Anda di halaman 1dari 43

ANTENNA SWITCHING UNIT

OUTLINE :

PIN Diode Driver


KOMUTATOR
BLENDING FUNCTION

OLEH : MUH WILDAN, ST


Contact : m_wildan@yahoo.com
No. Hp : 0852-8842-8850
1
Blok Diagram DVOR ASII 1150
Commutator

Pin Diode
Blok diagram ASU
pada DVOR THALES

3
Pin Diode Driver CCA (2A1A3, 2A1A5)
Ada dua pin dioda driver CCAS yang digunakan dalam
sistem DVOR, pin diode driver CCA dan Backplane
CCA. Kedua pin dioda driver bekerja dalam
konfigurasi master slave.

Backplane CCA berfungsi sebagai common


interkoneksi jaringan untuk LVPS CCA dan kedua pin
diode driver CCA.
Fungsi Pin Dioda
Pin diode driver master CCA berfungsi untuk
memproses semua signal yang mengendalikan antena
bernomor ganjil pada commutator antena ganjil ,
sedangkan pin diode driver slave memproses semua
signal yang mengendalikan antena bernomor genap
pada commutator antena genap.
Tabel Fungsi Kerja PIN DIODE DRIVER
Cara kerja
Signal commutator switch control yang berasal dari
audio generator CCA diberikan ke input dari pin diode
driver master yang memproses signal ini untuk antena
ganjil. Signal kontrol ini terdiri dari empat buah
balance antena select signal, transfer signal dan clock
signal. Keempat antena select signal diberikan ke
Quad difference line receiver yang terdapat pada
rangkaian pin diode driver CCA.
Sedangkan transfer signal dan clock signal diberikan
ke Quad Difference line receiver yang lain. Dari Quad
difference line receiver , antena select signal juga
diberikan ke pin diode driver slave yang akan
memproses signal tersebut untuk antena genap.
Rangkaian PAL berfungsi untuk pengcodean dan
pendistribusian signal antena select dan transfer.
Clock signal berfungsi sebagai synchronous timing
signal untuk seluruh kegiatan penswitchingan antena
dan signal VOR.
Komutator
Komutator atau pembalik arus berfungsi untuk secara
efektif menerapkan empat DVOR sideband sinyal RF
ke antena sideband yang tepat, sedemikian cara, untuk
membuatnya tampak bahwa tingkat RF rata-rata dari
sinyal sideband berputar berlawanan dengan pusat
pemancar antena.
10
Pin Diode Switching Unit (PDSU)

11
Rak komutator terpisah dari peralatan elektronik dan
berisi satu perakitan kontrol dan dua CCAS komutator
driver. Komponen kontrol berisi satu tegangan catu
daya rendah dan dua pin dioda driver CCAS. Dimensi
rak komutator sama dengan yang digunakan untuk
peralatan pemancar.
Penjelasan
Rak commutator VOR terdiri dari Control Assy, dua
buah Commutator CCA dan monitor interface CCA.
Terdapat lima buah kabel coaxial yang masuk ke rak
commutator yaitu 4 buah kabel coaxial untuk keempat
signal RF sideband dan satu buah kabel coaxial untuk
signal carrier.
Terdapat dua buah commutator CCA pada rak
commutator. Satu commutator untuk menswitch
signal RF sideband ke seluruh antena genap,
sedangkan satu commutator yang lain untuk
switching signal RF sideband ke seluruh antena ganjil.
Kedua commutator identik satu sama lain. Yang akan
dijelaskan dibatasi hanya untuk antena ganjil saja.
Masing – masing commutator dapat dianggap
memiliki dua paruhan Dimana masing – masing
paruhan terhubung ke 12 buah antena sideband.
Satu paruhan diaktifkan dengan signal RF LSB sin ,
sedangkan satu paruhan lagi diaktifkan dengan signal
RF USB sin. Kondisi line Transfer dan NOT Transfer
dari driver board akan menentukan bagian paruhan
yang mana yang akan terhubung ke signal LSB dan
USB.
COMMUTATOR
Sebagai switching /
Distribution antenna
Sideband dari 4 input
menjadi output ke
48 antenna

16
Kesimpulan
Pin dioda driver berfungsi untuk mengontrol
komutator.
Komutator untuk mengontrol signal RF sideband ke
48 antena.
BLENDING FUNCTION
adalah metode penggabungan RF Signal, dimana
bentuk gelombang yang dihasilkan secara terpisah oleh
antenna ganjil dan antenna genap (berurutan dalam
jumlah tertentu) dan saling menumpang satu sama lain
yang dipancarkan secara electronik switching ,
sehingga akan menghasilkan sumber radiasi gelombang
RF yang saling bergerak halus antara antena yang satu
dengan antena yang lainnya.
(dalam kasus ini adalah RF yang dihasilkan oleh
Sideband Antena DVOR)

18
ROTATION OF SIDEBAND ANTENNAS
USB
3 2 1

25 26 27
LSB
A portion of the 9960Hz If the sideband
signal is formed by mixing USB antenna were
the Carrier with the USB in stationary, then
space. the 9960 Hz
signal would not
vary in
frequency.

As the sideband
antenna rotates, it
approaches or
departs the receiver The Doppler Effect
at high velocity. causes the 9960
Hz to deviate
above and below
The Lower USB
Sideband adds
amplitude to the
9960 Hz signal.

LSB
FIVE RF OUTPUTS FROM THE
TRANSMITTER CABINET
1. CSB – RF at FC, amplitude modulated by 30 Hz + 1020
Hz + VOICE
2. SIDEBAND 1 – RF at FC-9960Hz, amplitude modulated by
rectified sine wave
3. SIDEBAND 2 – RF at FC-9960Hz, amplitude modulated by
rectified cosine wave
4. SIDEBAND 3 – RF at FC+9960Hz, amplitude modulated by
rectified sine wave
5. SIDEBAND 4 – RF at FC+9960Hz, amplitude modulated by
rectified cosine wave
Typical switching electronic

23
Sinyal RF per antenna

24
Blending Function in antenna

25
BLENDING OF TWO LOWER SIDEBAND SIGNALS IN
ADJACENT ANTENNAS

1 3 SIDEBAND 1 (SB3)
ODD ANT

48 2 4 SIDEBAND 2 (SB4)

EVEN ANT

SUM IN SPACE
Analisa hasil pengukuran
RF sideband

27
28
29
Kontrol komutator /
pin diode dirver

30
RF sideband LSB/USB sin dan Cos
(in antenna ganjil genap)

31
(in antenna even even / odd odd
berurutan)

32
33
Grouping Antenna :
Jumlah dari antena dipilih 48 buah cukup menghasilkan
bentuk gelombang pembuka yang dipergunakan untuk
selektor. Antena dibagi kedalam empat grup terdiri dari 12
sebagai berikut :
1. Antena bernomor ganjil dari 1 hingga 23,
2. Antena bernomor ganjil dari 25 hingga 47,
3. Antena bernomor genap dari 2 hingga 24
4. Antena bernomor genap dari 26 hingga 48.
Tiap grup diaktifkan dari sideband distributor. Antena
bernomor ganjil memancarkan sideband termodulasi sinus
sedangkan antena bernomor genap memancarkan sideband
termodulasi cosinus. Masing-masing sideband distributor
menangani secara bergantian upper sideband untuk 1/60 detik
(setengah putaran) dan kemudian lower sideband.
34
RF sideband antenna

ANTENA 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 ANTENA
1 3 5 7 9 1 3 5 7 9
GANJIL 1 3 5 7 9 1 3 1 3 5 7 9 1 3 GANJIL
KECIL KECIL
LSB SIN USB SIN

ANTENA 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 ANTENA
2 4 6 8 2 4 6 8 GENAP
GENAP 0 2 4 6 8 0 2 4 0 2 4 6 8 0 2 4
KECIL KECIL
LSB COS USB COS

ANTENA 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 ANTENA
GANJIL 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 GANJIL
BESAR BESAR
USB SIN LSB SIN

ANTENA 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 ANTENA
GENAP 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 GENAP
BESAR BESAR
USB COS LSB COS

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1
BLENDIN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
G
FUNCTIO 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
N LSB / 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
USB

SATU
PERIODE
PUTARAN 35
Timing Pulse

Satuan – satuan penting


Freq putar SB-Antena 30 Hz ( 30 putaran / sec )

Waktu untuk 1 kali 1/ 30 sec


putaran

Time Switching Pulse 1 /720 sec


Time Change State Pulse 1 / 60 sec
36
Proses terjadinya blending function pada
DVOR dengan antena side band 48
Time Switching Pulse (TSP),interval 1/720 sec, yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh dua buah side band
antena yang saling berhadapan/berpasangan untuk
menghasilkan sinyal masing-masing. Sehingga hanya
akan terjadi 24 kali time switching pulse untuk
mengaktifkan 48 side band antena dalam 1 kali
putaran penuh.
Time Change State Pulse (TCSP),interval 1/60 sec,
yaitu waktu yang dibutuhkan oleh 24 antena untuk
menghasilkan sinyal dalam ½ lingkaran perputaran,
kemudian mengubah kondisi (state) dari HI ke LO
untuk ½ putaran lingkaran perputaran berikutnya.

37
Con’t…
Urutan Proses pembentukan Blending function

Time Switch Pulse pertama dari antena 1(selama 1/720 sec),


dan menghasilkan RF signal antena 1
Sebelum RF signal 1 selesai,maka Time switch pulse 2 (antena
genap) akan mentrigger antena 2 memulai RF signal antena 2.
Interval waktu antara TSP 1 dan TSP 2 adalah sebesar 1/1440
sec.
Sebelum RF signal 2 selesai dipancarkan, antena 3 (antena
ganjil) akan mengeluarkan TSP 3 untuk memulai RF signal 3.
Periode TSP 3 juga sebesar 1/720 sec dan periode perpindahan
antara TSP 2 ke TSP 3 adalah sama sebesar 1/1440 sec.

38
Con’t..
Proses ini berlangsung terus menerus hingga time change
state pulse (TCSP) pertama sebesar 1/60 sec selesai dan
memulai lagi untuk switching TCSP 25 antena berikutnya
selama ½ lingkaran perputaran
Dengan demikian, akan diperoleh radiasi pancaran
gelombang RF pada proses Blending Function menjadi
lebih halus

39
Con’t
A. Pada saat ½
lingkaran pertama:
LSB : 1 – 24
USB : 25 – 48

B. Pada saat ½
lingkaran kedua :
LSB : 25 – 48
USB : 1 – 24

40
Con’t
Jadi :
Setiap SB – Antena ( LSB or USB ) menjalani ½ O maka
akan terjadi Change Over State ( seperti diatas dari A
menjadi B ) dengan waktu TCSP = 1/ 60 sec

Setiap datang Time Switching Pulse (TSP) yang


mempunyai interval waktu 1/ 720 sec, maka akan ada 2
(dua ) buah SB-Antena yang berpasangan ( opposite ) yang
aktif untuk memancarkan secara individu signal LSB dan
USB.

41
Con’t
TIME SWITCHING PULSE =
= 1/ 30 sec : ( 48 : 2 )
= 1/ 30 sec : 24
= 1/ 30 sec X 1/ 24
= 1/ 720 sec
 
TIME CHANGE STATE PULSE =
TSP X (jumlah SB Antena ½ O : 2 )
= 1/ 720 sec X ( 24 : 2 )
= 1/ 720 sec X 12
 = 1/ 60 sec

42
Thank. . . . . .
Best regards,
Name :Muh wildan,ST
Email : m_wildan@yahoo.com
No.hp: 085288428850

Anda mungkin juga menyukai