PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan Perencanaan dan penjadwalan.
2. Dapat mengetahui tahapan perencanaan proyek.
3. Dapat mengetahui unsur unsur dalam perencanaan proyek.
4. Dapat mengetahui masalah dalam perencanaan dan penjadwalan proyek.
5. Dapat mengetahui metode apa saja yang ada di dalam penjadwalan proyek
1. Tahap Inisiasi
Proyek
Tujuan
dari tahap inisiasi
adalah proses
identifikasi terhadap
segala hal yang harus
dilakukan, serta memahami lingkup proyek. Pada tahap ini, seorang manajer
proyek akan dipilih dan diberi wewenang untuk membentuk tim yang akan
menjalankan proyek.
Secara lebih rinci dalam siklus perencanaan proyek yaitu sebagai berikut:
2.4 Masalah Dasar yang Dihadapi dalam Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
Menurut Ir.Iman Soeharto (1999), menyatakan bahwa dalam proses mencapai
tujuan dari suatu proyek, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya (anggaran)
yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut
merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan
sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan ini sering disebut sebagai tiga kendala (triple
constraint).
1. Biaya / Anggaran (Cost/Budget)
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang
telah direncanakan. Untuk proyek- proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar
dan jadwal yang bertahun-tahun, anggaranya bukan hanya ditentukan untuk total
proyek tetapi dipecah bagi komponen- komponennya, atau per periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaikan bagian-
bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.
2. Waktu / jadwal (Time/Schedule)
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak
boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Scope (Ruang Lingkup)
Banyak proyek gagal karena ruang lingkup yang tidak terdefenisi secara jelas
dari awal dimulainya suatu proyek sehingga berpotensi terjadinya penambahan ruang
lingkup proyek. Akibatnya, terjadi penambahan biaya dan berpotensi proyek
mengalami keterlambatan. Sumber daya bisa saja bertambah dengan kurang
memperhatikan risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga berdampak pada
penurunan kualitas dari proyek itu sendiri
4. Mutu (Quality)
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kreteria
yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti memenuhi tugas yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use. Mutu menentukan
keberhasilan penyampaian dari suatu proyek. Kualitas proyek yang baik ditentukan
oleh analisis risiko yang baik, ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan
memadai, kesesuaian ruang lingkup yang sudah didefenisikan bersama pemangku
kepentingan, kesesuaian dengan bujet, dan tepat waktu penyelesaian proyek.
5. Risk (Risiko)
Setiap proyek pasti memiliki risiko. Sebisa mungkin setiap risiko yang ada
diminimalkan. Semakin minim risiko yang diinginkan dari suatu proyek, maka
semakin besar biaya yang dikeluarkan dan semakin lama waktu pengerjaan proyek.
Seiring dengan itu, ruang lingkup akan semakin bertambah.
6. Resources (Sumber Daya)
Merupakan hal penting dalam mengelola suatu proyek. Tanpa sumber daya
yang berkualitas dan memadai, suatu proyek akan sulit memenuhi kualitas yang baik.
Begitu juga waktu penyelesaian suatu proyek akan cenderung berpotensi mengalami
keterlambatan. Analisis risiko suatu proyek bukan lagi menjadi prioritas.
Ketiga batasan antara scope, schedule,dan budget; bersifat tarik-menarik, yang
artinya jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak
maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya
berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin
menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari
segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran
tersebut dapat dipenuhi.
Secara garis besar, ada dua jenis teknik penjadwalan proyek, yaitu (Ma’arif, 2003):
Gantt Chart dan metode Network (jaringan).
a. Gantt Chart
Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk
penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, 2006). Gantt Chart adalah
contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di kalangan
para manajer karena sederhana dan mudah dibaca. Gantt Chart dapat membantu
penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, 2006):
1. Semua kegiatan telah direncakan
2. Urutan kinerja telah diperhitungkan
3. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
4. Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Berikut merupakan contoh Gantt chart dari suatu proyek Perancangan dan
Implementasi Statistical Process Control di suatu perusahaan manufaktur (Santosa,
2003).
Dari kelebihan diatas Gantt Chart juga memiliki kelemahan, antara lain
(Murahartawaty dalam Dwinovi, 2012) :
Selain ciri-ciri yang harus dimiliki oleh proyek tersebut, untuk membuat
suatu network dengan benar diperlukan sejumlah aturan. Berikut ini adalah
aturan-aturan tersebut :
1. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas
dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu aktivitas yang diharapkan dan
persyaratan ururtan pengerjaan.
2. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu
aktivitas tanpa penundaan keseluruhan proyek.
3. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas
dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu aktivitas yang diharapkan.
4. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat
menyelesaikan suatu aktivitas tanpa penundaan penyelesaian proyek secara
keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Berikut ilustrasi pembuatan network suatu proyek dalam CPM dapat,
sebagai berikut.
Free Float adalah total waktu tunda aktivitas tanpa menunda mulainya
aktivitas berikutnya.Total Float adalah total waktu tunda aktivitas tanpa menunda
berakhirnya proyek. Free float dan Total float dapat dihitung dengan
menggunakan metode penelusuran arah depan atau penelusuran arah belakang.
Jika dihitung menggunakan penelusuran arah belakang (backward) maka harus
mempertimbangkan waktu paling lambat mulainya aktivitas (late start, LS) dan
waktu paling lambat selesainya aktivitas (late finish, LF). Jika menggunakan
penelusuran arah depan (forward) maka harus mempertimbangkan waktu paling
cepat mulainya aktivitas (early start, ES) dan waktu paling cepat selesainya
aktivitas (early finish, EF).
Berikut contoh menghitung free float dan total float menggunakan
penelusuran arah depan (forward) dan arah belakang (backward). Untuk
memudahkan perhitungan, setiap node kita modifikasi menjadi 3 komponen :
Pada node-node merger, waktu paling cepat selesai (early finish) merupakan
nilai maksimum dari akhir masing-masing aktivitas yang berakhir pada node
merger. Hal ini dimaksudkan agar selesainya aktivitas tersebut tidak mengganggu
dimulainya aktivitas berikutnya. Contoh aktivitas D berdurasi 4 hari, apabila
dikerjakan mulai hari ke-1 semestinya akan berakhir pada hari ke-5. Akan tetapi
aktivitas D baru dianggap berakhir pada hari ke-7. Hal ini disebabkan karena :
jikalau D berakhir pada hari ke-5, aktivitas berikutnya yaitu aktivitas H tetap saja
tidak dapat dimulai karena harus menunggu aktivitas E. Sebab pekerjaan H harus
menunggu D dan E selesai semuanya. Ini artinya bahwa D mempunyai
kelonggaran waktu (free float) selama 2 hari hingga aktivitas E selesai agar
aktivitas H tidak terganggu. Demikian juga pada node 6.
Node 3 dan node 1 merupakan merger node. Sehingga pada node 3, waktu
paling lambat selesainya E dan F (late finish) harus bersamaan. Akibatnya
aktivitas F mempunyai waktu kelonggaran (free float). Demikian juga pada node
1, aktivitas A, B dan C harus selesai secara bersamaan. Sehingga aktivitas A dan
C mempunyai waktu kelonggaran (free float).
Hasil penelusuran maju dan mundur dari umur proyek diringkas pada
gambar berikut :
Untuk masing-masing aktivitas :
Total Float = Late Finish –Early Start –Durasi
Free Float = Early Finish –Early Start –Durasi
Jalur Kritis adalah jalur yang melewati aktivitas dimana Total Float = Free Float =
0, artinya jalur dimana setiap aktivitas tidak memiliki waktu kelonggaran, baik
total float maupun free float.
Jalur kritis = B –E –H –J atau 1 –3–5 –6 –8 dengan umur proyek selama 16
hari. Jadi jika proyek dimulai tanggal 1 April 2006 maka akan selesai tanggal 16
April 2006
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.
http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perencanaan%20pengendalian%20proyek.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/89564309.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/262530-analisa-penjadwalan-proyek-dengan-metode-
60fd2525.pdf
https://www.slideshare.net/AsadCungkring97/perencanaan-dan-penjadwalan-proyek
http://eprints.umm.ac.id/46974/3/BAB%20II.pdf