BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Metode Pelaksanaan ini dibuat dalam rangka lelang Pembangunan Jembatan (JPO) yang
berlokasi di Jl. Kolonel Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke,
Jakarta Barat, Tahun Anggaran 2021.
Adapun yang menjadi dasar dari pembuatan Metode Pelaksanaan ini, adalah :
- Dokumen gambar struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal.
- Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
- Bill of Quantity dan Dokumen Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
Pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu pembangunan tergantung kepada metode kerja yang
diterapkan, kualitas personil lapangan, administrasi yang baik/lengkap dan kontrol pelaksanaan yang
ketat dan terus menerus.
PT. AIWONDENI PERMAI KSO PT. MULTI GAPURA PEMBANGUNAN SEMESTA sebagai salah
satu perusahaan yang telah berpengalaman banyak dalam menghasilkan proyek yang bermutu dan
selalu menerapkan prosedur pelaksanaan yang ketat pada saat pelaksanaan pekerjaan yang telah
diterima. Metode Pelaksanaan pada proyek ini terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu :
PELAKSANA
LOGISTIK / GUDANG
TENAGA KERJA
PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan ini diajukan PT. AIWONDENI PERMAI KSO PT. MULTI GAPURA
PEMBANGUNAN SEMESTA di dalam memulai suatu pekerjaan yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan kerja pada proyek Pembangunan Jembatan (JPO) yang berlokasi di Jl. Kolonel
Sugiono, Jakarta Timur dan di RPTRA Kalijodo, Jl. Tubagus Angke, Jakarta Barat, Tahun
Anggaran 2021.
Tujuan pembuatan metode pelaksanaan kerja ini adalah sebagai acuan/arahan dalam
melaksanakan pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya,
mutu dan waktu. Metode Kerja ini mencantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari
awal proyek hingga selesainya proyek yang dimulai dari Site Management hingga Quality Control
serta hubungan unsur-unsur pelaksanaan proyek yang terkait selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Dengan adanya perencanaan metode yang tetap/baik, maka diharapkan proyek dapat
diselesaikan dengan baik.
Jadwal Rapat:
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau belum bisa di
lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.
3. Rapat Harian
Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan besok
harinya, serta memantau, apa yang telah dikerjakan hari ini?. Apakah sesuai dengan rencana kerja
harian?.
Peserta rapat
o Rapat harian diikuti oleh General superintendent/Kepala pelaksana, para pelaksana,
subkontraktor, mandor dan bila diperlukan dihadiri staf ahli.
o Rapat harian dipimpin oleh Manajer Proyek.
Agenda rapat
5. Rapat Bulanan
Rapat bulanan proyek umumnya dipimpin lansung oleh Manajer Proyek
Peserta rapat
o Manajer teknik, Manajer Operasi, Manajer Administrasi, staf, dan pihak terkait.
Agenda rapat:
o Meninjau notulen rapat bulan lalu
o Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
Kinerja
Quality Target (mutu, house keeping, safety)
Potensial Problem
Customer Complaint
Masalah SDM
Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)
Metode pelaksanaan berhubungan erat dengan aspek teknologi, dimana aplikasi teknologi
terkini perlu diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kadangkala harus ada terobosan
dalam metode kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, terutama pada saat menghadapi kendala-kendala
di lapangan. Metode kerja yang dilengkapi dengan teknologi baru sangat membantu dalam mengatasi
kendala tersebut.
Ketergantungan antar item pekerjaan dianalisa dengan akurat dan pada saat pelaksanaan
dilakukan sesuai analisa sehingga pekerjaan lebih efektif dan akurat yang menjadikan pekerjaan
lebih berjalan sistematis yang berdampak pada hasil pekerjaan yang maksimal dari sisi mutu,
waktu dan biaya.
Setiap pekerjaan selalu dimonitor dan dipastikan agar hasil pekerjaan tercapai baik Dari sisi
mutunya, waktu dan biaya. Baik dari sisi material yang sesuai dengan RKS dan BQ serta dari sisi
tenaga kerja yang kompeten. Juga alat Bantu yang dipergunakan selalu mengutamakan
keamanan dan keselamatan tenaga kerja. Serta waktu penyelesaian tidak melebihi dari waktu
yang ditentukan pada sub pekerjaan masing–masing.
- Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan lain lain
yang bersifat bukan konstuksi.
- Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan cara setiap
pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu dibuat analisa
komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan harga yang rendah
/kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
- Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan menghindari ketidaksesuaian pekerjaan yang mengakibatkan
adanya re-work yang dengan sendirinya akan menambah biaya.
- Pengendalian Biaya pengadaan alat–alat pendukung. Dalam pengadaan material pendukung
ini baik yang sewa maupun yang harus beli harus sesuai kapasitas yang diperlukan sehingga
dapat membantu percepatan pekerjaan yang efektif.
BAB II.
PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan, baik
kantor maupun lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung. Selain itu,
koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen konstruksi (MK) dan
pemberi tugas berjalan dengan baik. Hubungan kegiatan yang terjadi dalam suatu proyek dapat dilihat
pada ilustrasi di bawah ini, yang menjelaskan bagaimana proyek dapat diselesaikan dengan baik.
Project
Manager
Manager
Keuangan
STAF
LAPANGAN
INSTANSI
TERKAIT
3) Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai
dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.
START
YES
S YES
S
NO
MK
Setuju
YES
S
SHOP
DRAWING
SIPIL
START
Gambar &
RKS LIHAT
ARSITEK NO BAGAN
Sesuai dgn ALIR II & IV
GB PROSES
ARSITEK SHOP
DRAW ING
PEKERJAAN
Gambar & SIPIL DAN
RKS SIPIL YES ME
S
NO
Sesuai dgn GB
GB ARSITEK
Gambar & ARSITEK dirubah
RKS ME NO
YES YES
S S
Penggambaran Shop Perubahan / Revisi
Drawing ARSITEK Gambar ARSITEK
NO
MK
Setuju
YES
S
SHOP
DRAW ING
ARSITEK
METODE KERJA
Metode pelaksanaan yang kami buat ini senantiasa merupakan acuan yang akan kami gunakan di
lapangan. Metode pelaksanaan ini dibuat berdasarkan pengalaman yang kami lakukan di lapangan dan
mengacu pada spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Namun demikian
kami tidak menutup kemungkinan adanya kritik atau saran dari Pengawas Lapangan maupun Direksi
apabila ternyata ada metode pelaksanaan yang lebih baik dari metode pelaksanaan yang kami buat.
Metode pelaksanaan ini sebagian kami buat dengan menggunakan gambar alur pelaksanaan.
SPMK
SETIAP
PEKERJAAN
YANG AKAN
PEKERJAAN DIKERJAKAN
ARSITEKTUR TERLEBIH DAHULU
PEKERJAAN DIBUAT PENGAJUAN
SIPIL & STRUKTUR KEPADA
PEKERJAAN PENGAWAS DAN OWNER
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL GAMBAR KERJA
(SHOP DRAWING)
SELESAI
SERAH TERIMA
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan disini meliputi mengatur lalu lintas, peletakan material, pembuatan pagar
sementara, papan nama, direksi keet, gudang/los kerja, air kerja, listrik kerja dll. Dalam
pekerjaan umum dilaksanakan pembuatan pagar terlebih dahulu sebagai tanda area pekerjaan
yang akan dilaksanakan nantinya, kemudian direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari
direksi keet tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung,
gudang, papan nama, kemudian demobilisasi peralatan berat, sehingga dalam pekerjaan
pembangunan gedung tersebut dapat menunjang pelaksanaannya serta dapat berjalan sesuai
rencana.
Dalam pelaksanan pekerjaan ini Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, sebagai berikut :
Bahan: Peralatan:
1. Kayu gergajian kelas IV, balok 1. Gergaji, palu, meteran
2. Triplek 2. Pacul, sekop, sendok semen,
3. Cat, Paku roskam
4. Semen, Pasir dan kerikil 3. Kuas cat, pensil, penggaris
Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat
pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar
belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 50%, dan 100%
(selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke
dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi.
Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama
apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pemfotoan adalah sebagai berikut:
PEMBERSIHAN LAHAN
F. Direksi Kheet
Direksi Keet yang akan dibuat berukuran 4x6 m. Koordinasikan dengan pihak–pihak terkait
(direksi/owner dan pengawas) untuk memberikan tempat/lokasi Direksi keet/gudang kerja,
dimana lokasi diusahakan tidak terlalu jauh dengan lokasi proyek dan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran serta memperhatikan lokasi yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan. Direksi harus dilengkapi dengan fasilitasnya
sebagai tempat rapat teknis, ruang kerja pelaksana, antara lain: meja/kursi kerja, meja/kursi
rapat/pertemuan, Ac, listrik, MCK, dan alat kantor (computer/printer, mesin tik, kalkulator dsb)
.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
a. Siapkan tenaga kerja dan peralatan.
b. Buat gambar shop Drawing
c. Mengajukan Ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
d. Tentukan lokasi kantor proyek agar tidak mengganggu proses pekerjaan.
e. Luas kantor proyek dibuat disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Pembuatan dimulai dengan pembuatan lantai, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan dinding beserta dengan pintu dan jendela.
g. Atap pasang setelah dinding jadi dan dilanjutkan dengan pekerjaan pengecatan.
Gudang bahan dan bedeng pekerja ditempatkan di lokasi yang terpisah oleh lokasi direksi
keet agar lokasi tersebut aman dari pekerja. Dan juga ditempatkan dilokasi yang strategis
dengan lokasi proyek.
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk
pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan
pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan
sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja
ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing
yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.
Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
2. Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
3. Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidak terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.
TERJADI
KECELAKAAN KERJA BERAT
LAPORKAN KEPADA
TIM K3 PROYEK
PETUGAS / SATPAM
( Kronologis Kejadian )
PENANGANAN
( Administrasi Oleh : Pet./Keu )
SELESAI
TERJADI
KECELAKAAN MENINGGAL DUNIA
JENAZAH
KORBAN MENINGGAL DUNIA VISUM ET REPERTUM DI RS
MENYIAPKAN
PROSES/ PENYELESAIAN
DOKUMEN AHLI WARIS
KE JAMSOSTEK/DEPNAKER
KE KELUARGA KORBAN
SELESAI
ASURANSI DIBAYAR
KEPADA AHLI WARIS
PENCEGAHAN
4. TINDAKAN AWAL
Tenaga
Bahan: Alat: Waktu
Kerja
Kayu dolken ø 8 - 10 (cm) panjang 4 m / kiau Alat potong Pekerja
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis segera setelah kontrak ditanda-tangani atau segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan. Survei dilakukan dengan 2 metoda, yaitu: survei visual dan pengukuran
elevasi. Survei visual dilakukan untuk mendapatkan/mengamati/mengukur dan mencatat data
dan kondisi eksisting visual di lapangan seperti: panjang, lebar, penentuan patok-patok dsb.
Sedangkan survey penentuan elevasi dilakukan untuk dapat menentukan jarak (horizontal) dan
elevasi/ketinggian (vertikal) lahan pada setiap patok, dengan menggunakan:
A. Peralatan
Waterpass dan/atau Theodolit,
Bak ukur dan payung,
Meteran (uk. 100 m),
Patok-patok,
Alat tulis dan form isian data bacaan
Software.
Peralatan yang digunakan adalah alat-alat yang sudah dikalibrasi.
B. Tenaga Kerja
Pengukuran dilakukan dengan 2 (dua) org tim survei.yaitu surveyor dan pembantu
surveyor. Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapatkan comment atau persetujuan.
Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survei lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahan
untuk menyiapkan shop drawing (gambar kerja), rekayasa engineering, dan perhitungan volume
MCo, serta sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan phisik nantinya.
Teknis pelaksanaan pemasangan bowplank :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Buat request pekerjaan serta diajukan kepada Konsultan Pengawas.
Perhatikan lay out Shop Drawing dan as bangunan yang akan dikerjakan.
Koordinasi dengan dinas terkait agar posisi bangunan tidak melewati batas Garis Sepadan
Banguna yang telah ditentukan Pemerintah setempat.
Tentukan posisi penempatan bouwplank dimana bouwplank didirikan dengan jarak
minimum 2 m dari garis terluar bangunan.
Tentukan elevasi existing sebagai dasar untuk penentuan elevasi +0.00 dan as bangunan
bersama Konsultan Pengawas dan Direksi.
Tanam tiang dari kayu dilanjutkan dengan pemasangan papan bouwplank mengelilingi
bangunan.
Cek elevasi top papan bouwplank dengan waterpass ( pastikan top papan bouwplank dalam
satu elevasi ).
Cek elevasi +0.00 bangunan dan diberi tanda dengan cat minyak warna merah/warna yang
mencolok pada papan bouwplank.
Beri paku pada papan dan dipasang benang ukur dalam 2 arah bersilangan untuk
menentukan as bangunan.
Papan bouwplank harus dijaga agar tidak berubah posisinya sampai penentuan as pondasi
selesai dikerjakan.
Keselamatan kerja
Pakai Sepatu bot dan Pakai Helm pelindung kepala
Keamanan Proyek
Bertanggung jawab atas penjagaan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap
penting selama pelaksanaan kontrak siang dan malam. Menempatkan tenaga satpam yang
terlatih dan mencukupi selama 24 jam untuk penjagaan keamanan terhadap pencurian dan
oknum-oknum yang mengganggu ketertiban termasuk kerjasama dengan satuan Polri
setempat dan keamanan lingkuingan setempat.
MULAI
RENCANA SITE Y
PLAN
a
OK
Revisi Y
a
Y
MULAI
a
PELAKSANAAN
PERENCANAAN PEMBUATAN PEKERJAAN UTAMA
SUMBER DAYA GAMBAR
KERJA &
JADWAL KERJA
PEMBUATAN
DIREKSI KEET/
GUDANG LOS
OK
KERJA/PAGAR
Y
a Material yang dibutuhkan untuk
membuat pekerjaan persiapan
PENGADAAN
MATERIAL +
TENAGA KERJA
Bila pada kedalaman dasar batas pasir pondasi yang direncanakan sesuai gambar masih
ditemukan lapisan jelek, maka perlu mendapatkan pengarahan dari konsultan perencana. Tanah
dasar pondasi dipadatkan dengan memakai alat pemadat stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 95% standar proctor.
Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik telah
ditemukan pada peil tertentu, maka galian yang terlalu dalam tersebut ditimbun kembali dengan
lapisan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95%.
Bagian pekerjaan yang memerlukan galian adalah:
- Galian tanah untuk pile cap
- Galian tanah untuk pedestal + sloof
2. Pengukuran
- Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
- Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
2. Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan
marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari pile cap, tie
beam, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
4. Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
dapat menggunakan multiplek / Plywood Phenolic atau pasangan bata merah :
Sebelum bekesting bata merah dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
Perkuatan terhadap pasangan dinding bata merah, agar pada waktu pengecoran
pasangan dinding bata merah tidak ambruk/runtuh.
- Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
5. Pengecoran beton
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui.
Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-300.
- Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
- Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
- Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
6. Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala
Keselamatan kerja
Pakai sarung tangan
Pakai Sepatu bot
Kayu gergajian kelas IV, papan Bar Cutter Pkrj tak trlth
hari
Paku berbagai ukuran (2" - 5") Bar bender Tk. Batu
Minyak bekisting Tang besi Tk. Kayu
Besi beton Meteran Tk. Besi / Las
Kawat beton Truk mixer Kpl. Tk
Beton ready mix Concrete Pump Mandor
Tenaga kerja:
Tukang besi terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembesian.
Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution
dengan baik.
Alat berupa:
Bar bender → alat yang digunakan untuk pembengkokkan besi tulangan.
Bar cutter → alat yang digunakan untuk pemotongan besi tulangan.
Tang besi
- Pemasangan push pull prop RSS1 (pengatur ketegakan bagian atas) dan kickers brace
AV1 (pengatur kelurusan bekisting dengan marking pada bagian bawah) yang dibautkan
pada wedge head piece dan base plate pada masing-masing ujungnya dan dikuatkan.
- Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan benang atau dengan theodolite.
Pemasangan unting-unting ini ditempatkan pada kedua sisi bekisting.
- Apabila posisi bekisting ternyata kurang vertikal, maka push pull prop RSS1 dikencangkan
atau dikendorkan dengan cara memutar, sehingga diperoleh posisi vertikal kolom yang
benar.
- Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru sebelum di cor diberi calbond
(super bonding agent) dengan cara disiram.
- Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan tes slump dengan kerucut abrams.
- Beton ready mix didatangkan dari batching plant dengan mutu yang telah disyaratkan.
- Beton dituangkan ke dalam gerobak, kemudian dilakukan pengujian slump. Nilai slump
yang dipakai adalah 12 ± 2 cm.
- Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari concrete mixer
truck dituang ke dalam concrete pump (pompa beton) menuju ke lokasi pengecoran.
- Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap, tahap pertama adalah setinggi ±1,5 m,
setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi yang telah ditentukan.
- Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator Pada saat proses pemadatan,
concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan bekisting dan tulangan.
- Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai kolom, hal ini dilakukan
karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom per satu lantai.
Mobil crane
Concrete bucket dan pipa tremie
Concrete mixer truck
Concrete vibrator
Theodolite
Alat las listrik
Alat bantu
Batching Plant
Kerucut abrams
Alat cetak silinder benda uji beton
Gambar.: Pengetesan Slump Beton dan Pembuatan Benda Uji Test Beton
Ya
Ya
Ya
1. Dimensi Bekisting
Tidak
Check 2. Jumlah Besi Beton
III 3. Sistem Pemasangan
4. Rongga Selimut Beton
Ya
Pengecoran
Pemeliharaan Beton
Ya
Ya
Selesai
2. Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel.
3. Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel
- Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
Setelah mengetahui material-material penting yang dibutuhkan, Anda juga harus mengetahui
tahapan pemasangan atap membran. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.
✅ Melakukan Survei
Tahap pertama dalam pemasangan atap membrane adalah melakukan survei untuk mengetahui luas
lokasi, konstruksi tanah, dan warna kain. Setelah melakukan survei, vendor yang dipilih akan
berdiskusi dengan Anda mengenai semua hal tentang pemasangan atap membran.
Setelah melakukan survei, berdiskusi, dan terjadi kesepakatan, tahap selanjutnya adalah melakukan
proses produksi. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil survei, vendor akan mulai mencari
dan mengumpulkan material-material yang dibutuhkan. Pada tahap ini, vendor tetap berdiskusi
dengan Anda mengenai material-material yang akan digunakan, termasuk mengenai kualitas dan
harganya.
Setelah mendapatkan material-material yang dibutuhkan dan Anda menyepakatinya, baik dari sisi
kualitas maupun sisi harga, tahap yang akan dilakukan oleh vendor adalah melakukan proses
Percayakan kepada vendor dalam pemasangan atap membrane agar hasilnya maksimal, kuat, dan
tidak mengecewakan. Material-material yang digunakan berupa kain membran, kawat sling baja, dan
besi pipa, juga memengaruhi kekuatan atap membran. Karena itu, gunakanlah material yang
berkualitas tinggi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
A.UMUM
Jenis pekerjaan yang aka dilaksanakan adalah Pekerjaan Pemasangan Instalasi Mekanikal
Elektrikal dan Plumbing ini meliputi sebagai berikut : Semua syarat-syarat penerimaan bahan-
bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk pekerjaan ini
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 1987.
b. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya .
c. Pedoman Plumbing Indonesia1979 .
d. Pedoman Umum Assosiasi Tenaga Ahli Plumbing Indonesia (ATAPI)
e. Piping Handbook 1968.
f. EMA catalogue 79, 1982
g. Peraturan-peraturan dan Standar yang telah diesuaikan dengan Peraturan dan Standar
Intersasional dari KRT , ASME , ASHRAE , VDE , BS , NEC , IEC , dll.
h. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja
i. Peraturan lainnya yang ditetapkan oleh Perumtel, PLN, Dinas Pemadam Kebakaran,
Kimpraswil, PLP, Ditjen Bina Lindung dan aplikasi terhadap spesifikasi khusus lainnya.
B. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pemasangan Instalasi Mekanikal Elektrikal dan Plumbing ini meliputi seluruh
pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu,
listrik dan air untuk keprluan pengujian dan keperluan kerja.
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Plumbing
C. SARANA KERJA
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan maka perlu disiapkan dan disedaikan
perangkat organisasi proyek sebagai berikut :
1. Tenaga ahli yang handal, berpengalaman serta telah memiliki surat Penetapan
Penanggung Jawab Teknik (SP-PJT).
2. Menyediakan peralatan kerja berikut alat bantunya serta bahan-bahan yang
diperlukan.
3. Menyediakan bahan/material dan komponen jadi dengan jumlah, jenis dan kualitas
sesuai yang telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu aktifitas kegiatan.
4. Menyediakan saran dan prasarana (direksi keet, gudang atau los kerja) di lokasi yang
telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu aktifitas kegiatan.
5. Membuat dan mengkoordinasikan rencana kerja/schedule pelaksanaan pekerjaan
kepada konsultan pengawas/direksi sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
dikendalikan seefisien mungkun dan tepet waktu.
Untuk kondisi yang dianggap perlu dan kritis serta menuntut adanya percepatan pekerjaan
maka perlu dilakukan adanya upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan inovasi dan rekayasa teknis untuk mendukung percepatan pekerjaan.
2. Menambah atau memperbanyak tenaga kerja yan terdiri dari beberapa team work
dengan dikepalai beberapa pelaksana dan mandor yang berpengalaman.
3. Menyiapkan peralatan penunjang yang digunakan disertai operator yang
berpengalaman serta timmekanik yang handal.
4. Melakukan shif unuk mengantisipasi percepatan sehingga jadwal pekerjaan tetap
dapat dicapai
D. METODE PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Persiapan Admnistrasi
- Merealisasikan semua ijin-ijin, baik local maupun dengan instansi terkait.
- Surat Perjanjian Pelaksanan Pekerjaan (Kontrak Kerja)
- Time schedule berupa bar chart dan kurva S
- Buku ijin pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan.
- Mempersiapkan kelengkapan untuk shop drawing dan lain-lain yang diperlukan.
- Peralatan Kerja
Peralatan yang akan digunakan adalah yang sesuai denan kebutuhan untuk
setiap jenis pekerjaan serta dalam kondisi baik dan siap pakai, antara lain :
1. Alat-alatukur listrik
2. Tang pemotong kabel
3. Tool kit
4. Bor tangan
5. Solder listrik
6. Alat potong pipa
7. Bending pipa
8. Peralatan penerangan
9. Peralatan pengamanan
10. Peralatan bantu
11. Mesin Snay
12. Kunci Pipa
13. Mesin Potong
14. Gerinda Mesin
15. Dan lain-lain
2. Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu dibuat gambar kerja/shop drawing
rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
4. Untuk setiap tahap pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, akan
dilaporkan untuk mendapatkan persyaratan tertulis dari pihak Direksi/Pengawas atau
pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan system Mekanikal dan
Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap
pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh kontraktor.
5. Di dalam setiap akhir pelaksanaan pekerjaan dilakukan pengujian/Trial run yang dihadiri
pihak Direksi/ Pengawas, Konsultan, Akhli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi/
Pengawas, kemudian dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang
diuji dari kontraktor yang bersangkutan.
6. Pembersihan Lapangan.
Setiap hari setelah bekerja, kondisi lapangan tempat kerja senantiasa dalam keadaan
bersih rapih kembali.
Pekerjaan Plumbing
1) Pekerjaan Air Bersih
Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa indoor :
Marking jalur pipa
Potong pipa sesuai kebutuhan
Lapisi pipa dengan cat dasar
Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat warna
Pasang gantungan maupun suport pipa sesuia hasil marking
Pasang pipa sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa
Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa
Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa
Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan sesuia dengan spek
Untuk pemasangan pipa dinding harus dikoordinasikan dahulu dengan
pekerjaan keramik
Pekerjaan Pemipaan
Lingkup kerja system pemipaan meliputi:
Pipa, sambungan (ekspansi, fleksibel), katup, stainer,
Penggantung dan penumpu, lubang pembersihan,
Bak control, blok beton
Galian, pengecatan, peralatan bantu, pengakhiran
Pengujian
Tentang jumlah bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan diuraikan di lampiran
analisa teknis.
Kl Soket Kl
Penggantun
Pipa
Elbow
Peil Tee
TY
PEMASANGAN PASANG
INSTALASI PIPA AKSESORIES PIPA
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan seperti :
panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan; karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata
letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya.
- Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang akan dipasang harus
diserahkan kepada konsultan pengawas untuk diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap
blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus
diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai.
Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan
terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart internasional yang tidak bertentangan dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini harus
ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus
dimiliki secara sah oleh pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi segera
setelah pekerjaan selesai.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan atau pemasangan harus
mendapat persetujuan tertulis dari pengawas.
Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi elektrikal harus
dilaksanakan oleh pemborong.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk inserts
untuk conduits, hanger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong.
1.7. Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan
yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.
Kontraktor Pelaksana harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapi
selama pemasangan instalasi elektrikal ini.Pada saat pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai
pemborong harus memeriksa kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap
pakai.
1.9. Pengecatan
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau pemasangan
harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga kembali ke kondisi semula.
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan
kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan secara tugas penuh (full-time) seorang koordinator yang
ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili
pemborong dengan predikat baik.Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara
aman, kuat dan rapi.
1.10.1. Material
– SILN 43-1,1981
1. Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau
sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar dari PVC warna hitam,
warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
* Netral : biru.
1. Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :
* Nominal voltage.
* Type.
* Tahun pembuatan.
* Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo atau tranka.
– SILN 43-1,1981
Berinti satu atau tiga, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral,
insulasi PVC, selubung sebelah dalam dan selubung terluar dari bahan PVC; warna insulasi PVC masing-
masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut :
* Netral : biru.
1. Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus; sebagai berikut di bawah
ini :
* Nominal voltage.
* Type.
* Tahun pembuatan.
1. Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated, mechanically interlocked. Panel
dan komponen-komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis ( panas dan lembab,
pasangan dalam/indoor use)
1. Standart
1. Konstruksi
* Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan
solidly grounded.
* Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya pengoperasian
sakeler-sakelar daya, pemutus tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator gangguan, pengecekan
tegangan, dan sebagainya.
* Switchgear terdiri dari lemari – lemari yang akan digunakan untuk pemasangan peralatan –
peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan.
* Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan
untuk “panel board” dan sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk
sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.
* Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum 1,2 mm. Panel-panel
floor mounting / free standing harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan ketebalan
1.5 mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.
* Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci (lock).
* Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus tahan karat. Semua
bagian dari baja harus bersih dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya dilindungi
terhadap karat dengan cara galvanisasi atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer.
Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui
oleh pengawas.
1. Komponen-komponen panel
* Busbar
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar),
dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada
gambar.
Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ netral : biru.
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk kapasitas lebih besar
dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian
CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT) pada temperatur
keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus hubungan singkat minimum pada 380V
(RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah (ground fault
protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian barang dari
produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
* Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor harus sesuai
untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus
dapat pula menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.
Contactor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar 15% arus nominal, dan
kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.
* Selector Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap minyak.
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan secara ulir dengan
diameter ± 2.5 mm, lampu harus type long life.
* Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya, dengan rating
600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk cadangan.
* Name Plate
* Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak kurang dari
2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih.Semua hubungan
kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat dengan cara
dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi dengan ring
yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar. Pengawatan dari
peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus
digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk
menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control.Interwiring harus kontinu dari terminal ke
terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label bernomor yang harus
dicantumkan pada gambar-gambar kerja (shop drawing).
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-
gambar elektrikal.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindari bahaya
kebocoran kapasitor.
Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap dengan derajat
pemantul yang tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umur
teknis komponen lampu itu sendiri.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen pengisinya tidak
meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam
box lampu, tetapi mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu flourescent).
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan bentuk seperti
gambar rencana.
Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa.Semua kotak kontak harus memiliki
terminal fasa, netral dan pentanahan.Kotak-kontak harus dari satu type, untuk pemasangan rata
dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.
- Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari
jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches). Semua sakelar dinding dipasang
150 cm dari lantai.
- Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM)
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi listrik, pipa,
elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk melindungi
kabel antara junction box dan armatur lampu.
Pemasangan
1. Lampu – lampu
* Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang dipasang
lengkap dengan penggantungnya.
* Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap menyala.
Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain.
Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
1. Pompa air harus dipasang di atas dudukan beton dengan ketinggian yang sesuai dengan
ketinggian pipa yang terhubung dengannya.
2. Badan pompa air harus diketanahkan atau digrounding dengan sempurna.
Ya Ya
Tidak Check
III
Ya
Pem adatan /
Pem bersihan
Dasar Pondasi
Tidak Check
IV
Ya
Finishing
Ya Check Tidak
Ujicoba Kelancaran Alat
V
1. Sesuai Spek Teknis
2. Kelancaran Operasional
Tidak Check
VI
Ya
Selesai
Untuk menjamin bahwa hasil pekerjaan yang dibuat sesuai dengan kualitas rencana yang diinginkan,
maka berdasarkan Standar Operasional Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dibentuk Project Quality
Assurance ( PQA ) yang bertanggung jawab khusus terhadap kualitas bahan yang dipergunakan, tenaga
kerja yang melaksanakan, proses dan akhir pelaksanaan. Sehingga dengan control yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan dapat diperoleh hasil akhir dengan kualitas maksimum sesuai
dengan waktu yang direncanakan oleh pemberi kerja. Kualitas pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik
proyek dituangkan dalam Rencana Mutu Proyek sebagai acuan pelaksanaan seluruh item pekerjaan.
Dalam Rencana Mutu Proyek berisi spesifikasi kualitas, mekanisme pelaksanaan, sumber daya yang
dipakai, dan urutan kerja dalam kontrak.
Penerapan Sistem Program Manajemen Mutu untuk lingkup proyek meliputi :
1. Implementasi Prosedur dan instruksi kerja untuk setiap item pekerjaan, Prosedur dan instruksi kerja
yang disusun untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dan merupakan panduan bagi manajemen proyek terutama penyediaan sumber
daya untuk memenuhi kepuasan pemilik proyek.
START
MK
S etu ju
NO
YES
S
N etw o rk &
S ch ed u le P en g ad aan M aterial P en o lak an M aterial
M aterial
d atan g sesu ai
M eto d e p ro p o sal
NO
K erja
YES
S
P elak san aan T in d ak an K o rek si
P en g ad aan T en a g a
P ek erjaan d an P en ce g ah an
d an P eralatan
P ro ses d an h asil
P elak san aan S esu ai
Shop p ers yaratan NO
D raw in g
YES
S
MK
S etu ju
NO
YES
S
END
Kontrak,
Gam bar
& RKS
Sesuai Rencana
Biaya
M etode NO
Kerja Ubah YES
Network S
Ubah
& Tim e
Rencana
Schedule Evaluasi dan M onitoring Biaya
Biaya &
Pelaksanaan Pekerjaan Global
Cash Flow
Rencana Biaya
Pelaksanaan NO
Proyek
Network & YES
Tim e S Rescheduling
Schedule
Rencana Cash
Ubah YES
Flow Induk
Schedule S
Bulanan
Sesuai
Rencana
Rencana Cash Flow Schedule NO Biaya
Bulanan Bulanan
Ubah
Rencana
Cash Flow
Untuk pelaksanaan ini dalam pelaksanaanya selalu mengikuti dan mentaati prosedur yang telah
ditentukan sebelumnya. Prosedur yang akan diterapkan sebelum pelaksanaan pekerjaan adalah
sebagai berikut :
1. Pembuatan shop drawing, berdasarkan gambar tender / kontrak
2. Pembuatan list material dan alat yang akan dipergunakan
3. Melampirkan jadwal waktu pelaksanaanya.
4. Melaksanakan pekerjaan.
5. Memantau pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan shop drawing.
Lampiran :
- List material SHOP DRAWING
- List Alat Bantu
- Jadwal waktu pelaksanaan Bila tidak sesuai
dengan gambar
Diperiksa tender diperbaiki
lagi
OK
Sesuai
PELAKSANA DRAWING
OK
Sesuai
DISELESAIKAN
Pelaksanaan ini dapat berhasil dengan baik apabila semua personil lapangan bekerja sama dengan
baik, saling membantu, disiplin serta bertanggung jawab terhadap tugas utamanya.
Untuk itu struktur organisasi personil lapangan sangat menentukan keberhasilan pekerjaan tersebut,
secara hirarki hubungan dan tanggung jawab personil lapangan dapat digambarkan sebagai
berikut :
PM dan SM merencanakan :
PM DAN SM Strategi / metode yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan & urutan pekerjaan
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
DISELESAIKAN
Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan diupayakan semaksimal mungkin mencapai target
tepat mutu, tepat waktu dan tepat sasaran, melalui pendekatan secara proposional agar bisa
memuaskan semua pihak yang terkait antara lain dengan :
1. Pengguna Jasa/Pemakai (Customer)
2. Konsultan Perencana dan Konsultan supervisi
3. Masyarakat Setempat, yang terkait.
Untuk mencapai tepat mutu, tepat waktu dan tepat sasaran, maka yang akan melaksanakan
pekerjaan adalah petugas-petugas yang telah cukup pengalaman dan memilki sertifikat keahlian
di bantu tenaga ahli (skill).
Namun demikian alangkah baiknya apabila petugas dari konsultan pengawas lapangan dan wakil
dari pengguna jasa bersedia mengarahkan untuk melaksanakan yang terbaik, termasuk memberi
peringatan apabila pelaksanaan dan material yang digunakan menyimpang dari ketentuan yang
telah disepakati bersama dalam kontrak.
Akurasi pemasangan di lapangan dipastikan akan terpasang sesuai gambar kerja, khususnya
mengenai:
1. Posisi (center line/as) dari bagian masing-masing pekerjaan bangunan.
2. Elevasi dari masing-masing bagian pekerjaan.
3. Kekuatan dan kerapihan dari masing-masing pekerjaan.
4. Kualitas dan spesifikasi bahan dari masing-masing pekerjaan.
Pemeriksaan Direksi :
- Sesuai gambar tender & Tidak (gambar diperbaiki)
RKS
OK
? Tidak
Ya
BUAT CONTOH
DILAPANGAN
Pemeriksaan Direksi :
- Alat ukur Tidak (contoh diperbaiki)
- Hasil pengukuran
- Kesikuan pengukuran
- Pemasangan bouwplank
OK
? Tidak
Ya
DILANJUTKAN
Pemeriksaan Direksi
OK
? Tidak
Ya
SELESAI
OK ?
Tidak
Ya
Pemeriksaan Direksi :
- Pembersihan area kerja dari
semak, perdu, dll Tidak (contoh diperbaiki)
- Alat Kerja
OK ?
Tidak
Ya
DILANJUTKAN
PERIKSA
KELENGKAPAN
Tidak (pekerjaan pembersihan lahan
ALAT KERJA PEMBERSIHAN LAHAN
diperbaiki)
Periksa Direksi
OK ?
Tidak
Ya
SELESAI
Pemeriksaan Direksi :
Tidak (gambar diperbaiki)
- Sesuai gambar tender &
RKS
OK
?
Tidak
Ya
BUAT CONTOH
DILAPANGAN
Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Sumber listrik & air
- Volume kebutuhan
- Jaringan instalasi
OK
?
Tidak
Ya
DILANJUTKAN
Periksa Direksi
OK
? Tidak
Ya
SELESAI
Pemeriksaan Direksi :
- Sesuai gambar tender & Tidak (gambar diperbaiki)
RKS
OK
? Tidak
Ya
BUAT CONTOH
DILAPANGAN
Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Posisi penempatan
- Legalitas
OK
? Tidak
Ya
DILANJUTKAN
Periksa Direksi
OK
? Tidak
Ya
SELESAI
Pemeriksaan Direksi :
Tidak (gambar diperbaiki)
- Sesuai gambar tender & RKS
OK ?
Tidak
Ya
BUAT CONTOH
DILAPANGAN
Pemeriksaan Direksi :
- Material kerja Tidak (contoh diperbaiki)
- Posisi penempatan
- Kelengkapan fasilitas
OK ?
Tidak
Ya
DILANJUTKAN
Periksa Direksi
OK ?
Tidak
Ya
SELESAI
Pemeriksaan direksi :
- Sesuai gambar Tidak (shop drawing
tender & RKS diperbaiki)
OK ?
Tidak
Ya
MULAI
DIKERJAKAN
Pemeriksaan Direksi :
- Kualitas material Mekanikal
Periksa K-3 - Jumlah & kelengkapan alat
terpasang Tidak (pekerjaan
- Sistem dan jaringan instalasi Mekanikal diperbaiki)
- Posisi pemasangan
- Test commissioning fungsi
masing-masing alat terpasang
SEPATU, HELMET,
SAFETY BELT,
MASKER, SARUNG
TANGAN OK ?
Tidak
Ya
Ya
DISELESAIKAN
OK ?
Tidak
Ya
MULAI
DIKERJAKAN
Pemeriksaan Direksi :
- Kualitas material Elektrikal
- Jumlah & kelengkapan alat
terpasang
Tidak (pekerjaan
Periksa K-3 - Sistem dan jaringan instalasi
- Posisi pemasangan Elektrikal diperbaiki)
- Test commissioning fungsi masing-
masing alat terpasang
SEPATU, HELMET,
SAFETY BELT,
MASKER, SARUNG OK ?
TANGAN
Tidak
Ya
Ya
DISELESAIKAN
Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.
Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
4. Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
5. Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
6. Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidak terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.
1) Umum
1. Sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi N0. :
PER.01/MEN/1980 pasal 2 melaporkan secara tertulis dimulainya keperkerjaan
konstruksi.
2. Sesuai dengan pasal 6, ayat (2) Undang-undang No. 7 tahun 1981, tentang wajib lapor
ketenaga kerjaan diperusahaan mengisi laporan ketenaga kerjaan dan megajukan ijin
penyimpangan waktu kerja dan istirahat.
3. Melaporkan ke JAMSOSTEK, untuk ditetapkan besarnya premi yang dibayar dengan
membawa SPK atau Kontrak proyek.
4. Membentuk unit K-3 proyek, yang terdiri dari :
2) Keselamatan Kerja
1. Pemasangan Spanduk K-3 (Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2. Pemasangan Bendera K-3
3. Menghubungi pihak aparat dan tokoh masyarakat setempat
4. Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda penerangan sebagai
berikut :
Awas Keluar Masuk Kendaraan Proyek
Daerah Wajib Helm / Sepatu
Daerah Berbahaya
Dilarang Merokok
Awas Lubang
Dan lain-lain yang dianggap perlu
5. Setiap hari diadakan piket K-3
6. Rapat rutin unit K-3 proyek, setiap dua minggu diteruskan dengan inspeksi bersama
7. Pemasangan pagar pengaman untuk daerah rawan dan terbuka
8. Penyediaan penerangan untuk daerah kerja, work shop dll.
3) Kesehatan Kerja
1. Pembuatan dan penyediaan bedeng pekerja, dan MCK secukupnya
2. Penyediaan P3K yang cukup
3. Penyediaan urinoir sementara
4. Penyediaan tempat sampah “ Induk “
5. Penyediaan kotak sampah induk
6. Pembuangan sampah keluar lokasi
7. Penyemprotan nyamuk untuk daerah genangan air atau pembubuhan abate
8. Melakukan kerjasama dengan klinik atau Puskesmas setempat
9. Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit
TERJADI
KECELAKAAN KERJA BERAT
LAPORKAN KEPADA
TIM K3 PROYEK
PETUGAS / SATPAM
( Kronologis Kejadian )
PENANGANAN
( Administrasi Oleh : Pet./Keu )
SELESAI
TERJADI
KECELAKAAN MENINGGAL DUNIA
JENAZAH
KORBAN MENINGGAL DUNIA VISUM ET REPERTUM DI RS
MENYIAPKAN
PROSES/ PENYELESAIAN
DOKUMEN AHLI WARIS
KE JAMSOSTEK/DEPNAKER
KE KELUARGA KORBAN
SELESAI
ASURANSI DIBAYAR
KEPADA AHLI WARIS
PENCEGAHAN
4. TINDAKAN AWAL
Untuk itu perlu dibuat suatu pola pelaksanaan Keselamatan yang dapat dijadikan panduan untuk
pelaksanaan lapangan dan pekerja, sehingga keselamatan kerja dapat ditekan seminimal mungkin
dan menciptakan kegiatan tanpa kecelakaan (zero accident).
Tentunya metode kerja Health and Safety yang dibuat ini dapat disempurnakan lebih baik lagi
dengan melihat situasi dan kondisi lapangan.
Agar masalah yang kita kemukakan diatas dapat ditanggulangi dengan baik, maka pimpinan proyek
harus mempunyai program K-3 yang jelas dan konkrit. Selain itu pemilik proyek (Project Owner)
harus mengusahakan agar masalah K-3 dimasukkan dalam dokumen lelang termasuk apa saja yang
harus dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh Kontraktor Utama (Main Contractors)
terhadap persyaratan K-3 yang diperlukan. Hal ini sangat penting, agar Kontraktor Utama dan Sub
Kontraktor tidak mempunyai keragu-raguan mengenai apa saja yang menjadi tugas dan tanggung
jawab masing-masing terutama mengenai K-3.
Pada dasarnya jenis kecelakaan yang sering terjadi dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
- Kaki/tangan terkena paku
- Kaki/tangan terkena pacul/blencong
- Tangan terbakar pada saat pekerjaan pengelasan
IX. KESIMPULAN
Supaya pertolongan dapat dilakukan secepat mungkin, maka sebelum proyek dimulai telah
dibuatkan Asuransi Tenaga Kerja (Astek) melalui Jamsostek dan mencari Klinik atau Rumah Sakit
terdekat dengan mengadakan perjanjian pengobatan. Sehingga apabila ada pekerja/staff yang
menderita sakit dapat segera dibawa ke Klinik atau Rumah Sakit terdekat tersebut dan dapat
dilakukan pengobatan dengan baik.
Pelaksanaan dan Pengawasan teknis K-3 sangat ditentukan oleh komitmen dari semua pihak yang
terlibat pekerjaan konstruksi. Oleh sebab itu harus diperhatikan system pengawasan melalui check
list sehingga :
1. Perlunya persiapan sebelum mulai bekerja
a. Adanya ketentuan standard dan pelaksanaan yang berbeda memerlukan daftar simak
b. Secara periodik harus dilakukan baik rapat mingguan maupun evaluasi pelaksanaan
c. Mekanisme telah berjalan atau belum
2. Bila ditinjau dari proses pelaksanaannya, tampak jelas bahwa pekerjaan konstruksi
mempunyai potensial untuk terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan ini terjadi disebabkan
kelalaian dan kecerobohan ataupun factor kelelahan.
3. Pemilihan system peralatan diusahakan yang seminimal mungkin dapat menimbulkan
kecelakaan, disamping menggunakan alat peralatan yang sesuai standar.
4. Dari pengalaman menunjukkan bahwa dialog dan penyuluhan secara terus menerus adalah
serana efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja disamping membatasi jam kerja
atau kerja secara shift total.
5. Karena tingkat keselamatan dan kesehatan kerja sangat tergantung dari peran semua
pekerja dalam program K-3, maka diupayakan pada setiap awal pekerjaan semua pekerja
telah mengetahui program dan aturan keselamatan kerja.
PEKERJAAN SELESAI
Setelah proyek selesai dikerjakan sesuai dengan schedule dan diserah terimakan oleh pemberi
tugas, maka lokasi proyek harus dibersihkan dari :
1. Sisa material yang ada.
2. Sisa peralatan proyek yang masih tertinggal.
3 Pembongkaran dan pembersihan direksi keet/kantor proyek dan gudang.
4 Penarikan kembali semua personil proyek, kecuali yang bertugas selama masa
pemeliharaan.
Setelah pekerjaan selesai, selanjutnya adalah pemeriksaan lapangan untuk seluruh pekerjaan
dan apabila diperlukan akan diadakan perbaikan kembali dan kemudian akan dibuatkan Berita
Acara Serah Terima I apabila proses pengawasan dinyatakan selesai. Sedangkan proses Serah
Terima II dilakukan setelah masa pemeliharaan dan dinyatakan 100% selesai oleh Konsultan/
Direksi Pengawas.
START
Permohonan Pekerjaan
Telah Selesai
Dapat Tidak
Disetujui
?
Ya
Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)
Memeriksa Pekerjaan
Dapat Tidak
Disetujui
?
Keterangan :
- Diagram di atas untuk serah terima kesatu (Provision Hand Over)
- Untuk Serah Terima Kedua (Final, Hand Over), Kotak ke empat
Ya diatas berubah menjadi :
KPA = Kuasa Pengguna Anggaran
Tidak
Selesai
Selama masih dalam masa pemeliharaan segala peralatan dan tenaga kerja disediakan
untuk perbaikan. Sebelum bangunan proyek diserahkan pada serah terima pertama bersama
pihak pengawas mengadakan pemeriksaan pekerjaan, apabila ada hal-hal yang masih perlu
diperbaiki, maka wajib memperbaiki terlebih dahulu, apabila semua perbaikan telah selesai maka
dibuat Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Tahap Pertama. Sedangkan untuk proses serah terima
tahap kedua prosesnya sama dengan serah terima tahap pertama diatas.
Contoh Kegiatan masa pemeliharaan yang pernah kami lakukan adalah sebagi berikut:
Perbaikan Atap Genteng Metal Roof. Terjadi Kebocoran dari atap disebabkan derasnya air
hujan yang datang yang mengakibatkan masuknya air dari sela-sela sambungan Genteng.
Oleh karena itu kami segera melakukan perbaikan dengan menambal dengan groting
aquaproof dengan tambahan serat.
Sebelum Sesudah
Perbaikan Plafond yang rusak akibat kebocoran dari atap dan perbaikan lantai keramik
yang pecah dibeberapa titik. Sehingga pada plafond tersebut kami lakukan perbaikan
atap terlebih dahulu lalu kemudian kita ganti plafond yang baru kemudian di cat. Pada
lantai keramik kami lakukan pergantian dengan keramik yang baru sehingga kembali
pada semula.
Dibuat Oleh,
PT. AIWONDENI PERMAI KSO
PT. MULTI GAPURA PEMBANGUNAN SEMESTA
Marlin Sianturi, SH
Leader KSO