Anda di halaman 1dari 43

MATERI PEMBEKALAN UJIAN

CHECKER TO CHECKER
RATING AGRC
Makassar
09 – 13 Agustus 2021

presentedBy : aries.subagiyo@airnavindonesia.co.id
MATERI PEMBEKALAN
1. REGULASI
2. RUANG UDARA
3. KOMUNIKASI DASAR
4. KOMUNIKASI PENERBANGAN
5. SOP
1. REGULASI

ICAO ANNEX 10 VOLUME II Communication Procedures

Membahas Standar prosedur komunikasi pada penerbangan.

- Chapter 4 for Aeronautical Fixed Service (AFS)


- Chapter 5 for Aeronautical Mobile Service – Voice Communication
- Chapter 6 for Aeronautical Radio Navigation Service
- Chapter 7 for Aeronautical Broadcasting Service
- Chapter 8 for Aeronautical Mobile Service – Data Link

ICAO ANNEX 10 VOLUME III Communication System

Part II – Voice Communications System


Chapter 2 Aeronautical Mobile Service
Membahas Standar Sistem Komunikasi berbasis voice seperti:
- Karakteristik Sistem Komunikasi VHF A/G
- Kesetabian Frekuensi
- Sistem offset carrier
- Power, Modulasi, bandwith, inteference immunity
- Karakteristik Sistem Komunikasi SSB (Single Sideband)
- Bandwith Audio pada HF
- Toleransi Frekuensi, dll
3
1. REGULASI

ICAO ANNEX 10 VOLUME V Aeronautical Radio Frequency Spectrum Utilization

Membahas standar pengalokasian Frekuensi dan separasi pada Penerbangan

4
1. REGULASI

DOC 9426 Air Traffic Services Planning Manual

Merupakan sebuah standrad manual perencannan atau penoperasian untuk Air Traffic Service

UNDANG UNDANG REPUBIK INDONESIA NO. 1 Tahun 2009 TENTANG PENERBANGAN

UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan telah disahkan dalam rapat paripurna DPR-RI pada tanggal 17 Desmber 2008 dan
ditanda tangani pada tanggal 12 Januari 2009. Undang Undang ini merupakan dasar hukum yang mencangkup transportasi
udara secara komprehensif.

Secara Filosofis jiwa dari UU No. 1 Tahun 2009 bermaksud memisahkan regulator dengan operator sehingga tugas dan
tanggung jawab masing-masing jelas, tidak tumpang tindih, dan transparan.

Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi

Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda,
isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.

5
1. REGULASI

SKEP 113 Tahun 2002 Tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan penempatan fasilitas penerbangan sesuai
dengan persyarata teknis.

- Tujuannya agar fasilitas penerbangan tersebut dapat beroperasi secara optimal, dalam mendukung pelayanan keamanan dan
keselamatan penerbangan.

6
1. REGULASI

KP 103 Tahun 2015 Tentang Spesifikasi Teknis Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar spesifikasi teknis peralatan yang digunakan untuk Telekomunikasi
Penerbangan

VHF A/G Tower Set / ADC

7
1. REGULASI

KP 103 Tahun 2015 Tentang Spesifikasi Teknis Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar spesifikasi teknis peralatan yang digunakan untuk Telekomunikasi
Penerbangan

VHF A/G APP

8
1. REGULASI

KP 103 Tahun 2015 Tentang Spesifikasi Teknis Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar spesifikasi teknis peralatan yang digunakan untuk Telekomunikasi
Penerbangan

VHF A/G Portable

9
1. REGULASI

KP 103 Tahun 2015 Tentang Spesifikasi Teknis Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar spesifikasi teknis peralatan yang digunakan untuk Telekomunikasi
Penerbangan

HF A/G

10
1. REGULASI

PM 64 Tahun 2011 Tentang Kriteria, Tugas, dan Wewenang Teknisi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar Kriteria yang di perlukan untuk menjadi Teknisi Penerbangan, tugas,
serta wewenangnya.

PM 14 Tahun 2019 Tentang Pelatihan dan Kecakapan Personel Navigasi Penerbangan

- Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai dasar peraturan tentang persyaratan, kewenangan, pendidikan dan
pelatihan, kewajiban dan sanksi administratif bagi pemegang lisensi dan rating personel navigasi penerbangan.

11
1. REGULASI

KP 35 Tahun 2019 Tentang Prosedur Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
telekomunikasi penerbangan, seperti :

 Pencatatan Riwayat Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan


 Perencanaan Penyediaan Personil dan Kesiapan Fasilitas
 Preventive, Corrective Maintenance, dan evaluasi kerja
 Pencatatan Buku catatan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan dan Kegiatan (LogBook)
 Pelaporan Hasil Pemeliharaan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan (Availability, MTBF, MTTR, dan Reliability), serta
Laporan Kerusakan dan Perbaikan.

12
1. REGULASI

KP 35 Tahun 2019 Tentang Prosedur Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
telekomunikasi penerbangan, seperti :

 Pencatatan Riwayat Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan


 Perencanaan Penyediaan Personil dan Kesiapan Fasilitas
 Preventive, Corrective Maintenance, dan evaluasi kerja
 Pencatatan Buku catatan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan dan Kegiatan (LogBook)
 Pelaporan Hasil Pemeliharaan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan (Availability, MTBF, MTTR, dan Reliability), serta
Laporan Kerusakan dan Perbaikan.

13
1. REGULASI

SKEP 83 Tahun 2005 Tentang Prosedur Pengujian Di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan
Listrik Penerbangan

Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan Prosedur Pengecekan dan Pengujian Di Darat
(Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. Secara berkala (Periodic Test) dan secara Khusus
(Special Test)

KP 85 Tahun 2014 Tentang Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas dan Prosedur Penerbangan

Merupakan Regulasi Nasional yang digunakan sebagai acuan Tentang Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Kalibrasi
Fasilitas dan Prosedur Penerbangan.

14
2. RUANG UDARA

Potongan Vertikal Ruang Udara


FL 460

OVER FLYING

CTA / UTA
Area Control Center
(ACC)

FL 245

TMA : Terminal Area


Approach Control
(APP)
CTA / UTA : Control Terminal Area / Upper Terminal Area
TMA : Terminal Area
2000 - 2500 ft ATZ : Aerodrome Traffic Zone
A-B- C...dst : Posisi Alat Bantu Navigasi
ATZ
Aerodrome Controle
(ADC)
Catatan : Gambar Non Skala.

F A B C D E
15
Airspace Vertical MDimension
akassar Air T r a f f i c S e r v i c e C eOVERVIEW
nter

FIS (F460-F600)

ACC/Enroute Services
(F245-F460)

APP /TMA 
(2500 ft -F245)

Tower (0 – 2500 ft)


2. RUANG UDARA

Potongan Horizontal Ruang Udara (TMA)

MDN

TJG
PKU
PNK
PLB BPN UPG
JYP

JKT SUB
JOG
BLI

12 TMA Based on RJPP

17
2. RUANG UDARA

Potongan Horizontal Ruang Udara (ACC FIR UPG)

UMNO
UBPN

UPUA
UPKN
UAMN
UMKS
USBY UBLI

UNSA

18
2. RUANG UDARA

Potongan Horizontal Ruang Udara (FIR)

19
2. RUANG UDARA

Potongan Horizontal Ruang Udara (FSS)

20
2. RUANG UDARA

Potongan Horizontal Ruang Udara (FIS)

Dari 14 FSS dioptimalkan


menjadi 6 FIS Sektor

21
3. KOMUNIKASI DASAR

Definisi

 Secara umum, komunikasi adalah penyampaian informasi dari sumber ke penerima melalui media komunikasi

 Secara Terminologis komunikasi merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

 Merujuk pada Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi maka Telekomunikasi
adalah setiap pemancaran, pengiriman, atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan,
gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.

22
3. KOMUNIKASI DASAR

Jenis Komunikasi

SIMPLEX DUPLEX
Simplex adalah Duplex adalah komunikasi
komunikasi satu arah. dua arah.
Disini pihak penerima Komunikasi Duplex terbagi
tidak dapat 2 yaitu:
memberikan
informasi balik. • Half Duplex : komunikasi
dua arah secara
Contoh : siaran bergantian
televisi dan siaran
radio Contoh : HT
• Full Duplex : komunikasi
dua arah secara
bersamaan
Contoh : Telepon

23
3. KOMUNIKASI DASAR

Spektrum Frekuensi

24
3. KOMUNIKASI DASAR

Propagasi
Read more at: https://elektronika-
Propagasi adalah proses perambatan gelombang radio dari pemancar ke penerima dasar.web.id/propagasi-gelombang-radio-gelombang-
elektromagnetik/
Copyright © Elektronika Dasar

Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti


lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon

Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan ionosfir yang


terletak di atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi. Ada
beberapa lapisan ionosfir yakni lapisan D , E, F1 dan F2, dimana
keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu, dan sangat
mempengaruhi perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang
paling jauh dari matahari sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini
hanya ada pada siang hari, dan cenderung menyerap sinyal pada
daerah frekuensi 300 kHz – 3 MHz

Pada propagasi ini, sinyal yang dipancarkan oleh antenna pemancar


langsung diterima oleh antenna penerima tanpa mengalami pantulan,
disebut Line Of Sight (LOS). Karena perambatannya harus secara
langsung, maka di lokasi- lokasi yang antenna penerimanya terhalang,
tidak akan menerima sinyal (blocked spot).
25
3. KOMUNIKASI DASAR

Blok Diagram TX Sederhana

• OSC merupakan pembangkit sinyal carrier


• BUFFER merupakan penyangga dan
pelindung osilator
• MULTIPLIER merupakan pengganda
frekuensi
• MICROPHONE merupakan penangkap
sinyal audio/informasi dan mengubahnya
menjadi gelombang listrik
• MODULATOR berfungsi memodulasikan
sinyal audio terhadap carrier
• RF PA berfungsi sebagai rangkaian
penguat rangkain penguat akhir
• ANTENA berfungsi untuk meradiasikan
sinyal elegtromagnetik

26
3. KOMUNIKASI DASAR

Karakteristik Umum Radio TX

• Power pancaran
• Kestabilan frekuensi
• Impedansi output
• Range Frekuensi
• Channel Spacing
• Power Requirement

27
3. KOMUNIKASI DASAR

Blok Diagram RX Sederhana

• ANT berfungsi untuk menangkap gelombang


radio dan mengubah kedalam bentuk
gelombang listrik
• RF AMP berfungsi sebagai penguat sinyal yang
diterima oleh antenna
• MIXER berfungsi mencampur sinyal carrier
yang diterima dengan sinyal yang dihasilkan
oleh Local Oscilator untuk menghasilkan sinyal
IF (Intermediate Frekuensi)
• LO sebagai pembangkit osilasi lokal
• IF AMP berfungsi menguatkan sinyal IF hasil
keluaran dari Mixer
• DETECTOR berfungsi memisahkan sinyal audio
/ informasi dari carrier
• AF AMP berfungsi menguatkan sinyal audio
• SPEAKER berfungsi merubah sinyal listrik
menjadi suara

28
3. KOMUNIKASI DASAR

Karakteristik Umum Radio RX

• Sensitivity
• Selektivity
• Fidelity
• Range Frekuensi
• Frekuensi accuracy
• Power Requirement

29
3. KOMUNIKASI DASAR

Karakteristik Umum Radio RX

30
3. KOMUNIKASI DASAR

Modulasi

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang


periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu
informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya
berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang
pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.
Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal yaitu:
• Amplitudo : ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal
• Phase : besar sudut dari sinyal pada saat tertentu
• Frekuensi : jumlah gelombang sinyal dalam satuan detik

31
3. KOMUNIKASI DASAR

Indeks Modulasi (AM)

Indek modulasi (pada AM) merupakan perbandingan antara


amplitudo sinyal pemodulasi dengan amplitudo sinyal carrier.

Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya


sebagai berikut:

m = Vm / Vc

32
3. KOMUNIKASI DASAR

Media Transmisi

Media Transmisi adalah jalur atau media yang dipakai untuk membawa informasi dari sender atau pengirim menuju ke receiver
atau penerima

(Guided) (Unguided)

33
3. KOMUNIKASI DASAR

Pola Radiasi / Pancaran

34
3. KOMUNIKASI DASAR

Gangguan Pancaran Sinyal

35
3. KOMUNIKASI DASAR

Rumus Perhitungan

Frekuensi VSWR
f = 1/T ●menggunakan tegangan
Dimana : VSWR = | V (maks) | / | V (min) |
V (maks) = amplitudo maksimum gelombang berdiri
f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz) V (min) = amplitudo minimum gelombang berdiri
T = Periode dalam satuan detik (sec ) ●menggunakan Impedansi
VSWR = ZL / Zo
ZL = impedansi beban
Zo = impedansi sumber
●menggunakan refleksi dan daya maju
VSWR = 1 + √ (Pr / Pf) / 1 - √ (Pr / Pf)
Pr = Daya yang dipantulkan
Pf = Daya maju

36
4. KOMUNIKASI PENERBANGAN

VHF – A/G

• VHF Air To Ground Communication (VHF A/G) adalah peralatan komunikasi penerbangan dari darat ke udara atau
sebaliknya, yang menggunakan frekuensi VHF dan biasanya digunakan oleh unit ATS (Air Traffic Service) dalam memandu
lalu lintas penerbangan dalam rangka pelayanan keselamatan penerbangan.

• Komunikasi VHF – A/G berdasarkan area pelayanan dibagi menjadi beberapa macam seperti :
> AFIS : Aerodrome Flight Information Service
> GMC : Ground Movement Control
> ADC : Aerodrome Control
> APP : Approach Control
> TMA : Terminal Area Control
> ACC : Area Control

• Komunikasi VHF – A/G berdasarkan peruntukannya juga terdapat beberapa macam seperti :
> ATIS : Aeronautical Terminal Information System
> Delivery
> Emergency

• Range Frekuensi VHF A/G secara umum adalah 118 MHz s/d 137 MHz

37
4. KOMUNIKASI PENERBANGAN

HF – A/G

• HF Air To Ground Communication (HF A/G) adalah peralatan komunikasi penerbangan dari darat ke udara atau sebaliknya,
yang menggunakan frekuensi HF dan biasanya digunakan oleh unit ACO (Aeronautical Communication Officer) dalam
memberikan informasi lalu lintas penerbangan dalam rangka pelayanan keselamatan penerbangan.

• Komunikasi HF – A/G berdasarkan area pelayanan dibagi menjadi beberapa macam seperti :
> FSS / FIC xxx Sector xxx : Flight Service Station
> FIC : Flight Information center

• Range Frekuensi yang digunakan adalah 3 MHz – 30 MHz

38
4. KOMUNIKASI PENERBANGAN

HF – SSB

• HF Single Sideband (HF SSB) adalah peralatan komunikasi penerbangan dari darat ke darat, yang menggunakan frekuensi
HF dan biasanya digunakan oleh unit ACO (Aeronautical Communication Officer) dalam memberikan informasi
penerbangan ke adjacent unit terkait lainnya dalam rangka pelayanan keselamatan penerbangan.
• Range Frekuensi yang digunakan adalah 3 MHz – 30 MHz
• Untuk saat ini kebijakan terkait operasional HF – SSB adalah di 24 lokasi
• Keuntungan modulasi SSB : hemat bandwidth dan hemat daya, penurunan noise (akibat termal)
• Kerugian modulasi SSB : sistem radio RX lebih kompleks, tuning RX lebih sulit (kompleks dan harus presisi)

39
5. SOP (Standard Operating Procedures)

SOP Pengoperasian

1. Menghidupkan peralatan :
> Memeriksa Kondisi Lingkungan
> Memeriksa Kebersihan
> Memeriksa Sumber Daya Listrik
> Memeriksa Back Up Sumber Daya Listrik
> Memeriksa kondisi suhu ruangan
> Menghidupkan Peralatan
> Monitor seluruh tampilan indikator / parameter pada display
> Pastikan tidak ada indikator warning / alarm
> Melakukan tes transmit dan receive
> Menyampaikan kepada user bahwa radio siap digunakan secara operasional
> Catat kondisi peralatan dan kegiatan yang telah dilakukan pada log book

2. Mematikan peralatan :
> Memeriksa Kondisi Lingkungan
> Mematikan Peralatan
> Mematikan Sumber Daya Listrik
> Mematikan Back Up Sumber Daya Listrik
> Memeriksa Keamanan Peralatan
> Catat kondisi peralatan dan kegiatan yang telah dilakukan pada log book

40
5. SOP (Standard Operating Procedures)

SOP Pemeliharaan

1. Menyiapkan rencana pemeliharaan : 5. Pemeliharaan Bulanan :


> Menetapkan jadwal dinas > Seluruh item kegiatan pada pemeliharaan mingguan
> Menyiapkan log book pemeliharaan > Periksa battery UPS
> Pengeecekan fungsi change over switch pada TX dan RX
2. Menyiapkan peralatan penunjang pemeliharaan : > Atur squelch jika diperlukan untuk menghilangkan noise
> Menyiapkan alat ukur > Catat pada log book seluruh kegiatan yang dilakukan
> Menyiapkan alat kerja
6. Pemeliharaan Tahunan :
3. Pemeliharaan Harian : > Seluruh item kegiatan pada pemeliharaan bulanan
> Pembersihan ruangan > Penggantian battery UPS / back up supply jika diperlukan
> Pembersihan peralatan > Pengukuran power TX pancaran secara real (sebelum ke antenna)
> Memeriksa kondisi AC ruangan > Pengukuran cavity jika ada
> Periksa fan pada TX dan RX > Pengukuran squelch RX
> Periksa indikator pada TX, RX dan RCU pada console desk
> Periksa indikator output power pada TX
> Catat pada log book seluruh kegiatan yang dilakukan

4. Pemeliharaan Mingguan :
> Seluruh item kegiatan pada pemeliharaan harian
> Periksa tegangan catu daya PLN, Genset, UPS dan/atau stabilizer
> Lakukan meter reading TX dan RX
> Catat pada log book seluruh kegiatan yang dilakukan 41
5. SOP (Standard Operating Procedures)

SOP Perbaikan

1. Membaca laporan / konfimasi ke user untuk memastikan kejadian / kronologis


kerusakan yang dialami
2. Melakukan koordinasi kegiatan perbaikan kepada pimpinan terkait dan user.
Terbitkan NOTAM jika diperlukan
3. Melakukan analisa kerusakan / gangguan operasional dengan mengecek bagian
per bagian yang dicurigai menjadi kontributor kerusakan seperti (antena,
transmission line, power supply, PA modul, control modul, front panel modul, dan
lain-lain)
4. Buat Laporan Terjadinya Kerusakan
5. Mempersiapkan suku cadang
6. Mempersiapkan alat kerja (tool set, manual book dan lain-lain)
7. Melakukan penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan
8. Melakukan perbaikan dan penyetelan unit / bagian / modul yang mengalami
gangguan atau pada modul pengganti jika diperlukan
9. Melakukan modifikasi pada unit / bagian / modul jika diperlukan
10. Melakukan rekondisi peralatan
11. Berkoordinasi dengan Balai Elektronika Penerbangan bila diperlukan
12. Memastikan kembali fungsi operasional TX dan RX berjalan dengan baik
13. Catat pada log book seluruh kegiatan yang dilakukan
14. Catat pada Buku Sejarah Peralatan jika ada penggantian unit / bagian / modul
15. Buat laporan hasil perbaikan peralatan

42
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai