
dipadatkan kembali, sampai rata.
14. BUANG TANAH BEKAS GALIAN KELUAR SITE
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Mandor
Alat yang digunakan :
- Excavator ( jika diperlukan )
- Dump truck
- cangkul
- Keranjang angkut / gerobak
- dan alat bantu lainnya
Metode Pelaksanaan :
- Pembuangan tanah bekas galian dilakukan jika sudah tidak diperlukan lagi dan dengan
keberadaan tanah galian tsb dirasa menghalangi area kerja yang nantinya akan menghambat
pekerjaan.
- Tanah sisa galian diangkut ke dalam truck, jika volume banyak, maka akan dilakukan dengan
bantuan alat berat, tentunya dikoordinasikan dengan pengawas.
- Setelah truck penuh, dibawa keluar lokasi, yang mana tempat pembuangan akhir, sudah
ditentukan sebelumnya.
53
- Tutup bak truk dengan terpal agar menjaga debu tanah jangan sampai keluar karena terkena
angin, yang nantinya akan membuat polusi .
- Harus disiapkan khusus, tenaga untuk pembersihan jalan yang diakibatkan tanah yang terbawa
oleh ban truck, dan mengotori jalan yang terlewati, khususnya di daerah yang banyak penduduk.
54
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
1. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Las Konstruksi
- Tukang Besi Konstruksi
- Kepala tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Baja Profil, sesuai yang disyaratkan pada gambar
- Plat Baja, sesuai yang disyaratkan pada gambar
- Kawat Las
- Baut‐baut
- Meni zincromate
- Dan aksesoris lainnya, yang diperlukan.
Alat yang digunakan :
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan ‐
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok‐balok kayu, dll)
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
55
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metoda Pelaksanaan :
Pemahaman gambar baja.
1. Denah keseluruhan, ukuran ‐ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
2. Detail‐detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):
Sambungan, Pengelasan, Baut‐baut, Angkur‐angkur / pengangkuran, Profil yang dipakai
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh pengawas untuk di laksanakan
maka kami segera melaksanakan fabrikasi di workshop atau di site , dengan selalu diadakan pengawasan
dan pengecekan oleh pelaksana. Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti
misalnya pengangkuran dan stek‐stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
Angkur
Fungsi : Pemegang Struktur atas ( Kolom / Kuda‐kuda) pada posisi yang sebenarnya / tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur :
As‐as kolom, cara menentukan adalah ;
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas danbawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Begesting kolom dipasang.Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
Pengelasan
Peralatan :
‐ Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las dan Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya keruntuhan.
yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja, ialah cara melas,
dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan
pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak‐kerak las ini harus dibersihkan dengan
cara diketok‐ketok dengan palu (hammer).
Erection
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok‐balok kayu, dll)
56
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat dibagi
menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode‐kode yang ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut‐baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Portal dan Kolom IWF :
- Schedule fabrikasi dan erection.
- Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
- Erection kolom IWF dengan box pipa / crane
- Pemasangan Regel / koker antar kolom
- Untuk beban berat harus pakai sling baja.
- Yang harus diperhatikan :
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
2. PEKERJAAN LANTAI BONDEK + SHEARCONNECTOR
Pemasangan bondek di atas tumpuan baja bisa dimulai setelah pekerjaan konstruksi portal baja selesai
diukur dengan lot dan waterpass
Pemasangannya dilakukan dengan membentangkan material ini secara menerus, lalu diikat menggunakan
las listrik atau paku tembak. Selanjutnya jarak pemikul akhir ditentukan berdasarkan gaya geser, di mana
biasanya kurang lebih 5 cm.
57
Pengikatan dengan Las
Langkah berikutnya adalah mengelas bagian ujung dek dari atas ke bawah memakai las cantum yang
berdiameter 10 mm pada bagian rata sisi‐sisi rusuk panel. Pada tumpuan tengah setiap panel dek juga perlu
dilas di bagian rata sisi rusuk.
Penyempurnaan Pemasangan Dek + Pemasangan shearconnector
Selanjutnya lakukan penyempurnaan sambungan tumpuan sisi rusuk panel dek yang berjarak sekitar 100
cm dengan cara dilas cantum, bila diharuskan adanya shearconnector yang berfungsi menahan geser, maka
material tersebut perlu dilas atau ditanam . Usahakan jarak dari ujung penahan geser ke permukaan beton
tidak kurang dari selimut beton yakni berkisar 25 mm. Penghitungan jarak penempatan ini dihitung
menurut diagram gaya lintang balok tulangan sudut supaya bisa diperoleh pembebanan yang merata .
Pemasangan Besi Wiremesh
Setelah bondek terpasang, pasang wiremesh, pemasangan dilas kan pada shearconnector agar tidak
bergeser, dan pemasangan antar wiremesh, agar di overstek kurang lebih min. 15 cm atau sesuai yang
disyaratkan.
Persiapan Pengecoran
Untuk melakukan persiapan pengecoran, diperlukan tiang penyangga sementara yang berguna untuk
mencegah terjadinya lendutan pada waktu cor beton masih dalam kondisi basah. Setelah umur beton
mencapai sekitar 7‐14 hari, tiang penyangga sementara tersebut bisa dilepaskan.
Pekerjaan Sparing
a. Bahan‐bahan material sparing, letak‐letak dan sparing harus sesuai dengan Gambar Kerja dan tidak
boleh mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat‐tempat sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengusulkan dan meminta persetujuan dari Pengawas kontruksi.
c. Bilamana sparing (pipa, dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh
ditekuk atau dipindah tanpa persetujuan dari Pengawas kontruksi.
d. Semua sparing‐sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat sehingga tidak
akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing‐sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti yang ditentukan. Pengawas Konstruksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian‐bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama
3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam ini dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air
pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
58
c. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara
mekanis atau dengan pipa yang berlubang‐lubang atau dengan cara lain
yang disetujui Pengawas kontruksi sehingga selama masa tersebut
permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan
dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.
Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan,
atau tidak tercetak menurut gambar atau di luar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang
rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh
b. Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Pengawas Konstruksi memberikan izinnya untuk
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasalpasal berikut.
c. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil,
kerusakan‐kerusakan karena cetakan, lubanglubang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat,
lubang‐lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian
akan terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
d. Jika menurut pendapat Pengawas Konstruksi hal‐hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan yang
akan terlihat, yang tidak memuaskan kelihatannya maka Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh
dinding (dengan spesi plesteran 1PC:3PS) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian juga
pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Pengawas Konstruksi
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau
pencembungan) bidang tidak boleh melebih dari L/1000 untuk semua komponen.
3. PEKERJAAN TANGGA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Pekerjaan Pondasi Tangga
• Pemasangan Angkur
• Pemasangan Tiang dan balok baja
• Pekerjaan tangga
59
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK PRAKTIS / BALOK LATIU
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Kolom praktis
- Sloof / Balok praktis / balok Latieu
Metode Pelaksanaan
a. Campuran & Mutu Beton.
Standar cor beton praktis menggunakan campuran adukan 1PC : 2PS : 3KR atau sesuai yang
disyaratkan dalam dokumen.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan‐tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan, sambungan, kait‐kait, dan
sengkang(ring);persyratannya harus sesuai dengan NI‐2 (PBI‐1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran‐ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar
Kerja.Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaanya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan
kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, kami akan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan den menyiram cetakan‐cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran‐ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan panahan jarak.Pengecoran beton hanya
dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.Setelah bekisting dibuka, tidak dijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan pengawas.
f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
- Setiap pertemuan dinding pasangan bata.
- Dinding pasangan bata pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m².
- Dinding pas. bata pada bagian luar/tepi bangunan setiap luas dinding 9m².
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Pekerjaan Pembuatan Balok/ Lintel & Ring Balok.
Pemasangan balok / lintel dan ring balok :
- Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan bata yang bebas sebagai ringblok.
- Setiap luas 9 m² pasangan dinding bata yang tinggi
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar kerja atau RKS
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar kerja dan atau seperti terurai dalam
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
i. Pemasanagn kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam butir di atas, terlepas
adalah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
60
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja harus diperkuat anker diameter 8 mm tiap jarak 50
cm, yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolomdan balok praktis
ini.
2. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
• Pekerja
• Tukang Batu
• Kepala Tukang
• Mandor
Bahan yang diperlukan :
• Bata ringan tebal 10 mm
• Semen instan
• Air
• Benang
• Paku
• dll untuk kebutuhan pemasangan pekerjaan ini.
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Ember
- Sendok semen
- roskam
- Palu karet
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
61
1. Ukur bidang sloof dan pondasi yang akan dibangun dinding bata ringan di atasnya. Selanjutnya
pasang tali di antara sudut‐sudut dinding sembari gunakan waterpass untuk memastikan
kerataannya.
2. Buatlah adukan memakai semen instan yang dicampur air dengan perbandingan sesuai pada
kemasan semen. Kemudian aduk hingga kedua bahan tersebut tercampur rata.
3. Rendam bata ringan di dalam bak berisi air selama beberapa saat untuk mencegah pengerasan
semen terlalu dini. Hal ini dilakukan mengingat daya serap bata ringan terhadap air tergolong cukup
tinggi.
4. Aplikasikan adukan semen setebal 10 mm pada bidang yang akan dipasangi bata ringan sebagai
lapisan terbawah. Tebarkan adukan tersebut secara merata dengan ukuran satu blok per waktu
dan mengikuti pola‐pola yang sudah terbentuk dari bentangan benang.
5. Pasang sebuah bata ringan di atas adukan tadi. Setelah itu, tekan dan ketuk‐ketuk sedikit memakai
palu sampai blok rata dengan batas benang. Jangan lupa untuk memastikan kerataannya memakai
waterpass.
6. Pasang sebuah blok bata ringan lagi di sudut yang berhimpitan dengan posisi blok sebelumnya.
Jangan lupa untuk memeriksa permukaannya benar‐benar rata menggunakan waterpass.
7. Ulangi langkah kelima dan keenam di atas sampai keempat sudut ruangan telah terpasangi dua
buah bata ringan yang saling berhimpitan. Tahap berikutnya Anda tinggal memasang bata ringan
membentuk pasangan sebaris yang mengitari ruangan.
8. Sebelum memasang bata ringan pada barisan kedua di atas barisan paling dasar, bersihkan dulu
permukaan blok pada barisan pertama tersebut. Proses selanjutnya adalah sama yaitu memasang
bata ringan di keempat sudut ruangan, lalu memasang sebaris bata ringan yang memutari ruangan.
9. Lakukan proses pemasangan bata ringan ini sampai didapatkan dinding dengan ketinggian yang
sesuai keinginan. Diamkan dinding tersebut selama 24 jam sebelum dapat diplester agar kondisinya
sudah mengering sempurna.
10. Jika telah mengering, pekerjaan dilanjut ke pekerjaan plesteran dan kemudian acian.
3. PEKERJAAN PENUTUP KOLOM BATA RINGAN TEBAL 7 cm, adukan 1 : 5
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
4. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN BATA RINGAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Semen instan ‐ Plesteran
- Semen instan ‐ Acian
- Air
62
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Ember
- Sendok semen
- Roskam
- Jidar
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
a) Pekerjaan ini dilakukan dengan adukan semen perekat instan yang dilaksanakan pada tempat‐
tempat yang dinyatakan dalam gambar rencana.
b) Siram permukaan dinding bata ringan / permukaan lainnya yang akan diplester dengan air
c) Siar‐siar yang menonjol dikerok sedalam 1 cm agar adukan menempel dengan kuat pada
pasangan bata dan untuk memudahkan apabila pasangan bata nantinya diplester.
d) Untuk permukaan dinding, buat kepalaan sebagai acuan ketebalan plesteran membentuk garis
vertical dengan jarak horizontal 0.5 s/d 1.5 m yang dikontrol dengan unting‐unting agar plesteran
tegak lurus
e) Tempelkan Adukan Halus pada dinding bata ringan yang telah disiram dengan air
f) Ketebalan plesteran yang disyaratkan adalah 1 cm
g) Ratakan dengan menggunakan mistar jidar / Allumunium/kayu kaso yang lurus
h) Haluskan permukaan plesteran dengan menggosokan kertas kantong semen / amplas
i) Diamkan minimal selama 7 hari
j) Siram permukaan plesteran yang akan di aci dengan air
k) Tempelkan Acian Semen instan pada permukaan plesteran yang telah di siram air
l) Sebarkan semen instan acian dengan menggunakan kape / roskam
m) Sebar keseluruh permukaan dinding yang sebelumnya sudah di plester.
n) Diamkan beberapa saat, hingga acian sedikit mengering
o) Penyelesaian akhir pekerjaan acian dengan di gosok menggunakan kertas kantong semen.
63
p) Untuk mejaga kelembaban plesteran akan dilakukan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap terlihat kering dan melindunginya dari panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.
q) Pembasahan akan dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
5. PEKERJAAN INSTALASI TERTANAM DINDING
Pekerjaan instalasi ini, adalah pekerjaan yang dikerjakan di area‐area yang nantinya akan ditanam
dalam dinding. Pada tahapan pasangan bata dan plesteran akan berkoordinasi dengan tim ME, untuk
memastikan terpasangnya instalasi yang ditanam di dinding, sebelum diplester.
Pekerjaan Instalasi ini, meliputi :
Instalasi Pipa Conduit, Kabel‐kabel Instalasi , Pipa – pipa AC, dll
6. PLESTERAN & ACIAN BETON STRUKTUR
- Sebelum pengerjaan dimulai , pastikan bahwa permukaan beton yang akan di exposed di sirami
dengan air terlebih dahulu.
- Tuangkan semen untuk beton expose perlahan ke air sambil di aduk dengan menggunakan alat
pengaduk sampai rata / dengan menggunakan adukan mixer.
- Diamkan selama 3‐5 menit dan aduk sekali lagi untuk mendapatkan konsistensi yang lebih lembut
dan halus.
- Oleskan campuran pada permukaan plester dinding / beton exposed dengan raskam plat. pada
kondisi setengah kering .dapat di ratakan dan di haluskan dengan sterofom [bahan yang tidak
menyerap air].
- Penyelesaian akhir pekerjaan acian dengan di gosok menggunakan kertas kantong semen.
7. PEKERJAAN DINDING / PARTISI LAPIS TIMBAL FINISH. MULTIPLEKS
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup pekerjaan :
Pemasangan lapisan timbal + finishing multipleks
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan–bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / spesifikasi / gambar kerja lengkap
beserta aksesorisnya dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Alat Pemotong
- Mesin Bor
- Mesin Gerinda
- Tembakan sealent
- dan alat bantu lainnya
64
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pastikan area yang akan di pasang lapisan timbal sudah siap.
- Pasang rangka pada area yang akan dipasang lapisan timbal. Rangka ini sebagai dudukan lapisan
timbal, juga sebagai rangka untuk penutup multipleks.
- Setelah rangka terpasang, timbal yang sudah diukur sesuai dudukan rangka, mulai dipasangkan.
- Hindari celah sedikitpun, dalam pemasangan timbal
- Setelah lapisan timbal terpasang semua, lakukan pengecekan / pengetesan terhadap lapisan timbal
yang dipasang, untuk menghindari kebocoran.
- Setelah aman / tidak ada kebocoran, pasang finishing penutup multipleks, finishing dengan serat
dan compound pada sambungan antar multipleks.
- Setelah lapisan multipleks terpasang, lakukan finishing akhir.
8. PEKERJAAN MEJA BETON
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
- Pembuatan meja beton
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Besi Beton
- Semen
- Pasir beton
- Split
- Papan kayu / multipleks untuk bekisting
- Paku‐paku
- Kawat beton
- Pasir pasang
- Air
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Mesin bor
- Mesin gerinda
- Meteran
- Gergaji
65
- Palu
- Tang / gegep
- Sendok tembok
- Ember
- Cangkul
- Selang waterpas
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan
- Lebih dahulu juru ukur menentukan dan menandai pada bagian area yang akan dibuat meja beton.
- Pelaksanaan pekerjaan meja beton
- Untuk yang tidak memakai pasangan bata, pekerjaan meja beton di awali dengan pembuatan
bekisting, dilanjut dengan pemasangan besi beton, dan terakhir di cor dengan ketebalan yang
sudah ditentukan.
- Pada setiap pembuatan meja beton, dengan ada tambahan aksesoris seperti wastafel / zink, harap
diperhatikan untuk lubang wastafel atau zink yang dipakai. Buat ‘ mal ‘ terlebih dahulu untuk lubang
aksesoris tersebut.
- Untuk meja beton dengan kaki pas. Bata, elevasi pasangan bata disesuaikan dengan tinggi meja
- Pasang bekesting multiplek dan diberi perkuatan dengan kaso. Beri lubang pada bekesting untuk
sparing penempatan alat sanitair.
- Bekesting untuk plat untuk meja beton dibuat dengan ketebalan 10 cm atau sesuai yang
disyaratkan
- Fabrikasi besi beton dengan perkuatan kawat beton.
- Letakkan besi beton yang sudah difabrikasi diatas bekesting. Apabila diperlukan, pasang stek besi
pada bagian dinding.
- Pasang beton decking sesuai dengan kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan meja beton sebelum di cor.
- Setelah bekesting dan pembesian siap, tuang adukan beton cor kedalam bekesting secara merata
dan dipadatkan.
9. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Plafond GRC 4 mm rangka hollow
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Plafond
- Kepala Tukang
- Mandor
66
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / gambar kerja dan sesuai spesifikasi
teknis, lengkap beserta aksesorisnya dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Alat Pemotong
- Mesin Bor
- Mesin Gerinda
- Scafolding
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan pekerjaan rangka dan penutup plafond ini akan kami laksanakan secara
berkesinambungan dengan pekerjaan lantai, dimana lokasi yang sudah dapat dilaksanakan pekerjaan
ini kami laksanakan dengan segera.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
2. Pasang rangka tepi.
3. Tentukan jarak penempatan kait pengantung.
4. Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin kelurusan.
5. Pasang rangka utama
6. Pasang rangka pembagi
7. Pasang Perkuatan gantungan
8. Pasang Penutup Plafond GRC
9. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
10. Tutup lubang skrup dan sambungan dengan dempul kemudian finishing dengan cat.
10. PEKERJAAN INSTALASI DI ATAS PLAFOND
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pekerjaan instalasi ini, adalah pekerjaan yang dikerjakan di area‐area yang nantinya akan ditutup,
misalnya instalasi yang ada di atas plafond.
Pekerjaan Instalasi ini, meliputi :
Instalasi Pipa‐pipa Air Bersih, Air Kotor, Air Buangan
Instalasi kabel‐kabel
Dll
Penjelasan instalasi secara detail, diterangkan pada bagian lain, sesuai fungsi dan kebutuhan dari
setiap pekerjaannya.
67
11.PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mando
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / gambar kerja dan sesuai spesifikasi
teknis, lengkap beserta aksesorisnya dan aksesoris pendukung lainnya
Bahan‐bahan yang kami gunakan untuk pekerjaan ini, untuk mengantisipasi keterlambatan kedatangan
bahan, kami pesan beberapa hari sebelumnya / seminggu sebelumnya, sehingga diharapkan on site
sesuai jadwal yang kami berikan.
CORAK DAN WARNA DISESUAIKAN BQ ATAU AKAN DIDISKUSIKAN DENGAN PIHAK DIREKSI DAN
PENGAWAS.
Alat yang digunakan :
- Pemotong keramik
- Mesin Gerinda
- Meteran
- Benang
- Palu karet
- Ember
- Cangkul
- Sendok tembok
- Selang waterpas
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Perataan dasar permukaan yang akan dipasang penutup lantai dengan urugan pasir , pengecekan
pemadatan tanah dasar untuk lantai dasar
68
- Peghamparan lapisan pasir dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
- Pemadatan lapisan pasir urug dengan cara disiram pakai air.
- Untuk pemasangan keramik dinding, sebelum memulai pekerjaan, plesteran dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
- Khusus di KM/WC, sebelum dipasang keramik lantai, dipakai waterproofing dahulu.
- Pada saat pemasangan, keramik dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau ternoda dan warna
sesuai dengan yang disyaratkan.
- Sebelum pemasangan keramik, dilakukan pengukuran dengan waterpas (selang atau alat lain) agar
permukaan merata.
- Ukuran/dimensi keramik presisi agar dihasilkan pemasangan yang rapih.
- Penyortiran keramik untuk menghindari ukuran keramik yang tidak sama
- keramik yang telah disortir lalu direndam dalam ember, ini untuk menghindari resapan air adukan
terlalu dini pada keramik.
- Pengukuran dan penarikan benang‐benang untuk membuat kepalaan pasangan keramik.
- Membuat kepalaan pasangan keramik betul – betul rata / waterpass
- Pemasangan keramik dengan mengikuti kepalaan
- Setelah cukup kering lalu dicor dengan air semen dan dipadatkan dengan memakai spoon, sehingga
nat‐nat keramik terisi dengan air coran hingga padat.
- Bila diperlukan pemotongan keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
- Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing atau jaringan pipa sudah terpasang pada
tempatnya. Kami akan mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan Plumbing dan
mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.
- Plint keramik dibuat tegak lurus terhadap pasangan lantai keramik.
- Ukuran plint keramik ke arah panjangnya sama dengan ukuran lantai keramik, sedangkan ke arah
tegaknya biasanya 10 cm, atau menurut petunjuk pihak direksi/konsultan pengawas.
12. PEKERJAAN TANGGA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
Railing tangga
Handrail tangga
Keramik tangga homogeneous anti slipunpolished 30/30
Keramik bordes tangga homogeneous tile 30/30
Stairnosing
69
Pemasangan Railing Tangga
- Ukur kondisi lapangan, untuk mengetahui ukuran pasti.
- Setelah mendapatkan ukuran pasti, gambar ulang disesuaikan ukuran lapangan , sebagai acuan
pelaksanaan.
- Pabrikasi rangka railing yang terdiri tiang railing, palang / kisi railing besi tempa dan hand railing. Ukuran
dan bentuk mengacu pada gambar pelaksanaan dan jarak mengacu pada ukuran lapangan.
- Buat tiang railing dengan bentuk sesuai pada gambar.
- Sebaiknya, pelaksanaan untuk railing ini di rangkai dilokasi agar hasilnya bagus dan rapi, kecuali untuk
pembuatan tiang‐railing.
- Setelah rangkaian railing sudah dibuat, pasang sesuai titik letak yang sudah ditentukan.
- Perkuat tiang yang pada bagian bawahnya sudah disiapkan plat landasnya yang sudah diberi lubang
dengan dinabolt.
- Setelah terpasang kuat, pasang tiang lainnya dengan jarak yang sudah ditentukan. Jarak tiang harus
sesuai dengan gambar.
- Setelah terpasang, pekerjaan selanjutnya adalah penghalusan bekas las, dan lakukan pengecatan.
- Cek kembali hasil pekerjaan, Bersihkan hasil pekerjaan dari kotoran‐kotoran saat pengerjaan.
13. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan–bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / gambar kerja lengkap beserta
aksesorisnya dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Alat Pemotong
- Mesin Bor
- Mesin Gerinda
- Tembakan sealent
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Sebelumnya kami akan mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
dengan gambar kerja.
70
- Untuk bahan sambungan atau pengikat dari besi, sebelum dipasangan akan diberi lapisan anti karat
yang memenuhi persyaratan.
- Pemasangan kusen akan dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap dan plesteran selesai
dilaksanakan agar kusen tidak terkena benturan dan kotoran adukan plesteran.
- Pemasangan kusen dengan waterpass baik dari segi vertikal maupun horisontal dan dipasang
dengan ketinggian dari lantai sesuai dengan Gambar Kerja.
- Kami akan mengecek ukuran tinggi dan lebar daun pintu/jendela dan dimensi bahannya.
- Kami juga akan mengecek bentuk dan kondisi daun pintu/jendela yang akan dipasangan apakah
sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
- Pengecekan ketinggian dan perbedaan elevasi menggunakan waterpass.
- Malkan daun pintu/jendela pada kusen yang sesuai.
- Buat perletakan engsel dan kunci sesuai dengan Gambar Kerja.
- Setelah selesai pekerjaan diatas kemudian daun pintu/jendela akan dipasang sesuai dengan
Gambar Kerja.
PEKERJAAN PINTU FRAMELESS
- Pemasangan pintu kaca frameless tidak terlepas dari yang namanya Floor hinge atau engsel tanam,
yang merupakan salah satu aksesories atau perlengkapan yang sangat penting dalam pemasangan
pintu kaca. Floor hinge itu sendiri adalah sebuah komponen yang kegunaan nya adalah sebagai
pegangan dari pintu itu sendiri yang bertujuan agar pintu dapat membuka dan menutup dengan
baik dan sempurna.
- Kita dapat melihat komponen ini dalam pintu kaca, posisi dari floor hinge itu sendiri berada pada
bagian bawah pintu dan tertanam di lantai. Dalam satu set floor hinge atau engsel tanam terdapat
2 komponen yang memegang pintu itu sendiri, satu berada di bawah atau di tanam dilantai dan
satu lagi di bagian atas sebagai penyeimbang yang di tanam pada pasangan bata diatas pintu.
- Langkah pertama dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai dengan ukuran
floor hing dan bentuknya harus sejajar dengan permukaan lantai.
- Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm hingga 1,5
cm. hal ini bertujuan agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
- Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta
posisinya mengikuti ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge bawah.
- Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel bagian
atas sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih lancar.
71
- Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada floor hinge
tersebut.
- Langkah selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta
posisinya mengikuti ukuran floorhinge serta posisinya tegak lurus dengan floorhinge bawah.
- Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel bagian
atas sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih lancar.
- Setelah floorhinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca yang sebelumnya
sudah dipesan ukurannya dan telah di lubangi untuk dudukan engsel dan handel kepada floorhinge
tersebut.
- Setelah semua kaca pintu frameless telah terpasang beserta
aksesorisnya , maka pemasangan handle pun dikerjakan.
- hal lainnya yang juga perlu anda ketahui adalah sealant atau yang
berfungsi sebagai perekat agar kaca tersebut tentunya tetap
tertempel dengan baik di tempat kaca yang sudah di sediakan.
Pemberian sealant sendiri hanya diberikan pada bagian dari setiap
sisi dari bagian tempat kaca yang akan di pasang sehingga, hal ini
tentunya memudahkan untuk memasang kaca pada tempat tersebut.
14. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Pekerjaan pengecatan dinding
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Cat
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan–bahan dan material , sesuai spesifikasi
Alat yang digunakan :
- Kuas
- Kuas rol
- Bak cat
- Amplas
- Kape
- Tongkat bantuan
- Scafolding
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
72
Metode Pelaksanaan
- Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukan tanda‐
tanda sapuan, roller maupun semprotan.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering dan bersih,
diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang yang akan dicat terlihat bersih dan
kering.
- Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka kami akan menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
- Standard Pengerjaan (“Mock‐Up”)
- Sebelum pengecatan dimulai, kami akan melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat ynag diperlukan. Bidang‐bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang‐bidang yang akan dipakai sebagai
- “Mock‐Up” ini akan ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing‐masing bidang
tersebut telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan perencana, maka bidang –bidang ini
akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat kawat atau
gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori‐pori/lubang‐lubang
kecil dan retak‐retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan yang
bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila setelah
disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut ( jika disyaratkan )
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan
cat dinding sesuai yang disyaratkan.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
- Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas akan diulang dan diganti. Kami
akan melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau
lepas sebagaimana ditunjukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
15. PEKERJAAN WATERPROOFING BITUMEN EX. SIKA 107
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Waterproofing ex. Sika 107
73
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan–bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / spesifikasi dan aksesoris pendukung
lainnya
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Kuas
- Sikat kawat
- kape
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pekerjaan water proofing dikerjakan sebelum permukaannya difinish.
- Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari lumpur dan
tanah serta bebas dari minyak atau oli.
- Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
- Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau kape
scrabe.
- Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat kawat dan
air bersih.
- Aplikasi waterproofing dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan dinding dengan
menggunakan kuas atau roll.
- Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali dengan
water proofing. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding diperkuat dengan serat
fiberglass.
- Ketinggian aplikasi water proofing untuk area permukaan minimal 20 cm (atau sesuai dengan
gambar kerja) dari permukaan lantai.
- Biarkan aplikasi water proofing setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu baru dilakukan tes
rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam
74
16. PEKERJAAN PENUTUP ATAP LOBBY DAN AKSES LIFT BARANG
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
17. PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL ( ACP )
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Aluminium
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Rangka Hollow, ukuran sesuaikan dengan kebutuhan pada gambar
- ACP
- Skrup +dinabolt
- Sealent
- dan aksesoris lainnya
Alat yang digunakan :
- Meteran
- Alat Pemotong
- Mesin Bor
- Mesin gerinda
- Scafolding
- Toolkit
- mesin router
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan Allumunium Composite Panel untuk detail pelapis
dinding luar bangunan seperti yang disebutkan dalam dokumen gambar.
- ACP yang digunakan merupakan ACP yang bebas dari gelombang, bebas dari komposisi kimia yang
dapat menganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis‐garis pecah pada kaca baik sebagian
ataupun seluruh tebal kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan gelombangn (wave), bebas dari bintik‐bintik.
- Contoh material akan diserahkan kepada Konsultan Pengawasan untuk memperoleh
persetujuannya.
75
- Sisi‐sisi ACP yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan akan digerinda atau
dihaluskan.
- Pemasangan ACP dalam alur rangkanya akan dibuat rapat atau tidak goyang dan sesuai dengan
persyaratan.
- Tepi ACP akan diberi sealent untuk menutupi rongga‐rongga yang terjadi dan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawasan.
- ACP akan dipotong dan dipasang serapih mungkin, sisi tepi lurus dan rata.
76
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PLUMBING
1. PEKERJAAN AIR BERSIH
Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa dan fixtures beserta accesoris dan peralatan pendukung
sehingga berfungsi dengan baik
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya
- dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Mesin bor
- Scafolding
- Tool kit
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Pekerjaan instalasi plumbing air bersih
- Pipa air bersih menggunakan pipa PVC AW
- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal
50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan
dapat lengket dengan kuat.
- Khusus untuk pipa besi, pada pengelasan harus penuh, tidak ada lubang yang menyebabkan kebocoran.
- Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan seal tape
baru disambungkan ke alat sanitair.
Testing dan commissioning
- Sebelum disambung ke saniter, semua pipa plumbing harus ditest dahulu dengan menggunakan
tekanan hydrostatis sebesar 5‐8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak ada perubahan terhadap
apa yang telah dikerjakan.
- Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan, pipa dibersihkan dahulu dengan flushing dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
77
- Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi / diperbaiki.
2. PEKERJAAN AIR KOTOR
Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa dan fixtures beserta accesoris dan peralatan pendukung
sehingga berfungsi dengan baik
Air Kotor dan Bekas :
- Pipa PVC Klas AW
- dan aksesoris lainnya
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya
- dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Mesin bor
- Scafolding
- Tool kit
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Pekerjaan instalasi air kotor
- Pipa air kotor menggunakan pipa PVC kelas AW.
- Penyambungan Pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor
- Tentukan dan beri tanda jalur instalsi dan titik out let nya
- Pasang pipa beserta aksesoris, fitting dan support sesuai dengan tanda yang sudah dibuat
- Pasang clean out dan aksesoris lainnya
- Pipa yang horisontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi
siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
- Pipa yang ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum di plester dan di klem supaya tidak
bergerak pada saat menerima beban air.
- Untuk pipa yang melintasi lantai, terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50
cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan amplas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
- Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat
beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
- Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
78
Testing dan commissioning
- Sebelum disambung ke saniter, semua pipa plumbing harus ditest dahulu dengan menggunakan tekanan
hydrostatis sebesar 5‐8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak ada perubahan terhadap apa yang
telah dikerjakan.
- Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan, pipa dibersihkan dahulu dengan flushing dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
- Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada
kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi / diperbaiki.
Pemasangan Pompa
- Marking lokasi penempatan pompa.
- Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
- Pasang instalasi pemipaan terlebih dahulu.
- Pasang Pompa dan valve‐valvenya.
- Sambung instalasi daya ke pompa.
- Atur pressure switch pompa
- Lakukan running test pompa.
Talang Datar dan Talang tegak :
- Talang Tegak Pipa PVC Klas AW 6”
- Talang Datar Pipa PVC Klas AW 8”
- dan aksesoris lainnya
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.
3. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Pipa
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan–bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ / gambar kerja lengkap beserta
aksesorisnya dan aksesoris pendukung lainnya
Alat yang digunakan :
- Toolkit
- kunci ledeng
- mesin bor
- tembakan sealent
- palu
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
79
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Kloset Duduk.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas.
2. Cocokan spesifikasi kloset dengan RKS
3. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan
4. Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough‐in klosed yang
akan dipasang. Tandai lubang yang akan di bor. Sesuaikan mata bor
dengan baut yang akan dipakai
5. Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata dengan lantai
keramik.
6. Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding (gunakan seal tape pada
penyambungan ke pipa instalasi kemudian hidupkan air,untuk memastikan tidak ada kebocoran
7. Letakkan seal gasket (wax ring) diatas lubang pembuangan
8. Letakkan klosed perlahan‐lahan diatas lubang pipa pembuangan yang telah dipasang seal
gasket (wax ring). Pastikan seal gasket terpasang dengan baik dan benar.
9. Masukkan baut pengikat lantai kedalam lubang baut pada kaki klosed, kemudian
kencangkan sekrupnya Hindari pengencangan sekrup yang berlebihan.
80
10. Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke dinding, pastikan sealnya sudah
terpasang dengan benar
11. Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang gunakan obeng untuk
mengencangkannya.
12. Terakhir pasang jet spray.
Pekerjaan Wastafel.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
2. Cocokan spesifikasi wastavel dengan RKS dan gambar
3. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
4. Tentukan tinggi wastafel dengan berpedoman pada letak pipa pemasukan (inlet) dan pipa
pembuangan (outlet).
5. Tandai lubang pada dinding dengan paku
6. Lakukan pengeboran pada dinding
7. Pasang bracket pada lubang yang telah dibor
8. Pasang pipa kran pada dinding
81
9. Pasang penyambung pipa
10. Pasang kran pada wastafel
11. Pasang socket pipa
12. Pasang pipa penghubung dengan wastafel
13. Pasang wastafel pada pipa, yang telah dipasang perlengakapannya.
14. Check sambungan antara pipa dengan wastafel
15. Perkuat sambungan pipa agar tidak terjadi kebocoran Wastafel selesai Dipasang
16. Terakhir pasang cermin diatas wastafel, perkuat dengan sealent
82
Pekerjaan Kran Air
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas.
2. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
3. Pastikan outlet kran sdh sesuai perletakannya
4. Beri selotip pada kran air yang akan dipasang
5. Lalu pasang kran air ½”
6. Setelah terpasang, cek terhadap kekuatan pemasangan kran air, serta cek kembali
terhadap kebocoran
Pekerjaan Pemasangan Floor Drain
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
2. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
3. Marking lokasi yang akan dipasang floor drain
4. Pasang floor drain
5. setelah terpasang, cek terhadap kedataran dan ketepatan pemasangan
Pekerjaan Pemasangan jet washer
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
2. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
3. Marking lokasi yang akan dipasang jet washer
4. Pasang jet washer
5. setelah terpasang, cek terhadap kedataran dan ketepatan pemasangan
Pemasangan Roofdrain
- Bersihkan lubang sparing untuk roofdrain yang sebelumnya sudah disiapkan.
- Apabila lubang terlalu kecil, lakukan pembobokan dengan pelan, sesuai ukuran pipa drain yang
akan dipasang.
- Pasang roof drain pada lubang tersebut.
- Untuk menutup celah‐celah, lakukan pengisian dengan mengecor dengan semen grouting.
- Setelah celah‐celah sudah tertutup, labur celah yang sudah tertutup tersebut dengan
waterproofing coating, agar lebih kuat / dan merekat
- Bersihkan area pekerjaan dari bekas sisa pekerjaan atau kotoran.
83
Pekerjaan Pemasangan cermin
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
2. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
3. Marking lokasi yang akan dipasang cermin
4. Pasang cermin
5. setelah terpasang, cek terhadap kedataran dan ketepatan pemasangan
Dan pekerjaan lainnya (pek. Bidang khusus ) seperti :
- Kitchen Zink
- Spoelhook
- Roof water tank kap. 6000L
- Gantungan pakaian
- Tempat sabun
- Tempat tisu
4. PEKERJAAN STP BIORICH MEDIS
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, Bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Bioseptik yang dipakai adalah Biorich Medis Kap. 2000L
- Letak dan posisi biorich sudah ditentukan
- Instalasi dalam tanah, buangan air kotor sudah siap
- Setelah bak perletakan untuk septiktank mengering, pasang biorich
- Pastikan kemiringan dan sambungan instalasi sudah benar dan kuat
- Isi biorich dengan air
- Pembuatan penutup biorich dengan plat beton
- Dalam pembuatan tutup biorich, posisikan letak mainhole sesuaikan dengan tutup dari biorich.
- Urugan kembali bekas tanah galian
- Bersihkan area dari bekas sisa pekerjaan
ELEKTRIKAL
1. PEKERJAAN KABEL TRAY
Pengadaan dan Pemasangan Pekerjaan kabel tray lengkap material bantu sesuai dengan gambar dan
spesifikasi teknis sehingga dapat berfungsi dg baik.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan sesuai yang disyaratkan dalam BQ / spesifikasi beserta Support & alat bantu lainnya
Alat yang digunakan :
- Metal Cutting Saw atau alat pemotong metal/ logam.
- Toolkit
- Mesin Bor
- Mesin GerindaBor.
- Benang nylon atau bisa menggunakan laser.
- Sealant untuk pemotongan tepi.
84
- Cutting Saw (fiberglass).
- Alat pengukur level
- Meteran.
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Secara umum penempatan support sudah ditentukan sesuai gambar rencana, hal ini penting mengingat
penempatan support kabel tray berhubungan dengan struktur bangunan. Perlu koordinasi lanjutan untuk
perubahan karena keadaan lapangan.
Pemasangan Kabel Tray
- Dalam gambar rencana bangunan secara detail menyertakan perencanaan pemasangan kabel tray.
Termasuk di dalamnya adalah jalur kabel tray, ketinggian kabel tray, dan penempatan kabel tray di antara
instalasi yang lain.
- Langkah pengerjaan pertama pemasangan / instalasi kabel tray adalah menentukan level / ketinggiannya
. Tahap ini bisa menggunakan cara sederhana dengan water pass maupun dengan menggunakan laser.
- Menggunakan benang nylon di sepanjang jalur kabel tray akan mempermudah penempatan titik support
kabel tray.
- Penggunaan support gantung jenis ulir sangat di anjurkan untuk mempermudah setting ketinggian
dengan menaikkan ketinggian support dengan penahan mur.
- Bagian yang sangat vital dalam pemasangan kabel tray adalah kekuatan support, bukan hanya bagian
logam penahan, namun juga penguatan ke struktur, dalam hal ini biasa menggunakan dynabolt atau dyna
set.
- Pertimbangan dalam pembuatan support kabel tray adalah berat dari kabel tray sendiri, ketebalan kabel
tray, lebar penampang dll mempengaruhi perhitungan kekuatan yang dibutuhkan untuk pembuatan
support.
- Hal yang perlu diingat bahwa support dan kabel tray dipersiapkan juga untuk beberapa waktu kedepan,
bahwa kemungkinan besar ada penambahan beban atau jumlah kabel yang akan melewatinya suatu saat
2. PEKERJAAN PANEL
Pengadaan dan pemasangan panel listrik beserta accesoriesnya sehingga dapat berfungsi dengan baik.
85
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material serta komponen, sesuai yang terdapat pada gambar lengkap beserta
aksesorisnya
Alat yang digunakan :
- Toolkit
- cutter / pemotong kabel
- tang
- palu
- Mesin bor
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Sebelum pemesanan / pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan
persetujuan perencana dan Konsultan MK.
- Panel‐panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal).
- Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
- Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel ‐ kabel dari / ke terminal panel harus dilindungi
pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
- Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.
- Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall‐mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap as panel
atau sesuai yang disyaratkan
- Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup
yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
- Semua panel harus ditanahkan sampai air tanah.
- Sebelum pembuatan panel, kami akan memberikan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Engineer untuk
mendapat persetujuan
- Panel dibuat dan dipasang pada tempat yang ditentukan dalam gambar.
- Semua sirkuit breaker, overload devices, protective relays dan timers dipasang sesuai dengan catatan
dalam gambar dan/atau sesuai petunjuk Engineer.
- Semua cabinet panel control, panel daya, circuit breaker, saklar keamanan, dan peralatan elektrikal
lainnya, jika tidak dilabel oleh pabrikan, maka dipasangkan plat nama untuk penandaan.
- Plat nama/petunjuk pada setiap papan panel akan ditandai dengan rapi untuk memperlihatkan
penempatan setiap sirkuit yang dipasang. Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf‐
huruf hitam.
- Plat nama mempunyai ketebalan minimum 3mm. Plat nama dipasang permanent dan tidak mudah
dilepas.
- Pull box dan cabinet diperiksa ukuran dan jumlah conduit, konduktor dan konfigurasi konduktor.
86
- Setiap panel dibuatkan pentanahannya dengan tahanan maksimum 2 Ohm. Sistem pentanahan adalah
PP.
- Setiap panel dilengkapi dengan diagram pengkabelan dan kartu petunjuk yang dipasang pada bagian
dalam pintu panel. Kartu tersebut diisi, berisi semua beban terpasang.
- Setiap pintu panel disambungkan dengan kabel pentanahan dengan sekeliling panel.
- Semua bukaan ke papan panel, pull box, atau kotak outlet tanpa penutup, jalur conduit diamankan pada
tempatnya dengan mur galvanized untuk bagian luar box dan mur‐baut untuk bagian dalamnya. Mur
baut terbuat dari jenis insulator.
3. KABEL FEEDER
Pengadaan dan Pemasangan Pekerjaan Kabel Feeder lengkap material bantu sesuai dengan gambar
dan spesifikasi teknis sehingga dapat berfungsi dg baik.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material serta komponen, sesuai yang terdapat pada gambar lengkap beserta
aksesorisnya
Alat yang digunakan :
- Toolkit
- cutter / pemotong kabel
- tang
- palu
- Mesin bor
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pemasangan kabel bawah tanah dilakukan sedemikan rupa sehingga kabel terlindungi dari
kerusakan mekanis maupun kimawi yang mungkin terjadi di tempat kabel ditanam.
- Kabel ditanam sesuai dengan gambar kabel yang ditanam melintasi jalan ditempatkan dalam pipa
tang sudah dipersyaratkan.
- Semua penggalian, pemasangan pelindung kabel, dan pengurugan sesuai standar.
- Daerah yang telah digali, diurug dan diperbaiki sehingga kembali ke keadaan awal dengan baik
sehingga tidak terjadi settlement.
- Posisi kabel yang tertanam ditandai dengan tiang penanda.
- Setiap kabel yang dipotong, harus dipotong dengan peralatan yang sesuai.
- Sistem conduit disediakan dan dipasang sesuai gambar. Sistem ini menghubungkan kotak outlet
(termasuk saklar dan stopkontak), kotak junction, fixture penerangan, papan panel, cabinet dan
lainnya sesuai dengan Gambar.
87
- Belokan dan perpindahan harus sesuai seragam dan simetris, tanpa merapatkan conduit atau
merusaknya. Belokan dilakukan dengan peralatan dan perlengkapan standar yang khusus untuk
membuat belokan conduit. Radius minimum belokan tidak boleh dari 15 kali besar diameter
conduit.
- Kabel ke stopkontak, saklar, titik lampu, dan peralatan, baik yang di dinding maupun di langit‐
langit, ditempatkan di dalam conduit sesuai spesifikasi.
- Jika conduit melalui dinding, maka harus ada jarak dengan dinding tersebut tidak boleh langsung
mengenai dinding kecuali ditentukan lain dalam gambar.
- Semua conduit horizontal diarahkan ke conduit vertikal yang akan dihubungkan.
- Semua conduit yang dipasang di plat lantai harus berupa pipa PVC, kecuali ditentukan lain dalam
Gambar. Jenis PVC akan sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.
- Semua sambungan dan/atau ujung dibuat di dalam junction box dan terminal box.
- Sambungan kabel pada terminal busbar dilengkapi dengan penyangga kabel.
Pengujian dan penyetelan peralatan dan sistem.
a. Pekerjaan ini meliputi ketentuan‐ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing), penyetelan
serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
b. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan‐peralatan dan kontrol yang tergabung dalam
pekerjaan ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja.
c. Kami akan menempatkan seorang ahli listrik yang berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commissioning test.
d. Pengujian‐pengujian yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan Direksi/Pengawas antara lain :
i. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall).
ii. Pengujian pentanahan panel.
iii. Pengujian kontinuitas konduktor.
iv. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel‐panel daya.
v. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing‐out)
vi. Load testing.
vii. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelan
yang dilakukan.
viii. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan (keur) dari PLN atau badan resmi
yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
e. Hasil‐hasil pengujian harus sesuai dengan syarat‐syarat teknis atau standar‐standar yang berlaku dan
dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
4. PEKERJAAN PENERANGAN
Pengadaan dan Pemasangan Pekerjaan Instalasi dan armature lengkap material bantu sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis sehingga dapat berfungsi dg baik.
88
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang Listrik
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya dan
spesifikasi.
Alat yang digunakan :
- Toolkit
- cutter / pemotong kabel
- tang
- palu
- Mesin bor
- Scafolding
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang mana pipa conduit
ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak mudah berubah ketika dinding
diplester.
- Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan pipa conduit yang
diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
- Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan acian dikerjakan
agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus rapih.
- Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya agar tidak terjadi
bongkar pasang.
- Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan koordinasi antara
pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
- Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan dengan persetujuan
direksi.
- Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada pekerjaan sparingan
yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
- Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang berhubungan dengan Swicth
grounding system.
- Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang diaturkan.
- Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya dan lubang
dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk.
- Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb di buat notasi/tanda.
89
- Pemasangan titik exhaustfan, akan disesuaikan dengan gambar.
- Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature selam ‐/+ 1 x 24 jam.
5. PEKERJAAN TATA UDARA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Umum
1. Gambar‐gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
2. Persyaratan Teknis Pekerjaan Pengkondisian Udara ini menguraikan syarat‐syarat dan ketentuan
lainnya yang harus dilaksanakan oleh Kami dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang
• Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Unit AC sesuai yang ada pada BQ
- Refnite Joint
- Pipa Refrigerant+Isolasi
- Pipa Drain+Isolasi
- dan aksesoris lainnya yang mendukung pekerjaan ini.
Alat yang digunakan :
- Mesin gerinda
- Mesin bor
- Palu
- Pemotong pipa
- Tool kit & meteran
- Scafolding
- Las blender
- Freon
- Waterpass
- tang
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
90
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Pipa sparing kabel power, pipa refregrant, dan pipa drain yang terletak baik di dinding, lantai,
diatas plafond, maupun yang tembus atau berada di dalam beton, dilakukan pada saat
pekerjaan‐pekerjaan tersebut dilaksanakan.
- Jadi pada saat pelaksanaan pemasangan unit / peralatan AC, tidak harus membongkar atau
membobok, hanya tinggal menyambungkan.
- Untuk itu pada awal pekerjaan beton maupun arsitektur dimulai, sudah mempelajari gambar
acuan untuk mengetahui jalur instalasi, titik unit yang akan dipasang dan lain‐lain yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
- Semua peralatan dan alat–alat bantu untuk Ourdoor dan Indoor, harus dipasang sesuai dengan
cara‐cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari
peralatan ataupun alat bantu tersebut.
Pemasangan Kabel power
- Setelah mengetahui titik outlet kabel power, marking jalur kabel power.
- Jalur kabel disusun sedemikian rupa sehingga rapi.
- Sambungan kabel harus sekuat mungkin dan terisolasi dengan baik sehingga tidak mudah lepas.
- Pastikan kabel power sesuai peruntukan unitnya.
- keluarkan atau tempatkan kabel power sesuai lokasi dimana unit akan dipasang.
- Untuk sementara bungkus ujung kabel yang keluar dengan isolasi.
Pemasangan Pipa Refrigrant
• Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya
dari kotoran – kotoran yang melekat.
• Setiap potongan pipa dengan las/gergaji harus dibersihkan dahulu dari
sisa –sisa las/gergaji, diratakan sehingga mencapai ukuran asli.
• Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape dan tidak diperkenankan
memakai plumber rope.
• Pipa Refregerant & Isolasi
• Semua pipa harus bertumpu pada support dengan baik.
• Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna
• Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
91
Pemasangan Unit AC
AC split wall
- Sebelum pemasangann, sebaiknya mensurvey tempat letak dimana ac ini akan dipasang. Kita
posisikan tempatnya terlebih dahulu dimana AC indor ini diposisikan dan ac outdoornya, dan
jangan terlalu jauh antara jarak ac indoor dan outdoor. Setelah tempatnya sudah kita
tentukan kemudian adalah pemasangan bracket ac indoor.
- Pasang bracket Ac Indoor tersebut pada tembok yang akan di tempatkan posisi AC tersebut.
Pemasangan bracket juga harus tepat tidak boleh miring. Bisa gunakan paku untuk
penancapannya. Setelah braket tertancap di tembok langkah selanjutnya adalah pembobolan
tembok untuk sambungan pipa dan kabel ac dari indoor ke outdoor.
- Setelah kabelnya terpasang tutup kembali dengan penutupnya. Langkah selanjutnya adalah
memasang AC indoor di bracket yang sudah kita pasang tadi
- Sebelum memasang AC indoor pada bagian belakang ac indoor terdapat pipa, kabel dan
pembuangan.
- Pada bagian ini adalah pemasangan ac indoor pada bracket yang sudah kita pasang
sebelumnya.
- Pertama masukkan terlebih dahulu pipa, kabel outdoor dan pembuangan secara bersamaan,
setelah masuk kemudian letakkan ac indoor pada bracket tersebut secara tepat dan pas jangan
sampai miring, butuh penekanan saat meletakkan ac indoor pada bracket tersebut agar bisa
pas dan tepat. Kini sudah terpasang unit ac indoornya
92
- Setelah pemasangan unit ac indoor sudah terpasang dengan tepat, saatnya pemasangan unit
ac outdoor. Pemasangan ac outdoor diletakkan diluar ruangan tepat dibelakang ac indoor
jangan terlalu jauh, agar lebih effisien dan irit pipa kapilernya
- Langkah selanjutnya memasang bracket ac outdoor. Sebelum memasang ukurlah kaki
penempatan bracket ac dengan meteran. Setelah diukur baru pemasangan bracket.
Pemasangan bracket gunakan dinabol agar bisa menancap dengan kuat. Pertama ukuralah
terlebih dahulu beri tanda yang akan kita bor, lalu bor tembok yang sudah dikasih tanda
tersebut. Setelah kita bor ada 4 titik lubangnya, masukkan dinabol kedalam masing masing
lubang bor tadi, kemudian rapatkan dengan kunci pas agar tidak mudah lepas. Setelah itu
pasang bracket pada dinabol tersebut.
- Setelah bracket sudah terpasang , kemudian letakkan unit ac outdoor tersebut ke bracket
tersebut. Butuh tenaga yang kuat untuk meletakkan ac ke atas bracket tersebut karena beban
unit ac outdoor sangat berat
- Langkah selanjutnya, sambung pipa indoor dan outdoor, pipa drain yang sudah ditentukan
- lokasinya dan penyambungan kabel.
AC Ceiling Cassete
- Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memasang ac cassette ini adalah level elevasi dari
plafon, sehingga hal ini akan menjadi acuan untuk menentukan level dari unit ac ini.
- Penentuan titik pemasangan ac cassette, sesuai yang telah direncanakan dalam gambar.
- Pada setiap unit cassette, terdapat mal untuk menentukan titik gantungan untuk perletakan
ac cassette nantinya.
93
- Letakan mal tersebut di plat beton, sesuai letak titik ac cassette akan dipasang, dan beri tanda
- Setelah semua titik sesuai mal diberi tanda, lakukan pengeboran untuk memasang dinabolt,
yang nantinya akan digunakan untuk perkuatan gantungan dari ac cassette.
- Pasang semua baut dinabolt pada titik yang sebelumnya sudah dibor. Seterlah terpasang,
pasangkan gantungan sesuai petunjuk.
- Setelah semua terpasang, angkut unit ac cassette, dengan tenaga 2 orang, mengingat unit ini
cukup berat. Posisikan sesuai lubang‐lubang gantungan yang telah dipasang tadi.
- Atur level elevasi dan kelurusan pemasangan dari ac cassette ini, dengan mengatur putaran
dari baut gantungan. Elevasi harus sesuai dengan level elevasi penutup plafond. Hal ini harus
diukur secara akurat, agar posisinya pas.
- Setelah pas, untuk sementara buka dahulu ac cassette tersebut, agar pemasangan rangka
plafond tidak terhalang.
- Setelah terpasang rangka, angkat dan pasangkan kembali unit ac cassette tadi, ukur kembali
kelurusan posisi ac.
- Setelah sudah lurus, sambungkan semua instalasi yang sebelumnya sudah di siapkan.
- Setelah terpasang semua instalasi, pasang semua komponen cover dari unit ac ini.
Testing & Commisioning
Prosedur testing pekerjaan tata udara dilakukan secara partial dan sistem keseluruhan (pada pipa
maupun unit). Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan
kebocoran pada pipa serta menjaga unit berfungsi dengan baik.
94
6. PEKERJAAN INSTALASI TATA SUARA
Pengadaan dan Pemasangan Pekerjaan peralatan utama dan instalasi Tata Suara lengkap material
bantu sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Instalasi Tata Suara
- Kabel
- Conduit
- dan aksesoris lainnya
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Tool kit
- Tang
- Scafolding / tangga
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Semua instalasi untuk keperluan tata suara, sebelumnya sudah disiapkan dan sesuai dengan
posisi letak peralatan akan dipasang.
- Beri marking untuk perletakan peralatan‐peralatan tata suara ini.
- Penarikan kabel dari sentral ke seluruh peralatan harus dibuat secara group tiap‐tiap lantai (1
lantai dibuat 1 group), kecuali dari sentral ke coloumn speaker, penarikan kabel dibuat secara
langsung dari Mixing Amplifier ke beberapa coloumn speaker secara parallel (dalam 1 group
tersendiri)
- Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini memakai flexible conduit.
- Kotak hubung bagi ditempatkan di tempat yang sesuai dengan gambar rencana di setiap lantai
pada ketinggian 150 cm di atas muka lantai dan diklem ke dinding dengan dynabolt 1/2" x 2"
sebanyak 4 buah.
- Semua kabel yang digunakan harus ditempatkan dalam Conduit high impact, sedangkan semua
kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di shaft dengan memakai dynabolt
1/2" x 2" sebanyak 4 buah pada setiap jarak 75 cm. Conduit harus diklem pada struktur bangunan
dengan saddle klem.
95
PEKERJAAN UPS
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, serta alat‐alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.
‐ UPS Kap. 1 KVA
Lingkup Pekerjaan :
- Pemasangan UPS
- Tes komisioning
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Tukang khusus
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada
BQ lengkap beserta aksesorisnya
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Tool Kit
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metoda Pelaksanaan :
Pemilihan Lokasi
- Letakkan UPS ini pada tempat yang terlindung. ‐ Lubang ventilasi jangan tertutup dan beri jarak
minimal 10 cm dari dinding atau peralatan lainnya. Hal ini akan disesuaikan dengan gambar shop
drawing dan mengkordinasikannya dengan pihak pengawas
Pemasangan
- Semua UPS tipe ini memiliki terminal blok standar dan memerlukan pengkabelan yang
menghubungkan UPS ini dengan sumber daya listrik maupun dengan beban sensitif.
- Tegangan tinggi DC ada pada socket Battery luar, walaupun circuit breaker MCCB1, MCCB2 dan
MCCB3 dalam keadaan “OFF” jangan sentuh socket Battery ini.
- Dikarenakan ada tegangan tinggi, pemasangan harus dikerjakan oleh teknisi.
- Pastikan circuit breaker dalam kedaan “OFF” sebelum pemasangan kabel‐kabel.
- Karena diperlukan arus listrik yang lebih besar dari kemampuan outlet pada dinding, jangan
hubungkan secara langsung kabel input dengan outlet tersebut.
- Gunakan pengaman MCCB dan kabel dengan ukuran yang sesuai.
- Polaritas dan posisi Instalasi Battrey Bank ( optional ) jangan sampai terbalik.
- Buka plat penutup terminal, kabel dapat dimasukkan melalui lubang dibawah.
- Hubungkan kabel antara terminal blok AC input dengan MCCB‐4 (MCCB dari sumber daya
gedung).gunakan pengaman MCCB dan kabel dengan ukuran yang sesuai..
- Hubungkan kabel konektor antara konektor pada Battery Bank dan Konektor Battery Input pada
UPS ( optional ).
- Hidupkan semua MCCB untuk memastikan daya listrik yang masuk adalah benar, Indikator “Mains”
(hijau) dan “Bypass” (kuning) pada panel Indikator menyala.
- Melakukan tes untuk memastikan peralatan UPS berfungsi secara baik.
96
1) Testing & Commissioning
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi tata suara
telah dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
2. Pengujian
a. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili
pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh
pihak‐pihak yang berkepentingan.
Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan
serta melaksanakan training kepada pengelola gedung. Sesudah semua ini dilaksanakan maka
dapat diadakan serah terima pertama dari kami ke Pemberi Tugas.
b. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
Sebelum melakukan pengujian, kami akan memberitahu MK / Direksi terlebih dahulu.
Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
Apabila terdapat ketidak sempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka kami
akan memperbaikinya.
Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian paket
pekerjaan lain, maka biaya perbaikannya tetap menjadi tanggung jawab kami.
3. Kami akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal – hal
sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
c. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain ‐ lain
d. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
7. PEKERJAAN FIRE ALARM
Pengadaan dan Pemasangan Pekerjaan instalasi Fire Alarm lengkap material bantu sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis sehingga dapat berfungsi dengan baik
Tenaga Kerja yang diperlukan :
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang
• Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya dan
spesifikasi teknis yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Toolkit & meteran
- cutter / pemotong kabel
- tang
- mesin bor
- dan alat bantu lainnya
97
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain‐
lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap sempurna
untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran seperti dipersyaratkan ini dan ditunjukkan di
dalam Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari pembuat
peralatan dan pekerjaan‐pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di tetapi
dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran
secara keseluruhan.
Metode Pemasangan dan Instalasi
- Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dibidang pekjerjaan
ini dan pengerjaannya harus teratur.
- Tidak diperkenankan adanya sambungan sambungan pada tahanan, sambungan hanya terdapat
pada box terminalnya, pengawatan harus menggunakan conduit PVC hight impact heavy gauge,
ukurn disesuaikan dengan jumlah kawatnya.
- Dari hasil pengerjaannya harus diserahkan diagram pengawatan lengkap dengan petunjuk‐
petunjuk lainnya.
- Untuk masing‐masing iring diberi tanda untuk daerah mana kawat tersebur, supaya
memudahkan dalam perbaikannya apabila ada kerusakan.
- Didalam pengejaan Kami juga harus memperhatikan kemungkinan pemasangan fire alarm
dibagian lain.
- Kami akan dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan pekerjaan lain sehingga
apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi maka menjadi tanggung jawab kami.
- Gambar‐gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan instalasinya. Penyesuaian
harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak dan ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan.
- Pemborong harus melakukan pemasangan instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran dengan
seksama, sehingga penyambungan / integrasi dengan sistem eksisiting harus dilakukan dengan
tidak menyebabkan tergangunya operasional sistem eksisting.
- Pemborong harus membuat catatan‐catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan.
- Catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar lengkap (pada kertas kalkir) sebagai
gambar‐gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
- Sambungan kabel diatas langit–langit hanya boleh dilakukan pada unit – unit detector.
1) Testing & commissioning
a) Kami akan menentukan jadwal dan cara pengujian yang dilakukan 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut kepada
Pengawas untuk disetujui.
b) Kami akan menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem kepada
Pengawas.
c) Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
98
Pemeriksaan Struktural.
Pada testing ini kondisi yang menyangkut bahan, konstruksi, finishing, dan kontrak harus diperiksa
dan disesuaikan dengan spesifikasi, (semua data harus sesuai dengan spesifikasi).
Test Ketahanan Isolasi
Tahan isolasi antar kutub dan bagian yang hidup dan yang mati, harus dites dengan tegangan tester
bertegangan 500 volt DC, hasilnya harus menunjukkan 500 mega ohm atau lebih.
Semua testing, kalibrasi dan penyetelan peralatanperalatan dan control yang tergabung dalam system
ini serta penyediaan semua instrument dan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh kami.
Kami akan menempatkan seorang ahli yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan
pengetesan sesuai dengan keahliannya.
Harga‐harga pengetesan akan dicatat dan akan dibuatkan berita acara pengetesan yang hasilnya harus
sesuai dengan standart‐standard yang telah diuraikan diatas.
Kami akan melakukan semua testing dan pengukuran – pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan
memenuhi persyaratan.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan tanggung
jawab kami. Termasuk peralatan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan testing dari seluruh sistem
ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan kami.
Kami akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal – hal sebagai
berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain – lain
e. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
8. PEKERJAAN CCTV
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
• Perlengkapan Utama Sistem CCTV
• Instalasi CCTV tiap lantai
• Test comissioning
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya dan
spesifikasi teknis yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Tang
- Tool Kit
- Mesin bor
99
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metoda Pelaksanaan :
1) Umum
1. Kami akan mendapatkan surat dukungan dari Principal dan dealer wilayah setempat
untuk menjamin peralatan dapat disuplai tepat waktu serta digunakan secara optimal.
2. Surat Jaminan Garansi dari Dealer wilayah setempat harus diserahkan pada waktu serah‐
terima pekerjaan untuk menjamin kelangsungan layanan purna‐jual.
2) Metode Pemasangan dan Instalasi
Sistem cabling tiap – tiap kamera CCTV menggunakan system topologi star, artinya seluruh
kabel coaxial kamera CCTV dari tiap – tiap titik ditarik menuju masing – masing sentral CCTV.
Demikian juga untuk penarikan kabel power tiap – tiap kamera CCTV menuju ke Sentral.
Masing – masing kabel power dan kabel cctv yang ditarik dimasukkan dalam pipa conduit PVC
High Impact, yang harus diperhatikan disini adalah antara kabel power dan kabel cctv tidak
diperbolehkan ditarik dalam satu pipa conduit dan bersilangan dengan kabel power listrik
lainnya. Hal ini untuk menghindari induksi power listrik terhadap signal video.
3) Testing & Commissioning
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan peralatan utama telah
dilaksanakan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi sound
sistem telah dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
2. Pengujian
a. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili
pemberi tugas (Owner), akan dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh
pihak‐pihak yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk
pengoperasian dan pemeliharaan serta melaksanakan training kepada pengelola gedung.
Sesudah semua ini dilaksanakan maka dapat diadakan serah terima pertama dari kami ke
Pemberi Tugas.
b. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
- Sebelum melakukan pengujian, Kami wajib memberitahu MK / Direksi terlebih dahulu.
- Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
- Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka kami
akan memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi tanggungan Kami.
3. Kami akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal –
hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
c. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain ‐ lain
100
d. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
9. PEKERJAAN MATV
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari system
instalasi MATV yang lengkap sesuai spesifikasi ini, Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standart dan
peraturan yang berlaku atau standart yang dikeluarkan dari pabrik.
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya dan
spesifikasi teknis yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Tang
- Toolkit & meteran
- Mesin bor
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metoda Pleaksanaan
1. Semua kabel yang dipergunakan harus ditempatkan dalam konduit PVC high impact dan dipasang
tertanam. Konduit harus diklem pada struktur bangunan dengan sadle klem. Bila diperlukan pada
lintasan melingkar konduit PVC bisa dikombinasikan dengan pipa fleksibel.
2. Semua peralatan Jaringan MATV harus dipasang pada tempat‐tempat yang sesuai seperti
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana koordinat yang tepat dapat dilihat lebih jelas dalam
Gambar rencana titik MATV.
10. PEKERJAAN TELEPON
pengadaan dan pemasangan sistem telepon beserta kelengkapannya termasuk assesories, alat bantu
dan testing komissioning
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
101
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap / spesifikasi beserta
aksesorisnya
Alat yang digunakan :
- Alat Pemotong
- Tool kit
- Tang
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana harus memeriksa kondisi lahan untuk memastikan
pekerjaan instalasi dapat dikerjakan, misalnya :
a. Pekerjaan instalasi kabel dan konduit : area yang akan dipasang harus sudah bersih dari puing
material lain yang dapat menghalangi pekerjaan.
b. Pekerjaan pemasangan PABX, pekerjaan finishing dan M/E lainya didalam ruang kontrol untuk
posisi panel‐panel diatas sudah selesai dan pintu ruangan sudah dipasang kunci.
c. Hal ini untuk mengantisipasi rusak atau hilangnya peralatan yang telah dipasang karena masih
ada pekerjaan lain dan beberapa tenaga kerja yang bekerja diruangan tersebut.
Bahan Yang Akan Digunakan
- Bahan yang dibutuhkan kwantitasnya dihitung (estimasi) sesuai jalur instalasi pada gambar
kerja.
- Bahan‐bahan yang sudah dikirim kelapangan (on site) agar diperiksa kondisinya apakah ada
kerusakan pada saat pengangkatan, pengangkutan, atau kerusakan dari pabrik pembuat.
Bahan‐Bahan yang kondisinya baik dapat dipasang, sedangkan yang rusak atau cacat agar
tidak dipasang dan dikembalikan kepada pemasok / supplier.
- Kami akan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup pekerjaan
kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum dipasang.
Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus
ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
- Kami akan membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja (gudang)
agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
- Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak peralatan
yang tidak memenuhi syarat.
- Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kami akan segera mengeluarkan atau
memindahkan peralatan tersebut.
Kabel intalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan standard Indoor Telephone Cable (ITC)
yang berlaku yang diakui di negara Republik Indonesia.
a. Ukuran kabel untuk instalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan gambar
Perencanaan.
b. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat keterangan dari
distributor / pabrik.
102
c. Sistem penyambungan didalam main distribution frame dan junction box harus
mempergunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection produksi ex.
Krone atau setara.
d. Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip solderless
e. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, junction box harus memakai kabel gland dan tanda
untuk mengindentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan memakai "cable marking"
merk
f. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa galvanized
minimum 2,5 kali penampang kabel.
g. Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan adalah tanggung
jawab kami.
h. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai dengan model terminal
peralatan yang terpasang.
i. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi dari Terminal Box (TB) menuju ke Outlet Telepon
menggunakan kabel dengan jenis ITC di dalam pipa conduit.
j. Kabel distribusi dari junction box tiap‐tiap outlet memakai indoor telephone cable sebanyak 2
pair diameter core 0,6 mm ( 1 pair dipakai untuk cadangar/spare), dan dimasukkan dalam
konduit.
k. Semua kabel yang dipasang diatas langit‐langit harus diletakkan pada suatu trunking
kabel/Tray.
l. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.
m. Semua kabel yang dipasang diatas trunking kabel harus didalam conduit.
n. Semua outlet kabel yang penempatan instalasinya hanya sampai diceiling saja, hanis memiiiki
spare panjang minimum 10m dari titik instalasi outlet pada gambar rencana.
o. Isolasi antara urat‐urat kabel, dan isolasi antara urat kabel terhadap ground minimum 20 M
ohm.
Metode Pemasangan kabel dalam
Semua kabel dalam akan dipasang dengan menggunakan saluran PVC High Impact Conduit
dengan diameter dalam min 1.5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam 19 mm.
Untuk keperluan maintenance, wama PVC High Impact conduit yang dipasang untuk instalasi
telepon hanus berbeda dengan PVC High Impact yang dipasang untuk instalasi listrik (wama
putih atau hitam ).
Metode Pemasangan kabel luar.
- Secara umum pemasangan kabel luar hana sesuai dengan standard yang dapat digunakan clan
disetujui oleh engineer.
- Secara langsung kabel dikubur harus dilindungi dengan batu bata yang didesain khusus untuk
pemasangan kabel telepon bawah tanah.
- Batu bata diatas, wama merah plastik dengan ketebalan dan lebar yang sesuai harus dipasang
dengan tanda peringatan yang diperlihatkan pada pemasangan kabel telepon di bawah.
- Tanda kabel harus juga dipasang sepanjang rute kabel, sebaiknya pada setiap perubahan arah.
Metode Pelaksanaan dan Bahan Pipa Konduit
a. Konduit yang digunakan biasanya dari type high impact conduit. Selain “high impact” dari
konduit ini harus memenuhi ketentuan dan syarat‐syarat sebagai berikut :
1. Tidak mudah terbakar.
2. Tidak merambatkan api.
Bila terbakar tidak mengeluarkan gas beracun, dan api dapat padam dengan sendirinya. Kabel
yang biasa dilindungi oleh konduit ini adalah kabel dari Terminal Box (TB) ke outlet telepon.
b. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi klem.
c. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada tembok
harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku tidak
dibenarkan.
103
11. PEKERJAAN INSTALASI DATA
pengadaan dan pemasangan instalasi data beserta kelengkapannya termasuk assesories, alat bantu dan
testing comissioning
Tenaga Kerja yang diperlukan :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Bahan yang diperlukan :
- Bahan –bahan dan material , sesuai yang terdapat pada BQ lengkap beserta aksesorisnya dan spesifikasi
teknis yang disyaratkan
Alat yang digunakan :
- Tang cripmping
- tester
- Tool kit
- Tang
- dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan
Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan
pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
- Semua peralatan Jaringan Komputer harus dipasang pada tempat‐tempat yang sesuai seperti
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana koordinat yang tepat dapat dilihat lebih jelas dalam
Gambar rencana titik komputer.
- Bagi penempatan perangkat jaringan yang belum jelas atau pada penempatannya mengakibatkan
masalah dengan armature penerangan atau peralatan yang terdapat di plafon lainnya, agar dibicarakan
dengan Pengawas / Direksi.
- Buat jaringan peer‐to‐peer dengan menggunakan kabel UTP yang disusun secara Crossover
104
- Buat jaringan Client‐Srver dengan menggunakan kabel UTP yang disusun secara Straight
- Jika kedua jaringan sudah di buat, uji lah kabel kedua jaringan itu dengan menggunakan tester.
- Mengkonfigurasi jaringan data
- Computer Name dan Workgroup
Testing & Commissioning
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan peralatan utama telah dilaksanakan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi telah dikerjakan
sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku. Hasil pemeriksaan direkam pada format daftar simak (check
list). Beberapa hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi :
a. Instalasi kabel data / LAN dan konduit.
b. Pemasangan outlet‐outlet data / LAN pada dinding atau lantai.
2. Pengujian
a. Setelah semua telah selesai terpasang, dengan persetujuan dan disaksikan oleh Direksi Lapangan
dilakukan pengujian dengan cara mencoba sistem yang telah diprogram pada Server sampai ke setiap
unit komputer yang dipakai.
b. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili pemberi
tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh pihak‐pihak yang
berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk pengoperasian dan
pemeliharaan serta melaksanakan training kepada pengelola gedung. Sesudah semua ini dilaksanakan
maka dapat diadakan serah terima pertama dari kami ke Pemberi Tugas.
c. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
- Uji koneksi pada tiap‐tiap titik
- Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, dan Internet
- Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan: (configuring, monitoring dan
traffic analysis).
- Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer penjualan peralatan
tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
12. PEKERJAAN TRANSPORTASI DALAM GEDUNG ( ELEVATOR / LIFT )
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan material, peralatan‐peralatan serta alat‐
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Lingkup Pekerjaan :
- Pengadaan dan pemasangan Elevator Hospital Bed 1 Ton ex. Sanyo
105
- Mobilisasi
- Ijin DEPNAKER
- Test comissioning
Tenaga Kerja yang diperlukan :
• Tenaga Khusus
Bahan yang diperlukan :
Unit lift :
• Elevator Type : Hospital,Kap: 1 ton,
• dan aksesoris lainnya
Alat yang digunakan :
Takel ( chain hoist atau chain block )
Mesin pengangkat ( winch machine)
Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo
Mesin bor portable (electric drill), macam‐macam ukuran
Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)
Gerobak dorong roda empat (platform trolley)
Palu & meteran
Mesin gerenda portable (grinding machine)
Gunting tali baja (rope cutter)
dan alat bantu lainnya
Aspek K3 :
- Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri (APD)”
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker
dan Kaca Mata Kerja.
Persiapan :
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Pengajuan bahan dan material untuk mendapatkan ijin dari owner / pengawas
Metode Pelaksanaan :
Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh kontraktor sipil dalam pembuatan
Hoistway Lift antara lain :
- Ukuran bersih Hoistway Lift dan ketegak lurusannya.
- Kedalaman pith Lift .
- Tempat dudukan beam mesin Lift / dudukan ( reaction force )
- Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift.
- Ketinggian over head dan ruang mesin Lift.
- Ring balok (kelipatan 2,5 M ) untuk pemasangan bracket Main dan CWT Rail Lift.
- Tinggi dan lebar bersih kolom / balok praktis untuk pemegang jamb ( kusen ) pintu Lift pada setia
lantai.
- Lubang sparing untuk Hall Button, Indicator dan Fireman Switch.
- Ukuran / dimensi dari hal tersebut diatas telah tercantum dalam Shop Drawing Lift
PEKERJAAN PEMASANGAN UNIT LIFT
Tahapan pekerjaan elevator secara umum meliputi; persiapan, hoistway instal ( instalasi rail ), machine
instal, car assembly, CWT instal, adjustment dan test commissioning.
Persiapan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan elevator dilakukan survey terhadap ukuran opening hoistway dan pit
yang telah dibuat. Menyiapkan lokasi untuk gudang dan akses material on site dan peralatan bantu yang
dibutuhkan.
106
Hoistway Install
- Pemasangan steger sebagai sarana pelaksanaan plumb line. Setelah itu dilaksanakan pengambilan
pengukuran plumb line untuk mengecek kelurusan hoistway.
- Setelah plumb line telah selesai, maka dilanjutkan dengan pemasangan template.
- Kemudian pemasangan braket untuk main rail dan CWT rail serta pemasangan rail.
Entrance Install
Untuk pekerjaan entrancedimulai pemasangan sill support dan sill dilanjutkan dengan pemasangan
jamb, header tempat pegangan pintu dan pintu luar / hall door
Machine Instal dan kontrol panel
Instalasi mesin disesuaikan dengan data plumb line dan template dimulai pemasangan baseplate untuk
dudukan beam mesin, dilanjutkan dengan pasang beam mesin, mesin dan kontrol panel.
Assembly sangkar
Pemasangan sangkar ( car lift ) dimulai dengan pemasangan bottom channel, safety device, top shannel,
main sheave dan dinding sangkar.
Pemasangan Counter Weight
Pemasangan CWT sebagai penyeimbang sangkar berbentuk blok‐blok besi yang beratnya + 50 %
kapasitas angkut lift. Dimulai dengan pemasangan frame CWT, guide shoe, pillar weight dan buffer.
Roping
Pemasangan tali baja yang menghubungkan pulley mesin lift dengan pulley lift dan pulley CWT, sebagai
suatu penghubung mekanis penggerak.
Wiring / pengkabelan
Wiring disini adalah pekerjaan droping kabel‐kabel, pemasangan interphone, accessoris sistem,
connection ke kontrol panel dan car system.
Wiring terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Wiring di ruang mesin, yaitu dari kontrol panel ke mesin lift
b. Wiring diruang luncur sangkar ke control panel dan hall button.
Adjusment
Adjusment adalah proses start – up mesin lift dan yang harus diperhatikan adalah :
- Sangkar bebas tidak menyentuh bagian lain
- Cek tegangan “inventer’ 220 V / 380 V
- Cek wiring, artinya secara manual ( low speed ), kecepatan rendah
- Setelah dapat low speed, setting mekanik pintu car dan hall serta untuk persiapan normal speed (
HI‐Speed )
- Bila semua diatas sudah OK, start Hi‐Speed untuk normal operation.
- Pembersihan bekas pekerjaan.
Tes Running
Test Running adalah melakukan pengecekan safety yang ada pada lift, seperti fungsi sensor pada pintu,
panggilan tombol‐tombol pada sangkar dan hall, fungsi indikator, fungsi interphone, dll.
Test Govenoor
Govenoor adalah suatu alat pengaman lift yang terdiri dari 2 sistem safety :
a. Saftey electric akan bekerja pada waktu terjadi over speed
b. Safety mekanik akan bekerja pada waktu terjadi over speed paling extreme
Test Final Limit Switch
Final limit switch terdiri dari 2 tempat ;
a. Final limit switch atas, safety terakhir apabila switch tersebut terbuka lift tidak bisa naik atau turun
b. Final limit switch bawah, apabila switch tersebut terbuka maka lift tidak bisa turun lagi tetapi naik
bisa
Test Fireman Emergency Return
Fireman Emergency Return adalah sistem pengaman lift yang dioperasikan menekan fireman switch
secara manual apabila terjadi bahaya kebakaran, maka lift akan turun pada lantai yang difungsikan
untuk evakuasi. Sistem pengetesan adalah sebagai berikut :
107
a. Operator dan teknisi tes masing‐masing ditempatkan pada ruang mesin, didalam sangkar dan di
lobby
b. Lift dioperasikan dari dalam car oleh operator tes dan dipanggil pada lantai yang dikehendaki.
c. Operator tes dilobby lift menekan tombol fireman switch dilantai bersangkutan. Maka lift akan
membatalkan panggilan orang didalam sangkar dan secara otomatis akan menurunkan lift dilantai
setting yang ditentukan, misalnya lobby lift.
Test beban
Test beban adalah pengetesan kapasitas angkut lift sesuai dengan kapasitas yang tercantum pada
approval
Training Operator
Meliputi cara :
- Pengoperasian
- Pemeliharaan
- Emergency
PEKERJAAN LAIN‐LAIN
Bila diperlukan akan dibicarakan dengan konsultan perencana Hal‐hal yang timbul pada pelaksanaan
yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan diatur/dibicarakan dilapangan dengan konsultan
pengawas.
Meskipun telah ada pengawas dan unsur‐unsur lainnya,semua penyimpangan dari ketentuan gambar
kerja dan bestek menjadi tanggung jawab kami, untuk itu kami akan menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik mungkin.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN
a. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS dari semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung
jawab kami .
b. Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan sebagainya, akan dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.
c. Selama pembangunan berlangsung, kami akan menjaga keamanan bahan /material,barang maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
108
BAB V
PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak kegagalan konstruksi
(failure construciions) dengan penyebabnya salah saiunya akibat pelaksanaan konstruksi yang tidak
sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Kejadian rusak dan runtuhya beberapa bangunan atau
pekerjaan konstruksi yang baru di bangun, dan Iain sebagainya menunjukan masih rendahnya
kepedulian terhadap pelaksanaan konstruksi yang memenuhi kualitas yang diharapkan. Dan dari hasil
penyelidikan, kegagalan konstruksi banyak disebabkan karena tidak diterapkannya standar kualitas
pelaksanaan konstruksi dan tidak sesuainya mutu hasil pekerjaan yang mana secara umum tidak
mengikuti arahan mutu sebagaimana diatur dalam dokumen spesifikasi teknis masing‐masing
pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan / konstruksi, sasaran pengelolaan proyek
(projecmanagement) disamping biaya dan jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam
hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila
dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari
komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan befungsi
secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata Iain siap untuk dipakai (fiiness for
use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan
pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserah terimakan (FHO) kepada pemilik proyek / konsumen,
tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program,
perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiaian tersebut dikenal dengan
penjaminan mutu (Quality Assurance—OA).
B. TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN PENGELOLAAN MUTU (QUALITY MANAGEMENT)
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip‐prinsip manajemen, yang dapat ditetapkan
pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan
kinerja organisasi.
Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada keinginan konsumen (customer focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan konsumennya, bilamana perusahaan
dapat mengerti dan memahami tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan mendatang,
sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi konsumen adalah
kuncinya.
2. Kepemimpinan (Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan (penyedia jasa konstruksi)
menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan budaya kualitas. Mereka harus dapat
mengkreasikan dan memelihara budaya kualitas dalam seitap lingkungan internal yang
dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya tmencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian
target kualitas/mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/kualitas pekerjaan.
3. Pengembangan Individu (Involvement of people)
Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap IeveI perusahaan jasa konstruksi
harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha mengembangkan
segala kemampuan dan kemungkinan yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
3. Pendekatan proses (Process approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan sumber daya (manusia,
materiaI/bahan/aIat, waktu) dikeIoIa dalam suatu organisasI perusahaan sebagai suatu proses.
4. Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam mengembangkan target dan tujuan
mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan
semua proses yang saling terkait sebagai suatu sistem.
5. Terus Berkembang (Continual improvement)
109
Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari suatu organisasi adalah terus
mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua aktivitasnya.
6. Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta (Factual approach to decision making)
Keputusan‐keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
7. Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial supplier
relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah
interdependent, maka perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara
keduanya untuk memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Oualily Managemeni System (QMS) standard dalam ISO
9001:2008. Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada
pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do right things right ihe firsi time) dengan cara‐cara yang
efekiif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang
antara Iain adalah sebagai berikui:
1. Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
2. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
3. Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (Q&QC)
4. Implementasi Program Q/VOC.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk
memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara
memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (OC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan
petunjuk dan cara—cara untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar
memenuhi keperluan yang telah ditentukan. Pengendalan Value (OC) meliputi tindakan‐tindakan yang
berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan‐kegiatan engineering/konstruksi dan
kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan.
Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan
dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan‐acuan dalam peIaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI—2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI—3 Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI—5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI—8 Semen Portland
SNI 03—1750‐1990 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
SNI 15—2049‐1990 Mutu dan Cara Uji Semen portland.
SNI 03—2052‐1990 Baja Tulangan Beton.
SNI 03—6861.1—2002 Spesifikasi air sebagai Bahan Bangunan.
SNI 03—6883‐2002 Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif.dan dalam konteks ini dimaksudkan dengan
inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar
yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas.
PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI
Masalah mutu/kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah‐masalah berikut:
• Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
• Peralatan (equipment) yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, sepeti kompresor, generator mesin‐
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
• Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal—hal sebagai berikut:
• Membuat kerangka kerja secara total;
• Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
• Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
• Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
• Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
• Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.
Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan rencana pengawasan kualitas dan
kepastian kualitas.
Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/Quality Control dan Quality Assurance/QA‐QC
meliputi kegiatan berikut:
110
1. Rencana pengawasan kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapaikan persetujuan dari wakil pemberi kerja
mengenai QA‐QC uniuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman‐
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana QA/QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi (kontraktor) kepada wakil pemberi kerja
sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan kepada wakil
pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan dilasanakannya. Rencana QA/QC Tersebut harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.
2. QA/QC Manager
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/OC manajer sebelum pekerjaan
konstruksi dilaksanakan. QA/QC manajer akan bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan
keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) sebagai Q/VQC manajer harus diseiujui oleh wakil pemberi kerja. QA/QC manajer akan
melaporkan pekerjaannya langsung kepada manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
3. Perubahan pada rencana pengawasan kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi tahukan kepada wakil pemberi kerja secara
tertulis segala usulan perubahan pada rencana pengawasan kualitas. Perubahan yang dibuat pada
rencana pengawasan kualitas tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari wakil pemberi
kerja.
4. Hal‐hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas yang telah
disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil pengawasan,
record dan seluruh operasi pengawasan kualitas harus dilaporkan secara berkala kepada wakil pemberi
kerja.
Dalam pengendalian kualiias/mutu terdapat 2 (dua) komponen kegiatan utama dalam pelaksanaan
konstruksi yakni pengendalian kualitas (OA) dan pengendalian kuantitas (QC). Uraian masing—masing
kegiatan sebagai berikut:
a. Pengendalian Kualitas
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi akan
dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan
kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, tepat kualitas. Aspek—aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan konstruksi antara Iain meliputi :
• Peralatan yang digunakan
• Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
• Penyimpanan bahan/material
• Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
• Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
• Test lapangan
• Administrasi dan formulir‐formulir.
b. Pengendalian Kuantitas
Pengawasan kuantitas (Ouantity Control), dilakukan dengan mengecek bahan‐bahan/campuran yang
ditempatkan atau yang dipindahkan oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang.
Konsultan akan memproses bahan‐bahan/campuran berdasarkan atas :
• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
• Metoda perhitungan
• Lokasi kerja
• Jenis pekerjaan
• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah pekerjaan memenuhi persyaraian baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka
pengukuran kuantitas dapai dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti /akurat yang disetujui oleh
konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari
konsultan.
5. Implementasi Pengendalian Mutu
Uniuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standar dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan tersebut harus sesuai
111
dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan
kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pelaksanaan, perawatan, dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan beton, besi, dan bata,
serta campuran spesi, yang merupakan bagian terbesar dari pekejaan struktur dan finishing.
Dalan pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan beton bertulang
untuk pekerjaan struktur dan untuk pekerjaan finishing arsitektur pemakaian jenis‐jenis material finishing
sesuai spesifikasi teknis dan approval material yang telah diseiujui oleh pemilik, serta campuran spesi yang
sesuai spesifikasi.
Dan tidak kalah pentingnya pengawasan terhadap gambar kerja.
a. Pengawasan Terhadap Gambar proyek
Pada proyek bangunan, gambar memegang peranan yang sangat penting. Ide dan perencanaan
semuanya dituangkan dalam sebuah gambar teknik. Dari gambar inilah dipecahkan metode pelaksanaan
pekerjaan hingga suatu bangunan dapat terealisasi.
Adapun beberapa jenis gambar teknik pada suatu proyek bangunan adalah sebagai berikut: Initial
Drawing
Yaitu gambar yang dimiliki pemilik (owner) yang dibuat untuk menganalisa dan membuat Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pada suatu proyek yang akan dikerjakan.
Construction Drawing
Yaitu gambar yang digunakan sebagai pedoman untuk membuat gambar detail pelaksanaan konstruksi
(shop drawing).
Shop Drawing
Yaitu gambar yang dibuat oleh penyedia jasa dengan pedoman construction drawing yang digunakan
sebagai pedoman atas dasar pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
As Built Drawing
Gambar As Built Drawing adalah gambar actual pelaksanaan setelah proses pekerjaan lapangan selesai
dikerjakan.
Pengawasan terhadap gambar memegang peranan yang tidak kalah pentingnya, dimana setiap
pekerjaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi gambar. Setiap proses pembuatan gambar juga
harus melalui proses pemeriksaan. Pembuatan Shop drawing dilakukan oleh kontrakior pelaksana,
kemudian dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh konsultan pengawas.
Pada pengawasan terhadap shop drawing ini terdapat tiga parameter yang menyatakan status gambar,
yaitu:
- Approved
Artinya shop drawing disetujui untuk dijadikan pedoman pelaksanaan dilapangan.
- Approved as note
Artinya shop drawing disetujui dengan catatan‐catatan yang ada untuk dijadikan pedoman
pelaksanaan dilapangan
- Not Approved
Artinya gambar shop drawing tidak diseiujui, maka kontraktor harus melakukan perbaikan‐
perbaikan sesuai dengan kesalahan dan catatan yang ada
b. Pengawasan Pekerjaan Form Work / bekisting
Pengawasan pekerjaan form work adalah pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan bekisting.
Yang merupakan pelaksanaan pekerjaan form work adalah pengawasan terhadap elevasi lantai,
pinjaman as, dimensi bekisting, kekokohan scaffolding dan support, pemeriksaan bahan bekisting yang
memenuhi syarat, dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan lapangan.
Pentingnya pengawasan terhadap pekerjaan form work karena pekerjaan ini yang akan memberikan
bentuk pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton. Sehingga pekerjaan from work harus dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi shop drawing.
c. Pengawasan Pekerjaan Pembesian
Setelah pengawasan pekegaan form work, diisyaratkan pula untuk pemeriksaan mutu besi beton yang
digunakan. Besi beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi persyaratan terhadap metode
pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam‐macam mutu baja beton (yang luas penampang batang
dalam mm2 telah eksak ditentukan) sehingga batang mengalami putus
d. Pengawasan Terhadap Mutu Beton
Selama masa pelaksanaan mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu diawasi dan diperiksa secara
continue dengan jalan membuat dan menerima benda uji yang diambil dari campuran beton. Dimana
112
bentuk dan ukuran dari benda uji yang akan dipergunakan dapat mempengaruhi kekuatan tekan dari
beton.
Penggunaan bebon pada proyek ini adalah beton siap pakai (ready mix) karena melihat factor efisiensi
pembuatan beton tersebut sebelum dipergunakan, terlebih dahulu diadakan pengetesan dengan
pengujian kekentalan adukan beton ke dalam kubus atau silinder untuk diperiksa kekuatan beton
terhadap gaya tekan. sebagai perbandingan kekuatan tekan pada berbagai benda uji.
e. Pengawasan Pekerjaan Baja
Pemahaman gambar serta pengawasan terhadap pekerjaan baja ini, harus diperhatikan, terutama
terhadap proses pekerjaan, dalam hal ini ukuran/jarak, pengelasan sambungan, baut‐baut dll.
f. Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pasangan, Plesteran, dan Acian dinding
Selama masa pelaksanaan pekerjaan finishing arsitektur juga sangat perlu pengawasan yang tinggi,
seperti pada pekerjaan pasangan dinding mulai dari mutu adukan, air yang digunakan, kelurusan dan
kerapihan pasangan, sebab apabila terjadi kesalahan akan membuang waktu dan biaya. Selanjutnya
pekerjaan plesteran dan acian, apabila pekerjaan pasangan lurus dan rapi maka ketebalan plesteran
menjadi efisien karena ketebalan plesteran rata‐rata sama.
g. Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pasangan Lantai ( Keramik)
Pekerjaan terhadap pekerjaan finishing lantai keramik juga sangat penting untuk menjaga kualitas
pemasangan dalam hal ini kerataan pemasangan dan adukan perekat keramik agar apabila pasangan
keramik sudah kering tidak keropas. Disisi Iain kualitas material keramik itu sendiri juga sangat
berpengaruh dalam kerapian pemasangan lantai keramik.
h. Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pengecatan
Pengawasan pekerjaan ini perlu diperketat dalam hal pencampuran cat dengan pengencer cat dan
tentunya material cat itu sendiri jangan sampai berubah dari spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk
mengaplikasikannya biasanya cat harus menutupi warna acian dinding hingga tidak ada bayangan warna
acian yang ditimpa oleh cat itu sendiri. Untuk pengecetan dinding luar dilapisi lagi dengan sealer alkali
guna melindungi cat dari panas dan hujan agar cat tidak mudah pudar.
i. Pengawasan terhadap Pekerjaan Finishing Lainnya
Seperti halnya pengawasan terhadap pekerjaan diatas, jadi semua pekerjaan seharusnya memerlukan
pengawasan agar terkontrol, karena apabila tejadi kesalahan segera terdeteksi. Dalam hal ini seperti
pada pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela, pemasangan asesoris lainnya,
juga saluran air bersih dan kotor.
113
BAB VI
TAHAP PEMELIHARAAN
PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA / FISIK (MASA PEMELIHARAAN)
Tahap pemeliharaan konstruksi merupakan tahapan yang penting yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa
dalam membuat sistem pemeliharaan sebagai bentuk garansi dan kewajiban dalam menjamin bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaraian persyaraTan dan dapat berfungsi sesuai dengan
rencana.
Sesuai peraturan yang disyaratkan dalam dokumen, bahwa masa pemeliharaan sesuai yang disyaratkan
dalam dokumen, terhitung sejak serah terima pertama ( PHO )
Pada tahap pemeliharaan ini Penyedia jasa akan memperbaiki apabila ada cacat cacat atau kegagalan
fungsi.
A. DEMOBILISASI PERALATAN
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra PHO ) maka peralatan
kerja yang dipergunakan untuk bekerja ditarik kembali dari lokasi pekerjaan menuju gudang / bengkel
Penyedia Jasa.
B. PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa material, kotoran
bekas bongkaran dan kotoran Iain yang dapat menggangu kelancaran IaIu lintas, bekas kotoran dibuang
diluar lokasi pekerjaan
C. PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Serah Terima Pertama / Provisional Hand Over (PHO)
Setelah pekerjaan selesai maka Penyedia Jasa mengajukan permohonan untuk diadakan pemeriksaan
pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)
Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa dengan bak dan benar. Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh
Penyedia Jasa jika pekerjaan fisik sudah mencapai prestasi 100%.
Tujuan
Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Penyedia Jasa, secara prinsip telah dapat
diterima, namun secara total Penyedia Jasa masih harus terus memeliharanya sampai batas FHO
dinyatakan selesai.
Prosedur PHO
• Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan dari seluruh nilai kontrak dan modifikasinya, Penyedia Jasa
mengajukan tertulis (request PHO) kepada PPK untuk PHO.
• PPK memberitahukan kepada PPHP untuk meneliti dan melakukan pemeriksaan di lapangan.
• PPHP melakukan pemeriksaan di lapangan.
• PPHP membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan dan hasil pengujian yang relevan harus
dilampirkan pada proses verbal PHO ( jika ada ) .
• Penyedia Jasa segera melengkapi/memperbaiki kekurangan/penyimpangan yang ada.
• Dibuat Berita Acara PHO dan ditandatangani jika seluruh persyaratan telah dipenuhi termasuk
administrasi teknis dan dokumentasi.
PENANGANAN PADA MASA PEMELIHARAAN
• Perbaikan Selama Masa Pemeliharaan
• Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di—serahterima‐kan
• Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari mulai
tanggal
• Serah Terima Pertama (PHO) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan sesuai kontrak.
• Dalam masa pemeliharaan, jika ada kerusakan‐kerusakan yang terjadi, Penyedia jasa harus segera
melakukan perbaikan sesuai kondisi saat diserahterimakan.
• Prosedur:
Setelah melakukan perbaikan, Penyedia Jasa memberitahukan kepada PPK. PPK memberitahu PPHP
untuk mengadakan pemeriksaan ulang.
Apabila menurut PPHP tidak ada kekurangan atau cacat lagi, maka PPHP membuat Berita Acara
pemeriksaan hasil perbaikan pekerjaan yang disampaikan pada PPK.
114
• Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara PPK, Penyedia jasa dan konsultan tentang:
Personel pengawas yang dipertahankan
Personel Penyedia jasa yang dipertahankan Daftar peralatan yang masih akan digunakan
2. Serah Terima Kedua / Final Hand Over (FHO)
FHO adalah serah terima akhir dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dengan
baik dan benar, setelah Penyedia Jasa menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan
yang disusun oleh PPHP dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
Tujuan
uniuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia jasa telah selesai dan dapat
diterima dengan baik.
Yang perlu diperhatikan adalah unsur‐unsur :
• Kelengkapan adminisirasi
• Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik
• Kesesuaian dengan perencanaan
Prosedur
• PPK mengundang kembali PPHP, Konsulian uniuk melaksanakan proses FHO.
• PPHP memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar pekerjaan yang harus diperbaiki
• PPHP akan memeriksa pekerjaan‐pekerjaan dan mendokumentasikan semua kerusakan
• jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, akan dibuat berita acara FHO.
Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan—kerusakan diperbaiki seperti
dijelaskan maka pada saat yang sama ”Retention Money” yang masih tertinggal dikembalikan.
PENGATURAN LALU LINTAS (MASA PEMELIHARAAN)
Pada Tahap pemeliharaan ini pengaluran lalu lintas akan disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan
pemeliharaan. Rambu kerja sementara hanya akan dipasang ketika ada pekerjaan perbaikan yang
membutuhkan pengaturan IaIu lintas yang harus memperhatikan lingkungan sekitar, sehingga kegiatan
pemeliharaan tidak mengganggu pengguna IaIu tintas.
Kebutuhan Rambu Kerja Sesuai kebutuhan pemeIiharaan
Kebutuhan Pengatur Lalin Sesuai kebutuhan pemeliharaan
PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN (MASA PEMELIHARAAN)
Pada tahap pemeliharaan, pengendalian mutu tetap dilaksanakan seperti halnya pada tahap konstruksi.
Pengendalian mutu pekerjaan tersebut diimplementasikan terhadap penanganan pada masa
pemeliharaan.
Hal ini berkaitan dengan keperluan Serah Terima Pekerjaan Kedua (Final Hand Over), untuk itu aspek‐aspek
pengendalian mutu yang tetap diperhatikan dalam penanganan pada masa pemeliharaan antara Iain
meliputi :
• Kelengkapan adminisirasi
• Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik
• Kesesuaian dengan perencanaan
Tujuan pengendalian muiu pada masa pemeliharaan adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa telah selesai dan dapat diterima dengan baik.
115
BAB VII
PENUTUP
Demikian uraian secara ringkas metoda pelaksanaan pekerjaan, yang mana dalam uraian ini tidak
semuanya kami uraikan, semoga dapat mewakili dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak panitia
pelelangan pekerjaan dan juga sebagai gambaran pelaksanaan pekerjaan apabila perusahaan kami
memenangkan dalam proses pelelangan pekerjaan ini.
Direktur Utama
116
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
PEKERJAAN PENYELESAIAN GEDUNG PUSAT PENUNJANG 1
PekerjaanPemasangan Plafond GRC 4 mm Rangka Hollow Zincalum
ASUMSI
Volume = 450.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 14.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Hollow 4/4 Zinc allume = 0.415 Btg x 450.00 = 186.750 Btg
Hollow 2/4 Zinc allume = 0.150 Btg x 450.00 = 67.500 Btg
Plavond GRC 4 mm 0.043 Lbr x 450.00 = 19.350 Lbr
Paku Skrup Plafond Sunray 25.000 Bh x 450.00 = 11,250.000 Bh
Ramset / dina bolt 4.000 Bh x 450.00 = 1,800.000 Bh
2 ALAT BANTU
Cutter
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Mesin bor
Waterpass
Meteran
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.010 Oh x 450.00 = 4.500 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 450.00 = 45.000 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 450.00 = 4.500 Oh
d Mandor = 0.005 Oh x 450.00 = 2.250 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Homogeneous Tile 60/60
ASUMSI
Volume = 426.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 14.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
keramik ukuran 60 cm x 60 cm = 1.000 M2 x 426.00 = 426.000 M2
Semen portland = 11.380 Kg x 426.00 = 4,847.880 Kg
Pasir Pasang = 0.042 M3 x 426.00 = 17.892 M3
Semen Warna = 1.500 Kg x 426.00 = 639.000 Kg
2 ALAT BANTU
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Sendok semen
Palu karet
Waterpass
Meteran
Ember
Sekop
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.620 Oh x 426.00 = 264.120 Oh
b Tukang batu = 0.350 Oh x 426.00 = 149.100 Oh
c Kepala tukang = 0.035 Oh x 426.00 = 14.910 Oh
d Mandor = 0.030 Oh x 426.00 = 12.780 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Alumunium Composite Panel ex Seven Rangka Hollow
ASUMSI
Volume = 325.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 28.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Rangka hollow Almuniumi 40x40x1.1 mm = 4.800 M x 325.00 = 1,560.000 M
Rangka hollow almunium 40 x 20 x 1,1mm = 2.000 M' x 325.00 = 650.000 M'
Braket siku besi 40 x 40 x 4mm = 1.000 M' x 325.00 = 325.000 M'
Bracing = 1.000 Set x 325.00 = 325.000 Set
Bracket ACP = 1.000 Set x 325.00 = 325.000 Set
Alumunium composte panel PVDF Seven = 1.000 M2 x 325.00 = 325.000 M2
Skrup fixer = 3.000 Bh x 325.00 = 975.000 Bh
Sealant = 0.144 Bh x 325.00 = 46.800 Bh
2 ALAT BANTU
Cutter
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Mesin bor
Waterpass
Meteran
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.200 Oh x 325.00 = 65.000 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 325.00 = 32.500 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 325.00 = 3.250 Oh
d Mandor = 0.001 Oh x 325.00 = 0.325 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Cat dinding dalam lantai 3
ASUMSI
Volume = 450.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 21.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Plamuur tembok = 0.100 Kg x 450.00 = 45.000 Kg
Cat dasar Tembok = 0.100 Kg x 450.00 = 45.000 Kg
Cat Penutup Tembok = 0.260 Kg x 450.00 = 117.000 Kg
Perancah kayu = 0.002 m3 x 450.00 = 0.900 m3
2 ALAT BANTU
Kuas
Kuas roll
Bak cat
Scafolding
Tongkat
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.020 Oh x 450.00 = 9.000 Oh
b Tukang = 0.063 Oh x 450.00 = 28.350 Oh
c Kepala tukang = 0.006 Oh x 450.00 = 2.835 Oh
d Mandor = 0.003 Oh x 450.00 = 1.350 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Penutup Atap Lobby
ASUMSI
Volume = 304.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 7.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
sesuai yang disyaratkan dalam dokumen
2 ALAT
Cutter
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Mesin bor
Waterpass
Meteran
Scafolding
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 4.00 Oh
b Tukang = 3.00 Oh
c Kepala tukang = 1.00 Oh
d Mandor = 1.00 Oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
ALARM KEBAKARAN
ASUMSI
Volume
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 7.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Annnounciator = 1.00 unit
‐ Photoelectric smoke detector = 10.00 bh
‐ Manual push button = 6.00 bh
‐ Indicator lamp = 6.00 bh
‐Alarm bell = 6.00 bh
‐Jack intercom = 6.00 bh
2 ALAT BANTU
Pemotong Kabel
Cutter
Obeng set
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 4.00 Oh
b Tukang = 3.00 Oh
c Kepala tukang = 1.00 Oh
d Mandor = 1.00 Oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE
ASUMSI
Volume
