1.UMUM
GANTI/PAKAI
BAHAN
JENIS, DIMENSI,
KUALITAS, JUMLAH,
WARNA, DLL.
ORANG PAKAI/
TAMBAH
JUMLAH, KEAHLIAN
LAPORAN MINGGUAN
LAPORAN HARIAN
LAPORAN BULANAN
PENGAWAS
LAPANGAN
JENIS, FUNGSI,
KAPASITAS, KONDISI ALAT GANTI/PAKAI
HENTIKAN/
HUJAN, KERING CUACA LANJUTKAN
4.PENDEKATAN PROFESSIONAL
Secara umum tugas konsultan Pekerjaan Pengawasan Pelaksanaan PEMBANGUNAN
RUMAH DINAS TENAGA KESEHATAN dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian
yaitu :
Dalam hal ini konsultan Pengawas bertindak sebagai pemberi saran dan bantuan
teknis, administrasi dan manajerial kepada Pejabat Pembuat Komitmen yaitu
Pekerjaan Pengawasan Pelaksanaan PEMBANGUNAN RUMAH DINAS TENAGA
KESEHATAN. Dalam konsep ini konsultan tidak berwenang memutuskan suatu
kebijakan atau suatu langkah konkret, karena hal tersebut menjadi tugas dan
tanggung jawab dari instansi terkait.
Dalam hal ini konsultan bertindak untuk melaksanakan suatu kegiatan, baik
lingkup organisasi konsultan sendiri, maupun dalam lingkup secara keseluruhan.
Dalam konsep ini konsultan berwenang mengambil keputusan dan
menentukan kebijakan dimana keputusan yang diambil oleh konsultan bersifat
mengikat terhadap pihak lain yang terkait (misal : kontraktor). Konsultan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua implikasi yang mungkin
terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai Prinsip dasar
yang harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan, yang meliputi
hal - hal sebagai berikut :
a) Masa Mobilisasi
Pada periode Mobilisasi ini disamping Konsultan akan melakukan mobilisasi
personil - personilnya yang akan terlibat dalam pekerjaan Pengawasan,
Konsultan juga sudah harus mulai mengadakan checking, pengendalian dan
pengawasan terhadap :
Schedule mobilisasi Kontraktor.
Realisasi Mobilisasi Peralatan, Personil serta Kantor (direksi–keet)
Kontraktor.
Realisasi pemenuhan spesifikasi atas fasilitas untuk Team Supervisi (jika
ada).
Schedule Pekerjaan yang diajukan Kontraktor, diarahkan agar efektif,
dituangkan dalam Kurva S, sehingga Konsultan akan mudah mengawasi
atas kemajuan pekerjaan Kontraktor.
Review terhadap design yang ada, serta alternatif design bila dipandang
perlu.
Pembuatan Shop Drawing (terutama penampang memanjang dan
melintang dulu).
Mulai meneliti bahan - bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi yang
ada.
Penyiapan blangko - blangko (form) yang akan dipergunakan selama masa
kontrak, termasuk diantaranya blanko pengujian, blangko perhitungan
volume, blangko laporan, serta blangko sertifikat bulanan (MC) atau
sertifikat eskalasi bulanan (Price Escalation Certificate) jika ada.
Dalam masa mobilisasi inilah Konsultan Pengawas benar - benar harus
dapat mengarahkan dan memberi bimbingan kepada kontraktor
agar semuanya dapat selesai dalam jangka waktu mobilisasi tersebut.
Penekanan dalam pembuatan schedule pekerjaan yang diajukan
Kontraktor, harus diteliti betul serta diperiksa kemungkinan - kemungkinan
dalam penerapan urutan pekerjaan apakah sudah sesuai dengan
tahapan serta sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan. Yang jelas
di dalam pembuatan schedule ini harus memperhatikan "hari efektif"
yang ada didalam jangka waktu pelaksanaan serta harus mengingat
batas waktu yang harus diselesaikan.
3) Pengendalian Biaya/Anggaran :
Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya
dengan pengendalian kwantitas. Karena pada umumnya kontrak-
kontrak sekarang menggunakan sistem Harga Satuan, maka
pengendalian kwantitas juga akan merupakan pengendalian
anggaran.
4) Pengendalian Waktu
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik di
lapangan harus selalu terkontrol.
Pengendalian waktu akan dilakukan melalui analisa terhadap
performance pelaksanaan proyek, dimana untuk proyek ini dapat
menggunakan indikator SPI (Schedule Performance Index) dan CPI
(Cost Performance Index).
SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan
dengan rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama.
Sedangkan CPI adalah perbandingan antara dana yang telah
dibayarkan dengan dana/biaya yang tersedia (kontrak).
Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga)
kriteria, yaitu :
Pengawas lapangan
Memeriksa pengajuan
3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari
pihak Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas
harus selalu mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu
pada Dokumen Kontrak yang ada. Semaksimal mungkin Konsultan
harus mengamankan Pemilik dari segala macam claim/tuntutan yang
timbul.
4) Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) dan Final Hand Over
(Serah Terima Terakhir)
Spesifikasi pekerjaan:
Dalam hal ini terkait dengan kemampuan Konsultan Pengawas untuk melihat
dan mengenal potensi kawasan serta karakteristik nilai-nilai arsitektur
bangunan yang membentuk “image” bagi kawasan lokasi Pembangunan
tersebut.
Demikian halnya dengan keberadaan sebuah desain arsitektur akan mudah
dikenali ketika mampu menampilkan “image” yang terbentuk oleh melalui
perwujudan bangunan dan ataupun ruang arsitektur yang diciptakan.
Pembangunan Gedung ini sebagai ruang komunal harus mampu
menampilkan “citra diri” sebagai wadah space yang akomodatif
terhadap aktivitas yang diwadahinya serta dapat menampilkan
“image” sebagai bangunan pendidikan. Ini bertujuan agar tercipta ruang
dan atau bangunan arsitektur yang “mengenal” para pelaku yang
diwadahinya, sehingga para pelaku kegiatan nantinya tidak merasa
“terasingkan”.
1) Panel Listrik
Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel yang meliputi tahanan penghantar phasa-
netral, tahanan penghantar phasa-ground, tahanan penghantar antar phasa. Tahanan
isolasi minimum adalah seperti berikut :
Tegangan sirkit Tegangan uji Resistan isolasi
nominal (volt) arus searah (volt) (mega Ohm)
50 V (ac); 120 V (dc) 250 0.25
Sampai dengan 500 V 500 0.5
Di atas 500 V 1000 1.0
- Melakukan pengecekan aplikasi warna kabel serta luas penampang kabel pada
instalasi yang dikerjakan.
- Polaritas penyambungan kabel atau hubungan fase, harus benar dan semuanya
terpasang dengan kuat.
- Melakukan pengecekan pada sistem penyambungan kabel instalasi beserta
kelengkapannya.
4) Grounding test.
Besar tahanan pembumian tidak boleh melebihi seperti berikut ini: Tabel III.1. Nilai
Tahanan Isolasi Minimum
Tahanan pembumian
Jenis Instalasi
Maksimum (Ohm)
Penyalur Petir 5
C EVALUASI DESAIN
1 Konstruksi Utama
2 Gambar Revisi
D PELAKSANAAN PENGAWASAN
1 Pengecekan Construction Drawing
2 Pengecekan Metode Pelaksanaan
3 Pengecekan Manajemen Alat dan Bahan
4 Pelaksanaan Pengawasan
5 Pengecekan As Built Drawing
E PELAPORAN PEKERJAAN
1 Laporan Mingguan
2 Laporan Bulanan
3 Laporan Akhir Pengawasan
2.4. Komposisi Tim dan Penugasan
Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Rumah Dinas Tenaga Kesehatan melibatkan tenaga Ahli
dan tenaga pendukung dengan tugas dan tanggung jawab masing masing sesuai dengan bidang
keahliannya. Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dibuat
bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai KAK. Disamping itu konsultan
juga menyadari adanya mekanisme kontrol terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.
Nama : ASHARI, ST
Alamat : Jl. Sumatra No. 19
No. KTP : 9171011905760007
No. NPWP : 07.966.762.2-952.000
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab.
JUMLAH
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI MINGGU KE -
NO NAMA PERSONIL ORANG /
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 BULAN
NASIONAL
a. Tenaga
1 ASHARI, ST (Supervisior 6,00
Engineer)
b. Tenaga Pendukung
1 DANIEL. M TUROT, ST 6,00
(Inspector)
2 YULIANUS SALIPADANG, ST 6,00
(Inspector)
SUBTOTAL 3 ORG/BLN
ASING
1
2
dst
SUBTOTAL …ORG/BLN