Anda di halaman 1dari 8

Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No.

4 Desember 2020

ANALISIS PERHITUNGAN ULANG LAMPU


PENERANGAN JALAN BYPASS
NGURAH RAI
Gede Andre Agusta Putra1, I Ketut Wijaya2, I Wayan Arta Wijaya2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknol, Universitas Udayana
2
Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Jl. Raya Kampus Jimbaran, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali
Email:andreagusta04@gmail.com, wijaya@ee.unud.ac.id, artawijaya@unud.ac.id

ABSTRAK
Penerangan Jalan Umum merupakan fasilitas yang dibutuhkan sebagai alat bantu
navigasi pengguna jalan, meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, serta
mendukung keamanan lingkungan. Karena kurangnya pencahayaan yang terdapat di jalan
Bypass Ngurah Rai maka di lakukan analisis perhitungan ulang dan mengganti lampu yang ada
dengan jenis LED agar dapat memaksimalkan pencahayaan yang terdapat di Bypass Ngurah
Rai. Pengukuran dilakukan mulai dari perempatan lampu lalu lintas jalan Tol Bali Mandara
menuju ke arah (Timur) Sanur yang berakhir pada lampu lalu lintas pertama setelah lampu lalu
lintas Tol Bali Mandara, jalan ini merupakan jalan jenis Arteri dengan lebar jalan 8 meter
dengan panjang jalan 1270m. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif yaitu pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat
yang objektif dan baku. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan kondisi yang terjadi
di lapangan menggunakan IBM SPSS Statistic. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa lampu yang terpasang dengan 10,21 lux masih belum memenuhi SNI 11-20 lux.
Penggantian jenis lampu merkuri ke lampu LED 120 Watt menghasilkan 13,21 lux yang mana
sudah memenuhi SNI pencahayaan PJU.
Kata kunci : PJU, Lampu, LED, IBM SPSS Statistik
ABSTRACT
Public Street Lighting is a facility needed as a navigation aid for road users, increasing
the safety and comfort of road users, and supporting environmental security. The lack of lighting
on the Ngurah Rai Bypass road is then performed a recalculation analysis and replacing the
existing lamps with LED types in order to maximize the lighting contained in the Ngurah Rai
Bypass. Measurements are made starting from the intersection of the Bali Mandara Toll road
traffic lights towards (East) Sanur which ends at the first traffic light after the Bali Mandara Toll
traffic light, this road is an Arterial type road with a road width of 8 meters with a road length of
1270m. The method used in this research is descriptive quantitative, that is, data collection is
done through measurement using objective and standard tools. The calculation results are then
compared with the conditions that occur in the field using IBM SPSS Statistics. Based on the
results of the research, it shows that the lamps installed with 10.21 lux still do not meet SNI 11-
20 lux. Changing the type of mercury lamp to a 120 Watt LED lamp produces 13.21 lux, which
meets SNI for PJU lighting.content_copyshar

Key Words : PJU, Lamp, LED, IBM SPSS Statistic

1. PENDAHULUAN manusia memerlukan cahaya untuk dapat


Lampu adalah sebuah alat yang menjalani aktivitas kita sehari – hari seperti
menghasilkan cahaya dimana kita sebagai memberikan penerangan di malam hari di
rumah kita agar kita tetap dapat melakukan

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 124
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

aktivitas, dan juga lampu di pasang di jalan 1. Jalan Arteri:


jalan untuk memberikan cahaya kepada a) Kecepatan rencana > 60 km/jam.
pengguna jalan. b) Lebar badan jalan > 8,0 meter.
Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) c) E rata – rata (lux) = 11 - 20
merupakan lampu penerangan yang di 2. Jalan Kolektor:
gunakan pada saat malam hari untuk a) Kecepatan rencana > 40 km/jam.
membantu pengendara atau pengguna b) Lebar badan jalan > 7,0 meter.
jalan agar dapat memudahkan mereka c) E rata – rata (lux) = 3 - 7
untuk melihat dan memberikan keamanan 3. Jalan Lokal
pada saat melintas di jalan . Lampu LED a) Lebar badan jalan > 6,0 meter.
merupakan jenis lampu yang biasa di b) Kecepatan rencana > 20 km/jam.
gunakan pada LPJU yang terpasang c) E rata – rata (lux) = 2 – 5
hampir di seluruh Indonesia. Bypass
Ngurah Rai jalan besar atau jalan utama 2.4 Satuan Teknik Penerangan
yang menghubungkan beberapa wilayah Berikut merupakan beberapa rumus
Badung dan Denpasar yang mana selalu untuk satuan teknik penerangan:
dilintasi oleh banyak pengguna jalan. 1. Besarnya energi cahaya yang dihasilkan
Namun, menurut laporan dari pengguna pada setiap satuan waktu didapatkan
jalan bahwa, penerangan yang di berikan dengan menghitung besarnya fluks
oleh LPJU masih kurang karena pada cahaya.
beberapa titik di Bypass Ngurah Rai ada Jika dirumuskan menjadi :
beberapa sisi yang gelap dimana itu sangat (1)
berbahaya karena dapat mengurangi
Dengan:
penglihatan para pengguna jalan dan itu
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
bisa menyebabkan kecelakaan. Mengatasi
= energi cahaya pada lumen jam
hal tersebut, diperlukan Analisa di Bypass
atau lumen detik
Ngurah Rai untuk mengetahui penyebab
= waktu dalam jam atau detik
dari menurunnya kinerja LPJU yang
2. Intensitas Cahaya adalah arus cahaya
terpasang.
yang dipancarkan oleh sumber cahaya
dalam satu kerucut (cone) cahaya,
2. METODE OPTIMASI
dinyatakan dengan satuan unit candela.
2.1 Lampu Penerangan Jalan Jika dirumuskan menjadi:
Lampu penerangan jalan adalah (2)
bagian dari pelengkap jalan yang diletakan Dengan:
atau dipasang di kiri/kanan jalan atau di
tengah bagian medan jalan yang digunakan K=
untuk menerangi jalan maupun lingkungan =
di sekitar jalan yang diperlukan. [1] Sehingga:

2.2 Sistem Penempatan Lampu Keterangan:


Sistem Penempatan Lampu Peneran i = Intensitas cahaya dalam candela
gan Jalan adalah susunan susunan penem = Fluks cahaya dalam lumen (lm)
patan lampu yang satu dengan yang = Sudut ruang dalam steririan (sr)
lainnya. Sistem penempatan lampu dibagi K = Efisensi cahaya rata – rata lampu
menjadi 2 yaitu: 3. Iluminasi (lux)
1. Sistem Penempatan Menerus Iluminasi atau lux adalah merupakan
Sistem Penempatan Menerus adalah satuan cahaya pada suatu permukaan.
sistem penempatan jalan yang menerus Satu lumen per meter persegi adalah
di sepanjang jalan. sama dengan satu lux.
2. Sistem Penempatan Parsial Jika dirumuskan menjadi:
Sistem Penempatan Parsial adalah
sistem penempatan lampu pada daerah E= (3)
tertentu atau pada suatu panjang jarak Dengan:
tertentu sesuai kebutuhan. [2] E= iluminasi dalam Lux lm/
A= luas bidang dalam
2.3 Kelas Jalan Iluminasi pada titik P, dirumuskan
Berikut adalah jenis – jenis jalan untuk sebagai:
lampu penerangan jalan:

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 125
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

E= cos Berdasarkan bentuk lengannya (Stang


ornament), tiang lampu dibagi menjadi:
r merupakan jarak dari lampu ke 1. Tiang lampu lengan tunggal
ujung jalan 2. Tiang lampu lengan ganda
4. Luminasi 3. Tiang lampu tegak (tanpa lengan)
Luminasi adalah permukaan benda Untuk menentukan sudut kemiringan
yang mengeluarkan atau memantulkan stang ornament, agar titik penerangan
itensitas cahaya yang tampak pada mengarah ketengah – tengah jalan, maka :
satuan luas permukaan benda tersebut,
dinyatakan dalam Candela per meter √ (8)
persegi(Cd/m2). Sehingga:
Jika dirumuskan menjadi : cos φ =
L= (4) Dengan:
h = tinggi tiang;
Atau
t = Jarak Lampu ke tengah – tengah
L= (5) jalan;
5. Efikasi Cahaya c = Jarak Horizontal Lampu ke tengah -
Efikasi cahaya terhitung adalah tengah jalan;
perbandingan keluaran lumen terhitung W1 = Jarak tiang ke ujung lampu;
dengan pemakaian dayaterhitung W2 = Jarak Horizontal Lampu ke ujung
dinyatakan dalam lumen per wat. jalan.
Jika dirumuskan menjadi : Pada Analisis ini menggunakan model
Tiang Lengan Ganda, dengan Tinggi tiang
K= (6) 9m dan jarak antara tiang ke tiang yaitu
Dengan: 35m. [5]
K = efikasi cahaya dalam lumen/ watt
(lm/w) 2.7 Perhitungan Energi dan Biaya Listrik
P = daya listrik dalam watt (w) PLN Penerangan Jalan Umum
6. Jumlah Titik Lampu Yang Diperlukan Energi Listrik adalah jumlah daya listrik
Agar dapat mengetahui jumlah titik yang digunakan tiap satuan waktu. Besaran
lampu yang diperlukan, energi listrik yang digunakan dapat dihitung
Jika dirumuskan menjadi : dengan :
T= +1 (7) W= (9)
Dengan: Dengan
T = jumlah titik lampu W = daya listrik
L = panjang jalan (m) P = jumlah lampu
S = jarak tiang ke tiang(m)[3] t = waktu (estimasi nyala/hari
= daya reaktif
2.5 Jenis – jenis lampu penerangan Dengan perhitungan menggunakan sistem
jalan meterisasi sesuai Tarif dasar untuk listrik
Berikut adalah jenis – jenis lampu yang PJU (Penerangan Jalan Umum) yang telah
biasa digunakan pada lampu penerangan diatur dalam Peraturan Menteri ESDM
jalan umum: Tentang tarif listrik Penerangan Jalan
1. Lampu Sodium/ Natrium Tekanan Tinggi Umum No. 30 Tahun 2017 tentang tarif
(SON) Penerangan Jalan Umum yang merupakan
Lampu sodium tekanan tinggi banyak golongan tarif P3/TR
digunakan untuk penerapan di luar adalah :
ruangan. P3/TR=(daya yang dipakai)
2. Lampu Uap Merkuri (kWh)xRp.1.467,28) (10)
Lampu uap merkuri merupakan model
lampu HID. 2.8 Aplikasi Statistik (IBM SPSS 24)
3. Lampu LED IBM SPSS Statistik adalah aplikasi
Lampu LED yang merupakan singkatan yang digunakan untuk melakukan analisis
dari Light Emitting Diode memiliki data analisis statistika tingkat lanjut dengan
potensi hemat energi. [4] algoritma analisis string, machine learning
serta analisis big data yang dapat
2.6 Tiang Lampu Penerangan Jalan diintegrasikan untuk membangun platform
data analisis. Statistical Package for the

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 126
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

