Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM III

ELEKTRONIKA ANALOG

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Analog


Dosen pengampu : Prof. Dr. Susilo, M. S.

Disusun oleh :
Rohmatul Khasanah (4201419069)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021
PRAKTIKUM III
APLIKASI TRANSISTOR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memilikikemampuan
sebagai berikut :
1. Mampu memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar elektronik.
2. Mampu memahami cara kerja transistor dan besarnya penguatan menggunakan
hubungan darlington.
3. Mampu memahami cara kerja rangkaian relay.
4. Mampu memahami fungsi diode dalam rangkaian relay.

B. TEORI DASAR
1. Transistor Sebagai Saklar
Aplikasi transistor tidak dibatasi hanya sebagai rangkaian penguat signal saja,tapi
transistor juga dapat dimanfaatkan sebagai saklar elektronik untuk komputer dan
aplikasi kontrol.
Saat input transistor ON rancangan rangkaian harus dapat memastikan

Gambar 1 Rangkaian inverter

bahwa IBharus lebih besar dibandingkan nilai IB pada kurva saturasi.


𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 =
𝑅𝐶
Untuk level saturasi kita harus dapat memastikan kondisi yang memenuhi syarat :
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡
𝐼𝐵 >
𝛽𝑑𝑐
Besarnya nilai IB dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
𝑉𝑖 − 0,7𝑉 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 =
𝑅𝐵 𝑅𝐶
Jika terpenuhi syarat yang diatas maka nilai output akan sama dengan ground.Untuk
Vi = 0 V, IB = 0 μA, dan kita dapat mengasumsikan IC = ICEO = 0 mA, teganganjatuh
pada RC seperti terlihat VRC = IC . RC = 0 V, sehingga tegangan output akan bernilai
High = Vcc.
2. Hubungan Darlington
Hubungan yang paling populer untuk transistor BJT adalah hubungan darlington
yang menghubungkan Emittor transistor 1 ke Basis transistor 2. Secara ideal besarnya
penguatan:
𝐾𝑖 = 𝛽1 . 𝛽2
Hubungan Darlinglon dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2 Hubungan darlington


Contoh penggunaan saklar transistor adalah untuk menjalankan fungsi relay:

Gambar 3 Saklar transistor untuk menghidupkan relay


Pada rangkaian diatas, rangkaian hubungan Darlington digunakan sebagai
driver bagi Riley SPDT. Hambatan R1 akan terhubung dengan sumber tegangan
masukan Vs. Besar tegangan masukan Vs akan mempengaruhi driver dan akhirnya
akan mempengaruhi kinerja dari Reley.

3. Komponen LDR
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis resistor yang
nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai
hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi
LDR adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas
cahaya (kondisi terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.

Gambar 4 Simbol dan bentuk fisik LDR

C. ALAT DAN BAHAN


1. Hambatan R330 dan R1K : @ 2 buah
2. Transistor Q BC108B : 2 buah
3. Riley 5 volt DPDT : 1 buah
4. Dioda 1N4001 : 1 buah
5. LDR : 1 buah
6. LED warna : 1 buah
7. Sumber tegangan DC dan AC : 1 unit
8. Kabel jepit buaya MH : 1 pasang (2 buah)
9. Kabel jumper : secukupnya
10. Multimeter digital : 2 unit
11. Osciloscope : 1 unit

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Saklar elektronik
a. Menggunakan aplikasi LiveWare untuk membuat simulasi lab maya untuk
membuat rangkaian seperti pada gambar berikut.

b. Memposisikan saklar = 0 Volt


c. Membaca besarnya arus listrik yang mengalir pada hambaran RB dan RC yang
tertera pada amperemeter.
d. Membaca besarnya tegangan listrik pada LED yang tertera pada voltmeter.
e. Memperhatikan kondisi LED, apakah menyala atau tidak.
f. Memposisikan saklar = 5 Volt
g. Mengulangi langkah 3 sampai 5 ketika saklar = 5 Volt

2. Hubungan darlington
a. Menggunakan aplikasi LiveWare untuk membuat simulasi lab maya untuk
membuat rangkaian seperti pada gambar berikut.

b. Memposisikan saklar = 0 Volt


c. Membaca besarnya arus listrik yang mengalir pada hambaran RB dan RC yang
tertera pada amperemeter.
d. Membaca besarnya tegangan listrik VCE dan Vi yang tertera pada voltmeter
e. Memposisikan saklar = 5 Volt
f. Mengulangi langkah 3 sampai 5 ketika saklar = 5 Volt
g. Menunjukkan bahwa: VCC = IC x RC + VCE

3. Hubungan darlington dengan beban tambahan


a. Menggunakan aplikasi LiveWare untuk membuat simulasi lab maya untuk
membuat rangkaian seperti pada gambar berikut.

b. Memposisikan saklar = 0 Volt


c. Membaca besarnya arus listrik yang mengalir pada hambaran RB dan RC yang
tertera pada amperemeter.
d. Membaca besarnya tegangan listrik pada LED yang tertera pada voltmeter.
e. Memperhatikan kondisi LED, apakah menyala atau tidak.
f. Memposisikan saklar = 5 Volt
g. Mengulangi langkah 3 sampai 5 ketika saklar = 5 Volt

4. Cara kerja relay


a. Menggunakan aplikasi LiveWare untuk membuat simulasi lab maya untuk
membuat rangkaian seperti pada gambar berikut.

b. Memposisikan saklar = 0 Volt


c. Membaca besarnya arus listrik yang mengalir menuju relay yang tertea pada
amperemeter.
d. Memperhatikan kondisi lampu, apakah yang menyala LED ataukah signal lamp.
e. Memposisikan saklar = 9 Volt
f. Mengulangi langkah 3 sampai 5 ketika saklar = 9 Volt

5. Hubungan Darlington sebagai driver bagi Riley SPDT


a. Menggunakan aplikasi LiveWare untuk membuat simulasi lab maya untuk
membuat rangkaian seperti pada gambar berikut.

b. Memposisikan saklar = 0 Volt


c. Membaca besarnya arus listrik yang mengalir pada hambaran RB dan RC yang
tertea pada amperemeter.
d. Memperhatikan kondisi signal lamp, manakah signal lamp yang menyala.
e. Memposisikan saklar = 5 Volt
f. Mengulangi langkah 3 dan 4 ketika saklar = 5 Volt

E. DATA PERCOBAAN
1. Saklar elektronik
• Pada posisi saklar = 0 V
IB = 0 mA
IC = 3,80 mA
IC x RC = VRC = 3,80 V
VLED = VCE = 1,2 V
Status LED = nyala
VCE (pada saat LED dilepas) = 5,00 V
• Pada posisi saklar = 5 V

IB = 0,42932 mA
IC = 4,98 mA
IC x RC = VRC = 4,98 V
VLED = VCE = 18,25 mA
Status LED = padam
VCE (pada saat LED dilepas) = 18,25 mV

2. Hubungan darlington
• Pada posisi saklar = 0 V
Vi =0V
IB = 0 mA
IC = 0 mA
IC x RC = VRC = 0 V
VCE = Vo = 5,0 V
• Pada posisi saklar = 5 V

Vi =5V
IB = 0,36384 mA
IC = 4,32 mA
IC x RC = VRC = 4,32 V
VCE = Vo = 0,67530 V

Dengan mengubah S (switch)


S Vi IC RC VRC VCE
5,00 V 5.00 V 4,32 mA 1KΩ 4,32 V 0,67530 V
0V 0V 0 mA 1KΩ 0V 5,00 V

Tunjukkan dengan isian tabel diatas bahwa: VCC = IC x RC + VCE


S Vcc IC RC VRC VCE
5,00 V 5.00 V 4,32 mA 1KΩ 4,32 V 0,67530 V
0V 5,00 V 0 mA 1KΩ 0V 5,00 V

3. Hubungan darlington dengan beban tambahan


• Pada posisi saklar = 0 V

IB = 0 mA
IC = 3,80 mA
IC x RC = 3,80 V
VLED = 1,20 V
VCE saat LED dilepas = 5,00 V
Status LED = nyala
• Pada posisi saklar = 5 V

IB = 0,36385 mA
IC = 4,32 mA
IC x RC = 4,32 mA
VLED = 0,67518 V
VCE saat LED dilepas = 0,67530 V
Status LED = padam

4. Cara kerja relay


• Pada posisi saklar = 0 V
I menuju relay = 0 mA
Lampu nyala = BL1
• Pada posisi saklar = 9 V

I menuju relay = 44,98 mA


Lampu nyala = D1

5. Hubungan Darlington sebagai driver bagi Riley SPDT


• Pada posisi saklar = 0 V

IB = 0 mA
IC = 0 mA
Status BL1 = padam
Status BL2 = nyala
• Pada posisi saklar = 5 V
IB = 0,35498 mA
IC = 42,35 mA
Status BL1 = nyala
Status BL2 = padam

F. ANALISIS DATA PERCOBAAN


1. Saklar elektronik
• Mencari besar IC saturasi (saat dipasang LED)
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 =
𝑅𝐶
Dengan VCC = IC x RC + VCE, maka
𝐼𝐶 𝑥 𝑅𝐶 + 𝑉𝐶𝐸
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 =
𝑅𝐶
Saat posisi saklar = 0 V
(3,80 𝑥 10−3 )𝐴 𝑥 (1 𝑥 103 )Ω + 1,2 𝑉
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 = = 5 𝑥 10−3 𝐴
1 𝑥 103 Ω
Saat posisi saklar = 5 V
(4,98 𝑥 10−3 )𝐴 𝑥 (1 𝑥 103 )Ω + (18,25𝑥 10−3 )𝑉
𝐼𝐶 𝑠𝑎𝑡 = = 5 𝑥 10−3 𝐴
1 𝑥 103 Ω

Tabel perbandingan antara besar IB praktikum dan IB hitung


IC
S VCC RC
Praktik Saturasi Error
(V) (V) (Ω) (mA) (mA) %
3
0 5 10 3,80 5 0,315789
3
5 5 10 4,98 5 0,004016

• Mencari besar nilai IB


𝑉𝑖 − 0,7𝑉
𝐼𝐵 =
𝑅𝐵
Saat posisi saklar = 0 V
0𝑉 − 0,7𝑉
𝐼𝐵 = 4
= −7,0 𝑥 10−5 𝐴 = −0,07𝑚𝐴
10 Ω
Saat posisi saklar = 5 V
5𝑉 − 0,7𝑉
𝐼𝐵 = = 4,3 𝑥 10−4 𝐴 = 0,43 𝑚𝐴
104 Ω
Tabel perbandingan antara besar IB praktikum dan IB hitung
IB
Vi Rb
Praktik Hitung Error
(V) (Ω) (mA) (mA) %
4 0,001584
0 10 0 0,07
4
5 10 0,4293 0,43 -

G. PEMBAHASAN

Grafik 1 Hubungan antara IC dengan Vo

Pada rangkaian saklar elektronika, ketika S = 0 V, kondisi transistor dalam kodisi


cut off (mati), sehingga tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emittor. Keadaan ini
menyerupai saklar dalam kondisi terbuka (OFF). Arus tidak mengalir dari kolektor ke
emittor, melainkan menuju ke LED, sehingga LED dalam kondisi menyala. Ketika S = 5
V, kondisi transistor akan menjadi jenuh, seakan kolektor dan emittor short circuit. Arus
mengalir dari kolektor ke emittor tanpa hambatan. Keadaan ini menyerupai saklar dalam
kondisi tertutup (ON). Arus mengalir dari kolektor ke emittor kemudian langsung
menuju ground menyebabkan tidak ada arus yang melalui LED, sehingga LED dalam
kondisi mati.
Hubungan antara Vs dengan Vo
5,5
5
4,5
4
3,5
Vo (v)

3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5
Vs (V)

Grafik 2 Hubungan antara Vs dengan Vo pada hubungan darlington

Pada rangkaian hubungan harlington, ketika S = 0 Volt, kondisi transistor dalam


kodisi cut off (mati), sehingga tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emittor. Keadaan
ini menyerupai saklar dalam kondisi terbuka (OFF). Ketika S = 5 Volt, kondisi transistor
akan menjadi jenuh, seakan kolektor dan emittor short circuit. Arus mengalir dari
kolektor ke emittor tanpa hambatan. Keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi
tertutup (ON). Arus mengalir dari kolektor ke emittor kemudian langsung menuju
ground.

Grafik 3 Hubungan antara Vs dengan Vo pada hubungan harlingtondengan tambahan beban LED

Pada rangkaian hubungan harlington dengan tambahan beban berupa LED, ketika
S = 0 Volt, kondisi transistor dalam kodisi cut off (mati), sehingga tidak ada arus
mengalir dari kolektor ke emittor. Keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi terbuka
(OFF). Arus tidak mengalir dari kolektor ke emittor, melainkan menuju ke LED,
sehingga LED dalam kondisi menyala. Ketika S = 5 Volt, kondisi transistor akan
menjadi jenuh, seakan kolektor dan emittor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke
emittor tanpa hambatan. Keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi tertutup (ON).
Arus mengalir dari kolektor ke emittor kemudian langsung menuju ground menyebabkan
tidak ada arus yang melalui LED, sehingga LED dalam kondisi mati. Sepasang transistor
bipolar NPN yang disambungkan secara seri bertindak sebagai sebuah transistor tunggal
yang dapat menghasilkan penguatan (gain) lebih tinggi.
Kontak poin relay terdiri dari 2 jenis, yaitu Normally Close dan Normally Open.
Normally Close, yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
tertutup (close). Normally Open, yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi terbuka (open). Sebuah besi yang dililit oleh sebuah kumparan berfungsi
untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan (coil) dialiri arus listrik, maka
akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian akan menarik armature untuk berpindah
dari posisi yang sebelumnya NC ke NO sehingga menjadi saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik pada posisi (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada
sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus
listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh
Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan
arus listrik yang relatif kecil. Ketika S = 0 Volt, maka akan tidak ada arus listrik yang
mengalir ke RL 1, sehingga tidak timbul gaya elektromagnet yang menyebabkan
armature tidak tertarik atau tetap berada pada posisi awal NC. Pada posisi NC, arus akan
mengalir menuju BL 1. Hal ini menyebabkan status LED padam dan status BL 1 nyala.
Ketika S = 9 Volt, maka akan ada arus listrik yang mengalir ke RL 1, sehingga akan
timbul gaya elektromagnet yang menyebabkan armature tertarik untuk berpindah dari
posisi yang sebelumnya NC ke NO sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan
arus listrik pada posisi (NO). Pada posisi NO, arus akan mengalir menuju LED. Hal ini
menyebabkan status LED nyala dan status BL 1 padam.
Sumber AC mengalirkan arus listrik bolak-balik, sedangkan arus DC mengalirkan
arus searah. Ketika S = 0 Volt, maka akan tidak ada arus listrik yang mengalir ke RL 1,
sehingga tidak timbul gaya elektromagnet yang menyebabkan armature tidak tertarik
atau tetap berada pada posisi awal NC. Pada posisi NC, arus akan mengalir menuju BL 2.
Hal ini menyebabkan status BL 1 padam dan status BL 2 nyala. Ketika S = 5 Volt, maka
akan ada arus listrik yang mengalir ke RL 1, sehingga akan timbul gaya elektromagnet
yang menyebabkan armature tertarik untuk berpindah dari posisi yang sebelumnya NC
ke NO sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik pada posisi (NO).
Pada posisi NO, arus akan mengalir menuju BL 1. Hal ini menyebabkan status BL 1
nyala dan status BL 2 padam. Dioda pada rangkaian relay berfungsi untuk mencegah
terjadinya arus balik pada rangkaian yang dapat merusak gulungan relay.

H. KESIMPULAN
1. Transistor juga dapat dimanfaatkan sebagai saklar elektronik untuk komputer dan
aplikasi kontrol. Pada rangkaian saklar elektronika, ketika S = 0 Volt, kondisi
transistor dalam kodisi cut off (mati), keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi
terbuka (OFF). Ketika S tidak sama dengan 0 Volt, kondisi transistor akan menjadi
jenuh, seakan kolektor dan emittor short circuit, keadaan ini menyerupai saklar dalam
kondisi tertutup (ON).
2. Sepasang transistor bipolar NPN yang disambungkan secara seri bertindak sebagai
sebuah transistor tunggal yang dapat menghasilkan penguatan (gain) lebih tinggi.
Pada rangkaian hubungan harlington, ketika S = 0 Volt, kondisi transistor dalam
kodisi cut off (mati), keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi terbuka (OFF).
Ketika S tidak sama dengan 0 Volt, kondisi transistor akan menjadi jenuh, seakan
kolektor dan emittor short circuit, keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi
tertutup (ON).
3. Kontak poin relay terdiri dari 2 jenis, yaitu Normally Close dan Normally Open.
Normally Close, yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
tertutup (close). Normally Open, yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi terbuka (open). Sebuah besi yang dililit oleh sebuah kumparan
berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan (coil) dialiri arus
listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian akan menarik armature
untuk berpindah dari posisi yang sebelumnya NC ke NO sehingga menjadi saklar
yang dapat menghantarkan arus listrik pada posisi (NO). Dioda pada rangkaian relay
berfungsi untuk mencegah terjadinya arus balik pada rangkaian yang dapat merusak
gulungan relay.

I. DAFTAR PUSTAKA
Mukhaiyar, Riki. 2010. Elektronika Analog dan Digital. Padang : Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Prof. Dr. Susilo, M. S, dkk. 2020. Modul Praktikum. Semarang : Jurusan Fsisika FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
Septiawan, Reza Rendian. 2015. Modul 05 : Transistor. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
Surjono, Dwi Herman. 2007. Elektronika : Teori dan Penerapan. Jember : Penerbit
Cerdas Ulet Kreatif
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung : Institut
Teknologi Bandung
Turang, D.A.O., 2015. Pengembangan Sisrem Relay Pengenadalian Dan Penghematan
Pemakaian Lampu. Seminar Nasional Informatika, 2015(November), hal.75–85.

Anda mungkin juga menyukai