Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KANTOR UPBU MELALAN MELAK
Jalan Sendawar Raya I Telp :- Fax :-
Kamp. Gemuhan Asa Email : bandaramelak@yahoo.com
Barong Tongkok Kutai Barat Web site : -
Kode Pos 75776

TERM OF REFERENCE (TOR)


KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEKERJAAN
PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAGAR PENGAMAN BANDARA (1000,00 m1)

A. LATAR BELAKANG
Transportasi udara mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam konteks peran dan
sumbangan dalam pembangunan nasional. Salah satu komponen yang penting dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan pada transportasi udara adalah
pengembangan kinerja dan pembangunan bandara.
Oleh karena itu sebagai prasarana penyelengaraan penerbangan, bandara perlu ditata secara
terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandar udaraan sesuaiu dengan tingkat
kebutuhannya dengan memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonom, kelestarian lingkungan,
keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional. Hal ini sesuai sebagaimana diatur
dalam UU no 26 tahun 2008 tentang penataan ruang UU No 1 Tahun 2009 tentang penerbangan,
UU RI No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup dan yang
ditindak Lanjuti dengan peraturan pemerintah No. 40 tahun 2012 tentang pembangunan dan
pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara KM Menteri Perhubungan No KM 48 Tahun 2002
Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, KM 31 tahun 2006 tentang proses perencanaan
di Lingkungan Departemen Perhubungan serta keputusan Menteri Perhubungan No. KM 69
Tahun 2013 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup Bandar Udara.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan Keselamatan
Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, tambahan lembaran Negara
nomor 4075).
d. Peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 128, tambahan lembaran Negara nomor 4146).
e. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional.
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2013 tentang Standar Biaya Tahun
2014 di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
h. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002, tentang spesifikasi Operasi
Bandar Udara.
i. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 tahun 2002, tentang Penyelenggaraan
Bandar Udara Umum
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 tahun 2002, tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR).
k. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 39 Tahun 2015 tentang
Manual Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil –
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes).
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 7 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara.
m. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor : SKEP/347/XIII/03 tentang
Standar Rancang bangun dan /Rekayasa fasilitas dan peralatan Bandar Udara.
n. Referensi Teknis Nasional
1) Standar Nasional Indonesia;
2) Peraturan dan Standar lain yang relevan;
o. Standar Internasional
1) ICAO Annex 14 beserta manualnya yang terdiri dari :
 Aerodromes Design Manual (Doc 9157)
 Aerodromes Planning Manual (Doc 9184)
 Airport Service Manual (Doc 9137)
2) FAA;
3) American Standard Testing Manual (ASTM);
4) ASHTO;
5) Dan standar lain yang relevan dengan jenis pekerjaan.
2. Gambaran Umum
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi merupakan suatu persyaratan utama dalam
mendukung pengembangan wilayah suatu daerah, terutama bagi daerah yang mempunyai
potensi sumber daya yang besar namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana
transportasi yang memadai. Transportasi udara merupakan sarana penting dalam
pencapaian ke berbagai lokasi, terutama wilayah terpencil yang sulit dicapai dengan jalur
darat
Keberadaan Bandar Udara diperlukan untuk membuka daerah terisolasi- tertinggal (sesuai
KEPPRES No. 7 Tahun 2004 dan KEPMEN Percepatan Daerah Tertinggal No. 001/KEP/M-
PDT/II/2005). Bandar udara sebagai prasarana penyelenggaraan penerbangan dalam
menunjang aktifitas suatu wilayah perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan
kebandarudaraan secara nasional yang andal dan berkemampuan tinggi, maka dalam proses
penyusunan penataan bandar udara tetap perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan
ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional.
Hal ini sesuai sebagaimana yang diatur dalam UU No, 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun
2001 Tentang Kebandarudaraan serta KM Menteri Perhubungan No. KM 83 Tahun 1998
Tentang Pedoman Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Bandar udara ini adalah bandara kelas IV sejak tahun 2008 dengan nama Bandar Udara
Melak. Dan kemudian mengalami kenaikan status kelas menjadi kelas III pada tahun 2014
dengan nama Bandar Udara Melalan - Melak. Dalam perjalanannya operasional bandara
Melalan Melak berlangsung dengan personil yang sangat minim dan terbatas serta fasilitas
yang masih membutuhkan banyak pembenahan dan pengembangan lebih lanjut mengingat
saat ini Bandara Udara Melalan melak belum memenuhi syarat-syarat minimal untuk
menunjang operasional Bandar udara. Disamping itu wilayah Kab. Kutai Barat merupakan
daerah investasi dan pariwisata, dan wilayah akses yang mendukung daerah perbatasan
yang tentunya akan berdampak pada kebutuhan akan pelayanan jasa penerbangan dengan
meningkatnya jumlah pesawat tujuan Bandar Udara Melalan Melak.
KONDISI EXISTING
Kondisi eksisting Bandar Udara Melalan Melak saat ini melayani penerbangan PP Melak -
Balikpapan, Melak - Datah Dawai dan Melak - Samarinda dengan jumlah pergerakan pesawat
rata-rata 8 kali pergerakan dalam sehari. Pesawat yang dilayani adalah jenis Cessna C208B
Grand Caravan(Susiair), DHC-6 Twin Otter (AviaStar), ATR 42 (Kalstar Aviation). Dan beberapa
jenis Pesawat dan Heli Charter.
Lokasi Bandar Udara Melalan Melak berada di Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai
Barat, Propinsi Kalimantan Timur dengan :
a. Data Geografis dan Administrasi Bandar Udara
No Uraian Keterangan
1 Nama Bandar Udara Melalan Melak
2 Nama Kota Sendawar
3 Koordinat Titik Referensi (Bandar Udara (aerodrome) 00.12’35” S
Reference Point/ARP) Bandar Udara dalam sistim WGS 84 115.45’ 58” E
4 Elevasi bandar udara dalam MSL dan geoid undulation 482.15ft
5 Elevasi dari masing-masing threshold dalam MSL dan 482.150ft (RWY03)
geoid undulation 481.625 ft (RWY21)
6 Elevasi masing-masing ujung RWY dan titik tertinggi -
sepanjang RWY
7 Elevasi tertinggi pada zona touchdown untuk presisi -
pendekatan RWY
8 Referensi temperatur Bandar Udara 25ºC pagi hari; 30 ºC siang hari
9 Rincian rotating beacon Bandar Udara -
10 Nama Penyelenggara Bandar Udara Unit Penyelenggara Bandar udara
Melalan Melak
11 Alamat bandar udara Desa Gemuhan Asa Kec Barong
Tongkok Kutai Barat
12 Nomor telepon -
13 Telex -
14 Facsimile -
15 E-mail bandaramelak@yahoo.com
16 Alamat AFTN WALE
17 Jenis Penerbangan yang diijinkan AFIS
18 Jenis runway Hotmix
b. Jam Operasi Bandar Udara
No Uraian Keterangan
1 Administrasi Bandar Udara : 08:00 s/d 16:00 LT / Local Time
2 Bea Cukai dan Imigrasi : Tidak tersedia
3 Kesehatan dan Sanitasi : Tidak tersedia
4 AIS Breafing Office : Tidak tersedia
5 ATS Reporting Officer : Tidak tersedia
6 MET briefing Office : Tidak tersedia
7 ATS : 08:00 s/d 16:00 LT / Local Time
8 Fuelling : On Request
9 Handling : 08:00 s/d 16:00 LT / Local Time
10 Keamanan Bandar udara : 24 jam

c. Pelayanan dan Fasilitas Teknis Penanganan Pesawat Udara (Handling Service and Facilities)
No Uraian Keterangan
1 Cargo Handling facilities : Tidak tersedia
2 Fuel/oil/type : Tidak tersedia
3 Fuelling facilities/capacity : Tidak tersedia
4 De-icing facilities : Tidak tersedia
5 Hangar space for visiting aircraft : Tidak tersedia
6 Repair facilities for visiting aircraft : Tidak tersedia

d. Fasilitas Penumpang Pesawat Udara(Passenger Facilities)


No Uraian Keterangan
1 Hotel : Pusat kota
2 Restauran : Pusat kota
3 Transportasi : Tersedia
4 Fasilitas Kesehatan : Pusat kota
5 Bank and Kantor Pos : Pusat kota
6 Kantor Pariwisata : Pusat kota

e. Pertolongan Kecelakaan Pesawat Udara dan Pemadam Kebakaran (Rescue and Fire
Fighting)
NO URAIAN KETERANGAN
1 Kategori PKP-PK (Aerodrome Cat. For Fire : 4
Fighting)
2 Peralatan PKP-PK (Rescue Equipment) : RIV, foam tender type V
3 Peralatan pemindahan pesawat udara yang rusak : Tidak tersedia
(Capability for removal of disable aircraft)

f. Apron, Taxiwaydan Check Location Data


No Uraian Dimensi Permukaan Strength
1. Apron 145x 50 Aspal Hotmix 14 F/C/Y/T
2. Taxiway A&B 72 x 15 Aspal Hotmix 14 F/C/Y/T
g. Petunjuk Pergerakan Permukaan dan Sistem Kontrol & Pemberian Rambu
No Uraian Keterangan
a. Use of aircraft identification sign, taxiway guide lines and visual Tidak tersedia
docking/parking guidance system untuk parkir pesawat udara
b. Rambu dan lampu RWY dan TWY Tidak tersedia
c. Stop bar Ada

h. Karakteristik Fisik Runway


1 2 3 4 5 6
THR elevation and
Strength (PCN)R highest elevation
Designation True & MAG Dimension of of TDZ of
and Surface of
RWY NR BRG RWY Coordinates
RWY and SWY Precission APP
RWY
PCN
03 030° 1050 x 23 M 14 F/C/Y/T - 482.15 ft
Asphalt hotmix
PCN
21 210° 1050 x 23 M 14 F/C/Y/T -
481.625 ft
Asphalt hotmix
1 1
7 8 9 10
1 2

Remarks
Slope of SWY CWY OFZ
Strip Dimension
RWY-SWY Dimension Dimension

1.5% 30 x 23 40 x 82 1150 x 82 -

1.5% 45 x 23 60 x 82 1150 x 82 -

i. Declared Distance
1 2 3 4 5
RWY
TORA TODA ASDA LDA
Designator
03 1050 1050 1050 900
21 900 900 1050 1050

j. Approach and runway lighting


k. 1 2 3 4 5
RWY APP LIGHT type THR Light colour VASIS (MEHT)
TDZ LGT LEN
Designator LEN WBAR PAPI
03 - - APAPI 1 sisi -
21 - - - -

6 7 8 9 10
RWY Centre line RWY Edge LGT
RWY Centre line LGT SWY LGT LEN
LGT length colour Remarks
length spacing colour (M) colour
spacing colour WBAR
- - - - -
- - - - -
k. Other Lighting, secondary power supply
No Uraian Keterangan

1 ABN/IBN Location, Characteristic and Hours Operation Tidak tersedia


:
2 LDI location and LGT anemometer location and LGT Tidak tersedia
3 TWY edge and centre line LGT Tidak tersedia
4 Secondary power supply/switch over time Genset 100KVA, 50KVA, 15KVA

l. ATS Air Space

No Uraian Keterangan

1 Designation and lateral limits Coverage range 60 NM NDB “MK” 271 KHz
(00.12’20.92” S / 115.45’37.56” E)
2 Vertical limit -
3 Airspace classification AFIS
4 ATS unit call sign language (S) Melak RADIO
5 Transition 8500 Ft

m. ATS Communication Facilities

1 2 3 4 5

Service
Call Sign Frequency Hours of Operation Remarks
Designator

MELAK
TWR 122.4 MHz 08:00 – 16:00 NIL
RADIO

MELAK
GND 53.400KHz 08:00 – 16:00 NIL
GND

n. Radio Navigation and Landing Aids

1 2 3 4 5 6
Site of
Type of aid and transmitting Elevation of DME Remarks
ID Frekuensi
category antenna transmitting antena
coordinates

00.12’20.92” S
NDB MK 271 KHz 24 jam U/S
115.45’37.56” E

B. ALASAN KEGIATAN DILAKSANAKAN


Untuk membatasi area atau wilayah Bandar udara dengan masyarakat sehingga batasannya dan
tidak terjadi sengketa. Hal ini dimungkinkan agar keamanan area Bandar udara dapat terjaga
dengan baik.
C. PENERIMA MANFAAT
 Untuk melindungi wilayah area keseluruhan Bandar udara baik dari aktivitas manusia dari luar
yang tidak bertanggung jawab maupun binatang yang melewatinya.
 Untuk mempermudah pengawasan baik dari sisi keamanan.
 Merupakan standarisasi kelayakan operasional Bandar udara.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KEGIATAN
1. Metode Pelaksanaan
a. Proses Pelelangan
Setelah proses usulan rencana kegiatan disetujui dan telah keluar DIPA, maka Kelompok
Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa dapat memulai proses pelelangan sampai
dengan penandatanganan kontrak. Pelaksanaan Proses Pelelangan mengacu pada
Perpres No. 16 Tahun 2018, menggunakan pelelangan jasa konstruksi metode 1 sampul
dengan evaluasi sistem gugur. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu 60 (enam
puluh) hari kalender. Pokok-pokok kegiatan pada tahap ini meliputi :
 Pengumuman lelang
 Pendaftaran dan pengambilan dokumen
 Pengambilan dokumen lelang
 Penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Pemasukan dokumen penawaran
 Pembukaan dokumen penawaran
 Evaluasi kualifikasi dan pembuktian kualifikasi
 Usulan pemenang lelang
 Pengumuman pemenang lelang
 Masa sanggah
 Sanggah banding (bila ada)
 Surat keputusan pemberian pekerjaan
 Surat perintah mulai kerja (SPMK)
 Penandatanganan kontrak
b. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi tahapan-tahapan dan kriteria yang harus dipenuhi
sebagai berikut :
1) Tahapan Pekerjaan Persiapan
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor dapat memulai pekerjaan setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan kegiatan persiapan pekerjaan
meliputi :
 Pekerjaan mobilisasi alat
 Pekerjaan pengukuran awal dan pembuatan profil desain
2) Tahapan Pekerjaan Fisik
 Tahapan pekerjaan fisik adalah tahapan pekerjaan Pekerjaan yang tercakup
dalam pasal spesifikasi ini adalah kewajiban untuk melengkapi semua peralatan
serta pekerjaan persiapan tempat pemasanan yang benar–benar sesuai dengan
pasal spesifikasi ini dan gambar–gambar yang telah. Semua bahan dan tahapan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dalam dokumen
pengadaan. Tahapan ini dilaksanakan dengan durasi waktu pekerjaan sesuai
dengan kontrak yang telah disetujui.
 Dalam melaksanakan pekerjaan, pelaksana harus mematuhi Ketentuan mengenai
penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
dituangkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan
tentang K3 yang bedaku.
 Pelaksana pekerjaan diwajibkan membuat metode tentang uraian strategi khusus
dan solusi dalam menghadapi kendala-kendala atau gangguan yang mungkin
terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3) Tahapan pengawasan
Pelaksanaan pengawasan ini dilakukan dari mulai awal mobilisasi s/d masa
pelaksanaan dan pemeliharaan oleh konsultan pengawas, untuk menjaga mutu hasil
pekerjaan dan pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja yang telah diajukan.
4) Tahapan pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan ini adalah tahapan dimana terdapat mutu pelaksanaan
pekerjaan kurang baik yang tidak sesuai dengan rencana kerja dan spesifikasi untuk
dilakukan perbaikan dan di tahapan ini merupakan tahapan perawatan hasil pekerjaan
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.

2. Tenaga Ahli dan Pendukung Yang Dibutuhkan


No. Komposisi Jumlah Persyaratan Keterangan
A Tenaga Ahli
1 Site Manajer 1 SLTA Sederajat, Pengalaman 4
tahun, SKT Pelaksana Bangunan
Gedung / Pekerjaan Gedung dan
dihadirkan pada saat pembuktian
kualifikasi
2 Pelaksana Lapangan 1 SLTA Sederajat Pengalaman 4 tahun,
SKT Pekerjaan Bangunan Gedung
3 Surveyor 2 SLTA Sederajat (survei pemetaan)
Pengalaman 4 tahun di pekerjaan Tidak sesuai kriteria
sejenis SKT Juru Ukur/Pemetaan maka dianggap gugur

4 Tukang Las 3 SMU/SMK Kejuruan Pengalaman 4


tahun di pekerjaan sejenis SKT
Tukang Las Konstruksi Plat dan pipa
5 Tukang Beton 2 SMU/SMK Kejuruan Pengalaman 4
tahun di pekerjaan sejenis SKT
Tukang Cor Beton /Concrete
6 Petugas K3 1 SLTA Sederajat Pengalaman 4 tahun
di pekerjaan, SKT Petugas K3

B Teanga Pendukung

1 Administrasi 1 SLTA Sederajat Pengalaman 4 tahun


di pekerjaan sejenis Tidak sesuai kriteria
2 Logistik 1 SMU/SMK Kejuruan Pengalaman 4 maka dianggap gugur
tahun di pekerjaan sejenis
3. Material
Material yang digunakan adalah yang tercantum dalam spesifikasi teknis.
Setiap Penyedia Melampirkan :
Surat Dukungan Pagar BRC jenis hot dip galvanized (Bristish Standard 443 1982) dan
produksi pabrik (mesin) dari distributor/agen/pabrik/ ATPM

4. Peralatan Yang Dibutuhkan

No. Peralatan Jumlah Persyaratan Keterangan

`1 Theodolite 1 Kondisi Layak

2 Waterpass 1 Kondisi Layak

3 Dump Truck kapasitas 3-4 m3 3 Kondisi Layak Tidak sesuai kriteria


maka dianggap gugur
4 Beton Molen 2 Kondisi Layak

5 Water Tank 2 Kondisi Layak

6 Genset 2 Kondisi Layak

7 Mesin Las 2 Kondisi Layak

8 Toolkit set 2 Kondisi Layak

9 Mobil Pick Up 1 Kondisi Layak

E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pada dasarnya jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dimulai dari periode persiapan proyek
sampai dengan akhir masa kontrak pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam
dokumen kontrak. Pelaksanaan pekerjaan ini dikerjakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender dengan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan atau 180 hari
kalender.

F. PERSYARATAN PESERTA
1. Persyaratan Adminstrasi;
syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pemilihan terpenuhi, yaitu
dengan dilampirkannya
a. Surat Penawaran (sebagaimana tercantum dalam SPSE) Surat Penawaran memenuhi
ketentuan yaitu jangka waktu berlakunya Penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (apabila ada) memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Mencantumkan nama KSO sesuai dengan dokumen isian kualifikasi;
2) mencantumkan nama perusahaan leadfirm KSO dan anggota KSO;
3) mencantumkan pembagian modal (sharing) dari setiap perusahaan;
4) mencantumkan nama individu pihak yang mewakili KSO; dan
5) ditandatangani para calon peserta KSO.
c. Pokja Pemilihan dapat melakukan klarifikasi/konfirmasi secara tertulis terhadap hal-hal
yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
2. Persyaratan Teknis;
Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan:
a. Metode Pelaksanaan memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam menyelesaikan pekerjaan,
meliputi :
1) Tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar dan uraian/cara
kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama;
2) Kesesuaian antara metode kerja dengan peralatan utama yang ditawarkan/
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi/volume pekerjaan yang
disyaratkan;
Setiap Penyedia Melampirkan:
Surat Dukungan Pagar BRC jenis hot dip galvanized (Bristish Standard 443 1982)
dari distributor/agen/pabrik/ ATPM
Serta melampirkan brosur dan gambar yang ditawarkan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/rincian/ campuran/komposisi
material dari jenis pekerjaan.
Dalam melakukan evaluasi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan
membandingkan antara metode kerja yang ditawarkan oleh peserta dengan metode kerja
yang menjadi bagian persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh PPK dengan cara
menilai kesesuaian metode tersebut. Apabila tidak sesuai, Pokja melakukan evaluasi
berdasarkan kesesuaian metode kerja yang ditawarkan dengan peralatan utama, serta
personel berdasarkan keahlian yang dapat dipertanggungjawabkan dan kemampuan
menyediakan material yang telah ditetapkan oleh PPK.
b. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP
c. Peralatan utama yang ditawarkan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan, dengan ketentuan:
1) Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah peralatan yang mendukung
langsung dan sesuai kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan utama
(majoritem);
2) Jenis, kapasitas, dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan;
3) Kepemilikan peralatan utama adalah milik sendiri, sewa beli, dan/atau milik pihak lain
dengan perjanjian Sewa bersyarat (bukan surat dukungan).
4) Evaluasi terhadap peralatan utama yang bersumber dari:
(a) Milik sendiri, dilakukan terhadap bukti kepemilikan peralatan (untuk dump truck
melampirkan STNK, untuk peralatan lainnya melampirkan invoice);
(b) Sewa Beli, dilakukan terhadap bukti pembayaran Sewa Beli (melampirkan
invoice/gross akta);
(c) Sewa dilakukan terhadap kebenaran surat perjanjian sewa.
5) Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang ditawarkan
berbeda dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan, maka Pokja Pemilihan
akan membandingkan produktivitas alat tersebut berdasarkan metode pelaksanaan
pekerjaan yang ditawarkan. Apabila perbedaan peralatan menyebabkan metode tidak
dapat dilaksanakan atau produktivitas yang diinginkan tidak tercapai sesuai dengan
target serta waktu yang dibutuhkan, maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan
dan dapat digugurkan pada tahap evaluasi teknis

No Jenis Peralatan Jumlah Kapasitas (minimal)


1 Theodolite 1 Unit
2 Waterpass 1 Unit
3 Dump Truck kapasitas 3-4 m3 3 Unit 3 – 4 Ton
4 Beton Molen 2 Unit
5 Water Tank 2 Unit
6 Genset 2 Unit
7 Mesin Las 2 Unit
8 Toolkit set 2 Unit
9 Mobil Pick Up 1 Unit

d. Personel manajerial yang ditawarkan sesuai dengan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan, dengan ketentuan:
1) Personel manajerial yang disyaratkan meliputi jabatan
No. Tingkat Jabatan Dalam Jumlah Pengalaman Sertifikat Kompetensi Kerja
Pendidikan/ Pekerjaan Yang Kerja
Ijazah Akan Profesional
Dilaksanakan (Tahun)
1 SLTA Sederajat Site Manajer 1 (satu) 4 (empat)  SKT Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung
 Dihadirkan Pada Saat
Pembuktian Kualifikasi
2 SLTA Sederajat Pelaksana 1 (satu) 4 (empat) SKT Pekerjaan Bangunan
Lapangan Gedung
3 SLTA Sederajat Surveyor 2 (dua) 4 (empat) SKT Juru Ukur/Pemetaan
4 SMU/SMK Tukang Las 3 (tiga) 4 (empat) SKT Tukang Las Konstruksi
Kejuruan Plat dan pipa
5 SMU/SMK Tukang Besi 2 (dua) 4 (empat) SKT Tukang Besi Beton
Kejuruan Beton
6 SLTA Sederajat Petugas K3 1 (satu) 4 (empat) SKT Petugas K3

2) Tenaga Pendukung

No Tingkat Pendidikan/ Jabatan dalam pekerjaan Jumlah Pengalaman Kerja


Ijazah yangakan dilaksanakan Profesional (Tahun)

1 SLTA sederajat Tenaga Adiminstrasi 1 (satu) 4 (empat)

2 SLTA sederajat Logistik 1 (satu) 4 (empat)

3) Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman bekerja


sesuai jenis pekerjaan yang ditenderkan.
4) Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
5) Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pemberi tugas.
6) Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau
referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
7) Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
8) Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
e. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP, yang memuat :
1) Manajemen risiko dan rencana tindakan (minimal sesuai identifikasi bahaya yang
ditentukan PPK), meliputi:
a) Penjelasan manajemen risiko meliputi mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat
risiko, dan mengendalikan tingkat risiko.
b) Penjelasan rencana tindakan meliputi sasaran umum, sasaran khusus, dan
Program K3.
2) Pakta komitmen yang ditanda-tangani oleh wakil sah badan usaha.
f. Pokja Pemilihan dapat melakukan verifikasi lapangan dan/atau klarifikasi, khususnya
kepada pabrikan/produsen/agen/distributor material/alat untuk menjamin konsistensi
jenis material/alat serta kemampuan untuk menyediakan material/peralatan sesuai jadwal
yangtelah ditetapkan serta kebenaran penyewaan terhadap pelaksanaan pekerjaan;
g. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang tidak jelas atau meragukan, Pokja
Pemilihan melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi, peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil verifikasi lapangan dan/atau
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
3. Persyaratan Harga;
a. unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan
ketentuan:
1) Total harga penawaran terkoreksi dibandingkan dengan nilai total HPS:
a) apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS, tender
dinyatakan gagal.
2) Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi maka dinyatakan gugur.
3) Dalam hal bagian pekerjaan harga satuan maka harga satuan penawaran yang
nilainya lebih besardari 110% (seratus sepuluh persen) dari harga satuan yang
tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi dengan ketentuan:
a) Apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dinyatakan
timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan
Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi penambahan volume terhadap
pekerjaan yang harga satuannya dinyatakan timpang, maka pembayaran
terhadap volume tersebut berdasarkan harga satuan hasil negosiasi;
b) Apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan/sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut
dinyatakan tidak timpang.
4) Apabila terdapat mata pembayaran yang harganya nol atau tidak ditulis maka
dilakukan klarifikasi, kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap
termasuk dalam harga pekerjaan lainnya.
b. Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Evaluasi kewajaran harga dilakukan terhadap bagian pekerjaan lumsum dan bagian
pekerjaan harga satuan;
2) Klarifikasi terhadap hasil koreksi aritmatik, apabila ada koreksi/ perubahan;
3) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja Pemilihan (apabila mensyaratkan TKDN);
4) Klarifikasi/evaluasi kewajaran harga apabila harga penawaran dibawah 80% (delapan
puluh persen) HPS dengan ketentuan:
a) Peserta menyampaikan Rincian Keluaran dan Harga (untuk bagian pekerjaan
lumsum) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (untuk bagian pekerjaan harga
satuan)
b) Rincian Keluaran dan Harga (untuk bagian pekerjaan lumsum) dan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan (untuk bagian pekerjaan harga satuan) hanya digunakan untuk
evaluasi kewajaran harga penawaran dan tidak dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran dan pembayaran pekerjaan;
c) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga upah, bahan,
dan peralatan dari harga satuan penawaran sekurang-kurangnya pada setiap
mata pembayaran utama;
d) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan
peralatan dalam Analisa Harga Satuan sekurang-kurangnya pada setiap
pekerjaan utama;
e) Hasil penelitian butir c) dan butir d) digunakan untuk menghitung kewajaran harga
tanpa memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan;
f) Harga dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Rincian Keluaran dan Harga
yang dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan digunakan untuk
menghitung total harga penawaran;
g) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf f) dihitung berdasarkan:
(1) Volume yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga; serta
(2) Keluaran (output) yang ada dalam Daftar Keluaran dan Harga.
h) Apabila total harga lebih kecil dari hasil evaluasi sebagaimana huruf g) tersebut,
maka harga penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga;
i) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi sebagaimana huruf
g) tersebut, maka harga penawaran dinyatakan wajar;
j) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang tender, harus bersedia
untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima persen) dari nilai total
HPS; dan
k) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% (lima persen) HPS, penawarannya digugurkan
serta dikenakan sanksi Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri (apabila
memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga) dengan ketentuan perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan
penilaian sendiri (self assessment), dengan ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/Jasa bernilai diatas Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN
lebih besar atau sama dengan 25% (duapuluh lima persen). Apabila peserta tidak
menyampaikan formulir perhitungan TKDN maka peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan preferensi harga bagi penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian dengan tetap
berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut:
HEA = (1 - KP)
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = TKDN x Preferensi Tertinggi.
KP adalah koefisien preferensi
Preferensi Tertinggi adalah preferensi harga maksimum yaitu 7,5% unuk pekerjaan
konstruksi dan 25% untuk barang/jasa
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik.
4) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama, penawar
dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan
oleh Pokja Pemilihan untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat
pemenang tender.
4. Persyaratan Kualifikasi.
a. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO)
1) Formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh seluruh anggota KSO,
kecuali leadfirm KSO mengisidata kualifikasi melalui SPSE;
2) Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga),
perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi;
3) Leadfirm KSO harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih tinggi dari badan usaha
anggota KSO dengan porsi modal paling banyak 70% (tujuh puluh persen).
b. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang
berlaku efektip
c. Evaluasi terhadap Sertifikat Badan Usaha (SBU) memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
1) Memiliki SBU dengan kualifikasi Usaha Kecil serta disyaratkan
a) Bidang Usaha Bangunan Gedung
2) Sub Bidang Usaha klasifikasi Bangunan Gedung (BG).
3) Masa berlaku Sertifikat Badan Usaha (SBU) berdasarkan masa berlaku yang
tertera/tertulis pada sertifikat tersebut dengan tidak memperhatikan ketentuan
registrasi tahunan.
4) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang habis masa berlakunya sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran tidak dapat diterima dan penyedia dinyatakan
gugur.
5) Dalam hal masa berlaku Sertifikat Badan Usaha (SBU) habis setelah batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran, maka Peserta harus menyampaikan Sertifikat
Badan Usaha (SBU) yang sudah diperpanjang kepada Pejabat Pembuat Komitmen
pada saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
d. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan) tahun pajak
2018;
e. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan);
f. Tidak masuk dalam daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan
Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
g. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman sub kontrak, kecuali
bagi pelaku usaha yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
h. Memiliki paling kurang 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat (SKT) yang sesuai dengan
klasifikasi SBU yang disyaratkan; dan
i. Melampirkan perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP);
j. Dalam hal peserta akan melakukan KSO :
Wajib mempunyai perjanjian KSO yang memuat persentase KSO dan perusahaan yang
mewakili/leadfirm KSO tersebut;

G. PAGU ANGGARAN YANG DIPERLUKAN


Seluruh biaya dari kegiatan yang diusulkan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Pelaksanaan kegiatan memerlukan anggaran biaya sebesar Rp 1.282.601.000,00,- (satu
milyar dua ratus delapan puluh dua juta enam ratus satu ribu rupiah) yang merupakan biaya
keseluruhan dan telah ditambah PPN 10% (RAB terlampir).

Sendawar, Januari 2020


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
UPBU MELALAN MELAK
KUTAI BARAT

JECKSON SIHOMBING
Penata Muda (III/a)
NIP. 19760225 201012 1 001

Anda mungkin juga menyukai