Social Sciences adalah kepanjangan dari terdapat 32 titik tiang dengan 64 titik lampu
SPSS. SPSS cukup populer di kalangan yang terpasang di sepanjang jalan. Namun
peneliti dan statistikawan untuk menurut survei dan laporan dari pengguna
memudahkan melakukan perhitungan jalan mengatakan bahwa lampu
terkait analisis data yang dilakukan. [6] penerangan jalan di bypass ngurah rai ada
beberapa lampu yang mati dan redup,
3. METODOLOGI PENELITIAN sehingga itu dapat mengakibatkan
3.1 Sumber Data kecelakaan karena berkurangnya
Data yang digunakan dalam analisis ini pencahayaan di jalan tersebut. [7]
bersumber dari:
1. Data Primer yaitu data yang di dapat 4.2 Perhitungan
dari pengukuran langsung yaitu lebar 4.2.1 Perhitungan Intensitas Cahaya
jalan (m), jarak antara tiang ke tiang (m), Perhitungan berdasarkan pemilihan
jumlah tiang (buah), titik lampu,(buah) jenis lampu, analisis, dan kebutuhan
dan intensitas cahaya (lux) di jalan dengan pertimbangan sesuai dengan
Bypass Ngurah Rai. harapan dan tidak terlalu boros.
2. Data Sekunder yaitu berdasarkan data Besarnya K (efisensi) dari lampu dengan
yang diperoleh dari buku dan internet sudut kemiringan 𝜔 = 4π
yang merupakan sumber untuk Dengan i = = = 1146,49 Cd
mengetahui harga lampu yang 4.2.2 Perhitungan pencahyaan lampu
terpasang di jalan bypass ngurah rai. pada titik lampu ke ujung jalan
Perhitungan intensitas cahaya pada
3.2 Analisis Data titik jalan dilakukan untuk mendapatkan
Analisis data menggunakan metode intensitas tertentu dalam pemasangan
kuantitaif dengan urutan sebagai berikut: lampu penerangan jalan, sehingga dapat
1. Melaksanakan pengukuran intensitas diukur penggunaan energi listriknya.
cahaya (lux) terhadap lampu jalan yang Perhitungan intesitas cahaya pada lampu
telah terpasang, perhitungan titik lampu penerangan jalan akan menjadi titik dimana
dan jumlah lampu yang diperlukan. posisi lampu penerangan jalan seharusnya.
2. Menghitung konsumsi energi listrik. Dengan daya 120 Watt:
3. Melakukan perbandingan hasil 1. Perhitungan iluminasi dengan lebar jalan
pengukuran dengan SNI (Standar 2 meter
Nasional Indonesia) di lokasi sehingga r=√ = 9.21 meter
dapat diketahui apakah intensitas Jadi
pencahayaan (lux) yang diberikan oleh =
lampu penerangan jalan di jalan Bypass Er = Cos β = x = x 0.98 = 13.21
Ngurah Rai dapat memberikan Lux
keamanan dan kenyamanan bagi 2. Perhitungan iluminasi dengan lebar jalan
pengguna jalan. 4 meter
4. Rekomendasi. r=√ = 9.84 meter
Jadi
=
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Er = Cos β = x = x 0.91 = 10.75
4.1 Gambaran Umum Lux
Jalan Bypass Ngurah Rai merupakan 3. Perhitungan iluminasi dengan lebar jalan
jalan yang terdapat di kabupaten Badung 6 meter
hingga kabupaten Denpasar, dimana r=√ = 10.81 meter
terpasang lampu penerangan jalan dengan Jadi
model tiang ganda, dengan tinggi tiang 9 =
meter, dan menggunakan lampu berwarna Er = Cos β = x = x = 8.12
kuning. Penilitian ini tidak menghitung Lux
sepanjang jalan Bypass Ngurah Rai 4. Perhitungan iluminasi dengan lebar jalan
melainkan dibatasi dari perempatan lampu 8 meter
lalu lintas Tol Bali Mandara menuju ke arah r=√ = 12.04 meter
(Timur) Sanur yang berakhir pada lampu Jadi
lalu lintas pertama yang memiliki panjang
jalan 1,27km dan lebar jalan 8m, yang
merupakan jalan jenis arteri dimana =

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 127
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

Er = Cos β = x = x = = = 7,86 A
√ √

Tabel 1 merupakan hasil perhitungan Rating Aliran pada APP untuk


terhadap lux saat menggunakan LED 120
watt pada lampu penerangan jalan di jalan =Kx = 125 % x7,86 A = 9,83 A
Bypass Ngurah Rai
Menggunakan LED 120 Watt
NO VARIABEL Berdasarkan pengamatan di lapangan 9,83,
2m 4m 6m 8m oleh karena itu perlindungan mcb
digunakan dengan arus kekuatan jumlah
1 LUX 13.21 10.75 8.12 5.85 10 A. Menggunakan = 0,85 adalah
karena hasil dari pengukuran dilapangan
yang di lakukan sebanyak 10 kali yaitu
4.2.3 Perhitungan jumlah lampu yang dengan hasil 0,844, 0,833, 0,841, 0,830,
diperlukan pada jarak 1270 meter 0,860, 0,870, 0,865, 0,871, 0,843, dan
Perhitungan jumlah lampu yang 0,839 maka dicari rata rata menggunakan
diperlukan pada pada jarak 1270 meter aplikasi IBM SPSS Statisctic dari 10
adalah : pengukuran tersebut yaitu 0,849 dan di
B= +1= + 1 = 37 bulatkan menjadi 0,85.

4.2.5 Perhitungan terhadap besarnya


Jadi jumlah lampu yang diperlukan daya listrik yang diperlukan
adalah 37 buah lampu. Daya listrik yang digunakan adalah
Untuk jalan umum dengan panjang jalan
untuk dapat menentukan ukuran proteksi
1270 meter dengan jarak antara tiang ke
dan pasang pengaman perangkat yang
tiang 35meter dapat memasang/ digunakan. Perhitungan dan analisis data
menggunkan 37 titik lampu. Lampu yang diperlukan bukan hanya untuk alat
akan dipasang adalah sebanyak 37 buah keamanan tetapi juga untuk saluran yang
dengan jarak 35meter adalah hasil dari
menggunakan kabel. Perhitungan dan
perhitungan di lapangan. Hasil dari analisis
evaluasi daya listrik berdasarkan jumlah
ini bisa berubah sesuai dengan harapan penerangan jalan yang akan dipasang.
dari komunitas dan pemerintah. Tetapi Perhitungan dan evaluasi yang diperoleh
perubahan ini tidak akan melebarkan harus terkait dengan cach lainnya dengan
jarakanya tetapi dirubah dengan pengamanan yang terpasang. Perhitungan
meminimalisir jaraknya, karena intesitas
dan evaluasi dilakukan berdasarkan jumlah
cahaya yang sudah didapat sudah
penerangan jalan yang akan diinstal.
maksimal. Pada pukul 18:00 lampu menyala
dan mati pada pukul 6:00 pagi, jadi lampu
4.2.4 Perhitungan proteksi yang akan beroperasi selama 12 jam. Energi yang
digunakan dibutuhkan untuk operasi selama12 jam
Pada pengaman lampu penerangan adalah:
jalan diperlukan untuk melakukan
perhitungan yang baik agar mendapatkan P = 120watt x 37 Jumlah tiang x Cos =
hasil yang baik juga. Perhitungan 4400 x 0,85 = 3740Watt
pengaman dilakukan untuk menjaga Kemudian daya terhubung ke 37 lampu
kelebihan arus pendek, perlindungan =4400 Watt
terhadap petir, atau yang disebabkan oleh
pohon tumbang. Jadi perhitungan 4.2.6 Energi listrik yang digunakan
pengaman lampu penerrangan jalan adalah dalam 1 hari
Daya yang digunakan 37 buah lampu = 37 Penggunaan energi listrik untuk
x 120 = 4400 Watt penerangan jalan tergantung pada
penggunaan lampu yang akan dipasang.
= = = 23,52 A
Pengukuran energi listrik yang digunakan
=Kx = 125% x = 125 % x 23,52 oleh 37 lampu penerangan jalan adalah
= 29,41 A energi per hari dan yang dihitung
penggunaannya per 30 hari menjadi
Rating arus APP adalah dibayarkan kepada PT Penusahaan Listrik
Negara Indonesia (PLN). Faktanya lampu

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 128
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

menyala dalam 12 jam untuk 37 buah Tabel 3 Biaya Beban Keseluruhan


lampu per hari adalah, No
Nomor
Tiang
Nomor
Zona
Beban
(S)/kWH
Tarif Dasar
Listrik (TDL)
Tarif Total
(Rp)
W = (P x t) / Cos 1 T15 1 15 1.467,28 880.368,00
= (120 x 37 x 12) / 0.85
2 T15 2 15 1.467,28 880.368,00
= 62,682 kW per hari
3 T7 3 7 1.467,28 410.838,40

4.2.7 Keperluan energi Selama 1 bulan JUMLAH COST/ BIAYA 2.171.574,40


untuk 37 Lampu
Penggunaan energi listrik adalah
upaya untuk mengembalikan Pajak dari Biaya operasional PJU konvensional
pemerintah kepada masyarakat dan juga (Lampu Penerangan Jalan) adalah tagihan
dalam menyediakan Layanan untuk listrik bulanan (biaya muatan + tingkat
komunitas. Penerangan jalan harus pemakaian listrik) yang harus dibayar. Jadi
dipasang sehingga masyarakat merasa tagihan listrik bulanan adalah:
diperhatikan oleh pemerintah melalui Total biaya operasional / bulan - Rp.
pemasangan penerangan jalan. 2.759.176,02 + 2.171.574,40 Rp. =
Penggunaan penerangan jalan akan
Rp. 4.930.750,42 Biaya operasional total /
berdampak pada energi listrik yang
tahun Rp. 4.930.750,42 x 12 = Rp.
digunakan dan juga tergantung pada tarif
59.169.005,04
dasar listrik (TDL) berdasarkan Keputusan
Menteri ESDM (2016). Total beban biaya
4.4 Pengukuran Intensitas Cahaya
penerangan jalan selama satu bulan dicari
Langsung
dengan rumus 40 dikalikan dengan jumlah
Berdasarkan hasil pengukuran pada
grup (Zona) dilipat gandakan oleh beban
masing - masing lampu yang kemudian nilai
per bulan dikalikan dengan tarif dasar listrik
- nilai pengukuran tersebut dibandingkan
(Rp / bulan) (40xZxSxTD).
dengan SNI pencahayaan pada lampu
penerangan jalan umum, berikut
W/bulan = 62,682 x 30 hari = 1.880,470 kW
merupakan hasil pengkuran intensitas
cahaya pada masing - masing lampu:
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi 6
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Tabel 4 Hasil Pengukuran Intensitas
(ESDM) no. 11 tahun 2020, mengenai tarilf
Cahaya Pada 32 lampu Penerangan Jalan
listrik yang disediakan oleh PT Perusahaan
di Bypass Ngurah Rai yang di ukur 4 sudut
Listrik Negara (PERSERO). bahwa tarif
jatuh nya cahaya dari vertical ke arah
listrik penerangan jalan pada Juli-
horizontal.
September 2020 tarif penyesuaian mulai Nama SNI Intensitas Cahaya Memenuhi
No
1300 VA 200 kVA Rp. 1.467,28 / kWH. Lampu (LUX) 2m 4m 6m 8m SNI/ Tidak
Lampu
Listrik yang digunakan dalam satu bulan 1
1
11- 20 10.3 9.60 6.86 5.82 Tidak

untuk 37 lampu adalah: 2


Lampu
2
11- 20 11.51 10.59 10.00 9.36 Memenuhi

Lampu
3 11- 20 9.47 8.31 7.03 6.61 Tidak
3
Tabel 2 Tarif Penggunaan Energi Lampu
4 11- 20 9.01 8.00 6.90 6.26 Tidak
4
Tarif Daya Tarif
Nomor Nomor Daya Listrik Listrik Lampu
No Energi 5 11- 20 10.02 9.81 9.30 8.90 Tidak
Tiang Zona (kWH/bulan) (TDL)(Rp./ 5
kWH) Total(Rp) Lampu
6 11- 20 12.23 10.30 10.1 8.26 Memenuhi
6
Lampu
7 11- 20 9.51 8.71 7.90 7.26 Tidak
1 T15 1 762,35 1.467,28 1.118.580,91 7
Lampu
8 11- 20 12.44 10.59 9.91 7.21 Memenuhi
8
2 T15 2 762,35 1.467,28 1.118.580,91 Lampu
9 11- 20 10.65 10.88 10.1 8.27 Tidak
9
Lampu
3 T7 3 355,76 1.467,28 521.999,23 10 11- 20 8.41 8.02 7.40 7.23 Tidak
10
Lampu
11 11- 20 11.03 10.74 10.39 9.21 Memenuhi
11
JUMLAH COST/ BIAYA 2.759.176,02
12
Lampu
12
11- 20 10.21 9.87 9.55 9.07 Tidak
Lampu
13 11- 20 9.77 9.39 8.81 8.34 Tidak
13
Lampu
14 11- 20 8.96 8.75 8.31 7.98 Tidak
Untuk menemukan jumlah biaya daya yang 14
Lampu
15 11- 20 Tidak
digunakan pada 37 lampu perbulan adalah 15
10.12 9.91 9.48 9.03

Lampu
perhitungan rata rata PJU = (40 (flash time) 16
16
11- 20 9.01 8.00 6.90 6.26 Tidak
Lampu
x daya yang tersambung x biaya 17
17
11- 20 10.02 9.81 9.30 8.90 Tidak
Lampu
penggunaan per kWH). 18
18
11- 20 12.23 10.30 10.1 8.26 Memenuhi
Lampu
19 11- 20 9.51 8.71 7.90 7.26 Tidak
19
20 Lampu 11- 20 12.44 10.59 9.91 7.21 Memenuhi

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 129
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

20
Lampu 18 12.23 13.21
21 11- 20 10.65 10.88 10.1 8.27 Tidak
21
22
Lampu
11- 20 8.41 8.02 7.40 7.23 Tidak 19 9.51 13.21
22
Lampu 20 12.44 13.21
23 11- 20 11.03 10.74 10.39 9.21 Memenuhi
23
Lampu
24 11- 20 10.21 9.87 9.55 9.07 Tidak 21 10.65 13.21
24
Lampu
25 11- 20 9.77 9.39 8.81 8.34 Tidak
25 22 8.41 13.21
Lampu
26 11- 20 10.3 9.60 6.86 5.82 Tidak
26
Lampu
23 11.03 13.21
27 11- 20 11.51 10.59 10.00 9.36 Memenuhi
27
Lampu 24 10.21 13.21
28 11- 20 9.47 8.31 7.03 6.61 Tidak
28
29
Lampu
11- 20 9.01 8.00 6.90 6.26 Tidak 25 9.77 13.21
29
Lampu
30
30
11- 20 10.02 9.81 9.30 8.90 Tidak 26 10.3 13.21
Lampu
31 11- 20 12.23 10.30 10.1 8.26 Memenuhi
31 27 11.51 13.21
Lampu
32 11- 20 9.51 8.71 7.90 7.26 Tidak
32 28 9.47 13.21
10.28 9.53 8.76 7.85
RERATA Tidak
29 9.01 13.21

30 10.02 13.21

31 12.23 13.21
Dari tabel pengukuran yang sudah
32 9.51 13.21
dilakukan 4 titik jatuhnya cahaya diatas
RATA -
dapat dilihat bahwa rerata lux yang RATA
10.28 13.21
didapatkan menggunakan aplikasi IBM
SPSS Statistic pada lampu penerangan Tabel 6 Merupakan hasil dari
jalan yang sudah terpasang di jalan Bypass pengukuran intensitas cahaya pada pada
Ngurah Rai tidak memenuhi SNI oleh jarak 2 meter terhadap lampu yang telah
karena itu dilakukan penggantian jenis terpasang di Jalan bypass ngurah rai dan
lampu yang baru. perhitungan intensitas cahaya pada Jarak 2
meter yang menggunakan Lampu LED
Tabel 5 Hasil Pengukuran Intensitas 120Watt. Dimana rata – rata dari kedua
Cahaya Pada pada jarak 2 meter dan pengukuran dan perhitungan di atas
Perhitungan Intensitas Cahaya pada didapatkan dengan menggunankan aplikasi
Jarak 2 meter yang menggunakan IBM SPSS Statistic.
Lampu LED 120Watt
PERHITUNGAN
INTENSITAS
CAHAYA
INTENSITAS Tabel 7 Hasil Perhitungan Menggunakan
CAHAYA PADA
No PADA
JARAK 2 METER Aplikasi IBM SPSS Statistic yang
JARAK 2
METER
MENGGUNAKAN Membandingkan Antara Hasil Perhitungan
LAMPU 120 WATT
dengan Hasil Pengukuran yang telah dilakukan
1 10.3 13.21 N Mean SD SELISI SD p
Lux Lux H
2 11.51 13.21 HASIL
PERHITUNGA
N
3 9.47 13.21 MENGGUNAK 3 13,210 0.0000
AN IBM SPSS 2 0 0

4 9.01 13.21 STATISTIK


Pai PADA JARAK 2 2.9296 1.1721 0.00
r1 METER 9 0 0
5 10.02 13.21 HASIL
PENGUKURAN
6 12.23 13.21 SECARA 3 10,280 1.1721
LANGSUNG 2 3 0
PADA JARAK 2
7 9.51 13.21 METER

8 12.44 13.21

9 10.65 13.21
Tabel 7 merupakan perhitungan
menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic
10 8.41 13.21
yang memberikan hasil dari rata - rata pada
11 11.03 13.21 2 variabel yang ada di atas yaitu 13,21
12 10.21 13.21 dengan 10,28. Dengan selisih dan rerata
13 9.77 13.21 2,92 ± 1,17 didapatkan siginifikansi/
kepantasan = 0,000.
14 8.96 13.21

15 10.12 13.21
5. KESIMPULAN
16 9.01 13.21

17 10.02 13.21

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 130
Jurnal SPEKTRUM Vol. 7, No. 4 Desember 2020

Berdasarkan pembahasan diatas


didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Penggunaan jenis lampu yang telah
terpasang tidak memenuhi SNI yaitu
10,28, sedang standar intesitas
pencahaayan lampu penerangan jalan
jenis arteri adalah 11 – 20 Lux.
2. Dengan digantinya jenis lampu dengan
lampu LED dapat memenuhi SNI yaitu
13,21 yang mana standar intesitas
pencahaayan lampu penerangan jalan
adalah 11 – 20 Lux.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Effendi, A. and Suryana, A. (2013)
‘Evaluasi Sistem Pencahayaan Lampu
Jalan Di Kecamatan Sungai Bahar’,
Teknik Elektro ITP, 2(2), p. 88.
[2]. Dawud (2010) ‘Perbedaan Penelitian
Kualitatif Dan Kuantitatif’, pp. 1–6.
Available at:
http://berkarya.um.ac.id/2010/09/19/pe
rbedaan-penelitian-kualitatif-dan-
kuantitatif/.
[3]. Effendi, A., Yuana Dewi, A. and Elvira,
L. (2018) ‘Peluang Penghematan
Energi Pada Penerangan Jalan Umum
Kabupaten Padang Pariaman di
Wilayah Kerja PT. PLN (Persero)
Rayon Pariaman Feeder Kampung
Dalam’, Jurnal Teknik Elektro ITP,
7(1), pp. 51–60. doi:
10.21063/jte.2018.3133708.
[4]. Oktamia, S. (2018) ‘Analisa
pemasangan penerangan jalan umum
di kota klaten’.
[5]. Widodo, A. (2016) ‘Kajian Manajemen
Optimalisasi Penerangan Jalan Umum
Kota Semarang’, Jurnal Teknik Sipil
dan Perencanaan, 18(2), pp. 87–96.
doi: 10.15294/jtsp.v18i2.7476
[6]. Putra, Z. et al. (2019) ‘Pelatihan
Pengolahan Data Penelitian Dengan
Software Spss Bagi Mahasiswa Lintas
Perguruan Tinggi Dalam Kabupaten
Aceh Barat Provinsi Aceh’, Jurnal
Pengabdian Masyarakat Universitas
Merdeka Malang, 3(0), pp. 1–7. doi:
10.26905/abdimas.v3i0.2666.
[7]. Alfatiry, A. R. (2018) ‘Implementasi
penerangan jalan umum (pju) sebagai
suatu tinjauan konsep pelayanan
umum di kota tangerang’, X, pp. 88–
98.

Gede Andre Agusta Putra, I Ketut Wijaya, I Wayan Arta Wijaya 131

Anda mungkin juga menyukai