A. PENDAHULUAN
Uraian
Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Ladongi Kabupaten Kolaka Timur ini terletak
di Kab. Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara. PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana
Persada (KSO) akan membuat Metode Pelaksanaan Pekerjaan dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Lingkungan
Uraian
Umumnya pelaksanaan suatu proyek konstruksi akan menimbulkan pengaruh
terhadap lingkungan di sekitar proyek, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Namun demikian perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi dampak negatif
dalam pelaksanaan proyek. Dalam hal ini PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana
Persada (KSO) akan berusaha untuk mengendalikan kemungkinan dampak negatif
dalam pelaksanaan pekerjaan terhadap lingkungan di sekitar proyek, cara diantaranya :
a. Mengendalikan polusi udara
b. Menjaga kondisi eksisting tidak terganggu
c. Mengendalikan suara kebisingan kendaraan yang dapat mengganggu.
d. Dan lain-lain yang dapat mengganggu lingkungan akibat adanya proyek.
B. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil
yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam
pelaksanaan proyek-proyek sejenis.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site Manager,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya. Struktur organisasi dan personil dapat dilihat di lampiran lain
sebagai persyaratan tender.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
a. Project Manager
- Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan lapangan
dan kantor.
- Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung .
- Membuat schedule kegiatan pekerjaan.
- Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
- Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang diperlukan.
- Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
- Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.
- Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.
d. Ahli Sipil
- Memberikan bantuan pengawasan kapada para KPA dan PPK
- Melakukan koordinasi dan komunkasi dengan peyelenggaraan program
Pembangunan
- Pembinaan dan pengendalian terhadap pengawas lapangan.
- Memantau peyampaian pelaporan pembangunan kepada team leader
- Melakukan konsolidasi laporan penanggung jawab kegiatan dan pengawas
bangunan dalam setiap bulannya.
- Memberikan saran penanganan apabila ada permasalahan, serta alternatif tindak
lanjut penangananya kepada penyelenggara kegiatan di lapangan
- Memberikan dukungan teknis, menajemen kepada pengawas bangunan.
- Melakukan dokumentasi foto-foto pelaksanaan dengan menggunakan kamera yang
berkualitas sehingga hasil dari pengambilan gambar bagus
f. Ahli Geoteknik
- Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik Profesi
- Mengelola pekerjaan persiapan geoteknik
- Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal
- Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai dengan
tingkat kesulitan
- Mengelola rencana kerja pekerjaan geoteknik
- Mengelola pelaksanaan pekerjaan geoteknik
- Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geoteknik
- Menyusun laporan hasil pekerjaan geoteknik
- Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain
g. Pelaksana
- Sebagai teknisi yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan/terlaksananya
pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
- Harus berada dilapangan pada setiap saat.
- Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya.
- Harus menguasai bestek (rencana kerja) yang telah ditetapkan oleh Direksi.
- Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar bestek.
- Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalah-
masalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan.
- Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume pekerjaan yang
sudah terlaksana.
- Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan mengatur
pemakaian/penggunaan material di lapangan.
- Pengendalian pemakaian bahan/material agar dapat sehemat mungkin.
- Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.
h. Juru Ukur
- Melakukan pekerjaan survey sesuai permintaan Site Manager dengan sebaik-
baiknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
- Melakukan pengaturan / pengorganisasian semua pekerjaan dilapangan dibawah
koordinasinya sehingga kelancaran pekerjaan survey dapat terjaga dengan baik.
- Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan penanggung jawab pekerjaan
dan konsultan / pemilik yang terkait dengan pekerjaan survey tersebut.
- Mengambil keputusan / tindakan apa yang harus dilakukan terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan yang berada dalam ruang
lingkup tugasnya.
- Melaporkan hasil pekerjaan kepada pelaksana lapangan yang bertangungjawab
pada pekerjaan itu dan juga menyampaikan hasil pekerjaannya kepada Site
Manager untuk diberikan kepada staf Administrasi Teknik. Sehingga dapat dibuat
laporan yang lengkap dan rapi untuk keperluan proyek.
i. Mandor/Tukang
- Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam langkah-
langkah operasional
- Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out)
- Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja dan alat
- Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan
- Membuat Jadwal Dan Recana Kerja
- Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja
- Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
- Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
- Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
- Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname
- Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran
j. Tenaga Logistik :
- Bersama dengan Teknik & Administrasi Kontrak membuat jadwal pengadaan
material dan peralatan di proyek
- Menyelenggarakan pembelian material yang telah diputuskan oleh Kepala Proyek
sesuai dengan jadwal pengadaan dan prosedur pembelian
- Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman material
- Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan
dan pemakaian material
- Membantu peningkatan efisiensi pemakaian material
- Membuat laporan tentang persediaan dan pemakaian material
k. Tenaga Administrasi :
- Menyiapkan dan melengkapi metode konstruksi dan program kerja mingguan
untuk pelaksanaan kerja dilapangan.
- Menyiapkan jadwal waktu pelaksanaan di lapangan (network planning, barchart
schedule, time grid diagram, S curve) dan jadwal pengadaan sumber daya
(resources schedule)
- Menghitung dan mengajukan eskalasi sesuai rumus perhitungan yang telah
disepakati dalam dokumen kontrak.
- Melakukan pengendalian pelaksanaan dalam aspek biaya, mutu dan waktu.
- Menyiapkan program penyesuaian biaya, mutu dan waktu agar hasil pelaksanaan
sesuai memenuhi persyaratan kontrak.
- Menyiapkan Surat Perintah Kerja (SPK), Addendum Kontrak dan Amandemen
Kontrak dengan Pengguna Jasa.
- Menyiapkan kontrak atau Surat Perintah Kerja (SPK) antara perusahaan dengan
mitra usaha
- Bersama dengan Pelaksana memeriksa kemajuan pekerjaan dan menyiapkan Berita
Acara kemajuan pekerjaan.
- Bersama dengan Pegawai & Keuangan menyusun cash flow proyek.
- Bersama dengan Pegawai & Keuangan membuat Berita Acara pembayaran
angsuran harga kontrak
- Menyiapkan evaluasi perhitungan laba/rugi proyek secara presented method dan
completed method setiap bulan
UMUM
1. Pekerjaan Mobilisasi :
b. Rekayasa Lapangan
Uraian
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan
dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan struktural dari pekerjaan
dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk
mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah
diberikan dan sekaligus melakukan survey/pengukuran untuk MC Nol dan
dikordinasikan dengan Direksi Teknis.
4. Manajemen Mutu
Uraian
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap
kesesuaian material dengan Spesifikasi yang direncanakan. Pengendalian mutu
bahan/material dilakukan oleh Quality Control atau Pelaksana sebelum tahapan
pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan bersama konsultan pengawas dan owner. Bahan/material
yang sudah disetujui harus tersimpan dan terdokumentasikan dengan benar, terawat
dengan baik. Pengendalian disini bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan material.
Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan
dengan metode yang benar sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Di setiap
tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas
pekerjaan. Kualitas hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk checklist.
Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya kurang sesuai standard harus dilakukan
perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard spesifikasi teknis. Inti
dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material,
proses tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan. Tahapan pekerjaan agar
sesuai yang distandarkan dalam spesifikasi teknis sebelum pelaksanaannya harus
dijelaskan dalam bentuk metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan.
Mobilisasi Peralatan
Bahan
1. Kayu dolken/kaso untuk patok
2. Cat + minyak Cat dan
3. Kuas
Peralatan
Peralatan yanga digunakan:
1. Theodolith / Waterpass
2. Meter roll 50 M
3. Bak Ukur .
4. dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Pekerjaan pengukuran dan pengecekan survey akan dilaksanakan selama minggu-
minggu pertama sampai reportase survey mendapatkan approval dari engineer
lapangan. Pada saat pengukuran peta situasi, kontraktor selalu melakukan koordinasi
dengan pihak Direksi Teknik. Hasil dari pengukuran ini kemudian didokumentasikan.
c.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c.4.1. Kesehatan
Uraian
Perlu diperhatikan kesehatan para karyawan khususnya dan masyarakat
lingkunganproyek pada umumnya jangan sampai timbul adanya penyakit menular
danpenyakit-penyakit lainnya yang sangat berbahaya yang akan
menghambatpelaksanaan proyek. Perlu secara periodik dilakukan pengecekan
terhadapberbagai kemungkinan penyakit serta mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.
c.4.2. Keselamatan
Uraian
Alat-alat Bantu untuk pengaman dan peralatan lainnya perlu disediakan
olehKontraktor yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Peralatan-peralatan
tersebutseperti: Alat pengaman untuk memanjat, pekerjaan pelistrikan, pekerjaan di
air,untuk pada operator alat berat, dan lainya. Untuk penanganan awal bila
terjadikecelakan kerja disediakan pula kotak P3K dan obat-obatan untuk
keperluanpenanganan darurat.
c.4.3. Keselamatan
Uraian
PT. Syarif Maju Karya-PT. Agung Sarana Persada (KSO) akan mengadakan
petugas keamanan, guna mengamankan lingkungan pekerjaan dan perusakan
peralatan dari orang yang tidak bertanggung jawab. Petugas harus mengadakan kerja
sama dengan petugas keamanan resmi dari pemerintah setempat.
Bahan :
Agregat Kelas C
Peralatan :
Peralatan yang akan digunakan :
Vibrator Roller, Dump Truck, Wheel Loader, Motor Grader.
Prosedur pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan
Mengajukan Reques (Program Kerja) termasuk metode kerja, schedule, peralatan,
personil kerja, gambar kerja permohonan penggunaan material yang akan
digunakan untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi sebagai
direksi pekerjaan.
1. Penghamparan
a. Lapis Fondasi agregat akan dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan untuk lapis fondasi agregat harus dihampar pada kadar air
dalam rentang yang disyaratkan dalam spesifikasi. Kadar air dalam bahan
harus tersebar secara merata.
b. Setiap lapis akan dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut akan diusahakan sama tebalnya.
c. Lapis fondasi agregat akan dihampar dan dibentuk dengan metode yang
disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat Bahan
yang bersegregasi akan diperbaiki dan/atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
d. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pemadataan
a. Setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis akan dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan
oleh SNI 1743:2008, metode D untuk lapis fondasi agregat. Pemadatan lapis
fondasi agregat dengan mesin gilas berpenggetar (vibratory roller) sekitar
6-8 ton harus dilaksanakan sampai seluruh permukaan telah mengalami
penggilasan sebanyak enam lintasan dengan penggetar yang diaktifkan atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja
dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis
Fondasi Agregat.
c. Pemadatan akan dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum, di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh
SNI 1743:2008, metode D.
d. Kegiatan penggilasan akan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian
yang ber”superelevasi”, penggilasan akan dimulai dari bagian yang rendah
dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan
penggilasan akan dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang
dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak teijangkau
mesin gilas akan dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat
lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c.11. Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4
Uraian
Tahapan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran dan Pematokan (Staking out) pada lokasi pekerjaan pasangan batu
dengan mortar yang dilaksanakan oleh surveyor, sesuai elevasi dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Penempatan material sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan dan tidak
mempersempit lebar jalan sehingga mengganggu lalu lintas dan orang lain.
3. Pembasahan permukaan batu sebelum pemasangan dengan waktu secukupnya
untuk penyerapan air hingga jenuh.
4. Pencampuran Mortar dilaksanakan secara mekanis dengan alat Concrete Mixer.
Penggunaan air saat pencampuran mortar disuplai dengan water tank truck.
5. Batu harus dipasang dengan muka yang terpasang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
6. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan
yang baru dipasang tidak diperkenankan
7. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya.
8. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka deletasi
harus dibentuk untuk panjang struktur. Deletasi harus diteruskan sampai seluruh
tinggi dinding.
9. Bilamana lokasi pekerjaan pasangan batu adukan berada pada jalur lalu-lintas padat,
pada lokasi daerah terbuka atau jalur lalu lintas padat dilaksanakan pengaturan dan
pengaman untuk mencegah terhadap pekerja dan orang lain mengalami kecelakaan
dengan menempatkan rambu-rambu peringatan.
c.12. Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Uraian
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan pekerjaan plesteran seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.
Bahan
1. Pasir
2. Semen
3. Air
Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
- Dinding dibersihkan dari semua kotoran
- Dinding dibasahi dengan air
- Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
- Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
- Dinding Harus dilot.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS.
3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete Vibrator,
dan alat bantu.
c.14. Penulangan
Uraian
Merupakan baja tulangan polos dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan
leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan
baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu.
c.15. Bekisting
Uraian
1. Tentukan ukuran bekisting
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya, kemudian membuat
bekisting dengan menggunakan dimensi penampang kolom sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan atau sesuai spesifikasi.
2. Pemotongan bahan bekisting
Pelaksanaan bekisting yang baik dan benar. Pertama memotong bahan bekisting
dengan ukuran sesuai yang sudah ditentukan dalam gambar atau spesifikasi.
3. Pembentukan bekisting
Setelah semua proses pemotongan bahan bekisting sudah selesai, maka selanjutnya
membuat model/bentuk mall yang sesuai dengan ukuran dalam gambar.
a. Panjang dan lebar geotextil haru sdipilih untuk mengurangi overleping antar
barisan. Bagian yang overleping harus dijahit atau sesuai dengan rekomendasi
produsennya untuk memenuhi standar kekuatan sesuai AASHTO M.288.
b. Overleping harus dibuat untuk menghindari bukaan/lubang antar baris geotextil
dan harus memnuhi panjang minimum overleping 450 mm.
c. Apabila ada bagian dari geotextil yang rusak/sobek, maka bagian tersebut harus
diganti sesuai dengan persetujuan direksi pekerjaan. Sobekan dapat dijahit atau
dipasang overleping diatasnya. Overleping yang tidak dijahit minimal memiliki
overleping 300 mm pada setiap arahnya.
d. Geotextil harus dijaga dari kerusakan akibat pemasangan material diatasnya dengan
tinggi tidak lebih dari 900 mm. Sehubungan dengan teknik pemasangan lapisan
batu, maka penyedia wajib mengajukan metode konstruksinya dan
mendemonstrasikan proses pemasangan kepada direksi pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pemasangan lapisan batu dimulai dari kaki bangunan
keatas.
e. Pada proses transportasi dan penyimpanan geotextil, harus dilindungi dari sinar
matahari langsung, suhu diatas 600 c’ lumpur, debu, debris atau sesuai dengan
spesifikasi dari produsennya serta mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1. Pengangkutan Beton U-ditch
a. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan beton U-ditch dengan
menggunakan Truck Crane/Excavator, maka diperlukan tali sling, yang
mana diikatkan pada lifting hole yang terdapat pada beton U-ditch.
b. Penumpukan / Pemuatan Penumpukan Posisi beton U-Ditch antara lapis di
atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar posisinya rata dan untuk
menghindari kerusakan, antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi
balok kayu.
c. Pemuatan Beton U-Ditch diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump
Truck/Tronton.
d. Setiap Beton U-ditch yang sudah dipasang harus benar-benar lurus dan
rata antara satu dengan lainnya pada posisi elevasi yang sudah sesuai
dengan ketentuan spesifikasi.p
3. Pekerjaan Akhir/Finishing
a. Perapihan dan pengecekan hasil
akhir pekerjaan.
b. Pembersihan lokasi pekerjaan
dari sisa sisa bahan material
1. Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur 28 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
2. Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat
pemasangan menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material.
Biasanya kapasitan forklift yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
3. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau
crane tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas
crane atau excavator = 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan
dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal sesuai yang disyaratkan
dalam spesifikasi. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit/tim dan
akan dibuat sebanyak 10 tim/hari.
2. Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari
beton cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich
agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah
pengurugan kembali.
3. Beton U-Ditch yang sudah dipasang dan telah sesuai posisi diberi join pada
sambungan sebelum diberi campuran pengikat antara sambungan.
4. Setelah pemasangan U-Ditch selesai, maka tahap selanjutnya dilakukan
penimbunan/urugan pada sisi luar beton u-ditch dan dipadatkan.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan penggalian dilaksanakan, maka kami terlebih dahulu melakukan :
Pembersihan area lokasi yang akan dikerjakan dari sampah
Pemasangan Bouwplank
Koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan dalam Mutual Check dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka selanjutnya kami akan mulai melakukan
pekerjaan galian
.
B.PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN DAN BUANGAN :
Dilaksanakan secara manual dengan tenaga manusia. Alat yang dipergunakan berupa
linggis, cangkul dan skop.
Penggalian dilaksanakan hingga garis, ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan
seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata,
beton, tembok dan perkerasan yang lama.
Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
Urugan tanah kembali akan dilaksanakan setelah pekerjaan structural (pondasi dan
sloof) selesai dikerjakan.
C.PEKERJAAN STRUKTURAL
1. Urugan Pasir Bawah Pondasi Menerus t 10cm
2. Aanstamping t 20cm
3. Pondasi Menerus Pas Batu Belah
4. Pondasi Entance Pas Bata
5. Sloof Beton Bertulang
6. Pekerjaan Kolom Beton Berulang
7. Pekerjaan Ring Balok Beton Bertulang
8. Rangka Atap
D.PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Beton
2. Logam (Atap dan Plafond)
3. Kayu dan Plastik
4. Pasangan
Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan
mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
bata.
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat
dilanjutkan kembali.
Sebelum diplester, permukaan pasangan dinding/beton harus dibasahi dahulu
dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm maka diharuskan menggunakan kawat yang
diikatkan/dipaku ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing
untuk seluruh bangunan
Pekerjaan meliputi :
- Pekerjaan pengecatan kayu
- List plank dan semua pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/besi
sekualitas produk avian dengan membersihkan terlebih dahulu permukaan dari
kotoran.
- Pekerjaan pengecatan tembok
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaan harus diberi acian semen dan
dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan
dinding harus digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi
bagian-bagian permukaan tembok berlubang dan yang terdapat celah-celah
kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus lalu dicat
paling sedikit dua kali.
1. Sasaran K3 Perusahaan
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, Top Management menetapkan bahwa Sasaran
K3 Perusahaan yang terukur sbb:
Mengurangi keluhan kesehatan akibat kerja bagi karyawan operasional dan kantor
Mengurangi terjadinya kecelakaan luka ringan dan kebakaran pada kegiatan
operasional dan kantor
Mengurangi jumlah keluhan atas keamanan atas keamanan dalam lingkungan kegiatan
operasional dan kantor
2. Program K3
Untuk mencapai sasaran K3, Management menyusun program-program K3 perusahaan
yang di dalamnya antara lain mencakup :
Tanggungjawab / wewenang dari tiap bagian yang ditugaskan melaksanakan program
tsb
Jadwal atau waktu pencapaian
3. Monitoring
Pelaksanaan program dan pencapaian sasaran dapat dipantau (monitoring) secara berkala
melalui rapat-rapat K3 seperti : Safety meeting, rapat konsultasi dan komunikasi, Rapat
Tinjauan Manajemen.
Bilamana diperlukan dan berdasarkan hasil pemantauan dan atau perubahan-
perubahan pada SMK3 (aktivitas, proses, peralatan, dll) maka sasaran dan program K3
perusahaan dapat direvisi atau disempurnakan.
Langkah Kerja :
1. Pembuatan peta jalur evakuasi sangat diperlukan sebagai salah satu usaha untuk proses
penyelamatan disaat kondisi darurat, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan peta evakuasi adalah sebagai berikut :
2. Penempatan titik berkumpul, merupakan tempat yang aman, dekat dengan jalan umum
atau mudah untuk pengangkutan / evakausi lanjut.
3. Petunjuk arah pelaksanaan evakausi, harus jelas sesuai arah mata angin. Dan jangan
hanya menunjukan jalur utama namun juga arah menuju pintu darurat / emergency
exit.
4. Bilamana terjadi keadaan darurat (gempa, kebakaran dll) bunyikan alarm, dan
pemberitahuan untuk melakukan evakausi. Dalam pelaksanaan evakuasi yang menjadi
prioritas utama adalah seluruh karyawan (man), kemudian dokumen-dokumen penting
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan.
5. Gunakan tangga, tangga darurat dan emergency exit seoptimal mungkin, untuk itu
petugas evakuasi sebagai komando agar evakuasi tidak tertumpu pada satu titik.
6. Evakuasi di kantor dapat dilakukan melalui pintu utama dan pintu emergency di
ruangan rapat, untuk lantai II gunakan tangga di-belakang reseptionist (bilamana
keadaan darurat terjadi di lantai II) sedangkan untuk petugas pemadam, petugas
evakuasi, petugas dokumen dan petugas penyelamat menggunakan tangga disebelah
gudang lantai.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan evakuasi sampai dengan berkumpul ditempat
kumpul darurat (assembly point) adalah 2,5 menit.
8. Petugas evakuasi, melakukan absensi untuk pengecekan keberadaan karyawan maupun
tamu dalam kondisi selamat berkumpul di assembly point.
9. Petugas evakuasi, melaporkan proses evakuasi pada OHSAS management presentative
(ketua team tanggap darurat).
URAIAN PEKERJAAN :
1. Penyiapan RK3K
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
6. Personil K3 terdiri
a. Petugas K3
8. Rambu-Rambu terdiri
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu Pekerjaan Sementara
g. Sewa Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning LightStick )
h. Sewa Kerucut Lalulintas (Traffic Cone )
i. Sewa Lampu Putar (Rotary Lamp )
Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjag amutu hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi. Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor
proses pekerjaan mulai pengawasan pengadaan material, peralatan, personi lhingga
pelaksanaan pekerjaan sampai selesai. Pekerjaan ini meliputi:
a.Persiapan Personil
- Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan
c.Pembuatan Laporan
- Membuatlaporansecaraberkalaselamamasapelaksanaanpekerjaansebagaibahan
evaluasidan perbaikansecararutindalamsetiapkegiatanpekerjaan.Hasilpekerjaan
Pengendalian quality proyek merupakan kunci utama dalam pencapaian target mutu
suatu perusahaan karena hal ini adalah suatu proses untuk memberikan kepuasan bagi
pelanggan yang nantinya akan berdampak positif bagi citra perusahaan.nisasi
pengendalian mutu proyek terlampir. Berikut ini adalah flow chart kegiatan Quality
Control :
Gambar . Flow chart Quality Control
Demi terwujudnya realisasi target mutu yang maka dibuat suatu rencana target
sebagai acuan dasar bagi perusahaan untuk menjalankan dan menjamin mutu produk
yang dihasilkan. Data mengenai project quality plan terlampir.
Pelaksanaan quality prosedur yang merupakan alur kegiatan yang ditetapkan dan
harus dipenuhi untuk mencapai target kualiatas/mutu yang dicita-citakan perusahaan.
Data mengenai project quality prosedur .
Gambar. Standard Operational Procedure of Quality Control