KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA
WILAYAH VII
LAPORAN MONITORING
BANDAR UDARA TJILIK RIWUT –
PALANGKA RAYA
ELEMEN B6
(Operasi Visibility Rendah)
I. PENDAHULUAN
A. Umum
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII adalah instansi pemerintah yang dibawah naungan
Kementerian Perhubungan yang berada di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, dapun
tugas dan fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2011 adalah melaksanakan pengaturan,
pengendalian dan pengawasan kegiatan penerbangan di Bandar Udara dalam wilayah kerjanya.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII memiliki wilayah kerja yang ada di di wilayah
Kalimantan, Adapun wilayah nya sebagai berikut :
a. Kalimantan Timur;
b. Kalimantan Utara; dan
c. Kalimantan Tengah.
Dalam melakukan pengawasan dan pengendalian bandar udara yang di Kelola oleh Unit
Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) dan Bandar Udara
Khusus yang ada di wilayah kerja Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII, maka di buat
program inspeksi dan monitoring kegiatan pengawasan keselamatan bandar udara, defenisi dari
inspeksi dan monitoring sebagai berikut :
a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir
objek tertentu. Inspeksi keselamatan dilaksanakan terhadap unsur tertentu pengawasan
dan/atau pada output yang ada (kondisi nyata di lapangan) terhadap standar dan ketentuan
yang berlaku. Penyelenggara bandar udara wajib untuk melakukan tindakan pemulihan dan
tindakan perbaikan sehingga temuan tidak terjadi lagi.
b. Monitoring
Monitoring (pengamatan) adalah kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu
dari prosedur, fasilitas, personel, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan dan
pemangku kepentingan lainnya untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara wajib melaksanakan
monitoring terhadap tindak lanjut hasil pengawasan keselamatan operasi bandar udara.
Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil pengawasan harus berkesinambungan
dan berkelanjutan. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan oleh Tim
Pengawasan tidak dipenuhi oleh penyelenggara bandar udara, maka Kepala Kantor Otoritas
Bandar Udara dapat memberikan sanksi. Hasil monitoring dan evaluasi harus menjadi acuan
utama dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan keselamatan selanjutnya.
B. Tujuan
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan memiliki tujuaan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat agar terciptanya keamanan dan keselamatan bandar udara,
Adapun tujuaan sebagai berikut :
1. Mempelancar angkutan moda transportasi udara sesuai dengan regulasi yang ada sehingga
dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat;
2. Melakukan pengaturan, pengendalian dan koordinasi Bersama pemerintah daerah / kota
terkait penggunaan lahan daratan dan/atau perairan bandar udara sesuai dengan rencana
induk bandar udara;
3. Melakukan pengaturan pengendalian, dan pengawasan penggunaan Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP) dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) serta Daerah
Lingkungan Kepentingan Bandar Udara (DLKP);
D. Periode Monitoring
Monitoring keselamatan operasi bandar udara dilaksanakan di tanggal 06 s.d. 13 Maret 2024
pada elemen B6 Operasi Visibility Rendah.
E. Ruang Lingkup
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 220 Tahun 2017 Petunjuk Teknis Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-01, Sertifikasi dan Registrasi Serta Pengawasan Keselamatan Operasi
Bandar Udara (Staff Instruction 139-01) aspek pengawasan keselamatan operasi bandar udara terdiri atas 5 Sistem,
31 Elemen dengan 3 Unsur (Prosedur, Fasilitas dan Personel) di dalam setiap elemnya tersebut.
Dalam Evaluasi elemen ini terdapat ruang lingkup yang bertujuan untuk menbatasi koridor pengawasan dan
menjaga keakuratan hasil yang diperoleh. Ruang lingkup Laporan Evaluasi ini adalah melakukan pengawasan
dengan mengambil 1 (satu ) elemen dari 1 (satu) sistem dan hanya melakukan evaluasi terkait unsur prosedur.
Sedangkan untuk inplementasi atas pelaksanaan prosedur tersebut serta konektivitas atas unsur fasilitas dan
personel tetap harus dilakukan pengawasan secara On Site / Pengawasan langsung di lapangan untuk menjamin
tingkat keakuratan temuan sebagaimana amanah di dalam KP 220 Tahun 2017.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan monitoring pada B6 Operasi Visibility Rendah yang dilaksanakan di Bandar
Udara Tjilik Riwut – Palangka Raya yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II Cab. Bandar Udara
Tilik Riwut – Palangka Raya diperoleh hasil bahwa tidak ditemukan adanya indikasi
penyimpangan terhadap ketentuan perundang-undangan atau yang akan berdampak pada
keselamatan operasi bandar udara tersebut. Namun untuk cek produk dari prosedur yang dimiliki
tersebut maka harus dilakukan cek lapangan terhadap implementasi pelaksanaan atas prosedur
tersebut.
V. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan lebih lanjut, dan masih diperlukan
pengawasan langsung terhadap implementasi atas pelaksanaan prosedur Elemen B6 Operasi
Visibility Rendah yang dilaksanakan di lapangan terutama harus dipastikan bahwa prosedur
pengoperasian menggunakan ILS kategori 1, sehingga Low Visibility dalam AM dinyatakan tidak
diaplikasikan di Bandar Udara Tjilik Riwut.
PQ 1