BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan
merupakan sarana vital bagi masyarakat menjalani roda kehidupan. Dengan adanya jalan raya daerah
yang sebelumnya mengalami kesulian dalam akses transportasi bisa semakin mudah melakukan
transportasi darat. Sebagai akses utama yang sangat penting bagi masyarakat jalan perlu dilakukan
pemeliharaan secara berkala mulai dari penambahan struktur, pelebaran jalan dan bangunan pendukung
lainnya seperti bahu jalan, rambu lalu lintas, selokan air dan lainnya. Dengan jalan yang baik diharapkan
masyarakat menjadi mudah dalam menjalankan transportasi untuk mendukung perekonomian, kegiatan
sosial dan sebagainya.
Sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan harus dibuat perencanaan yang matang agar nantinya
pekerjaan dapat selesai tepat waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
Dalam pelaksanaannya juga dibutuhkan sebuah metode pelaksanaan yang tepat dan efisien agar proses
pelaksanaan berjalan lancar dan menghasilkan mutu yang diharapkan. Untuk itu kami sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut membuat metode pelaksanaan dengan survei lokasi terlebih dahulu
dan mengacupada spesifikasi teknis yang telah ditentukan
3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini terletak di Ruas Jalan Magelang - Ngablak, Nomer Ruas 180, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah.
4. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat pekerjaan : Perkerasan bahu jalan dengan beton K-250.
Lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. SMK3
Setelah dokumen RK3K Pelaksanaan Pekerjaan telah dibahas dan disetujui oleh pengguna jasa
dilakukan dengan persiapan implementasi SMK3.
Pekerjaan dilapangan sangat rawan terjadi kecelakan, baik yang disebabkan oleh manusia, alat,
desain atau metode yang tidak aman. Oleh karena itu safetyplan sangat diperlukan, baik untuk
keselamatan orang bekerja pada pekerjaan itu, orang yang berada disekitar pekerjaantersebut, juga
terhadap keamanan pekerjaanitu sendiri selama proses pelaksanaan pekerjaan.
Kami juga akan menerapkan prosedur Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Waktu :
Implementasi SMK3 dalam pekerjaan selama pekerjaan berlangsung
Dalam pelaksanaan proyek, penerapan SMK3 merupakan bagian penting dalam pekerjaan ini.
- Setiap pekerja harus masuk atau keluar melalui pintu masuk/keluar yang sudah disediakan serta
membawa kartu identitas.
- Setiap pekerja harus memakai helmet, sepatu kerja dan pakaian yang layak untuk masuk ke lokasi
kerja.
- Pada saat bekerja pekerja tidak diijinkan untuk meninggalkan lokasi pekerjaan atau masuk ke area
pekerjaan lain tanpa instruksi atau ijin dari mandor/pengawas.
- Setelah selesai bekerja, pekerja wajib melaporkan hasil pekerjaan kepada mandor/pengawas
sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan masing-masing.
b. Lokasi Kerja
- Setiap mandor/pengawas diwajibkan untuk mengontrol area dimana para pekerja berada, perlu
dipastikan area tersebut sudah aman sebelum pekerjaan dimulai.
- Setiap pekerja galian atau tempat-tempat terbuka yang dapat mengakibatkan bahaya jatuh harus
diberi pagar pengaman.
- Lokasi pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih dari sampah atau sisasisa material yang tidak
terpakai.
c. - Lokasi Rehabilitasi Jalan Magelang - Ngablak/ Bts. Kab. Semarang Ruas. 180), terletak di
Ruas Jalan Magelang – Ngablak, Nomor Ruas 180, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
- Alat berat yang dioperasikan harus diawasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Tidak diperbolehkan memasuki area alat-alat berat tersebut beroperasi kecuali petugas yang
mengoperasikan alat berat tersebut.
f. Mekanik
Mekanik harus segera memperbaiki peralatan yang digunakan dalam bekerja setelah
mendapatkan laporan kerusakannya
g. Pencegah Kebakaran
Kami akan melakukan pencegahan kebakaran dengan menyediakan peralatan secukupnya. Dan
akan memelihara peralatan pemadam kebakaran tersebut dalam keadaan baik dan siap pakai
pada saat dibutuhkan. Kami bertanggungjawab terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan upaya
pencegahan kebakaran. Beberapa cara untuk pencegahan kebakaran antara lain :
- Jangan membawa api dimana ada tanda “AWAS API” - Bila bekerja menggunakan api, hati-hati
dalam penggunaannya.
- Menjaga agar jangan terjadi tumpahan minyak di lokasi pekerjaan.
- Menyediakan pemadam api ditempat-tempat yang diperlukan sesuai dengan jenis alat pemadam
api yang dibutuhkan.
- Jangan memindahkan alat pemadam api tanpa persetujuan resmi serta adakan pengecekan alat
pemadam api setiap satu bulan sekali.
h. Kecelakaan Kerja
- Bila terjadi kecelakaan baik besar maupun kecil segera lapor pada mandor/pelaksana dan
selanjutnya pada petugas keselamatan dan kesehatan kerja guna mendapatkan P3K.
- Mandor/Pelaksana harus mengetahui serta melaporkan kepada petugas keselamatan dan
kesehatan kerja sebab-sebab terjadinya kecelakaan, waktu dan tempat kejadian guna
penanggulangan lebih lanjut sesuai penanganan kecelakaan dilokasi kerja.
i. Keamanan
- Petugas keamanan wajib melaporkan kegiatan kerja setiap harinya ataupun hal-hal penting lainnya
yang menjadi tanggung jawabnya kepada ketua regu jaga, kemudian ketua regu jaga melaporkan
kepada petugas K-3.
- Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pihak keamanan bila terjadi kehilangan barang proyek,
perkelahian ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan terganggunya kondisi keamanan
dilapangan. Selanjutnya petugas keamanan segera melaksanakan investigasi dan
mengkoordinasikannya dengan petuga keselamatan dan kesehatan kerja, serta membuat laporan
tertulis kepada Pimpinan Proyek dan Pimpinan Perusahaan
7. Kegiatan Administrasi
Administrasi meliputi laporan progress pekerjaan (harian, mingguan, bulanan), laporan MC-0 dan MC-
100, shop drawing, as build drawing, termasuk pengurusan termyn pekerjaan dan kegiatan surat
menyurat. Administrasi dilakukan selama proses pekerjaan berlangsung.
9. Uitzet /Pengukuran
Kami akan melakukan pengukuran kembali mengenai elevasi dan situasi area. Kami akan memasang
dan memelihara patok-patok pembantu pengukuran, menentukan lokasi/koordinat untuk
pelaksanaan pekerjaan, dan pada akhir pekerjaan harus dibersihkan kembali. Kami akan mendapat
petunjuk secara tertulis dari Direksi Pekerjaan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran Pelaksanaan pekerjaan. Kami
akan menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topography (theodolite,
waterpass, meteran dari pita dan rantai).
Pengukuran yang dilaksanakan oleh Juru Ukur di dampingi team teknis lainnya dan Direksi pengguna
jasa dengan menggunakan alat pengukuran dan perangkatnya. Pengukuran tersebut dimaksud untuk
menentukan titik-titik elevasi pada gambar dan kondisi lapangan.
Catat data pengukuran dan elevasi pengukuran dengan pedoman elevasi pada titik Bench Mark (BM)
terdekat yang sudah ada. Hasil di plot pada gambar pelaksanaan, dan dibuat gambar Rencana Kerja
(Shop Drawing) sebagai data pendukung Mutual Check 0% (MC. 0%).
Semua produk-produk Mutual Check, data ukur gambar-gambar daftar kuantitas dan harga RAB
volume pekerjaan tambah kurang disampaikan kepada pengguna jasa untuk selanjutnya di teliti /
diperiksa kebenarannya. Setelah disetujui oleh kedua belah pihak maka hasil MC 0 % digunakan
14. Pembuatan Direksi Keet, Klinik K3, Gudang/ Barak Kerja dan Pemondokan buruh
Untuk pembuatan Direksi Keet, Klinik K3, barak kerja ditempatkan pada lokasi yang paling strategis
dan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Lapangan, guna mempermudah komunikasi serta
pengawasan jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pembuatan Kantor Lapangan untuk mendukung kelancaran tugas pelaksana dan untuk keperluan
administrasi di Lapangan dengan ukuran minimal 6m x 8m, pembuatan Klinik K3 bertujuan untuk
menangani pertolongan pertama maupun pengobatan ringan yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja dan sebagai tempat istirahat sementara bagi pekerja yang dinyatakan fatigue (kelelahan)
dengan ukuran minimal 6m x 8m, sedangkan pembuatan barak kerja dimaksudkan untuk
menyimpan bahan dan peralatan kerja supaya terlindung dari kerusakan akibat cuaca dan aman.
Jika dirasa perlu mendatangkan tenaga kusus dari luar kami akan membangun pemondokan pekerja
atau sewa perumahan warga di dekat lingkungan kerja guna memberikan fasilitas menginap bagi
pekerja dari luar daerah pekerjaan.
Fasilitas yang tersedia dalam direksikeet / kantor proyek antara lain :
o Papan nama kantor proyek / direksi keet.
o 1 (satu) almari arsip, 2 (dua) meja tulis dan 5 (lima) kursi .
o Buku Tamu
o Buku Direksi / Pengawasan.
o Buku Harian / Material
o Jadwal Waktu Pelaksanaan / Time Schedule
o Grafik cuaca / curah hujan
o Gambar Rencana
o Gambar Kerja / Shop Drawing
o Perhitungan Mutual Check 0 %
o Lembar pengesahan / Ijin Kerja
o Foto-foto poyek kondisi 0 % dan kondisi pelaksanaan
o 1 (satu) buah papan tulis/white board.
17. Mobilisasi
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah maksimal 60 hari setelah
penanda tanganan kontak dan pada minggu terakhir pekerjaan untuk demobilisai sesuai jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
PELAKSANAAN
Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai
Mobilisasi Tenaga kerja, alat kerja (selain alat berat) dan Bahan Material
Pengadaan tenaga kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga setempat, khusus untuk tukang
spesialis dan kepala tukang inti jika tidak ada pada daerah setempat mendatangkan orang yang
sudah berpengalaman dalam bidangnya.
Untuk alat kerja (selain alat berat) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini dimobilisasi dengan
truck dengan menyesuaikan kebutuhan lapangan, alat tersebut bisa ditempatkan pada lokasi
pekerjaan yang dikerjakan sesuai instruksi direksi sedangkan peralatan ringan yang belum bisa
digunakan bisa disimpan dalam gudang pembantu terdekat.
Pengadaan bahan atau material dikirim secara bertahap sesuai dengan kebutuhan setiap
waktunya, hal ini dimaksudkan agar terhindar dari kehilangan, pencemaran dan kerusakan bahan.
Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama waktu pelaksanaan
pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Alat :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara,
Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja manajemen lalu lintas untuk pengatur lalu lintas selama pelaksanan
pekerjaan.
PELAKSANAAN
Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya
Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.
Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Pengalihan Arus Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
2. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli Pengendalian Mutu (QCPLAN) untuk pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan.
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
• Masker
material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah
Kain/cotton
Leather/kulit
Rubber/karet
Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya
Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Tenaga kerja :
Pekerja, Sopir, Operator, Mandor, Petugas K3.
Peralatan kerja :
Excavator, Dump Truck, Asphalt Cutter, Stemper dan Alat bantu ( Cangkul, ganco/ dandang,
sekop, Keranjang bambu)
Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada
titik pekerjaan.
o Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
o Sebelum Penggalian, pekerja memotong lapisan perkerasan aspal yang akan digali dengan
Aspalt Cutter sesuai dengan garis potongan dan gambar rencana.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
o Selanjutnya hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi yang ditentukan
dalam rencana kerja
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Alat :
Mesin Pencampur (Concrete Mixer), Penggetar mekanis (Concrete Vibrator), dan alat
bantu (Water Tangker, ember besar, ember kecil)
Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga / pekerja, tukang, kepala tukang, operator, mandor, Petugas K3.
Persiapan Material/ bahan :
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik.
Agregat
a) Ketentuan Gradasi Agregat
(i) Gradasi agregat kasar dan halus yang memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Butir 7.1.1.(7) dan 7.1.3.(1) yang dibuktikan oleh hasil
campuran percobaan.
(ii) Agregat kasar dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton
dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
(i) Agregat yang digunakan bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(ii) Agregat bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian, bila diperlukan contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur yang berhubungan.
Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan
pengisi pori dalam campuran beton.
Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
Pencampuran
o Beton dicampur dalam mesin Concrete Mixer yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
o Pencampur dilengkapi dengan tangki air (Water Tangker) yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiappenakaran.
o Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
o Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian.
Pengecoran
o Kami akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
o Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kami tidak akan
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
o Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Semua alas beton, sebelum dilakukan pengecoran diberi dasar plastik agar adonan
tidak terbuang dan air adonan tidak menyusut yang bisa mengurangi kualitas adonan
beton.
o Pengecoran beton untuk Perkerasan Bahu Jalan dibantu dengan menggunakan
Talang untuk mempermudah jatuhnya beton pada lokasi yang akan di cor.
Pengecoran di mulai dari struktur terbawah menerus sampai dengan tinggi rencana.
Perkuatan bekisting harus selalu di cek kekuatannya untuk mencegah terjadinya
kerusakan pembentukan beton.
o Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
o Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
o Beton dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai
pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu
meter dari tempat awal pengecoran.
Pemadatan
o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
o Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udaraterisi.
o Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
o Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
o Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45cm.
o Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran
beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%
Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan ( geotekstil) yang
dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang
disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
Perlindungan (Protection)
Kami akan melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
I. PEKERJAAN UMUM.
1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
1
Rambu Tetap (Selama Pelaksanaan) Buah 2
Waktu
Kami rencanakan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama waktu pelaksanaan
pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Alat :
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara;
b) rambu lalu lintas sementara;
c) marka jalan sementara;
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakai jalan sementara, terdiri atas
- alat pembatas kecepatan; dan
- alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan;
f) alat pengaman pemakai jalan sementara,
Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga kerja manajemen lalu lintas untuk pengatur lalu lintas selama pelaksanan
pekerjaan.
PELAKSANAAN
Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya
selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli
Keselamatan Jalan dari pihak kami, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (lihat Seksi 1.19 Spesifikasi Umum).
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor jika dibutuhkan.
Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.
Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Beban Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
2. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli Pengendalian Mutu (QCPLAN) untuk pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan.
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Persiapan APD dan kelengkapan K3
• Masker material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah
Kain/cotton
Leather/kulit
Rubber/karet
Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya
Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Tenaga kerja :
Pekerja, Sopir, Operator, Mandor, Petugas K3.
Peralatan kerja :
Excavator, Dump Truck, Asphalt Cutter, Stemper dan Alat bantu ( Cangkul, ganco/ dandang,
sekop, Keranjang bambu)
Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
o Pemasangan rambu-rambu jalan sementara untuk menghindari kecelakaan lalu lintas pada
titik pekerjaan.
o Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
o Sebelum Penggalian, pekerja memotong lapisan perkerasan aspal yang akan digali dengan
Aspalt Cutter sesuai dengan garis potongan dan gambar rencana.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
o Selanjutnya hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi yang ditentukan
dalam rencana kerja
Persiapan :
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Persiapan Alat :
Mesin Pencampur (Concrete Mixer), Penggetar mekanis (Concrete Vibrator), dan alat
bantu (Water Tangker, ember besar, ember kecil)
Persiapan Tenaga Kerja :
Tenaga / pekerja, tukang, kepala tukang, operator, mandor, Petugas K3.
Persiapan Material/ bahan :
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik.
Agregat
a) Ketentuan Gradasi Agregat
(i) Gradasi agregat kasar dan halus yang memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Butir 7.1.1.(7) dan 7.1.3.(1) yang dibuktikan oleh hasil
campuran percobaan.
(ii) Agregat kasar dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara
baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton
dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
(i) Agregat yang digunakan bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
(ii) Agregat bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian, bila diperlukan contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur yang berhubungan.
Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan
pengisi pori dalam campuran beton.
Pelaksanaan :
o Sudah mendapatkan ijin untuk melaksanaan dari Direksi.
o Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai.
Pencampuran
o Beton dicampur dalam mesin Concrete Mixer yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
o Pencampur dilengkapi dengan tangki air (Water Tangker) yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiappenakaran.
o Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
o Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian.
Pengecoran
o Kami akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
o Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kami tidak akan
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
o Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Semua alas beton, sebelum dilakukan pengecoran diberi dasar plastik agar adonan
tidak terbuang dan air adonan tidak menyusut yang bisa mengurangi kualitas adonan
beton.
o Pengecoran beton untuk Perkerasan Bahu Jalan dibantu dengan menggunakan
Talang untuk mempermudah jatuhnya beton pada lokasi yang akan di cor.
Pengecoran di mulai dari struktur terbawah menerus sampai dengan tinggi rencana.
Perkuatan bekisting harus selalu di cek kekuatannya untuk mencegah terjadinya
kerusakan pembentukan beton.
o Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
o Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
o Beton dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai
pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu
meter dari tempat awal pengecoran.
Pemadatan
o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
o Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udaraterisi.
o Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
o Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan
supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
o Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45cm.
o Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran
beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
o Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan 25%, 50%, 75%, 100%
Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan ( geotekstil) yang
dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang
disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
Perlindungan (Protection)
Kami akan melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
Membuat dan menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Sebagai dokumentasi pendukung kegiatan Semua
proses/tahapan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto
berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto untuk setiap bagian
tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 (tiga) seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (1 00%), dimana
pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang
sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi obyek yang akan difoto. Foto
negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun. Ketiga gambar untuk tahapan itu
harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, koordinat, foto negative yang
bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain. 5
(lima) set album foto harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada saat penyelesaian pekerjaan.
2. Uitzet /Pengukuran
Waktu
Pengukuran dilaksanakan pada awal pelaksanaan pekerjaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi
Persiapan Tenaga Kerja :
Tim Tenaga kerja pengukuran
Persiapan Alat:
Alat bantu : Theodolite dan alat bantu (waterpass, meteran kecil, meteran panjang)
Pelaksanaan
Melakukan pengukuran kembali mengenai elevasi dan situasi area. Kami akan memasang dan
memelihara patok-patok pembantu pengukuran, menentukan lokasi/koordinat untuk pelaksanaan
pekerjaan, dan pada akhir pekerjaan harus dibersihkan kembali. Kami akan mendapat petunjuk
secara tertulis dari Direksi Pekerjaan mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi
berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran Pelaksanaan pekerjaan. Kami akan
menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topography (theodolite, waterpass,
meteran dari pita dan rantai).
Pengukuran yang dilaksanakan oleh tim dari pihak kami di dampingi dan Direksi pengguna jasa
dengan menggunakan alat pengukuran dan perangkatnya. Pengukuran tersebut dimaksud untuk
menentukan titik-titik elevasi pada gambar dan kondisi lapangan.
3. Pembersihan Lapangan
Waktu
Pembersihan lapangan dilaksanakan sebelum pekerjaan utama dilaksanakan
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi
Persiapan Tenaga Kerja :
Pekerja pembersihan lapangan
Persiapan Alat:
Alat bantu pembersihan lapangan
Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, diminta untuk membersihkan semua daerah
yang akan ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan. Pembersihan meliputi pembersihan
pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu. Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar
tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon
yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang dibersihkan, sedangkan
pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan ditempat. Biaya pembersihan lapangan sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan.
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Gambar dan spesifikasi teknis disiapkan
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Aspek K3 :
- Memasang rambu-rambu peringatan pekerjaan
- Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
PELAKSANAAN
Meminta ijin dan berkordinasi dengan Pihak Pengguna jasa dan ijin kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan mobilisasi
Pastikan pekerja memakai APD yang sesuai
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kami akan menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya
selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro dan
juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus disusun oleh Tenaga Ahli
Keselamatan Jalan dari pihak kami, disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (PCM) dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (lihat Seksi 1.19 Spesifikasi Umum).
RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan
tidak bermotor jika dibutuhkan.
Kami akan berkordinasi pada setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran 1.8.A
yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.
Kami akan memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu
lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
Gambar : Pemasangan Traffic Cone Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Pengalihan Arus Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Gambar : Pemasangan Rambu Peringatan Beban Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Gambar : Penugasan Personil Petugas Bendera (Flagman) Dalam Penerapan Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
5. Manajemen Mutu
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa item pekerjaan, meliputi :
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Waktu
Pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung sesuai jadwal waktu
pelaksanaan.
Persiapan
Mengajukan ijin pekerjaan kepada direksi.
Persiapan APD dan kelengkapan K3
Menyusun instruksi kerja sesuai K3
Rencana Pengendalian Mutu Pekerjaan ( QC-Plan)
Pengambilan dokumentasi 0%
Peralatan Dan Penunjang Fasilitas K3 :
a) Alat pelindung diri /APD sesuai kebutuhan pekerja ;
b) Fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ;
c) Tanda Peringatan dan Panduan K3;
Persiapan Tenaga Kerja :
Personil Tenaga Ahli K3 untuk pengawasan dan pengendalian pada pekerja tentang
kepatuhan dalam keselamatan dan kesehatan pekerja selama pelaksanan pekerjaan.
• Masker material atau benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan
Mencegah
Kain/cotton
Leather/kulit
Rubber/karet
Safety Shoes
Melindungi kaki dari terkena bahaya
Jas Hujan
Melindungi dari cuaca hujan.
Demikian pemaparan metode pelaksanaan yang kami sampaikan, kami yakin dengan metode
pelaksanaan yang kami buat ini akan mampu menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien
yang mampu menghasilkan pekerjaan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat guna.
Diharapkan pada masa pelaksanaan pekerjaan nanti dapat timbul ide-ide baru yang bermanfaat
bagi pelaksanaan pekerjaan yang tentunya akan disesuaikan dan tidak bertentangan dengan
dokumen kontrak. Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini.
ATOK SUHARTO.
DIREKTUR UTAMA.