Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI TEKNIK

PENGENDALIAN BANJIR KALI JAJAR

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1-01 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Umum
Mobilisasi harus memperhatikan pengangkutan alat dan peralatan konstruksi,
berdasarkan program konstruksi Penyedia Jasa, dari tempat asal ke lokasi dimana alat
dan peralatan dipergunakan. Apabila secara substansi mobilisasi telah selesai
dilaksanakan Penyedia Jasa harus menyampaikan dokumen-dokumen yang diperlukan
kepada Direksi untuk sertifikasi dan persetujuan. Dengan ijin Direksi, setiap saat
selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa dapat melakukan perubahan,
pengurangan dan/atau perbaikan alat dan peralatannya.
Peralatan Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penting yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Direksi dapat, apabila mempertimbangkan peralatan tersebut
penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak, memerintahkan
Penyedia Jasa menyediakan tambahan peralatan. Seluruh peralatan yang disediakan
oleh Penyedia Jasa harus dilengkapi dengan semua suku cadang dan Penyedia Jasa
harus menjaga pemenuhan suku cadang yang diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan pekerjaan secara efisien.
Program dan Pernyataan Pengiriman Peralatan
Bersamaan dengan penyampaian program , Penyedia Jasa harus menyediakan Direksi
program lengkap pengangkutan peralatan yang memperlihatkan secara detail tahapan
pengangkutan dan pengiriman ke lokasi yang sesuai dengan usulan program
konstruksi.
Penyedia Jasa harus senantiasa menyampaikan informasi kepada Direksi setiap
kedatangan mesin, peralatan dan material dilokasi proyek.
Pembayaran
Pembayaran mobilisasi dan demobilisasi dengan cara harga Lumpsum dan
dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga . Tahapan pembayaran dilakukan
sebagai berikut :
a. 70 (Tujuh puluh) persen setiap Sub item yang disetujui dari harga Lumpsum, akan
dibayar berdasarkan sertifikasi Direksi terhadap mobilisasi alat dan peralatan yang
secara substansial selesai dilaksanakan sesuai rincian alat dan peralatan yang telah
disampaikan Penyedia Jasa.
b. Sisa 30 (tiga puluh) persen terhadap sub item yang telah disetujui dari harga
lumpsum yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga , akan dibayarkan
berdasarkan sertifikasi Direksi bahwa mobilisasi peralatan telah dilaksanakan
untuk masing-masing jenis alat atau peralatan sebagaimana tersebut diatas.

Estimasi pembayaran bulanan untuk mobilisasi dan demobilisasi harus didukung


dengan catatan dan dokumentasi yang memadai yang menunjukkan bahwa mobilisasi
dan demobilisasi masing-masing item mesin atau peralatan sebagaimana disebutkan
diatas telah dilengkapi selama bulan dimana perkiraan dihitung.
1-02 PEMELIHARAAN JALAN KERJA
Sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan pematangan kembali termasuk pengaturan
jalan kerja untuk menjamin keselamatan dan memudahkan lalu lintas material, alat
dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan. Jalan kerja untuk menuju lokasi telah tersedia.
Penyedia Jasa wajib mengembalikan ke kondisi semula. Pemeliharaan jalan kerja
termasuk pemeliharaan diperlukan mengingat jalan yang tersedia merupakan jalan
masyarakat supaya pelaksanaan mobilisasi berjalan lancar dan pekerjaan tepat waktu.
Sebelum melaksanakan kegiatan, penyedia jasa, pemilik pekerjaan dan aparat setempat
melaksanakan pemeriksaan bersama kondisi jalan kerja ke lokasi pekerjaan
(mendokumentasikan dan dituangkan dalam berita acara). Perbaikan Jalan masuk
menggunakan beton mutu K-225 dan Urugan Sirtu. Semua pengeluaran akibat
kegiatan di atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

1-03 PEMBUATAN DIREKSI KEET, LOS KERJA, DAN GUDANG


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5 x
10 m; Ruang Rapat ukuran 4 x 5 m; Gudang ukuran 5 x 6 m, termasuk Barak Pekerja,
Rumah Genset serta Toilet.
Untuk Ruang Kantor dan Ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar
kerja, jadwal pelaksanaan, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam
kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan
sebagai kantor sementara Penyedia Jasa dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukan
rapat kerja.
Sedangkan Barak Kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama
proyek berlangsung. Gudang Penyimpanan Bahan ini dibuat untuk tempat bahan
material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
Penyimpanan Semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak. lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak
minimal sekitar 30 cm dari permukaan tanah.
Letak Direksi Keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai
dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.
Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan pembuatan Direksi Keet. Semua biaya
yang menyangkut pekerjaan ini sudah termasuk dalam biaya umum yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran pekerjaan dengan cara harga Lumpsum serta dicantumkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Pembayaran Antara (Interim) akan dilakukan sebagai berikut :
a. 50 (Lima puluh) persen dengan sertifikasi oleh Direksi yang menyatakan bahwa
bangunan-bangunan dan fasilitas secara substansi telah diselesaikan.
b. 40 (Empat puluh) persen melalui Pembayaran Antara (Interim) secara proporsional
dengan kemajuan pekerjaan selama waktu kontrak.
c. 10 (Sepuluh) persen apabila sertifikasi oleh Direksi yang menyatakan bahwa
bangunan dan fasilitasnya telah dibongkar dan dibersihkan.
1-04 PENYELENGGARAN SMK3
Identifikasi bahaya harus dilakukan setiap metode konstruksi / metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi
dan kecelakaan kerja;

Setiap metode kerja / konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi


bahayanya, diuci efektifitasnya pelaksanaannya dan efisiensi bahayanya. Jika semua
faktor kondisi lokal/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja operator,
maka metode kerja dapat disetujui.

Setiap tahapan pelaksanaan kontruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus
dilengkapi dengan metode kerja yang selamat dan aman. Misal untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja, papan tepi, tangga kerja,
pagar pelindung serta APD yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah, berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5m atau lebih mutlak harus menggunakan
turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun.

Setiap tenaga ahli harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen
resiko (identifikasi bahaya,penilaian resiko dan pengendalian resiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa
semua potensi bahaya dan resiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi
teknis dan metode kerja tersebut telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku.

Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 diatas mempunyai kemampuan
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaan, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan resiko telah
teridentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja atau
penyakit di tempat kerja.

Setiap identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko sebelum


diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3.
Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilakukan oleh Ahli K3 dengan Ahli K3
Konstruksi.

Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup:


1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
RKK berisikan dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi,
yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan
Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Bidang PU.

2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan terkait SMK3


Untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja secara efektif, diperlukan suatu sistem
yang terintegrasi dari tingkat manajemen sampai dengan pekerja operasinal di
lapangan. Penyedia Jasa wajib melaksanakan Bimbingan Teknis SMK3, pelatihan
yang terkait pekerjaan konstruksi, dan menyempurnakan metode dan SOP
pelaksanaan pekerjaan serta dilaksanakan secara konsisten, sehingga
meningkatkan kapasitas manusia.

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung kerja dan Alat pelindung diri yang dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya harus dalam kondisi baru dan
memenuhi standar yang berlaku.
Standar warna helm yang digunakan, sebagai berikut :
- Tamu proyek – warna putih polos;
- Tim proyek:
 Pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
 Kepala pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8
mm);
 Kepala proyek – warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @
8mm, dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas.
- Pekerja pada Unit K3 – warna merah;
- Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning;
- Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
- Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
- Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung
kepala.

4. Asuransi dan Perizinan terkait SMK3


Penyedia Jasa wajib memastikan setiap peralatan yang digunakan harus
memenuhi standardisasi, kalibrasi, dan masa layanan sebelum pelaksanaan
pekerjaan yang dibuktikan dengan Sertifikat Izin Layak Operasi (SILO) yang masih
berlaku dan memastikan seluruh operator alat berat memiliki kompetensi yang
dibuktikan dengan Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku.

5. Personel K3 Konstruksi
Penyedia Jasa wajib memastikan seluruh tenaga kerja memiliki kompetensi dan
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi dan memperhatikan kesejahteraan
pekerja dan program perlindungan pekerja.

6. Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan


Fasilitas, Sarana, Prasarana SMK3 merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh
Penyedia Jasa di lokasi proyek konstruksi untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan pekerja.
- Perlatan P3K
Kotak P3K merupakan perlengkapan pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan kerja. Kotak P3K dianjurkan terdiri dari kapas, perban, plester, obat
luka bakar, kasa, Sopra-Tulle, gelas pencuci mata, aquades, oba tetes mata, obat
merah, rivanol, alkohol 70%, balsem, peniti, gunting, vinset, dan sarung tangan
karet.
- Ruang P3K
Ruang P3K meliputi tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan,
berat badan, tensi meter, dan lain-lain.

7. Rambu- rambu yang diperlukan dalam SMK3


Penyedia Jasa wajib menyediakan rambu-rambu dalam menunjang kegiatan
SMK3 seperti :
- Rambu Keselamatan Kerja
Rambu – rambu yang berisi Petunjuk, Larangan, Peringatan, Kewajiban, dan
Informasi terkait Pekerjaan di lapangan.
- Evacuation Sign / Akses pintu evakuasi tanpa halangan
Pintu darurat harus dapat mengevakuasi pekerja dengan cepat apabila terjadi
bencana. Oleh karena itu, pintu harus diberi tanda evakuasi, penerangan yang
cukup dan tanpa ada halangan (barang-barang).
- Peralatan lain seperti tongkat pengatur lalu lintas, kerucut lalu lintas, lampu
putar, dan lain-lain.

8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa wajib melakukan peningkatan pengawasan pekerjaan oleh Penyedia
Jasa sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan di lapangan.

9. Lain-Lain terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa wajib melakukan kegiatan dan menyediakan peralatan lainnya
untuk meningkatkan pengendalian risiko SMK3 seperti :
- Pemeriksaan dan pengujian peralatan dan lingkungan kerja
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan dan pengujian peralatan dan
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Peralatan penunjang SMK3 seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Sirine,
Bendera K3, Lampu darurat (Emergency Lamp) dan lain-lain.
- dan program SMK3 lainnya untuk mewujudkan keselamatan kerja di lapangan.

Pembayaran
Pembayaran penyelenggaraan SMK3 dengan cara harga Lumpsum dan dicantumkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tahapan pembayaran dilakukan sebagai berikut :
a. 70 (Tujuh puluh) persen setiap Sub item yang disetujui dari harga Lumpsum, akan
dibayar berdasarkan sertifikasi Direksi terhadap penyediaan alat, sarana dan
prasaran SMK3 yang secara substansial selesai dilaksanakan sesuai rincian yang
telah disampaikan Penyedia Jasa.
b. Sisa 30 (tiga puluh) persen terhadap sub item yang telah disetujui dari harga
lumpsum yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, akan dibayarkan
berdasarkan sertifikasi Direksi bahwa penyelenggaraan SMK3 telah dilaksanakan
sebagaimana masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Estimasi pembayaran bulanan untuk penyelenggaraan SMK3 harus didukung dengan


catatan dan dokumentasi yang memadai yang menunjukkan bahwa ketersediaan item
atau peralatan sebagaimana disebutkan diatas telah dilengkapi selama bulan dimana
perkiraan dihitung.
1-05 PEKERJAAN KISDAM DAN DEWATERING
Umum
Penyedia barang /jasa harus menyediakan kisdam dan dewatering untuk pekerjaan
yang akan dilaksanakan di sungai. Pekerjaan yang disediakan harus termasuk
penyiapan tenaga kerja, material dan peralatan untuk konstruksi kisdam dan peralatan
lainnya yang diperlukan untuk dewatering area yang dilindungi dari air selama
pelaksanaan konstruksi.
Penyedia barang/jasa harus menyampaikan kepada Direksi untuk persetujuannya
yang menunjukkan usulan metode kisdam dan tipe serta jumlah unit peralatan
dewatering yang akan digunakan. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum direksi
menyetujui usulan yang diajukan oleh penyedia jasa. Persetujuan yang diberikan oleh
direksi tidak membebaskan penyedia jasa dari segala kewajibannya untuk membuat
kisdam yang memadai atau menyediakan peralatan yang mencukupi.
Kisdam
Kisdam harus dibangun sesuai dengan desain yang telah disetujui oleh Direksi. Apabila
digunakan sheeting, harus dikerjakan dengan hati-hati dibawah dasar kaki dan harus
diberi perkuatan yang cukup serta harus kedap air. Ruang bebas antara muka sisi
dalam kisdam dan sisi luar bangunan permanen harus 600 mm untuk mendapatkan
ruang yang cukup untuk begesting, akses dan peralatan dewatering.
Kisdam yang berubah posisi yang diakibatkan oleh beberapa sebab selama kegiatan
pekerjaan dan membahayakan pekerjaan permanen atau mengurangi ruang bebas
sebagaimana ditentukan diatas harus dibetulkan kembali dengan biaya dari Penyedia
Jasa.
Kisdam harus dibangun untuk dapat melindungi beton dari kerusakan akibat kenaikan
level muka air sungai dan melindungi kerusakan pondasi bangunan permanen akibat
erosi. Bracing harus cukup kuat dan tidak akan menyebabkan perubahan pada bagian
dari bangunan permanen atau bagian bangunan permanen telah selesai dikerjakan dan
pembongkaran dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan bangunan
permanen yang telah diselesaikan.
Pembongkaran kisdam termasuk penggalian dan pembuangan seluruh timbunan tanah
sementara yang merupakan bagian dari kisdam dan perbaikan kembali seluruh lokasi
dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Dewatering
Pemompaan bagian dalam area coffering harus dilakukan dengan cara serta untuk
menghindari kerusakan pada bangunan permanen, khususnya menghindari kerusakan
material beton. Tidak diperkenankan kegiatan pemompaan selama kegiatan pembetonan
atau selama waktu 24 jam setelahnya terkecuali pekerjaan beton dilindungi dengan
dinding yang kedap air.

1-06 PENGUKURAN, PENGGAMBARAN DAN DOKUMENTASI


Pada pekerjaan ini, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Pemasangan Patok Kayu
Patok kayu dipasang di kiri dan kanan sungai. Patok dipasang dengan interval 50 m
pada daerah lurus dan 25 m pada daerah belokan. Patok-patok tersebut di cat warna
merah dan diberi nomor urut.
b. Pemasangan Pilar BM dan CP
Pilar BM dipasang setiap jarak 2 km dan CP pada setiap jarak 1 km, dipasang
tempat-tempat yang diperkirakan akan dibuat bangunan penanggulangan banjir.
Pilar-pilar tersebut terbuat dari konstruksi beton.
Pelaksanaan pemasangan pilar BM dan CP dilakukan sebagai berikut :
Kerangka pilar dan cetakan BM/CP dibuatkan diskripsi berupa sketsa sekitar dan
sketsa detail berikut catatan menuju lokasi. Kemudian dilakukan pengecatan pilar
warna biru dan pemotretan setiap pilar untuk melengkapi diskripsi bench mark.
Semua diskripsi bench mark dilengkapi dengan data koordinat dan foto.
c. Pengukuran Poligon
Pelaksanaan pengukuran poligon sebagai kerangka dasar horizontal pemetaan
dilaksanakan sebagai berikut :
- Pengukuran poligon dilakukan dengan alat theodolite yang mempunyai
ketelitian 1 detik
- Pembacaan sudut dilakukan 1 seri dengan pembacaan sudut ke belakang B dan
ke muka B serta ke muka LB dan ke belakang LB
- Pengukuran sudut kerangka poligon dilakukan kring tertutup dengan ketelitian
10” √N, dimana N adalah banyaknya jumlah titik sudut poligon dan Ketelitian
Linier Jarak (KLJ) adalah 1:5000
- Pengukuran jarak antara titik poligon dilakukan dengan meetband dan di check
dengan pembacaan jarak optis
- Semua data sudut poligon dan jarak ditulis dalam form atau format pengukuran
dilengkapi dengan sketsa pengukuran jalur poligon
- Pengukuran poligon dimulai dari BM dan dibuat jalur pengukuran dengan
geometric tertutup
- Azimuth awal pengukuran dari BM ke CP
- Untuk control sudut pengukuran dilakukan pengamatan matahari
- Pengukuran kerangka poligon untuk semua sungai.
d. Pengukuran Waterpass
Pelaksanaan pengukuran waterpass sebagai kerangka dasar vertikal pemetaan
dilaksanakan sebagai berikut :
- Pengukuran waterpass atau sipat datar dilakukan dengan alat automatic level
waterpass.
- Pengukuran dilengkapi dengan sepasang rambu ukur alumunium panjang 3
meter dan dilengkapi dengan nivo kotak rambu untuk berdirinya rambu ukur
supaya benar-benar mendatar dan tegak lurus.
- Pengukuran kerangka vertikal dilakukan double stand dengan pembacaan
benang lengkap untuk stand pertama dan benang tengah saja untuk stand ke dua
dan dilakukan kring tertutup.
- Pengukuran sipat datar dimulai dari BM dan diikatkan ke pilar pasut.
- Ketelitian pengukuran sipat datar (10√Dkm) mm
e. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang
Pelaksanaan pengukuran profil memanjang dan melintang sebagai detail dari spot
height penampang pemetaan dilaksanakan sebagai berikut :
- Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran profil melintang sungai adalah
theodolite. Metode pengukuran yang digunakan cara tachymetry
- Pengambilan titik-titik detail dilakukan secara merata di alur sungai, kiri dan
kanan tebing sungai dan penambahan titik detail antara profil melintang
- Pengukuran titik-titik profil diikatkan terhadap titik-titik kerangka pengukuran
dalam hal ini adalah titik-titik poligon dan waterpass
- Pembacaan benang tengah diusahakan setinggi alat ukur untuk memudahkan
dalam perhitungan titik detail
- Semua pengukuran profil melintang dilakukan tegak lurus as sungai
- Lebar pengukuran profil melintang meliputi lebar sungai ditambah 50 m kanan
dan 50 m kiri dari tepi sungai atau sesuai kebutuhan yang ditentukan guna
keperluan perencanaan tanggul
- Penampang memanjang diambil pada dasar dungai yang terdalam termasuk
peil-peil muka air tanah terendah, normal dan tertinggi
- Setiap pengukuran profil sungai dilengkapi dengan sketsa lapangan.
Apabila dalam kegiatan pengukuran tersebut tidak dapat dilakukan menggunakan
dengan Theodolite ataupun Waterpass disarankan untuk menggunakan Echo
Sounding.
f. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi terdiri dari situasi topografi sungai dan situasi khusus.
Pelaksanaan pengukuran situasi sebagai berikut:
- Alat ukur yang digunakan adalah theodolite. Metode pengukuran yang
digunakan cara tachymetry
- Situasi topografi sungai skala 1:2000 kenampakan yang ada di areal pengukuran
diukur atau di situasi seperti jalan, jembatan, alur/anak sungai, bangunan air,
krib dan sebagainya dengan kerapatam antara 20-40 m dan tiap perubahan
tanah.
- Situasi khusus rencana bangunan pada lokasi pengendali sungai diukur lebih
detail lagi untuk mendapatkan skala gambar 1:100 atau 1:200. Pada lokasi
situasi khusus ini dilakukan pengambilan titik-titik detail interval 10 meter
- Semua pengukuran titik titik detail diikatkan terhadap titik-titik kerangka dalam
hal ini titik-titik polygon dan waterpass.
Sketsa situasi pengukuran dibuat rapih, jelas dan lengkap untuk memudahkan
identifikasi data lapangan.

g. Dokumen Kontrak
1. Dokumen Kontrak
Gambar yang ada dalam Dokumen Pelelangan hanya diperlukan untuk
keperluan pelelangan saja. Gambar yang disediakan oleh Direksi, diterima oleh
Penyedia barang/jasa dan dilampirkan didalam Dokumen Kontrak adalah
Gambar Kontrak yang sesuai dengan lingkup pekerjaan dan konsep disain
Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai Kontrak. Penyedia barang/jasa dapat
menggunakan Gambar Kontrak untuk keperluan awal pengadaan material atau
persiapan gambar pekerjaan sementara. Namun demikian Gambar Kontrak
bukan untuk dasar pabrikasi peralatan atau pelaksanaan pekerjaan.
2. Gambar Konstruksi
Gambar Kontrak akan diganti dengan Gambar Konstruksi. Direksi akan
menyediakan 2 (dua) set ukuran penuh Gambar Konstruksi kepada Penyedia
barang/jasa untuk keperluan program konstruksi. Segera setelah menerima
Gambar Konstruksi, Penyedia barang/jasa harus melakukan pengecekan secara
teliti dan meminta petunjuk secara tertulis kepada Direksi apabila dijumpai
adanya perbedaan, kesalahan atau hilangnya ketentuan, dan Direksi akan
memberikan instruksi secara lengkap kepada Penyedia barang/jasa apabila
dijumpai perbedaan, kesalahan atau hilangnya ketentuan dimaksud. Penyedia
barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Konstruksi dengan
harga yang tercantum dan Daftar Kuantitas dan Harga pada saat penawaran.
Walaupun Gambar disiapkan dengan skala, pekerjaan harus berdasarkan
dengan ukuran-ukuran yang tertera dalam Gambar dan bukan dalam dimensi
skala Gambar.

Direksi dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan dapat menerbitkan


gambar gambar lainnya sebagai penggantian atau tambahan Gambar Konstruksi
apabila diperlukan. Adapun gambar-gambar penggantian atau tambahan akan
menjadi bagian dari Gambar Konstruksi.

Ukuran gambar yang diikuti oleh Penyedia barang/jasa dalam dimensi angka
sebagaimana yang ada pada Gambar. Apabila dimensi angka tidak tertera, maka
Penyedia barang/jasa harus mendapatkan penjelasan dari Direksi sebelum
melaksanakan pekerjaan dimana diperlukan angka sebagai referensi pekerjaan
tersebut. Dalam setiap keadaan, gambar detail yang disetujui oleh Direksi akan
berlaku lebih tinggi dari pada gambar – gambar umum.

Sebagai akibat dari pekerjaan tanah dan adanya tambahan informasi berkaitan
pondasi atau kondisi lainnya, pengetesan lanjutan atau apabila informasi
tambahan tersebut diperlukan untuk merubah keselarasan, penampang
melintang, ukuran-ukuran atau rencana pekerjaan yang sesuai dengan kondisi
lapangan, Direksi mempunyai hak untuk melakukan perubahan-perubahan dan
Penyedia barang/jasa harus mengikuti setiap petunjuk yang diberikan oleh
Direksi.
Gambar Kontrak, dapat dipergunakan sebagai gambar konstruksi sesuai
ketentuan diatas apabila disetujui oleh Direksi secara tertulis.
3. Gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyampaikan seluruh variasi
tipe-tipe gambar sebagaimana dinyatakan berikut ini dalam format yang
disetujui oleh Direksi diawal pekerjaan, untuk memberikan waktu yang cukup
bagi Direksi melakukan evaluasi dan persetujuannya tanpa menyebabkan
keterlambatan pekerjaan lapangan. Penyedia barang/jasa harus menugaskan
staf berpengalaman serta juru gambar dan assisten dengan jumlah yang cukup
serta mampu untuk menyiapkan seluruh gambar yang diperlukan.
Penyedia barang/jasa bertanggung jawab untuk :
(a) Akurasi setting out pekerjaan berkaitan dengan titik-titik asli, garis dan
elevasi referensi sebagaimana yang diberikan oleh Direksi secara tertulis;
(b) Kecermatan berkaitan dengan peekerjaan tersebut diatas, posisi, elevasi,
dimensi dan keselarasan dari semua bagian dari pekerjaan; dan
(c) Survei tambahan yang diperlukan untuk mempersiapkan seluruh gambar-
gambar yang harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa sesuai Kontrak ini.
Survei yang diperlukan untuk keperluan setting out harus dilaksanakan bersama
antara Direksi dan Penyedia barang/jasa. Seluruh gambar yang disiapkan oleh
Penyedia barang/jasa harus akurat dipersiapkan berdasarkan pada/atau
referensi hasil dari setting out dan survei survei tambahan.

Seluruh gambar dan dukungan perhitungan yang diserahkan oleh Penyedia


barang/jasa untuk persetujuan Direksi harus dalam bahasa Indonesia dan unit
metrik sesuai dengan International Sistem of Unit (SI). Seluruh gambar harus
dalam ukuran A1 (594 mm x 841 mm) terkecuali ditetapkan berbeda dan
disetujui oleh Direksi.

Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh gambar dan


dokumen yang tidak diserahkan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan
berikut seluruh biaya yang timbul akibat keterlambatan tersebut. Gambar
Penyedia barang/jasa yang disetuji oleh Direksi digunakan untuk konstruksi.
Gambar Kerja dan shop drawing yang disetujui Direksi, menggantikan gambar
konstruksi
4. Gambar Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan gambar kerja untuk seluruh jenis
pekerjaan dan bagian dari pekerjaan Permanen berdasarkan Gambar Konstruksi
yang diterbitkan oleh Direksi dan hasil setting out dan tambahan-tambahan
survei. Gambar Kerja harus menunjukkan detil struktur bangunan dan dasar
permukaan pekerjaan termasuk metode konstruksi atau prosedur antara lain
namun tidak terbatas kepada, galian dan timbunan tanggul, penulangan,
pembesian, detail pengecoran, water stop, pemasangan peralatan dan lainnya
dimana dengan berdasarkan hal tersebut Penyedia barang/jasa akan
melaksanakan konstruksi lapangan dan operasi. Selanjutnya, gambar yang
menunjukan detail lengkap item pekerjaan yang tidak terkait dengan pekerjaan
Permanen namun akan mempengaruhi kualitas dari pekerjaan Permanen
tersebut antara lain bentuk beton, penopang dan lainnya juga harus termasuk
dalam gambar kerja. Seluruh gambar kerja terkait dengan bagian Pekerjaan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi pada saat Penyedia barang/jasa
merencanakan untuk melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
5. Shop Drawing
Shop Drawing harus disiapkan oleh Penyedia barang/jasa atau Penyedia
barang/jasa pemasok material/ peralatan atas nama Penyedia barang/jasa, yang
menunjukkan gambaran umum, ukuran, jenis material dan lainnya untuk item
khususnya yang tertera dalam Gambar-gambar dan/atau Spesifikasi dan sesuai
petunjuk dari Direksi. Shop Drawing harus diserahkan oleh Penyedia
barang/jasa kepada Direksi untuk persetujuannya

6. Gambar-gambar Fasilitas Sementara


30 (Tiga puluh) hari sebelum mulai setiap bagian dari fasilitas sementara
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1.9 , Penyedia barang/jasa harus
menyampaikan ke Direksi gambar yang menunjukkan detail fasilitas sementara
tersebut untuk persetujuannya.

Gambar –gambar, harus menunjukkan lokasi dan detail komponen lainnya dari
komponen utama bangunan konstruksi, kantor, gudang, bengkel, barak pekerja
dan bangunan sementara dan fasilitasnya lainnya dimana Penyedia barang/jasa
berencana untuk membangun di lokasi kerja.

Apabila ada perubahan jenis kegiatan yang direncanakan diatas pada saat
konstruksi atau sesudahnya, Penyedia barang/jasa harus menyampaikan gambar
revisi yang menunjukkan perubahan dimaksud dan diajukan kepada Direksi
untuk persetujuannya.
7. As-built Drawings
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus menyimpan
dan memperbaharui gambar- gambar pelaksanaan dari seluruh item pekerjaan
yang telah diselesaikan. Gambar tersebut harus menunjukkan seluruh
persetujuan perubahan Gambar Konstruksi dan Shop Drawing yang benar
sesuai kondisi pekerjaan Permanen. Format as- built Drawing harus disetujui
oleh Direksi.

Pembaharuan set as- built drawing harus sesuai dengan kondisi pada saat
pemeriksaan lapangan yang dilakukan secara periodik oleh Direksi dan apabila
gambarnya diketahui tidak sesuai atau tidak ada pembaharuan sesuai kondisi
lapangan, maka Penyedia barang/jasa harus memperbaiki dalam waktu 14
(empat belas) hari setelah pemeriksaan lapangan. Apabila satu bagian pekerjaan
Permanen telah lengkap digambarkan, gambar as- built tersebut setelah
disetujui oleh Direksi harus ditandatangani oleh kedua fihak baik Direksi dan
Penyedia barang/jasa atau perwakilannya, dan sebanyak rangkap 3 (tiga) harus
disimpan oleh Direksi.

Gambar as- built drawing harus dicetak pada kertas standar tinggi sehingga
terbaca dengan jelas termasuk dapat dicopy. Gambar as- built drawing yang
telah selesai harus di serahkan Penyedia barang/jasa kepada Direksi untuk
persetujuan dan diserahkan kepada Direksi.
8. Gambar Lain
Gambar selain yang telah disebutkan diatas yang merupakan keharusan antara
lain usulan metoda konstruksi, pekerjaan sementara untuk tujuan konstruksi,
diagram skematik dan kerangka dari jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan,
dengan petunjuk Direksi sebagaimana ketentuan Syarat-syarat Kontrak dan
Spesifikasi, harus disampaikan kepada Direksi untuk persetujuannya
9. Bentuk dan Tampilan Gambar-gambar
Umum
Seluruh gambar shop Drawing dan Gambar Kerja yang dibuat oleh Penyedia
barang/jasa atau sub Penyedia barang/jasa untuk keperluan Kontrak harus
menggunakan cara umum sesuai ukuran yang ada, blok judul dan penomoran
sesuai dengan Sub Pasal, tanpa memperhatikan siapa yang membuat gambar.
Ukuran Gambar dan Standar
Penggambaran seluruh gambar harus sesuai

Blok Judul
i. Penyedia barang/jasa harus menyampaikan contoh blok judul yang akan
dipergunakan untuk persetujuan Direksi. Format umum blok judul harus
mengikuti spesifikasi yang ditentukan.
ii. Blok judul harus menunjukkan nama Penyedia barang/jasa dan nama Sub
Penyedia barang/jasa, tanggal, judul, nomor gambar dan setiap penerbitan
gambar baru harus diidentifikasi dengan keterangan gambar revisi sebagai
bagian dari jumlah. Sebagai tambahan setiap gambar harus menunjukkan
detail yang tertera pojok kanan bawah :

PENGENDALIAN BANJIR KALI JAJAR


GAMBAR NO. :

Sitem Penomoran
i. Referensi utama penomoran gambar pada seluruh gambar, koresponden,
operasi dan instruksi pemeliharan dan lainnya, harus dengan sistem
penomoran Direksi yang disampaikan kepada Penyedia barang/jasa.
ii. Penyedia barang/jasa mungkin, apabila menghendaki, memasukkan
referensi nomornya sendiri pada sudut kolom yang tersedia.
iii. Jumlah gambar harus sesuai yang dialokasikan oleh Direksi
Kualitas
Kualitas gambar kerja, shop drawing, as- built drawing dan gambar untuk
pekerjaan sementara harus sesuai dengan ketentuan

Indeks Gambar
Penyedia barang/jasa harus mengumpulkan indek gambar untuk seluruh
gambar-gambar yang dibuat oleh Penyedia barang/jasa sendiri dan sub Penyedia
barang/jasanya. Penyedia barang/jasa harus menyampaikan pembaharuan
rekaman masing-masing lembar indek kepada Direksi setiap tiga bulan sesuai
permintaan.

Gambar Lapangan
Rekaman revisi terakhir semua gambar harus dikirimkan kepada kantor
lapangan Penyedia barang/jasa sesegera mungkin setelah disetujui. Gambar-
gambar harus selalu tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan oleh
Direksi.

10. Penyampaian dan Persetujuan Gambar Penyedia Jasa


Umum
a. Demi keuntungan Penyedia barang/jasa penyiapan gambar dan
menyampaikannya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan, harus
dilakukan pada awal waktu.
b. Setiap pekerjaan yang dilakukan sebelum gambar disetujui Direksi menjadi
tanggung jawab Penyedia barang/jasa sendiri. Persetujuan gambar Penyedia
barang/jasa oleh Direksi tidak menghilangkan kuwajiban Penyedia
barang/jasa memenuhi sesuai ketentuan Kontrak.

Prosedur Pengiriman dan Persetujuan


a. Terkecuali ditetapkan lain, Penyedia barang/jasa harus menyampaikan
gambar kerja, shop drawing dan gambar lain yang diperlukan kepada Direksi
untuk persetujuan paling lambat 60 (enam puluh ) hari sebelum persiapan
konstruksi setiap bagian penting item pekerjaan. Shop drawing bagian
penting pekerjaan yang harus di buat di pabrik di luar area proyek, harus
disampaikan lebih awal untuk memenuhi waktu evaluasi, persetujuan,
fabrikasi, transportasi dan penerimaan di lapangan.
b. 4 (empat) rekaman cetak yang terbaca untuk masing-masing gambar harus
diajukan ke Direksi dengan standar lembar pengiriman. Format standar
lembar pengiriman harus mendapat persetujuan dari Direksi.
c. Direksi memiliki kewenangan untuk mengarahkan Penyedia barang/jasa
menyiapkan gambar tambahan dan perubahan gambar apabila diperlukan
untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan Spesifikasi. Dalam waktu 30
(tiga puluh ) hari setelah menerima gambar yang disampaikan Penyedia
barang/jasa, dan Direksi harus mengembalikan 1 (satu) rekaman dengan
tanda “ Disetujui untuk Konstruksi “ “ Persetujuan untuk Konstruksi –
Terkecuali Catatan “ atau “ Tidak Disetujui Dikirim Kembali “
d. Pengembalian dan tanda terima setiap persetujuan gambar, Penyedia
barang/jasa memiliki kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar yang disetujui tersebut namun sebelum memulai pekerjaan
Penyedia barang/jasa pertama harus menyampaikan kepada Direksi melalui
login lembar pengiriman 2 (dua) cetak setiap gambar. Apabila diminta oleh
Direksi, 1 (satu) gambar kertas transparan gambar kerja dan shop drawing
harus disampaikan bersama dengan 2 (dua) cetakan. Rekaman seluruh
persetujuan gambar harus disimpan dengan aman di kantor lapangan
Penyedia barang/jasa.
e. Apabila ada koreksi atau perbaikan terhadap gambar oleh Penyedia
barang/jasa dan harus dikirimkan kembali, maka Penyedia barang/jasa
harus mengoreksi dan memperbaiki dan/ atau merevisi dengan
memperhatikan urutan waktu dan harus dikirim kembali sebanyak 2 (dua)
rekaman kepada Direksi. Prosedur ini harus dilakukan sampai dengan seluruh
gambar sepenuhnya disetujui.

11. Informasi Lainnya


Seluruh ketentuan yang berlaku di Pasal ini, harus dilaksanakan secara sama
untuk ketentuan penyampaian lainnya

12. As-built Drawings


Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah diterbitkannya Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus telah menyampaikan kepada Direksi,
untuk persetujuan dan selanjutnya disampaikan kepada Direksi, versi akhir as-
built Drawing. As- built Drawing terdiri dari :
a. Kertas Asli Transparan (Kalkir) – 2 (dua) set.
b. Kertas Copy 3 (tiga) set ukuran A1; dan
c. Kertas Copy 10 (sepuluh) set ukuran A3

h. Foto Dokumentasi
Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dan video drone dengan
tahapan sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan dimulai (0%)
- Pekerjaan mencapai 50%
- Pekerjaan selesai seluruhnya 100%.
Pengambilan foto dokumentasi maupun video drone diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan pekerjaan, sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara
kronologis dan jelas. Foto-foto maupun video drone yang baik, khususnya yang dapat
mewujudkan tahapan pekerjaan 0%, 50% dan 100%. Juga dilengkapi dengan foto-foto
pendukung pekerjaan / detail pekerjaan. Foto dokumentasi disusun dalam album dan video
drone untuk kemudian disimpan di eksternal hardisk. Diserahkan kepada direksi sebanyak
3 rangkap

PERALATAN UTAMA YANG DIBUTUHKAN


No Jenis Kapasitas Jumlah
1. Excavator 0,9 m3 25
Standar
2. Bulldozer 150 HP 8
3. Dump truck 6-8 m3 16
4. Vibro roller 8 ton 2
5. Crane Pancang 35 ton 2
6. Crane Servis 25 ton 2
7. Water tank 5000 ltr 2
truk
8. Pompa Air 4” 2
9. Tripod + diesel 5 ton 2
hammer

PERSONIL MANAJERIAL YANG DIBUTUHKAN

Project Manager

Ahli Manajemen Site Engineer Ahli K3


Mutu

Pelaksana Ahli Geodesi

Administrasi Juru Gambar


2. PEKERJAAN TANAH
2-01 PEKERJAAN STRIPING
Pada pekerjaan striping, Penyedia Jasa wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut
dalam pelaksanaannya :
a. Sesudah pembersihan, permukaan tanah pada tanggul lama harus dikupas untuk
membuang tonggak-tonggak, akar-akar, rumput-rumput, dan bahan-bahan
organik lain yang dapat mengganggu kestabilan bangunan
b. Pada lokasi tanah yang normal, "kupasan" harus dikerjakan sekurang- kurangnya
sedalam 15 cm dan meliputi minimal 0,5 meter di luar tapak kaki timbunan
rencana, atau apabila dalam gambar ditentukan lain
c. Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman kupasan
ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
d. Pekerjaan "kupasan" hanya boleh dilakukan pada profil yang segera akan ditimbun.
e. Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai petunjuk Direksi.
Kupasan permukaan di bawah tempat buangan tidak diperlukan, termasuk juga
tempat yang telah dibersihkan
f. Striping dilakukan di luar penampang basah sungai dan hasil striping dibuang ke
lokasi disposal.
g. Pembayaran item Striping di hitung menurut Volume di lapangan dan di sertai
dokumentasi.
2-02 GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Pekerjaan Galian Alur menggunakan Excavator dilakukan sebagai berikut :
a. Galian alur dengan alat berat excavator dilaksanakan sesuai dengan kontrak dan
detail pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat teknis dan gambar.
Tidak diperbolehkan ada bahan galian yang terlewati sampai di atas garis rencana
(sesuai gambar).
b. Sebelum mengadakan pengerukan, penyedia jasa harus menyerahkan uraian
lengkap dan metode - metode yang diusulkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
Uraian - uraian ini harus termasuk lokasi serta persiapan - persiapan dari daerah
pembuangan, angkutan material galian, serta perlengkapan untuk keselamatan
kerja.
c. Penyedia jasa harus mempekerjakan tenaga - tenaga operator yang ahli, untuk
menangani alat berat excavator.
d. Daerah pembuangan harus dipersiapkan sebelum mengadakan pengerukan dengan
excavator. Persiapan - persiapan harus meliputi ketentuan volumenya cukup,
tindakan untuk mengetahui material yang tergali serta cara-cara untuk menangani
kelebihan air.
e. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan Direksi menghendaki adanya penggalian
tambahan pada lokasi antara profil, maka harus dilaksanakan dengan biaya
ditanggung Penyedia jasa.
f. Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit sungai yang
bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran sungai akan mengendapkan
sedimen pada daerah yang telah digali. Apabila hal tersebut terjadi maka Penyedia
Jasa wajib mengembalikan elevasi sesuai gambar rencana sebelum Serah Terima
Kedua (FHO) tanpa tambahan biaya.
Pelaksanaan Pekerjaan Galian Alur
Pada pekerjaan galian alur, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Selama pelaksanaan pekerjaan galian alur tidak mengganggu alur sungai serta
mentaati semua perangkat hukum yang berlaku.
b. Lalu-lintas angkutan perairan tidak terhambat.
c. Tidak membawa dampak negatif pada lingkungan.
d. Material hasil pengerukan tidak kembali lagi ke lokasi galian.
e. Apabila pekerjaan pengerukan berdekatan dengan bangunan/konstruksi tidak
boleh dilakukan ”pengerukan lebih” ke arah vertikal maupun horizontal (over
dredge).
f. Apabila dalam pelaksanaan pengerukan menemukan benda-benda purbakala atau
sejenisnya harus dilaporkan dan diselesaikan sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
g. Apabila karena satu dan lain hal sehingga mengakibatkan kerusakan pada
bangunan/konstruksi di dekat lokasi galian, maka hal tersebut menjadi tanggung
jawab/beban Penyedia Jasa untuk memperbaiki, kecuali apabila dapat
membuktikan bahwa hal tersebut bukan kesalahannya.

2-03 DT ANGKUT MATERIAL ATAU HASIL GALIAN SEJAUH 100 M


Pada pekerjaan ini, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Sebelum pelaksanaan galian alur maka dilakukan terlebih dahulu pengukuran
jarak lokasi disposal area sejauh 100 meter sebagai tempat hasil buangan galian
alur untuk kemudian diratakan dan dirapikan.
b. Sebelum dilakukan pembuangan dan perataan, lokasi disposal harus disetujui
direksi dengan lokasi setempat dan didokumentasikan.
c. Setelah pekerjaan buangan dan perataan selesai, permukaan daerah itu
harus dirapikan, sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
d. Penyedia jasa harus melaksanakan SMK3.

2-04 DT ANGKUT MATERIAL ATAU HASIL GALIAN SEJAUH 1 KM


Pada pekerjaan ini, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Sebelum pelaksanaan galian alur maka dilakukan terlebih dahulu pengukuran
jarak lokasi disposal area sejauh 1 Km sebagai tempat hasil buangan galian alur
untuk kemudian diratakan dan dirapikan.
b. Sebelum dilakukan pembuangan lokasi disposal harus disetujui direksi dengan
lokasi diprioritaskan pada fasilitas umum / sosial (lapangan,sekolahan,makam,dll)
milik pemerintah dan didokumentasikan.
c. Setelah pekerjaan buangan selesai, permukaan daerah itu harus diratakan
dan diatur baik/rapi, sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
d. Akses jalan yang dilewati dump truk pengangkut hasil galian harus dijaga
kebersihannya dengan menempatkan petugas kebersihan. Dan bila dirasa berdebu
dilakukan penyiraman secara rutin.
e. Penyedia jasa harus melaksanakan SMK3.
2-05 DT ANGKUT MATERIAL ATAU HASIL GALIAN SEJAUH 3 KM
Pada pekerjaan ini, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Sebelum pelaksanaan galian alur maka dilakukan terlebih dahulu pengukuran
jarak lokasi disposal area sejauh 3 Km sebagai tempat hasil buangan galian alur
untuk kemudian diratakan dan dirapikan.
b. Sebelum dilakukan pembuangan lokasi disposal harus disetujui direksi dengan
lokasi diprioritaskan pada fasilitas umum / sosial (lapangan,sekolahan,makam,dll)
milik pemerintah dan didokumentasikan.
c. Setelah pekerjaan buangan selesai, permukaan daerah itu harus diratakan
dan diatur baik/rapi, sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
d. Akses jalan yang dilewati dump truk pengangkut hasil galian harus dijaga
kebersihannya dengan menempatkan petugas kebersihan. Dan bila dirasa berdebu
dilakukan penyiraman secara rutin.
e. Penyedia jasa harus melaksanakan SMK3.
2-06 DT ANGKUT MATERIAL ATAU HASIL GALIAN SEJAUH 5 KM
Pada pekerjaan ini, yang wajib dipatuhi oleh Penyedia Jasa adalah :
a. Sebelum pelaksanaan galian alur maka dilakukan terlebih dahulu pengukuran
jarak lokasi disposal area sejauh 5 Km sebagai tempat hasil buangan galian alur
untuk kemudian diratakan dan dirapikan.
b. Sebelum dilakukan pembuangan lokasi disposal harus disetujui direksi dengan
lokasi diprioritaskan pada fasilitas umum / sosial (lapangan,sekolahan,makam,dll)
milik pemerintah dan didokumentasikan.
c. Setelah pekerjaan buangan selesai, permukaan daerah itu harus diratakan
dan diatur baik/rapi, sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
d. Akses jalan yang dilewati dump truk pengangkut hasil galian harus dijaga
kebersihannya dengan menempatkan petugas kebersihan. Dan bila dirasa berdebu
dilakukan penyiraman secara rutin.
e. Penyedia jasa harus melaksanakan SMK3.

2-07 TIMBUNAN TANAH DIPADATKAN (TANAH DIDATANGKAN)


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan timbunan untuk tanggul meliputi pengangkutan bahan,
penghamparan, penggilasan, test kepadatan dan lain – lain.
b. Penyedia jasa selama empat ( 4 ) minggu sebelum melakukan penimbunan harus
mengajukan dulu rencana kerja secara terinci kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya.
c. Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian
maupun kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

Bahan untuk Tanggul / Timbunan tanah yang dipadatkan


a. Bahan untuk pekerjaan tanggul / timbunan harus dipilih bahan - bahan
homogen, bersih dan bebas dari lumpur, humus, akar - akar dan bahan organik
lain. Bahan yang berkualitas baik biasanya berwarna coklat kemerahan, sedang
bahan - bahan yang berkualitas kurang baik biasanya berwarna lebih gelap atau
lebih terang.
b. Bahan untuk pekerjaan tersebut harus diambil dari daerah galian yang
diperlukan. Apabila bahan yang baik tidak cukup diperoleh dari galian - galian
yang diperlukan, atau apabila tidak ada pekerjaan galian yang diperlukan,
Penyedia jasa harus memperoleh bahan bahan yang baik tersebut dari daerah
bahan yang direncanakan dan atau daerah yang diusulkan Penyedia jasa setelah
disetujui Direksi, atau menurut petunjuk - petunjuk Direksi.
c. Tanah dan tanaman pada fondasi tanggul dan bantaran, ganti ruginya menjadi
tanggung jawab Penyedia jasa . Lokasi daerah pengambilan ( Borrow Area ) di
bantaran akan ditunjukkan oleh Direksi. Untuk Borrow Area di luar daerah
bantaran biaya ganti ruginya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa dan harus
sudah dimasukkan ke dalam harga satuan pekerjaan.
d. Bahan tanggul / timbunan diambil dari daerah pengambilan (Borrow Area)
dengan jarak +/- 30 Km dengan catatan penyedia jasa harus menjaga agar tidak
membahayakan stabilitas tanah di dekatnya.
e. Bahan tanggul / timbunan yang berasal dari luar maupun dari bantaran harus
terlebih dahulu diteliti dilaboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan.
Penelitian tersebut meliputi uji Proctor Standar ( Standard Proctor Test ) dan
penelitian sifat - sifat tanah sebagai acuan untuk pembuatan tanggul
f. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan
tersebut dapat dipergunakan atau tidak. Segala biaya untuk penelitian di
laboratorium tersebut atas tanggung jawab Penyedia jasa.

Timbunan dipadatkan
a. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis mendatar setebal
30 cm selebar tanggul / timbunan, ditambah masing-masing 40 cm diluar profil
lereng tanggul timbunan rencana
b. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas. Mesin pemadat yang
disetujui direksi sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90 % dari
pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh tes Standard Proctor
Compaction
2-08 TIMBUNAN TANAH DIPADATKAN (TANAH SETEMPAT)
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan timbunan untuk tanggul meliputi pengangkutan bahan,
penghamparan, penggilasan, test kepadatan dan lain – lain.
b. Penyedia jasa selama empat ( 4 ) minggu sebelum melakukan penimbunan harus
mengajukan dulu rencana kerja secara terinci kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya.
c. Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian
maupun kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Bahan untuk Tanggul / Timbunan tanah yang dipadatkan
a. Bahan tanggul / timbunan yang berasal dari luar maupun dari bantaran harus
terlebih dahulu diteliti dilaboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan.
Penelitian tersebut meliputi uji Proctor Standar ( Standard Proctor Test ) dan
penelitian sifat - sifat tanah sebagai acuan untuk pembuatan tanggul
b. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan
tersebut dapat dipergunakan atau tidak. Segala biaya untuk penelitian di
laboratorium tersebut atas tanggung jawab Penyedia jasa
Timbunan dipadatkan
a. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis mendatar setebal
30 cm selebar tanggul / timbunan, ditambah masing-masing 40 cm diluar profil
lereng tanggul timbunan rencana
b. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas. Mesin pemadat yang
disetujui direksi sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90 % dari
pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh tes Standard Proctor
Compaction

3. PEKERJAAN PERKUATAN TANGGUL


3-01 GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 2-02
3-02 PENGADAAN CCSP W.500-1000, L=12m TERMASUK LANGSIRAN
a. Penyedia jasa harus mengajukan perusahaan penyedia CCSP W.500-1000 dan
dilakukan join inspection untuk mendapatkan persetujuan direksi.Kontraktor harus
menyediakan lokasi penyimpanan CCSP W 500-1000 dengan jarak lokasi
penyimpanan ke lokasi pekerjaan + 200-300 m sehingga jumlah Sheet Pile yang
dilangsir sesuai dengan kebutuhan pemancangan
b. Pekerjaan Sheet Pile CCSP W 500-1000 meliputi penyediaan, dan pemancangan
termasuk langsiran Sheet Pile beton untuk konstruksi Perkuatan tebing. Kualitas
campuran harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-700 dan
sudah memasuki umur beton sheet pile
c. Kontraktor harus menyediakan lokasi penyimpanan CCSP W 500 – 1000 di Jarak
lokasi penyimpanan ke lokasi pekerjaan + 200 - 300m sehingga jumlah sheetpile
yang dilangsir sesuai dengan kebutuhan pemancangan. Pekerjaan CCSP W 500 –
1000 meliputi penyediaan, dan pemancangan termasuk langsiran minipile untuk
konstruksi perkuatan tebing
3-03 PEMANCANGAN CCSP W.500-1000, L = 12m
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pancang sesuai dengan spesifikasi ini
dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar atau lokasi dan
kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi. Setelah semua parameter di atas
ditetapkan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya mengenai rencana pembuatan/penyediaan tiang, alat pancang,
metoda kerja, jadwal pemancangan dan program uji kualitas sekurang-kurangnya
30 hari sebelum mulai pembuatan/penyediaan tiang/turap
b. Kontraktor harus melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan
komponen-komponennya pada saat pembuatan, penanganan, pengangkutan,
penyimpanan, pencocokan atau pemancangan tiang pancang. Tiang pancang yang
rusak saat penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri
c. Kontraktor harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk
menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Kontraktor bertanggung
jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Kontraktor harus menempatkan dan
memancang tiang dengan tepat dan menjaga agar tidak terjadi pergeseran tiang
akibat pengoperasian alat pancang. Kontraktor harus menetapkan elevasi pangkal
tiang untuk keperluan pemotongan panjang tiang
Peralatan :
- Sebelum mendatangkan alat pancang ke lapangan, Kontraktor harus
mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya tentang alat
pancang dan komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
- Alat pancang dapat menggunakan diesel hammer atau alat pancang lain yang
perlu kalibrasi, kontraktor harus mengadakan kalibrasi dengan cara yang
disetujui oleh Direksi
- Alat pancang lain seperti alat pancang tenaga uap, tekanan udara atau tenaga
diesel harus mempunyai tenaga pancang yang cukup dengan kemampuan
pancang total minimum 1000 kg tiap pukulan, kecuali untuk memancang tiang
beton. Bila untuk memancang tiang beton, tenaga pancang tiap pukulan
sekurang-kurangnya 625 kg untuk tiap meter kubik (m3) tiang beton. Pekerjaan
pemancangan tidak boleh dilakukan pada jarak kurang dari 6 meter dari
konstruksi beton yang berumur kurang dari 4 hari sejak pengecoran
- Tiang pancang selama pemancangan dan sampai disambung dengan bangunan
di atasnya harus selalu disangga dengan perancah atau penyangga lain agar tetap
pada posisi dan tidak roboh karena tekanan
Pemancangan :
- Secara umum, tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang tanpa
sambungan. Dalam kondisi tertentu, penyambungan dapat diijinkan. Metoda
penyambungan harus ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis dari Direksi
- Tiang pancang harus dipancang menggunakan alat penjepit agar lurus dalam
pelaksanaan sesuai gambar atau petunjuk Direksi. Penyimpangan
pemancangan tidak boleh lebih dari 20 mm untuk panjang tiang, 75 mm untuk
posisi kepala tiang dan2% untuk arah lateral, dari gambar rencana atau petunjuk
Direksi
- Semua kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau
bantalan. Kontraktor harus menyediakan semua keperluan tersebut seperti
bantalan, cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak rusak
saat dipancang
- Tiang pancang CCSP akan diukur untuk pemancangan jumlah meter panjang
dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah
selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang
pancang sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang seluruh
panjangnya masuk kedalam tanah atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk
kedalam tanah
3-04 BOBOKAN TIANG PANCANG
Pekerjaan bobokan meliputi pembobokan tiang pancang setinggi 30cm dengan
ukuran dan ketentuan sampai terlihat tulangan untuk kemudian disambung dengan
pembuatan balok angkur
3-05 BETON READYMIX K.225
Beton Ready Mix K.225 harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi
dan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No.
1926, 1962, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan
pengiriman serta pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari
persyaratan dalam spesifikasi ini tidak terpenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan Penyedia Jasa mengganti pemasok.

Penyedia Jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan-saringan


standard dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang
sudah direncanakan.
Penyedia Jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton ready
mix K.225 bilamana diperlukan.
Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agregat dan kadar air tiap adukan harus diserahkan kepada Direksi
setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam
dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan
kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus
disesuaikan menurut hasil tes tersebut.

Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan


penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.

Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :


a. Waktu kedatangan agitator truck
b. Waktu registrasi agitator truck dan nama depot
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum
e. Posisi dimana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
g. Slump
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.
a) Toleransi Untuk Konstruksi Beton
Sebagai dasar dapat diterimanya pekerjaan konstruksi beton, tidak boleh terjadi
penyimpangan ukuran dari gambar rencana melebihi 10 mm.

b) Cacat Pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak
yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut :
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada
gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat kropos sarang lebah (honey comb) tetapi diterima oleh
Direksi harus diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan
agregat halus yang sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai
permukaan yang benar dengan memakai gerinda. Apabila diperlukan dilakukan
grouting

3-06 PEMBESIAN BESI ULIR


Lingkup Pekerjaan
a. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi
Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia NI-2.
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang - batang yang lurus yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman Batang – batang dengan garis tengah 20
mm atau lebih harus dibengkokkan dengan alat mesin pembengkokkan yang
direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus
sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau
diperintahkan lain oleh Direksi / Pengawas.
c. Bentuk – bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Pengawas / Direksi.
d. Antara Beton Baru dan pasangan lama harus diberi stek besi dengan panjang 0,4 m’

3-07 BEGISTING
Lingkup Pekerjaan
a. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang – bidang, batas – batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar – gambar atau
seperti ditetapkan Direksi.
b. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam Cetakan dapat dibuat
dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang
dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
c. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari
logam dan harus di dalam segala hal benar – benar berbentuk dan berukuran yang
tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsunya pekerjaan
vibrasi pemadatan beton. Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada
pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam
arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan – pelengkungan,
sisi pinggiran tersebut atau kerusakan – kerusakan permukaan beton yang telah
diselesaikan.
d. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat – alat dan usaha – usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan – cetakan tanpa merusak permukaan dari
beton yang telah selesai harus tersedia, dan cetakan dapat dipakai sampai 3 (tiga)
kali. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan
cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Penggunaan
minyak cetakan harus berhati – hati agar tidak kontak dengan besi beton yang
mengakibatkan kurang daya lekat.
e. Semua cetakan harus betul – betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Penyangga
cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan

3-08 PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEOTEXTILE


Lingkup Pekerjaan
a. Penyedia Jasa harus mengerjakan dan menempatkan lapisan geotextile non woven
seperti yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh Direksi.
b. Bahan geotextile yang digunakan harus memenuhi syarat seperti tabel berikut ini.

URAIAN PERSYARATAN METODE UJI


a. FISIK
1. Berat 250 (gr/m2) ISO 9863
2. Tebal min 2,2 (mm) ISO 9863
b. MEKANIKA
1. Kekuatan Tarik Strip 19 (kN/m) ISO 10319
2. Perubahan panjang terhadap Tarik 80/35 (%) ISO 10319
strip
3. Kekuatan Tarik Grab 1.150/1.025 (N) ASTM D 4632
4. Perubahan panjang terhadap tarik 75/40 (%) ASTM D 4532
Grab 2.900 (N) ISO 12236
5. Kekuatan Tekan Titik 500 (N) ASTM D 4833
6. Daya Tahan Tekan Rod 20 (mm) ISO 13433
7. Kekuatan Tekan Jatuh Dinamis

c.HIDROLIKA 0,09 (mm) ISO 12956


1. Dimensi Bukaan efektif 0,19 (mm) ASTM D 4751
2. Dimensi bukaan secara
penglihatan (apparent) 72 (l/m2/dt) ISO 11058
3. Aliran air vertikal 155 (l/m2/dt) ISO 11058
 tekanan 50 mm
 tekanan 100 mm 13 (l/m.jam) ISO 12958
4. Aliran air horizontal 3 (l/m.jam) ISO 12958
 20 kpa
3 x 10-3 (m/dt) ISO 11058
 200 kpa
Tidak ada
5. Permeabilitas vertikal Tahan
d. KIMIA
1. Effek terhadap keasaman &
kebasaan tanah
2. Effek terhadap sinar ultra violet

Pemasangan geotextile termasuk penghamparan dan penyambungannya harus


sesuai gambar atau menurut petunjuk Direksi
3-09 PENGADAAN DAN PEMASANGAN BRONJONG FABRIKASI 2 X 1 X 0.5 METER
Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengerjakan dan menempatkan bronjong yang terdiri dari batu-
batu yang diisikan dalam anyaman kawat seperti ditunjukkan dalam gambar atau
ditentukan oleh Proyek.
Bahan
1. Bronjong
(a) Standar rujukan
SNI 03-0090-1999 : Standar mutu kawat bronjong dan bronjong
berlapis Galvanis.
(b) Ketentuan
Bronjong adalah keranjang kawat baja berlapis seng tebal berbentuk kotak
berukuran 2x1x0.5 meter. Selanjutnya di lapangan, keranjang tersebut diisi
dengan batu yang bersih dan keras.
Bronjong dengan panel angkur sama dengan keranjang bronjong biasa tetapi
mempunyai panel anyaman yang lebih panjang dibagian belakang keranjang
yang berfungsi sebagai angkur dalam timbunan tanah.
Bagian tepi bronjong adalah kerangka kawat sisi yang lebih besar, dimana
ujung kawat anyaman diikat erat untuk menahan tekanan mendadak atau
bertahap yang timbul dari semua arah.
Penyekat adalah bagian dalam dari keranjang bronjong yang membagi
ruangan menjadi bagian yang sama ukurannya.
Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk mengikat dan
menghubungkan bronjong.
Kawat penyambung adalah kawat dibagian dalam yang digunakan untuk
mencegah menggelembungnya bronjong
(c) Kawat Berlapis Seng Tebal
Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan bronjong harus sesuai
dengan ketentuan dalam SNI 03-0090-1999.
Kuat tarik dari kawat baja tidak boleh kurang dari 41 kgf/mmz.
Diameter kawat, toleransi dan berat lapisan seng harus sesuai tabel dibawah
ini.

Diameter kawat Toleransi Lapisan Seng Minimum


(mm) (mm) (mm)

2.70 ± 0.11 260


3.00 ± 0.12 275
4.00 ± 0.16 290

Lapisan seng pada kawat harus tetap melekat.meskipun kawat tersebut diiilit
melingkar sebanyak 6 (enam) kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau
retak bila digosok dengan jari-jari telanjang

(d) Anyaman kawat


Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi
enam yang masing-masing sama ukurannya, dengan cara mefilit setiap
pasangan kawat sebanyak 3 (tiga) setengah lilitan sedemikian rupa agar
terhindar dari kekusutan.
Kerapatan pada lilitan tersebut harus sedemikian, bila kawat ditarik untuk
memisahkan satu dan lainnya, asal setiap kawat terhindar dari puntiran,
tegangan dan kawat harus pada bidang yang sama.
Diameter kawat serta ukuran bukaan anyaman harus sebagai berikut:

Lebar Bukaan Anyaman Tebal Kotak Diameter Kawat


Bronjong
(cm) (m) (mm)

8 x 10 0.50 atau 1.00 2.70

(e) Kawat Sisi


Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat,
harus terikat kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit
1.00 mm lebih besar dari kawat anyamannya untuk bronjong berlapis seng
tebal.
Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman
sebagaimana dijelaskan di butir (d) diatas, dengan kawat sisi paling sedikit
1.00 mm lebih besar untuk bronjong berlapis seng.
Dimana kawat sisi tidak dianyam secara menyatu dengan anyaman, tetapi
potongan ujung anyaman harus diikat menyatu pada kawat sisi dengan mesin
penganyam dua setengah putaran, atau dengan cara lain yang disetujui, untuk
memisahkannya dengan anyaman pada contoh anyaman satu meter panjang.

(f) Penyekat dan Ujung Panel


Bagian atas dan sisi vertikal dari ujung panel harus terikat dengan kawat sisi
sedangkan sekat harus terikat pada semua bidang sisi-sisinya sebagaimana
dijelaskan di butir (e) diatas.
Ujung panel harus dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada
kawat sisi bagian bawah bronjong.
Dengan cara yang sama, penyekat harus dijahit dengan kawat berlapis seng
pada dasar bronjong.
Kekuatan yang diperlukan untuk memisahkan panel dari dasarnya harus
tidak boleh kurang dari yang diperlukan untuk memutuskan anyaman kawat
pada panelnya.
(g) Panel Angkur
Panel anyaman angkur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keranjang hronjong, yaitu panel angkur harus dibentuk dengan anyaman
panel yang tidak terputus, membentuk bagian muka dan atas dari keranjang
bronjong.
(h) Kawat Pengikat dan Penyambung
Kawat pengikat dan penyambung harus cukup tersedia untuk keranjang
bronjong, agar perakitan bronjong pada pekerjaan konstruksi bronjong bias
sempurna.
Diameter kawat pengikat harus 2.20 mm untuk anyaman dengan lebar
bukaan 8 x 10.
(i) Keranjang
Bronjong harus dibuat dipabrik dengan mesin penganyam. Panel sisi, tutup
dan penyekatnya dapat dirakit dilokasi pekerjaan membentuk keranjang
empat persegi panjang yang ditunjukkan atau ditetapkan pada ukuran standar
dibawah ini dan ditunjukkan pada gambar.
Kotak bronjong Lebar bukaan anyaman 8 x 10

(dengan panel angkur) Panjang (P) 2m


Lebar 1 (L1) 1m
Tinggi (T) 0.5 m
Sekat setiap 1 m

Toleransi untuk semua ukuran bronjong adalah 4 % - 5 %.

 Batu untuk pengisian bronjong


Material yang akan dipakai untuk mengisi bronjong harus batu yang bersih,
keras dan dapat tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.
Agregat kasar atau batuan besar tidak boleh melebihi ukuran maksimum
dibawah dan sekurang-kurangnya 90% dari agregat tersebut harus
mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran minimal yang
diberikan dibawah ini dan tidak ada agregat yang diijinkan melewati lubang
anyaman.
Ukuran agreagat yang diijinkan pada lubang anyaman akan ditunjukkan
sebagai berikut:

Lebar Bukaan Anyaman Ukuran Batu


Minimum Maksimum
(cm) (cm)

8 x 10 20 30

 Landasan
Landasan haruslah material pilihan dengan gradasi yang sedemikian,
sehingga tanah pondasi talk dapat dihanyutkan melalui material landasan dan
juga material landasan tidak terhanyutkan melalui pasangan batu kosong atau
bronjong, sebagaimana disetujui oleh Direksi.
Geotextile atau lapisan ijuk berfungsi sebagai lapisan penyaring diantara
pondasi atau urugan kembali (backfiil) dan bronjong seperti tercantum dalam
gambar atau yang diinstruksikan dan atau persetujuan Direksi.
 Penempatan
1. Permukaan tanah dimana bronjong akan ditempatkan harus digali dan
dipersiapkan sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Proyek.
2. Perakitan Bronjong
(a) Masing-masing keranjang bronjong harus dirakit sesuai dengan
instruksi pabrik dengan cara mengikat (menjahit) semua ujung-
ujungnya dengan kawat pengikat atau penyambung.
Kawat pengikat atau penyambung harus diikatkan kuat-kuat
mengelilingi tiap lubang anyaman sepanjang lipatan sedemikian rupa
sehingga terbentuk ikatan tunggal dan ganda secara bergantian.
(b) Suatu baris keranjang bronjong atau matras kosong harus
ditempatkan dalam posisi yang sesuai dengan gambar clan kawat
penghubung harus dipakai untuk mengikat dengan seksama pada
setiap unit yang berdampingan sepanjang ujung yang diikatkan
secara vertikal dan horizontal pada bagian atas sisi-sisinya.
Dasar keranjang bronjong yang diletakkan diatas bagian yang telah
diisi, harus diikat erat pada bagian depan clan belakangnya.
(c) Direksi akan memberi petunjuk penyusunan pada rentangan
bronjong sebelum diisi pada penyelesaian pekerjaan dinding
penahan.
d) Untuk bronjong yang dalamnya melebihi 0.5 m, harus diperkuat
dinding dindingnya dengan cara mengikatkan kawat secara
horizontal pada tiap arah, hal ini dilaksanakan sebelum pengisian
mencapai setengah tinggi bronjong.
Semua kawat pengikat harus diikatkan mengelilingi dua lubang
anyaman dan ujung kawat harus dililit rapat-rapat untuk
menghindari kekendoran.
(e) Keranjang bronjong pada baris mana saja harus diisi bertahap agar
kerusakan akibat pergerakan setempat dapat dihindari. Jangan sekali-
kali mengisi keranjang bronjong melebihi kedalaman 30 cm pada
keranjang bronjong yang berdampingan.
Keranjang bronjong dapat diisi dengan tangan atau mesin. Suatu
usaha harus dilakukan untuk menjaga kelonggaran clan
menonjolnya keranjang bronjong seminimal mungkin-untuk
menjamin potongan, kerapihan dan kepadatan yang baik serta
dapat kelihatan persegi.
Bila keranjang bronjong telah diisi, tutupnya harus dilipat dengan
tangan sampai pada ujung sisi bagian depan. Kemudian tutupnya
diikat erat pada bagian keranjang tersebut dengan kawat pengikat
sepanjang ujung-ujungnya clan untuk panel penyekat dilakukan
dengan cara yang sama seperti pada perakitan diatas.
3. Semua permukaan bronjong yang berhubungan langsung dengan
timbunan tanah harus dilapis dengan ijuk atau geotextile. Lapisan ijuk
harus dipasang pada kawat bronjong sebelum ditempatkan, pada
bagian yang sesuai dengan gambar atau ditentukan oleh Direksi.
4. Apabila bronjong harus diletakkan di bawah permukaan air, maka
pemasangannya dilaksanakan dengan bantuan tiang-tiang kayu agar
posisinya tepat. Tetapi apabila masih kesulitan melakukan
pemasangannya, maka perlu dilakukan pengeringan dengan
pembelokan aliran air
3-010 PENGADAAN DAN PEMANCANGAN DOLKEN KAYU GELAM Ø 8-10 CM
Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengadakan serta memasang tiang-tiang pancang kayu pada
tempat dan dengan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh
Proyek.
Bahan
a. Bahan untuk tiang pancang adalah dari kayu gelam seperti ditentukan dalam
gambar atau menurut persetujuan Proyek. Kayu untuk tiang pancang harus tua
benar, harus dikupas dan tidak cacat.
b. Tiang-tiang harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan kekuatan
dan ketahanannya seperti busuk, retak memanjang, retak melingkar yang
menempati lebih dari setengah keliling batang pada tiang 6 m panjang. Tampang
yang mengecil tiba-tiba tidak boleh lebih dari sepertiga diameter rata-rata tiang.
Diameter tiang pancang 8 - 10 cm. Kayu-kayu yang mempunyai bekas pokok
dahan berkelompok tidak boleh dipergunakan, lubang pada tiang tidak boleh
berdiameter lebih dari 3 cm, atau dalamnya tidak boleh lebih dari seperlima
diameter tiang dimana lubang terjadi. Kayu-kayu yang lubangnya banyak atau
kumpulan lubang-lubang kecil tidak boleh digunakan.
c. Tiang-tiang pancang satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang hampir
sama dan berdiameter rata-rata tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam
gambar.
Tiang pancang tidak boleh bengkok atau melengkung yang lebih besar dari setengah
diameter pada tengah-tengah batang.
Semua bekas pokok dahan dan cabang harus dipotong atau dikupas sebaik
mungkin, rata dengan permukaan tiang.
Ujung-ujung tiang dipotong tegak lurus dengan sumbu-sumbu tiang.

Persiapan
a. Tiang-tiang harus diawetkan dengan bahan pengawet "Coal Tar Creosote" (TER)
atau dipoles sampai tiga kali dengan bahan pengawet tersebut dalam selang waktu
24 jam tiap polesan.
b. Pemeliharaan harus dikerjakan sebaik mungkin agar dapat dihindari kerusakan
pada permukaan tiang yang telah diawetkan. Penanganan tiang-tiang harus
menggunakan ikatan dengan tali atau kawat, penggunaan pengait, pasak dan cara-
cara lain yang serupa tidak diperbolehkan.
c. Ujung tiang yang masuk ke dalam tanah, harus dilancipkan dahulu sebelum
dipancang.
d. Tiang-tiang harus diberi tanda berupa angka-angka pada setiap meter panjang
dengan cat yang tidak mudah mengelupas.
Pemancangan
a. Tiang-tiang harus dipancangkan dengan alat yang disetujui Direksi sampai
diperoleh penurunan yang paling kecil atau sampai elevasi seperti tertera dalam
gambar atau ditentukan oleh Proyek.
b. (a) Kepala tiang-tiang pancang kayu harus dilindungi agar tidak pecah dengan
memasangkan blok besi atau dengan menggunakan cincin dari besi tempa.
(b) Apabila luas kepala tiang lebih besar dari pada kepala pemukul maka tiang
pancang harus dilengkapi dengan pelindung yang sesuai agar dapat menerima
pukulan-pukulan darinya di seluruh tampang lintang tiang.
c. Tiang-tiang harus dipancangkan seteliti mungkin menurut garis dan kedalaman
yang dipersyaratkan. Penyimpangan yang terjadi tidak boleh melebihi 10 cm arah
vertikal atau terhadap kemiringan yang ditetapkan untuk setiap panjang 5m.
d. Semua tiang harus dipotong menurut bidang horizontal pada elevasi yang
disyaratkan kecuali ditetapkan lain dalam gambar. Ujung-ujung tiang harus
dipulas dua kali dengan ter dan ditutup dengan aspal panas.
Batang-Batang Diagonal
a. Batang-batang diagonal harus dibuat pada tiang-tiang pancang pada tempat-
tempat yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ketentuan Proyek.
b. Semua takikan pada celahan yang dibuat pada tiang-tiang untuk pemasangan
diagonal harus dipulas dengan ter dua kali dan harus ditutup dengan aspal panas.
Lubang-lubang untuk baut-baut harus dibor dengan mata bor berdiameter sama
dengan diameter bautnya dan lubang-lubang harus diisi dengan aspal panas
sebelum baut-baut dipasang.
Pemancangan Yang Kurang Baik
a. Tiang-tiang pancang yang kurang baik karena pemancangannya yang tak benar,
meleset dari tempat yang ditentukan, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dan
dengan salah satu cara di bawah ini:
1) Tiang harus dicabut dan diganti dengan yang baru
2) Tiang baru dipancang berdekatan dengan tiang yang kurang baik tersebut.
b. Apabila pada suatu pemancangan tiang terdapat tiang-tiang pancang lain yang
berdekatan tertekan ke atas atau oleh sebab lain, maka tiang-tiang tersebut harus
dipancang ke bawah lagi

4. PEKERJAAN PARAPET
4-01 GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 2-02 dan 3-01

4-02 BETON READYMIX K.225


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-05

4-03 PEMBESIAN BESI ULIR


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-06

4-04 BEGESTING
Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-07

4-05 PENGADAAN MINIPILE 20x20, L = 6m


a. Penyedia jasa harus mengajukan perusahaan penyedia minipile □ 20 x 20, dan
dilakukan join inspection untuk mendapatkan persetujuan direksi. Penyedia Jasa
harus menyediakan lokasi penyimpanan minipile □ 20 x 20 dengan jarak lokasi
penyimpanan ke lokasi pekerjaan + 200-300 m sehingga jumlah Sheet Pile yang
dilangsir sesuai dengan kebutuhan pemancangan
b. Pekerjaan minipile □ 20 x 20 meliputi penyediaan, dan pemancangan termasuk
langsiran minipile beton untuk konstruksi Perkuatan tebing. Kualitas campuran
harus memenuhi sekurang-kurangnya syarat mutu beton K-500 dan sudah
memasuki umur beton tiang pancang.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan lokasi penyimpanan minipile □ 20 x 20 di
Jarak lokasi penyimpanan ke lokasi pekerjaan + 200 - 300m sehingga jumlah
tiang pancang yang dilangsir sesuai dengan kebutuhan pemancangan. Pekerjaan
minipile □ 20 x 20 meliputi penyediaan, dan pemancangan termasuk langsiran
minipile untuk konstruksi perkuatan tebing

4-06 PEMANCANGAN MINIPILE 20x20 cm, L = 6m


Lingkup Pekerjaan
a. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pancang sesuai dengan spesifikasi ini
dengan letak dan ukuran seperti yang tertera pada gambar. Setelah semua
parameter di atas ditetapkan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuannya mengenai rencana pembuatan/penyediaan tiang, alat
pancang, metoda kerja, jadwal pemancangan dan program uji kualitas sekurang-
kurangnya 15 hari sebelum mulai pembuatan/penyediaan tiang/turap.
b. Penyedia Jasa harus melakukan segala tindak pencegahan dari kerusakan tiang dan
komponen-komponennya pada saat pembuatan, penanganan, pengangkutan,
penyimpanan, pencocokan atau pemancangan tiang pancang. Tiang pancang yang
rusak saat penanganan, pengangkutan atau penyimpanan harus diganti oleh
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.
c. Penyedia Jasa harus menggunakan tenaga ahli yang berpengalaman untuk
menetapkan posisi, elevasi dan titik pancang yang tepat. Penyedia Jasa bertanggung
jawab terhadap penetapan lokasi pancang. Penyedia Jasa harus menempatkan dan
memancang tiang dengan tepat dan menjaga agar tidak terjadi pergeseran tiang
akibat pengoperasian alat pancang. Penyedia Jasa harus menetapkan elevasi
pangkal tiang untuk keperluan pemotongan panjang tiang.

Peralatan :
a. Sebelum mendatangkan alat pancang ke lapangan, Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya tentang alat pancang dan
komponen lainnya serta metoda pancang yang akan digunakan
b. Alat pancang dapat menggunakan diesel hammer atau alat pancang lain yang perlu
kalibrasi, Penyedia Jasa harus mengadakan kalibrasi dengan cara yang disetujui
oleh Direksi.
Pemancangan :

a. Secara umum, tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang tanpa
sambungan. Dalam kondisi tertentu, penyambungan dapat diijinkan. Metoda
penyambungan harus ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Pemancangan tiang hanya dapat dikerjakan bila ada ijin tertulis dari Direksi
b. Tiang pancang harus dipancang menggunakan alat penjepit agar lurus dalam
pelaksanaan sesuai gambar atau petunjuk Direksi. Penyimpangan pemancangan
tidak boleh lebih dari 20 mm untuk panjang tiang, 75 mm untuk posisi kepala tiang
dan 2% untuk arah lateral, dari gambar rencana atau petunjuk Direksi
c. Semua kepala tiang yang akan dipancang harus dilindungi dengan topi atau
bantalan. Penyedia Jasa harus menyediakan semua keperluan tersebut seperti
bantalan, cincin dan sebagainya sesuai anjuran pabrik, agar tiang tidak rusak saat
dipancang
d. Minipile □ 20x20cm akan diukur untuk pemancangan jumlah meter panjang dari
tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah selesai.
Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang
sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk
kedalam tanah atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang
pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk kedalam tanah

5. PEKERJAAN REVETMENT
5-01 GALIAN TANAH DENGAN ALAT
Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 2-02 ; 3-01 dan 4-01

5-02 PENGADAAN MINIPILE 20x20, L =6m


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 4-05

5-03 PEMANCANGAN MINIPILE 20x20, L =6m


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 4-06

5-04 BETON READYMIX K.225


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-05 dan 4-02

5-05 PEMBESIAN BESI ULIR


Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-06 dan 4-03

5-06 BEGESTING
Sesuai dengan spesifikasi teknis pada Point 3-07 dan 4-04

4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Metoda pengukuran harus sesuai dengan metoda dan prosedur yang tercantum dalam
tiap-tiap pasal dalam spesifikasi ini.
Pembayaran tiap jenis pekerjaan, baik secara unit price atau lump sum seperti yang
tercantum dalam RAB, harus meliputi semua pembayaran untuk penyediaan material;
tenaga; alat termasuk biaya pemilikan, operasi, perbaikan; dan lain-lain agar pekerjaan
dapat dilaksanakan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, Ketentuan Direksi dan biaya tak
terduga seperti perbaikan pekerjaan sesuai yang tercantum dalam Kontrak.
A. Toleransi Pengukuran
Toleransi pengukuran dan metoda penghitungan volume pekerjaan dibedakan
menjadi 4 katagori sebagai berikut :
(1) Katagori 1 (meter lari, m’)
Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan volume terpasang dalam satuan
meter lari (m’) dalam dua desimal, yang telah mendapat persetujuan Direksi
secara tertulis dalam lembar pemeriksaan tiap tahap pekerjaan.
Pembayaran ditentukan dengan mengalikan volume terukur dengan harga
pekerjaan dan kemudian diadakan pembulatan angka.
Pekerjaan yang termasuk dalam katagori ini adalah:
 Pengadaan CCSP W.500-1000 termasuk langsiran
 Pemancangan CCSP W.500-1000
 Pengadaan minipile 20x20cm termasuk langsiran
 Pemancangan minipile 20x20cm

(2) Katagori 2 (meter persegi, m2)


Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan volume terpasang dalam satuan
meter persegi (m2) dalam dua desimal, yang telah mendapat persetujuan
Direksi secara tertulis dalam lembar pemeriksaan tiap tahap pekerjaan.
Pembayaran ditentukan dengan mengalikan volume terukur dengan harga
pekerjaan dan kemudian diadakan pembulatan angka.
Pekerjaan yang termasuk dalam katagori ini adalah:
 Striping
 Pengadaan dan Pemasangan Geotextile
 Begisting

(3) Katagori 3 (meter kubik, m3)


Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan volume terpasang dalam satuan
meter kubik (m3) dalam dua desimal, yang telah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi dalam lembar pemeriksaan tiap tahap pekerjaan.
Pembayaran ditentukan dengan mengalikan volume terukur dengan harga
satuan pekerjaan dan kemudian diadakan pembulatan angka.
Pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sbb:
 Galian tanah dengan alat
 Buangan hasil galian diratakan jarak sejauh 0-100m
 Buangan hasil galian diratakan jarak sejauh 100m -1 km
 Buangan hasil galian diratakan jarak sejauh 1-3 km
 Buangan hasil galian diratakan jarak sejauh 3-5 km
 Timbunan Tanah dipadatkan (didatangkan)
 Timbunan tanah dipadatkan (setempat)
 Bobokan tiang pancang
 Beton readymix K.225
 Pengadaan dan pemasangan bronjong 2x1x0,5 m

(4) Katagori 4 (unit, kilogram)


Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan volume terpasang dalam satuan
unit/buah dalam dua desimal, yang telah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi dalam lembar pemeriksaan tiap tahap pekerjaan.
Pembayaran ditentukan dengan mengalikan volume terukur dengan harga
satuan pekerjaan dan kemudian diadakan pembulatan angka.
Pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini adalah sbb:
 Pengadaan dan pemancangan dolken kayu gelam Ø 8-10cm
 Pembesian besi ulir

5. KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN


Adapun Pasca Pelaksanaan untuk Paket Pekerjaan ini adalah Sebagai berikut :
1. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga pada saat PHO sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan kondisi
bangunan / hasil pekerjaan tetap seperti semula pada saat dilakukan serah terima
pekerjaan selesai yang pertama.
2. Langkah-langkah yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa adalah:
 Menyediakan personil / Struktur organisasi untuk melaksanakan pemeliharaan
sesuai waktu yang ada di dalam kontrak.
 Memantau secara periodik sesuai kesepakatan antara PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA.
 Membuat Berita Acara hasil peninjauan bersama dan membuat laporan secara
periodik.
 Membuat dokumentasi hasil peninjauan / inspeksi.
 Dalam hal terjadi kerusakan, Penyedia Jasa harus segera melakukan perbaikan
dan diabadikan dengan foto dokumentasi meliputi; letak kerusakan, masa
perbaikan dan setelah selesai perbaikan serta disusun sedemikian rupa sebagai
lampiran laporan periodik.

 Segala biaya yang timbul pada masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Semua hasil kegiatan pada masa pemeliharaan wajib diketahui / ditanda tangani
bersama dan merupakan bahan untuk penyerahan akhir pekerjaan (FHO).

PPK Sungai dan Pantai II


SNVT PJSA Pemali Juana

Herdiana Kusumaningrum, ST.,MT


NIP. 198211072010122002

Anda mungkin juga menyukai