08
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR
ELEKTRONIK
I. TUJUAN
II. DASAR TEORI
III. PERALATAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
IV. LANGKAH PERCOBAAN
V. DATA HASIL PERCOBAAN
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
IX. LAMPIRAN
KARAKTERISTIK TRANSISTOR COMMON BASE
I. TUJUAN
Merancang dan merencanakan transistor yang dapat digunakan sebagai saklar.
Membuat rangkaian transistor sebagai saklarelektronik tanpa beban.
Membuat rangkaian transistor sebagai saklar elektronik yang
mengendalikan suatu beban.
.
II. DASAR TEORI
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang paling banyak dipakai di
rangkaian-rangkaian elektronika. Salah satu kegunaan Transistor yang paling umum
dalam rangkaian elektronika adalah sebagai sakelar atau switch yang dapat
menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) sebuah perangkat DC yang bertegangan
rendah.
Sebuah Transistor Bipolar terdiri dari 3 daerah atau region yaitu Basis, Emitor dan
Kolektor. Emitor adalah kawasan atau region yang di doping berat yang memancarkan
elektron ke region Basis. Sedangkan Basis yang di doping ringan akan meneruskan
elektron dari kawasan Emitor ke Kolektor. Kawasan Kolektor yang di doping sedang ini
berperan untuk mengumpulkan Elektor dari kawasan Basis. Kolektor yang memiliki
kawasan yang lebih besar ini akan memiliki panas yan lebih dari kedua kawasan lainnya.
BJT terdiri dari dua jenis NPN dan PNP, keduanya berfungsi sama tetapi berbeda dalam
hal biasing dan polaritas catu daya. Dalam transistor PNP, antara dua bahan tipe-P bahan
tipe-N diapit sedangkan dalam kasus transistor NPN bahan tipe-P diapit antara dua bahan
tipe-N. Kedua transistor ini dapat dikonfigurasikan ke dalam berbagai tipe seperti
common emitor, common collector, dan konfigurasi basis umum.
1. Mode Aktif
Dalam mode ini transistor umumnya digunakan sebagai penguat arus. Dalam mode
aktif, dua persimpangan berbeda bias yang berarti persimpangan basis emitor maju
bias sedangkan persimpangan kolektor-basis bias terbalik. Dalam mode ini, arus
mengalir antara emitor dan kolektor dan jumlah aliran arus sebanding dengan arus
basis.
2. Mode Cut-off
Dalam mode ini, baik persimpangan basis kolektor dan persimpangan basis emitor
dibiaskan terbalik. Ini pada gilirannya tidak memungkinkan arus mengalir dari
kolektor ke emitor ketika tegangan basis-emitor rendah. Dalam mode ini, perangkat
sepenuhnya dimatikan (OFF) karena arus yang mengalir melalui perangkat adalah
nol.
3. Mode Saturasi
Dalam mode operasi ini, baik basis emitor dan persimpangan basis kolektor maju
bias. Arus mengalir bebas dari kolektor ke emitor ketika tegangan basis-emitor tinggi.
Dalam mode ini, perangkat sepenuhnya AKTIF atau ON.
Persamaan Input:
VIN = IB . RB + VBE
Dengan VBE = 0,7 Volt
Persamaan Output
VCC = IC . RC + VCE
Saat kondisi saturasi =
VCE = 0,2Volt
Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban
Persamaan Output:
VCC = IC . RC + VLED + VCE
𝑽𝑪𝑪−𝑽𝑳𝑬𝑫+𝑽𝑪𝑬
RC = 𝑰𝑳𝑬𝑫
Dimana:
VLED = 1,7 – 2,0 Volt
ILED = IC = 20 MA
Persamaan Input:
VIN = IB . RB + VBE
𝑽𝑰𝑵−𝑽𝑩𝑬
RC = 𝑰𝑩
Transistor Sebagai Saklar Dengan Beban Relay
D1 berfungsi untuk mencegah rusaknya transistor akibat arus balik yang terjadi
karena induksi dari coil
COM = Common
NC = Normally Close
NO = Normally Open
III. PERALATAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkanoleh LED
sesuai yaitu sebesar :
VLED = 1,7 VoltILED = 20 mA
2. Rangkailah seperti Gambar 4.3., dengan nilai RC dan RB sesuai hasil
perhitungan !
3. Aturlah VIN = 0V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VLED
!
4. Aturlah VIN = 5V (kondisi saturasi), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan
VLED!
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 4 !
1. Hitunglah nilai RC dan RB agar tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh
RELAYsesuai yaitu sebesar :
Konsumsi Daya Relay = 0,36 (Watt)
VRELAY = 5 (Volt)
2. Rangkailah seperti Gambar 4.4., dengan nilai RC dan RB sesuai hasil
perhitungan !
3. Aturlah VIN = 0V (kondisi cut-off), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan VRelay
!
4. Aturlah VIN = 5V (kondisi saturasi), lalu ukurlah IB, IC, VBE, VCE, dan
VRelay !
5. Catat hasil pengukuran pada Tabel 5 !
V. DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel 5.1. Transisitor sebagai Saklar Tanpa Beban
IB IC VBE VCE
KONDISI
Ukur Hit Ukur Hit Ukur Hit Ukur Hit
VBB = 0 Volt
(Kondisi cut- 0 mA 0 mA 0 mA 0 mA 0V 0V 4,8V 5V
off)
VBB = 5 Volt
(Kondisi 9,5 9,14 2,55 2,74 0,63V 0,7V 2,23V 2,26
Saturasi) mA mA mA mA
IB = 0 mA IB = 11,27 mA
IC = 0 mA IC = 3,1 mA
RB = 381,5 KΩ
(470 KΩ)
IB = 0 mA IB = 23,9 mA
IC = 0 mA IC = 6,59 mA
RB = 179 KΩ
(220 KΩ)
IB = 0 mA IB = 5,09 mA
IC = 0 mA IC = 1,40 mA
RB = 84,47 KΩ
(100 KΩ)
10,2 11,2 2,87 3,1 0,58 0,71 1,85 1,9 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V
RC=470KΩ VBB = 0 Volt
20,6 23,9 5,56 6,59 0,6 0,73 1,83 1,91 1,9 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V
RC = 2 KΩ VBB = 0 Volt
48,9 50,6 1,34 1,40 0,66 0,71 1,88 1,92 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V V
0,38 0,50 0,8 0,14 0,65 0,7V 1,5V 1,9 1,88 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V
0,22 0,26 42,4 72 0,68 0,7V 1,83 1,9 1,85 1,7V (Kondisi
Saturasi)
mA mA mA mA V V V V
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada tabel 5.1 transistor sebagai saklar tanpa beban, disaat kondisi VBB = 0 Volt atau
cut-off IB = 0, IC = o, dan VBE = 0 tidak mendapat arus sama sekali dan hanya VCE
yang mendapatkan arus yaitu 4,8V maka dapat disimpulkan transistor sebagai saklar
tidak bekerja saat kondisi ini.
Disaat kondisi VBB = 5 Volt atau saturasi IB = 9,5V, IC = 2,55V, VBE= 0,63, dan VCE=
2,23V maka dapat disimpulkan transistor sebagai saklar bekerja saat kondisi VBB
diberi 5 Volt.
Pada tabel 5.2 transistor sebagai saklar dengan beban, kita mencari terlebih nilai IB, IC,
VBE, VCE, VLED, dan RB, Dengan memakai nilai β= 275 dan RC = 1 KΩ, didapatkan
nilai IC = 3,1 mA, IB = 11,27, RB = 381,5 KΩ (470 KΩ), VBE = 0,71V, dan VCE =
1,9V. Dengan memakai nilai β= 275 dan RC = 470Ω didapatkan nilai IC = 6,59 mA, IB
= 23,9, RB = 179 KΩ (220 KΩ), VBE = 0,73V, dan VCE = 1,91V. Dengan memakai
nilai β= 275 dan RC = 2 KΩ didapatkan nilai IC = 1,40 mA, IB = 50,9, RB = 84,47 KΩ
(100 KΩ), VBE = 0,71V, dan VCE = 1,92V
Pada tabel 5.3 pada saat kondisi cut-off dan RC = 1 KΩ RB = 470 KΩ didapatkan
nilai IB= 0mA, IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 3,76V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 3,76V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 1 KΩ RB =
470 KΩ didapatkan nilai IB= 10,2mA, IC = 2,87mA, VBE = 0,58V,VCE = 1,85V,dan
VLED = 1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi
ini.
Pada saat kondisi cut-off dan RC = 470 Ω RB = 220 KΩ didapatkan nilai IB=
0mA, IC = 0mA, VBE = 0,33V, VCE = 4,20V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 4,20V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 470 Ω RB
= 220 KΩ didapatkan nilai IB= 20,6mA, IC = 5,56mA, VBE = 0,6V,VCE = 1,83V,dan
VLED = 1,9V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi
ini.
Pada saat kondisi cut-off dan RC = 2 KΩ RB = 100 KΩ didapatkan nilai IB= 0mA,
IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 4,54V dan VLED = 0V, hanya VCE yang mendapatkan
tegangan yaitu sebesar 4,54V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar tidak
bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RC = 2 KΩ RB = 100 KΩ
didapatkan nilai IB= 48,9mA, IC = 1,34mA, VBE = 0,66V,VCE = 1,88V,dan VLED =
1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi ini.
Pada tabel 5.4 sama saja seperti tabel 5.3 yang membedakannya hanya nilai RC dan
nilai RB. RC = 220 Ω dan RB = 10 KΩ
Pada tabel 5.5 kita mencari terlebih dahulu nilai RB nya dengan memasukan rumus
𝑉𝐵𝐵−𝑉𝐵𝐸
RB = 𝐼𝐵
didapatkan nilai RB =18 kΩ. pada saat kondisi cut-off dan RB = 18 KΩ didapatkan
nilai IB= 0mA, IC = 0mA, VBE = 0V, VCE = 3,58V dan VLED = 0V, hanya VCE yang
mendapatkan tegangan yaitu sebesar 3,58V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai
saklar tidak bekerja untuk kondisi ini. Pada saat kondisi saturasi dan RB = 18 KΩ
didapatkan nilai IB= 0,22mA, IC = 42,4mA, VBE = 0,68V,VCE = 1,83V,dan VLED =
1,85V. Maka dapat disimpulan transistor sebagai saklar bekerja untuk kondisi ini.
PERTANYAAN
3. Transistor sebagai saklar memiliki dua kondisi utama: kondisi Cut-off dan kondisi
Saturasi. Pada kondisi Cut-off, transistor berada dalam keadaan mati dan tidak ada
arus yang mengalir dari collector ke emitter (BJT) atau drain ke source (FET). Pada
kondisi Saturasi, transistor berada dalam keadaan menyala sepenuhnya, dan arus
maksimum mengalir dari collector ke emitter (BJT) atau drain ke source (FET).
VIII. DAFTAR PUSTAKA
IX. LAMPIRAN