Anda di halaman 1dari 28

1

LOGO
PT. CAPITOL
Kontraktor & Leveransir

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : Rehab Aula Yonif RK 751/VJS
Lokasi : Sentani
TA : 2020

URUTAN PELAKSANAN PEKERJAAN

Metode Pelaksanaan paket pekerjaan Pekerjaan Rehab Aula Yonif RK 751/VJS Sentani ini

meliputi :

I. Pra Kontrak

Berdasarkan surat penunjukan pemenang lelang atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),

kami segera melaksanakan :

1. Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

2. Menyerahkan Detail Proposal Operasional Lapangan, berupa :

 Schedule Kerja Mingguan (Laporan) mengenai pengadaan Material, Pengerahan

Tenaga Kerja, Penggunaan Peralatan, Kemajuan Kerja dan Kondisi Cuaca.

 Rincian Metode Pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan secara lebih

Komprensip.

 Kordinasi dengan petugas terkait dan Instansi terkait, baik dengan Konsultan

Supervisi, Wakil dari Pengguna Jasa, dengan Konsultan Perencana dan

masyarakat setempat.

II. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan lapangan terdiri dari :

1. Metode/System Pelaporan dan Monitoring


2

2. Metode/System Pelaksanaan masing-masing pekerjaan utama

3. Alur, Tahapan dan Check List masing-masing pelaksanaan pekerjaan utama.

Pengadaan Material, Peralatan dan Tenaga Kerja

a. Pengadaan Material

Sebelum Material dikirim kelapangan lebih dulu kami ajukan Contoh / Sample dari

Material yang akan digunakan untuk diperiksa, disetujui dan ditentukan oleh Direksi

Lapangan.

Sample Material yang telah disetujui Direksi Lapangan disimpan di Direksi Keet untuk

patokan atas sejumlah material yang akan di Supply.

Khusus untuk penentuan perbandingan atas ukuran dan kualitas dilaksanakan

pengujian oleh Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

Pengadaan Material yang dimaksud dilaksanakan berdasarkan Volume & Jadwal

sesuai terlampir, sementara Sistem Pengadaannya dilaksanakan :

a.1. Material Alam diadakan melalui Logistik Kantor.

a.2. Material Pabrik diadakan melalui Pabrikan / Distributor ( Surat Dukungan /

Kerjasama, terlampir ).

a.3. Material Bantu lainnya diadakan melalui Logistik Proyek

b. Pengadaan Peralatan

Semua peralatan yang dibutuhkan, termasuk alat-alat bantu akan di mobilisasi

kelapangan pada minggu ke dua. Adapun peralatan-peralatan yang kami sediakan

adalah sesuai Daftar Usulan Peralatan Proyek.

c. Pengerahan Tenaga Kerja

Pengerahan Tenaga Kerja dibagi dalam 2 kelompok yang serentak pelaksanaannya di

semua lokasi pekerjaan yaitu :


3

Kel.1. Tenaga Kerja Inti (Skill Labour), akan ditugaskan karyawan tetap

perusahaan dari Kantor yang telah berpengalaman khususnya dalam

pelaksanaan pekerjaan ini, sesuai Daftar Personil dan Struktur Organisasi

terlampir.

Kel.2. Tenaga Kerja Biasa ( Pekerja, Tukang, dll ) untuk melaksanakan Pekerjaan

Struktur Regu tersebut dipimpin oleh 1 orang Mandor yang bertanggung

Jawab kepada Pelaksana.

Pengerahan tenaga kerja tersebut akan diatur sesuai Jumlah dan Jadwal dari masing-

masing tenaga kerja terlampir.

Pelaporan dan Monitoring

Untuk mengetahui setiap kegiatan, kemajuan pekerjaan dan keadaan lapangan yang

sesungguhnya, maka diadakan Monitoring melalui :

a. Buku Laporan Harian ( BLH ) Proyek.

b. Laporan Prestasi Mingguan ( LPM ), dan

c. Laporan Progress Bulanan ( Monthly Progress Report )

d. Photo Dokumentasi melalui pemotretan pada setiap kemajuan pekerjaan mulai sejak

0%, 50% dan 100%. Pemotretan tersebut dilaksanakan dari satu titik dan diarahkan

pada titik yang sama dalam setiap tahapan kemajuan pekerjaan.

Keselamatan & Keamanan

Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan

proyek, akan dibentuk unit K-3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang

mungkin terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam

keselamatan.

Unit K-3 mempunyai tugas antara lain :

- Mengawasi kebersihan daerah kerja


4

- Mengawasi penggunaan sarana keselamatan

pekerja (safety jacket, helmet, safety belt, sepatu, dll) jika dipersyaratkan

- Mengawasi sarana keselamatan kerja

(perlengkapan P3K, alat pemadam kebakaran, bak sampah dll)

- Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja

- Melakukan tindakan pertolongan pertama

pada kecelakaan

Untuk menjaga keamanan proyek ini, kami akan menyediakan tenaga keamanan sesuai

dengan kebutuhan yang mempunyai tugas dalam hal :

- Pengawasan terhadap para pekerja

- Pengawasan terhadap bahan-bahan dan

peralatan yang beroperasi di proyek

- Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak

terjadi kemacetan akibat pembangunan

- Pencegahan adanya tindakan kriminal dan

bahaya kebakaran

- Melakukan pengamanan tingkat pertama jika

terjadi kebakaran

Perusahaan telah mempunyai Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja yang sudah

dibakukan dan diberlakukan diseluruh wilayah kerja.

Pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

 ADMINISTRASI PROYEK

 REHAB AULA YONIF RK 751/VJS (1 Unit – 585 m2)

Sarana Peralatan Penunjang Dalam Pelaksanaan Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,

Pihak Kontraktor harus :


5

a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan-

pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini peralatan Tukang Lengkap dengan

melampirkan bukti kepemilikan atau bukti dukungan lainnya yang dapat

dipertanggung jawabkan.

c. Pengadaan air kerja, sumber kelistrikan & bahan-bahan bangunan dalam jumlah

yang cukup untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu.

Cara Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dalam gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta keputusan konsultan pengawas dan

pihak proyek.

Persyaratan Bahan/Material Jenis dan mutu bahan yang akan dipergunakan diutamakan

produk dalam negeri. Seluruh bahan (material) yang akan dipergunakan sebelum dipakai

harus mendapat rekomendasi dan persetujuan direksi terlebih dahulu, oleh karena

penyedia jasa harus menyerahkan contoh (sample) bahan-bahan yang akan dinilai dan

direkomendasikan. Seluruh bahan yang akan dipergunakan adalah buatan dalam negeri

kecuali bahan - bahan yang dianggap mutlak oleh pengguna jasa untuk dijadikan standar

penilaian. Semua bahan tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lokasi

proyek paling lambat 2 x 24 jam. Jika bahan yang ditolak (Afkeer) tersebut ternyata masih

dipergunakan oleh penyedia jasa, maka pengguna jasa berhak untuk membongkar kembali

pekerjaan yang mempergunakan bahan tersebut. Adapun kerugian yang terjadi akibat

tersebut akan ditanggung oleh pihak penyedia jasa. Jika terjadi perselisihan tentang

mutu/kualitas bahan yang dipergunakan penyeia jasa, maka bahan tersebut akan diuji

pada balai penelitaian laboratorium pengujian bahan, sedang biaya pengujian tersebut
6

dibebankan pada pihak penyedia jasa. Sebelum ada kepastian tentang mutu/kualitas dari

laboratorium pengujian bahan, maka penyedia jasa tidak diperkenankan untuk

melanjutkan pekerjaan menggunakan bahan-bahan tersebut.

Gambar – gambar bestek / Detail Konstruksi

a. Gambar – gambar terdiri dari gambar denah, tampak, potongan, gambar – gambar

rencana dan gambar – gambar detail arsitektural dan structural.

b. Gambar – gambar yang bersifat prinsip akan diberikan pihak pengguna jasa dan gambar

yang belum ada dan dianggap perlu harus dibuat pihak penyedia jsa yang disahkan

pengguna jasa. Perubahan gambar (as build drawing) yang terjadi harus dikerjakan oleh

dan dengan biaya pihak penyedia jasa.

Penjelasan RKS dan gambar kerja

a. Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana kerja dan syarat – syarat (RKS)

termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan pada berita acara penjelasan

pekerjaan (Aanwizjing).

b. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat dan berlaku adalah RKS. Bila

gambar satu berbeda dengan yang lain, maka gambar dengan skala terbesar yang akan

dipakai.

c. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam

pelaksanaan menimbulkan kesalahan, penyedia jasa wajib menanyakan kepada

pengawas lapangan dan penyedia jasa wajib mengikuti keputusan tersebut.

Jadwal Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia jasa wajib membuat rencana kerja

pelaksanaan dan bagian – bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Curve S mengenai

pengelolaan tenaga kerja dan bahan.


7

b. Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas

Lapangan, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah Surat

Perintah Kerja (SPK) diterima penyedia jasa. Rencana kerja yang telah disetujui oleh

Direksi Teknis, akan disahkan oleh pihak pengguna jasa.

c. Penyedia jasa harus menyerahkan salinan Rencana Kerja yang telah disahkan sebanyak

3 (tiga) rangkap kepada pengguna jasa, satu rangkap salinan tersebut seyogyanya

ditempel pada dinding/papan informasi pada direksi keet dan selalu diikuti dengan

grafik progrek kemajuan pekerjaan lapangan (Prestasi kerja).

d. Direksi teknis akan selalu memantau dan menilai kinerja penyedia jasa berdasarkan

rencana kerja tersebut.

Domisili Penyedia jasa Bila terjadi hal – hal mendesak, sehingga diperlukan tambahan

waktu kerja diluar jam kerja resmi, penyedia jasa dan pelaksana wajib memberitahukan

secara tertulis mengenai alamat, nomor telepon kepada pihak pengguna jasa dan pengawas

lapangan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Pekerjaan Persiapan

I. Persiapan Lahan Proyek dan Pembongkaran

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin

yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop

Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :

1. Pembersihan.

Sebelum pekerjaan dilaksanakan Pelaksana Konstruksi harus melakukan pembersihan

lahan. Dengan demikian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan

jadwal.

2. Pembongkaran.

Pembongkaran yang dilakukan mengikuti RAB penawaran kami.


8

II. Pengukuran Batas Pekerjaan

 Untuk menentukan batas-batas pekerjaan, Pelaksana Konstruksi wajib melaksanakan

pekerjaan pengukuran dan pelaksanaannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas dan

atau dengan instansi yang berwenang jika memang diperlukan atau harus demikian.

 Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan As-As Bangunan dan

kemudian ditandai dengan patok-patok yang tidak dapat berubah oleh pengaruh-pengaruh

luar dan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.

 Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau Berita Acara yang

ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek.

III. Kebersihan Diproyek

Selama kegiatan proyek, Pelaksana Konstruksi harus menjaga kebersihan lingkungan

di dalam proyek dan lahan sekitar proyek. Selain itu Pelaksana Konstruksi juga harus

membersihkan jalan di sekitar proyek yang digunakan sebagai jalan keluar-masuk

kendaraanproyek.

IV. Jalan Masuk dan Jalan Keluar

 Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak

Pelaksana Konstruksi dan disesuaikan dengan kebutuhan proyektersebut.

 Pelaksana Konstruksi diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu

penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi

beban Pelaksana Konstruksi.

 Perijinan tentang jalan keluar-masuk proyek menjadi tanggung jawab Pelaksana

Konstruksi termasuk biaya yang timbul.

V. Papan NamaProyek

Pelaksana Konstruksi wajib menyediakan papan nama proyek sesuai dengan ketentuan

yang ada dalam peraturan Pemerintah Daerah Setempat.

VI. Penyediaan Tempat Pelaksana Konstruksi

o Kantor Pelaksana Konstruksi , Los kerja dan Gudang


9

a) Kantor Pelaksana Konstruksi , los kerja dan gudang disediakan oleh Pihak

Pelaksana Konstruksi sendiri dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.

b) Pelaksana Konstruksi harus menyediakan 6 (Enam) buah penyemprot api

(extinghuizer) 20 kgs/cm2 , 1 (satu) diletakkan di kantor Direksi, yang lain di

daerah yang strategis di los kerja / di tempat yang dianggap diperlukan.

c) Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan

kotak simpan di pagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan

tidak tercampur dengan lainnya.

VII. Pembangkit Tenaga dan Air Kerja

 Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan

oleh Pelaksana Konstruksi termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran,

upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai.

 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan

dari sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan tersebut.

 Pelaksana Konstruksi tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari

saluran induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan ijin tertulis dari

Direksi Lapangan / Konsultan MK.

 Penyediaan sarana MCK untuk pekerja agar tidak menyatu dengan toilet kantor

Direksi dan Konsultan MK/Pengawas.

VIII. Keselamatan Kerja

 Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban

Pelaksana Konstruksi .

 Pelaksana Konstruksi diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan,

lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai

pertolongan pertama.

 Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka

Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban

atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan
10

departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department

Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala

pembiayaannya menjadi beban Pelaksana Konstruksi .

 Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala

jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.

 Pelaksana Konstruksi diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawankaryawannya.

 Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Pelaksana Konstruksi harus mengikuti

semua ketentuan umumlainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi

PemerintahCQ Undang-Undang kesehatan dan keselamatan kerja dan lain sebagainya

termasuk semua perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

IX. Pengamanan proyek

 Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di

daerahnya ialahmengenai:

a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja

ataupuntidak.

b. Penggunaan sesuatu yang keliru atausalah.

c. Kehilangan-kehilanganbagianalat-alat/bahan-bahanyangadadidaerahnya.

 Terhadap sesuatu kejadian sebagaimana disebut diatas Pelaksana Konstruksi harus

melaporkan kepada Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas dalam waktu paling

lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebihlanjut.

 Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas Pelaksana Konstruksi harus

mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran

sementara dansebagainya.

 Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan

lain-lain yang dianggapperlu.

 Pelaksana Konstruksi harus menyediakan tenaga keamanan/satpam untuk menjaga

keamanan proyek selama 24 jampenuh.


11

 Dalam pelakasanaan penjagaan keamanaan, Pelaksana Konstruksi harus

berkoordinasi dengan pihak Keamanan Setempat

X. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang

 Setiap barang dan bahan yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi

Lapangan/KonsultanPengawas oleh Pelaksana Konstruksi untuk mendapatkan

persetujuan. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya

dimulai.

 Setiap usulan matrial/peralatan yang tidak sesuai petunjuk RKS, serta gambargambar

dan risalah penjelasan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan

Perencana dan PemilikProyek.

 Pengajuan usulan matrial harus sesuai dengan yang tertulis dalam gambar rencana,

rencana kerja dan syarat syarat, berita acara penjelasan lapangan dan berita acara

klarifikasi dan negosisasi. Waktu penyampaiannya persetujuan matrial yang

membutuhkan waktu pemesanan untuk pengadaan dan pembuatan matrial/peralatan

pemesanan harus dilakukan maksimal 2 (dua) minggu setelah menerima Surat

Perintah Kerja (SPK).

 Contoh bahan dan barang yang telah disetujui disimpan oleh Direksi

Lapangan/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan

dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun fungsinya

 Dalam mengajukan harga penawaran Pelaksana Konstruksi harus sudah memasukan

sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang tanpa mengikat

jumlah tersebut, Pelaksana Konstruksi tetap bertanggung jawab pula atas biaya

pengujian bahan danbarang.

 Seluruh pekerjaan arsitektur, mekanikal, elektrikal, elektronika dan seluruh pekerjaan

lainnya, dimana material yang digunakan adalah import.

XI. Pembuatan Gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja (ShopDrawing)


12

 Pelaksana Konstruksi harus membuat gambar kerja guna melaksanakan dilapangan

yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kontrak dan disampaikan kepada

Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk mendapatpersetujuan.

 Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut

disetujui Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

 Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas harus

mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambar pelaksanaan yang diusulkan

oleh Pelaksana Konstruksi.

 Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung

pihak Pelaksana Konstruksi terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan

atas proses ini tidak berarti Pelaksana Konstruksi mendapat perpanjangan waktu

pelaksanaan.

 Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya

ditanggung oleh Pelaksana Konstruksi.

XII. Penyediaan Bahan

 Pelaksana Konstruksi wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai

dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Rencana Kerja danSyarat-syarat.

 Direksi Lapangan/KonsultanPengawas berwenang meminta keterangan mengenai

asal-usul bahan dan Pelaksana Konstruksi wajibmenjelaskannya.

 Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tapi ditolak pemakaiannya

oleh Direksi Lapangan / Konsultan MK / Pengawas, harus segera disingkirkan dari

tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah penolakkantersebut.

 Pelaksana Konstruksi wajib mengirimkan contoh bahan tersebut di atas kepada

Laboratorium Penelitian Bahan yang ditentukan, apabila Direksi Lapangan/ Konsultan

Pengawas masih sangsi dan merasa perlu meneliti kwalitas barang yang

diusulkantersebut.

 Biaya penelitian bahan dilaboratorium menjadi tanggungan Pelaksana Konstruksi.

XIII. Perlindungan Terhadap Hasil Pekerjaan


13

Pelaksana Konstruksi wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil

pekerjaan yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat

menimbulkan kerusakan.

XIV. Kerusakan Bagian Pekerjaan oleh Pelaksana Konstruksi/Sub Pelaksana Konstruksi

 Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Pelaksana Konstruksi satu dengan

Pelaksana Konstruksi lain, harus selalu dalam koordinasi yang baik, agar kerusakan

dari masing-masing bidang pekerjaannya dapatdihindari.

 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari Pelaksana Konstruksi yang

bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan

semua dinilai dan disetujui Konsultan/Direksi Lapangan dan atau Pemberi Tugas

secaratertulis.

XV. As Built Drawings

 Pelaksana Konstruksi pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar

terakhir sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing).

Gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Direksi Lapangan /

KonsultanPengawas.

 Gambar tersebut harus diserahkan rangkap 5 (lima) dalam bentuk kalkirnya (gambar

asli) dan cetak biru serta soft copy gambar dalam CD, semua biaya pembuatannya

dtanggung oleh Pelaksana Konstruksi.

 Pelaksana Konstruksi harus membuat bukumanual,

 Penyerahan semua dokumen bab di atas selambat-lambatnya pada saat penyerahan

pekerjaan I (Pertama).

XVI. Foto Dokumentasi

Pelaksana Konstruksi diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan yang

berkenaan dengan kemajuan pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya

bencana, dan sebagainya. Pelaksana Konstruksi wajib meminta persetujuan Direksi

untuk cara dan pengambilan foto.

XVII.Laporan
14

 Pelaksana Konstruksi wajib membuat laporan harian dalam rangkap 4 (empat) yang

isinya:

a. Taraf kemajuan pekerjaan

b. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan yang diadakan / dipakai / ditolak.

c. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian / jabatan.

d. Keadaan cuaca / hujan

e. Penugasan-penugasan / perintah-perintah Konsultan Pengawas.

f. Pekerjaan tambah kurang dan sebagainya, berdasarkan standard formulir yang

ditentukan.

 Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /

Pengawas.

 Berdasarkan Laporan Harian tersebut, Pelaksana Konstruksi membuat Laporan

Mingguan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi, terdiri dari:

a. 2 (dua) set Laporan Mingguan dikirim kepada Direksi/Pemberi Tugas

b. 1 (satu) set Laporan Mingguan dikirim kepada Konsultan Pengawas.

c. 1 (satu) set Laporan Mingguan harus selalu berada di lapangan di tempat pekerjaan.

 Berdasarkan Laporan Mingguan tersebut, Pelaksana Konstruksi membuat Laporan

Bulanan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi, terdiri dari:

a. 2 (dua) set Laporan Bulanan dikirim kepada Direksi/Pemberi Tugas

b. 1 (satu) set Laporan Bulanan dikirim kepada Konsultan Pengawas.

c. 1 (satu) set Laporan Bulanan harus selalu berada di lapangan di tempat pekerjaan.

 Kelalaian Pelaksana Konstruksi dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat

dikenakan sanksi berupa penundaan pembayaran.

 Hasil-hasil Laporan Mingguan dan Bulanan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan

untuk dipertimbangkan dengan jadwal waktu pelaksanaan (rencana kerja) yang telah

diajukan pada saat permulaan pekerjaan.

 Disamping itu Pelaksana Konstruksi wajib menyampaikan keterangan-keterangan

lainnya secara tertulis tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan, peralatan


15

konstruksi, administrasi pelaksanaan dan sebagainya dalam bentuk rencana kerja dua

mingguan dan setiap diminta oleh Konsultan Pengawas.

XVIII. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan

 Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak

saat penyerahan pertama.

 Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih

merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

 Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan

teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang

diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan

perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor

instalasi ini.

 Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas-petugas

yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem

instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.

 Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti

pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan

Konsultan Pengawas.

 Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :

a. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan

baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

b. Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,

Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas1 (satu) set asli

dan 4 (empat)copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

B. Uraian Penyelasaian Pekerjaan

Dalam proses pekerjaan ini kami sebagai pelaksana diharuskan menyelesaikan pekerjaan

ini dalam jangka waktu waktu 180 (Seratus Enam Puluh Delapan) hari kalender.

PEKERJAAN PEMBONGKARAN
16

Pekerjaan pembongkaran terdiri dari :

1. Pembongkaran atap genteng metal.

2. Pembongkaran kuda-kuda + gording.

3. Pembongkaran plafond.

4. Pembongkaran rangka plafond.

5. Pembongkaran lantai keramik.

6. Pembongkaran dinding.

7. Pembongkaran beton.

PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

1. Pekerjaan tanah.

a. Tanah untuk bangunan harus diratakan lebih dahulu dan dibersihkan dari akarakar

pohon sampai sekecil-kecilnya, digali dan dibuang disingkirkan dari daerah dimana

bangunan tersebut akan didirikan/dibangun.

b. Tinggi lantai diberi tanda + 0,00 dan peil diambil + 30 cm untuk seluruh bangunan dari

atas halaman, sedang dalam keadaan khusus akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

c. Galian untuk pekerjaan pondasi harus cukup lebar dan berusaha mengambil langkah-

langkah untuk mencegah kelongsoran-kelongsoran tanah apabila diperkirakan akan

terjadi longsor pada pekerjaan galian, sehingga tidak menyulitkan bagi pekerja-pekerja

dalam memasang pondasi.

d. Dalamnya galian lubang pondasi harus mencapai tanah keras/padat (khusus untuk

pondasi plat setempat harus betul-betul padat dan kering) dan sebelum dipasang harus

mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, dan apabila bekas genangan air atau

galian digenangi air yang timbul dari hujan dan sebab-sebab lain, maka dasar galian

harus dikeringkan terlebih dulu.

2. Pekerjaan urugan/timbunan tanah.

Tanah urugan dibersihkan dari kotoran-kotoran dan akar-akar pohon.

Pelaksanaan pengurugannya harus dilaksanakan secara berlapis-lapis dan setiap tebal

20 cm disiram/dibasahi dengan air secukupnya dan dipadatkan kembali secara


17

berulang-ulang. Untuk tanah urug/timbunan pada pekerjaan jalan dan halaman, proses

pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat berat Walles, sedangkan untuk

pemadatan tanah urug/timbunan pada tapak dan rabat bangunan menggunakan alat

Hand Walles atau Hand Tamper sampai betul-betul padat. Bila diperlukan pada lokasi

timbunan dipasang kayu cerucuk untuk membantu agar tanah tidak mudah bergeser.

Sisa tanah dapat dipergunakan untuk meratakan halaman dan atau diangkut keluar

areal/lokasi apabila tanah tersebut lebih atau untuk pekerjaan lain maka Penyedia Jasa

harus meminta persetujuan dari Direksi Lapangan. Tanah urug tidak diperkenankan

mengambil dari halaman disekitar lokasi bangunan, kecuali telah mendapat ijin dari

Direksi Lapangan.

3. Urugan sirtu tapak bangunan tbl 15 cm.

4. Urugan sirtu peninggi lantai tbl 5 cm.

PEKERJAAN BOUWPLANK

1. Patok harus ditanam dalam tanah sampai kuat/tidak goyang sehingga tidak mudah

dicabut dan menggunakan kayu ukuran 5 x 5 cm ( ukuran paling kecil ).

2. Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 30 cm sedang jarak patok yang satu dengan

yang lain minimal 2 m.

3. Papan bouwplank menggunakan kayu klas III dengan ukuran 2 x 20 cm dan pada

bidang sebelah atas harus diserut sampai rata.

4. Penentuan ketinggian papan bouwplank dari tanah adalah 30 cm sedang untuk seluruh

bangunan atau ditentukan lain atas persetujuan Direksi Lapangan.

5. Pemasangan bouwplank harus benar-benar siku ( 90 derajat ) dan untuk mendapatkan

ketepatan yang maksimal dapat menggunakan waterpass/alat ukur theodolite atau alat

lain selang dengan air.

PEKERJAAN PONDASI DAN PASANGAN

1. Pekerjaan pondasi.

Pondasi bangunan dibuat dari pondasi batu kali dengan perekat adukan 1 PC : 4 PS

dan pondasi cor dengan perekat adukan 1 PC : 4 PS.


18

2. Pekerjaan pasangan dinding.

a. Dinding bangunan bagian bawah dari pasangan batu tela dengan perekat campuran 1

PC : 4 PS.

b. Pasangan trasram batu tela dengan perekat campuran 1 PC : 2 PS.

c. Untuk pasangan batu tela yang kedap air/trasram dimulai dari balok sloof setinggi 30

cm, sedangkan dinding km/wc sampai tinggi + 1,50 m diatas lantai.

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Untuk pondasi yang lebih tinggi dari tanah/halaman harus diplester dengan perekat

campuran 1 PC : 3 PS dan di aci.

2. Plesteran dengan perekat campuran 1 PC : 2 Ps tebal 1,5 cm dipergunakan untuk semua

sudut-sudut tembok sponing-sponing tembok dan tali air (keliling kusen)

menggunakan perekat 1 PC : 1 PS.

3. Pada pekerjaan km/wc, plesteran menggunakan perekat campuran 1 PC : 3 PS tebal 1,5

cm.

4. Plester dinding dengan perekat campuran 1 PC : 4 PS + acian.

5. Plester trasram dengan perekat campuran 1 PC : 2 PS.

6. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran pada dinding km/wc, pasangan dinding tembok

harus disiram/dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai basah dan selanjutnya

diplester sampai rata dan tegak lurus.

7. Setelah plesteran kering, baru dilicin dengan air dan PC sampai rata. Beton Bertulang

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa wajib mempertimbangkan hal-hal yang

berhubungan dengan pekerjaan ini, seperti instalasi pipa, saluran air, saluran listrik

termasuk peil-peil dibawah lantai.

2. Untuk lantai bangunan dipakai lantai keramik granito berukuran 60 x 60 cm warna

putih polos, plin lantai keramik granito ukuran 10 x 60 cm ruang dalam warna hitam

(dipasang rata dengan dinding) dan dinding keramik luar (motif batu alam) ukuran

40 x 40 cm di list plesteran lbr 5 cm dengan pemasangan sesuai gambar detail.


19

Keramik dipasang diatas lapisan cor lantai dasar tebal 5 cm yang sudah dipadatkan

dengan menggunakan perekat 1 PC: 5 PS, lurus dan rapi, siar-siar antara keramik

maksimum 2 – 3 mm dan setelah kering nat dipoles dengan air semen sampai rata

dan padat.

3. Permukaan lantai keramik yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi dari segala

gangguan kerusakan yang mungkin terjadi, apabila terjadi kerusakan maka Penyedia

Jasa wajib memperbaiki sehingga dapat diterima oleh Direksi Lapangan.

4. Pekerjaan keramik dapur dan km/wc.

a. Lantai km/wc menggunakan keramik ukuran 20 x 20 cm anti slip (warna biru), dinding

km/wc menggunakan keramik ukuran 20 x 25 cm T. 1,5 m ( warna biru), bak air lapis

keramik ukuran 20 x 25 cm (warna biru).

b. Keramik yang dipakai adalah kualitas baik, macam dan warnanya akan ditentukan

kemudian oleh Direksi Lapangan.

PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG

1. Pekerjaan lantai ruang dalam dicor dengan adukan campuran 1 PC : 3 PS: 5 KR dengan

ketebalan 5 cm.

2. Pekerjaan lantai rabat luar dicor dengan adukan campuran 1 PC : 3 PS: 5 KR dengan

ketebalan 5 cm.

3. Pekerjaan lantai dasar dicor dengan adukan campuran 1 PC : 3 PS: 5 KR dengan

ketebalan 5 cm.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Pekerjaan beton bertulang meliputi :

a. Beton bertulang dipergunakan untuk pekerjaan sloof 15/20, kolom 10/10, rinkbalk

12/15 dengan menggunakan adukan campuran 1 PC : 2 PS : 3 KR.

b. Ukuran besi yang digunakan tulangan pokok besi Ø12 mm full dan tulangan pembagi

besi Ø8 mm full.

2. Setelah pekerjaan pembesian selesai dikerjakan (sebelum pelaksanaan pengecoran

dimulai) pelaksana harus memberitahukan kepada Direksi Lapangan untuk diadakan


20

pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang harus sesuai Peraturan Beton

Bertulang Indonesia (PBBI).

PEKERJAAN SANITAIR

1. Sebelum pekerjaan ini dimulai maka Penyedia Jasa diwajibkan meneliti dan memeriksa

kembali pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan sanitair,

misalnya : tentang saluran pembuangan dan lain-lain.

2. Pemasangan dilaksanakan dengan baik sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapih

dan semua bahan-bahan yang akan dipasang, Penyedia Jasa harus menyerahkan

contohcontoh untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

3. Kloset jongkok terbuat dari porselin kw I disesuaikan warna lantai/dinding keramik

km/wc.

4. Saringan air. Untuk setiap pembuangan air kotor dari kamar mandi kedalam pipa

pembuangan/riool dipasang saringan air dari plat.

5. Tower menggunakan kayu kls I T. 1,5 m + bak fiberglass 1.100 ltr + pompa berkualitas

baik.

6. Pipa talang menggunakan pipa pvc 1/2 lingkaran diameter 8“, dan instalasi air

menggunakan pipa pvc 4”, 2,5” 1/2”, 3/4” dan menggunakan pipa gips 1/2 (tanam

didinding) serta menggunakan pips gips 3/4”.

7. Kran air 3/4” atau 1/2”.

8. Floor drain terbuat alumunium.

9. Bak air keramik 20 x 25 cm ( uk 0,70 x 0,80 m T. 0,80).

10. Got menggunakan pas. batu tela T. 15 cm, Lbr 20 cm.

11. Septictank/rembesan

a. Septictank/rembesan 1 x 1,5 m T.1,5 m.

b. Untuk penampungan kotoran dari kloset dibuatkan sebuah septictank dari pasangan

batu bata (bentuk dan ukuran sesuai gambar) dengan adukan campuran 1 PC : 3 PS .

c. Tutup plat beton bertulang dipasang lubang udara (pada bak penghancur) dengan

menggunakan pipa Gips diameter 2 “ dan atas ditutup keni berbentuk T diberi tutup
21

lubang pengurasan (pada bak lumpur) serta tutup plat beton dipasang menonjol 10 cm

dari tanah/halaman.

PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN BOUVELICHT

1. Sebelum dimulai pekerjaan ini Penyedia Jasa wajib meneliti kembali bentuk, letak, dari

masing-masing pintu dan jendela yang akan dikerjakan. Pemasangannya agar

dilaksanakan dengan baik dan rapih sehingga menghasilkan pekerjaan yang tegak lurus

menurut lood dan mendatar menurut water pass.

2. Kusen. Kayu yang digunakan kayu kls I yang sudah kering/diawetkan dengan ukuran

minimum 4,5/9,5 cm setelah di skap. Setiap kusen pintu dipasang diatas neut dengan

angkur besi 8 mm sebanyak 3 (tiga) buah setiap sisi, kusen jendela dipasang 1 (satu)

buah setiap sisinya.

3. Daun pintu/jendela dan bouvenlicht

a. Perletakan/tempat daun pintu adalah sesuai petunjuk gambar bingkai dan kayu besi

yang sudah diawetkan dengan ukuran tinggi, panjang dan lebar mengikuti petunjuk

gambar detail.

b. Pintu panil papan digunakan untuk bagian luar/dalam bangunan gedung.

c. Untuk daun pintu Kamar mandi menggunakan almunium 1,3” + kusen 3”.

d. Rangka daun pintu panil papan menggunakan kayu kls I dengan tbl minimum 3,5 cm

dan lis pintu menggunakan kayu meubel dicat.

e. Rangka daun jendela menggunakan kayu kls I dengan tbl minimum 3 cm.

f. Untuk jendela kaca mati bagian tepi diberikan/dipasang list kayu besi skoneng dengan

tebal 1 cm.

g. Jendela panil kaca 5 mm.

h. Jendela kawat has nyamuk 5 mm.

i. Jalusi papan + has nyamuk.

j. Penggunaan kaca, untuk daun pintu dan jendela disesuaikan dengan fungsi ruang dan

klasifikasi bangunan dengan tbl 5 mm.


22

4. Perlengkapan pintu dan jendela. a. Setiap daun pintu panil dipasang dengan 3 (tiga)

buah engsel kuningan nylon. b. Daun pintu dipasang dengan kunci tanam 2 (dua) kali

penguncian merk Royal sedangkan untuk kamar mandi ditambah dengan kunci spesial

grendel. c. Daun jendela dipasang dengan 2 (dua ) buah engsel kuningan nylon. d.

Sebelum alat-alat perlengkapan tersebut dipasang maka Penyedia Jasa diharuskan

menyerahkan contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

PEKERJAAN KAYU

Pekerjaan kayu (pek. Pos Tinjau) terdiri dari :

1. Pekerjaan tiang kayu menggunakan kayu kls I uk 10/10 (bagian atas) dan 12/12

(bagian bawah).

2. Pekerjaan skoor + gelagar lantai menggunakan kayu kls I uk. 2/20.

3. Pekerjaan lantai papan menggunakan kayu kls I uk 5/10.

4. Pekerjaan dinding kayu kls I uk 10/10.

5. Pekerjaan dinding papan menggunakan kayu kls I uk. 2/20

6. Pekerjaan rangka dinding papan menggunakan kayu kls I uk. 5/10.

7. Pekerjaan tangga kayu menggunakan kayu kls I :

- Kayu kls I uk. 2/20.

- Kayu kls I uk. 3/30.

- Kayu kls I uk. 5/5.

PEKERJAAN ATAP, KUDA-KUDA DAN LISPLANK

1. Pekerjaan atap. Atap bangunan perumahan menggunakan atap genteng metal bjls 0,30

warna hijau tua + aluminium foil, bubungan genteng metal bjls 0,30 dan talang jurai

(seng plat bjls 0,30) + karpet dan dipasang dengan kemiringan atap sesuai dengan

gambar dan Rangka atap menggunakan baja ringan CG-550, 075- 0.75 + reng jarak

antar kudakuda maksimal 120 cm.

2. Pekerjaan rangka kap menggunakan kayu kls I + blandar uk 5/10 kayu kls I, gording

menggunakan kayu kls II + skor angin. Penutup atap menggunakan genteng metal bjls
23

0,30 warna hijau tua + aluminium foil, bubungan genteng metal bjls 0,30 dan dipasang

dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar dan

3. Lisplank.

Pekerjaan lisplank menggunakan papan kayu kls I ukuran 2,5/25 cm disusun

dengan menggunakan sistem sambungan sesuai gambar.

PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT

1. Pekerjaan plafond.

a. Rangka plafond menggunakan besi hollow 4/4 + 2/4 (pemasangan/pembagian sesuai

petunjuk gambar).

b. Gambar-gambar detail pemasangan rangka plafond serta pemasangan langitlangit harus

dibuat oleh Penyedia Jasa dan selanjutnya diajukan kepada Direksi Lapangan.

2. Pekerjaan langit-langit.

a. Langit-langit menggunakan gypsum 9 mm kualitas baik, lis plafond menggunakan

gypsum profil lbr 8 cm dan rangka plafond menggunakan besi hollow 4/4 dan 2/4.

b. Penutup langit-langit menggunakan calciboard 3,5 mm uk. 60 cm x 120 cm dengan

kualitas baik dan menggunakan rangka plafond kayu kls II, lis menggunakan kayu kls

I 1/4.

c. Pemasangan calciboard diberi neut lebar 4 mm dan pada pertemuan antara calciboard

dengan dinding tembok dipasang list kayu lebar 4 cm.

d. Ukuran-ukuran untuk langit-langit tersebut diatur oleh Direksi Lapangan serta bahan-

bahan yang akan dipasang Penyedia Jasa harus mengajukan contoh-contoh kepada

Direksi Lapangan.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Semua bagian kusen dan bagian pintu yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dari

segala macam kotoran. Sebelum pekerjaan dimulai lubang-lubang dan retak-retak

harus ditutup dengan dempul dan kemudian digosok dengan amplas sampai rata serta

baru dipoles, minimal 3 (tiga) kali.

2. Semua bagian yang tidak diplitur atau teak oil ditutup dengan cat.
24

a. Semua bagian yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran.

b. Semua kayu pada sambungan dan hubungan/perletakan dengan pasangan dinding

harus dimeni minimal 2 (dua) kali sampai rata dan bagian yang akan dicat harus

diplamur dengan plamur kayu serta lubang-lubang ditutup sampai rata rapat dan

kemudian dilanjutkan pengecatan dengan cat kayu minimal 2 (dua) kali sampai rata.

c. Langit-langit/plafond dicat dengan cat tembok warna putih minimal 3 (tiga) kali.

3. Pekerjaan cat.

Cat yang digunakan sesuai dengan standar TNI AD (sekwalitas jotun). Pekerjaan cat

ini harus dikerjakan/dilaksanakan setelah pekerjaan plamur dinding maupun kayu

dengan tenaga yang sudah ahli dan apabila diperlukan Penyedia Jasa wajib menambah

lapisan pengecatan, sehingga dianggap sempurna oleh Direksi Lapangan, serta

diharuskan menyerahkan contoh-contoh cat untuk mendapatkan persetujuan.

PEKERJAAN INSTALASI AIR DALAM

1. Instalasi air luar bangunan pipa Gips medium 3” dan 2” tebal 2 mm dan instalasi air

dalam bangunan dipasang untuk keperluan setiap tempat/ruangan sanitair, misalnya :

bak air mandi, sesuai gambar dan petunjuk dari Direksi Lapangan Kran-kran semua

memakai model Vernikel tombol nylon merk San Well atau yang sekualitas dan pipa

instalasi menggunakan pipa Gips Medium yang dihubungkan dengan sumber air yang

ada diluar. Pelaksanaan pemasangan harus menurut ketentuan/peraturan dari PDAM

setempat yang berlaku dan sebelumnya Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar

instalasi kepada Direksi Lapangan.

2. Untuk mendukung kebutuhan air bersih pada bangunan dipasang instalasi air bersih

berkualitas baik dan air sudah dinyatakan layak untuk diminum berdasarkan hasil

pemeriksaan dari Laboratorium.

3. Pekerjaan ini dinyatakan selesai (dapat diterima) dengan baik, apabila seluruh jaringan

instalsi yang terpasang sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan dan air

sudah dapat dialirkan ketempat-tempat sesuai gambar yang telah direncanakan (tanpa

mengalami kerusakan/kebocoran).
25

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DALAM,

Instalasi listrik yang dipasang menggunakan tegangan 220 Volt, dengan ketentuan

pemasangan antara lain sebagai berikut :

1. Kabel. Kabel yang dipergunakan adalah kabel jenis NYY/NYA/NYM standart PLN

penampang untuk kabel induk dan stop kontak menggunakan 2,5 mm. Untuk lampu,

saklar menggunakan kabel 1,5 mm dan Inst. Lampu sorot menggunkan kabel NYM 2 x

2,5 mm.

2. Armateur.

a. Saklar tunggal dan saklar ganda + (lampu taman) yang dipergunakan adalah sistem

tekan,kualiatas baik, stop kontak yang dipergunakan kualitas baik.

b. Setiap pemasangan/penanaman armateur tersebut harus terpasang/tertanam dalam

plesteran minimum 1/2 bibir armateur pemasangan saklar stop kontak (untuk

tegangan 220 Volt) tinggi + 160 cm dari lantai.

c. Ketentuan pemasangan fitting.

1) Untuk fitting plafond harus menggunakan fitting ebonite.

2) Untuk fitting gantung dengan menggunakan fitting kap ebonite.

3) Pemasangan stop kontak dan saklar tidak boleh dibalik pintu.

d. Untuk armateur lampu dipakai kualitas baik. 3. Lampu. Lampu yang dipergunakan

kualitas baik.

4. Box sekring/Limit.

a. Menggunakan box PVC tanam sekualitas Hager, lengkap dengan arde dan sekring MCB.

b. Box sekring harus dilengkapi dengan MCB/pembatas yang dipasang berdekatan dengan

box sekring.

c. Arde dari sekring tidak boleh langsung ditanam dibawah box sekring ke tanah/ lantai

tetapi harus melalui rel plafond dan pentahanannya diluar bangunan dan harus

ditanam dalam dinding.

d. Pemasangan box sekring dengan ketinggian + 1,80 m dari lantai.


26

e. Pembagian grup agar disesuaikan dengan jumlah titik lampu dan perincian setiap

grupnya maksimal 10 titik dengan sudah termasuk stop kotak

5. Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar rencana instalasi listrik sesuai dengan

persyaratan dari PLN, serta menunjukkan contoh untuk mendapatkan persetujuan dari

Direksi Lapangan.

6. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan

dibicarakan dan diatur oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas dengan dibuat

Berita Acara yang disahkan oleh Pihak-pihak terkait.

SYARAT-SYARAT KHUSUS

PERSONIL YANG DITUGASKAN OLEH PIHAK REKANAN

1. Pengawas/pelaksana teknis lapangan dari pihak kontraktor harus mampu/memahami

dibidang konstruksi yang memiliki ilmu minimal berpendidikan D3 teknik Sipil dan yang

bepengalaman ( mampu merencanakan, membaca RAB dan Gambar teknis/bestek).

2. Nama pengawas/pelaksana teknis harus dicantumkan didalam kontrak sebagai bahan

administrasi guna terlaksananya pembangunan yang diharapkan.

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PELAKSANA TEKNIS LAPANGAN PIHAK REKANAN

1. Mampu membaca RAB dan Gambar teknis/bestek.

2. Mampu mengendalikan dan melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan time

schedul/waktu pelaksanaan sesuai dengan kontrak.

3. Aktif dan komunikatif terhadap kendala-kendala yang terjadi dilapangan.

4. Harus mengikuti segala aturan-aturan yang tercantum didalam kontrak kerja.

5. Setiap pelaksana teknis lapangan dari rekanan, agar membuat gambar kerja lapangan

sebagai pedoman kerja.

6. Membangun/membuat bangunan Direksi keet di areal pekerjaan dilengkapi dengan gambar,

contoh bahan bangunan dan data-data lain sebagai bahan kelengkapan serta alat kendali

kegiatan dilapangan.

JUMLAH TENAGA KERJA


27

Tenaga kerja yang dimiliki oleh pelaksana harus memadai agar menghasilkan

pekerjaan yang baik dan dapat selesai tepat waktu. Pekerjaan tersebut diatas

membutuhkan jumlah pekerja :

1. Mandor kerja 1 orang.

2. Kepala tukang batu minimal 1orang.

3. Kepala tukang kayu minimal 1 orang.

4. Kepala tukang besi minimal 1 orang.

5. Kepala tukang inst air minimal 1 orang.

6. Tukang batu minimal 8 orang.

7. Tukang kayu minimal 8 orang.

8. Tukang besi minimal 8 orang.

9. Pekerja instalasi air 6 orang.

10. Pekerja/laden minimal 35 orang.

SUB PENYEDIA YANG DITUNJUK PIHAK REKANAN

Sub penyedia yang ditunjuk oleh pihak rekanan harus mencantumkan :

1. Nama perusahaan sub penyedia.

2. Alamat lengkap perusahaan.

3. Sedang tidak bermasalah dengan hukum.

4. Mencantumkan uraian jumlah tenaga kerja yang dimiliki.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan ini harus dilengkapi dengan :

1. Alat beton molen 1 unit.

2. Stamper/alat pemadat 1 unit

UMUR BANGUNAN

1. Bangunan yang direncanakan memiliki kekuatan struktur + 30 tahun.

2. Rekanan harus mengerjakan sesuai bestek sehingga mencapai kualitas yang diharapkan.

PENUTUP
28

Hal – hal yang belum tercantum dalam Metode Pelaksanaan kerja ini akan ditambahkan

dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing), dan jika masih ada peraturan-

peraturan yang belum tercantum/terdapat kesalahan dalam Metode Pelaksanaan kerja ini,

maka akan diperbaiki kemudian tanpa mengurangi aturan-aturan yang telah disebutkan

dalam spesifikasi ini yang bersifat mengikat untuk dilaksanakan.

Jayapura, 31 Januari 2020

KONTRAKTOR
PT. Capitol

Ir. Robertus Suryadinata


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai