PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
1. Umum
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta
pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu
proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan,
rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan
dengan baik serta dapat mengambil keputusan- keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di
lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan
tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan
dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
• Konsultan proyek
• Koordinator dan para pelaksana
• Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
• Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang
telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis Material,
dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar
pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor
membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan
sebagai laporan akhir .
2. Lokasi Pekerjaan
Nama Paket Pekerjaan : Belanja Modal Konstruksi Drainase (Komp. Pemda Blok E RW.05, Kel. Tidung,
Kec. Rappocini, Dsk) & (RW.07 (Komp Gubernur) Kel. Tidung, Kec. Rappocini,
Dsk) & (Jl. Monumen Emmy Saelan lr. 2, Kel. Gunung Sari, Kec. Rappocini, Dsk)
Sumber Dana : APBD Kota Makassar pada DPA Dinas Pekerjaan UmumKota Makassar Tahun
Anggaran 2019
Jangka Waktu Pelaksanaan : 105 (Seratus Lima) hari kalender sejak SPMK.
Uraian Singkat Pekerjaan : Pekerjaan konstruksi drainase pada lokasi Komp. Pemda Blok E RW.05, Kel.
Tidung, Kec. Rappocini, Dsk & RW.07 (Komp Gubernur) Kel. Tidung, Kec.
Rappocini, Dsk & Jl. Monumen Emmy Saelan lr. 2, Kel. Gunung Sari, Kec.
Rappocini, Dsk sesuai spesifikasi dan gambar
4. PengendalianProyek
Master Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan pekerjaan dari saat proyek
dimulai hingga proyek selesai. Dengan Master Schedule dibuat kurva-S perencanaan dan kurva-S aktual.
Monthly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana
pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
Daily Schedule:
Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan
membuat Bar Chart dan Network Planning. Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan waktu
pelaksanaannya dalam waktu satuan minggu yang dikemas dalam bentuk table. Sedangkan Network Planning
dibuat untuk menggambarkan jalur- jalur yang menghubungkan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk memulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan
Network Planning dapat ditentukan kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam Lintasan kritis (Critical
Part) yaitu kegiatan yang jika mengalami keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain.
5. PengendalianBiaya
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap
tahapan pekerjaan akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya
dilakukan dengan melalui system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus
dilakukan pengecekan dan perhitungan bersama dengan pihak owner, Konsultan Pengawas, dan
Konsultan Perencana. Hasil dari perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress
prestasi pekerjaan yang dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan
bersama-sama. Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat
prioritas, jumlah dan jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.
6. PengendalianMutu
Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan pekerjaan akan
dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar terjadi kesepahaman dan
penguasaan gambar/pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat pelaksanaan semua permasalahan
yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan proyek dapat diantisipasi sebelumnya.
Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk
menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi pelaksana untuk dilaksanakan di
lapangan.Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja tersebut akan diajukan beserta
urutan dan metode pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Gambar
Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi yang dipersyaratkan, dan
akan memuat hal-hal sebagai berikut:
Detil-detil dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data perecnanaan
dan hasil survey lapangan,
Perhitungan-perhitungan yang diperlukan,
Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi.
Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna Bangunan untuk semua
jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
Gambar-gambar tersebut akan menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui sebagaimana dalam
Gambar Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna bangunan tersebut merupakan proses yang benar
dari kondisi setiap pekerjaan.
I. PEKERJAAN GALIAN TANAH LUMPUR.
1. Lingkup pekerjaan
Peralatan kerja : sekop, pancul, gerobak sorong, ember, dan linggis
Alat bantu kerja : pompa, waterpass, meteran, tali.
Penyediaan tenaga kerja: mandor, pekerja dan surveyor.
Pekerjaan meliputi : Galian Tanah Lumpur.
Pengendalian mutu mulai dari proses persi apa n, pengukur an serta penggalian
l um pu r dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap
Panjang, lebar, serta kedalaman galian tanah lumpur.
Setiap kali galian dilakukan uji kedalaman dengan menggunakan waterpass.
Pada galian yang cukup panjang, dianjurkan secara bertahap, agar terhindar dari bahaya
kelongsoran, genangan, kecelakaan lalu lintas, dll.
Jika pekerjaan galian telah mendapat pesetujuan dari Direksi, maka pelaksanaharus segera
memulai pekerjaan selanjutnya dan tidak boleh membiarkan galian terbuka terlalu lama.
11. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk meminimalisasi
keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan hingga pengangkutan material hasil
galian dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap
lokasi pembuangan, volume angkutan galian tanah, serta kandungan air pada materian
hasil galian.
Setiap kali Dump Truck/Pick Up mengankut hasil galian, lokasi pembuang di siapkan
terlebih dahulu.
16. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk meminimalisasi
keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persi apa n, pengukur an serta penggalian
l um pu r dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap
Panjang, lebar, serta kedalaman galian tanah lumpur.
Setiap kali galian dilakukan uji kedalaman dengan menggunakan waterpass.
Pada galian yang cukup panjang, dianjurkan secara bertahap, agar terhindar dari bahaya
kelongsoran, genangan, kecelakaan lalu lintas, dll.
Jika pekerjaan galian telah mendapat pesetujuan dari Direksi, maka pelaksanaharus segera
memulai pekerjaan selanjutnya dan tidak boleh membiarkan galian terbuka terlalu lama.
21. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk meminimalisasi
keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan hi ng ga p e m b on gka r a n
dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap volume
bongkaran pasangan batu serta lokasi yang berada di dekat fasilitas umum seperti jalan,
tiang listrik ataupun pondasi pagar penduduk.
26.
26.
26.
26.
26.
26.
26.
26.
Gambar 5Bongkaran Pasangan Batu 26.
26.
R
encana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk meminimalisasi
keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan hi ng ga p e m b on gka r a n
dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap volume
bongkaran beton serta lokasi yang berada di dekat fasilitas umum seperti jalan, tiang
listrik ataupun pondasi pagar penduduk.
31. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk meminimalisasi
keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
a) Persiapan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan Mortar Jenis PC – PP Tipe N (setara
campuran 1 PC : 4 PP).
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
kali.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Memperhatikan prakiraan cuaca setempat dan cuaca di lokasi tiba untuk pekerjaan.
Karena batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan atau cukup lama untuk
menghanyutkan spesi, dimana adukan yang sudah terlanjur dihampar harus dilindungi
sedemikian rupa dari hujan.
b) Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan Mortar Jenis PC – PP Tipe N (setara campuran 1
PC : 4 PP).
Gali tanah untuk lubang pasangan batu kali.
Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali. Komposisi adukan untuk pasangan batu
saluran harus terdiri dari 1 SP : 4 PP dengan takaran yang sama dan dicampur dengan
air secukupnya agar mencapai kekentalan yang disetujui direksi.
Pengadukan dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton (molen/beton mixer), lama
pengadukan harus sampai menunjukkan homogenitas adukan sesuai dengan petunjuk
direksi. Bahan yang telah mengeras atau tercampur akan dibuang.
Bila ada lubang galian untuk pasangan pondasi / saluran terdapat genangan air, maka
sebelum pekerjaan pasangan dimulai terlebih dahulu airnya dipompa / dikeringkan.
Membasahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang. Agar tidak terjadi
penyerapan air oleh spesi
Memasang pipa biopori pipa PVC diameter 4” dan dibenamkan kedalam tanah
sedalam 1 ( satu ) meter serta diisi dengan daun - daun kering dan permukaan atas
dipasangi ijuk setebal 10 cm dan ditutup dengan dop pipa diameter 4”, dipasang tiap 2
m’. (apabila diperlukan).
Pekerjaan pasangan untuk dinding saluran tembok penahan tanah dilengkapi dengan
lubang-lubang untuk pipa pengaliran air tanah ( weep hole ).
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah
dan berongga besar, didalam pasangan sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah
yang tidak terisi spesi.
Mengecek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana. Tebal
pasangan batu disesuaikan dengan gambar desain dengan menambahkan tebal plesteran
1,50 cm.
Membuat Street Line ( lubang-lubang air tepi jalan / tali air ).
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan sampai dengan pemasangan batu kali
dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap semua
pekerjaan.
Setiap kali pasangan pondasi dilakukan uji elevasi.
Semua pekerjaan pemasangan batu harus di cek volume, permukaan vertical dan
horizontalnya.
1. Pasangan Batu Kali 1:4 Jatuhnya batu kali yang Luka ringan / Memasang
biasa mengenai kaki berat rambu-rambu
pekerja & batu kali
yang menjepit tangan Memar Menggunakan
pekerja. APD dan Berhati
- hati
a) Persiapan dalam pekerjaan plesteran dengan mortar jenis PC-PP tebal 1,5 cm, dengan mortar
tipe S (setara campuran 1 PC:3 PP).
Menentukan plesteran pada pasangan batu, sesuai dengan bagian pekerjaan yang
tercantum dalam gambar pelaksanaan. Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi, plesteran
digunakan pada bagian :
Seluruh permukaan pasangan batu yang tidak disiar, pasangan yang
menggantung.
Pada bagian permukaan atas dinding saluran / pondasi dan pada tepi- tepi
pasangan yang tidak disiar.
Mengayak pasir agar batu-batu kecil tidak terikut dalam campuran plesteran.
Menggaruk spesi pada bagian permukaan minimal 0,5 cm dan diratakan dan dibasahi agar
terjamin melekatnya plesteran.
Membersihkan pasangan batu dari material lepas seperti kotoran, minyak dan bahan-
bahan lain yang menghalangi proses pelekatan yang baik antara plesteran dan pasangan
batu.
b) Pekerjaan plesteran dengan mortar jenis PC-PP tebal 1,5 cm, dengan mortar tipe S (setara
campuran 1 PC:3 PP).
Pembuatan mortal plesteran dengan pencampuran adukan kering mortar dengan air
hingga homogen dan rata menggunakan adukan mekanis (molen) atau manual dalam
wadah adukan.
Komposisi campuran plesteran digunakan 1 Pc : 3 Psr dengan tebal 15 mm untuk batu
kali, tebal 5 – 8 mm untuk beton, kecuali ditentukan lain oleh direksi.
Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada sisi tembok
yang akan diplester dengan jarak antara 1.5 meter vertical.
Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar lalu diratakan
dengan jidar membentuk satu garis lurus vertical.
Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar tidak terjadi
keretakan pada permukaan.
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan hingga plesteran dilakukan oleh
pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK semua pekerjaan.
Permukaan plesteran harus rata dan rapi sehingga memuaskan direksi.
41. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk
meminimalisasi keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
a) Persiapan dalam pekerjaan beton f’c = 19,3 MPa (K225) menggunakan molen.
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu sesuai dengan
yang di persyaratkan dalam spesifikasi teknis
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
46. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk
meminimalisasi keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan sampai dengan pabrikasi tulangan
dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK terhadap jarak antar
sengkang dan spesifikasi dan ukuran masing-masing jenis penulangan.
Setiap kali pabrikasi tulangan dilakukan uji jarak antar sengkang dan spesifikasi besi
tulangan yang dipersaratkan di RKS.
Besi beton harus bersih dari karat/ korosi.
Rangkaian pembesian (diameter tulangan, tulangan pokok, tulangan tarik) serta ukuran-
ukuran lainnya harus sesuai dengan gambar rencana.
51. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk
meminimalisasi keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :
c) Kendali Mutu
Pengendalian mutu mulai dari proses persiapan sampai dengan pabrikasi
pembesian dilakukan oleh pengawas teknik kontraktor dan pengawas teknik MK
terhadap dimensi masing-masing bekisting yang ingin dibuat dan cek dari
kebocoran serta bekisting dipastikan tidak ada kontaminasi dengan dengan lumpur.
tulangan yang dipersaratkan di RKS.
56. Rencana K3
Pada Pekerjaan ini terdapat beberapa identifikasi bahaya dan untuk
meminimalisasi keadaan tersebut maka diperlukan pengendalian awal K3 dan Penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri) yang akan dirangkum dibawah ini :