Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI PENERBANG

AN

Basic Training OLEH :


Poltekbang Surabaya MUH WILDAN, S.T.,M.T.
Contact :
2019 m_wildan@yahoo.com
HP : 085288428850
Outline :
• Telekomunikasi Penerbangan
• Konsep CNS ATM
• Unsur Unsur CNS ATM
• Wilayah ruang udara
Telekomunikasi Penerbangan

DASAR :
• CASR 171 (PM 157 Tahun 2011)
• Revisi CASR 171 (PM 38 tahun 2014)
(Civil Aviation Safety Regulation Part 171);
• TENTANG PENYELENGGARA PELAYANAN
TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN
(AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDERS)

 Pelayanan telekomunikasi penerbangan adalah


pelayanan telekomunikasi yang berbasis di darat
dan satelit seperti tercantum dalam Annex 10
konvensi Chicago dan dokumen terkait lainnya.
Telekomunikasi Penerbangan
Con’t
Konsep CNS -ATM

 Sejarah dari konsep CNS ATM berawal pada tahun 1966,


ketika itu terselenggaranya pertemuan ICAO
Operational/Communication Division Meeting yang membahas
tentang pengimplementasian satelit sebagai pemecahan
masalah terhadap belum tercapainya komunikasi penerbangan
yang mencakup ruang udara di atas wilayah perairan (lautan),
yang kemudian berlanjut dengan pada tahun 1988 dibentuk
komite yang membuat konsep mengenai FANS (Future Air
Navigation System).

 Pada tahun 1991 ICAO menerbitkan konsep pertama dari CNS


ATM (Communication Navigation Surveillance Air Traffic
Management), yang kemudian terus disempurnakan hingga
pada tahun 1999 disepakati Global Plan for CNS ATM system
Bagan Alur CNS ATM
CNS ATM saat ini
Tujuan konsep CNS ATM
1) Dari sisi keselamatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
tingkat keselamatan dalam menghadapi kepadatan lalu lintas tinggi
2) Dari sisi kapasitas ruang udara adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan tingkat keselamatan dalam menghadapi kepadatan lalu
lintas yang lebih tinggi. Untuk menyediakan kontrol lalu lintas udara
kapasitas untuk menangani lalu lintas udara untuk memenuhi perkiraan
permintaan tanpa penundaan yang signifikan
3) Dari sisi efisiensi regulasi untuk mengaktifkan semua pengguna wilayah
udara untuk beroperasi secara efisien untuk mengakomodirkebutuhan
penerbangan baik sipil maupun militer.
4) Dari sisi pelayanan untuk memberikan layanan ATM yang diperlukan
dengan cara yang hemat biaya
5) Dari sisi penyeragaman aturan dan standar adalah untuk memberikan
interoperabilitas dengan ruang udara yang berdekatan dengan
mengadopsi standar umum, spesifikasi dan fungsi yang terstandarisasi
dalam lingkup ATM
Unsur unsur dalam CNS ATM

1. Komunikasi (Communication)
2. Navigasi (Navigation)
3. Pengamatan (Surveillance)
4. Air Traffic Management (ATM)
Communication
Air to Ground
Definisi
 Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan,
yaitu hubungan / komunikasi timbal balik
antara pesawat udara dengan unit-unit ATS
di darat.
 Dalam komunikasi tersebut pihak-pihak yang
membutuhkan secara langsung peralatan
radio komunikasi yaitu :
1) Pilot
2) Petugas pemandu lalu lintas udara
3) Teknisi telekomunikasi penerbangan.
Cont’
parameter penting yang ada dibidang komunikasi penerbangan, antara
lain :
Transaction time yaitu waktu maksimum untuk penyelesaian
operasional transaksi komunikasi (komunikasi dua arah) setelah
dilakukan komunikasi yang sesuai dengan prosedur awal (atau alternatif
bila terjadi gangguan komunikasi).
Integrity (integritas) yaitu kemungkinan terjadinya kesalahan (error)
dalam operasional transaksi komunikasi.
Availability (ketersediaan) yaitu kemungkinan berlangsungnya
operasional transaksi komunikasi yang sesuai akan kebutuhan (baik
diudara maupun didarat)
Continuity (berkelanjutan) yaitu kemungkinan terjadinya operasional
transaksi komunikasi yang berkelanjutan dalam satu waktu komunikasi.
Fasilitas Komunikasi Penerbangan

Secara umum fasilitas komunikasi penerbangan yang ada saat ini adalah
sebagai berikut :

A. Fasilitas komunikasi lalu lintas penerbangan / Aeronautical


Mobile Service (AMS),

# fasilitas yang digunakan untuk komunikasi antara pengawas (air traffic


controller) dengan penerbang (pilot) atau biasa di sebut Air to Ground (A/G)

B. Fasilitas komunikasi antar stasiun komunikasi penerbangan


/Aeronautical Fixed Service (AFS),

#fasilitas ini umumnya digunakan untuk komunikasi point to point antara


stasiun bandara / Ground to Ground (G/G), disamping untuk mendukung
jaringan AFTN:
Peralatan Komunikasi A/G

 High Frequency Air/Ground Communication


(HF A/G)
1) RDARA 2) MWARA
 Very High Frequency Air/Ground Communication
(VHF A/G)
1) AFIS 2) ADC / Tower 3) APP
 VHF - ER (extended range)
1) APP 2)ACC
 ATIS (Aeronautical Terminal Information Service)
 Recorder
 ATN System
Peralatan Komunikasi G/G

Peralatan untuk komunikasi ground to ground :


 HF – SSB

 Teleprinter
 AMSC (Automatic Message Switching
System)Recorder
 Radio Link

Direct speed
Pelayanan Ruang Udara
Document ICAO no. 9426 tentang ATS Planning Manual
(pembagian airspace)
Con’t
Pelayanan Ruang Udara

Berdasakan Document ICAO no. 9426 tentang


ATS Planning Manual yang menjelaskan bahwa
pelayanan ruang udara pada dasarnya dibagi
menjadi dua wilayah udara dan satu regional
ruang udara :
 Wilayah Udara Terkendali (Controlled Airspace)
 Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled
Airspace)
 Flight Information Region (FIR)
Wilayah udara terkendali (controlled airspace)

Wilayah udara terkendali (controlled airspace) adalah wilayah udara


yang penggunaannya diatur oleh unit-unit ATS (air traffic service).
Penerbang wajib menaati perintah yang diberikan oleh pengatur lalu
lintas penerbangan. Wilayah udara terkendali dibagi kembali menjadi
beberapa kelas berdasarkan kewenangan, luas dan ketinggian dari
ruang udara yang tersedia. Yaitu :
(1) Aerodrome Controll Tower (ADC)
• Wilayah kerja ADC adalah wilayah dimana seorang pengatur lalu
lintas udara dapat melihat kedatangan dan keberangkatan dengan
visual, yang berarti seorang pengatur lalu lintas udara dapat
melihat pergerakan pesawat secara visual dari atas menara
pengawas (tower).
• Umumnya hingga ketinggian 10.000 kaki.
• Dengan luas 5 NM dari bandara.
Wilayah udara terkendali (controlled airspace)

(2) Approach Controll Office (APP)


• Wilayah kerja dari APP adalah wilayah yang mencakup dari
beberapa ADC, pada umumnya wilayah kerja APP ini diatur oleh
unit kerja APP yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan
pergerakan pesawat untuk mendekati ruang udara ADC yang dituju.
• Selain itu APP juga bertugas untuk memberikan clearance (izin)
bagi pesawat untuk memasuki wilayah kerja ACC maupun
memberikan jalur bagi pesawat udara yang akan masuk ke
wilayahnya.
• Di beberapa wilayah APP di Indonesia, unit kerja APP sudah
menggunakan Radar sebagai fasilitas bantu dalam mengatur
pergerakan pesawat.
• Wilayah kerja APP di Indonesia (sesuai yang dinyatakan oleh ICAO)
adalah kisaran 10.000 kaki hingga 17.000 kaki dengan luas
wilayahnya mencapai 25 -30 NM
Wilayah udara terkendali (controlled airspace)

(3) Area Controll Centre (ACC)


• Wilayah kerja dari ACC adalah wilayah yang mencakup dari beberapa
APP, pada umumnya wilayah kerja ACC ini diatur oleh unit kerja ACC
yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan pergerakan pesawat
untuk memasuki ruang udara APP yang dituju.
• Selain itu ACC juga bertugas untuk memberikan clearance (izin) bagi
pesawat untuk memasuki wilayah kerja ACC yang berada di
sekitarnya maupun memberikan jalur bagi pesawat udara yang akan
masuk ke wilayahnya.
• Di Indonesia wilayah ACC terdiri dari 2 ACC (ACC Jakarta dan ACC
Makasar), unit kerja ACC menggunakan Radar sebagai fasilitas bantu
dalam mengatur pergerakan pesawat.
• Wilayah kerja ACC di Indonesia (sesuai yang di declear ICAO) adalah
kisaran 17.000 kaki hingga 24.000 kaki .
Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled Airspace)

Wilayah udara tidak terkendali adalah ruang udara yang wilayahnya tidak
terlalu padat atau jangkauan wilayahnya yang terlalu tinggi dan jauh.
Perbedaan yang mendasar antara controlled air space dengan
uncontrolled airspace adalah petugas pengatur ruang udara uncontrolled
airspace hanya memberikan informasi kepada pesawat. Unit-unit ATS
tersebut adalah :
 
(1) RDARA (Regional Domestic Air Route Area)
• Adalah ruang udara yang berada diantara wilayah udara ADC dan
berada di bawah wilayah kerja APP, yang membedakan adalah
kewenangannya, sesuai dengan tulisan di atas bahwa uncontorlled
airspace hanya memberikan informasi bukan mengatur pergerakan,
dan pesawat juga hanya bertugas untuk melaporkan posisinya
kepada petugas RDARA.
Wilayah Udara Tidak Terkendali (Uncontrolled Airspace)

(2) MWARA (Major World Air Route Area)


• Pada prinsipnya MWARA mirip dengan RDARA, yang
mendasar perbedaannya, wilayah kerja MWARA meliputi
ruang udara di atas wilayah udara ACC, dan ruang udara
bebas (tidak berada dalam naungan ACC negara
manapun) yang umumnya berada di atas lautan luas,
diberikan informasi oleh unit kerja MWARA ini.
• Khusus di wilayah Indonesia, maka unit kerja MWARA
menaungi wilayah udara di atas ketinggian 24.000 kaki.
Yang luasnya sesuai dengan luas wilayah udara unit kerja
ACC.
Flight Information Region (FIR)

Flight information region adalah pembagian ruang udara dengan dimensi


yang ditetapkan, dimana flight information service (FIS) dan alerting service
tersedia. FIR merupakan wilayah peredaran data pada satu wilayah yang
menggabungkan beberapa ruang udara. Jaringan komunikasi data
penerbangan yang digunakan adalah AFTN (Aeronautical Fixed
Telecomunication Network) dengan VSAT sebagai media transmisinya.
Selain media VSAT juga menggunakan media HF Data Link. Pada pene-
rapannya FIR memiliki Unit-unit ATS yang bernaung di bawahnya, yaitu :
(1) Communication Centre Station
• Adalah pusat pengendalian data penerbangan, Communication Centre
(Comm Centre) bertugas untuk menghimpun, menerima data dan
mendistrbusikan data kepada unit – unit ATS di bawahnya dan juga
mengirimkan dan menerima informasi ke unit – unit ATS yang bertugas
mengatur lalu lintas penerbangan (umumnya berada di wilayah lalu lintas
penerbangan ACC) dan melakukan pertukaran data dengan Comm
Centre yang terhubung.
Flight Information Region (FIR)

(2) SubCommunication Station


• Sub Communication Station (subcomm station) bertugas menghimpun
data dan mendistribusikan ke comm centre di atasnya dan tributary
station yang berada di bawahnya, juga memberikan dan menghimpun
data ke unit ATS pengatur lalu lintas udara yang berada di bandaranya
(umumnya berada di wilayah udara APP).

(3) Tributary Station


• Tributary station bertugas menghimpun data dan mendistribusikan ke
Subcomm station di atasnya, juga memberikan dan menghimpun data
ke unit ATS pengatur lalu lintas udara yang berada di bandaranya
(umumnya berada di wilayah udara yang hanya menggunakan ruang
udara ADC) dan uncontrolled airspace.
7 - Flight Profile
• Every aircraft that flies follows a similar flight pattern that
begins before takeoff and ends after landing.
• This pattern is called a flight profile.
• A typical commercial flight profile has 7 phases.
• Each phase of a typical flight profile is monitored by an
air traffic control facility with its own group of controllers.
• Each of these controllers follows specific rules and
procedures while directing flights through designated
airways.
• They monitor the flight using special equipment and
decision support tools (computers) that ensure a safe
and efficient flight.
Cont’
Cruise / En-route

Climb
Descend
P r e fl i g h t Approach
& Ta k e - And
o ff Landing
Cont’
• Step 1- Preflight: Pilot files the flight plan & send to the
Tower controller. Tower inform pilot the weather
information. Flight checks, push-back from the gate &
taxi to the runway.

• Step 2- Take-off: Tower controller gives pilot clearance


for take-off, aircraft powers up & take-off.

• Step 3- Departure: Aircraft climbs to a define altitude


Tower controller pass their communication with pilot to
the Departure Controller. Pilot receives clearance for
routing.
Cont’

• Step 4- En-route: Communication with the pilot then pass to


the Air Route Controller. Air route controller instructing pilot to
the specific altitude and heading.
• Step 5- Descent: Near airport Approach Controller instructing
pilot to descent & change heading.
• Step 6- Approach: Pilot receives approach clearance & the
then communication with pilot is passed to the Tower Controller.
• Step 7- Landing: Local controller at tower gives clearance for
landing. Ground controller directs the pilot across the taxiways
to its destination gate at the terminal.

Anda mungkin juga menyukai