Anda di halaman 1dari 56

A

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN.


KEGIATAN : REHABILITASI JALAN DAN JEMBATAN DI BALAI PENGELOLAAN
JALAN WILAYAH MAGELANG 1.
PAKET : REHABILITASI JALAN ( RUAS JALAN MAGELANG - NGABLAK
/ BTS. KAB. SEMARANG ) RUAS 180.
NO. RUAS : 180.
TH. ANGGARAN : 2019.
PROVINSI : JAWA TENGAH.

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan
merupakan sarana vital bagi masyarakat menjalani roda kehidupan. Dengan adanya jalan raya daerah
yang sebelumnya mengalami kesulian dalam akses transportasi bisa semakin mudah melakukan
transportasi darat. Sebagai akses utama yang sangat penting bagi masyarakat jalan perlu dilakukan
pemeliharaan secara berkala mulai dari penambahan struktur, pelebaran jalan dan bangunan pendukung
lainnya seperti bahu jalan, rambu lalu lintas, selokan air dan lainnya. Dengan jalan yang baik diharapkan
masyarakat menjadi mudah dalam menjalankan transportasi untuk mendukung perekonomian, kegiatan
sosial dan sebagainya.
Sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan harus dibuat perencanaan yang matang agar nantinya
pekerjaan dapat selesai tepat waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
Dalam pelaksanaannya juga dibutuhkan sebuah metode pelaksanaan yang tepat dan efisien agar proses
pelaksanaan berjalan lancar dan menghasilkan mutu yang diharapkan. Untuk itu kami sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut membuat metode pelaksanaan dengan survei lokasi terlebih dahulu
dan mengacupada spesifikasi teknis yang telah ditentukan

2. Maksud dan Tujuan


Metode pelaksanaan adalah pemaparan atau gambaran tentang cara penyelesaian pekerjaan (teknis)
yang dibuat dan disampaikan oleh kami kepada pengguna jasa untuk memenuhi aspek teknis dalam
dokumen penawaran. Metode pelaksanaan juga digunakan pada saat nanti kami dinyatakan sebagai
pemenang pelelangan, dapat menjadi acuan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
menghasilkan mutu pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan.
Dalam membuat metode pelaksanaan pekerjaan ini kami sudah mempertimbangkan lokasi, kondisi, dan
aspek keselamatan pekerjaan dengan meninjau lapangan secara langsung.

3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini terletak di Ruas Jalan Magelang - Ngablak, Nomer Ruas 180, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah.

4. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat pekerjaan : Perkerasan bahu jalan dengan beton K-250.
Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 1


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 2
5. Jangka Waktu
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang akan kami laksanakan adalah 150 (Seratus Lima Puluh) hari
kalender sesuai jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan pekerjaan selama 365
(Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender.

6. Kubutuhan Personil Manajerial Dan Peralatan Utama


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini kami paparkan daftar personil manajerial dan peralatan utama guna
tercapainya pekerjaan sesuai rencana.

A. DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL


Personil manajerial yang akan kita tempatkan dalam pelaksanaan proyek ini adalah sebagai berikut:

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 3


STRUKTUR OGRANISASI

PELAKSANAAN PEKERJAAN

SISTEM KOORDINASI DAN TANGGUNG JAWAB MASING- MASING PERSONIL :

1. Pelaksana ( Mohammad Ghony Himawan, ST. )


a. Mempelajari sepenuhnya gambar-gambar yang telah direncanakan oleh pihak konsultan
perencana apabila dalam gambar ada kejanggalan-kejanggalan maka harus dikoordinasikan
dengan pihak direksi.
b. Mempersiapkan gambar-gambar kerja,shop drawing untuk persiapan dimulainyapekerjaan.
c. Menghitung semua kebutuhan material. Untuk teknis pendatangan di lapangan material diatur
sesuai kebutuhan dan bertahap.
d. Memberi penjelasan-penjelasan gambar pada mandor mengenai teknis danpelaksanaan proyek
yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana,schedule, Data ukurvuntuk suatu bangunan yang
akan diterapkan pada keadaan lapangan sehingga mencapai sasaran sesuai rencana.
e. Mengatur keuangan terutama upah kerja mandor dan membuat opname pekerjaan,pertanggung
jawaban keuangan.
f. Mengatur material terutama penggunaan , permintaan sudah sesuai dengan pelaksanaan
lapangan atau belum.
g. pabila terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai permintaan maka segera cepat
melapor ke Site engineer.
h. Memberikan laporan harian maupun mingguan pada Site Engineer baik material maupun kesulitan-
kesulitan pelaksanaan atau masalah-masalah lainnya.
i. Mengadakan rapat koordinasi dari semua pihak,team lapangan.
j. Bertanggung Jawab dan Melaporkan kepada Site Engineer.

2. Petugas K3 Konstruksi ( Farid Anwar, ST. )


a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c. Merencanakan dan menyusun program K3
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan
instruksi kerja K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
h. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 4


3. Administrasi ( Ahmad Toyibun )
a. Menangani masalah administrasi dan umum di lingkungan proyek.
b. Membuat Perencanaan Adminitrasi yang baik.
c. Membuat laporan - laporan yang telah ditetapkan secara berkala.
d. Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pelaksana.
e. Melakukan Koordinasi dengan Instansi terkait, dalam hal adminitrasi teknis serta membuat
pengajuan keuangan, penarikan Termyn, dan lain lain.

B. DAFTAR PERALATAN UTAMA


Peralatan Utama yang akan kita tempatkan dalam pelaksanaan proyek ini adalah sebagai berikut :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 5


BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
A. KEGIATAN SEBELUM PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN PEKERJAAN
PENUNJANG

1. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)


RMK adalah Rencana Mutu Kontrak yang memuat rincian kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan
agar dicapai hasil yang tepat mutu, tepat guna, dan tepat waktu tanpa adanya dampak lingkungan
selama proses dan setelah proses penyelesaian pekerjaan.

2. Penyusunan dokumen RK3K Pelaksanaan Pekerjaan


RMK3K adalah Rencaana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak yang kami buat saat
pelaksanaan kontrak, dibahas oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan. RK3K
berisi tentang cara dan metode implementasi SMK3 pada pekerjaan dengan acuan UU No.18 Th.
1999, Peraturan Pemerintah No. 50 Th.2012 dan Permen PU No. 05/PRT/M/2014.

3. SMK3
Setelah dokumen RK3K Pelaksanaan Pekerjaan telah dibahas dan disetujui oleh pengguna jasa
dilakukan dengan persiapan implementasi SMK3.
Pekerjaan dilapangan sangat rawan terjadi kecelakan, baik yang disebabkan oleh manusia, alat,
desain atau metode yang tidak aman. Oleh karena itu safetyplan sangat diperlukan, baik untuk
keselamatan orang bekerja pada pekerjaan itu, orang yang berada disekitar pekerjaantersebut, juga
terhadap keamanan pekerjaanitu sendiri selama proses pelaksanaan pekerjaan.
Kami juga akan menerapkan prosedur Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

Waktu :
Implementasi SMK3 dalam pekerjaan selama pekerjaan berlangsung

Dalam pelaksanaan proyek, penerapan SMK3 merupakan bagian penting dalam pekerjaan ini.

a. Tata Cara Kerja


- Sebelum bekerja para pekerja dikumpulkan diseksinya masing-masing guna mendapatkan
pengarahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang pekerjaannya
masing-masing.

- Setiap pekerja harus masuk atau keluar melalui pintu masuk/keluar yang sudah disediakan serta
membawa kartu identitas.

- Setiap pekerja harus memakai helmet, sepatu kerja dan pakaian yang layak untuk masuk ke lokasi
kerja.

- Pada saat bekerja pekerja tidak diijinkan untuk meninggalkan lokasi pekerjaan atau masuk ke area
pekerjaan lain tanpa instruksi atau ijin dari mandor/pengawas.

- Setelah selesai bekerja, pekerja wajib melaporkan hasil pekerjaan kepada mandor/pengawas
sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan masing-masing.

- Pengadaan dan implementasi Alat pelindung diri (APD)

b. Lokasi Kerja
- Setiap mandor/pengawas diwajibkan untuk mengontrol area dimana para pekerja berada, perlu
dipastikan area tersebut sudah aman sebelum pekerjaan dimulai.

- Setiap pekerja galian atau tempat-tempat terbuka yang dapat mengakibatkan bahaya jatuh harus
diberi pagar pengaman.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 6


- Pekerja tidak diijinkan bekerja sama pada suatu tempat (bagi yang bekerja diatas dengan yang
dibawah) tanpa adanya pengaman yang baik sesuai dengan Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

- Lokasi pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih dari sampah atau sisasisa material yang tidak
terpakai.

c. - Lokasi Rehabilitasi Jalan Magelang - Ngablak/ Bts. Kab. Semarang Ruas. 180), terletak di
Ruas Jalan Magelang – Ngablak, Nomor Ruas 180, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

d. Peralatan Keselamatan Kerja Lainnya


- Alat Pengaman Standar Keselamatan Kerja Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, perusahaan dan
pekerja harus menyadari pentingnya penggunaan standar Keamanan, Keselamatan Kerja. Hal ini
untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dan meniadakan kecelakan kerja. Secara umum alat
keselamatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat produktivitas
karyawan/pekerja dalam proyek. Adapun contoh alat keselamatan kerja antara lain baju kerja,
helmet standar kerja, sepatu, kaca mata, sarung tangan, Safety belt, masker, P3K.

- Peralatan keselamatan untuk umum Pemasangan rambu keselamatan

e. Kontrol Pemanfaatan Alat Berat


- Setiap alat berat yang dioperasikan harus diperiksa dahulu oleh operator, pastikan alat berat tersebut
dalam keadaan baik.

- Alat berat yang dioperasikan harus diawasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

- Tidak diperbolehkan memasuki area alat-alat berat tersebut beroperasi kecuali petugas yang
mengoperasikan alat berat tersebut.

f. Mekanik
Mekanik harus segera memperbaiki peralatan yang digunakan dalam bekerja setelah
mendapatkan laporan kerusakannya
g. Pencegah Kebakaran
Kami akan melakukan pencegahan kebakaran dengan menyediakan peralatan secukupnya. Dan
akan memelihara peralatan pemadam kebakaran tersebut dalam keadaan baik dan siap pakai
pada saat dibutuhkan. Kami bertanggungjawab terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan upaya
pencegahan kebakaran. Beberapa cara untuk pencegahan kebakaran antara lain :
- Jangan membawa api dimana ada tanda “AWAS API” - Bila bekerja menggunakan api, hati-hati
dalam penggunaannya.
- Menjaga agar jangan terjadi tumpahan minyak di lokasi pekerjaan.
- Menyediakan pemadam api ditempat-tempat yang diperlukan sesuai dengan jenis alat pemadam
api yang dibutuhkan.
- Jangan memindahkan alat pemadam api tanpa persetujuan resmi serta adakan pengecekan alat
pemadam api setiap satu bulan sekali.
h. Kecelakaan Kerja
- Bila terjadi kecelakaan baik besar maupun kecil segera lapor pada mandor/pelaksana dan
selanjutnya pada petugas keselamatan dan kesehatan kerja guna mendapatkan P3K.
- Mandor/Pelaksana harus mengetahui serta melaporkan kepada petugas keselamatan dan
kesehatan kerja sebab-sebab terjadinya kecelakaan, waktu dan tempat kejadian guna
penanggulangan lebih lanjut sesuai penanganan kecelakaan dilokasi kerja.

i. Keamanan

- Petugas keamanan wajib melaporkan kegiatan kerja setiap harinya ataupun hal-hal penting lainnya
yang menjadi tanggung jawabnya kepada ketua regu jaga, kemudian ketua regu jaga melaporkan
kepada petugas K-3.

- Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pihak keamanan bila terjadi kehilangan barang proyek,
perkelahian ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan terganggunya kondisi keamanan
dilapangan. Selanjutnya petugas keamanan segera melaksanakan investigasi dan
mengkoordinasikannya dengan petuga keselamatan dan kesehatan kerja, serta membuat laporan
tertulis kepada Pimpinan Proyek dan Pimpinan Perusahaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 7


4. Sosialisasi Pekerjaan
Untuk sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang Instansi terkait, kami selaku pengguna jasa,
kepolisian, koramil, camat, P3A terkait, Kepala desa, serta masyarakat setempat dengan tujuan
antara lain :
1) Agar masyarakat mengetahui adanya kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2) Ijin Lokasi kepada pihak/ Instansi yang terkait dengan terganggunya lalu lintas selama pekerjaan
berlangsung dan masyarakat pengguna jalan agar dapat memakluminya, serta menyatakan
kesanggupan kami selaku penyedia untuk mengembalikan konsisi lingkungan (jalan dsb) seperti
semula.
3) Menampung masukan-masukan dari masyarakat sekitar dan terutama agar pelaksanaan
pekerjaan dapat lebih optimal dan tepat sasaran.
4) Memberikan informasi dan arahan kepada warga disekitar lokasi pekerjaan untuk dapat ikut
bekerja.
5) Mendiskusikan bersama semua phak terkait supaya pekerjaan dapat berjalan dengan baik.

5. Pre Construction Meeting


Yaitu kegiatan kegiatan koordinasi antara pengguna jasa dan kami selaku penyedia membahas
tentang persiapan dan rencana persiapan pekerjaan agar palaksaan pekerjaan dapat berjalan sesuai
rencana. Pemaparan rencana mutu kontrak (RMK) yang telah disusun oleh kami juga dibahas guna
mendapatkan persetujuan pengguna jasa, disamping guna membahas masalah-masalah yang
mungkin timbul dari hasil sosialisasi. Selain itu dalam sesi Pre Construction Meeting juga membahas
dokumen RK3K Pelaksanaan yang telah kami buat.

6. Pemberitahuan Mulai Pelaksanaan Pekerjaan


Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) dilanjutkan dengan menyampaikan Surat
Pemberitahuan akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan kepada Pengguna Jasa dan Instansi yang
terkait seperti Kepala Desa setempat, Camat, Koramil, dan personil kerja yang akan bertugas
mengatur jalannya pekerjaan sehari-hari dilapangan dari Perusahaan yang akan melaksanakan
pekerjaan di lokasi tersebut.

7. Kegiatan Administrasi
Administrasi meliputi laporan progress pekerjaan (harian, mingguan, bulanan), laporan MC-0 dan MC-
100, shop drawing, as build drawing, termasuk pengurusan termyn pekerjaan dan kegiatan surat
menyurat. Administrasi dilakukan selama proses pekerjaan berlangsung.

Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


a. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar kemajuan
pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan waktunya. Jadwal tersebut diperlukan
untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan.
b. Kami akan menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang harus diserahkan dan mendapat
persetujuan dari Pengguna jasa dengan detail, yang memperlihatkan urutan kegiatan yang
direncanakan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Secara berkala memperbarui jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk menggambarkan seteliti
mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan.
d. Laporan jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukkan
bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam
minggu yang bersangkutan.
e. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan dicantumkan sebagai berikut:
1) Kemajuan pekerjaan phisik setiap macam pekerjaan dalam Daftar Item Pekerjaan untuk satu
minggu yang lalu dan estimasi rencana kemajuan kerja untuk minggu berikutnya.
2) Inventarisasi dari peralatan dan bahan material yang berada ditempat pekerjaan
3) Daftar personalia serta jumlah tenaga kerja selama satu minggu.
4) Persoalan-persoalan yang timbul selama satu minggu tersebut serta langkah-langkah
penyelesaian yang telah dilakukan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 8


8. Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Sebagai dokumentasi pendukung kegiatan Semua
proses/tahapan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto
berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto untuk setiap bagian
tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 (tiga) seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (1 00%), dimana
pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang
sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang akan difoto. Foto
negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Ketiga gambar untuk tahapan itu
harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, koordinat, foto negative yang
bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan
satu sama lain. 5 (lima) set album foto harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada saat
penyelesaian pekerjaan.

9. Uitzet /Pengukuran
Kami akan melakukan pengukuran kembali mengenai elevasi dan situasi area. Kami akan memasang
dan memelihara patok-patok pembantu pengukuran, menentukan lokasi/koordinat untuk
pelaksanaan pekerjaan, dan pada akhir pekerjaan harus dibersihkan kembali. Kami akan mendapat
petunjuk secara tertulis dari Direksi Pekerjaan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran Pelaksanaan pekerjaan. Kami
akan menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topography (theodolite,
waterpass, meteran dari pita dan rantai).
Pengukuran yang dilaksanakan oleh Juru Ukur di dampingi team teknis lainnya dan Direksi pengguna
jasa dengan menggunakan alat pengukuran dan perangkatnya. Pengukuran tersebut dimaksud untuk
menentukan titik-titik elevasi pada gambar dan kondisi lapangan.
Catat data pengukuran dan elevasi pengukuran dengan pedoman elevasi pada titik Bench Mark (BM)
terdekat yang sudah ada. Hasil di plot pada gambar pelaksanaan, dan dibuat gambar Rencana Kerja
(Shop Drawing) sebagai data pendukung Mutual Check 0% (MC. 0%).

10. Mutual Check


Dalam pelaksanaan kontrak harga satuan ( unit price) minimal di laksanakan 2 (dua) kali mutual check
yaitu :
- Pada awal (sebelum) pelaksanaan di lakukan Mutual Check awal (MC 0 %) diadakan
berdasarkan gambar desain yang tidak di siapkan oleh Pengguna jasa dan hasil survey
dan pengukuran kembali.
- Pada akhir (sesudah) pelaksanaan dilakukan Mutual Check akhir (MC 100 %) diadakan
berdasarkan gambar Purna Bangun Sebagai pelaksanaan untuk Mutual Check adalah panitia peneliti
kontrak yang di tunjuk dan diangkat oleh Pengguna Jasa untuk melakukan pemeriksaan bersama
dengan kami.
- Uraian pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Pengukuran kembali semua rencana pelaksanaan dengan mencocokan kembali pada titik Referensi
kordinat,
- Kami akan membuat patok-patok sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak
maksimal 25 m dan 10 m pada lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi
nomor patok. Patok dipasang tidak mudah goyang atau hilang.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali gambar situasi, profil melintang /
memanjang dengan mengikuti standar penggambaran
- Membuat perhitungan hidrolis dan stabilitas apa bila ada perubahan bentuk bengunan
sebagai dasar pembuatan Justifikasi Teknik
- Membuat perhitungan volume dan RAB apabila ada perubahan volume tambah kurang.

Semua produk-produk Mutual Check, data ukur gambar-gambar daftar kuantitas dan harga RAB
volume pekerjaan tambah kurang disampaikan kepada pengguna jasa untuk selanjutnya di teliti /
diperiksa kebenarannya. Setelah disetujui oleh kedua belah pihak maka hasil MC 0 % digunakan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 9


sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dan pembuatan addendum kontrak. Nilai kontrak akan
berubah atau tetap akibat perubahan pekerjaan tambah kurang.

11. Pengajuan Design Mix


Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dan pasangan batu, kami akan mengajukan design mix ke
laboratorium pada instansi yang ditunjuk oleh pengguna jasa. Dalam pengajuan design mix kami
akan membawa contoh bahan yang dibutuhkan sesuai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis
pekerjaan. Nantinya design mix tersebut akan kami jadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
beton.

12. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Purnabangun


a. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) semua gambar-gambar yang disiapkan oleh
kami gambar-gambar yang sudah di tanda tangani oleh pihak kami, Direksi, PPK, SATKER dan Kabid
Pelaksanaan terkait dan apabila ada perubahan harus
membuat Justifikasi Teknik dan mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan di
mulai, gambar pelaksanaan dibuat secara detail dan rinci, gambar pelakasanaan di buat
3 (tiga) set cetakan di jilid ukuran A3 berikut 1 (Satu) set Kalkir Ukuran A1.

b. Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)


Kami akan membuat gambar Purna Bangun ( As Built Drawing). Pada gambar
harus memperlihatkan dimensi / ukuran elevasi yang jelas yang dilaksanakan. Gambar
Purna bangun harus di tanda tangan oleh Pihak Kami, Direksi, PPK, SATKER dan Kabid Pelaksanaan
terkait gambar pelaksanaan di buat 3 (tiga) set

13. Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek adalah papan untuk memuat informasi mengenai kegiatan dan perkerjaan.
Papan Nama Proyek dibuat dengan bentuk, ukuran dan uraian/rincian proyek yang telah ditentukan
dalam gambar / spesifikasi dan disetujui oleh pengguna jasa. Posisi penempatannya harus dapat
dilihat dengan jelas.

14. Pembuatan Direksi Keet, Klinik K3, Gudang/ Barak Kerja dan Pemondokan buruh
Untuk pembuatan Direksi Keet, Klinik K3, barak kerja ditempatkan pada lokasi yang paling strategis
dan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Lapangan, guna mempermudah komunikasi serta
pengawasan jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pembuatan Kantor Lapangan untuk mendukung kelancaran tugas pelaksana dan untuk keperluan
administrasi di Lapangan dengan ukuran minimal 6m x 8m, pembuatan Klinik K3 bertujuan untuk
menangani pertolongan pertama maupun pengobatan ringan yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja dan sebagai tempat istirahat sementara bagi pekerja yang dinyatakan fatigue (kelelahan)
dengan ukuran minimal 6m x 8m, sedangkan pembuatan barak kerja dimaksudkan untuk
menyimpan bahan dan peralatan kerja supaya terlindung dari kerusakan akibat cuaca dan aman.
Jika dirasa perlu mendatangkan tenaga kusus dari luar kami akan membangun pemondokan pekerja
atau sewa perumahan warga di dekat lingkungan kerja guna memberikan fasilitas menginap bagi
pekerja dari luar daerah pekerjaan.
Fasilitas yang tersedia dalam direksikeet / kantor proyek antara lain :
o Papan nama kantor proyek / direksi keet.
o 1 (satu) almari arsip, 2 (dua) meja tulis dan 5 (lima) kursi .
o Buku Tamu
o Buku Direksi / Pengawasan.
o Buku Harian / Material
o Jadwal Waktu Pelaksanaan / Time Schedule
o Grafik cuaca / curah hujan
o Gambar Rencana
o Gambar Kerja / Shop Drawing
o Perhitungan Mutual Check 0 %
o Lembar pengesahan / Ijin Kerja
o Foto-foto poyek kondisi 0 % dan kondisi pelaksanaan
o 1 (satu) buah papan tulis/white board.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 10


o 1 (satu) buah papan soft board untuk menempel gambar

Fasilitas yang tersedia dalam Klinik K3 antara lain :


o Kotak P3K
o Perlengkapan obat-obatan.
o Alat tensi darah
o Kendaraan emergency
o SDM K3.
o APAR (pemadam kebakaran)

15. Persiapan Dan Perbaikan Jalan Masuk Ke Daerah Kerja


 Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Sedangkan jalan masuk
menuju lokasi pekerjaan dari jalan yang sudah ada, khususnya untuk pengadaan / mendatangkan
alat-alat besar harus mengupayakan sendiri dimana dalam hal ini diperlukan penyiapan lahan.
Sedangkan untuk panjang dan lebarnya mengikuti kebutuhan yang diperlukan atas bebannya
sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.
 Kami akan berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan
penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
pembangunan jalan tersebut.
 Kami akan memperbaiki jalan dan memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat
jembatan beton (bila ada) sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya.
 Semua pekerjaan yang dimaksudkan untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan
jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan
Pemerintah setempat dan atau Badan Swasta.
 Kami akan menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Direksi Pekerjaan untuk keperluan
jalan masuk ke daerah kerja, apabila Kami membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini kami akan meminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi Pekerjaan jauh
sebelumnya, sehingga rencana tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan.
 Direksi Pekerjaan tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila kami membutuhkan jalan lain yang tidak
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, maka harus dikerjakan oleh kami atas bebannya sendiri dan
harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

16. Pembersihan Lapangan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, kami akan membersihkan semua daerah yang
akan ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan. Pembersihan meliputi pembersihan
pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu. Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar
tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon
yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang dibersihkan, sedangkan
pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan ditempat. Biaya pembersihan lapangan harus
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan.

17. Mobilisasi
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah maksimal 60 hari setelah
penanda tanganan kontak dan pada minggu terakhir pekerjaan untuk demobilisai sesuai jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 11


 Persiapan Alat :
Trailler , Dump Truck, Daftar Peralatan Utama (Terlampir), dan Alat bantu.
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja mobilisasi

PELAKSANAAN
 Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
 Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai

Mobilisasi Alat berat


 Mobilisasi alat berat dilakukan dengan menyesuaikan jadwal pekerjaan dan kebutuhan dengan
selalu koordinasi dan meminta ijin tertulis kepada direksi pekerjaan.
 Mobilisasi Alat berat dilakukan menggunakan Truck angkut alat berat/ lowboy, saat proses loading
dan penurunan alat berat area sekitar dipasang rambu-rambu dan penjagaan agar keselamatan
area terjaga. loading dan penurunan alat berat dilakukan secara ahli oleh operator terampil, jika
diperlukan menggunakan alat bantu seperti crane, dll.
 Dalam hal mobilisasi dan demobilisasi alat berat yang di mobilisasi pada pekerjaan ini harus selalu
memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan membuat prosedur kerja,
pembuatan JSA (Job safety analis) dan identifikasi bahaya dan pengendalian resiko bahaya
(IBPR).
 Prosedur kerja mobilisasi alat harus jelas dan aman dari proses loading alat ke alat angkut (truck),
proses mobilisasi di jalan raya dan penurunan alat. Saat proses loading dan penurunan alat berat
juga dilakukan meminta ijin dari dinas terkait dan kepolisian dan trcuk harus dilengkapi lampu rotary
juga dikawal oleh sarana khusus demi keselamatan di jalan. Kecepatan juga harus dijaga, untuk
jalan raya kecepatan truck pengangkut alat tidak lebih dari 25 km/jam dan dilokasi kerja maksimal
15 km/jam. Dalam peleksanaanya mobilisasi dan demobilisasi alat perlu dilakukan observasi oleh
personil K3.
 Pada saat kedatangan alat kami segera membuat buat berita acara mobilisasi alat sesuai dengan
jadwal kedatangan alat. Alat tersebut tidak boleh dipindahkan atau dibongkar dari lapangan
sebelum ada ijin tertulis dari Direksi Lapangan.

Mobilisasi Tenaga kerja, alat kerja (selain alat berat) dan Bahan Material
 Pengadaan tenaga kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga setempat, khusus untuk tukang
spesialis dan kepala tukang inti jika tidak ada pada daerah setempat mendatangkan orang yang
sudah berpengalaman dalam bidangnya.
 Untuk alat kerja (selain alat berat) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini dimobilisasi dengan
truck dengan menyesuaikan kebutuhan lapangan, alat tersebut bisa ditempatkan pada lokasi
pekerjaan yang dikerjakan sesuai instruksi direksi sedangkan peralatan ringan yang belum bisa
digunakan bisa disimpan dalam gudang pembantu terdekat.
 Pengadaan bahan atau material dikirim secara bertahap sesuai dengan kebutuhan setiap
waktunya, hal ini dimaksudkan agar terhindar dari kehilangan, pencemaran dan kerusakan bahan.
 Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 12


B. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
I. PEKERJAAN UMUM.
1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
1
Rambu Tetap (Selama Pelaksanaan) Buah 2

2 Rambu Peringatan Sementara Buah 10

3 Petugas Bendera (Flagman) Ls 2

4 Traffic Cone (Plastik/Karet/Cetak Beton) Buah 2

Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama waktu pelaksanaan
pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Alat :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara,
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja manajemen lalu lintas untuk pengatur lalu lintas selama pelaksanan
pekerjaan.

PELAKSANAAN
 Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
 Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai

1) RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS


Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen LaluLintas
Kami akan menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian hingga
agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan pengguna jalan terlindungi.

Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 13


selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli
Keselamatan Jalan dari pihak kami, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (lihat Seksi 1.19 Spesifikasi Umum).
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor jika dibutuhkan.

2) Pembagian Zona Pekerjaan Jalan


Zona Pekerjaan Jalan dibagi menjadi empat zona berdasarkan fungsinya (sesuai dengan Instruksi
Dirjen Bina Marga No. 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar pada Lampiran 1.8.A. Zona tersebut adalah:
1. Zona peringatan dini adalah segmen jalan dimana pengguna jalan diinformasikan tentang
akan adanya pekerjaan jalan dan apa yang harus dilakukan.
2. Zona pemandu transisi adalah segmen jalan dimana pengemudi dipandu untuk menurunkan
kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
3. Zona kerja adalah segmen jalan dimana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat pekerja,
peralatan, perlengkapan, serta material.
4. Zona terminasi adalah segmen jalan dimana lalu lintas dituntun kembali ke kondisi normal
setelah melalui lokasi pekerjaan.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum, Kami akan
memasang marka sementara (pre marking), dan rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya
yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.

3) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan LaluLintas


Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang sebagaimana mestinya
untuk pengendalian lalu lintas yang berkeselamatan tidak disediakan, tidak dipelihara atau tidak
dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi yang
mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan.
Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut
dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau pekerja diabaikan secara serius dan dengan sengaja
oleh pihak kami, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tindakan perbaikan yang sepadan dan
memotong biaya dari hak sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada pihak
kami.
Semua pekerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan pekerja harus mengenakan baju yang reflektif,
sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui
Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian hingga agar
sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, Direksi Pekerjaan wajib memeriksa dan mengawasi
pelaksanaan keselamatan lalu lintas di lokasi pekerjaan dengan membuat formulir pemantauan
kesesuaian berdasarkan RMKL yang telah disepakati pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi termasuk di dalamnya adalah kelengkapan perlengkapan jalan sementara.

4) Koordinasi Antara Berbagai Kontrak-kontrak Pekerjaan Sipil

Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 14


5) Pemeliharaan Perlengkapan Jalan Sementara

Kami akan menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap


operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang maupun malam
untuk menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-
rambu, dan sebagainya baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.

Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.

Gambar : Pelaksanaan Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Pengalihan Arus Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 15


Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Beban Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.

2. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

1.21 Manajemen Mutu


1 Manajer Kendali Mutu LS 1
2 Laporan Rencana Mutu Kontrak Buku 1
3 Laporan Berkala Quality Control Buku 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli Pengendalian Mutu (QCPLAN) untuk pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan.

RENCANA PENGENDALIAN MUTU (QCPLAN)


 Sebagai bagian dari Jaminan Mutu yang disyaratkan dalam Pasal 7 dan Pasal 22 dari Syarat-
syarat Kontrak, Kami bertanggung-jawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi dan menguji
cara, metode, bahan, kecakapan-kerja, proses produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana
diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan Kontrak.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 16


 Kami akan menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap
kepada Direksi Pekerjaan minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan
yang dicakup oleh perencanaan.
 Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci metodologi
yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan dengan mengacu pada spesifikasi
teknis dan gambar desain.
 Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan (termasuk
mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana
terdapat ketentuan-ketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan
terlebih dulu sedemikian hingga Direksi Pekerjaan dapat menerima bagian prinsip dari Rencana
Pengendalian Mutu (QC Plan) dan detil-detil khusus untuk setiap elemen dari Pekerjaan.
 Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) ini mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk
tanpa pembatasan terhadap semua bahan dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada
Kegiatan.
 Kami akan memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana Pengendalian Mutu,
tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga
dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan.
 Mengontrol secara rutin agar semua prosedur pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai
persyaratan spesifikasi dengan menerapkan SOP Work Request (Pembahasan Metode Kerja)
 Rencana Mutu sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan sejalan dengan persyaratan
proses lain dari sistem manajemen mutu pekerjaan.
 Rencana Mutu berisikan persyaratan teknis, administrasi, maupun ketentuan lain seperti yang
dipersyaratkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam
rangka memenuhi mutu pekerjaan yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen mutu (meliputi: Pedoman Mutu,
Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam
rangka mencapai kesesuaian mutu yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan pengujian yang
diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
 Rencana Mutu mencakup Catatan Mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan
bukti bahwa pelaksanaan kegiatan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
 Dengan tahapan-tahapan pekerjaan yang dipersiapkan dengan baik, dipandu dengan prosedur
pelaksanaan, kontrol berkesinambungan, dan evaluasi yang tak pernah putus, membuat
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat mampu mencapai titik tertinggi kualitas yang diharapkan.

3. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1 Petugas K3 Konstruksi (Potensi Resiko Rendah) LS 1
Ahli K3 Konstruksi (Potensi Resiko Tinggi/Sedang)
Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
2 (RK3K) Buku 3
3 Laporan Bulanan / Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) Buku 5
4 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Penunjang K3 Konstruksi :
Alat Pelindung Diri / APD (Sesuai kebutuhan: Helm, Safetybelt,
a) Sepatu Set 5
Kaos Tangan, Rompi, Jas Hujan, Kacamata Pengaman)
b) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) Set 1
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3 Konstruksi di Lapangan Buah 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 17


 Pengambilan dokumentasi 0%
 Peralatan Dan Penunjang Fasilitas K3 :
a) Alat pelindung diri /APD sesuai kebutuhan pekerja ;
b) Fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ;
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3;
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli K3 untuk pengawasan dan pengendalian pada pekerja tentang
kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan pekerja selama pelaksanan pekerjaan.

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


 Kami akan membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
 Kami akan menyiapkan, melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi
untuk seluruh tahapan pekerjaan..
 Kami akan mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan
harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi bahaya rendah.
Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
 Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja di
ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
 Segera kami akan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap ketidaksesuaian yang
ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3 Konstruksi disampaikan oleh kami
kepada Pengawas Pekerjaan.
 Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dan Laporan Bulanan /
Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) akan kami sampaikan kepada Pengawas pekerjaan dan
Pengguna Jasa untuk melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.

 Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan kami akan
menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang
mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
 Mengawasi kebersihan daerah kerja
 Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll)
jika dipersyaratkan.
 Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll)
 Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
 Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
 Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau
kebakaran.

K3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


 Fasilitas Mandi dan Cuci, kami akan menyediakan fasilitas cuci yang memadai dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh tenaga kerja konstruksi.
 Fasilitas Sanitasi, kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun
toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat sampah
dengan kapasitas yang memadai.
 Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh tenaga
kerja.
 Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar
isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. PER.15/MEN/VIII/ 2008 atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 18


b) Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung
jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
 Penerangan disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya. Penerangan tambahan disediakan untuk pekerjaan detail, proses berbahaya,
atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
 Pemeliharaan Fasilitas menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan
dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
 Program K3 yang dilaksanakan meliputi :

I. Pembuatan Safety Plan


• Membentuk Organisasi K3 Proyek
• Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
• Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya.
• Site plan K3.
• Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


• Alat pemadam kebakaran
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K.

Alat Pelindung Diri (APD)

 Safety Halmet  Ear Plug/Ear Muf


 Melindungi kepala dari kejatuhan  Melindungi telinga dari bising yang
material diatas ambang batas (NAB = 85 dB
utk 8 jam kerja)


• Masker
material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 19


 Safety Glasses/Google  Gloves (sarung tangan)
 Melindungi mata dari benda asing  Melindungi tangan dari terkena
bahaya

Kain/cotton

Leather/kulit

Rubber/karet

• Reflected Vest (Rompi)


 Sebagai penanda dengan cara
memantulkan cahaya

 Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya

 Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 20


II. PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN LAINNYA.
1. Galian biasa
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 133 hari, yaitu pada minggu
ke-2 sampai minggu ke-20 sesuai jadwal waktu pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Tenaga kerja :
Pekerja, Sopir, Operator, Mandor, Petugas K3.
 Peralatan kerja :
Excavator, Dump Truck, Asphalt Cutter, Stemper dan Alat bantu ( Cangkul, ganco/ dandang,
sekop, Keranjang bambu)

Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada
titik pekerjaan.
o Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
o Sebelum Penggalian, pekerja memotong lapisan perkerasan aspal yang akan digali dengan
Aspalt Cutter sesuai dengan garis potongan dan gambar rencana.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
o Selanjutnya hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi yang ditentukan
dalam rencana kerja

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 21


o Pekerja merapikan hasil galian untuk mendapatkan hasil penggalian yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis. Untuk memudahkan proses pekerjaan struktur yang
selanjutnya akan dikerjakan.
o Pekerja memadatkan dasar hasil galian dengan menggunakan alat pemadat (Stamper)
sampai kepadatan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi.
o Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan semua
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama.
o Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis
formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau
menurut pendapat
o Jika Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan
atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
o Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Kami akan
melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk memastikan drainase
alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut
mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%

Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


o Semua bahan hasil galian yang dapat dipakai dalam batas- batas dan lingkup kegiatan
bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
penimbunan kembali.
o Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
o Semua bahan hasil galian pembuangan dan penggunaan bahan mengacu spesifikasi teknis
dan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Mutu yang di harapkan :


 Pekerjaan yang efektif dan efisien sesuai spesifikasi, dan mampu menghasilkan pekerjaan tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
 Galian Tanah yang rapi, dan mempunyai dimensi yang sesuai dengan gambar kerja.
 Galian Tanah sesuai dengan spesifikasi.
 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi dan Elevasi sesuai dengan yang direncanakan

2. Beton Struktur fc' 20 Mpa


Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 136 hari, yaitu pada minggu
ke-3 sampai minggu ke-22 (atau minggu terakhir pekerjaan) sesuai jadwal waktu pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Alat :
Mesin Pencampur (Concrete Mixer), Penggetar mekanis (Concrete Vibrator), dan alat
bantu (Water Tangker, ember besar, ember kecil)
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga / pekerja, tukang, kepala tukang, operator, mandor, Petugas K3.
 Persiapan Material/ bahan :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 22


Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Portland tipe III
dengan air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC
(Portland Composite Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi
Pekerjaaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka kami akan mengajukan
kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang
digunakan.

Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik.

Agregat
a) Ketentuan Gradasi Agregat
(i) Gradasi agregat kasar dan halus yang memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Butir 7.1.1.(7) dan 7.1.3.(1) yang dibuktikan oleh hasil
campuran percobaan.

(ii) Agregat kasar dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton
dicor.

b) Sifat-sifat Agregat
(i) Agregat yang digunakan bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(ii) Agregat bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian, bila diperlukan contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur yang berhubungan.

Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan
pengisi pori dalam campuran beton.

 Material/Bahan yang akan kami gunakan mengacu dengan Spesifikasi Teknis


dan Mendapat Persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 23


o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada titik
pekerjaan.
o Mengajukan rancangan campuran beton (Job Mix Desain) kepada Direksi Pekerjaan.
o Pemasangan lapisan plastik untuk mencegah beton meresap ke tanah dasar galian sesuai
spesifikasi dan gambar kerja.
o Pemasangan Bowplank/Profil pada lokasi pekerjaan.
o Bekisting untuk pembetukan beton, penahan beban dan getaran. Penambahan
penyangga/perancah Bekisting untuk memperkuat dan memperkokoh pada saat proses
pemadatan.
o Bekisting dan Perancah terbuat dari kayu dan bambu dengan kualitas baik sesuai spesifikasi
dan sesuai pentunjuk Direksi.
o Bingkai bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus kaku
dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan goyangan dan
pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan beton atau beban yang lain.
o Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup
kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan disangganya dengan
aman. Bekisting dapat dibongkar setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
o Pelaksanaan pengecoran sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis, adalah sebagai
berikut :
o Penakaran Bahan (Ketentuan Dalam Spesifikasi)
a) Untuk mutu beton fc’> 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus
ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’< 20 MPa atau K250 diizinkan ditakar
menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam
zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering
permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang akan
digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila
agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan
perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data
resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut volume,
maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat halus
Kadar Air Permukaan(Mosture Content), % (= Kadar Air-Resapan)

Pencampuran
o Beton dicampur dalam mesin Concrete Mixer yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.

o Pencampur dilengkapi dengan tangki air (Water Tangker) yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiappenakaran.

o Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

o Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian.

o Setelah Proses pencampuran beton dimasukan dalam wadah/gerobak sorong dan


siap untuk di distribusikan menuju lokasi pekerjaan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 24


Gambar : Proses Pencampuran Dan Penuangan Beton Untuk Siap Didistribusikan
Ke Lokasi Pekerjaan.

Pengecoran
o Kami akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
o Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kami tidak akan
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
o Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Semua alas beton, sebelum dilakukan pengecoran diberi dasar plastik agar adonan
tidak terbuang dan air adonan tidak menyusut yang bisa mengurangi kualitas adonan
beton.
o Pengecoran beton untuk Perkerasan Bahu Jalan dibantu dengan menggunakan
Talang untuk mempermudah jatuhnya beton pada lokasi yang akan di cor.
Pengecoran di mulai dari struktur terbawah menerus sampai dengan tinggi rencana.
Perkuatan bekisting harus selalu di cek kekuatannya untuk mencegah terjadinya
kerusakan pembentukan beton.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 25


Gambar : Proses Pengecoran Beton Pada Lokasi Pekerjaan Sebagai Perkerasan Bahu Jalan.

o Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
o Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
o Beton dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai
pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu
meter dari tempat awal pengecoran.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 26


 Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu
48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk
tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
 Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran
beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan.
 Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
o Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.
o Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan
telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai denganbetonnya.
o Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.

Pemadatan
o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
o Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udaraterisi.
o Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
o Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
o Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45cm.
o Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran
beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%

Perawatan (Curing)
 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
 Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan ( geotekstil) yang
dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang
disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 27


Gambar : Perawatan Beton.

Perlindungan (Protection)
 Kami akan melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
 Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

Gambar : Perlindungan Beton.


Mutu yang di harapkan :
 Pekerjaan yang efektif dan efisien sesuai spesifikasi, dan mampu menghasilkan pekerjaan tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
 Bekisting yang kuat menahan beban beton, tidak melengkung dan rapi.
 Ukuran yang sesuai dengan gambar rencana.
 Hasil pengecoran tidak keropos, dan mutu beton yang sesuai dengan spesifikasi.
 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi dan Elevasi sesuai dengan yang direncanakan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 28


BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
Catatan : Semua rincian mengenai kebutuhan koefisien, dan volume masing-masing item
pekerjaan kami tuangkan ke dalam Analisa Teknis Satuan Pekerjaan.

I. PEKERJAAN UMUM.
1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
1
Rambu Tetap (Selama Pelaksanaan) Buah 2

2 Rambu Peringatan Sementara Buah 10

3 Petugas Bendera (Flagman) Ls 2

4 Traffic Cone (Plastik/Karet/Cetak Beton) Buah 2

Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama waktu pelaksanaan
pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Alat :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara,
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja manajemen lalu lintas untuk pengatur lalu lintas selama pelaksanan
pekerjaan.

PELAKSANAAN
 Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
 Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai

1) RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS


Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen LaluLintas

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 29


Kami akan menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian hingga
agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan pengguna jalan terlindungi.

Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya
selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli
Keselamatan Jalan dari pihak kami, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (lihat Seksi 1.19 Spesifikasi Umum).
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor jika dibutuhkan.

2) Pembagian Zona Pekerjaan Jalan


Zona Pekerjaan Jalan dibagi menjadi empat zona berdasarkan fungsinya (sesuai dengan Instruksi
Dirjen Bina Marga No. 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar pada Lampiran 1.8.A. Zona tersebut adalah:
1. Zona peringatan dini adalah segmen jalan dimana pengguna jalan diinformasikan tentang
akan adanya pekerjaan jalan dan apa yang harus dilakukan.
2. Zona pemandu transisi adalah segmen jalan dimana pengemudi dipandu untuk menurunkan
kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
3. Zona kerja adalah segmen jalan dimana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat pekerja,
peralatan, perlengkapan, serta material.
4. Zona terminasi adalah segmen jalan dimana lalu lintas dituntun kembali ke kondisi normal
setelah melalui lokasi pekerjaan.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum, Kami akan
memasang marka sementara (pre marking), dan rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya
yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.

3) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan LaluLintas


Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang sebagaimana mestinya
untuk pengendalian lalu lintas yang berkeselamatan tidak disediakan, tidak dipelihara atau tidak
dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi yang
mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan.
Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut
dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau pekerja diabaikan secara serius dan dengan sengaja
oleh pihak kami, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tindakan perbaikan yang sepadan dan
memotong biaya dari hak sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada pihak
kami.
Semua pekerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan pekerja harus mengenakan baju yang reflektif,
sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui
Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian hingga agar
sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, Direksi Pekerjaan wajib memeriksa dan mengawasi
pelaksanaan keselamatan lalu lintas di lokasi pekerjaan dengan membuat formulir pemantauan
kesesuaian berdasarkan RMKL yang telah disepakati pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi termasuk di dalamnya adalah kelengkapan perlengkapan jalan sementara.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 30


4) Koordinasi Antara Berbagai Kontrak-kontrak Pekerjaan Sipil

Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.

5) Pemeliharaan Perlengkapan Jalan Sementara

Kami akan menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap


operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang maupun malam
untuk menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-
rambu, dan sebagainya baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.

Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.

Gambar : Pelaksanaan Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 31


Gambar : Pemasangan Rambu Pengalihan Arus Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Beban Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.

2. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

1.21 Manajemen Mutu


1 Manajer Kendali Mutu LS 1
2 Laporan Rencana Mutu Kontrak Buku 1
3 Laporan Berkala Quality Control Buku 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli Pengendalian Mutu (QCPLAN) untuk pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan.

RENCANA PENGENDALIAN MUTU (QCPLAN)


 Sebagai bagian dari Jaminan Mutu yang disyaratkan dalam Pasal 7 dan Pasal 22 dari Syarat-
syarat Kontrak, Kami bertanggung-jawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi dan menguji

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 32


cara, metode, bahan, kecakapan-kerja, proses produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana
diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan Kontrak.
 Kami akan menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap
kepada Direksi Pekerjaan minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan
yang dicakup oleh perencanaan.
 Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci metodologi
yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan dengan mengacu pada spesifikasi
teknis dan gambar desain.
 Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan (termasuk
mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana
terdapat ketentuan-ketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan
terlebih dulu sedemikian hingga Direksi Pekerjaan dapat menerima bagian prinsip dari Rencana
Pengendalian Mutu (QC Plan) dan detil-detil khusus untuk setiap elemen dari Pekerjaan.
 Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) ini mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk
tanpa pembatasan terhadap semua bahan dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada
Kegiatan.
 Kami akan memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana Pengendalian Mutu,
tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga
dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan.
 Mengontrol secara rutin agar semua prosedur pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai
persyaratan spesifikasi dengan menerapkan SOP Work Request (Pembahasan Metode Kerja)
 Rencana Mutu sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan sejalan dengan persyaratan
proses lain dari sistem manajemen mutu pekerjaan.
 Rencana Mutu berisikan persyaratan teknis, administrasi, maupun ketentuan lain seperti yang
dipersyaratkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam
rangka memenuhi mutu pekerjaan yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen mutu (meliputi: Pedoman Mutu,
Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam
rangka mencapai kesesuaian mutu yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan pengujian yang
diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
 Rencana Mutu mencakup Catatan Mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan
bukti bahwa pelaksanaan kegiatan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
 Dengan tahapan-tahapan pekerjaan yang dipersiapkan dengan baik, dipandu dengan prosedur
pelaksanaan, kontrol berkesinambungan, dan evaluasi yang tak pernah putus, membuat
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat mampu mencapai titik tertinggi kualitas yang diharapkan.

3. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1 Petugas K3 Konstruksi (Potensi Resiko Rendah) LS 1
Ahli K3 Konstruksi (Potensi Resiko Tinggi/Sedang)
Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
2 (RK3K) Buku 3
3 Laporan Bulanan / Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) Buku 5
4 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Penunjang K3 Konstruksi :
Alat Pelindung Diri / APD (Sesuai kebutuhan: Helm, Safetybelt,
a) Sepatu Set 5
Kaos Tangan, Rompi, Jas Hujan, Kacamata Pengaman)
b) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) Set 1
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3 Konstruksi di Lapangan Buah 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Persiapan APD dan kelengkapan K3

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 33


 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Peralatan Dan Penunjang Fasilitas K3 :
a) Alat pelindung diri /APD sesuai kebutuhan pekerja ;
b) Fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ;
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3;
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli K3 untuk pengawasan dan pengendalian pada pekerja tentang
kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan pekerja selama pelaksanan pekerjaan.

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


 Kami akan membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
 Kami akan menyiapkan, melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi
untuk seluruh tahapan pekerjaan..
 Kami akan mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan
harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi bahaya rendah.
Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
 Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja di
ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
 Segera kami akan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap ketidaksesuaian yang
ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3 Konstruksi disampaikan oleh kami
kepada Pengawas Pekerjaan.
 Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dan Laporan Bulanan /
Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) akan kami sampaikan kepada Pengawas pekerjaan dan
Pengguna Jasa untuk melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.

 Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan kami akan
menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang
mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
 Mengawasi kebersihan daerah kerja
 Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll)
jika dipersyaratkan.
 Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll)
 Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
 Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
 Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau
kebakaran.

K3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


 Fasilitas Mandi dan Cuci, kami akan menyediakan fasilitas cuci yang memadai dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh tenaga kerja konstruksi.
 Fasilitas Sanitasi, kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun
toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat sampah
dengan kapasitas yang memadai.
 Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh tenaga
kerja.
 Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 34


a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar
isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. PER.15/MEN/VIII/ 2008 atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
b) Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung
jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
 Penerangan disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya. Penerangan tambahan disediakan untuk pekerjaan detail, proses berbahaya,
atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
 Pemeliharaan Fasilitas menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan
dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
 Program K3 yang dilaksanakan meliputi :

I. Pembuatan Safety Plan


• Membentuk Organisasi K3 Proyek
• Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
• Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya.
• Site plan K3.
• Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


• Alat pemadam kebakaran
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K.

Alat Pelindung Diri (APD)

 Safety Halmet  Ear Plug/Ear Muf


 Melindungi kepala dari kejatuhan  Melindungi telinga dari bising yang
material diatas ambang batas (NAB = 85 dB
utk 8 jam kerja)


• Masker material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 35


 Safety Glasses/Google  Gloves (sarung tangan)
 Melindungi mata dari benda asing  Melindungi tangan dari terkena
bahaya

Kain/cotton

Leather/kulit

Rubber/karet

• Reflected Vest (Rompi)


 Sebagai penanda dengan cara
memantulkan cahaya

 Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya

 Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 36


III. PEKERJAAN UTAMA DAN PEKERJAAN LAINNYA.
1. Galian biasa
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 133 hari, yaitu pada minggu
ke-2 sampai minggu ke-20 sesuai jadwal waktu pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Tenaga kerja :
Pekerja, Sopir, Operator, Mandor, Petugas K3.
 Peralatan kerja :
Excavator, Dump Truck, Asphalt Cutter, Stemper dan Alat bantu ( Cangkul, ganco/ dandang,
sekop, Keranjang bambu)

Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada
titik pekerjaan.
o Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
o Sebelum Penggalian, pekerja memotong lapisan perkerasan aspal yang akan digali dengan
Aspalt Cutter sesuai dengan garis potongan dan gambar rencana.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
o Selanjutnya hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi yang ditentukan
dalam rencana kerja

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 37


o Pekerja merapikan hasil galian untuk mendapatkan hasil penggalian yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis. Untuk memudahkan proses pekerjaan struktur yang
selanjutnya akan dikerjakan.
o Pekerja memadatkan dasar hasil galian dengan menggunakan alat pemadat (Stamper)
sampai kepadatan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi.
o Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan semua
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama.
o Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis
formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau
menurut pendapat
o Jika Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan
atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
o Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Kami akan
melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk memastikan drainase
alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut
mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%

Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


o Semua bahan hasil galian yang dapat dipakai dalam batas- batas dan lingkup kegiatan
bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
penimbunan kembali.
o Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan
diratakan di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
o Semua bahan hasil galian pembuangan dan penggunaan bahan mengacu spesifikasi teknis
dan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Mutu yang di harapkan :


 Pekerjaan yang efektif dan efisien sesuai spesifikasi, dan mampu menghasilkan pekerjaan tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
 Galian Tanah yang rapi, dan mempunyai dimensi yang sesuai dengan gambar kerja.
 Galian Tanah sesuai dengan spesifikasi.
 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi dan Elevasi sesuai dengan yang direncanakan

2. Beton Struktur fc' 20 Mpa


Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 136 hari, yaitu pada minggu
ke-3 sampai minggu ke-22 (atau minggu terakhir pekerjaan) sesuai jadwal waktu pelaksanaan.

Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Alat :
Mesin Pencampur (Concrete Mixer), Penggetar mekanis (Concrete Vibrator), dan alat
bantu (Water Tangker, ember besar, ember kecil)
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga / pekerja, tukang, kepala tukang, operator, mandor, Petugas K3.
 Persiapan Material/ bahan :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 38


Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton jenis semen Portland tipe
I,II,III,IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Portland tipe III
dengan air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC
(Portland Composite Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi
Pekerjaaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka kami akan mengajukan
kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang
digunakan.

Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik.

Agregat
a) Ketentuan Gradasi Agregat
(i) Gradasi agregat kasar dan halus yang memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Butir 7.1.1.(7) dan 7.1.3.(1) yang dibuktikan oleh hasil
campuran percobaan.

(ii) Agregat kasar dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton
dicor.

b) Sifat-sifat Agregat
(i) Agregat yang digunakan bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(ii) Agregat bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian, bila diperlukan contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur yang berhubungan.

Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan
pengisi pori dalam campuran beton.

 Material/Bahan yang akan kami gunakan mengacu dengan Spesifikasi Teknis


dan Mendapat Persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 39


o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada titik
pekerjaan.
o Mengajukan rancangan campuran beton (Job Mix Desain) kepada Direksi Pekerjaan.
o Pemasangan lapisan plastik untuk mencegah beton meresap ke tanah dasar galian sesuai
spesifikasi dan gambar kerja.
o Pemasangan Bowplank/Profil pada lokasi pekerjaan.
o Bekisting untuk pembetukan beton, penahan beban dan getaran. Penambahan
penyangga/perancah Bekisting untuk memperkuat dan memperkokoh pada saat proses
pemadatan.
o Bekisting dan Perancah terbuat dari kayu dan bambu dengan kualitas baik sesuai spesifikasi
dan sesuai pentunjuk Direksi.
o Bingkai bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai elevasi, kedap mortar serta harus kaku
dan kuat, terutama perancahnya untuk dapat menahan kemungkinan goyangan dan
pelenturan yang terjadi bila kena tekanan beban bahan adukan beton atau beban yang lain.
o Tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup
kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan disangganya dengan
aman. Bekisting dapat dibongkar setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari dan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
o Pelaksanaan pengecoran sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis, adalah sebagai
berikut :
o Penakaran Bahan (Ketentuan Dalam Spesifikasi)
a) Untuk mutu beton fc’> 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus
ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’< 20 MPa atau K250 diizinkan ditakar
menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam
zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering
permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang akan
digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila
agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan
perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data
resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menurut volume,
maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat halus
Kadar Air Permukaan(Mosture Content), % (= Kadar Air-Resapan)

Pencampuran
o Beton dicampur dalam mesin Concrete Mixer yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.

o Pencampur dilengkapi dengan tangki air (Water Tangker) yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiappenakaran.

o Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

o Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian.

o Setelah Proses pencampuran beton dimasukan dalam wadah/gerobak sorong dan


siap untuk di distribusikan menuju lokasi pekerjaan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 40


Gambar : Proses Pencampuran Dan Penuangan Beton Untuk Siap Didistribusikan
Ke Lokasi Pekerjaan.

Pengecoran
o Kami akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
o Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kami tidak akan
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
o Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Semua alas beton, sebelum dilakukan pengecoran diberi dasar plastik agar adonan
tidak terbuang dan air adonan tidak menyusut yang bisa mengurangi kualitas adonan
beton.
o Pengecoran beton untuk Perkerasan Bahu Jalan dibantu dengan menggunakan
Talang untuk mempermudah jatuhnya beton pada lokasi yang akan di cor.
Pengecoran di mulai dari struktur terbawah menerus sampai dengan tinggi rencana.
Perkuatan bekisting harus selalu di cek kekuatannya untuk mencegah terjadinya
kerusakan pembentukan beton.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 41


Gambar : Proses Pengecoran Beton Pada Lokasi Pekerjaan Sebagai Perkerasan Bahu Jalan.

o Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
o Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
o Beton dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai
pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu
meter dari tempat awal pengecoran.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 42


 Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu
48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk
tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
 Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran
beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan.
 Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
o Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.
o Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan
telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai denganbetonnya.
o Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.

Pemadatan
o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
o Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udaraterisi.
o Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
o Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
o Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45cm.
o Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran
beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%

Perawatan (Curing)
 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
 Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan ( geotekstil) yang
dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang
disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 43


Gambar : Perawatan Beton.

Perlindungan (Protection)
 Kami akan melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
 Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

Gambar : Perlindungan Beton.


Mutu yang di harapkan :
 Pekerjaan yang efektif dan efisien sesuai spesifikasi, dan mampu menghasilkan pekerjaan tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
 Bekisting yang kuat menahan beban beton, tidak melengkung dan rapi.
 Ukuran yang sesuai dengan gambar rencana.
 Hasil pengecoran tidak keropos, dan mutu beton yang sesuai dengan spesifikasi.
 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi dan Elevasi sesuai dengan yang direncanakan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 44


BAB IV
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

I. Uraian Pekerjaan Penunjang Sebelum Dan Saat Pelaksanaan


1. Dokumentasi
Waktu
Dokumentasi dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai
oleh pengguna jasa.

Membuat dan menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Sebagai dokumentasi pendukung kegiatan Semua
proses/tahapan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto
berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto untuk setiap bagian
tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 (tiga) seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (1 00%), dimana
pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang
sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang akan difoto. Foto
negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Ketiga gambar untuk tahapan itu
harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, koordinat, foto negative yang
bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain. 5
(lima) set album foto harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada saat penyelesaian pekerjaan.

2. Uitzet /Pengukuran
Waktu
Pengukuran dilaksanakan pada awal pelaksanaan pekerjaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tim Tenaga kerja pengukuran
 Persiapan Alat:
Alat bantu : Theodolite dan alat bantu (waterpass, meteran kecil, meteran panjang)

Pelaksanaan
Melakukan pengukuran kembali mengenai elevasi dan situasi area. Kami akan memasang dan
memelihara patok-patok pembantu pengukuran, menentukan lokasi/koordinat untuk pelaksanaan
pekerjaan, dan pada akhir pekerjaan harus dibersihkan kembali. Kami akan mendapat petunjuk
secara tertulis dari Direksi Pekerjaan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi
berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran Pelaksanaan pekerjaan. Kami akan
menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topography (theodolite, waterpass,
meteran dari pita dan rantai).
Pengukuran yang dilaksanakan oleh tim dari pihak kami di dampingi dan Direksi pengguna jasa
dengan menggunakan alat pengukuran dan perangkatnya. Pengukuran tersebut dimaksud untuk
menentukan titik-titik elevasi pada gambar dan kondisi lapangan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 45


Catat data pengukuran dan elevasi pengukuran dengan pedoman elevasi pada titik Bench Mark (BM)
terdekat yang sudah ada. Hasil di plot pada gambar pelaksanaan, dan dibuat gambar Rencana Kerja
(Shop Drawing) sebagai data pendukung Mutual Check 0% (MC. 0%).

3. Pembersihan Lapangan
Waktu
Pembersihan lapangan dilaksanakan sebelum pekerjaan utama dilaksanakan

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi
 Persiapan Tenaga Kerja :
Pekerja pembersihan lapangan
 Persiapan Alat:
Alat bantu pembersihan lapangan

Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, diminta untuk membersihkan semua daerah
yang akan ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan. Pembersihan meliputi pembersihan
pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu. Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar
tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon
yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang dibersihkan, sedangkan
pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan ditempat. Biaya pembersihan lapangan sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan.

4. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
1
Rambu Tetap (Selama Pelaksanaan) Buah 2

2 Rambu Peringatan Sementara Buah 10

3 Petugas Bendera (Flagman) Ls 2

4 Traffic Cone (Plastik/Karet/Cetak Beton) Buah 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 46


 Persiapan Alat :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara,
 Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja manajemen lalu lintas untuk pengatur lalu lintas selama pelaksanan
pekerjaan.

PELAKSANAAN
 Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
 Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai

1) RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS


Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen LaluLintas
Kami akan menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian hingga
agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan pengguna jalan terlindungi.

Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya
selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli
Keselamatan Jalan dari pihak kami, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (lihat Seksi 1.19 Spesifikasi Umum).
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor jika dibutuhkan.

2) Pembagian Zona Pekerjaan Jalan


Zona Pekerjaan Jalan dibagi menjadi empat zona berdasarkan fungsinya (sesuai dengan Instruksi
Dirjen Bina Marga No. 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar pada Lampiran 1.8.A. Zona tersebut adalah:
1. Zona peringatan dini adalah segmen jalan dimana pengguna jalan diinformasikan tentang
akan adanya pekerjaan jalan dan apa yang harus dilakukan.
2. Zona pemandu transisi adalah segmen jalan dimana pengemudi dipandu untuk menurunkan
kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
3. Zona kerja adalah segmen jalan dimana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat pekerja,
peralatan, perlengkapan, serta material.
4. Zona terminasi adalah segmen jalan dimana lalu lintas dituntun kembali ke kondisi normal
setelah melalui lokasi pekerjaan.
Bilamana pekerjaan belum selesai, dan jalan atau lajur dibuka untuk lalu lintas umum, Kami akan
memasang marka sementara (pre marking), dan rambu sementara atau perlengkapan jalan lainnya
yang dibutuhkan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.

3) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan LaluLintas


Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang sebagaimana mestinya
untuk pengendalian lalu lintas yang berkeselamatan tidak disediakan, tidak dipelihara atau tidak
dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi yang
mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 47


Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut
dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau pekerja diabaikan secara serius dan dengan sengaja
oleh pihak kami, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tindakan perbaikan yang sepadan dan
memotong biaya dari hak sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada pihak
kami.
Semua pekerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan pekerja harus mengenakan baju yang reflektif,
sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan/atau Dinas
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui
Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian hingga agar
sorot cahaya tidak mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, Direksi Pekerjaan wajib memeriksa dan mengawasi
pelaksanaan keselamatan lalu lintas di lokasi pekerjaan dengan membuat formulir pemantauan
kesesuaian berdasarkan RMKL yang telah disepakati pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi termasuk di dalamnya adalah kelengkapan perlengkapan jalan sementara.

4) Koordinasi Antara Berbagai Kontrak-kontrak Pekerjaan Sipil

Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.

5) Pemeliharaan Perlengkapan Jalan Sementara

Kami akan menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap


operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang maupun malam
untuk menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-
rambu, dan sebagainya baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.

Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.

Gambar : Pelaksanaan Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 48


Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Pengalihan Arus Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Beban Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.

Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.

5. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

1.21 Manajemen Mutu


1 Manajer Kendali Mutu LS 1
2 Laporan Rencana Mutu Kontrak Buku 1
3 Laporan Berkala Quality Control Buku 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 49


Persiapan :
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli Pengendalian Mutu (QCPLAN) untuk pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan.

RENCANA PENGENDALIAN MUTU (QCPLAN)


 Sebagai bagian dari Jaminan Mutu yang disyaratkan dalam Pasal 7 dan Pasal 22 dari Syarat-
syarat Kontrak, Kami bertanggung-jawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi dan menguji
cara, metode, bahan, kecakapan-kerja, proses produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana
diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan Kontrak.
 Kami akan menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap
kepada Direksi Pekerjaan minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan
yang dicakup oleh perencanaan.
 Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci metodologi
yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan dengan mengacu pada spesifikasi
teknis dan gambar desain.
 Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan (termasuk
mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana
terdapat ketentuan-ketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan
terlebih dulu sedemikian hingga Direksi Pekerjaan dapat menerima bagian prinsip dari Rencana
Pengendalian Mutu (QC Plan) dan detil-detil khusus untuk setiap elemen dari Pekerjaan.
 Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) ini mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk
tanpa pembatasan terhadap semua bahan dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada
Kegiatan.
 Kami akan memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana Pengendalian Mutu,
tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga
dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan.
 Mengontrol secara rutin agar semua prosedur pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai
persyaratan spesifikasi dengan menerapkan SOP Work Request (Pembahasan Metode Kerja)
 Rencana Mutu sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan sejalan dengan persyaratan
proses lain dari sistem manajemen mutu pekerjaan.
 Rencana Mutu berisikan persyaratan teknis, administrasi, maupun ketentuan lain seperti yang
dipersyaratkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam
rangka memenuhi mutu pekerjaan yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen mutu (meliputi: Pedoman Mutu,
Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam
rangka mencapai kesesuaian mutu yang diinginkan.
 Rencana Mutu mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan pengujian yang
diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
 Rencana Mutu mencakup Catatan Mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan
bukti bahwa pelaksanaan kegiatan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
 Dengan tahapan-tahapan pekerjaan yang dipersiapkan dengan baik, dipandu dengan prosedur
pelaksanaan, kontrol berkesinambungan, dan evaluasi yang tak pernah putus, membuat
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat mampu mencapai titik tertinggi kualitas yang diharapkan.

6. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 50


1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 Petugas K3 Konstruksi (Potensi Resiko Rendah) LS 1
Ahli K3 Konstruksi (Potensi Resiko Tinggi/Sedang)
Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
2 (RK3K) Buku 3
3 Laporan Bulanan / Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) Buku 5
4 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Penunjang K3 Konstruksi :
Alat Pelindung Diri / APD (Sesuai kebutuhan: Helm, Safetybelt,
a) Sepatu Set 5
Kaos Tangan, Rompi, Jas Hujan, Kacamata Pengaman)
b) Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) Set 1
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3 Konstruksi di Lapangan Buah 2

Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.

Persiapan
 Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
 Persiapan APD dan kelengkapan K3
 Menyusun instruksi kerja sesuai K3
 Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
 Pengambilan dokumentasi 0%
 Peralatan Dan Penunjang Fasilitas K3 :
a) Alat pelindung diri /APD sesuai kebutuhan pekerja ;
b) Fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ;
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3;
 Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli K3 untuk pengawasan dan pengendalian pada pekerja tentang
kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan pekerja selama pelaksanan pekerjaan.

SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


 Kami akan membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
 Kami akan menyiapkan, melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi
untuk seluruh tahapan pekerjaan..
 Kami akan mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan
harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi bahaya rendah.
Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
 Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja di
ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
 Segera kami akan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap ketidaksesuaian yang
ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3 Konstruksi disampaikan oleh kami
kepada Pengawas Pekerjaan.
 Laporan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dan Laporan Bulanan /
Periodik Inspeksi K3 Konstruksi (RK3K) akan kami sampaikan kepada Pengawas pekerjaan dan
Pengguna Jasa untuk melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan.

 Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan kami akan
menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang
mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 51


Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk :
 Mengawasi kebersihan daerah kerja
 Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll)
jika dipersyaratkan.
 Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll)
 Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
 Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
 Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau
kebakaran.

K3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


 Fasilitas Mandi dan Cuci, kami akan menyediakan fasilitas cuci yang memadai dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh tenaga kerja konstruksi.
 Fasilitas Sanitasi, kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun
toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat sampah
dengan kapasitas yang memadai.
 Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh tenaga
kerja.
 Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
a) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Standar
isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No. PER.15/MEN/VIII/ 2008 atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
b) Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung
jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
 Penerangan disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung,
tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau
menggunakannya. Penerangan tambahan disediakan untuk pekerjaan detail, proses berbahaya,
atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
 Pemeliharaan Fasilitas menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan
dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
 Program K3 yang dilaksanakan meliputi :

I. Pembuatan Safety Plan


• Membentuk Organisasi K3 Proyek
• Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
• Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu
• Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya.
• Site plan K3.
• Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)

II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri


• Alat pemadam kebakaran
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 52


Alat Pelindung Diri (APD)

 Safety Halmet  Ear Plug/Ear Muf


 Melindungi kepala dari kejatuhan  Melindungi telinga dari bising yang
material diatas ambang batas (NAB = 85 dB
utk 8 jam kerja)


• Masker material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah

 Safety Glasses/Google  Gloves (sarung tangan)


 Melindungi mata dari benda asing  Melindungi tangan dari terkena
bahaya

Kain/cotton

Leather/kulit

Rubber/karet

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 53


• Reflected Vest (Rompi)
 Sebagai penanda dengan cara
memantulkan cahaya

 Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya

 Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 54


II. Uraian Pekerjaan Penunjang Pasca Pelaksanaan
1. Demobilisasi
Demobilisasi alat kerja, tenaga, maupun material sisa pekerjaan kami lakukan dengan melihat
kondisi kebutuhan, jika memang perlu dimobiisasi saat pelaksanaan pekerjaan kami akan
lakukan atas persetujuan direksi. Demobilisasi juga dilakukan setelah pekerjaan dinyatakan
selesai dan diterima oleh pengguna jasa.

2. Perbaikan jalan kerja


Setelah pekerjan dinyatakan selesai, jalan kerja biasanya ada yang rusak akibat dari mobilisasi
material pekerjaan.Untuk itu jalan kerja diperbaiki kembali agar fungsinya seperti sedia kala.

3. Pembersihan Lokasi Kerja


Setelah pekerjaan dilaksanakan biasanya banyak sisa material dilokasi pekerjaan, hal itu
menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang tinggal dilokasi tersebut.Untuk itu dilakukan
pembersihan lokasi kerja.

4. Penyerahan berkas administrasi proyek


Setelah pelaksanaan proyek selesai, kami akan menyampaikan laporan kegiatan proyek kepada
Pengguna Jasa berupa laporan progress harian mingguan bulanan, MC-100, Ast build drawing,
hasil uji laboratorium pekerjaan (Jika diperlukan), dan foto pelaksanaan.

5. Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)


Setelah pekerjaan selesai dan dinyatakan telah memenuhi semua persyaratan secara teknis, K3,
dan administrasi pelaksanaan maka kami segera mengajukan permohonan pemeriksaan
pekerjaan kepada pengguna jasa guna sebagai syarat Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO).
Dalam pemeriksaan pekerjaan nantinya kami selaku pengguna jasa akan menyiapkan data
seperti foto dokumentasi pekerjaan dan foto pendukungnya, data MC-100, Ast build drawing, dan
data pendukung lainnya. Peralatan kami juga akan menyiapkan alat ukur (meteran) dan alat
pendukung lainnya guna memudahkan tim pemeriksa mengechek dimensi pekerjaan. Kami
rencanakan Proses Pemeriksaan dan Serah terima pekerjaan selama 5 hari di akhir sesuai jadwal
pelaksanaan.

6. Pemeliharaan Dan Monitoring Pekerjaan


Kami akan memelihara dan memperbaiki pekerjaan jika ada kerusakan pada pekerjaan ini
selama masa pemeliharaan yang tercantum dalam dokumen kontrak pekerjaan. Dalam masa
pemeliharaan kami juga akan selalu berkordinasi dengan pihak pengguna jasa untuk kesuksesan
pemeliharaan pekerjaan tersebut.
Kami akan melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi potensi/kerusakan nyata dan
disfungsi produk selama dalam masa pemeliharaan serta penanganannya sehingga kembali
pada kondisi dan berfungsi seperti semula pada saat serah terima pertama pekerjaan.

7. Serah Terima Pekerjaan Kedua (FHO)


Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai dan dinyatakan telah memenuhi semua
persyaratan secara teknis dan administrasi maka kami segera mengajukan berita acara
permohonan pemeriksaan pekerjaan kedua kepada pengguna jasa guna sebagai syarat Serah
Terima Pekerjaan Kedua (FHO). Dalam pemeriksaan pekerjaan nantinya kami selaku penyedia
jasa akan menyiapkan data seperti berita acara serah terima, foto dokumentasi pekerjaan dan
foto pendukungnya, dan data pendukung lainnya.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 55


BAB V
PENUTUP.

Demikian pemaparan metode pelaksanaan yang kami sampaikan, kami yakin dengan metode
pelaksanaan yang kami buat ini akan mampu menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien
yang mampu menghasilkan pekerjaan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat guna.

Diharapkan pada masa pelaksanaan pekerjaan nanti dapat timbul ide-ide baru yang bermanfaat
bagi pelaksanaan pekerjaan yang tentunya akan disesuaikan dan tidak bertentangan dengan
dokumen kontrak. Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini.

Kebumen, 20 Mei 2019


Penawar,
PT. MITRA KARYA PARACONS.

ATOK SUHARTO.
DIREKTUR UTAMA.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PT. MITRA KARYA PARACONS. 56

Anda mungkin juga menyukai