Anda di halaman 1dari 92

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JEMBATAN (JPO)

LOKASI : JL. KOLONEL SUGIONO, JAKARTA TIMUR DAN DI RPTRA


KALIJODO, JL. TUBAGUS ANGKE, JAKARTA BARAT
TAHUN : 2021

BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Metode Pelaksanaan ini dibuat dalam rangka lelang Pembangunan Jembatan (JPO) yang
berlokasi di Jl. Kolonel Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke,
Jakarta Barat, Tahun Anggaran 2021.
Adapun yang menjadi dasar dari pembuatan Metode Pelaksanaan ini, adalah :
- Dokumen gambar struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal.
- Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
- Bill of Quantity dan Dokumen Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).

Pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu pembangunan tergantung kepada metode kerja yang
diterapkan, kualitas personil lapangan, administrasi yang baik/lengkap dan kontrol pelaksanaan yang
ketat dan terus menerus.

PT. AIWONDENI PERMAI KSO PT. MULTI GAPURA PEMBANGUNAN SEMESTA sebagai salah
satu perusahaan yang telah berpengalaman banyak dalam menghasilkan proyek yang bermutu dan
selalu menerapkan prosedur pelaksanaan yang ketat pada saat pelaksanaan pekerjaan yang telah
diterima. Metode Pelaksanaan pada proyek ini terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu :

Metode Network Planning dan uraian pekerjaan


Menjelaskan secara rinci tahapan pelaksanaan pekerjaan, mulai dari persiapan sampai pada serah
terima dan demobilisasi. Juga dijelaskan cara-cara quality kontrolnya agar diperoleh hasil pekerjaan
yang baik, bermutu dan sesuai dengan gambar dan RKS.

Hirarki dan visualisasi pelaksanaan pekerjaan


Hirarki pelaksanaan pekerjaan yang menyatakan tahapan pekerjaan dan dilengkapi dengan gambar
kerja pelaksanaan pekerjaan, seperti :

- Struktur organisasi proyek


- Posisi direksi keet, gudang, dll
- Sirkulasi keluar/masuk material dan alat bantu
- Urutan prioritas pelaksanaan pekerjaan dan system mutu pelaksanaan pekerjaan

Hubungan antar komponen, pelaksanaan pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

Metode Pelaksanaan Page 1


PM dan SM

PELAKSANA

LOGISTIK / GUDANG

MATERIAL ALAT BANTU

TENAGA KERJA

PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan ini diajukan PT. AIWONDENI PERMAI KSO PT. MULTI GAPURA
PEMBANGUNAN SEMESTA di dalam memulai suatu pekerjaan yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan kerja pada proyek Pembangunan Jembatan (JPO) yang berlokasi di Jl. Kolonel
Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta Barat, Tahun
Anggaran 2021.

Tujuan pembuatan metode pelaksanaan kerja ini adalah sebagai acuan/arahan dalam
melaksanakan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya,
mutu dan waktu. Metode Kerja ini mencantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari
awal proyek hingga selesainya proyek yang dimulai dari Site Management hingga Quality Control
serta hubungan unsur-unsur pelaksanaan proyek yang terkait selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Dengan adanya perencanaan metode yang tetap/baik, maka diharapkan proyek dapat
diselesaikan dengan baik.

1.2 DATA PROYEK

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan (JPO)

Lokasi : Jl. Kolonel Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA


Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta Barat
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus delapan puluh) Hari Kalender

1.3 PENDUKUNG PELAKSANAAN PROYEK


Waktu penyelesaian Pembangunan Jembatan (JPO) yang berlokasi di Jl. Kolonel
Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta Barat,
Tahun Anggaran 2021 ini direncanakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, dalam pelaksanaannya akan didukung oleh unsur-unsur terkait, sehingga akan
didapat kinerja yang maksimal.

Metode Pelaksanaan Page 2


Pada pelaksanaan proyek ini, dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan yang sesuai dengan
batasan biaya, waktu dan mutu yang telah ditentukan, kami PT. AIWONDENI PERMAI KSO
PT. MULTI GAPURA PEMBANGUNAN SEMESTA didukung oleh:
a. Sumber daya manusia yang capable sesuai keahlian dibidangnya.
b. Alat / equipment yang digunakan sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya.
c. Rekanan dan supplier yang dilibatkan sesuai dengan bidangnya.
d. Tenaga kerja yang terampil.

1.4 LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur Bawah JPO
c. Pekerjaan Struktur Tangga / Ramp
d. Pekerjaan Struktur Atas JPO
e. Pekerjaan Lobby Lift dan Lift
f. Pekerjaan Arsitektur Tangga / Ramp
g. Pekerjaan Arsitektur JPO
h. Pekerjaan Pencahayaan
i. Pekerjaan Trotoar, Perlengkapan Jalan dan Utilitas
j. Pekerjaan Perapihan dan Pengembalian Kondisi
k. Pekerjaan Penyambungan Listrik
l. Pekerjaan Jalan dan Saluran (bila ada)

1.5 SISTEM KOORDINASI DAN PENUGASAN PERSONIL DI LAPANGAN


Dengan telah terbetuknya organisasi di lapangan, juklak, jadwal pelaksanaan proyek dan rencana
pengadaan sumber daya, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan konstruksi di
lapangan.
Pelaksanaan kegiatan/pekerjaan konstruksi di lapangan, dilakukan di bawah pengelolaan tim proyek
dipimpin oleh Manajer Proyek, Agar pelaksanaannya mencapai target yang telah ditetapkan dalam
rencana pelaksanaan, maka diadakan rapat koordinasi sebagai salah satu alat bantu manajemen. Rapat
koordinasi diadakan untuk membahas tentang masalah operasional dan diadakan di proyek, terdiri
atas:
1. Kick of meeting
2. Tool Box meeting
3. Rapat harian
4. Rapat mingguan
5. Rapat bulanan

1. Kick off meeting


Setelah seluruh rencana disiapkan oleh penyusun rencana kerja yang melibatkan Manajer Teknik serta
personil inti lain di proyek, ataupun tenaga ahli (bila perlu), maka proyek segera dimulai.
Catatan : mulai proyek ditandai dengan dikeluarkannya Notice to Proceed (SPMK = Surat Perintah
Mulai Kerja, atau surat penyerahan lapangan).
Tujuan Rapat adalah:
 “Team building” membangun tim proyek agar seluruh petugas, sesuai dengan struktur
organisasi dan uraian kerja, memahami benar tugas yang manjadi tanggung jawabnya.
 Menyamakan persepsi tentang jadwal, kualitas dan anggaran proyek,

Metode Pelaksanaan Page 3


 Menyatukan langkah agar masing-masing unit tidak berjalan sendiri-sendiri dalam
menjalankan tugasnya.
 Mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku,

Agenda Rapat adalah:


1. Penjelasan menyeluruh dari Manajer Proyek tentang:
 Target keuntungan yang hendak dicapai
 Target waktu penyelesaian proyek
 Target mutu kerja
2. Pembagian tugas pekerjaan
3. Menyusun Standard Operating Procedure
4. Target jangka pendek (1-2 minggu) yang hendak dicapai

Jadwal Rapat:
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau belum bisa di
lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.

2. Tool box meeting:


Tool box meeting adalah rapat persiapan untuk membahas pelaksanaan suatu bagian pekerjaan
tertentu. misalnya setelah selesai pekerjaan pendahuluan, maka untuk memulai pekerjaan berikutnya
yaitu pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan lantai, dinding, plesteran dan kolom praktis, pekerjaan
kusen, pintu, jendela & jalusi, pekerjaan rangka atap, atap dan plafond, pekerjaan pengecatan dan
seterusnya.
Peserta rapat:
Manajer operasi lapangan. Kepala pelaksana, mandor, subkontraktor.
Agenda rapat, membahas tentang:
 Metode kerja yang akan diterapkan,
 Personil/unit kerja masing-masing yang terkait,
 Rute dan layout peralatan dan bahan.
Jadwal rapat
Setiap akan memulai pekerjaan pokok, seperti:
 Pekerjaan struktur
 Pekerjaan arsitektur
 Pekerjaan mekanikal
 Pekerjaan elektrikal
 Pekerjaan luar gedung
 Dan lain-lain.

3. Rapat Harian
Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan besok
harinya, serta memantau, apa yang telah dikerjakan hari ini?. Apakah sesuai dengan rencana kerja
harian?.
Peserta rapat
o Rapat harian diikuti oleh General superintendent/Kepala pelaksana, para pelaksana,
subkontraktor, mandor dan bila diperlukan dihadiri staf ahli.
o Rapat harian dipimpin oleh Manajer Proyek.
Agenda rapat

Metode Pelaksanaan Page 4


Melakukan evaluasi apakah target yang ditentukan tercapai dan menetapkan target untuk besok
hari.
Jadwal rapat
Rapat harian dilakukan ada siang/sore hari dimana para pekerja sudah runnng well mengerjakan
program harian, Rapat harian jarang sore hari, karena pada pagi hari saat memulai pelaksanaan
proyek yang telah ditetapkan pada hari sebelumnya, dilaksanakan secara singkat (± 1 jam).
4. Rapat Mingguan
Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan minggu
depannya, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini. Apakah sesuai dengan rencana kerja
mingguan.
Peserta rapat
o Rapat diikuti oleh Manajer Teknik, Manajer operasi, Manajer Administrasi, staf dan pihak
ketiga bila diperlukan.
o Rapat mingguan dipimpin oleh Manajer Proyek atau Manajer operasi..
Agenda rapat
o Mengevaluasi progres dan pencapaian pekerjaan yang ditargetkan minggu yang lalu.
o Membahas target penyelesaisn pekerjaan seminggu yang akan datang.

5. Rapat Bulanan
Rapat bulanan proyek umumnya dipimpin lansung oleh Manajer Proyek
Peserta rapat
o Manajer teknik, Manajer Operasi, Manajer Administrasi, staf, dan pihak terkait.
Agenda rapat:
o Meninjau notulen rapat bulan lalu
o Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
 EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
 Kinerja
 Quality Target (mutu, house keeping, safety)
 Potensial Problem
 Customer Complaint
 Masalah SDM
 Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
 Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)

1.6 RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian pelaksanaan pada dasarnya adalah pemeriksaan, yaitu memeriksa apakah hasil
kerja pelaksanaan telah direalisasikan sesuai dengan rencana. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan rencana, segera dibuat langkah-langkah tindak lanjut (counter-measure) agar pelaksanaan
sesuai denagn rencana. Pemeriksaan dilaksanakan secara menerus/rutin sesuai check point dan control
point. Control point bisa dikatakan sebagai hold point yaitu titik dimana plaksanaan pekerjaan lanjutan
tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan sebelumnya selesai dilaksanakan.

Metode pelaksanaan berhubungan erat dengan aspek teknologi, dimana aplikasi teknologi
terkini perlu diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kadangkala harus ada terobosan
dalam metode kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, terutama pada saat menghadapi kendala-kendala
di lapangan. Metode kerja yang dilengkapi dengan teknologi baru sangat membantu dalam mengatasi
kendala tersebut.

Metode Pelaksanaan Page 5


Metode kerja yang diterapkan pada proyek Pekerjaan ini dibagi menjadi 5 (Lima ) bagian yang
saling berhubungan dan saling melengkapi, yaitu :

 Uraian pekerjaan dan metode pelaksanaannya.


 Alur pelaksanaan Pelaksanaan dan manajemen mutu.
 Visualisasi pelaksanaan pekerjaan.
 Manajemen waktu yang cepat dan efektif.
 Pengendalian biaya yang efisien.
 Uraian Pekerjaan dan Metode Pelaksaannya
Merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan secara rinci dari selama proyek berjalan sampai
dengan serah terima, mulai dari lingkup pekerjaannya, uraian pelaksanaan dan alat bantu yang
akan dipakai.
 Alur Pelaksanaan dan Manajemen Mutu
Merupakan penjelasan prosedur pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab personil proyek,
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan. Masing–masing menerapkan prosedur dengan
disiplin tinggi, sehingga akan menghasilkan pekerjaan dengan mutu yang baik. Pengendalian
mutu di proyek dilaksanakan berdasarkan inspeksi lapangan oleh petugas yang bertanggung
jawab dalam pengendalian mutu ISO-9000, sebagai manajemen mutu, maka pengedalian mutu
pekerjaan pembangunan suatu proyek konstruksi mengikuti ketentuan dan prosedur yang ada
dalam Sistem Manajemen Mutu standar ISO-9000 meliputi :
 Implementasi Procedure dan Work Instruction untuk setiap pekerjaan
 Internal dan Eksternal Audit
 Pengukuran dan Analisis
 Improvement

Ketergantungan antar item pekerjaan dianalisa dengan akurat dan pada saat pelaksanaan
dilakukan sesuai analisa sehingga pekerjaan lebih efektif dan akurat yang menjadikan pekerjaan
lebih berjalan sistematis yang berdampak pada hasil pekerjaan yang maksimal dari sisi mutu,
waktu dan biaya.

Setiap pekerjaan selalu dimonitor dan dipastikan agar hasil pekerjaan tercapai baik Dari sisi
mutunya, waktu dan biaya. Baik dari sisi material yang sesuai dengan RKS dan BQ serta dari sisi
tenaga kerja yang kompeten. Juga alat Bantu yang dipergunakan selalu mengutamakan
keamanan dan keselamatan tenaga kerja. Serta waktu penyelesaian tidak melebihi dari waktu
yang ditentukan pada sub pekerjaan masing–masing.

 Visualisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Merupakan penjelasan rincian pelaksanaan pekerjaan berupa metode kerja, keterkaitan
pekerjaan yang satu dengan yang lain dimana hal tersebut dapat terlihat pada gambar kerja,
gambar kerja meliputi:
 Gambar Site Plan untuk menentukan Posisi direksi keet, gudang, pagar pengaman, Jalan
keluar /masuk material dan alat bantu.
 Gambar Tampak Depan, Belakang, Samping
 Gambar Potongan
 Gambar Detail
 Dan lain-lain

Metode Pelaksanaan Page 6


Apabila gambar kerja dirasa kurang jelas dan lengkap, maka kontraktor diwajibkan membuat
gambar shop drawing yang diajukan dan dimintakan persetujuan konsultan pengawas dan
konsultan perencana sebagai perwakilan pihak Owner di lokasi pekerjaan.

 Manajemen Waktu yang Cepat dan Efektif


Setiap item pekerjaan harus ditentukan waktu pelaksanaan yang meliputi waktu awal
pelaksanaan dan waktu pekerjaan tersebut harus selesai dengan mempertimbangkan keterkaitan
item pekerjaan yang satu dengan item pekerjaan yang lainnya sehingga total waktu pelaksanaan
Pekerjaan ini tidak melebihi waktu yang telah ditentukan yaitu direncanakan. Adapun resiko dari
tidak baiknya pengendalian waktu pekerjaan akan berakibat tidak tercapainya waktu yang telah
ditentukan dan akan terjadi over biaya pelaksanaan pekerjaan.

 Pengendalian Biaya yang Efisien


Pengendalian biaya yang efektif juga sangat besar dalam menentukan tercapainya keberhasilan
dalam melaksanakan Pekerjaan. Karena setiap item pekerjaan mengandung biaya dalam
pekerjaan ini. Pengendalian biaya ini meliputi :

- Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan lain lain
yang bersifat bukan konstuksi.
- Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan cara setiap
pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu dibuat analisa
komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan harga yang rendah
/kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
- Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan menghindari ketidaksesuaian pekerjaan yang mengakibatkan
adanya re-work yang dengan sendirinya akan menambah biaya.
- Pengendalian Biaya pengadaan alat–alat pendukung. Dalam pengadaan material pendukung
ini baik yang sewa maupun yang harus beli harus sesuai kapasitas yang diperlukan sehingga
dapat membantu percepatan pekerjaan yang efektif.