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 35.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Central telepon PABX = 1.00 unit
Pesawat telepon panasonic KXTS820ND = 23.00 Unit
Outlet telephone = 23.00 titik
Instalasi telephone ( ITC 2 x 2 x 0.6 mm2 ) = 23.00 titik
Terminal box = 3.00 BH
MTB = 1.00 BH
Material bantu = 1.00 lot
2 ALAT BANTU
Pemotong Kabel
Cutter
Obeng set
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 4.00 Oh
b Tukang = 3.00 Oh
c Kepala tukang = 1.00 Oh
d Mandor = 1.00 Oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
Pemasangan AC 1 PK Lantai 1 ,2 dan 3
ASUMSI
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Unit AC 1 PK = 1.000 unit x 32.00 = 32.000 unit
aksesoris = 1.000 ls
2 ALAT BANTU
Mesin Bor
Toolkit
Obengset
Scafolding
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 4.00 Oh
b Tukang = 2.00 Oh
c Kepala tukang = 1.00 Oh
d Mandor = 1.00 Oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
PEKERJAAN PENYELESAIAN GEDUNG PUSAT PENUNJANG TAHAP KE-2
Pondasi Borpile
ASUMSI
Volume = 850.00 m
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 21.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Beton Ready Mix K.300 = 1.020 m3 x 850.00 = 867.00 m3
Besi Beton = 10010.367 kg x 850.00 = 8,508,812.12 kg
kawat beton = 1.000 ls
2 ALAT BANTU
Alat Borpile
Bar Bending
Bar Cutter
Pipa Tremi
Vibrator
Mixer truck
gegep
Bar cutter
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.660 Oh x 850.00 = 561.00 Oh
b Tukang batu = 0.110 Oh x 850.00 = 93.50 Oh
c Kepala tukang = 0.050 Oh x 850.00 = 42.50 Oh
d Mandor = 0.040 Oh x 850.00 = 34.00 Oh
maka jumlah tenaga perhari
Operator mesin bor = 2.000 oh
Pembantu = 8.000 oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
Pekerjaan Beton K 300 ‐ pilecap, sloof, dinding beton
ASUMSI
Volume = 68.24 m3
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 7.00 hr Sisa waktu untuk pekerjaan lainnya
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Readymix = 1.000 m3 x 68.24 = 68.24 m3
2 ALAT BANTU
Pompa beton
Vibrator
Mixer truck
Cangkul
Sekop
Ember / gerobak dorong
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 1.000 Oh x 68.24 = 68.24 Oh
b Tukang batu = 0.250 Oh x 68.24 = 17.06 Oh
c Kepala tukang = 0.025 Oh x 68.24 = 1.71 Oh
d Mandor = 0.010 Oh x 68.24 = 0.68 Oh
maka jumlah tenaga perhari
Operator mesin bor = 2.000 oh
Pembantu operator = 6.000 oh
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
Pekerjaan Struktur Atas ‐ Baja ( kolom, balok ‐bangunan, tangga, lift)
ASUMSI
Volume = 54,783.03 kg
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 63.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Balok Type B5 WF 350X150X6.5X9 = 5250.67 kg
Balok Type B8 WF 350X150X6.5X10 = 1066.67 kg
Balok Type B3 WF 350X150X6.5X10 = 256.67 kg
Balok Type B1 WF 350X150X6.5X11 = 7715.17 kg
Balok Type B7 WF 250X125X6X9 = 245.54 kg
Conector Type B1,B2 WF 350X175X7X11 = 642.22 kg
Conector Type B3, B5 WF 350X150X6.5X9 = 694.22 kg
Conector Type B7 WF 250X125X6X9 = 81.85 kg
Conector Type B8 WF 200X100X5.5X8 =
End Plat t=12mm = 345.98 kg
Stiffener t=10mm = 294.14 kg
Rib Plate t=8mm = 517.68 kg
Balok Type B5 WF 350X150X6.5X9 = 7773.33 kg
Balok Type B8 WF 350X150X6.5X10 = 448.00 kg
Balok Type B3 WF 350X150X6.5X10 = 256.67 kg
Balok Type B1 WF 350X150X6.5X11 = 3803.04 kg
Conector Type B1,B2 WF 350X175X7X11 = 316.92 kg
Conector Type B3, B5 WF 350X150X6.5X9 = 904.44 kg
Conector Type B7 WF 250X125X6X9 = ‐
Conector Type B8 WF 200X100X5.5X8 = 37.33 kg
End Plat t=12mm = 345.98 kg
Stiffener t=10mm = 294.14 kg
Rib Plate t=8mm = 517.68 kg
Balok Type B7 WF 250X125X6X9 = 4378.33 kg
Balok Type B5 WF 350X150X6.5X9 = 3815.90 kg
Conector Type B3, B5 WF 350X150X6.5X9 = 317.99 kg
Conector Type B7 WF 250X125X6X9 = 364.86 kg
End Plat t=12mm = 345.98 kg
Stiffener t=10mm = 294.14 kg
Rib Plate t=8mm = 517.68 kg
STRUKTUR TANGGA
H‐Beam 125 = 529.10 kg
WF ‐ 250x125x6x9 = 346.32 kg
WF ‐ 200x100x5,5x8 = 1208.00 kg
WF ‐ 150x75x5x7 = 163.80 kg
L ‐ 60x60x6 = 627.91 kg
Plat t = 10mm = 10.21 kg
Stiffner t = 8mm = 8.18 kg
ANALISA TEKNIK SATUAN PEKERJAAN
NO URAIAN
STRUKTUR Lift
H‐beam 125 = 858.00 kg
Stiffener 12 mm = 60.00 kg
Base Plat Atas = 48.00 kg
Base Plat Bawah = 30.00 kg
Rib Plat t=8mm = 12.00 kg
WF 200 = 24.00 kg
WF 150 = 6.00 kg
End Plat t=12mm = 25.00 kg
End Plat t=12mm Ke Balok Induk = 18.00 kg
Rib Plat t=8mm = 15.00 kg
2 ALAT BANTU
Mobil Crane
Tripod
Takle
Meteran
Trafo
Blender
Kunci‐kunci
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.060 Oh x 54,783.03 = 3,286.982 Oh
b Tukang batu = 0.060 Oh x 54,783.03 = 3,286.982 Oh
c Kepala tukang = 0.006 Oh x 54,783.03 = 328.698 Oh
d Mandor = 0.003 Oh x 54,783.03 = 164.349 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pekerjaan Plat Lantai ( bondek, wiremesh, shearconnection, pengecoran )
ASUMSI
Volume
Shear Conector Plat = 9,705.44 kg
Bondek 0.75 mm = 1,536.00 m2
Wiremesh M‐8 = 1,536.00 m2
Beton K ‐ 300 Ready mix = 184.32 m3
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 35.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Shear Conector Plat = 1.10 kg x 9,705.44 = 10,675.98 kg
Bondek 0.75 mm = 1.10 m2 x 1,536.00 = 1,689.60 m2
Wiremesh M‐8 = 1.10 m2 x 1,536.00 = 1,689.60 m2
Beton K ‐ 300 Ready mix = 1.05 m3 x 184.32 = 193.54 m3
2 ALAT BANTU
Pompa beton
Vibrator
Mixer truck
Mobil Crane
Meteran
Trafo
Blender
Cangkul
Sekop
Ember / gerobak dorong
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.100 Oh x 9,705.44 = 970.54 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 9,705.44 = 970.54 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 9,705.44 = 97.05 Oh
d Mandor = 0.001 Oh x 9,705.44 = 9.71 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Dinding Bata Ringan
ASUMSI
Volume = 1,647.67 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 63.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Bata Ringan tebal 7 cm = 0.100 M2 x 1,647.67 = 164.767 M2
Mortar Siap pakai = 4.000 Kg x 1,647.67 = 6,590.680 Kg
2 ALAT BANTU
Sendok semen
Roskam
Waterpass
Meteran
Ember
Sekop
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.350 Oh x 1,647.67 = 576.685 Oh
b Tukang batu = 0.150 Oh x 1,647.67 = 247.151 Oh
c Kepala tukang = 0.015 Oh x 1,647.67 = 24.715 Oh
d Mandor = 0.008 Oh x 1,647.67 = 13.181 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Plesteran
ASUMSI
Volume = 3,154.23 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 63.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Mortar Siap pakai = 16.600 Kg x 3,154.23 = 52,360.218 Kg
2 ALAT BANTU
Sendok semen
Roskam
Waterpass
Meteran
Ember
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.350 Oh x 3,154.23 = 1,103.981 Oh
b Tukang batu = 0.015 Oh x 3,154.23 = 47.313 Oh
c Kepala tukang = 0.015 Oh x 3,154.23 = 47.313 Oh
d Mandor = 0.008 Oh x 3,154.23 = 25.234 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Acian
ASUMSI
Volume = 3,154.23 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 70.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Semen Mortar Acian = 3.800 Kg x 3,154.23 = 11,986.074 Kg
2 ALAT BANTU
Sendok semen
Roskam
Waterpass
Ember
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.200 Oh x 3,154.23 = 630.846 Oh
b Tukang batu = 0.100 Oh x 3,154.23 = 315.423 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 3,154.23 = 31.542 Oh
d Mandor = 0.011 Oh x 3,154.23 = 34.697 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Lantai 60 x 60
ASUMSI
Volume = 942.64 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 56.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
keramik ukuran 60 cm x 60 cm = 1.000 M2 x 942.64 = 942.640 M2
Semen portland = 11.380 Kg x 942.64 = 10,727.243 Kg
Pasir Pasang = 0.042 M3 x 942.64 = 39.591 M3
Semen Warna = 1.500 Kg x 942.64 = 1,413.960 Kg
2 ALAT BANTU
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Sendok semen
Palu karet
Waterpass
Meteran
Ember
Sekop
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.620 Oh x 942.64 = 584.437 Oh
b Tukang batu = 0.350 Oh x 942.64 = 329.924 Oh
c Kepala tukang = 0.035 Oh x 942.64 = 32.992 Oh
d Mandor = 0.030 Oh x 942.64 = 28.279 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pek Pemasangan Plafond GRC 4 mm Rangka Hollow zincallum
ASUMSI
Volume = 997.62 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 56.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Hollow 4/4 Zinc allume = 0.415 Btg x 997.62 = 414.012 Btg
Hollow 2/4 Zinc allume = 0.150 Btg x 997.62 = 149.643 Btg
Plavond GRC 4 mm = 0.043 Lbr x 997.62 = 42.898 Lbr
Paku Skrup Plafond Sunray = 25.000 Bh x 997.62 = 24,940.500 Bh
Ramset / dina bolt = 4.000 Bh x 997.62 = 3,990.480 Bh
2 ALAT BANTU
Cutter
Mesin pemotong
Mesin gerinda
Mesin bor
Waterpass
Meteran
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.010 Oh x 997.62 = 9.976 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 997.62 = 99.762 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 997.62 = 9.976 Oh
d Mandor = 0.005 Oh x 997.62 = 4.988 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pengecatan
ASUMSI
Volume = 2,321.17 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 63.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Plamuur tembok = 0.100 Kg x 2,321.17 = 232.117 Kg
Cat dasar Tembok = 0.100 Kg x 2,321.17 = 232.117 Kg
Cat Penutup Tembok = 0.260 Kg x 2,321.17 = 603.504 Kg
Perancah kayu = 0.002 m3 x 2,321.17 = 4.642 m3
2 ALAT BANTU
Kuas
Kuas roll
Bak cat
Scafolding
Tongkat
APD
dan alat bantu lainnya
3 TENAGA
a Pekerja = 0.020 Oh x 2,321.17 = 46.423 Oh
b Tukang = 0.063 Oh x 2,321.17 = 146.234 Oh
c Kepala tukang = 0.006 Oh x 2,321.17 = 14.623 Oh
d Mandor = 0.003 Oh x 2,321.17 = 6.964 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pekerjaan Pipa Air Bersih
ASUMSI
Volume = 399.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 49.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Pipa PVC AW = 1.1 m x 399.00 = 438.900 m
Material bantu = 1 lot x 399.00 = 399.000 lot
2 ALAT BANTU
Alat pemotong pipa
Meteran
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
b Tukang = 0.025 Oh x 399.00 = 9.975 Oh
c Kepala tukang = 0.013 Oh x 399.00 = 4.988 Oh
d Mandor = 0.005 Oh x 399.00 = 1.995 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pekerjaan Kabel Feeder
ASUMSI
Volume
Dari SDP .Gedung ke LVMDP
NYYHY 1 x 240 mm2 + BC 10 mm2 1,040.00 m'
Dari P.Lt.1 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 30.00 m'
Dari P.Lt.2 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 36.00 m'
Dari P.Lt.3 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 35 mm2 + BC 16 mm2 40.00 m'
Dari P.AC.Lt.1 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 30.00 m'
Dari P.AC.Lt.2 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 40.00 m'
Dari P.AC.Lt.3 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 35 mm2 + BC 16 mm2 50.00 m'
Dari P.Alat.Lt.1 ke SDP.GEDUNG
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 196.00 m'
1,462.00
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 42.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
NYYHY 1 x 240 mm2 + BC 10 mm2 = 1,040.00 m'
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 = 30.00 m'
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 = 36.00 m'
NYY 4 x 35 mm2 + BC 16 mm2 = 40.00 m'
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 = 30.00 m'
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 = 40.00 m'
NYY 4 x 35 mm2 + BC 16 mm2 = 50.00 m'
NYY 4 x 70 mm2 + BC 35 mm2 = 196.00 m'
Pipa Conduit = 1 ls
Aksesoris = 1 ls
2 ALAT BANTU
Currer / pemotong kabel
Tang / gegep
Gerinda Tangan
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 0.100 Oh x 1,462.00 = 146.200 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 1,462.00 = 146.200 Oh
c Kepala tukang = 0.010 Oh x 1,462.00 = 14.620 Oh
d Mandor = 0.001 Oh x 1,462.00 = 1.462 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pekerjaan ACP
ASUMSI
Volume = 300.00 m2
Jadwal Rencana Pelaksanaan = 28.00 hr
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Rangka hollow Almuniumi 40x40x1.1 mm = 4.8 M x 300.00 = 1,440.000 M
Rangka hollow almunium 40 x 20 x 1,1mm = 2 M' x 300.00 = 600.000 M'
Braket siku besi 40 x 40 x 4mm = 1.000 M' x 300.00 = 300.000 M'
Bracing = 1.000 Set x 300.00 = 300.000 Set
Bracket ACP = 1.000 Set x 300.00 = 300.000 Set
Alumunium composte panel PVDF Seven = 1.000 M2 x 300.00 = 300.000 M2
Skrup fixer = 3.000 Bh x 300.00 = 900.000 Bh
Sealant = 0.144 Bh x 300.00 = 43.200 Bh
2 ALAT BANTU
Mesin pemotong
Mesin Las
Gerinda Tangan
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 0.200 Oh x 300.00 = 60.000 Oh
b Tukang = 0.100 Oh x 300.00 = 30.000 Oh
c Kepala Tukang = 0.010 Oh x 300.00 = 3.000 Oh
Mandor = 0.001 Oh x 300.00 = 0.300 Oh
maka jumlah tenaga perhari
NO URAIAN
Pekerjaan Instalasi Penerangan
ASUMSI
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
1 BAHAN
Kabel listrik = 9.000 m1 x 440.00 = 3,960.000 m1
Pipa listrik 5/8 PVC = 9.000 m1 x 440.00 = 3,960.000 m1
Terminal kabel = 1.000 bh x 440.00 = 440.000 bh
Kabel ties = 1.000 ls
T dus = 1.000 ls
Isolasi = 1.000 ls
2 ALAT BANTU
Pemotong Kabel
Cutter
Obeng set
dan alat bantu lainnya
APD
3 TENAGA
a Pekerja = 0.300 Oh x 440.00 = 132.000 Oh
b Tukang = 0.300 Oh x 440.00 = 132.000 Oh
c Kepala tukang = 0.060 Oh x 440.00 = 26.400 Oh
d Mandor = 0.006 Oh x 440.00 = 2.640 Oh
maka jumlah tenaga perhari