Anda di halaman 1dari 47

METODE PELAKSANAAN

Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Ladongi


Kabupaten Kolaka Timur

A. PENDAHULUAN
Uraian
Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Ladongi Kabupaten Kolaka Timur ini terletak
di Kab. Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana
Persada (KSO) akan membuat Metode Pelaksanaan Pekerjaan dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :

1. Lingkungan
Uraian
Umumnya pelaksanaan suatu proyek konstruksi akan menimbulkan pengaruh
terhadap lingkungan di sekitar proyek, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Namun demikian perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi dampak negatif
dalam pelaksanaan proyek. Dalam hal ini PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana
Persada (KSO) akan berusaha untuk mengendalikan kemungkinan dampak negatif
dalam pelaksanaan pekerjaan terhadap lingkungan di sekitar proyek, cara diantaranya :
a. Mengendalikan polusi udara
b. Menjaga kondisi eksisting tidak terganggu
c. Mengendalikan suara kebisingan kendaraan yang dapat mengganggu.
d. Dan lain-lain yang dapat mengganggu lingkungan akibat adanya proyek.

2. Kesehatan dan Keselamatan K3 Konstruksi


Uraian
Kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi baik di internal proyek maupun
eksternal proyek merupakan komitmen dari PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana
Persada (KSO), bahwa setiap pekerja harus dilengkapi dengan peralatan maupun
perlengkapan safety yang memadai seperti; helm, sepatu kerja, sarung tangan, masker
pernafasan, kacamata pelindung debu dan lain-lain. Demikian pula halnya dengan
perlengkapan safety untuk keperluan eksternal (pagar pengaman, lampu berputar, dll)
Hal-hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di sekitar lokasi
pekerjaan.
3. Konsultasi dan Sosialisasi pada Masyarakat
PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana Persada (KSO) akan melakukan konsultasi
kepada masyarakat terutama kepada pemerintah setempat mengenai adanya rencana
pekerjaan di wilayahnya. Kegiatan akan ini dilakukan pada awal sebelum pekerjaan
dimulai yang dimaksudkan sebagai kegiatan sosialisasi mengenai adanya rencana
Pembangunan/Pelaksanaan pekerjaan, sehingga masyarakat nantinya yang
diperkirakan terkena dampak, maka penyedia jasa akan cepat mendapat masukan dari
masyarakat sekitar yang diperkirakan terkena dampak terhadap kegiatan dimaksud.
Penyedia Jasa juga akan memfasilitasi segala kebutuhan bagi masyarakat yang terkena
dampak, dan kesemuanya ini dilakukan dengan melibatkan pihak pemerintah setempat
terutama dari perangkat desa, kecamatan, kapolsek, dan koramil atau jika ada masalah
termasuk instansi/dinas terkait dengan pekerjaan ini. Setiap ada masalah khususnya
terhadap kelancaran pekerjaan terutama masyarakat yang terkena dampaknya
langsung seperti para pemilik lahan/sawah yang akan terpengaruh oleh kegiatan
pengeringan aliran air.

4. Penyiapan Gambar Pelaksanaan


Penyedia jasa akan membuat Shop Drawing (gambar) secara detil sebagai dasar acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Gambar ini dibuat berdasarkan hasil survei
awal/pengukuran awal pada saat pengukuran MC-0. Semua gambar-gambar yang dibuat
oleh penyedia jasa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanakan
pekerjaan dimulai.

B. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil
yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam
pelaksanaan proyek-proyek sejenis.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya. Struktur organisasi dan personil dapat dilihat di lampiran lain
sebagai persyaratan tender.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
a. Project Manager
- Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan lapangan
dan kantor.
- Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung .
- Membuat schedule kegiatan pekerjaan.
- Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
- Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang diperlukan.
- Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
- Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.
- Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

b. Quality Control (QC)


Tugas Quality Control (QC) yaitu :
- Memberikan rekomondasi kepada perencana agar dapat mencapai kemajuan
pekerjaan yang telah direncanakan.
- Memonitor kemajuan pekerjaan yang telah selesai.
- Memeriksa kemajuan apakah pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
- Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
- Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan
dokumen.
- Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Ahli Penerapan K3.


Tugas ahli penerapan K3 yaitu :
- Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan
guna mencegah danmengurangi kecelakaan.
- Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
- Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan
pekerjaan
- Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap
pekerja
- Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan seperti
lampu penerangan,ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.
- Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam
bidang kesehatan.
- Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan
tenaga kerja, peralatankerja dan proses dan metode kerja.
- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang sedang
bekerja.
- Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
- Menyediakan obat-obatan di proyek.
- Uraian / Penjelasan Umum Tentang Tata Tertib Pelaksana

d. Ahli Sipil
- Memberikan bantuan pengawasan kapada para KPA dan PPK
- Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan peyelenggaraan program
Pembangunan
- Pembinaan dan pengendalian terhadap pengawas lapangan.
- Memantau peyampaian pelaporan pembangunan kepada team leader
- Melakukan konsolidasi laporan penanggung jawab kegiatan dan pengawas
bangunan dalam setiap bulannya.
- Memberikan saran penanganan apabila ada permasalahan, serta alternatif tindak
lanjut penangananya kepada penyelenggara kegiatan di lapangan
- Memberikan dukungan teknis, menajemen kepada pengawas bangunan.
- Melakukan dokumentasi foto-foto pelaksanaan dengan menggunakan kamera yang
berkualitas sehingga hasil dari pengambilan gambar bagus

e. Ahli Teknik Sanitasi dan Limbah


- Menyusun Rencana Survei dan Investigasi Drainase sesuai Kerangka Acuan Kerja
- Menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan perencanaan
- Melakukan kajian dan rekayasa teknis perencanaan dari data asil survei

- Membuat analisa dampak social ekonomi masyarakat akibat genangan


- Melakukan Kajian Hasil perhitungan/analisis Hidrologi dan Hidrolika
- Memeriksa hasil perhitungan struktur saluran drainase, serta bangunan pelengkap
- Menentukan spesifikasi
- Memeriksa Rencana teknis pekerjaan drainase
- Memeriksa Rencana Operasi dan Pemeliharaan
- Melakukan Pemeriksaan hasil pekerjaan konstruksi drainase
- Membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjan

f. Ahli Geoteknik
- Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik Profesi
- Mengelola pekerjaan persiapan geoteknik
- Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal
- Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai dengan
tingkat kesulitan
- Mengelola rencana kerja pekerjaan geoteknik
- Mengelola pelaksanaan pekerjaan geoteknik
- Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geoteknik
- Menyusun laporan hasil pekerjaan geoteknik
- Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain

g. Pelaksana
- Sebagai teknisi yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan/terlaksananya
pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
- Harus berada dilapangan pada setiap saat.
- Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya.
- Harus menguasai bestek (rencana kerja) yang telah ditetapkan oleh Direksi.
- Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar bestek.
- Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalah-
masalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan.
- Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume pekerjaan yang
sudah terlaksana.
- Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan mengatur
pemakaian/penggunaan material di lapangan.
- Pengendalian pemakaian bahan/material agar dapat sehemat mungkin.
- Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.

h. Juru Ukur
- Melakukan pekerjaan survey sesuai permintaan Site Manager dengan sebaik-
baiknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
- Melakukan pengaturan / pengorganisasian semua pekerjaan dilapangan dibawah
koordinasinya sehingga kelancaran pekerjaan survey dapat terjaga dengan baik.
- Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan penanggung jawab pekerjaan
dan konsultan / pemilik yang terkait dengan pekerjaan survey tersebut.
- Mengambil keputusan / tindakan apa yang harus dilakukan terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan yang berada dalam ruang
lingkup tugasnya.
- Melaporkan hasil pekerjaan kepada pelaksana lapangan yang bertangungjawab
pada pekerjaan itu dan juga menyampaikan hasil pekerjaannya kepada Site
Manager untuk diberikan kepada staf Administrasi Teknik. Sehingga dapat dibuat
laporan yang lengkap dan rapi untuk keperluan proyek.

i. Mandor/Tukang
- Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam langkah-
langkah operasional
- Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out)
- Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja dan alat
- Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan
- Membuat Jadwal Dan Recana Kerja
- Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja
- Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
- Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
- Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
- Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname
- Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran

j. Tenaga Logistik :
- Bersama dengan Teknik & Administrasi Kontrak membuat jadwal pengadaan
material dan peralatan di proyek
- Menyelenggarakan pembelian material yang telah diputuskan oleh Kepala Proyek
sesuai dengan jadwal pengadaan dan prosedur pembelian
- Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman material
- Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan
dan pemakaian material
- Membantu peningkatan efisiensi pemakaian material
- Membuat laporan tentang persediaan dan pemakaian material

k. Tenaga Administrasi :
- Menyiapkan dan melengkapi metode konstruksi dan program kerja mingguan
untuk pelaksanaan kerja dilapangan.
- Menyiapkan jadwal waktu pelaksanaan di lapangan (network planning, barchart
schedule, time grid diagram, S curve) dan jadwal pengadaan sumber daya
(resources schedule)
- Menghitung dan mengajukan eskalasi sesuai rumus perhitungan yang telah
disepakati dalam dokumen kontrak.
- Melakukan pengendalian pelaksanaan dalam aspek biaya, mutu dan waktu.
- Menyiapkan program penyesuaian biaya, mutu dan waktu agar hasil pelaksanaan
sesuai memenuhi persyaratan kontrak.
- Menyiapkan Surat Perintah Kerja (SPK), Addendum Kontrak dan Amandemen
Kontrak dengan Pengguna Jasa.
- Menyiapkan kontrak atau Surat Perintah Kerja (SPK) antara perusahaan dengan
mitra usaha
- Bersama dengan Pelaksana memeriksa kemajuan pekerjaan dan menyiapkan Berita
Acara kemajuan pekerjaan.
- Bersama dengan Pegawai & Keuangan menyusun cash flow proyek.
- Bersama dengan Pegawai & Keuangan membuat Berita Acara pembayaran
angsuran harga kontrak
- Menyiapkan evaluasi perhitungan laba/rugi proyek secara presented method dan
completed method setiap bulan

UMUM
1. Pekerjaan Mobilisasi :

1.1. Pekerjaan Persiapan


Uraian
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan diawal yang meliputi kegiatan-
kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek yang meliputi :

a. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Uraian
Tahap berikutnya penentuan lokasi base camp, pembuatan Kantor
Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan
mobilisasi peralatan dan personil yang diperlukan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

b. Rekayasa Lapangan
Uraian
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan
dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan struktural dari pekerjaan
dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk
mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah
diberikan dan sekaligus melakukan survey/pengukuran untuk MC Nol dan
dikordinasikan dengan Direksi Teknis.

c. Material dan Penyimpanan


Uraian
Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus memenuhi
spesifikasi dan standar yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan
lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan
untuk proses pembuatan Concrete diambil dari Quary, Sungai yang berada di
lokasi setempat sepanjang memenuhi persyaratan spesifikasi.
d. Jadwal Pelaksanaan
Uraian
Jadwal Pelaksanaan kontruksi dibuat oleh kontraktor, diajukan kepada
Direksi Pekerjaan untuk dibahas untuk mendapatkan persetujuan pada saat
dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre Construction Meeting/PCM).

e. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan dan Personil


Uraian
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
a. Peralatan yang akan dimobilisasi diawal pekerjaan adalah:
1. Excavator
2. Bulldozer
3. Crane Truck Hydraulic
4. Wheel Loader
5. Vibrator Roller
6. Dump Truck
7. Truck Mixer
8. Concrete Pump Truck.
Peralatan yang dimobilisasi diawal sesuai kebutuhan pekerjaan yang
akan dilaksanakan, sehingga mobilisasi peralatan akan dilakukan
secara bertahap disesuaikan dengan item/jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Personil:
Personil yang akan dimobilisasi diawal adalah:
1. Manajer Pelaksanaan
2. Manajer Teknik 1
3. Manajer Teknik 2
4. Manajer Keuangan
5. Pelaksana K3 Konstruksi.

f. Papan Nama Proyek


Uraian
Papan nama proyek akan dipasang di awal pekerjaan dan diakhir pekerjaan
yang digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai adanya proyek
yang akan dikerjakan. Papan nama proyek tersebut akan dibuat sesuai
dengan petunjuk direksi pekerjaan.
Bahan
1. Kayu Kaso yang berkualitas
2. Baliho
3. Cat
4. Kuas
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas peintah Direksi Pekerjaan.
2. Tiang papan nama dicat dengan warna yang diperintahkan oleh Direksi.
3. Papan nama Proyek dipasang diawal lokasi pekerjaan dan diakhir
pekerjaan.
4. Papan nama proyek dipelihara selama pelaksanaan proyek.

2. Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas


Uraian
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini faktor keselamatan pekerja dan lingkungan
sekitarnya adalah suatu keharusan yang perlu dijaga dan diwaspadai oleh semua
pihak demi kelancaran pekerjaan dan pertanggung jawaban perusahaan terhadap
karyawan dan tempat bekerja. Keselamatan pekerja tidak bisa diabaikan, oleh karena
itu wajib bagi semua pekerja dan karyawan perusahaan diproyek ini menggunakan
alat pelindung diri dan alat pelindung kerja (APD/APK) untuk menjaga keselamatan
sesuai standar yang berlaku.

3. Pengamanan Lingkungan Hidup


Uraian
Dalam pelaksanaan pekerjaan faktor lingkungan harus selalu menjadi perhatian
utama agar tetap terjaga dari kebersihan lingkungan, kebisingan kendaraan bermotor
yang statis, udara yang nyaman, dan fibrasi lingkungan untuk kenyamanan dan
kesehatan pekerja.

4. Manajemen Mutu
Uraian
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap
kesesuaian material dengan Spesifikasi yang direncanakan. Pengendalian mutu
bahan/material dilakukan oleh Quality Control atau Pelaksana sebelum tahapan
pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan bersama konsultan pengawas dan owner. Bahan/material
yang sudah disetujui harus tersimpan dan terdokumentasikan dengan benar, terawat
dengan baik. Pengendalian disini bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan material.
Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan
dengan metode yang benar sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Di setiap
tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas
pekerjaan. Kualitas hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk checklist.
Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya kurang sesuai standard harus dilakukan
perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard spesifikasi teknis. Inti
dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material,
proses tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan. Tahapan pekerjaan agar
sesuai yang distandarkan dalam spesifikasi teknis sebelum pelaksanaannya harus
dijelaskan dalam bentuk metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan.

C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Uraian
Secara umum ruang lingkup pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Ladongi
Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jenis pekerjaan utama yang
akan diuraikan dalam metode ini sebagaimana yang ditetapkan dalam Standar Dokumen
Pemilihan sebagai berikut :
1. Pengadaan dan Pemasangan Uditch Precast Ukuran 180 x 170 x 100 Beton K-225
2. Pengadaan dan Pemasangan Uditch Precast Ukuran 110 x 95 x 100 Beton K-225
3. Pasangan Batu 1 : 4

D. URAIAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c.1. Pekerjaan Persiapan


Uraian
Pekerjaan persiapan menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
seperti pembuatan fasilitas bangunan direksi dan kantor kontraktor, pagar pengaman,
papan nama proyek, rambu-rambu pengaman dan perlengkapan fasilitas kantor
lainnya serta mobilisasi peralatan dan personel sesuai kebutuhkan di lapangan.
Lamanya mobilisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat yang
diperlukan di lapangan dan persyaratan lainnya yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan sesegera di proyek
dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal sesuai dengan dimensi dan
spesifikasi teknis bangunan sesuai dengan ketentuan yang ditunjukkan dalam
spesifikasi teknis pada pekerjaan persiapan, termasuk pemasangan papan proyek.
c.2. Mobilisasi Peralatan dan Personil
Uraian
Pekerjaan mobilisasi peralatan dan personel dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknis dan daftar peralatan serta daftar personel inti yang akan
digunakan dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan ini meliputi :
1. Mobilisasi Alat :
- Excavator
- Bulldozer
- Crane Truck Hydraulic.

2. Mobilisasi Tenaga / Personil :


- Personil Manajer Pelaksanaan
- Personil Manajer Teknik 1
- Personil Manajer Teknik 2
- Personil Manajer Keuangan
- Personil Pelaksana K3 Konstruksi.

Mobilisasi Peralatan

c.3. Survei Pengukuran Topografi dan Pemetaan


Uraian
Survei Pengukuran Topografi dimaksudkan untuk memperoleh data primer mengenai
gambaran kondisi fisik topografi terbaru di lokasi rencana pekerjaan yang dimulai dari
awal titik rencana as bangunan.

Survei pengukuran topografi di lapangan terdiri dari :


1. Pengukuran topografi dan pemetaan situasi jaringan irigasi khususnya untuk
mengetahui luas genangan rencana ditinjau dari 3 (tiga) titik alternatif di
sepanjang lingkup pengukuran.
2. Pengukuran potongan memanjang dan melintang sampai elevasi yang
dimungkinkan dari rencana site/as rencana.
3. Pemasangan patok BM dan CP.

c.3.1. Pengukuran Topografi dan Pemetaan Situasi


Dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kondisi fisik topografi situasi yang
lengkap dan jelas sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya melalui
pengukuran teristris dengan bantuan peta rupa bumi.
Pengukuran topografi dan pemetaan situasi dengan uraian pekerjaan sebagai berikut :
1. Inventarisasi patok “Bench Mark (BM)” yang ada (eksisting) di lokasi sebagai titik
ikat awal (acuan) serta pemasangan benchmark (BM) dan control point (CP).
2. Pengukuran dan penggambaran potongan memanjang dan melintang irigasi setiap
interval ± 100 meter pada kondisi lurus dan interval ± 25,50 meter atau
secukupnya pada kondisi belokan.
3. Hasil pengukuran topografi dipetakan pada peta situasi dengan skala 1:2.000 serta
potongan memanjang skala horisontal 1:2.000 dan skala vertikal 1:200.

Bahan
1. Kayu dolken/kaso untuk patok
2. Cat + minyak Cat dan
3. Kuas

Peralatan
Peralatan yanga digunakan:
1. Theodolith / Waterpass
2. Meter roll 50 M
3. Bak Ukur .
4. dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Pekerjaan pengukuran dan pengecekan survey akan dilaksanakan selama minggu-
minggu pertama sampai reportase survey mendapatkan approval dari engineer
lapangan. Pada saat pengukuran peta situasi, kontraktor selalu melakukan koordinasi
dengan pihak Direksi Teknik. Hasil dari pengukuran ini kemudian didokumentasikan.
c.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c.4.1. Kesehatan
Uraian
Perlu diperhatikan kesehatan para karyawan khususnya dan masyarakat
lingkunganproyek pada umumnya jangan sampai timbul adanya penyakit menular
danpenyakit-penyakit lainnya yang sangat berbahaya yang akan
menghambatpelaksanaan proyek. Perlu secara periodik dilakukan pengecekan
terhadapberbagai kemungkinan penyakit serta mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.

c.4.2. Keselamatan
Uraian
Alat-alat Bantu untuk pengaman dan peralatan lainnya perlu disediakan
olehKontraktor yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Peralatan-peralatan
tersebutseperti: Alat pengaman untuk memanjat, pekerjaan pelistrikan, pekerjaan di
air,untuk pada operator alat berat, dan lainya. Untuk penanganan awal bila
terjadikecelakan kerja disediakan pula kotak P3K dan obat-obatan untuk
keperluanpenanganan darurat.

c.4.3. Keselamatan
Uraian
PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana Persada (KSO) akan mengadakan
petugas keamanan, guna mengamankan lingkungan pekerjaan dan perusakan
peralatan dari orang yang tidak bertanggung jawab. Petugas harus mengadakan kerja
sama dengan petugas keamanan resmi dari pemerintah setempat.

c.5. Keamanan dan Tindakan Darurat


Uraian
Pelaksanaan keamanan dilakukan secara khusus oleh perusahaan kami dan akan
melakukan koordinasi dengan petugas keamaan yang formal di tingkat desa
(Hansip/Jagabaya) dan keamanan kecamatan (Polsek dan Koramil). Kontraktor akan
melakukan koordinasi kepada petugas keamanan setiap hari dan akan dievaluasi
setiap minggu sekali untuk mencegah kemungkinan gangguan sedini mungkin.
c.6. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran/Pengupasan
Uraian
Adapun pekerjaan persiapan ini adalah pekerjaan pembersihan area-area kerja,
terutama untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan lebih awal dari kontrak. Pekerjaan
pembersihan lahan dilakukan sebelum pekerjaan galian dimulai. Pembersihan lahan ini
menggunakan alat sesuai dengan yang ditunjukan dalam spesifkasi. Material hasil
clearing/grubbing dibuang ke disposal area yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.

Pembuangan puing-puing bangunan dan pohon keluar are adan pengupasan

c.7. Pekerjaan Galian Biasa


Uaraian
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan hasil galian
ke disposal yang memungkinkan. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk galian
pondasi, sumuran, badan jalan dan membentuk profil dan penampang yang sesuai
dengan spesifikasi dan memenuhi garis dan bidang, ketinggian dan penampang
melintang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang
tidak diklasifikasikan sebagai galian batu. Tahapan pelaksanaan pekerjaan galian
adalah sebagai berikut :
 Melakukan joint survey dengan pengawas untuk menentukan lokasi batas - batas
galian dengan memasang patok-patok sementara berdasarkan titik tetap ( BM ).
 Mengajukan Request ke Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan ini berdasarkan
shop drawing yang diajukan.
 Mendatangkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
ini.
 Melaksanakan pekerjaan ini setelah Ijin pelaksanaan diberikan oleh Pengawas.
 Melakukan penggalian dengan Excavator setelah Request disetujui oleh Pengawas.
Selanjutnya Excavator membuang tanah hasil galian ke samping seberang dari posisi
galian tesebut atau sebagian hasil galian diangkut oleh dump truk dimanfaatkan
untuk sebagai timbunan biasa yang sesuai spesifikasi.
 Galian yang kurang rapi, akan dirapikan dengan menggunakan tenaga manual.
 Melakukan pengecekan hasil galian, jika sudah sesuai rencana dilaporkan ke
Pengawas untuk diperiksa bahwa Galian telah selesai dan sesuai gambar.
c.8. Pekerjaan Timbunan Borrow Area
Uraian
Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan akan diambil dari hasil galian
apabila memenuhi syarat sesuai spesifikasi dan/atau didatangkan dari luar lokasi
proyek (Borrow Area) dan tanah timbunan yang didatangkan harus mendapat
persetujuan hasil uji untuk mengetahui kecocokan bahan. Untuk pekerjaan tanggul,
akan memperhitungkan tambahan material untuk mengisi pada saat pemadatan, dan
hasil pemadatan harus sesuai dalam gambar kerja.
Apabila hasil pemadatan tersebut tidak mencapai kepadatan maksimum sesuai
spesifikasi atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, maka akan dibongkar kembali
dan diganti dengan material dari borrow area ditempat lain yang sesuai.

c.9. Gebalan Rumput


Uraian
Kami akan melakukan gebalan rumput pada bagian luar sisi miring saluran dan
bagian dalam sisi miring saluran atau apabila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Untuk pekerjaan gembalan rumput, kami akan menggunakan cerucuk untuk gebalan
sesuai dengan persyaratan dibawah ini atau apabila dianjurkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus diratakan dan
digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan rumput
harus rata dengan permukaan lereng saluran.
a. Persyaratan Gebalan rumput :
 Tebal Gebalan Rumpul adalah 4 cm dan harus dengan akar.
 Ukuran Gebalan Rumput adala 25 cm x 25 cm dan
 Bukan berasal dari tanah yang penyusutannya besar.
b. Cerucuk untuk Gebalan
Cerucuk dari bambu atau kayu dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran
dari cerucuk panjang sekitar 15 cm dengan dia. 2-3 cm dan dipasang 2 (dua) buah
cerucuk untuk setiap gebalan 25 cm x 25 cm x 4 cm.
Pemasangan gebalan rumput akan dilakukan tidak lebih dari 24 jam setelah
pemotongan secara garis lurus pada sisi miring timbunan atau galian. Air harus
disediakan pada daerah gebalan sedekat mungkin setelah pekerjaan penanaman
gebalan rumput dengan menggunakan alat yang sesuai.
Penyedia akan menjaga kondisi gebalan rumput selama vetegasi/penyesuaian
tanaman hingga tumbuh sempurna. Apabila terdapat rumput liar atau jenis yang
berbeda atau kelainan pada pertumbuhan gebalan rumput, maka vetegasi seperti
ini harus dikeluarkan dan diganti.

c.10. Sub Base Kelas C


Uraian
Lapisan sub base menggunakan material agregat yang tertahan saringan untuk 37
mm. Material agregat tidak boleh bercampur dengan material butiran halus
(pasir/tanah) karena akan mengurangi kinerja dari perkerasan.
Pemandangan yang dilakukan pada lapisan ini menggunakan mesin pemadatan
sampai diperoleh permukaan yang rata atau seragam. Kelembapan agregat harus
dipertahankan untuk mengurangi penyerapan airsemen dari campuran beton non-
pasir.
Ketebalan lapis sub base ini tergantung pada jenis lapisan tanah dasar fungsi jalan
dalam melayani bebean kendaraan diatasnya. Jika perkerasan dapat digunakan
sebagai jalan lingkungan, jalan inspeksi, lapisan sub basenya disarankan setebal 10
cm, sedangkan apabila di aplikasikan untuk jalan yang di lalui kendaraan berat
maka sub-basenya adalah dibuat setebal 25 cm.

Bahan :
Agregat Kelas C

Peralatan :
Peralatan yang akan digunakan :
Vibrator Roller, Dump Truck, Wheel Loader, Motor Grader.

Prosedur pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan
Mengajukan Reques (Program Kerja) termasuk metode kerja, schedule, peralatan,
personil kerja, gambar kerja permohonan penggunaan material yang akan
digunakan untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi sebagai
direksi pekerjaan.
1. Penghamparan
a. Lapis Fondasi agregat akan dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan untuk lapis fondasi agregat harus dihampar pada kadar air
dalam rentang yang disyaratkan dalam spesifikasi. Kadar air dalam bahan
harus tersebar secara merata.
b. Setiap lapis akan dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut akan diusahakan sama tebalnya.
c. Lapis fondasi agregat akan dihampar dan dibentuk dengan metode yang
disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat Bahan
yang bersegregasi akan diperbaiki dan/atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
d. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pemadataan
a. Setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis akan dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan
oleh SNI 1743:2008, metode D untuk lapis fondasi agregat. Pemadatan lapis
fondasi agregat dengan mesin gilas berpenggetar (vibratory roller) sekitar
6-8 ton harus dilaksanakan sampai seluruh permukaan telah mengalami
penggilasan sebanyak enam lintasan dengan penggetar yang diaktifkan atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja
dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis
Fondasi Agregat.

c. Pemadatan akan dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum, di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
SNI 1743:2008, metode D.
d. Kegiatan penggilasan akan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian
yang ber”superelevasi”, penggilasan akan dimulai dari bagian yang rendah
dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan
penggilasan akan dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang
dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak teijangkau
mesin gilas akan dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat
lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c.11. Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4
Uraian
Tahapan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran dan Pematokan (Staking out) pada lokasi pekerjaan pasangan batu
dengan mortar yang dilaksanakan oleh surveyor, sesuai elevasi dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Penempatan material sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan dan tidak
mempersempit lebar jalan sehingga mengganggu lalu lintas dan orang lain.
3. Pembasahan permukaan batu sebelum pemasangan dengan waktu secukupnya
untuk penyerapan air hingga jenuh.
4. Pencampuran Mortar dilaksanakan secara mekanis dengan alat Concrete Mixer.
Penggunaan air saat pencampuran mortar disuplai dengan water tank truck.
5. Batu harus dipasang dengan muka yang terpasang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
6. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan
yang baru dipasang tidak diperkenankan
7. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya.
8. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka deletasi
harus dibentuk untuk panjang struktur. Deletasi harus diteruskan sampai seluruh
tinggi dinding.
9. Bilamana lokasi pekerjaan pasangan batu adukan berada pada jalur lalu-lintas padat,
pada lokasi daerah terbuka atau jalur lalu lintas padat dilaksanakan pengaturan dan
pengaman untuk mencegah terhadap pekerja dan orang lain mengalami kecelakaan
dengan menempatkan rambu-rambu peringatan.
c.12. Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Uraian
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.

Bahan
1. Pasir
2. Semen
3. Air

Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
- Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
- Dinding Harus dilot.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS.
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu


sejak permulaan plesteran.

6. Pekerjaan ini mengguakan peralatan tukang batu.

c.13. Pekerjaan Beton K.175 dan Beton K.100


Uraian
Beton mutu sedang K.175 merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural yang
digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan, lantai, dan
perkerasan beton semen lainnya. Dalam kegiatan ini beton mutu sedang
diperuntukkan untuk struktur beton precast. Pekerjaan ini juga sudah termasuk
pembuatan cetakan/mall dan bekisting untuk acuan pengecoran
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu menunjukkan semen usulan agregat
dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di
laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umur 7 dan 28 hari, atau umur yang lain
yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai
dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujian DMF hingga persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis
utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (durability).
Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh cetakan/mall yang akan
digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
pengecoran beton precast dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton harus sudah dipasang dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu
atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan
dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan Concrete
Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.

c.14. Penulangan
Uraian
Merupakan baja tulangan polos dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan
leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan
baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu.

c.15. Bekisting
Uraian
1. Tentukan ukuran bekisting
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian membuat
bekisting dengan menggunakan dimensi penampang kolom sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan atau sesuai spesifikasi.
2. Pemotongan bahan bekisting
Pelaksanaan bekisting yang baik dan benar. Pertama memotong bahan bekisting
dengan ukuran sesuai yang sudah ditentukan dalam gambar atau spesifikasi.
3. Pembentukan bekisting
Setelah semua proses pemotongan bahan bekisting sudah selesai, maka selanjutnya
membuat model/bentuk mall yang sesuai dengan ukuran dalam gambar.

c.16. Pekerjaan Pemasangan Geotextil


Uraian
Area dimana akan dipasang geotextil harus cukup rata dan bebas dari
gundukan/tonjolan tanag, kotoran dan sampa. Geotextil haru sdihampar tanpa ada
bagian yang berkerut/terlipat dan harus dipasang lepas searah dengan kontur sehingga
mudah untuk diatur, apabila ada lekukan-lekukan kecil dan tonjolan akibat material
batu atau isian diatasnya namun harus dibuat cukup baik untuk menghindari
kemerosotan pada proses pemasangan material diatasnya. Geotextil harus ditahan tetap
pada letaknya dan apabila perlu dipasang penjepit besi atau dari bahan lainnya.

a. Panjang dan lebar geotextil haru sdipilih untuk mengurangi overleping antar
barisan. Bagian yang overleping harus dijahit atau sesuai dengan rekomendasi
produsennya untuk memenuhi standar kekuatan sesuai AASHTO M.288.
b. Overleping harus dibuat untuk menghindari bukaan/lubang antar baris geotextil
dan harus memnuhi panjang minimum overleping 450 mm.
c. Apabila ada bagian dari geotextil yang rusak/sobek, maka bagian tersebut harus
diganti sesuai dengan persetujuan direksi pekerjaan. Sobekan dapat dijahit atau
dipasang overleping diatasnya. Overleping yang tidak dijahit minimal memiliki
overleping 300 mm pada setiap arahnya.

d. Geotextil harus dijaga dari kerusakan akibat pemasangan material diatasnya dengan
tinggi tidak lebih dari 900 mm. Sehubungan dengan teknik pemasangan lapisan
batu, maka penyedia wajib mengajukan metode konstruksinya dan
mendemonstrasikan proses pemasangan kepada direksi pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pemasangan lapisan batu dimulai dari kaki bangunan
keatas.
e. Pada proses transportasi dan penyimpanan geotextil, harus dilindungi dari sinar
matahari langsung, suhu diatas 600 c’ lumpur, debu, debris atau sesuai dengan
spesifikasi dari produsennya serta mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.

c.17. Pekerjaan Bronjong


a. Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan bronjong.
Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
penempatan bronjong.
b. Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang
haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima
paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam
tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus
ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
c. Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang.
Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).
Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata danbertumpu pada anyaman.
d. Setelah pengisian, tepi dari kawat penutup harus dibentangkan dengan batang
penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
e. Bilamana keranjang sssudah terisi penuh ditutup dengan rapih dan diikat dengan
kawat pengikat yang kuat agar tidak mudah terlepas ikatannya.
c.18. Pengadaan dan Pemasangan Uditch Precast Ukuran 180 x 95 x 100 Beton K-225
dan Pengadaan dan pemasangan Uditch Precast Ukuran 180 x 170 x 100 Beton K-
225
a. ‘Pekerjaan persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop draw
2. ing pekerjaan beton U -Ditch.
2. Persiapan lahan kerja.
3. Persiapan material kerja : beton U-Dspitch,
4. Persiapan alat bantu kerja sesuai kebutuan persiapan dll.

b. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pengangkutan Beton U-ditch
a. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan beton U-ditch dengan
menggunakan Truck Crane/Excavator, maka diperlukan tali sling, yang
mana diikatkan pada lifting hole yang terdapat pada beton U-ditch.
b. Penumpukan / Pemuatan Penumpukan Posisi beton U-Ditch antara lapis di
atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar posisinya rata dan untuk
menghindari kerusakan, antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi
balok kayu.
c. Pemuatan Beton U-Ditch diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump
Truck/Tronton.

2. Pemasangan Beton U - Ditch


a. Beton U-Ditch diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh direksi pekerjaan dengan menggunakan Truck Crane/Excavator.
b. Beton – Uditch diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah
disiapkan.p
c. Semua Beton U-ditch harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak
dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika Beton – Uditch berada diatas
galian, jika terjadi kerusakan Beton – U-ditch segera diganti.

d. Setiap Beton U-ditch yang sudah dipasang harus benar-benar lurus dan
rata antara satu dengan lainnya pada posisi elevasi yang sudah sesuai
dengan ketentuan spesifikasi.p

e. Pemasangan pada joint UDitch harus menggunakan campuran adukan


semen dan air yang terukur. Agar pada saat saluran beroperasi tidak
terjadi kebocoran atau harus kedap air.

3. Pekerjaan Akhir/Finishing
a. Perapihan dan pengecekan hasil
akhir pekerjaan.
b. Pembersihan lokasi pekerjaan
dari sisa sisa bahan material
1. Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur 28 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
2. Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat
pemasangan menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material.
Biasanya kapasitan forklift yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
3. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau
crane tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas
crane atau excavator = 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan
dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal sesuai yang disyaratkan
dalam spesifikasi. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit/tim dan
akan dibuat sebanyak 10 tim/hari.
2. Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari
beton cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich
agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah
pengurugan kembali.
3. Beton U-Ditch yang sudah dipasang dan telah sesuai posisi diberi join pada
sambungan sebelum diberi campuran pengikat antara sambungan.
4. Setelah pemasangan U-Ditch selesai, maka tahap selanjutnya dilakukan
penimbunan/urugan pada sisi luar beton u-ditch dan dipadatkan.

c.19. Pekerjaan Penunjang Lainnya

 Pengadaan Pintu Air


 Pekerjaan Rumah Jaga

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan penggalian dilaksanakan, maka kami terlebih dahulu melakukan :
 Pembersihan area lokasi yang akan dikerjakan dari sampah
 Pemasangan Bouwplank
 Koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan dalam Mutual Check dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka selanjutnya kami akan mulai melakukan
pekerjaan galian

.
B.PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN DAN BUANGAN :
 Dilaksanakan secara manual dengan tenaga manusia. Alat yang dipergunakan berupa
linggis, cangkul dan skop.

 Penggalian dilaksanakan hingga garis, ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan
seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata,
beton, tembok dan perkerasan yang lama.
 Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
 Urugan tanah kembali akan dilaksanakan setelah pekerjaan structural (pondasi dan
sloof) selesai dikerjakan.
C.PEKERJAAN STRUKTURAL
1. Urugan Pasir Bawah Pondasi Menerus t 10cm
2. Aanstamping t 20cm
3. Pondasi Menerus Pas Batu Belah
4. Pondasi Entance Pas Bata
5. Sloof Beton Bertulang
6. Pekerjaan Kolom Beton Berulang
7. Pekerjaan Ring Balok Beton Bertulang
8. Rangka Atap

D.PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Beton
2. Logam (Atap dan Plafond)
3. Kayu dan Plastik
4. Pasangan
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan
mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat
dilanjutkan kembali.
 Sebelum diplester, permukaan pasangan dinding/beton harus dibasahi dahulu
dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
 Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
 Jika ketebalan melebihi 2,5 cm maka diharuskan menggunakan kawat yang
diikatkan/dipaku ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing
untuk seluruh bangunan

5. Bukaan ( Jendela, Pintu dan Kusen )


 Semua kusen pintu, daun pintu dan bingkai jendela menggunakan bahan kayu
dipotong dengan rapi dan siku agar dalam merangkainya menghasilkan kerjaan
yang rapi sebab menggunakan kayu, jika tidak siku menampakkan lubang atau
rongga maka hasilnya tidak bagus
 Macam dan bentuk kusen pintu, pintu, daun jendela menurut ukuran yang telah
ditentukan sesuai dengan gambar.
 Pemasangan harus tegak lurus dan horizontal.
 Pasang kaca jendela 5 mm dan kaca bening 5 mm pada pintu.
 Pekerjaan dilakukan untuk memasang kaca pada daun jendela dan pintu.
 Pemasangan sekat terlebih dahulu dipasang rangka-rangka yang sudah
ditentukan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan, kemudian
dilakukan pemasangan sesuai dengan gambar rencana dan persetujuan direksi
atau pengawas.
 Rangka menggunakan kayu balok, jarak pemasangan sesuai gambar, dipasang
sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga menghasilkan permukaan
yang rata dan tidak bergelombang.

6. Sanitary dan Closed Jongkok


7. Pekrjaan Atap dan Plafond
8. Finishing
Pekerjaan Pengecatan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan yang kelihatan
seperti yang disebutkan / ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan petunjuk Direksi/konsultan pengawas. Cat yang akan digunakan
berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan
mendapat persetujuan Direksi. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga
ahli dalam pengecatan.

Pekerjaan meliputi :
- Pekerjaan pengecatan kayu
- List plank dan semua pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/besi
sekualitas produk avian dengan membersihkan terlebih dahulu permukaan dari
kotoran.
- Pekerjaan pengecatan tembok
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaan harus diberi acian semen dan
dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan
dinding harus digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi
bagian-bagian permukaan tembok berlubang dan yang terdapat celah-celah
kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus lalu dicat
paling sedikit dua kali.

- Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Rumah Jaga


- Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan lokasi dilakukan setiap pekerjaan selesai dengan membersihkan
Pemindahan Material Keras (Batu) dapat dilakukan oleh 1-5 orang tenaga pekerja
Ukuran kecil namun dapat juga dengan menggunakan alat berat ukuran besar.

c.20. DASAR PENENTUAN SASARAN SMK3

Top Managament menentukan sasaran perusahaan dengan terlebih dahulu


mempertimbangkan kombinasi dari faktor-faktor berikut ini :
 Peraturan Perundang-undangan K3 dan persyaratan K3 lainnya
 Hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
 Pilihan teknologi yang tersedia
 Kemampuan keuangan (finansial) perusahaan
 Persyaratan bisnis dan operasional perusahaan
 Pandangan-pandangan dari para pihak yang peduli pada kinerja K3 perusahaan

1. Sasaran K3 Perusahaan
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, Top Management menetapkan bahwa Sasaran
K3 Perusahaan yang terukur sbb:
 Mengurangi keluhan kesehatan akibat kerja bagi karyawan operasional dan kantor
 Mengurangi terjadinya kecelakaan luka ringan dan kebakaran pada kegiatan
operasional dan kantor
 Mengurangi jumlah keluhan atas keamanan atas keamanan dalam lingkungan kegiatan
operasional dan kantor

2. Program K3
Untuk mencapai sasaran K3, Management menyusun program-program K3 perusahaan
yang di dalamnya antara lain mencakup :
 Tanggungjawab / wewenang dari tiap bagian yang ditugaskan melaksanakan program
tsb
 Jadwal atau waktu pencapaian

3. Monitoring
Pelaksanaan program dan pencapaian sasaran dapat dipantau (monitoring) secara berkala
melalui rapat-rapat K3 seperti : Safety meeting, rapat konsultasi dan komunikasi, Rapat
Tinjauan Manajemen.
Bilamana diperlukan dan berdasarkan hasil pemantauan dan atau perubahan-
perubahan pada SMK3 (aktivitas, proses, peralatan, dll) maka sasaran dan program K3
perusahaan dapat direvisi atau disempurnakan.

4. Tolerable (acceptable) Risk :


Suatu resiko yang bisa ditoleransi (tolerable atau Acceptable) setelah resiko tersebut dapat
dicegah, dihilangkan , dikurangi dan atau dikendalikan minimal dengan menggunakan
Instruksi Kerja OHSAS (IKO).
5. Intolerable (Unacceptable Risk) :
Suatu resiko yang berbobot High Risk dan Extrem Risk namun belum memiliki Instruksi
Kerja sebagai sarana pengendaliannya.
Klarifikasi Bobot Resiko :
Nilai : 1 -30 resiko rendah (low risk)
Nilai : 31-60 Beresiko sedang (medium risk)
Nilai : 61-90 beresiko tinggi (high risk)
Nilai : 91-125 beresiko sangat tinggi (extreme high)

6. Pengendalian Kotak P3K


Pekerjaan Ini Beresiko :
 Terhambatnya penanganan P3K.
 Persediaan obat-obatan / sarana P3K tidak lengkap.

Untuk menghindari hal-hal tersebut :


1. Periksa kotak P3K setiap saat sesuai jadwal inspeksi, menurut check list P3K yang ada.
2. Petugas pengontrolan Kotak P3K harus mencatat setiap hal mengenai kelengkapan
sarana P3K, dan melaporkan ke pihak terkait untuk ditindak lanjuti.
3. Isi kotak P3K sekurang-kurangnya harus ada :
- Bandage.
- Cotton.
- Antiseptic.
- Eyewash.
- Ammonia Inhalant.
4. Setiap pengambalian isi P3K harus melapor kebagian pengawas, dilokasi setempat dan
untuk memudahkan pencatatan kejadian kecelakaan/ kasus yang ada.
5. Setiap kasus harus dicatat dan dilaporkan kebagian Umum/P2K3.
6. Petugas yang berwenang mengisi dan mengontrol kotak P3K harus ditentukan.

7. Proses evakuasi keadaan darurat


Proses pekerjaan ini mengandung resiko :
1. Terjadinya kecelakaan kerja terinjak pada saat terjadi kondisi darurat.
2. Terjebak dalam area yang berbahaya.
3. Kemungkinan akan menambah jumlah korban.

Untuk menghindari hal tersebut :


1. Membuat peta petunjuk jalur evakuasi dan tempat berkumpul dalam kondisi darurat,
serta ditempelkan ditempat-tempat yang mudah terbaca oleh seluruh karyawan
maupun pengunjung / tamu.
2. Melakukan pelatihan dan simulasi secara periodik, mulai dari pelatihan / simulasi yang
diketahui sampai dengan simulasi yang tidak diketahui seolah benar-benar terjadi
kondisi darurat.

Langkah Kerja :
1. Pembuatan peta jalur evakuasi sangat diperlukan sebagai salah satu usaha untuk proses
penyelamatan disaat kondisi darurat, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan peta evakuasi adalah sebagai berikut :
2. Penempatan titik berkumpul, merupakan tempat yang aman, dekat dengan jalan umum
atau mudah untuk pengangkutan / evakausi lanjut.
3. Petunjuk arah pelaksanaan evakausi, harus jelas sesuai arah mata angin. Dan jangan
hanya menunjukan jalur utama namun juga arah menuju pintu darurat / emergency
exit.
4. Bilamana terjadi keadaan darurat (gempa, kebakaran dll) bunyikan alarm, dan
pemberitahuan untuk melakukan evakausi. Dalam pelaksanaan evakuasi yang menjadi
prioritas utama adalah seluruh karyawan (man), kemudian dokumen-dokumen penting
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan.
5. Gunakan tangga, tangga darurat dan emergency exit seoptimal mungkin, untuk itu
petugas evakuasi sebagai komando agar evakuasi tidak tertumpu pada satu titik.
6. Evakuasi di kantor dapat dilakukan melalui pintu utama dan pintu emergency di
ruangan rapat, untuk lantai II gunakan tangga di-belakang reseptionist (bilamana
keadaan darurat terjadi di lantai II) sedangkan untuk petugas pemadam, petugas
evakuasi, petugas dokumen dan petugas penyelamat menggunakan tangga disebelah
gudang lantai.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan evakuasi sampai dengan berkumpul ditempat
kumpul darurat (assembly point) adalah 2,5 menit.
8. Petugas evakuasi, melakukan absensi untuk pengecekan keberadaan karyawan maupun
tamu dalam kondisi selamat berkumpul di assembly point.
9. Petugas evakuasi, melaporkan proses evakuasi pada OHSAS management presentative
(ketua team tanggap darurat).

URAIAN PEKERJAAN :
1. Penyiapan RK3K
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)

2. Sosialisasi dan Promosi K3


a. Induksi K3 (Safety Induction) ; khusus pekerja baru
b. Pelatihan K3:
 K3 Peralatan Konstruksi &Penggunaan bahanKimia MSDS
 Analisis keselamatan Pekerjaan
 Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3)
 P3K
c. Simulasi K3
d. Spanduk (banner )
e. Poster
f. Papan Informasi K3

3. Alat Pelindung Kerja


a. Pagar Pengaman (Guard Railling )
b. Pembatas Area (Restricted Area )

4. Alat Pelindung Diri


a. Sewa Topi Pelindung (Safety Helmet )
b. Sewa Sarung Tangan (Safety Gloves )
c. Sewa Sepatu Keselamatan (Safety Shoes ); untuk staf
d. Sewa Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes andToe Cap )
e. Sewa Rompi Keselamatan (Safety Vest)

5. Asuransi Dan Perijinan


BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; Nilai Kontrak > 5 M; (BERDASARKAN
KEPMENAKER NOMOR : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga Harian Proyek)

6. Personil K3 terdiri
a. Petugas K3

7. Fasilitas sarana kesehatan


a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka Perban, dll)
b. Ruang P3K

8. Rambu-Rambu terdiri
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu Pekerjaan Sementara
g. Sewa Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning LightStick )
h. Sewa Kerucut Lalulintas (Traffic Cone )
i. Sewa Lampu Putar (Rotary Lamp )

9. Lain-Lain Terkait Pengendalian Resiko K3


a. Sewa Alat Pemadam Api Ringan (APAR); 10kg
b. Sewa Sirine
c. Bendera K3
d. Jalur Evakuasi (Evacuation Route )
e. Sewa Lampu Darurat (Emergency Lamp )
Gambar Perlengkapan K3
DIAGRAM ALIR K3 TERDIRI DARI 3 BAGIAN :
MANAJEMENMUTU

Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjag amutu hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi. Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor
proses pekerjaan mulai pengawasan pengadaan material, peralatan, personi lhingga
pelaksanaan pekerjaan sampai selesai. Pekerjaan ini meliputi:

a.Persiapan Personil

- Personil yang kompeten dibidang Manajemen Mutu.

b.Pengawasan Mutu Material, Peralatan, dan Personil

- Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan

Pekerjaan akan mampu meningkatkan nilai Mutu hasil pekerjaan.

c.Pembuatan Laporan

- Membuatlaporansecaraberkalaselamamasapelaksanaanpekerjaansebagaibahan

evaluasidan perbaikansecararutindalamsetiapkegiatanpekerjaan.Hasilpekerjaan

yangefektif, tepatmutu,tepatbiayadan tepatwaktu


METODE QUALITY CONTROL

Pengendalian quality proyek merupakan kunci utama dalam pencapaian target mutu
suatu perusahaan karena hal ini adalah suatu proses untuk memberikan kepuasan bagi
pelanggan yang nantinya akan berdampak positif bagi citra perusahaan.nisasi
pengendalian mutu proyek terlampir. Berikut ini adalah flow chart kegiatan Quality
Control :
Gambar . Flow chart Quality Control

Demi terwujudnya realisasi target mutu yang maka dibuat suatu rencana target
sebagai acuan dasar bagi perusahaan untuk menjalankan dan menjamin mutu produk
yang dihasilkan. Data mengenai project quality plan terlampir.

Pelaksanaan quality prosedur yang merupakan alur kegiatan yang ditetapkan dan
harus dipenuhi untuk mencapai target kualiatas/mutu yang dicita-citakan perusahaan.
Data mengenai project quality prosedur .
Gambar. Standard Operational Procedure of Quality Control

Kendari, 22 Nopember 2020


PT. Syarif Maju Karya- PT. Agung Sarana Persada (KSO)

Adam Gunawan Sartina Tombili, SE


Direktur Cabang Direktur

Anda mungkin juga menyukai