METODE
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENDAHULUAN
o Rencana Fasilitas Lapangan (Site Facilities Plan)
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dibuat “Rencana Fasilitas Lapangan atau “Site
Facilities Plan” untuk pengaturan lokasi pekerjaan, termasuk pengaturan penempatan alat, stok
material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek,
antara lain kantor direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi lainnya.
Dalam menempatkan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman
terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
- Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan.
- Memudahkan pemeriksaan dan pengecekan.
- Mudah pengambilannya
Lokasi
- Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjutannya.
Pen
gga - Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
- Terjamin kebersihannya.
Site Facilities Plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan, dimana site
facilities plan dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif sehingga tidak terlalu banyak
merevisi site facilities plan.
Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi dengan
menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil kemungkinan terhadap
kecelakaan lalu lintas, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.
Fasilitas Lapangan
Kantor lapangan untuk Direksi keet, Barak Pekerja, Gudang, dan Workshop akan
ditempatkan di lokasi yang berdekatan dan atau terjangkau sehingga dapat membantu
efektivitas pelayanan kerja konstruksi.
o MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek akan ditangani oleh tenaga-tenaga
terampil, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan
apa yang diharapkan. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina
kemampuan dan produktivitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek sejenis.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya.
2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain
antara lain direksi, pengawas, suplier dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan.
Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan
persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili
perusahaan dalam koordinasi dengan pihak lain.
Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan lain-lain.
- Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh
Bagian teknik beserta stafnya.
- Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu oleh
Pelaksana-Pelaksana yang berkompeten.
- Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian personalia
dan keuangan beserta stafnya.
- Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Direktur yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab
langsung kepada Direksi.
Kepala Proyek bertanggung jawab dan diberi kewenangan penuh pengelolaan proyek, dan
mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan. Dengan sistim organisasi seperti
tersebut, maka pelaksanaan diharapkan berjalan lancar, dan penyelesaian dapat tercapai
dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan.
4. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat.
5. Material
Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke laboratorium
untuk dilakukan pengujian.
6. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.
- Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar
lokasi proyek, untuk pekerja yang trampil dan terlatih akan didatangkan dari daerah
lain.
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-
proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
7. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, akan menyediakan tenaga keamanan dan
keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk :
- Pengawasan terhadap para pekerja.
- Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan maupun di kantor proyek.
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti helm
kerja, sabuk pengaman, sepatu, dan sarung tangan jika dipersyaratkan.
- Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat
yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
- Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
- Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan / ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di lingkungan proyek.
Sebagai sarana komuniksi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik oleh para petugas
keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan
hubungan secara menerus.
9. Sarana Kerja
- Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
- Kemudahan akses
- Terpenuhinya alat kerja
- Kemudahan mobilitas dan komunikasi
o MOBILISASI
Sebelum memulai pekerjaan, atas
persetujuan direksi terlebih dahulu
dilakukan mobilisasi alat dan tenaga yang
digunakan dalam pekerjaan, dan lain-lain
yang diperlukan sesuai spesifikasi teknis
pelaksanaan.
Mobilisasi alat berat dari gudang
penyimpanan ke lokasi menggunakan
mobil tronton, flatbed truck, atau armada
lain yang disetujui. Untuk personil/tenaga
kerja mobilisasi dilakukan dengan mobil
angkutan atau moda transportasi lain
sesuai kebutuhan.
Pada akhir kegiatan, dilakukan demobilisasi yaitu mengembalikan peralatan dan tenaga kerja
dari lokasi pekerjaan ke tempat semula dengan metode mobilisasi yang sama ketika mereka
didatangkan.
o DIREKSI KEET
Kantor Kontraktor, Konsultan, Ware House, Work
Shop, dan Barak Pekerja lengkap dengan furniture
dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam
dokumen lelang akan dipersiapkan bersamaan
dengan pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut
akan ditempatkan di sekitar lokasi pekerjaan.
Dalam pembuatan kantor tersebut, fasilitas di
sekitarnya akan selalu dijaga dan dirawat,
sedangkan untuk kantor Kepala proyek dan staff
akan ditentukan kemudian sesuai dengan
kebutuhan dan persetujuan pihak Kepala proyek.
Kantor yang akan dibangun dilengkapi dengan
peralatan dan persyaratan yang dinyatakan dalam dokumen lelang.
o GUDANG SEMENTARA
Kami akan membuat gudang sebagai tempat penyimpanan material. Ukuran gudang akan
disesuaikan dengan instruksi direksi. gudang akan dibuat sedemikian dari material kayu dan
atap seng.
Sebagai tempat penyimpanan barang, lantai gudang akan ditinggikan sedikit lebih dari
permukaan tanah untuk mengantisipasi masuknya air ke dalam gudang akibat curat hujan yang
lebih tinggi.
Gudang akan dijaga seorang penjaga gudang serta beberapa staf yang bertugas mengelola
dan menginventarisasi barang masuk dan keluar.
o LISTRIK KERJA
Untuk keperluan penerangan dan kebutuhan daya untuk pelaksanaan pekerjaan, sedapat
mungkin kami mengupayakan sumber daya dari PLN setempat. Namun bilamana tidak
dimungkinkan, atau ketersediaan tidak mencukupi, maka kami akan mengupayakan dengan
genset (generator set) guna memastikan kebutuhan listrik terpenuhi selama proses konstruksi.
o AIR KERJA
Air kerja akan disediakan dari sumber instalasi air minum setempat, namun bilamana tidak
tersedia atau pun tidak mencukupi, maka kami akan mengupayakan dari sumber mata air
setempat dan memenuhi spesifikasi teknis baik untuk pelaksanaan pekerjaan, maupun untuk
konsumsi personil pelaksana di lapangan dan direksi.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan
lapangan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
ulang dan dibersihkan/ diamankan dari
bangunan-bangunan dan fasilitas yang
mengganggu. Lapangan selalu dijaga tetap
bersih dan rata.
Lokasi pembangunan dilengkapi dengan
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara
gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
segera dilaporkan kepada Perencana /
Pengawas untuk diminta keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan alat-alat water pass/ theodolith atau
alat lain yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
Bersamaan dengan pengukuran, pekerja memasang bowplank, yaitu tiang/tonggak yang menjadi
acuan pelaksanaan. Tiang-tiang tersebut dipasang pada setiap area yang akan dibuat bangunan.
Tiang dicat sedemikian atau diberi pananda dengan warna mencolok serta tetap dipertahankan
ditempatnya hingga pekerjaan bangunan dilaksanakan di atasnya.
PEKERJAAN BONGKARAN
Sesaat setelah peralatan tiba di lokasi kerja, selanjutnya langsung melakukan skema rencana
pembongkaran bersama direksi untuk mengkaji urutan-urutan pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran yang dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dan atau hal lain yang tidak
diharapkan dalam pekerjaan pembongkaran kelak.
Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan pekerjaan pembongkaran, agar supaya
pekerjaan pembongkaran itu tertib dan terukur.
Pembongkaran dilaksanakan mulai dari area
dalam gedung ke luar gedung atau dengan kata
lain pembongkaran dimulai dari bangunan minor
ke bangunan mayor.
Pekerja melakukan pembongkaran bangunan
interior seperti plafon, kaca, pengkabelan, rak-
rak, partisi ruangan, secara manual dengan alat
bantu seperti palu, gergaji, linggis, dan alat lain
yang disetujui direksi. Material hasi bongkaran
langsung disimpan sementara di luar gedung
atau ditempat yang ditunjukkan direksi disusun
secara rapi.
Tahap selanjutnya melakukan pembongkaran material atap. Atap yang masih berdiri kokoh
dilakukan pembongkaran oleh tukang atau pekerja pembongkaran yang berpengalaman. Tidak lupa
setiap pekerja menyiapkan safety belt/tali pengaman yang diikatkan erat dipinggang untuk
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti terjatuh dari ketinggian.
Material atap yang dibongkar dibuang satu persatu ke bawah secara rapi tidak sekaligus untuk
menghindari adanya kecelakaan kerja bagi pekerja yang betugas di bawah gedung.
Setelah diturunkan, material atap lalu disimpan sementara di luar area atau area yang telah
dipersiapkan sebelumnya sebelum di buang keluar lokasi.
Pembuangan material ke luar lokasi dengan menggunakan dump truck dan dibuang ke lokasi yang
aman dari jangkauan orang atau masyarakat dan tentu saja telah mendapat psertujuan direksi.
Tahap terakhir adalah melakukan pembongkaran badan gedung. Pembongkaran badan gedung
seperti tembok, lantai, beton, kolom baja, balok baja, dan pembesian dilakukan dengan alat berat
seperti excavator, bulldozer, crane sebagai pengangkat, wheel loader dan alat lain yang disetujui.
Excavator melakukan pembongkaran dengan menumbuk permukaan badan bangunan hingga
hancur. Penumbukan dilaksanakan secara perlahan
agar tidak mengakibatkan runtuhnya bangunan secara
tiba-tiba yang dapat mengakibatkan keselamatan
operator ataupun pekerja lain yang secara bersamaan
melakukan pekerjaan pembongkaran dan atau pekerjaan
lain yang harus dilakukan bersamaan dengan
operasional alat berat.
Pembongkaran terus dilakukan hingga seluruh badan
gedung habis terkikis oleh tumbukan excavator dan
rubuh dengan sendirinya baik oleh karena tumbukan
maupun oleh berat gedung sendiri yang telah keropos
terkikis perlahan.
Pembongkaran untuk bangunan yang memakai rangka
baja harus dilakukan menggunakan crane sebagai
pengangkat. Hal ini dilakukan mengingat baja tidak dapat dihancurkan dengan cara ditumbuk
kecuali dibongkar satu persatu hingga habis.
Pembongkaran baja dilakukan secara perlahan dan hati-hati guna menghindari kecelakaan kerja.
baja yang telah dibongkar diletakan secara rapi di luar area agar tidak menjadi penghambat
pekerjaan pembongkaran selanjutnnya.
PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak bangunan. Urutan pekerjaan sebagai
berikut:
1. Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Kedalaman Galian
- Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali secara open cut dengan mem-bentuk slope
(cek tinggi kritis & ke-miringan slope).
- Untuk lahan yang sempit apakah diperlukan dinding penahan tanah yang sementara
temporary;
Pengaturan arah memulai galian dengan memperhatikan site installation yang ada.
Pemilihan jumlah, dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu pelaksanaan
dan lokasi proyek.
Jalan kerja yang memenuhi syarat.
Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas galian, dll).
Pembesian
Besi yang digunakan adalah U-24 dan U-32
dengan diameter sesuai gambar kerja. Besi
sebelumnya telah mendapat persetujuan
direksi. Sebelum pembesian, permukaan
bawah tanah ditaburi pasir urug dengan
ketebalan maksimal 10 cm untuk menetralisir
tanah bawah. Selanjutnya diberi campuran
beton mutu rendah sebagai lantai kerja agar
memudahkan pekerja melaksanakan
pembesian dimana tidak lagi bersentuhan
dengan tanah dasar ataupun air bawah
tanah.
Besi beton dilakukan pabrikasi yaitu
pemotongan dan pembengkokan oleh pekerja profesional terlatih. Pemotongan dilakukan
dengan alat potong besi atau bar cutter, sementara pembengkokan dengan alat pembengkok
besi atau bar bender. Kedua alat tersebut disiapkan tepat di lokasi kerja tidak jauh dari lokasi
pembesian untuk memudahkan mobilisasi besi setelah dipabrikasi.
Pemotongan dan pembengkokan dilaksanakan secara teliti dan seksama sehingga tidak ada
satupun kesalahan dalam pabrikasi tersebut. Untuk itu gambar kerja selalu berada disamping
pekerja dan tertempel di papan kerja.
Setiap saat terjadi kesalahan, direksi lapangan segera melakukan koreksi agar tidak
berdampak terus menerus sehingga menimbulkan kesalahan yang lebih besar lagi.
Perakitan besi dilaksanakan dari bawah ke atas. Penguncian dan penyambungan dilakukan
dengan kawat beton agar besi tidak mudah lepas satu sama lain. Pengikatan dilakukan
sedemikian secara kuat. Kerapihan pasangan sangat diperhatikan pada tahap ini, demikian
pula jarak antar tulangan selalu diperhatikan agar kelak material beton mudah masuk kedalam
lubang-lubang pembesian.
Perancah / Bekisting
Perancah atau bekisting disebut juga sebagai tiang
sokong diperlukan untuk mendapatkan elevasi yang
sesuai pada pembentukan cetakan beton. Kemiringan
ataupun tidak stabilnya poisis bekisting dapat
mengakibatkan berkurangnya mutu pelaksanaan
pekerjaan pondasi beton.
Tiang perancah/bekisting yang digunakan adalah
kayu dan mempunyai kelurusan yang cukup,
sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan.
Bekisting dipasang secara baik dan rapat agar tidak
terjadi kebocoran pada saat pengecoran. Disetiap sisi
bekisting ditopang dengan kayu dolken sehingga
permukaan bekisting benar-benar tidak dapat
bergeser saat dilakukan pengecoran atau saat
bekisting dibebani dengan material campuran beton.
Adukan Beton
Adukan beton yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini adalah beton ready mix yang
diproduksi di bathing plant dan dibawa ke
lokasi menggunakan truck mixer (mobil
molen).
Dalam pelaksanaannya, pembuatan adukan
sebelum diproduksi teknis terlebih dahulu
mengajukan persyaratan-persyaratan
standar pada material pencampur beton
antara lain:
1. Semen Portland
- Semen yang dipakai adalah jenis
Porland Cement normal tipe-I yang
segar dengan tidak ada tanda-tanda prahidrasi (proses pembatuan).
- Semen disimpan di dalam gudang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan
setinggi +30 cm, dengan tumpukan tidak melebihi sepuluh lapis.
2. Pasir (agregat halus)
- Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
- Terdiri dari butir yang keras dan tajam, bersifat kekal artinya tidak menjadi lapuk atau
hancur oleh pengaruh cuaca.
3. Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)
- Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu. Pada
umumnya dengan besar butir lebih dari 5 mm.
- Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran
gradasi butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri
dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa
merusak beton dan/atau baja tulangan.
Sebelum produksi campuran beton terlebih dahulu dibuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan.
Proporsi campuran bahan dasar ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan
memberikan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi
yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, perataan dan pemadatan)
secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan
kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Untuk struktur atas bangunan, karena
pengecoran dilakukan hingga elevasi yang
cukup tinggi, maka beton yang dihasilkan
juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang baik sebagai flowing
concrete, agar pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah tertinggal dari pada
semennya, serta dapat mengisi dengan padat semua rongga di dalam acuannya.
Pada saat bersamaan, mesin pemadat beton (concrete vibrator) dinyalakan dan ujungnya
dimasukkan pada celah-celah besi beton. Hal ini dimaksudkan agar besi tersebut bergetar
sembari membawa partikel-partikel campuran beton mengisi rongga-rongga yang belum terisi.
Proses tersebut dapat mengeluarkan udara yang terperangkan dalam area pengecoran, seiring
masuknya beton dalam rongga.
Perawatan (curring)
Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama
berlangsungnya proses pengerasan
terhadap panas matahari, angin, hujan atau
aliran air dan pengeringan sebelum
waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka
dijaga tetap basah selama minimal 14
hari, dengan cara menyemprotkan air atau
menggenangkan air pada permukaan beton
tersebut, atau dengan cara lain yang
dianjurkan direksi.
Pembongkaran Acuan
Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar
acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.
Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka kami
memberitahukan kepada direksi untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian,
perbaikan atau penutupannya.
Acuan dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan
bekerja padanya. Kekuatan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang
bersangkutan.
o Pola pengukuran
Pola (maal) dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan pada saat
pabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita
baja yang telah disepakati.
o Pelurusan
Sebelum melakukan pekerjaan lain yang dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa keratanya, semua batang-batang diperiksa kelurusanya, harus bebas dari puntiran
dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
keseluruhanya.
o Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong menggunakan gunting, geraji atau dengan las pemotong.
Permukaan yang diperoleh dari hasi pemotongan harus siku terhadap bidang yang di potong
tersebut, tepat dan rata menurun ukuran yang diperlukan.
o Pengelasan
Pekerjaan las dikerjakan oleh tukang las dibawah pengawasan langsung pelaksana struktur
dengan pekerjaan las. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
pelat-pelat baja yang akan dilas harus bersih terbebas dari kotoran seperti minyak, cat, karet
atau lapisn lainya yang dapat mempengaruhi mutu las. Yang terpenting dalam pengelasan ini
ialah kita harus memperhatikan kebersamaan dan rupa las, serta kematangan pengelasan.
o Pengeboran
Bila memungkinkan, semua pelat, potongan-potongan dan sebagianya harus dijepit bersama-
sama untuk membuat lubang dan di bor menembus seluruh tebal dari material. Bila
menggunakan baut pada salah satu lubang, maka lubang ini di bor lebih kecil dan kemudian
baru diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
o Montase percobaan
Sebelum diangkat dan dipasang, pekerjaan baja harus dilakukan montase percobaan pada
bengkel pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa. Jika terjadi perbedaan kedudukan,
batang yang berdekatan harus dimontase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki
lengkap dengan perletakan-perletakanya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang
penguat.
o Pengecatan
Sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari seluruh
pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan menggunakan mesin perkakas dan pada
perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan
mesin penyemprot pasir. Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering,
diberi bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan dengan bahan-bahan pelindung lainya.
o Pengecetan baja
Sebelum memasuki tahap pengecetan, baja harus di bersihkan terlebih dahulu dari kotoran-
kotoran seperti minyak, cat, lumpur karatan dll. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca
yang berkabut, berdebu atau pada cuacalain yang jelek. Permukaan yang akan di cat harus
kering dan tidak boleh berdebu. Cara mengecatnya harus dengan kuat pada permukaan baja,
seluruh baut yang ada pada sudut-sudut, sambungan pelat dan lekuk-lekuk yang ada pada baj,
kemudian diratakan secara baik.
Pembesian
Besi yang digunakan adalah U-24 dan U-32 dengan diameter sesuai gambar kerja. Besi
sebelumnya telah mendapat persetujuan
direksi. Sebelum pembesian, permukaan
bawah tanah ditaburi pasir urug dengan
ketebalan maksimal 10 cm untuk
menetralisir tanah bawah. Selanjutnya
diberi campuran beton mutu rendah
sebagai lantai kerja agar memudahkan
pekerja melaksanakan pembesian
dimana tidak lagi bersentuhan dengan
tanah dasar ataupun air bawah tanah.
Besi beton dilakukan pabrikasi yaitu pemotongan dan pembengkokan oleh pekerja profesional
terlatih. Pemotongan dilakukan dengan alat potong besi atau bar cutter, sementara
pembengkokan dengan alat pembengkok besi atau bar bender. Kedua alat tersebut disiapkan
tepat di lokasi kerja tidak jauh dari lokasi pembesian untuk memudahkan mobilisasi besi
setelah dipabrikasi.
Pemotongan dan pembengkokan dilaksanakan secara teliti dan seksama sehingga tidak ada
satupun kesalahan dalam pabrikasi tersebut. Untuk itu gambar kerja selalu berada disamping
pekerja dan tertempel di papan kerja.
Setiap saat terjadi kesalahan, direksi lapangan segera melakukan koreksi agar tidak
berdampak terus menerus sehingga menimbulkan kesalahan yang lebih besar lagi.
Perakitan besi dilaksanakan dari bawah ke atas. Penguncian dan penyambungan dilakukan
dengan kawat beton agar besi tidak mudah lepas satu sama lain. Pengikatan dilakukan
sedemikian secara kuat. Kerapihan pasangan sangat diperhatikan pada tahap ini, demikian
pula jarak antar tulangan selalu diperhatikan agar kelak material beton mudah masuk kedalam
lubang-lubang pembesian.
Perancah / Bekisting
Perancah atau bekisting
disebut juga sebagai tiang
sokong diperlukan untuk
mendapatkan elevasi yang Tiang Kayu
Adukan Beton
Adukan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton ready mix yang
diproduksi di bathing plant dan dibawa ke lokasi menggunakan truck mixer (mobil molen).
Dalam pelaksanaannya, pembuatan adukan sebelum diproduksi teknis terlebih dahulu
mengajukan persyaratan-persyaratan standar pada material pencampur beton antara lain:
1 Semen Portland
- Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segar dengan
tidak ada tanda-tanda prahidrasi (proses pembatuan).
- Semen disimpan di dalam gudang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan
setinggi + 30 cm, dengan tumpukan tidak melebihi sepuluh lapis.
2 Pasir (agregat halus)
- Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
- Terdiri dari butir yang keras dan tajam, bersifat kekal artinya tidak menjadi lapuk atau
hancur oleh pengaruh cuaca.
3 Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)
- Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu. Pada
umumnya dengan besar butir lebih dari 5 mm.
- Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran
gradasi butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri
dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
4 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa
merusak beton dan/atau baja tulangan.
Sebelum produksi campuran beton terlebih dahulu dibuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan.
Proporsi campuran bahan dasar ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan
memberikan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang
memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke
dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Untuk struktur atas bangunan, karena pengecoran dilakukan hingga elevasi yang cukup tinggi,
maka beton yang dihasilkan juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang
baik sebagai flowing concrete, agar pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah
tertinggal dari pada semennya, serta dapat mengisi dengan padat semua rongga di dalam
acuannya.
Perawatan (curring)
Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
panas matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama minimal 14 hari,
dengan cara menyemprotkan air atau menggenangkan air pada permukaan beton tersebut,
atau dengan cara lain yang dianjurkan direksi.
Pembongkaran Acuan
Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar
acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.
Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka kami
memberitahukan kepada direksi untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian,
perbaikan atau penutupannya.
Acuan dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan
bekerja padanya. Kekuatan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang
bersangkutan.
wafer head 10 x 16 atau yang setara. Pemasangan sekrup cukup pada lembah dan puncak
gelombang masing-masing satu buah .
- Setelah bondek terpasang end stop, pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan bondek,
ke bidang kerja.
- Pada saat pemasangan bondek bidang kerja digunakan propping untuk menahan bondek
dari beban kerja.
- Untuk menambahkan kekuatan pada bagian sambungan bondek, harus dilakukan
penjepitan dengan tang jepit.
- Untuk arah memanjang, apabila akhiran sambungan terjadi pada puncak gelombang
bondek, maka bagian akhirnya tersebut dilakukan penambahan tinggi papan bekisting
sampai pada puncak gelombang.
Wiremesh
Wiremesh atau JBKL (jaring kawat baja
las) adalah anyaman kawat yang dipasang
pada plat lantai sebagai pengganti fungsi
pembesian. Wiremesh dipasang
menggunakan tenaga manusia.
Sebelumnya terlebih dahulu dipastikan
bekisting telah disiapkan untuk menahan
berat wiremeh.
Hal perlu diperhatikan beberapa hal
sehingga didapati hasil yang optimal dan
benar yaitu:
- Tumpangan ( overlap ) JKBL
- Perletakan JKBL (Jaring Kawat Baja Las)
Tumpangan ( overlap )
- Tumpangan sekuat tegangan leleh.
Suatu tumpangan akan setara tegangan leleh penuh kalau lembaran itu berhimpitan
(overlap) sejauh satu kotak spasi (dua Kampuh las), ditambah minimal 2,5 cm
- Tumpangan separuh tegangan leleh
Suatu tumpangan akan setara dengan separuh tegangan leleh, kalau lembaran itu
berhimpitan (overlap) sejauh satu kampuh las ditambah minimal 2,5 cm.
Tambahan sebesar 2,5 cm adalah jarak minimal agregat beton yang diizinkan oleh
Peraturan Beton Indonesia (PBI 8.16.1), membantu agar beton tersebut dapat padat di
sekitar kawat tersebut. persyaratan tumpangan separuh tegangan leleh kadang-kadang
diizinkan untuk tumpangan di tepi plat satu arah (one way slab).
Perancah / Bekisting
Perancah atau bekisting disebut juga sebagai tiang
sokong diperlukan untuk mendapatkan elevasi
yang sesuai pada pembentukan cetakan beton.
Kemiringan ataupun tidak stabilnya poisis bekisting
dapat mengakibatkan berkurangnya mutu
pelaksanaan pekerjaan pondasi beton.
Tiang perancah/bekisting yang digunakan adalah
kayu dan mempunyai kelurusan yang cukup,
sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan.
Bekisting dipasang secara baik dan rapat agar
tidak terjadi kebocoran pada saat pengecoran. Disetiap sisi bekisting ditopang dengan kayu
dolken sehingga permukaan bekisting benar-benar tidak dapat bergeser saat dilakukan
pengecoran atau saat bekisting dibebani dengan material campuran beton.
Adukan Beton
Adukan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton ready mix yang
diproduksi di bathing plant dan dibawa ke lokasi menggunakan truck mixer (mobil molen).
Dalam pelaksanaannya, pembuatan adukan sebelum diproduksi teknis terlebih dahulu
mengajukan persyaratan-persyaratan standar pada material pencampur beton antara lain:
1. Semen Portland
- Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segar dengan
tidak ada tanda-tanda prahidrasi (proses pembatuan).
- Semen disimpan di dalam gudang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan
setinggi + 30 cm, dengan tumpukan tidak melebihi sepuluh lapis.
2. Pasir (agregat halus)
- Agregat halus atau pasir untuk beton,
berupa pasir alam atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu.
- Terdiri dari butir yang keras dan
tajam, bersifat kekal artinya tidak
menjadi lapuk atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
3. Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)
- Agregat kasar untuk beton berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu. Pada umumnya dengan besar butir lebih
dari 5 mm.
- Terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran
gradasi butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri
dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa merusak beton
dan/atau baja tulangan.
Sebelum produksi campuran beton terlebih dahulu dibuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan.
Proporsi campuran bahan dasar ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan
memberikan kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang
memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke
dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Untuk struktur atas bangunan, karena pengecoran dilakukan hingga elevasi yang cukup tinggi,
maka beton yang dihasilkan juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang
baik sebagai flowing concrete, agar pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah
tertinggal dari pada semennya, serta dapat mengisi dengan padat semua rongga di dalam
acuannya.
terisi. Proses tersebut dapat mengeluarkan udara yang terperangkan dalam area pengecoran,
seiring masuknya beton dalam rongga.
Perawatan (curring)
Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama
berlangsungnya proses pengerasan
terhadap panas matahari, angin, hujan atau
aliran air dan pengeringan sebelum
waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka
dijaga tetap basah selama minimal 14
hari, dengan cara menyemprotkan air atau
menggenangkan air pada permukaan beton
tersebut, atau dengan cara lain yang
dianjurkan direksi.
Pembongkaran Acuan
Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar
acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.
Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka kami
memberitahukan kepada direksi untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian,
perbaikan atau penutupannya.
Acuan dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan
bekerja padanya. Kekuatan ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang
bersangkutan.
bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding
dengan bantuan benang.
Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram / dibasahi dengan
air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata, menggunakan
adukan mortar 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan
dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata
atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga
memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.
PEKERJAAN PEMASANGAN
Pekerjaan Plafond biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu :
- Rangka
- Pemasangan plafond + finishing
Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah terpasang. Langkah pekerjaan adalah
penyusunan rangka sebagai struktur plafond harus kuat dan leveling rata. tidak bergelombang.
Kontrol sebelum material plafon dipasang supervisor akan mengecek level dan ketinggian dan
semua intalasi telah terpasang dengan baik baru akan ditutup papan plafon yang selanjutnya akan
difinish setiap sambungan memakai compound .
List plafond akan menyesuaikan kondisi lapangan atas persetujuan direksi lapangan.
Langkah pekerjaan :
- Tentukan/ marking elevasi plafond
dan buat garis sipatan pada dinding &
as sumbu ruangan serta titik-titik
paku kait pada langit-langit dengan
jarak sesuai shop drawing.
- Pasang paku kait. Tembakan paku-
paku kait pada marking titik -titik
yang telah ada
- Pasang penggantung rangka plafond
(rod) yang terdiri dari hanger dan clip
adjuster dengan posisi tegak - lurus.
- Pasang rangka tepi dan wall angle
sebagai list tepi tepat pada sipatan
marking elevasi plafond.
- Tentukan jarak penempatan kait
penggantung.
- Pasang tarikan benang sebagai
pedoman penentu kelurusan dan
ketinggian rangka plafond.
- Pasang rangka utama/ top cross
rail dengan jarak 1200 mm.
- Pasang rangka pembagi/furing chanel menggunakan locking clip, cek elevasi dan jarak
rangkaplafond cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
- Pasang dan kencangkan clip rod.
- Pasang panel papan plafond pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver
setiap sambungan harus tepat pada rangka.
- Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass.
- Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban.
- Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceillng.
- Setelah itu diamplas.
- Finish permukaan plafond tersebut
dengan cat.
a. Ratakan permukaan plafon menggunakan plamur sampai terlihat rata dan lurus.
b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar - benar halus.
c. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut,
serta rol cat untuk bidang luas.
Pengampelasan
- Gunakan kertas amplas ukuran 120/150, amplas sambungan untuk memperoleh penyelesaian
akhir yang halus.
- Hindari pengamplasan secara berlebihan yang dapat mengoyak lapisan kertas.
- Buat penguat bagi lubang-lubang M & E yang besar
PARTISI GYPSUM
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum adalah sebagai berikut :
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
pekerjaan dinding partisi gypsum.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board,
rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup gypsum, textile
tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass,
meteran, steiger, unting-unting, gerinda, gergaji, bor
screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.
Pengukuran:
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith
menentukan dan menandai (marking) pada bagian
lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.
Pelaksanaan :
- Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada),
sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).
- Masukkan kusen yang siap
dipasang ke lubang tembok
dengan bantuan baji karet/ kayu.
- Atur kedudukan kusen dengan baji
karet/ kayu.
- Stel kelurusan kedudukan kusen
terhadap tembok/ dinding
- Lubangi tembok/dinding melalui
lubang kusen dengan bor, untuk
tempat skrup
- Masukan fischer kedalam lubang bor
- Fischer dikencangkan dengan obeng
- Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. aksesoris
- Stel perlengkapan serta (roda/rel,
engsel, kunci dll).
- Finish tembok/ dinding dengan
mortar/ semen/ sealant (pengisian
pada celah antara kusen dan
tembok/ dinding ).
- Untuk menghindari cacat pada
profil-profil alumunium yang telah
terpasang, maka beri pelindung
sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.
Pelaksanaan
PT. BINTANG REZEKI PRATAMA | Confidential
METODE PELAKSANAAN
RENOVASI GEDUNG KANTOR BBWS-PJ (LANJUTAN)
PT. BINTANG REZEKI PRATAMA
WATER PROOFING
- Bersihkan lokasi struktur beton yang akan dipasang waterproofing dengan alat kerja yang
sudah disiapkan sebelumnya, pastikan, pastikan
setiap permukaan sudah benar-benar bersih
- Labur permukaan atau bidang yang akan dipasang
dengan primer coating secara merata serta pada
bidang didning naik sekitar 20 cm dari lantai
rencana
- Cek kembali laburan primer coating apakah sudah
benar-benar rapi dan menutup semua permukaan.
- Pasar waterproofing secara merata ke seluruh
permukaan beton dengan sambungan overlap
kurang lebih 10 cm
- Memeriksa dan mengecek kembali waterproofing
membrane yang sudah dipasang sebelumnya
- Melakukan tes penggenangan dengan air selama
satu hari atau 1 x 24 jam
- Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa
dipastikan tidak terjadi kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
PEKERJAAN PENGECATAN
Peralatan yang digunakan
- Kertas semen/koran
- Lakban
- Amplas
- Rol
- Kuas
- Skrap
- Kain lap
Pelaksanaan :
- Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan
kertas semen/ koran dan lakban.
- Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan
pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
- Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
- Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
- Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang
luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
- Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
- Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir
(jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
- Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata
- Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain.
- Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris
pipa air kotor serta jalur pembuangannya.
- Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat
merepotkan pada sesi pengerjaan.
- Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat.
- Untuk air bekas mandi / cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
- Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan.
- Sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm,
sedang yang dibawah plat = 15 cm).
- Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter
belum ditentukan , dapat dipakai sistem Block Out.
- Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana
letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing closet, fungsinya
adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan.
- Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan
dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet diberi banyak air.
- Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.
cair dan pasang dengan tutup yang terbuat dari pipa PVC. Biasanya dapat dibeli di toko
material bangunan.
- Tahap berikutnya adalah menyambung semua pipa pembuangan limbah padat
dari kloset ke septic tank. Timbun dengan tanah.
- Usahakan letak kloset harus lebih tinggi dari septic tank, agar kotoran dapat dengan mudah
masuk ke dalam septic tank.
Metode Pelaksanaan
1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-
kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
- Tidak boleh ada sambungan
- Dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- Ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
10. Stop kontak dan saklar.
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
Bahan-bahan:
- Stopkontak baru yang bagus dan aman
- Kabel NYA atau NYM
- Pipa PVC
PT. BINTANG REZEKI PRATAMA | Confidential
METODE PELAKSANAAN
RENOVASI GEDUNG KANTOR BBWS-PJ (LANJUTAN)
PT. BINTANG REZEKI PRATAMA
Cara memasang:
- Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan Stopkontak
- Buat jalur Pipa di dinding dari Plafon menuju lubang stopkontak
- Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-meter).
- Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik dengan
menggunakan Testpen.
- Pasang Kabel fasa, netral dan arde dari jalur sumber listrik pada instalasi listrik yang sudah
ada, menuju lubang stopkontak (Kabel-kabel yang terpasang harus yang berasal dari sumber
listrik).
- Kemudian pasang Stop kontak pada lubang yang sudah ada.
- Pasang kabel fasa, Netral dan Arde pada baut terminal kabel yang ada pada stopkontak, untuk
posisi kabel arde berada ditengah stopkontak, dan untuk kabel fasa dan netral dipasang
sebelah kanan dan kiri (posisi kabel fasa dan netral boleh terbalik).
- Pastikan baut pengikat kabel sudah terpasang dengan benar dan kencang, dan pastikan tidak
ada inti kabel yang bersentuhan dengan kabel-kabel lain maupun benda lainnya.
- Kemudian tutup kembali stopkontak, dan pastikan semua sudah terpasang dengan benar
sebelum sumber listrik dari MCB utama dinyalakan.
MEMASANG SAKLAR
Bahan-bahan:
- Saklar
- Kabel NYA atau NYM
- Pipa PVC
Cara memasang:
- Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan Saklar baru
- Buat jalur Pipa di dinding dari Plafon menuju lubang Saklar
- Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-meter)
- Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik dengan
menggunakan Testpen
- Pasang dan Sambungkan kabel fasa dari sumber listrik menuju Saklar
- Pasang kabel keluaran dari saklar menuju fitting lampu
- Kemudian pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal kabel yang ada pada saklar
tersebut
- Jika yang dipasang adalah saklar tunggal (untuk 1 buah lampu), berarti kabel yang diperlukan
hanya 2 kabel yaitu satu dari sumber listrik dan satu kabel lagi menuju fiting lampu.
- Jika yang dipasang adalah saklar ganda (untuk 2 buah lampu), berarti kabel yang diperlukan
ada 3 Kabel, yaitu satu kabel dari sumber listrik, dan dua kabel lagi dipasang menuju masing-
masing fiting lampu.
- Kemudian pastikan kabel-kabel sudah terpasang dengan benar, dan terikat kencang pada baut
pengikat.
- Periksa hasil pemasangan, sebelum menyalakan kembali listrik dari MCB utama
Cara memasang:
- Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-meter)
- Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik dengan
menggunakan Testpen
- Pasang kabel Netral dari sumber menuju ke tempat pemasangan lampu
- Pasang kabel dari Saklar menuju fiting lampu
- Pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal yang ada pada Fiting lampu (Usahakan
kabel fasa dari saklar terpasang pada terminal fiting lampu yang di posisi tengah)
- Pastikan kabel-kabel terpasang dengan benar dan kencang
Peralatan
- Tang, Obeng
- Kabel ties
- Tang pre
Urutan Pelaksanaan :
Kabel Pada Tray
- Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
- Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
- Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
- Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
- Kabel siap disambung dengan panel
PEMASANGAN BUSDUCT
Material
- Bus duct
- Fitting-fitting bus duct
Peralatan
- Waterpass
- Tang, obeng dll
- Benang / kawat baja
Urutan Pelaksanaan
- Bus duct vertical / horizontal
- Marking jalur penempatan bus duct
- Pasang bracket dengan jarak max 2 meter dan tidak kurang 30 cm dari sambungan
- Check kondisi isolator bus duct dengan merger test
- Pasang bus duct dan accessories-nya
- Lakukan penutupan pada tiap sambungan
- Test bus duct dengan tegangan 2,5 kv, frequency 45-65 hz selama 60 detik.
Peralatan
- Bor tangan
- Tang, obeng dll
- Gergaji besi
Urutan Pelaksanaan
- Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm & tinggi 30 cm dari lantai
- Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm
- Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga bak kontrol grounding
- Sambungkan antar plat tembaga dengan jointing dari dahan tembaga
Peralatan
- tang tumpul
- bracket out door/blower
- 2 buah kunci inggris
- obeng + -
- Palu
- Tatah
- kunci pas 12-13
- kunci L kecil
- alat pliringan/alat pelebar ujung pipa AC
- pemotong pipa AC
- mata bor nomor 6 dan 10
- mata bor bobok diameter 5 cm
- bor listrik beton
- Meteran
- waterpas pendek bermaghnet
- waterpas panjang
- Balpoin
- tangga lipat
Pelaksanaan
- Buka wadah indoor dan kita keluarkan indornya
dari wadah dan posisikan indoor dengan
posisi tengkurap.
- Ukurlah dengan meteran dengan cara
menempatkan ujung meteran dari pangkal pipa
indoor ke pinggir bracket.setelah di ukur lalu di
ingat berapa jaraknya dan lepas bracket indoor
- Setelah bracket indoor dilepas lalu balik lagi, buka tutup indoor lalu buka lagi tutup yang ada
pada kanan indoor. buka dengan obeng maka akan terlihat seperti gambar.
Berikut keterangannya:
N : tempat kabel menuju listrik negative
1 : tempat kabel menuju listrik positif
N : tempat kabel negatif menuju out door
L : tempat kabel positif menuju out door
Pemasangan Indoor:
Ambil indoor dan terapkan pada bracket yang tadi
telah di pasang. Caranya letakkan posisi tangga
pas di bawah bracket,lalu ambil in doornya pasangkan pada bracket.adapun cara mudahnya yaitu
kabel untuk ke out door di masukan pada lubang terlebih dahulu. Setelah masuk tinggal pipanya
dimasukin sampai benar-benar terpasang dengan rapat.
Tujuan pliring yaitu melebarkan ujung pipa supaya bisa diterapkan pada sambungan. Ditahap ini
harus sangat berhati-hati karena apabila pliringan
tidak center atau terlalu lebar maka ujungnya akan
pecah. Total ujung yg dipliring berarti ada
4.lumayan banyak juga. setelah semua ujung
sudah di pliring, ke tahap berikutnya yaitu
mememasang bracket out door.
.
Cara memasang bracket out door:
Bracket out door berarti bracket harus di pasang di
luar ruangan. karena out door/blower adalah
sebuah mesin yang bekerja untuk
pendinginannya.setiap mesin bekerja pasti
mengeluarkan panas dan alangkah baiknya
diletakan diluar ruangan.
Pertama letakan tangga tepat berada di bawah
tempat yang akan di pasang bracket.setelah itu
kita ukur berapa panjang lubang dudukan antar
kedua baut.misalnya panjang 47cm. Langsung
saja ambil waterpas panjang lalu tempel pada
permukaan tembok secara horisontal. Ukur
sepanjang 47cm dan pakaikan tanda dengan balpoin setelah itu bracket kita terapkan dilubang
bagian atas pada tanda tadi dan lubang bagian bawah tandai juga dengan balpoin lalu yang
satunya lagi demikian.berarti ada 4 tanda untuk pemasangan bracket.
Tanda itu lalu dibor memakai mata bor nomor 10. Setelah dibor empatnya kira" sedalam panjang
dinabolt, supaya dinabolt bisa masuk. Setelah dinabol dimasukan pada bor-boran tadi lalu
kencangkan sampai benar-benar terpasang dengan kuat.
cara mengencangkannya sama seperti tadi. Jangan sampai terlalu kencang atau kurang kencang,
kalau terlalu kencang pipa akan pecah dan akan mengalami kebocoran. Kalau sampai pecah
lakukan tahap pliring tadi. Selanjutnya memasang kabel untuk blower, caranya buka tutup dibagian
sebelah kanan blower menggunakan obeng plus. Pemasangannya sama seperti saat memasang
kabel di indoor. Biasanya warna coklat untuk kabel
positif, warna biru untuk kabel negatif dan kuning
untuk kabel ground. Setelah kabel terpasang lalu
tutup lagi.
Bualah grounding pertanahan terlebih dahulu hal ini untuk mengetahui tahanan sebaran tanah yg
diinginkan atau sesuai standart yang berlaku sekaligus mempermudah dalam pemasangan.
STANDAR MUTU
- Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan standar dan aturan yang sudah ditetapkan
- Menggunakan beton dengan mutu yang tinggi dan kualitasnya sudah teruji di laboratorium.
Selain itu untuk dimensinya sudah sesuai dengan perencanaan
- Besi yang digunakan mempunyai mutu yang tinggi dan kualitasnya baik. Diameter yang
digunakan sudah sesuai dengan perencanaan
- Dalam pelaksanaan pekerjaan selalu mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Waktu pelaksanaan pekerjaan sudah diatur sedemikian rupa agar mencapai target yang sudah
ditetapkan baik mengenai biaya, mutu, waktu, dan bahan
KONTROL KUALITAS
Tujuan dari kontrol kualitas adalah agar kualitas struktur yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan. Pengontrolan terhadap kualitas sangat penting untuk menjamin kekuatan
struktur yang telah direncanakan. Pengontrolan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Karakter tenaga kerja yang ada dalam suatu kegiatan berbeda-beda. Masing-masing
mewakili strata sosial yang berbeda-beda pula. Oleh karenanya perlu penanganan yang
baik dari para pelaksana untuk mengarahkan tenaga kerja tersebut.
5. Kontrol waktu
Pengendalian waktu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan, dan juga agar pekerjaan dapat menghindari
kerugian, baik kerugian waktu maupun biaya. Pengendalian dilakukan dengan Time
Schedule dan Network Planning.
PENUTUP
Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat kelengkapan dokumen penawaran. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa sistematika penyusunan metode pelaksanaan baik bahasa maupun strukturnya
tidak dapat memuaskan semua pihak dan sangat jauh dari kesempurnaan, namun demikian dari
segi teknis pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya, dan tentu saja sumbang saran
untuk perbaikan dan kesempurnaannya sangat kami harapkan sehingga kedepan dapat tersajikan
metode yang lebih baik dan konprehensif yang memenuhi harapan semua pihak.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati dimohon kiranya kami diberi kesempatan untuk
melakukan klarifikasi terhadap seluruh penawaran baik teknis maupun admnistrasi yang tersaji
keseluruhannya dalam satu kesatuan dokumen penawaran yang kami ajukan sebagaimana
terlampir.
ASRIADI
Direktur