I. PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang
utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop
drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang
sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi.
Metode ini kami buat setelah melakukan dan melaksanakan peninjauan lapangan dan mempelajari
dengan seksama Dokumen lelang yang diberikan dengan maksud untuk memberikan penjelasan yang lebih
terperinci mengenai prosedur dan tata cara kerja yang akan dilaksanakan dilapangan serta mengutarakan
asumsi – asumsi dalam pelaksanaan, sehingga kami dapat membuat suatu manajemen pelaksanaan yang lebih
tepat sesuai dengan kwantitas, kwalitas serta waktu dan biaya yang disepakati dengan pemilik pekerjaan,
sehingga pemilik pekerjaan dapat mempercayakan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan kami.
Sesuai dokumen lelang, serta spesifikasi teknik dan gambar, maka dengan ini kami buatkan Metode
Pelaksanaan Pekerjaan, dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Andong, yang terletak di Kabupaten Boyolali.
LOKASI PEKERJAAN :
1. Lokasi dan Kondisi Pekerjaan Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Andong Kabupaten Boyolali.
2. Kami sebagai Penyedia Jasa akan berusaha melaksanakan Pekerjaan dengan maksimal jika perusahaan
kami dipercayakan sebagai pemenang lelang.
Tenaga kerja yang akan digunakan adalah akan diupayakan tenaga setempat / lokal, jika kuantitas dan
kualitas tidak tersedia kami akan datangkan dari luar lokasi pekerjaan terutama tenaga terampil dan
berpengalaman dalam pelaksanaan Pekerjaan Tersebut.
Kami sebagai Penyedia akan menyelenggarakan pertemuan konsultasi dan sosialisasi dengan aparat
pemerintah, masyarakat setempat sebelum Pekerjaan Pembangunan Fisik Balai Penyuluahan
Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. mulai dilaksanakan dengan maksud agar
tidak timbul konflik dengan masyarakat serta melibatkan partisipasi mereka dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Sedangkan Pemilik Proyek akan memberi penjelasan tentang tugas dan tanggung jawabnya
selaku aparat pemerintah, tanggung jawab Penyedia dan partisipasi masyarakat. Hasil pertemuan
konsultasi dan sosialisasi tersebut disajikan sebagai dokumen tertulis.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Surat Penyerahan Lapangan (SPL)
dari pihak pemilik proyek, kami akan menghubungi / berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan untuk
melakukan sosialisasi / penyuluhan kepada masyarakat disekitar lokasi proyek.
Melakukan mobilisasi baik itu mobilisasi personil, peralatan dan material yang dibutuhkan
selama pelaksanaan proyek berlangsung. Mobilisasi ini kami bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Mobilisasi personil/tenaga kerja
Personil ini merupakan komponen utama dalam sebuah proyek. Para personil yang kami siapkan
di proyek ini merupakan tenaga yang mampu dan cukup berpengalaman terhadap bidang pekerjaan
yang dikerjakan dan setiap saat harus berada dilokasi pekerjaan. Semua personil ini akan kami
tempatkan sesuai keahlian masing – masing dan kami rangkum dalam satu bagan struktur organisasi
agar kerja mereka terstruktur untuk menghindari kesalah pahaman dan tumpang tindih tugas antar
personil. Personil yang kami siapkan antara lain
Serta personil lain yang di persyaratkan oleh Pemilik Proyek dalam masa pelaksanaan
DIREKTUR
PELAKSANA lAPANGAN
PETUGAS K3 LOGISTIK
ADMINISTRASI
KONTRUKSI
Uraian Tugas Unsur Penyedia Jasa Tehadap Personil Minimal Yang di persyaratkan adalah
sebagai berikut :
1. Direktur
Mengelola dan mengkoordinasikan serta melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan proyek dalam
hubungannya dengan Pimpinan pada Kantor Pusat, Divisi Bagian Teknik Pusat dan Struktur proyek
Cabang, agar Project dapat berjalan sesuai dengan rencana baik yang menyangkut biaya, mutu, waktu
dan Administrasi serta membantu kelancaran proses Tender dan hubungan dengan masalah Teknis.
Tanggung Jawab
Memantau Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek khususnya masalah teknis, termasuk fasilitas
pendukung sesuai rencana yang diterapkan.
2. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan penanganan teknis
proyek sampai dengan proses penyerahan.
3. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
4. Terlaksananya pengendalian biaya, mutu, waktu dan Admnistrasi proyek.
Tugas
1. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai rencana yang
telah diterapkan.
Bertugas menyelesaikan tersusunnya RAP beserta Tim Penyusun RAP.
Secara periodik memacu dan memotivasi tenaga ahli proyek agar bisa bekerja sesuai rencana.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Selalu mengusulkan dan mencari alternatif – alternatif metode kerja yang lebih baik untuk
menyelesaikan pekerjaan.
2. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang berkaitan
dengan penanganan proyek sampai dengan proses penyerahan.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan – kegiatan administrasi tekins proyek.
- Mengarahkan kegiatan – kegiatan penilaian hasil dan kemajuan pelaksanaan.
- Memonitoring susunan laporan penyelesaian proyek.
. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan cashflow proyek secara rutin dan pendistribusian
biaya.
- Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan biaya, bahan dan Peralatan proyek.
4. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan cashflow proyek secara rutin dan pendistribusian
biaya.
- Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan keuangan proyek.
5. Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.
- Mencatat semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan / dilaksanakan.
- Membandingkan realisasi pekerjaan dengan rencana yang ditetapkan.
- Melakukan dan atau mengarahkan tindakan perbaikan atas pekerjaan bila terjadi penyimpangan.
- Memantau dan mengarahkan proses kegiatan pekerjaan proyek guna mendapatkan hasil yang telah
ditetapkan.
- Memimpin rapat koordinasi kegiatan proyek termasuk dengan para
Subkontraktor.
3. Pelaksana Lapangan
Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai dengan rencana,
baik menyangkut biaya, mutu, waktu dan Administrasi serta membantu kelancaran proses penagihan.
Bertanggung jawab kepada : Divisi Operasinal
Membawahi : Site Manager/Quantity Engineer/Pelaksana/Pengawas
Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai rencana yang
diterapkan.
Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang
berkaitan dengan penanganan proyek sampai dengan proses
penagihan.
Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.
1. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai rencana yang
diterapkan.
2. Memimpin dan mengarahkan kegiatan pelaksanaan proyek.
3. Menyelenggarakan rapat – rapat mingguan proyek guna menjabarkan rencana pelaksanaan dan
monitoringnya.
4. Aktif dalam rapat yang diadakan oleh Konsultan dan Direksi, Pemberi Tugas dan mengusulkan hal
– hal yang menguntungkan perusahaan.
5. Mengadakan hubungan dan pendekatan – pendekatan secara positif terhadap masyarakat sekeliling
proyek dan penguasa setempat maupun Konsultan / Direksi agar mendukung kelancaran pekerjaan.
6. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan penanganan
proyek sampai dengan proses penagihan.
7. Mempersiapkan dan memproses Berita Acara tepat pada waktunya sesuai kemajuan proyek guna
terlaksananya penagihan.
8. Tersedianya metode kerja, bahan, alat dan tenaga yang menjadi tanggung jawabnya sesuai jadual
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
9. Membuat schedule bahan, alat, sumber daya manusia dan lain – lain.
10. Mengkoordinasikan dan memonitor persediaan bahan, alat dan tenaga sesuai rencana.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan – kegiatan pelaksanaan pengadaan dan pendistribusian bahan
dan alat.
- Melakukan pengecekan kegiatan pengusulan dan pemakaian bahan, alat dan tenaga.
11. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.
- Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan cashflow proyek secara rutin dan pendistribusian
biaya.
- Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan keuangan proyek.
12. Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.
- Mencatat semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan / dilaksanakan.
- Membandingkan realisasi pekerjaan dengan rencana yang ditetapkan.
- Melakukan dan atau mengarahkan tindakan perbaikan atas pekerjaan bila terjadi penyimpangan.
- Memantau dan mengarahkan proses kegiatan pekerjaan proyek guna mendapatkan hasil yang telah
ditetapkan.
- Memimpin rapat koordinasi kegiatan proyek termasuk dengan para
Subkontraktor.
- Membuat rencana Anggaran Proyek (RAP) dan kegiatan perencanaan (Action Plan) review Doc.
Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan dan Menghitung kembali.
- Menangani Tugas-tugas :
a. Engineering (termasuk Administrasi & Kontrak)
b. Administrasi Keuangan, Personalia & Umum.
c. Operasionala Lapangan (Quality Plan, Production Plan dan Safety Plan).
- Membina Hubungan Kerja dengan :
a. Pengguna Jasa
b. Konsultan Supervisi
c. Mitra Kerja
d. Supplier
e. Sub Kontraktor
f. Mandor
g. Tokoh Masyarakat dan pemuda di lingkungan lokasi pekerjaan.
- Melaksanakan Rapat mingguan dan bulanan internal maupun external.
- Mengadakan Evaluasi terhadap :
a. Progres Fisik (Harian, Mingguan, Bulanan)
b. Biaya
c. Quality/Quantity
d. Waktu/Schedules
e. Standard
f. Membuat rencana tindak lanjut / Corrective Action terhadap penyimpangan yang terjadi.
g. Membina bagian administrasi, Engineering dan pelaksanaan guna peningkatan kinerjanya dalam
mendukung visi Perusahaan.
4. Petugas K3 Kontruksi
Mengkoordinasikan semua pekerjaan dengan pengawas pekerjaan (direksi pekerjaan) guna kesuksesan
pelaksanaan pekerjaan.
Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan, jadwal waktu pekerjaan, sehingga pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Merencanakan pengadaan jumlah peralatan, material, bahan dan tenaga kerja serta pengaturannya di
lapangan.
Melakukan evaluasi pekerjaan dan membuat perhitungan MC 0% dan MC 100% bersama koordinator
pelaksanaan (direksi pekerjaan) dan pengawas lapangan dan memonitoring pekerjaan selama masa
pemeliharaan.
• Mengarahkan dan memantau proses kegiatan guna menghasilkan pekerjaan yang diharapkan.
• Bertanggung jawab pada seluruh hasil pekerjaan agar terselenggaranya pengendalian mutu, waktu,
biaya dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan kontrak.
• Bertanggungjawab seluruh masalah administrasi kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan sampai proses penagihan (keuangan).
• Melakukan diskusi dengan koordinator pelaksanaan (direksi pekerjaan) untuk evaluasi kemajuan
pekerjaan.
• Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
Melakukan koordinasi dengan seluruh team/personil pelaksana pekerjaan
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memberi instruksi kepada mandor mengenai kualitas dan
kuantitas pekerjaan.
• Menjaga dan mengamankan serta merencanakan tempat penyimpanan peralatan, bahan dan material
sesuai kebutuhan dalam menunjang terlaksananya pekerjaan.
• Menghitung kemajuan pekerjaan, hasil opname setiap hari bersama pengawas lapangan.
• Membuat laporan harian dan mingguan bersama pengawas lapangan.
Memantau proses pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan hasil pekerjaan sesuai kontrak dan syarat
teknis dengan prosedur pelaksanaan yang ditentukan.
• Membuat atau menghitung volume pekerjaan yang terpasang, MC 0%, MC 100% dan gambar
pelaksanaan bersama pengawas lapangan.
Melakukan pengambilan gambar pelaksanaan (dokumentasi) untuk setiap kegiatan yang
dilaksanakan.
9. Logistik Proyek
Logistik proyek adalah suatu bagian profesi yang ada dalam angkaian struktur organisasi proyek
dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke bagian
pelaksana lapangan, tugas logistik proyek ada beberapa macam yang jika dilaksankan dengan baik
diharapkan kegiatan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, berikut adalah tugas dari
logistik proyek antar alain :
- Mancari dan mensurvey data jumlah beserta harga bahan dari beberapa suplier atau toko
material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standar
kualitas ang telah ditetapkan.
- Melakukan pembelian barang atau alat ke suplier atau toko bangunan dengan melaksanakan
seleksi sebelumya sehingga bisa didapatkan harga material termurah pada suplier terpilih
- Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan ke area
proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah pendatangan dan
pemakainya.
- Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan
penggunaan akibat tertukar dengan benda lain.
- Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas pendatangan dan
ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material tersebut diperlukan
dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu spesiikasi bahan dalam kontrak
kontruksi.
9. Administrasi/Keuangan
Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang akan kami gunakan dalam proyek pekerjaan Pembangunan Fisik Balai Pnyuluhan
pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali antara lain:
Serta Alat Bantu dan alat lain yang dilakukan perubahan saat pelaksanaan sesuai dengan arahan
pemilik proyek.
Mobilisasi Peralatan ini akan kami lakukan selambat-lambatnya 3 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dilakukan.
Mobilisasi material/bahan
Mobilisasi material/bahan ini didatangkan langsung dari toko material terdekat yang ditunjuk
oleh kami sebagai supplier. Toko material ini kami pilih yang dekat dengan lokasi dengan
pertimbangan supaya jika dibutuhkan bisa segera didatangkan. Material yang digunakan dalam proyek
ini diantaranya semen, pasir pasang, pasir beton, besi tulangan, kerikil/split, Paku, kayu, dll.
Demobilisasi dilakukan setelah semua item pekerjaan dilapangan sudah selesai dilakukan yang
dibuktikan dengan Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
Membangun kantor lapangan / direksi keet berikut kelengkapannya. Direksi keet ini nantinya akan
menjadi tempat yang digunakan untuk kegiatan operasional semua pekerjaan di lapangan, di dalamnya
merupakan tempat semua staf pelaksana lapangan untuk melakukan koordinasi dan pekerjaan. Di
dalamnya tersapat beberapa fasilitas antara lain meja tulis, kursi, papan tempel gambar kerja, grafik –
grafik pelaksanaan pekerjaan dan data – data lainnya. Serta menyediakan buku direksi, buku tamu,
buku monitoring cuaca, material dan tenaga.
Membuat akses jalan sementara meliputi jalan – jalan yang diperlukan untuk mendatangkan alat – alat
berat, jalan kerja maupun jalan menuju direksi keet atau daerah pekerjaan yang menjadi tanggung
PEKERJAAN ADMINISTRASI
PASCA LELANG
Setelah diputuskan pemenang lelang dalam paket pekerjaan Pembangunan Fisik Balai
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2019 maka
selaku pemenang lelang hal pertama yang kami lakukan adalah menyerahkan Surat Jaminan
Pelaksanaan sebagai syarat keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dilanjutkan dengan
melengkapi dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut antara lain:
• Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Permanen yang berbentuk Barchat dan Kurva “S” serta Network
Planning.
• Jadwal penugasan personil inti.
• Jadwal pengiriman peralatan proyek (MOB DEMOB)
• Jadwal Pengiriman bahan-bahan material proyek.
• Rincian metode pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan secara lebih mendetail.
• Menyerahkan surat pemberitahuan secara tertulis, bahwa pekerjaan tersebut akan segera kami
laksanakan dengan tembusan kepada Instansi yang terkait.
• Koordinasi dengan petugas terkait dan instansi terkait, baik dengan konsultan perencana, wakil
dari pengguna jasa maupun dengan konsultan pengawas dan bersosialisasi dengan lingkungan
setempat, untuk dapat mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu dan menghambat aktifitas pada
saat pelaksanaan pekerjaan.
ADMINISTRASI LAPANGAN
Selama masa pelaksanaan pekerjaan dilapangan juga dilakukan proses administrasi untuk
tertib laporan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Fisik
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2019
Dokumen yang dipersiapkan selama masa pelaksanaan pekerjaan meliputi
Laporan Harian,
Laporan Mingguan,
Laporan Bulanan,
Back Up Data Quantity,
Back Up Data Quality.
Shop Drawing /Asbuilt Drawing.
Foto-foto terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
Dll.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Paket Pekerjaan Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali, terdiri dari :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Uitzet/Bowplank = 1.00 Ls
2. =
Administrasi & dokumentasi (Termasuk Jasa Pembuatan laporan 1.00 Ls
3. papan nama proyek = 1.00 bh
4. Air kerja & listrik kerja = 1.00 Ls
5. Direksi Keet = 1.00 unit
6. Angang Stegerwerk = 1.00 Ls
V. PEKERJAAN ATAP
1. Pek. Atap baja ringan c.75 Ex. Fortuna Steel = 217.70 m²
2. Pek. Atap genteng plenong kecl ex. Kebumen = 217.70 m²
3. Pek. Bubungan atap genteng Ex. Kebumen = 55.00 m'
4. Pek. Listplank GRC 9/200 = 63.40 m'
X. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding Ex. Catylac = 664.52 m²
2. Pekerjaan Pengecatan Plaond Ex. Catylac = 177.01 m²
B SEGMEN B
I. PEKERJAAN TANAH
1. Pek. Galian pondasi beton tumbuk = 1.34 m³
C SEGMEN C
I. PEKERJAAN TANAH
1. Pek. Galian pondasi beton tumbuk = 1.23 m³
D. SEGMEN D
I. PEKERJAAN TANAH
1. Pek. Galian pondasi beton tumbuk = 1.34 m³
Tentunya setelah Perusahaan Kami ditunjuk sebagai Pemenang pada Paket pekerjaan
Pembangunan isik Gedung Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali hal
pertama yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembersihan Lokasi
Sebelum Memulai pelaksanaan pekerjaan hal yang utama akan kami laksanakan adalah melakukan
persiapan dengan membersihkan lokasi pekerjaan dari bahan-bahan atau material yang memungkinkan
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan nantinya dilapangan,
Pembuatan papan Nama pekerjaan dibuat pada lokasi bangunan untuk memberikan ciri atau tanda
pada bangunan tersebut.
Penyedia jasa terlebih dahulu akan mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan.
Pemasangan papan nama proyek dilokasi kerja, dan untuk pemasanganya berupa jumlah, ukuran dan
tulisan pada papan nama proyek di buat sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan dan akan di lakukan
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari bahan sesuai pada gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk
serta arahan dari direksi Pekerjaan dengan tinggi ± 250 cm dari permukaan tanahdan dicat dasar warna
yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisiinformasi mengenai cakupan kegiatan yang
akan dilaksanakan, antara lain :
Nama Kegiatan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan
Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
Sumber dana
Jangka waktu
Nama penyedia jasa
2. Pengukuran & Pemasangan Bouplank
Pada pelaksanaan pekerjaan pengukuran ini akan kami laksanakan dengan terlebih dahulu
mengajukan request kepada Direksi Pekerjaan
Perusahaan kami akan melaksanakan Pengukuran revisi uitzet situasi dan penampang penyesuaian
gambar desain pelaksanaan yang berpedoman pada titik tetap yang ditentukan oleh direksi sebagai
dasar mutual check awal.
kami akan memasang patok tetap, pada tempat yang tidak mudah berubah kedudukannya, serta patok
– patok pembantu yang diberi nama dengan ukuran sesuai petunjuk direksi lapangan.
Pemasangan patok – patok tersebut harus disetujui oleh direksi / pengawas lapangan.
Pelaksanaan pengkuran akan melibatkan Tenaga terampil /ahli yaitu juru ukur dan juru gambar, untuk
mendapatkan titik-titik yang tertuang dalam gambar dengan penentuan elevasi sesuai pada gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk serta arahan dari Direksi Pekerjaan, hasil data pengukuran
tersebut akan kami gunakan pula untuk acuan mutual check 0 % dilapangan, yang dalam
pelaksanaannya tetap melibatkan pihak dari pemilik Pekerjaan/Direksi Pekerjaan
Pelaksanaan pengukuran ini akan kami laksanakan mulai dari awal pelaksanaan untuk menentukan
elevasi dan titik-titk serta dimensi yang telah disetujui hingga pada masa pelaksanaan pekerjaan
bertujuan agar saat pelaksanaan nantinya tidak terjadi kesalahan
Setelah selesai melakukan pengukuran dan menentukan titik-titik patok langkah selanjutnya adalah
melakukan pemaangan patok yang telah ditentukan pada data pengukuran dengan dibantu oleh para
tukang untuk memasang patok/Bouplank dan benang sesuai pada gambar, pelaksanaan Pasangan
Bouplank ini akan kami laksanakan saat sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan hingga saat
pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan
Dokumen data ukur wajib diadakan dan diserahkan pada pemberi tugas, dokumentasi yang dimaksud
antara lain :
Buku ukur yang telah diperiksa dan disetujui
Gambar hasil uitzet yang asli
Gambar revisi desain yang berdasarkan hasil uitzet yang akan menjadi dasar volume dan
pelaksanaan diatur / ditetapkan oleh pemilik / pemberi tugas, sebagai dasar mutual check awal dan
akhir
3. Pembuatan Los Kerja/Direksi Keet
Direksi keet merupakan Kantor Direksi yang digunakan untuk kegiatan operasional semua pekerjaan
di lapangan, di dalamnya merupakan tempat semua staf pelaksana lapangan untuk melakukan
koordinasi dan pekerjaan. Di dalam direksi keet dilengkapi dengan :
Direksi Keet ini juga dilengkapi dengan gudang penyimpanan material dan peralatan para pekerja.
Atap bangunan direksi keet ini menggunakan seng gelombang/asbes gelombang atau sesuai dengan
kehendak Direksi sementara untuk bangunan dindingnya menggunakan multiplek dan triplek dengan
tujuan agar mudah dibongkar pasang.Sementara untuk lantai kita buat dengan lantai plesteran dari
beton dengan campuran semen, pasir dan kerikil.
Untuk bangunan gudang material kami akan menggunakan atap dari seng dengan ventilasi yang tidak
terlalu banyak agar material tidak langsung berhubungan dengan matahari dan udara luar secara
langsung.Untuk lantai menggunakan plesteran dari bahan air semen dan pasir pasang.
Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas
dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,
Bangunan kantor dan fasilitas lainnya akan dibuat dengan kekuatan struktural yang memenuhi syarat,
Bangunan kantor dan fasilitas akan dibuat pada elevasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, diberi
pagar keliling, dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir,
3. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
Sebelum memulai pekerjaan, pada tahap awal pelaksanaan adalah memobilisasi tenaga kerja,
bahan kebutuhan penyedia dan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Tahapan yang akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi ini adalah :
Mobilisasi personil lapangan yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya.
Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran.
Pelaksanaan Mobilisasi akan kami laksanakan dengan jalur darat dengan menggunakan alat angkut
tronton yang merupakan milik sendiri
Adapun tahapan pelaksanaan Mobilisasi ini akan kami lakukan dengan tahapan tahapan sebagai
berikut :
Mobilisasi pada awal sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan dengan memobilisasi secara
keseluruhan perlatan sesuai kebutuhan yang di inginkan oleh Direksi pekerjaan nantinya dilapangan, dan
Demobilisasi Peralatan yang akan kami lakukan di akhir pelaksanaan pekerjaan hampir selesai atau bertahap
sesuai setelah tidak dibutuhkannya lagi peralatan tersebut dilapangan
Satuan pada kuantitas pekerjaan Mobilisasi ini adalah Lump Sum
Guna menjaga kelancaran Pekerjaan tentunya kami selaku pihak kontraktor akan melakukan pengaturan arus
lalu lintas selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung
Prinsip pengaturan lalu lintas yang dimaksud dalam item ini adalah pemasangan rambu-rambu peringatan,
karena selama pekerjaan berlangsung tidak dilakukan penutupan jalan, namun hanya ada penyempitan jalan.
URAIAN PEKERJAAN
a. Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan
pondasi plat.
b. Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari
pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi,
hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian
harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut
akan dipakai kembali.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan - : -
Jumlah Kebutuhan Bahan : -
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan - : -
Jumlah Kebutuhan Bahan : -
3. Pek. Urugan pasir bawah footplate, pondasi, lantai dan paving = 21.76 m³
a. Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan
menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang
sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Urug : 1.20 m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 26.11 m³
a. Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian
dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi
lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
b. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di
urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug
yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan - : - m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : - m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan - : - m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : - m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Tanah Biasa (Quary) : 1.20 m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 55.37 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan -: - m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : - m³
Mulai
Penghamparan Material
Pengujian
Selesai
II. PEKERJAAN PONDASI
1. Pek. Pasangan pondasi batu belah 1 Pc : 6 Pp = 54.12 m³
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
Memasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap
ujung lajur pondasi.
Memasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
Memasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Mengusahakan titik tengah
profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
Mengikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih
kuat.
Memasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga
menjadi kuat dan kokoh.
Mengecek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian
juga peilnya.
Pemasangan batu kali/Batu Gunung :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Menyiapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
Sebelum Memulai pekerjaan pas. Batu kali/Batu Gunung kontraktor akan Menyiapkan semua alat
dan bahan yang diperlukan, diantaranya :
Pasir sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran.
Semen sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran.
Air sebagai bahan pengikat hidrolis semen dan pasir.
Batu kali sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
Gerobak sebagai alat pengangkut bahan-bahan.
Sekop sebagai alat pengambil semen dan pasir.
Ayakan sebagai alat untuk mengayak pasir sehingga didapat pasir yang halus dan homogen.
Cetok digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
Concrete Mixer digunakan untuk mengaduk campuran semen dan pasir.
Concrete Mixer digunakan untuk mengaduk campuran semen dan pasir.
Semua pekerjaan pasangan untuk pondasi boleh dikerjakan atau dimulai apabila galiannya telah
diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya serta kedudukan as-asnya oleh Direksi.
Galian pondasi dikerjakan sesuai gambar, bila bagian yang digali ternyata tanahnya lunak, maka
diteruskan hingga mencapai tanah keras sesuai petunjuk Direksi.
Galian Pondasi cukup lebar dan dilebihkan dari ukuran dalam gambar agar untuk bekerja dan sisi-
sisinya dijaga dari longsor.
Pekerjaan pasangan digunakan campuran 1 Pc : 6 Ps yang diaduk menggunakan concrete Mixer.
Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung penghentian pondasi bergigi
agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
Pasangan batu terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan berukuran sembarang,
sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus berukuran minimun 30 cm, akan
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Pemasangan batu kali tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi diatur dengan baik agar tidak berongga.
Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan. Pasangan
batu dibuat dengan perbandingan campuran material = 1 Semen : 6 Pasir. Pasangan batu yang
dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi Bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar
rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat jenis concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop,
kereta dorong, kasut kayu dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir. Dan
akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir kepada Direksi
Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan. Serta akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja
yang akan melaksanakan pekerjaan pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir kepada Direksi
Pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala, menutup hidung, sepatu safety
dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi
kecelakan kerja.
Pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan
mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti ember, kotak adukan,
cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain- lain.
Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1
Semen : 6 Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat
concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan
kering. Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan harus dibuat profil penampang
rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan gambar rencana atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur
sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan
menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur
sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan. Pasir dan semen disiapkan terpisah
ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete mixer dan
dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi kerja.
Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan secukupnya dilokasi
timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat pengaduk
kearah konstruksi yang akan dikerjakan. Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan
lokasi pekerjaan, agar memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi
mortar terlebih dulu baru dipasang batu. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan/sekop/cangkul.
Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi dan palu
besar/godem dan lain-lain. Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan batu memerlukan dimensi
batu yang ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan menggunakan alat bantu palu
besar/godem. Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah terbentuk harus diratakan
sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat. Adukan mortar harus secepatnya dibawa ke tempat
pemasangan dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain
dari luar.
Bahan pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir harus menggunakan
bahan antara lain :
a. Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan kasar.
Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan yang
kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan penyerapan
kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Batu Kali/Gunung
Material batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c . Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan petunjuk Direksi
Pekerjaan. Pasir harus bersih, keras, padat, tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak
kotoran lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
d. Air Campuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir
adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali,
garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti
minyak dan lemak.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi kecelakaan,
baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat.
Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat yang aman atau dibawa ke work
shop atau digudang penyimpanan alat.
Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka akan ditutup dan
ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi kecelakan akibat
menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Sedangkan material batu dan pasir akan
ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu aktifitas kegiatan atau masyarakat yang melewatinya.
Pengukuran pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir diukur
menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang sesuai dengan bangunan yang dibuat berdasarkan
gambar rencana.
Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir dibuat berdasarkan
harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga
satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Batu Belah 15/20 : 1.20 m³/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 64.94 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 117.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6,332.04 kg/m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.56 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 30.36 kg/m³
a. Langkah Kerja
- Tentukan posisi dinding bata sesuai shop drawing yang telah disetujui.
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Ukur panjang dan tebal rata-rata bata untuk dipergunakan sebagai ukuran standar pasangan.
- Tandai tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal spesi.
- Buat tanda pada lantai dengan ukuran panjang rata-rata bata ditambah tebal spesi.
- Rendam bata sampai gelembung udara hilang sebelum digunakan untuk mengurangi penyerapan.
- Pasang bata kepalaan di sisi samping pasangan, cek tebal spesi dengan tongkat ukur dan ukur
kedatarannya dengan waterpass.
- Tarik benang ke arah horizontal, lalu hamparkan adukan dengan rata kemudian pasang bata
lurus benang kepalaan. Penarikan benang untuk garis bantu ke arah horizontal dilakukan setiap
± 1 m tinggi pasangan bata.
- Cek setiap lapis dengan waterpass sisi tegaknya dan sisi datarnya.
- Pasang kembali bata kepalaan di atas pasangan yang telah selesai, cek tebal spesi dan datarnya
dengan waterpass.
- Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis yang baik.
- Ulangi langkah (8) sampai dengan (11) sampai lapis terakhir.
- Pada daerah pertemuan antara pasangan bata dan kolom maupun kusen, dipasang angkur
dengan jarak sekitar 15 pasangan bata. Sementara kolom praktis diperlukan untuk setiap 12 m2
luas dinding pasangan bata untuk perkuatan.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah 5 x 11 x 22 : 70.00 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 21,981.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 8.32 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2,612.65 kg/m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.05 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 15.39 m³
Sebelum dilaksanakan plesteran 1 : 6 permukaan yang akan disiar dan diplester terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran dan dikeruk serta dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat antara
plester dengan pasangan.
Tebal plesteran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari permukaan batu. Sebelum
plesteran dilakukan diantara batu- batu harus dikorek sedalam 1-2 cm dibawah permukaan batu.
Bagian plesteran dan siaran harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena
matahari secara langsung untuk menhindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari plesteran itu sendiri.
Menyiapkan semua material yang diperlukan, yaitu pasir, semen dan air. Air yang dipakai adalah air
dari sumber air tanah.
Menyiapkan campuran adukan dengan perbandingan 1 pc : 6 ps.
Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan
tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah
spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat
Sebelum Siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan.
Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi
menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
Pekerjaan Siaran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air
semen.
Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena sust
pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari
berturut-turut.
Siaran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan dirapikan sehingga
terlihat bagus.
Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 4.42 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2,773.42 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.03 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 16.96 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 3.25 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2,159.69 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 384.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 7,215.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Beton : 692.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 13,002.68 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil (maksimum 30 mm) : 1,039.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 19,522.81 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Air : 215.00 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 354.75 ltr
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 247.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,827.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Beton : 869.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6,430.60 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil (maksimum 30 mm) : 999.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 7,392.60 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Air : 215.00 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 354.75 ltr
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 384.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 122.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil (maksimum 30 mm) : 1,039.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 332.48 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Air : 215.00 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 354.75 ltr
Besi tulangan/ besi beton yang akan dipergunakan bersih dan bebas dari karat yang dapat merusak,
serta tidak mengandung olie atau minyak.
Semua besi tulangan yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang diajukan dalam spesifikasi
tekhnik.
Tulangan tersebut haruslah sesuai ukuran diameter dengan yang tertera di dalam gambar
penulangan.Pemeriksaan diameter tulangan ini dapat dilakukan menggunakan Jangka Sorong
Tulangan besi tersebut kemudian dipotong – potong sesuai dengan ukuran yang tertera di gambar
penulangan. Pemotongan tulangan tersebut dilakukan menggunakan Bar Cutter ataupun alat bantu.
Setelah dipotong, maka tulangan tadi dibengkokkan sesuai bentuk dan dimensi beton nantinya. Seperti
halnya dengan pemotongan, pembengkokan tulangan ini dapat dilakukan menggunakan Bar Bender
ataupun menggunakan alat bantu lainnya.
Setelah semua pemotongan dan pembengkokan dilakukan, tulangan – tulangan tersebut
dikelompokkan menjadi satu menurut bentuk dan ukuran panjangnya dan diikat menjadi satu
menggunakan kawat bendrat.
Setelah itu, semua tulangan tersebut dapat dirakit menjadi satu dimensi. Perakitan dapat dilakukan di
tempat pabrikasi maupun langsung di lokasi pengecoran.
Dalam perakitan tersebut harus dilakukan secara kuat dan menyatu kuat menggunakan kawat bendrat.
Pengikatan dilakukan di setiap persilangan pertemuan antar tulangan.
Setelah itu, juga dilakukan pengikatan tambahan menggunakan beton selimut agar semua tulangan
tidak bersinggungan langsung dengan bekisting nantinya yang dapat mengakibatkan tereksposnya
tulangan yang dapat mengakibatkan tulangan menjadi korosi dan melemahkan kekuatan beton.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi beton (pols/ulir) : 1.05 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3,661.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kawat beton : 0.02 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 52.31 kg
C. BEKISTING
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus ditumpuk dan disusun
sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan diletakkan pada tempat yang sudah disediakan
dan sesuai dengan persyaratan.
Bekisting harus dibuat dari bahan kayu keras/papan. Untuk bagian konstruksi yang lurus/rata atau
lengkung menggunakan plywood yang dibentuk sesuai dengan ukuran.
Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh sambungan yang cocok tanpa
menggunakan pasak atau pengikat.
Kecuali disyaratkan lain atau tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu struktur tidak boleh
disambung untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung balok kayu harus dipotong tegak dan untuk bidang
kontak harus saling berhubungan dengan baik.
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa
besi standar pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.
Begisting menggunakan bahan dari kayu dan papan yang rata. Begisting harus kuat, kaku dan rapat
dan mudah dibongkar. Bagian dalam dari begisting harus bersih dari kotoran, karena bagian dalam
begisting akan langsung berhubungan langsung dengan beton. Untuk perekatan antar kayu
menggunakan paku yang sesuai dengan pemakaiannya.
Dimensi begisting harus dikontrol dengan teliti sehingga dimensi yang tertera dalam gambar rencana
dapat tercapai.
Bahan begisting untuk beton ini biasanya menggunakan multiplek kayu, atau plywood yang memiliki
kualitas baik.
Begisting untuk abutment dapat dibongkar setelah beton berumur lebih dari 3 hari. Dalam
pembongkarannya harus menggunakan cara statis tanpa sebuah getaran, goncangan ataupun pukulan
yang dapat merusak beton.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kayu kelas III : 0.02 m³/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3.00 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Paku biasa 2"-5" : 0.20 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 47.02 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Minyak bekisting : 0.10 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 23.51 ltr
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Atap baja ringan : 217.70 m²/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 47,393.29 m²
Alat yang digunakan : Gunting untuk memotong profil sesuai ukuran desain
Bor untuk memasang self drilling screw
Palu untuk memasukan dynabolt ke dalam ring balok
Kunci 10 untuk memasang dynabolt
Benang
2. Pek. Atap genteng plentong kecl ex. Kebumen = 217.70 m²
3. Pek. Bubungan atap genteng Ex. Kebumen = 55.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Genteng Plentong : 25.00 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 5,442.50 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Genteng Bubung Plentong : 5.00 bh/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 275.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Semen : 8.00 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 440.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Pasang : 0.03 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.76 m³
- Karena Lisplank didudukan pada Profil C Baja Ringan yang sebelumnya mesti dipasang terlebih
dahulu, sehingga memerfukan Profil C Baja Ringan yang lebih banyak.
- Namun cara ini lebih baik dari segi kekuatan, alasannya Lisplank tersebut sanggup disekrup 2
buah (2 baris) pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar diatas.
- Lisplank GRC ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap dan sesuai dengan
Gambar Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Jarak antara Sekrup yang dipasang
pada Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, sanggup dibentuk
antara 20 cm s/d 40 cm (sepanjang profil Lisplank GRC tersebut), biar terkunci dengan baik dan
kuat.
- Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup Lisplank dan
Sambungan antar Papan Lisplank, biar tampak rapi sebelum melaksanakan pengecatan.
Gunakan dempul yang berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan panas).
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Lisplank GRC : 1.05 bh/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 67.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sekrup : 4.00 pcs/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 253.00 pcs
c. langkah Pengerjaan
- Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dianjurkan.
- Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di pasangkan diatas plafon.
- Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang penggantung
rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
- Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka atap.
- Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak gelombang.
- Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran posisi
rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4 sedangkan
untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan
screw #1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
- Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4) harus
sesuai spesifikasi.
- Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew #1 /8 dan bor sekrup.
- Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape / kasa
plafond untuk menghindari keretakan.
- Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik sekrup.
- Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Gypsum Board : 0.36 lbr/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 28.00 lbr
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi hollow 40x40x3,5 mm : 1.58 m'/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 120.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi hollow 20x40x3,5 mm : 0.70 m'/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 53.47 m'
Bahan Yang digunakan : Compound
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Compound : 0.31 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 23.68 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Dynabolt : 3.50 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 267.33 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cotton Plsater : 1.38 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 105.40 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sekrup : 39.75 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3,036.11 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan
Perkuatan dan Penggantung (50% x ranka) : 0.50 ls
Jumlah Kebutuhan Bahan : 38.19 ls
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan GRC Board 120x240x0,4 cm : 0.36 lbr/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 37.00 lbr
Bahan Yang digunakan : Besi hollow 40x40x3,5 mm
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi hollow 40x40x3,5 mm : 1.58 m'/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 158.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi hollow 20x40x3,5 mm : 0.70 m'/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 70.44 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Compound : 0.31 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 31.20 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Dynabolt : 3.50 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 352.21 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cotton Plsater : 1.38 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 138.87 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sekrup : 39.75 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4,000.04 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan
Perkuatan dan Penggantung (50% x ranka) : 0.50 ls
Jumlah Kebutuhan Bahan : 50.32 ls
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan List gypsum 10 cm : 1.05 m'/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 338.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Tepung gypsum : 0.30 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 96.00 kg
d. Tahapan Pekerjaan
VII. PEKERJAAN SANITASI & PLUMBING
A PEKERJAAN SANITASI
1. Pek. Pasang closet jngkok CE6 white Ex. Toto = 1.00 buah
2. Pek. Pasang washtafel LW240CJ ex. Toto = 1.00 buah
3. Pek. Pasang floor drain = 1.00 buah
4. Peek. Pasang bak cuci piring sainless steel = 1.00 buah
5. Pek. Pasang kran air dinding ex. Onda = 1.00 buah
6. Pek. Pasang kran air leher angsa Ex. Vicenzo = 1.00 buah
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Pekerjaan sanitari closet, wastafel, urinoir dan disesuaikan dengan separingan dan gambar pola
keramik.
- Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu (marking area) citik
penempatan dan elevasi alat sanitair tersebut.
- Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
- Pemasangan pipa saluran inlet dan outlet.
- Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja.
- Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, setelah itu lakukan testing fungsi.
d. Tahapan Pekerjaan
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Closet Jongkok CE7 White : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Porland Cement : 6.00 kg/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Pasang : 0.01 m³/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.01 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Wastafel : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Porland Cement : 6.00 kg/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Pasang : 0.01 m³/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.01 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Floor Drain : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bak Cuci Piring : 1.00 unit/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Water drain : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kran Air : 1.00 unit/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sealtape : 0.003 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien BahanKran Air Leher Angsa Flexsible Vicenzo : 1.00 unit/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sealtape : 0.003 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Pekerjaan plumbing yang dilakukan pihak kontraktor, selain menyambung pipa sparingan,
fitting dan gate valve pada kekuatan fern dan klem gantungan untuk menghindari kebocoran
dari sambungan.
- Kemiringan pipa diperhatikan agar air bersih maupun air kotor dan air hujan lancar mengarah ke
shaft.
- Pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
- Khusus pekerjaan yang menyangkut pengelasan akan disediakan tabung pemadam apar
- Khusus pada pemasangan pipa air buangan dan air kotor harus disediakan pipa leher angsa
untuk pengecekan bila terjadi peenyumbaan dikemudian hari.
- Pengetesan dilakukan sebelum digunakan dan dipastikan tidak terjadi kebocoran.
- Posisi floor, fitting air bersih / kotor, kran, wastafel, closet dan urinoir disesuaikan dengan
posisi nat keramik.
d. Tahapan pekerjaan
e. Perhitungan volume kebutuhan tenaga, bahan dan alat
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa PVC Ø 3/4" : 1.05 m'/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 15.75 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Perlengkapan 35% x pipa : 5.250 unit/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 79.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa PVC Ø 3" : 1.05 m'/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 21.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Perlengkapan 35% x pipa : 7.000 unit/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 141.00 unit
3. Volume Pekerjaan Pek. Pasang Pipa PVC Tipe AW 4" : 20.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa PVC Ø 4" : 1.05 m'/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 21.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Perlengkapan 35% x pipa : 7.000 unit/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 141.00 unit
Alat yang digunakan : Waterpass
Alat bantu pertukangan
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 318.47 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 318.47 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 195.068 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 196.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil 2/3 : 1,911.066 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,911.07 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Air : 59.770 ltr/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 59.77 ltr
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah : 942.900 bh/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 942.90 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi Beton (polos/air) : 19.856 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 19.86 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kawat Beton : 2.840 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.84 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil 5/7 : 1.200 m³/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.20 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa PVC 4" (ke peresapan) : 0.720 m'/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.72 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 14.45 kg/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 268.10 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah : 124.000 bh/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2,300.20 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan pasir urug : 0.350 m³/Unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6.49 m³
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Pengajaun jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.
- Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan
kedudukan kusen.
- Pasang angkur pada kusen secukupnya.
- Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.
- Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.
- Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
- Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
- Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan
ketegakan dari kusen.
- Bersihkan tempat sekelilingnya
d. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Pemasangan Angkur
Pemasangan Kusen
Selesai
e. Perhitungan volume kebutuhan tenaga, bahan dan alat
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kusen Alumunium (bahan) : 7.18 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 64.62 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame pintu alumunium (bahan) : 0.590 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6.00 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca rayband : 1.129 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 10.16 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Handle pintu : 1.000 set/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 9.00 set
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Engsel pintu 4" : 3.000 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 27.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame bouven alumunium (bahan) : 0.137 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.23 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cesement 12" : 1.000 set/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.45 set
Bahan Yang digunakan : Rambuncis bouven
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Rambuncis bouven : 1.000 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 9.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Engsel jendela 3" : 2.00 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 18.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening bouven : 0.208 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.87 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kusen Alumunium (bahan) : 11.36 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 79.52 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame pintu alumunium (bahan) : 0.688 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 5.00 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening jendela : 1.813 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 12.69 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame bouven alumunium (bahan) : 0.410 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.87 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cesement 12" : 3.000 set/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.09 set
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Rambuncis bouven : 3.000 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 21.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Engsel jendela 3" : 6.00 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 42.00 bh
Bahan Yang digunakan : Kaca bening bouven
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening bouven : 0.624 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4.37 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kusen Alumunium (bahan) : 8.04 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 64.32 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame pintu alumunium (bahan) : 0.458 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4.00 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening jendela : 1.208 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 9.66 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame bouven alumunium (bahan) : 0.274 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.19 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cesement 12" : 2.000 set/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.40 set
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Rambuncis bouven : 2.000 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 16.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Engsel jendela 3" : 4.00 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 32.00 bh
Bahan Yang digunakan : Kaca bening bouven
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening bouven : 0.416 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3.33 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kusen Alumunium (bahan) : 4.63 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4.63 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame pintu alumunium (bahan) : 0.229 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening jendela : 0.604 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.60 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Frame bouven alumunium (bahan) : 0.137 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.14 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cesement 12" : 1.000 set/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.70 set
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Rambuncis bouven : 1.000 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Engsel jendela 3" : 2.00 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.00 bh
Bahan Yang digunakan : Kaca bening bouven
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening bouven : 0.208 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.21 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kusen Alumunium (bahan) : 2.58 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 5.16 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kaca bening bouven : 0.358 m²/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.72 m²
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus rata dan meiliki lantai kerja baik berupa
LC atau urugan pasir.
- Selanjunya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking) sebagai
pedoman pemesangan keramik.
- Pemasangan keramik sebagai star point pertama pemasangan diawali dari sudut dinding pintu
untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah x dan y serta
memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
- Posisi garis nat antara lantai dengan nat dinding dibuat sama ketemu sejajar.
- Pemasangan keramik dengan menggunakan mortar perekat dan memukul dengan palu karet dan
mengecek permukaan keramik dengan menggunakan waterpass.
- Perapihan hasil pekerjaan.
d. Tahapan Pekerjaan
e. Perhitungan volume kebutuhan tenaga, bahan dan alat
1. Volume Pekerjaan Keramik Lantai Uk. 40 x 40 Ex. : 116.41 m²
Mulia (Unpolish)
Waktu yang direncanakan : 1.00 mg
: 7.00 HK
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Keramik 40 x 40 cm Unpolish : 6.56 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 763.65 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland cement : 9.000 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,047.69 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.045 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 5.24 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Semen warna : 0.260 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 30.27 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland cement : 8.700 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 38.80 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.018 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.08 m³
Bahan Yang digunakan : Semen warna
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Semen warna : 0.550 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 2.45 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Keramik 25 x 40 cm : 10.00 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 83.10 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland cement : 11.750 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 97.64 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.035 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.29 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Semen warna : 0.550 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4.57 kg
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan dibersihkan
terlebih dahulu.
- Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas kasar.
- Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
- Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
- Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
- Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan.
d. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat
Selesai
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Plamir : 0.10 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 66.45 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Dasar : 0.100 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 66.45 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Penutup 2 kali : 0.260 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 172.78 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Plamir : 0.10 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 17.70 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Dasar : 0.100 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 17.70 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Penutup 2 kali : 0.260 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 46.02 kg
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang mana pipa conduit
ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak mudah berubah ketika
dinding diplester.
- Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan pipa conduit
nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
- Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan acian
dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus rapih.
- Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya agar tidak
terjadi bongkar pasang.
- Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan koordinasi antara
pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
- Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan dengan
persetujuan direksi.
- Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada pekerjaan sparingan
yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
- Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah ditentukan rata dan
tidak miring.
- Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang berhubungan dengan
Swicth grounding system.
- Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang diaturkan.
- Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya dan lubang
dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk. Kabel dia 16mm2 harus diberi sepatu kabel pada
- panel.
Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb di buat notasi/tanda.
- Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature selam -/+ 1 x 24 jam.
d. Perhitungan volume kebutuhan tenaga, bahan dan alat
1. Volume Pekerjaan Instalasi Titik Lampu kabel : 23.00 ttk
conduit NYA 2,5 Ex. eterna
Waktu yang direncanakan : 1.00 mg
: 7.00 HK
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kabel NYM ukr 3x2,5 mm : 6.00 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 138.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa clipsal : 6.000 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 138.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Tee dos : 1.500 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 34.50 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sock (1 sock per 3 m) : 2.000 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 46.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Klem : 6.000 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 138.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kabel NYM ukr 3x2,5 mm : 6.00 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 90.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa clipsal : 6.000 m'/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 90.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Tee dos : 1.500 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 22.50 unit
Bahan Yang digunakan : Sock (1 sock per 3 m)
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sock (1 sock per 3 m) : 2.000 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 30.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Klem : 6.000 unit/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 90.00 unit
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Fitting downlight 4" : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 23.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pipa clipsal : 1.000 m'/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 23.00 m'
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Stop Kontak : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 15.00 bh
Alat yang digunakan : Waterpass
Alat bantu listrik
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sklar Double : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 6.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Sklar Single : 1.00 bh/bh
Jumlah Kebutuhan Bahan : 5.00 bh
a. Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan
pondasi plat.
b. Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari
pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi,
hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian
harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut
akan dipakai kembali.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Urug : 1.20 m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 14.06 m³
a. Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian
dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi
lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
b. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di
urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug
yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan - : - m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : - m³
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
Memasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap
ujung lajur pondasi.
Memasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
Memasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Mengusahakan titik tengah
profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
Mengikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih
kuat.
Memasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga
menjadi kuat dan kokoh.
Mengecek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian
juga peilnya.
Pemasangan batu kali/Batu Gunung :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Menyiapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
Sebelum Memulai pekerjaan pas. Batu kali/Batu Gunung kontraktor akan Menyiapkan semua alat
dan bahan yang diperlukan, diantaranya :
Pasir sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran.
Semen sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran.
Air sebagai bahan pengikat hidrolis semen dan pasir.
Batu kali sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
Gerobak sebagai alat pengangkut bahan-bahan.
Sekop sebagai alat pengambil semen dan pasir.
Ayakan sebagai alat untuk mengayak pasir sehingga didapat pasir yang halus dan homogen.
Cetok digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
Concrete Mixer digunakan untuk mengaduk campuran semen dan pasir.
Semua pekerjaan pasangan untuk pondasi boleh dikerjakan atau dimulai apabila galiannya telah
diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya serta kedudukan as-asnya oleh Direksi.
Galian pondasi dikerjakan sesuai gambar, bila bagian yang digali ternyata tanahnya lunak, maka
diteruskan hingga mencapai tanah keras sesuai petunjuk Direksi.
Galian Pondasi cukup lebar dan dilebihkan dari ukuran dalam gambar agar untuk bekerja dan sisi-
sisinya dijaga dari longsor.
Pekerjaan pasangan digunakan campuran 1 Pc : 6 Ps yang diaduk menggunakan concrete Mixer.
Pekerjaan pasangan digunakan campuran 1 Pc : 6 Ps yang diaduk menggunakan concrete Mixer.
Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung penghentian pondasi bergigi
agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
Pasangan batu terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan berukuran sembarang,
sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus berukuran minimun 30 cm, akan
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.
Pemasangan batu kali tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi diatur dengan baik agar tidak berongga.
Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan. Pasangan
batu dibuat dengan perbandingan campuran material = 1 Semen : 6 Pasir. Pasangan batu yang
dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi Bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar
rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan
menggunakan alat jenis concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop,
kereta dorong, kasut kayu dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana
pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir. Dan
akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir kepada Direksi
Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan. Serta akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja
yang akan melaksanakan pekerjaan pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir kepada Direksi
Pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi pelindung kepala, menutup hidung, sepatu safety
dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi
kecelakan kerja.
Pasangan batu campuran 1 Semen : 6 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan
mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti ember, kotak adukan,
cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain- lain.
Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1
Semen : 6 Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat
concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan
kering. Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan harus dibuat profil penampang
rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan gambar rencana atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur
sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan
menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung. Lokasi pembuatan adukan perlu diatur
sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan dikerjakan. Pasir dan semen disiapkan terpisah
ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).
Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete mixer dan
dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi kerja.
Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan secukupnya dilokasi
timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat pengaduk
kearah konstruksi yang akan dikerjakan. Material batu yang akan dipasang harus didekatkan dengan
lokasi pekerjaan, agar memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar pemasangan batu harus diberi
mortar terlebih dulu baru dipasang batu. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan/sekop/cangkul.
Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu atau besi dan palu
besar/godem dan lain-lain. Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan batu memerlukan dimensi
batu yang ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan menggunakan alat bantu palu
besar/godem. Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu yang sudah terbentuk harus diratakan
sesuai dimensi rencana bangunan yang dibuat. Adukan mortar harus secepatnya dibawa ke tempat
pemasangan dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain
dari luar.
Bahan pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir harus menggunakan
bahan antara lain :
a. Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Direksi Pekerjaan.
Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk tahan penanganan kasar.
Segera setelah diterimanya di lapangan kerja, semen akan disimpan dalam penyimpanan yang
kering, tahan air dan diberikan ventilasi yang memadai, dengan pencegahan penyerapan
kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Batu Kali/Gunung
Material batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c . Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan petunjuk Direksi
Pekerjaan. Pasir harus bersih, keras, padat, tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak
kotoran lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
d. Air Campuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir
adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali,
garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti
minyak dan lemak.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi kecelakaan,
baik akibat terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat.
Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat yang aman atau dibawa ke work
shop atau digudang penyimpanan alat.
Dan untuk material yang digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka akan ditutup dan
ditempatkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak agar tidak terjadi kecelakan akibat
menghirup debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Sedangkan material batu dan pasir akan
ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu aktifitas kegiatan atau masyarakat yang melewatinya.
Pengukuran pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir diukur
menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang sesuai dengan bangunan yang dibuat berdasarkan
gambar rencana.
Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 6 Pasir dibuat berdasarkan
harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga
satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
1. Volume Pekerjaan Pek. Pasangan pondasi batu belah : 27.80 m³
1 Pc : 6 Pp
Waktu yang direncanakan : 3.00 mg
: 21.00 HK
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Batu Belah 15/20 : 1.20 m³/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 33.36 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 117.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3,252.60 kg/m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.56 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 15.60 kg/m³
- Buat tanda pada lantai dengan ukuran panjang rata-rata bata ditambah tebal spesi.
- Rendam bata sampai gelembung udara hilang sebelum digunakan untuk mengurangi penyerapan.
- Pasang bata kepalaan di sisi samping pasangan, cek tebal spesi dengan tongkat ukur dan ukur
kedatarannya dengan waterpass.
- Tarik benang ke arah horizontal, lalu hamparkan adukan dengan rata kemudian pasang bata
lurus benang kepalaan. Penarikan benang untuk garis bantu ke arah horizontal dilakukan setiap
± 1 m tinggi pasangan bata.
- Cek setiap lapis dengan waterpass sisi tegaknya dan sisi datarnya.
- Pasang kembali bata kepalaan di atas pasangan yang telah selesai, cek tebal spesi dan datarnya
dengan waterpass.
- Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis yang baik.
- Ulangi langkah (8) sampai dengan (11) sampai lapis terakhir.
- Pada daerah pertemuan antara pasangan bata dan kolom maupun kusen, dipasang angkur
dengan jarak sekitar 15 pasangan bata. Sementara kolom praktis diperlukan untuk setiap 12 m2
luas dinding pasangan bata untuk perkuatan.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah 5 x 11 x 22 : 70.00 bh/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 4,979.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 8.32 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 591.88 kg/m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.05 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3.49 m³
Sebelum dilaksanakan plesteran 1 : 6 permukaan yang akan disiar dan diplester terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran dan dikeruk serta dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat antara
plester dengan pasangan.
Tebal plesteran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari permukaan batu. Sebelum
plesteran dilakukan diantara batu- batu harus dikorek sedalam 1-2 cm dibawah permukaan batu.
Bagian plesteran dan siaran harus selalu dijaga dan dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena
matahari secara langsung untuk menhindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari plesteran itu sendiri.
Menyiapkan semua material yang diperlukan, yaitu pasir, semen dan air. Air yang dipakai adalah air
dari sumber air tanah.
Menyiapkan campuran adukan dengan perbandingan 1 pc : 6 ps.
Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan
tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru
diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah
spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat
Sebelum Siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan.
Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi
menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
Pekerjaan Siaran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air
semen.
Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena sust
pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari
berturut-turut.
Siaran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan dirapikan sehingga
terlihat bagus.
terlihat bagus.
Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 4.42 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 628.31 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.03 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3.84 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 3.25 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 462.41 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 384.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 7,065.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir Beton : 692.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 12,732.80 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kerikil (maksimum 30 mm) : 1,039.00 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 19,117.60 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Air : 215.00 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 354.75 ltr
B. Pekerjaan Pembesian
Merupakan baja tulangan bentuk polos yang memiliki tegangan lelah karakteristik Km/cm2. Pekerjaan
ini dilakukan secara manual. Sekelompok pekerjaan memotong dan membengkokkan besi sesuai
dengan kebutuhan kemudian disusun sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan baja tulangan ini, kami menggunakan bahan baja tulangan polos, dan bahan lainnya
yang mendukung pekerjaan ini, sesuai dengan peraturan pemerintah untuk pekerjaan konstruksi.
Kami akan mempersiapkan peralatan, seperti alat barbender dan alat bantu lainnya ,dan jika pada
pelaksanaan pekerjaan ini memerlukan perlakuan khusus, maka kami akan menggunakan alat tertentu
dalam melaksanakan pengeringan lokasi.
Tata Cara pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan mengunakan cara standar pelaksanaan, dan tetap
mengkuti petunjuk teknis yang di perintahkan oleh direksi.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, kami akan menggunakan peralatan kesalamatan kerja yang
disesuaikan dengan pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan. Pengukuran untuk pekerjaan ini adalah
Unit price disesuaikan dengan hasil pengukuran pekerjaan. Dan pembayaran harga satuan yang sudah
termasuk biaya pekerja, bahan dan alat.
Besi tulangan/ besi beton yang akan dipergunakan bersih dan bebas dari karat yang dapat merusak,
serta tidak mengandung olie atau minyak.
Semua besi tulangan yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang diajukan dalam spesifikasi
tekhnik.
Tulangan tersebut haruslah sesuai ukuran diameter dengan yang tertera di dalam gambar
penulangan.Pemeriksaan diameter tulangan ini dapat dilakukan menggunakan Jangka Sorong
Tulangan besi tersebut kemudian dipotong – potong sesuai dengan ukuran yang tertera di gambar
penulangan. Pemotongan tulangan tersebut dilakukan menggunakan Bar Cutter ataupun alat bantu.
Setelah dipotong, maka tulangan tadi dibengkokkan sesuai bentuk dan dimensi beton nantinya. Seperti
halnya dengan pemotongan, pembengkokan tulangan ini dapat dilakukan menggunakan Bar Bender
ataupun menggunakan alat bantu lainnya.
Setelah semua pemotongan dan pembengkokan dilakukan, tulangan – tulangan tersebut
dikelompokkan menjadi satu menurut bentuk dan ukuran panjangnya dan diikat menjadi satu
menggunakan kawat bendrat.
Setelah itu, semua tulangan tersebut dapat dirakit menjadi satu dimensi. Perakitan dapat dilakukan di
tempat pabrikasi maupun langsung di lokasi pengecoran.
Dalam perakitan tersebut harus dilakukan secara kuat dan menyatu kuat menggunakan kawat bendrat.
Pengikatan dilakukan di setiap persilangan pertemuan antar tulangan.
Setelah itu, juga dilakukan pengikatan tambahan menggunakan beton selimut agar semua tulangan
tidak bersinggungan langsung dengan bekisting nantinya yang dapat mengakibatkan tereksposnya
tulangan yang dapat mengakibatkan tulangan menjadi korosi dan melemahkan kekuatan beton.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi beton (pols/ulir) : 1.05 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,300.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kawat beton : 0.02 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 18.58 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kayu kelas III : 0.02 m³/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.00 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Paku biasa 2"-5" : 0.20 kg/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 23.07 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Minyak bekisting : 0.10 ltr/m³
Jumlah Kebutuhan Bahan : 11.53 ltr
a. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
b. Tahap Pelaksanaan
- Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana.
Pekerjaan dapat dilakukan secara manual
- Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir setebal minimal 3
cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
- Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu yang tampak atau
berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.
- Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa saat agar air
dapat meresap
- Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir sesuai
dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan atau mortar dapat disiapkan
menggunakan alat concrete mixer atau secara manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan
pasir dan semen anda dapat mengunjungi artikel lain mengenai cara mengetahui jumlah
kebutuhan batu, pasir, dan semen untuk pasangan batu.
- Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan permukaan
pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah 5 x 11 x 22 : 66.50 bh/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3,192.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 19.11 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 917.28 kg
Bahan Yang digunakan : Pasir pasang
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.07 m³/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 3.36 m³
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Got U-30 : 1.05 bh/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 50.40 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Baja tulangan : 1.86 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 89.28 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi siku 40.40.4 : 4.84 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 232.32 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah 5 x 11 x 22 : 66.50 bh/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 532.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 19.11 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 152.88 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.07 m³/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.56 m³
a. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
b. Tahap Pelaksanaan
- Tentukan titik mana yang akan dibuatkan bak kontrol
- Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih kuat dan tahan lama, setalah
pondasi besi sudah terpasang lanjut ke pemasangan
- bahan yang dipakai adalah Bata Merah untuk menjadi dinding pada bak kontrol, panjang, lebar,
& tinggi sesuai dengan saluran yang akan terhubung ke bak kontrol. tetapi posisi bak kontrol
harus lebih besar dari saluran air.
- Setelah dinding terpasang maka lakukan lah perapihan pada dinding bak kontrol agar terlihat
lebih rapi dan buat tutup bak kontrol nya juga jika suatu saat bermasalah pada saluran air sangat
lah mudah untuk mengecek nya
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Bata Merah 5 x 11 x 22 : 205.00 bh/unit
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,230.00 bh
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Portland Cement : 190.00 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1,140.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir pasang : 0.31 m³/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 1.84 m³
Bahan Yang digunakan : Baja tulangan
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Baja tulangan : 5.92 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 35.51 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi siku 40.40.4 : 5.81 kg/m'
Jumlah Kebutuhan Bahan : 34.85 kg
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan dibersihkan
terlebih dahulu.
- Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas kasar.
- Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
- Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
- Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
- Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan.
d. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat
Selesai
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Plamir : 0.10 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 12.57 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Dasar : 0.100 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 12.57 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Cat Penutup 2 kali : 0.260 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 32.68 kg
Sebelum pekerjaan pemasangan pavin kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut :
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan dahulu, sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan sama dengan yang kita perlukan ntuk kemiringan drainase (water run off) yaitu minimal
15%. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90%
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kit buthkan.
Prfil lapisan permukaan subbase juga harus mempunyai minimal lemiringan 2% dua arah melintang
kekanan dan kekiri. Kemiringan ini sangat penting untk jangka panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/Penguat tepi
Kansin/Penguat tepi atau kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini
harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisnya agar paving tidak bergeser sehingga paving
akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
4. Drainase/Saluran air
Sepert halnya kanstin, drainase atau saluran air ini juga harus dudah dipasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini wajib dilakukan untuk efisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainase yang
dikerjakan setelah paving terpasang akan mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
karena harus membngkar paving yang sudah terpasang.
Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang dengan material
pendukung untuk mlandasan paving dalam pekerjaan ini menggunakan pasir urug.
Adapun metode pemasangan paving adalah sebagai berikut :
- Pastikan permukaan lahan yang akan dipasang paving dalam kondisi rata/sudah level.
- Pasang kanstin beton sebagai pengunci pavin block. Agar paving block yang sudah terpasang
tidak begeser.
- Gelar pasir urug yang sdah diayak mengikuti kemiringan yang telah ditentukan dengan
mengunakan jidar kayu.
- Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving
berada diatas paving yang telah tepasang
- Untuk tepian lahan/sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving
block dengan menggunakan alat pemotong paving block cutter.
- Setelah lahan 100% sudah terpasang pavingg block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat
paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan pasir ayak.
- Padatkan paving block setelah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1
sampai 2 putaran agar timbul gaya salin mengunci antar paving block satu sama lainya.
- Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa pasir ayak.
1. Volume Pekerjaan Pek. Pasang Paving Holland : 185.19 m²
Natural Uk. 20x10x8 cm K-250
Ex. Master Beton
Waktu yang direncanakan : 1.00 mg
: 7.00 HK
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Paving holland 20x10x8 cm : 1.05 m²/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 194.45 m²
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pasir urug pengisi nat : 0.004 m³/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 0.74 m³
=
1. Pek. Pemasangan Kawat Berduri Rangka Besi Siku L 50.50.5 12.00
(Tiap m²segmen B
2,5 m)
=
2. Pek. Pemasangan Kawat Berduri Rangka Besi Siku L 50.50.5 11.00
(Tiap m²segmen C
2,5 m)
=
3. Pek. Pemasangan Kawat Berduri Rangka Besi Siku L 50.50.5 12.00
(Tiap m²segmen B
2,5 m)
Jumlah Total = 35.00 m²
a. Ruang Lingkup
Pekerjaan pengecatan meliputi, Pemasangan Besi Siku, Pemasangan Kawat Berduri dan perapihan
hasil pekerjaan.
b. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil kerja
- Memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
c. Uraian Pekerjaan
- Pemasangan tiang kawat duri dengan menggunakan besi siku L (50x50x5) mm. Besi siku
ditanam kedalam beton kolom praktis sedalam 0,30 cm setiap 2,5 m dan bagian bawah diberi
anggkur besi.
- Pemasangan kawat duri sesuai dengan gambar detail , juga jumlah kawat durinya.
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Besi siku 50.50.5 : 8.40 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 294.00 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Kawat duri : 4.893 kg/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 171.26 kg
Kebutuhan Bahan
Koefisien Bahan Pengelasan : 12.000 cm/m²
Jumlah Kebutuhan Bahan : 420.00 cm
3. Usulan Percepatan
Untuk mengoptimalkan waktu pelaksanaan maka kami mempunyai usulan pelaksanaan galian menggunakan
alat berat berupa Excavator PC 85 .Namun hal ini mempunyai konsekuensi adanya penambahan biaya sewa
alat berat.
4. Inovasi
Pelaksanaan Pembangunan Fisik Gedung Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali ini mempunyai masa pelaksanaan kritis pada item pekerjaan Galian tanah dan pondasi, dimana kita
tidak bisa melaksanakan pekerjaan selanjutnya sebelum selesai pekerjaan galian dan pondasi. Oleh karena
itu Inovasi yang kami usulkan apabila diijinkan pengawas/direksi adalah penambahan jumlah alat untuk
mempercepat proses pekerjaan.
1. Demobilisasi Alat
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra PHO ) maka peralatan kerja
yang dipergunakan untuk bekerja yang sudah dipergunakan untuk Pekerjaan Pemeliharan ditarik kembali
dari lokasi pekerjaan menuju gudang / bengkel kontraktor.
2. Pembersihan Lokasi
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa material, kotoran
bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat menggangu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang
diluar lokasi pekerjaan
3. Penyerahan Pekerjaan
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk diadakan pemeriksaan pekerjaan
dalam rangka penyerahan yang pertama kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over (PHO) :
• Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan fisik yang
dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
• Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan major
sudah mencapai 100%.
• Tujuan : Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh kontraktor secara prinsip
telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang
masih belum terselesaikan dan harus terus memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan selesai.
• Prosedur PHO :
1. Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item, Kontraktor mengajukan tertulis (request
PHO) kepada Direksi untuk PHO
2. Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada Pemberi Tugas dalam
tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan kontraktor.
3. Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan PHO yang diajukan oleh
kontraktor.
4. Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO.
5. Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan dan hasil
pengujian yang relevan harus dilampirkan pada proses verbal PHO.
6. Untuk perbaikan penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan, Panitia Penilai hanya
memberi ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30 hari sejak terakhir penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
7. Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah dipenuhi.
Penilai membuat Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
4. Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara pemilik, kontraktor dan konsultan Pengawas
tentang :
- Personel pengawas yang dipertahankan
- Personel kontraktor yang dipertahankan
- Daftar peralatan yang masih akan digunakan
disusun oleh Panitia Penilai PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai bunyi kontrak.
2. Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah selesai dan dapat
diterima dengan baik.
Prosedur FHO
1. Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/ FHO untuk melaksanakan proses FHO.
2. Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar pekerjaan yang harus diperbaiki.
Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan memberikan
rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO. Setelah
3. proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan- kerusakan diperbaiki seperti dijelaskan
maka pada saat yang sama “Retention Money“ yang masih tertinggal dikembalikan.
Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung penawaran Paket pekerjaan
Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Pada
Satuan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali, yang diharapkan dapat
menunjukkan pemahaman dan kemampuan personil sebagai pelaksanan pekerjaan yang dimaksud diatas
Demikianlah metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat dan pada pelaksanaanya tetap perlu mendapatkan
petunjuk dan arahan dari pengawas dan pemilik pekerjaan nantinya dilapangan
ANDI SUKISO
Direktur