BAB II.
PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan, baik
kantor maupun lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung. Selain itu,
koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen konstruksi (MK) dan
pemberi tugas berjalan dengan baik. Hubungan kegiatan yang terjadi dalam suatu proyek dapat dilihat
pada ilustrasi di bawah ini, yang menjelaskan bagaimana proyek dapat diselesaikan dengan baik.

PENGOLAHAN PENGOLAHAN MANAJEMEN


SDM KEUANGAN MUTU

PENYERAHAN PELAKSANAAN PENERAPAN


PROYEK PROYEK TEKNOLOGI

Metode Pelaksanaan Page 7


2.1 BAGAN ORGANISASI PROYEK.
Bagan organisasi proyek yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan, disesuaikan
dengan syarat–syarat yang tercantum dalam RKS, di mana semua personil yang terlibat telah
mempunyai jam terbang yang cukup dan kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya.

Project
Manager
Manager
Keuangan

Ahli Quality Manager


Control Teknik Ahli Quality
Surveyor

Tenaga Tenaga Tenaga Ahli K3


Ahli Sipil Ahli Arsitek Ahli MEP

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Mandor dan Tenaga Kerja

2.2 PENGATURAN PROYEK


Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara pimpinan
proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan Pemberi
Tugas (Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.

STAF
LAPANGAN

PENGAWAS KEPALA PEMBERI


LAPANGAN PROYEK TUGAS

INSTANSI
TERKAIT

Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :


 Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
- Kantor proyek
- Gudang
- Listrik Kerja
- Air Kerja, dll.

Metode Pelaksanaan Page 8


- Pembersihan lokasi
- Penempatan material.
 Penentuan peil banjir.
 Proteksi Areal Kerja
 Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
 Format administrasi yang akan dipakai.
2.3 Management Site.
Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lahan, pengaturan tata letak
baik pagar proyek, papan nama proyek, direksi keet, gudang, barak kerja, wc sementara untuk
pekerja, air buangan penempatan material, alur sirkulasi kendaraan proyek dikondisikan agar
mobil yang masuk/keluar dapat manuver sampai 180º, tenaga kerja dan sebagainya, agar dalam
pelaksanaan Pekerjaan ini dapat berjalan sesuai waktu/jadwal yang telah direncanakan. Untuk
penempatan direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari direksi keet tersebut dapat
memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung. Untuk penempatan material
pendukung pembangunan tersebut diatur sedemikian rupa baik dari segi pengiriman material
kelokasi kerja, sehingga tidak terjadi penumpukan material yang berlebihan.

2.4 Pencegahan Dampak Lingkungan


Mensosialisasikan serta berkoordinasi dengan pihak Owner, untuk memberitahukan bahwasanya
akan diadakan. Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : pekerjaan persiapan, pekerjaan
tanah, pekerjaan Struktur pekerjaan arsitektur, pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal dan lain-lain.
Pada pelaksanaan pekerjaan tersebut diprediksi akan menimbulkan terjadinya kebisingan
ataupun getaran akibat pekerjaan proyek (khususnya pada pekerjaan struktur tiang pancang /
pekerjaan beton) serta adanya lalulintas kendaraan material proyek dan aktifitas tenaga kerja
yang mungkin akan menimbulkan dampak lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, kami dari pihak
kontraktor akan berusaha semaksimal mungkin dapat memproteksi pekerjaan tersebut dan
meminimalisir /mengurangi getaran ke daerah lingkungan sekitar dengan cara menggunakan
alat-alat yang sesuai spesifikasi untuk mengurangi kebisingan dan getaran pada proses pekerjaan
serta membuat pagar sementara, bedeng pekerja beserta sanitasinya, serta mengatur sirkulasi
lalulintas material.

2.5 Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan


1) Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )
Penjadualan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam suatu proyek
dan penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

2) Pembuatan Network Planning


Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor
dapat lebih mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal
hal-hal yang mendukung pekerjaan.
Kami sebagai kontraktor juga memperkirakan kapan bahan dan peralatan yang akan
digunakan didatangkan ke lokasi proyek sehingga dapat mengatur dan memprediksikan
lebih awal pengaturan dan penempatan bahan dan peralatan secara tepat waktu dan
efisien.
Contoh: Pembuatan Jadwal Tenaga Kerja dan Peralatan
a). Jadwal pengadaan tenaga kerja (manpower schedule)

Metode Pelaksanaan Page 9


b). Jadwal pengadaan alat (equipment schedule)
Informasi yang dibutuhkan:
 Jenis dan kapasitas alat yang dipakai
 Volume pekerjaan yang menggunakan alat tersebut
 Durasi waktu pelaksanaan

2.6 Pengajuan / Perijinan


1) Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan
sistem mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan
pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk
menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan
penambahan biaya.

2) Gambar Kerja (Shop Drawing), As Built Drawing dan Dokumentasi


a) Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop
drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b) Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan ditandatangani
oleh Project Manager sebelum diserahkan ke Konsultan Pengawas.
c) Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan ke masing-
masing Pelaksana Proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
d) Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.
e) Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan
laporan pelaksanaan proyek.
f) Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak
proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan proyek.

3) Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai
dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.

Metode Pelaksanaan Page 10


DIAGRAM ALIR III
PROSES PEMBUATAN SHOP DRAWING PEKERJAAN SIPIL

START

Gambar & LIHAT


RKS SIPIL BAGAN
ALIR II & IV
Sesuai dgn NO PROSES
GB SIPIL SHOP
DRAWING
Gambar & PEKERJAAN
RKS ARSITEK
ARSITEK YES
S DAN ME

Sesuai dgn GB SIPIL


Gambar & GB SIPIL dirubah
NO
RKS ME NO

YES
S YES
S

Penggambaran Shop Perubahan / Revisi


Drawing SIPIL Gambar SIPIL

NO
MK
Setuju

YES
S

SHOP
DRAWING
SIPIL

Metode Pelaksanaan Page 11


DIAGRAM ALIR IV
PROSES PEMBUATAN SHOP DRAW ING PEKERJAAN ARSITEK

START

Gambar &
RKS LIHAT
ARSITEK NO BAGAN
Sesuai dgn ALIR II & IV
GB PROSES
ARSITEK SHOP
DRAW ING
PEKERJAAN
Gambar & SIPIL DAN
RKS SIPIL YES ME
S
NO

Sesuai dgn GB
GB ARSITEK
Gambar & ARSITEK dirubah
RKS ME NO

YES YES
S S
Penggambaran Shop Perubahan / Revisi
Drawing ARSITEK Gambar ARSITEK

NO
MK
Setuju

YES
S

SHOP
DRAW ING
ARSITEK

Metode Pelaksanaan Page 12


BAB III.

METODE KERJA
Metode pelaksanaan yang kami buat ini senantiasa merupakan acuan yang akan kami gunakan di
lapangan. Metode pelaksanaan ini dibuat berdasarkan pengalaman yang kami lakukan di lapangan dan
mengacu pada spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Namun demikian
kami tidak menutup kemungkinan adanya kritik atau saran dari Pengawas Lapangan maupun Direksi
apabila ternyata ada metode pelaksanaan yang lebih baik dari metode pelaksanaan yang kami buat.
Metode pelaksanaan ini sebagian kami buat dengan menggunakan gambar alur pelaksanaan.

ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

SPMK

PEKERJAAN PERSIAPAN PERIJINAN

SETIAP
PEKERJAAN
YANG AKAN
PEKERJAAN DIKERJAKAN
ARSITEKTUR TERLEBIH DAHULU
PEKERJAAN DIBUAT PENGAJUAN
SIPIL & STRUKTUR KEPADA
PEKERJAAN PENGAWAS DAN OWNER
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL GAMBAR KERJA
(SHOP DRAWING)

SELESAI

SERAH TERIMA

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan disini meliputi mengatur lalu lintas, peletakan material, pembuatan pagar
sementara, papan nama, direksi keet, gudang/los kerja, air kerja, listrik kerja dll. Dalam
pekerjaan umum dilaksanakan pembuatan pagar terlebih dahulu sebagai tanda area pekerjaan
yang akan dilaksanakan nantinya, kemudian direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari
direksi keet tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung,
gudang, papan nama, kemudian demobilisasi peralatan berat, sehingga dalam pekerjaan
pembangunan gedung tersebut dapat menunjang pelaksanaannya serta dapat berjalan sesuai
rencana.

Metode Pelaksanaan Page 13


A. Pekerjaan Mobilisasi Demobilisasi
1) Mobilisasi Personil/Tenaga Kerja.
Selain tenaga personil inti yang telah ditentukan proyek juga dibutuhkan tenaga kerja
lainnya, seperti: pekerja bangunan, surveyor dan mandor yang disesuaikan dengan
kebutuhan item kerja yang berjalan. Khusus untuk petugas keamanan dibutuhkan 3 orang,
yang bertugas secara bergantian (tugas siang dan malam).
a. Project Manager
b. Site Manager
c. Tenaga Ahli
d. Pelaksana Lapangan
e. Pekerja
f. Tukang
g. Kepala Tukang
h. Mandor
i. Penjaga Malam
j. Supir Truk
k. Mekanik

2) Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan


Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan
tentang lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di
lapangan. Setiap pengiriman alat harus dilengkapi dengan surat pengiriman (surat jalan
dsb) dan alat benar-benar telah diperiksa kelayakannya. Selanjutnya alat akan ditempatkan

Metode Pelaksanaan Page 14


pada lokasi yang aman/dalam base camp dan dekat dengan lokasi proyek agar mudah
digunakan dalam pekerjaan nantinya.
Peralatan yang wajib didatangkan pada pekerjaan proyek ini antara lain:
 Peralatan pengangkut material urugan dan hasil galian: dump truck, Pick Up, Gerobak,
Lorry
 Peralat pemadatan perkerasan: stamper.
 Peralatan ukur tanah: theodolith/waterpass, kaki tiga (three-pod), unting, bak ukur,
meteran.
 Alat bantu : cangkul, plongki, linggis, ATK/komputer, printer dsb.

Pihak kontraktor akan mengadakan perlengkapan-perlengkapan lain untuk menunjang


kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti :
 Pengadaan alat komunikasi lapangan yang lengkap
 Pembuatan dan pengadaan shop drawing dan as built drawing
 Perlengkapan lainnya yang diminta dalam dokumen pelelangan.

Dalam pelaksanan pekerjaan ini Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, sebagai berikut :

1. Crane Minimal 20 ton 2 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa


2. Theodolit Type T.S (Total Station) 1 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa
3. Compresor 2 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa
4. Mesin Las Listrik Minimal 2500 watt 3 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa
5. Cutting Machine 2 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa
6. Alat Boring 1 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa

B. Pembuatan Papan Nama Proyek


Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan, pengawas, nama
kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi
secara tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah
bangunan. Papan nama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama agar dapat
terlihat dan terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Multipleks dipotong sesuai ukuran.
Pasang kayu vertikal di belakang multiplesk dan dipaku.
Cat dasar multipleks dengan warna putih dan dengan tulisan cat warna hitam.
Setelah tulisan jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah.

Bahan: Peralatan:
1. Kayu gergajian kelas IV, balok 1. Gergaji, palu, meteran
2. Triplek 2. Pacul, sekop, sendok semen,
3. Cat, Paku roskam
4. Semen, Pasir dan kerikil 3. Kuas cat, pensil, penggaris

Metode Pelaksanaan Page 15


Gambar 2.4 : Papan Nama Proyek

C. Photo Proyek 3 Tahap dan Administrasi


Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
sehingga dapat mengevaluasi kegiatan pekerjaan secara nyata.
Kegiatan proses administrasi harus mengikuti prosedur manajemen yang telah disepakati dan
disetujui secara bersama oleh direksi, pengawas dan kontraktor. Proses administrasi dimulai dari
penyusunan dokumen kontrak (berisikan berkas pelelangan, penunjukan/penetapan pemenang
tender, penandatangan kontrak), pelaksanaan pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama
proses pelaksanaan kerja, administrasi terus berjalan antara lain:
 Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat pimpinan,
 Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metoda pelaksanaan, jadwal
pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built drawing/gambar pelaksanaan.
 Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan cuaca, kendala
yang dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
 Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
 Addendum (jika ada),
 Pengajuan termijn pekerjaan,
 Menyiapkan 1 (satu) berkas dokumen (gambar kerja. RKS pekerjaan) dalam pelaksanaan
di lapangan

Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat
pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar
belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 50%, dan 100%
(selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke
dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi.
Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama
apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pemfotoan adalah sebagai berikut:

Bahan : Alat : T. Kerja :


Album 1 (satu) set Kamera Pelaksana
Film 3 Fase Colour isi 36 – ASA – 200

Metode Pelaksanaan Page 16


E. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu lahan kerja dibersihkan dari
rumput, semak belukar dan pohon yang menganganggu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan
lahan dimaksudkan untuk memudahkan proses pelaksanaan pekerjaan, antara lain pekerjaan
pengukuran site (marking area). Rumput, semak belukar dan pohon yang sudah ditebang
dikumpulkan pada area yang telah ditentukan untuk kemudian dibuang ke luar lokasi proyek
dengan menggunakan alat angkut mobil truck atau mobil pick up.

PEMBERSIHAN LAHAN

F. Direksi Kheet
Direksi Keet yang akan dibuat berukuran 4x6 m. Koordinasikan dengan pihak–pihak terkait
(direksi/owner dan pengawas) untuk memberikan tempat/lokasi Direksi keet/gudang kerja,
dimana lokasi diusahakan tidak terlalu jauh dengan lokasi proyek dan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran serta memperhatikan lokasi yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan. Direksi harus dilengkapi dengan fasilitasnya
sebagai tempat rapat teknis, ruang kerja pelaksana, antara lain: meja/kursi kerja, meja/kursi
rapat/pertemuan, Ac, listrik, MCK, dan alat kantor (computer/printer, mesin tik, kalkulator dsb)
.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
a. Siapkan tenaga kerja dan peralatan.
b. Buat gambar shop Drawing
c. Mengajukan Ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
d. Tentukan lokasi kantor proyek agar tidak mengganggu proses pekerjaan.
e. Luas kantor proyek dibuat disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Pembuatan dimulai dengan pembuatan lantai, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan dinding beserta dengan pintu dan jendela.
g. Atap pasang setelah dinding jadi dan dilanjutkan dengan pekerjaan pengecatan.

Bahan Yang Digunakan :


a. Rangka Kayu
b. Paku bermacam ukuran
c. Seng GLB BJLS 30
d. Tripleks 3 mm
e. PC 50 kg, Pasir, batu bata merah

Peralatan Yang Digunakan :


a. Palu
b. Gergaji

Metode Pelaksanaan Page 17


c. Meteran
d. Benang ukur

Bahan: Alat: T Kerja: Waktu

Kayu dolken ø 8 - 10 (cm) panjang 4 m / kia :45.00 Alat Pekerja


btg potong 5 hari

Kayu gergajian kls IV, papan: 6.48 m3 Gergaji Tukang batu


Paku berbagai ukuran (2" - 5") : 30.60 kg Pacul Tukang kayu
Besi strip : 39.60 kg Palu Kepala Tukang
Semen PC @ 50 kg : 1,260.00 kg Sendok Mandor
Pasir pasang : 5.40 m3 Jildar
spesi alm
Pasir ayak untuk beton : 3.60 m3
Batu pecah 2 - 3 (cm) : 5.40 m3

Batu bata merah (lokal) : 1,080.00 bh

Seng plat BJLS 27 uk. 0.9 x 1.83 (m) : 9.00 lbr


Jendela nako (kerangka + kaca 5 mm): 72.00 bh
Kaca bening tebal 3 mm : 2.88 m2
Kunci tanam : 5.40 bh
Plywood uk. 1,22 x 2,44 (m), tebal 4 mm : 2.16 lbr
Keselamatan kerja :
a. Pakai sarung tangan
b. Pakai Helm pelindung kepala
c. Pakai sepatu bot

Gambar : Direksi Kheet

G. Gudang Bahan dan Los Kerja


Gudang bahan dibuat untuk menyimpan material yang rentan terhadap cuaca dan juga
material yang mudah hilang seperti : semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya.
Los kerja dibuat sedemikian rupa sehingga pekerja nyaman bekerja tidak kepanasan dan
kehujanan. Gudang bahan dan los kerja dibuat dengan menggunakan bahan rangka kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang

Metode Pelaksanaan Page 18


atau seng gelombang. Gudang bahan dan los kerja didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

Gudang bahan dan bedeng pekerja ditempatkan di lokasi yang terpisah oleh lokasi direksi
keet agar lokasi tersebut aman dari pekerja. Dan juga ditempatkan dilokasi yang strategis
dengan lokasi proyek.

PEMBUATAN GUDANG BAHAN PEMBUATAN LOS KERJA

H. Penyediaan Listrik Kerja dan Air Kerja


Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan besi,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau
dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk
pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan
pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan
sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja
ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing
yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

Metode Pelaksanaan Page 19


I. Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Pekerja

Faktor-faktor penyebab yang berpengaruh terjadi kecelakaan adalah sebagai berikut :


1. Keadaan yang berbahaya (unsafe condition)
2. Perbuatan berbahaya (unsafe acts)
3. Takdir (acts of God)

Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.

Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
2. Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
3. Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidak terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.

Metode Pelaksanaan Page 20


FLOW CHART KECELAKAAN BERAT

TERJADI
KECELAKAAN KERJA BERAT

LAPORKAN KEPADA
TIM K3 PROYEK
PETUGAS / SATPAM
( Kronologis Kejadian )

PENANGANAN
( Administrasi Oleh : Pet./Keu )

LAPOR KORBAN DIBAWA


KE JAMSOSTEK KERUMAH SAKIT

PROSES KLAIM MONITORING


KE JAMSOSTEK PERAWATAN PENYAKIT

PEMBERIAN ASURANSI PROSES PENYEMBUHAN


KEPADA AHLI WARIS RAWAT JALAN/RUMAH

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 21


FLOW CHART KECELAKAAN KERJA MENINGGAL DUNIA

TERJADI
KECELAKAAN MENINGGAL DUNIA

JENAZAH
KORBAN MENINGGAL DUNIA VISUM ET REPERTUM DI RS

LAPOR LAPORKAN KEPADA LAPOR


KE POLRES TIM K3 PROYEK KE POLRES
TERDEKAT ( Kronologis Kejadian ) TERDEKAT

BRIEFING U/ PEKERJA LAIN

KIRIM KABAR LAPOR KE


JAMSOSTEK/DEPNAKER PENGUBURAN
KE KELUARGA KORBAN
JENAZAH

MENYIAPKAN
PROSES/ PENYELESAIAN
DOKUMEN AHLI WARIS
KE JAMSOSTEK/DEPNAKER
KE KELUARGA KORBAN

SELESAI

ASURANSI DIBAYAR
KEPADA AHLI WARIS

Metode Pelaksanaan Page 22


TINDAKAN DARURAT KEBAKARAN

PENCEGAHAN

1. JAUHKAN MATERIAL YANG MUDAH TERBAKAR

2. SIAPKAN APPAR / PROTEKSI KEBAKARAN

3. PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

4. TINDAKAN AWAL

CEPAT DAN TEPAT

KEBERANIAN / TIDAK PANIK

PENGETAHUAN TENTANG API


DAN SIFAT - SIFATNYA

J. Pagar Pengaman Proyek


Untuk mejaga keamanan area proyek dibuat pagar pengaman proyek yang berfungsi untuk
pembatas area kegiatan pekerjaan dan mengamankan area pekerjaan dari tindakan orang
luar yang mengganggu dan membahayakan.

Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Sebelum


pagar pengaman proyek dibuat, telebih dahulu dilakukan pengukuran untuk batas-batas area
pekerjaan. Pagar pengaman proyek dibuat tinggi 2 meter dengan menggunakan penutup seng
gelombang finish cat dan tiang kaso. Pagar pengaman didirikan mengelilingi batas area lokasi
pekerjaan. Untuk sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar pengaman proyek dibuat
pintu lengkap dengan pengunci. Pagar pengaman proyek dapat dibongkar setelah
pelaksanaan pekerjaan proyek selesai.

Metode Pelaksanaan Page 23


PASANG PAGAR PENGAMAN PROYEK
Teknis pelaksanaan pekerjaan pemagaran :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Buat request pekerjaan dan shop drawing serta diajukan kepada Konsultan Pengawas.
Gali tanah dan pasang pondasi pagar setempat dari pasangan batu kali 1:5 jarak antar
pondasi 2 meter.
Pasang tiang-tiang utama pagar dengan menggunakan material kayu balok 5/10. tinggi
2,1 meter.
Pasang rangka melintang kayu kaso 5/7.
Pasang seng gelombang BJLS30.
Pasang penutup depan seng ( Topi atas & bawah ) dari papan 2/20.
Buat dan pasang 2 buah pintu pagar.
Pengecatan pagar.

Tenaga
Bahan: Alat: Waktu
Kerja
Kayu dolken ø 8 - 10 (cm) panjang 4 m / kiau Alat potong Pekerja

Semen PC Gergaji Tukang kayu 3 hari


Atap seng gelombang bjls 20 uk. 0,914 x Meteran Kepala
1,829 (m) tukang
Pasir ayak untuk beton Palu Mandor
Batu pecah 2 - 3 (cm) Benang ukur
Kayu gergajian kelas IV, balok Kuas cat
Paku berbagai ukuran (2" - 5")
Cat menie

Metode Pelaksanaan Page 24


J. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank (Euzet)
Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga ahli, dimana pelaksanaannya dilakukan setelah
penandatanganan kontrak dilakukan. Survei dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan
dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak). Pengukuran/ setting out, pemasangan patok-
patok referensi (BM).

Penentuan titik-titik lokasi Pembuatan patok Pembuatan


pekerjaan ukur bouwplank
Tahapan Pengukuran dan Bouwplank

Pekerjaan pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis segera setelah kontrak ditanda-tangani atau segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan. Survei dilakukan dengan 2 metoda, yaitu: survei visual dan pengukuran
elevasi. Survei visual dilakukan untuk mendapatkan/mengamati/mengukur dan mencatat data
dan kondisi eksisting visual di lapangan seperti: panjang, lebar, penentuan patok-patok dsb.
Sedangkan survey penentuan elevasi dilakukan untuk dapat menentukan jarak (horizontal) dan
elevasi/ketinggian (vertikal) lahan pada setiap patok, dengan menggunakan:
A. Peralatan
 Waterpass dan/atau Theodolit,
 Bak ukur dan payung,
 Meteran (uk. 100 m),
 Patok-patok,
 Alat tulis dan form isian data bacaan
 Software.
Peralatan yang digunakan adalah alat-alat yang sudah dikalibrasi.
B. Tenaga Kerja
Pengukuran dilakukan dengan 2 (dua) org tim survei.yaitu surveyor dan pembantu
surveyor. Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapatkan comment atau persetujuan.

Øt (A-1) = bt1 - talat


bt1 bt2 T1 = TA ± øt (A-1)
talat
1 2 T2 Øt (A-2) = bt2 - talat
T1 TA A T2 = TA ± øt(A-2)
T2 = T1 ± øt(1-2)
dst.

Metode Pelaksanaan Page 25


Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran Lapangan

Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survei lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahan
untuk menyiapkan shop drawing (gambar kerja), rekayasa engineering, dan perhitungan volume
MCo, serta sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan phisik nantinya.
Teknis pelaksanaan pemasangan bowplank :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Buat request pekerjaan serta diajukan kepada Konsultan Pengawas.
Perhatikan lay out Shop Drawing dan as bangunan yang akan dikerjakan.
Koordinasi dengan dinas terkait agar posisi bangunan tidak melewati batas Garis Sepadan
Banguna yang telah ditentukan Pemerintah setempat.
Tentukan posisi penempatan bouwplank dimana bouwplank didirikan dengan jarak
minimum 2 m dari garis terluar bangunan.
Tentukan elevasi existing sebagai dasar untuk penentuan elevasi +0.00 dan as bangunan
bersama Konsultan Pengawas dan Direksi.
Tanam tiang dari kayu dilanjutkan dengan pemasangan papan bouwplank mengelilingi
bangunan.
Cek elevasi top papan bouwplank dengan waterpass ( pastikan top papan bouwplank dalam
satu elevasi ).
Cek elevasi +0.00 bangunan dan diberi tanda dengan cat minyak warna merah/warna yang
mencolok pada papan bouwplank.
Beri paku pada papan dan dipasang benang ukur dalam 2 arah bersilangan untuk
menentukan as bangunan.
Papan bouwplank harus dijaga agar tidak berubah posisinya sampai penentuan as pondasi
selesai dikerjakan.

Metode Pelaksanaan Page 26


Gambar 3.2: Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Bahan: Alat: Tenaga Kerja: Waktu

Kayu gergajian kelas IV Theodolit Pekerja

Kayu gergajian kelas IV Waterpas Tukang Kayu 2 hari

Paku berbagai ukuran (2" - 5") Alat potong Kepala Tukang

Bandul, Meteran Mandor

Keselamatan kerja
Pakai Sepatu bot dan Pakai Helm pelindung kepala

K. Kebersihan dan Keamanan lokasi kerja


Kebersihan dan kemanan lokasi kerja yang akan dilaksanakan, yaitu kebersihan sebelum dan
sesudah pelaksanaan proyek selesai, termasuk kebersihan dan keamanan selama proyek
berjalan. Pekerjaan ini meliputi pembersihan semua sampah, tanaman, pohon, batu, dll yang
dapat menggangu kelancaran pekerjaan. Pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan
peralatan ringan dengan persetujuan Pengawas. Sampah hasil pembersihan kemudian diangkut
ke tempat pembuangan dengan menggunakan gerobak/ truck.

Metode Pelaksanaan Page 27


Kebersihan
Menyediakan fasiltas yang dibutuhkan untuk memelihara kondisi lapangan serta lingkungan
sekitarnya agar tetap bersih, termasuk pembersihan ban kendaraan yang keluar masuk
proyek. Mengangkut dan membuang keluar proyek semua sampah, puing dan bahan-
bahan yang tidak terpakai secara teratur selama pelaksanaan dan pada waktu penyelesaian
pekerjaan keadaan lokasi harus bersih dan rapih termasuk penyediaan sarana yang
diperluakn untuk maksud tersebut.

Keamanan Proyek
Bertanggung jawab atas penjagaan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap
penting selama pelaksanaan kontrak siang dan malam. Menempatkan tenaga satpam yang
terlatih dan mencukupi selama 24 jam untuk penjagaan keamanan terhadap pencurian dan
oknum-oknum yang mengganggu ketertiban termasuk kerjasama dengan satuan Polri
setempat dan keamanan lingkuingan setempat.

Metode Pelaksanaan Page 28


PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN PERSIAPAN

MULAI

RENCANA SITE Y
PLAN
a

Periksa site plan: MOBILISASI


- Luas area MATERIAL DAN ALAT
- Halangan yang ada OK BANTU
Tidak

OK
Revisi Y
a
Y
MULAI
a
PELAKSANAAN
PERENCANAAN PEMBUATAN PEKERJAAN UTAMA
SUMBER DAYA GAMBAR
KERJA &
JADWAL KERJA

Periksa site plan :


- Air Kerja
- Listrik kerja
Tidak - Peralatan Penunjang
- Personil Proyek

PEMBUATAN
DIREKSI KEET/
GUDANG LOS
OK
KERJA/PAGAR

Y
a Material yang dibutuhkan untuk
membuat pekerjaan persiapan
PENGADAAN
MATERIAL +
TENAGA KERJA

Metode Pelaksanaan Page 29


II. PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan TANAH DAN URUGAN


A. Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Tanah Kembali

Sebelum pelaksanaan pondasi terlebih dahulu dilakukan pengukuran-pengukuran untuk


penentuan as-as pondasi dan pengajuan shop drawing dan request kepada konsultan
pengawas/direksi untuk mendapatkan persetujuan/ijin pelaksanaan. Bila terdapat perbedaan
gambar konstruksi terlebih dahulu dilaporkan untuk mengadakan perubahan-perubahan yang
diperlukan.

Bila pada kedalaman dasar batas pasir pondasi yang direncanakan sesuai gambar masih
ditemukan lapisan jelek, maka perlu mendapatkan pengarahan dari konsultan perencana. Tanah
dasar pondasi dipadatkan dengan memakai alat pemadat stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 95% standar proctor.

Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik telah
ditemukan pada peil tertentu, maka galian yang terlalu dalam tersebut ditimbun kembali dengan
lapisan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95%.
Bagian pekerjaan yang memerlukan galian adalah:
- Galian tanah untuk pile cap
- Galian tanah untuk pedestal + sloof

Sedangkan urugan tanah dan pasir dilakukan pada :


- Bekas pengikisan lahan
- Bagian dasar/di bawah pondasi+ sloof sebagai lantai dasar
- Peninggian peil bangunan

B. Pekerjaan Lantai Kerja


1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

3. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja


- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.

Metode Pelaksanaan Page 30


- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak
per 1 m untuk leveling lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

PEMBUATAN LANTAI KERJA UNTUK POER DAN SLOOF

C. Pekerjaan Urugan Tanah Dari Luar untuk peninggian pail tanah


1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan urugan tanah dari luar.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : tanah untuk urugan.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : excavator, dump truck, mesin gilas, thedolith,
waterpass, meteran, selang air, benang, cangkul, dll.
2. Pengukuran
- Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi urugan tanah.
- Tandai hasil dari pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3. Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah dari luar
- Urugan tanah dikerjakan dengan ketinggian untuk level urugan tanah disesuaikan
dengan rencana yang telah diisyaratkan.
- Tanah untuk urugan didatangkan dari luar lokasi proyek dengan diangkut
menggunakan dump truck.
- Dari dump truck tanah dihamparkan pada area yang diurug dan diratakan dengan
menggunakan alat bantu excavator.
- Kemudian tanah yang sudah terhampar dilakukan proses pemadatan dengan
menggunakan alat bantu mesin gilas.
- Pengurugan tanah dan pemadatan tanah dilakukan secara lapis perlapis untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
- Cek elevasi pekerjaan urugan tanah apakah sudah sesuai dengan rencana.

Pekerjaan STRUKTUR BETON

Metode Pelaksanaan Page 31


(Pile Cap, Sloof, Kolom Beton, Balok Beton, Plat Lantai, Dinding beton, dan Tangga
Beton)
1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : beton readymix, besi beton, kawat beton, semen
PC, pasir, multiplek / Plywood Phenolic, paku, minyak bekesting, balok, kaso,
Horrybeam dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, Elektrikal
Bar Cutter, Elekrikal Bar Bender, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding,
raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan
marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari pile cap, tie
beam, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

3. Fabrikasi besi tulangan


- Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar
yang telah disetujui.
- Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
- Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
- Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
- Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
- Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.
- Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah
itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.

4. Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
dapat menggunakan multiplek / Plywood Phenolic atau pasangan bata merah :
 Sebelum bekesting bata merah dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
 Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
 Perkuatan terhadap pasangan dinding bata merah, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding bata merah tidak ambruk/runtuh.

Metode Pelaksanaan Page 32


- Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom,
balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek/ Plywood Phenolic
dan perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :
 Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
 Pasang dan rangkai potongan multiplek / Plywood Phenolic pada area struktur yang
akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
 Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.

- Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

5. Pengecoran beton
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-300.
- Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
- Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
- Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

6. Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

Uraian tahapan pekerjaan, sebagai berikut


 Siapkan Bahan, peralatan dan tenaga kerja.
 Perhatikan detail pembesian pada gambar perencanaan.
 Buat Bar Bending Schedulle (BBS) dan ajukan ke pada konsultan pengawas.
 Lakukan pemotongan dan perangkaian besi berdasarkan BBS diatas.

Metode Pelaksanaan Page 33


 Besi tersebut dirangkai sebelum dimasukan ke dalam lubang galian yg telah
dipasang bekisting batu bata.
 Rangkai besi memanjang dan besi sengkang kolom.
 Pasang beton decking di atas lantai kerja.
 Stel besi Foot Plate
 Pasang skor penyangga besi kolom, agar kedudukan besi tidak berubah selama
proses pengecoran.
 Check kembali as poer dan as kolom.
 Siram dengan air, untuk membersihkan poer sebelum dicor.

Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Teknis pelaksanaan pekerjaan bekisting :


a. Siapkan Bahan, peralatan dan tenaga kerja.
b. Ajukan Request Pekerjaan & shop drawing kepada konsultan pengawas
c. Tarik benang dalam dua arah untuk menentukan as Foot Plate.
d. Potong kayu dan papan bekisting sesuai dengan kebutuhan dan ukurannya.
e. Rangkai kayu dan papan bekisting sehingga menyatu menjadi cetakan.

Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Teknis pelaksanaan pekerjaan pengecoran :


a. Siapkan Bahan, peralatan dan tenaga kerja.
b. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
c. Bersihkan area dari segala macam kotoran.
d. Cek penulangan dan beton decking.
e. Tuangkan beton Ready Mix kedalam cetakan.
f. Padatkan beton dengan menggunakan vibrator dan jangan sampai menyentuh
tulangan.
g. Setelah 12 jam lakukan curing beton pada poer dengan cara meletakkan karung goni
basah pada bagian atas poer.

Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot

Beton Pondasi Pile Cap :


Bahan : Alat : Tenaga Kerja : Waktu

Kayu gergajian kelas IV, papan Bar Cutter Pekerja


hari
Paku berbagai ukuran (2" - 5") Bar bender Tukang batu

Metode Pelaksanaan Page 34


Minyak bekisting Tang besi Tukang kayu
Besi beton Meteran Tukang besi / las
Kawat beton Molen Kepala Tukang
Beton Ready Mix Sendok spesi Mandor

@ Pekerjaan Beton Sloof / Tie Beam


Pekerjaan sloof/tie beam dengan Pekerjaan Pedestal dan anchor adalah sekaligus, hal
ini dilakukan agar antara beton pedestal dan sloof bisa homogen mengikat anchor.
Pekerjaan pembesian :
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Pilih tulangan sesuai dengan kebutuhan.
 Potong tulangan sesuai ukuran dan bengkokkan.
 Rangkai tulangan dan jarak sengkang dipasang sesuia dengan gambar kerja.
 Pasang beton decing pada dasar dan sisi kiri kanan tulangan.
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Pekerjaan Bekisting Sloof


a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Potong multipleks sesuai ukuran sloof dan pasang di kanan kirinya.
c. Potong kayu sebagai penjepit, skor dan tiang penyangga.
d. Rangkai potongan kayu tersebut sesuai dengan gambar.
e. Sebelum dipasang multiplesk diolesi dengan minyak bekisting supaya mempermudah
dalam pembongkaran bekisting.

Gambar Bekisting Sloof / Tie Beam


Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Pengecoran Sloof / Tie Beam


a. Siapkan alat dan tenaga kerja yang diperlukan.
b. Buat request pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
c. Buat tanda-tanda yang menyatakan as atau level dengan menggunakan cat warna.
d. Cek penulangan dan beton decking.
e. Bersihkan area dari segala macam kotoran

Metode Pelaksanaan Page 35


f. Tuangkan beton kedalam cetakan.
g. Padatkan beton dengan menggunakan vibrator dan jangan sampai menyentuh tulangan
dan bekisting.
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Beton Sloof / Tie Beam :


Bahan : Alat : Tenaga Kerja: Waktu

Kayu gergajian kelas IV, papan Bar Cutter Pkrj tak trlth
hari
Paku berbagai ukuran (2" - 5") Bar bender Tk. Batu
Minyak bekisting Tang besi Tk. Kayu
Besi beton Meteran Tk. Besi / Las
Kawat beton Truk mixer Kpl. Tk
Beton ready mix Concrete Pump Mandor

Metode Pelaksanaan Page 36


FABRIKASI BESI TULANGAN FABRIKASI BESI TULANGAN
UNTUK PILE CAP SLOOF/TIE BEAM

PEMBUATAN BEKESTING SLOOF PEMBUATAN BEKESTING POER


DENGAN PASANGAN BATAKO/BATA MERAH DENGAN PASANGAN BATAKO/BATA MERAH

PEMBESIAN UNTUK KOLOM BEKESTING UNTUK KOLOM

PENGECORAN BETON PADA KOLOM

Metode Pelaksanaan Page 37


@ Pekerjaan Kolom Beton Struktur
PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM
Pabrikasi tulangan kolom dikerjakan pada los pekerjaan pembesian. Pada saat pemasangan
tulangan, digunakan Tower crane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai,
dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan pada kolom
agar kolom tersebut benar – benar tegak lurus seperti kolom-kolom yang berada dilantai
bawahnya.

Bahan terdiri dari:


 Besi tulangan
 Kawat bendrat

Tenaga kerja:
 Tukang besi terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembesian.
 Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution
dengan baik.

Alat berupa:
 Bar bender → alat yang digunakan untuk pembengkokkan besi tulangan.
 Bar cutter → alat yang digunakan untuk pemotongan besi tulangan.
 Tang besi

Metode kerja pabrikasi kolom beton bertulang:


1) Besi tulangan berbagai diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja
dengan bar cutter sedangkan pembengkokan tulangan dilakukan dengan
menggunakan bar bender.
2) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom pada lantai ditambah
dengan panjang penyaluran tulangan untuk pekerjaan penyambungan tulangan, yaitu
sebesar 40 D (dimana D adalah diameter tulangan ulir).
3) Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar
bender schedule. Untuk sengkang yang dibengkokkan dengan sudut 135 0, maka
panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali diameter tulangan.

PEKERJAAN BEKISTING KOLOM DAN PENGECORAN


- Pemasangan tie rod untuk mengikat horizontal waller dan kuatkan dengan wing nut.

- Pemasangan push pull prop RSS1 (pengatur ketegakan bagian atas) dan kickers brace
AV1 (pengatur kelurusan bekisting dengan marking pada bagian bawah) yang dibautkan
pada wedge head piece dan base plate pada masing-masing ujungnya dan dikuatkan.

- Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan benang atau dengan theodolite.
Pemasangan unting-unting ini ditempatkan pada kedua sisi bekisting.
- Apabila posisi bekisting ternyata kurang vertikal, maka push pull prop RSS1 dikencangkan
atau dikendorkan dengan cara memutar, sehingga diperoleh posisi vertikal kolom yang
benar.

- Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru sebelum di cor diberi calbond
(super bonding agent) dengan cara disiram.

Metode Pelaksanaan Page 38


- Siapkan alat kerja dalam kondisi siap terpakai.
- Siapkan alat distribusi pengangkutan material beton dengan menggunakan pompa beton.

- Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan tes slump dengan kerucut abrams.
- Beton ready mix didatangkan dari batching plant dengan mutu yang telah disyaratkan.

- Beton dituangkan ke dalam gerobak, kemudian dilakukan pengujian slump. Nilai slump
yang dipakai adalah 12 ± 2 cm.

- Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer
truck dituang ke dalam concrete pump (pompa beton) menuju ke lokasi pengecoran.

- Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap, tahap pertama adalah setinggi ±1,5 m,
setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi yang telah ditentukan.

- Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator Pada saat proses pemadatan,
concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan bekisting dan tulangan.

- Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai kolom, hal ini dilakukan
karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom per satu lantai.

Berikut ini cara pengecoran kolom pada gedung bertingkat :


Bahan untuk membuat kolom beton pada gedung terdiri dari :
 Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui
 Oil form
 Decking
 Calbond (Super Bonding Agent)/cairan perekat antara beton lama dengan baru
disebut juga lem beton
 Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang
menghambat proses penguapan air pada beton basah

Tenaga kerja dalam pembuatan kolom :


 Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.
 Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution
dengan baik.

Alat yang diperlukan pada pengecoran kolom gedung :

 Mobil crane
 Concrete bucket dan pipa tremie
 Concrete mixer truck
 Concrete vibrator
 Theodolite
 Alat las listrik
 Alat bantu
 Batching Plant
 Kerucut abrams
 Alat cetak silinder benda uji beton

Metode Pelaksanaan Page 39


Metode kerja pengecoran kolom beton gedung bertingkat :
1) Persiapkan shop drawing.
2) Memasang sepatu kolom dari profil baja siku L 30.30.3, dilas ke sengkang
kolom.
Siku ini berfungsi sebagai marking dan untuk menjaga agar posisi bekisting
tetap siku.
3) Mengoles bekisting dengan oil form.
4) Pemberian decking pada tulangan kolom dan cek tulangan sebelum ditutup
dengan bekisting.
5) Penempatan bekisting dengan diangkat menggunakan mobil crane.

@ Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Struktur


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
Urutan kerja penulangan Balok dan Plat Lantai
a. Setelah pemasangan bekisting selesai maka dapat dilanjutkan pemasangan
tulangan. Tulangan dipasang dalam arah x dan y.
b. Beton decking setebal 20 mm dipasang setiap jarak 1m.

Pembesian Balok dan Plat Lantai :


Bahan : Alat : Tenaga Kerja : Waktu
Besi beton Grenda Pkrj tak trlth
Kawat beton potong
Gunting besi Tk. Besi / Las hari

Wiremesh Tang besi Kpl. Tk


Meteran Mandor

Metode Pelaksanaan Page 40


Pengecoran Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan Balok dan Plat Lantai pada proyek gedung bertingkat dapat dikerjakan
bersamaan dimulai dari pemasangan bekisting kepalaan kolom, pemasangan
bekisting balok dan plat lantai lalu pekerjaan pemasangan besi tulangan diakhiri
dengan pekerjaan pengecoran plat lantai beton.
Sebelum pengecoran begisting dibersihkan dari segala kotoran dan debu-debu yang
menempel dengan menggunakan kompresor. Sisa-sisa potongan kayu dan bendrat
dibersihkan dengan menggunakan magnet. Untuk beton cor dalam pekerjaan ini
adalah beton readymik dan dicor dengan concrete pump.
Langkah-langkah pengecoran :
a. Selama pengecoran berlangsung dilakukan pemadatan menggunakan vibrator.
b. Pengecoran dimulai dari balok kemudian melebar ke seluruh permukaan lantai
c. Setelah beton dituang segera cek ketinggiannya dan diratakan.

PEMBESIAN PLAT LANTAI

PENGECORAN BETON PADA PLAT LANTAI & BALOK

Metode Pelaksanaan Page 41


Gambar: Pengecoran Balok dan Plat Lantai

Beton Balok dan Plat Lantai:


Tenaga
Bahan : Alat : Waktu
Kerja :
Beton Ready Mix Truk Mix Pkrj tak trlth
hari
Vibrator Concrete Tk. Batu
Ember cor Kpl. Tk
Mandor
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala

Pekerjaan Pemadatan Beton


Pemadatan beton bertujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara dalam
beton maupun diantara dinding bekisting dan beton segar. Adanya gelembung udara ini
akan menyebabkan keropos. Dengan pemadatan yang baik, maka akan dihasilkan beton
yang masif dan kekuatan serta ketahanan seperti yang direncanakan.
Teknik pelaksanaan pemadatan adalah sebagai berikut :
a. Setelah beton dituang dalam bekisting, jarum vibrator dimasukkan ke dalam beton
dengan arah vertikal.
b. Pemadatan dilakukan dari bawah ke atas kemudian ke samping. Jarum vibrator
terutama diarahkan ke dalam bekisting dimana terdapat banyak tulangan ( celah
sempit antar besi ).
c. Apabila gelembung udara yang keluar dari beton sudah menjadi kecil-kecil dan
permukaan berkilat berarti pemadatan sudah cukup.
d. Untuk tempat-tempat dimana terdapat banyak tulangan, pemadatan dilakukan
dengan waktu penggetaran yang pendek.
e. Untuk pemadatan yang dalam, misalnya pada kolom, vibrator dimasukkan dalam
beton, mula-mula suaranya akan rendah kemudian meninggi dan mencapai
frekuensi yang tetap, jika hal ini terjadi berarti pemadatan sudah cukup.

Metode Pelaksanaan Page 42


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggetaran adalah :
a. Jarum vibrator harus dalam posisi tegak lurus ke dalam beton. Kemiringan
maksimum yang diijinkan 45º.
b. Selama penggetaran, jarum vibrator tidak boleh digerakan ke arah horizontal karena
hal ini akan mengakibatkan pemisahan bahan.
c. Pada saat penggetaran, jarum vibrator tidak boleh mengenai tulangan maupun
bekisting karena hal ini dapat mengakibatkan bergesernya tulangan dan bekisting
dari posisi semula.
d. Letak kerja jarum vibrator pada saat pemadatan harus sedemikian rupa sehingga
jarak penggetarannya tidak saling berlewatan.
e. Jarum vibrator dimasukkan dalam arah vertikal dengan beratnya sendiri ( tidak
dipaksakan ).

Gambar Pemadatan Beton

Pekerjaan Pengambilan Sample


Setiap 5 (lima) m3 beton diambil minimal 3 buah benda uji berupa silinder atau kubus
beton untuk dibawa ke laboratorium untuk mengetahui strength capacity pada umur 28
hari. Silinder atau kubus beton diberi tanda berupa tanggal dan lokasi pengecoran.

Gambar.: Pengetesan Slump Beton dan Pembuatan Benda Uji Test Beton

Metode Pelaksanaan Page 43


Peralatan yang dipakai :
Selinder / Kubus beton, Alat ukur / meteran
Alas dari plat / triplek, sendok adukan

Pekerjaan Perawatan Beton


Untuk melindungi beton baru dari pengeringan dini/penguapan, temperature yang terlalu
panas, angin, hujan serta aliran air dan gangguan mekanis. Beton yang telah selesai
dicor perlu diberi kesempatan mengeras dengan system curing yang sama selama 7 (
tujuh ) hari berturut-turut setelah pengecoran dengan kondisi bekisting dibuka,
permukaan beton ditutupi dengan plastik/karung goni tidak terkena langsung sinar
matahari atau disiram secara kontinyu dengan air selanjutnya perlu diadakan
pembersihan.

Peralatan yang dipakai : Karung goni / plastik yang telah dibasahi.


Jumlah tenaga kerja : ± 5 orang.

Gambar : Pelaksanaan Perawatan Plat lantai beton

Metode Pelaksanaan Page 44


FLOW CHART PENGAWASAN
STRUKTUR BETON

Penyelesaian Poor & Sloof Persetujuan Material

1. Shopdrawing 1. Material yang tidak dibolehkan


Tidak Check Tidak Check 2. Kadar Air Aggregate
2. Levelling
I II 3. Mutu Beton
3. Ketepatan Ukuran
4. Mutu & Dimensi Besi

Ya
Ya

Bekisting dan Pembesian Mix Design Beton


Test Mutu Baja
Tulangan

Ya

1. Dimensi Bekisting
Tidak
Check 2. Jumlah Besi Beton
III 3. Sistem Pemasangan
4. Rongga Selimut Beton

Ya

Pengecoran

Pemeliharaan Beton

Tidak 1. Kekerasan Beton


Check
IV 2. Hasil Lab. Beton

Ya

Check 1. Selimut Beton


Pembongkaran Bekisting
V 2. Kualitas Beton

Ya

Selesai

Metode Pelaksanaan Page 45


III. PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. Pemasangan Lantai Komposit Panel

1. Pemasangan antara rangka atau joist diberi jarak 30-35cm


2. Bila pemasangan ingin dimatikan ke lantai, rangka (joist) langsung dibor atau disekrup ke
lantai
3. Bila rangka atau joist sudah terpasang, kemudian pasang decking di atas rangka
atau joist. Apabila rangka atau joist terpasang vertikal, maka decking harus terpasang
horizontal, begitu juga sebaliknya.
4. Jarak antara decking dengan decking (Nat) harus diberi jarak 5-7 mm untuk menghindari
kelembaban pada saat terkena air atau hujan.
5. Pemasangan plastic clip untuk decking diberi jarak 30 cm

B. Pekerjaan Railling Tangga Railing Stainless Steel


1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan hand railling tangga.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : Railing Stainless Steel, baut dynabolt, dempul,
ampelas, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, unting-unting, meteran, gerinda,
cutting well, bor, mesin las, benang, selang air, dll.

Metode Pelaksanaan Page 46


2. Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran pada area dilapangan yang akan dikerjakan
pasangan hand railling tangga.
3. Fabrikasi dan pemasangan
- Pemotongan bahan stainless steel dengan ukuran sesuai gambar kerja.
- Pengelasan bahan stainless steel yang sudah dipotong.
- Gerinda bekas las-lasan agar tidak kasar.
- Dempul bekas las-lasan dan lubang/celah kecil agar tertutup rapat.
- Ampelas bagian yang telah didempul hingga mendapatkan permukaan yang
rata/halus.
- Pasang hand railing tangga yang sudah difabrikasi pada area yang telah disiapkan
dengan perkuatan menggunakan baut dynabolt.
- Cek kerataan dan kesikuan pemasangan hand railling tangga.
- Setelah hand railling tangga terpasang, pekerjaan terakhir adalah finish railling tangga.

PEMASANGAN RAILLING STAINLESS STEEL

C. Pekerjaan Alumunium Composite Panel ( ACP )


1. Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite
panel.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium,
baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

2. Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel.
3. Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel
- Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.

Metode Pelaksanaan Page 47


- Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
- Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
- Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
- Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan
sekrup.
- Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
- Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
- Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite
panel.

PEMASANGAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

D. Atap Membran JPO

Setelah mengetahui material-material penting yang dibutuhkan, Anda juga harus mengetahui
tahapan pemasangan atap membran. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.

✅ Melakukan Survei

Tahap pertama dalam pemasangan atap membrane adalah melakukan survei untuk mengetahui luas
lokasi, konstruksi tanah, dan warna kain. Setelah melakukan survei, vendor yang dipilih akan
berdiskusi dengan Anda mengenai semua hal tentang pemasangan atap membran.

✅ Melakukan Proses Produksi

Setelah melakukan survei, berdiskusi, dan terjadi kesepakatan, tahap selanjutnya adalah melakukan
proses produksi. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil survei, vendor akan mulai mencari
dan mengumpulkan material-material yang dibutuhkan. Pada tahap ini, vendor tetap berdiskusi
dengan Anda mengenai material-material yang akan digunakan, termasuk mengenai kualitas dan
harganya.

✅ Melakukan Proses Pemasangan

Setelah mendapatkan material-material yang dibutuhkan dan Anda menyepakatinya, baik dari sisi
kualitas maupun sisi harga, tahap yang akan dilakukan oleh vendor adalah melakukan proses

Metode Pelaksanaan Page 48


pemasangan. Proses ini diawali dengan pemasangan tiang sebagai penahan kain membran. Agar
proses pemasangan sempurna dan tidak mudah goyah saat diterpa guncangan, vendor haris
melakukan perhitungan dengan benar dan matang.

Percayakan kepada vendor dalam pemasangan atap membrane agar hasilnya maksimal, kuat, dan
tidak mengecewakan. Material-material yang digunakan berupa kain membran, kawat sling baja, dan
besi pipa, juga memengaruhi kekuatan atap membran. Karena itu, gunakanlah material yang
berkualitas tinggi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

V. Pekerjaan MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A.UMUM
Jenis pekerjaan yang aka dilaksanakan adalah Pekerjaan Pemasangan Instalasi Mekanikal
Elektrikal dan Plumbing ini meliputi sebagai berikut : Semua syarat-syarat penerimaan bahan-
bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk pekerjaan ini
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 1987.
b. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya .
c. Pedoman Plumbing Indonesia1979 .
d. Pedoman Umum Assosiasi Tenaga Ahli Plumbing Indonesia (ATAPI)
e. Piping Handbook 1968.
f. EMA catalogue 79, 1982
g. Peraturan-peraturan dan Standar yang telah diesuaikan dengan Peraturan dan Standar
Intersasional dari KRT , ASME , ASHRAE , VDE , BS , NEC , IEC , dll.
h. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja
i. Peraturan lainnya yang ditetapkan oleh Perumtel, PLN, Dinas Pemadam Kebakaran,
Kimpraswil, PLP, Ditjen Bina Lindung dan aplikasi terhadap spesifikasi khusus lainnya.

Metode Pelaksanaan Page 49


j. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam RKS, Gambar perencanaan, spesifikasi
teknis dan Berita Acara Rapat Penjelasan
k. Surat Perjanijan Pelaksanaa Pekerjaan (kontrak)
l. Peraturan-peraturan lain yang berlaku di daerah setepat.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pemasangan Instalasi Mekanikal Elektrikal dan Plumbing ini meliputi seluruh
pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu,
listrik dan air untuk keprluan pengujian dan keperluan kerja.
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
 Pekerjaan Instalasi Listrik
 Pekerjaan Instalasi Plumbing

C. SARANA KERJA
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan maka perlu disiapkan dan disedaikan
perangkat organisasi proyek sebagai berikut :
1. Tenaga ahli yang handal, berpengalaman serta telah memiliki surat Penetapan
Penanggung Jawab Teknik (SP-PJT).
2. Menyediakan peralatan kerja berikut alat bantunya serta bahan-bahan yang
diperlukan.
3. Menyediakan bahan/material dan komponen jadi dengan jumlah, jenis dan kualitas
sesuai yang telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu aktifitas kegiatan.
4. Menyediakan saran dan prasarana (direksi keet, gudang atau los kerja) di lokasi yang
telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu aktifitas kegiatan.
5. Membuat dan mengkoordinasikan rencana kerja/schedule pelaksanaan pekerjaan
kepada konsultan pengawas/direksi sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
dikendalikan seefisien mungkun dan tepet waktu.

Untuk kondisi yang dianggap perlu dan kritis serta menuntut adanya percepatan pekerjaan
maka perlu dilakukan adanya upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan inovasi dan rekayasa teknis untuk mendukung percepatan pekerjaan.
2. Menambah atau memperbanyak tenaga kerja yan terdiri dari beberapa team work
dengan dikepalai beberapa pelaksana dan mandor yang berpengalaman.
3. Menyiapkan peralatan penunjang yang digunakan disertai operator yang
berpengalaman serta timmekanik yang handal.
4. Melakukan shif unuk mengantisipasi percepatan sehingga jadwal pekerjaan tetap
dapat dicapai

D. METODE PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Persiapan Admnistrasi
- Merealisasikan semua ijin-ijin, baik local maupun dengan instansi terkait.
- Surat Perjanjian Pelaksanan Pekerjaan (Kontrak Kerja)
- Time schedule berupa bar chart dan kurva S
- Buku ijin pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan.
- Mempersiapkan kelengkapan untuk shop drawing dan lain-lain yang diperlukan.

Metode Pelaksanaan Page 50


b. Persiapan Fisik Lapangan
- Persiapan personil/tenaga kerja
Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang
berpengalaman di bidangnya untuk mengatur, mengarahkan dan mengerjakan
pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tukang, pekerja dan tenaga kerja lainnya diambil dari tenaga local/setempat
sejauh memenuhi kriteria yang dapat diterima oleh manajemen proyek. Dengan
demkian diseleksi terlebih dahulu mengenai kemampuan dan keterampilan agar
dapat menjaga kualitas hasil pekerjaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya para tukang, pekerja dan tenaga kerja lainnya
akan dibina melalui pengarahan dan pengawasan terus-menerus oleh para
pelaksana.

- Persiapan Pengadaan Bahan/Material


Bahan yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan oleh pengguna jasa.
Sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi proyek terlebih dahulu dimintakan
persetujuan dari konsultan pengawas/pengguna jasa serta mengirim contoh
material yang digunakan.
Bahkan secara rutin dilakukan pengujian oleh personil bidang pengujian bahan
untuk keperluan Pengendalian Mutu.

- Peralatan Kerja
Peralatan yang akan digunakan adalah yang sesuai denan kebutuhan untuk
setiap jenis pekerjaan serta dalam kondisi baik dan siap pakai, antara lain :
1. Alat-alatukur listrik
2. Tang pemotong kabel
3. Tool kit
4. Bor tangan
5. Solder listrik
6. Alat potong pipa
7. Bending pipa
8. Peralatan penerangan
9. Peralatan pengamanan
10. Peralatan bantu
11. Mesin Snay
12. Kunci Pipa
13. Mesin Potong
14. Gerinda Mesin
15. Dan lain-lain

2. Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu dibuat gambar kerja/shop drawing
rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Metode Pelaksanaan Page 51


3. Mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Direksi/Pengawas atau
pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang. Seluruh contoh akan diserahkan didalam jangka waktu 1 (satu) minggu sesudah
diterimanya SPMK.

4. Untuk setiap tahap pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, akan
dilaporkan untuk mendapatkan persyaratan tertulis dari pihak Direksi/Pengawas atau
pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan system Mekanikal dan
Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap
pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh kontraktor.

5. Di dalam setiap akhir pelaksanaan pekerjaan dilakukan pengujian/Trial run yang dihadiri
pihak Direksi/ Pengawas, Konsultan, Akhli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi/
Pengawas, kemudian dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang
diuji dari kontraktor yang bersangkutan.

6. Pembersihan Lapangan.
Setiap hari setelah bekerja, kondisi lapangan tempat kerja senantiasa dalam keadaan
bersih rapih kembali.

7. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan


Pada saat penyerahan untuk yang pertama kali, maka akan diserahkan dokumen-dokumen
sbb :
a. Gambar-gambar jadi (absulit drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga)set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanak 1 (satu) set.
b. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia
c. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontak ini juga
dalam bahasa Indonesia.

Pekerjaan Plumbing
1) Pekerjaan Air Bersih
Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa indoor :
Marking jalur pipa
Potong pipa sesuai kebutuhan
Lapisi pipa dengan cat dasar
Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat warna
Pasang gantungan maupun suport pipa sesuia hasil marking
Pasang pipa sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa
Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa
Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa
Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan sesuia dengan spek
Untuk pemasangan pipa dinding harus dikoordinasikan dahulu dengan
pekerjaan keramik

Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa outdoor :


Marking jalur pipa

Metode Pelaksanaan Page 52


Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai spek
Sambung pipa diatas galian
Lapisi pipa dengan zincromate
Lakukan test tekan pipa tekan sesuai spek
Beri lapisan pasir pada dasar galian
Turunkan pipa kedalam galian
Lapisi kembali pipa dengan pasir
Urug kembali galian

2) Pekerjaan Air Kotor


Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan
terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan melalui wastafel,
bak cuci dan floor drain yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor
menuju bak penampungan ( Septic tank ).
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan air kotor adalah dibuat kemiringan 
1o, untuk kemiringan 1,5o masing-masing pipa air kotor harus dilengkapi saluran
leher angsa untuk mencegah bau.

Pekerjaan Pemipaan
Lingkup kerja system pemipaan meliputi:
 Pipa, sambungan (ekspansi, fleksibel), katup, stainer,
 Penggantung dan penumpu, lubang pembersihan,
 Bak control, blok beton
 Galian, pengecatan, peralatan bantu, pengakhiran
 Pengujian

Spesifikasi bahan perpipaan:


- Pipa air bersih dan air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan
terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang
kuat sehingga tidak mudah bocor.
- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve,
fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Pasanga clean out dan accessories lainnya.
- Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban
air.
- Pipa air bersih/air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat
dinding belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya
tidak bergerak saat menerima beban air.
- Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman
pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
- Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.

Metode Pelaksanaan Page 53


Syarat Pemasangan:
a. Ruang kerja yang cukup untuk pekerjaan
b. Pekerjaan dilakukan secara rapih, bersih, ketinggian yang teliti dan perkecil
banyaknya penyilangan,
c. Pekerjaan diengkapi dengan katup2 yang diperlukan,
d. Sambungan dilengkapi dengan Union atau Flange dan menggunakan fitting.,
e. Letak katup (valves) dan saringan muda dicapai untuk pemeliharaan,
f. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur yang cukup untuk menjaga agar
pemuaian dan perenggangan tidak melebihi persyaratan.
g. Penutupan galian pipa dikerjakan dengan sempurna dan pastikan tidak digunakan
untuk petanahan listrik.

2. Pengujian Sistem air bersih


a. Pipa diuji dengan tekanan air di bawah tekanan yg tidak kurang dari tekanan kerja
ditambah 50% dan tidak lebih dalam jangka waktu 1 jam.
b. Kebocoran diperbaiki dan diuji kembali,
c. Peralatan yang rusak akibat uji tekan dilepas/diputus dari hubungannya selam uji
berlangsung.

3. Sistem air kotor dan air bekas


a. Pipa diuji dengan tekanan air di bawah tekanan yg tidak kurang dari tekanan kerja
ditambah 50% dan tidak lebih dalam jangka waktu 1 jam.
b. Pipa gravitasi diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 m, di atas titik tertinggi selama
1 jam.

Tentang jumlah bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan diuraikan di lampiran
analisa teknis.

Kl Soket Kl
Penggantun

Pipa
Elbow

Peil Tee
TY

PEMASANGAN PASANG
INSTALASI PIPA AKSESORIES PIPA

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Pekerjaan Listrik Sistim Distribusi Tegangan Rendah

1.1. Lingkup Pekerjaan

Metode Pelaksanaan Page 54


Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, untuk pekerjaan istrik tegangan
rendah.

1.2. Gambar-Gambar Rencana

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan seperti :
panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan; karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

- Gambar-gambar kerja (shop drawing)

Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata
letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.

- Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang akan dipasang harus
diserahkan kepada konsultan pengawas untuk diperiksa.

Shop drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.

1.3. Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)

Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.

Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap
blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus
diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.

1.4. Standart dan Peraturan

Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan
terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart internasional yang tidak bertentangan dangan PUIL.

Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini harus
ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus
dimiliki secara sah oleh pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi segera
setelah pekerjaan selesai.

1.5. Pemotongan Dan Pembobokan (Cutting & Patching)

Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali semua


pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk pekerjaan
pemasangan instalasi elektrikal ini.

Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan atau pemasangan harus
mendapat persetujuan tertulis dari pengawas.

Metode Pelaksanaan Page 55


Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan pemasangan insert, sleeves,
raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan selama tahap konstruksi.

1.6. Sleeves dan insert

Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi elektrikal harus
dilaksanakan oleh pemborong.

Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.

Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk inserts
untuk conduits, hanger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong.

1.7. Proteksi

Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan
yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.

1.8. Pembersihan Site

Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapi
selama pemasangan instalasi elektrikal ini.Pada saat pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai
pemborong harus memeriksa kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap
pakai.

1.9. Pengecatan

Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau pemasangan
harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga kembali ke kondisi semula.

1.10. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana

Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan
kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.

Kontraktor Pelaksana harus menempatkan secara tugas penuh (full-time) seorang koordinator yang
ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili
pemborong dengan predikat baik.Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara
aman, kuat dan rapi.

1.10.1. Material

 Kabel Daya Tegangan Rendah

1. Kabel Feeder Tegangan Rendah.


1. Type : NYY

Metode Pelaksanaan Page 56


2. Standart : – SII 0211-78

– SILN 43-1,1981

1. Konstruksi

Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau
sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar dari PVC warna hitam,
warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL sebagai berikut :

* Phasa : merah, kuning, dan hitam.

* Netral : biru.

* Ground : hijau kuning.

1. Tanda Pengenal

Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :

* Nominal voltage.

* Type.

* Ukuran nominal penghantar.

* Tahun pembuatan.

* Nama pembuat/merk dagang .

* Pemeriksaan dan pengujian.

1. Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :

* Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)

* Pengujian tahanan dari penghantar

* Pengujian tahanan insulasi.

* Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo atau tranka.

1. Kabel Instalasi Tegangan Rendah.


1. Type : NYA atau NYM
2. Standart : – SII 0211-78

– SILN 43-1,1981

Metode Pelaksanaan Page 57


1. Konstruksi

Berinti satu atau tiga, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral,
insulasi PVC, selubung sebelah dalam dan selubung terluar dari bahan PVC; warna insulasi PVC masing-
masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut :

* Phasa : merah, kuning, dan hitam.

* Netral : biru.

* Ground : hijau kuning.

1. Tanda Pengenal

Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :

* Nominal voltage.

* Type.

* Ukuran nominal penghantar.

* Tahun pembuatan.

* Nama pembuat/merk dagang .

* Pemeriksaan dan pengujian.

1. Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :

* Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)

* Pengujian tahanan dari penghantar

* Pengujian tahanan insulasi.

* Kabel harus buatan pabrik dalam negeri.

 Panel switchgear tegangan rendah

1. Type

Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated, mechanically interlocked. Panel
dan komponen-komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis ( panas dan lembab,
pasangan dalam/indoor use)

1. Standart

Metode Pelaksanaan Page 58


Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau standart-standart lainya (NFC, VDE/DIN,
NEMA , BS, JIS)

1. Konstruksi

* Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded.

* Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya pengoperasian
sakeler-sakelar daya, pemutus tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator gangguan, pengecekan
tegangan, dan sebagainya.

* Switchgear terdiri dari lemari – lemari yang akan digunakan untuk pemasangan peralatan –
peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.

* Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan
untuk “panel board” dan sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk
sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.

* Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum 1,2 mm. Panel-panel
floor mounting / free standing harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan ketebalan
1.5 mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.

* Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci (lock).

* Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus tahan karat. Semua
bagian dari baja harus bersih dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya dilindungi
terhadap karat dengan cara galvanisasi atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer.
Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui
oleh pengawas.

1. Komponen-komponen panel

* Busbar

Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.

Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar),
dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada
gambar.

Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :

+ phasa : merah, kuning dan hitam.

+ netral : biru.

+ ground : hijau, kuning.

Metode Pelaksanaan Page 59


Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan penyambungan dengan
penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan
lain-lain.

* Circuit Breaker (CB)

CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk kapasitas lebih besar
dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian
CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.

CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT) pada temperatur
keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus hubungan singkat minimum pada 380V
(RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam gambar.

Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah (ground fault
protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau setara.

Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian barang dari
produsen atau agen resmi yang ditunjuk.

* Magnetic Contactor

Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor harus sesuai
untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus
dapat pula menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.

Contactor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar 15% arus nominal, dan
kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.

* Selector Switch

Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap minyak.

* Lampu Indikator / Pilot lamp

Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.

Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan secara ulir dengan
diameter ± 2.5 mm, lampu harus type long life.

* Terminal Block

Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya, dengan rating
600 volts minimum.

Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk cadangan.

* Name Plate

Metode Pelaksanaan Page 60


Name plate harus terbuat dari plastik gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan bagian hitam pada
bagian permukaan.

Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.

* Kabel Kontrol

Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak kurang dari
2.5 mm2, rating tegangan 600 V .

Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri.

1. Pengawatan (Internal Wiring )

Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih.Semua hubungan
kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.

Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat dengan cara
dipres.

Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi dengan ring
yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari
peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus
digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk
menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control.Interwiring harus kontinu dari terminal ke
terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label bernomor yang harus
dicantumkan pada gambar-gambar kerja (shop drawing).

2. Pemeriksaan dan Pengujiaan

Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :

1. Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap kelengkapan peralatan apakah


sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4. Pengujian tahanan insulasi.
5. Pengujian kontinuitas rangkaian.
6. Pengujian dengan tegangan.

 Lampu Penerangan dan Kotak Kontak.

Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-
gambar elektrikal.

3. Type, Standart dan Konstruksi

- Lampu flourescent (TL)

Metode Pelaksanaan Page 61


Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan “power factor
corection capassitor” yang cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.

Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindari bahaya
kebocoran kapasitor.

Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap dengan derajat
pemantul yang tinggi.

Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umur
teknis komponen lampu itu sendiri.

Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna

Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.

Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen pengisinya tidak
meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam
box lampu, tetapi mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.

Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu flourescent).

Tabung fluorescent harus dengan warna cahaya cool daylight.

Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan bentuk seperti
gambar rencana.

- Kotak-Kontak Biasa (KKB)

Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa.Semua kotak kontak harus memiliki
terminal fasa, netral dan pentanahan.Kotak-kontak harus dari satu type, untuk pemasangan rata
dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.

- Sakelar dinding

Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari
jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches). Semua sakelar dinding dipasang
150 cm dari lantai.

- Kabel instalasi

Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)

Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.

Metode Pelaksanaan Page 62


Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL, sebagai berikut :
* Fasa 1 : Merah.
* Fasa 2 : Kuning.
* Fasa 3 : Hitam.
* Netral : Biru.
* Tanah (ground) : Hijau – Kuning
4. Pipa instalasi pelindung kabel

Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi listrik, pipa,
elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk melindungi
kabel antara junction box dan armatur lampu.

Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.

Pemasangan

1. Lampu – lampu

* Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang


yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui pengawas seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.

* Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang dipasang
lengkap dengan penggantungnya.

* Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap menyala.
Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain.
Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.

1. Pompa air harus dipasang di atas dudukan beton dengan ketinggian yang sesuai dengan
ketinggian pipa yang terhubung dengannya.
2. Badan pompa air harus diketanahkan atau digrounding dengan sempurna.

1. Pekerjaan INSTALASI LISTRIK


Metode pemasangan instalasi listrik
Urutan pelaksanaan instalasi indoor
Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
Tandai kabel kabel sesuai group dengan lakban dan spidol
Sambungan kabel hanya boleh pada tee doos dan dengan las dop
Merger kabel yang telah terpasang

Urutan pelaksanaan instalasi outdoor


Marking jalur instalasi
Tandai lokasi tiang lampu
Gali jalur yang telah di marking
Gelar kabel NYY sesuai dengan ukuran pada shop drawing sesuai groupnya

Metode Pelaksanaan Page 63


Timbun dengan pasir
Urug kembali galian dengan tanah

Metode Pemasangan Armatur


Marking plafond dengan kapur/ spidol
Lubangi plafond sesuai marking, untuk gypsum koordinasikan dengan rangka
plafond
Pasang kawat gantungan
Pasang lampu dengan melepas kap lampu
Kencangkan kawat gantungan
Sambung ke instalasi
Pemasangan TL setelah kondisi proyek aman dari pencurian

Urutan Pelaksanaan pemasangan saklar dan stop kontak


Marking jalur conduit pada dinding
Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
Pasang conduit dan inbow dos
Tunggu sampai dinding plester akhir
Sambungkan saklar dan stop kontak dengan instalasinya
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

4.11 PEKERJAAN TEST COMISSIONING


Bagian Mekanikal dan Elektrikal yang tidak kalah penting dalam proses Test dan Commissioning
yang disaksikan juga oleh Konsultan Pengawas.
Tahap ini instalasi yang sudah terpasang dilakukan pengetesan. Adapun instalasi yang dapat
dilakukan pengetesan adalah :
a. Pengetesan Instalasi listrik dengan Merger Test
b. Pengetesan Instalasi Air bersih dengan test tekan, dimana instalasi air bersih yang
sudah terpasang diberikan tekanan dengan test pump sebesar 1.5 kali tekanan kerja
selanjutnya instalasi dimampatkan dan dibiarkan selama kurang lebih 24 jam. Apabila
dalam waktu yang telah ditentukan ternyata tekanan yang ditunjukkan oleh test pump
cenderung tidak turun maka berarti tidak terdapat kebocoran dalam instalasi tersebut.
c. Pengetesan instalasi Air kotor dengan test Glontor

Metode Pelaksanaan Page 64


FLOW CHART PENGAW ASAN
PEKERJAAN M EKANIKAL & ELEKTRIKAL
Penyelesaiangam bar
shopdrawing & Penyiapan Material
persetujuan

Tidak Tidak 1. Mutu


Check Check
I II 2. Keadaan Material
3. Spesifikasi

Ya Ya

Penyiapan Lokasi Pengangkutan

Tidak Check
III

Ya

Pem adatan /
Pem bersihan
Dasar Pondasi

Tidak Check
IV

Ya

Finishing

Hasil Testing &


Testing & Com m isioning
Com m isioning

Ya Check Tidak
Ujicoba Kelancaran Alat
V
1. Sesuai Spek Teknis
2. Kelancaran Operasional

Tidak Check
VI

Ya

Selesai

Metode Pelaksanaan Page 65


III. MANAGEMENT MUTU

Untuk menjamin bahwa hasil pekerjaan yang dibuat sesuai dengan kualitas rencana yang diinginkan,
maka berdasarkan Standar Operasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dibentuk Project Quality
Assurance ( PQA ) yang bertanggung jawab khusus terhadap kualitas bahan yang dipergunakan, tenaga
kerja yang melaksanakan, proses dan akhir pelaksanaan. Sehingga dengan control yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan dapat diperoleh hasil akhir dengan kualitas maksimum sesuai
dengan waktu yang direncanakan oleh pemberi kerja. Kualitas pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik
proyek dituangkan dalam Rencana Mutu Proyek sebagai acuan pelaksanaan seluruh item pekerjaan.
Dalam Rencana Mutu Proyek berisi spesifikasi kualitas, mekanisme pelaksanaan, sumber daya yang
dipakai, dan urutan kerja dalam kontrak.
Penerapan Sistem Program Manajemen Mutu untuk lingkup proyek meliputi :
1. Implementasi Prosedur dan instruksi kerja untuk setiap item pekerjaan, Prosedur dan instruksi kerja
yang disusun untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dan merupakan panduan bagi manajemen proyek terutama penyediaan sumber
daya untuk memenuhi kepuasan pemilik proyek.

2. Audit internal dan Eksternal secara periodic,


Audit internal dan eksternal dilakukan untuk memonitor pencapaian target penyelesaian pekerjaan
selama proses berlangsung secara periodic, guna mengantisipasi terjadinya penyimpangan untuk
mengurangi kesalahan atau kerugian yang lebih besar.

3. Pengukuran dan Analisa


Pengukuran dan Aanlisa dilakukan untuk menetapkan program perbaikan dari hasil temuan audit,
sehingga persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pemilik proyek dapat terpenuhi.

4. Perbaikan ( improvement ) mutu secara terus menerus.


Setiap perbaikan yang diusulkan untuk peningkatan dan pengembangan perusahaan harus dilakukan
pengujian terhadap operasional dan keuntungan perusahaan sebagai panduan untuk menetapkan
target perusahaan dan sumber daya

Metode Pelaksanaan Page 66


D IA G R A M A L IR II
P R O S E S P E N G E N D A L IA N M U T U

START

K o n trak , P ro p o sal M aterial P eru b ah an M aterial


G am b ar
& RKS

MK
S etu ju
NO

YES
S
N etw o rk &
S ch ed u le P en g ad aan M aterial P en o lak an M aterial

M aterial
d atan g sesu ai
M eto d e p ro p o sal
NO
K erja

YES
S
P elak san aan T in d ak an K o rek si
P en g ad aan T en a g a
P ek erjaan d an P en ce g ah an
d an P eralatan

P ro ses d an h asil
P elak san aan S esu ai
Shop p ers yaratan NO
D raw in g

YES
S

MK
S etu ju
NO
YES
S

END

Metode Pelaksanaan Page 67


DIAG RAM ALIR VI
PRO SES PENGENDALIAN BIAY A
YES NO
START S Rescheduling END

Kontrak,
Gam bar
& RKS
Sesuai Rencana
Biaya
M etode NO
Kerja Ubah YES
Network S
Ubah
& Tim e
Rencana
Schedule Evaluasi dan M onitoring Biaya
Biaya &
Pelaksanaan Pekerjaan Global
Cash Flow
Rencana Biaya
Pelaksanaan NO
Proyek
Network & YES
Tim e S Rescheduling
Schedule

Rencana Cash
Ubah YES
Flow Induk
Schedule S
Bulanan
Sesuai
Rencana
Rencana Cash Flow Schedule NO Biaya
Bulanan Bulanan
Ubah
Rencana
Cash Flow

Rencana Cash Flow Schedule


Evaluasi dan
M ingguan M ingguan
m onitoring
Biaya
Ubah Pelaksanaan
Schedule Pekerjaan
M ingguan Bulanan
M onitoring Biaya
Ubah
Pelaksanaan
Rencana
Pekerjaan H arian
Cash Flow YES
S
NO
Rescheduling
Evaluasi dan NO
M onitoring Biaya Sesuai
Pelaksanaan Rencana
Pekerjaan Biaya
YES
M ingguan S

Metode Pelaksanaan Page 68


I. PENDAHULUAN

Untuk pelaksanaan ini dalam pelaksanaanya selalu mengikuti dan mentaati prosedur yang telah
ditentukan sebelumnya. Prosedur yang akan diterapkan sebelum pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :
1. Pembuatan shop drawing, berdasarkan gambar tender / kontrak
2. Pembuatan list material dan alat yang akan dipergunakan
3. Melampirkan jadwal waktu pelaksanaanya.
4. Melaksanakan pekerjaan.
5. Memantau pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan shop drawing.

Secara diagram alur dapat digambarkan sebagai berikut :

Lampiran :
- List material SHOP DRAWING
- List Alat Bantu
- Jadwal waktu pelaksanaan Bila tidak sesuai
dengan gambar
Diperiksa tender diperbaiki
lagi

OK

Sesuai

PELAKSANA DRAWING

Bila tidak sesuai dengan


shop drawing pekerjaan Diperiksa, Apakah sesuai Shop Drawing
diperbaiki

OK

Sesuai

DISELESAIKAN

Metode Pelaksanaan Page 69


II.STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Pelaksanaan ini dapat berhasil dengan baik apabila semua personil lapangan bekerja sama dengan
baik, saling membantu, disiplin serta bertanggung jawab terhadap tugas utamanya.
Untuk itu struktur organisasi personil lapangan sangat menentukan keberhasilan pekerjaan tersebut,
secara hirarki hubungan dan tanggung jawab personil lapangan dapat digambarkan sebagai
berikut :

PM dan SM merencanakan :
PM DAN SM Strategi / metode yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan & urutan pekerjaan
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

Bertanggung jawab atas pengukuran


ENGINEERING SURVEYOR semua posisi / letak bangunan, agar
sesuai dengan gambar rencana
Bertanggung jawab atas tersedianya
data (gambar / spesifikasi) pekerjaan,
sesuai dengan gambar rencana

PELAKSANA Pelaksana mengatur pelaksanaan pekerjaan


dan selalu memantau adanya tenaga kerja /
material /alat kerja

Menyediakan material & alat


LOGISTIK /
bantu agar pembangunan MANDOR Menyediakan tenaga kerja
GUDANG berjalan dengan lancar dan melaksanakan
pekerjaan sesuai instruksi
pelaksana

MATERIAL / TENAGA KERJA


ALAT BANTU

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Pemeriksaan oleh Direksi Lapangan / Ownner

DISELESAIKAN

Metode Pelaksanaan Page 70


III. PENCAPAIAN MUTU PEKERJAAN LAPANGAN

Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan diupayakan semaksimal mungkin mencapai target
tepat mutu, tepat waktu dan tepat sasaran, melalui pendekatan secara proposional agar bisa
memuaskan semua pihak yang terkait antara lain dengan :
1. Pengguna Jasa/Pemakai (Customer)
2. Konsultan Perencana dan Konsultan supervisi
3. Masyarakat Setempat, yang terkait.

Untuk mencapai tepat mutu, tepat waktu dan tepat sasaran, maka yang akan melaksanakan
pekerjaan adalah petugas-petugas yang telah cukup pengalaman dan memilki sertifikat keahlian
di bantu tenaga ahli (skill).
Namun demikian alangkah baiknya apabila petugas dari konsultan pengawas lapangan dan wakil
dari pengguna jasa bersedia mengarahkan untuk melaksanakan yang terbaik, termasuk memberi
peringatan apabila pelaksanaan dan material yang digunakan menyimpang dari ketentuan yang
telah disepakati bersama dalam kontrak.

Akurasi pemasangan di lapangan dipastikan akan terpasang sesuai gambar kerja, khususnya
mengenai:
1. Posisi (center line/as) dari bagian masing-masing pekerjaan bangunan.
2. Elevasi dari masing-masing bagian pekerjaan.
3. Kekuatan dan kerapihan dari masing-masing pekerjaan.
4. Kualitas dan spesifikasi bahan dari masing-masing pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Page 71


IV. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PEMERIKSAAN PEKERJAAN PENGUKURAN & PASANG BOUWPLANK

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan Direksi :
- Sesuai gambar tender & Tidak (gambar diperbaiki)
RKS

OK
? Tidak

Ya

BUAT CONTOH
DILAPANGAN

Pemeriksaan Direksi :
- Alat ukur Tidak (contoh diperbaiki)
- Hasil pengukuran
- Kesikuan pengukuran
- Pemasangan bouwplank
OK
? Tidak

Ya

DILANJUTKAN

PERIKSA HASIL Tidak (pekerjaan pengukuran & pasang


PENGUKURAN bouwplank diperbaiki)

Pemeriksaan Direksi

OK
? Tidak

Ya

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 72


2. PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan Direksi : Tidak (gambar diperbaiki)


- Sesuai gambar tender & RKS

OK ?
Tidak
Ya

BUAT CONTOH DILAPANGAN

Pemeriksaan Direksi :
- Pembersihan area kerja dari
semak, perdu, dll Tidak (contoh diperbaiki)
- Alat Kerja

OK ?
Tidak
Ya

DILANJUTKAN

PERIKSA
KELENGKAPAN
Tidak (pekerjaan pembersihan lahan
ALAT KERJA PEMBERSIHAN LAHAN
diperbaiki)

Periksa Direksi

OK ?
Tidak
Ya

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 73


3. PEMERIKSAAN PEKERJAAN FASILITAS AIR BERSIH & LISTRIK KERJA

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan Direksi :
Tidak (gambar diperbaiki)
- Sesuai gambar tender &
RKS

OK
?
Tidak

Ya

BUAT CONTOH
DILAPANGAN

Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Sumber listrik & air
- Volume kebutuhan
- Jaringan instalasi

OK
?
Tidak

Ya

DILANJUTKAN

PERIKSA PEKERJAAN Tidak (pekerjaan fasilitas air bersih


FASILITAS AIR AIR BERSIH & listrik kerja diperbaiki)
& LISTRIK KERJA

Periksa Direksi

OK
? Tidak

Ya

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 74


4. PEMERIKSAAN PEKERJAAN PAPAN NAMA PROYEK

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan Direksi :
- Sesuai gambar tender & Tidak (gambar diperbaiki)
RKS

OK
? Tidak

Ya

BUAT CONTOH
DILAPANGAN

Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Posisi penempatan
- Legalitas

OK
? Tidak

Ya

DILANJUTKAN

PERIKSA LEGALITAS Tidak (papan nama


DAN KELENGKAPAN proyek dilengkapi)
PAPAN NAMA PROYEK

Periksa Direksi

OK
? Tidak

Ya

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 75


5. PEMERIKSAAN PEKERJAAN DIREKSI KEET, GUDANG BAHAN & LOS KERJA

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan Direksi :
Tidak (gambar diperbaiki)
- Sesuai gambar tender & RKS

OK ?

Tidak
Ya

BUAT CONTOH
DILAPANGAN

Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Posisi penempatan
- Kelengkapan fasilitas

OK ?
Tidak
Ya

DILANJUTKAN

PERIKSA KELENGKAPAN Tidak (pekerjaan direksi keet, gudang


DIREKSI KEET, GUDANG BAHAN & LOS bahan & los kerja dilengkapi)
KERJA

Periksa Direksi

OK ?
Tidak
Ya

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 76


B. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. PEMERIKSAAN PEKERJAAN MEKANIKAL

PEMBUATAN SHOP DRAWING


DAN
PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan direksi :
- Sesuai gambar Tidak (shop drawing
tender & RKS diperbaiki)

OK ?
Tidak

Ya

MULAI
DIKERJAKAN

Pemeriksaan Direksi :
- Kualitas material Mekanikal
Periksa K-3 - Jumlah & kelengkapan alat
terpasang Tidak (pekerjaan
- Sistem dan jaringan instalasi Mekanikal diperbaiki)
- Posisi pemasangan
- Test commissioning fungsi
masing-masing alat terpasang

SEPATU, HELMET,
SAFETY BELT,
MASKER, SARUNG
TANGAN OK ?
Tidak

Ya
Ya

DISELESAIKAN

Metode Pelaksanaan Page 77


2. PEMERIKSAAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN


PERSETUJUAN MATERIAL

Pemeriksaan direksi : Tidak (shop drawing


- Sesuai gambar diperbaiki)
tender & RKS

OK ?
Tidak
Ya

MULAI
DIKERJAKAN

Pemeriksaan Direksi :
- Kualitas material Elektrikal
- Jumlah & kelengkapan alat
terpasang
Tidak (pekerjaan
Periksa K-3 - Sistem dan jaringan instalasi
- Posisi pemasangan Elektrikal diperbaiki)
- Test commissioning fungsi masing-
masing alat terpasang
SEPATU, HELMET,
SAFETY BELT,
MASKER, SARUNG OK ?
TANGAN
Tidak

Ya
Ya

DISELESAIKAN

Metode Pelaksanaan Page 78


V. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K-3)

Faktor-faktor penyebab yang berpengaruh terjadi kecelakaan adalah sebagai berikut :


1. Keadaan yang berbahaya (unsafe condition)
2. Perbuatan berbahaya (unsafe acts)
3. Takdir (acts of God)

Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.

Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
4. Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
5. Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
6. Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidak terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.

1) Umum
1. Sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi N0. :
PER.01/MEN/1980 pasal 2 melaporkan secara tertulis dimulainya keperkerjaan
konstruksi.
2. Sesuai dengan pasal 6, ayat (2) Undang-undang No. 7 tahun 1981, tentang wajib lapor
ketenaga kerjaan diperusahaan mengisi laporan ketenaga kerjaan dan megajukan ijin
penyimpangan waktu kerja dan istirahat.
3. Melaporkan ke JAMSOSTEK, untuk ditetapkan besarnya premi yang dibayar dengan
membawa SPK atau Kontrak proyek.
4. Membentuk unit K-3 proyek, yang terdiri dari :

Ketua / Penanggung Jawab : Manajer Proyek ( MP )


Wakil Ketua : Safety Officer
Sekertaris I : Manajer Lapangan (ML)
: Project Quality Assurance (PQA)
Sekertarsi II : Staf Personalia & Keuangan
Anggota : 1. Kasi Teknik & Adkon.

Metode Pelaksanaan Page 79


2. Kasi. Loglat.
3. Para Pelaksana
4. Para Sub Kontraktor (bila ada)
5. Para Mandor
6. Anggota Keamanan (satpam)
5. Mengundang tim K-3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dari Kantor
Pusat untuk meresmikan pembentukan unit K-3 proyek
6. Mengadakan acara selamatan tanda dimulainya pekerjaan / proyek
7. Diadakan bulan kampanye penyuluhan K-3 kepada seluruh tenaga kerja
8. Unit K-3 melakukan inventarisasi permasalahan dan skala prioritas alat/perlrngkapan K-
3 yang segera dipersiapkan
9. Seleksi kampanye penyuluhan K-3, bagi pelanggar peraturan K-3 akan dikenakan
sanksi,skorsing,denda dan atau pemberhentian (pemecatan)

2) Keselamatan Kerja
1. Pemasangan Spanduk K-3 (Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2. Pemasangan Bendera K-3
3. Menghubungi pihak aparat dan tokoh masyarakat setempat
4. Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda penerangan sebagai
berikut :
 Awas Keluar Masuk Kendaraan Proyek
 Daerah Wajib Helm / Sepatu
 Daerah Berbahaya
 Dilarang Merokok
 Awas Lubang
 Dan lain-lain yang dianggap perlu
5. Setiap hari diadakan piket K-3
6. Rapat rutin unit K-3 proyek, setiap dua minggu diteruskan dengan inspeksi bersama
7. Pemasangan pagar pengaman untuk daerah rawan dan terbuka
8. Penyediaan penerangan untuk daerah kerja, work shop dll.

3) Kesehatan Kerja
1. Pembuatan dan penyediaan bedeng pekerja, dan MCK secukupnya
2. Penyediaan P3K yang cukup
3. Penyediaan urinoir sementara
4. Penyediaan tempat sampah “ Induk “
5. Penyediaan kotak sampah induk
6. Pembuangan sampah keluar lokasi
7. Penyemprotan nyamuk untuk daerah genangan air atau pembubuhan abate
8. Melakukan kerjasama dengan klinik atau Puskesmas setempat
9. Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit

4) Pencegahan kebakaran / Peledakan


1. Penyediaan alat pemadam kebakaran untuk daerah rawan kebakaran seperti sebagai
berikut:
 Work shop
 Tempat Pengelesan / Pemotongan
 Kantor sementara (keet)

Metode Pelaksanaan Page 80


 Pos Keamanan
 Generator
 Tempat-tempat yang lain yang dianggap rawan kebakaran
 Melakukan pelatihan pemadam kebakaran bekerjasama dengan dinas kebakaran.
FLOW CHART KECELAKAAN BERAT

TERJADI
KECELAKAAN KERJA BERAT

LAPORKAN KEPADA
TIM K3 PROYEK
PETUGAS / SATPAM
( Kronologis Kejadian )

PENANGANAN
( Administrasi Oleh : Pet./Keu )

LAPOR KORBAN DIBAWA


KE JAMSOSTEK KERUMAH SAKIT

PROSES KLAIM MONITORING


KE JAMSOSTEK PERAWATAN PENYAKIT

PEMBERIAN ASURANSI PROSES PENYEMBUHAN


KEPADA AHLI WARIS RAWAT JALAN/RUMAH

SELESAI

Metode Pelaksanaan Page 81


FLOW CHART KECELAKAAN KERJA MENINGGAL DUNIA

TERJADI
KECELAKAAN MENINGGAL DUNIA

JENAZAH
KORBAN MENINGGAL DUNIA VISUM ET REPERTUM DI RS

LAPOR LAPORKAN KEPADA LAPOR


KE POLRES TIM K3 PROYEK KE POLRES
TERDEKAT ( Kronologis Kejadian ) TERDEKAT

BRIEFING U/ PEKERJA LAIN

KIRIM KABAR LAPOR KE


JAMSOSTEK/DEPNAKER PENGUBURAN
KE KELUARGA KORBAN
JENAZAH

MENYIAPKAN
PROSES/ PENYELESAIAN
DOKUMEN AHLI WARIS
KE JAMSOSTEK/DEPNAKER
KE KELUARGA KORBAN

SELESAI

ASURANSI DIBAYAR
KEPADA AHLI WARIS

Metode Pelaksanaan Page 82


TINDAKAN DARURAT KEBAKARAN

PENCEGAHAN

1. JAUHKAN MATERIAL YANG MUDAH TERBAKAR

2. SIAPKAN APPAR / PROTEKSI KEBAKARAN

3. PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

4. TINDAKAN AWAL

CEPAT DAN TEPAT

KEBERANIAN / TIDAK PANIK

PENGETAHUAN TENTANG API


DAN SIFAT - SIFATNYA

Metode Pelaksanaan Page 83


I. LATAR BELAKANG
Dengan makin bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya pertumbuhan ekonomi
penduduk maka makin banyak proyek-proyek pembangunan yang dikerjakan di erbagai bentuk
termasuk proyek yang mempunyai potensi rawan pada saat pelaksanaannya.

Untuk itu perlu dibuat suatu pola pelaksanaan Keselamatan yang dapat dijadikan panduan untuk
pelaksanaan lapangan dan pekerja, sehingga keselamatan kerja dapat ditekan seminimal mungkin
dan menciptakan kegiatan tanpa kecelakaan (zero accident).
Tentunya metode kerja Health and Safety yang dibuat ini dapat disempurnakan lebih baik lagi
dengan melihat situasi dan kondisi lapangan.

II. POLA KERJA PENGAWASAN TEKNIS K-3


Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan
pekerja dalam kondisi sehat dan selamat. Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai martabat manusia.
Dalam hal ini telah diterbitkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang mempunyai maksud :
1. Agar pekerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa terjadi hambatan.

III. KEGIATAN K-3 DI PROYEK


Kegiatan K-3 di proyek adalah merupakan suatu gerakan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan umumnya merupakan kegiatan
yang menonjol dan “exclusive” harus dilakukan :
a. Lingkungan kerja yang lebih berbahaya.
b. Jumlah kecelakaan lebih beragam dan banyak.
c. Karyawan yang bekerja dibidang proyek, pada umumnya mempunyai kejujuran dan
keahlian yang beraneka ragam.
d. Jumlah karyawan relatif lebih besar, terutama pada puncak kegiatan.

Metode Pelaksanaan Page 84


Disamping itu bila ditinjau sifat pekerjaan kontruksi itu sendiri, maka akan ada beberapa faktor
yang menyebabkan K-3 menjadi menonjol antara lain :
a. Para pekerja ingin mengejar target sesuai yang ditentukan perusahaan, karena ingin
bekerja cepat dan tergesa-gesa kemudian mengambil jalan pintas.
b. Mereka adalah pekerja musiman dan bekerja berpindah-pindah sesuai dengan
kemampuannya.
c. Umumnya pekerja berasal dari desa-desa yang berakibat dan berdampak terhadap aspek
K-3 dan social.
d. Lokasi proyek berpindah-pindah ini, dapat berpengaruh terhadap pola hidup pekerja proyek
yang bersangkutan, sehingga kemampuannya melakukan tugas dengan baik menjadi
terhambat.
Dari segi ketentuan hukum telah diuraikan, bahwa Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mempunyai kedudukan hukum yang tinggi yakni :
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, merupakan undang-undang yang mengatur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia.
b. S.K.B tanggal 4 Maret 1986, merupakan acuan dalam pelaksanaan K-3 di pekerjaan
konstruksi di Indonesia sehingga dalam membuat program K-3 selalu mengacu kepada
peraturan tersebut diatas.

Agar masalah yang kita kemukakan diatas dapat ditanggulangi dengan baik, maka pimpinan proyek
harus mempunyai program K-3 yang jelas dan konkrit. Selain itu pemilik proyek (Project Owner)
harus mengusahakan agar masalah K-3 dimasukkan dalam dokumen lelang termasuk apa saja yang
harus dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh Kontraktor Utama (Main Contractors)
terhadap persyaratan K-3 yang diperlukan. Hal ini sangat penting, agar Kontraktor Utama dan Sub
Kontraktor tidak mempunyai keragu-raguan mengenai apa saja yang menjadi tugas dan tanggung
jawab masing-masing terutama mengenai K-3.

IV. POLA PENGAWASAN


Agar pelaksanaan K-3 dapat berjalan dengan baik selama fase konstruksi, maka kontraktor perlu
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pengamanan lokasi/area kerja
2) Selamatan
3) Kampanye/penyuluhan K-3
4) Alat/sarana K-3
5) Pemeriksaan kesehatan
6) Kebersihan area/lingkungan kerja
7) Pelayanan kesehatan
8) Kerapihan
9) Fase penyerahan proyek
10) Evaluasi

V. AUDIT INTERN K-3


Agar semangat K-3 dapat selalu terpelihara, sehingga sasaran akhir dapat dicapai, maka dalam
suatu pelaksanaan K-3 diperlukan audit K-3. Pengertian audit adalah pemeriksaan berkala secara
terencana yang dilakukan terhadap penerapan system manajemen K-3 apakah kegiatan
pencegahan telah dilakukan perbaikan secara terus menerus atau tidak.

Metode Pelaksanaan Page 85


Audit juga bertujuan untuk memungkinkan dilakukan perbaikan secara terus menerus. Yang
melakukan audit adalah para pelaksana atau petugas yang telah memiliki sertifikat seperti :
1) Safety Inspector pada pemerintah
2) Safety Officer pada pemilik pekerjaan
3) Asafety Engineer pada pelaksana pekerjaan
Perlengkapan Kerja :
a. Apakah pekerja diberi alat perlengkapan diri dan apakah mencukupi ?
- Helm
- Sepatu kerja
- Sabuk pengaman
- Masker las
- Penutup mulut
- Sarung tangan
- Pakaian kerja
- Kaca mata las
- Timbangan
Peralatan :
a. Apakah pemeriksaan peralatan mesin yang digunakan di lapangan (Hoist, Crens,
Compressor, Alat Pancang) sudah dilakukan menurut jadwal ?
b. Apakah semua bagian alat mesin yang digunakan diberi pengaman sebagaimana mestinya?
c. Apakah rambu-rambu peringatan di lapangan dipasang dan ditempatkan pada tempatnya
sebagaimana mestinya ?
d. Apakah kabel listrik sementara diamankan secara baik ?

VI. SEBAB-SEBAB KECELAKAAN


Setiap kecelakaan tentu ada sebabnya, penyebab kecelakaan digolongkan dalam dua kelompok
besar yaitu kecelakaan yang disebabkan oleh factor manusia dan factor konstruksi, alat dan
lingkungan.
1. Faktor Manusia
Bahaya kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh manusia itu sendiri, antara lain karena
kurangnya pengertian mengenai K-3, kurangnya disiplin teknik, kondisi mental, misalnya :
a. Emosional
b. Kejenuhan
c. Dan lain-lain
2. Faktor Konstruksi, Alat dan Lingkungan
Bahaya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh factor konstruksi, alat dan lingkungan,
antara lain disebabkab oleh :
a. Tidak adanya perencanaan K-3
b. Kurangnya pengaman
c. Penggunaan/pengoperasian alat yang tidak benar /tidak sesuai
d. Konstruksi salah sehingga roboh
e. Keadaan lingkungan yang tidak baik misalnya lapangan atau tempat kerja licin,
gelap, ruangan pengap dan lain-lain

Pada dasarnya jenis kecelakaan yang sering terjadi dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
- Kaki/tangan terkena paku
- Kaki/tangan terkena pacul/blencong
- Tangan terbakar pada saat pekerjaan pengelasan

Metode Pelaksanaan Page 86


- Kepala terbentur kayu/besi
- Jatuh karena jalan licin terkena air
- Kaki kejatuhan alat bantu (stamper, schaffolding, gerinda dan lain-lain)
- Tangan cidera pada saat menghidupkan alat bantu
- Pekerja terurug karena tanah longsor
- Pekerja terkena setrum pada saat pekerja pengelasan

Sedangkan masalah kesehatan yang terganggu adalah :


- Demam/flu terkena hujan
- Diare, karena makan makanan yang kurang bersih
- Mata merah karena terkena air yang kotor bekas galian
- Mata merah terkena pada saat pekerjaan pengelasan
- Sesak nafas karena asap pada saat pekerjaan pengelasan
- Radang tenggorokan kena debu lalu lintas

VII. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN


Telah diuraikan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan adalah factor manusia dan factor
konstruksi, alat dan lingkungan. Melihat penyebab dari uraian diatas, maka kunci pencegahan
terjadinya kecelakaan mendorong adanya ketertiban dan disiplin kerja serta menjaga agar keadaan
lapangan tertata dengan baik, selalu dalam keadaan teratur dan bersih.
Pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh factor manusia dapat ditempuh melalui upaya :
1. Kampanye dan penyuluhan K-3 untuk menumbuhkan rasa kesadaran ber K-3
2. Mengadakan latihan dan demonstrasi K-3 bagi para pekerja maupun staff kontraktor
3. Melakukan pengecekan secara teratur
4. Memasang poster-poster dan tanda-tanda K-3 pada tempat-tempat yang strategis
5. Memberikan sangsi yang memadai bagi mereka yang tidak disiplin dan mematuhi peraturan
K-3, dan juga sebaiknya memberi penghargaan bagi mereka yang disiplin dan patuh
melakukan K-3
6. Usahakan adanya pertemuan, diskusi dan dialog tentang K-3 baik dengan pekerja maupun
staff, sebelum mulai bekerja atau setelah selesai kerja selama proyek berjalan dan
dilakukan secara berkala
7. Bagian Tubuh Yang Dilindungi
Bagian tubuh yang sering mendapat kecelakaan adalah bagian kepala, tangan dan kaki.
Oleh karena itu bagian tubuh tersebut perlu mendapat perlindungan secukupnya sesuai
dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Alat pelindungan bagian tubuh tersebut antara lain
: helm, sepatu, sarung tangan, pelindung pernafasan, sabuk pengaman & tali pengaman.

VIII. PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA


Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu hambatan pada tingkat pengamanan
maupun keamanan dalam bekeerja. Dalam hal ini perlu adanya pengertian serta usaha
pencegahan, baik untuk keselamatan maupun kesehatan kerja, sekalian perlu adanya hubungan
baik antara sesama tenaga kerja maupun pimpinan. Usaha pencegahan akibat kekurangan teknis
dibidang konstruksi dapat dilakukan dengan design kerja yang baik, serta organisasi/pengaturan
kerja. Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan :
1. Substitusi
Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan bahan yang tidak
berbahaya tanpa mengurangi hasil dan mutu.

Metode Pelaksanaan Page 87


2. Isolasi
Yaitu menjauhkan atau memisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu/
membahayakan.
3. Ventiliasi
Baik secara umum maupun secara local yaitu dengan udara bersih yang dilirkan ke ruang
kerja atau dengan menghisap udara keluar.
4. Alat Pelindung Diri
Alat ini berbentuk pakaian, topi pelindung kepala, sarang tangan, sepatu yang dilapisi baja
bagian depan untuk menahan beban yang berat, masker khusus untuk melindungi alat
pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya, kacamata khusus untuk melindungi
mata dan sebagainya.
5. Pemeriksaan Kesehatan
Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala
untuk dapat mencari factor penyebab yang menimbulkan gangguan maupun kelainan
terhadap tenaga kerja.
6. Latihan dan Informasi Sebelum Bekerja
Agar pekerja mengetahui dan lebih berhati-hati terhadap kemungkinan adanya bahaya
kecelakaan kerja maka dianjurkan sebelum bekerja diberi pengetahuan tentang Pendidikan
Keselamatan dan Kesehatan secara teratur. Pada perusahaan di Jepang setiap akan
bekerja para buruh dikumpulkan dn diberi semangat tentang resiko keselamatan kerja.
7. Istirahat Dalam Bekerja
Dianjurkan pada saat bekerja semua pekerja diberi waktu untuk istirahat lebih kurang 10
menit secara serentak.

IX. KESIMPULAN
Supaya pertolongan dapat dilakukan secepat mungkin, maka sebelum proyek dimulai telah
dibuatkan Asuransi Tenaga Kerja (Astek) melalui Jamsostek dan mencari Klinik atau Rumah Sakit
terdekat dengan mengadakan perjanjian pengobatan. Sehingga apabila ada pekerja/staff yang
menderita sakit dapat segera dibawa ke Klinik atau Rumah Sakit terdekat tersebut dan dapat
dilakukan pengobatan dengan baik.
Pelaksanaan dan Pengawasan teknis K-3 sangat ditentukan oleh komitmen dari semua pihak yang
terlibat pekerjaan konstruksi. Oleh sebab itu harus diperhatikan system pengawasan melalui check
list sehingga :
1. Perlunya persiapan sebelum mulai bekerja
a. Adanya ketentuan standard dan pelaksanaan yang berbeda memerlukan daftar simak
b. Secara periodik harus dilakukan baik rapat mingguan maupun evaluasi pelaksanaan
c. Mekanisme telah berjalan atau belum
2. Bila ditinjau dari proses pelaksanaannya, tampak jelas bahwa pekerjaan konstruksi
mempunyai potensial untuk terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan ini terjadi disebabkan
kelalaian dan kecerobohan ataupun factor kelelahan.
3. Pemilihan system peralatan diusahakan yang seminimal mungkin dapat menimbulkan
kecelakaan, disamping menggunakan alat peralatan yang sesuai standar.
4. Dari pengalaman menunjukkan bahwa dialog dan penyuluhan secara terus menerus adalah
serana efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja disamping membatasi jam kerja
atau kerja secara shift total.
5. Karena tingkat keselamatan dan kesehatan kerja sangat tergantung dari peran semua
pekerja dalam program K-3, maka diupayakan pada setiap awal pekerjaan semua pekerja
telah mengetahui program dan aturan keselamatan kerja.

Metode Pelaksanaan Page 88


6. Kecelakaan kerja seperti halnya kematian, cacat, terluka ataupun penyakit yang timbul
akan berdampak ekonomi secara langsung maupun fisik.
7. Penyediaan alat-alat keselamatan kerja seyogyanya menjadi keharusan.
8. Pengawasan penggunaan alat-alat keselamatan kerja harus terus menerus
9. Pada awalnya penggunaan alat-alat keselamatan kerja mungkin memperlambat kerja,
tetapi pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
10. Fasilitas pekerja seyogyanya disediakan oleh kontraktor, agar tenaga kerja terkonsentrasi,
terkendali dan memiliki lingkungan kerja yang bersih dan sehat. Kondisi demikian ini akan
lebih menguntungkan kedua belah pihak bahkan semua pihak yang terkait.

PEKERJAAN SELESAI
Setelah proyek selesai dikerjakan sesuai dengan schedule dan diserah terimakan oleh pemberi
tugas, maka lokasi proyek harus dibersihkan dari :
1. Sisa material yang ada.
2. Sisa peralatan proyek yang masih tertinggal.
3 Pembongkaran dan pembersihan direksi keet/kantor proyek dan gudang.
4 Penarikan kembali semua personil proyek, kecuali yang bertugas selama masa
pemeliharaan.

Instruksi-instruksi dilapangan mengenai pelaksanaan dilapangan harus ditulis dalam buku


harian lapangan dan ditanda tangani oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung harus memelihara kebersihan lokasi proyek,


Direksi Keet, Gudang, Barak Kerja dan bagian lain di dalam proyek. Selama pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menyediakan alat kesehatan (Kotak P3K) yang terisi penuh dengan
obat-obatan sesuai kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Setelah pekerjaan selesai, selanjutnya adalah pemeriksaan lapangan untuk seluruh pekerjaan
dan apabila diperlukan akan diadakan perbaikan kembali dan kemudian akan dibuatkan Berita
Acara Serah Terima I apabila proses pengawasan dinyatakan selesai. Sedangkan proses Serah
Terima II dilakukan setelah masa pemeliharaan dan dinyatakan 100% selesai oleh Konsultan/
Direksi Pengawas.

Metode Pelaksanaan Page 89


TATA CARA SERAH TERIMA PEKERJAAN

START

Permohonan Pekerjaan
Telah Selesai

Konsultan MK Perintahkan Kontraktor


Periksa Pekerjaan Perbaiki Pekerjaan

Dapat Tidak
Disetujui
?

Ya

Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)
Memeriksa Pekerjaan

Dapat Tidak
Disetujui
?
Keterangan :
- Diagram di atas untuk serah terima kesatu (Provision Hand Over)
- Untuk Serah Terima Kedua (Final, Hand Over), Kotak ke empat
Ya diatas berubah menjadi :
KPA = Kuasa Pengguna Anggaran

KPA & Kontraktor


Tanda Tangani Berita Ada
Acara Serah Terima Ya
Kerusakan
?

Tidak
Selesai

Metode Pelaksanaan Page 90


PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Meliputi kegiatan perbaikan atau mengganti bagian pekerjaan yang rusak selama dalam
pemeliharaan dari waktu serah terima pertama sampai serah terima kedua, dimana pekerjaan
pemeliharaan masih menjadi tanggung jawab kami.

Selama masih dalam masa pemeliharaan segala peralatan dan tenaga kerja disediakan
untuk perbaikan. Sebelum bangunan proyek diserahkan pada serah terima pertama bersama
pihak pengawas mengadakan pemeriksaan pekerjaan, apabila ada hal-hal yang masih perlu
diperbaiki, maka wajib memperbaiki terlebih dahulu, apabila semua perbaikan telah selesai maka
dibuat Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Tahap Pertama. Sedangkan untuk proses serah terima
tahap kedua prosesnya sama dengan serah terima tahap pertama diatas.
Contoh Kegiatan masa pemeliharaan yang pernah kami lakukan adalah sebagi berikut:

 Perbaikan Atap Genteng Metal Roof. Terjadi Kebocoran dari atap disebabkan derasnya air
hujan yang datang yang mengakibatkan masuknya air dari sela-sela sambungan Genteng.
Oleh karena itu kami segera melakukan perbaikan dengan menambal dengan groting
aquaproof dengan tambahan serat.

Sebelum Sesudah

 Perbaikan Plafond yang rusak akibat kebocoran dari atap dan perbaikan lantai keramik
yang pecah dibeberapa titik. Sehingga pada plafond tersebut kami lakukan perbaikan
atap terlebih dahulu lalu kemudian kita ganti plafond yang baru kemudian di cat. Pada
lantai keramik kami lakukan pergantian dengan keramik yang baru sehingga kembali
pada semula.

Metode Pelaksanaan Page 91


Demikianlah Metode Pelaksanaan, Manajemen Mutu, dan K3 dari Pembangunan Jembatan
(JPO) yang berlokasi di Jl. Kolonel Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl.
Tubagus Angke, Jakarta Barat, Tahun Anggaran 2021 ini kami sajikan sebagai acuan
untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan, mengontrol waktu pelaksanaan pekerjaan dan
kualitas pekerjaan tersebut di atas.

Jakarta, 21 April 2021

Dibuat Oleh,
PT. AIWONDENI PERMAI KSO
PT. MULTI GAPURA PEMBANGUNAN SEMESTA

Marlin Sianturi, SH
Leader KSO

Metode Pelaksanaan Page 92

Anda mungkin juga menyukai