Anda di halaman 1dari 41

METODE PELAKSANAAN

Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat

KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. JAYA SAE KONSUL

PENDAHULUAN
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 LATAR BELAKANG
Metode pelaksanaan ini diajukan PT. JAYA SAE KONSUL, di dalam memulai suatu pekerjaan
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kerja pada proyek Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat

Tujuan pembuatan metode pelaksanaan kerja ini adalah sebagai acuan/arahan dalam melaksanakan
pekerjaan di lapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan
waktu. Metode Kerja ini mencantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal
proyek hingga selesainya proyek yang dimulai dari Site Management hingga Quality Control serta
hubungan unsur-unsur pelaksanaan proyek yang terkait selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Dengan adanya perencanaan metode yang tetap/baik, maka diharapkan proyek dapat diselesaikan
dengan baik.

 DATA PROYEK

Nama Proyek : Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat

Lingkup Pekerjaan : A PEKERJAAN RUANG AULA


I Pekerjaan Persiapan
II Pekerjaan Interior dan Pintu
III Pekerjaan Elektrikal
IV Pekerjaan Elektronik

B PEKERJAAN RUANG RAPAT SESBAN


I Pekerjaan Persiapan
II Pekerjaan Pasangan, Interior, Kusen dan Partisi
II Pekerjaan Elektrikal

C PEKERJAAN RUANG GAURA


I Pekerjaan Persiapan
II Pekerjaan Interior dan Pintu

D PEKERJAAN TOILET
I Pekerjaan Persiapan
II Pekerjaan Toilet Pria
III Pekerjaan Toliet Wanita

Waktu Pelaksanaan : 40 (empat puluh) hari kalender.

 PENDUKUNG PELAKSANAAN PROYEK

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Waktu penyelesaian Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat ini direncanakan selama 40 (empat
puluh ) hari kalender., dalam pelaksanaannya akan didukung oleh unsur-unsur terkait, sehingga
akan didapat kinerja yang maksimal.

Pada pelaksanaan proyek ini, dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan yang sesuai dengan
batasan biaya, waktu dan mutu yang telah ditentukan, kami PT. JAYA SAE KONSUL didukung
oleh:

a. Sumber daya manusia yang capable sesuai keahlian dibidangnya.


b. Alat / equipment yang digunakan sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya.
c. Rekanan dan supplier yang dilibatkan sesuai dengan bidangnya.
d. Tenaga kerja yang terampil.

 SISTEM KOORDINASI DAN PENUGASAN PERSONIL DI LAPANGAN

Dengan telah terbetuknya organisasi di lapangan, juklak, jadwal pelaksanaan proyek dan rencana
pengadaan sumber daya, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan konstruksi di
lapangan.

Pelaksanaan kegiatan/pekerjaan konstruksi di lapangan, dilakukan di bawah pengelolaan tim


proyek dipimpin oleh Team Leader, Agar pelaksanaannya mencapai target yang telah ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan, maka diadakan rapat koordinasi sebagai salah satu alat bantu
manajemen. Rapat koordinasi diadakan untuk membahas tentang masalah operasional dan diadakan
di proyek, terdiri atas:
1. Kick of Meeting
2. Tool Box meeting
3. Rapat Harian
4. Rapat Mingguan
5. Rapat Bulanan

1. Kick off meeting


Setelah seluruh rencana disiapkan oleh penyusun rencana kerja yang melibatkan Team Leader
serta personil inti lain di proyek, ataupun tenaga ahli, maka proyek segera dimulai.

Catatan :
Mulai proyek ditandai dengan dikeluarkannya Notice to Proceed (SPMK = Surat Perintah
Mulai Kerja, atau surat penyerahan lapangan).

Tujuan Rapat adalah:


 “Team building” membangun tim proyek agar seluruh petugas, sesuai dengan struktur
organisasi dan uraian kerja, memahami benar tugas yang manjadi tanggung jawabnya.
 Menyamakan persepsi tentang jadwal, kualitas dan anggaran proyek,
 Menyatukan langkah agar masing-masing unit tidak berjalan sendiri-sendiri dalam
menjalankan tugasnya.
 Mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku,

Agenda Rapat adalah:


1. Penjelasan menyeluruh dari Team Leader tentang:
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Target keuntungan yang hendak dicapai
 Target waktu penyelesaian proyek
 Target mutu kerja
2. Pembagian tugas pekerjaan
3. Menyusun Standard Operating Procedure
4. Target jangka pendek (1-2 minggu) yang hendak dicapai

Jadwal Rapat :
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau belum
bisa di lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.

2. Tool Box Meeting


Tool box meeting adalah rapat persiapan untuk membahas pelaksanaan suatu bagian pekerjaan
tertentu. Misalnya setelah selesai pekerjaan kolom beton, maka untuk memulai pekerjaan
berikutnya yaitu erection rangka atap baja dilakukan tool box meeting.

Peserta rapat :
Manajer Proyek, Pelaksana, Drafter , Mandor dan Pihak Ketiga.

Agenda rapat, membahas tentang:


 Metode kerja yang akan diterapkan,
 Personil/unit kerja masing-masing yang terkait,
 Rute dan layout peralatan dan bahan.

Jadwal rapat
Setiap akan memulai pekerjaan pokok, seperti:
 Pekerjaan pemancangan
 Pekerjaan pengecoran, dll.

3. Rapat Harian

Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan besok
harinya, serta memantau, apa yang telah dikerjakan hari ini?. Apakah sesuai dengan rencana
kerja harian?.

Peserta rapat
 Rapat harian diikuti oleh Manajer Proyek, Pelaksana, Drafter , Mandor dan Pihak Ketiga
bila diperlukan.
 Rapat harian dipimpin oleh Manajer Proyek.

Agenda rapat
Melakukan evaluasi apakah target yang ditentukan tercapai dan menetapkan target untuk besok
hari.

Jadwal rapat
Rapat harian dilakukan ada siang/sore hari dimana para pekerja sudah running well
mengerjakan program harian, Rapat harian jarang sore hari, karena pada pagi hari saat memulai
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
pelaksanaan proyek yang telah ditetapkan pada hari sebelumnya, dilaksanakan secara singkat (±
1 jam).

4. Rapat Mingguan

Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan
minggu depannya, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini. Apakah sesuai dengan
rencana kerja mingguan.

Peserta rapat
 Rapat diikuti oleh Manajer Proyek, Pelaksana, Drafter , Mandor dan Pihak Ketiga bila
diperlukan
 Rapat mingguan dipimpin oleh Manajer Proyek.

Agenda rapat
o Mengevaluasi progres dan pencapaian pekerjaan yang ditargetkan minggu yang lalu.
o Membahas target penyelesaisn pekerjaan seminggu yang akan datang.

5. Rapat Bulanan
Rapat bulanan proyek umumnya dipimpin lansung oleh Manajer Proyek

Peserta rapat
o Manajer Proyek, Pelaksana, Drafter , Mandor dan pihak ketiga bila diperlukan.

Agenda rapat:
o Meninjau notulen rapat bulan lalu
o Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
 EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
 Kinerja
 Quality Target (mutu, house keeping, safety)
 Potensial Problem
 Customer Complaint
 Masalah SDM
 Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
 Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)

 RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian pelaksanaan pada dasarnya adalah pemeriksaan, yaitu memeriksa apakah hasil kerja
pelaksanaan telah direalisasikan sesuai dengan rencana. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan rencana, segera dibuat langkah-langkah tindak lanjut (counter-measure) agar pelaksanaan
sesuai denagn rencana. Pemeriksaan dilaksanakan secara menerus/rutin sesuai check point dan
control point. Control point bisa dikatakan sebagai hold point yaitu titik dimana plaksanaan
pekerjaan lanjutan tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan sebelumnya selesai dilaksanakan.

Metode pelaksanaan berhubungan erat dengan aspek teknologi, dimana aplikasi teknologi terkini
perlu diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kadangkala harus ada terobosan dalam

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
metode kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, terutama pada saat menghadapi kendala-kendala di
lapangan. Metode kerja yang dilengkapi dengan teknologi baru sangat membantu dalam mengatasi
kendala tersebut.

Metode kerja yang diterapkan pada proyek ini dibagi menjadi 5 (Lima) bagian yang saling
berhubungan dan saling melengkapi, yaitu :

 Uraian pekerjaan dan metode pelaksanaannya.


 Alur pelaksanaan Pelaksanaan dan manajemen mutu.
 Visualisasi pelaksanaan pekerjaan.
 Manajemen waktu yang cepat dan efektif.
 Pengendalian biaya yang efisien.
 Uraian Pekerjaan dan Metode Pelaksaannya
Merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan secara rinci dari selama proyek berjalan sampai
dengan serah terima, mulai dari lingkup pekerjaannya, uraian pelaksanaan dan alat bantu yang
akan dipakai.

 Alur Pelaksanaan dan Manajemen Mutu


Merupakan penjelasan prosedur pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab personil proyek,
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan. Masing–masing menerapkan prosedur dengan
disiplin tinggi, sehingga akan menghasilkan pekerjaan dengan mutu yang baik. Pengendalian
mutu di proyek dilaksanakan berdasarkan inspeksi lapangan oleh petugas yang bertanggung
jawab dalam pengendalian mutu, sebagai manajemen mutu, maka pengedalian mutu pekerjaan
pembangunan suatu proyek konstruksi meliputi:
 Implementasi Procedure dan Work Instruction untuk setiap pekerjaan
 Internal dan Eksternal Audit
 Pengukuran dan Analisis
 Improvement

Ketergantungan antar item pekerjaan dianalisa dengan akurat dan pada saat pelaksanaan
dilakukan sesuai analisa sehingga pekerjaan lebih efektif dan akurat yang menjadikan pekerjaan
lebih berjalan sistematis yang berdampak pada hasil pekerjaan yang maksimal dari sisi mutu,
waktu dan biaya.

Setiap pekerjaan selalu dimonitor dan dipastikan agar hasil pekerjaan tercapai baik Dari sisi
mutunya, waktu dan biaya. Baik dari sisi material yang sesuai dengan RKS dan BQ serta dari
sisi tenaga kerja yang kompeten. Juga alat Bantu yang dipergunakan selalu mengutamakan
keamanan dan keselamatan tenaga kerja. Serta waktu penyelesaian tidak melebihi dari waktu
yang ditentukan pada sub pekerjaan masing–masing.

 Visualisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Merupakan penjelasan rincian pelaksanaan pekerjaan berupa metode kerja, keterkaitan
pekerjaan yang satu dengan yang lain dimana hal tersebut dapat terlihat pada gambar kerja,
gambar kerja meliputi:

 Gambar Site Plan untuk menentukan Posisi direksi keet, gudang, pagar pengaman, Jalan
keluar /masuk material dan alat bantu.
 Gambar Tampak Depan, Belakang, Samping
 Gambar Potongan
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Gambar Detail

Apabila gambar kerja dirasa kurang jelas dan lengkap, maka kontraktor diwajibkan membuat
gambar shop drawing yang diajukan dan dimintakan persetujuan konsultan pengawas dan
konsultan perencana sebagai perwakilan pihak Owner di lokasi pekerjaan.

 Manajemen Waktu yang Cepat dan Efektif


Setiap item pekerjaan harus ditentukan waktu pelaksanaan yang meliputi waktu awal
pelaksanaan dan waktu pekerjaan tersebut harus selesai dengan mempertimbangkan keterkaitan
item pekerjaan yang satu dengan item pekerjaan yang lainnya sehingga total waktu
pelaksanaan Pekerjan Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat ini tidak melebihi waktu yang
telah ditentukan yaitu direncanakan yaitu 40 (empat puluh) hari kalender.. Adapun resiko dari
tidak baiknya pengendalian waktu pekerjaan akan berakibat tidak tercapainya waktu yang telah
ditentukan dan akan terjadi over biaya pelaksanaan pekerjaan.
 Pengendalian Biaya yang Efisien
Pengendalian biaya yang efektif juga sangat besar dalam menentukan tercapainya keberhasilan
dalam melaksanakan Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat ini. Karena setiap item pekerjaan
mengandung biaya dalam pekerjaan ini. Pengendalian biaya ini meliputi :
 Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan lain lain
yang bersifat bukan konstuksi.
 Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan cara setiap
pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu dibuat analisa
komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan harga yang rendah
/kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
 Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan menghindari ketidaksesuaian pekerjaan yang mengakibatkan
adanya re-work yang dengan sendirinya akan menambah biaya.
Pengendalian Biaya pengadaan alat–alat pendukung. Dalam pengadaan material pendukung
ini baik yang sewa maupun yang harus beli harus sesuai kapasitas yang diperlukan sehingga
dapat membantu percepatan pekerjaan yang efektif.

 PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan,
baik kantor maupun lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung.
Selain itu, koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen
konstruksi (MK) dan pemberi tugas berjalan dengan baik. Hubungan kegiatan yang terjadi
dalam suatu proyek dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini, yang menjelaskan bagaimana
proyek dapat diselesaikan dengan baik.
PENGOLAHAN PENGOLAHAN MANAJEMEN
SDM KEUANGAN MUTU

PENYERAHAN PELAKSANAAN PENERAPAN


PROYEK PROYEK TEKNOLOGI

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 BAGAN ORGANISASI PROYEK.
Bagan organisasi proyek yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan, disesuaikan dengan
syarat–syarat yang tercantum dalam RKS, di mana semua personil yang terlibat telah
mempunyai jam terbang yang cukup dan kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya.

 PENGATURAN PROYEK

Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara pimpinan
proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan Pemberi
Tugas (Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.

KOORDINATOR
KOORDINATOR PROYEK
PROYEK
KANTOR
KANTOR

LAPANGAN
LAPANGAN

PENGAWAS
PENGAWAS PENANGGUNG
PENANGGUNG PEMBERI
PEMBERI
LAPANGAN
LAPANGAN JAWAB
JAWAB TUGAS
TUGAS
LAPANGAN
LAPANGAN
PROYEK
PROYEK

INSTANSI
INSTANSI
TERKAIT
TERKAIT

Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :


 Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
 Kantor proyek
 Gudang
 Listrik Kerja
 Air Kerja, dll.
 Pagar sementara agar tidak mengganggu aktifitas diluar pembangunan
 Penempatan material.
 Penentuan peil banjir.
 Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
 Format administrasi yang akan dipakai.

 Management Site.
Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lahan, pengaturan tata letak baik
pagar proyek, papan nama proyek, direksi keet, gudang, barak kerja, wc sementara untuk pekerja,
air buangan penempatan material, alur sirkulasi kendaraan proyek dikondisikan agar mobil yang
masuk/keluar dapat manuver sampai 180º, tenaga kerja dan sebagainya, agar dalam Pelaksanaan
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat ini dapat berjalan sesuai waktu/jadwal yang telah
direncanakan. Untuk penempatan direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari direksi keet
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung. Untuk
penempatan material pendukung pembangunan tersebut diatur sedemikian rupa baik dari segi
pengiriman material kelokasi kerja, sehingga tidak terjadi penumpukan material yang berlebihan.

 Pencegahan Dampak Lingkungan


Mensosialisasikan serta berkoordinasi dengan pihak Owner, untuk memberitahukan bahwasanya
akan diadakan Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi
Pekerjaan Persiapan, Arsitkteur, Elektrikal, Mekanikal. Pada pelaksanaan pekerjaan tersebut
diprediksi akan menimbulkan terjadinya kebisingan ataupun getaran akibat pekerjaan proyek serta
adanya lalulintas kendaraan material proyek dan aktifitas tenaga kerja yang mungkin akan
menimbulkan dampak lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, kami dari pihak kontraktor akan
berusaha semaksimal mungkin dapat memproteksi pekerjaan tersebut dan
meminimalisir/mengurangi getaran ke daerah lingkungan sekitar dengan cara menggunakan alat-
alat yang sesuai spesifikasi untuk mengurangi kebisingan dan getaran pada proses pekerjaan serta
membuat pagar sementara, bedeng pekerja beserta sanitasinya, serta mengatur sirkulasi lalulintas
material.

 Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )


Penjadualan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam suatu proyek dan
penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

2) Pembuatan Network Planning


Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor dapat
lebih mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal hal-hal
yang mendukung pekerjaan.

Kami sebagai kontraktor juga memperkirakan kapan bahan dan peralatan yang akan digunakan
didatangkan ke lokasi proyek sehingga dapat mengatur dan memprediksikan lebih awal
pengaturan dan penempatan bahan dan peralatan secara tepat waktu dan efisien.
Contoh: Pembuatan Jadwal Tenaga Kerja dan Peralatan
a). Jadwal pengadaan tenaga kerja (manpower schedule)
Data :
Volume pekerjaan
Pembesian : 20.000 kg
Bekesting : 1.500 m3
Pengecoran beton : 21.000 m3

Produktifitas tenaga kerja


1 orang Tukang besi (+2 pembantu tukang)
Pemotongan & Pembengkokan : 80 kg/org/hari
Pemasangan (1org tukang bekesting + 2 pekerja) : 125 kg/org/hari
Pembuatan (1org tukang bekesting + 3 pekerja) : 6 m2/org/hari
Pemasangan : 6 m2/org/hari
b). Jadwal pengadaan alat (equipment schedule)
Informasi yang dibutuhkan:
 Jenis dan kapasitas alat yang dipakai
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Volume pekerjaan yang menggunakan alat tersebut
 Durasi waktu pelaksanaan

 Pengajuan / Perijinan

1) Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja


Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan
sistem mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan
pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk
menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan
penambahan biaya.

2) Gambar Kerja (Shop Drawing), As Built Drawing dan Dokumentasi


a) Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop drawing
untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b) Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan ditandatangani
oleh Team Leader sebelum diserahkan ke Konsultan Pengawas.
c) Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan ke masing-
masing Pelaksana Proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
d) Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.
e) Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan laporan
pelaksanaan proyek.
f) Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak
proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan proyek.

3) Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai
dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan
standart yang dipersyaratkan.

TRAFFIC MANAGEMENT DALAM GEDUNG


Untuk dapat menyelesaikan proyek pembangunan pada gedung YANG SEDANG DIPAKAI
dengan baik diperlukan yang nama nya traffic management sebagai strategi pengaturan lalu lintas
proyek gedung, inti nya yaitu berpikir pada posisi mana fasilitas proyek perlu ditempatkan dengan
tepat sehingga mempengaruhi pada jalur mana untuk lewat. Pengaturan traffic management yang
baik akan berpengaruh pada kenyamanan dalam bekerja, efesiensi biaya proyek dan kecepatan
dalam menyelesaikan pembangunan gedung. Mengingat sangat pentingnya hal ini maka disini kita
akan mencoba menjelaskan semampunya mengenai traffic management ini, jika ada yang kurang
atau salah mohon dikoreksi atau ditambahkan agar lengkap.
Hal - Hal yang perlu diatur dalam traffic management proyek gedung yaitu
1. Jalan proyek,seperti apa denah perletkan jalan sementara yang akan menjadi lalu lintas
kendaraan pengangkut material dan jalan menuju kantor proyek.
2. Posisi gerbang proyek, diusahakan langsung menuju jalan utama dan mudah diakses.
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
3. Posisi pos satpam, dapat diletakan berdekatan dengan gerbang proyek agar mudah dalam
mengontrol lalu lintas keluar masuk area proyek pos satpam juga perlu diletakan pada titik-titik
yang perlu perlu diperketat keamannanya.
4. jalur evakuasi ketika terjadi bencana kebakaran,jalur mana yang akan dilewati ketika menjadi
bencana dan diarea mana titik aman untuk berkumpul seluruh pekerja.
5. Posisi Alat Berat (Seperti Concrete Pum, Mixer saat pengecoran) , diletakan pada titik yang
tepat agar dapat melayani semaksimal mungkin area lokasi pembangunan.
6. lokasi kantor proyek atau sering disebut juga sebagai direksi keet, latyaknya diusahakan pada
titik yang aman dari gangguan akibat aktifitas proyek seperti benda jatuh, bising dan akan
lebih baik jika dari direksi keet dapat melihat secara langsung area proyek
7. pengaturan lampu penerangan proyek, perlu diatur lokasi yang perlu diberikan lampu
penerangan agar kegiatan pekerja dapat berlangsung dengan baik, perlu disiapkan juga lampu
mavable yang dapat dipindah-pindah sehingga dapat diletakkan pada titik darurat yang
membutuhkan penerangan dalam penerangan dalam waktu cepat.
8. posisi khusus area rokok, dalam proyek gedung perlu disediakan secara khusus suatu area yang
diperbolehkan untuk merokok namun pada area lainnya dilarang dengan keras melakukan
aktifitaas tersebut hal ini untuk mencegah kemungkinan adanya bahaya kebakaran.
9. posisi urinoir dan WC sementara pada pekerja proyek perlu menjaga kebersihan lingkungan
kerja dangan tidak membuang air sembarangan, urinoir perlu diletakaa disetiap lantai
gedung dan pada area yang mudah terlihat namun tetap menutup aurat.
10. posisi gudang proyek, pada titik mana kendaraan pengangkut material akan berhenti sehingga
pekerja akan mudah memindahkan material tersebut ke lokasi gudang.
11. area yang boleh dan tidak boleh diakses, pembangunan gudang yang sudah tahap finishing
akan mengutamakan penjagaan pruduk yang sudah dibangun agar tidak rusak, misalnya
ruangan yang sudah rapi akan lebih baik jika dikunci rapat agar pekerjaan yang tidak
berkepentingan tidak bisa masuk.
12. Pemasangan papan-papan peringatan
13. Pemasangan rambu-rambu : rubber cone, police line
14. Pada malam hari pasang lampu rotator dan lampu selang
15. Penempatan Petugas (tenaga kerja) sebagai pengatur lalu lintas di area pintu masuk dan
keluar proyek

Berikut Adalah Sebagian Rambu-Rambu Pada Proyek Gedung

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan disini meliputi Air dan listrik kerja, Rambu-rambu proyek, Papan nama
proyek, Pembersihan Lokasi awal dan akhir (termasuk pembuangan keluar lokasi proyek),
Direksi keet / kantor sementara (sewa), Gudang bahan (sewa). Dalam pekerjaan umum
dilaksanakan pembuatan pagar terlebih dahulu sebagai tanda area pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya, kemudian direksi keet dibuat se–strategis mungkin, agar dari direksi keet
tersebut dapat memantau kegiatan pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung, gudang, papan
nama, kemudian demobilisasi peralatan berat, sehingga dalam pekerjaan pembangunan gedung
tersebut dapat menunjang pelaksanaannya serta dapat berjalan sesuai rencana.

 Pembuatan Papan Nama Proyek

Papannama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan,pengawas, nama
kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papannama ini berfungsi memberi informasi
secara tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan.
Papannama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama agar dapat terlihat dan
terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek.

Teknis pelaksanaan pekerjaan :


Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Multipleks dipotong sesuai ukuran.
Pasang kayu vertikal di belakang multiplesk dan dipaku.
Cat dasar multipleks dengan warna putih dan dengan tulisan cat warna hitam.
Setelah tulisan jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah.

Bahan: Peralatan:
1. Kayu gergajian kelas IV, balok 1. Gergaji, palu, meteran
2. Triplek 2. Pacul, sekop, sendok semen, raskam
3. Cat, Paku 3. Kuas cat, pensil, penggaris
4. Semen, Pasir dan kerikil

 Pekerjaan Mobilisasi Demobilisasi

1) Mobilisasi Personil/Tenaga Kerja.


Selain tenaga personil inti yang telah ditentukan proyek juga dibutuhkan tenaga kerja lainnya,
seperti: pekerja bangunan, surveyor dan mandor yang disesuaikan dengan kebutuhan item kerja
yang berjalan. Khusus untuk petugas keamanan dibutuhkan 6 orang, yang bertugas secara
bergantian (tugas siang dan malam).

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
2) Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan
Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan tentang
lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan. Setiap
pengiriman alat harus dilengkapi dengan surat pengiriman (surat jalan dsb) dan alat benar-benar
telah diperiksa kelayakannya. Selanjutnya alat akan ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam
base camp dan dekat dengan lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.

Peralatan yang wajib didatangkan pada pekerjaan proyek ini antara lain:
♦ Peralatan pengangkut material urugan dan hasil galian: excavator, dump truck.
♦ Peralat pemadatan perkerasan: stamper.
♦ Peralatan ukur tanah: theodolith/waterpass, kaki tiga (three-pod), unting, bak ukur, meteran.
♦ Alat bantu : cangkul, plongki, linggis, ATK/komputer, printer dsb.

Pihak kontraktor akan mengadakan perlengkapan-perlengkapan lain untuk menunjang


kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti :
♦ Pengadaan alat komunikasi lapangan yang lengkap
♦ Pembuatan dan pengadaan shop drawing dan as built drawing
♦ Perlengkapan lainnya yang diminta dalam dokumen pelelangan

PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN PERSIAPAN


METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
MULAI
RENCANASITE
RENCANA SITE
PLAN
PLAN Y
a
Periksa site plan: MOBILISASI
MOBILISASI
- Luas area MATERIALDAN
MATERIAL DAN
- Halangan yang ada OK ALATBANTU
ALAT BANTU
Tidak OK
OK
OK
Revisi Y
a
Y MULAI
MULAI
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
PERENCANAAN
a PEMBUATAN
PEMBUATAN

3. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN


PEKERJAAN
PEKERJAAN
SUMBERDAYA
SUMBER DAYA GAMBAR
GAMBAR UTAMA
UTAMA
KERJA&&
KERJA
JADWAL
JADWAL
Periksa site plan : KERJA
KERJA
- Air Kerja
- Listrik kerja
Tidak - Peralatan Penunjang
- Personil Proyek
PEMBUATAN
PEMBUATAN

Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat


DIREKSIKEET/
DIREKSI KEET/
GUDANGLOS
GUDANG LOS
OK
OK KERJA/PAGAR
KERJA/PAGAR
Y Material yang dibutuhkan untuk
membuat pekerjaan persiapan
PENGADAAN
PENGADAAN
a

METODE PELAKSANAAN
MATERIAL++
MATERIAL
TENAGAKERJA
TENAGA KERJA
 Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup:
Pembongkaran/Pembersihan/Pemindahan kontruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Perencana dan Direksi tidak akan
digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar Kerja.
 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak/Site kontruksi dan
dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi. Pada
dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila
dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas.

4. PERLINDUNGAN INSTALASI EKSISTING


Pekerjaan ini adalah untuk semua instalasi yang berada di dalam bangunan dan dinyatakan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi existing
tersebut diatas, Kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari ganggguan/cacat.

METODE PEKERJAAN PLAFOND

Plafond Gypsum Board tebal 9 mm & GRC board tebal 6 mm


Rangka Rangka hollow 4x4 & 4x2 cm
Jenis ukuran dan kualitas rangka penggantung langit-langit yaitu rangka hollow 4x4 & 4x2 cm, atau sesuai
dengan gambar rencana.
 Menyiapkan Material dan alat bantu yang dibutuhkan dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Membuat modul pemasangan rangka dan penggantungnya.
 Memasang rangka penggantung dengan meterial hollow 4x4 & 4x2 cm, jarak modul 50x50
cm atau 60x60cm..
 Memasang penutup plafond tripleks 6 mm untuk bagian dalam ruangan dan GRC board
untuk luar/teras bangunan
 Memasang list profil kayu pada akhiran tepi sudut plafond dengan dinding/ listplang.
 Peralatan yang dibutuhkan : bor listrik, palu, gergaji besi, waterpass.
 Bahan yang dibutuhkan : Rangka kayu 4x4 & 4x2 cm, tripleks 6 mm, GRC board 6 mm,
paku tripleks, list profil kayu.
 Tenaga kerja : tukang kayu, pekerja, kepala tukang kayu, mandor

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Gambar Pekerjaan Plafond

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PEKERJAAN PELAPISAN DINDING DAN LANTAI
Pelapisan dengan menggunakan Parkit, wallpaper, multiplek 12 mm, multiplek 15 mm, dan HPL
Decosite
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : wallpaper, multiplek 12 mm, multiplek 15 mm, dan
HPL Decosite, lem, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting, gerinda,
gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai (marking) pada
bagian lantai dan dinding pemasangan pelapis dinding.

Pemasangan rangka hollow


 Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
 Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.
 Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
 Pasang lembaran triplek pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan paku triplek.
 Lembaran triplek dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi
mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru
lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi triplek.
 Tutup semua kepala paku dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan
rata.

Perkuatan Partisi Rangka Baja Siku

PEKERJAAN INTERIOR DAN FINISHING


Pekerjaan ini meliputi pelapisan pintu dengan lapisan HPL Motif kayu cerah. Bidang pintu yang
akan dilapis terlebih dahulu dibersihkan sampai rata dan kemudian dilapis hpl yang dipasang
dengan lem secara merata. Kami juga akan melakukan penggantian handle dan kunci pintu. Kami
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
akan melakukan pengadaan dan pemasangan credenza, meja permanen, dan juga pemasangan
vertical blind, pembuatan railling pembatas sesuai dengan gambar rencana yang ada. Pelaksanaan
pemasangan dilakukan oleh tukang yang terampil sehingga pemasangan dilakukan dengan cepat
dan sesuai dengan pola dan gambar rencana yang ada.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Kusen Aluminium

a. Material
1. Kusen Aluminium
2. Daun Pintu
3. Fischer
4. Sekrup
5. Mortar/Semen/Sealent
6. Vaseline/Isolasi Kertas/Plastik

b. Alat
1. Baji Karet/Kayu
2. Bor
3. Obeng

c. Metoda Pelaksanaan
1. Pasang kusen jendela/pintu alumunium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type),
sesuaikan ukuran kusen dengan lubang tempat kusen tersebut (selisih ± 1 cm)
2. Masukkan kusen yang telah siap dipasang pada lubangnya, dengan batuan baji dari karet
atau kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/kayu supaya tepat kemudian stel kelurusan kusen
terhadap tembok
4. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat sekrup dan
masukkan baut fischer ke dalam lubang tersebut
5. Pasang panel/daun pintu dan jendela (setelah dipasang kaca) ke dalam kusen; lalu stel
aksesorisnya (kunci, grendel, engsel, roda, dll). Kemudian finish tembok/dinding dengan
adukan semen/mortar/sealant (pengisian celah antara tembok dengan kusen), supaya tidak
terjadi rembesan bila ada tempias air hujan

6. Supaya profil alumunium terhindar dari cacat, beri pelindung sejenis vaseline/isolasi
kerta/plastic di bagian kusen yang rawan goresan.

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

 Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.


 Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
 Ukuran / dimensi
 Presisi
 Warna

 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1 jam

 eramik di anginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan / tatakan keramik, setelah
proses perendaman

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Tentukan garis dasar pasangan keramik serta peil dari lantai
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai, sesuai elevasi pada Shop Drawing

Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah dinding
keramik,
maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan nad yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan sepanjang garis dasar yang telah terpasang

 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan supaya
tidak ada las-lasan
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk
mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat
 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang, dengan kain / lap basah
sampai bersih

 Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya lantai) maka buatlah delatasi

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata

 Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan bahan cor dengan menggunakan sendok spesi.
Pengisian Nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering
 Kemudian rapihkan Nad tersebut dengan kape

 Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar-benar kering


 Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang/ dicor nad dari
sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PEKERJAAN KERAMIK DINDING

PELAKSANAAN :
1. Langkah awal pelaksanaan pemasangan keramik dinding, hampir sama dengan pelaksanaan
keramik lantai.
2. Basahi pasangan dinding yang akan dipasang keramik dengan air.
3. Pasang benang / senar untuk kepalaan, dan benang/senar tersebut harus di cek secara
periodik baik kekencangan maupun elevasinya

4. Cek lebar Nad dan hindari las-lasan


5. Pasang perekat Laticrete + Semen (acian/air+semen) pada permukaan dinding
6. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik
7. Tempelkan keramik pada posisinya
8. Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata

9. Atur jarak Nad dengan lebar sesuai gambar kerja. Supaya ukuran Nad bisa seragam dan rapi,
diharuskan menggunakan Plastic Cross sebagai pengatur jarak Nad, atau dengan Tile Spacer
10. Cek kerataan pasangan keramik dengan waterpass
11. Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain / lap basah

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
12. Lakukan pengecekan Nad dari Laticrete menggunakan material grouting Nad dengan alat
Busa / Spon
13. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap
basah

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
PEKERJAAN NAT KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEKERJAN

1. Nad dipasang pada keramik yang sudah berumur 3 atau 4 hari


2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat kawat sampai sedalam ketebalankeramik.
3. Bersihkan alur lubang nad dan permukaan keramik dari kotoran
4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
5. Tuangkan adonan ke dalam ember.
6. Aduk adonan tersebut sampai rata
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
7. Tuangkan adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan keramik yang
luasnya telah ditentukan dengan tahapan per 3 X 3 meter.
8. Arahkan adonan tersebut tepat kepada alur nad keramik
9. Tekan adonan acian yang telah 1/2 kering pada posisi diatas masing-masing alur nad supaya
meresap dan padat.
10. Setelah kering, bersihkan sisa semen pada permukaan keramik tersebut dgn busa atau kain
lap basah
11. Cekungkan alur nad tersebut dengan menggunakan kawat yang telah ditekuk 1/2 lingkaran
atau dengan kepala paku
12. Rapikan pinggiarn keramik dengan skrap

PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan merupakan finishing yang paling menentukan dari segi arsitektur suatu
bangunan, yang tampak pertama kali dari kejauhan adalah hasil cat, jadi pekerjaan pengecatan
harus mengikuti tahapan pekerjaan yang telah ditentukan oleh fabrikan.

Dalam proses pekerjaan pengecatan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain
:
 Plesteran dan acian dinding / beton
 Kebersihan dari bidang yang akan di cat

PLESTERAN DAN ACIAN DINDING / BETON


Plesteran dan acian dinding / beton harus dalam keadaan kering, bila dinding masih lembab
pengecatan tidak boleh dilakukan.

KEBERSIHAN DARI BIDANG YANG AKAN DI CAT


Bidang yang akan di cat harus bersih dari semua kotoran, bila tidak dibersihkan dengan kain lap
harus di ampelas.

METODE PEKERJAAN PENGECATAN

PEMBERSIHAN
Semua bidang yangakan di cat dibersihkan dari kotoran dengan lap atau ampelas, khusus untuk
adukan yang keras diratakan dengan gerinda tangan.

CAT DINDING DALAM

Tahapan pekerjaan pengecatan dinding dalam, baik baru maupun cat ulang adalah sebagai berikut :
 Pembersihan dinding dengan kain/ampelas/gerinda
 Pelapisan pelamir
 Perapihan pelamir dengan ampelas
 Pelapisan cat dasar
 Perapihan cat dasar dengan ampelas
 Pelapisan cat finish sampai permukaan dinding tertutup seluruhnya dan tidak ada bayangan
acian dinding

CAT DINDING LUAR

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Berbeda dengan pengecatan dinding dalam, dinding luar berhubungan langsung dengan cuaca di
luar sehingga sebagai penutup pori – pori dinding tidak menggunakan plamir, melainkan wall
sealer. Tahapan pekerjaan pengecatan cat dinding luar adalah sebagai berikut :

 Pembersihan dinding dengan kain/ampelas/gerinda


 Pelapisan wall sealer
 Perapihan wall sealer dengan ampelas
 Pelapisan cat dasar
 Perapihan cat dasar dengan ampelas
 Pelapisan cat finish sampai permukaan dinding tertutup seluruhnya dan tidak ada bayangan
acian dinding

CAT PALFOND DAN KOLOM (OIL PAINT)


Cara pengecatan plafond dan kolom sama dengan pengecatan dinding, hanya saja khusus untuk
bagian sudut dan tepi yang bertemu dinding alat yang dipergunakan adalah kuas bukan roll cat.
Tahapan pelaksanaan cat plafond adalah :

 Pembersihan plafond dan kolom


 Pelapisan cat sampai permukaan plafond dan kolom tertutup seluruhnya

Agar didapatkan hasil sesuai yang diinginkan, maka cat harus dipersiapkan dengan benar agar bisa
diaplikasikan sesuai aturan pakai nya.

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

PEKERJAAN SANITARI

Pekerjaan Closet Duduk.

Teknis pelaksanaan pekerjaan :


- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas.
- Cocokan spesifikasi klosed dengan RKS
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan
- Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough-in klosed yang akandipasang. Tandai
lubang yang akan di bor. Sesuaikan mata bor dengan bautyang akan dipakai

Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata dengan lantaikeramik.

Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding (gunakan seal tapepada penyambunganke
pipa instalasi kemudian hidupkan air, untukmemastikan tidak ada kebocoran.

Letakkan seal gasket (wax ring) diatas lubang pembuangan

Letakkan bowl klosed perlahan-lahan diatas lubang pipa pembuangan yangtelah dipasang seal
gasket (wax ring). Pastikan seal gasket terpasang denganbaik dan benar.

Masukkan baut pengikat lantai kedalam lubang baut pada kaki klosed,kemudian kencangkan
sekrupnya Hindari pengencangan sekrup yangberlebihan.
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke dinding, pastikansealnya sudah terpasang
dengan benar.

Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang gunakan obenguntuk
mengencangkanya.

Bahan Yang Digunakan :


- Bowl klosed
- Fisher
- Seal gasket (wax ring)
- Baut & sekrup
- Stop kran
- Pipa Flexibel
- Penutup klosed

Peralatan Yang Digunakan:


- Bor tangan
- Obeng
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Keselamatan Kerja :
- Pakai kacamata pelindung ketika
melakukan pengeboran
- Hati-hati ketika meletakkan klosed,
- jaga anggota badan agar tidak
terhimpitklosed

Pekerjaan Kran Air


Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1. Mengajukan ijin pelaksanaan
pekerjaan kepada konsultan pengawas.
2. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
3. Beri selotip pada kran yang akan
dipasang
4. Lalu pasang kran air
5. Setelah terpasang, cek terhadap kekuatan pemasangan kran air

Bahan Yang digunakan :


- Kran air

Peralatan Yang digunakan :


- Meteran
- Waterpass
- Kunci

Keselamatan kerja :
- Pakai Sarung Tangan
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm

PEKERJAAN WASTAFEL

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :


- Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas
- Cocokan spesifikasi wastavel dengan RKS dan gambar
- Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja
- Tentukan tinggi wastafel dengan berpedoman pada letak pipa pemasukan(inlet) dan pipa
pembuangan (outlet).

Bahan yang Digunakan :


- Wastafel
- Pipa
- Kran
- Bracket

Peralatan yang Digunakan :


- Tang
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
- Obeng
- Meteran
- Kunci Pipa
- Mesin Las

Keselamatan kerja :

- Pakai kacamata pelindung waktu pekerjaan pengelasan pipa


- Pakai sarung tangan
- Perhatikan posisi berdiri waktu wastafel selesai dipasang.

1. Tandai lubang pada dinding dengan paku


2. Lakukan pengeboran pada dinding
3. Pasang bracket pada lubang yang telah dibor
4. Pasang pipa kran pada dinding
5. Lakukan pengelasan pipa dengan pipa yang ada pada dinding
6. Pasang penyambung pipa
7. Pasang kran pada wastafel
8. Pasang socket pipa
9. Pasang pipa penghubung dengan wastafel
10. Pasang wastafel pada pipa, yang telah dipasang perlengakapannya.
11. Check sambungan antara pipa dengan wastafel
12. Perkuat sambungan pipa agar tidak terjadi kebocoran

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan instalasi listrik meliputi semua pekerjaan instalasi kabel untuk penerangan, fire alarm,
tata suara dan computer, matv dimana pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini mengikuti
kemajuan pekerjaan konstruksi beton, baja dan juga arsitektur.

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan elektrikal ini perlu diparhatikan hal – hal yang berkaitan
dengan pekerjaan struktur dan arsitektur seperti :

 Sparing pipa untuk kabel penerangan / feeder


 Instalasi untuk toilet

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
 Instalasi yang terletak pada rangka plafond

SPARING PIPA UNTUK KABEL PENERANGAN / FEEDER


Sparing kabel penerangan / feeder harus sudah terpasang pada saat pelaksanaan pekerjaan struktur,
hal ini untuk menghindari adanya bobokan beton yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran
terutama pada toilet.

INSTALASI UNTUK TOILET


Instalasi kabel di toilet perlu perhatian khusus karena berhubungan langsung dengan air yang akan
mengakibatkan terjadinya arus pendek / koslet, karena itu di butuhkan perlindungan dan pekerjaan
yang sangat teliti.

INSTALASI YANG TERLETAK PADA RANGKA PLAFOND


Instalasi kabel yang terletak diatas rangka plafond harus sudah terpasang sebelum penutup plafond
dipasang agar tidak ada bongkar pasang.

METODE PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Teknik Instalasi
Instalasi Kabel / Wiring

Semua kabel yang kami gunakan akan memenuhi syarat PUIL / LMK dimana semua kabel adalah
baru dan jelas ukuran, jenis, nomor dan jenis pintalan kabelnya. Semua kabel dengan penampang 6
mm² akan dipilin dan kami tidak akan menggunakan kabel berpenampang kurang dari 2,5 mm²
kecuali untuk remote control.
Pencabangan dan penyambungan tidak akan kami lakukan pada kabel feeder kecuali diproteksi
dengan breaker dan instalasi penerangan dan stop kontak tidak akan ada sambungan kabel dalam
konduit. Sambuangan akan dibuat kuat secara mekanis dan teguh secara elektris.

Semua sambungan di dalam junction box, panel atau tempat lainnya akan mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen / bakelite atau PVC yang
diameternya akan kami sesuaikan dengan diameter kabel.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain – lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
sintetis, resin, splice case, compotion dan lain – lain akan kami pasang menurut cara yang disetujui
anjuran pemerintah dan atau manufacturer.

Semua penyambungan kabel akan dilakukan dalam kotak penyambungan khusus. Kami juga akan
memberikan brosur – brosur cara penyambungan yang dinyatakan pabrik kepada Perencana dan
MK. Kabel akan kami sambung sesuai warna atau nama masing – masing dan kami akan
melakukan pengetesan tahanan isolasi dengan pita PVC / protolen khusus listrik.

Untuk instalasi penerangan pada daerah ceiling gantung, conduit kami pasang di atas rak kabel dan
digantung tersendiri di atas ceiling. Instalasi saluran penghantar luar bangunan, digunakan saluran
beton. Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit.

Instalasi Saklar dan Stop Kontak ( Outlet )


 Saklar-Saklar
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm
di atas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, ( standar ). Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
 Stop Kontak
Stop kontak dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A, 250 V
AC. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
( grounding ). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian
30 cm dari atas lantai yang sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.

Instalasi Fixtures Penerangan


 Kabel-Kabel untuk Fixture
Kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel
yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing"
disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam
konstruksi armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau
pemasangan / perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam
suatu armature dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung
ke terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak
tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

 Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan
dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type edison screw, untuk lamp
holder type edison screw kabel netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali
dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" ( f ) dari kapasitor
untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari
power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

Instalasi / Konstruksi Panel

 Kabinet
Semua kabinet dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari bahan lain
seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang
proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran
pada gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel
yang dipakai tidak terlalu penuh / padat.
Frame / rangka panel harus digrounding / ditanahkan pada kabinet. Kabinet dengan kabel-
kabel "trough feeder" diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari
10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk
satu kabinet harus disediakan 2 ( dua ) buah anak kunci, dengan sistem master key.
 Pemasangan Panel

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam / tipe panel.
 Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama dari jenis in door type terbuat dari plat baja tebal minimum 3 mm.
Konstruksi terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan
strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat . Rangka ini secara lengkap
dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup ( metal clad ) harus
cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-
bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan
PUIL-2000/LMK/VDE untuk peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan
dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol
transfer yang dipersyaratkan dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang
tersembunyi.
 Busbar / Rel
Busbar dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak dengan ukuran
sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya disesuaikan
dengan aturan PUIL 2000.
Semua busbar / rel dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka
panel. Semua busbar / rel dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-
cat tersebut tahan sampai temperature 75°C. Busbar disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik untuk sistem 3  4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus pentanahan yang telanjang
diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan dari panel
peralatan perlu diketanahkan minimum 2 .
 Teminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang diberi lapisan tembaga ( ver-tin ) dan disekrup dengan menggunakan
mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel ( atau stainless ) dengan
ring tembaga.
 Alat-alat ukur
Setiap panel dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter adalah dari
type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi
flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan
skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter ( Voltmeter Selector
Switch ) ditandai dengan jelas.

 Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R,
S dan T.

Kabel Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang kami gunakan akan memenuhi persyaratan kemampuan
melakukan arus pada temperature 35º C, temperatur maksimum kabel dalam keadaan
berbeban tidak akan melebihi 70º C dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubungan
singkat tidak akan melebihi 250º C.
Kabel akan terdiri atas dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga compacted yang dipilin. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa
maupun penghantar netral.

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Rak Kabel
Rak kabel yang akan kami gunakan terbuat dari bahan Hot Rolled mild steel plate and strip dengan
standard JIS G 3131 type Ladder, Tray.

Fixtures Dan Armature


Peralatan listrik yang kami gunakan terdiri dari peralatan panel LVMDP dengan rating arus sesuai
gambar rencana, Panel penerangan daya yang terbuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm,
lipatan dan bentuk sudut plat akan melalui proses mekanis.
Selain itu terdapat pula material untuk instalasi berupa grid switch, sakelar tunggal / ganda, socket
outlet yang spesifikasinya sesuai yang disyaratkan Pengguna Jasa / Pengawas Lapangan.

Sistem Pentanahan
Untuk armature TL 2 x 36 watt recessed Mounting akan terbuat dari bahan plat besi sesuai
spesifikasi. Semua komponen listrik berada dalam housing ( built in ). Konstruksi housing akan
dibuat kuat, kokoh dan mudah dibuka / lepas untuk perbaikan / penggantian komponen dalamnya.
Sedang untuk armature TL 2 x 36 watt dan 2 x 18 watt, open type / TKO serta armature TL 1 x 36
watt dan 1 x 18 watt open type / balk, seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature akan sesuai
spesifikasi.

Untuk armature lampu / fixtures TL, lampu / tube / bulb fluorscent, komponen lampu TL, lampu
baret persegi, lampu washtafel, lampu jalan, lampu sorot, lampu taman, down light recessed
mounted, lampu tanda arah kebakaran / emergency exit lamp akan kami instalasi sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan Pengguna Jasa / Pengawas Lapangan.

Testing dan Commisioning


Setelah seluruh instalasi terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka kami akan melakukan
testing yang disaksikan Pemilik / MK.

ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN PEKERJAAN M/E

No ASPEK IDENTIFIKASI URAIAN TINDAKAN


TERHADAP RESIKO PEKERJAAN PENCEGAHAN
LINGKUNGAN TERHADAP TERKAIT DENGAN
ASPEK ASPEK TERHADAP
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
1 Polusi Akan terjadi Adanya pekerjaan Selalu memperhatikan
pencemaran udara dengan menggunakan MSDS (Material
bahan-bahan seperti Safety Data Sheet) dari
PVC,Kabel, tiap bahan yang
perekat dll. Dan digunakan untuk
adanya limbah yang mengetahui dampak
dihasilkan terhadap lingkungannya
METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
2 Pembuangan ke air Terkontaminasinya Adanya pembuangan Meminimalisir atau
air bersih limbah dari alat melokalisasi
bantu yang pembuangan limbah
digunakan dan dari
bahan ,
yang dapat saja
terbuang ke air
3 Pembuangan ke Terkontaminasinya Adanya pembuangan Meminimalisir atau
tanah tanah sekitar limbah dari alat melokalisasi
bantu yang pembuangan limbah
digunakan dan dari
bahan ,
yang dapat saja
terbuang ke tanah

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
Gbr. Pemasangan Instalasi Listrik

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat
TAHAP PEMELIHARAAN

Meliputi kegiatan perbaikan atau mengganti bagian pekerjaan yang rusak selama dalam
pemeliharaan dari waktu serah terima pertama sampai serah terima kedua, dimana pekerjaan
pemeliharaan masih menjadi tanggung jawab kami.

Selama masih dalam masa pemeliharaan segala peralatan dan tenaga kerja disediakan untuk
perbaikan.

Sebelum bangunan proyek diserahkan pada serah terima pertama bersama pihak pengawas
mengadakan pemeriksaan pekerjaan, apabila ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki, maka wajib
memperbaiki terlebih dahulu, apabila semua perbaikan telah selesai maka dibuat Berita Acara
Penyerahan Pekerjaan Tahap Pertama. Sedangkan untuk proses serah terima tahap kedua prosesnya
sama dengan serah terima tahap pertama diatas.

Demikian Metode pelaksanaan pekerjaan Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat dan Tahapan
Pelaksanaan ini kami buat sebagai gambaran dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Jakarta, 30 Oktober 2019


PT. JAYA SAE KONSUL

ttd

EVALIN KRISTINA
Direktur

METODE PELAKSANAAN
Revitalisasi Aula dan Ruang Rapat

Anda mungkin juga menyukai