Anda di halaman 1dari 125

SPESIFIKASI

UMUM

SPESIFIKASI UMUM

1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Apabila terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak tercantum dalam Standar


Nasional Indonesia, maka dapat digunakan standar lain yang disetujui oleh
Direksi Teknis dan sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari
pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan
semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga


harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal
diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan lapangan sepenuhnya


menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

3. Pengukuran kembali/uitzet
Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran kembali/uitzet di lapangan
sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan
setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.

Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok


beton yang merupakan titik tetap utama “Bench Mark (BM)“ yang akan
ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok


beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal
dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak
atau berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama
pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu
ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis . Patok
beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus
diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai
titik bantu utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm
serta harus tertanam sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh
tidak mudah berubah bentuk dan posisinya.

Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran


kembali/uitzet sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan selanjutnya dipakai sebagai
pedoman untuk membuat gambar kerja.
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis khususnya pada lokasi tikungan
jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari titik awal tikungan,
tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan.

Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran


kembali/uitzet harus disahkan oleh Konsultan dan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan
akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan
pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan


melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan
perhitungan hasil pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi serta disahkan oleh Direksi serta dipergunakan sebagai dasar acuan
guna mempersiapkan gambar hasil kerja.

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan,


Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sewaktu-waktu berwenang dan
berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus
bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check
berkala atau stick proof, misalnya kedalaman Pondasi, batas pembebasan
tanah dan lain sebagainya.

Pada saat penyerahan gambar hasil kerja, Penyedia Jasa harus menyerahkan
data dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah diperiksa dan disetujui
Konsultan Supervisi serta disahkan oleh Direksi.

Mutual Check (MC - 0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang
dihitung bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis berdasarkan gambar kerja. Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut
harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling lambat 15 (lima belas) hari
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan. Mutual Check (MC - 100%) adalah hasil perhitungan kuantitas
pekerjaan yang dihitung bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis berdasarkan gambar hasil kerja. Penyedia Jasa wajib
menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam
format MC - 100% kepada Direksi untuk mendapatkan pengesahan paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengukuran kembali/uitzet


sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

4. Papan Nama dan Administrasi


Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang
dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum,
ukuran papan nama 1,2 m x 1,8 m, sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis .

2
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan menyusun dan
menyampaikan:
- Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
- Pengukuran Kembali/Uitzet;
- Mobilisasi dan Demobilisasi Alat;
- Perhitungan volume 0% (MC 0%) dan gambar kerja;
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi
- Laporan dan perhitungan hasil uji laboratorium (quality control).
- Laporan operasional dan pemeliharaan
- Data pendukung perhitungan volume hasil pekerjaan (MC 100%) dan
gambar hasil kerja.

Isi laporan-laporan harian/mingguan/bulanan meliputi :


- Tenaga kerja yang bekerja;
- Peralatan yang dipakai;
- Data cuaca di lokasi pekerjaan;
- Volume pekerjaan yang telah dicapai;
- Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.

Semua laporan dan data pendukung tersebut harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada


awal sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan;
- Volume masing-masing jenis pekerjaan;Bobot masing-masing jenis pekerjaan;
- Rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot);
- Rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot);
- Prestasi/realisasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot);
- Prestasi/realisasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot);
- Keterangan lainnya yang diperlukan.

Seluruh sarana dan dokumen administrasi pendukung untuk pelaksanaan


pekerjaan, harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan papan nama dan administrasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

5. Pembuatan Direksi Keet, Los Kerja Dan Gudang


Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan
gudang material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan
sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.

Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan
material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.
3
Semua administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-
gambar kerja, buku laporan kemajuan fisik, data cuaca, buku saran direksi, buku
tamu, foto-foto pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara
serta disimpan secara baik di kantor lapangan. Lokasi barak kerja dan gudang
material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan direksi keet, los kerja dan
gudang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

6. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)


Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas
yang menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas
pekerjaan dipenuhi/ diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak (program mutu).

Berdasarkan SE Menteri No. 15/SE/M/2019 tanggal 18 September Tahun 2019


tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Penyedia
Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
sebanyak 6 (enam) set dijilid rapi dan diserahkan sebelum dilaksanakan Pre
Construction Meeting (PCM) untuk dievaluasi oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan rencana mutu pekerjaan konstruksi
(RMPK) sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan
pekerjaan.

Persyaratan Kompentensi Tenaga Kerja Konstruksi


Jabatan dalam Pengalama
Tingkat Pendidikan/ pekerjaan yang n Kerja Sertifikat
No Ijazah akan Profesional Kompetensi
dilaksanakan Kerja
(Tahun)
1 S1 Teknik Sipil Kepala Proyek 5 SKA Ahli Madya
(1 orang) Teknik Sumber
Daya Air
2 S1/D3 Kabag Teknik 4 SKA Ahli Madya
Teknik Sipil (1 orang) Teknik Sumber
Daya Air
3 S1/D3 Koordinator Pelaksana 4 SKA Ahli Muda
Teknik Sipil (1 orang) Teknik Sumber
Daya Air
4 S1/D3 Quality Control (1 4 SKA Ahli Muda
Teknik Sipil orang) Teknik SDA

5 S1 Ahli Hidromekanikal 4 SKA Ahli Madya


Teknik Mesin (1 orang) Teknik Mekanikal

6 S1 Ahli Elektrikal 3 SKA Ahli Muda


Teknik (1 orang) Teknik Tenaga
Elektro/Listrik/Mesin Listrik

4
7 S1/D3 Ahli K3 Konstruksi 3 SKA Ahli Muda K3
(1 orang)

8 S1/D3 Pengukuran 4
Teknik Geodesi/Sipil (2 orang)

9 S1/D3 Pelaksana 5
Teknik Sipil (3 orang)
10 D3 / Pelaksana K3 2
SMA/SMK (2 Orang)
11 D3 Teknik Sipil/SMK Juru Gambar 2
(3 Orang)
12 S1 Ekonomi Administrasi Keuangan 2
(2 orang)
13 D3 Teknik Administrasi Teknik 2
Sipil/SMA/SMK (3 orang)
14 D3 Teknik Sipil/ Logistik 2
SMA/SMK (2 Orang)

KEPALA PROYEK

KABAG. TEKNIK KOOR. PELAKSANA ADMIN. KEUANGAN AHLI K3 KONSTRUKSI AHLI HIDROMEKANIKAL AHLI ELEKTRIKAL

QUALITY CONTROL PELAKSANA PELAKSANA K3

PENGUKURAN

JURU GAMBAR

LOGISTIK

Gambar Struktur Organisasi Pelaksaan Proyek

7. Masa Operasi dan Pemeliharaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan semua hasil pekerjaan yang
ada pada kontrak dengan masa pemeliharaan selama 550 (lima ratus lima puluh)
hari kalender setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO). Pelaksanaan
pemeliharaan sesuai SE Menteri No. 15/SE/M/2019 tanggal 18 September Tahun
2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Penyedia Jasa harus menyediakan dan bertanggung jawab terhadap sarana


operasional, keamanan dan kebersihan selama masa pemeliharaan di lapangan
sesuai manual operasional dan pemeliharaan yang sudah di sepakati dengan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Dalam hal ini termasuk biaya operasi
pompa, genset, trashrake dan perangkat pendukungnya (bahan bakar, listrik,
petugas operasi dan lain-lain).

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan masa operasional dan pemeliharaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.
5
8. Telepon dan Sistem Komunikasi
Penyedia Jasa harus menyediakan dan bertanggung jawab terhadap kelancaran
sarana komunikasi dan informasi selama pelaksanaan di lapangan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan telepon dan sistem komunikasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

9. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk
laboratorium independen/instansi/badan usaha lain untuk pemeriksaan kualitas
pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Penyedia Jasa juga bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian
kualitas pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan laboratorium, peralatan laboratorium


dan pengujian sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan
pekerjaan.

10. Pekerjaan kistdam dan dewatering


A. Pekerjaan kistdam
Sebelum membuat suatu konstruksi Penyedia Jasa diwajibkan penahan
rembesan (kistdam) dan membuat gambar rencana terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Setelah pekerjaan konstruksi utama selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus


membongkar dan membersihkan material kistdam sehingga tidak
mengganggu aliran sungai.

B. Pekerjaan dewatering
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi
pekerjaan guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan dengan membuat bangunan sementara yang berupa tanggul,
bangunan/saluran pengelak, bangunan pengamanan, penyediaan pompa
air, dan lainnya untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi
lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya bila pekerjaan telah
selesai dikerjakan.

Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal


pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari
adanya air.

Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal


pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan
air atau pengaruh air karena bisa menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan
akibat pengaruh air tersebut.

Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang


akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering,
bebas dari genangan ataupun rembesan air. Pekerjaan pengeringan yang
dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan,

6
sehingga tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama pada
masyarakat dan lingkungan setempat.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan kistdam dan dewatering


sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

11. Sumber Bahan untuk pasangan/beton


Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan
untuk konstruksi beton baik kuantitas maupun kualitas. Sebelum bahan
bangunan tersebut dipergunakan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan lokasi
sumber bahan bangunan/agregat beton dengan dilampiri hasil uji/tes
laboratorium sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil
oleh Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung,
harus disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jenis dan
jumlah contoh benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik
dan atau perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tanggapan,
penilaian dan persetujuan Direksi terhadap hasil uji laboratorium untuk beton
dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas
dari tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan
beton yang dilaksanakannya.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan/beton


termasuk biaya ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji
laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan pasangan/beton yang ditawarkan dan harus sudah
diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

12. Tanah Bahan Timbunan


Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi
syarat sebagai bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian / mendatangkan
tanah dari luar sampai lokasi pekerjaan) apabila tanah hasil galian tidak
memenuhi untuk timbunan kembali atau tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah


termasuk biaya ijin penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti
(kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan
timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknik, dan
apabila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan dalam
daftar kuantitas dan harga dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

13. Bahan dan Peralatan


Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dan harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum bahan dan peralatan tersebut dikirim/
mobilisasi ke lokasi pekerjaan.
7
Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau
peralatan yang memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan mengeluarkan perintah tertulis
tentang perubahan dan penggantian bahan atau peralatan baik jumlah maupun
spesifikasinya.

Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada


pengurangan biaya/ harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-Syarat Umum Kontrak.

Pemasangan dan uji coba semua peralatan mekanikal dan elektrikal dilaksanakan
dengan pengawasan spesialis dari pabrikan dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis terlebih dahulu. Biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk pemasangan, pengawasan dan uji coba tersebut menjadi
beban dan tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan
di atas.

14. Pengujian dan Pemeriksaan


14.1. Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis pada waktu pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan
dan penyelesaiannya dilapangan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-
Syarat Umum dan Spesifikasi Teknik.

Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Konsultan Supervisi


dan/atau Direksi Teknis tentang pengujian yang akan dilakukan oleh
lembaga independen/instansi/badan usaha lain agar pengujian tersebut
dilaksanakan dengan disaksikan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil pengujian dan sertifikat
yang diperlukan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dalam
formulir yang sudah disepakati.

Hasil persetujuan/kesepakatan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis


serta hasil pengujian dan pemeriksaan bisa dijadikan alasan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk menolak material dan peralatan
yang akan dipasang dilokasi pekerjaan, serta hasil pekerjaan bila hasil uji
belum memenuhi spesifikasi.

14.2. Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila tidak ada laboratorium di lokasi pekerjaan atau belum siap
dimanfaatkan atau peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus
dilakukan oleh lembaga independen/instansi/badan usaha lain yang
memperoleh persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis atas
beban biaya Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan


Supervisi dan/atau Direksi Teknis paling lambat 24 jam sebelum pengujian
dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib
menyediakan tenaga ahli dan tenaga terampil untuk laboratorium, material
dan peralatan/instrument laboratorium dan bahan-bahan yang diperlukan
dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya
yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan.
8
14.3. Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik
Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis tentang jadwal pengujian dan
pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan termasuk pengujian terhadap
item tertentu dari peralatan atau barang guna memastikan kualitasnya
memenuhi Spesifikasi Teknik.

Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

14.4. Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi
untuk pekerjaan selesai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis rincian jadwal dan tata cara
pengujian untuk memperoleh persetujuan.

Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia Jasa


harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Direksi kurva verifikasi atau
data verifikasi lainnya dalam format yang telah disepakati untuk peralatan
ukur dan fasilitas lain yang didesain Direksi.

14.5. Pemberitahuan untuk Pengoperasian


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemberitahuan secara
lengkap dan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
harus disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan
pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya melakukan
pengaturan yang diperlukan.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah
disediakan secara tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk/ diperhitungkan
dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan pengujian dan
pemeriksaan tersebut.

15. Audit oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis


Sesuai dengan kewenangannya, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
berhak melakukan audit dalam kaitannya dengan:
1. Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah
diatur dalam Dokumen Kontrak tentang Penghentian dan Pemutusan Kontrak;

2. Biaya-biaya lainnya yang di klaim Penyedia Jasa dan tidak tercakup dalam
Kontrak.

Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan
dengan 2 (dua) hal di atas.

16. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan


1. Metode dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

9
Metode dan jadwal pelaksanaan pekerja yang ditawarkan Penyedia Jasa
dalam dokumen penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan
dokumen kontrak dan disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak.

Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan


kontrak yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis rincian dan
perbaikan dari Rencana Pelaksanaan Kontrak guna mendapat persetujuan
yang untuk selanjutnya disebut Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian Metode pelaksanaan,


jadwal pelaksanaan, Metode kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan,
jadwal pengadaan bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan
konsultasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah dan program mutu.

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui Konsultan Supervisi


dan/atau Direksi Teknis tidak boleh dirubah atau dimodifikasi oleh Penyedia
Jasa tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
perubahan dan modifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat
dipertimbangkan dengan alasan dan sebab yang dapat
dipertanggungjawabkan, antara lain karena timbulnya perubahan kegiatan
pekerjaan sesuai dengan Syarat- Syarat Umum Kontrak.

Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang


telah disepakati dan menyerahkan softcopy/hardcopy kepada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk keperluan monitoring dan evaluasi.

2. Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan


Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini
adalah:
a. terjadinya banjir/ aliran tinggi dan penumpukan sampah di sungai saat
pelaksanaan pekerjaan;

b. akses jalan pekerjaan melintasi permukiman dan perkotaan;

c. terjadinya hujan saat pelaksanaan pekerjaan.

Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan


tersebut dan hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam
penawarannya harus menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya.
Koordinasi dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan dengan Pemerintah
dan masyarakat setempat harus dilaksanakan dengan baik sejak awal
bersama Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk


menghindari konflik dengan masyarakat, Penyedia Jasa harus melaksanakan
sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

17. Sosialisasi dan Konsultasi


Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah
daerah, camat, kepala desa / lurah, masyarakat setempat sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan untuk membangun saling pengertian dan menghindari
salah paham/ masalah serta mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam
pelaksanaan pekerjaan.
10
Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak SPMK dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna
mendapat persetujuan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

18. Kendaraan Operasional


18.1. Kendaraan Mobil Roda 4 (empat)
Kontraktor harus menyediakan 4 (empat) buah kendaraan roda 4 (empat)
termasuk sopir, bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya
setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan
berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam kondisi baik
(tahun pembuatan 2018 atau sesudahnya).

Semua biaya termasuk gaji sopir, bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan


dan biaya penggantian, asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan
lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

18.2. Kendaraan Bermotor Roda 2 (dua)


Kontraktor harus menyediakan 4 (empat) buah kendaraan roda 2 (dua)
termasuk bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan, dan lain-lainnya setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan
berakhirnya masa pemeliharaan. Kendaraan harus dalam kondisi baik
(tahun pembuatan 2018 atau sesudahnya).

Semua biaya termasuk bahan bakar, perbaikan, pemeliharaan dan biaya


penggantian, asuransi dan registrasi serta seluruh biaya, dan lain-lain
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

19. Dokumen Laporan


Semua kegiatan harus didokumentasikan dalam bentuk laporan yang berupa
hard copy dan soft copy dan dirangkum dalam Hardisk Eksternal yang berisi
antara lain :
- Laporan mobilisasi personil;
- Laporan mobilisasi peralatan;
- Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
- Jadwal pelaksanaan;
- Laporan Instruksi Kerja (LIK);
- Berita Acara Serah Terima Lapangan;
- Laporan harian, mingguan, bulanan;
- Gambar Pengukuran, Gambar Kerja dan Gambar Hasil Kerja;
- Laporan pengukuran 0% dan 100%;
- Laporan Quality Control;
- Dokumen Persetujuan Penggunaan Bahan Material;

11
- Laporan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi;
- Kontrak dan Adendum Kontrak;
- Dokumentasi Pekerjaan 0%, 25%, 50%, 75%, 100%;
- Mutual Check (MC) 0 % dan (MC) 100 %;
- Laporan Operasional dan Pemeliharaan berkala;
- Manual Operasi dan Pemeliharaan;
- Dokumen jaminan sertifikat garansi dari pabrikasi
- Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO);
- Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO);
- Lain-lain yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan 2 (dua) hardisk eksternal minimal


1Tb ya ng b e risi soft copy/pdf semua laporan tersebut di atas.

20. Pasang Profil Melintang Galian Tanah


Pasang Profil Melintang Galian Tanah/Bouwplank ialah penanda sementara yang
digunakan untuk menentukan titik-titik as pada area kerja di dalam proyek
pembangunan sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
Fungsi utama bouwplank adalah sebagai penentu arah pondasi dan ketinggian
lantai bangunan. Bouwplank juga bisa berfungsi untuk membuat sudut siku
dengan menggunakan bantuan theodolit.

Karena hanya dipasang untuk sementara waktu, bouwplank biasanya dibuat dari
bahan yang murah seperti kayu berkualitas rendah. Kayu yang berbentuk tiang
pancang ini selanjutnya ditancapkan di sudut-sudut area pekerjaan pembuatan
bangunan. Sedangkan kayu yang berbentuk papan dipasang secara horisontal
menghubungkan masing-masing tiang pancang. Setelah itu, titik-titik as untuk
menandai area kerja pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain dibuat memakai tali
kenur yang dibentangkan serta diikatkan di papan kayu yang dipasang secara
mendatar.

Terdapat enam syarat yang harus dipenuhi agar pembuatan bouwplank benar
dan sesuai ketentuan, diantaranya :
1. Kedudukan masing-masing patok kayu dibuat sedemikian rupa agar
kekuatannya terjamin dan tidak mudah goyah;

2. Posisinya berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan sehingga tidak
mengganggu atau diganggu pekerjaan lainnya;

3. Keberadaannya bisa dilihat dengan jelas sehingga para pekerja bisa mudah
menemukannya;

4. Penanda yang dipasang secara horisontal harus berada di satu bidang yang
rata;

5. Arahnya harus diletakkan serempak menghadap ke dalam bangunan;

6. Benang merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan dinding.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pasang profil melintang galian tanah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

21. Dokumentasi Menggunakan Kamera Digital Dan Drone


12
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa diwajibkan
membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam
bentuk foto dan video.

Dokumentasi Pekerjaan kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut harus bisa


memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan,
sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan
dicapai oleh kegiatan tersebut.

Dokumentasi Pekerjaan dilaksanakan pengambilannya dari titik tetap atau sesuai


dengan pengarahan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan sudah
harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan
seluruh pekerjaan.

Dokumentasi Pekerjaan tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada


kondisi tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan disetiap item pekerjaan yang
dilaksanakan :
- saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %;
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%;
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %;
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%;
- saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.

Dokumentasi pekerjaan tersebut, selanjutnya harus dicetak rangkap 5 (lima) dan


dikumpulkan dalam bentuk salinan digital/softcopy dan disimpan dalam Hardisk
Eksternal. Disamping dokumentasi pekerjaan utama tersebut, atas permintaan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, Penyedia Jasa dapat
melaksanakan pengambilan Dokumentasi.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan dokumentasi menggunakan kamera


digital dan drone sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia
Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

22. Pemagaran Daerah Kerja Dengan Seng


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan dari
semua tumbuhan dan pemagaran daerah kerja harus dikerjakan oleh Penyedia
Jasa setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

Pemagaran daerah kerja dengan seng gelombang harus disertai pembersihan


lokasi dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar, penebangan
pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan.

Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya


dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan
hasil pembersihan lapangan.

Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak
harus ditebang dan tetap berada di tempatnya.

13
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal
diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pemagaran daerah kerja dengan seng
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan

14
SPESIFIKASI TEKNIK

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGGAMBARAN DAN PENCETAKAN

1.1. Gambar Pengukuran


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Penyedia Jasa wajib melaksanakan
pengukuran trase rencana bangunan memanjang dan melintang serta gambar
situasi pekerjaan yang akan dibangun.

Semua pekerjaan pengukuran itu harus diikatkan pada titik ikat yang terdekat
sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Penyedia Jasa harus memasang patok tetap dan patok ikat pembantu yang
diikatkan pada patok tetap yang ditentukan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

Pancang patok (ikat pembantu) ini sebagai titik utama dalam pelaksanaan
pekerjaan dan titik ikat pembantu harus dipasang sedemikian rupa sehingga
tidak mudah berubah.

Penyedia Jasa harus memasang patok-patok pengikat sumbu minimum


setiap panjang 20 s.d. 50 m yang dibuat dari patok-patok kayu Ø10 cm atau
patok dari bahan lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Patok-patok pengikat sumbu harus dipasang pada tempat yang tidak
mudah berubah kedudukannya.

Penyedia Jasa harus memasang profil-profil dan patok duga yang terbuat dari
kayu Kalimantan yang berkualitas baik. Profil-profil dan patok duga tersebut
harus dikontrol terhadap patok ikat serta mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemasangan profil-profil dan
patok duga tersebut harus betul- betul kokoh dan tidak mudah berubah bentuk
maupun kedudukannya.

Pengukuran tersebut di atas harus menggunakan alat ukur optik (Theodolit


dan/atau Waterpass) yang dapat dijamin kebenarannya (ter-kalibrasi) serta
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Jarak antara profil
melintang dibuat antara 20 s/d 50 m atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Hasil pengukuran tersebut harus dituangkan dalam gambar di atas kertas A3


dan berdasarkan hasil pengukuran tersebut Penyedia Jasa diwajibkan untuk
membuat GAMBAR KERJA di atas kertas A3. GAMBAR KERJA tersebut
harus dibuat dan direncana berdasarkan standar gambar dokumen lelang atau
desain lain sesuai kondisi dilapangan dan diserahkan pada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya gambar asli beserta 5 (lima) salinannya harus diserahkan kepada
Direksi. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan salinan gambar dalam
bentuk digital/softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan
digital/external portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan format
ukuran A3.
15
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan
dasar pokok kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis untuk menghitung volume dari masing-masing jenis
pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang
harus dibayar oleh Direksi. Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh
Penyedia Jasa, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal yang berkaitan
dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain :

- Bentuk tiap item pekerjaan/jenis bangunan yang akan dikerjakan;


- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan;
- Dimensi bangunan lengkap;
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan;
- Rencana garis galian fondasi;
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis ;
- Notasi disetiap detail gambar dan skala.

Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa


meliputi antara lain:

- “Gambar Kerja”;
- “Gambar Hasil Kerja”.

Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman


pelaksanaan pekerjaan dan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

1.2. Gambar Kerja


“Gambar Kerja” adalah gambar rencana pekerjaan/bangunan yang telah
disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah diperiksa dan
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana
elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang
tergambar pada “Gambar Kerja” harus mengacu dan didasarkan pada gambar
kontrak.

Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga


mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan
kedudukan bangunan, maka Penyedia Jasa harus konsultasi dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

Atas dasar persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, jika ada
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi
terakhir rancang bangun yang telah disepakati bersama, disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis adalah yang mengikat pada kondisi awal
pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama bagi
Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.

“Gambar Kerja” yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa
memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada
kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
16
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal;
- Dimensi rencana pekerjaan/bangunan;
- Elevasi posisi dan kedudukan pekerjaan/bangunan.

List komponen unit pekerjaan/bangunan yang memuat :

a. Panjang, lebar, tebal komponen unit pekerjaan/bangunan;


b. Berat persatuan komponen unit pekerjaan/bangunan;
c. Jumlah komponen unit pekerjaan/bangunan dan lain-lain.

“Gambar Kerja” yang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal
saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau “Mutual Check (MC)” pada
kondisi pelaksanaan 0%. Penyedia Jasa wajib menyusun “Gambar Kerja”
sebanyak 1 (satu) asli dan 5 (lima) salinan ukuran A3.

Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan


adanya penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan, atau perubahan
desain, semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume pelaksanaan
pekerjaan menjadi bertambah atau berkurang. Dalam hal kondisi terjadi
engineering adjusment, maka diperlukan adanya gambar baru yang diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan disahkan oleh Direksi Teknis.

Pada kondisi perubahan desain, Konsultan Supervisi secara resmi akan


memberikan gambar perubahan desain yang telah disahkan oleh Direksi
kepada Penyedia Jasa secara administratif dalam bentuk Variation Order.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat
dibaca dengan jelas kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui
dan disahkan Direksi Teknis. Format gambar kerja dan dokumen tersebut
harus terlebih dahulu diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan
disahkan Direksi Teknis. Dalam waktu paling lama 2 (dua) hari sesudah
menerima gambar kerja dan dokumen dari Penyedia Jasa, Konsultan
Supervisi akan mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1 (satu) asli
dengan dibubuhi keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: ”setuju” atau
”perbaiki”.

Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:

a. ”DISETUJUI”;
b. ”DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT”;
c. ”DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI”;
d. ”TIDAK DISETUJUI”.

Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai


dengan klasifikasi:

a. Atau;

b. Diterima, Kontraktor akan diberi wewenang untuk memproses gambar-


gambar kerja dan dokumen-dokumen lebih lanjut, membuat

17
pembetulan/ koreksi jika terdapat kesalahan yang telah ditunjukkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Semua rekaman gambar kerja yang diperiksa dan disetujui dan disahkan
Direksi harus dikelola di kantor lapangan Kontraktor dan dicetak ulang
dengan biaya sendiri seperti yang diminta oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Bila gambar- gambar kerja dan dokumen-
dokumen yang dikembalikan dengan diberi tanda dengan klasifikasi;

c. Seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera membuat


perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan
dokumen- dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi
gambar dan dokumen yang telah direvisi kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis paling lama 3 (tiga) hari kalender.

Sesudah revisi gambar- gambar kerja dan dokumen-dokumen tersebut


diterima, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan melakukan/
melanjutkan pemeriksaannya atas gambar-gambar kerja dan dokumen-
dokumen dalam 2 (dua) hari kalender; Bergantung dari tingkat kesalahan
dan koreksi/ revisi gambar kerja dan dokumen yang diperiksa
sebelumnya. Prosedur ini akan berlanjut hingga gambar-gambar kerja
dinyatakan dalam klasifikasi (a) atau (b) seperti tersebut di atas.

Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah


dikembalikan dinyatakan ke dalam klasifikasi;

d. Seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar kerja dan dokumen-


dokumen tidak diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan
oleh Direksi. Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan
hingga gambar- gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dipakai telah
mendapatkan persetujuan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

Sebelum memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh


Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta Penyedia Jasa untuk
memastikan bahwa gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang
disetujui telah sesuai secara penuh. Jika ditemukan beberapa perbedaan
dan ketidak efisiensian, Penyedia Jasa harus membetulkannya dan
memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
seperti cara yang telah dijelaskan di atas.

Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang


telah disetujui, Penyedia Jasa harus menyampaikannya kepada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk persetujuannya seperti tata cara yang
telah dijelaskan di atas.

Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis mempunyai wewenang


memerintahkan Penyedia Jasa menambahkan rincian, perubahan atau
modifikasi pada gambar- gambar kerja atau dokumen-dokumen yang
diperlukan agar sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya.

18
Penyedia Jasa wajib membuat “Gambar Hasil Kerja” sebanyak 1 (satu) asli
dan 5 (lima) copy ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan
perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan salinan gambar dalam bentuk


digital/softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital/external
portable hard drive yang berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.

1.3. Gambar Hasil Kerja


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar kerja, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan variation order yang diberikan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, serta Penyedia Jasa telah
melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Penyedia Jasa
diwajibkan membuat gambar hasil kerja.

Gambar hasil kerja tersebut, harus lengkap berisi antara lain:

- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada;


- Dimensi dan masing-masing bangunan;
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan;
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar hasil kerja yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia
Jasa kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya
diserahkan kepada Direksi Teknis guna mendapatkan pengesahan dari
Direksi Teknis.

Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh


Penyedia Jasa atau yang “Mutual Check (MC)” volume pekerjaan 100 %,
semua mengacu dan didasarkan pada gambar hasil kerja yang telah diperiksa
dan disetujui Konsultan Supervisi dan disahkan oleh Direksi, dan merupakan
volume akhir yang akan dibayar oleh Direksi kepada Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib membuat gambar hasil kerja sebanyak 1 (satu) asli dan
5 (lima) salinan ukuran A3 diserahkan kepada Direksi, termasuk data dan
perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Penyedia Jasa
juga harus menyerahkan salinan gambar dalam bentuk digital/softcopy yang
disimpan dalam media penyimpanan digital/external portable hard drive yang
berisi gambar kerja dengan format ukuran A3.

1.4. Perubahan Desain dan Gambar


Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian
Pondasi serta hasil pemutakhiran penyelidikan dilapangan, Konsultan Supervisi
berwenang melakukan perubahan desain, dimensi, alur saluran dan
bangunan apabila hal tersebut perlu dilakukan.

Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan modifikasi/ perubahan desain disertai usulan perubahan metode
pelaksanaan, harga satuan pekerjaan dan spesifikasi teknik bila diperlukan.

Semua biaya yang timbul akibat penggambaran dan pencetakan ini


sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
19
2. PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN JALAN
Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai,
dan transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan,
dan pemeriksaan berkala Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Penyedia
Jasa diwajibkan perbaikan dan pemeliharaan jalan yang layak guna kegiatan
tersebut di atas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

Jalan kerja yang dimaksud bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa
yang sudah ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau
mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan.

Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban


memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun
masyarakat lain yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara
langsung terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.

Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan
desa atau jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa
sementara untuk dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya
pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan
sesuai dan seperti kondisi awal sebelum dipergunakan.

Semua biaya yang timbul akibat perbaikan dan pemeliharaan jalan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT


Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkan SPMK. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu:

- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan;

- Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,


gudang, dan sebagainya;

- Mendatangkan personil-personil.

Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan atau kegiatan lapangan, demikian pula untuk demobilsasi dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kegiatan lapangan yang sudah selesai dikerjakan.

Semua biaya kegiatan mobilsasi dan demobilisasi ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

4. KEAMANAN, KESEHATAN KERJA DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


4.1. Ketentuan Administrasi
20
a. Kewajiban Umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
1). Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat
kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan;

2). Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan


atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman;

3). Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga


kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam
keadaan selamat dan sehat;

4). Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena


jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan;

5). Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya;

6). Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua


tenaga;

7). Kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya


masing- masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa
dapat memasang papan- papan pengumuman, papan-papan
peringatan serta sarana-sarana pencegahan kecelakaan yg
dipandang perlu;

8). Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala


terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman;

9). Penyedia jasa wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim
Konsultan.

b. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan ahli/petugas K3 untuk
setiap proyek yang dilaksanakan. Ahli/petugas K3 tersebut harus masuk
dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1). Ahli/petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara
penuh (full-time) untuk mengurus dan menyelenggarakan
keselamatan dan kesehatan kerja;

21
2). Ahli/petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bekerja
sebaik-baiknya, di bawah koordinasi Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada kepala proyek;

3). Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu
proyek mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan keselamatan
dan kesehatan kerja.

c. Laporan Kecelakaan
Salah satu tugas ahli/petugas K3 konstruksi adalah melakukan
pencatatan atas kejadian yang terkait dengan K3, dimana :

1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya


harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait;

2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-


hal sebagai berikut :

a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,


pekerja masing-masing;

b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-


sebabnya;

c) Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan;

d) Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada


kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang
meliputi seluruh.

Petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat


komunikasi dan alat- alat lain serta jalur transportasi, dimana :

1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :


a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja
pertama kali;

b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada


pekerjaan tersebut.

2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan


disimpan untuk referensi;

3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-


tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang
terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK);

4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus


disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
kelembaban udara dan lain-lain;

5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit


dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan
perlengkapan gigitan ular;
22
6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat;

7) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara
teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong);

8) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan


mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit
atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat
lainnya;

9) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik


dan strategis yang memberitahukan antara lain :

a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,


ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari petugas K3;

b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans,


nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain;

c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat


penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

d. Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Semua biaya yang timbul akibat kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia
Jasa, serta harus diperhitungkan pada analisa harga satuan pekerjaan.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR Republik Indonesia Nomor


11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi bahwa satuan perincian
penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga dengan besaran biaya
sesuai dengan kebutuhan, memperhatikan tingkat risiko Keselamatan
Konstruksi, jumlah pekerja yang direncanakan, jenis pekerjaan konstruksi,
lokasi pekerjaan, dan waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan


kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan
biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa
perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini
agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

4.2. Ketentuan Teknis


a. Aspek Lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan
aspek lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Tempat Kerja dan Peralatan


23
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

1) Pintu masuk dan keluar :


a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat
kerja;

b) Alat-alat/tempat-tempat tsb harus diperlihara dengan baik.

2) Lampu / penerangan :
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya,
alat-alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan
di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang;

b) Lampu-lampu harus aman, dan terang;

c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu


mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.

3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar;

b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas


yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung
diri untuk mencegah bahaya-bahaya tsb di atas.

4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman;

b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau


dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan;c) Sisa-sisa
barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja;

c) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau


sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau
sejenisnya;

d) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus


dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

c. Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran.


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau
proyek dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia:
a) Alat-alat pemadam kebakaran;

b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.

2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk


menggunakan alat pemadam kebakaran;
24
3) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu
oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya;

4) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam


kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke
tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara;

5) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang


mudah dilihat dan dicapai;

6) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia


di tempat-tempat sebagai berikut :
a) Di setiap gedung dimana barang-barang yg mudah terbakar
disimpan;

b) Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.

7) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus


disediakan:
a) Di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yg
mudah terbakar;

b) Di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yg


menggunakan api;

c) Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.

8) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-


kerusakan teknis;

9) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di


suatu gedung, pipa tersebut harus :
a) Dipasang di tempat yg strategis demi kelancaran pembuangan;

b) Dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya;

c) Mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam


Kebakaran.

d. Perlengkapan Keselamatan Kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau pemelihara alat-alat;

2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset


karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya;

3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata


pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya;

25
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator
telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai;

5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang


berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya;

6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang


berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dgn stamper dan sebagainya.

Gambar. Perlengkapan keselamatan


kerja

4.3. Pedoman Untuk Pelaku Utama Konstruksi


a. Pedoman Untuk Manajemen Puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk
mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain:

1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer


lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi
terhadap program keselamatan kerja yang telah diterapkan;

2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang


keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan
pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan
rencana penjadualan pekerjaan;

3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan


dan mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang
dilaksanakan;

4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat


memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yg digunakan utk
melaksanakan pekerjaan dlm kondisi aman;

5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang


keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang
ada pada masing masing divisi (bagian) untuk program keselamatan
kerja.

b. Pedoman Untuk Kepala Proyek dan Pengawas


Untuk kepala proyek dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan
untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
26
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan,
standar untuk meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk
memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi
yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai
pekerja untuk tindakan - indakan aman, serta menetapkan target yang
realistis untuk K3;

2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada


pekerjaan seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja
sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan memberikan
dukungan yang positif;

3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan


mengadakan hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja
sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan
permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya
dengan cara :

a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan


mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil
dari pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang
khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya
yang pertama;

b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor,


karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami
mengenai titik sudut pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud untuk merusak (“mer pihak mandor, tetapi
lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah
diperlakukan secara adil (wajar);

c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para


mandor tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak
mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor
untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan
kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).

c. Pedoman Untuk Mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :

1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda,


misalnya dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja
sendiri secara langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama
dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja;

2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak


memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

27
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk
mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :

1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat


kepentingan dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang
tidak formal maupun yang formal dengan para mandor di lapangan;

2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat


pada tataran perusahaan.

d. Pedoman Untuk Pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan
dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang
konstruksi antara lain adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja;

2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung;

3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan;

4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja;

5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

NO URAIAN SAT KET

1 Penyiapan RKk:
a Pembuatan Dokumen Rencana Memperhatikan
Set
Keselamatan Konstruksi jumlah dan jenis
b Pembuatan Prosedur dan Instruksi pekerjaan yang
Set
Kerja dikerjakan
b Penyiapan Formulir Set
A Sub Total Penyiapan RKK
2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan:
a Induksi K3 (Safety Induction ); Org Memperhatikan
khusus perkiraan jumlah
untuk pekerja baru pekerja, tamu dan
staf
b Pertemuan Keselamatan (Safety Org Memperhatikan
Talk dan/atau Tool Box Meeting) perkiraan jumlah
pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
c Pelatihan K3
1) Bekerja di Ketinggian Org Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
2) Analisis Keselamatan Pekerjaan Org Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
3) Perilaku Berbasis Keselamatan Org Memperhatikan
(Budaya K3) perkiraan jumlah

28
pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
4) P3K Org Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja serta jumlah
dan jenis pekerjaan
e Simulasi K3 Org Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja dan resiko
K3 pekerjaan
f Spanduk (Banner) Lb Memperhatikan
lokasi pekerjaan dan
waktu pekerjaan
g Poster Lb Memperhatikan
lokasi pekerjaan dan
waktu pekerjaan
h Papan Informasi K3 Bh Memperhatikan
resiko K3 pekerjaan
B Sub Total Sosialisasi, Promosi
dan Pelatihan

3 Alat pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri :


a APK antara lain :
1) Tali Keselamatan (Life Line) Ls Sesuai Kebutuhan
2) Pagar Pengaman (Guard Railing) Ls Sesuai Kebutuhan
3) Pembatas Area (Restricted Area) Ls Sesuai Kebutuhan
b APD antara lain:
1) Topi Pelindung (Safety Helmet) Bh Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja, tamu dan
staf
2) Pelindung Mata (Goggles, Psg Sesuai Kebutuhan
Spectacles)
3) Tameng Muka (Face Shield) Bh Sesuai Kebutuhan
4) Pelindung Pernafasan Dan Mulut Box Sesuai Kebutuhan
(Masker)
5) Sarung Tangan (Safety Gloves) Psg Sesuai Kebutuhan
6) Sepatu Keselamatan Psg Memperhatikan
perkiraan jumlah
pekerja
7) Sepatu Keselamatan (Rubber Psg Memperhatikan
Safety perkiraan jumlah
Shoes_and toe cap) pekerja, tamu dan
staf
8) Penunjang Seluruh Tubuh (Full Bh Sesuai Kebutuhan
Body Harnes)
9) Rompi Keselamatan (Safety Vest) Bh Sesuai Kebutuhan
10) Pagar Pengaman Proyek LS Sesuai Kebutuhan
C Sub Total Alat pelindung Kerja
dan Alat Pelindung Diri

4 Asuransi dan Perizinan :


a Asuransi Ls
D Sub Total Asuransi dan Perizinan
5 Personil K3 Konstruksi :
a Ahli K3 Konstruksi OB Memperhatikan
b Petugas K3 Konstruksi OB perkiraan jumlah
c Petugas Tanggap Darurat OB pekerja dan risiko k3
29
d Petugas P3K OB pekerjaan. Biaya
e Petugas Pengatur Lalu Lintas OB dimasukkan ke
(Flagman ) dalam biaya
f Tenaga Paramedis OB personel manajerial.
E Sub Total Personil K3 Konstruksi
6 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
a Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Ls Memperhatikan
Obat Luka , Perban, dll) perkiraan jumlah
pekerja dan risiko k3
pekerjaan
b Ruang P3k(Tempat Tidur Pasien, Ls Memperhatikan
Stetoskop, Timbangan Berat Badan) perkiraan jumlah
pekerja dan risiko k3
pekerjaan
F Sub Total Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Kesehatan
7 Rambu-Rambu yang diperlukan
a Rambu Petunjuk Bh Sesuai Kebutuhan
b Rambu Lapangan Bh Sesuai Kebutuhan
c Rambu Peringatan Bh Sesuai Kebutuhan
d Rambu Kewajiban Bh Sesuai Kebutuhan
e Rambu Informasi Bh Sesuai Kebutuhan
f Rambu Pekerjaan Sementara Bh Sesuai Kebutuhan
g Jalur Evakuasi (Escape Route) Ls Sesuai Kebutuhan
h Tongkat Pengatur Lalu Lintas Bh Sesuai Kebutuhan
(Warning Lights Stick)
i Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone) Bh Sesuai Kebutuhan
j Lampu Putar (Rotary Lamp) Bh Sesuai Kebutuhan
k Lampu Selang Lalu Lintas Ls Sesuai Kebutuhan
G Sub Total Rambu-Rambu yang
diperlukan
8 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi :
a Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh Sesuai kebutuhan
memperhatikan jenis
pekerjaan dan risiko
b Sirine Bh k3 pekerjaan
c Bendera K3 Bh Sesuai Kebutuhan
d Lampu Darurat (Emergency Lamp) Bh
e Pembuatan Kartu Identitas Pekerja Ls Sesuai kebutuhan
(KIP) memperhatikan
jumlah pekerja
f Program Inspeksi dan Audit Internal Ls Sesuai kebutuhan
memperhatikan jenis
dan waktu pekerjaan
g Pelaporan dan Penyelidikan Insiden ls Sesuai kebutuhan
memperhatikan jenis
dan waktu pekerjaan
H Sub Total Konsultasi dengan Ahli
terkait Keselamatan Konstruksi

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran Pelaksanaan


keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi selama pelaksanaan
pekerjaan. Pelaksanaan keamanan, kesehatan kerja dan keselamatan konstruksi
mengacu SE Menteri Nomor 11 tahun 2019 dan Permen PU Nomor 2/PRT/M/2018.
Dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus
diperhitungkan dalam termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

30
II. PEKERJAAN POMPA AIR

A. PEKERJAAN MEKANIKAL POMPA


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan instalasi pompa berikut
kelengkapannya yang diperlukan antara lain pompa air, pipa kolom pompa, pipa
buang pompa air, flap valve, dismantling joint, flexible joint, pompa lumpur, pipa
buang pompa lumpur, papan duga elevasi, sensor AWLR, overhead traveling crane
dan spare part. Jenis dari pompa-pompa yang akan diadakan harus dari jenis aplikasi
penanggulangan dan pengendalian banjir dan pernah teruji beroperasi dengan baik
di Indonesia.

1. Persyaratan Umum Dalam Pelaksanaan Item Pekerjaan


Penyedia Jasa harus mengajukan perusahaan penyedia pompa dan dilakukan
pemeriksaan bersama/joint inspection untuk mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dengan syarat antara lain sebagai berikut:
a. Pompa diproduksi/disediakan oleh Pabrik atau Agen Tunggal Pemegang
Merk (ATPM) atau Agen di dalam negeri;

b. Tersedia workshop atau service center di area Jawa Tengah atau Daerah
Istimewa Yogyakarta;

c. Jika pompa berasal dari pabrikan pompa di dalam negeri maka harus
melengkapi dan memiliki dan melampirkan copy bukti ijin usaha industri
yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi yang berwenang;

d. Jika pompa berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) atau Agen
Pompa maka harus melengkapi dan memiliki persyaratan teknis sebagai berikut
dan ditunjukkan yang asli pada waktu pemeriksaan bersama:

1) Memiliki dan melampirkan copy Surat Agen Tunggal Pemegang Merk


(ATPM) atau Agen Pompa dengan jenis pompa yang dimaksud, yang
dikeluarkan oleh yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi yang
berwenang;
2) Kepemilikan alat-alat dibuktikan dengan kuitansi pembelian;

3) Salinan surat penunjukan dari prinsipal (pabrikan pompa) yang telah


disahkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan kuasa hukum di
negara principal apabila diperlukan.

e. Jika pabrik pompa dengan asal merek pompa tidak berada dalam satu
negara, maka melampirkan surat Certificate of Manufacturer (CoM) apabila
diperlukan.

2. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan
akibat proses produksi, selama 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak Serah
Terima Pekerjaan Pertama. Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan
biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan
termasuk dalam overhead dan profit. Jaminan meliputi:

a. Jaminan purna jual (after sales service) selama 36 (tiga puluh enam) bulan;
b. Jaminan suku cadang selama 36 (tiga puluh enam) bulan;
c. Jaminan kondisi barang yang dikirim 100% baru;
31
d. Garansi pompa selama 36 (tiga puluh enam) bulan;
e. Kesediaan untuk melaksanakan perbaikan dan penggantian suku cadang
apabila terjadi kerusakan pada pompa dan power unit dalam waktu 2 x 24
jam;
f. Data pompa dilengkapi kurva yang menunjukkan hubungan antara
kapasitas/head pompa, power absorb, efisiensi, dan putaran pompa.

Jaminan-jaminan tersebut mengacu pada peraturan yang berlaku dan


dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis
dan/atau Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan dalam proses
pelaksanaan item pekerjaan mekanikal pompa.

Perbaikan dan penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia


termasuk biaya yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut diatas.
Apabila terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses
produksi, maka Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti
dengan material baru dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan
penambahan biaya pekerjaan.

3. Persyaratan Teknis
Penyedia barang/jasa bertanggungjawab dalam pekerjaan pengadaan barang
dengan ukuran dan type yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum
dalam dokumen tender dan barang tersebut harus terbukti baru, dapat
diaplikasikan dan berfungsi dengan baik, serta mudah dioperasikan secara
umum oleh pemakai/operator. Suku cadang peralatan mudah di dapat dan
tersedia di Indonesia untuk mempermudah operasional dan pemeliharaannya.

Penyedia barang/jasa bertanggungjawab untuk menyediakan semua sumber


daya berupa tenaga kerja, material dan peralatan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan, sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam lampiran kontrak dan
gambar kerja.

a. Pompa Air
Jenis pompa air yang harus diadakan/dipasok adalah jenis pompa air celup
jenis aliran axial (submersible axial pump) dimana dalam pengoperasiannya
keseluruhan bagian dari dari unit pompa tersebut akan terendam di dalam
air. Pompa yang diadakan adalah dengan kapasitas minimal 2500 liter/detik
dengan head 6 meter dalam keadaan terpasang dan siap dioperasikan;

Oleh karena itu material konstruksi dari pompa harus terbuat dari jenis
material yang tahan terhadap pengrusakan yang disebabkan oleh zat-zat
yang terkandung dalam air, tahan terhadap lingkungan yang korosif, dan
tahan terhadap gesekan material yang halus seperti lumpur. Pompa yang
dipasok harus merupakan pompa baru dan bukan pompa bekas yang telah
diperbaharui.

Penyedia barang/jasa harus menyampaikan data teknis pompa axial


submersible kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk
mendapat persetujuan sebelum barang dipesan/diproduksi. Data teknis
pompa axial submersible harus menjelaskan tentang merk pompa, pabrik
32
pembuat, tipe pompa, data elektrik, berat pompa, ukuran dan dimensi
pompa.

Secara terperinci spesifikasi pompa yang disyaratkan sekurang-kurangnya


adalah sebagai berikut:

1). Pompa Air


Tipe Pompa : Submersible Axial Flow Pump
Kapasitas : 2500 liter / detik
Total Head : 6 meter
Daya Pompa : 200 - 250 Kw
Putaran Pompa : Maksimal 750 Rpm

2). Bahan Pompa Air


Shaft : Stainless steel ASTM 420
Impeller/ Propeller : Stainless steel SSC 13 atau Cast Iron
GC 250 atau setara
Diffuser : Grey Cast Iron GC 250 atau setara
Pump casing : Grey Cast Iron GC 250 atau setara
Shaft sealing : Mechanical

3). Motor Listrik Pompa Air


Tipe : Motor Terbenam
Arah : Vertikal
Daya/ Power : 200 - 250 Kw
Elektrical : 3 phase, 380-400 V, 50 Hz
Putaran : Maksimal 750 RPM
Tegangan : 380-400 V
Starting Methode : Inverter VFD

4). Kontrol panel


Daya : 200 - 250 Kw
Tegangan : 380-400 V, 3 Phase
Frekuensi : 50 Hz
Starting Methode : Inverter VFD

5). Diesel Generator Set


Tipe : Silent Type
Kapasitas : 1000 Kva, 380-400 V, 50Hz, 3 Phase

b. Pompa Lumpur
Secara terperinci spesifikasi pompa yang disyaratkan adalah sebagai
berikut:

- Tipe Pompa : Submersible Centrifugal Sludge Pump


- Kapasitas : 50 l/dt
- Total Head : 10 m
- Tipe Impeller : Cast Iron
- Electrik Motor : 11 Kw x 3 Phase x 380-400 V x 50 Hz / IP68
- Impeller : Cast Iron
- Pump housing : Cast Iron
- Motor : Cast Iron
- Sensor Pompa : Motor housing moisture sensor - Electrode
- ADC (Auto Dischanger : DN 150
Connector)
33
- Starting Methode : Soft starter

c. Kolom & Pipa Buang


Detail dimensi dan ukuran Pipa Kolom dan Pipa Buang bisa dilihat pada
gambar, yang secara detail dapat dijelaskan sbb:
- Dia. pipa kolom pompa air : 1000 - 1400 mm
- Dia. pipa buang pompa air : maksimum 1000 mm
- Dia. pipa buang pompa lumpur : maksimum 150 mm
- Material Pipa : Cast Iron atau Steel Sheet SS 400 atau
setara
- Tebal pipa : min. 1% dari diameter nominal pipa
- Type sambungan : Flange minimum PN6 atau JIS5K
- Standar Pipa : AWWA atau JIS atau ASTM atau SNI
- Gasket : Rubber
- Finishing Coating : Hot Deep Galvanized (anti karat)

Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan


Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d. Perlengkapan lainnya
Perlengkapan aksesoris pompa yang lain yaitu :

1) Flap Valve
Standart pemakaian kelengkapan flap valve, yaitu :
- Tebal min 10 mm
- Material SS 400 atau setara
- Finishing hot deep galvanized

2) Dismantling Joint
Standart pemakaian kelengkapan Dismantling Joint, yaitu :
- Type Sleeve
- Material SS 400 atau setara
- Finishing hot deep galvanized

3) Flexible Joint
Standart pemakaian kelengkapan Flexible Joint, yaitu :
- Type karet NBR atau setara
- 2 Billow

4) Papan Duga Elevasi


a). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan hingga dicapai hasil pekerjaan yang
berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan papan
duga elevasi ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b). Persyaratan Bahan


Papan duga elevasi yang digunakan terbuat dari bahan aluminium
dengan ketebalan 18 mm, lebar 15 cm, pelat strip tebal 3 mm dan
baut Ø 8 mm serta panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.
34
c). Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum dipasang, titik lokasi penempatan Papan Duga Elevasi
ditentukan sesuai gambar kerja atau atas persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis . Titik lokasi penempatan dapat
dijamin keamanannya sehingga keberadaan papan duga elevasi
tidak terganggu dan tetap pada posisinya.

Setelah penentuan titik lokasi penempatan dilakukan, pada titik


tersebut (pada dinding perkuatan tebing) dibobok sesuai dengan
ukuran papan duga dengan ketebalan lubang yang cukup. Pada
bagian dalam diberi angkur penguat yang dikaitkan dengan Papan
Duga Elevasi sehingga cukup kuat dan tidak bergeser. Pastikan
posisi papan duga elevasi sudah sesuai dengan gambar kerja.

d). Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan Papan
Duga Elevasi dihitung berdasarkan dalam satuan meter panjang
(m’) sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

5) Sensor AWLR
a). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan hingga dicapai hasil pekerjaan yang
berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan alat
pemantau tinggi muka air (TMA) ini meliputi yang tertera pada
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

b). Persyaratan Bahan


Alat Pemantau Tinggi Muka Air yang digunakan terdiri atas
beberapa bagian, yaitu:
(1). Logger yang dilengkapi dengan sensor temperatur dan humidity
untuk mengetahui kondisi temperatur dan kelembaban loger,
modem GPRS dan lampu LED indicator. Fungsinya untuk
memantau TMA sungai, monitoring daya baterai dan kualitas
signal. Semua data yang terkirim ke server tiap 5 menit;

(2). Sensor hujan, terbuat dari bahan UV Stabilized dengan


diameter tangkapan hujan 16,5 cm. resolusi bucket 0,2 mm/tick.
Alat ini dihubungkan dengan kabel RJ-11, panjang 12 m dengan
sensor reedswich resolusi 0,2 mm;

(3). Solar panel, sebagai alat untuk menyediakan energi untuk


menghidupkan logger dengan power maksimum 30 watt dan
tegangan operasi 17,2 – 17,8 volt;

(4). Solar charger, yang berfungsi untuk mengendalikan tegangan


panel surya dan tegangan baterai, dengan tegangan 12 volt
beban 10 Ampere ukuran 148.92,7 cm;
35
(5). Accu, berfungsi memberikan daya pada logger dengan
kapasitas 12 volt, 12 Ah;

(6). Box Logger Outdoor dengan dimensi 40 x 30 x 20 cm sebagai


tempat untuk logger dan melindungi perangkat elektronik
lainnya. Terbuat dari bahan plat baja dengan finishing powder
coating warna abu-abu;

(7). Antena dengan tinggi 28 cm sebagai alat untuk pengirim sinyal


komunikasi ke cloud. Tipe Antenna Gain GSM/GPRS/Edge8
dbi (manufacture spec) dengan frekuensi pelayanan 700 – 2700
Mhz;

(8). Sensor TMA (Sonar) dengan konsumsi daya 3,3 – 5 volt dan
temperature operasi 0 – 60° C, untuk mengukur ketinggian air
dengan gelombang suara. Spesifikasi resolusi 1 mm, range
0,25 – 10,68 m, interface RS-232 C, stanby 3,4 mA, measure
75 mA, bahan outdoor PVC diameter 43,8 mm, panjang 67 mm
dan fitting pipe 1 inch.

Alat pemantau tinggi muka air (TMA) ini mengukur dan merekam
water level kali Pepe Hilir. Alat ini dapat dihubungkan dengan
semua jenis alat komunikasi yang berbasis GSM dengan
menggunakan sistem telemetri.

Sistem ini dapat mengatur pengiriman dan menerima atau


memproses serta mengambil salah satu data serial dan data analog
dari apa pun jenis perangkat asalnya, sehingga dapat terhubung
dengan telepon selular, komputer, dan juga laptop.

c). Syarat-syarat Pelaksanaan


Sebelum dipasang, titik lokasi penempatan ditentukan sesuai
gambar kerja atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

Setelah penentuan titik lokasi penempatan, Alat pemantau tinggi


muka air (TMA) dipasang dengan cukup kuat pada posisinya.
Pastikan pemasangan alat ini telah sesuai dengan gambar kerja.

d). Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan Alat
pemantau tinggi muka air (TMA) dihitung berdasarkan dalam
satuan unit, sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

6) Overhead traveling crane 10 ton


Standart pemakaian kelengkapan overhead traveling crane 10 ton, yaitu
:
- Kapasitas 10 ton
- Current supply 380 V, 3 Phase, 50 Hz

36
7) Spare part
Standart pemakaian kelengkapan spare part, yaitu :
- Oil motor/Pelumas
- Oil ring kit (top bearing, bottom bearing,radial bearing)

4. Pemasangan Pompa
Penyedia barang/jasa harus menyampaikan data teknis berupa gambar kerja
kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat
persetujuan, sebelum pipa diproduksi.

Gambar kerja kolom pipa dan pipa buang harus menjelaskan tentang detail
ukuran dan posisi terpasang yang berhubungan erat dengan bangunan rumah
pompa dan pompa submersible.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan, maka penyedia barang/jasa


wajib memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

- Menyerahkan gambar kerja mengenai instalasi pompa secara detail untuk


dimintakan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

- Mengajukan ijin pemasangan pompa air, pompa lumpur beserta


instalasinya sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan.

- Penyedia barang/jasa bertanggungjawab atas ukuran (dimensi),


pemasangan dan lokasi pemasangan pompa tersebut.

- Apabila diperlukan penyedia barang/jasa harus melakukan pembobokan


atau penambalan tanpa biaya tambahan.

- Bagian bawah pipa kolom harus memiliki stopper yang mampu menahan
putaran pompa pada saat mulai beroperasi dan saat mengakhiri operasi
serta mampu menahan bobot pompa submersible.

Bagian atas pipa kolom harus memiliki base plate dengan ketebalan minimum
40 mm lengkap dengan pengaku (stiffener) yang mampu menahan semua
bobot yang bekerja saat pompa beroperasi dan bobotnya sendiri.

Base plate dipasang di atas lantai rumah pompa dengan ikatan berupa angkur
galvanis minimum sebanyak 4 (empat) buah. Pada bagian paling atas harus
terdapat blind flange sesuai dengan ukuran diameter pipa dan blind flange yang
mudah dibuka pada saat memasukan / mengeluarkan pompa submersible.

Pada bagian leher pipa kolom harus terdapat cabang (Tee) sebagai sambungan
pipa buang yang tersambung dengan flange.

Oleh karena dimensi pipa kolom dan pipa buang yang cukup besar dengan
bobot yang cukup berat, maka dalam pemasangannya diperlukan alat angkut
crane, forklift dan sling yang memiliki kapasitas lebih besar dari pada berat
material yang akan diangkat. Pada saat pelaksanaan pemasangan perlu
diperhatikan keselamatan pekerja, benda kerja dan area kerja. Semua biaya
yang timbul pada saat pemasangan pompa menjadi tangung jawab penyedia
jasa.

5. Pengujian Pompa
37
a. Pengujian pompa di pabrik pemilik merek pompa (performance test)
Untuk pompa axial submersible, penyedia barang/jasa harus melampirkan
hasil uji unjuk kerja pompa (performance test certificate) dari merk
pembuatnya dan dilakukan di lokasi tempat pabrik pemilik merk dengan
standar pengujian Internasional ISO 2548 atau ISO 9906, sehingga dapat
diketahui unjuk kerja pompa yang sebenarnya. Pengujian (witness test)
pompa di tempat pabrik pemilik merk disaksikan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

Tempat pengujian pompa di pabrik pembuat diaudit oleh auditor berkelas


internasional (seperti TUV, Lloyd, dsb) atau lembaga pengujian nasional
yang terakreditasi dan dibuktikan dengan salinan sertifikat serta bukti
dokumentasi fasilitas pengujian yang dilampirkan pada saat memberikan
penawaran.

b. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah Pompa sampai di site, inspeksi awal dilaksanakan berupa visual
inspection. Dengan dilaksanakannya visual inspection dapat diketahui
kesesuaian pompa antara pompa yang dipesan, diproduksi dan yang
dikirim. Visual inspection ini dituangkan ke dalam Berita Acara Inspeksi
Material On Site disaksikan oleh penyedia barang/jasa, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

c. Test & Commissioning


Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan
pompa dan kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di
lapangan berupa pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan
oleh penyedia barang/jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Kapasitas pompa diukur dengan alat yang sudah dikalibrasi lembaga
pengujian yang terakreditasi.

Penyedia pekerjaan ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran


yang dianggap perlu untuk memeriksa/ mengetahui apakah seluruh
instalasi dapat berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia
harus melakukan uji coba pompa sesuai dengan debit rencana
pemompaan. Penyedia harus melaksanakan pelatihan operator, sehingga
operator dapat melaksanakan operasi dan pemeliharaan pompa air.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang
digunakan tersebut di atas, termasuk dalam overhead dan profit.

Penyedia jasa diwajibkan secara tertulis mengajukan permintaan adanya


inspeksi/pemeriksaan pekerjaan termasuk test operasi dan
commisioning kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
minimum 7 (tujuh) hari sebelum dilakukan test operasi.

Inspeksi/pemeriksaan pekerjaan, test operasi dan commissioning yang


harus dilaksanakan antara lain meliputi :
1). Inspeksi semua instalasi angker-angker/baut;
2). Inspeksi instalasi pompa air dan pompa lumpur;
3). Inspeksi instalasi kelengkapan komponen yang lain;
4). Test kebisingan dan getaran dari mesin penggerak;
5). Test pengoperasian pompa air dan lumpur dalam kondisi ada air;
6). Check/inspeksi panel-panel;
38
7). Test rembesan air yang terjadi pada pompa dan instalasi yang lain.

6. Operasional dan Pemeliharaan Pompa


Penyedia harus menyediakan tenaga operator, bahan bakar dan material
operasi selama masa pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (aknop). Penyedia barang/jasa harus melampirkan buku panduan
pengoperasian dan pemeliharaan, buku saku dan buku pencatatan berkala
untuk peralatan-peralatan utama.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan
untuk operasi dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam overhead dan
profit.

7. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah
harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, overhead dan profit. Penyedia barang/jasa atau sub kontraktor harus
dapat menunjukkan bukti persyaratan umum dan persyaratan teknis tersebut di
atas diserahkan kepada Direksi Teknis/Konsultan Supervisi untuk mendapat
persetujuan.

Test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi (Inspeksi dilakukan


pada awal sebelum material pabrikasi dilakukan) bertujuan untuk melihat dan
menilai kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan bahan material yang
akan digunakan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan


memenuhi speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan yang
di syaratkan, inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke lokasi kegiatan
bertujuan untuk melihat kesesuaian dan kondisi material pabrikasi dengan
kebutuhan yang disyaratkan.

Biaya perakitan di pabrik, biaya perakitan di lapangan, biaya semua test yang
harus dilaksanakan, biaya transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-
ijin import maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam
Harga Satuan.

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang
mungkin timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pompa terbagi menjadi :


a. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya
sudah selesai dipabrikasi dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan,
dengan catatan harus di inspeksi ke tempat pabrikasi secara bersama
antara Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta dibuatkan berita
acara disertai daftar material yang telah selesai diproduksi;

b. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya


tiba di lokasi kegiatan (material on site dapat dibayarkan 45% dari nilai
pekerjaan) dengan catatan penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai
lokasi kegiatan (on site) disaksikan dan diperiksa bersama oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

39
c. Material pompa air dan material pompa lumpur termasuk perlengkapannya
jika sudah terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat
dibayarkan 15% dari nilai pekerjaan;

d. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah pompa air dan
material pompa lumpur dilakukan test operasi dan commissioning
disaksikan secara bersama dengan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis disertai dengan penerbitan berita acara dan penyerahan buku
panduan pengoperasian;

e. Untuk pembayaran aksesoris yang lain dibayarkan apabila semua instalasi


pompa terpasang dan berfungsi disaksikan secara bersama dengan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL POMPA


Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi elektrikal pompa berikut
kelengkapannya yang diperlukan antara lain Starting Panel pompa, panel
sikronisasi dan distribusi genset, junction box pompa, baterai UPS dan grounding.

1. Pengadaan Elektrikal Pompa


Pengadaan elektrikal pompa disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pengadaan elektrikal pompa
antara lain :

a. Starting panel untuk submersible axial flow


Standart pemakaian Starting panel untuk Submersible Axial Flow, yaitu :
- Daya : 200 - 250 Kw
- Tegangan : 380 v, 3 Phase
- Frekuensi : 50 Hz
- Starting Methode : Inverter VFD

b. Starting panel untuk pompa Lumpur


Standart pemakaian Starting panel untuk pompa lumpur, yaitu :
- Daya : 11 kw
- Tegangan : 380 v, 3 Phase
- Frekuensi : 50 Hz

c. Panel sinkron dan distribusi untuk genset 2 x 1000kVA


Panel listrik yang berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber
tegangan 2 (dua) buah genset secara otomatis.
d. Panel distribusi untuk genset 80kVA;
e. Junction box pompa submersible axial flow;
f. Junction box pompa pompa lumpur;
g. Baterai UPS 6000VA;
h. Grounding sistem
Seluruh peralatan listrik maupun peralatan yang mengandung listrik statis
harus terhubung dengan ground. Standart grounding/pembumian sistem
sesuai SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2011.

2. Pemasangan Elektrikal Pompa

40
Pemasangan elektrikal pompa disesuaikan dengan letak pada gambar kerja
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemasangan
elektrikal pompa tersebut antara lain :
a. Starting panel untuk submersible axial flow;
b. Starting panel untuk pompa lumpur;
c. Panel sinkron dan distribusi untuk genset 2 x 1000kVA;
d. Panel distribusi untuk genset 80kVA;
e. Junction box pompa submersible axial flow;
f. Junction box pompa pompa lumpur;
g. Baterai UPS 6000VA;
h. Pekerjaan Grounding, pekerjaan grounding dipakai didalam rumah genset.
Tahanan pentanahan tidak boleh lebih dari 2 Ohm.

3. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia barang/jasa harus menjamin semua barang yang dipasok dari
kerusakan karena proses produksi selama sampai 24 (dua puluh empat) bulan
yang terhitung sejak Serah Terima Pekerjaan Pertama. Penyedia Jasa sudah
harus meliputi Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang
digunakan, overhead dan profit.

Bilamana terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses


produksi, maka penyedia barang/jasa harus memperbaiki atau mengganti
dengan material baru dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan
penambahan biaya pekerjaan.

4. Pengujian Elektrikal Pompa


a. Pengujian elektrikal pompa di pabrik
Untuk elektrikal pompa, penyedia barang/jasa harus melampirkan hasil uji
unjuk kerja elektrikal pompa (performance test certificate) dari merk
pembuatnya dan dilakukan di lokasi tempat pabrik pemilik merk dengan
standar pengujian Internasional ISO 2548 atau ISO 9906 atau ISO yang
sesuai, sehingga dapat diketahui unjuk kerja pompa yang sebenarnya.
Pengujian (witness test) pompa di tempat pabrik pemilik merk disaksikan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Tempat pengujian elektrikal pompa di pabrik pembuat harus di audit oleh


auditor berkelas internasional (seperti TUV, Lloyd, dsb) atau lembaga
pengujian nasional yang terakreditasi dan dibuktikan dengan salinan
sertifikat serta bukti dokumentasi fasilitas pengujian yang dilampirkan pada
saat memberikan penawaran.

b. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah pengadaan elektrikal pompa sampai di site, inspeksi awal
dilaksanakan berupa visual inspection. Dengan dilaksanakannya visual
inspection dapat diketahui kesesuaian barang yang dipesan, diproduksi dan
yang dikirim. Visual inspection ini dituangkan ke dalam Berita Acara
Inspeksi Material On Site.

c. Test & Commissioning


Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan
pompa dan kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di
lapangan berupa pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan
oleh Penyedia Barang/Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

41
Dan kapasitas pompa diukur dengan alat yang sudah diterra oleh Badan
Metrologi atau instansi yang berwenang.

5. Operasional dan Pemeliharaan elektrikal pompa


Penyedia harus menyediakan tenaga operator, bahan bakar dan material
operasi selama masa pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (aknop). Penyedia barang/jasa harus melampirkan buku panduan
pengoperasian dan pemeliharaan, buku saku dan buku pencatatan berkala
untuk peralatan-peralatan utama.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan
untuk operasi dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam overhead dan
profit.

6. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa
sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang digunakan, overhead dan profit.

Test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi (Inspeksi


dilakukan pada awal sebelum material pabrikasi dilakukan) bertujuan untuk
melihat dan menilai kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan
bahan material yang akan digunakan dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan


memenuhi speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan
yang di syaratkan, inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke
lokasi kegiatan bertujuan untuk melihat kesesuaian dan kondisi material
pabrikasi dengan kebutuhan yang disyaratkan.

Biaya perakitan di pabrik, biaya perakitan di lapangan, biaya semua test


yang harus dilaksanakan, biaya transportasi sampai ke lokasi proyek,
semua ijin-ijin import maupun semua pajak import juga sudah harus
termasuk di dalam Harga Satuan.

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang
mungkin timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pompa terbagi menjadi :


1. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya sudah selesai
dipabrikasi dapat dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan
harus di inspeksi ke tempat pabrikasi secara bersama antara Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta dibuatkan berita acara disertai daftar
material yang telah selesai diproduksi.

2. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya tiba di lokasi kegiatan


(material on site dapat dibayarkan 45% dari nilai pekerjaan) dengan catatan
penyedia jasa sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site)
disaksikan dan diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

42
3. Material elektrikal pompa termasuk perlengkapannya jika sudah terpasang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 15% dari
nilai pekerjaan.

4. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah elektrikal pompa
dilakukan test operasi dan commissioning disaksikan secara bersama
dengan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis disertai dengan
penerbitan berita acara dan penyerahan buku panduan pengoperasian.

5. Untuk pembayaran aksesoris yang lain dibayarkan apabila semua instalasi


pompa terpasang dan berfungsi disaksikan secara bersama dengan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

III. PEKERJAAN PINTU

1. Lingkup Pekerjaan
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan
pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan
pekerjaan pintu. Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian,
finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – A (Bahan Bangunan
Bukan Logam);

- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan


Dari Besi / Baja;

- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan


Bangunan Dari Logam Bukan Besi.

3. Persyaratan Umum
Penyedia Jasa harus mengajukan penyedia pintu air dan dilakukan pemeriksaan
bersama/joint inspection untuk mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dengan syarat antara lain sebagai berikut:

a. Penyedia pintu air elektrikal memiliki Workshop atau Service Center dan sudah
berpengalaman yang dibuktikan dengan surat perjanjian (kontrak);

b. Jika pintu berasal dari Pabrik Pintu dalam negeri, maka harus melengkapi dan
memiliki persyaratan teknis sebagai berikut :
1). Memiliki dan melampirkan copy bukti Ijin Usaha Industri atau Surat Ijin
Usaha Perdagangan yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi yang
berwenang.;

2). Kepemilikan alat-alat dibuktikan dengan kuitansi pembelian, work shop


harus mempunyai fasilitas minimal sebagai berikut (dibuktikan dengan
surat pernyataan bermaterai dan dilampiri salinan bukti-bukti dokumen) :

- Memiliki sertifikat ISO 9001/ISO 14001/OHSAS 18001.


43
- Sumber daya listrik minimal 50 Kva.
- Overhead crane kapasitas minimum 10 ton.
- Workshop harus milik sendiri.
- Mesin bubut minimum ukuran 1500 x 3000 mm.

c. Jika pintu berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) atau Agen pintu
maka harus melengkapi dan memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:
1). Memiliki dan melampirkan copy Surat Keagenan Tunggal Pemegang Merk
dengan pintu air elektrikal yang dimaksud, yang dikeluarkan oleh
lembaga/instansi yang berwenang;

2). Kepemilikan alat-alat dibuktikan dengan kuitansi pembelian;

3). Copy surat penunjukan dari prinsipal (pabrikan pintu air elektrikal) yang
telah disahkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Kuasa
Hukum di negara principal;

4). Jika pabrik dengan asal merek pintu air elektrikal tidak berada dalam satu
negara, maka harus melampirkan surat Certificate of Manufacturer (CoM).

d. Penyedia Barang/Jasa dan Pabrikan pintu air yang memproduksi atau bermitra
harus dapat menunjukkan bukti asli Persyaratan Umum dan Khusus serta
Persyaratan Teknis tersebut diatas kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

4. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa harus menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan
karena proses produksi selama sampai 24 (dua puluh empat) bulan yang terhitung
sejak Serah Terima Pekerjaan Pertama. Pertama. Penyedia Jasa sudah harus
memperhitungkan biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan
yang digunakan termasuk dalam overhead dan profit. Jaminan meliputi:

a. Jaminan Purna Jual (after sales service) selama 24 (dua puluh empat) bulan.
b. Jaminan Suku Cadang selama 24 (dua puluh empat) bulan.
c. Jaminan Kondisi Barang yang dikirim 100% baru.
d. Garansi pintu air elektrikal selama 24 (dua puluh empat) bulan
e. Kesediaan untuk melaksanakan Perbaikan dan Penggantian Suku Cadang
apabila terjadi kerusakan pada pintu air elektrikal dalam waktu 2 x 24 jam.
Perbaikan dan penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia
termasuk biaya yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut diatas.

Jaminan-jaminan tersebut pada peraturan yang berlaku dan dibuktikan dengan


dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis dan/atau Konsultan
Supervisi untuk mendapat persetujuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan.

Bilamana terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses


produksi, maka Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti dengan
material baru dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan penambahan biaya
pekerjaan.

5. Persyaratan Bahan
a. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan
setara dengan S.t.(DIN 17100-1966). Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setara
dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).
44
b. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak- retak dengan las atau
lainnya tidak diperkenankan.

c. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1
(DIN 1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.

d. Proses pengelasan harus standart SNI dan dikerjakan dengan halus, rapi, penuh
dan bersih, kelihatan jelek atau las yang tidak sempurna ditolak.

e. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC-DC) dengan kekuatan
tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.

f. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty
galvanized coating".

Proses pemilihan bahan, yaitu :


a. Penyiapan bahan-bahan.
1). Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam
pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga
bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam
praktek. Lubang baut harus betul-betul bulat, ukuran dari lubang baut harus
tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut
dan harus menciptakan putaran yang pas dengan baut.

2). Jika mungkin, mesin dengan "a fixed drilling line" harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.

3). Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai
berada dalam daerah geser (shearzone). Baut harus menonjol paling tidak
satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah
penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut jangkar dan di bawah semua
kepala baut dan mur, harus dilengkapi "heavy duty washer".

4). Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan
"bevelled washer". Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci inggris
yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0.30 m.

5). Untuk drat stang terdiri dari double drat atau single drat sesuai dengan
gambar kerja.

6). Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan


menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
Pekerjaan untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan :

- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang


diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan.
Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua
lubang, pori dan berkas-berkas terbakar harus diperbaiki.

- Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi
ketentuan di bawah ini.

45
Tebal Plat Diameter Kawat Las Aliran Listrik
(mm) (mm) (A)
2-4 3/32” (2.381 mm) 35 – 90
4-6 1/8” (3.175 mm) 60 – 125
8 - 10 5/32 “ (3.870 mm) 95 – 160
8 - 15 5/32” (3.870 mm) 95 – 160
15 - 20 3/16” (4.763 mm) 120 – 200

b. Pemasangan.
1). Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada
gambar desain yang disetujui atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis ditempat pekerjaan, termasuk semua alat-alat
pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.

2). Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat
sebelum dan selama pemasangan.

3). Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan
dalam gambar atau atas petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

4). Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan
oleh Penyedia Jasa.

5). Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari


tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

6). Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak


pelumas, sesuai syarat dari pembuat/pabrik.

7). Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya
(graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan
Penyedia tanpa tambahan biaya.

8). Penyedia harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari Kontrak ini.

c. Pengecatan
- Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scalled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis .

- Cat yang telah melampaui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada kalengnya
tidak boleh digunakan.

- Sebelum pengecatan dilaksanakan, permukaan baja harus dibersihkan dari


kotoran dengan menggunakan blasting.

- Pengecatan dikerjakan dengan mesin, dalam pelaksanaan pengecatan lapis


demi lapis sampai dengan ketebalan yang ditentukan yang dimulai dari cat
mani lalu cat anti karat dan terakhir dilapisi cat bron untuk bagian atas
konstruksi.
46
- Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya, ketika pemasangan di
lapangan, dua lapis cat dasar atau kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

- Yang akan bersentuhan dengan beton, ketika pemasangan di lapangan, dua


lapis cat dasar atau kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

- Sebelum pengecatan, bidang permukaan yang akan dicat harus dibersihkan


dari kotoran tanah, lumpur dan sebagainya.

- Pengecatan permukaan daun pintu dicat 4 kali atau kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d. Pemeriksaan dan Perakitan Bahan & Mutu


Direksi Teknis yang bertugas untuk melakukan pemeriksanaan terhadap bahan-
bahan termasuk kualitas pekerjaan pabrik harus melakukan pemeriksaan-
pemeriksanaan yang meliputi :

1). Pemeriksaan Bahan dan Mutu, yang meliputi :


- Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan
bahwa bahan tersebut telah sesuai dengan standar. Laporan percobaan
kimia dan fisika harus dapat ditunjukkan dalam pemeriksaan;
- Memeriksa ukuran;
- Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan;
- Memeriksa pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja;
- Percobaan perakitan dan menguji hasilnya;
- Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

2). Perakitan Bahan


- Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan
menyediakan perancah sementara serta persiapan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.

- Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan, Penyedia Jasa harus


menyampaikan kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
untuk mendapatkan persetujuan cara yang diusulkan untuk pelaksanaan
pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan
terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis Pekerjaan.

- Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan


logam lain permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan 2
lapis cat bitumen segera sebelum pemasangan.

- Aluminium tidak boleh dipasang pada beton basah atau pasangan batu.
Atau dipasang tetap pada beton yang masih muda. Bila perlu untuk
menghubungkan aluminium dengan baja atau besi tulangan, kedua
permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

47
- Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan
batu bata atau beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat terlebih
dahulu dan bahan sambungan harus dilapisi seng.

3). Pemasangan Bagian-bagian


Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam
pekerjaan beton yang permanen maka bagian-bagian di atas angkur pelat
perletakan dan lainnya harus dipasang terlebih dahulu dari pada bagian
lainnya.

6. Pemasangan Pintu
a. Bangunan Pintu
- Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk
bagian sisi hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang besi horisontal harus
diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai
mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm.

- Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus di dua
sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang bocor di antara bagian-bagian
tersebut.

- Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya. Plat,


dinding, rangka, ambang, tangkai ulir gear dan material lain yang dibutuhkan.
Semua bagian daripada pintu harus sesuai dengan gambar desain.

- Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan


dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan
bangunan harus diisi mortar 1 PC : 3 Psr sampai Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis menganggap cukup.

- Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari


puntiran, bengkok dan deformasi.

- Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-pintu
harus sesuai yang diijinkan yang mempunyai efektifitas, keawetan sesuai
cuaca di Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan
pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetik atau
plastik yang memenuhi persyaratan. Bahan perapat di atas harus sedemikian
sehingga mudah dipasang atau diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan
terhadap korosi.

- Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi
yang ada digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi
(ukurannya) secukupnya, sedemikian sehingga tidak ada dimensi yang
kurang.

b. Pintu Baja Elektrik B=2.5 m, H=5 m


- Pintu baja elektrik B=2.5 m, H=5 m dapat dioperaskan dan harus diserahkan
lengkap termasuk tangkai dan kunci, gear serta kopling dan lainnya.

- Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh lebih keras dari 10 kg untuk membuka
atau menutup pintu dan las roda setang harus di atas bangunan atauplat form
dimana operator akan berdiri.
48
- Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.

- Gear harus dari besi tuang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk
pemberian pelumas dari gear.

- Pintu baja elektrik B=2.5 m, H=5 m harus seluruhnya shop assembled


(rakitan pabrik) ukuran pelat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

- Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan teliti/tepat
sebelum dan selama pemasangan.

- Dinding pelat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan


dalam gambar kerja atau atas petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

- Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan


dirapihkan oleh Penyedia Jasa.

- Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihihan bahan-bahan dari


tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

- Semua gear reduser tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak


pelumas, sesuai syarat dari pembuat / pabrik.

- Gear reduser terbuka harus diberi gemuk kualitas baik pada giginya (graphite
grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan oleh Penyedia
Jasa tanpa tambahan biaya.

- Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk


jangka waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan.

c. Pengadaan dan Pemasangan Kelengkapan lainnya


Kelengkapan pintu air elektrikal, yaitu :
1). Pengadaan dan Pemasangan Lokal Kontrol Panel;

2). Pengadaan dan Pemasangan Panel Distribusi;

3). Pengadaan dan Pemasangan Panel dan Step Up Transformeter;

4). Pengadaan dan Pemasangan stop log b=2.5 m h=5,0 m;

5). Pengadaan dan Pemasangan overhead crane 10 ton;

6). Pemasangan Kelistrikan Pintu.

7. Pengujian Pintu Air


a. Pengujian pintu air di pabrik

49
Untuk pintu air, penyedia barang/jasa harus melampirkan hasil uji unjuk kerja
pintu air (performance test certificate) dari merk pembuatnya dan dilakukan di
lokasi tempat pabrik pemilik merk dengan standar pengujian Internasional ISO
2548 atau ISO 9906, sehingga dapat diketahui unjuk kerja pintu air yang
sebenarnya. Pengujian (witness test) pompa di tempat pabrik pemilik merk
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Tempat pengujian pompa di pabrik pembuat harus di audit oleh auditor berkelas
internasional (seperti TUV, Lloyd, dsb) atau lembaga pengujian nasional yang
terakreditasi dan dibuktikan dengan salinan sertifikat serta bukti dokumentasi
fasilitas pengujian yang dilampirkan pada saat memberikan penawaran.

b. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah pengadaan pintu air sampai di site, inspeksi awal dilaksanakan berupa
visual inspection. Dengan dilaksanakannya visual inspection dapat diketahui
kesesuaian barang yang dipesan, diproduksi dan yang dikirim. Visual inspection
ini dituangkan ke dalam Berita Acara Inspeksi Material On Site.

c. Test & Commissioning


Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa
dan kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di lapangan berupa
pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan oleh penyedia
barang/jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Kapasitas pompa
diukur dengan alat yang sudah dikalibrasi lembaga pengujian yang terakreditasi.
.
8. Operasional dan Pemeliharaan Pompa
Penyedia harus menyediakan tenaga operator, bahan bakar dan material operasi
selama masa pemeliharaan sesuai angka kebutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (aknop). Penyedia barang/jasa harus melampirkan buku panduan
pengoperasian dan pemeliharaan, buku saku dan buku pencatatan berkala untuk
peralatan-peralatan utama.

Biaya upah tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan untuk
operasi dan pemeliharaan tersebut di atas, termasuk dalam overhead dan profit.

9. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

Test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi (Inspeksi dilakukan pada
awal sebelum material pabrikasi dilakukan) bertujuan untuk melihat dan menilai
kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan bahan material yang akan
digunakan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan
memenuhi speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan yang di
syaratkan, inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke lokasi kegiatan
bertujuan untuk melihat kesesuaian dan kondisi material pabrikasi dengan kebutuhan
yang disyaratkan.

Biaya perakitan di pabrik, biaya perakitan di lapangan, biaya semua test yang harus
dilaksanakan, biaya transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-ijin import
maupun semua pajak import juga sudah harus termasuk di dalam Harga Satuan.

50
Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang mungkin
timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pintu air terbagi menjadi :


a. Material pintu air perlengkapannya sudah selesai dipabrikasi dapat dibayarkan
30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan harus di inspeksi ke tempat pabrikasi
secara bersama antara Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis serta
dibuatkan berita acara disertai daftar material yang telah selesai diproduksi;

b. Material pintu air termasuk perlengkapannya tiba di lokasi kegiatan (material on


site dapat dibayarkan 45% dari nilai pekerjaan) dengan catatan penyedia jasa
sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site) disaksikan dan
diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

c. Material pintu air termasuk perlengkapannya jika sudah terpasang sesuai


dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 15% dari nilai pekerjaan;

d. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah pintu air dilakukan test
operasi dan commissioning disaksikan secara bersama dengan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis disertai dengan penerbitan berita acara dan
penyerahan buku panduan pengoperasian;

e. Untuk pembayaran aksesoris yang lain dibayarkan apabila semua instalasi pintu
air terpasang dan berfungsi disaksikan secara bersama dengan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

IV. PEKERJAAN TRASH RAKE

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini merupakan Instalasi Penyaring Sampah/trash rake tipe rotary pada
Rumah Pompa Demangan Trash rake terdiri dari automatic trash rake, horizontal belt
conveyor, inclined belt conveyor dan sistem kelistrikan trash rake. Instalasi trash rake
dipakai jika banyak tumpukan sampah didepan ruang pompa agar tidak mengganggu
dan merusak dari sistem pompa saat berjalan membuang.

2. Persyaratan Umum
Penyedia Jasa harus mengajukan penyedia trash rake dan dilakukan pemeriksaan
bersama/joint inspection untuk mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, dengan syarat antara lain sebagai berikut:

a. Penyedia trash rake memiliki Workshop atau Service Center dan sudah
berpengalaman dalam produksi trash rake;

b. Kepemilikan alat-alat workshop/pabrik dibuktikan dengan kuitansi pembelian,


work shop harus mempunyai fasilitas minimal sebagai berikut (dibuktikan dengan
surat pernyataan bermaterai dan/atau dilampiri salinan bukti-bukti dokumen) :
1). Memiliki sertifikat ISO 9001/ISO 14001/OHSAS 18001;
2). Sumber daya listrik minimal 50 Kva;
3). Over head crane kapasitas minimum 10 ton;
4). Work shop harus milik sendiri;
5). Mesin bubut minimum ukuran 1500 x 3000 mm

51
c. Apabila trash rake berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) atau
Agen trash rake maka harus melengkapi dan memiliki persyaratan teknis
sebagai berikut dan ditunjukkan yang asli pada inspeksi bersama Direksi Teknis
dan/atau Konsultan Supervisi :
1). Memiliki dan melampirkan copy Surat Keagenan Tunggal Pemegang Merk
dengan trash rake yang dimaksud, yang dikeluarkan oleh lembaga/instansi
yang berwenang;

2). Kepemilikan alat-alat dibuktikan dengan kuitansi pembelian. Panitia berhak


melakukan tinjauan workshop pada proses kualifikasi;

3). Copy surat penunjukan dari prinsipal (pabrikan trash rake) yang telah
disahkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Kuasa Hukum di
negara principal;

4). Apabila Pabrik dengan Merek trash rake tidak berada dalam satu negara,
maka harus melampirkan surat Certificate of Manufacturer (CoM).

3. Persyaratan Khusus
Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab dalam pekerjaan pengadaan barang
dengan ukuran dan tipe yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam
dokumen tender dan barang tersebut harus terbukti baru, dapat diaplikasikan dan
berfungsi dengan baik, serta mudah dioperasikan secara umum oleh
pemakai/operator.

Suku cadang peralatan harus mudah di dapat dan tersedia di Indonesia untuk
mempermudah operasional dan pemeliharaannya.

Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menyediakan semua sumber daya


berupa tenaga kerja, material dan peralatan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan,
sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam lampiran kontrak dan gambar kerja.

a. Bahan untuk automatic trash rake


- Tipe : Inclined
- Ukuran : L 2.5 x 9 m (tinggi saluran)
- Sudut Kemiringan : 75°
- Material : SS 400, SUS 304
- Kecepatan Operasi : 5 m/min
- Elektromotor : Motor listrik (cycle drive torsi limit)
- Daya motor : Min 3.7 kW / 3 Phase / 380 V / 50 Hz
- Finishing : Galvanis

b. Bahan untuk horizontal belt conveyor


- Tipe : Horisontal
- Material : SS 400, SUS 304, Rubber
Minimal lebar 700 mm
- Kecepatan Operasi : Min 25 m/min
- Finishing : Galvanis

c. Bahan untuk Inclined belt conveyor


- Tipe : Inclined
- Material : SS 400, SUS 304, Rubber
Minimal lebar 700 mm
- Kecepatan Operasi : Min 25 m/min
52
- Finishing : Galvanis

4. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan akibat
proses produksi, selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak Serah Terima
Pekerjaan Pertama. Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan biaya upah
tenaga, bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan termasuk dalam
overhead dan profit. Jaminan meliputi:

a. Jaminan Purna Jual (after sales service) selama 24 (dua puluh empat) bulan;
b. Jaminan Ketersediaan Suku Cadang selama 24 (dua puluh empat) bulan;
c. Jaminan Kondisi Barang yang dikirim 100% baru;
d. Garansi trash rake selama 24 (dua puluh empat) bulan;
e. Kesediaan untuk melaksanakan Perbaikan dan Penggantian Suku Cadang
apabila terjadi kerusakan pada trash rake dalam waktu 2 x 24 jam. Perbaikan dan
penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia termasuk biaya
yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut di atas;
f. Jaminan barang Electromotor Cyclo Drive selama 24 (dua puluh empat) bulan.

Jaminan-jaminan tersebut pada peraturan yang berlaku dan dibuktikan dengan


dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis dan/atau Konsultan
Supervisi untuk mendapat persetujuan dalam proses pelaksanaan item pekerjaan
trash rake.

Apabila terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses produksi,
maka Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti dengan material
baru dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan penambahan biaya pekerjaan.

5. Pemasangan Trash Rake


Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan data teknis trash rake untuk mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sebelum barang
dipesan/diproduksi. Data teknis trash rake antara lain :
a. Gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;
b. Bahan material yang dipakai harus ada persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dengan di lampiri lembar ijin produksi
c. Pengetesan di workshop mutlak dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapat persetujuan sebelum material
dikirim ke lapangan.
d. Proses penyambungan harus menggunakan chromium nickel. Tipe, komposisi
kimia dan JIS atau acuan standar untuk kawat las yang akan digunakan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
e. Pengecatan yang digunakan harus di setujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan
contoh warna termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan
lapisan cat terakhir.
f. Cat yang digunakan harus diproduksi oleh pabrik cat yang mempunyai reputasi
baik, mudah pengadaannya dan bergaransi.
g. Permukaan yang akan dilakukan pengecatan harus bersih atau bebas dari
kotoran
h. Segera setelah di sand-blasting permukaan tersebut dicat dengan, zinc primer pada
dasar, kemudian epoxy dan anti karat dengan ketebalan setelah kering 35 mikron.
i. Untuk mengetahui ketebalan pengecatan harus dilakukan pemeriksaan dengan
elkometer.
j. Selain dengan pengecatan, perlindungan terhadap kecenderungan karat, dapat
53
dilakukan dengan lapisan galvanis. Sistem elektrolisa tidak diperkenankan. Sistem
yang digunakan harus hot deep galvanized dengan ketebalan minimum 70 mikron.
Kontraktor wajib mencantumkan prosedur perlindungan terhadap karat pada
metode pekerjaan.
k. Semua material yang akan dicor di dalam beton harus dapat menyatu dengan
beton, permukaan tersebut tidak diperkenankan di cat atau digalvanis.
l. Untuk bagian di atas air, cat yang harus dipakai harus tahan terhadap cuaca tropis
dan bila terletak di daerah pantai, maka cat tersebut harus tahan terhadap udara
yang mengandung garam.
m. Selesai pemasangan, bila terdapat cacat atau goresan pada cat tersebut kontraktor
harus mengulangi pengecatan tersebut tanpa biaya tambahan.

6. Pengujian Trash Rake


a. Pengujian trash rake di pabrik
Untuk trash rake, Penyedia Barang/Jasa harus melampirkan hasil uji unjuk kerja
trash rake (Performance Test Certificate) dari merk pembuatnya dan dilakukan di
lokasi tempat domisili merk dengan standar pengujian Internasional atau standart
lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sehingga
dapat diketahui unjuk kerja trash rake yang sebenarnya. Jika diperlukan maka
pengujian (witness test) trash rake di domisili merk dapat disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Pengiriman ke lokasi proyek (Material On Site)


Setelah pengadaan trash rake sampai di site, inspeksi awal dilaksanakan berupa
visual inspection. Dengan dilaksanakannya visual inspection dapat diketahui
kesesuaian barang yang dipesan, diproduksi dan yang dikirim. Visual inspection
ini dituangkan ke dalam Berita Acara Inspeksi Material On Site.

c. Test & Commissioning


Tahap akhir dari serangkaian pekerjaan pengadaan dan pemasangan trash rake
dan kelengkapannya tersebut adalah pelaksanaan pengujian di lapangan berupa
pengujian fungsi dari sistem pemompaan yang disaksikan oleh Penyedia
Barang/Jasa, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

7. Pengukuran dan Pembayaran


Harga Satuan Pekerjaan satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit. Untuk perlengkapan material trash rake yang dipergunakan juga
Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai,
peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

Biaya test dan inspeksi ke tempat pembuatan material pabrikasi (Inspeksi dilakukan
pada awal sebelum material pabrikasi dilakukan bertujuan untuk melihat dan menilai
kelayakan tempat produksi material pabrikasi dan bahan material yang akan
digunakan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

Inspeksi pada saat produksi untuk memastikan material yang digunakan memenuhi
speksifikasi teknik dan ukuran serta bentuk sesuai dengan yang di syaratkan,
inspeksi pada saat akan dilakukan pengiriman ke lokasi kegiatan bertujuan untuk
melihat kesesuaian dan kondisi material pabrikasi dengan kebutuhan yang
disyaratkan).

Perakitan di pabrik, perakitan di lapangan, biaya semua test yang harus dilaksanakan,
54
biaya transportasi sampai ke lokasi proyek, semua ijin-ijin import maupun semua
pajak import juga sudah harus termasuk di dalam Harga Satuan Pekerjaan

Penyedia jasa juga harus sudah memperhitungkan biaya tak terduga yang mungkin
timbul dan sudah harus tercakup dalam Harga Satuan Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan trash rake yaitu :

a. Material trash rake termasuk perlengkapannya sudah selesai dipabrikasi dapat


dibayarkan 30% dari nilai pekerjaan, dengan catatan harus di inspeksi ke tempat
pabrikasi secara bersama antara Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
serta dibuatkan berita acara disertai daftar material yang telah selesai diproduksi.

b. Material trash rake termasuk perlengkapannya tiba di lokasi kegiatan (material on


sitedapat dibayarkan 45% dari nilai pekerjaan) dengan catatan penyedia jasa
sudah mobilisasi material sampai lokasi kegiatan (on site) disaksikan dan
diperiksa bersama oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c. Material trash rake termasuk perlengkapannya jika sudah terpasang sesuai


dengan gambar dan spesifikasi teknis dapat dibayarkan 15% dari nilai pekerjaan.

d. Untuk pembayaran 10% dari nilai pekerjaan yaitu setelah trash rake dilakukan
test operasi dan commissioning disaksikan secara bersama dengan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis disertai dengan penerbitan berita acara dan
penyerahan buku panduan pengoperasian.

V. PEKERJAAN GENSET

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan genset merupakan penunjang untuk operasional pintu air demangan.
Genset digunakan mengoperasikan pompa air, pompa lumpur, pintu air dan trash
rake, sehingga perlu pengaturan mekanikal dan elektrikalnya.

2. Persyaratan Khusus
Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab dalam pekerjaan pengadaan barang
dengan ukuran dan tipe yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam
dokumen tender dan barang tersebut harus terbukti baru, dapat diaplikasikan dan
berfungsi dengan baik, serta mudah dioperasikan secara umum oleh
pemakai/operator.

Suku cadang peralatan harus mudah di dapat dan tersedia di Indonesia untuk
mempermudah operasional dan pemeliharaannya.

Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menyediakan semua sumber daya


berupa tenaga kerja, material dan peralatan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan,
sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam lampiran kontrak dan gambar kerja.

a. Spesifikasi genset
Sebelum proses pengadaan genset tersebut pihak Penyedia barang/jasa harus
memberikan data teknis dan gambar kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan. Secara terperinci spesifikasi
genset yang disyaratkan adalah sebagai berikut:

55
Jenis
No. 80 Kva 1000 Kva
Genset
- Tipe Silent Silent
- Kapasitas 80 KVa 1000 Kva
80 Kva, 150 V, 50Hz, 3 1000 Kva, 380 V, 50Hz, 3
Phase Phase
- Aksesoris Engine Instrumen Panel Engine Instrumen Panel
Silencer Mufler Silencer Mufler
Baterai Baterai
Buku Petunjuk Buku Petunjuk
Pengoperasian Pengoperasian

Penggunaan genset yang 1000 Kva dipakai untuk instalasi pompa air, sedang
genset 80 Kva dipakai untuk instalasi pompa lumpur, pintu air dan trash rake.

b. Spesifikasi Tangki Bahan Bakar


Sebelum proses pengadaan tangki bahan bakar tersebut pihak Penyedia
barang/jasa harus memberikan data teknis dan gambar kepada Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

Secara terperinci spesifikasi tangki bahan bakar yang disyaratkan adalah sebagai
berikut:

No. Jenis Tangki 5000 Liter 10000 Liter


- Material dan
ASTM A36/JIS 3101- SS400 ASTM A36/JIS 3101- SS400
tebal
- Kapasitas 5000 Liter 10000 Liter
- Uji Material Fuel Penetrant Fuel Penetrant
- Aksesoris Inlet, Outlet, Drain, Insp.hole Engine Instrumen Panel
- Design Suhu 100°F 100°F

c. Pengadaan Bahan Bakar Solar


Dalam proses masa pemeliharaan diperlukan material solar sebagai bahan bakar
genset untuk mingguan dan bulanan. Sehingga diperlukan pengadaan bahan
bakar solar sesuai yang ada dalam volume kontrak.

d. Pekerjaan kabel power dan pemasangan tranminasi


Sebelum proses pengadaan dan pemasangan tranminasi tersebut pihak
Penyedia barang/jasa harus memberikan data teknis dan gambar kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

Dalam proses pemasangan genset dan panel maupun ke instalasi panel yang
lain perlu pemasangan kabel. Kabel harus dipasang rapi dan terlindung dari
bahaya mekanis dengan mengunakan kabel lader dan pipa konduit. Kabel yang
digunakan harus berasal dari merk 4 besar dan memiliki standar SNI dan SPLN.
Material ataupun pelaksana instalasi genset harus mengacu pada standar atau
ketentuan pokok seperti :
▪ PUIL, PLN.
▪ Peraturan Keselamatan Kerja
▪ Aturan lain seperti : VDE/DIN dan IEC.
Pengadaan dan pemasangan kabel yang dibutuhkan untuk terminasi yaitu Kabel
NYY 1x240mm², NYY 1x120mm², NYY 4x50mm², NYY 4x4mm², NYYHY
3x2.5mm2. Pemasangan ini ada yang sebagian menggunakan Ladder 300 x 100
+ Cover.
56
3. Jaminan Peralatan/Garansi
Penyedia Barang/Jasa menjamin semua barang yang dipasok dari kerusakan akibat
proses produksi. Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan biaya upah tenaga,
bahan material yang dipakai dan peralatan yang digunakan termasuk dalam
overhead dan profit. Jaminan meliputi:

Jaminan-jaminan tersebut mengacu pada peraturan yang berlaku dan dibuktikan


dengan dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Direksi Teknis dan/atau
Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan dalam proses pelaksanaan item
pekerjaan mekanikal pompa.

Perbaikan dan penggantian suku cadang menjadi tanggung jawab penyedia


termasuk biaya yang ditimbulkan selama masa garansi/jaminan tersebut diatas.
Apabila terjadi kerusakan atas barang/material yang dipasok akibat proses
produksi, maka Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti dengan
material baru dengan spesifikasi yang sama tanpa mengajukan penambahan biaya
pekerjaan.

4. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan genset 80
Kva, pengadaan dan pemasangan genset 1000 Kva, Tangki bahan bakar 10000
liter dan 5000 liter dihitung berdasarkan dalam satuan unit. Pengadaan bahan bakar
solar dihitung berdasarkan dalam satuan liter dan pekerjaan kabel power dan
pemasangan tranmisi dihitung berdasarkan dalam satuan meter (m) sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

VI. PEKERJAAN TANAH

1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui untuk penyelesaian dari
pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah;
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah;
SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis;
SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah;
57
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande;
SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar;
SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah
Untuk Bangunan Sederhana;
SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer;
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah;
SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji.

3. Ketentuan, Persyaratan dan Pelaksanaan


a. Galian
1) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa
dan galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi,
bangunan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan
material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih
lanjut.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan
digali, Metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan,
pengangkutan ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara
sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan


bersama Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sesudah pekerjaan
penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu
yang lain sesuai dengan perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis yang hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan
elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang harus diserahkan
kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk mendapatkan
persetujuan.

Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi di atas untuk selanjutnya


dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan
galian.

Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah di


bawah elevasi galian pekerjaan permanen saluran dan bangunan agar tetap
dalam keadaan yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut
yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera diperbaiki
dengan biayanya sendiri.

Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar
kerja (gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa dengan
58
biayanya sendiri harus menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun
yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi bila pekerjaan galian telah selesai
dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum
pekerjaan lanjutan/bangunan pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan
stockpiling dan pembuangan tanah hasil galian harus sesuai dengan
spesifikasi teknis.

2) Klasifikasi Galian
Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian sebagai berikut:
a. Galian Tanah Biasa.
Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/
endapan, pasir, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan
mudah tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan
termasuk upaya penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian
agar sesuai dengan lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi
sepertiyang telah ditetapkan dalam gambar atau petunjuk/perintah
Direksi, serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi pembuangan
akhir atau lokasi penampungan sementara sebelum dipergunakan
sebagai tanah bahan timbun.

b. Galian Tanah Keras.


Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah cadas yang
dapat digali dengan alat khusus (ripper) termasuk upaya
penanganannya,pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai
dengan lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang
telah ditetapkan dalam gambar atau petunjuk/perintah Direksi, serta
pengangkutan material hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau
lokasi penampungan sementara sebelum dipergunakan sebagai
tanah bahan timbun.

Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya


dilokasi pembuangan akhir/sementara, penghamparan dan
pemadatan, perapihan dan fasilitas drainasi.

Profil galian dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan
dan dipadatkan dan diperiksa Direksi untuk mendapat persetujuan
sebelum bangunan di atasnya, konstruksi beton atau pasangan batu
dilaksanakan, demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian longsor
akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian
Penyedia Jasa.

Bila dalam Metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara


tanah hasil galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut
kelokasi penimbunan permanen sebagai tanggul atau bangunan
permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-
handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk
kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan galian atau timbunan.

3) Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan


Tanah Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated Materials).
a. Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian
59
Bila Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berpendapat bahwa
tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai bahan timbunan sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka tanah hasil galian
tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti
tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.

Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2
(dua) jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi
sebagai tanah bahan timbun, Penyedia Jasa dalam melaksanakan
pekerjaan galian wajib berupaya agar kedua jenis tanah tersebut tidak
bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi akan dipergunakan
dalam konstruksi sesuai dengan perintah.

b. Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut
:
- Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.

Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun :
- Tanah lapis atas yang mengandung banyak
bahan organik;
- Plasticity Index (PI) kurang dari 15%;
- Liquid Limit (LL) lebih dari 50%;
- Batu lunak dan batu keras.

Persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis terhadap


pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan pekerjaan permanen,
tanggul, urugankembali dan lainnya akan diberikan berdasarkan hasil
uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa, tidak hanya persyaratan di atas.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah
dengan kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji
laboratorium (Standard Proctor Test), maka tanah tersebut harus
ditampung untuk sementara waktu dilokasi yang disediakan Penyedia
Jasa dan disetujui Direksi yang dilengkapi dengan fasilitas drainasi,
guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan, pengeringan dan
lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi
persyaratan sebagai tanah bahan timbunan. Kelebihan tanah hasil
galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang disediakan
Penyedia Jasa dan telah disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Penimbunan tanah buangan tidak diperbolehkan
mengganggu lingkungan disekitarnya.

Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil


buangan dengan tanah yang baik bila menurut Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis timbunan hasil galian tersebut berdampak
negatif terhadap lingkungan disekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

4) Pengukuran dan Pembayaran untuk Galian


Pembayaran pekerjaan galian dilaksanakan berdasarkan harga satuan
pekerjaan ini dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

60
Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua biaya untuk pekerja,
peralatan, bahan, pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan
pencegahan dari longsoran tebing, perapian, penampungan sementara dan
pemanfaatannya sebagai bahan untuk timbunan tanah dan pekerjaan
lainnya kecuali bila ditetapkan secara terpisah dalam Daftar Kuantitas dan
Harga ialah jalan akses sementara, relokasi saluran dan pengamanannya,
pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.

b. Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Penyedia Jasa wajib menyampaikan Metode kerja, bahan dan peralatan yang
direncanakan akan digunakan, kepada Konsultan dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan/timbunan tanah kembali
dilaksanakan.Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian
dilokasi bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis . Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil
pekerjaan galian.

Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk
struktur selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan
berdasarkan hasil uji coba yang tergantung dari material/tanah bahan timbunan,
peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.

Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh
lebih dari 30 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -
5% dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 85% s/d 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria
ASTM D-968 dan SNI tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.

Pemadatan dengan menggunakan Baby roller/stamper atau Alat Pemadat yang


disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan sesuai hasil trial
embankment.

Pengukuran untuk pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan
yang tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli.

Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang


tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk:
galian, angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air,
pemadatan, perapian dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta
pekerjaan penunjang.

c. Buangan Tanah Dengan Jarak Tertentu Dan Diratakan


Penyedia Jasa wajib menyerahkan Metode kerja untuk pengangkutan tanah dari
lokasi galian ke lokasi pembuangan (disposal) yang disediakan oleh Penyedia
Jasa, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

61
Metode kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara
mekanis (earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi
tanah.

Harga satuan untuk pekerjaan pengangkutan tanah galian dengan jarak buang
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka penilaian pembayaran
pekerjaan buangan tanah dan diratakan dilakukan berdasarkan harga yang
tercantum termasuk biaya untuk angkutan dan perataan. Pembayaran tersebut
sudah termasuk upah tenaga dan peralatan.

d. Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat
diberi toleransi seperti daftar di bawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
1). Saluran drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
- Permukaan Dasar : - 5 Cm, + 0 Cm
- Lebar Dasar : - 0 Cm, + 5 Cm
- Lebar Puncak : - 0 Cm, + 5 Cm
- Jalur `: ± 5 Cm
- Kemiringan memanjang : ± 0,1%

2). Jalan
- Permukaan Jalan : - 0 Cm, + 5 Cm
- Lebar Jalan : - 0 Cm, + 10 Cm
- Jalur : ± 5 cm

3). Galian bangunan


- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

e. Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai


Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dan untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa menggunakan laboratoriumnya di lapangan
atau laboratorium lain yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis dengan disaksikan/diawasi oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis .

Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test)
pada dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi
sebelum dilakukan pengecoran beton.

Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan dan
Direksi untuk dikaji dan disetujui.

Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci
sesuai ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis atau mengikuti tabel sebagai berikut :

Uji laboratorium untuk pekerjaan tanah :

62
Nilai yang di Frekuensi Uji
Uji Laboratorium Metode Baku syaratkan Laboratorium
ASTM C127 1.Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 - timbunan digunakan
ASTM D 854 2.Sesudah kejadian:
JIS 1203 or - (i) setiap 50.000 m3 atau
Natural Moisture ASTM ZD (ii) sekali setiap
Content 2216- 51 bulan
(iii) perubahan lokasi
Liquid Limit ASTM D423 - borrow-pit setiap ada
Moisture/Density ASTM - perubahan
Relationship D2216 tanah bahan
Unconfined timbunan Sesuai
Compression Test JIS 1216 - petunjuk Engineer
Permeability Test
Untuk 1. Setiap 10 km panjang
AASHTO T193 perkerasan subgrade atau setiap
jalan 30% seksi/bagian panjang jalan.
minimum 2. Perkerasan Jalan: (i)
untuk setiap
sumber material baru
California Bearing (ii) paling sedikit
Ratio (CBR) sekali sebulan.

Cone Penetration Pada setiap dasar galian


Test AASHTO T206 - untuk bangunan

* 2 kali sehari (pagi, sore)


Field Density Test ASTM D156 > 95% MDD pada setiap
lokasi pekerjaan, atau
setiap 250 m³
pekerjaan rehabilitasi
* saluran, atau

* sesuai perintah PPK


Field Moisture Test ASTM OMC + 3%, -
D2216 5%

VII. PEKERJAAN BETON

1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton
bertulang beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai
kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
63
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus
dan Kasar;
SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar;
SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton;
SNI 03-1973-1990 : Metode Pengujian Berat Isi Beton;
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton;
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles;
SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton
Segar;
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk
Campuran Beton;
SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur;
SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton;
SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti;
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium;
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton;
SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland;
SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland;
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton;
SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar
Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah;
SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal;
SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton;
SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat;
SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural;
SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
Terhadap Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat;
SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar;
SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium;
SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi Ringan di
Lapangan;
SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan
dengan Agregat Ringan;
SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton;
SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat;
SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang
Lolos No.200 (0,075 mm);
SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji
Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung;
SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Patahan Balok Bekas Uji Lentur;
SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar;
SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio
Poison Beton dengan Kompresor Ekstensometer;
SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr;
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua
Titik Pembebanan;
64
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai;
SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton
Keras Yang Memakai Semen Hidrolik;
SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton
Segar dengan Titrasi Volumetri;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Portland;
SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Volumetri;
SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton
Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan;
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan;
SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan;
SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung;
SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan
Beton;
SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan
Perubahan Panjang, Pasta, Mortar Dan Beton Semen Yang
Sudah Mengeras;
SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder
Beton;
SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan
Cetakan Silinder Di Dalam Tempat Cetakan;
SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding;
SNI 06-6430.1- : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton dengan
2000 Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6430.2- : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk Beton
2000 dengan Agregat Praletak di Laboratorium;
SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik;
SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat;
SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton
pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan Pada
Umur Berikutnya;
SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural;
SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air pada
Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di
Laboratorium;
SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat
Praletak (Metode Pengujian Corong Alir);
SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode
Maturity;
SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan
Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton;
SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot;
SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk
Tulangan Beton;
SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk
Tulangan Beton;
SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton;
SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton;
SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur;
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton;
65
SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat;
SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat.

3. Istilah dan Definisi


a. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm;

b. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm


sampai 31.5 mm;

c. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran
beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan;

d. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat;

e. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3;

f. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa
saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).

g. Construction joint adalah sambungan konstruksi beton.

h. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan.

i. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda
uji.

j. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.

k. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium
yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.

l. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.

m. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung
silica amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.

n. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif dari
beton segar.

o. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran


dengan cukup banyak dan sangat berbeda.

4. Ketentuan dan Persyaratan

66
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan beton, Begisting, rubber joint filler dan pipa suling-suling
harus memuat :
a. Toleransi
1) Bangunan Beton
a). Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar.
- Terlihat : 1 cm setiap 3 m
- Tertimbun : 5 cm setiap 3 m

b). Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar,


lantai, dinding, balok dan sebagainya.
- Minus : 1 cm
- Plus : 5 cm

c). Penyimpangan pada plat jembatan


- Minus : 1 cm
- Plus : 2 cm

d). Dasar Pondasi


Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
- Minus : 1 cm
- Plus : 5 cm

e). Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,


terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.

f). Pengurangan ketebalan : 5%


- Penyimpangan lokasi dan ukuran lantai dan dinding yang terbuka :
5 cm;

- Penyimpangan dari garis gunting pada sisi dinding tembok untuk


pintu dan bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%.

g). Penempatan tulangan baja


- Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%;
- Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm.

h). Perletakan b e t o n pra cetak


- Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari
panjang beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm;

- Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang


beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm;

- Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang


ditempatkan vertikal tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

2) Rubber Joint Filler, t = 10 mm


a) Ketentuan Umum
Pekerjaan sekat elastis joint dipasang atau diisikan didalam sambungan
antara joint pasangan batu/beton sepanjang sesuai dengan yang tertera
pada gambar kerja. Rubber joint berbentuk dan berdimensi serta tebal
67
sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja serta terbuat dari bahan
karet yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Tegangan putus lebih dari 20 kg/cm2 JIS K 6301 (tensile strength);
- Batas ulur lebih dari 100 % (ultimate Elongation);
- Kekerasan (Hardnees) lebih dari 50 Hs JIS K6301-52;
- Absorsi Air (Water Absorption) kurang dari 0,5 % JIS A9511;
- Pemulihan (Recovery) lebih dari 90 % ASTM D544-48;
- Padat Nyata (Apparent Density) lebih dari 0,3 g/cm3.

b) Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan bangunan jadi yang telah diperiksa/disetujui Konsultan dan
disahkanDireksi serta diperhitungkan dalam satuan m2 yang telah
terpasang.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah


harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan, sesuai dengan daftar kuantitas harga.

5. Persyaratan Bahan
a. Bangunan Beton
1). Semen
i. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila menggunakan
bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka
gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis Pekerjaan;
ii. Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen,
maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.

2). Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air yang diusulkan dapat digunakan
jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
memenuhi karakteristik kuat tekan yang ditentukan.

3). Agregat
i. Ketentuan Gradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan;
- gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan;
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja
tulangan atau antara baja tulangan dengan begisting, atau celah-
celah lainnya di mana beton harus dicor.
ii. Sifat-sifat Agregat

68
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai;
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur
yang berhubungan.

4). Bahan Tambah


Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja
beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk
halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton dengan
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

5). Bahan Kimia


Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam j u m l a h tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan
standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah
dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :
- Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan
pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam
campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk
meningkatkan workability ada angka water-cement rasio yang telah
ditetapkan.

- Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan


Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen,
sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah
jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana
waktu pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat
pendek dikarenakan suhu yang tinggi.

- Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan


Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen,
yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat
kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton
precast (dimana perlu pelepasan Begisting secepatnya), atau pekerjaan
perbaikan yang sangat penting.

- Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan memperlambat


waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton
mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi
density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan
sangat berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton yang lama ke
tempat pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat panas dan
menghindari cold joint.

- Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan mempercepat


waktu pengikatan.

69
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan
kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih
tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada
precast karena memungkinkan pelepasan Begisting lebih awal dan
dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana kekuatan awal sangat
diperlukan.

- Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizr.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air
dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe
A, D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow
concrete) untuk menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar
dan beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.

- Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka


tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B, tetapi
slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang
menggunakan superplasticizer.

b. Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti fly ash,
pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton.
Bahan tambah yang digunakan harus sesuai atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c. Rubber Joint Filler, t = 10 mm


1). Ketentuan Umum
Pekerjaan sekat elastis joint dipasang atau diisikan didalam sambungan
antara joint pasangan batu/beton sepanjang sesuai dengan yang tertera pada
gambar kerja. Rubber joint berbentuk dan berdimensi serta tebal sesuai
dengan yang tertera pada gambar kerja serta terbuat dari bahan karet yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Tegangan putus lebih dari 20 kg/cm2 JIS K 6301 (tensile strength);
- Batas ulur lebih dari 100 % (ultimate Elongation);
- Kekerasan (Hardnees) lebih dari 50 Hs JIS K6301-52;
- Absorsi Air (Water Absorption) kurang dari 0,5 % JIS A9511;
- Pemulihan (Recovery) lebih dari 90 % ASTM D544-48;
- Padat Nyata (Apparent Density) lebih dari 0,3 g/cm3.

2). Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
bangunan jadi yang telah diperiksa/disetujui Konsultan dan disahkan
Direksi serta diperhitungkan dalam satuan m2 yang telah terpasang.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan, sesuai daftar kuantitas dan harga.

d. Persyaratan Kerja
1). Pengajuan Kesiapan Kerja

70
a). Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang
akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini;

b). Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-


masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai;

c). Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil


pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis sehingga data tersebut
selalu tersedia apabila diperlukan;

d). Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 7 hari,
14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran;

e). Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan


terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus
memperoleh persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai;

f). Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan/atau Direksi


Teknis secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran
atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya
paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang
disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan
yang digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya;

2). Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta
ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan
dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan
di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak
ke arah atas;
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena
sinar matahari dan hujan pepanjang waktu pengecoran;

c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis


agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3). Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan
pengecoran jika :
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam;
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

4). Pencampuran dan Penakaran


a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes
campuran
71
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis , yang
menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

5). Permukaan Tampak


a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih
dan tidak keropos;

b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat;

c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap


beton yang kelihatan cacat harus diperbaiki dengan cara seperti yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis atas biaya
Penyedia Jasa.

6. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Bongkaran Beton dan dibersihkan
Beton bekas bongkaran harus dan harus dibuang di luar lokasi pekerjaan.
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan diperhitungkan
3
dalam satuan m .

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Overhead dan
profit.

b. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
i. Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi, dan harus merapikan
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat
menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus
disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat
diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman;

ii. Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh
begisting, tulangan dan benda lain yang harus berada di dalam beton
(seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

72
iii. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, maka bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus
dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi Teknis.

iv. Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan memeriksa


seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan begisting, baja tulangan atau pengecoran beton.

v. Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi


ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

vi. Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari


resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa
juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena
air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.

b) Cetakan Beton/Pekerjaan Begisting


i. Cetakan/begisting harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi
dan membentuk beton sesuai dengan keinginan.
Cetakan/begisting dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam
gambar.

ii. Cetakan/begisting harus diperkuat dan ditopang agar mampu


menahan berat sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban
konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.

iii. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sebelum
memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut
kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk disetujui,
tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.

iv. Permukaan cetakan beton/begisting yang berhubungan dengan


beton harus bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau
cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah sambungan
cetakanbeton harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang di bawah pengaruh kelembaban beton
tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah– celah harus
diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen.
Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.

v. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,


pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.

73
vi. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan/begisting. Tidak diperbolehkan
membuat lubang di dalam beton tanpa persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

vii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan/begisting


tidak diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.

viii. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah


cetakan/begisting dibongkar.

ix. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya


tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan/begisting yang menempel dengan beton
harus dilumasi dengan minyak begisting untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.

x. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang


dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai
mengenai besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian
semua celah– celah cetakan/begisting yang telah diisi harus
dibersihkan dan dikeringkan.

xi. Bila cetakan beton/begisting dibuat dan siap untuk pengecoran


maka harus diperiksa oleh Konsultan dan Direksi. Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan/begisting belum disetujui
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Konsultan Supervisi


dan/atau Direksi Teknis sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat)
jam sebelum cetakan/begisting siap untuk diperiksa.

xiii. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan cetakan/begisting


berdasarkan atas satuan m2 permukaan beton yang dipasang
cetakan/begisting pada semua mutu beton kecuali pada beton lantai
kerja.

xiv. Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk pemasangan,


pembongkaran secara hati-hati dan pembuangan, bahan, upah
tenaga, peralatan.

xv. Perancah (Penyangga)


Perancah / penyangga harus dilaksankan dalam kedudukan yang baik
untuk menyangga Begisting sebelum menempatkan adukan beton
dan harus dipertahankan tidak terjadi goyangan akibat beban berat
beton basah selama penyiraman atau beban-beban yang lain.

Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan
dalam harga satuan per meter persegi (m2) untuk pekerjaan Begisting
lantai beton expose, Begisting dinding beton expose dan Begisting
dinding beton dengan Perancah seperti ditentukan sesuai dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

74
c) Pencampuran Beton
i. Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.

ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur


28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti
tabel di bawah ini :

Tipe Campuran Kuat tekan Kuat tekan Ukuran Nilai factor Perkiraan
Beton umur 7 hari umur 28 agregat air semen kebutuhan
(kg/cm 2) hari maksimum maksimum semen
(kg/cm 2) (mm) (%) (kg/m 3)

fc’ = 26,4 MPa 195 300 20 50 400


(K-300)
fc’ = 19,3 Mpa 147 225 40 (20) 50 330 (350)
(K-225)
fc’ = 14,5 Mpa 114 175 40 50 310
(K-175)
fc’ = 9,8 MPa 62 125 40 57 250
(K-125)
fc’ = 7,4 MPa 65 100 40 60 200
(K-100)
Tabel.1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan

iii. Proporsi campuran untuk masing–masing klasifikasi beton di atas


akan diberikan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
berdasarkan hasil–hasil test percobaan campuran yang dikerjakan
Penyedia Jasa.

iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen
yang sekecil mungkin dengan persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.

v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi


dan/atau Direksi Teknis, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum di tempatkan. Keseragaman
kekentalan beton pada setiap adukan perlu dilakukan Uji Slump dari
pada adukan beton dan harus mengikuti tabel sesuai SNI, setelah
beton diendapkan.

d) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan dan Direksi. Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara
tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing
bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
75
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila
perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan – pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–
perubahan kadar air dari agregat, serta merubah berat material–
material yang ikut tercakup.

iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut


dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang
diukur dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat
juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang


standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek
operasi dan tiap–tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga
pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan.

e) Mesin Pengaduk Beton


i. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit,
kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.

ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu


pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat
menit pada setiap penambahan 0,5 m3 .

iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

iv. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum


melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah
pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah
aus menjadi 2 cm.

f) Truk Pencampur
i. Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.

ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah


bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan
satu jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.

76
iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang
cepat mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

g) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia


i. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali
jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin
pencampur setelah mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus
dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak
dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak ada
kehilangan air dari adukan

iii. Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan


kering sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan
berangsur-angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali
diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali
sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran

2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
i. Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6
jam (final setting).

ii. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu


beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa begisting, tulangan
dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, begisting harus


dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang
tidak meninggalkan bekas.

iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga


penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran.

v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,


berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan di bawahnya, adukan beton digetar dari lapisan
bawah dengan alat penggetar (vibrator).

77
vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan
perancah belum diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis secara tertulis.

vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai


terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, ketebalan spesi disesuaikan dengan desain
rencana struktur atau sesuai persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari


yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus
selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk,
kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama
pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor di atas
beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali
jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian

x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan


harus ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis .

xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat


kasar atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan
beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.

xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Beton yang dicor ditempatkan langsung
pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan
butiran dan penggeseran tulangan beton, begisting, atau bagian –
bagian yang tertanam, serta membentuk lapisan– lapisan yang
tidak lebih tebal dari 40 cm padat.

xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan


ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan


kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk menjatuhkan ke
tempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi
dengan sekop sebelum dicorkan.

78
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis dan harus dikerjakan secara menerus sampai
dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur
untuk mencapai target tersebut.

b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam
atau dari luar begisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai.
Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam begisting.

ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan


semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi
tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung
udara terisi.

iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada
hasil pemadatan yang diperlukan.

iv. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan


beton di dalam begisting harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton
yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang
menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus
ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton
sudah mengkilap.

v. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3 /jam, maka harus digunakan


alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.

vi. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai


sebelum terjadi waktu ikat awal (initial setting).

3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap
jenis bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Sambungan pelaksanaan
tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen- elemen bangunan
kecuali ditentukan demikian.

b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua


sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang
dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser
minimum.

79
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan
tetap monolit.

d) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang


diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

e) Atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, bonding


agent yang dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan
pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.

f) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton berdasarkan atas satuan


m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar rencana. Penilaian
pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga, peralatan,
biaya tes dan perawatan beton.

4) Pekerjaan Pondasi Beton


a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan
tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada
sesuai dengan permintaan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang


dicor bersih dari genangan air.

c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Konsultan


Supervisi dan/atau Direksi Teknis memeriksa dan menyetujui persiapan
pekerjaan pondasi tersebut.

d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya


disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Ketebalan
lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan gambar atau atas
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

e) Jika tidak ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
sebelum melakukan pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus
disiram air semen setelah bersih.

f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan


dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen
ditempatkan di atasnya.

g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen– pasir


yang sama dengan perbandingan mix design yang telah disepakati.

h) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton pondasi berdasarkan


atas satuan m3 beton yang terpasang sesuai dengan gambar rencana.
Penilaian pembayaran tersebut sudah termasuk bahan, upah tenaga,
peralatan, biaya tes dan perawatan beton.
80
7. Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Begisting yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar,
atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.

- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, begisting yang digunakan untuk


pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam
waktu minimal 24 jam setelah pengecoran bila pengecoran menggunakan
aditif sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis,
tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.

b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)


- Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran begisting dan dapat memerintahkan
penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan
mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang- lubang kecil dan lekukan
dengan adukan semen.

- Penyedia harus segera melakukan pembersihan seluruh perangkat kawat


atau logam yang telah digunakan untuk memegang begisting, dan
begisting yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong
kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.

- Jika Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis menyetujui pengisian


lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian
yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta
(semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari
satu bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut
harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai
penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non
shrinkage cement).

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis :
- Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus
digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian
yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus
diselesaikan secara manual sampai rata dengan menggerakkan perata
kayu secara memanjang dan melintang, atau dengan cara lain yang
sesuai sebelum beton mulai mengeras.

- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk


trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara
81
lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis , sebelum beton mulai mengeras.

- Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gerinda yang agak kasar (medium),
dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya.
Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai
dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton.
Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas begisting,
ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal di tempat.

- Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembongkaran cetakan beton


sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan cetakan beton/ begisting.

d) Perawatan Beton
1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin
dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.

ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai


mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya
dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap
air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua
bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap air harus menempel
pada permukaan yang dirawat.

iii. Jika begisting tidak dibongkar maka begisting tersebut harus


dipertahankan dalam kondisi basah sampai begisting dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.

iv. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari.

2) Perawatan dengan Cara Lain


i. Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton
segera sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan.
Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung sebelum
lapisan membran cukup kering, atau seandainya lapisan membran
rusak maka harus dilakukan pelapisan ulang lagi.

ii. Selimut kedap air


Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton dengan
bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah kehilangan
kelembaban ari permukaan beton. Beton harus basah pada saat
82
lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran bahan ini aman untuk
tidak terbang/pindah tertiup angin dan apabila ada kerusakan/sobek
harus segera diperbaiki selama periode perawatan berlangsung.

iii. Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan
sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang
diperlukan beton dalam masa perawatan.

3) Pengukuran dan pembayaran pekerjaan perawatan beton sudah termasuk


dalam harga satuan pekerjaan beton.

8. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, begisting.
1) Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
harus diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan pada Pekerjaan Beton dan Begisting.

2) Pengawasan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus menempatkan seorang
personal khusus yang mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja.

3) Perencanaan Campuran
(1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran begisting diperoleh permukaan yang rata, halus dan
padat.

b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat


tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, bila pengambilan contoh, perawatan dan
pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI
03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.

c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di


bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari
hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-
tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

83
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima sebagaimana yang disyaratkan. Kekuatan beton dianggap
lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian
benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil
dari kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh dari rumus yang
diuraikan.

d) Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dapat pula menghentikan


pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil
tindakan perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar
hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari harus memenuhi rasio kuat
tekan 55 %. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari
diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu
tersebut Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menelaah
kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintahkan tindakan perbaikan.

e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat


mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan
tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton
umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sepakat dengan perbaikan tersebut.

(2) Penyesuaian Campuran


a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen
yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat
tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton
yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain
tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk meningkatkan sifat kelecakan
hanya diijinkan bila telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Konsultan
dan Direksi menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan
proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan
baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.

d) Bahan Tambahan (admixture)


84
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk
tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian
campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini
harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.

Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat


halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti
abu terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron
furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai
bahan utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa
hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang
diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton,


maka bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton.
Bahan tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan
kinerja beton segar (fresh concrete).

Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai


berikut:
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan;
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi);
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan


tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-
keperluan sebagai berikut :

- Meningkatkan kekuatan pada beton muda;


- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal
yang tinggi;
- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut;
- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton;
- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton);
- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat;
- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama;
- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan;
- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.

85
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan
secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai manual
penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang baik, agar
pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai secara
merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa
dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkan menurunnya kinerja
beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapat menimbulkan kerusakan
pada beton.

(3) Pelaksanaan Pencampuran


a) Penakaran Agregat
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk
mutu beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai
SNI 03-3976-1995.

Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran


harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

(ii). Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering


permukaan (SSD-Saturated Surface Dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai
dengan kondisi agregat di lapangan.

Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan


dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat
dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum penakaran
untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.

(iii). Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang


masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan
agregat pada perangkat ready mix.

b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.

(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah
air yang digunakan dalam setiap penakaran.

(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,


pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur
dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk
menyempurnakan campuran.

(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan
ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan
86
harus sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran
tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3
atau kurang harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar
waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

(v). Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Konsultan


Supervisi dan/atau Direksi Teknis dapat menyetujui pencampuran
beton dengan cara manual dan harus dilakukan sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton
dengan cara manual harus dibatasi hanya pada beton non-
bangunan.

(4) Pengujian Campuran


a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus dilaksanakan
pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus
dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Nilai slump pada setiap
campuran tidak boleh berada di luar rentang nilai slump (± 2 cm) yang
disyaratkan.

b) Pengujian Kuat Tekan


(i). Penyedia Jasa harus membuat sejumlah benda uji untuk pengujian
kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap
kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang
dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.

(ii). Untuk keperluan frekuensi pengujian kuat tekan sesuai dengan


SNI 03-2847-2002 dan persetujuan konsultan supervisi dan/atau
direksi teknis sebagai berikut :

(1) Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap


harinya haruslah dari satu contoh uji per hari, atau tidak kurang
dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton, atau tidak kurang
dari satu contoh uji untuk setiap 500 m2 luasan permukaan lantai
atau dinding.
(2) Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah
sedemikian hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh
7.6(2(1)) hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton
kurang dari 5 untuk suatu mutu beton, maka contoh uji harus
diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih secara acak atau
dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang
digunakan adalah kurang dari lima.
(3) Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang
dari 40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila
bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh
pengawas lapangan.
(4) Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata
dari dua contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang
sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang
ditetapkan untuk penentuan f ' .

87
(iii). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.

(iv). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji
dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut
harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.

(v). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah
0,85 fc’.

(vi). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil
uji kuat tekan berikutnya, dan langkah- langkah lain untuk
memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak
membahayakan.

(vii). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan
suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan
berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus
diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang
tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang
meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di
atas.

(viii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata- rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari
0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai
kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton
saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton
yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari,
atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan
koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.

c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis. Pengujian tambahan tersebut meliputi :

(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);

(ii). Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang


dipertanyakan;

(iii). Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;

88
(iv). Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

(5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan, atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi
ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan,
harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis;

b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum


dikerjakan;

c) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;

d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh


pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus;

e) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian
tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk
melaksanakannya;

f) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail
rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis sebelum memulai pekerjaan.

(6) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dengan mutu beton K-100, K-175, K-225 dan K-
300 yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan beton
harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a) Pengukuran
1) Pengukuran Pekerjaan Beton
(i). Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (M3) pekerjaan
beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dengan batas
toleransi yang diijinkan dan dibayar ukuran minimal yang masih
masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis
tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam
seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau
lubang sulingan (weephole).

(ii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.

89
(iii). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton
Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis untuk fc’=7,4 Mpa (K-
100), fc’=14,5 MPa (K-175), fc’=19,3 MPa (K-225) dan fc’=26,4 MPa
(K-300). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

2) Pengukuran untuk Pekerjaan Beton yang Diperbaiki


(i). Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.

(ii). Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan
beton.

b) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang tertera dalam gambar kerja, akan dibayar pada Harga
Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Harga.

LAMPIRAN
No. Macam Pengujian Volume Contoh
(Liter)
1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28

Tabel A. Jumlah pengambilan contoh beton segar

Ukuran Ayakan
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inchi Standart Kasar
(m) (cm) Halus
# 467 # 56 # 67 #7
2 50,8 - 100 - - -
11/2 38,1 - 95 – 100 100 - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 – 70 - 90 – 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 100
3/8 9,5 100 10 – 30 - 20 – 55 90 – 100
Ø4 4,75 95 – 100 0–5 0 – 10 0 – 10 40 – 70
Ø8 2,36 80 – 100 - 0–5 0–5 0 – 15
90
Ø16 1,18 50 – 85 - - - 0–5
Ø50 0,300 10 – 30 - - - -
Ø100 0,150 2 - 10 - - - -

Tabel B. Ketentuan Agradasi Agregat

Kuat Tekan Minimum


Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
Mutu Beton (MPa) F15 – 30 cm (Kg/cm2)
15 x 15 x 15 cm3
fc’ Sbk’
(MPa) (kg/cm2 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
31,20 K-350 21,0 29,0 250 350
26,40 K-300 18,0 25,0 215 300
21,70 K-250 15,0 21,0 180 250
19,30 K-225 13,0 19,0 147 225
14,50 K-175 9,5 14,5 115 175
9,80 K-125 7,0 10,0 80,0 125
7,40 K-100 5,8 8,3 65,0 100

Tabel C. Ketentuan sifat campuran

9. Besi Tulangan
a. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan
besi ulir yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60
atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength 45-57 45-57
(kg/mm2)
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau


Direksi Teknis untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan
menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi
pekerjaan.

Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta
Konsultan dan Direksi dengan prosedur baku uji yang disetujui Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada
seluruh panjangnya dengan yang disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

91
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari
besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari
2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari
karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

b. Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar
besi dan pembengkokannya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi
pekerjaan.

c. Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan
ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah
disepakati. Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan


beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak
dengan kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan
tebal sesuai dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus


dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang
dapat melemahkan ikatan dengan beton.

Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

d. Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada
gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Teknis.

Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan


lainnya tidak diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang
mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus
tidak kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk
92
penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat
dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi
ketentuan.

e. Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

f. Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat Kg untuk
setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat
yang dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang
ditunjukkan dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan
JIS G3112 harus diikuti sebagai berikut:

Besi Bulat Ulir

Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32

Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Tabel D. Berat Besi Bulat-Ulir

Besi Bulat-Polos

Diameter
(mm) Ø8 Ø 10 Ø 12 Ø16 Ø19 Ø22 Ø25 Ø 28 Ø 32
Berat
(kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Tabel E. Berat Besi Bulat-Polos

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas,
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan menetapkan berat besi tulangan
yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau
JIS.

Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat


dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan
diperhitungkan dalam pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan


yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah
termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan,
pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang
disebut dalam Spesifikasi ini.

10. Pengadaan dan Pemasangan Rubber Joint 10 mm


93
a. Ketentuan Umum
Pekerjaan sekat elastis joint dipasang atau diisikan di dalam sambungan
antara joint pasangan batu/beton sepanjang sesuai dengan yang tertera pada
gambar rencana. Rubber joint berbentuk dan berdimensi serta tebal sesuai
dengan yang tertera pada gambar rencana serta terbuat dari bahan karet yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Tegangan putus lebih dari 20 kg/cm 2 JIS K 6301 (Tensile Strength);
- Batas ulur lebih dari 100 % (Ultimate Elongation);
- Kekerasan (Hardnees) lebih dari 50 Hs JIS K6301-52;
- Absorsi Air (Water Absorption) kurang dari 0,5 % JIS A9511
- Pemulihan (Recovery) lebih dari 90 % ASTM D544-48
- Padat Nyata (Apparent Density) lebih dari 0,3 g/cm3.

b. Sebelum pemasangan rubber joint filler dilaksanakan, Kontraktor harus


menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan, disertai dengan sertifikat
pengujian, spesifikasi dari pabrik dan cara-cara pemasangan yang diperlukan/
diinginkan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

Rubber joint filler yang dipakai dengan tebal 10 mm atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Untuk pekerjaan parapet dan revetment
beton maupun pasangan batu setiap 10 m’ (sesuai gambar rencana), harus
diberi deletasi dari rubber joint filler selebar pasangan tersebut. Untuk
pekerjaan parapet setiap panjang 10 m’ (sesuai gambar rencana), harus diberi
deletasi dari rubber joint filler selebar pasangan tersebut. Penilaian
pembayaran pekerjaan rubber joint filler tersebut berdasarkan atas satuan m2.

c. Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
bangunan jadi, yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis, dan diperhitungkan dalam satuan m 2 yang telah terpasang. Harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan,
“overhead” dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan
pekerjaan.

VIII. PEKERJAAN PEMANCANGAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemancangan meliputi penyediaan material tiang pancang dan
pemancangan, pekerjaan pancang disini adalah untuk pekerjaan pondasi
bangunan. Sebelum pekerjaan pondasi bronjong, pondasi beton maupun pondasi
sayap dilaksanakan seperti yang tercantum pada gambar rencana maka terlebih
dahulu dilakukan pekerjaan pancang, guna memperkokoh kedudukan bangunan.

2. Pekerjaan Pengadaan dan Pemancangan Tiang Pancang Beton


1). Bahan Baku
Semua bahan baku tiang pancang beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil,
besi tulangan mengikuti persyaratan bahan dan material untuk beton. Sebelum
membeli/memesan tiang pancang Penyedia Jasa harus memberikan informasi
tentang kapasitas produk, proses pembuatan dan pabrikan yang membuat
secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

94
Kekuatan tiang pancang pada umur 28 hari minimal harus 500 Kg/cm 2, dan
tulangan harus mengikuti ketentuan :

- Prestress steel breaking strength 160 kg/cm 2


- Reinforcement steel bar quality SD – 40

2). Pengangkutan
Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang
selama pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan
selama pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang
pancang, Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis berhak menolak tiang
pancang tersebut. Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah


kerusakan pada tiang pancang dan komponen-komponennya mulai saat
pengangkatan, pengangkutan, penyimpanan, pemasangan sampai dengan
pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus diganti baru oleh Kontraktor
dengan biaya Kontraktor sendiri.

3). Pada umumnya, tiang pancang dengan panjang maksimum harus


dipergunakan. Dalam keadaan tertentu penyambungan (“splice”) tiang pancang
akan diperbolehkan. Metode penyambungan (“splice”) harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

4). Sebelum mendatangkan peralatan pemancangan ke lokasi. Kontraktor harus


menyerahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk mendapatkan persetujuan jenis peralatan dan motode
pemancangan yang diusulkan oleh Kontraktor yang akan dipergunakan.

5). Pemukul yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang baja harus
berbobot tidak boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala pemancang dan
tiang pancang. Pemukul tiang pancang, pemukul uap, udara atau diesel yang
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis yang menghasilkan cukup
tenaga untuk menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi
tidak kurang dari 3.2 mm setiap pukulan.

6). Pada tiap akhir dari pemancangan harus disisakan 0.50 m untuk dikupas dan
besi dari tiang pancang harus dimasukkan dalam pondasi kontruksi yang akan
dibangun.

7). Kepala dari semua tiang pancang beton bila keadaan pemancangan sedemikian
rupa sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya
harus diberi pelindung tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang
sesuai di atas kepala tiang pancang dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis.

8). Untuk semua tipe tiang pancang, kepala tiang, sendi atau peralatan lain yang
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang
pancang dapat dipancang tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang.

9). Metode/cara pemancangan tiang pancang tidak boleh berlebihan dan tidak
sewajarnya, sehingga mengakibatkan hancur dan rusaknya beton atau
95
perubahan bentuk. Usaha-usaha yang dilaksanakan pada tiang pancang untuk
memaksanya dalam posisi yang benar bila atas pertimbangan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis terlalu berlebihan tidak akan diperbolehkan.
Tiang pancang yang rusak karena cacat pada saat atau karena kesalahan
pemancangan atau dipancang tidak pada lokasi yang benar atau dipancang di
bawah elevasi yang diterapkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor sendiri dengan salah satu dari metode berikut yang disetujui oleh
Direksi untuk tiang pancang yang diragukan :

- Tiang pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila
perlu dengan yang lebih panjang;

- Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang


yang rusak;

- Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila


tidak ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang
ditambahkan untuk menanam tiang pancang dengan benar. Semua tiang
pancang yang terdorong ke atas disebabkan pemasangan tiang pancang
didekatkan atau oleh sebab lainnya harus dipancang ke bawah lagi;

- Tiang pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak
atau retak memanjang sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu
cacat yang menurut pendapat Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang pancang.

10). Pencatatan pukulan tiang pancang, jumlah pukulan pemukul (“hammer”) pada
tiang pancang beton dan kedalaman penetrasi setiap pukulan harus dicatat
untuk memastikan daya dukung lapisan tanah dan ditentukan oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Kontraktor harus menyediakan alat pancang
yang sesuai untuk mencatat tiang pancang beton pada setiap pukulan
“hammer”. Untuk menghitung jumlah pukulan, penghitung digital atau suatu alat
lain yang disetujui untuk mencatat harus disediakan.

Tempat-tempat yang elastis dan plastis sebagai hasil dari setiap pukulan dapat
dicatat dengan mempergunakan penggaris yang lurus dan kuat di atas selembar
kertas yang ditaruh di atas tiang pancang dan menggoreskan sebuah pensil
sepanjang penggaris pada saat pukulan untuk mencatat pada kertas tempat-
tempat, yang elastis dan plastis sebagai hasil pukulan. Berdasarkan
pemancangan yang dibuat, Kontraktor harus menghitung daya dukung lapisan
tanah, yang dijumpai dan membuat laporan kepada Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis akan
memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk mengakhiri atau meneruskan
pemancangan sampai daya dukung yang dikehendaki tercapai.

11). Uji Tiang Pancang (Percobaan Pembebanan)


Bila dikehendaki dalam spesifikasi atau diperintahkan oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis, Kontraktor harus memancang tiang pemancang
sepanjang yang ditentukan pada lokasi yang diperintahkan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Teknis untuk memastikan jumlah dan panjang dari tiang
pancang.

96
Tiang pancang tersebut harus lebih panjang dari pada panjang perkiraan yang
didesain untuk menampung adanya variasi di dalam kondisi tanah. Jumlah dari
tiang pancang uji harus diputuskan oleh Direksi, tetapi tidak boleh kurang dari
satu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap pondasi. Beban uji pada tiang pancang
akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Kontraktor
tidak boleh mengadakan tiang-tiang pancang tersebut sebelum Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis menyetujui jumlah dan panjang dari tiang-
tiang pancang yang diusulkan berdasar hasil uji tiang pancang oleh Kontraktor.

12). Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengadaan SCP dan FCSP didasarkan
atas satuan m’ (material on site dapat diprogreskan dan dapat dibayarkan
maksimal 70% dari total jumlah material yang didatangkan sesuai SSUK dan
SSKK dalam dokumen kontrak) dengan catatan penyedia jasa sudah mobilisasi
material sampai lokasi pekerjaan (on site) disaksikan dan dihitung bersama oleh
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Penilaian tersebut sudah termasuk bahan, pengadaan alat pancang,


pemancangan, pemotongan/penyambungan, pembersihan sisa pancang,
peralatan bantu, upah tenaga kerja dan sebagainya.

3. Pekerjaan Pengadaan dan Pemancangan Flat Concrete Sheet Pile (FCSP)


FCSP yang dipakai tipe flat dengan ukuran lebar 0.32 x 0.50 dan panjang sesuai
dengan gambar kontrak dan terbuat dari beton bertulang prestressed yang
mempunyai kuat tekan beton 500 kg/cm 2 yang mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

4. Pekerjaan Pengadaan dan Pemancangan Square Concrete Pile (SCP)


SCP yang dipakai tipe square dengan ukuran lebar 0.40 x 0.40 dan panjang sesuai
dengan gambar kontrak dan terbuat dari beton bertulang prestressed yang
mempunyai kuat tekan beton 500 kg/cm2 yang mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

IX. PEKERJAAN PASANGAN


1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan
pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
pasangan batu dan adukan semen.

Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu, pasangan batu bata, plesteran,
acian dan rooster. Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan yang disetujui sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam pada gambar kerja sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
97
Chlorida)
- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam Beton
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

American Standard Test Method


- ASTM C 91 : Masonry cement
- ASTM C 207 : Hydrated Lime

- ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry


- ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

3. Istilah dan Difinisi


Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir

Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4


mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.

Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara


menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri dari
Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan satu atau lebih
bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.

Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup


/pengikat ujung pasangan batu.

Acian : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk penutup.

4. Persyaratan Bahan
a. Batu
1). Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet;

2). Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah;

3). Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat yang dipecah salah
satu sisinya tidak rapuh tidak keropos dan tidak berpori;

4). Batu harus hitam, rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama;

5). Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih;

6). Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis dan digunakan
bersama-sama dengan batu belah;

98
7). Batu pecah yang mempunyai diameter <10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.

b. Pasir
1). Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

2). Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir dari gunung berapi (pasir
beton) yang diambil dari sungai atau sumber lain dan memenuhi standart
pengujian agregat halus yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis;

3). Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,


sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.

c. Material Cement
1). Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC 50 kg yang ada
dipasaran dan harus memenuhi standar;

2). Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air
atau bahan organic lainnya tidak boleh dipakai;

3). Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus


kering dan diberi alas minimum 30 cm di atas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.

d. Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pasangan Batu Bata 1 PC : 4 PS
1). Lingkup Pekerjaan
a). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna;

b). Meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½ bata pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

2). Persyaratan Bahan


a). Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex lokal yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas;

b). Batu bata/merah yang digunakan ukuran 5x11x22 cm dengan mutu


terbaik toleransi 0,5 cm, warna merata, sempurna pembakarannya,
sudut-sudut yang lancip, keras dan disetujui oleh Direksi/Pengawas;

99
c). Semen yang digunakan harus dari satu merk produk dan memenuhi
persyaratan/SNI yang berlaku;

d). Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan


a). Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis, Seluruh dinding dari pasangan batu merah dengan aduk
campuran 1 PC : 4 Ps, kecuali untuk dinding trasraam/kedap air;

b). Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum
hingga jenuh;

c). Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan;

d). Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap


maksimum 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis;

e). Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan bata


merah sama sekali tidak diperkenankan;

f). Pasangan dinding batu bata harus menghasilkan dinding finish setebal
14 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata;

g). Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang


pada arah diagonal seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan
maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

4). Pengukuran dan Pembayaran


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis Pekerjaan, dan
diperhitungkan dalam satuan m3.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

b. Plesteran 1 PC : 3 PS
1). Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) dan diaduk secara merata dengan air, guna mencapai
campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen;

2). Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan / pipa saluran, dan selebar 0,10 m di bawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan / pipa saluran;
100
3). Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut;

4). Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan
diperhitungkan dalam satuan m2.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

c. Acian
1). Pekerjaan acian dikerjakan dengan menghaluskan memakai semen. Untuk
menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah
selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut;

2). Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan
diperhitungkan dalam satuan m2.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

d. Pasangan Keramik
1). Lingkup Pekerjaan
a). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna;

b). Pekerjaan lantai ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh


lantai sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

2). Persyaratan Bahan


a). Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam negeri
yang bermutu baik dan Disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis;

b). Warna untuk lantai tegel yang dipasang pada lantai ruangan dan
selasar/teras adalah putih polos permukaan licin (polis) dengan ukuran
40x40 cm, sedangkan untuk lantai WC/KM dan tempat cuci dipasang
tegel keramik alur ukuran 20x20 untuk lantai dan untuk dinding ukuran
20x2 cm, motif permukaannya kasar, warna ditentukan kemudian;

c). Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang
disetujui Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

101
d). Ukuran-ukuran bahan Tegel Keramik Warna 30 x 30 cm digunakan
pada tangga.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan


a). Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk diminta persetujuan;

b). Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda;

c). Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir sesuai dengan yang


disyaratkan;

d). Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.


Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-
siar) harus sama lebar maksimum 4 mm dan kedalaman maksimum 2
mm, atau sesuai gambar serta petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya;

e). Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan


persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang
dipasangnya;

f). Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong


keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan;

g). Bahan yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan hingga betul-betul bersih;

h). Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam


dalam air sampai jenuh;

i). Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 1x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.

4). Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan
diperhitungkan dalam satuan m2.

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

e. Pengecatan
1). Lingkup Pekerjaan
a). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna;

102
b). Meliputi pengecatan permukaan dinding tembok dan seluruh detail yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2). Persyaratan Bahan


Bahan Cat Dinding adalah cat tembok yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Kapasitas/daya sebar : 8 m2/kg,
Pengencer : air bersih maksimum 20 %, Pengeringan : minimum setelah 2
jam lapis berikutnya dapat dilakukan, Sistem pengecatan : minimal
dilakukan 2 kali untuk pekerjaan tembok Warna harus merata/tidak
membayang.

Pengendalian pekerjaan in harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982


pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari
pabrik yang bersangkutan.

Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scalled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis. Cat yang telah melampaui batas kadaluwarsa seperti tertulis
pada kalengnya tidak boleh digunakan dan segera harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan


- Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

- Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata,


kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu;

- Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering,


tidak ada retak-retak dan telah disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis;

- Pengecatan disyaratkan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana


pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus;

- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya


sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya
selama 2 jam.

4). Pengukuran dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan
diperhitungkan dalam satuan m2. Harga satuan yang ditawarkan oleh
Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

f. Pemasangan rooster
1). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan rooster. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan
pemasangan rooster yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang
ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana atas

103
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus dipergunakan
pada pelaksanaan.

2). Bahan
Rooster terbuat dari beton dengan lubang yang dilindungi jaring kawat kasa
yang tidak dapat ditembus serangga.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan


Syarat pemasangan rooster sama dengan pemasangan batu bata.

4). Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan rooster dilakukan
dalam satuan meter persegi (m2) yang diukur berdasarkan luasan terpasang
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran dilakukan termasuk biaya untuk angkutan, penampungan


sementara, pembersihan, pemasangan dan segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan dan lain-lain.

5). Bongkaran Beton dan dibersihkan


Beton bekas bongkaran harus dan harus dibuang di luar lokasi pekerjaan.
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis, dan
diperhitungkan dalam satuan meter (m).

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya
umum dan keuntungan.

X. PEKERJAAN PEKERJAAN RUMAH POMPA, RUMAH JAGA DAN RUMAH


GENSET
Pekerjaan ini bukan pekerjaan utama yang berpotensi di Sub Kontrakan.
1. Pengadaan dan Pemasangan Pintu dan Jendela U-PVC
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunkan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pengadaan dan
pemasangan pintu dan jendela U-PVC sesuai yang tertera pada gambar atau atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis .

b. Persyaratan Bahan
Bahan pintu dan jendela U-PVC dari unplastized polivinyl chloride dengan ukuran
sesuai gambar dengan keadaan baru dengan kondisi baik. Pengadaan pintu dan
jendela U-PVC terdiri dari kusen dan daunnya. Pengadaan Pintu dan Jendela U-
PVC antara lain Pintu U-PVC Type 1, Pintu U-PVC Type 2, Jendela U-PVC 2
daun, Jendela U-PVC 3 daun.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Pemasangan
pintu dan jendela U-PVC harus dipasang presisi dan lurus sehingga pada saat
pintu dibuka dan ditutup tidak terjadi gesekan dengan lantai dan posisinya tetap
104
stabil dan tidak bergerak saat pintu dan jendela dilepas. Dudukan pintu dan
jendela harus kuat dan kokoh sehingga tidak mudah goyah pada saat pintu
dioperasikan.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pengadaan dan pemasangan pintu dan jendela
U-PVC dihitung berdasarkan satuan unit sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

2. Pintu lipat besi


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunkan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.

Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pintu inspeksi sesuai yang tertera pada
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis.
b. Persyaratan Bahan
Pintu inspeksi yang dipakai pintu type geser terbuat dari besi dengan ukuran
sesuai gambar dengan keadaan baru dengan kondisi baik. Bentuk dan ukuran
pintu inspeksi sesuai dengan gambar kerja. Pintu geser ini dilengkapi kunci
manual dan kunci gembok dalam dan luar.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Teknis. Pemasangan pintu
inspeksi type geser harus dipasang sejajar dengan relnya sehingga pada saat
pintu dibuka dan ditutup dapat lanar.

Dudukan pintu harus kuat dan kokoh sehingga tidak mudah goyah pada saat pintu
type geser dioperasikan. Setelah pintu terpasang, daun pintu beserta dudukannya
harus dicat yang rata dengan jenis cat besi dengan warna sesuai arahan
konsultan dan direksi teknis.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pengadaan dan pemasangan pintu inspeksi
dihitung berdasarkan satuan unit sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, biaya umum dan
keuntungan.

3. Pasangan Keramik
a. Lingkup Pekerjaan
1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik;

2). Pekerjaan lantai keramik dilakukan sebagai finishing seluruh lantai sesuai
detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis;

105
3). Pekerjaan keramik dinding dilakukan sebagai finishing bagian dinding toilet
dan dapur yang detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
1). Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang
bermutu baik dan Disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

2). Warna keramik ditentukan berdasarkan persetujuan Direksi;

3). Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang disetujui
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

4). Ukuran-ukuran keramik ditentukan berdasarkan gambar rencana dan atas


persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

4. Pemasangan Closet Duduk


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan closet duduk. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan
pemasangan closet duduk yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang
ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus dipergunakan
pada pelaksanaan.

b. Persyaratan Bahan
Closet duduk berikut segala kelengkapnnya yang dipakai adalah dengan warna
akan ditentukan sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Closet duduk yang digunakan adalah lengkap dengan segala aksesorisnya
seperti tercantum dalam brosurnya. Closet beserta kelengkapannya yang
dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar kerja yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar kerja dan dikoordinasikan
dengan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Semua perangkat closet
harus dipasang sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik. Apabila
pelaksanaannya akan lain, harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Closet harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar kerja.
Pemasangan closet dilaksanakan secara hati-hati dan dicek menggunakan
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan dan sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada yang bocor. Pemasangan closet beserta kelengkapannya
harus memperhatikan kemudahan penggunaan dan sesuai dengan gambar
rencana.

106
Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan untuk semua perangkat sampai
pekerjaan selesai. Adanya kerusakan/cacat harus diganti dengan biaya Penyedia
Jasa.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan closet duduk dilakukan
dalam satuan buah (bh) yang dihitung berdasarkan jumlah terpasang sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk
biaya untuk semua kelengkapan closet, angkutan, pemasangan, pembersihan
dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan dan lain-lain.

5. Pemasangan Wastafel
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan wastafel. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan
pemasangan wastafel yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang
ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana atas
persetujuan Direksi harus dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
- Wastafel berikut segala kelengkapnnya yang dipakai adalah dengan warna
akan ditentukan sesuai persetujuan Direksi;

- Wastafel beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah


diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui Direksi.

c. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan wastafel dilakukan
dalam satuan buah yang dihitung berdasarkan jumlah terpasang sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk biaya
untuk semua kelengkapan wastafel, angkutan, pemasangan, pembersihan dan
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan dan
lain-lain.

6. Pemasangan Kran
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan
kran ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
- Kran air yang digunakan diameter ½” dan ¾”;
- Bahan terbuat dari besi yang dilapisi anti karat dan dalam kondisi baik, serta
tidak bocor.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Kran air harus dipasang dengan kuat menggunakan selotif dan dipastikan air
tidak bocor saat kran tersebut ditutup. Apabila setelah terpasang terjadi
107
kebocoran, maka Penyedia Jasa mempunyai kewajiban untuk melakukan
pembongkaran dan mengganti dengan kondisi yang baik dan masih utuh.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan kran dilakukan dalam
satuan buah (bh) yang dihitung berdasarkan jumlah terpasang sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala
biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan dan lain-
lain.

7. Pemasangan pipa PVC


a. Lingkup Pekerjaan
Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam-
macam ukuran dan bahannya termasuk pemasangan katup, benda sambungan
dan benda- benda lainnya, dipasang sesuai dengan gambar kerja. Termasuk
didalamnya pipa untuk distribusi air bersih dan pipa buangan air kotor. Penyedia
Jasa bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan serta
bahan tambahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai
kebutuhan.

b. Bahan
Semua pipa yang dipergunakan dalam pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor
adalah tipe AW dia. 1/2" dan dia. 3".

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Untuk pemasangan pipa di dalam tanah, lubang galian harus dalam
keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa harus dipasang sesuai
kedalaman yang tertera dalam gambar dan disambung-sambung
membentuk alur garis yang rata. Dasar lubang galian harus cukup stabil
dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik;

- Instalasi pipa yang ditanam dalam dinding dilakukan sebelum pekerjaan


plesteran dan sebelum acian, berfungsi untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding;

- Pada waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang


pipa dan ujung pipa harus ditutup rapat-rapat guna menghindari dimasuki
oleh binatang atau benda- benda asing;

- Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang


atau katup, harus dilakukan dengan cara yang rapi tanpa merusak pipa dan
kelurusannya, serta ujungnya rata bersudut siku-siku terhadap sambungan
pipa;

- Jika dipakai sambungan dengan lem, maka bagian yang akan disambung
harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air;

- Untuk pipa pembuangan air kotor harus terpasang dengan kemiringan


minimal 2% (dua persen) dan dihindari adanya percabangan untuk
mengurangi resiko penyumbatan.

d. Pengukuran dan Pembayaran

108
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan pipa dilakukan dalam
satuan meter (m) panjang yang dihitung berdasarkan volume bersih terpasang
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan
termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan dan lain-lain.

8. Pemasangan Shower
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan
shower ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Shower yang digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan stainless steel
dan masih baru dalam kondisi baik, serta tidak bocor.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Shower sebelum dipasang, dipastikan kualitas yang baik telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Shower harus
dipasang dengan kuat dan dipastikan air tidak bocor saat shower tersebut
dibuka. Apabila setelah terpasang terjadi kebocoran, maka Penyedia Jasa
mempunyai kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan mengganti dengan
kondisi yang baik dan masih utuh.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan shower dihitung
berdasarkan dalam satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

9. Pemasangan bak cuci piring


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan bak cuci piring. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan
pemasangan bak cuci piring yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun
yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana
atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus
dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
Bahan bak cuci piring yang dipasang adalah stainlessteel.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk,
pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar dan
dikoordinasikan dengan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

109
- Semua perangkat bak cuci piring harus dipasang sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik. Apabila pelaksanaannya akan lain, harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

- Ketinggian dan konstruksi pemasangan bak cuci piring harus disesuaikan


dengan gambar rencana.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan bak cuci piring
dilakukan dalam satuan buah yang dihitung berdasarkan jumlah terpasang
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan
termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan dan lain-lain.

10. Septictank Pipa Beton diameter 100 cm dan Resapan


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan septictank buis
beton 80 cm dan resapan ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Septic tank buis beton 80 cm dan resapan yang digunakan dalam pekerjaan ini
terdiri dari bahan buis beton diameter 80 cm dengan saptictank dan resapan
yang terbuat dari pasangan batu bata yang di bagian atasnya ditutup dengan
beton cor K-225.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum buis beton dipasang, pastikan, dipastikan bahan dalam kondisi baik,
tidak retak ataupun patah serta telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

Ukur kemiringan saluran buis beton sesuai gambar dan sambungan buis beton
dalam keadaan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran pada sambungan buis
beton. Pastikan kemiringannya cukup sehingga air buangan dari closet bisa
mengalir menuju ke septic tang. Buis beton harus dalam keadaan tertanam dan
tidak muncul di permukaan tanah.

Galian tanah untuk lubang septic tank dan resapan dengan dimensi yang cukup
sesuai gambar. Pastikan pasangan bata dan trasram terpasang kuat dan kokoh
sehingga dipastikan konstruksi telah stabil. Dinding lubang septictank dan
resapan harus diplester dan di aci sehingga air buangan tidak meresap melalui
dinding lubang septic tank maupun resapan.

Apabila pasangan bata sudah dipasang dengan waktu yang cukup, kemudian
pada bagian atas septic tank dengan resapan ditutup dengan cor beton
bertulang dan diberi lubang pengurasan (main hole dan lubang pipa hawa dari
pipa besi dia 2”) dengan panjang sesuai gambar.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan shower dihitung
berdasarkan dalam satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
110
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

11. Instalasi Sanitasi Rumah Jaga


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan Instalasi
Sanitasi Rumah Jaga ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Instalasi sanitasi rumah jaga yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari
pompa air submersible 2 HP (1,5 KW) 1 Phase, tandon air kapasitas 500 liter
dan jaringan pipa air dari PVC AW diameter ¾”.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum bahan-bahan dipasang, dipastikan bahan dalam kondisi baru dan baik
serta telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis . Pemasangan jaringan pipa PVC AW diameter ¾” dilaksanakan sebelum
dinding diplester, sehingga dinding / tembok dalam keadaan rapi. Pipa jaringan
air harus ditanam dalam dinding, sehingga tidak terlihat ari luar. Pastikan
sambungan pipa dengan pipa, pipa dengan kran air tidak bocor.

Pastikan pompa air dalam kondisi baik dan sambungan pipa dengan pompa
benar-benar rapat dan tidak bocor. Pompa Air ditempatkan pada posisi yang
aman dan berada pada permukaan lantai / pasangan bata yang tertutup dengan
box dan dilengkapi dengan kunci sehingga dijamin aman. Apabila setelah
dilakukan pemasangan instalasi sanitasi ternyata masih terjadi kebocoran pipa,
maka penyedia Jasa mempunyai kewajiban untuk memperbaikinya sampai tidak
bocor.

d. Perhitungan dan Pembayaran :


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan instalasi sanitasi rumah jaga dihitung
berdasarkan dalam satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

12. Sumur Bor


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
Pekerjaan sumur bor ini meliputi yang tertera pada gambar atau atas persetujuan
Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Sumur bor yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini terdiri dari pipa PVC AW
diameter 8” dengan panjang sesuai kedalaman pengeboran dan kedalaman
pengeboran berkisar antara 40 – 50 meter dengan jaminan air dalam keadaan
bersih dan tidak keruh.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
111
Sebelum dilaksanakan pengeboran, dipastikan posisi / titik pengeboran berada
pada sisi yang lebih jauh dari bantaran sungai dibanding dengan posisi septic
tank dan resapan. Sambungan antar pipa PVC AW diameter 8” dipastikan cukup
kuat, sehingga air yang berada di sekitar lokasi dipastikan tidak masuk ke dalam
PVC yang dapat mencemari air sumur bor. Pastikan ujung pipa bagian atas
tertutup rapat dengan pipa pengambilan yang terhubung langsung dengan
pompa air, sehingga tidak ada benda apapun dapat masuk melalui lubang pipa
bagian atas.

d. Perhitungan dan Pembayaran :


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan sumur bor dihitung berdasarkan
dalam satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa
untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

13. Pemasangan rangka atap baja ringan


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan rangka atap baja ringan di bagian rumah jaga. Ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan
yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian
ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana atas persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
- Semua kuda-kuda, gording termasuk rangka atap berupa usuk dan reng
menggunakan Struktur Baja Ringan menyesuaikan pada gambar dengan
mutu baja ringan type menengah;

- Baja ringan yang dipakai jenis struktur rangka steelfast;

- Struktur Rangka Steelfast harus dilapisi oleh bahan anti korosi yang disebut
Galvanis.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Struktur rangka atap baja ringan harus dilengkapi dengan batang pengaku /
bracing yang cukup kuat;

- Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja Ringan harus dikerjakan teliti agar
nantinya didapat atap yang rata dan rapat;

- Semua profil baja ringan baik untuk kuda-kuda maupun gording, usuk dan
reng harus dikerjakan secara rapi dan dikerjakan oleh tenaga tukang ahli
yang berpengalaman.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan
dilakukan dalam satuan meter persegi (m2) yang dihitung berdasarkan luasan
terpasang sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran
dilakukan termasuk biaya untuk semua kelengkapan, angkutan, pemasangan
dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan

112
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan dan lain-lain.

14. Pemasangan atap genteng, bubung genteng dan lispank


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan atap genteng, bubung genteng dan lisplank di area rumah jaga.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan pemasangan atap genteng,
bubung genteng dan lisplank yang digunakan sesuai dengan gambar ataupun
yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau bilamana
atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis harus
dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
- Atap dan bubung genteng kodok glazuur yang digunakan dari bahan tanah
liat press serta lisplank dari bahan GRC;

- Atap dan bubung genteng kodok glazuur mempunyai ukuran yang seragam
sehingga tidak menyebabkan bocor;

- Atap dan bubung genteng kodok glazuur serta lisplank GRC dicat dengan
warna sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

- Penyedia jasa harus mengajukan contoh Atap dan bubung genteng kodok
glazuur serta lisplank GRC kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pemasangan penutup genteng tepat pada tempatnya, lurus, rata dan level,
ukur dari bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan pemotongan dan
keperluan lain untuk pemasangan sesuai dengan gambar kerja;

- Pemasangan bubung/nok menggunakan bubung genteng press kodok


glazuur yang berkualitas sama dengan genteng, pemasangan harus
dilakukan dengan baik dan teliti. Kebocoran bubung yang diakibatkan
ketidaksempurnaan pelaksanaan pekerjaan maupun bahan merupakan
kewajiban pemborong untuk mengulang kembali/memperbaiki pekerjaan
tersebut;

- Pemasangan lisplank pada tepi atap genteng dipasang dengan posisi rapi
dan sejajar sesuai gambar kerja.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan atap genteng dilakukan
dalam satuan meter persegi (m2) yang dihitung berdasarkan luasan terpasang
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati sedangkan untuk
pemasangan bubung genteng dan lisplank dilakukan dalam satuan meter
panjang (m’). Pembayaran dilakukan termasuk biaya untuk semua kelengkapan,
angkutan, pemasangan dan segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk
kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya
untuk upah, bahan, peralatan dan lain-lain.

15. Pemasangan rangka plafond


a. Lingkup Pekerjaan
113
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan rangka plafond. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
pekerjaan pemasangan rangka plafond yang digunakan sesuai dengan gambar
ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya atau
bilamana atas persetujuan Direksi harus dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
- Bahan yang dipergunakan untuk rangka plafond adalah hollow galvanis
ukuran 4/4 cm
- Rangka plafond harus tahan karat dan kuat menahan beban plafond gypsum
di bawahnya

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa harus menyerahkan rangka
dan rencana penggantungan langit-langit kepada Direksi untuk
persetujuannya melalui gambar kerja.
- Seluruh rangka plafond digantung pada plat atau balok beton dengan
mengunakan penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa sehingga
seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat tanpa adanya
perubahan bentuk.
- Pada saat pemasangan rangka plafond harus diperhitungkan rata sesuai
ketinggian finishing plafond terhadap plafond sesuai dengan gambar kerja.
- Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa
dan diteliti sebaik-baiknya sehingga setelah dipasang akan rapi, kaku dan
kuat.
- Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat
konstruksi, asal tidak mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
- Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan rangka plafond dihitung
berdasarkan luasan terpasang dalam meter persegi (m2) sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan dan lain-
lain.

16. Pemasangan plafond dan list plafond


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan plafond dan list plafond. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond yang digunakan sesuai dengan
gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya
atau bilamana atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
harus dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
- Papan gypsum dengan tebal 6 mm. Khusus untuk toilet, gipsum yang
digunakan harus tahan terhadap lembab. Pada kedua sisi terpanjang papan
gipsum harus memiliki sudut agak melandai di permukaan luarnya untuk
menghasilkan permukaan langit-langit yang rata dan menyambung. List

114
plafond berbahan gypsum dengan tipe yang akan ditentukan kemudian oleh
Direksi di lapangan;

- Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan


Supervisi dan/atau Direksi Teknis guna menghindari dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan dimulai Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh
papan gypsum beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis;

- Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain


sekitar (listrik, mekanikal) pekerjaan plafond tsb berikut penguat-penguatnya
harus disiapkan;

- Pemasangan papan gypsum ke permukaan rangka merupakan sekrup yang


telah ditentukan dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar
sekrup lebih kurang 50-65 mm;

- Pertemuan antara sambungan memanjang papan gypsum harus ditutup


dengan lapisan dempul gypsum dan direkatkan pita kertas berporous untuk
kemudian dilapisi kembali dengan lapisan dempul gipsum. Setelah lapisan
dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan rata dan
bersih;

- Plafond boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada di atas langit-
langit selesai terpasang, berikut lampu-lampu;

- Bila plafond yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya perbaikan-


perbaikan, maka semua biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa;

- Pemasangan list plafond harus dilaksankan dengan perekat yang kuat;

- Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan


petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan plafond dihitung
berdasarkan luasan terpasang dalam meter persegi (m2) sedangkan untuk list
plafond dihitung berdasarkan panjang terpasang dalam meter panjang (m1)
sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan
termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan,
peralatan dan lain-lain.

XI. PEKERJAAN LISTRIK


1. Instalasi Kelistrikan Trash rake
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan listrik meliputi pengadaan, pemasangan,
pengujian/percobaan dan pemeliharaan seluruh sistem instalasi yang tertulis
di dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar dokumen lelang. Termasuk
dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
peralatan serta asesorisnya sehingga sistem bekerja atau beroperasi secara
115
sempurna baik dan aman.

Panel control harus dapat mengoperasikan penyaring sampah secara


sequential ataupun individu. Yang dimaksud dengan operasi sequential disini
adalah operasi penyaring sampah secara bergantian dan terus menerus. Panel
control harus dapat memberikan peringatan kepada operator apabila muka air
sungai terjadi banjir. Pekerjaan listrik ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengadaan dan pemasangan panel local operasi rotary screen;
2. Pengadaan dan pemasangan kabel power tegangan rendah (0,6/1 KV)
termasuk cable control lengkap dengan asesorisnya seperti: cable gland,
cable marker, terminasi, cable tray/cable duck dan lain-lain;
3. Pengadaan dan pemasangan grounding system;
4. Test dan commissioning.

Panel lokal operasi rotary screen yang dipasang terdiri dari satu cubicle panel
yang berisi empat sistem kontrol panel yaitu :

• 2 (dua) unit sistem kontrol untuk operasi Rotary Screen


• 1 (satu) unit sistem kontrol untuk operasi Horisontal conveyor
• 1 (satu) unit sistem kontrol untuk operasi Incline conveyor

b. Persyaratan Bahan
Material ataupun pelaksana instalasi listrik harus mengacu pada standar atau
ketentuan pokok seperti :

▪ PUIL, PLN;
▪ Peraturan Keselamatan Kerja;
▪ Aturan lain seperti : VDE/DIN dan IEC.

Dalam dokumen penawaran, peserta pelelangan harus sudah mencantumkan


daftar material yang akan dipergunakan nantinya secara lengkap tipe/jenis
merk produk, fabrikasi dan brosur-brosur.Box panel harus terbuat dari besi
tahan karat sehingga tahan terhadap perubahan cuaca.

Material fabrikasi seperti panel, sebelum dibuat gambar-gambar fabrikasi harus


terlebih dahulu mendapat persetujuan dari bagian perencana. Gambar-gambar
rencana menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

Kabel yang digunakan adalah kabel tegangan rendah dengan jenis NYY
rating 0,6/1 KV. Penggunaan warna isolasi kabel adalah sebagai berikut :

Merah : Phasa R.
Kuning : Phasa S.
Hitam : Phasa T.
Biru : Netral.
Hijau-Kuning : Grounding.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Seluruh peralatan listrik maupun peralatan yang mengandung listrik statis
harus terhubung dengan ground. Tahanan pentanahan tidak boleh lebih dari
2 Ohm. Semua akibat dari pekerjaan, berupa kerusakan harus diganti
dan dirapikan dan hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
116
Kontraktor pekerjaan harus mengadakan pengujian sehingga instalasi dapat
beroperasi dengan baik dan aman. Seluruh pengujian harus disaksikan oleh
pejabat yang berwenang dan dibuat laporan hasil pengujian dan berita
acaranya.

Pengujian ini terbagi 2 (dua) yaitu :


1. Pengujian di lapangan :
✓ Merger.
✓ On/Off peralatan.

2. Pengujian di pabrik
✓ Mechanical Test.
✓ Electrical Test.
✓ Performance Test.

Pengujian di pabrik mutlak dilaksanakan.Pengerjaan di pabrik ini harus


disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus mengundang untuk
menyaksikan pengujian paling lambat 2 (dua) minggu sebelum hari
pengetesan.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan instalasi kabel listrik ini dihitung
berdasarkan dengan satuan meter panjang (m’) sesuai dengan gambar kerja
yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

2. Pemasangan lampu dan stop kontak


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pemasangan lampu dan stop kontak. Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
pekerjaan pemasangan lampu dan stop kontak yang digunakan sesuai dengan
gambar ataupun yang ditentukan dalam bagian ini atau spesifikasi teknik lainnya
atau bilamana atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis
harus dipergunakan pada pelaksanaan.

b. Bahan
1. Kabel
Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda.

2. Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi
instalasi. Pipa instalasi dalam pekerjaan ini menggunakan pipa dengan
bahan PVC.

3. Kotak Sambung
Kotak sambung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah PVC.

4. Klem
Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding
atau langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC.
Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa.
117
5. Tusuk Kontak dan Kotak Kontak
- Tusuk kontak harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan
lembab dan secara mekanis cukup kuat;

- Tusuk kontak yang tidak terlindung tidak boleh dibuat dari bahan yang
mudah pecah;

- Lubang kotak kontak dengan arus pengenal tertentu tidak boleh dapat
dimasuki tusuk kontak dengan arus pengenal yang lebih besar;

- Pada kotak kontak dan tusuk kontak harus tercantum voltase tertinggi
dan arus terbesar yang diperbolehkan.

6. Lampu
Armatur penerangan, fiting lampu, lampu LED minimal 18 watt, dan roset
harus dibuat sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan
dan bagian yang terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau
penggantian lampu, atau dalam keadaan lampu terpasang, teramankan
dengan baik dari kemungkinan sentuhan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Kabel
- Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan
yang baik;

- Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga
tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan mekanis;

- Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari


pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut
atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel;

- Setiap ujung kabel-kabel daya utama harus dilengkapi dengan sepatu


kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel
serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut
panas yang sesuai;

- Tidak diperbolehkan melakukan penyambungan kabel kecuali untuk


pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan atau
jika panjang kabel yang diperlukan melebihi panjang standart gulungan
dari pabrik. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan
didalam junction box atau metal doos sesuai dengan persyaratan;

- Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang


sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.

2. Lampu
- Armatur penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fiting lampu
yang bertegangan;

118
- Armatur penerangan harus terisolasi dari penggantung dan
pengukuhnya yang terbuat dari logam, kecuali apabila pemindahan
tegangan pada bagian ini praktis tidak akan menimbulkan bahaya;

- Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau yang


mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang memenuhi
syarat bagi pemasangan di tempat itu dan harus dipasang sedemikian
rupa sehingga air tidak dapat masuk atau berkumpul dalam jalur
penghantar, fiting lampu, atau bagian listrik lainnya;

- Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung
bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain
yang sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas,
bagian luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi,
harus selalu terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang
sederajat;

- Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang


mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa
sehingga bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan
bahan yang mudah terbakar itu;

- Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah
terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap debu;

- Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan air tetes harus
kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
tetesan;

- Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus mempunyai
cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal penghubungnya dapat
dipasang dengan baik;

- Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan penutup, kecuali jika


sudah tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak, roset, atau
gawai yang sejenis;

- Bagian dinding atau langit-langit yang terbuat dari bahan mudah


terbakar dan berada di antara sisi kap armatur dan kotak sambung harus
ditutup dengan bahan yang tidak dapat terbakar;

- Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi.


Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa
sehingga kabel bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik yang
mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel
harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu
yang melebihi kemampuannya;

- Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan kekokohan
mekaniknya. Pipa dan tempat masuknya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa
119
ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi atau
putusnya hubungan kabel;

- Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan


solder;

- Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel


berselubung karet yang diizinkan bila pengawatannya ditempatkan
bebas dari panas lampu.

3. Stop Kontak
- Tinggi pemasangan sekurang-kurangnya 125 cm di atas lantai, apabila
kurang dari 125 cm harus dilengkapi tutup;

- Stop kontak harus mudah dicapai tangan;

- Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada


disebelah kanan atau di sebelah bawah.

4. Saklar
- Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai;

- Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat;

- Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari
satu.

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan lampu dan stop kontak
dilakukan dalam titik yang dihitung berdasarkan jumlah titik terpasang sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk
segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan,
perijinan dan lain-lain.

3. Pengadaan Dan Pemasangan Penangkal Petir


a. Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunkan untuk melaksanakan pekerjaan hingga
dicapai hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan
pengadaan dan pemasangan penangkal petir sesuai yang tertera pada
gambar atau lainnya atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

(1) Persyaratan Bahan


Bahan untuk penangkal petir adalah Splitzen 2 AIP radius 65 m, Conecting
Sleeve, Copper Rod / As Grounding ½” / 1 m, Kabel BC 50 mm, Pipa PVC
½”, Pembumian grounding 8-9 m, Accesoris, cincin dan kuku macan, Box
kontrol.

(2) Syarat – syarat Pelaksanaan


Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

120
Pemasangan peralatan penangkal petir dimulai dari bawah, yaitu
pemasangan batang pembumian (“ground rod”). Ground Rod terbuat dari
tembaga yang dilapisi baja dengan diameter 1,5 cm dan panjang antara 1,8
– 3 m. Alat splitzen dipasang pada bagian bangunan yang paling tinggi, yaitu
pada bagian tengah bubungan gardu pandang. Bubungan dibor sedemikian
sehingga dapat digunakan sebagai tempat dudukan Splitzen. Setelah
splitzen terpasang, dipastikan bahwa bubungan masih dalam kondisi baik,
tidak retak atau patah sehingga dijamin tidak bocor apabila terkena air hujan.
Kabel konduktor yang terbuat dari tembaga dengan diameter antara 1-2 cm.
Kabel ini dipasang pada sisi luar bangunan. Pada pemasangan jalur kabel
diusahakan sedemikian rupa sehingga mendapatkan jalur yang paling
pendek dan dihindari adanya belokan / tekukan untuk menghindari adanya
loncatan keluar dari jalur kabel (Site Flasing).
Untuk menghindari jaringan listrik tersambar oleh petir, maka perlu digunakan
alat penstabil arus listrik (surge arrestor) yaitu untuk internal proteksi
penangkal petir. Dengan menggunakan alat ukur pentanahan, hasil
pengukuran harus menunjukkan angka maksmum 2 ohm. Dilakukan tes
nyala / obstruction light untuk memastikan bahwa peralatan berfungsi dengan
baik.

(3) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan
penangkal petir dihitung berdasarkan satuan titik (ttk) sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang
digunakan, overhead dan profit.

4. Pengadaan dan Pemasangan CCTV


(1) Ruang Lingkup
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunkan untuk melaksanakan pekerjaan hingga
dicapai hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan
pengadaan dan pemasangan CCTV sesuai yang tertera pada gambar atau
lainnya atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

(2) Persyaratan Bahan


Bahan DVR Spc 4 Chanel, 8 buah Camera Outdoor, Hardisk Sata 2 TB,
Adaptor 12 V 0.9 A, Monitor 20" dan Kabel RG 59.

(3) Syarat – syarat Pelaksanaan


Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.
Pemasangan CCTV dimulai pemasangan Instalasi dalam berupa monitor,
hardisk, adaptor dan dihubungkan dengan kabel RG 59.
Pemasangan CCTV Instalasi luar berupa camera dan lokasi pemasangan
sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

(4) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan
CCTV dihitung berdasarkan satuan unit sesuai dengan gambar kerja yang
telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

121
XII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan Paving
(a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan pemasangan paving meliputi urugan pasir dan seluruh detail
yang digunakan dalam bangunan ini yang ditunjukkan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

(b) Bahan
- Paving yang dipakai adalah paving press warna dengan ukuran tebal 8 cm
dengan kekuatan tekan K 300 kg/cm2.
- Perbedaan ukuran paving rata-rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
- Kerataan permukaan masing-masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
- Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima.

(c) Syarat-syarat Pelaksanaan


- Pasir urug seperti yang dipersyaratkan segera digelar di atas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang
seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk
sebelumnya pada lapisan base.
- Pemasangan paving harus dimulai dari satu titik/garis di atas lapisan pasir
urug.
- Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir
urug. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat
jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian pasir halus.
- Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat,
(pecah/patah terbagi).
- Alur-alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
- Permukaan paving harus bersih dari bekas-bekas semen dan kotoran
lainnya.

(d) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pemasangan paving dihitung berdasarkan
luasan yang terpasang dalam meter persegi (m2) sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya
yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk biaya untuk upah, bahan, peralatan dan
lain-lain.

2. Pemasangan Kansteen
a). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan pemasangan
kansteen sesuai gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

b). Persyaratan Bahan


Kansteen yang digunakan adalah kansteen type A1 berwarna abu-abu dengan
ukuran 50x30x15 cm. Kondisi kansteen dalam keadaan baik, tidak gompil, retak

122
ataupun patah. Kansteen harus difinishing dengan cat yang warnanya sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c). Syarat-Syarat Pelaksanaan


Sebelum dipasang, permukaan tanah harus dibersihkan termasuk bongkahan
batu, tanah dan material lainnya harus dibersihkan dari lokasi. Permukaan tanah
harus rata dan padat. Setelah itu di atas permukaan tanah dihampar dengan
pasir pasang dengan rata dan padat serta ketebalan sesuai gambar kerja.
Kansteen yang baru sebelum dipasang, diseleksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan kualitas yang baik dan tidak ada bagian yang gompil, retak
ataupun patah dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Teknis. Pemotongan kansteen ini hanya diperkenankan
menggunakan mesin potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda.
Dasar permukaan tanah rencana dudukan kansteen dihampar dengan pasir
pasang dalam keadaan rata dan padat. Kansteen dipasang dengan lebar siar
(naad) yang rata, sama besar dan setiap perpotongan siar ujung-ujungnya harus
runcing dan rapi. Pemasangan kansteen harus dilakukan secara rapi dan kuat.
Posisi masing-masing kansteen harus stabil dan tidak goyang / rapat.
Bidang kansteen harus rata, siku dan waterpass dan sesuai dengan gambar
kerja. Setelah pemasangan kansteen selesai, siar (naad) diisi dengan campuran
trasram (semen dan pasir dengan air secukupnya) sesuai persetujuan Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang
terisi padat. Apabila setelah dipasang, ternyata kansteen masih goyang dan
terjadi lendutan pada permukaannya (tidak waterpass), maka Penyedia Jasa
wajib melakukan pembongkaran dan melakukan perbaikan sampai kondisi
kansteen cukup kuat, stabil dan rata. Sebelum pengecatan kansteen dilakukan,
permukaannya harus dalam keadaan kering, bersih dari kotaran, minyak dan
debu. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang baik/halus,
sehingga dihasilkan kualitas pengecatan dengan ketebalan yang merata.

d). Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan paving blok baru
dihitung berdasarkan dalam satuan meter panjang (m’) sesuai dengan gambar
kerja yang telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan,
overhead dan profit.

3. Pengadaan dan Pemasangan Tabung Pemadam Kebakaran


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna.
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan tabung pemadam kebakaran sesuai
yang tertera pada gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau
Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Tabung pemadam kebakaran terbuat dari bahan halotron-1 > EHL kapasitas 6
kilo gram.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Tabung pemadam kebakaran ditempatkan pada lokasi rumah pompa dengan
akses yang mudah dijangkau, sehingga pada saat dibutuhkan tabung ini langsung

123
dapat diakses dan digunakan. Hindari penempatan tabung gas di dekat tabung /
tangki bahan bakar.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan tabung
pemadam kebakaran dihitung berdasarkan satuan buah (bh). Pembayaran
dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk upah,
bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan profit.

4. Nomenklatur
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan nomenklatur ini
meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan nomenklatur yang tertera pada
gambar atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b. Persyaratan Bahan
Nomenklatur yang digunakan adalah plat besi tebal 2 mm yang bermutu baik dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Plat besi ini dibuat
sesuai ukuran dan bentuk tulisan yang akan dibuat antara lain Pintu Air
Demangan, Sungai Bengawan Solo dan BBWS Bengawan Solo.
Cat untuk penulisan nomenklatur menggunakan cat duco dengan warna yang
ditentukan kemudian atau atas persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Teknis.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum dipasang, tentukan terlebih dahulu titik lokasi penempatan nomenklatur.
Hasil pemasangan nomenklatur harus rapi, bersih, tulisannya jelas dan
permukaan bidang harus rata dengan permukaan dan dengan pemasangan yang
kokoh dan kuat.

d. Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan nomenklatur dihitung berdasarkan
dalam satuan centi meter persegi (cm2) sesuai dengan gambar kerja yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

5. Tiang Bendera
a). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan hingga dicapai
hasil pekerjaan yang berkualitas baik dan sempurna. Pekerjaan tiang lampu
taman dan tiang bendera meliputi yang tertera pada gambar atau atas
persetujuan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

b). Persyaratan Bahan


Tiang lampu taman dan tiang bendera yang digunakan dalam pekerjaan ini
terbuat dari bahan alumunium cor dan cast iron (besi tuang/besi cor dan
kombinasi pipa hitam tebal 2 mm). Bagian Atas berbentuk gunungan dengan
logo PUPR dan Pemerintah Kota Surakarta.

124
Bentuk lampu dan tiang bendera sesuai gambar kerja dan dilengkapi dengan
instalasi kabel, fitting dan lampu led 45W. Finishing cat meni anti karat dan cat
outdoor sesuai arahan Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Teknis.

c). Syarat-Syarat Pelaksanaan


Tiang lampu taman dan tiang bendera sebelum dipasang, dipastikan kualitas
yang baik tidak karatan serta telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi dan/atau Direksi Teknis. Tiang lampu taman dan tiang bendera
ditempatkan pada lokasi dekat kursi taman. Pastikan posisinya dalam keadaan
stabil dan kokoh.

d). Perhitungan dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan tiang lampu taman dan tiang bendera
dihitung berdasarkan dalam satuan buah (bh) sesuai dengan gambar kerja yang
telah disepakati. Pembayaran dilakukan termasuk segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia Jasa untuk upah, bahan, peralatan yang digunakan, overhead dan
profit.

125

Anda mungkin juga menyukai