Anda di halaman 1dari 8

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

1. PENDEKATAN MASALAH
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan Perencanaan yang efektif dan efisien
pada proyek ini serta dapat dipertanggungjawabkan, maka disusun detail
pendekatan masalah dan metodologi, dengan tujuan antara lain :

a. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,


dengan pengertian bahwa Kontraktor harus tetap menjaga progress
pekerjaannya.

b. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan metode yang benar, dalam pengertian


memenuhi standar pelaksanaan yang ditetapkan yaitu spesifikasi, sehingga
terjamin kualitas pekerjaan konstruksi yang telah dilaksanakan di lapangan.

c. Dapat diwujudkan Perencanaan yang baik, sehingga akan menghindarkan


kontraktor dari cara pelaksanaan yang menyimpang, yang dapat mengakibatkan
berbagai keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Penghitungan kuantitas (volume) pekerjaan dapat dilakukan dengan


teliti/akurasi, sehingga tidak terdapat klaim dari kontraktor maupun
ketidakpuasan dari Pemberi Tugas. Demikian juga agar estimasi perkiraan
kuantitas dan baiaya dalam penyesuaian disain terhadap lapangan dapat
dijamin ketetapannya.

e. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam batasan jumlah kontrak yang


disepakati, dalam pengertian bahwa kontraktor dibayar secara benar sesuai
dengan nilai pekerjaan yang telah dilaksanakannya, dan secara menyeluruh
nilai kontrak tidak dilampaui.

f. Pelaksanaan pekerjaan tercatat secara memadai, dalam pengertian bahwa


selama masa pelaksanaan harus dijaga agar catatan-catatan (record) yang
diperlukan selalu dibuat seperti hasil pengukuran kemajuan pekerjaan, berbagai
jenis laporan dan lain-lain.
g. Pengarsipan dokumen administrasi proyek yang baik sehingga memudahkan
Pemberi Tugas dalam menyiapkan laporan atau data pendukung jika ada
pemeriksaan.

h. Guna tercapainya komunikasi yang lancer, maka perlu dilakukan koordinasi


yang dinamis.

Bagan Alir Pelaksanaan Perencanaan ditunjukkan pada gambar 6.1.

2. STRATEGI DAN PENDEKATAN

Pekerjaan Perencanaan Teknis memerlukan strategi teknis sesuai yang


diisyaratkan dalam RKS maka strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan target sesuai manajemen secara prinsip :


 Mendukung pembangunan prasarana dan sarana yang harmonis dan
terintegrasi dengan baik.
 Mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan jaringan maupun
fasilitas penunjangnya.
 Memanfaatkan teknologi yang telah dikembangkan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan Rehabilitasi Daerah Tambak yang effisien dan
berkualitas.

2. Dalam pencapaian sarana yang telah ditetapkan diatas, Strategi Pendekatan


Proyek dengan Metode Konsultan Pengawas yang di jalankan CV MATRIX
adalah sebagai berikut ;

a. Penggunaan fungsi manajemen dalam melaksanakan pekerjaan yaitu


Planning, Ornizing, Actuating dan Controlling.

 Planning (Perencanaan)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penetapan tujuan yang
dapat dicapai dalam waktu yang ditentukan dengan
mempertimbangkan adanya masalah dan perubahan-perubahan
yang mungkin dapat terjadi. Perencanaan berkaitan dengan
pemilihan tujuan / sasaran, kebijaksanaan, program, dan prosedur
pencapaiannya

 Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokan dan pengaturan
berbagai kegiatan dalam pencapaian tujuan yang meliputi
penugasan dan hubungan kewenangan yang dituangkan dalam
bentuk struktur organisasi format.

 Actuating (pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok orang dalam suatu organisasi, yang bertujuan untuk
mewujudkan sasaran yang direncanakan dengan pedoman yang
telah ditetntukan.

 Controlling (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu proses pemantauan dan pengendalian
selama masa pelaksanaan kegiatan, agar hasil pelaksanaannya
sesuai dengan rencana. Penyesuaian atau tindakan korektif
dilakukan untuk menanggulangi adanya penyimpangan agar hasil
akhir sesuai dengan yang direncanakan.
Pemanfaatan fungsi manajemen ini juga akan menggunakan alat /
sarana manajemen yaitu :

 Man, Money, Methode


 Material, Machine, dan
 Technology

b. Mengendalikan kegiatan proyek agar sesuai dengan aturan serta


perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, antara lain :

 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI), 1971, NI-2.


 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung, 1983.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI), 1982.
 Peraturan Semen Portland Indonesia, NI-3
 Pedoman Plumbing Indonesia, C-14, 1979.
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL), 1987
 Standar Industri Indonesia
 Standar Nasional Indonesia
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI), 1989.

 Ketentuan-ketentuan yang diberlakukan untuk setiap paket


pekerjaan dan ketentuan-ketentuan sesuai dengan surat perjanjian
antara pemberi tugas, konsultan perencana, konsultan manajemen
konstruksi, konstraktor sipil dan kontraktor-kontraktor spesialis.
 Peraturan-peraturan lain yang berlaku yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan gedung dan prasarana lingkungan.

a.Memantau setiap perkembangan dalam setiap tahapan pekerjaan agar bila


terjadi hambatan dapat segera dicarikan jalan keluarnya, dengan
memperhatikan aspek-aspek : waktu, mutu, dan biaya, Jaringan
ketatalaksanaan antara kegiatan yang teringrasi, mendeteksi
penyimpangan terhadap program dan pedoman yang telah ditetapkan,
masalah-masalah yang timbul dan usulan alternative penyelesaiannya.

d. Mengkoordinasikan semua pihak yang terlibat dan terkait dalam


pembangunan proyek ini, yang mencakup koordinasi dalam penyusunan
Rencana kerja sejak tahap mengevaluasi kegiatan perancangan sampai
dengan selesainya masa pemeliharaan.

A. PROGRAM PENDEKATAN PEKERJAAN

PERENCANAAN TEKNIS PAKET 1

 PENGENDALIAN DAN KOORDINASI  PENANGANAN PEKERJAAN SECARA


SEMUA PIHAK YANG TERKAIT PROFESIONAL DAN PENGUASAAN
DALAM SETIAP PELAKSANAAN BIDANG KEAHLIANNYA
PEKERJAAN  PENGALAMAN PENANGANAN
 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU, PEKERJAAN MANAJEMEN
BIAYA DAN TERTIB ADMINISTRASI KONSTRUKSI
DENGAN TEPAT
 PELAKSANAAN TERARAH

KONSULTAN PENGAWAS TUJUAN PEMBANGUNAN


PERSONIL/SD TEPAT FUNGSI
M EFEKTIF
WAKIL DARI PEMILIK/PENGGUNA ANGGARAN EFISIEN
PERALATAN
DALAM MEMONITORING PELAKSANAAN
PENGALAMA SESUAI STANDAR
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN KONSULTAN HASIL MAKSIMAL
N
PERENCANA DAN KONTRAKTOR PELAKSANA
DAN
STRATEGI

1. CV MATRIX , memiki komitmen untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa


Konsultan Perencanaan secara Profesional dan dilakukan sesuasi dengan
ketentuan dan tata laku Profesi yang berlaku secara umum.

2. PENGENDALIAN WAKTU
Ketepatan waktu Pembangunan Proyek sesuai batas waktu yang telah
ditetapkan menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan Konsultan Pengawas.
Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan sehubungan dengan
pemanfaatan waktu dan kemampuan-kemampuan yang ada di dalam
organisasi (tenaga kerja dan sarana), dengan teknik pengendalian yang
disebut Perencanaan jaringan (network planning). Metode Jalur Cepat dapat
diterapkan karena pekerjaan dapat dilakukan secara simultan, untuk
melakukan pekerjaan berikutnya tidak harus menunggu pekerjaan terdahulu
selesai. Hal ini akan mempercepat pelaksanaan proyek lebih awal.
Pembangunan fisik dilakukan secara bertahap, bagian demi bagian pekerjaan
sesuai dengan zone yang telah ditentukan di dalam rencana pelaksanaan,
dengan fast track delivery method.

3. PENGENDALIAN BIAYA

Ketepatan biaya Pembangunan sesuai batas anggaran yang tersedia atau


yang telah ditetapkan dalam kesepakatan kerjasama antara Pemberi Tugas
dan Pemborong sebagai batasan Pengendalian Pekerjaan Konsultan
Pengawas.
Dengan metode jalur cepat komunikasi di perpendek sehingga terjadi
hubungan langsung antara pemberi tugas dan kontraktor spesialis. Dengan
system demikian biaya pembangunan dapat ditekan.

Hubungan langsung tersebut dapat tercipta jika ada fungsi koordinasi umum,
yang akan dilaksanakan oleh manajemen konstruksi. Selain metode jalur
cepat (Fast Track), Manajemen konstruksi akan mengontrol biaya dengan
melihat indek harga (Cost Performance Index) yang dipantau dari jumlah
biaya yang dialokasikan untuk setiap pekerjaan dan biaya realisasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan
memantau secara terus menerus indek-indek tersebut dengan melihat
“Budge Cost of Work Performed (BCWP)” dibandingkan dengan “Acuan
Cost of Work Performed (ACWP)”.

4. PENGENDALIAN MUTU

Ketepatan KUALITAS dan KUANTITAS atau MUTU sesuai spesifikasi,


Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), sesuai kesepakatan dalam
kerjasama serta standar/Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
menjadi sasaran kerja Konsultan Pengawas. Keterlibatan dan Kelengkapan
ADMINISTRASI dari aspek legal/hukum dan perijinan dari seluruh tahapan
pelaksanaan Pembangunan ini, baik dari tahapan Review Desain,
Pelaksanaan Konstruksi Fisik serta Pemeliharaan sebagai dasar penanganan
pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Pada pola tradisional dengan kontraktor umum dan kontrak tunggal, biaya
pembangunan fisik ditentukan oleh persaingan harga dengan penawaran
terendah. Sebagian besar masukan biaya yang akan membentuk harga
penawaran kontraktor umum terdiri dari penawaran para kontraktor
spesialis. Pemilihan kontraktor spesialis oleh kontraktor umum ini pada
umumnya berdasarkan pada factor keuntungan yang akan diperoleh, bukan
pada mutu akhir yang diharapkan, sehingga kondisi ini sangat merugikan.
Dengan metode fast track diarapkan resiko ini dapat dihindari, karena para
kontraktor spesialis langsung bertanggung jawab pada hasil akhir
pelaksanaannya.

5. PENGENDALIAN TIM, PERALTAN DAN FASILITAS


PENDUKUNG
TIM Konsultan CV MATRIX yang akan melaksanakan Pekerjaan
Perencanaan Konstruksi ini terdiri dari PERSONIL/SDM Perusahaan yang
terdiri dari : Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung yang berpengalaman dan
menguasasi pekerjaannya sesuai bidang masing-masing dan kebutuhan
Pelaksanaan Pekerjaan secara keseluruhan baik yang akan bertugas di
Kantor maupun di lapangan dari bidang Teknis, Administratif, lengkap
dengan sumber daya alat dan sarana / fasilitas penunjang lainnya.

B. PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN

1. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Keberhasilan Pengendalian mutu/kualitas pekerjaan konstruksi di lapangan


akan sangat banyak memberikan manfaat tercapainya kemungkinan
kinerja seperti yang telah direncanakan, namun sebaliknya apabila

pengendalian mutu di lapangan berjalan tidak baik akan memberikan


kerugian yang cukup besar.

Untuk mencapai keberhasilan pengendalian kualitas/mutu pekerjaan di


lapangan, ada beberapa faktor yang harus di penuhi antara lain

1. Adanya spesifikasi pengendalian mutu yang baik, lengkap, isinya jelas


dan sesuai dengan standar yang berlaku, akan memberikan kemudahan
bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan bagi pengawas
dalam Perencanaan di lapangan.
2. Pemantauan/pengendalian mutu yang akan dilaksanakan berpijak pada
pengendalian bertahap, mulai dari bahan dasar, bahan olahan, dan
bahan terpasang.
3. Cakupan pengendalian mutu yang harus dilaksanakan di lapangan
meliputi :
a. Pengendalian mutu yang berkaitan dengan dimensi/ukuran dari hasil
pekerjaan seperti lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dan lain-lain.
b. Pengendalian mutu yang mencakup proporsi dari bahan baku seperti
gradasi batuan, factor air semen, dan lain-lain.
c. Pengendalian mutu yang mencakup kualitas dari bahan baku, bahan
olahan dan pekerjaan jadi seperti kuat tekan beton dan lain-lain.
4. Metode pengambilan contoh benda uji harus tepat, mengingat metode
sampling yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil evaluasi dari
kualitas bahan baku atau bahan olahan yang diperiksa.

5. Ketepatan dari kondisi jenis peralatan yang digunakan pada saat


pemeriksaan dilaboratorium maupun dilakukan di lapangan.
6. Kemampuan Personil mengenai tahapan dan pelaksanaan pemantauan
serta kejujuran personil dalam pelaksanaan sangat menentukan
mengenai validitas dari hasil pemantauan yang dilaksanakan.

2. Pengendalian Waktu

Untuk mematangkan program kerja yang berkaitan dengan aktivitas


proyek (baik dengan Kontraktor, Staf Pemimpin Proyek dan Konsultan
Perencanaan) diperlukan rapat koordinasi secara rutin/periodic selama
masa pelaksanaan antara Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pemimpin

Proyek guna menetapkan program kerja pelaksanaan fisik dan melakukan


evaluasi kemajuan pelaksanaannya.
Pada awal masa pelaksanaan akan dilakukan Rapat Pendahuluan (PCM)
yang akan diperlukan untuk membahas hal-hal sebagai berikut :

 Schedule mobilisasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan


 Pembahasan hak dan kewajiban Kontraktor dalam pelaksanaan
proyek
 Penentuan batasan waktu kritis, proses Change Order & Addendum
dll
 Manajemen alat berat, termasuk kapasitas alat minimum yang bias
diperlukan, jumlah alat, jenis alat, dan penempatan alat.
 Penentuan Base Camp Kontraktor, Kantor Konsultan dan Kantor
Direksi Teknik.
 Penentuan lokasi quarry untuk batu kali, kerikil, dan pasir serta
Borrow Area untuk tanah dan material lainnya.
 Detail Rencana Kerja Kontraktor yang mencakup antara lain :
- Metode pelaksanaan konstruksi
- Penentuan / perhitungan volume pekerjaan
- Perhitungan waktu dan kapasitas alat minimum, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
tercantum, dalam kontrak
- Time schedule berupa Barchart “S” atau “Net Work Planning”
berupa diagram vector.

3. Pengendalian Biaya Pekerjaan


Konsultan menyadari dengan sepenuhnya pentingnya pengendalian semua
biaya-biaya yang berhubungan dengan proyek dan membuat usaha-usaha
pengendalian dari permulaan hingga akhir tahap konstruksi.
Cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek secara keseluruhan adalah
mengkonsentasikan kepada pekerjaan yang sudah diselesaikan tanpa
adanya perpanjangan waktu.
Pada proyek ini konsultan akan menggunakan system computer untuk
mengolah semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya
proyek dengan cara yang cepat dan teliti. Penggunaan Sistem Komputer
untuk pengolahan data kuantitas dan biaya proyek akan menjaga data
selalu terbaru, yang merupakan bagian terpenting dari supervise
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai