Anda di halaman 1dari 71

CONSTRUCTION AREA DKI

JAKARTA GENERAL
CONTRACTORS
PT. ALYSIA
SIVU METODE PELKSANAAN PEKERJAAN/ JOB
METHOD AND TECHNICAL REVIEW
PROYEK : PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN OPERASI TOD M1
LOKASI : BANDARA SOEKARNO HATA – CENGKARENG
OWNER : PT. ANGKASA PURA II (Persero)

URAIAN PEKERJAAN

Kontraktor akan membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan,


menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang
semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan
bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.

PENDAHULUAN
TUGAS DAN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan lokal sekunder tahap I (pertama) Kewajiban
umum dan tanggungjawab dari kontraktor pelaksanan dapat kita uraikan sebagai berikut :
 Melaksanakan Kontrak / proyek
 Bertanggung jawab atas keselamatan lokasi pekerjaan
 Harus mengenal sebaik mungkin daerah lokasi proyek sebelum melaksanakankontrak.
 Memberitahukan kepada Direksi bila menemui kesulitan yang tak terduga
sebelumnya, yang diperkirakan tidak mungkin akan terjadi dan hal ini akan
menimbulkan biaya tambahan atau pengurangan..
 Bekerja menurut instruksi – instruksi yang dikeluarkan oleh direksi dan
menghasilkan pekerjaan yang memenuhi kualitas yang telah ditetapkan dan dapat
diterima dengan memuaskan oleh pemilik / direksi.
 Mempersiapkan suatu rencana kerja dengan perincian tertulis tentang
penyelenggaraan / pengaturan dalam melaksanakan pekerjaan.
 Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan bila diminta oleh
direksi, maka harus merencanakan kembali rencana kerja, agar dapat tepat waktu
penyelesaiannya.
 Hanya memperkerjakan tenaga ahli yang terampil dan staf pelaksana yang
berpengalaman.
 Mengeluarkan tenaga yang dianggap tidak mampu oleh direksi dan tidak sesuai
untuk pekerjaan yang ditugaskan.
 Menetapkan lokasi pekerjaan, bekerja menurut arah dan patok ( Benc Mark ) yang
telah dibuat.
 Bertanggung jawab sepenuhnya atas kecelakaan dan cidera yang dialami oleh pekerja
dalam melaksanakan tugasnya dan mengasuransikan pekerja terhadap kecelakaan
serta cidera tertentu dengan perusahaan asuransi atau Jamsostek.
 Mencegah kerusakan jalan yang digunakan untuk umum yang diakibatkan oleh
mobilitas alat dan material.
 Menjaga lokasi proyek agar tetap bersih dan rapi serta membuang bekas – bekas
pekerjaan persiapan yang tidak digunakan lagi.
 Membersihakan lokasi proyek bilamana selesai mengerjakan.

JENIS PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1
C. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
D. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
E. PEKERJAAN ARSITEKTUR
F. PEKERJAAN ELECTRICAL MAINTENANCE

MANAJEMEN PROYEK
Secara garis besar Manajemen menurut para ahli manajemen dapat dikategorikan menjadi
4 bidang yang berkesinambungan yaitu : “ Planning”, “Organizing”, “Actuating” dan
“Controling” atau disingkat dengan POAC.
A. Planning ( Perencanaan )
Perencanaan disini mengandung peranan yang sangat penting, karena dari sinilah
semuanya akan dimulai. Keberhasilan pelaksanaan proyek tergantung kepada
kecermatan pembuatan dan kesinambungan perencanaan. Semua kegiatan yang
terkait dan sumber daya yang diperlukan haruslah diorgasir dengan baik. Semua
harus diprogram yang merupakan dasar dari rencana kerja. Kegiatan yang berurutan
dari pekerjaan ini haruslah ditetapkan dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
diperhitungkan dengan cermat sehingga dapat dicapai efsiensi. Hal ini tentunya akan
berkaitan dengan penggunaan cash flow – nya.
1. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.
Dalam pekerjaan ini ada methode yang kami
pergunakan, yaitu :
 Time Schedule dengan Barchart
dan curva S
Time Schedule dengan Barchart
dan curva S
Barchart merupakan bentuk paling sederhana dari system rencana. Kegiatan
yang akan dilakukan
digambarkan dalam bentuk diagram balok pada skala waktu. Hal ini dapat dibaca
lamanya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Dalam pembuatan time schedule pertama–tama kita harus ketahui lebih dulu
jenis – jenis kegiatan yang ada pada pekerjaan tersebut, kemudian ditentukan
urutan – urutan kegiatannya. Hal ini akan memudahkan bila dibuatkan bagan
kerjanya terlebih dahulu.
Selain itu kita harus menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu item pekerjaan, dengan mengetahui volume dari item
pekerjaan tersebut dan kita tentukan methode serta analisa yang kita pakai maka
durasi pekerjaan tersebut dapat kita hitung.

B. Orgainizing (Pengorganisasian)

1. Ciri – ciri Organisasi


Organisasi adalah merupakan suatu bentuk kerjasama. Kerja sama tersebut
berlangsung dengan aturan dan prinsip – prinsip tertentu, dengan demikian harus
ada bentuk dan susunan sehingga merupakan struktur. Dalam hal ini setiap orang
yang terlibat didalamnya telah memiliki suatu perjanjian untuk terikat guna
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam masyarakat modern telah timbul system pengorganisasian yang modern
pula hal ini dapat dilihat dari cirinya, yaitu :
 Ketaatan dengan hal hal yang telah disepakati bersama, ketaatan tersebut
disebut dengan Disiplin, tanpa itu tujuan yang ingin dicapai tidak akan
terwujud.
 Bersikap dengan spesialis dalam interdependensi, seorang hanya bekerja
sesuai dengan tugas

2
 tertentu yang dikuasainya, akan tetapi ia tetap harus berhubungan
dengan orang lain dalam
 organisasi dalam rangka keterkaitan tugas. Jadi terdapat keadaan saling
ketergantungan satu sama lain.
 Seseorang dalam organisasi ini menghargai prosedur, karena memahami
kerancuan yang akan
 timbul bila ia tidak bersikap demikian dalam bekerja ( Fungsional ).
2. Type Organisasi
Penyusunan Organisasi didasari agar didapatkan hasil kerja yang optimal.
Harus dapat dijamin berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan yang berarti
bekerjanya setiap fungsi itu dengan baik. Type sistim organisasi Lini dan Staff
merupakan type paling sempurna, dimana bagian – bagian yang merupakan
organisasi lini yang berhubungan satu sama lain menurut garis komando, secara
vertical sejak dari menejer sampai tingkat yang paling bawah merupakan garis
komando sedangkan secara horizontal merupakan hubungan antar lini. Bagan
lengkap Struktur Organisasi yang kami gunakan dalam pekerjaan ini, kami
lampirkan pada Lampiran Struktur Organisasi.

3. Tugas , tanggung jawab dan wewenang.


Setiap personil mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing.
Kami akan menjelaskan uraian dan tugas masing - masing personil dalam
menjalankan semua tugas dan fungsinya sesuai dengan jabatan masing - masing,
yaitu:

Jabatan Kepala Pelaksana Lapangan/Site Manager


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas pekerjaan secara Langsung di Lapangan
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan secara Langsung di Lapangan
3. Membuat Perhitungan Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan di
Lapangan
4. Membuat laporan hasil dan pencapaian pelaksanaan pekerjaan secara Langsung di
Lapangan
5. Malakukan evaluasi antara rencana kerja dan hasil pekerjaan secara Langsung di
Lapangan
6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan ser nua aktiftas Pelaksanaan
Pekerjaan
7. Bertanggung jawab penuh untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
8. Bertanggung jawab menghitung Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan
Peralatan
9. Mengendalikan semua proses dan aktiftas Pelaksanaan Pekerjaan secara Langsung
di Lapangan
10. Mengendalikan semua Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah dibuat secara
Langsung di Lapangan
11. Mengendalikan semua penggunaan Tenaga Kerja, Bahan, dan Peralatan secara
Langsung di Lapangan
12. Mendokumentasi semua laporan hasil pelaksanaan pekerjaan

Jabatan Pelaksana Lapangan


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Pelaksanaan Pekerjaan
secara Langsung
2. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
secara Langsung
3. Malakukan evaluasi terutama terhadap Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan
Pekerja secara rutin
4. Melaporkan semua kegiatan kepada atasan langsung.
5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan ser nua aktiftas Pekerjaan
6. Bertanggung jawab penuh atas pencapaian target sesuai Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan
7. Bertanggung jawab penuh penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
8. Bertanggung jawab penuh atas semua aktivitas Mandor, Kepala Tukang, Tukang
dan Pekerja

3
9. Bertanggung jawab penuh untuk membuat laporan hasil dan pencapaian target
pelaksanaan pekerjaan
10. Mengendalikan semua proses; dan aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan
11. Mengendalikan semua penggunaan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
12. Mengendalikan semua aktivitas Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja

Jabatan Administrasi Dan Keuangan


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
2. Mencatat dan menata semua karyawan yang di Proyek
3. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat transaksi keuangan di Proyek.
4. Membantu Kepala Proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk
di Proyek.
5. Bertanggung jawab penuh semua aktifitas Administrasi, Keuangan dan Umum.
6. Bertanggung jawab penuh kelangsungan sernua aktiftas karyawan di Proyek
7. Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di
Proyek.
8. Memberikan masukan kepada, Kepala Proyek tentang kondisi keungan di Proyek

Jabatan Pelaksana Administrasi Dan Teknik/Draftman


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Administrasi dan Teknik
2. Membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin
3. Membuat backup data hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai perintah dari Kepala
Pelaksana
4. Melapor semua hasil aktivitas kepada Kepala Administrasi dan Teknik
5. Mendokumentasikan dan menyimpan semua laporan dan atau pekerjaan yang
telah selesai
6. Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan pekerjaan dalam bidang Administrasi
dan Teknik.
7. Bertanggung jawab atas laporan-laporan yang telah dibuat
8. Mengendalikan semua proses Administrasi dan Teknik.

Jabatan Juru Ukur (Surveyor)


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Pengukuran
2. Melaksanakan pencatatan atas sernua hasil pekerjaan dalam bidang Pengukuran
3. Meminta persetujuan hasil pekerjaan dalam bidang Pengukuran kepada Pejabat
Yang Berwenang
4. Melapor semua hasil aktivitas dan pelaksanaan pengukuran kepada Kepala
Administrasi dan Teknik
5. Mendokumentasikan dan menyimpan dengan baik semua hasil pengukuran yang
telah dilaksanakan
6. Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan pekerjaan Pengukuran.
7. Bertanggung jawab atas laporan-laporan hasil Pengukuran.
8. Mengendalikan semua proses Pengukuran.
9. Mengendalikan dan mendokumentasi semua laporan-laporan hasil Pengukuran.

Jabatan Juru Tes Kualitas (Quality Control)


Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan semua aktiftas pekerjaan dalam bidang Kontrol Kualitas
2. Melaksanakan Inspeksi dan Test sesuai rencana .
3. Membuat laporan hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
4. Membuat laporan hasil perbaikan dan kesesuaian produk
5. Bertanggung jawab atas semua laporan hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
6. Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan Inspeksi dan Test
7. Bertanggung jawab atas hasil perbaikan dan kesesuaian produk

Jabatan Logistik
Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Memimpin semua aktifitas dalam bidang Gudang dan Logistik
2. Mencatat dan mendata semua bahan dan peralatan yang sudah , sedang dan yang
akan digunakan.
3. Bertangung jawab penuh semua aktiftas gudang dan logistik
4
4. Bertangung jawab penuh terhadap pengadaan dan pemenuhan bahan dan
peralatan
5. Bertangung jawab penuh terhadap keamanan bahan dan peralatan
6. Bertangung jawab penuh terhadap mutu bahan dan peralatan yang digunakan
7. Memonitor penggunaan bahan dan peralatan secara rutin

C. Actuating ( Pergerakan )
Pergerakan adalah aktivitas – aktivitas utama dari kepala proyek yang meliputi :
1. Directing ( Pengarahan )
Yaitu kegiatan kepala proyek memberikan pengarahan kepada bawahannya
mengenai tujuan, sasaran yang hendak dicapai dan masalah – masalah yang
mungkin akan dihadapi serta bagaimana kebijakan (Policy ) yang harus dipegang.
Jadi directing erat sekali kaitannya dengan pelimpahan wewenang dalam rangka
pengorganisasian dan berlangsung dalam prinsip kesatuan komando
2. Communicating ( Kamunikasi )
Fungsi ini sangat menentukan karena manejemen pelaksanaan akan bisa
berjalan melalui jalan pikiran dan kegiatan orang – orang. Dengan adanya
komunikasi yang efektif akan terjadi hubungan kerjasama.
3. Leadership ( Kepemimpinan )
Di tangan pemimpin inilah proyek dapat berjalan dengan effsien, efektif dan
tepat. Disini dituntut untuk dapat mengambil keputusan – keputusan yang tepat
baik menurut isi, bentuk dan waktunya.
4. Motivating ( Motivasi )
Adalah merupakan penciptaan iklim dasar psikologi yang sepositif – positifnya bagi
pekerja serta personil proyek dengan mengingat factor dasar psikologis manusia
pada umumnya. Pemberian motivasi ini dapat berupa :
a. Perangsang kerjan yaitu pemberian nilai lebih, bonus dan lain sebagainya
b. Penyediaan fasilitas dan ruang kerja yang nyaman serta perintah yang mudah
dimengerti.
c. Menghargai hasil kerja bawahan dengan jalan memberikan pujian dan lain
sebagainya.
5. Facilitating ( Penyedian Fasilitas )
Penyedian fasilitas ini sangat penting guna efisiensi dan effektifitas kerja selain
juga meningkatkan daya kerja bawahan. Bila hal ini dilalaikan biasanya akan
berimbas kepada waktu dan biaya yang akan banyak tebuang, karena pekerja
harus mencari sendiri kebutuhannya.

D. Controlling ( Pengendalian )
Pengendalian pada dasarnya merupakan proses pengawasan dan evaluasi terhadap
setiap aktivitas yang dilaksanakan dilapangan dikaitkan dengan planning atau
rencana yang telah ditetapkan.

E. Jaminan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


 Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan
kegiatan guna mencegah dan mengurangi kecelakaan.
 Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
 Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan
pekerjaan
 Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan
setiap pekerja
 Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan
seperti lampu penerangan,
 ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.
 Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam
bidang kesehatan.
 Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan
tenaga kerja, peralatan kerja dan proses dan metode kerja.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang
sedang bekerja.
 Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
 Menyediakan obat-obatan di proyek.

5
Uraian / Penjelasan Umum Tentang Tata Tertib Pelaksanaan
a. Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan
mempelajari dengan seksama gambar kerja dan RKS, pelaksanaan beserta Berita
Acara penjelasan pekerjaan.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan melaporkan kepada Direksi
pekerjaan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan
antara gambar kerja dan RKS untuk mendapat keputusan. Tidak dibenarkan
bagi Kontraktor Pelaksana memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas.
Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
c. Daerah kerja akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap
bahwa Kontraktor Pelaksana mengetahui benar mengenai :
1. Letak konstruksi jalan dan saluran
2. Batas-batas persil/kaveling.
3. Keadaan Kontur tanah.
d. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyerahkan hasil pekerjaannya
hingga selesai dan lengkap yaitu membuat, memasang serta memesan maupun
menyediakan bahan-bahan/material, alat-alat kerja, pengangkutan dan
membayar upah kerja serta lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
e. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan sekurang-kurangnya 1
(satu) salinan gambar dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap
saat oleh Direksi pekerjaan.
f. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan berhubungan dengan
Direksi Pekerjaan, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk
mendapatkan pengesahan/persetujuannya.
g. Setiap usul perubahan dari Kontraktor Pelaksana ataupun persetujuan
pengesahan dari Direksi pekerjaan dianggap berlaku, sah serta mengikat jika
dilakukan secara tertulis.
h. Atas perintah Direksi pekerjaan kepada Kontraktor Pelaksana dapat dimintakan
membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus,
semuanya atas beban Kontraktor Pelaksana. Gambar tersebut setelah disetujui
oleh Direksi pekerjaan secara tertulis menjadi gambar pelengkap dari gambar-
gambar pelaksanaan.
i. Semua bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek ini
akan benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan standart/peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini. Semua
bahan-bahan tersebut diatas akan mendapat pengesahan/ persetujuan dari
Direksi pekerjaan sebelum dimulai pekerjaannya.
j. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
akan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
k. Pengawasan terus menerus terhadap penyelesaian / perapihan akan dilakukan
oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor Pelaksana yang benar-benar ahli.
l. Cara-cara menimbun bahan-bahan material dilapangan maupun di gudang akan
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.

6
KEGIATAN PRA PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting bagi suksesnya
pelaksanaan konstruksi, karena pada periode ini segala sesuatu yang berhubungan
dengan evaluasi desain maupun persiapan pelaksanaan berupa survey sumber
material, tenaga kerja maupun penyiapan peralatan haruslah betul-betul matang
dipersipakan untuk menjamin tidak terhambatnya pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu diparhatikan dalam
tahapan ini adalah :
1. Pemberitahuan kepada instansi yang terkait, diharapkan tidak ada hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga terjalin kerjasama yang baik.
2. Mengadakan Pre Construction Meeting.
3. Pengukuran pekerjaan untuk membuat Shop Drawing
4. Pengambilan foto data 0 %
5. Mobilisasi tenaga kerja dan peralatan
6. Pembuatan kantor Direksi dan Kontraktor beserta fasilitasnya.
7. Penentuan Borrow Area material yang memenuhi standart spesifkasi
8. Pengajuan material fabrikasi juga perlu diajukan untuk medapatkan persetujuan.
9. Volume material pada quary apakah mencukupi untuk menyuplai selama masa
pelaksanaan.
10. Mutu material pada quary apakah sesuai dengan spesifasi yang telah
ditentukan dan hal ini harus dibuktikan dengan mengirim contoh material
dari quary ke laboratorium untuk diuji mutunya dan selanjutnya diakan Mix
Desain.

Peil Dan Pengukuran


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu
ketetapan-ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan mencocokkan ukuran-ukuran satu
sama lainnya dalam tiap pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan jika ada perselisihan/perbedaan- perbedaan ukuran untuk diberi
keputusan. Tidak dibenarkan Kontraktor Pelaksana membetulkan sendiri
kekeliruan tersebut, tanpa persetujuan Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja.
d. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan. Kelalaian
Kontraktor Pelaksana dalam hal ini akan ditolerir dan Direksi pekerjaan berhak
untuk membongkar pekerjaan atas biaya Kontraktor Pelaksana.

Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan
yang tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat-syarat serta gambar-gambar berikut
tambahan dan perubahannya.
b. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memeriksa kebenaran dari ukuran-
ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi
pekerjaan tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam RKS dan gambar-
gambar maupun dalam pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana dapat membetulkan
kesalahan gambar dan melaksanakan pekerjaan setelah ada persetujuan secara
tertulis oleh Direksi.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

77
Kantor Direksi, Kontraktor Pelaksana
Dan Gudang
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan yang
dilengkapi dengan ruang rapat, ruang direksi lengkap, serta fasilitas kamar
mandi/WC. Perlengkapan personil antara lain topi pengaman dan alat-alat ukur
lengkap.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan Kontraktor Pelaksana kan membuat
gudang.
c. Pembuatan kantor Kontraktor Pelaksana juga menyediakan perlengkapan seperti
kantor Direksi pekerjaan serta fasilitas kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari.
d. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku
harian untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam pelaksanaan
berupa buku tamu, buku direksi/pengawas.
Jenis laporan/catatan yang akan dibuat adalah :
1). Laporan Harian, yang terdiri dari :
a. Catatan kemajuan fsik setiap hari;
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari;
d. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh pengawas
lapangan;
e. Catatan sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari;
f. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan
pencatatan lebih lanjut.
2). Laporan Mingguan;
3). Buku tamu/Direksi;
4). Buku pengawas apangan.
Kebersihan Dan Ketertiban
a. Selama berlangsungnya pembangunan pekerjaan fisik di proyek, kebersihan
halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan sekitar proyek, kantor, gudang los
kerja tetap bersih dan material bangunan.
b. Penimbunan bahan-bahan material yang ada dalam gudang maupun berada di
halaman bebas akan diatur sedemikian rupa agar tidak menganggu kelancaran dan
keamanan pekerjaan juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian
bahan-bahan oleh Direksi.
c. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan membuat urinoir dan WC untuk
pekerja.
Alat-Alat Kerja Dan Alat-Alat Pembantu
a. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efsien,
misalnya : truk-truk, escavator, stemper, pompa air, mesin-mesin dan alat-alat lain
yang diperlukan.
b. Disamping akan menyediakan alat-alat yang diperlukan pada butir (a) dalam ini,
Kontraktor Pelaksana akan menyediakan tanda-tanda untuk bekerja pada waktu
hujan/panas dan perlengkapan penerangan.

Alan Masuk Dan Jalan Keluar


a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor Pelaksana dengan kebutuhan proyek tersebut.
b. Kontraktor Pelaksana diterlebih dahulu akan membersihkan kembali jalan
masuk pada waktu penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan operasi
pelaksanaan pekerjaan dan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

Pengawasan
a. Kontraktor Pelaksana akan mengadakan fasilitas-fasilitas untuk menguji,
memeriksa setiap bagian pekerjaan dan bahan serta peralatan yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari Pengawasan
Direksi pekerjaan, jika diperlukan untuk dibuka sebagian/seluruhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
c. Jika Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja
(lembur) hingga pengawasan, maka akan meminta permohonan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan segala biaya ditanggung Kontraktor Pelaksana.
88
d. Wewenang Direksi pekerjaan dalam memberikan keputusan terbatas dalam
soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar, RKS dan
risalah penjelasan, penyimpangan lainnya akan ada seijin pemilik proyek.

Papan Nama Proyek


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memasang Papan Nama Proyek
ditempat lokasi proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan Papan Nama Proyek dilakukan pada saat dimulainnya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali setelah proyek selesai dan mendapat persetujuan
Direksi pekerjaan.
c. Bentuk, ukuran, isi tulisan ditentukan kemudian atau sesuai dengan dokumen
lelang.

Direksi, Kantor Kontraktor Pelaksana Dan Gudang


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan
tempat untuk para staf Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal
36 M2 terdiri dari ruang rapat, ruang Direksi, gudang dan KM/WC.
Perlengkapan kantor minimal :
1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah kursi
2 (dua) meja kerja dan kursi
1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang
disesuaikan kebutuhan untuk
menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk rapat
1 (satu) buah lampu petromax
1 (satu) buah flling
cabinet 3 (tiga) rak. c.
Perlengkapan personil
Direksi pekerjaan.
6 (enam) buah topi pengaman
6 (enam) pasang sepatu lapangan
1 (satu) unit alat water pass
1 (satu) unit alat ukur theodolith
Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5
m. Kontraktor Pelaksanajuga membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para
kontraktor-kontraktor yang akan melaksanakanpekerjaannya diluar lingkup
pekerjaan Kontraktor Pelaksana.
Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti
pasir, koral, besi beton dan lain-lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat
dikunci. Kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan lantai plesteran.

Pengukuran Dan Pematokan


a. Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan
pengukuran dan pemasangan patok-patok ukur/duga dilokasi yang sudah
disepakati.
b. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan
memberikan laporan tertulis kepada Direksi pekerjaan.
c. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan Direksi
pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi digunakan
sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
d. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana
akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi
penyimpangan, kepada Direksi untuk dimintakan tanda tangan persetujuan
penyimpangan tersebut.
e. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan
persetujuan Direksi pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat di kertas kalkir
dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar
99
serta ketentuan-ketentuan Direksi pekerjaan akan dijadikan gambar pelaksanaan
sebagai pengganti gambar lama.

Pengajuan Dan Pengujian Material


Pengujian Laboraturium sangat penting, karena akan menyangkut mutu pekerjaan
nantinya. Untuk itu bahan-bahan yang akan digunakan terutama bahan alam seperti
; Pasir, Batu, Kerikil Alam, Batu Pecah, Sirtu dan lainnya. Sebelum digunakan
terlebih dahulu harus diuji atau ditest di Laboraturium untuk mendapatkan
setandard mutu yang baik. Sedangkan untuk bahan pabrikasi seperti ; Semen, Besi
Beton, Kawat Bendarat dan lainnya harus dilengkapi dengan hasil test atau uji yang
dilaksanakan oleh Pabrik tersebut serta menunjukkan sertifikat SNI, SII atau
sejenisnya. Untuk pengujian material alam bila diperlukan kami akan membuat Mix
Desigen yang akan kami lakukan di Balai Pengujian Material Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat, atau sesuai petunjuk direksi.

Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja)


Setiap kami akan melakukan setiap item pekerjaan terlebih dahulu kami akan
membuat Shop Drawing (Gambar Kerja) yang mengacu kepada Gambar Design yang
telah ada dan berdasarkan keadaan di lapangan dari hasil pengukuran dan
pemmeriksaan yang telah dilakukan bersama antara Kontraktor dan Pengawas
Lapangan. Setelah Shop Drawing selesai kami buat kemudian diajukan kepada
Direksi dan Konsultan untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya kami perbanyak
sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan akan kami distribusikan kepada yang
berhak dan yang berwenang selain itu juga kami menyimpan satu berkas sebagi arsi.
Dan selanjutnya Shop Drawing tersebut akan menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Mobilisasi
1. Mobilisasi Personil
2. Mobilisasi peralatan
3. Mobilisasi tenaga
Setelah Direksikeet termasuk perlengkapannya seperti meja setengah biru 1 set, kursi
tamu, kotak obat P3K, buku direksikeet maupun Barak Kerja sudah siap, baru
kami mengadakan mobilisasi : peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas dan tenaga kerja sesuai kebutuhan menurut
perhitungan kebutuhan tenaga kerja maupun kebutuhan bahan sesuai dengan
perhitungan kebutuhan bahan pekerjaan tersebut diatas yang kami memobilisasi
sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan (Time Scedhule).

Pengamanan Lalu Lintas


1. Bila diperlukan sebelum dimulai dan selama berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor akan membuat dan memasang tanda-tanda pengaman lalu
lintas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua papan-papan dan semua tanda-tanda perhatian harus dibuat dari
papanyang cukup tebal minimal 3 Cm dengan warna dasar kuning dan
bertuliskan " HATI - HATI ADA KEGIATAN PROYEK " dengan warna hitam
dengan ukuran panjang 100 Cm dan lebar 30 Cm atau disebut dengan ukuran
lain yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diketahui Direksi.
b. Pada malam hari, ditempat - tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus
dipasang lampu (rambu- rambu) yang cukup jelas dan terang agar tidak terjadi
kecelakaan dan dipasang menurut petunjuk Direksi.
c. Pada alat-alat dan tumpukan bahan-bahan yang berada di tepi jalan pada
malam hari harus diberi rambu-rambu seperti tersebut di atas.
2. Penutupan jalur lalu lintas harus terlebih dahulu ada ijin dari Polisi Lalu Lintas
setempat, dan diurus oleh Kontraktor.
3. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalu lintas jalan macet dimana bila
diperlukan Kontraktor harus menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas
tersebut.
10
10
4. Penempatan alat - alat dan bahan - bahan diusahakan sedapat mungkin tidak
mengganggu lalu lintas dan jika terpaksa bahan - bahan tersebut diangkat dari
tepi jalan tersebut selambat - lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam.
5. Setiap kecelakaan yang disebabkan kelalaian Kontraktor untuk pengamanan
seperti tersebut diatas sepenuhnya adalah tanggungan Kontraktor.

PELAKSANAAN
PEKERJAAN
A. REHAB HANGGAR SAYAP KANAN
1 Pembongkaran kolom hanggar sayap kanan Ls
1,00 Unit
2 Pembongkaran relling ruang tunggu hanggar Ls
1,00 Unit
3 Pembongkaran atap hanggar lama Ls
1,00 Unit
4 Pembersihan lokasi awal dan akhir pekerjaan Ls
1,00 Unit
5 Pengukuran/ pemasangan bowplank Ls
1,00 Unit

Direksi, Kantor Kontraktor Pelaksana Dan Gudang


Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan tempat
untuk para staf Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal 36 M2 terdiri dari
ruang rapat, ruang Direksi, gudang dan KM/WC. Perlengkapan kantor minimal :
 1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah kursi
 2 (dua) meja kerja dan kursi
 1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang
disesuaikan kebutuhan untuk menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
 1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk rapat
 1 (satu) buah lampu petromax
 1 (satu) buah flling cabinet 3 (tiga) rak.

Perlengkapan personil Direksi pekerjaan.


 6 (enam) buah topi pengaman
 6 (enam) pasang sepatu lapangan
 1 (satu) unit alat water pass
 1 (satu) unit alat ukur theodolith
Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5 m.
Kontraktor Pelaksana juga membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para
kontraktor-kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaannya diluar lingkup pekerjaan
Kontraktor Pelaksana.
Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti pasir,
koral, besi beton dan lain-lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat dikunci.
Kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan lantai plesteran.

Pekerjaan
Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton dan rangka
atap lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding bata, dan
rangka atap lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC,
dinding keramik KM/WC,kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond
dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus
dibersihkan dan disimpan di dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci.
Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkan ke luar area agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus
dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.

11
11
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan
sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan
merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk
bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah, untuk bongkaran beton diperlakukan
dengan metode khusus yaitu sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di
bongkar diberi cairan

penghancur beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk


bongkaran KM/WC semua aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering
baru dibongkar.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada
saat akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat
dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi
untuk diadakan konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan
analisis kelayakan kondisi material.

Pengukuran Dan Pematokan


Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana akan melaksanakan pengukuran
dan pemasangan patok-patok ukur/duga dilokasi yang sudah disepakati. Sebelum
pelaksanaan pematokan, Kontraktor Pelaksana terlebihdahulu akan memberikan
laporan tertulis kepada Direksi pekerjaan. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran
dimintakan persetujuan Direksi pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah
disetujui Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. Bila terdapat
penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana akan mengajukan 3 (tiga)
lembar gambar penampang dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepada Direksi
untuk dimintakan tanda tangan persetujuan penyimpangan tersebut. Apabila terdapat
revisi, hasilnya diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan Direksi pekerjaan,
hasil persetujuan tersebut dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil
reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta ketentuan-ketentuan
Direksi pekerjaan akan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.

Pembersihan/Striping
Seluruh daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan Direksi
akan dibersihkan dari pohon-pohon, tanaman, kayu-kayu, akar-akar, semak belukar,
sampah dan bahan yang tidak terpakai dari daerah yang ditentukan oleh Direksi.
Material yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar dan dibersihkan sesuai dengan
petunjuk dari Direksi. Pohon-pohon di luar daerah tersebut diatas, tidak boleh
ditebang tanpa persetujuan Direksi. Semua yang ditebang dan laku dijual tetap menjadi
milik Pemilik. Semua material yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan kalau
memungkinkan dibakar sekaligus. Pembakarannya harus atas persetujuan Direksi dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pembakaran harus dilaksanakan secara sempurna hingga semua menjadi abu.
Kontraktor akan memperhatikan dan berhati-hati sekali agar api tidak menjalar ke
luar daerah penebangan dan perlengkapan pemadam kebakaran harus tersedia
setiap saat. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembersihan meliputi seluruh
daerah permukaan yang dibersihkan, sesuai petunjuk Direksi. Pembayaran untuk
pembersihan sudah termasuk pada harga galian tanah yang dibuat harga satuan per
meter kubik sebagaimana tercantum dalam Rencana Anggaran dan Biaya Pekerjaan
(BOQ), yaitu termasuk harga tenaga/pekerja, material dan peralatan lain yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Pengupasan dilaksanakan pada semua permukaan
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini
meliputi menghilangkan top soil/tanah permukaan, batu-batuan, akar-akaran, dan
material lain yang tidak diperlukan sampai kedalaman tertentu seperti ditunjukkan
dalam gambar atau atas petunjuk Direksi. Material pekerjaan pengupasan akan dibuang
pada tempat yang disetujui Direksi. Material akan ditumpuk dengan rapi dan tingginya
sesuai dengan petunjuk Direksi.
12
12
Pemasangan Profil Kayu Pembentuk Mal Kerja.
Pada setiap pembuatan bagian dari bangunan saluran, Kontraktor pelaksana akan
memasang bouwplank / profl
dan mencantumkan elevasi serta dimensi di setiap bangunannya. Pemasangan
bouwplank / profl akan berpatokan
berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan arahan dari
pihak direksi pemasangannya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi. Bouwplank dibuat dari kayu kelas III yang lurus dan rata atau dari bambu
dengan terlebih dahulu disetujui oleh direksi, untuk mendapatkan/menyetel profl atau
mal kerja digunakan tarikan benang dan ditimbang menggunakan selang berisi air yang
mengacu pada titik elevasi yang sudah diukur dengan alat dan disetujui Direksi,
mal/profl dibuat sedemikian rupa membentuk badan saluran dan saypnya sesuai gambar
dan menjadi acuan untuk bidang tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan
dipasang, untuk pekerjaan saluran profl dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat
bila diperlukan untuk daerah galian untuk pondasi yang membentuk sudut 45o – 90o
dibuat profil dengan jarak max 50cm dan untuk sudut saluran diatas 90o Jarak dibuat
max 30cm sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.

Penyediaan Air
Untuk memenuhi kebutuhan air dilokasi pekerjaan maupun di Barak kerja, fasilitas
sementara penyediaan air akan diadakan dan tetap dipelihara berupa bak penampungan
air dan di isi per periode tertentu. Kapasitas dan kualitas dari fasilitas tersebut akan
diadakan secukupnya untuk memperlancar pelaksanaan dilapangan dan untuk
memenuhi kebutuhan di Barak Kerja, sumber pengambilan air dari PDAM setempat atau
sumber-sumber air bersih seperti air sumur atau air sungai yang dinyatakan layak untuk
kebutuhan campuran konstruksi.

Pemasangan Papan Nama Proyek.


Untuk identitas pekerjaan di lapangan Kontraktor akan membuat papan nama pekerjaan
dari bahan triplek tebal 1,2 cm dengan bagian tepi diberi lis 5 cm, tulisan-tulisan pada
papan nama seperti gambar rencana, atau menurut petunjuk Direksi. Pembuatan papan
nama proyek dibuat segera setelah keluar surat perintah kerja (SPK) bentuk dan dimensi
papan nama proyek beserta jenis hurup yang digunakan disesuaikan dengan dokumen
lelang, papan nama proyek dipasang pada area proyek yang mudah dilihat oleh umum
tidak terhalang dilihat, ditancapkan dan diberi penguatan dan dudukan supaya tidak
mudah roboh.

II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


1 Galian tanah pondasi 41,184 M3
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" dalam
perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan bertanggung jawab akibat
penggalian lebih (over excavation) dan akan menimbun dan memadatkan kembali sesuai
dengan garis rencana atau pengarahan Direksi. Tahapan pekerjaan galian tanah baik
untuk dinding penahan maupun tubuh bendung adalah sebagai berikut :
 Dimulai pada ijin Direksi
 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika diperkirakan
sudah mendekati target.
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka
pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan beton (instalasi) segera dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas dan
mengganggu pelaksanaanpekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan elevasi,
dimensi dan ukuran yang telah ditetapkan. Hasil galian yang layak untuk bahan
13
13
timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan sementara (stock pile) yang diatur
sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam segi pengangkutannya tetapi tidak
mengganggu pekerjaan sesuai dengan pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak
layak untuk bahan timbunan harus dibuang ke tempat pembuangan spoil bank) yang
telah disepakati.

2 Mengurug kembali 13,728 M3


Pekerjaan Urugan Kembali adalah : Mengurug dan menimbun kembali bekas galian
atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar.
Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja
yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat
dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan- urutan kerja sebagai berikut :
1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung.
Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu mengacu kepada
Spesifkasi Teknik yang dipersyaratkan.
2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan
dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang telah ditentukan.
3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis min
per 10cm urugan. Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan tanah
acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara bidang
’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain. Tahapan
pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan
(pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap
gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas persetujuan
Direksi.
 Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap
layer maksimal adalah 0.20 m.
 Alat pemadat yang dipergunakan adalah hand tamper. Hand tamper
dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang timbunan dan bidang
struktur.
 Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan dipadatkan
sesuai dengan spesifikasi teknis.
Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari
borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan
sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan
diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap akan
membahayakan konstruksi. Material untuk timbunan yang diijinkan adalah material
yang mempunyai sifat dan gradasi baik. Bila kadar air material ditempat
pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus dilakukan
pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana
material timbunan dihampar sebelum dipadatkan.Pemadatan harus
menggunakan hand tamping atau peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga
menghasilkan kepadatan 90 % .
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air, dan
tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum. Apabila pekerjaan
pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan
perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi. Proses
Pelaksanaan :
 Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual.
 Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan
digunakan dan disingkirkan dari lokasi timbunan
 Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan
min 20 cm tebal lapisan timbunan.
 Dilanjutkan dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan
secara sporadis ke area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan
direksi.
14
14
 Setelah dinyatakan cukup kering/air sudah benar-benar meresap diadakan
pemadatan menggunakan hand tamper.
 Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal atau
horizontal bidang timbunan min 4x sistem roll back (bolak-balik)
 Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila hasil
timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang menurut direksi
kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn kembali.
 Jumlah material timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun maka
kontraktor pelaksana akan mengadakan bahan timbunan yang sesuai spesifikasi
teknis yang biayanya akan ditanggung oleh kontraktor pelaksana.

3 Pasir urug bawah pondasi 3,744


4 Pasir urug bawah lantai 19,550
Pekerjaan Urugan Pasir Bawah M3 Kanstin adalah : Melaksnakan pengurugan dan
penimbunan dibawah kanstin :
Urugan pasir bawah pondasi, Urugan Pasir Bwh Pondasi + Bwh Rabat Lt. Jemur dan
Urugan pasir bawah pasangan dan lantai saluran sesuai dengan Gambar dengan
menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami
laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan
menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan
mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-
urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung.
Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu mengacu kepada
Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin
dipasang. Bahan yang digunkana adalah pasir urug dan dengan melakukan
pemadatan dengan menggunakan alat pemadat yang telah ditentukan.

III. PEK. PASANGAN, PLESTERAN


DAN ACIAN
1 Pas. Rollag 1 bata camp. 1 PC : 3 psr untuk pondasi
52,400 M2
2 Pas. Trasram bata 1/2 camp. 1 PC : 3 psr
90,480 M2
Uraian
pelaksanaan :
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang
dimaksud disini adalah ;
Penataan bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat
yang dibuat dari campuran
antara semen (Pc)
dengan Pasir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata
Camp. 1Pc : 5Ps, bentuk
dan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang
terampil dalam menata dan
membentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai
berikut :
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar
bentuk dari pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan
15
15
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar
bentuk dari pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Batu - bata yang akan dipasang adalah batu bata yang berkualitas baik , utuh dan
tidak cacat dan memiliki
ukuran yang sama atau sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja ) dan
antara bata yang satu
dengan batu yang lain akan diberi spesi, metode pemasangan bata dilakukan
dengan arah memanjang
mengikuti arah rabat jalan dan dilaukan sistem perlapis.

16
16
 Pembuatan frofile pasangan/elevasi pasangan
 Penarikan benang mal kerja/pengukuran membentuk profile/pola pasangan tersebut.
 sebelum dipasang batu bata terlebih dahulu direndam kira-kira 2 - 5menit.
 penyiapan adukan berupa : lokasi pencampuran spesi, pengayakan pasir sampai
pasir pasang bebas dari
material over size, debu, tanah atau bahan asing lainnya,
penyiapan air, peralatan dll...
 batu bata dipasang dengan arah horizontal, untuk pemasangan dengan arah vertikal
(keatas) di usahakan tinggi pemasangan tidak lebih dari 50 - 80cm dengan iterval kira-
kira pasangan tersebut kering, barulah dilanjutkan ditasnya, artinya prosedur
pemasangan perlapis.
 untuk menjaga ketegakan dan kerataan pasangan, untuk setiap kenaikan satu bata
baik arah vertikal dan horizontal haruslah dikontrol dengan waterpas. khusus untuk
spesi, volume pembuatan adonan disesuaikan dengan kecepatan dan kebutuhan
tukang batu hal ini bertujuan agar spesi tetap dalam keadaan baru ( mencegah
pengerasan ) hal ini akan berpenga ruh dalam daya ikat spesi tersebut.
 Setelah ketinggian pasangan tembok transram tercapai akan dilanjutkan dengan pek.
Pemasangan Bata Merah
untuk dinding tembok dengan campuran 1 pc : 5 Ps. Demikian pula halnya dlm pek.
Ini, tukang batu akan memasang bata merah sesuai dengan aturan. Setelah Pek.
Pengecoran Sloof selesai dikerjakan dilanjutkan dengan Pas. Bata Merah untuk
dinding transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu sesuai aturan, antara
bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi sebagai perekat, pemberian
spesi. Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami laksanakan terlebih dahulu mengingat
setelah pekerjaan ini akan dilakukan pekerjaan timbunan tanah. Pekerjaan plesteran
akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang telah ditentukan dengan campuran
spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang.

3 Plesteran trasram camp. 1 PC : 3 psr 90,480


4 Plesteran kolom camp. 1 PC : 5 psr 49,300
5 Acian dinding dan kolom M2
192,180
Pekerjaan Plesteran 1pc : 3Ps untuk trasraam, M2 1pc : 5ps yang dimaksud disini
adalah pekerjaan pelapisan
permukaan atas yang telah selesai dengan campuran 1pc : 5psdan 1pc : 3Ps untuk
trasraam. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah
merupakan pekerjaan akhir
maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam
pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-
betul baik dan memuaskan. Pekerjaan plesteran menggunakan dua jenis material ;
Semen dan Pasir. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir
yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan dengan
mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air
secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram air
secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat melekat dengan
baik dan tidak mudah terkelupas.
Metode plaksanaan ditekankan pada mal kerja yakni penarikan benang ukur yang
terlebih dahulu harus ditimbang
menggunakan waterpass, setelah mendapatkan ukuran ketebalan yang sama di semua
sisi bidang plester baru
dilukukan plesteran yang dilakukan dari atas baru kebawah atau secara vertical. Untuk
setiap hasil plesteran dicek
kerataan dan ketebalan yang sesuai. Pekerjaan Acian (Ban-Banan) yang dimaksud disini
adalah pekerjaan pelapisan
permukaan plesteran yang telah selesai dengan Semen Portaland yang dicampur air.
Pekerjaan ini dilaksanakan
17
17
dengan menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan
pekerjaan akhir maka harus
dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan
tukang akan kami seleksi
sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-betul baik dan memuaskan.
Pekerjaan Acian menggunakan material ; Semen Portland. Sebelum digunakan pasir
terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus.
Untuk membuat mortar dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut, yaitu
semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air secukupnya sehingga menghasilkan
mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan terlebih dahulu
permukaannya harus dibersihkan dan disiram air secukupnya agar bahan mortar yang
digunakan untuk plesteran dapat melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas.
Pekerjaan Acian pada dinding dan kolom pada perinsipnya sama pada pekerjaan
plesteran hal yang membedakan pada bahan yang digunkan yaitu campuran PC dan Air,
acian ini berguna meutupi bidang-bidang yang berlubang dan mempertegas bentuk
bidang-bidang kolom, proses pengacian ditebar/dituangkan pada bidang dan langsung
dibentuk/diseka dengan cepang secara merata dengan arah vertikal hingga menutupi
semua bidang acian.

IV. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


DAN DINDING
1 Keramik lantai ruang tunggu 30x30 cm
81,000 M2
2 Keramik lantai ruang cafetaria 30x30 cm
13,500 M2
Persyaratan Pelaksanaan
- pasta perekat keramik khusus, tidak menggunakan air semen
untuk permukaan lain
- keramk harus direndam sebelum pemasangan dengan lama
rendaman min 5 menit.
- untuk pemasangan keramik menggunakan perekat menggunakan scraf khusus untuk
meratakan pasta perekat
ke lantai kemudian keramik dipasang /ditempelkan ke perekat di pukul secara merata
menggunakan palu karet.

18
18
- untuk seluruh rongga yang terdapat pada permukaan ubin belakang harus di isi
padat dengan adukan ubin waktu ubin di pasang.
- pola pemasangan ubin mengikuti gambar kerja/sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik.
- toleransi kecekungan 2,5 mm untuk
setiap/ 2 m2
- garis tepi ubin dan siar diperjelas, dihaluskan dan harus lurus dengan lebar siar
max 3 mm kedalaman 2 mm
- pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat berdasarkan sfesifkasi teknis/pabrik
produk, lantai yang harus dikasih dilatasi nat sealent sesuai dengan sfesifikasi
pabrik
- durasi 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin keramik, harus bebas gangguan baik
injakan atau pemberian beban. Proses Pelaksanaan :
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan
lebih mudah menempel pada saat pemasangan. Perhatikan kualitas keramik. Keramik
kualitas rendah akan susah memasang secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus
dipasang longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2–0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah
dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke
adukan benar-benar lengket. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan
dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di
bawah keramik. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik
lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik
saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang
mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen
nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang
mengendap. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2–
3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk
dibebani. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat
3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi
pemasangan
nya.

V. PEKERJAAN
BETON
1 Beton lantai kerja
3,744 M3
Proses pengecoran lantai kerja/rabat beton
tanpa tulangan
Pekerjaan Rabat Beton adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan Spesifikasi
Teknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini adalah pekerjaan
beton tanpa penulangan dan
untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau rabat dipermukaan lantai ata sesuai
dengan dokumen lelang.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini
menggunakan material
pokok yaitu Semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja,

19
19
Tukang, Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu
Mollen (alat untuk membuat campuran beton).

PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI


MUTU K175
2 Beton pondasi
6,144 M3
3 Beton sloof 20/25
5,475 M3
4 Beton kolom 30/30
2,106 M3
5 Beton ring balok 13/20 pada dinding ruang tunggu
0,234 M3
Sfesifikasi
teknis
1.
Persyaratan
Semua pekerjaan beton akan dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan – persyaratan :
 Peraturan – peraturan /standar setempat
yang biasa dipakai
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971 ; NI-2
 Peraturan Semen Portland Indonesia
1972 ; NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah
Daerah Setempat
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan
Pengawas/Manajemen
Konstruksi
 American society For Testing and
Material (ASTM)
 American Concrete
Institute (ACI)
Persyaratan diatas adalah standar minimum dan akan disesuaikan dengan gambar-
gambar dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan
ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan
mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing
dan kualitas secara keseluruhan.

2. Mutu
Beton

20
20
Mutu beton sturuktur adalah K-175 atau sesuai dokumen lelang, untuk beton praktis (
Kolom praktis , rink balk dan lain-lain sebagai penopang tembok ) dalam pekerjaan ini
dipakai campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dengan mutu beton K225 atau sesuai dengan
dokumen lelang, Untuk lantai rabat beton dan lantai kerja dalam pekerjaan ini dipakai
campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan mutu beton K175 atau sesuai dokumen lelang.
dengan menggunakan concrete mixer, dan mutu baja yang dipakai adalah BJTD-U24
Polos dan Ulir atau sesuai spesifikasi teknis. Untuk pekerjaan plat beton dipakai beton
dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk
menjamin kesaman mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan mix concrete untuk
pekerjaan Plat Beton.
a. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture), bilamana dianggap perlu
tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut
akan dengan persetujuan Ahli/Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
b.
Pengadukan
Mix concrete semua pengandukan jenis beton akan dilakukan dengan mesin pengaduk
berkapasitas sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Setiap kali membuat adukan
pengadukan akan rata hingga warna dan kekentalannya sama.
c. Takaran Perbandingan
Campuran
Semua bahan akan ditakar menurut perbandingan berat, bukan
perbandingan isi.
Pengecoran dan
Pemadatan Beton
a.
Persiapan
 Kontraktor akan menyiapkan jadual pengecoran dan menyerahkan kepada
Direksi Lapangan untuk
disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai
kegiatan pengecoran.
 Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan.
Sebelum pengecoran, semua cetakan,tulangan beton, dan benda – benda yang
ditanamkan atau dicor
akan telah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan akan diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam
sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan
dan benda-benda asing
lain akan disingkiran dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam
dari pengaduk serta
perlengkapan
pengangkutan.
 Galian akan dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling
struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian akan dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik dititik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan
bagi maksud penyempur naan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun digalian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas
air dan
lumpur.
 Penulangan akan sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang
ditanam akan bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain
ataupun lapisan yang dapat mengurangi retakan, kereta pengangkut adukan
beton yan beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan
21
21
pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton
lama, buat lubang pada beton lama, masukan pantek baja, dan kemas cairan tanpa
adukan nonshrink.
 Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
 Penutup
Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton akan sesuai dengan
persyaratan SKSNI 1991.
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan akan
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu
beton yang akan
dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat terbentuk blok-
blok persegi atau gelang-
gelang yang akan dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau
lantai kerja. Penahan-
penahan jarak tersebut akan
tersebar merata.

b.
Pengangkuta
n
Pengangkutan dan pengecoran beton akan sesuai dengan PBI-71, ACI Commite
304 dan ASTM C94-98.
 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran akan
dilakukan dengan cara-
cara dengan mana dapat mencegah pemisahan dari kehilangan
bahan-bahan (segregasi).
 Cara pengangkutan adukan beton akan lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang
menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
Memindahkan adukan beton dari
tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring
hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini
Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini,
setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi. Kemiringan san
panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maxsimum 1.50 m.

22
22
 Adukan beton pada umumnya sudah akan dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai.
Jangka waktu ini akan diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang
panjang, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka akan dipakai
bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam 3.8 PBI 71.

c. Pengecoran
 Beton akan dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committe 304, ASTMC 94-
98.
 Beton yang akan dituang akan ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan
Horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
 Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi
Lapangan.
 Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1.0 m.
Bila diperlukan tinggi
jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda
lain yang disetujui akan diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif
pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan
30 cm dan jarak dari corong akanlah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi /
pemisahan bahan-bahan.
 Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak
boleh dituang kedalam
struktur.
 Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali
tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi lain dan tuangkan
secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.
 Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metode diluar
ketentuan yang tercantum
didalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan
pengecoran, maka ”
Kontraktor” akan membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi
Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.

d. Pemadatan Beton
 Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/
vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil.
 Alat penggentar akan type electrik atau pneumatic power driven, type ”immersion”,
beroperasi pada 7000
RPM untuk kepala penggentar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM
untuk kepala penggentar
berdiameter 180 mm. Semua dengan amplitudo yang cukup untuk menghasilkan
kepadatan yang memadai.
 Alat penggetar cadangan akan dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat dilapangan dan
dilokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang
masih memungkinkan.
 Hal-hal lain dari alat penggetar yang akan diperhatikan adalah :
 Pada umumnya jarum penggetar akan dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 0C.

23
23
 Selama pengggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
 Akan dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras, juga akan diusahakan agar tulangan
tidak terkena oleh jarum , agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-
getaran tidak merambat kebagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
 Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal akan dilakukan lapis demi
lapis, sehingga tiap – tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
 Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada
umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
 Jarak antara pemasukan jarum akan dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah
pengaruhnya saling menutupi.

Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Pengehentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Penjagaan terhadap
terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pengecoran
dihentikan, adakan tanggulan
untuk pekerjaan ini.

3. Perawatan Beton
 Secara umum akan memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6 dan ACI 301-
89.

24
24
 Beton setelah dicor akan dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangak waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi
semen serta pengerasan beton.
 Masa Perawatan dan Cara Perawatan
 Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan akan
berlangsung terus menerus
selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada
awal pengecoran akan dipertahankan tidak melebihi 30 0C.
 Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun akan tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap
dilakukan dengan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
 Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai tetapi
akan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
 Bahan Campuran Perawatan
Akan sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan
ASTM C 171-75

4. Pembesian
 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspection)
Setiap pengiriman akan berasal dari pemilihan yang disetujui dan akan disertai surat
keterangan percobaan
dari pabrik. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan akan diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh
baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan. Semua pengujian tersebut
diatas meliputi uji tarik lengkung, akan dilakukan di laboratorium Lembaha Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII -0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain
yang merugikan terhadap kekuatan rekatan akan dibersihkan. Tulangan akan
ditempatkan dan di pasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari lunak.
Sambungan mekanis akan ditest dengan percobaan tarik. Sebelum pengecoran
beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah,
ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan. Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas
kualitas atas mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan
kontraktor akan menyerahkan sertifkat resmi dari Laboratorium, Khusus ditujukan
untukn keperluan proyek ini.

 Bahan-bahan /Produk

Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan
polos mutu BJTP-24,
sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan
diameter lebih kecil 13 mm akan baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan
diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm akan baja tegangan tarik tinggi,
batang berulir dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2.

25
25
 Tulangan Anyaman
(Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50/sesuai dengan dokumen lelang, mengikuti
SII 0784-83.
 Penunjang /Dudukan Tulangan
(Bar Support)
Dudukan tulangan akanlah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang
kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs)
 Bolstren, kursi, spacer, dan perlengakapan – perlengakapan lain
untuk mengatur jarak :
 Pakai besi dudukan tulang menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
 Jangan memakai kayu, bata, atau bahan-bahan lain yang
tidak direkomendasi.
 Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal
runners dimana bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai
kerja yang rata.
 Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan / mengenai cetakan,
sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi
plastik.
 Kawat
Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

 Jaminan Mutu
Bahan-bahan akan dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Sertifikat dari
percobaan (percobaan giling atau lainnya) akan diperlihatkan untuk semua tulangan
yang dipakai. Percobaan-
percobaan ini akan memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi
kimia dan sifat-sifat fsik.

26
26
 Persiapan Pekerjaan/Perakitan
Tulangan
Pembengkokan dan pembentukan Pemasangan tulangan dan pembengkokan akan
sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama
pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI
1971 Toleransi pembuatan
dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I 315.
 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label
yang mencantumkan
ukuran batang, panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan akan hati-hati
untuk menghidari kerusakan.
Gudang di atas tanah akan kering, daerah yang bagus saluran-salurannya dan
terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.

5. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


Persiapan
 Pembersihan
Tulangan akan bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mil steel) dan karat lepas,
serta bahan – bahan lain
yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada
sambungan konstruksi
untuk menjamin rekatannya.
 Pemilihan/Seleksi
Tulangan yang berkarat tidak akan di gunakan di lapangan.
 Pemasangan Tulangan
Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian laindan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari
keterlambatan. Adakan / berikam
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
Pemasangan
Tulangan akan dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum
dan selama pengecoran
tidak berubah tempatnya.
 Tulangan-tulangan yang langsung diatas tanah dan diatas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air akan dipasang/ditunjang hanya dengan tahu
beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
 Perhatian khusus perlu di curahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan akan dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan –
penahan jarak dapet berbentuk blok – blok persegi atau gelang – gelang yang akan
dipasang sebanyak minimum 4 buah tiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan -
penahan jarak ini akan tesebar merata.
 Pada pelat – pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas akan ditunjang pada
tulangan bawah oleh
batang - batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai
kerja oleh blok – blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan tarhadap ketapatan letak dari
tulangan – tulangan
pelat yang dibengkokkan yang akan melintasi tulangan balok yang berbatasan.
 Toleransi pada Pemasangan Tulangan
a) Terhadap selimut beton ( selimut beton ) : ± 6 mm
b) Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c) Tulangan atas pada pelat
 Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200mm : ± 6mm
 Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm.
 Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm.
27
27
 Panjang batang : ± 50 mm.
d) Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI’71
 Pembengkokan Tulangan, Sesuai dengan PBI’71
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diproftkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui
oleh perencana.
 Membengkok dan meluruskan batang tulangan akan dilakukan dalam keadaan
dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diproflkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850 oC.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pekerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 oC yang bukan pada waktu
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja akan diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

28
28
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan
air
.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dan
bengkokan.
 Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan
 Batang tulangan akan dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar-gambar
rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila
tidak ditetapkan oleh
perencana pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum
dalam dokumen
lelang.
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm.
Terhadap panjang total yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar ± 50 mm dan 25 mm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar
± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari
60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.
 Panjang Penjangkaran dan Panjang Penyaluran
 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang Penjangkaran = 40 diameter
dengan kait
Panjang Penyaluran = 40 diameter
dengan kait
 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang Penjangkaran = 40 diameter
dengan kait
Panjang Penyaluran = 40 diameter
dengan kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar. Sambungan untuk
tulangan atas pada balok dan pelat beton akan diadakan di tengah bentang, dan
tulangan bawah pada
tumpuan. Sambungan akan ditunjang dimana
memungkinkan.
 ketidak lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
 Standar Pembengkokan
Semua standar pembengkokan akan sesuai dengan SKSNI-91 (Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain,

6. Pekerjaan Cetakan Dan


Perancah
1. Pekerjaan Pemasangan
Bekisting
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini. Cetakan dan
perancah untuk pekerjaan
beton akan memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2. ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan perhitungan – perhitungan serta
gambar-gambar rancangan
29
29
cetakan dan perancah untuh mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut akan secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan. Sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta
perlengkapan untuk
struktur yang aman. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah membuat acuan beton
dengan permukaan terlihat
untuk struktur beton. Pembuatan acuan beton (bekisting) ini akan kami buat tetap
kaku selama pelaksanaan
pengecora sampai dengan selesai. Papan bahan bekisting harus baik dan halus tidak
retak atau pecah. Untuk
bagian bawah kami akan menggunakan papan acuan menerus tanpa sambungan
sehingga betul-ebtul kuat dan kokoh.
Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
 Cetakan dengan jenis ini (papan) akan terdiri dari papan-papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8
cm dan tebal minimal 2.5 cm. Semua papan akan bebas dari mata kayu yang
besar, takikan, goncangan
kuat, lubang-lubang dan perlemahan – perlemahan
lain yang serupa.
 Denah dasar dari papan akanlah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan
dari papan diusahakan
penuh dengan dimensi ukuran cor beton pada bidang yang sama tanpa
sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
 Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakann papan untuk stabilitas
dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan akan dikencangkan pada penunjang
plywood dengan kondisi akhir
dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku akan seragam dan tetap
seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan. Cetakan untuk Pelat semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton
seperti diperlukan untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa counduit dan sebagainya. Puncak dari chamber
(penunjang) akan sesuai
dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau
perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan
pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
 Lokasi tempat pemasangan perancah harus bersih rata dan betul-betul siap
serta sudah mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.

30
30
 Mengecek elevasi atas (Top elevation) apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana yang telah ditentukan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi atau
Pengawas Lapangan.
 Menyiapkan bahan , tenaga dan peralatan yang akan digunakan. Untuk bahan yang
akan digunakan terlebih dahulu harus diajukan kepada Direksi atau Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan, apakah bahan-bahan tersebut sudaH
sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun bahan-
bahan yang dimaksud adalah : papan, kayu balok, usuk dan paku.

Proses Pengecoran Beton Bertulang 1Pc : 2Ps : 3


Kr mutu K-175
Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, hendaknya dicek ulang terhadap kondisi dan
atau keadaan perancah
apakah sudah sesuai dengan gambar rencana dan sesuai spesfikasi teknik yang telah
ditentukan sehingga betul-
betul yakin mampu menopang beban. Beton kolom ini dipasang sebagai kolom struktur
dengan ukuran Sesuai
dokumen lelang, sebelum pengecoran sloof kami akan memasang besi tulangan kolom
terelebih dahulu barulah sloof di cor. Setelah pemasangan besi tulangan kami akan
membungkus besi tersebut dengan menggunakan bekesting kayu yang terbuat dari
kayu papan kls III dan dikelam rapi serta diperkuat dengan menggunakan stut kayu usuk
agar pada saat pengecoran kolom tersebut tidak mengalami perubahan bentuk serta
ketegak lurusannya. Beton cor yang akan kami pergunakan adalah beton cor dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl dan diaduk dengan menggunakan Concrete Mixer. Material
yang akan kami pakai adalah material pasir beton yang betul-betul bersih bebas lumpur,
bebas kotoran organik dan bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak Beton.
sementara itu air yang akan kami gunakan adalah air yang betul-betul bersih, tawar dan
bebas dari bahan kimia, asam alkali serta bahan organik lainnya. Sebelum melakukan
pengecoran kolom kami pastikan bawha besi-besi kolom sudah dirakit dan stel dengan
baik kemudian untuk mendapatkan hasil yang betul-betul tegak lurus sebelum begesting
dipasang maka kami terebih dahulu membuat Sepatu kolom yang terbuat dari beton.
Sepatu kolom yang kami pasang ini berfungsi untuk memastikan posisi kolom telah tepat
dan pada proses pengecoran dapat digunakan sebagi pengikat agar begesting yang kami
pasang tidak dapat bergeser. Pemasangan bekesting serta penyetelan bekesting ini
betul-betul dilakukan dengan penuh ketelitian agar dalam proses pengecoran tidak
terjadi kesalahan. Untuk mendapatkan bekesting yang betul-betul tegak lurus dan
memiliki kekuatan penuh bekesting kolom diklam dengan menggunakan kayu usuk 4/6
serta di empat sisi kolom kami akan setut dengan kayu usuk 4/6 pula sehingga pada
saat pengecoran bekesting tidak terlepas yang nantinya mengakibatkan perubahan pada
struktur kolom. Adapun jarak klam usuk kayu 4/6 adalah 40 cm sementara material
bekesting menggunakan kayu kls III dan diperkuat dengan paku usuk 7-12 cm. setelah
pemasangan bekesting kolom udah selesai serta Direksi sudah melakukan pemeriksaan
dan menyetuji untuk melakukan pengecoran maka kami segera menyiapkan material, alat
serta tenaga. Jenis kerikil dan pasir yang akan kami pakai adalah kerikil dan pasir yang
berkualitas baik serta sudah mendapat persetujuan dari pihak Direksi. Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai maka kami akan mengaduk campuran dengan
menggunakan Concrete Mixer. Untuk tahap pengecoran kami melakukan pengecoran
lewat atas kolom dan dituangkan agar material campuran jatuh kebawah serta kami akan
padatkan dengan menggunakan kayu tumbuk yang akan kami tusuk-tusuk lewat atas
serta kami juga kan memukul-mukul bekesting dengan alat bantu berupa palu. Kegiatan
seperti ini juga akan kami lakukan pada pekerjaan kolom-kolom berikutnya.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran- kotoran atau bahan lain
20
20
dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Direksi Lapangan, sebelum alat- alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan
dari sisa-sisa adukan yang mengeras. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan.
Pada tiap-tiap kali mengaduk beton, Kontraktor Pelaksana akan melaksaanakan
pengujian slump seperti yang ditentukan dalam PBI 1971. Hasil pengujian slump
tersebut terletak dalam batas-batas yang ditentukan dalam PBI 1971 (max 12 cm)
biaya seluruh rangkaian pengujian tersebut sepenuhnya di tanggung oleh
Pemborong. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen. Pengecoran dilakukan selapis
demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan
dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan
untuk dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambung antara beton lama dan
beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram
dengan air semen dan selanjutnya seperti yang telah dijelaskan sebelumya. Tempat
dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan. Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus
dilakukan seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar. Beton harus
secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat dan penggeseran posisi

21
21
tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu
diantara siar pelaksanaan ( Construction joints) yang telah disetujui.

Pemadatan
Beton
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Pemborong harus menyediakan vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa
adanya penundaan. Penggunaan vibrator tidak boleh tegak lurus terhadap bidang cor.
Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan aggregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

Pembersihan Lokasi Bekas


Cor-Coran
Yang termasuk dalam pekerjaan
ini ialah :
1. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan kerja, bekas-bekas
bongkaran begisting dll.
2. Perbaikan / mengembalikan seperti semula segala kerusakan - kerusakan yang timbul
akibat kelalaian kontraktor. Kerusakan jalan akibat berat kendaraan pengangkutan bahan
bangunan tidak sesuai dengan klas jalan yang dilewati. Rusaknya turap - turap saluran
karena kendaraan pengangkutan bahan Kontraktor Pelaksana tidak hati-hati. Rambu -
rambu tanda lalu lintas yang rusak karena pekerjaan tersebut. Lain - lain kerusakan
kelalaian Kontraktor Pelaksana dimana seluruhnya ini menurut petunjuk Direksi.
Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada penyerahan kedua seluruh pekerjaan
sudah dalam kondisi sempurna dan rapi.

VI. PEKERJAAN ATAP


1 Kolom pipa black steel Ø 6" t = 3,8 mm 2.078,786
2 Kuda-kuda KD1 rangka pipa black steel Ø Kg
2.237,526
3 2,5"
Kuda-kuda KD2 rangka pipa black steel Ø Kg
918,105 Kg
4 2,5"
Pipa penyangga pada KD1 Ø 2,5" 577,365 Kg
5 Pipa penyangga pada KD2 Ø 2,5" 98,436 Kg
6 Gording chanall C 100,50,2,5mm 2.151,100
7 Pengelasan Kg
8.800,000
8 Plat dudukan kolom pipa tebal 10 mm Cm
305,370 Kg
9 Plat strip tebal 5 mm 121,680 Kg
10 Baut angker Ø 14 mm 116,000 Kg
11 Penyetelan dan erection 8.488,368
12 Atap dec tebal 0,35 mm Kg
373,625
m2
Pas. Kolom pipa black steel Ø 6" t =
3,8 mm Kuda-kuda KD1 rangka pipa
black steel Ø 2,5" Kuda-kuda KD2
rangka pipa black steel Ø 2,5" Pipa
penyangga pada KD1 Ø 2,5"
Pipa penyangga pada
KD2 Ø 2,5" Gording
chanall C 100,50,2,5mm
1. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi seperti pelat-pelat, baut-baut.
Angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan
pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi Kuda-kuda rangka pipa black steel
seperti sambungan – sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan

22
22
lain-lain sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian
pekerjaan.
Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi pipa black steel
seperti pemasangan semua elemen-elemen rangka baja gording chanall C dan lain-
lain sesuai gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
2. Persyaratan Umum
Peraturan –
peraturan :
Semua peraturan-peraturan/normalisasi – normalisasi yang dipakai akan yang berlaku
di Indonesia seperti PMI,
dan STANDART SNI 4096-2007
tentang pas.
Semua pekerjaan baja pada bangunan ini akan memenuhi persyaratan dari AISC
Specifcation for Fabrication
anda Erection ; 12
februari 1969.
Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga akan memenuhi syarat dari
AISC Sfecifcation for
Structural Joint
Bolts;
Semua pekerjaan las akan mengikuti ”American Welding Society Code for Arc Welding
in Building Construction
Section
4 ’.
3. Persyaratan Pelaksanaan

23
23
Shop
Drawing
Shop Drawing yang buat akan memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi
pelat, tebalan dan jenis
sambungan l yang
dipergunakan.
Pada setiap shop drawing akan dilengkapi dengan daftar material yang gunakan
beserta berat material yang
dipak
ai
4. Teknis Pemasangan
Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan meneliti kebenaran dan bertanggung
jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam
Gambar Rencana.
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam Gambar
Rencana akan dilengkapi oleh Kontraktor Pelaksana dan akan dinyatakan pada Gambar
Pelaksanaan. Untulk itu
Kontraktor Pelaksana akan memintakan persetujuan dari pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.
Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasang tertentu yang
berat dan dapat diterima akan diajukan dan diusulkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan dan Perencana. Semua perubahan-
perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan perkerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Kontraktor Pelaksana akan
memprtanggung jawabkan terhadap semua kesalahan- kesalahan detailing. Fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian konstruksi.
Bahan struktur baja akan difabrikasi di Workshop. Semua baut, baik yang dikerjakan
di workshop maupun dilapangan akan selalu memberikan kekuatan yang sebanarnya
dan masuk tepat pada lubang baut tersebut. Ketinggian dasar kolom yang telah
ditentukan dan ketinggian daerah-daerah lainnya akan diukur dengan theodolite
oleh Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh Pengawas. Pekerjaan perubahan
dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh
kurang teliti atau kelalaian Kontraktor Pelaksana akan dilaksanakan atas beban biaya
Kontraktor Pelaksana. Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi akan
dibetulkan, diperbaiki dan bila perlu diganti dengan yang baru kesemuanya atas biaya
Kontraktor Pelaksana.
Proses Perakitan/Pemasangan Kerangka
Pipa Black Steel
Gording Baja
Chanal C
Pemasangan kerangka baja ringan terlebih dahulu harus diperhitungkan kesiapan
beberapa aspek yaitu :
1. Kesiapan Personil dan
Tenaga Ahli
2. Kesiapan Peralatan untuk
Erction
3. Kesiapan Bahan yang
digunkan
4. Kesiapan dudukan/tempat
pemasangan
5. Cuaca yang
kondusif
Setelah semua kelangkapan terpenuhi proses erecton dapat dimulai, penentuan
titik-titik penempatan
kerangka baja ringan dan dudukannya harus pas dan benar, semua penyetelan
menggunakan alat ukur theodolith. Pada saat pengangkatan krangka menggunkan
24
24
creen atau tripoot atau secara manual harus terpukus pada satu titik guna
mencegah terjadinya benturan, atau apa bila dilakukan secara bersamaan harus
dengan jarak yang cukup aman. Jika ada pekerjaan penyetelan yang membutuhkan las
dan proses penguncian dengan mur baut harus dilakukan setelah proses erection
selesai dan kerangka-kerangka baja harus sudah dinyatakan kokoh. Pada setiap shop
drawing akan dicantumkan kualitas dari material baja krangka pipa black steel dan
gording baja chanal C dan bahan-bahan lain yang digunakan. Semua pekerjaan
pemotongan dan fabrikasi baja akan terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas yang
dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.
Teknis las (wealding) Proses perakitan dan penyetelan kerangka
dengan las dan fabrikasi.
Mechanical fastening adalah proses sambungan menggunakan fastener(pengikat).
Jenis fastener(pengikat) ini
bisa berupa nail(paku), Bolt(baut), Screw(skrup), rivet(keling), dll. Selanjutnya jenis
dari baut berulir ini akan
bervariasi. Adhesive bonding digunakan untuk mengikat dua permukaan biasanya
menghasilkan ikatan halus.
Teknik ini menggunakan glues, expovies, atau macam plastic agent yang dibentuk
akibat penguapan pelarut
atau dengan melepaskan ikatan dengan panas, tekanan dan waktu. Welding adalah
proses penyambungan
material dengan menggunakan energy panas sehingga menjadi satu dengan tanpa
tekanan. Teknik pengelasan yang dipakai adalah : Submerge Arc Welding (SAW) atau
pengelasan busur rendam adalah pengelasan yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelhkan kawat pengisi lasan (fller wire).
Dalam SAW cairan logam lasan terendam dalam fux yang melindunginya dari
kontaminant udara atau Gas Metal Arc Welding (GMAW) atau Metal Inert Gas (MIG)
atau MAG adalah proses pengelasan dimana sumber panas berasal dari busur listrik
antara elektroda yang sekaligus berfungsi sebagai logam yang terumpan (filler) dan
logam yang di las. Proses yang sangat cepat dan ekonomis, mudah digunakan untuk
mengelas ukuran ketebalan metal yang sangat tebal, high welding rate, dan
mengurangi pembersihan.
- Ketersediaan peralatan (tergantung dari jenis las apa yang ada)- tipe kapasitas, dan
kondisi peralatan yang
digunakan untuk
pengelasan
- Pengulangan operasi- berapa banyak lasan yang akan diselesaikan
dan kesamaan lasan.
- Syarat kualitas – berbeda karena lasan untuk furniture, reapair peralatan
dan pengelasan pipa.

25
25
- Lokasi pekerjaan
lasan
- Material yang akan
digabung
- Bentuk dari hasil
produk
- Ukuran dari bagian yang akan
disambung
- Ketersediaan waktu untuk
pekerjaan
- Skill atau pengalaman kerja dari
pekerjanya
- Harga
material
- Tergantung standard persyaratan yang akan digunakan. Metode dibawah ini
digunakan untuk welding,
cuting, atau brazing
operation
- Manual, welder membutuhkan manipulasi untuk
seluruh prosesnya.
- Semiautomatic, filler metal ditambahkan secara otomatis, dan semua manipulasi
dilakukan manual oleh
welde
r.
- Machine, operasinya secara mekanik dengan observasi dan perbaikan
oleh operator weldnya

Memasang Atap Spandec


Memasang Bubungan Atap Spandec
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan berikut pemasangan
penutup atap dan
perlengkapannya.
2. Standar/ Rujukan
a. Pas. Rangka Atap Baja Ringan (STANDART SNI 4096-2007) atau sesuai
dengan dokumen lelang b. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-1588-
1989 atau seuai dengan dokumen lelang.
3. Prosedur Umum
a. Contoh
Bahan
Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini akan
diserahkan lebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan
bahan-bahan ke lokasi
proyek.
b. Gambar Detail
Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor akan membuat dan menyerahkan
kepada Konsultan Pengawas,
Gambar detail pelaksanaan yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan,
dan detail lain yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pengiriman dan
Penyimpanan
Bahan-bahan akan dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak
rusak serta dilengkapi
dengan tanda pengenal yang jelas. Bahan – bahan akan disimpan dalam tempat yang
kering dan terlindung
dari segala kerusaka.
4. Bahan – Bahan
Material yang digunakan adalah Spandex tebal 0,35 mm yang sudah dicat dan
bubungan dari metal roof tebal
26
26
0,35 yang sudah dicat. Semua bahan –bahan yang tercantum dalam spesifikasi teknis
ini akan seluruhnya dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui
konsultan pengawas. Memasang Memasang Atap Spandec Genteng yang dipakai
Memasang Atap spandec dan bubungan Atap spandec. Genteng yang
direkomendasikan adalah produk dalam Pemasangan genteng sesuai dengan standar
yang disyaratkan oleh pabrik sesuai dengan jenis yang di pilih, warna akan ditentukan
kemudian Skrup fxer.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum pemasangan penutup akan dimulai, semua rangka baja ringan, seperti kuda-
kuda, gording akan sudah
terpasang dengan baik. Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, akan
terlebih dahulu disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja. Jarak antar
penutup atap metal akan
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng metal yang digunakan.
Sebelum pemasangan dilakukan, kontraktor akan mengajukan gambar shop drawing
yang menggambarkan tentang metode dan cara pemasangannya kepada konsultan
pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.
Pemasangan
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatan dengan tetap memperhatikan
ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua kerangka baja, seperti kuda-
kuda, gording akan sudah terpasang dengan baik.
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuatannya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar
Kerja.
 Penutup atap genteng berikut talang-talang (bila ditunjukan dalam Gambar Kerja)
akan dipasang dengan
baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang
ditunjukan dalam Gambar
Kerja, tahapan-tahapan adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna
mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel genteng

27
27
3. Droping bahan dan
material
4. Ukur elevasi dan kedataran
kuda-kuda
5. Pemasangan rangka dan penyetelan dengan
bantuan alat ukur
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil
penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil
pekerjaan,
8. Setelah dinyatakan pemasagan rangka atap sesuai dengan spesipikasi teknis
oleh direksi dilanjutkan dengan pemasangan genteng,
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna
mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Pemasangan reng, dengan terlebih dahulu dipasang mal yaitu dengan
penaraikan benang per jarak
reng sesuai dengan sfesifikasi teknis dan gambar kerja,
sepanjang luas atap.
3. Pemasangan genteng
4. Pemasangn nok genteng
5. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
6. Setelah dinyatakan pemasagan atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh
direksi dilanjutkan dengan pembersihan sisa/bekas material dan bahan.
7. Pelaporan hasil kerja.

VII. PEKERJAAN PENGECATAN


1 Cat tembok baru 192,180 M2
2 Cat kolom dan kuda-kuda pipa dengan cat besi 248,252 M2
syarat pelaksanaan
 pengendalian kerja ini menggunakan sistem pabrik dan standarisasi pada PUBI 1982
pada pasal 54 dan NI-4
 pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari debu,
lemak, minyak dan
lainny
a.
 proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan lain
 bidang pengecatan di plamur
 cat dasar
 setelah mendapatkan persetujuan dari direksi baru tahapan berikutnya
 bahan sampel pengecatan di ajukan sampel ke direksi, setelah mendapat
persetujuan dilakukan ke
berikutn
ya
 test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas.
Setelah acc tahapan
berikutn
ya.
 proses pengecatan dengan persyaratan hasil sesuai dengan dokumen lelang dan
arahan dari
direksi/penga
was
 menggunakan tenaga terampil
 cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan lokasi
 Pekerjaan cat tembok
pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh
pabrik, semakin besar
luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli
kuas baru selayaknya kita
tidak langsung enggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna
kita harus memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak
terlalu kasar dan juga tidak
28
28
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil
yang paling baik, anda
bisa menggunakan cara Pemotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan
gunting anda bisa memotong ujung yang tidak rata. Cara memegang kuas yang baik
adalah memegang kuas dengan seluruh jari dari salah satu tangan yang biasa anda
gunakan, rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang gagang kuas. Teknik
ini paling baik ketika anda akan mengecat permukaan datar. Sebelum anda
melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya anda perlu melakukan percobaan
kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi campuran yang dibutuhkan.
Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap. Pencelupan cat yang baik
adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember
tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda
menarik kuas dari tempat cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding,
biarkan beberapa saat sampai cat berlebih menetes , dan untuk memastikan tidak
ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas secara perlahan dengan
menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan. Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding,
lakukan penyapuan kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya
sesuai arah yang diinginkan misalnya arah hor izontal atau arah vertikal. Lakukan
pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan tercat penuh.
Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat
terendah. Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan,
dimana akan akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi
dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat kembali lapisan kedua atau
seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil pengectan
yang diinginkan. Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding
dapat anda lakukan sebagai berikut :

29
29
 Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan seluruh
permukaan ujung kuas arah orizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya saat
penegectan anda membuat satu arah yang beraturan.
 Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna
bertemu, yang disebut
“memotong,” gunakan ujung bulu kuas
dengan miring .
 Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil,
sebaiknya anda menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil. terlebih dahulu kita
harus memastikan permukaan rol benar benar rata dan tidak mempunyai serat
yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya hal yang dilakukan
adalah membasahi kuas rol dengan air.
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu akan
melakukan percobaan komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan
berapa lapisan akan melakukan pengectan. Lakukan terlebih dahulu percobaan
pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi kekentalan cat ,
selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke
tengah-tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung
menuruni sampai lereng ember, kemudian berhenti beberapa waktu .Lakukan hal
ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh kuas roler. Lalu, celupkan
roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung sampai ke lereng sampai kuas jenuh.
Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa mengulung kuas dari lereng dan
jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh
dan siap untuk dicatkan ke dinding. Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan
dari ember cat, untuk menghindari tetesan, lakukan penyapuan kedingding
dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh anda. Metode yang paling efektif
pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter persegi daerah pada
suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa
mengangkat roller dari dinding, seolah-olah kita menulis huruf M besar, W, atau
mundur N. Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah
mengisi ruang kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu
daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan perlahan selanjutnya
pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di kuas rol, jika tidak
lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang sama lalu anda melakukan
pengecatan ke daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai anda cat. Setelah
pengecatan lapisan pertama sudah selesai dan kering anda bisa memperhatikan
apakah hasil pengectan sudah maksimal, jika belum lakukan pengecatan lapisan
kedua. Sebelumnya lakukan pengetestan pada suatu luasan tertentu untuk
mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan.
Cat
Besi
Mengecat permukaan besi tidak bisa dilakukan dengan asal – asalan, pasalnya jika
tidak dilakukan dengan
benar, maka ketahanan cat yang melekat pada besi akan cepat hilang dan akhirnya
menimbulkan karat yang
tentunya mengurangi ketahanan rangka besi tersebut. Bersihkan permukaan yang
akan dicat dari kotoran
dan debu, Untuk logam gunakan Zinc Chromate atau Meni Besi agar cat
tampak mengkilat dengan
sempurna dan lebih tahan terhadap karat, Tunggu sampai kering sempurna bar u
pengecatan bisa dimulai.
Amplas permukaan samapi halus dan rata. Encerkan cat dengan thinner
secukupnya, kemudian cat dapat

30
30
langsung dipakai. Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai
hasil yang maksimum.
Pengenceran dengan 10-20% thinner akan membuat pengecatan cepat selesai
karena menghasilkan
permukaan yang tebal, tetapi kasar. Pengenceran dengan 30-50% thinner akan
menghasilkan permukaan yang halus dan rata namun pengecatan harus diulang
paling sedikit tiga kali.
Jika Menggunakan
Spray :
Encerkan cat dengan thinner sampai 50% pengenceran, Untuk hasil yang se,purna
akan digunakan Thinner
Super atau Thinner A Special atau sesuai petunjuk
pihak Direksi.

VIII. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1 Relling ruang tungga dari besi hollow + pengecatan 3,600 M2
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di
workshop bengkel las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih
dahulu diajukan spek yang
digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah mendapatkan
persetujuan di ajukan sampel bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan
langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan
bahan ke work shop tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop
diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar
kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam
perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di work shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses
pembuatan yaitu pemotongan,
penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri dengan
proses pengemasan bahan
dan difinish dengan proses pengecatan dengan
air kompresor.

31
31
 Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.
Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana
lapangan setelah acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat
pemindahan dari gudang ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih dahulu
pada dasar bak truck
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan
ujung pintu. Setelah itu
dibawa ke lokasi pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung di lapangan.
1. Bahan-Bahan dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam gambar.
2. Pemasangan Bahan-bahan ini harus betul-betul tegak sehingga pintu tidak
berubah letaknya pada waktu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan Rangka besi hollow maupun pintunya yang menempel pada
kolom-kolom beton, maka
Pelaksanaan pemasangan di lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai
tempat untuk pemasangan baut atau kait besi untuk penyatuan.

B. REHAB KANTOR PENGELOLA TERMINAL


I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN
1 Pembongkaran penutup atap lama (genteng, 115,5 M
2 listplank dll) kusen lama
Pembongkaran 00
27,00 2
Bh
3 Pembongkaran keramik lantai ruang lantai satu 0
45,60 M
4 Pembongkaran keramik tangga 0
8,100 2
M
5 Pembongkaran keramik KM/WC 8,400 M2
6 Pembongkaran keramik dinding KM/WC lantai 33,90 2M
7 satu
Pembongkaran keramik lantai ruang lantai dua 0
30,00 2M
8 Pembongkaran klosed+avour+instalasi air lantai 0
5,000 2a
satu
Pekerjaan Bongkaran
1. Pekerjaan ini diawali dengan pembongkaran bangunan existing yaitu :
a. Bangunan hangar sayap kanan : Pembongkaran pondasi, kolom beton
dan rangka atap lama
b. Bangunan ruang tunggu : Pembongkaran pondasi, kolom beton, dinding
bata, dan rangka atap lama
c. Bangunan kantor pengelola terminal : Pembongkaran lantai keramik KM/WC,
dinding keramik KM/WC,
kusen, bak air, dan kloset jongkok, dinding lama, plafond dan rangka atap
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus
dibersihkan dan disimpan di
dalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak
terpakai harus disingkirkan
ke luar area agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus
dibersihkan dari sampah-
sampah yang dapat merusak konstruksi
bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan
sementara tidak menggangu
jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran
dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai
diatas kebawah, untuk bongkaran beton diperlakukan dengan metode khusus yaitu
sebelum pekerja membongkar, beton yang akan di bongkar diberi cairan penghancur
beton guna mempermudah penghacuran beton bongkaran, untuk bongkaran KM/WC
semua aliran air ke KM/WC harus ditutup dan dibiarkan kering baru dibongkar.

32
32
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan
pada saat akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat
dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dam ditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi
untuk diadakan konsultasi dan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan
analisis kelayakan kondisi material.

II. PEK. TANAH, PASIR, PASANGAN,


1 Galian pondasi SNI- 16,000
02.2.6.1menurut
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan M3 ukuran dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam
gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi. Yang dimaksud dengan
"ketinggian tanah" dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan
lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan bertanggung
jawab akibat penggalian lebih (over excavation) dan akan menimbun dan memadatkan
kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan Direksi. Tahapan pekerjaan galian
tanah baik untuk dinding penahan maupun tubuh bendung adalah sebagai berikut :
 Dimulai pada ijin
Direksi
 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika diperkirakan
sudah mendekati target.

33
33
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka
pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan beton (instalasi) segera dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas dan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan elevasi,
dimensi dan ukuran yang telah ditetapkan.
Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan
sementara (stock pile) yang diatur sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam
segi pengangkutannya tetapi tidak mengganggu pekerjaan sesuai dengan
pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan harus
dibuang ke tempat

2 Urugan Pasir bawah batu kosong SNI-


07.6.6.11 2,000 M3
Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Kanstin adalah : Melaksnakan pengurugan dan
penimbunan dibawah kanstin :
Urugan pasir bawah pondasi, Urugan Pasir Bwh Pondasi + Bwh Rabat Lt. Jemur dan
Urugan pasir bawah pasangan dan lantai saluran sesuai dengan Gambar dengan
menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami
laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan
menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk
dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-
urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung.
Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu mengacu kepada
Spesifkasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin dipasang.
Bahan yang digunkana adalah pasir urug dan dengan melakukan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat yang telah ditentukan.

3 Pasangan batu kosong SNI-07.7.6.9


8,800 M3
Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci. Karena volume pekerjaan tidak terlalu besar dan teknis pelaksanaan tidak
rumuit pelaksanaan pekerjaan ini dilkasanakan dalam minggu yang sama dengan
pasangan batu kali/batu pecah. Pasangan batu kosong adalah penataan batu
kali/gunung tanpa bahan pengikat (spesi), pekerjaan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan
pasangan batu kali. Sebelum dikerjakan diberi urugan pasir dengan ketebalan sesuai
spesifikasi teknis, batu-batu dipasang/ditata sesuai dengan ketebalan yang ditentukan,
untuk pemasangan batu-batu dipasang saling mengisi dan saling menguci satu sama
yang lain, apa bila terjadi rongga-rongga yang besar pada pasangan diberi batu kecil
sebagai pengunci dan pengisi supaya pasangan menjadi kaku.

4 Pasangan Pondasi batu kali SNI-07.7.6.3


4,000 M3
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan batu kali/batu pecah adalah campuran 1 PC :
5Ps. Atau sesusai dengan
dokumen lelang. Ukuran minimal
batu adalah :
 Tebal minimum = 15 cm atau sesuai dengan
dokumen lelang
34
34
 Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm) atau sesuai
dengan dokumen lelang
 Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm) atau sesuai
dengan dokumen lelang
Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu
dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan
saling mengunci.
Batu yang dipilih akan bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan akan
memiliki satu daya tahan (awet).
Batu-batu tersebut akan berbentuk datar, biji ataupun datar dan akan dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin
saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama. Semua galian akan selalu bebas
air dan kontraktor akan
melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk
membuang atau mengalirkan air,
termasuk saluran-saluran sementara
pengaliran lintasan air.
Batu akan bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air Tebal atas
adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2
– 5 cm, tetapi akan
dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua rongga
diantara batu yang telah
dipasang telah diisi sepenuhnya. Batu akan diletakan dengan permukaan yang paling
panjang mendatar dan
permukaan menonjol masing-masing batu akan diatur sejajar dengan
permukaan dinding yang sedang.
Teknis
Pelaksanaan
Pekerjaan Pasangan Batu Kali/batu pecah Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah ;
Penataan batu kali dan diantara batu kali yang satu dengan bata yang lain diberikan
perekat yang dibuat dari campuran antara semen (Pc) dengan Pasir. Dalam pelaksanaan
pekerjaan pasangan batu kali/batu pecah Camp. 1Pc : 4Ps, bentuk dan mutu pekerjaan
harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam
menata dan

35
35
membentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai
berikut :
1. Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan dilaksanakan
kesiapan akan batu kali, semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih dahulu
dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baik dari segi waktu pelaksana.
2. Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang batu
kali '( lening saluran ) hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai
dengan gambar rencana.Bouwplank/profl akan digunakan reng dan kayu gording dan
dipasang.
3. Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan spesifikasi
batu kali yang ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran
yang melekat seperti debu dan tanah hal ini untuk menjaga agar pada saat
pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar.
4. Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 )
dimasukkan kedalam mollen
setelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan semen
tercampur secara merata dan sewarna.
5. Setelah pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna dilanjutkan
dengan menambahkan air kedalam mollen dan diputar sampai dengan kedua bahan
tersebut tercampu marata dan sewarna pula.
6. Spesi yang telah jadi dituang kedalam Bak penampung yang akan terbuat dari papan
dan berbentuk persegi yang mana spesi akan diangkut dengan ember.
7. Spesi - spesi yang telah tercampur lebih dari 30 menit tidak akan
dipergunakan sebagai bahan spesi.
8. Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar kerja
) dan antara batu yang satu dengan batu yang lain akan diberi spesi dan akan
diusahakan setiap permukaan batu yang diberi spesi kecil dari rongga-rongga. Bila
dipandang perlu dalam pelaksanaan pasangan batu kali untuk Lening talud ini.
9. akan dipasang drainase dari bambu atau pipa pvc. Demikian untuk seterusnya
pemasangan batu kali dipasang sampai dengan ketebalan, ketinggian dan ukuran lain
terpenuhi. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pasangan batu sebagai pondasi dari
bangunan.

Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan


bentuk yang ditentukan ( gambar kerja )
dan antara batu yang satu dengan batu yang
lain akan diberi spesi dan akan diusahakan
setiap permukaan batu yang diberi spesi kecil
dari rongga- rongga. Bila dipandang perlu
dalam pelaksanaan pasangan batu kali untuk
Lening Saluran ini akan dipasang drainase dari
bambu atau pipa pvc. Demikian untuk
seterusnya pemasangan batu kali dipasang
sampai dengan ketebalan, ketinggian dan
ukuran lain terpenuhi.
Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan kerja
sebagai berikut :
Setelah didapat ijin kerja dan sebelum
pelaksanan pekerjaan pasangan dilaksanakan
36
36
kesiapan akan batu kali, semen, pasir,
Molen dan tenaga terlebih dahulu
dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih
baik baik dari segi waktu pelaksana.
Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang batu kali
'( lening saluran ) hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan
gambar rencana. Bouwplank/profl akan digunakan reng dan kayu gording dan dipasang.
Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan spesifikasi
batu kali yang ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari kotoran - kotoran
yang melekat seperti debu dan tanah hal ini untuk menjaga agar pada saat pemasangan
dapat merekat dengan baik saat diberi mortar. Pasir dan semen sesuai dengan ukuran
masing - masing ( per bandingan 1 : 5 ) dimasukkan kedalam mollen setelah itu mollen
diputar beberapa waktu sampai dengan pasir dan semen tercampur secara merata dan
sewarna.

37
37
5 Pasangan bata teras depan (muka) SNI- 15,88 M
6 Pasangan bata teras depan (kolom SNI- 8,800 M
7 samping)
Pasangan bata penebalan lantai dua 07.9.6.10
SNI- 8,958 2
M
8 Plesteran dinding teras depan 07.9.6.10
SNI- 49,37 2
M
9 Plesteran dinding penebalan lantai 07.10.6.5
SNI- 5
8,958 2
M
10 dua
Plesteran beton 07.10.6.5
SNI- 25,67 2
M
11 Plesteran dinding (service-service +/- 07.10.6.3
SNI- 0
25,67 2
M
12 20%) dinding
Acian 07.10.6.3
SNI- 0
84,00 2
M
07.10.6.27 3 2

38
38
Bata yang dipakai pada bangunan ini,
menggunakan bata yang berkualitas baik, utuh
dan tidak cacat serta bata yang dipakai akan
dengan ukuran yang sama.
Bata merah sebelum dipasang akan direndam
dahulu dalam bak atau drum air, sampai jenuh
yang akan disiapkan dilapangan.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja yang sudah ada dan
untuk pasangan tembok bata menggunakan
pasangan setengah bata.
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan
bata adalah sebagai berikut :
a. Untuk pasangan tembok bata biasa
menggunakan campuraan 1 Pc : 5Ps
b. Untuk pasangan rollag bata / tembok
trasram menggunakan campuran 1 Pc : 3
Ps atau sesuai dokumen lelang dipasang
pada tempat-tempat yang ditentukan
Uraian pelaksanaan : yaitu dari atas sloof (± 20 cm dari atas
lantai) dan + 150 cm pada dinding sesuai
dengan Gambar Kerja dan Detail.
Hubungan kolom beton dengan pasangaan
bata maupun
kusen diberi angker dari besi  8 mm
dengan jarak maksimal 80 cm. Bata yang
mentah, retak/tidak memenuhi syarat dan
tetap terpasang agar dibongkar dan segera-
diganti dengan bata yang memenuhi syarat
tersebut.
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang
dimaksud disini adalah ; Penataan bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang
lain diberikan perekat yang dibuat dari campuran antara semen (Pc) dengan Pasir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata
Camp. 1Pc : 5Ps, bentuk dan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga
Kerja atau Tukang yang terampil dalam menata dan membentuk pasangan dengan baik.
Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata.
hal ini bertujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar rencana.
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan
Bouwplank/profl pada bagian yang akan dipasang batu bata. hal ini bertujuan agar
bentuk dari pasangan
sesuai dengan gambar rencana.
 Batu - bata yang akan dipasang adalah batu bata yang berkualitas baik , utuh dan
tidak cacat dan memiliki ukuran yang sama atau sesuai dengan bentuk yang
ditentukan ( gambar kerja ) dan antara bata yang satu dengan batu yang lain akan

39
39
diberi spesi, metode pemasangan bata dilakukan dengan arah memanjang mengikuti
arah rabat jalan dan dilaukan sistem perlapis.
 Pembuatan frofile
pasangan/elevasi pasangan
 Penarikan benang mal kerja/pengukuran membentuk profile/pola
pasangan tersebut.
 sebelum dipasang batu bata terlebih dahulu direndam
kira-kira 2 - 5menit.
 penyiapan adukan berupa : lokasi pencampuran spesi, pengayakan pasir sampai
pasir pasang bebas dari material over size, debu, tanah atau bahan asing lainnya,
penyiapan air, peralatan dll...

40
40
 batu bata dipasang dengan arah horizontal, untuk pemasangan dengan arah vertikal
(keatas) di usahakan tinggi pemasangan tidak lebih dari 50 - 80cm dengan iterval kira-
kira pasangan tersebut kering, barulah dilanjutkan ditasnya, artinya prosedur
pemasangan perlapis.
 untuk menjaga ketegakan dan kerataan pasangan, untuk setiap kenaikan satu bata
baik arah vertikal dan horizontal haruslah dikontrol dengan waterpas. khusus untuk
spesi, volume pembuatan adonan disesuaikan dengan kecepatan dan kebutuhan
tukang batu hal ini bertujuan agar spesi tetap dalam keadaan baru ( mencegah
pengerasan ) hal ini akan berpenga ruh dalam daya ikat spesi tersebut.
 Setelah ketinggian pasangan tembok transram tercapai akan dilanjutkan dengan pek.
Pemasangan Bata Merah untuk dinding tembok dengan campuran 1 pc : 5 Ps.
Demikian pula halnya dlm pek. Ini, tukang batu akan memasang bata merah sesuai
dengan aturan. Setelah Pek. Pengecoran Sloof selesai dikerjakan dilanjutkan dengan
Pas. Bata Merah untuk dinding transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu
sesuai aturan, antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi sebagai
perekat, pemberian spesi. Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami laksanakan terlebih
dahulu mengingat setelah pekerjaan ini akan dilakukan pekerjaan timbunan tanah.
Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang telah ditentukan
dengan campuran spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang.
 Pekerjaan Plesteran 1pc : 3Ps untuk trasraam, 1pc : 5ps yang dimaksud disini adalah
pekerjaan pelapisan permukaan atas yang telah selesai dengan campuran 1pc :
5psdan 1pc : 3Ps untuk trasraam. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan
tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan akhir maka harus
dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifk dibidangya. Untuk itu dalam
pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang didapatkan betul-
betul baik dan memuaskan. Pekerjaan plesteran menggunakan dua jenis material ;
Semen dan Pasir. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi
pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan
dengan mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur
diberi air secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan
plesteran dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram
air secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat melekat
dengan baik dan tidak mudah terkelupas.
 Metode plaksanaan ditekankan pada mal kerja yakni penarikan benang ukur yang
terlebih dahulu harus ditimbang menggunakan waterpass, setelah mendapatkan
ukuran ketebalan yang sama di semua sisi bidang plester baru dilukukan plesteran
yang dilakukan dari atas baru kebawah atau secara vertical. Untuk setiap hasil
plesteran dicek kerataan dan ketebalan yang sesuai. Pekerjaan Acian (Ban-Banan) yang
dimaksud disini adalah pekerjaan pelapisan permukaan plesteran yang telah selesai
dengan Semen Portaland yang dicampur air. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan
akhir maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifk dibidangya. Untuk
itu dalam pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil yang
didapatkan betul-betul baik dan memuaskan. Pekerjaan Acian menggunakan
material ; Semen Portland. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga
gradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar
dilakukan dengan mencampur kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah
tercampur diberi air secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum
pekerjaan plesteran dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan
dan disiram air secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat
melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas. Pekerjaan Acian pada dinding dan
30
30
kolom pada perinsipnya sama pada pekerjaan plesteran hal yang membedakan pada
bahan yang digunkan yaitu campuran PC dan Air, acian ini berguna meutupi bidang-
bidang yang berlubang dan mempertegas bentuk bidang-bidang kolom, proses
pengacian ditebar/dituangkan pada bidang dan langsung dibentuk/diseka dengan
cepang secara merata dengan arah vertikal hingga menutupi semua bidang acian.

III. PEKERJAAN BETON


1 Beton sloof SNI- 0,600 M
2 Beton Kolom praktis 07.8.6.29a 0,862 M
SNI- 3
3 Beton balok gantung 07.8.6.30a 0,240 M
SNI- 3
4 Beton plat tebal 10cm 07.8.6.31b
SNI- 0,468 3M
Proses Pengecoran 07.8.6.36d1 3
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah
mendapat persetujuan
Direksi Lapangan, sebelum alat- alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua
alat-alat pengangkut
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras. Pengecoran beton
tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan
mendapat persetujuan
Direksi Lapangan.
Pada tiap-tiap kali mengaduk beton, Kontraktor Pelaksana akan melaksaanakan
pengujian slump seperti yang
ditentukan dalam PBI 1971. Hasil pengujian slump tersebut terletak dalam batas-
batas yang ditentukan
dalam PBI 1971 (max 12 cm) biaya seluruh rangkaian pengujian tersebut
sepenuhnya di tanggung oleh

31
31
Pemborong. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen. Pengecoran dilakukan selapis
demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan
dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan
untuk dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambung antara beton lama dan
beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram
dengan air semen dan selanjutnya seperti yang telah dijelaskan sebelumya. Tempat
dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan. Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus
dilakukan seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar. Beton harus
secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat dan penggeseran posisi
tulangan atau acuan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu
diantara siar pelaksanaan ( Construction joints) yang telah disetujui.
Pemadatan
Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Pemborong harus menyediakan
vibrator-vobrator untuk menjamin efsiensi tanpa adanya penundaan. Penggunaan
vibrator tidak boleh tegak
lurus terhadap bidang cor. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan
pengendapan aggregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain
harus dihindarkan.

IV. PEKERJAAN ATAP


1 Pas. Penutup atap Deck tebal Ls 100,800
0,35mm
2 Pas. Bubungan Ls M2
8,000
Sebelum pemasangan penutup akan dimulai, M' semua rangka baja ringan, seperti kuda-
kuda, gording akan sudah
terpasang dengan baik. Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, akan
terlebih dahulu disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja. Jarak antar
penutup atap metal akan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng
metal yang digunakan. Sebelum pemasangan dilakukan, kontraktor akan mengajukan
gambar shop drawing yang menggambarkan tentang metode dan cara pemasangannya
kepada konsultan pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan. Pemasangan
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuatan dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar
Kerja.
 Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua kerangka baja, seperti kuda-
kuda, gording akan sudah terpasang dengan baik.
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatannya dengan tetap memperhatikan
ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Penutup atap genteng berikut talang-talang (bila ditunjukan dalam Gambar Kerja)
akan dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai
32
32
kemiringan atap yang ditunjukan dalam Gambar Kerja, tahapan-tahapan adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna
mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel genteng
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi dan kedataran kuda-kuda
5. Pemasangan rangka dan penyetelan dengan bantuan alat ukur
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
8. Setelah dinyatakan pemasagan rangka atap sesuai dengan spesipikasi teknis
oleh direksi dilanjutkan
dengan pemasangan genteng,
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna
mendapatkan sfesifikasi teknis
2. Pemasangan reng, dengan terlebih dahulu dipasang mal yaitu dengan
penaraikan benang per jarak
reng sesuai dengan sfesifikasi teknis dan gambar kerja, sepanjang luas atap.
3. Pemasangan genteng
4. Pemasangn nok genteng
5. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,
6. Setelah dinyatakan pemasagan atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh
direksi dilanjutkan dengan pembersihan sisa/bekas material dan bahan.
7. Pelaporan hasil kerja.

3 Pas. Papan Listplank


20,179 M2

33
33
List Plank 2x2/20 Kayu Klas II
Proses Pemasangan :
 Tahapan Pengadaan Bahan dan Material
 Tahapan Pemasangan
Pada saat pemasangan ada beberapa item yang perlu diperhatikan adalah pada
saat penyetelan dan
penempelan listplank pada gordong. Proses penyetelan diberi benang ukur yang
ditarik dari ujung ujung gording dengan membentuk pola pada bidang
pemasangan, setelah mal kerja terpasang sebagai acuan, ujung-ujung pada
gording diberi semacam dudukan/kaitan untuk dudukan listplank yang akan
dipasang, selanjutanya pemasangan Listplank, listplank dipasangan secara
horozontal mengikuti mal kerja sampai meneutupi seluruh bidang pemasangan
untuk setiap ujung sambungan pada listplank harus rapat dan dihindari
sambungan antar listplank tidak terlalau menganga. Untuk pertemuan susdut pada
Listplank diberi semacam perekat dan diberi pelamur untuk menutupi celah yang
timbul.
 Tahapan Fhinising
Tahapan fhinishing berupa pemberian perekat pada titik-titik listplank yang agak
menganga da pemberian plamur pada setiap sambungan-sambungan pada ujung-
ujung listplank

V. PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI


1 Rangka plafond lantai satu 54,00 M
2 Rangka plafond lantai dua 0
36,00 2
M
3 Rangka plafond tritisan 0
22,96 2
M
4 Penutup plafond lantai satu 0
54,00 2
M
5 Penutup plafond lantai dua 0
36,00 2
M
6 Penutup plafond tritisan 0
22,96 2
M
7 Partisi rangka kayu penutup papan 0
9,600 2
M
gibsum
8 List plafond dalam ruang 119,0 2M
9 List plafond tritisan 00 2
31,24 M'
0
Pemasangan rangka plafon, Pemasangan plafond, Pemasangan list,
Pekerjaan fafond.
Cek elevasi dan kerataan, ketinggian pasanagan plafond dengan pengkuran water pasa
dan penarikan benang untuk mal kerja.
- Pembuatan bidang pengunci untuk
disisi-sisi tembok
- Pemasangan rangka berupa balok-balok kayu
pengantung.
- Pemasangan tulangan plafond dimulai dari sisi lebar terkecil ruangan, penarikan
benang mal mem bentuk model pasangan plafond, dimana berpatokan pada titik-titik
patok/elevasi yang sudah
- di ukur menggunakan selang
timbangan.
- Setelah proses pemasangan tulangan flafond, benang mal dicabut. media plafond
dipasang diatas plafond, dipasangan dimulai dari sisi lebar terkecil sejajar
menutupi luasan bidang.
ketentuan
Pemasangan
Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat k u da - k u d a . J i k a j
ar a k a nt a r di n di ng ya n g
m e n d u k u n g k u da - k u d a da l a m ruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda,
maka batang-batanggantung
plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masukda l a m p a s a n g a n di n
di n g . N a m u n, j i ka j a r ak
an t a r a k u da - k u d a k ur a n g da r i j ar a k a nt a r d i n di n g y a n g m e n d uk
u n g k u d a - k u da , m ak a b a t a ng -
34
34
batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada balok ikat dari kuda-kuda. Pada
prinsipnya pemasangan
batang penggantung plafon adalah sama, tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari
bahan plafon yang digunakan. Pada bangunan perumahan dalam pemasangan
plafond,ketentuan untuk tinggi ruang minimal sekurang- kurangnya 2,40 mkecuali
kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luas ruang mempunyai tinggi
ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya padatitik terendah tidak kurang dari 1,75 m.
Pada ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m
atau sesuai dokumen lelang, Dalam pemasangan penutup plafon diperlukan
pemahaman teknikteknik pelaksanaannya karena pemasangan penutup plafon antara
jenis yang satu dengan jenis yang lainnya kemungkinan caranya berbeda. pemasangan
triplek 3mm sebagai penutup pelafond, sebelum pemotongan triplek dilakukan
Pemasangan List
plafond
Sebelum list flafond dipasang semua bidang pemasangan harus dibersihkan dari
tonjol-tonjolan pada tembok,
pengukuran panjang pemasangan list plafond dan pemotongan dan pembentukan
pemasangan, listpafond dibersihkan dan di cat terlebih dahulu dengan warna yang
disetujui oleh pihak direksi, untuk pertemuan bidang pemasangan yang membentuk
sudut listplafond harus dipotong 45o atau sesuai kontur pertemuan tembok dan plafod,
disiku terlebih dahulu agar sudut pertemuan pas dan tidak menganga. Listflafond
dipasangan memanjang
mengelilingi bidang pemasangan samapai menyentuh titik
pemasangan awal.

VI. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN


1 Pas. Keramik lantai ruang lantai satu SNI- 45,600
07.12.6.34
2 Pas. Keramik lantai ruang lantai dua SNI- M2
30,000
07.12.6.34 M2

35
35
3 Pas. Keramik tangga SNI- 8,100 M
4 Pas. Keramik lantai KM/WC SNI- 8,400 M
5 Pas. Keramik dinding KM/WC uk. 07.12.6.34
SNI- 33,90 M2
20x25 cm Pelaksanaan
Persyaratan 07.12.6.54 0 2
- pasta perekat keramik khusus, tidak menggunakan air semen
untuk permukaan lain
- keramk harus direndam sebelum pemasangan dengan lama
rendaman min 5 menit.
- untuk pemasangan keramik menggunakan perekat menggunakan scraf khusus untuk
meratakan pasta perekat
ke lantai kemudian keramik dipasang /ditempelkan ke perekat di pukul secara merata
menggunakan palu karet.
- untuk seluruh rongga yang terdapat pada permukaan ubin belakang harus di isi
padat dengan adukan ubin
waktu ubin di pasang.
- pola pemasangan ubin mengikuti gambar kerja/sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik.
- toleransi kecekungan 2,5 mm untuk
setiap/ 2 m2
- garis tepi ubin dan siar diperjelas, dihaluskan dan harus lurus dengan lebar siar
max 3 mm kedalaman 2 mm
- pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat berdasarkan sfesifkasi teknis/pabrik
produk, lantai yang harus dikasih dilatasi nat sealent sesuai dengan sfesifikasi
pabrik
- durasi 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin keramik, harus bebas gangguan baik
injakan atau pemberian beban. Proses Pelaksanaan :
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan
lebih mudah menempel pada saat pemasangan. Perhatikan kualitas keramik. Keramik
kualitas rendah akan susah memasang secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus
dipasang longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0.2–0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah
dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini akan membuat daya rekat keramik ke
adukan benar-benar lengket. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan
dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di
bawah keramik. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik
lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik
saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang
mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen
nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang
mengendap. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2–
3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk
dibebani. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat
3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi
pemasangan
nya.

VII PEKERJAAN KUSEN, DAUN DAN


Kusen
1 Kusen PJ1 kayu klas I = 1 buah SNI- 0,052 M
2 Kusen P1 kayu klas I = 4 buah 07.11.6.2
SNI- 0,130 3
M
3 Kusen J2 kayu klas I = 4 buah 07.11.6.2
SNI- 0,183 3
M
4 Kusen J3 kayu klas I = 2 buah 07.11.6.2
SNI- 0,044 3
M
5 Kusen V1 kayu klas I = 5buah 07.11.6.2
SNI- 0,085 3
M
6 Kusen VB1 kayu klas I = 3 buah 07.11.6.2
SNI- 0,051 3
M
07.11.6.2 3
36
36
7 Kusen VB2 kayu klas I = 4 buah SNI- 0,131 M
8 Kusen PB kayu klas I = 1 buah 07.11.6.2
SNI- 0,033 M3
9 Kusen dan daun pintu Piber/PF = 5 07.11.6.2
Ls Buah 3
10 buah
Kusen Alumunium 5,000
SNI- 19,70 M'
Daun Pintu dan Jendela 07.14.6.11 0
11 Daun pintu kaca kayu klas I SNI- 2,840 M
12 Daun pintu kayu klas I lapis 07.11.6.6
SNI- 6,560 M2
teakwood
13 Daun jendela kayu klas I 07.11.6.5b 5,059 M
SNI- 2
14 Daun Pintu Alumunium 07.11.6.6
Ls M2 2
15 Daun jendela Alumunium 4,000
SNI- 1,200 M
07.14.6.11a
Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa 2
tahapan pelaksanaan. Pekerjaan
ini dapat dikategorikan
dalam pekerjaan workshop untuk pekerjaan kayu, pengadaan dan pemasangan produk
yang sudah jadi.
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di
workshop bengkel las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih
dahulu diajukan spek yang
digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi, setelah mendapatkan
persetujuan di ajukan sampel
bahan yang digunakan untuk diadakan pemeriksaan langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali

37
37
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan
bahan ke work shop tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop
diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar
kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam
perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di work shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan
yaitu pemotongan, penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang
di akhiri dengan proses pengemasan kusen, daun pintu alumunium jendela, daun
pintu, jendela.
 Tahapan Pengemasan.
Kusen-kusen alumunium yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi
dan bentuknya, setelah
mendapatkan persetujuan barulah kusen-kusen tersebut di beripengaman dari busa
disetip sudutnya dan
diberi pelindung dan dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena
benturan, jatuh, proses penumpukan dan lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking
dibawa kegudang penyimpanan untuk menunggu proses pemasangan.
 Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.
Semua kusen-kusen yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana
lapangan setelah acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat
pemindahan dari gudang ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih
dahulu pada dasar bak truck
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan
ujung pintu. Setelah itu
dibawa ke lokasi
pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung
di lapangan.
1. Kusen pintu dipasang pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dalam gambar.
2. Pemasangan kusen-kusen ini harus betul-betul tegak sehingga pintu tidak
berubah letaknya pada waktu
pelaksanaan pekerjaan
lainnya.
3. Apabila perletakan kusen dalam kolom-kolom beton, maka pemborong akan
menyiapkan lubang atau
coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk pemasanga skrup piles dengan di
bor untuk kusen-kusen
alumunium, bila akan dipasang lubang-lubang tersebut minimal 10 cm dengan
kedalaman 15 cm, atau bila
terlebih dahulu pengerjaan kolom beton, maka skrup piles untuk menyatukan dengan
tembok, kusen dapat disambungkan dengan cara dibor. Proses Pembuatan kusen
Pintu dan Jendela dibuat terlebih dahulu, sehingga nanti tinggal dipasang saja. Kusen
yang sudah jadi disimpan digudang sampai proses pemasangan dimuali. Setelah
dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka peletakan
kusen jendela akan dilaksanakan dan sama halnya dengan pemasangan kusen pintu
ketegakan akan kusen jendela baik vertikal maupun horizontal akan tetap dijaga
dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan waterpass.
Untuk pekerjaan pintu panil kayu klas II dan Daun jendela kaca 3 mm, ram kayu
klas II, kami kerjakan setelah pekerjaan atap genteng maupun plesteran selesai
dikerjakan.

KACA
16 Kaca polos t=5 mm daun pintu kaca SNI-02.12.6.17 1,700
M2
17 Kaca polos t=3 mm daun jendela SNI-02.12.6.16 3,165
M2
38
38
18 Kaca polos t=5 mm utk kusen J3 SNI-02.12.6.17 1,200 M2
19 Kaca polos t=5 mm utk kusen V1 dan VB1 SNI-02.12.6.17 2,640
M2
20 Kaca polos t=5 mm untuk daun pintu alumunium SNI-02.12.6.17 2,880
M2
21 Kaca polos t=5 mm untuk daun jendela alumunium SNI-02.12.6.17 5,035
M2
Pelaksanaan pekerjaan :
1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, fat glas, bening
tidak bergelombang serta
dapat menahan angin 122
kg/m2.
2. Penggunaan kaca : 5 mm digunakan untuk Pintu kaca, jendela kaca, kaca silang
(Bovenligt) 3mm sesuai dengan
gambar
kerja.
3. Pemasangan kaca akan tepat masuk kedalam rangkanya setiap pemasangan kaca akan
diberi list didempul dan
difinish rapi dan tidak menimbulkan bunyi bila
ditiup angin.
4. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi dan kokoh, kaca
yang telah terpasang akan
dibersihkan dan dilap. Kaca yang retak atau ada
goresan akan diganti.
Proses pemasangan.
1. Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan
sfesifikasi teknis
2. Uji tes sampel
3. Droping bahan dan material
4. Ukur elevasi
5. Pemasangan rangka dan penyetelan
6. Cek elevasi dan ukur kembali hasil penyetelan,
7. Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan,

39
39
VIII. PEKERJAAN ASESORIES PINTU
DAN JENDELA
1 Kunci pintu SNI-02.12.6.1
6,000 Bh
2 Expanyolet SNI-02.12.6.11
1,000 Bh
3 Handle pintu Ls
4,000 Bh
4 Engsel pintu SNI-02.12.6.5
21,000 Bh
5 Engsel jendela SNI-02.10.6.6
16,000 Bh
6 Hak angin SNI-02.12.6.9
16,000 Bh
7 Grendel jendela SNI-02.12.6.7
8,000 Bh
8 Angker kusen Ls
138,000 Bh
a. Lingkup
pekerjaan
meliputi pengadaan bahan tenaga kerja dan perlengkapan2 serta alat-alatbantu lainnya.
pengadaan, pemasangan,
pengamanan, dan perawatan seluruh alat2 yang dipasang pada daun pintu dan pada
daun jendela, serta seluruh detail yang disebutkan dalam gambar kerja.
b. persyaratan
bahan
semua bahan/hardwere menggunakan mutu terbaik mekanisme kerja sesuai dengan
gambar kerja semua anak
kunci dilengkapai tanda pengenal terbuat dari aluminium yang tertera nomornya, pelat
ini dihubungkan dengan
anak kunci dengan cincin nikel, untuk anak2 kunci dibuatkan lemari dilengkapi dengan
kaitan2 untuk menaruh
kunci, dilengkapi dengan nomor pengenal dan lemari ini harus menggunakan engsel
dan denah. perlengkapan
daun pintu, sesuai dengan dokumen lelang. setiap kunci memiliki 4 buah anak kunci
dan 1 kunsi master kunci
tanam dipasng kuat pada rangka daun pintu. pembersihan hasil pemasangan yang
menempel pada kunci dan
bidang
pasang.
c. Proses
pelaksanaan
Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka
peletakan kusen jendela akan
dilaksanakan dan sama halnya dengan pemasangan kusen pintu ketegakan akan
kusen jendela baik vertikal
maupun horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan
unting - unting dan waterpass.
penyerahan sampel bahan ke direksi / konsultan pengawas untuk memperoleh
persetujuan. elevasi pemasangan
engsel 28 cm dari sisi atas pintu ke bawah, engsel bawah dipasang max 32 cm (as) dari
permukaan lantai atas,
engsel tengah dipasang tengah2 antara kedua engsel tadi. untuk pintu toilet, memakai
jarak tersebut. penarik pintu handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
posisi lock harus di ajukan ke direksi untuk koordiansi dan mendapat persetujuan
diaman posisinya. Engsel menggunakan bahan stenliess steel (anti karat), untuk angker
kusen akan dipasang pada saat proses penyetelan di lapangan/bidang tembok.

IX. PEKERJAAN LISTRIK


1 Titik lampu Ls 27,00 Tt
2 Panel Ls 0
1,000 k
Bh
3 Stop kontak tanam Ls 10,00 Bh
0 40
40
4 Saklar tunggal Ls 5,000 Bh
5 Saklar ganda Ls 6,000 Bh
6 Fiting lampu Ls 17,00 Bh
7 Lampu SL 18 watt Ls 0
17,00 Bh
Persyaratan 0
Teknis
pekerjaan ini mencakup seluruh instalsi, pemasangan dan uji coba sistem listrik sehingga
dapat beroprasi secara optimal, Gambar-gambar kerja, penggunaan tenaga ahli
rekomendasi dari instaler PLN, Sisitem instalasi mengacu pada peraturan umum instalasi
listrik indonesia/PLN dengan standarisasi yang di akui seperti VDE, DIN dan lainnya.
Penyedian dan pemsangan panel2 kontrol sesuai dalam dokumen lelang, Pengadaan dan
instalasi kabel tegangan rendah yang disyaratkan dalam dokumen lelang, Instalasi
distribusi dari MDP k. panel2, Instalasi penerangan luar, taman dan yang disyaratkan,
Pengadaan and instaltion penerangan, Sistem pertahanan netral, Testing dan
Comisioning peralatan, Kalusul yang disebutkan dalam dokumen lelang dan Koordinasi
pekerjaan.
Teknis Instalasi
Kabel/Wiring
sistem supply listrik, supply listrik utama diambil dari PLN Prinsip distribusi sesuai dengan
dokumen lelang, Prinsip
kontrol sesuai dengan dokumen lelang, Sistem proteksi sesuai dengan dokumen
lelang, semua kabel yang
dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK Pasang
batang arde ke dalam tanah.
Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang ground/arde dilakukan sedemikian
rupa hanya menggunakan
bantuan tangan saja Jika dalam penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan
sebaiknya penanaman
digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC terhadap letak
kotak pengaman. Dari sebab
inilah mengapa pada penanaman batang arde, karena dikawatirkan batang ground/arde
menjadi bengkok bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang
tersebut mengelupas. Perlu diingat bahwa batang ground/arde yang umum dijual
biasanya terbuat dari besi/baja yang digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan
tembaga inilah yang sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde
tersebut. Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah
yang ditanami batang ground/arde tersebut.

41
41
Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan untuk penanaman grounding
tersebut dengan serbuk arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk
arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki hambatan dalam tanah. Ingat,
dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat
penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap didalam lobang
tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di atas permukaan tanah
tentu saja percuma karena serbuk arang/abu gosok tidak akan ada fungsinya.
1. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan
tanah untuk penyambungan dari kabel BC.
2. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, dan bisa bantu
memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan ketika
membeli batang ground/arde. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang ground/arde
terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar-benar baik. Jika
dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan dengan
menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas isolasi dari kabel NYA
tersebut.
3. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC,
masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam tanah.
Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut atau anda juga bisa
menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
4. Rapikan sisa kabel BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa
menggunakan peralon jikakabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda bisa
tanam langsung didalam tembok kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan
lupa sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat penyambungan ke kotak
pengaman.
5. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara memasang
box sekering jika anda memilihnya sebagai kotak pengaman atau cara memasang box
MCB jika dipilih sebagai kotak pengamannya. Pemasangan box sekering. Seperti
dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada baiknya kita pasang secara
bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit
lebih besar dari box sekering tersebut, dan bisa menggunakan kardus pembungkusnya
sebagai ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box
sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran
utama.
6. Untuk pemasangan kotak pengaman dan cara
memasang box sekering :
Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering,
ada baiknya kita pasang
secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok
sedikit lebih besar dari
box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai
ukuran. Kemudian gunakan
palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga jalur
tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan
terlihat seperti gambar A (tampak depan) dibawah ini.
Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan
letak pemasangan terlihat dari samping,
begitu juga gambar C dimana dibuat lobang
tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3x4.
Perlu diingat, nantinya apabila tembok
dirapikan maka pipa maupun kabel NYM 3x4-
nya tidak akan terlihat sehingga buatlah
kedalaman jalur tersebut sedemikian rupa
agar tercapai maksud diatas.
42
42
Seperti halnya pada pemasangan box
sekering, pemasangan box MCB juga tak jauh
berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan
box MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar.

Setelah selesai, pasang kotak pengaman


maupun kabel NYM terlebih dahulu dan
perkuat dengan bantuan paku. Pekerjaan
dilanjutkan dengan membuat saluran utama
instalasi dari kotak pengaman ke titik
percabangan pertama. Atur pipa instalasi
sesuai jalur denah sampai titik percabangan
pertama.
Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek
gas / api lilin seperti disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi
listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa
sesuai jalur belokan tersebut.Usahakan jangan sampai pipa tersebut
robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi
untuk menutupnya. Untuk

43
43
yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan tersendiri untuk
membuatnya. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam
pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur
dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kr uis- doos)
pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
Kita sampai pada titik cabang petama
dimana terdapat jalur cabang menuju saklar
1, saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga
perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2
berasal dari saklar 2 dimana saklar 2
tersebut jalur kabelnya berasal dari titik
cabang 1. Untuk lebih jelasanya, jalur kabel
dari kedua titik cabang tersebut terlihat
seperti gambar dibawah ini.

Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju


saklar 1, saklar
2, dan stop kontak 1 terlihat seperti bagan
disamping ini dan cara memasang saklar
dapat dilihat.

Space/ pencabangan sesuai dengan


dokumen lelang Bahan insolasi sesuai
dengan dokumen lelang Penyambungan
kabel sesuai dengan dokumen lelang
Penyambungan kabel fixture
lampu-lampu

INSTALASI / KONSTRUKSI PANEL


Instalasi/pemasangan dan test instalasi.
Ballast atau sesuai dokumen lelang, Starter atau sesuai dokumen lelang, Persyaratan
Bahan mengacu pada
dokumen lelang, Matrial list mengacu pada dokumen lelang
Sedangkan pemasangan pipa maupun tempat
dari saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1
terlihat seperti gambar dibawah ini. Gambar
A menjelaskan pembuatan jalur hubungan
antara tempat saklar 2 dengan tempat saklar
1 didalam tembok dengan
memodifikasi(melobangi) masing- masing
tempat dari saklar tersebut, sedangkan
gambar B menjelaskan hubungan tempat
saklar 1 dan tempat stop kontak 1 yang
dipasang bersebelahan. Sebagai catatan :
untuk In bow doos (tempat dari saklar
maupun stop kontak) dalam pemasangannya
44
44
diusahakan agak dalam sehingga nantinya
ketika dipasang saklar maupun stop kontak
akan rapi tertata alias rapat dengan tembok.
Untuk penyambungan kabel-kabel diberi
isolasi standar SNI dililitkan menutupi
sambungan kabel sampai benar-benar
menutupi. Untuk sambungan-sambungan
kabel yang berdekatan + dan – diberi isolasi
ganda dan tidak sejajar cara
penyambungannya. Untuk titik cabang 5
sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila
suatu saat instalasi akan diperluas.

Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan,


sedangkan pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung
dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik sambung
5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik
sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan
maka penyambungan stop kontak 2 diambil dari titik
sambung 4. Untuk

45
45
pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun stop kontak 2 di
dalam tembok cara sama seperti penjelasan diatas.

XII. PEKERJAAN
LAIN-LAIN
1 Relling tangga dari besi hollow Ls
6,600 M2
Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa tahapan pelaksanaan. Pekerjaan
ini dapat dikategorikan
dalam pekerjaan workshop las dan fabrikasi logam, pengadaan dan pemasangan
produk yang sudah jadi di
wrokshop. Proses Pembuatan rangka besi hollow dibuat terlebih dahulu dirakit
diworkshop, sehingga nanti tinggal
dipasang saja. Bahan yang sudah jadi disimpan digudang sampai proses pemasangan
dimulai. Pada dinding bata dibuat lubang-lubang untuk tempat dudukan bahan dan
untuk tata letak dari pemasangan bahan dibuat sedemikian rupa dengan ukuran sesuai
gambar kerja , untuk penyetelan ketegakan bahan baik vertikal maupun horizontal akan
tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan
waterpass (benangan).
 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan
dan Uji produk
Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di
workshop bengkel las/bengkel
pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih
dahulu diajukan spek yang digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifkasi,
setelah mendapatkan persetujuan di ajukan sampel bahan yang digunakan untuk
diadakan pemeriksaan langsung oleh direksi.
 Tahapan Pemesanan dan
Pemeriksaan kembali
Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan
bahan ke work shop tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop
diadakan pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar
kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam
perakitan.
 Tahapan Fabrikasi di
work shop
Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan
yaitu pemotongan, penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang
di akhiri dengan proses pengemasan bahan dan difinish dengan proses pengecatan
dengan air kompresor.
 Tahapan
Pengemasan.
Bahan yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi dan bentuknya,
setelah mendapatkan
persetujuan barulah bahan jadi tersebut di beripengaman dari busa disetip sudutnya
dan diberi pelindung dan
dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena benturan, jatuh,
proses penumpukan dan lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking dibawa kegudang
penyimpanan untuk menunggu proses pemasangan.
 Tahapan Pengangkutan dan
Pemasangan.
Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana
lapangan setelah acc,
diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat
pemindahan dari gudang ke
teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih
dahulu pada dasar bak truck

46
46
diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan
ujung pintu. Setelah itu
dibawa ke lokasi
pemasangan.
Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung
di lapangan.
1. Bahan-Bahan dipasang pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dalam gambar.
2. Pemasangan Bahan-bahan ini harus betul-betul tegak sehingga pasangan tidak
berubah letaknya pada
waktu pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan Rangka besi hollow maupun bahan yang menempel pada
kolom-kolom beton, maka
Pelaksanaan pemasangan di lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai
tempat untuk pemasangan
baut atau kait besi untuk penyatuan pegangan.

PEKERJAAN FINISHING DAN ASBUILT DRAWING


1. Pembuatan Gambar Asbuilt
Drawing
Pembuatan Laporan Harian, Mingguan,
Bulanan Pekerjaan
Pembuatan Asbuilt Drawing
Dokumentasi Kegiatan 0% - 100 %
Pembuatan Laporan Penyelesaian
Pekerjaan Administrasi kegiatan
masa pemeliharaan PHO & FHO
Pekerjaan

2. Demobilisasi
Peralatan
Demobilisasi yang dimaksud disini adalah penarikaan alat utama dari proyek hal ini
dilaksanakan apabila semua
pekerjaan fsik oleh direksi dinyatakan selesai, untuk masa pemeliharaan akan
disediakan 1 set alat yang tetap
disiapkan selama masa pemeliharaan, dan untuk tenaga akan ditunjuk dan disiapkan
stand bay dilokasi minimal
2 orang selama masa pemeliharaan dan untuk kontrol dari pihak kontraktor
akan menyiapkan dan
menjadwalkan minimal 2x per minggu guna mengecek
kondisi fisik pasca PHO.
Selama masa pemeliharaan kami berupaya untuk mengontrol fisik bangunan,
melakukan perbaikan, perawatan
& pelaporan setiap minggunya, bila mana terjadi kerusakan yang sifat teknis dan
non teknis kami tetap
melakukan perbaikan dan penjagaan, item-item masa
pemeliharaan antara lain :
 Perawatan Fisik
Bangunan
 Cek dan
Service
 Pengukuran
kembali
 Dokumentasi selama masa
pemeliharaan
 Penempatan & Penjadwalan kontrol
personil perusahaan
 Penyediaan tenaga siap saat selama masa
pemeliharaan
 Penyediaan set peralatan
untuk service

47
47
Finishing Pekerjaan/Tahap Akhir
Pelaksanaan
Pekerjaan fnishing yang dimaksud disini adalah melakukan penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap semua
hasil pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Selain itu juga pekerjaan finishing yang
dimaksud disini adalah melakukan pembersihan-pembersihan diseluruh area atau lokasi
pekerjaan dari sisa-sisa bahan yang sudah tidak terpakai. Pekerjaan finishing ini menjadi
sangat penting karena akan mencerminkan hasil akhir yang baik sehingga semua
kekurangan-kekurangan yang ada sudah disempurnakan.

48
48
Setelah itu juga sebagai akhir dari proses pelaksanaan pekerjaan adalah melakukan pengecekan bersama antara
; Pemilik Proyek dan Kontraktor dalam rangka melakukan dan melaksanakan Penyerahan Pekerjaan Tingkat
Pertama (PHO). Setelah dilakukan pengecekan, semua kekurangan dan kerusakan yang terjadi harus segera
diperbaiki sampai dengan pelaksanaan Penyerahan Pekerjaan Tingkat Kedua (FHO). Semua biaya-biaya yang
timbul sebelum penyerahan kedua dilakukan adalah mer upakan tanggung jawab Kontraktor.

Masa Pemeliharaan dan Jaminan Kondisifisik Pasca


Pelaksanaan.
Masa Pemeliharaan merupakan bagian dari tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap peyedia jasa
atau
Direksi pemilik proyek, masa pemeliharaan ditentukan 180 hari kalender atau sesuai dokumen lelang,
segala
kerusakan yang timbul selama masa pemeliharaan akan diadakan pemeliharaan sesuai dokumen lelang untuk
hal
itu perusahaan akan meyediakan fasilitas-fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk menunjang
hal 
 bentuk-bentuk peyediaan sumber daya akan diadakan dan selalu berkoordinasi dengan pihak direksi
tersebut,
hal- 
hal tersebut antara lain :
Penyediaan sumberdaya manusia :
Pengawas kontroling per
 minggu

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan untuk
:
PROGRAM : PROGRAM REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS
LLAJ
KEGIATAN : REHABILITASI/ PEMELIHARAAN TERMINAL/
PELABUHAN
PEKERJAAN : REHABILITASI TERMINAL GINTE
DOMPU
LOKASI : KABUPATEN DOMPU - NUSA TENGGARA
BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2012
Metode pelaksanaan ini kami buat sebagai salah satu persyaratan dalam penawaran pekerjaan ini dan
tentunya
dapat menjadi panduan dalam rangka melaksanakan selanjutnya jika kami ditunjuk sebagai pemenang
dan
pelaksana pekerjaan ini. Dan tentunya kami menyadari bahwa dalam penyampaian Metode Pelaksanaan ini
masih
banyak kekurangannya sehingga kami masih membutuhkan bimbingan dari Direksi atau Pengawas Pekerjaan
dan Konsultan untuk mendapatkan metode pelaksanaan pekerjaan yang lebih sempurna sehingga kami dapat
melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. metode ini kami buat dengan penuh tanggung jawab,
yang bedasarkan speksifikasi teknis yang diminta dalam dokumen lelang, dengan menggunakan sistem metode
kerja, take object preview and owner coordination semua pekerjaan dapat kami selesaikan tepat waktu

MUHAMAD SUBAHAN,
SE Direktur

44

Anda mungkin juga menyukai