Anda di halaman 1dari 18

PT.

BINTANGREZEKIPRATAMA
GENERAL CONTRACTOR - SUPPLIER
KERJASAMA OPERASIONAL
PT.BINTANG REZEKI PRATAMA (KSO) PT.RESKI AFLAH JAYA ABADI
Jl. Bontomene I No. 8 Makassar, Sulawesi Selatan

METODE PELAKSANAAN

Unit : Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus Nelayan


Kegiatan : Pembangunan Rumah Khusus di Kab. Maros
Lokasi : Kec. Mocongloe, Desa Moncongloe Bulu

PERSIAPAN

No. URAIAN METODE PELAKSANAAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. K3 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3 :
 Promosi program K3 :
Pemasangan bendera K3
Pemasangan sign board K3
 Peralatan K3 terdiri dari :
1. Pemakaian Helm
2. Pemakaian Sepatu Boot
3. Kotak P3K (komplit)
4. Sarung Tangan
5. Rambu-rambu peringatan
6. Masker pengaman untuk pekerjaan tertentu
7. Kacamata las
8. Pelindung telinga
 Sarana peralatan lingkungan :
- Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang
antara lain kantor proyek, gudang bahan bakar,
gudang material/peralatan, ruang genset, mess
karyawan, barak pekerja
- Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing
yang kuat dan tali warna kuning sebagai
pembatas atau peringatan.
- Penangkal petir.
- Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.
- Jaringan pengaman pada bangunan tinggi
- Pagar pengaman pada lokasi proyek
2. Direksi Keet Setelah lokasi bersih dilanjutkan dengan pembuatan
Direksi Keet + Barak Kerja dan Gudang, dimana Direksi
Keet dibuat untuk kegiatan administrasi proyek. 
3. Gudang Barang Gudang dibuat untuk menyimpan bahan material dan
peralatan.
4. Air Kerja Air untuk kerja senantiasa bersih, bebas dari lumpur,
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja
tulangan.
5. Listrik Kerja Listrik untuk bekerja akan disediakan yang diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan.
6. Mobilisasi Demobilisasi Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
dilaksanakan dengan baik. Dan apabila pekerjaan telah
selesai dilakukan demobilisasi peralatan sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
7. Papan Nama Papan nama proyek dibuat pada bidang datar yang
berukuran standar dan tulisannya mudah dibaca, papan
nama tersebut di pajang pada lokasi pembangunan dan
100 m pada jalan masuk menuju lokasi proyek
pembangunan harus diberi tanda arah menuju lokasi.
8. Dokumentasi Sebelum pekerjaan dimulai pengawas lapangan harus
mengambil dokumentasi disaat pekerjaan masih di
tahap 0%, 50%, dan 100%, disertai dengan laporan-
laporan antara lain, laporan harian, laporan mingguan
dan bulanan serta menyiapkan administrasi lainnya
yang dianggap perlu.

PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH

No. URAIAN METODE PELAKSANAAN


I PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Pek. Pembersihan Lapangan dan Membersihkan lahan tapak darisemak-semak serta
Perataan tanaman-tanaman liar sehingga bangunan dapat
dipersiapkanuntuk dibangun. Mempertahankan pohon-
pohon besar yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak 
yang cukup darirencana lokasi bangunan)
untuk memberikan keteduhan
pada area tapak.Selanjutnyasampah sampah pembersihan
dibuang pada lokasi yang telahdisetujuidantidak mencemari
lingkungan.
2. Pek. Pemasangan Bouwplank Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah
lokasi pekerjaan bersih dari semak-semak dan lainnya.
Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam halus
dan lurus pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk
kayu bouwplank tiang kayu digunakan kayu 5/7 cm dan
papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih
agar permukan peil bangunan yang telah ditentukan sama
permukaannya.
II PEKERJAAN STRUKTUR
A Pekerjaan Tanah, Pondasi
.
1. Pek. Galian Pondasi  Galian tanah pondasi dilakukan setelah pekerjaan
persiapan selesai. Galian tanah pondasi ini berpedoman
pada titik-titik yang telah dibuat pada bouwplank meliputi
galian tanah untuk pondasi plat menerus, batu gunung dan
rollag bata. Langkah awal yang kami lakukan adalah
memasang patok/bouwplank sesuai kebutuhan, setelah
disetujui Direksi/Pengawasan baru dilakukan galian dengan
hati-hati agar tidak terganggu kedudukan patok bouwplank
dan digali sesuai dengan gambar pelaksanaan baik dari segi
bentuk, ukuran dan elevasinya atau menurut petunjuk dari
Direksi/Pengawas.
2. Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi  Urugan pasir dibawah pondasi dilakukan sebelum pondasi
terpasang agar tidak terjadi penurunan. Pada saat
penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan,
tebal lapisan pertama dengan lapisan selanjutnya ± 20 cm
dan dipadatkan selapis demi lapis hingga mencapai garis
elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan memakai
stamper/Hand Compector.
3. Pas. Batu Kosong  Pekerjaan pasangan aanstamping/batu kosong dikerjakan
setelah lapisan pasir urug selesai. Pasangan batu kosong
dipasang setebal 10 cm dari material batu kali dengan
perekat pasir urug.
4. Pek. Pondasi Menerus Batu Kali,  Pondasi harus diletakkan pada tanah keras dan sesuai
Spesi 1 Pc:4 Ps dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi
pengawas.
 Tahap pengerjaan konstruksi awal adalah tahap
pengerjaan pondasi. Walaupun disebut tahap pengerjaan
pondasi, dalam tahap ini tidak hanya pondasi saja yang
dikerjakan, tetapi juga beberapa pekerjaan lain seperti
penggalian dan pemasangan jalur pipa air bersih dan
kotor, serta septick tank yang sebenarnya juga
menggunakan merupakan pondasi sebagai sistem utilitas
yang akan menjamin keberlangsungan aktivitas di rumah
anda nanti.
 Tahap pengerjaan pondasi ini harus mendapat perhatian
khusus karena pada tahap inilah semua bagian-bagian
dasar yang merupakan tempat keseluruhan konstruksi
rumah bertumpu. Pada tahap ini, pastikan anda
menggunakan bahan-bahan yang baik dengan ukuran
yang tepat karena pondasi yang kuat adalah syarat
rumah yang kuat.
 Pemasangan pondasi harus dihindarkan pada tanah
lembek dan berdampingan dengan tanah keras,
sebaiknya di pasang dengan kondisi tanah dengan
kekerasan tanah yang merata, hal ini untuk menghindari
patahan pada pondasi.
5. Pek. Pasang Sloof 15/25,
Pek. Bekisting untuk 3 kali pakai Selanjutnya membuat panel bekisting yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran balok sloof di lokasi fabrikasi,
Oleskan minyak bekisting pada permukaan panel hingga
rata, Panel bekisting harus diberi pengaku dari kaso pada
sisi luar panel dan pada bagian atas panel diberi kaso juga
agar benarbenar tegak, Cek kelurusan bekisting dengan
tarikan benang.
Pek. Pembesian Lakukan pembesian sloof dimana diameter besi dan ukuran
dimensi kolom disesuaikan dengan gambar kerja dan spek
yang ada.
Pek. Beton Mutu K 175 Setelah pemasangan bekisting dan pembesian selesai
dilakukan pengecoran dimana campuran mix design beton
dibuat sesuai dengan mutu beton yang akan digunakan.
Selanjutnya dengan komposisi campuran tersebut, dibuat
adukan beton dan dilakukan pengetesan sample beton
untuk mendapatkan mutu beton tersebut. Hasil dari
pengetesan tersebut menjadi dasar untuk pemakaian
material campuran tersebut. Semua proses pengetesan
dikonsultasikan dengan konsultan pengawas di lapangan.
Kekentalan (konsistensi) adukan disesuaikan dengancara
transportasi, cara pemadatan, jenis konstruksi dan
kerapatan tulangan. Jumlah semen minimum dan faktor
air semen maximum memperhatikan syarat-syarat dan
ketentuan- ketentuan dari Peraturan Beton SNI 03-1972-
1990 tentang Metode Pengujian Slump Beton. Untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang
kerikil, adukan beton dipadatkan selama pengecoran.
Pemadatan dilakukan dengan menumbuk-numbuk atau
dengan menggunakan alat/ vibrator.
6. Pek. Urugan Tanah kembali yang Pekerjaan urugan kembali bekas galian dilakukan pada saat
dipadatkan pekerjaan pondasi telah selesai semua, dimana pengerjaan
dilakukan dalam waktu ± 1 minggu.
B. Pekerjaan Dinding dan Rangka bangunan
1. Pek. Pasang Kolom 15 x 15
Pek. Bekisting untuk 3 kali pakai Pembuatan bekisting dilakukan sesuai ukuran gambar kerja.
Semua bidang dalam polywood bekisting dinding (kolom
harus diolesi minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan.
Jangan lupa dilakukan pengecekan terhadap instalasi yang
masuk dalam struktur kolom. Setelah bekisting kolom
ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti tie rod,
form tie, steel wale dan adjustad support dipasang.
Kelurusan bidang bekisting kolom dicek dengan bantuan
unting-unting, waterpass, dan alat ukur. Setelah bekisting
terpasang baik buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk
batas/level pengecoran disisi atas bekisting kolom.
Pek. Pembesian Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat,
agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan
panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule).
Penekukan/pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk/roller sesuai kelompok/jenis
diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat. (jika
menggunakan metode sangkar). Besi yang belum & sudah
dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan
hujan. Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan
ukurannya dengan gambar kerja.
Setelah itu besi di setting diposisi masing-masing kolom
dengan menyambung tulangan stek yang terdapat pada
sloof. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpasang “beton decking” yang
memadai.
Pek. Beton Mutu K 175 Setelah bekisitng kolom dan tulangannya telah siap,
dilanjutkan dengan pencampuran beton sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan (K-175).
Pencampuran beton dengan menggunakan concrete mixer.
Terlebih dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah
kadar lumpurnya dicampur dengan kerikil. Setelah itu
ditambahkan semen dan dicampur rata lalu terakhir
ditambahkan air. Bila campuran telah rata lalu dituang ke
bak pencampuran dan diisi ke ember campuran untuk
diangkut dan dituang ke dalam bekisting kolom.
Dibutuhkan waktu ± 2 minggu sebelum beton mengering
dan bekisting kolom bisa dilepas.
2. Kolom praktis 11x11 Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu
kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, pekerjaan kolom praktis dipasang bersamaan
dengan pasangan bata.
Langkah kerja kolom praktis adalah sebagai berikut :
 Memasang rangkaian tulangan secara vertikal
 Memasang bekisting masing-masing sisi rangkaian
tulangan dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting
± 2 cm.
 Kemudian masukkan adukan beton secara bertahap dan
ditusuk-tusuk dengan tongkat besi sampai padat.
Pelaksanaan tersebut dilakukan setiap tinggi antara 90
cm-120 cm, supaya hasil cetakan tidak ada yang
keropos.
3. Pek. Pasang Dinding 1/2 Bata Merah  Memasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap
ujung dinding yang akan dipasang.
 Mengukur dan menandai jarak setiap ketinggian
pasangan bata. Bata dikontrol kesetimbangan
horizontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya.
 Membasahi bata yang akan dipasang sampai tidak
menyerah air.
 Memberikan adukan mortar (sebagai perekat) pada
setiap sambungan antara bata dan pada setiap
sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh
membentuk garis lurus/vertikal.
 Mengusahakan potongan batu bata yang besarnya
kurang dari setengahnya tidak dipakai atau dipasang.
 Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu supaya
tidak lebih dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan
4. Pek. Pasang Ringbalk 10/10, Diawali dengan pemasangan bekisting dasar ring balok
campuran 1Pc:2Ps:3Krl berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan
pembesian kolom.
Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat,
agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan
panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule).
Penekukan/pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk/roller sesuai kelompok/jenis
diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat (jika
menggunakan metode sangkar)
Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan
diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus
sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja.
Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan
menyambung tulangan stek yang terdapat pada ring balok.
Pastikan semua pembesian berada di dalam garis sipatan
dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta
sudah terpadang beton deking yang memadai.
Semua bidang dalam polywood bekisting (harus diolesi
minyak bekisting/mould oil sebelu didirikan.
Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan
unting-unting atau waterpass.
Setelah semuanya terpasang dengan baik maka dilakukan
pengecoran. Pencampuran dilakukan dengan takaran
campuran 1Pc : 2Ps : 3Krl. Kemudian, dituang ke dalam
bekisting dan diratakan.
5. Pek. Pasang Sopi-sopi Diawali dengan pemasangan bekisting dasar balok sopi-sopi
berupa papan yang ditopang dengan perancah pekerjaan
pembesian kolom.
Besi dipotong dan dirakit. Pemotongan besi harus tepat,
agar setelah ditekuk (jangkar, radius tekuk), bentuk dan
panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending Schedule).
Penekukan/pembengkokan (radius tekuk) besi harus
menggunakan piringan tekuk/roller sesuai kelompok/jenis
diameter besi. Periksa pemasangan kawat bendrat (jika
menggunakan metode sangkar)
Besi yang belum & sudah dipotong harus diletakkan dan
diproteksi dari tanah dan hujan. Besi yang digunakan harus
sesuai jumlah dan ukurannya dengan gambar kerja.
Besi disetting di posisi masing-masing kolom dengan
menyambung tulangan stek yang terdapat pada balok sopi-
sopi. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpadang beton deking yang
memadai.
Semua bidang dalam polywood bekisting (harus diolesi
minyak bekisting/mould oil sebelu didirikan.
Kelurusan bidang bekisting ring balok dicek dengan bantuan
unting-unting atau waterpass.
Setelah bekisitng balok sopi-sopi dan tulangannya telah
siap, dilanjutkan dengan pencampuran beton sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan (K-175).
Pencampuran beton dengan menggunakan concrete mixer.
Terlebih dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah
kadar lumpurnya dicampur dengan kerikil. Setelah itu
ditambahkan semen dan dicampur rata lalu terakhir
ditambahkan air. Bila campuran telah rata lalu dituang ke
bak pencampuran dan diisi ke ember campuran untuk
diangkut dan dituang ke dalam bekisting balok sopi-sopi.
III PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. Pekerjaan Lantai
1. Pek. Rabat Beton Lantai tebal 5cm Sebelum pengerjaan pondasi beton, terlebih dahulu dibuat
lantai rabat untuk dudukan pondasi beton dengan spesifikasi
campuran 1Pc : 3Ps : 5Krl. Campuran dicampur rata dan
dihamparkan ke area rencana lantai kerja dan diratakan.
Dimensi lantai rabat mengacu pada gambar kerja.
2. Pek. Urugan pasir di bawah lantai  Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga
mencapai yang dikehendaki/padat.
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah
pondasi, bawah lantai dan urugan pasir lainnya.
 Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai
pasir urug
3. Pek. Urugan Tanah di bawah lantai  Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri
dari tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis serta
bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-
barang bekas/sampah yang terlebih dahulu mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Jika diijinkan oleh Direksi
Lapangan, pengurugan dapat menggunakan tanah bekas
galian.
 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
maksimum ± 20 cm dipadatkan dengan alat sederhana
(stemper), disiram sampai jenuh hingga mencapai
kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan
lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai
dengan gambar rencana.
4. Pek. Lantai Keramik 30x30  Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air
selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang
harus datar dan siku, apabila harus disesuaikan dengan
yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang
garis dasar yang telah terpasang.
 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan
elevasi keramik dengan waterpass.
 Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan
adukan/spesi.
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya
sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las-lasan.
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan
keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan
permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah
terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.
 Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya
lantai) maka buatlah delatasi.
 Kemudian siapkan isian/bahan cor nat pada bak air
(ember) dan aduklah hingga rata.
 Setelah adukan rata, isi sela-sela nat dengan bahan cor
nat dengan menggunakan sendok spesi (sekop).
Pengisian nat dilakukan apabila kedudukan keramik telah
kuat atau spesi telah kering.
 Kemudian rapikan nat tersebut dengan kape.
 Diamkan dan tunggu sampai nat tersebut benar-benar
kering.
 Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik
yang sudah dipasang nat dari sisa-sisa bahan cor nat
dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
5. Pek. Keramik 20 x 20 untuk KM  Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air
selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai
sesuai elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang
harus datar dan siku, apabila harus disesuaikan dengan
yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang
garis dasar yang telah terpasang.
 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan
elevasi keramik dengan waterpass.
 Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan
adukan/spesi.
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya
sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las-lasan.
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan
keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan
permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah
terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.
 Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya
lantai) maka buatlah delatasi.
 Kemudian siapkan isian/bahan cor nat pada bak air
(ember) dan aduklah hingga rata.
 Setelah adukan rata, isi sela-sela nat dengan bahan cor
nat dengan menggunakan sendok spesi (sekop).
Pengisian nat dilakukan apabila kedudukan keramik telah
kuat atau spesi telah kering.
 Kemudian rapikan nat tersebut dengan kape.
 Diamkan dan tunggu sampai nat tersebut benar-benar
kering.
 Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik
yang sudah dipasang nat dari sisa-sisa bahan cor nat
dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
6. Pek. Keramik 20 x 25 untuk Dinding  Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan
KM digunakan.
 Pola pemasangan keramik mengacu pada gambar kerja.
 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman ukuran,
presisi dan warna.
 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air
selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Membuat garis-garis sipatan waterpass pada dinding
keramik keliling ± 1 m untuk menentukan ketinggian dan
kedataran pemasangan keramik.
 Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan
kesikuannya serta garis pertengahan dinding untuk
pembagian keramik.
 Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi
ruangan, serta bagian-bagian yang terpasang pada
ruangan tersebut.
 Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya
keramik lantai belum terpasang sehingga nantinya
mendapat nat yang segaris antara dinding dan lantai.
 Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga
tidak ada keramik dengan spesi kosong
 Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal
maupun vertikal mengikuti garis sipatan dan lot
ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
 Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi
terlebih dahulu dengan air
B. Pekerjaan Plafon dan Atap
1. Pek. Plafond Kalsiboard 3.5 mm dan  Pelaksanaan pekerjaan plafond dilaksanakan setelah
assesoris + Rangka Hollow 40.40 2 dudukan untuk alat penggantung/pengait rangka plafond
mm telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau
dak beton.
 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
medapatkan permukaan plafond yang rata air.
 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan
maksimal 16 m
 Sambungan antara lembar plafond yang terpasang
serapat mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan
paper tape dari produk yang sama dengan plafond
 Pemasangan list plafond dipasang pada setiap
permukaan antara dinding dan plafond dengan cara
pemasnagan menggunakan paku atau sekrup.
2. Pas. Atap Metal  Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan genteng
sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) pada titik-titik
tertentu.
 Atap metal dipasang secara horisontal terlebih dahulu
pada bagian atas.
 Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan
pada bagian bawahnya secara horizontal.
 Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas
diangkat atau diungkit setelah itu dimasukkan atap pada
bagian bawahnya.
3. Rangka Baja Ringan  Tahap persiapan
Menyiapkan rencana pemasangan atap dan peletakan
kuda-kuda kemudian mengecek peralatan kerja dan
peralatan keselamatan kerja
 Levelling dan marking
Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan siku
dengan menggunakan alat waterpass, kemudian
memastikan rangka dasar ring balok mengikat semua
bagian bangunan dan mengukur jarak yang dibutuhkan
antara kuda-kuda dan meteran, langkah terakhir dari
levelling dan marking yaitu memberikan tanda untuk
meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan rancangan
gambar atap yang sudah dibuat.
 Perakitan dan pemasangan kuda-kuda
Kuda-kuda harus dipasang secara hati-hati dan sesuai
dengan nomor ring balok kemudian memastikan sisi
kanan dan kiri pada rangka kuda-kuda tidak terbalik dan
setelah itu mengencangkan ring balok supaya posisi
kuda-kuda tidak berubah, langkah selanjutnya :
a. Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda
b. Memastikan kedataran (levelling kuda-kuda)
c. Memasang balok nok
d. Memasang bracing (pengikat) sebagai penguat
e. Memasang reng
f. Memasang gording tambahan setelah kuda-kuda
terakhir yang menumpuh dapa ring balok
g. Kemudian memasang ceiling battens untuk
memperkuat ikatan antara kuda-kuda
 Tahap akhir pemasangan
Memeriksa kembali apakah pemasangan kuda-kuda
sudah sesuai dengan gambar, kedataran nok pada
semua sisi atap memastikan overhang sudah terpasang
dengan benar atau belum
4. Pas. Bubungan metal  Tentukan tinggi ukuran tinggi pasangan genteng metal
bubungan
 Pasang benang pada dua buah profil, sesuaikan tinggi
pemasangan.
 Mulailah pemasangan genteng metal bubungan dimulai
dari ujung garis atap
5. Pas.Listplank Kayu  Papan listplank dipaku pada rangka listplank
 Pada sambungan papan listplank dibuat sambungan bibir
lurus.
 Setelah selesai pemasangan tahap berikutnya yaitu
dilakukan pendempulan dan pengecetan
C. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
1. Pek. Pasang Pintu (PJ1) kusen klas I  Menyiapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang
dan daun pintu panel kelas II beserta aman dan mudah dijangkau.
accessories  Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bowplank untuk menentukan kedudukan
kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga bediri tegak
dengan menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur
sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali
kedudukan pintu, apakah sudah sesuai tempatnya,
ketinggian dan ketegakan kusen.
 Setelah kusen terpasang dilakukan pemasangan daun
pintu. Untuk mengaitkan kusen dengan daun pintu
dilakukan pemasangan engsel.
 Bersihkan tempat sekelilingnya
2. Pek. Pasang Pintu (P2) kusen klas I  Menyiapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang
dan daun pintu panel kelas II beserta aman dan mudah dijangkau.
accessories  Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bowplank untuk menentukan kedudukan
kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga bediri tegak
dengan menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur
sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali
kedudukan pintu, apakah sudah sesuai tempatnya,
ketinggian dan ketegakan kusen.
 Setelah kusen terpasang dilakukan pemasangan daun
pintu. Untuk mengaitkan kusen dengan daun pintu
dilakukan pemasangan engsel.
 Bersihkan tempat sekelilingnya
3. Pek. Pasang Pintu (P3)/pintu KM  Menyiapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang
PVC incl. accessories aman dan mudah dijangkau.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bowplank untuk menentukan kedudukan
kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga bediri tegak
dengan menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur
sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali
kedudukan pintu, apakah sudah sesuai tempatnya,
ketinggian dan ketegakan kusen.
4. Pek. Pasang Pintu & Jendela (PJ1)  Menyiapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang
kusen pintu jendela klas I dan daun aman dan mudah dijangkau.
pintu panel serta incl. Accessories  Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bowplank untuk menentukan kedudukan
kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga bediri tegak
dengan menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur
sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali
kedudukan pintu, apakah sudah sesuai tempatnya,
ketinggian dan ketegakan kusen.
 Setelah kusen terpasang dilakukan pemasangan daun
pintu. Untuk mengaitkan kusen dengan daun pintu
dilakukan pemasangan engsel.
 Bersihkan tempat sekelilingnya
5. Pek. Pembuatan dan Pasang Jendela  Seperti halnya pemasangan pintu, maka pada jendela
(J1) dilakukan pula pemasangan kusen jendela sesuai
gambar kerja.
 Setelah kusen terpasang maka dilakukan pemasangan
daun jendela.
6. Pek. Pemasangan Kaca tebal 3 mm  Letakkan daun jendela dengan posisi alur terletak pada
bagian atas.
 Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal
sama dengan luas daun atau letakkan pada lantai yang
datar.
 Halus seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan
selembar karton atau kain untuk memegang kaca.
 Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada
keempat sisi daun.
 Setelah list terpasang, perlahan masukkan paku dengan
martil.
 Sebaiknya letakkan selembar kain diatas permukaan
kaca yang sedang dipasang list kayu. Ini untuk
menghindari goresan pada permukaan kaca karena
gerakan martil.
7. Pek. Pasang Jendela Roster  Siapkan alat dan bahan kemudian rentangkan benang
berjarak dari separuh tebal jendela roster.
 Pasang angker pada jendela roster secukupnya
kemudian dirikan jendela roster dan tentukan tinggi
kedudukannya.
 Atur kedudukan jendela roster sehingga berdiri tegak
menggunakan unting-unting
 Pasang skur sehingga kedudukan jendela roster stabil
dan kokoh.
 Cek kembali kedudukan jendela roster apakah sudah
sesuai pada tempatnya kemudian bersihkan tempat di
sekelilingnya.
D. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan Plesteran Dinding 1  Menyiapkan material yang akan dipakai pada lokasi yang
PC : 4 Ps, tebal 15 mm terdekat atau strategis dari dinding yang akan diplester.
 Menyiram permukaan bata dengan air sampai basah
secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk komprotan dengan perbandingan
tertentu (misalkan 1pc : 2ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring
dengan jarak lemparan ± 50 cm dari permukaan yang
dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3
hari, pagi, siang dan sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan
1Pc : 3Ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah
mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring
 Membuat adukan 1Pc : 3Ps, gunakan pasir yang diayak
(halus)
 Memasang plesteran pada bidang yang telah ada
kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada
setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Menggunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai
dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan ruskam untuk
menggosok permukaan dinding sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai
permukaan plesteran benar-benar basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut
selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan
menggunakan plamir yang baik. Lakukan sebanyak 3
lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar-benar
rata dan halus.
2. Pekerjaan Acian Dinding  Lakukan curing pasangan bata dengan di siram setiap
hari, guna menjaga penyusutan yang berlebihan.
 Lakukan pengacian dengan komposisi 2Pc:3Kapur
dengan steel tower dan ratakan dengan jidar aluminium.
Pemakaian kapur juga diperuntukkan untuk menghindari
retak rambut pada permukaan dinding.
 Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air
sebelum pekerjaan acian.
 Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan
kertas semen. Curing permukaan acian minimal 1 kali
sehari dalam waktu selama 3 hari
E. Pekerjaan Pengecatan
1. Pek. Cat Tembok Luar dan Dalam  Permukaan dinding dibersihkan dari debu dan kotoran
(Cat Dasar, Car Penutup dan Plamur) menggunakan kain kasa.
 Permukaan dinding dihaluskan dengan menggunakan
amplas.
 Permukaan dinding ditutup dengan menggunakan plamir.
 Permukaan plamir dihaluskan dengan amplas sehingga
pori-pori tembok terisi dengan baik.
 untuk poengecetan bahan besi, terlebih dahulu
permukaannya dibersihkan dengan amplas.
 Cat dasar diberi pada permukaan tembok dan besi
dengan satu lapis, dan permukaannya dihaluskan dengan
amplas.
 Cat tembok atau cat bsi diberi pada permukaan tembok
atau besi sehingga permukaannya terlihat rata dan halus
Material yang digunakan :
- Cat tembok : setara SNI
Alat yang digunakan :
- Kuas
- Roll paint
2. Pek. Cat Plafond (Cat Dasar, Car  Pastikan permukaan plafond sudah dalam keadaan rata
Penutup dan Plamur)  Proteksi area kerja dengan plastik terutama pada bagian
lantai dan pintu/jendela untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan
kotoran dngan amplas.
 Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer
(untuk pengikat cat)
 Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecetan finish
untuk permukaan plafond minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan jenis cat emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat
sebelumnya telah kering.
3. Pek. Cat Kayu ( Lisplank ) (Cat  Bersihkan bidang yang kan dicat dari kotoran yang
Dasar, Car Penutup, Cat Meni dan menempel, gunakn keplek kayu, dan haluskan dengan
Plamur) amplas ukuran sedang.
 Bersihkan permukaan kayu dari debu bekas amplas
menggunakan kain ball politur (kain limbah kaos)
 Lakukan pengecetan dengan cat dasar kayu yang
diencerkan dengan thinner. Cat dasar gunanya untuk
melapisi permukaan kayu agar plamur kayu menempel
dengan baik dan menyatu, sehingga dalam waktu yang
lama cat finishing tidak retak dan mengelupas. Kayu yang
akan dicat harus benar-benar kering (kayu oven). Kayu
yang kurang kering hasil pengecetannya kurang baik, dan
pada jangka waktu tertentu akan retak-retak dan keriput.
 Menutup cat dasar dengan plamur kayu. Kerjakan
pekerjaan plamur kayu dengan teliti dan rapi agar
permukaannya benar-benar rata dan menutupi pori-pori
kayu. Mengerjakan pekerjaan ini setelah cat dasar
minimum 2 hari.
 Permukaan kayu yang sudah diplamur, kemudian
diamplas dengan amplas ukuran sedang. Pekerjaan ini
dilakukan setelah lapisan palmur kayu benar-benar kering
(2 hari). Apabila masih ada yang terlewat (pori-pori kayu
masih terlihat), lakukan plamur ulang.
 Setelah lapisan plamur sudah dimplas, benar-benar halus
dan rata, tidak ada yang terlewat, lakukan pengecetan
masih menggunakan cat dasar yang diencerkan dengan
thinner (lebih encer dari campuran no.1)
 Pengecetan dengan cat finishing (3x), atau 3 lapis.
Lakukan setelah cat dasar benar-benar kering. Setiap
lapisan dicat dengan cat yang dicampur thinner sehingga
cat tidak mengental, lakukan pengenceran ulang dengan
thinner secukupnya, jangan terlalu encer dan jangan
terlalu kental.
IV PEKERJAAN MEP
A. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Pek. Instalasi Penerangan Instalasi listrik dipasang sesuai gambar kerja, kabel ditarik
pada sparing yang telah tersedia sesuai dengan data kabel
pada gambar. Sambungan kabel dilakukan pada pertemuan
sudut pada bangunan atau pada titik-titik sambungan kabel
pada kabel penerangan luar. Untuk sambungan pada kabel
tanam diberi paku skun dan dibungkus dengan sealant,
sedangkan pada bangunan ditutup dengan isolatip yang
tahan panas.
2. Pek. Instalasi Stop Kontak Instalasi stop kontak dipasang sesuai gambar kerja dan
dikerjakan oleh tenaga ahli mekanikal.
3. Pek. Pasang Saklar Tunggal Pemasangan saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai
(bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan saklar
harus rata dengan dinding.
4. Pek .Pasang Saklar Ganda Pemasangan saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai
(bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan saklar
harus rata dengan dinding.
5. Pek. Pasang Stop kontak Pemasangan stop kontak setinggi < 40 cm dari lantai (bila
tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak
harus rata dengan dinding.
6. Pek. Pasang Box Sekring 2 Group Box/kotak panel bodynya harus diarde, untuk menghindari
adanya arus.
7. Pek. Pasang Lampu 20 W  Pemasangan lampu disesuaikan pada titik-titik yang telah
ditentukan pada gambar kerja.
 Dalam pemasangan titik lampu usahakan memasang
dengan tepat agar lampu terkait dengan erat pada
sambungan titik lampu yang telah disediakan.
 Tes commissioning dilakukan dengan tes nyala pada
semua lampu pada bangunan.
8. Biaya Pemasangan Listrik Biaya pemasangan listrik sesuai kesepakatan dengan
teknisi mekanikal yang mengerjakan pekerjaan tersebut.
B. Pekerjaan Plumbing
1. Instalasi air bersih pipa PVC dia 3/4"  Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah
AW+ assesories Plumbing serta diagram Isometri dimana dapat diketahui
jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
 Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata
dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk
menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan
dinding. (untuk instalasi dalam bangunan).
 Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran
air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran
diselesaikan.
 Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton
harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan pengecoran.
 Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup
dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari
kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
 Hindari belokan pipa/knik pipa dengan pembakaran.
 Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan
saniter.
 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan
nat keramik/as keramik, simetris dengan luas keramik.
 Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan
pipa.
2. Kran air  Hal yang pertama adalah sebelum kita memasang kran
pastikan bahwa instalasi tembok dan pipa sudah benar-
benar selesai dikerjakan hail ini untuk menghindari kran
rusak oleh benturan dan goresan.
 Hal yang kedua adalah pastikan air yang akan dialirkan
sudah bersih dari kotoran maupun sisa material
bangunan. Biasa dilakukan dengan mengalirkan air ke
instalasi pipa beberapa saat. Hal ini berfungsi untuk
menjamin keebrsihan air serta menghindari kran
tersumbat.
 Hal yang ketiga adalah pastikan kran yang akan dipasang
memiliki type drat PT1/2 atau PJ1/2. Bila ternyata beda
dan sudah terlanjur membeli kran tersebut maka bisa
menggunakan joint atau connector yang dua dratnya
sesuai dengan ujung kran dan ujung pipa.
Selanjutnya cara memasnag kran air
 Lilitkan seal tape pada drat kran yang akan dipasang. Hal
ini untuk mencegah supaya sambungan tidak bocor saat
dialiri air.
 Pasang kran ke pipa searah jarum jam
 Periksalah sambungan kran dari kebocoran dengan
mengaliri air pada instalasi
3. Floor Drain Stainless  Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan
gambar kerja.
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik,
tnapa cacat dan telah disetujui oleh direksi.
 Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain,
penutup lantai harus dilubangi dengan rapi,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
 Hubungan saringan metal dengan beton/lantai
menggunakan perekat beton kedap air.
 Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak
ada kebocoran.
4. Pas. Closet Jongkok  Sebagai langkah awal adalah mempersiapkan lubang
pengeluaran atau saluran feset ke arah septick tank.
Gunakan pipa PVC atau sejenisnya dengan ukuran 3-4
inchi, gunakan kualitas standar, misalnya wavin atau
GGG. Sebenarnya pemasangan pipa-pipa ini harus telah
disiapkan semenjak pembuatan pondasi rumah, jika
membangun rumah baru. Jika belum terpakai tutup
ujungnya dengan kantong plastik yang kuat dan tahan
lama.
 Menentukan posisi kloset yang telah di tetapkan dalam
gambar denah rumah, atau mengubah posisinya dengan
resiko memindahkan atau memasang pipa saluran
pembuangan baru.
 Hal penting yang harus diperhatikan adalah posisi pipa
pada bagian kloset harus lebih tinggi dari septick tank,
sehingga kotoran cepat mengalir ke tempat
peresapannya. Untuk kloset jongkok posisinya harus
lebih tinggi dari lantai kamar mandi atau keramik.
 Sebaikinya letakkan kloset pada sebelah kiri bak
penampungan air, sehingga mudah ketika istinja’.
Sediakan ruangan sebesar 80 cm persegi untuk menaruh
kloset duduk. Ukuran ini dapat lebih besar sesuai dengan
ketersediaan ruang kamar mandi dan kenyamanan
seseorang yang akan menggunakan wc.
 Pemasangan kloset duduk dapat dilakukan setelah
pemasangan keramik lantai kamar mandi atau
sebelumnya.
 Pasang batu bata sebagai penopang dan dinding bagian
bawah kloset. Gunakan adukan pasir dan semen 3:1.
Susun batu bata dengan rapat pada bagian pinggir atau
dinding. Buat lekukan berbentuk kotak dengan ukuran
lebih kecil dari kloset sebagai penampung ke arah lubang
pipa. Dinding lubang ini harus diplester dengan adukan
semen dan pasir 1:2, kemudian diaci agar tidak terjadi
rembesan ke pori-pori tanah.
 Posisilubang pipa dapat diletakkan di bagian depan atau
bawha kloset, atau belakang. Semua arah dapat
digunakan.
 Pasang keramik terlebih dahulu agar terbentuk corak
keramik yang baik. Kemudian letakkan kloset diatasnya
menggunakan aci atau adukan 1:2. Pada bagian pinggir
atau tepi kloset di tutup dengan nat.
5. Instalasi air kotor pipa PVC dia 3" D+  Di lantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan
Assesories yang kuat.
 Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi solvent
cement dari kualitas baik yang disetujui oleh pengawas.
 Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS
atau fitting logam, maka menggunakan sambungan ulir
atau flend dengan fitting antara lain faucet elbow valve
socket faufet socket dan lain-lain dan sambungan
tersebut diberi lem khusus.
 Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak
dilanjutkan lagi harus ditutup doop atau plug dengan
bahan material yang sama.
 Pipa-pipa sebelum disambung harus ditest dahulu
terhadap kebocoran hal ini dilakukan sebelum pekerjaan
finishing dilaksanakan.
 Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang
tertanam di tanah pada saat jarak 3 m harus diberikan
pondasi bantalan beton 1 Pc:+3 Ps + 5 Krl, pondasi ini
juga dipasang pada bagian sambungan pipa
percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi
pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan datar
dilantai dasar.
6. Instalasi air kotoran pipa PVC dia 4"  Di lantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan
D+ Assesories yang kuat.
 Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi solvent
cement dari kualitas baik yang disetujui oleh pengawas.
 Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS
atau fitting logam, maka menggunakan sambungan ulir
atau flend dengan fitting antara lain faucet elbow valve
socket faufet socket dan lain-lain dan sambungan
tersebut diberi lem khusus.
 Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak
dilanjutkan lagi harus ditutup doop atau plug dengan
bahan material yang sama.
 Pipa-pipa sebelum disambung harus ditest dahulu
terhadap kebocoran hal ini dilakukan sebelum pekerjaan
finishing dilaksanakan.
 Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang
tertanam di tanah pada saat jarak 3 m harus diberikan
pondasi bantalan beton 1 Pc:+3 Ps + 5 Krl, pondasi ini
juga dipasang pada bagian sambungan pipa
percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi
pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan datar
dilantai dasar.
7. Pek. Pembuatan Septik Tank  Buat septick tank dengan memperkirakan kapasitas
penghuni rumah.
 Ukuran pipa pembuangan dari WC harus berukuran
besar, yaitu 4 inchi, jangan banyak belokan atau
memakai elbow, agar kotoran mengalir dengan lancar
dan bebas hambatan.
 Pipa pembuangan harus memiliki kemiringan yang cukup,
sehingga kotoran cepat mengalir ke septick tank ketika di
dorong oleh air siraman.
 Sediakan saluran udara agar tidak “meledak”, dan aluran
pembuangan air melimpah pada ruang resapan septick
tank, sehingga jika cairan atau air resapan penuh dapat
mengalir keluar mengurangi tekanan udara yang
tersumbat.
 Buat galian tanah sedalam 1,5 m, lebar 1,3 m, dan
panjang 2,2 m. Tanah galian dibuang disekitar lubang
terlebih dahulu, atau jika tidak memadai tempatnya, dapat
dibuang ditempat lain. Galian harus tegak lurus sehingga
memudahkan ketika memasang dinding batu bata.
 Pasang bagian dasar dengan pasangan batu bata, beri
alas dengan nat adukan semen dan pasir. Pasangan
berikutnya adalah pola setengah bata sebagaimana
memasang dinding rumah. Dinding da lantai septick tank
sebaiknya diplester kecuali pada ruangan resapan.
 Jika pemasangan batu bata telah selesai, sisakan sekitar
12 cm dari permukaan tanah untuk cor beton.
 Siapkan besi behel 8 mm sebanyak 5 btg, potong
menjadi seukuran lebar dan panjang septick tank,
bariskan dan susun dengan jarak 10 cm, kemudian diikat
dengan kawat.
 Siapkan papan pada bagian atas pasangan bata,
letakkan anyaman besi tadi, tutup sisi luar dengan papan
setebal 10 cm.
 Lakukan pengecoran dengan menggunakan semen, pasir
dan koral. Perbandingan 1: 2: 3. Ketebalan coran
maksimal adalah 10 cm. Beri lubang pada bagian atas
ruang limbah cair dan pasang dengan tutup yang terbuat
dari pipa PVC.
 Tahap berikutnya adalah menyambung semua pipa
pembuangan limbah padat darin kloset ke septick tank.
Timbun dengan tanah.
 Usahakan letak kloset harus lebih tinggi dari septick tank,
agar kotoran dapat dengan mudah masuk ke dalam
septick tank.
8. Biaya Penyambungan PDAM Penyedia jasa menyediakan biaya untuk penyambungan
PDAM sesuai kontrak yang telah disepakati bersama
khususnya keapda pihak PDAM.

Makassar, 19 Februari 2018


PT. BINTANG REZEKI PRATAMA - PT. RESKI AFLAH JAYA ABADI
(KSO)

ASRIADI
Leader

Anda mungkin juga menyukai