Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek


Menurut (Ervianto, 2005), Manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan)
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Bagaimana agar sumber daya yang terlibat
dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat.
Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokan menjadi manpower,
material, machines, money, method.
Menurut Abrar Husen (2011), Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya
yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.
Tujuan manajemen untuk mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik
agar dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam
hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif. Kegiatan-kegiatan manajemen:
a. Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada
dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta
menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal
waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara administratif dan
operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya.
Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu serta
dengan tingkat kesalahan paling minimal. Namun hasil dari perencanaan
bukanlah dokumen yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi
tahapan pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus
disempurnakan secara iteratif untuk menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 6


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-
jenis pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing
unsur organisasi. Untuk menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu
mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi dalam
hirarki organisasi. Semua itu dibangkitkan melalui tanggung jawab dan
partisipasi semua pihak.
Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan
kerangka penjabaran tugas personel penanggung jawab yang jelas, serta
kemampuan personel yang sesuai keahliannya, akan diperoleh hasil positif
bagi organisasi.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya
secara fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih
ramalan dan subyektif serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan
ini seiring terjadi perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan.
Biasanya, pada tahapan pelaksanaan pihak-pihak yang terlibat lebih
beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi terpadu untuk mencapai
keserasian dan keseimbangan kerja. Pada tahapan ini juga telah ditetapkan
konsep pelaksanaan serta personel yang terlibat pada organisasinya,
kemudian secara detail menetapkan jadwal, program, alokasi biaya, serta
alokasi sumber daya yang digunakan.
d. Pengendalian (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling
memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut:

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 7


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

1. Supervisi, melakukan serangkaian tindakan koordinasi


pengawasan dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut
prosedur organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional
dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel
dengan kendali pengawas.
2. Inspeksi, melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan
dengan tujan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai
dengan yang direncanakan.
3. Tindakan Koreksi, melakukan perubahan dan perbaikan terhadap
rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan
kondisi pelaksanaan.
Proyek merupakan gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia,
material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi
sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Manajemen Proyek adalah Penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.
2.1.1 Proyek Pemerintah
Proyek pemerintah adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah
ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam
kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan
alat-alat terbatas pula, dan sedemikian rumit atau barunya, sehingga diperlukan
suatu jenis pimpinan dan bentuk kerja sama yang berlainan dari yang biasa
digunakan. Berikut karakteristik dari proyek pemerintah:
a. Berorientasi pada manfaat umum yang bisa diperoleh.
b. Memiliki umur teknis yang relatif sangat panjang (> 50 tahun).
c. Alat analisis kelayakannya berupa analisis B/C (Benefit/Cost Ratio).

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 8


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

2.1.2 Proyek Swasta


Proyek Swasta merupakan suatu proyek yang menyediakan barang
ataupun jasa demi keuntungan dan laba yang tinggi. Dengan sumber dana metode
investor swasta adalah pemberi pinjaman pribadi, kemitraan ataupun koorporasi.
Berikut karakteristik dari proyek swasta:
a. Berorientasi pada keuntungan.
b. Memiliki umur teknis yang tidak terlalu panjang.
c. Alat analisis kelayakannya berupa analisis BEP, PP, ROR NPW dan
seterusnya.
2.2 Pengadaan
Menurut Mafas, dkk (2015), pelelangan/tender yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk menjaring pemberi jasa konstruksi dengan tujuan untuk
mendapatkan jasa konstruksi yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan
pembangunan proyek konstruksi. Lelang secara manual yaitu proses
pengadaan/pelelangan yang dilakukan dengan mempertemukan pihak-pihak yang
terkait yang dilakukan secara fisik.
Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
menyiapkan dokumen lelang termasuk di dalamnya seluruh kriteria dan
persyaratan yang lengkap dan jelas, dokumen kontrak hasil pelelangan, konsep
prosedur kerja dan koordinasi terhadap pihak-pihak yang terlibat.
Untuk mendapatkan penawaran kontraktor yang kapasitasnya dapat
dipertanggungjawabkan dan dengan harga yang bersaing, perlu juga disiapkan tata
cara pelelangan seperti: penentuan kriteria dan penilaiannya, penilai profesional,
data dan informasi harga yang berlaku saat itu, yang semuanya berguna untuk
mendapatkan hasil evaluasi penawaran kewajaran harga yang obyektivitasnya
tinggi serta pemberlakuan aturan-aturan secara benar, dengan membentuk
kepanitiaan lelang oleh pemilik proyek.
2.2.1 Jenis-Jenis Pelelangan
Menurut Abrar Husen (2011), Jenis-jenis pelelangan yang dapat dilakukan
untuk penentuan kontraktor dapat dikategorikan sebagai berikut:

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 9


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

a. Pelelangan Umum atau Terbuka


Pelelangan ini dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh peserta
secara luas namun mempunyai kualifikasi lingkup bidang usaha,
kemampuan yang sesuai dipersyaratkan. Biasanya pengumuman lelang
dilakukan melalui media massa serta pengumuman resmi oleh pihak
pemilik proyek di instansinya. Pemenang dipilih berdasarkan tingkat
kompetitif penawaran harga terendah.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan ini hanya diikuti oleh rekanan yang terdaftar dan tercatat
sebagai daftar rekanan mampu pada instansi pemilik proyek. Rekanan
yang diundang mempunyai reputasi dan kapabilitas yang baik selama
mengerjakan proyek-proyek sebelumnya dan dipilih berdasarkan tingkat
kompetitif penawaran harga terendah.
c. Pemilihan Langsung
Pengadaan proyek dilakukan melalui pemilihan dari tiga penawar
yang dipandang mampu dan dapat bekerja sama dengan pemilik proyek
dalam pelaksanaan implementasi proyek dengan melakukan negosiasi
harga.
d. Pengadaan Langsung
Pengadaan dilakukan untuk membantu rekanan pengusaha golongan
ekonomi lemah tanpa melalui penawaran, tetapi melalui pemilihan
langsung.
2.2.2 Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Pelelangan
Menurut Abrar Husen (2011), Tahap pelaksanaan pelelangan dilakukan
agar kegiatan pelelangan dilakukan dengan urutan yang sistematis dan tertib.
Tahap ini terdiri atas:
a. Pengumuman akan dilangsungkannya pelelangan melaui media massa
serta papan pengumuman di instansi bersangkutan.
b. Pendaftaran peserta lelang.
c. Pengambilan dokumen penawaran dari panitia lelang.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 10


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

d. Penjelasan (aanwijzing), berupa penjelasan administratif dokumen


penawaran, tinjauan ke lokasi proyek dengan membuat berita
acaranya.
e. Pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang.
f. Pembukaan dokumen penawaran.
g. Penilaian penawaran oleh panitia yang menguasai secara profesional
mengenai harga penawaran proyek.
h. Usulan calon pemenang penawaran lelang, dengan membuat rangking
penilaian terhadap tiga besar penawar terendah.
i. Penetapan pemenang, dilanjutkan pengumuman pemenang lelang,
setelah harga penawaran terendah dengan kualifikasi persyaratan.
j. Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan
pemenang lelang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah
disepakati.
k. Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila
semua permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.
2.2.3 Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (E-Procurement)
Menurut Sutedi (2012), E-Procurement adalah sebuah sistem lelang dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah dengan memanfaatkan teknologi, informasi
dan komunikasi berbasis internet agar dapat berlangsung secara efektif, efesien,
terbuka dan akuntabel. Tujuan dari E-Procurement sebagai berikut:
a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
b. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha
c. Meningkatkan tingkat efisiensi proses pengadaan
d. Mendukung proses mentoring dan audit
e. Memenuhi kebutuhan akses informasi terkini
Tahapan implementasi E-Procurement yaitu sebuah proses digitalisasi
tender/lelang pengadaan barang/jasa pemerintah berbantuan internet. Tahapan
implementasi E-Procurement terdiri dari:

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 11


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

a. Tahap I: Disclosure
Pada tahap ini, pemerintah mempromosikan dan mensosialisasikan
dimulainya pilot project e-procurement yang akan mempengaruhi pihak
yang terlibat langsung dalam proses tender pemerintah, yaitu pemerintah
sebagai pelaksanaan tender dan pengusaha sebagai peserta tender.
b. Tahap II: Resgitration and Distribution
Setelah tahap pertama berhasil dilalui, pemerintah mulai
memperkenalkan aktivitas otomatisasi dengan menggunakan internet pada
proses registrasi dan distribusi. Pemerintah mulai membangun komunikasi
satu arah kepada pihak swasta untuk mengirimkan dan menyebarkan
pengumuman dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tender yang
akan dilakukan.
c. Tahap III: Electronic Bidding
Tahapan berikutnya adalah pendaftaran para peserta lelang secara
elektronik. Pada tahap ini, peserta lelang harus memenuhi berbagai
persyaratan yang ditentukan. Misalnya berkenaan dengan kelengkapaan
administrative, sertifikasi kemampuan pelaksanaan pekerjaan, dan
sebagainya melalui media internet. Secara teknologi, dalam aplikasi
tingkat ini sudah mulai rumit karena system membutuhkan keamanan
tertentu, adanya uang jaminan di bank untuk peraturan tender tertentu dan
media penyimpangan file yang cukup besar.
d. Tahap IV: Advanced Support Services
Pada tahapan akhir ini terjadi proses penawaran secara elektronik atau
online melalui internet dengan menghilangkan proses-proses manual
dalam tender. Proses yang paling rumit dan canggih ini mampu
menghindari tatap muka antara panitia dan peserta tender sehingga
meminimalisasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan proses
tender terbuka elektronik ini, maka harga pemenang tender adalah harga
yang paling kompetitif (terjangkau dan berkualitas). Pada tahap ini dapat
dikatakan e-procurement telah mencapai titik optimal.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 12


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

2.3 Perencanaan
Menurut Soeharto (1999), perencanaan adalah proses yang mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran, termasuk menyiapkan sumber daya untuk
mencapainya. Dalam fungsi lain yang tidak terpisahkan dari perencanaan adalah
pengendalian yang bertujuan memantau dan mengkaji agar kegiatan implementasi
perencanaan terbimbing kea rah tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu lingkup perencanaan adalah mengambil keputusan karena
hal ini diperlukan dalam proses memilih dan menentukan langkah yang akan
datang. Suatu perencanaan yang tepat yang disusun secara sistematis dan
memperhatikan faktor objektif akan dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
b. Dasar pengaturan alokasi sumber daya.
c. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat
ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu.
d. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian
Sebaliknya, suatu perencanaan yang tidak tepat, tidak sistematis dan tidak
logis akan segera diikuti oleh adanya tumpang tindih dan kebingungan
pengimplementasian. Dalam pada itu, fungsi pengendalian bermaksud untuk
memantau dan mengkaji bila perlu mengadakan koreksi agar langkah diatas
terbimbing ke arah tujuan yang telah direncanakan. Dari segi penggunaan sumber
daya, perencanaan dapat diartikan sebagai pegangan bagi pelaksana mengenai
alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, sedangkan pengendalian
berarti memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
patokan yang telah digariskan secara efektif dan efisien.
2.3.1 Proses dan Perencanaan Proyek
Menurut Soeharto (1999) sering dikatakan bahwa proses perencanaan
lebih penting dari pada perencanaan itu sendiri, karena pada proses perencanaan
para pimpinan dan pelaksana “dipaksa” untuk ikut berpikir aktif dan bersuara
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada saat itu, mereka mulai melihat ke depan untuk mengantisipasi persoalan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 13


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

yang mungkin timbul pada taraf implementasi dan bagaimana mangatasinya.


Penyusunan suatu perencanaan yang lengkap sekurang-kurangnya meliputi:
a. Penentuan Tujuan
Tujuan organisasi atau perusahaan dapat diartikan sebagai sesuatu
yang memberikan arah gerak segala kegiatan yang hendak dilakukan.
Misalnya, tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai saham perusahaan
di pasaran.
b. Penentuan Sasaran
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai bila organisasi
tersebut ingin memenuhi tujuannya. Dalam konteks diatas, kegiatan
proyek dapat digolongkan sebagai kegiatan dengan saasaran yang telah
ditentukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
c. Pengkajian Posisi Awal Terhadap Tujuan
Pengakajian posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi organisasi
saat awal terhadap sasaran. Meskipun merupakan hal yang sulit, antisipasi
terhadap situasi di masa depan mengenai persoalan, kesempatan maupun
peluang merupakan hal-hal yang perlu digali, dikaji dan dipertimbangkan
untuk memperoleh suatu perencanaan yang realistis.
d. Pemilihan Alternatif
Dalam usaha meraih tujuan dan sasaran tersedia berbagai pilihan
tindakan atau cara. Umumnya ditempuh pilihan yang menjanjikan, cara
yang paling efesien dan ekonomis dari segi biaya. Pengkajian dilakukan
dengan mencoba menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah alternatif yang dipilih memiliki cukup keluwesan untuk
menghadapi perubahan keadaan yang mungkin timbul.
2. Apakah itu merupakan alternatif terbaik untuk memenuhi tuntutan
proyek akan jadwal, biaya, dan mutu.
3. Apakah alternatif yang dipilih telah mempertimbangkan
tersedianya sumber daya pada saat diperlukan.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 14


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

4. Apakah telah dipikirkan penggunaan teknologi baru.


Bila jawaban pertanyaan diatas memuaskan maka dilanjutkan langkah
berikutnya.
e. Penyusunan rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari menetapkan langkah yang terbaik yang mungkin
dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan. Kemudian
menyusunnya menjadi urutan dan rangkaian.
Menurut Abrar Husen (2011), Perencanaan merupakan salah satu fungsi
vital dalam kegiatan manajemen proyek. Secara umum perencanaan adalah suatu
tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat
diimplementasikan. Dengan tujuan melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan Biaya, Mutu, dan Waktu
ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan (safety). Filosofi perencanaan:
a. Aman, keselamatan terjamin.
b. Efektif, produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan.
c. Efisien, produk yang dihasilkan hemat biaya.
d. Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifkiasi yang ditentukan.
Pada tahap awal proyek, perencanaan dimulai dari gagasan pemilik proyek
yang sifatnya masih dini, dengan menetapkan tujuan lalu menentukan sasaran
dalam mencapai tujuan tersebut. Dari gagasan tersebut dikembangkanlah
perencanaan strategis dengan melakukan studi pendahuluan dan studi kelayakan
proyek yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, keuangan, legal, dampak
lingkungan dan teknis. Pada tahap ini, hasil kajian berupa keputusan tentang
kelanjutan investasi terhadap proyek, dimana keputusan yang diambil berdasarkan
asumsi-asumsi teknis yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.3.2 Perencanaan Struktural dan Non Struktural
a. Komponen Struktural
Komponen struktural adalah komponen yang mendukung berdirinya
bangunan tersebut. Jika komponen struktural dihilangkan, maka bangunan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 15


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

tersebut akan terjadi kerusakan. Hal ini dikarenakan komponen strucktural


yang mendukung berdirinya suatu bangunan.
Berikut merupakan pembagian dari komponen struktural:
1. Sistem pondasi
Pondasi (foundation) atau struktur bangunan bawah (sub
structure) adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas
mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan
atas ke dasar tanah yang cukup kuat. Jenis-jenis pondasi antara lain:
a) Pondasi Dangkal, yaitu pondasi yang dasarnya terletak tidak
terlalu dalam dari permukaan tanah atas. Dapat dikerjakan
dengan alat sederhana oleh tenaga manusia. Pondasi dangkal
dapat digolongkan menjadi: Pondasi Menerus, Pondasi
Telapak, Pondasi Gabungan, Pondasi Pelat Rangkaian.
b) Pondasi Dalam, yaitu jenis pondasi yang dipakai pada
kedalaman lebih dari 6 m dari permukaan tanah, dasar
pondasi ini terletak cukup dalam dari permukaan tanah atas.
Dikerjakan dengan alat berat dan tidak dapat dikerjakan oleh
tenaga manusia. Seperti: Pondasi Tiang Pancang, Pondasi
Bored Pile
2. Sistem Rangka
Sistem Rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban
vertikal maupun horizontal, baik berupa beban tetap, beban hidup
maupun beban sementara ke tanah. Material yang digunakan bisa
terbuat dari baja, beton bertulang atau kayu untuk bangunan
sederhana. Sistem Rangka bangunan terdiri atas:
a) Balok, digunakan untuk mentransfer beban vertikal secara
horizontal sejak pertama kali gedung itu dibangun.
b) Pelat, adalah struktur bidang yang mendistribusikan gaya
vertikal secara horizontal, struktur pelat dapat diterapkan
untuk lantai, pondasi, tangga dan atap.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 16


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

c) Kolom, adalah elemen struktur berupa batang yang secara


dominan terjadi gaya-gaya aksial pada ujung-ujungnya.
Kolom merupakan elemen yang sebagian besar adalah
berarah vertikal.
d) Dinding sebagai penutup, selimut, pengisi atau cover
bangunan adalah dinding yang berfungsi penutup bangunan
tanpa meneruskan beban.
3. Sistem atap
Atap merupakan bagian paling atas dari sebuah bangunan,
berfungsi sebagai pelindung bangunan dari panas, hujan, dan segala
macam cuaca. Atap bisa tersusun dari genteng, galvalum, seng,
alumunium, dan lain-lain.
b. Komponen Non Struktural
Komponen Non Struktural adalah komponen pada bangunan yang
tidak mendukung komponen bangunan tersebut berdiri atau dapat disebut
juga komponen tambahan. Komponen ini dapat dihilangkan karena tidak
mendukung bangunan berdiri. Dengan adanya komponen non struktural,
bangunan dapat terlihat lebih indah. Komponen ini dibagi menjadi
beberapa sistem, antara lain:
1. Sistem lantai, merupakan bagian dasar sebuah ruang, yang
memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang
berada di dalam ruang. Fungsi lantai adalah menunjang aktivitas
dalam ruang dan membentuk karakter ruang.
2. Sistem Instalasi Air dan Listrik, adalah seni dan teknologi
perpipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam
hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan
pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi
higienis. Sedangkan sistem instalasi listrik adalah jaringan
perlengkapan rangkaian listrik yang dirangkai sedemikian rupa

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 17


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

yang menghubungkan komponen satu dengan lainnya dalam


ruangan tertentu.
3. Pintu dan jendela, merupakan konstruksi yang dapat bergerak,
bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh penempatan,
efisiensi ruang dan fungsinya. Fungsi pintu yakni untuk akses
jalan orang dari ruang satu ke ruang lainnya dan keluar masuknya
orang dari rumah. Sedangkan fungsi jendela yakni untuk
memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu
sirkulasi udara dalam ruangan.

2.4 Pengadaan Kontraktor


Proyek konstruksi yang telah direncanakan untuk menghasilkan suatu
fasilitas fisik di suatu lokasi tertentu tidak akan terwujud jika tidak adanya
Kontraktor Utama. Oleh karena itu, diperlukan tahapan pemilihan kontraktor
utama yang akan melaksanakan proyek konstruksi tersebut.
Pihak yang melakukan proses pemilihan kontraktor pada umumnya adalah
pemilik proyek itu sendiri (owner) dan dapat dibantu oleh konsultan perencana,
manajemen konstruksi, dan atau seorang tenaga ahli.
Salah satu contoh tahapan dalam pengadaan kontraktor utama adalah
sebagai berikut:
a. Owner terlebih dahulu membuat owner estimate yang merupakan
konsep awal dari proyek.
b. Dari owner estimate, dibuat detail design dan spesifikasi teknis oleh
para konsultan.
c. Proses pengadaan kontraktor salah satunya dapat dilakukan dengan
cara undangan tertutup. Owner mengundang para kontraktor sebagai
peserta tender.
d. Kontraktor yang mau menerima undangan tersebut, diharuskan untuk
mengambil dokumen tender dan ikut serta dalam penjelasan proyek
selama kurang lebih dua bulan.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 18


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

e. Tahapan berikutnya adalah bid tender. Masing-masing kontraktor yang


bersedia mulai mengisi harga-harga atau Bill of Quantity (BOQ),
metoda pekerjaannya beserta penjelasan-penjelasan, persyaratan,
dasar-dasar perhitungan, material yang digunakan, serta item-item
produk yang akan digunakan dalam MEP.
f. Owner bernegoisasi dengan masing-masing kontraktor. Negoisasi
dapat dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Kontraktor yang dipilih bukan hanya berdasarkan harga yang
terendah, namun juga yang dapat mengerjakan proses konstruksi dari
awal hingga akhir sesuai yang dipersyaratkan termasuk dalam metoda
kerja.
g. Tata cara pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak owner dengan
rapat internal. Hal-hal yang dipertimbangkan berasal dari hasil
negoisasi yang sebelumnya telah dilaksanakan. Hal-hal tersebut
meliputi Bill of Quantity (BOQ), metoda pekerjaan, spesifikasi teknis
dan waktu konstruksi serta tingkat kepercayaan kepada calon
kontraktor.
h. Apabila owner sudah menyetujui, maka kontraktor tersebut akan
terpilih sebagai Kontraktor Utama pada proyek tersebut.

2.5 Dokumen Kontrak


Agar pengawas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
memuaskan, maka pengawas wajib mengetahui, dan meneliti semua sarana
pengawasan berupa isi dokumen kontrak, sehingga dapat memberikan penjelasan
atau keputusan kepada kontraktor secara tepat dan cepat dalam menyelesaikan
permasalahan di lapangan. Penyusunan dokumen kontrak adalah kegiatan
menyusun kontrak paket pekerjaan jasa pemborongan yang dilakukan oleh pihak
pengguna atau panitia dan penyedia jasa yang telah ditunjuk pada proses
pelaksanaan lelang.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 19


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Dalam menyusun kontrak, pengguna dan penyedia jasa mengacu kepada


dan berdasarkan naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen lelang dan
dokumen lainnya seperti dokumen berita acara hasil pembukaan dokumen usulan,
berita acara evaluasi, berita acara klarifikasi dan negosiasi, berita acara penetapan
calon pemenang penyedia jasa dan keputusan penunjukkan penyedia jasa
pemborongan dari pihak pengguna, dsb.
Menurut Abrar Husen (2011), dokumen kontrak adalah dokumen tertulis
untuk menentukan secara cepat hak dan kewajiban setiap pihak. Isi dokumen
kontrak:
a. Surat penawaran
b. Instruksi kepada penawar
c. Syarat-syarat umum
d. Syarat-syarat tambahan
e. Spesifikasi teknik
f. Gambar
g. Addendum
h. Proposal
i. Surat jaminan penawaran
j. Persetujuan
k. Surat jaminan pelaksanaan
l. Surat jaminan pembayaran tenaga dan material
m. Skedul waktu
n. Kondisi kerja (umum dan khusus)
o. Dokumen maintenance dan training
Jenis kontrak konstruksi terdiri dari:
a. Build contract, jenis kontrak yang tinggal menerapkan atau
mengimplementasikan rencana atau desain proyek yang sudah ada.
Penyedia jasa hanya melaksanakan atau membangun fisiknya saja

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 20


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

b. Fixed price contract, kontrak yang harus menyediakan pekerjaan


konstruksi berdasarkan harga tetap (fix) yang telah disetujui
spesifikasi yang telah ditetapkan.
c. Lump sum contract, kontrak untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
sesuai spesifikasi dan gambar dalam waktu dan nilai kontrak yang
sudah pasti. Untuk itu diperlukan gambar rencana yang akurat dan
interprestasi yang sama bagi kedua belah pihak
d. Unit price contract, kontrak untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
sesuai spesifikasi dan gambar rencana dalam waktu yang telah
ditetapkan dan nilai kontrak yang masih perkiraan tapi dengan harga
satuan yang sudah pasti. Volume yang pasti baru dapat diketahui pada
akhir pekerjaan.
e. Prime cost/reimbursable contract, suatu kontrak yang penyedia
jasanya melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan biaya sendiri, lalu
pengajuan biaya dari penyedia jasa akan dibayar oleh pengguna jasa
ditambah dengan sejumlah biaya (fee) sebagai keuntungan perusahaan
(profit).
Kesepakatan oleh kedua pihak, yaitu kontraktor dan owner, dalam
dokumen kontrak yakni:
a. Spesifikasi lebih kuat/berlaku daripada syarat-syarat umum
b. Tulisan tangan lebih berlaku daripada ketentuan yang diketik
c. Ketentuan yang diketik lebih berlaku daripada yang dicetak
d. Kata-kata lebih berlaku daripada nomor-nomor angka
e. Bila ada yang merugikan, diinterpretasikan melalui gambar
f. Spesifikasi lebih berlaku daripada gambar.
Standar Dokumen Kontrak dibuat agar dapat menghilangkan
kesalahpahaman diantara pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan kontraktor serta stakeholder yang terlibat dalam proyek. Standar
Dokumen Kontrak dibuat oleh organisasi publik profesional atau bisnis atau
lembaga pemerintah dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 21


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

seperti: Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Peraturan


Asosiasi serta ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam pengelolaan
proyek. Untuk menghindari kesalahpahaman dan pertentangan diantara
stakeholder, jalan musyawarah adalah pilihan yang pertama dalam
menyelesaikan masalah. (Abrar Husen, 2011).
2.6 Organisasi Pengelolaan Proyek
Menurut Abrar Husen (2018), Organisasi proyek adalah sebagai sarana
dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi Sumber daya,
tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan
menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.
Agar proses pelaksanaan pembangunan proyek dapat berlangsung dengan
baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan
menggambarkan hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal
yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Biasanya, struktur organisasi
formal akan menunjukkan hal-hal berikut:
a. Macam pokok-pokok kegiatan organisasi
b. Pembagian menjadi kelompok atau sub-sistem
c. Adanya hierarki, wewenang, jalur pelaporan, dan komunikasi,
meliputi jalur vertikal dan horizontal.
Jehan (2018), Berpendapat usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah
bangunan diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi dari fase perencanaan sampai dengan
pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak, yaitu pemilik
proyek/owner/bouwheer, pihak perencana dan pihak kontraktor. Koordinasi dari
berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai dengan tujuannya.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 22


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 2.1 Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi


(Sumber: Jehan Nabilah,2018)

a. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah individu ataupun kelompok orang/perusahaan
yang memberikan pekerjaan atau tugas pada individu atau perusahaan
lain yang memiliki bidang keahlian serta pengalaman dalam pelaksanaan
konstruksi proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Wulfam I Ervianto (2008) terdapat hak-hak yang dimiliki
oleh pemilik proyek diantaranya:
1. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor pelaksana jika
telah terjadi hal-hal yang diluar kontrak yang ditetapkan.
3. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor pelaksana atau penyedia jasa.
4. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai sesuai dengan
kontrak kerja dari kontraktor pelaksana.
5. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 23


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Pemilik proyek juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan


diantaranya:
1. Menunjuk penyedia jasa yaitu konsultan dan kontraktor
2. Memberi fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia jasa untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
3. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia jasa.
4. Mengesahkan penyerahan pekerjaan
5. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan
6. Mengeluarkan semua perintah kepada kontraktor
7. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor
b. Konsultan
Secara umum konsultan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
konsultan pengawas dan konsultan perencana.
1. Konsultan Pengawas
Menurut Abrar Husen (2008), Konsultan Pengawas adalah
seseorang atau perusahaan yang memilik keahlian dan pengalaman
dalam pengawasan proyek. Sama hal nya dengan pemilik proyek,
konsultan pengawas juga memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan yaitu:
a) Menerima pembayaran untuk pengawasan pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak
b) Menolak detail pekerjaan pelaksanaan yang tidak
memenuhi syarat
c) Menolak bahan atau peralatan kontraktor yang tidak
memenuhi syarat
d) Menolak personil kontraktor yang dinilai menghambat
dalam pelaksanaan pekerjaan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 24


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

e) Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian


pekerjaan yang meragukan kualitasnya dengan biaya
kontraktor
f) Memperingatkan kontraktor pelaksana secara lisan dan
tulisan mengenai kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan
sesuai dengan dokumen kontrak
g) Mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol
pelaksanaan proyek yang menyangkut aspek mutu, waktu
dan biaya selaku penasehat pemberi tugas.
Kewajiban konsultan pengawas antara lain:
a) Melakukan pengawasan secara periodik untuk melihat
kemajuan-kemajuan dan kualitas pekerjaan di lapangan
b) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan tentang
prestasi kerja yang telak dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana kepada Pemilik Proyek yang nantinya menjadi
dasar pembuatan berita acar pemeriksaan kemajuan
pekerjaan untuk dilakukan pembayaran.
c) Apabila terdapat permasalahan di lapangan maka konsultan
pengawas dapar mencarikan solusi atau pemecahan masalah
di lapangan
Dibawah Konsultan Pengawas juga terdapat beberapa tim yang
membantu kinerja dari konsultan pengawas diantaranya:
a) Site Engineer adalah pembantu tugas Project Manager yang
bertanggung jawab dalam perencanaan teknis dan material
konstruksi termasuk menyediakan seluruh shop drawing,
membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, dan
menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan konstruksi.
b) Administrasi yang bertugas dalam masalah urusan
administrasi yang berkaitan dengan perusaha

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 25


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

c) Inspektor yang bertanggung jawab kepada Supervision


Engineer dan berkedudukan di lokasi dimana kontraktorbekerja
d) Ahli K3 Konstruksi yang bertanggung jawab dalam masalah
keselamatan dan kesehatan kerja di proyek
e) Mat/Lab Technician yang bertanggung jawab atas pengendalian
mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan
oleh dokumen kontrak.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana merupakan seseorang yang melakukan
perencanaan terhadap konstruksi baik dari segi arsitektur, sipil maupun
bidang lainnya yang membentuk sebuah sistem bangunan. Hak dan
kewajiban konsultan perencana antara lain:
a) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar,
rencana kerja, syarat, hitungan struktur, RAB dan lainnya
b) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
c) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja
dan syarat-syarat
d) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan
c. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah seseorang atau perusahaan yang
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan konstruksi yang telah
direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan owner serta akan
memegang penuh tanggung jawab akan pembangunan fisik dari proyek
tersebut. Hak kontraktor pelaksana:
1. Menerima pembayaran dari pemilik proyek untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan kontrak

2. Mendapatkan fasilitas dalam bentuk sarana ataupun prasarana dalam

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 26


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

konteks kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak


3. Meminta kepada pemilik proyek untuk pengunduran waktu
penyelesaian pembangunan dengan memberikan penjelasan yang
logis sesuai dengan keadaan dilapangan.
Kewajiban kontraktor pelaksana adalah:
1. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
pemilik proyek baik harian, mingguan, dan bulanan yang diketahui
konsultan pengawas
2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
3. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat akurat
dan penuh tanggung jawab
4. Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan pemilik proyek
5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan
6. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan
gangguan kepada masyarakat
7. Mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah tertulis dari konsultan
pengawas
Dibawah Kontraktor Pelaksana juga terdapat beberapa tim yang
membantu kinerja dari konsultan pengawas diantaranya:
1. Direktur sebagai penanggung jawab terhadap segala kegiatan
perusahaan pada pemegang saham dalam rapat umum pemegang
saham
2. General Superitendent yang bertugas dalam pembuatan time
schedule, mengantisipasi kendala di lapangan dan lainnya

3. Administrasi yang bertugas dalam melaksanakan masalah


pembukuan ataupun pencatatan transaksi yang bersifat keuangan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 27


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

bagi perusahaan.
4. Pelaksana Lapangan sebagai penanggung jawab masalah
pelaksanaan di lapangan hingga penyelesaiannya.
5. Logistik sebagai penanggung jawab dalam masalah perpindahan
produk barang atau jasa, energi atau Sumber daya lainnya.
6. Ahli konstruksi K3 yang bertanggung jawab akan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Hubungan antara satu pihak dengan pihak lain dalam satu bangan organisasi
dapat terjadi dari dua hubungan kerja yaitu:
a. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai dengan fungsi masing-
masing pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan
perencana dan kontraktor. Bila pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat
masalah yang berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah
tergantung hubungan kerja sama (kontrak) antara pemilik dengan konsultan
perencana.
b. Hubungan Kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak
antara dua pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan
kesepakatan secara sukarela antara dua pihak yang mempunyai kekuatan
hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima penawaran yang
diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang
tercantum dalam penawaran.
Hubungan kerja antara pemilik proyek konsultan dan kontraktor diatur
sebagai berikut:
a. Konsultan dengan pemilik proyek
Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang
dihasilkan berupa gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat sedangkan
pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh
konsultan.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 28


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

b. Kontraktor dengan pemilik proyek


Kontraktor memberikan layanan jasa profesional berupa bangunan
sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang dituangkan dalam
gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan
pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
c. Konsultan dengan kontraktor
Konsultan memberikan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,
kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

2.7 Metoda Pelaksanaan Konstruksi


Menurut Ketut (2016), metode pelaksanaan proyek konstruksi pada
hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan,
yang merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam system manajemen konstruksi.
Metode pelaksanaan proyek konstruksi merupakan kunci untuk dapat
mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya
mentode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak
pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pengadaan, keadaan teknis
dan ekonomis yang dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman
kontraktor. Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk
kerangka gagasan dan konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan
konstruksi.
Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi akan
mempengaruhi perencanaan konstruksi antara lain:
a. Jadwal pelaksanaan
b. Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja, material/bahan, alat
c. Penjadwalan anggaran (arus kas/cashflow)
d. Jadwal prestasi dengan metode kura-S (S-curve)
e. Cara-cara pelaksaan konstruksi
Dalam menyusun metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, perlu
pembahasan/diskusi, dengan melibatkan berbagai pihak yang ahli dibidangnya:
a. Menguasai peralatan konstruksi
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 29
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

b. Mengetahui sumber-sumber material/bahan


c. Mengerti masalah angkutan dan menguasai masalah perbankan
d. Mengerti masalah jenis-jenis pekerjaan
Menurut Abrar Husen (2011), dari beberapa jenis proyek tersebut, tahapan
kegiatan pada siklus proyeknya dapat berbeda karena pola penanganan dan
pengelolaannya cukup berbeda. Siklus proyek menggambarkan urutan langkah-
langkah sejak proses awal hingga proses berakhirnya proyek. Untuk lebih
memahami tahapan kegiatan dalam siklus proyek, dibawah ini dijelaskan siklus
proyek konstruksi, manufaktur dan proyek infrastruktur berdasarkan durasi waktu
dan biaya yang harus dikeluarkan.
Berikut tahapan dari siklus proyek konstruksi:
a. Tahap Konseptual Gagasan
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka acuan,
studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya dan jadwal proyek.
b. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan dengan tujuan mendapatkan keputusan tentang
kelanjutan investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data
dalam implementasi perencanaan proyek lebih lengkap dari langkah diatas,
sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih akurat lagi dengan
tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, finansial, legal, teknis,
dan administratif yang komprehensif.
c. Tahap Detail Desain
Tahapan ini terdiri atas kegiatan pendalaman berbagai aspek persoalan,
design engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan
anggaran serta menentukan perencanaan sumber daya, pembelian dini,
penyiapan perangkat dan penentuan peserta proyek dengan proses lelang.
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan lengkap
dan terperinci, secara teknis dan administratif, untuk memudahkan
pencapaian sasaran dan tujuan proyek.

d. Tahap Pengadaan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 30


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan


dokumen perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap,
produk tahapan detail desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang
kompetitif dari kontraktor dengan akuntabilitas dan transparansi yang baik.
e. Tahapan Implementasi
Tahap ini terdiri atas kegiatan design engineering yang rinci,
pembuatan spesifikasi dan kriteria, pembelian peralatan dan material,
fabrikasi dan konstruksi, inspeks mutu, uji coba, start-up, demobilisasi dan
laporan penutup proyek. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja
biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja yang paling maksimal, dengan
melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan
pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya.
Pada tahap ini kontraktor memiliki peran dominan dengan tujuan akhir
sasaran proyek tercapai dan mendapatkan keuntungan maksimal. Peran
pemilik pada tahapan ini dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan
pengawas pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi segala macam
penyimpangan serta melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.
f. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan
prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat
digunakan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Biaya yang
dikeluarkan pada tahap ini bersifat rutin dan nilainya cenderung menurun
dan pada tahap ini adanya pemasukan dana dari operasional proyek.

2.8 Standar dan Peraturan Proyek


Untuk menjalankan sebuah proyek konstruksi, diperlukan standar bangun
gedung yang mesti dipenuhi. Oleh sebab itu, pembangunan gedung pun mesti
dilaksanakan oleh para pelaku pengadaan yang memiliki latar belakang
pengetahuan konstruksi. Hal lain yang harus diperhatikan di antaranya adalah
siapapun yang mengelola proyek tersebut baik dari latar belakang apapun dan dari
instansi/dinas manapun harus bisa menerima tanggung jawab pembangunan
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 31
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

gedung sesuai dengan standar yang ada.


a. Persiapan Pelaksanaan Bangun Gedung
Persiapan pelaksanaan proyek konstruksi yang pertama adalah
melakukan perencanaan. Dalam melakukan persiapan membangun
gedung, hal-hal yang mesti diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan kebutuhan luas bangunan.
2. Persiapan kebutuhan sarana dan prasarana.
3. Persiapan kebutuhan lahan.
Selain itu, penyusunan program kebutuhan gedung yang luasnya lebih
dari 1.500 m2, anda dapat menggunakan jasa konsultan sebagai pekerjaan
non-standar dalam pengadaan sebuah proyek.
b. Standar Bangun Gedung dalam Konstruksi
Dalam mengadakan pekerjaan bangunan, tentu tidak dapat dilakukan
dengan sembarangan. Dalam hal ini, ada standarisai khusus yang harus
dipenuhi setiap pekerja yang terlibat untuk melaksanakan proyek tersebut.
Standarisasi tersebut dilakukan untuk memenuhi persepsi yang sama
mengenai tata cara, dan perhitungan.
Berikut ini adalah standar bangun gedung yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia serta instansi lainnya:
1. SNI dan Peraturan Bidang Struktur
SNI dan peraturan bidang struktur sebagai berikut:
a) Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.
b) Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung.
c) Standar perencanaan ketahanan gempa terhadap struktur
bangunan gedung.
d) Tata cara perencanaan dan perancangan bangunan kedokteran
nuklir di rumah sakit.

e) Tata cara perencanaan serta perancangan bangunan radiologi di


rumah sakit.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 32


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

f) Tata cara perencanaan gempa untuk jembatan.


g) Perencanaan struktur beton umtuk jembatan.
h) Perencanaan struktur baja untuk jembatan.
i) Pembebanan untuk jembatan.
2. SNI dan Peraturan Bidang Tanah (Geoteknik)
Standar bangun gedung dalam peraturan bidang tanah atau
geoteknik sebagai berikut:
a) Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT.
b) Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Test
(ASTM CPT).
c) Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir.
3. SNI dan Peraturan Bidang Manajemen Konstruksi
Standarisasi pada peraturan bidang manajemen konstruksi sebagai
berikut:
a) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter.
b) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
c) Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi.
d) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
e) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai
dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan
perumahan.
f) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
g) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk
bangunan dan gedung.

h) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk


konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
i) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 33


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

konstruksi bangunan gedung dan perumahan.


j) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah unuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
4. Standar dan Peraturan Bidang Mekanikal dan Elektrikal
Standarisasi peraturan di bidang mekanikal dan elektrikal sebagai
berikut:
a) Sistem pasokan daya listrik darurat menggunakan energi
tersimpan (SPDDT).
b) Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
c) Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler
otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
d) Persyaratan umum instalasi listrik 2000.

2.9 Rumus
Untuk menghitung daya dukung ujung pondasi tiang beton Pracetak
digunakan beberapa rumus dengan referensi buku Braja M. Das Principles Of
Geotechnical Engineering 9th Edition, (2018)
1. Daya dukung ujung (End Bearing Piles)
L
Qp = Ap × (0,4 × Pa × N60 × D)

Keterangan :
Qp = Daya dukung ujung
Ap = Luas Penampang Pondasi
N60 = Nilai Rata-rata Nspt 60
Pa = Tekanan Atmosfer
L = kedalaman Pondasi (Length Of Pile)
D = Diameter Pile
2. Daya Dukung Sisi (Friction Piles)
Qs = p × L × 𝑓𝐴𝑣
Keterangan:
Qs = Daya Dukung Sisi (Friction Piles)
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 34
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

P = Keliling Penampang Pondasi


L = Kedalaman Pondasi (Length Of Pile)
𝑓𝐴𝑣 = Menghitung Friction Resistant Average
3. Berat Sendiri Tiang (Weight Of Piles)
𝑊𝑝 = V × γ
Keterangan:
Wp = Berat Sendiri Tiang (Weight Of Piles)
V = Volume Pondasi
γ = Berat Volume
4. Daya Dukung Ultimate
Qu = Qp + Qs + Wp
Keterangan:
Qu = Daya Dukung Ultimate
Qp = Daya dukung ujung (End Bearing Piles)
Qs = Daya Dukung Sisi (Friction Piles)
Wp= Berat Sendiri Tiang (Weight Of Piles)
5. Daya Dukung Allowable
𝑄𝑢
Qall =
𝐹𝑠
Keterangan:
Qall = Daya Dukung yang diizinkan di atas pondas
Qu = Daya Dukung Ultimate
Fs = Faktor Keamanan (Safety Of Factor)

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 35

Anda mungkin juga menyukai