Anda di halaman 1dari 9

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

INFORMASI FAKTOR JABATAN FUNGSIONAL

NAMA JABATAN : Personel Bandar Udara Ahli Pertama


UNIT ORGANISASI : Unit Penyelenggara Teknis, Ditjen
Perhubungan Udara

I. PERAN JABATAN
Jabatan ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pengujian
teknis, analisa kerusakan dan kebutuhan, kegiatan pemeliharaan
fasilitas dan peralatan bandar udara untuk menjamin terwujudnya
keselamatan dan keamanan penerbangan di Indonesia.

II. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


1. Uraian Tugas
1. Mempresentasikan konsep kerangka pengujian teknis fasilitas
Bandar Udara
2. Menyusun program pengujian teknis fasilitas bandar udara
3. Melaksanakan pemeliharaan dan kalibrasi alat ukur
4. Melaksanakan Pengawasan pengujian teknis fasilitas bandar
udara
5. Melaksanakan kegiatan Analisa dan kebutuhan perbaikan
kerusakan fasilitas bandar udara
1. Menyusun kerangka acuan pengujian teknis fasilitas bandar udara
2. Mengidentifikasi kebutuhan data pengujian konstruksi fasilitas
Bandar Udara
3. Merencanakan penyelenggaraan uji teknis fasilitas bandar udara

2. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pengujian
teknis dan operasional fasilitas bandar udara serta keamanan
dan keselamatan penerbangan berjalan sesuai prosedur yang
berlaku.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

2. Memastikan keselamatan dan kesehatan pegawai dalam


pelaksanaan kegiatan.
3. Secara umum bertanggung jawab dalam Persiapan kegiatan
dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengujian teknis
fasilitas bandar udara.

III. HASIL KERJA


1. Dokumen SOP (Standar Operational Procedure )
2. Dokumen Lembar Kerja
3. Jadwal Pengujian
4. Jadwal Pemeliharaan dan kalibrasi Peralatan
5. Jadwal Program K3
6. Laporan kegiatan (work report);
7. Lembar kerja (check list/work sheet);
8. Lembar keputusan (disposition/recomendation);
9. Laporan teknis (technical report);
10. Dokumen pengesahan (approval);
11. Dokumen persetujuan (acceptance).

IV. TINGKAT FAKTOR


FAKTOR 1: PENGETAHUAN YANG DIBUTUHKAN JABATAN (1−6 -
Nilai 950)
Pemangku jabatan ini memerlukan pengetahuan teknologi yang lebih
luas serta keterampilan tertentu yang dapat ditempuh melalui program
pendidikan sarjana atau setara. Memerlukan jam terbang yang tinggi/
berpengalaman yang terkait dengan fasilitas dan peralatan bandar
udara yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan masa kerja. Pola
pikir serta analisa yang tajam sangat dibutuhkan pada jabatan ini.
Fasilitas bandar udara harus dipastikan dapat laik operasi secara teknis
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pendidikan formal dan
kompetensi yang harus dipenuhi dalam jenjang ini adalah:

1. Berijazah paling rendah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) Teknik;


2. Memiliki Bukti Kompetensi Ahli sesuai ketentuan yang berlaku;
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

3. Memiliki Lisensi K3 Ahli yang masih berlaku;


4. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a, masa
kerja minimal 5 tahun bagi yang mengikuti pengangkatan
pertama;
5. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.

FAKTOR 2: PENGAWASAN PENYELIA (2-3, Nilai 275)


Penyelia dalam hal ini adalah Personel Bandar Udara di jenjang yang
lebih tinggi, memberikan tugas-tugas kepada pemangku jabatan ini
secara jelas, terperinci dan spesifik dengan disertai batas waktu
penyelesain, tugas dan apabila diperlukan membantu penyelesaian
tugas dari pemangku jabatan ini.
Pemangku jabatan ini melaksanakan tugasnya berdasarkan instruksi
dan petunjuk penyelesaian pekerjaan dari penyelia maupun
berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan dan bertanya kepada
penyelia apabila menemukan suatu hal yang tidak bisa dipecahkan
sendiri.
Pemangku jabatan ini juga merupakan jabatan penyelia yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
operasional, pemeliharaan serta pengujian teknis fasilitas bandar udara.

FAKTOR 3: PEDOMAN (3-2, Nilai 125)


Pemangku jabatan ini dalam melaksanakan pekerjaannya berpedoman
pada aturan nasional maupun internasional yang diadopsi antara lain:
1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan


dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001
Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2016 tentang
Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan
Nasional;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun 2011
tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan;
9. Peraturan Menteri Perhubungan nomor. PM 39 Tahun 2015
tentang Kriteria dan Klasifikasi Kantor Unit Penyelenggara Bandar
Udara;
10. Peraturan Menteri Perhubungan PM.56 Tahun 2019 Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40
Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Bandar Udara;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 83 Tahun 2017
tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentang Bandar Udara
(Aerodrome);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 122 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
13. Perturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Standarisasi dan Sertifikasi Fasilitas Bandar Udara;
14. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP. 420
Tahun 2011 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of
Standard CASR Part 139) Volume IV, Pelayanan Pertololongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
15. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 22
Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-14 (Advisory Circular


CASR Part 139-14) Standar Kompetensi Personel Bandar Udara;
16. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 21
Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-11 (Advisory Circular
CASR Part 139-11) Lisensi Personel Bandar Udara;
17. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 041
Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-11 (Advisory Circular
CASR Part 139-11) Lisensi Personel dan/atau Rating Personel
Bandar Udara;
18. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 14
Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard
CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK);
19. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP. 002
Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 – 12, Lisensi dan
Standar Kompetensi Personel Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan dan Pemadam Kebakaran;
20. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/2765/XII Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang
Bawaan yang diangkut dengan pesawat udara dan orang
perseorangan.

FAKTOR 4: KOMPLEKSITAS (4-3-Nilai 150)


Pemangku jabatan ini melakukan berbagai macam tugas dengan
tahapan-tahapan dan juga metode yang berbeda serta tidak
berhubungan oleh karena memperhatikan spesifikasi/kekhususan
kondisi yang ada pada unit kerja masing-masing. Tindakan
pemeliharaan/pengoperasian fasilitas dan peralatan bandar udara
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

diambil berdasarkan hasil analisa pada permasalahan yang muncul, dari


berbagai macam alternative pilihan penyelesaian yang mungkin bisa
diambil. Tekadang pengambilan keputusan secara cepat diperlukan
apabila terjadi kerusakan yang cukup signifikan pada peralatan bandar
udara. Contoh: Jika terjadi gangguan kategori I pada catudaya listrik
utama maka sesuai peraturan yang berlaku penanganan gangguan
maksimum 8 (delapan) jam sejak gangguan terjadi.

FAKTOR 5: RUANG LINGKUP DAN DAMPAK (5-2, Nilai 75)


Pemangku jabatan ini dalam melaksanakan pekerjaannya berpegang
teguh pada aturan dan prosedur untuk melakukan berbagai kegiatan
pengoperasian peralatan penunjang keselamatan dan keamanan
penerbangan bandar udara yang berlaku sehingga dapat meminimalkan
terjadinya kesalahan prosedur penanganannya.
Kelayakan peralatan dan fasilitas bandar udara memberikan kontribusi
yang sangat signifikan pada proses pelayanan yang diberikan oleh unit
penyelenggara bandar udara. Contoh: Jika terjadi gangguan pada
peralatan X-Ray bagasi penumpang, maka membutuhkan waktu
pemeriksaan yang lama sehingga dapat berdampak pada penumpukan
penumpang dan keterlambatan.
Pemangku jabatan ini meneliti dan melakukan pemeliharaan sesuai
dengan prosedur yang ada untuk peralatan tertentu dimana pekerjaan
pada jabatan ini mempengaruhi keselamatan dan keamanan
penerbangan di Indonesia.

FAKTOR 6 : HUBUNGAN PERSONAL (6-2, Nilai 25)


Pemangku jabatan ini berhubungan dengan pihak-pihak lain dalam
organisasi yang sama dalam menyelesaikan pekerjaannya, misalnya
dengan:
1. Personel Bandar Udara dengan jenjang diatasnya;
2. Pimpinan unit kerja
3. Personel-personel lain yang ada dalam lingkup organisasi yang sama
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

4. Instansi lain yang ada dalam lingkup organisasi yang sama

FAKTOR 7: TUJUAN HUBUNGAN (7-2- Nilai 50)


Dalam menjalin hubungan dengan pihak-pihak lain dalam organisasi
tujuannya adalah untuk memastikan beroperasinya peralatan
penunjang keselamatan dan keamanan penerbangan. Hubungan yang
dibentuk adalah untuk mempengaruhi atau memotivasi individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan visi dan misi
organisasi.

FAKTOR 8: PERSYARATAN FISIK (8-2−¿ Nilai 20)


Area pekerjaan jabatan ini adalah seluruh area bandar udara, yaitu
kawasan sisi darat dan sisi udara serta area fasilitas yang diluar
kawasan bandar udara. Melihat luasnya cakupan area kerja maka
jabatan ini membutuhkan tenaga fisik yang prima.
Persyaratan yang umum diperlukan adalah :
1. Tidak Buta Warna
2. Sehat Jasmani dan Rohani

FAKTOR 9: LINGKUNGAN PEKERJAAN (9-3 Nilai 50)


Lingkungan pekerjaan secara umum dibagi 2(dua) yaitu di dalam
ruangan dan diluar ruangan. Lingkungan pekerjaan di dalam ruangan
membutuhkan sedikit alat pelindung diri namun memiliki resiko kerja
yang lumayan tinggi. Contoh: Pekerjaan bidang aviation security secara
berulang berada dekat dengan peralatan X-Ray yang memiliki potensi
bahaya radiasi serta berhadapan dengan banyak penumpang yang
memiliki potensi bahaya penyakit menular melalui udara jarak dekat .

IV. PERSYARATAN JABATAN TERTENTU


- Mampu bekerja dalam situasi shift
- Selalu siap stand by on call apabila sewaktu-waktu diperlukan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Nama Jabatan : Ahli Personel Bandar Udara Pertama


Organisasi : Unit Penyelenggara Teknis
Nama Instansi : Ditjen Perhubungan Udara
Standar
Jabatan
Nilai yang Pelaksana
Faktor Evaluasi Keterangan
Diberikan yang
Digunakan
(Jika Ada)
1. Faktor 1:
Pengetahuan Yang 950 Faktor 1-6
Dibutuhkan Jabatan
2. Faktor 2:
125 Faktor 2-2
Pengawasan Penyelia
3. Faktor 3:
125 Faktor 3-2
Pedoman
4. Faktor 4: 150 Faktor 4-3
Kompleksitas
5. Faktor 5:
Ruang Lingkup Dan 75 Faktor 5-2
Dampak
1. Faktor 6:
25 Faktor 6-2
Hubungan Personal
2. Faktor 7:
50 Faktor 7-2
Tujuan Hubungan
3. Faktor 8:
20 Faktor 8-2
Persyaratan Fisik
4. Faktor 9:
Lingkungan Pekerjaan 50 Faktor 9-3
KESIMPUL

Total Nilai 1720


AN

Kelas Jabatan 10 (1605-1850)


Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Tim Analisis dan Evaluasi Jabatan:


Ketua Tim

(……………………………………..)
Anggota Tim Anggota Tim

(……………………………………..) (……………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai