Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

08
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR
ELEKTRONIK

NAMA PRAKTIKAN : ALFIAN DWI ADILFA

NAMA REKAN KERJA : 1. MAULI IQBAL

KELAS / KELOMPOK : TT 2-D / 02


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : SENIN, 29 MEI 2023
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : MINGGU, 16 JULI 2023

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
16 JULI 2023
DAFTAR ISI

I. TUJUAN
II. DASAR TEORI
III. PERALATAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
IV. LANGKAH PERCOBAAN
V. DATA HASIL PERCOBAAN
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
IX. LAMPIRAN
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASE

I. TUJUAN
 Merancang dan merencanakan transistor yang dapat digunakan sebagai saklar.
 Membuat rangkaian transistor sebagai saklarelektronik tanpa beban.
 Membuat rangkaian transistor sebagai saklar elektronik yang
mengendalikan suatu beban.

.
II. DASAR TEORI
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang paling banyak dipakai di
rangkaian-rangkaian elektronika. Salah satu kegunaan Transistor yang paling umum
dalam rangkaian elektronika adalah sebagai sakelar atau switch yang dapat
menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) sebuah perangkat DC yang bertegangan
rendah.

Sebuah Transistor Bipolar terdiri dari 3 daerah atau region yaitu Basis, Emitor dan
Kolektor. Emitor adalah kawasan atau region yang di doping berat yang memancarkan
elektron ke region Basis. Sedangkan Basis yang di doping ringan akan meneruskan
elektron dari kawasan Emitor ke Kolektor. Kawasan Kolektor yang di doping sedang ini
berperan untuk mengumpulkan Elektor dari kawasan Basis. Kolektor yang memiliki
kawasan yang lebih besar ini akan memiliki panas yan lebih dari kedua kawasan lainnya.

BJT terdiri dari dua jenis NPN dan PNP, keduanya berfungsi sama tetapi berbeda dalam
hal biasing dan polaritas catu daya. Dalam transistor PNP, antara dua bahan tipe-P bahan
tipe-N diapit sedangkan dalam kasus transistor NPN bahan tipe-P diapit antara dua bahan
tipe-N. Kedua transistor ini dapat dikonfigurasikan ke dalam berbagai tipe seperti
common emitor, common collector, dan konfigurasi basis umum.

Mode Pengoperasian Transistor


Bergantung pada kondisi bias seperti maju (Forward) atau mundur (Reverse), transistor
memiliki tiga mode operasi utama yaitu mode aktif, cut-off dan saturasi. Sebelum kita
masuk ke pembahasan lebih lanjut mengenai fungsi Transistor sebagai Sakelar ini,
sebaiknya kita memahami tentang 3 mode operasi Transistor ini.

1. Mode Aktif
Dalam mode ini transistor umumnya digunakan sebagai penguat arus. Dalam mode
aktif, dua persimpangan berbeda bias yang berarti persimpangan basis emitor maju
bias sedangkan persimpangan kolektor-basis bias terbalik. Dalam mode ini, arus
mengalir antara emitor dan kolektor dan jumlah aliran arus sebanding dengan arus
basis.
2. Mode Cut-off
Dalam mode ini, baik persimpangan basis kolektor dan persimpangan basis emitor
dibiaskan terbalik. Ini pada gilirannya tidak memungkinkan arus mengalir dari
kolektor ke emitor ketika tegangan basis-emitor rendah. Dalam mode ini, perangkat
sepenuhnya dimatikan (OFF) karena arus yang mengalir melalui perangkat adalah
nol.

3. Mode Saturasi
Dalam mode operasi ini, baik basis emitor dan persimpangan basis kolektor maju
bias. Arus mengalir bebas dari kolektor ke emitor ketika tegangan basis-emitor tinggi.
Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya AKTIF atau ON.

Transistor Sebagai Saklar Tanpa Beban

Gambar 1. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar


Elektronik Tanpa Beban

Persamaan Input:
VIN = IB . RB + VBE
Dengan VBE = 0,7 Volt

Persamaan Output
VCC = IC . RC + VCE
Saat kondisi saturasi =
VCE = 0,2Volt
Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban

Gambar 2. Rangkaian Transistor Sebagai


Saklar Dengan Beban

Persamaan Output:
VCC = IC . RC + VLED + VCE
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑳𝑬𝑫+𝑽𝑪𝑬
RC = 𝑰𝑳𝑬𝑫

Dimana:
VLED = 1,7 – 2,0 Volt
ILED = IC = 20 MA

Persamaan Input:
VIN = IB . RB + VBE
𝑽𝑰𝑵−𝑽𝑩𝑬
RC = 𝑰𝑩
Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban Relay

Gambar 3. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar


Dengan beban Relay

 D1 berfungsi untuk mencegah rusaknya transistor akibat arus balik yang terjadi
karena induksi dari coil
 COM = Common
 NC = Normally Close
 NO = Normally Open
III. PERALATAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

No. Alat-alat dan komponen Jumlah


1 Power suppy 2
2 Multimeter Analog/Digital 1
3 Transistor NPN BC 107 1
4 LED 1
5 Relay 5 Volt 1
6 RB = 500 KΩ, ……, ……, ……Ω 1
7 RC = 470Ω, 1KΩ, 2,2KΩ 1
8 Protoboard 1
9 Kabel – Kabel Penghubung Secukupnya

IV. LANGKAH PERCOBAAN

Gambar 4.1 Rangkaian transistor Sebagai


Saklar Tanpa Beban

1. Catatlah nilai DC Transistor BC 107 pada datasheet !.


2. Hitunglah IB, IC, VBE, VCE (VOUT) pada saat VIN = 0 Dan VIN = +5 Volt Pada
Rangkaian 4.1.
3. Buatlah rangkaian seperti gambar diatas diberi VIN = 0V lalu ukurlah IB, IC, VBE,
VCE dan catat hasilnya.
4. Ulangi langkah ketiga untuk harga VIN = +5 V
Gambar 4.2 Rangkaian Transistor Sebagai
Saklar Dengan Beban

1. Perhatikan rangkaian pada gambar4.2., bila RC = 1 KΩ dan VIN = 0V,


Hitunglah IB, IC, VBE, dan VCE !

2. Bila RC = 1 KΩ dan VIN = +5V,


Hitunglah IB, IC, VBE, VCE, VLED, dan RB !
3. Ulangi langkah 1. dan 2. untuk hargaRC yang lain dan cantumkan hasilnyapada
Tabel 2 !
4. Rangkaialah seperti gambar 4.2 dengan nilai RC = 1 KΩ dan RB sesuai hasil
perhitungan !
5. Aturlah VIN = 0V (Kondisi Cut-off) lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VLED !
6. Aturlah VIN = 5V (kondisi saturasi), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VLED
!
7. Ulangi langkah 1. s.d. 6. untuk harga RC dan RB yang lain, catat hasil
pengukuran pada Tabel 3 !

1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkanoleh LED
sesuai yaitu sebesar :
VLED = 1,7 VoltILED = 20 mA
2. Rangkailah seperti Gambar 4.3., dengan nilai RC dan RB sesuai hasil
perhitungan !

3. Aturlah VIN = 0V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VLED
!
4. Aturlah VIN = 5V (kondisi saturasi), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan
VLED!
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 4 !

Gambar 4.3 Rangkaian Transistor Sebagai saklar


Dengan Beban Relay

1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh
RELAYsesuai yaitu sebesar :
 Konsumsi Daya Relay = 0,36 (Watt)
 VRELAY = 5 (Volt)
2. Rangkailah seperti Gambar 4.4., dengan nilai RC dan RB sesuai hasil
perhitungan !
3. Aturlah VIN = 0V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VRelay
!
4. Aturlah VIN = 5V (kondisi saturasi), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan
VRelay !
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5 !
V. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel 5.1. Transisitor sebagai Saklar Tanpa Beban
IB IC VBE VCE
KONDISI
Ukur Hit Ukur Hit Ukur Hit Ukur Hit

VBB = 0 Volt
(Kondisi cut- 0 mA 0 mA 0 mA 0 mA 0V 0V 4,8V 5V
off)
VBB = 5 Volt
(Kondisi 9,5 9,14 2,55 2,74 0,63V 0,7V 2,23V 2,26
Saturasi) mA mA mA mA

Tabel 5.2. Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban


VBB = 0 Volt VBB = 5 Volt
RC (Ω) (Kondisi cut-off) (Kondisi Saturasi)

IB = 0 mA IB = 11,27 mA

IC = 0 mA IC = 3,1 mA

VBE= 0V VBE= 0,71V

1.000 VCE = 5V VCE = 1,9V

VLED = 0V VLED = 1,7V

RB = 381,5 KΩ
(470 KΩ)

IB = 0 mA IB = 23,9 mA

IC = 0 mA IC = 6,59 mA

VBE= 0V VBE= 0,73V

470 VCE = 5V VCE = 1,91V


VLED = 0V VLED = 1,7V

RB = 179 KΩ
(220 KΩ)

IB = 0 mA IB = 5,09 mA

IC = 0 mA IC = 1,40 mA

VBE= 0 V VBE= 0,71V

2.000 VCE = 5V VCE = 1,92V

VLED = 0V VLED = 1,7V

RB = 84,47 KΩ
(100 KΩ)

Tabel 5.3 Transistor sebagai dengan beban

IB IC VBE VCE VLED Kondisi


Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit
RC = 1 KΩ VBB = 0 Volt

0 0 0 0 0,38 0V 3,76 5V 0V 0V (Kondisi cut-


off)
mA mA mA mA V V
RB=470KΩ VBB = 5 Volt

10,2 11,2 2,87 3,1 0,58 0,71 1,85 1,9 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V
RC=470KΩ VBB = 0 Volt

0 0 0 0 0,33 0V 4,20 5V 0V 0V (Kondisi cut-


off)
mA mA mA mA V V
RB=220KΩ VBB = 5 Volt

20,6 23,9 5,56 6,59 0,6 0,73 1,83 1,91 1,9 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V
RC = 2 KΩ VBB = 0 Volt

0 0 0 0 0V 0V 4,54 5V 0V 0V (Kondisi cut-


off)
mA mA mA mA V
RB=100KΩ VBB = 5 Volt

48,9 50,6 1,34 1,40 0,66 0,71 1,88 1,92 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V

Tabel 5.4 Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban LED


IB IC VBE VCE VLED Kondisi
Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit
RC = 220Ω VBB = 0 Volt

0 0 0 0 0V 0V 3,93 5V 0V 0V (Kondisi cut-


off)
mA mA mA mA V
RB=10KΩ VBB = 5 Volt

0,38 0,50 0,8 0,14 0,65 0,7V 1,5V 1,9 1,88 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V

Tabel 5.5 Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban Relay


IB IC VBE VCE VLED Kondisi
Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit Ukr Hit

0 0 0 0 0V 0V 3,58 5V 0V 0V (Kondisi cut-


off)
RB=18KΩ mA mA mA mA V

0,22 0,26 42,4 72 0,68 0,7V 1,83 1,9 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
 Pada tabel 5.1 transistor sebagai saklar tanpa beban, disaat kondisi VBB = 0 Volt atau
cut-off IB = 0, IC = o, dan VBE = 0 tidak mendapat arus sama sekali dan hanya VCE
yang mendapatkan arus yaitu 4,8V maka dapat disimpulkan transistor sebagai saklar
tidak bekerja saat kondisi ini.
Disaat kondisi VBB = 5 Volt atau saturasi IB = 9,5V, IC = 2,55V, VBE= 0,63, dan VCE=
2,23V maka dapat disimpulkan transistor sebagai saklar bekerja saat kondisi VBB
diberi 5 Volt.
 Pada tabel 5.2 transistor sebagai saklar dengan beban, kita mencari terlebih nilai IB, IC,
VBE, VCE, VLED, dan RB, Dengan memakai nilai β= 275 dan RC = 1 KΩ, didapatkan
nilai IC = 3,1 mA, IB = 11,27, RB = 381,5 KΩ (470 KΩ), VBE = 0,71V, dan VCE =
1,9V. Dengan memakai nilai β= 275 dan RC = 470Ω didapatkan nilai IC = 6,59 mA, IB
= 23,9, RB = 179 KΩ (220 KΩ), VBE = 0,73V, dan VCE = 1,91V. Dengan memakai
nilai β= 275 dan RC = 2 KΩ didapatkan nilai IC = 1,40 mA, IB = 50,9, RB = 84,47 KΩ
(100 KΩ), VBE = 0,71V, dan VCE = 1,92V
 Pada tabel 5.3 pada saat kondisi cut-off dan RC = 1 KΩ RB = 470 KΩ didapatkan
nilai IB= 0mA, IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 3,76V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 3,76V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 1 KΩ RB =
470 KΩ didapatkan nilai IB= 10,2mA, IC = 2,87mA, VBE = 0,58V,VCE = 1,85V,dan
VLED = 1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi
ini.
Pada saat kondisi cut-off dan RC = 470 Ω RB = 220 KΩ didapatkan nilai IB=
0mA, IC = 0mA, VBE = 0,33V, VCE = 4,20V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 4,20V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 470 Ω RB
= 220 KΩ didapatkan nilai IB= 20,6mA, IC = 5,56mA, VBE = 0,6V,VCE = 1,83V,dan
VLED = 1,9V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi
ini.
Pada saat kondisi cut-off dan RC = 2 KΩ RB = 100 KΩ didapatkan nilai IB= 0mA,
IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 4,54V dan VLED = 0V, hanya VCE yang mendapatkan
tegangan yaitu sebesar 4,54V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar tidak
bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 2 KΩ RB = 100 KΩ
didapatkan nilai IB= 48,9mA, IC = 1,34mA, VBE = 0,66V,VCE = 1,88V,dan VLED =
1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi ini.
 Pada tabel 5.4 sama saja seperti tabel 5.3 yang membedakannya hanya nilai RC dan
nilai RB. RC = 220 Ω dan RB = 10 KΩ
 Pada tabel 5.5 kita mencari terlebih dahulu nilai RB nya dengan memasukan rumus
𝑉𝐵𝐵−𝑉𝐵𝐸
RB = 𝐼𝐵

didapatkan nilai RB =18 kΩ. pada saat kondisi cut-off dan RB = 18 KΩ didapatkan
nilai IB= 0mA, IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 3,58V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 3,58V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RB = 18 KΩ
didapatkan nilai IB= 0,22mA, IC = 42,4mA, VBE = 0,68V,VCE = 1,83V,dan VLED =
1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi ini.

PERTANYAAN

1. Bandingkan hasil perhitungan dan hasil pengukuran !


Jelaskan bila terjadi perbedaan !
 Perbandingan hitungan dengan pengukuran tidak jauh berbeda meskipun beberapa
kolom dtemukan perbedaan. Perbedaan hasil perhitungan dengan pengukuran dapat
terjadi karena praktikan menggunakan komponen resistor yang berbeda nilai dengan
nilai resistor pada perhitungan, pengaruh nilai β yang terlalu besar pada perhitungan
yang berefek jauh pada nilai pengukuran.

2. Bagaimana Pengaruh perubahan nilai RC terhadap nilai RB ?


 Perubahan nilai Rc mempengaruhi nilai Rb yang dipasang. Perubahan nilai Rc
merubah arus commiter-emitor (Ic), sehingga Ic yang berubah tersebut merubah nilai
arus Ib. Bila Ib didapat, maka nilai Rb yang harus dipasang sesuai dengan
perhitungan. Dengan demikian dapat dilihat Tabel 2. nilai Rc < Rb. Hal tersebut
dilakukan, agar kita memperoleh transistor dimana transistor dalam kondisi jenuh
(saturasi) sehingga transistor dapat berfungsi sebagai saklar elektronik
VII. KESIMPULAN
1. Transistor adalah komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai saklar
elektronik. Ia dapat mengontrol aliran arus listrik dalam suatu rangkaian dengan
menggunakan sinyal input.

2. Nilai Rc dan Rb sangat mempengaruhi kerja transistor dimana transistor difungsikan


sebagai saklar elektronik. Nilai Rc < Rb agar dapat dioperasikan dengan baik.
Transistor berfungsi sebagai saklar elektronik bila Ib mencapai daerah saturasi
transistor.

3. Transistor sebagai saklar memiliki dua kondisi utama: kondisi Cut-off dan kondisi
Saturasi. Pada kondisi Cut-off, transistor berada dalam keadaan mati dan tidak ada
arus yang mengalir dari collector ke emitter (BJT) atau drain ke source (FET). Pada
kondisi Saturasi, transistor berada dalam keadaan menyala sepenuhnya, dan arus
maksimum mengalir dari collector ke emitter (BJT) atau drain ke source (FET).
VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Nixon, Benny. 2023. Diktat Karakteristik Transistor Sebagai Saklar Elektronik .


Depok: Politeknik Negeri Jakarta.

2. Teknikelektronika.com .(2022 Agustus 28). Transistor Sebagai Saklar(switch).


Diakses pada 6 Juni 2023. Dari https://teknikelektronika.com/transistor-sebagai-
sakelar-switch-cara-kerja-perhitungannya/

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai