Anda di halaman 1dari 11

a.

Pendahuluan
Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek pembangunan mempunyai
tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas
bangunan yang optimal. Oleh sebab itu kerjasama yang baik antar unsur pendukung dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-
masing mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju
keberhasilan.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung dari perilaku atau kegiatan satuan-satuan
pendukung pelaksana organisasinya yang dikoordinasikan dalam suatu sistem manajemen. Untuk
itu dituntut agar individu-individu atau satuan-satuan dalam organisasi pengelola dapat bekerja
sama secara terorganisir untuk mewujudkan sesuai dengan keinginannya, jadwal kegiatan,
anggaran keuangan, monitoring dan laporan kemajuan serta segera mengambil langkah-langkah
perbaikan bilamana dibutuhkan. Sistem manajemen proyek memberikan tata cara kepada
individu-individu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja sama untuk mencapai harapan
tertentu proyek.
Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu unsur pelaksana
saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara keseluruhan daripada mobilitas
pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi untuk dipilih pada pelaksanaan proyek sesuai
jenis proyeknya. Pengelola proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan
organisasi sesuai dengan batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan,
teknologi, manusia dan material untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai
suatu keuntungan bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya
manajemen, perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi dalam suatu wadah
berbentuk organisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja sesuai
dengan kondisi pekerjaan seperti berikut :
 Tugas pokok dari organisasi.
 Pengelompokan dalam satu sistematika tertentu.
 Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu.
 Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya.
 Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
 Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi itu.
 Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas tiap
tiap petugas dalam organisasi.
b. Tahap-Tahap Manajemen Proyek
1) Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan dari mulai
awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang akan dicapai dari proses pembangunan proyek.
2) Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara efektif dan terkoordinir
untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
3) Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan oleh semua anggota
kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
4) Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya pengawasan
sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang mungkin terjadi.
5) Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang baik antar semua
pihak yang terlibat didalamnya.

Manajemen proyek yang baik dan didukung oleh kegiatan administrasi yang baik pula, akan
dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek dilapangan, mudah untuk memantau
tingkat kemajuan proyek dan akan memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan atau langkah-
langkah yang harus diambil oleh pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi adalah sebagai
berikut :
 Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap petugas.
 Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan-pelimpahan wewenang yang
memadai.
 Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari seorang atasan saja.
 Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung jawab pekerjaan, perlu diberikan
tenaga pembantu yang diperlukan.
 Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara langsung tidak lebih dari jumlah yang
dapat dikuasainya atau diawasinya.
 Pembagian tugas didasarkan pada analisa tentang aktivitas-aktivitas pekerjaan, harus
dilaksanakan dan kemudian dikelompokkan menjadi satu tim.
c. Unsur-unsur Pengelola Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya dan mutu.
Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal yaitu : tepat waktu, tepat biaya
dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki awal dan akhir di dalam
mewujudkan gagasan yang timbul. Pada proyek-proyek yang besar masalah-masalah yang
dihadapi semakin besar dan juga kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara menyeluruh mulai dari
tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga tahap pemeliharaan di mana hal
tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan
melibatkan berbagai unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-
unsur tersebut membentuk suatu organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai peranan,
fungsi dan tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai bagian dari
manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan
pada peraturan-peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen proyek dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya
guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur di dalam suatu
proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek hingga tujuan dari
proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah
proyek adalah sebagai berikut :
 Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
 Konsultan Perencana
 Konsultan Pengawas
 Kontraktor Pelaksana
d. Fungsi dan Peranan Unsur-unsur Pengelolaan Pekerja Konstruksi
Fungsi dan peranan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas / Pemilik / Owner
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah badan
hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek
dan memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
 Mempunyai ide/gagasan sesuai denagn rencana-rencananya.
 Menyediakan dana dan lahannya.
 Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
 Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat manajemen konstruksi,
perencana serta pelaksana proyek.
 Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana proyek.
 Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak memberi
instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung (melalui
manajemen konstruksi).
 Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan kepada
pelaksana proyek.
 Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/menolak perubahan-
perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
 Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bilamana perlu
mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
 Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan habis bila
terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.
Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
 Memelihara hubungan kerja secara professional.
 Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
 Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada jasa
konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari pemilik
proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu:
a) Rekayasa dan design awal
Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :
 Konsep arsitektur
 Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi
 Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
 Tahapan konsep dan kelayakan
 Aspek fungsional
 Aspek teknis
 Aspek kinerja bangunan (building performance)
 Aspek ekonomis

b) Rekayasa dan design detail/perincian


Melibatkan suatu proses analisa dan perencanaan struktur serta komponennya
secara berurutan sehingga sesuai dengan standar konstruksi, keamanan maupun peraturan-
peraturannya.
Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang bangun meliputi :
 Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
 Gambar-gambar detail, maket design
 Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang adalah sebagai berikut :
a. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek, pada tahap perencanaan
dan menyusun dokumen proyek.
b. Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar struktur,
arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi tugas denagn
mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah setempat.
c. Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitektur
dan struktur.
d. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan menjadi
acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi perubahan rencana).
e. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut terlaksana.
f. Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana, dalam hal memberikan penjelasan/konsultasi dalam
bidang arsitektur, struktur konstruksi serta mekanikal dan elektrikal.
g. Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.
h. Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
i. Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan pekerjaan maupun membantu
mengatasi permasalahan di lapangan yang terkait dengan perencanaan.
j. Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur kontraktor/pelaksana proyek
secara langsung maupun tertulis apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan bestek.
k. Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin pelaksanaan
sesuai dengan isi dokumen kontrak.
l. Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi pengelolaan proyek.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya maka
perencana harus mempunyai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan
pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.

3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang mewujudkan ide
pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen yang berkaitan
dengan penyelenggaraan bangunan.
 Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan maupun
pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
 Menyusun rencana kerja proyek.
 Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang memadai.
 Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan (asbuilt
drawing).
 Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
 Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
 Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
 Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala kesalahan selama
masa pemeliharaan
a. Hubungan Kerja Antara unsur-unsur Pengelola Proyek
Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam suatu kontrak
kerja yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian tugas, kewajiban, wewenang,
hak dan tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan
kerja didalam mengelola dan melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-proyek yang
berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan
tugas masing-masing dimana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik.
Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-masing pihak
menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping. Untuk lebih jelasnya hubungan
pihak-pihak yang terkait dengan proyek adalah sebagai proyek :
Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas.
1. Pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek.
2. Pengawas kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor:


 Ada ikatan kerja.
 Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.
 Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada kontraktor sesuai
dengan perjanjian yang disetujui dalam tender.
 Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab masingmasing unsur pengelola
proyek.
 Terjadi hubungan harmonis dalam kerja sama.
Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Proyek

1. Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana


Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian perencanaan. Perencana memberi jasa
perencanaan baik perencanaan bangunan maupun perencanaan biaya imbalan jasa perencanaan.
2. Pemberi Tugas dengan Divisi Pengawas
Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas divisi pengawas. Pemilik Proyek
memberikan mandate kepada konsultan pengawas untuk mewakili dalam pengawasn
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana proyek. Pemberi tugas
memberikan sejumlah biaya imbalan yang telah disepakati sedangkan kontraktor wajib
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil
pekerjaan kepada pemberi tugas.
4. Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana
Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-masing mendasarkan
kepada peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang perlu divisi pengawas dapat
berkonsultasi dengan divisi perencana mengenai kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.
Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan
kontraktor.
5. Divisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan diatas juga tidak terbentuk dalam suatu perjanjian khusus tetapi masih mendasarkan
kepada peraturan pelaksanaan yang ada.
6. Divisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-masing mendasarkan
pada peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang perlu keduanya dapat bekarja sama
mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.

b. Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek


Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka penentuan,
pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.
Hal di atas meliputi penugasan terhadap orang-orang dalam kegiatan serta menunjukkan
hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek ( Owner )
 Pengguna Anggaran
 Ketua Tim Teknis Pembangunan
 Sekertariat
 Bendahara
 Tim Teknis

2. Konsultan Pengawas
Divisi Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin yang
bekerja untuk dan atas nama pemilik bangunan, dan harus mampu bekerja sama dengan
perencana untuk mencapai hasil yang optimum dari suatu proyek.
Sebagai pihak yang mewakili owner dalam pelaksanaan proyek, divisi pengawas mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Menjalankan pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan proyek di lapangan serta
mengontrol kualitas dan kuantitas dari alat-alat dan bahan bangunan yang digunakan apakah
sudah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan, dan
menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP) yang merupakan laporan penelitian
pengawas atas kemajuan pekerjaan serta mempertanggung jawabkan hasil-hasil tersebut kepada
pemilik proyek.

3. Konsultan Perencana
Perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai pihak yang bertindak selaku
perencana dalam pekerjaan pembuatan gedung ini dalam batas-batas yang telah ditentukan baik
secara teknis maupun administratif.
Konsultan Perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan bahan yang digunakan
serta metode pelaksanaan, dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai ide dan
gagasan dari owner, baik untuk perancangan struktur, arsitektir, maupun mekanikal elektrikal
berdasarkan peraturan-peraturan dan syarat-syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
2. Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula akibat adanya kendala-kendala
fisik di lokasi proyek dan mempertanggung- jawabkan hasil rencana perubahan kepada Pemilik
Proyek (owner).
4. Kontraktor Pelaksana
a. Project Manager
Project Manager adalah penanggung jawab pada organisasi kontraktor pelaksana.
b. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari Project Manager yang bertugas membantu Project
Manager dalam mengendalikan jalannya proyek di lapangan.
c. Site Engineer (Koordinator Pelaksana Proyek)
Koordinator pelaksana proyek adalah seorang tenaga ahli yang mengkoordinir berbagai
pekerjaan di lapangan dan bertanggung jawab kepada Ketua tim teknis pembangunan atas
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
d. Keuangan dan Administrasi
Bagian Keuangan dan Administrasi adalah seorang tenaga ahli yang bertanggung jawab dan
mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan pengadaan barang, peralatan dan material untuk
pelaksanaan proyek.
e. Logistik
Tugas dan kewajiban dari bagian logistik adalah :
 Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari gudang.
 Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar masuk gudang serta mencatat semua
barang di dalam gudang untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepala pelaksana proyek.
 Mengatur tempat penyimpanan material dan merawat barang-barang di dalam gudang.
 Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
 Mencari informasi sumber dan harga bahan dan mengatur jumlah uang yang digunakan dalam
pembelian bahan.
f. Pelaksana
Pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang membantu kepala pelaksana dalam mengerjakan fisik
secara keseluruhan.
g. Surveyor
Surveyor adalah tenaga ahli yang membantu kepala pelaksana dalam masalah pengukuran.

h. Opperator
Opperator adalah tenaga ahli yang bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan
peralatan di dalam proyek agar seluruh peralatan selalu siap pakai dalam mendukung
pelaksanaan pekerjaan.
i. Keamanan
Keamanan proyek sangat dibutuhkan sekali karena pada suatu proyek kemungkinan besar terjadi
gangguan-gangguan yang tidak diinginkan.
j. Mandor/ Pembantu Pelaksana
Mandor adalah orang yang membantu pelaksana dan memimpin beberapa pekerja untuk
menyelesaikan suatu bagian pekerjaan dalam proyek.
k. Pekerja
Pekerja adalah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan perencanaan
dan dibawah mandor.

c. Pengendalian Proyek
Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil yang optimal dan
sesuai standart dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian efesiensi, efetifitas waktu, mutu dan
biaya dapat tercapai. Suatu keadaa yang menyimpang dari standart dan spesifikasi yang ada
harus diatasi. Pada pelaksanaan pembangunan ini phak kontraktor berusaha untuk mencapai
unnsur-unsur pengendalian proyek. Yang diantaranya adalah :
1. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakuka dengan cara emeriksaan dan pengujian bahan bangunan
yang dipkai dalam proyek. Sebagai contoh adalah pengujian mutu beton yang digunakan dalam
pengecoran dengan compression test.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudka agarbiaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai dengan
anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini dilakukan dengan
cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga
satuan. Dari perhitungan dan pengntrolan setiap saat maka akan terlihat jika ada penyimpangan
yang tdak sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan.

3. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Pengendalian waktu dimaksudkan untuk megetahui apakah proyek
berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncakan atau tidak. Pengendalian waktu dialkukan
dengan menggunakan Time Schedule, Bar Char dan Network Planning.

Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan tujuan yaitu target dan rencana dalam
pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya ekonomis dan kualitas yang
maksimal, maka seorang ketua tim teknis pembangunan harus dapat melaksanakan fungsi
manajemen dengan baik, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan
Meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program maupun metode yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yang meliputi perencanaan waktu, gambar, pengadaan
bahan, pengadaan peralatan, dan perencanaan keuangan.
2. Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar masing-masing bagian
mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.
3. Pengawasan
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan perencanaan mutu, biaya,
dan waktu.
4. Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.
5. Perencanaan Ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan tujuan untuk
merumuskan penyelesaian yang terbaik, agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai