Anda di halaman 1dari 35

BENTUK PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP

KAK DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG


DARI PPK
alam Kerangka Acuan Kerja telah diuraikan secara garis besar ruang lingkup tugas Jasa
Konsultansi Manajemen Konstruksi. Dalam bab ini Konsultan menyajikan sebuah apresiasi,
tanggapan dan usulan inovasi terhadap KAK untuk memberikan gambaran pemahaman
dan kompetensi Konsultan tentang layanan jasa Pengawasan pada proyek konstruksi pada umumnya,
dan Jasa Pengawasan Pembangunan Ruang Guru SDN 04 Muara Sikabaluan, Tahun Anggaran
2023. Selanjutnya, pemahaman terhadap KAK ( Kerangka Acuan Kerja ) tercermin dalam kegiatan
Konsultan dengan pemahaman beberapa subtansi penting yang tertuang dalam KAK seperti :

A. PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


A.1. Ruang Lingkup
a. Lingkup Kegiatan.
Konsultan bersedia mengerjakan sesuai dengan lingkup kegiatan yang telah ditetapkan pada
KAK untuk Pekerjaan Jasa Pengawasan Pembangunan Ruang Guru SDN 04 Muara
Sikabaluan , Tahun Anggaran 2023.

Selanjutnya Konsultan akan mengembangkan lingkup kegiatan / pekerjaan Pengawasan


dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Pelaksanaan Fisik
Pada tahap pelaksanaan konstruksi, menurut pemahaman Konsultan terhadap
KAK, seluruh fungsi pengawasan dilaksanakan secara lengkap dan terpadu
(integrated).

b. Tahap Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi

1) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As Built


Drawing) sebelum serah terima I;
2) Melakukan pemeriksaan bangunan yang terbangun sesuai dengan IMB;
3) Menjaga keandalan konstruksi bangunan gedung melalui pemeriksaaan hasil
pelaksanaan konstruksi fisik setelah serah terima pertama (Provisional Hand Over).
4) Dalam pemeliharaan pekerjaan konstruksi memastikan bahwa penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan yang
terjadi selama masa konstruksi.
5) Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi Bangunan
Gedung Negara, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi paling sedikit 6 (enam)
bulan terhitung sejak serah terima pertama (provisional hand over) pekerjaan
konstruksi.
6) Memberikan rekomendasi dilakukan serah pertama pekerjaan pertama .
7) Melakukan pengawasan cacat kurang secara berkala selama masa pemeliharaan;
8) Melakukan koordinasi dengan pihak pengelola/pengguna bangunan jika ada kegiatan
penggunaan bangunan selama masa pemeliharaan;
9) Memastikan terpenuhinya pedoman pemeliharaan serta petunjuk pengoperasian
elemen bangunan terkait dengan fungsi bangunan dalam bentuk manual book yang
dibuat oleh pelaksana konstruksi;

10) Memerintahkan penyedia jasa konstruksi untuk memperbaiki cacat kurang


selama masa pemeliharaan sampai dengan serah terima kedua;
11) Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi diakhiri dengan serah terima akhir
(final hand over) pekerjaan konstruksi yang dilampiri dengan berita acara
pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi;
12) Melakukan pemeriksaan pekerjaan kedua untuk memastikan kondisi
bangunan sesuai dengan serah terima pertama sebagai dasar serah terima
akhir pekerjaan

c. Tanggung Jawab Jasa Konsultan Pengawas.


Konsultan telah memahami akan tanggung jawab sebagaimana disebutkan dalam KAK.
Sebagai penyedia jasa konsultan Pengawas, Jasa Konsultan Pengawas memiliki tanggung
jawab profesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam UU No. 18 tentang jasa
Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, menjunjung tinggi etika profesi , mentaati
prosedur dan mekanisme yang sudah ditetapkan serta bertanggung jawab secara moral.

d. Hasil / Keluaran Jasa Konsultan Pengawas


Hasil kerja Jasa Konsultan Supervisi dalam pelaksanaan Jasa Pengawasan Pembangunan
Ruang Guru SDN 04 Muara Sikabaluan, Tahun Anggaran 2023 ini adalah terlaksananya
seluruh fungsi, tugas dan tanggung jawab Jasa Konsultan pengawas pada setiap tahapan
proyek. Secara ringkas hasil kerja Jasa Konsultan Pengawas antara lain :

B. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

1. Jangka Waktu Pelaksanaan.


Jadwal pelaksanaan tugas Jasa Konsultan Pengawas adalah 4 (Empat) bulan, dimulai sejak
penandatangan kontrak Pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan mulai dari tahap pekerjaan
konstruksi dimulai hingga selesainya pelaksanaan konstruksi. Dalam pemahaman Konsultan,
untuk pekerjaan Jasa Pengawasan Pembangunan Ruang Guru SDN 04 Muara
Sikabaluan , Tahun Anggaran 2023, ini dapat dipahami bahwa waktu yang diberikan sudah
mencukupi

2. Personil Yang Dibutuhkan.


Dalam KAK dan Risalah rapat penjelasan pekerjaan (Aanwizjing) disebutkan bahwa tim
Konsultan Pengawas terdiri dari 1 (satu) tim yang tergabung dalam satu kesatuan untuk
melaksanakan tugas dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemeliharaan.
BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
A. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
1. UMUM
Pendekatan yang diterapkan oleh konsultan supervisi untuk melaksanakan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat dicapai kualitas hasil pekerjaan pengawasan dan pemeriksaan yang
dapat dipertanggung jawabkan, maka setiap tahap pelaksanaan pekerjaan mulai
dari awal (persiapan) serta selama proses pelaksanaan akan dikontrol, diawasi
dan diperiksa dengan teliti dan ketat serta mengikuti pedoman teknis (spesifikasi
dan syarat teknik)
2. Pengawas lapangan beserta para tenaga pendukung akan menyiapkan rencana
kerja atau program–program berkaitan dengan pengawasan dan pemeriksaan/
pengetesan guna menjamin keberhasilan pengendalian waktu, mutu dan biaya
3. Koordinasi dan kerja sama dalam Tim serta dengan pihak atau instansi yang
terkait harus tetap terjaga dan terpelihara
4. Untuk menunjang pekerjaan agar berjalan lancar efisien dan efektif, maka
sarana dan prasarana yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya perlu
disediakan (seperti ruang dan peralatan kerja, sarana transportasi dan
komunikasi dan lain–lain)

2. PENDEKATAN OPERASIONAL

Untuk pelaksanaan umum pekerjaan pengendalian dan pengawasan mutu, waktu dan biaya
dalam Jasa Pengawasan Pembangunan Ruang Guru SDN 04 Muara Sikabaluan,Tahun
anggaran 2023 ini agar tercapai hasil supervisi yang optimal, konsultan akan menyiapkan
rencana operasional proyek yang seefektif dan seefisien mungkin. Unsur–unsur pokok yang akan
berpengaruh pada jalan operasional proyek meliputi :
 Personil
 Organisasi
 Sistem Koordinasi
 Fasilitas Kerja
Secara diagram, pendekatan operasional seperti pada gambar 1 berikut

Gambar 1.
PENDEKATAN OPERASIONAL
PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGAWASAN

KEBIJAKAN
PEMERINTAH

PP,, KEPMEN

PERSONIL
(TENAGA
FASILITAS
AHLI)
KUALITAS
OPERASIONAL
 LAPANGAN
KAPASITAS
 KANTOR
EFEKTIF & EFISIEN  TRANSPORTASI
KOORDINASI  KOMUNIKASI

INTERN &
EXTERN

ORGANISASI

INTERN & EKSTERN

TEPAT MUTU TEPAT WAKTU TEPAT BIAYA

 Personil / Tenaga Ahli


Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan /
supervisi agar diperoleh manfaat yang sebaik baiknya, konsultan akan menempatkan
tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, serta telah
berpengalaman dalam menangani proyek – proyek yang sejenis. Agar tim dapat
berkoordinasi dengan baik, maka konsultan akan menempatkan pula Supervisi
Engineeringyang cukup menguasai sesuai dengan bidang penanganan proyek nya serta
berkemampuan dalam memimpin tim. Selain tenaga ahli juga akan ditugaskan tenaga
pendukung (supporting staff) yang berpengalaman dalam sub bidang masing – masing.
 Organisasi Pelaksanaan
Demi tercapainya target pekerjaan pengawasan yang efektif dan efisien, diperlukan
suatu organisasi pelaksanaan yang akan mengatur tugas, kewajiban dan tanggung
jawab serta jalur – jalur perintah (institution) dan koordinasi dari masing – masing tenaga
ahli.
Dengan Organisasi yang tersusun baik diharapkan akan didapat suatu sistem kerja yang
efektif sehingga pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan lancar serta terpenuhi tujuan
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Sistem Koordinasi
Seperti telah dijelaskan pada butir 1.2 perihal pengendalian koordinasi, bahwa konsultan
pengawas akan selalu berhubungan dengan Direksi Pekerjaan serta berbagai instansi
yang terkait dengan kegiatan pengawasan / supervisi pelaksanaan proyek.
Dengan sistem koordinasi yang baik dan terarah akan dapat memberikan dukungan
dalam setiap pengambilan keputusan penting (support) ataupun pertimbangan
pertimbangan.
 Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja diperlukan dalam kegiatan lapangan maupun kegiatan kantor akan
disediakan sesuai dengan menutup kemungkinan konsultan akan menambah atau
meningkatkan spesifikasi peralatan yang digunakan guna meningkatkan kualitas hasil
dan atau estimasi kerja.

3. PENDEKATAN MANAJEMEN MUTU.


Salah satu faktor penentu kesuksesan pelaksanaan kegiatan konstruksi adalah masalah
manajemen proyek. Kegiatan jasa pekerjaan Konsultan Pengawasan Teknik tidak bisa
terlepas dari aspek manajemen proyek.
Pada dasarnya, obyektif jasa pekerjaan Konsultan Pengawasan Teknik adalah untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan Kontraktor adalah sesuai dengan lingkup
dan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Pemberi Tugas dan Pemberi Tugas
mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses untuk
mendapatkan hasil proyek yang diinginkan harus melalui suatu alir atau proses
kegiatan, untuk diverifikasi dengan ketentuan yang telah dipersyaratkan, sehingga
keluaran yang dihasilkan benar – benar dapat dipertanggungjawabkan. Proses tersebut
merupakan implementasi dari sistem manajemen proyek yang berlaku.
Dalam kegiatan jasa pekerjaan Konsultan Pengawasan Teknik ini, terdapat dua proses
utama Manajemen Proyek yang harus dilakukan, yaitu Proses Perencanaan dan Proses
Pengendalian.
Proses Perencanaan dimaksudkan untuk menghasilkan suatu baseline atau acuan
dasar atas pengukuran diterima atau tidaknya suatu pekerjaan, kinerja dari pelaksanaan
konstruksi dan sebagai dasar dalam menentukan pemecahan atas permasalahan.
Proses Pengendalian dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan melalui suatu proses
pengawasan pekerjaan, pengkajian dan pemecahan masalah agar kepastian
pencapaian hasil proyek sesuai ketentuan yang ada dapat benar – benar tercapai.
Pengendalian pada pekerjaan ini akan dititikberatkan pada 5 (lima) aspek yaitu : Aspek
Mutu, Aspek Waktu, Aspek Biaya, Aspek Lingkup Pekerjaan dan Aspek Kelancaran
Pekerjaan.
3.1. Aspek Mutu.
Tujuan utama dari aspek pengendalian mutu adalah untuk menghasilkan
produk konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditetapkan.
Perencanaan mutu dilakukan dengan mempelajari spesifikasi teknis yang telah
dipersyaratkan oleh Pemberi Kerja pekerjaan: Jasa Pengawasan
Pembangunan Ruang Guru SDN 04 Muara Sikabaluan ,Tahun anggaran
2023 yang tertuang dalam dokumen kontrak. Spesifikasi teknis tersebut
didokumentasikan serta terstruktur dan rapi agar mudah dalam melakukan
verifikasi hasil pekerjaan. Pengukuran mutu pekerjaan meliputi mutu dari bahan
yang digunakan, metode tersting dan hasil pekerjaan.
Pengendalian mutu dilakukan dengan menerapkan pola pengendalian mutu
dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut :
1). Tahap Pengujian.
2). Lingkup Pengujian.
2.1. Dimensi
2.2. Kualitas
3). Struktur Pengujian.
3.1. Jenis pemeriksaan.
3.2. Metode pemeriksaan.
3.3. Frekuensi pemeriksaan.
3.4. Spesifikasi.
3.5. Toleransi hasil pekerjaan
Diagram dari proses pengendalian mutu dapat dilihat pada Gambar 2.
GAMBAR 2

PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN MUTU

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN
- Jenis Material
- Lokasi Sumber Material
- Kuantitas
- dan lain - lain

PERMOHONAN
PENGAMBILAN CONTOH DAN
PENGUJIAN MATERIAL

PEMERIKSAAN TIDAK DISETUJUI


TERHADAP JADWAL

PENGAMBILAN CONTOH
DISETUJUI MATERIAL
Pejabat LAPORAN - Jumlah Contoh Material
Pembuat
Komitmen

PENGUJIAN
- Spesifikasi Teknisi
- Metoda Pengujian
- dan lain - lain

PERMOHONAN
PERSETUJUAN

PENGAMBILAN CONTOH
PEMERIKSAAN DAN TIDAK DISETUJUI DAN PENGUJIAN ULANG
EVALUASI - Ganti Sumber Material

DISETUJUI
Pejabat
LAPORAN MATERIAL DAPAT
Pembuat
DIGUNAKAN UNTUK
Komitmen
KONSTRUKSI
3.2. Aspek Waktu.
Tujuan utama dari aspek pengendalian waktu adalah untuk memastikan bahwa
pelaksanaan kontruksi dapat dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan, dengan melakukan pengawasan secara
sistematis terhadap perkembangan progres proyek.
Implementasi dari proses perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak (software) manajemen proyek, software yang
digunakan untuk pengendalian proyek adalah MS Project Office yang
mempunyai kemampuan untuk memonitor dan mengendalikan proyek, dengan
fasilitas Planning dan Scheduling.
Planning dan Scheduling.
 Mengelola proyek menggunakan CPM (Critical Path Method) dalam
bentuk Precedence Network.
 Laporan dalam bentuk grafis.
- Barchart,
- Network Drawing,
- ‘S’ Curve for baseline vs actual.
Metodologi
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan
sistematis, maka Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
A. Tahapan Program.
Pada tahapan ini aktivitas – aktivitas proyek dijabarkan sampai ke level
yang terendah yang mencerminkan keterkaitan antara aktivitas.
Tahapan ini dimulai dari pendiskripsian dan penggolongan aktivitas
proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing – masing
aktivitas, pengurutan pelaksanaan aktivitas (network planning) dan tipe
dari relasi – relasi antar aktivitas.
Setiap aktivitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (presentase
perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah).
Hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai baseline / dasar untuk
pengendalian proyek pada saat pelaksanaan.
B. Tahapan Pengendalian.
Pada tahapan ini Ms Project dipergunakan untuk memonitor dan
mengawasi jalannya pelaksanaan proyek. Termasuk di dalam tahapan
ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan proyek,
yang terperinci dari prestasi sampai ke prestasi secara umum,
mengawasi aktivitas – aktivitas kritis yang ditampilkan pada barchart
dan pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah
atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila
perlu.
C. Tahapan Pelaporan.
Pada pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan
pelaksanaan proyek aktual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas
untuk mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan
ikut memperhatikan hal – hal kritis yang diperoleh dari analisa
pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan
pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara
tabular. Pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam
bentuk S-Curve, yang membandingkan pencapaian aktual dengan
baseline proyek.

3.3. Aspek Biaya.


Perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi dilakukan oleh konsultan
dengan tujuan agar harga kontrak tidak terlampaui dan Pemberi Tugas
melakukan pembayaran kepada Kontraktor sesuai dengan besar Volume yang
dapat dihasilkan. Untuk dapat mengamankan biaya konstruksi tersebut perlu
diambil langkah – langkah tertentu antara lain : memonitor progress fisik dan
memonitor volume pekerjaan dengan perubahan – perubahan konstruksi yang
terjadi.
A. Monitoring Kuantitas Pekerjaan.
Monitoring Kuantitas Pekerjaan perlu dilakukan dari waktu ke waktu
untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan masih mencukupi atau
tidak untuk mempertahankan harga kontrak. Monitoring dilakukan
dengan mengakumulasikan volume yang telah selesai dikerjakan dan
sisa pekerjaan yang masih ada. Bila terdapat salah satu item yang
diperkirakan kurang maka item pekerjaan lain harus ada yang bisa
dikurangi namun tidak boleh mempengaruhi kualitas dan fungsi
bangunan.
B. Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order).
Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan,
Konsultan bersama – sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi
Kepada Pemberi Tugas yang dalam hal ini diwakili oleh Pejabat
Pembuat Komitmen perihal tersebut Konsultan akan meneliti usulan
Kontraktor, justifikasi lapangan dan memberikan advis– advis teknis
sehubungan dengan Contract Change Order.
C. Pembayaran Bulanan ( Monthly Certificate ) : Bila dilakukan
Konsultan akan memeriksa setiap pengajuan pembayaran oleh
kontraktor apakah volume pekerjaan yang dimintakan pembayarannya,
cara perhitungan volume maupun kualitas pekerjaannya sudah
memenuhi persyaratan spesifikasi atau belum. Prosedur mengenai
pengajuan pembayaran ini digambarkan dalam

3.4. Aspek Lingkup Pekerjaan.


Pengendalian lingkup pekerjaan bertujuan untuk memastikan bahwa semua
lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam dokumen kontrak telah dikerjakan
oleh Kontraktor dengan melakukan proses verifikasi terhadap semua item
pekerjaan antara yang tercantum di dalam dokumen kontrak beserta
addendumnya dengan yang telah dilaksanakan oleh Kontaktor.
Pada tahap initialisasi, Konsultan akan membuat struktur lingkup pekerjaan
konstruksi berdasarkan lingkup pekerjaan yang disepakati antara Satuan Kerja
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Fasilitas Layanan
Perpustakaan Daerah Kota Pariaman ,dengan Kontraktor, yang tertuang di
dalam dokumen kontrak. Struktur tersebut akan dibuat cukup detail sampai
kepada item – item pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, dimana
struktur tersebut akan digunakan sebagai acuan bagi proses verifikasi lingkup
pekerjaan Kontraktor.
Pada dasarnya, pada tahap pengendalian lingkup pekerjaan adalah mengelola
adanya pengajuan pekerjaan tambahan atau kurang. Pengelolaan Pekerjaan
tambah kurang memenuhi tujuan dari diadakannya proyek tersebut. Secara
ringkas proses pengelolaan pekerjaan tambah kurang dijelaskan dalam
diagram alir yang tercantum pada gambar 4
Gambar 4
GAMBAR 4.4.
BAGAN ALIR PERUBAHAN DAN EVALUASINYA
PEMILIK PROYEK KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR

MEMBUAT PERMINTAAN
PEKERJAAN PERUBAHAN

DISTRIBUSI DISTRIBUSI

EVALUASI
PERMINTAAN
PEKERJAAN
PERUBAHAN

YA
DISTRIBUSI HASIL EVALUASI DISTRIBUSI

TIDAK

RAPAT REVIEW PEKERJAAN PERUBAHAN

TIDAK
PERSETUJUAN

YA
MEMBUAT USULAN
PERHITUNGAN PEKERJAAN
BIAYA PERUBAHAN BATAL

SPP KEPADA MELAKSANAKAN PEKERJAAN


KONTRAKTOR PERUBAHAN
4. RENCANA KERJA KONSULTAN
Untuk mencapai tujuan pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung
Fasilitas Layanan Perpustakaan Daerah Kota Pariaman ,Tahun anggaran 2023, Konsultan
merencanakan Rencana Kerja sebagai berikut :
Bagan Hubungan Kerja antara Direksi Proyek, Konsultan dan Kontraktor.
KONSEP HUBUNGAN KERJA SEPERTI Gambar 5 di bawah ini :

Gambar 5
BAGAN HUBUNGAN KERJA

DIREKSI PEKERJAAN

KONTRAKTOR KONSULTAN

Project Manager Supervisi Engineering

ADMINISTRASI
Ahli K3 Konstruksi Administrasi

Site manager
Inspektor Arsitek
Inspektor Elektrikal

: Garis Instruksi
: Garis Koordinasi.

Langkah Kerja Tiap Pekerjaan :


4.1. Tahap awal (Persiapan)
Kegiatan utama pada tahap awal antara lain :
 Mobilisasi dan koordinasi dengan Direksi Proyek dan Instansi yang terkait.
 Mempelajari Design Note yang berhubungan dengan desain Bangunan
 Membahas / diskusi dengan Direksi tentang Rencana Kerja Konsultan
Supervisi agar diperoleh kesamaan persepsi dalam pelaksanaannya.
 Orientasi lapangan dan Kondisi Lingkungan sekitar proyek.
 Menyiapkan Laporan pendahuluan serta Standart formulir kerja

4.2 Tahap Konstruksi


Langkah – langkah yang diperlukan selama tahap konstruksi antara lain :
 Meneliti rencana kerja (work plan) yang diajukan oleh kontraktor untuk
setiap tahapan pekerjaan bangunan
 Melakukan pemeriksaan penggunaan bahan/ material beserta
penyediaannya (stok bahannya)
 Mengerahkan penggunaan peralatan yang berkaitan dengan jenis
pekerjaannya.
 Melakukan supervisi selama berlangsungnya kegiatan pekerjaan
konstruksi
 Monitoring perkembangan progress masing – masing tahap pekerjaan
Membuat laporan kegiatan yang berkaitan dengan progress pekerjaan
konstruksi
 Memberikan pemecahan (solusi) bilamana terdapat permasalahan yang
terjadi dilapangan.
 Melakukan rapat koordinasi bulanan dengan pemberi tugas untuk
perkembangan progress fisik dan permasalahan2 yang ada dilapangan.

4.3. Tahap Akhir Pekerjaan / Konstruksi


Sebelum penerimaan hasil akhir pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor, langkah – langkah yang dilakukan oleh konsultan supervisi dalam
pemeriksaan akhir pekerjaan guna memberikan kelengkapan data (dokumen
pemeriksaan) proyek pada Direksi adalah sebagai berikut :
 Pemeriksaan riwayat berlangsungnya pekerjaan yang berkaitan dengan
prosedur progress kegiatan, hasil – hasil pemeriksaan kualitas dan
kuantitias yang tercantum dalam sertifikat bulanan (monthly certificate)
terutama tahapan pembayaran yang telah dilakukan (Financial Program)
 Melakukan pemeriksanaan bersama (kontraktor, konsultan, Direksi)
terhadap hasil phisik pekerjaan dilapangan (Melakukan PHO, Profesional
Hand Over)
 Melakukan perhitungan (phisik & keuangan) bilamana terdapat perubahan
(penambahan atau pengurangan) pekerjaan (change order), yang
dinyatakan dalam pembuatan pernyataan peritungan akhir.
 Menyiapkan draft sertifikat pekerjaan seleksi beserta addedumnya (final
addendum)

5. METODOLOGI.
Dalam pekerjaan Supervisi Konstruksi ini kegiatan pengawasan dikelompokkan menjadi
:
1). Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi.
2). Kegiatan pada Tahap Konstruksi.
3). Kegiatan pada Tahap Pasca Konstruksi.
Setiap tahap tersebut kemudian dirinci menjadi kegiatan yang lebih kecil, baik dalam
lingkup waktu yang dibutuhkan dan sumber daya yang diperlukan. Dengan pemecahan
tersebut, pengendalian menjadi lebih sederhana.
A. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
A.1. Mobilisasi Tim Konsultan.
A.2. Serah Terima Lapangan.
A.3. Review Data / Dokumen Kontrak.
A.4. Pemeriksaan Lapangan
A.5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor.
A.6. Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor.
A.7. Pemeriksaan Rencana Pengaturan lalu lintas.
A.8. Pre Construction Meeting
B. Tahap Aktivitas Konstruksi.
Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
B.1. Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja
B.2. Survey dan Pengukuran.
B.3. Pengujian material
B.4. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
B.5. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan
B.6. Pemantauan Kemajuan pekerjaan (Progress Monitoring)
B.7. Pengendalian Biaya Konstruksi
B.8. Pengendalian Proyek.
B.9. Rapat Koordinasi.
B.10. Sistem Pencatatan.
B.11. Sistem Pelaporan.

C. Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.


Jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam tahap ini meliputi :
C.1. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima pekerjaan
C.2. Penyiapan Laporan Akhir
C.3. Penyiapan Laporan Akhir dan Penyusunan Petunjuk Pemeliharaan.
Secara diagramatik metodologi konsultan diperlihatkan dalam Gambar 6

Konsultan Dengan Pejabat Pemeriksaan Pengawasan Teknik


Pembuat Komitmen Rencana Kerja Pelaksanaan

Pengendalian Mutu

Survey
Pengukuran Pemeriksaan
Perhitungan Akhir dan
Kuantitas dan Serah Terima
Pemeriksaan
Pembayaran
Program
Mobilisasi

Pemantauan Penyiapan dan Penyerahan


Mobilisasi Pemeriksaan
Kemajuan Kerja - Laporan Akhir
Pengumpulan Pemeriksaa Gambar
dan Review - Manual Pemeliharaan
n Site
Data

Pemeriksaan
Rencana Pengendalian dan
Pengaturan Lalu Schedule Proyek Persetujuan
Lintas Gambar
Pengujian
Material Terlaksana

Rapat Koordinasi

Pre
Penyusunan
Construction
Laporan
Meeting

TAHAP PRA KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI TAHAP PASCA KONSTRUKSI

GAMBAR 4.6. METODOLOGI KERJA TIM KONSULTAN


5.1. Tahap Aktivitas Pra Konstruksi.
Pada tahap ini konsultan akan membantu pihak Pemberi tugas dalam mempersiapkan
aktifitas selama konstruksi agar aktivitas konstruksi dapat berjalan sesuai dengan
rencana dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
A.1. Mobilisasi Tim Konsultan
Mobilisasi Tim Konsultan akan segera dilakukan setelah Surat Perintah Kerja
diterima Konsultan. Rencana kerja yang lebih terperinci dari Tim Konsultan akan
disusun dan dibicarakan dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Pembahasan
pelaksanaan pekerjaan akan segera dilakukan dengan Pemberi Tugas guna
tercapainya koordinasi kerja yang baik antara berbagai pihak yang akan terlibat
dalam penanganan pekerjaan ini.

Konsultan juga akan menyiapkan sistem dan prosedur kerja serta format–
format standar yang akan diterapkan dalam melaksanakan pengawasan teknis
ini yang meliputi, antara lai :
- Format Pengukuran dan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.
- Format Instruksi Kepada Kontraktor.
- Format Laporan Harian dan Mingguan.
- Format Monitoring Kemajuan Pekerjaan.
- Format Laporan Bulanan.

A.2. Serah Terima Lapangan.


Tim Supervisi akan memulai pekerjaan segera setelah melakukan mobilisasi
dan memberitahukan keberadaannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
juga kepada Kontraktor. Agar pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dapat dimulai
segera setalah penandatanganan kontrak, maka Project Manager akan
berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen untuk melakukan serah
terima lapangan dari Pejabat Pembuat Komitmen staf-nya kepada Kontraktor.
Serah terima ini akan dicatat dalam Berita Acara Serah Terima Lapangan.

Berita Acara Serah Terima lapangan ini sebaiknya dilengkapi dengan


dokumentasi foto dan progress pekerja yang sudah ada.
A.3. Review Data / Dokumen Kontrak.
Berbagai data dan laporan perencanaan dari paket – paket ini, dikumpulkan dan
segera direview oleh Tim Konsultan.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh
kelengkapan data yang ada dan akan dipergunakan sebagai acuan pelaksanan
konstruksi, antara lain :
- Persyaratan Kontrak.
- Spesifikasi Teknis dan
- Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih
diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
konstruksi.
A.4. Pemeriksaan Lapangan.
Segera setelah selesai pengkajian ulang (review) dari data perencanaan dan
laporan – laporan teknis lainnya, maka Project Manager dan Tenaga Ahli akan
mengunjungi dan memeriksa lokasi proyek.

Pemeriksaan ini antara lain meliputi :


- Kesesuaian kondisi lapangan dengan gambar rencana.
- Identifikasi atas lokasi – lokasi yang memerlukan data dan
perencanaan detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan minor yang
diperlukan.
- Identifikasi atas masalah – masalah yang diperkirakan akan dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Hasil pemeriksaan lapangan ini kemudian akan disusun, dilaporkan dan dibahas
dengan Pejabat Pembuat Komitmen. Diharapkan hasil pemeriksaan lapangan
ini sudah dapat diselesaikan sebelum kontraktor melakukan mobilisasi agar
berdasarkan temuan – temuan ini mereka dapat menyesuaikan Program
Mobilisasi yang disiapkannya.
A.5. Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor
Sebelum melakukan mobilisasi, Kontraktor akan menyiapkan, menyerahkan dan
mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen suatu Program
mobilisasi yang terdiri dari :
- Daftar peralatan yang akan digunakan.
- Daftar Tenaga kerja kontraktor.
- Network Planning, Construction Project Management.
- Time Schedule.
- Dan lain – lain.
Tim Konsultan Supervisi akan memeriksa Program Mobilisasi Kontraktor ini
guna meyakinkan bahwa :
- Program Kontraktor tersebut cukup praktis
- Program Kontraktor tersebut cukup memadai.
- Program Kontraktor sesuai dengan kemampuannya.
- Program Kontraktor tidak bertentangan dengan sesuatu peraturan
Pemerintah.
- Program Kontraktor tidak ditentang oleh sesuatu pihak luar manapun.
A.6. Pemeriksaan Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Kerja Kontraktor.
Suatu rencana kerja yang merupakan langkah awal untuk terlaksananya
pekerjaan secara detail, tepat waktu dan tepat biaya.
Pada tahap ini, konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh
Kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, antara lain :
- Waktu pelaksanaan.
- Metode konstruksi
- Pengadaan dan penyiapan material.
- Mobilisasi dan penggunaan peralatan.
- Organisasi kerja
- Sub Kontraktor ( apabila ada ).
- Sumber Daya Manusia.
- Sistem Dokumentasi,
- Dan lain – lain.
Setelah mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, Konsultan akan memberikan
kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan dari rencana
kerjanya. Secara garis besar proses pembuatan rencana kerja Kontraktor dapat
dilihat pada Gambar 7

A.7. Pre Construction Meeting.


Koordinasi awal yang melibatkan ketiga pihak yaitu Direksi, Konsultan dan
Kontraktor akan diadakan sebelum kegiatan lapangan dimulai. Koordinasi kerja
diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil
kerja yang sebaik – baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan mengenai tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam hal ini Konsultan
Pengawasan bertugas membantu Pejabat Pembuat
Komitmen dalam Pengawasan teknik, memberi nasehat dan saran penyelesaian
masalah serta administrasi proyek. Selanjutnya koordinasi terpadu selama
periode pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan mengadakan pertemuan
berkala secara teratur. Hal penting dalam koordinasi awal adalah mencakup
semua persiapan yang akan dilakukan oleh masing – masing pihak. Pekerjaan
persiapan tersebut mencakup:
 Organisasi dari masing – masing pelaku proyek (direksi,
Konsultan dan Kontraktor).
 Pembahasan mengenai spesifikasi teknik yang kurang jelas dan kurang
dimengerti.
 Bentuk serta jenis / macam pelaporan dan sistem serta batas waktu
pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal.
 Wewenang dan tanggung jawab serta segala sanksi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas.

5.2. Aktivitas Tahap Konstruksi.


Dalam tahap ini konsultan akan melakukan aktivitas pengawasan teknik terhadap
pekerjaan Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai
dengan rencana meliputi aspek mutu, waktu dan biaya.
B.1. Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja.
Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyiapkan
Gambar Kerja secara detail berdasarkan Gambar Rencana yang telah dikaji
ulang (review). Gambar kerja tersebut akan memuat semua informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tim Konsultan akan memeriksa
secara cermat Gambar Kerja tersebut dan melakukan koreksi – koreksi yang
diperlukan. Kontraktor akan melakukan revisi Gambar Kerja sesuai dengan
koreksi – koreksi yang diberikan oleh Tim Konsultan tersebut. Revisi Gambar
kerja tersebut akan diperiksa kembali oleh Tim Konsultan dan dilanjutkan
kepada Proyek dan bila telah sesuai, Supervision Engineer akan memberikan
persetujuan untuk dapat dilaksanakan.
B.2. Survey dan Pengukuran
Dalam pekerjaan Supervisi pekerjaan survei dan pengukuran meliputi :
1). Pengecekan Design.
Diharapkan crew survey Kontraktor sudah dimobilisasi di Site terlebih
dahulu sebelum mobilisasi dan peralatan lainnya, dan mereka sebelum
mobilisasi dan peralatan.
2). Pengukuran Pre Construction.
Untuk sejumlah item pekerjaan, pembayaran kepada Kontraktor dihitung
berdasarkan kuantitas dari pada pekerjaan yang diselesaikan. Untuk ini
diperlukan sejumlah pengukuran yang meliputi pengukuran kondisi
existing terhadap site yang ada dan lain – lainnya, sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai sehingga kualitas pekerjaan dapat dihitung dari survei
selanjutnya yang akan diadakan setelah pekerjaan yang dimaksud
selesai.
4). Pengukuran Pekerjaan Sedang Berjalan.
Pengukuran pekerjaan sedang berjalan (in progress) diadakan guna :
- Tersedianya catatan yang lengkap tentang kemajuan pekerjaan.
- Tersedianya data yang cukup jika timbul ketidakpastian
5). Pengukuran Pekerjaan Yang Telah Selesai.
Pengukuran ini diperlukan sebagai data penunjang dalam
penagihan Kontraktor atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya.
Bagan alir pekerjaan pengukuran dan perubahan gambar dapat dilihat
pada

B.3. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.


Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengajukan permohonan
kerja yang dilampirkan dengan Gambar Rencana untuk disetujui oleh Konsultan
dan pemberi Tugas.
Prosedur Permohonan kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar
GAMBAR 4.12.
PROSEDUR PERMOHONAN KERJA

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTOR

PERSIAPAN

PERMOHONAN KERJA

TIDAK
DISETUJUI

YA
DISAHKAN DIREKSI

DITERIMA OLEH
DITERIMA KEPALA
PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

Selama pelaksanaan konstruksi Tim Konsultan akan melakukan pengawasan


teknis dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Pengawasan dan
Pemeriksaan ini mencakup seluruh aspek kualitas dan kuantitas. Tim Konsultan
harus memberikan petunjuk yang benar kepada Kontraktor untuk memperoleh
kerja yang lebih efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan tepat
waktu.

B.4. Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan.


Kontraktor akan diminta untuk menyerahkan daftar kuantitas pekerjaan dan
bahan yang digunakan selama bulan bersangkutan. Daftar tersebut akan
diterima oleh Project Manager untuk diperiksa dan dimintakan pesetujuan
proyek.
Pemeriksaan lapangan akan dilakukan secara bersama – sama antara
Kontraktor dan Konsultan. Tim Konsultan akan memastikan kuantitas pekerjaan
dan bahan berdasarkan pengamatan lapangan, gambar rencana dan hasil
pengukuran dengan mengacu kepada dokumen kontrak dan menyetujui nilai
yang diajukan Kontraktor.

B.5. Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring).

Kemajuan semua pekerjaan konstruksi akan dimonitor terus menerus. Begitu


terjadi keterlambatan, Kontraktor diingatkan untuk memperbaiki jadwal kerjanya
dan Konsultan akan memeriksa jadwal yang baru tersebut. Tujuan pemeriksaan
ini adalah untuk memastikan apakah tanggal penyelesaian yang diajukan cukup
masuk akal dan akan tepat atau mungkin sebelum jadwal utama Pimpinan
Proyek akan selalu diberitahu mengenai kemajuan pekerjaan dan langkah –
langkah yang telah dilakukan untuk memastikan proyek selesai tepat waktu.
Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam pekerjaan Pengawasan untuk
pekerjaan sejenis, pengamatan secara kontinyu dan perubahan secara periodik
jadwal kerja Kontraktor hampir selalu perlu dilakukan. Selain itu dibutuhkan pula
identifikasi hal – hal yang memungkinkan terjadinya keterlambatan pekerjaan
yang dilakukan Konsultan. Karena itu, Konsultan akan secara teratur me-
review jadwal kerja Kontraktor sesuai dengan urutan pekerjaan yang benar.

Konsultan mengusulkan untuk mengajukan beberapa metode penjadwalan yang


sudah umum digunakan yaitu CPM (Critical Path Method), Diagram Ruang
Waktu dan Bar Chart. Penampilan ketiga metode tersebut secara grafis akan
sangat mudah untuk dipahami. Sedangkan penggunaan komputer akan sangat
membantu untuk mengetahui secara cepat daftar pekerjaan kritis, dan juga
untuk membantu menganalisa kondisi : jika ada dari suatu pekerjaan yang
mengalami keterlambatan.
Rapat Kemajuan Pekerjaan.
Dalam melaksanakan teknik – teknik penjadwalan di atas, Konsultan akan selalu
berkoordinasi dengan Kontraktor untuk membahasnya secara lebih lengkap,
antara lain melalui rapat-rapat secara periodik, yaitu rapat mingguan dan rapat
bulanan.

B.6. Pengendalian Biaya Konstruksi

Pengendalian biaya akan dilakukan oleh Konsultan agar Biaya Konstruksi yang
ada tidak mengalami perubahan dan tetap sesuai dengan Harga Kontrak yang
ada.
Pengendalian tersebut meliputi :
1. Mencatat semua volume item pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Kontraktor.
2. Melakukan Change Order untuk mempertahankan harga kontrak
pekerjaan.
Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan oleh Konsultan agar
harga kontrak tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi.
Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah
tertentu yaitu antara lain melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan
dan perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga
sebelumnya.
1. Monitoring Kuantitas Pekerjaan.
Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantities adalah
kuantitas yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana dan kemungkinan
adanya kuantitas tersebut mengalami perbedaan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan monitoring serta pengecekan untuk mengetahui apakah
kuantitas pekerjaan tersebut mencukupi atau tidak.
Selanjutnya langkah – langkah apa yang harus diambil bila terjadi
penambahan atau pengurangan kuantitas sehubungan dengan hal – hal
yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat mempengaruhi terhadap
nilai kontrak yang ada.
Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan dengan mengakumulasikan
kuantitas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan sisa kuantitas yang
ada. Bila terdapat satu item pekerjaan yang diperkirakan kurang, maka
untuk mencukupi kekurangan tersebut akan diambilkan dari kuantitas item
pekerjaan yang diperkirakan lebih atau berprioritas lebih rendah bila
diharapkan harga kontrak yang ada tetap dipertahankan.
2. Change Order.
Dalam hal perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik karena
keadaan lapangan ataupun untuk mempertahankan biaya keseluruhan
proyek, maka Change Order dapat dilakukan.
Konsultan atas masukan dari Kontraktor akan memberitahukan terlebih
dahulu kepada Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus
dilakukan disertai dengan data pendukung, gambar detail, prakiraan
kuantitas, prakiraan kebutuhan alat dan personil, waktu yang dibutuhkan,
prakiraan biaya dan lain-lain. Change order sedapat mungkin dihindari
karena dapat mengakibatkan perubahan harga satuan atau tambahan
waktu yang dapat dituntut oleh Kontraktor.
Data – data tersebut di atas akan diserahkan kepada Pemberi Tugas
untuk dapat disetujui dan dilaksanakan perubahannya.

B.7. Pengendalian Proyek

Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan


proyek aktual di lapangan kepada pihak pemberi tugas / pemilik proyek untuk
mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut
memperhatikan hal – hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.
Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dan terbagi
menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek
secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve ; yang membandingkan
pencapaian aktual dengan baseline proyek
B.8. Rapat Koordinasi

Mengingat terdapatnya cukup banyak pihak yang terlibat dalam penanganan


pekerjaan ini, suatu sistem komunikasi dan konsultasi yang efektif harus tetap
dijaga.
Flexibilitas dan kemampuan untuk menghadapi berbagai ragam permasalahan
membutuhkan sejumlah kontak – kontak baik formal maupun informal, khusunya
antara anggota dari Team Supervisi Lapangan, dengan Kontraktor dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
Suatu reguler meeting yang terencana dengan agenda dan catatan (minute)
akan merupakan suatu keharusan, guna menjamin adanya catatan dari setiap
diskusi, kesepakatan ataupun keputusan.
Konsultan berpendapat bahwa rapat – rapat / pertemuan yang diperlukan antara
lain adalah :
 Rapat mingguan intern antara anggota Tim Supervisi Lapangan.
 Rapat mingguan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
 Rapat bulanan antara Tim Konsultan dengan Kontraktor dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
Frekuensi rapat yang diusulkan disepakati oleh semua pihak yang terkait dan
juga tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi waktu dan situasi di lapangan.

B.10. Sistem Pelaporan.

1) Laporan harian, mingguan dan bulanan.


2) Berita acara rapat berikut daftar hadirnya.
3) Lembar request dan pengesahannya.
4) Buku direksi yang merupakan lembar komunikasi lapangan.
5) Surat menyurat.
6) Hasil pemeriksaan uji konstruksi dan material, baik dari uji lapangan, uji
laboratorium maupun rekomendasi pabrik.
7) Berkas-berkas administrasi penagihan.
8) Foto-foto dokumentasi dari 0% hingga 100%.
9) Catatan khusus apabila terdapat Contract Change Order.
10) Catatan khusus apabila sampai terjadi Addendum Kontrak

5.3. Tahap Aktivitas Pasca Konstruksi.


Dalam tahap ini konsultan akan membantu Pemberi tugas dalam seluruh aktivitas yang
berkaitan dengan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas.
C.1. Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan.
Bila pihak Kontraktor menganggap bahwa pekerjaan yang menjadai
kewajibannya telah diselesaikannya secara menyeluruh, maka mereka dapat
mengajukan permohonan tertulis untuk proses Provesional Hand Over (PHO).
Kondisi Umum Kontrak dan Spesifikasi Umum telah mengatur secara rinci
proses penutupan kontrak.
Supervisi Engineering akan membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam
pemeriksaan dokumen PHO ini dan akan turut dalam panitia yang akan
memeriksa ke site pekerjaan yang telah selesai dikerjakan secara menyeluruh.
Segala kekurangan – kekurangan dan kerusakan yang ditemui akan
dimasukkan ke dalam Berita Acara PHO.
Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan memenuhi kerusakan dan
kekurangan tersebut selama Periode Jaminan (Warranty Period).

Setelah pekerjaan perbaikan ini diselesaikan dan periode jaminan habis, dan
pekerjaan dapat diterima dengan baik, maka Resident Engineer akan membuat
dalam menyiapkan dan menerbitkan Surat Berita Acara Penyelesaian Akhir
(Final Hand Over / FHO) berdasarkan Surat Permohonan dari Kontraktor.
C.2. Pemeriksaan dan Persetujuan Gambar Terlaksana (As Built Drawing).
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan memeriksa dan
memberikan persetujuan terhadap “As Built Drawing” yang dibuat oleh
Kontraktor. Selanjutnya, Konsultan akan menyerahkan kepada Pemberi Tugas,
lengkap dengan informasi tentang pekerjaan yang dibuat selama masa
konstruksi.
B. PROGRAM KERJA
1. TEKNIS UMUM

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh pemborong dan konsultan
pengawas adalah :
- Memahami RKS dan kontrak.
- Memahami persetujuan hasil evaluasi bersama antara Pengawas & pemborong tentang
pekerjaan yang dilaksanakan, terutama metode kerja, form-form pendukung, buku harian, Time
Schedulle
- Koordinasi rencana kerja
- Menyiapkan Shop Drawing
- Cek peralatan kerja, tenaga kerja dan material bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Bilamana perlu kalau terdapat keraguan cek kembali perhitungan bagian konstruksi yang akan
dilaksanakan
- Menentukan batas tapak bangunan dan Grid Bangunan
- Melaksanakan pengecekan bersama kelokasi pekerjaan dan menandatangani ijin pelaksanaan
pekerjaan bersama-sama.
- Melakukan check hasil pelaksanaan.

2. KOORDINASI PEKERJAAN FISIK

Untuk mempermudah urutan pelaksanaan diperlukan koordinasi menyeluruh pada pekerjaan


tersebut diatas, antara lain sebagai berikut:
Koordinasi pelaksanaan sistim, mekanikal harus dilaksanakan diawal pekerjaan sebelum
dimulai pekerjaan upper structure karena system pemipaan termasuk lingkup pekerjaan ini,
sparing-sparing yang harus diperhatikan antara lain :
- Pipa pembuangan air hujan & air kotor maupun buangan lain sudah harus dipasang dari
awal.
- Pipa air bersih dan pipa pemadam kebakaran (Sprinkler dan Hydrant).
Pekerjaan koordinasi lain yang harus dilaksanakan berupa pembuatan shop drawing maupun
marking lapangan.
Koordinasi sistim instalasi elektrikal (listrik dan elektronik) dapat dilakukan diawal pelaksanaan
agar pemasangan jaringan tersebut dapat dikerjakan, pada saat pekerjaan beton bebas dari
perancah.
b. Koordinasi dan marking pemasangan saluran dan conduit di dinding harus dilaksanakan agar
finishing akhir dinding menjadi rapi.

C. ORGANISASI DAN PERSONIL


Organisasi Kerja ini dibentuk sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dengan tujuan–tujuan sebagai
berikut :
1). Terciptanya koordinasi kerja yang baik dengan Pemberi Tugas dan Tim Direksi yang
ditunjuknya.
2). Terciptanya koordinasi kerja yang baik antar anggota Tim Konsultan agar pekerjaan benar –
benar dilaksanakan secara efektif dan efisien, memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang
ditetapkan, serta dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

UNSUR DAN BAGAN ORGANISASI.


Dengan berpedoman pada tujuan organisasi di atas, hakekat pekerjaan, dan program kerja pada Bab
yang lalu, Organisasi Kerja dibentuk dengan unsur – unsur sebagai berikut :
NO NAMA POSISI
1 Chairil Umri, ST Ahli Teknik Bangunan Gedung
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA AHLI
JADWAL PENUGASAN PERSONIL

JADWAL PENUGASAN (BULAN)


NO NAMA PERSONIL POSISI BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV Orang Hari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TENAGA AHLI

AHLI TEKNIK BANGUNAN


1 CHAIRIL UMRI, ST 0,7
GEDUNG

Total 0,7
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Profesional

Lingkup
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah Orang
Keahlian

SKA Ahli Bangunan Ahli Teknik Bangunan


CHAIRIL UMRI, ST CV. 2R CONSULTANT Sesuai KAK 1
Gedung Gedung
III. JADWALPELAKSANAAN PEKERJAAN
Sehubungan dengan waktu pelaksanaan yang tersedia dan volume pekerjaan pengawasan serta
sebagai arahan dalam menyelesaikan tugas, maka perlu dibuat jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Jadwal ini berupa barchart dengan Uraian pekerjaan dari proses awal sampai akhir yang bisa
menunjukkan urutan proses pekerjaan, waktu yang diperlukan dan hubungan saling
terkait tiap proses.

Untuk lebih jelasnya kami lampirkan lembar jadwal pelaksanaan pekerjaan


JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4


No Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Mengerjakan

2 Survei Lapangan Mengerjakan

3 Supervisi Pengawasan Mengerjakan

5 Laporan Mengerjakan

- Laporan Pengawasan Mengerjakan

- Dokumen Pengawasan Mengerjakan

6 Foto Dokumentasi Mengerjakan

7 Soft Copy (lengkap) dalam bentuk CD Mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai