Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN PENYEDIAAN JASA MEDIK VETERINER

1. KETENTUAN
1.1 Umum
Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atau pekerjaan-pekerjaaan
konstruksi untuk Pembangunan Pagar Puskeswan Cikajang
Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus baik dan memenuhi persyaratan yang ada
dalam kontrak.Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa/pelaksana dan pengawas wajib
mengikuti dan memenuhi petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan atau disampaikan oleh pengguna
jasa.
1.2 Standar
Semua mutu bahan, mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan dari Standar Nasional
Indonesia (SNI).
1.3 Semua pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) melalui Pelaksana Teknis pada waktu dan tempat yang telah ditentukan
dalam keadaan baru, lengkap dan baik secara kualitas maupun kuantitasnya,
1.4 Usul perubahan bentuk, jenis maupun waktu penyelesaian pekerjaan dapat diajukan dan
akan disetujui setelah dipertimbangkan oleh Pelaksana Teknis dengan ketentuan :
Tidak merubah kualitas
Tidak merubah ukuran yang ditentukan
Tidak mengakibatkan perubahan harga
1.5 Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut ketentuan
teknis meliputi bahan, ukuran, cara penyelesaian pekerjaan yang mengakibatkan kerugian
Pemerintah menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi,
1.6 Apabila terjadi kekurangan maupun ketidaksempurnaan Jasa Konstruksi yang akan
diserahkan setelah dilakukan pengujian oleh Pelaksana Teknis dan Konsultan Pengawas,
dikembalikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi/ Pelaksana Pekerjaan untuk
disempurnakan .
1.7 Segala bentuk kerugian yang terjadi sebelum dilakukan serah terima kedua Jasa
Konstruksi hasil pekerjaan yang dinyatakan dalam bentuk Berita Acara Penyerahan Jasa
Konstruksi menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi/ Jasa,
1.8 Sebelum jenis bahan dari Penyedia Jasa Konstruksi tersebut dilaksanakan dalam jumlah sesuai
kontrak, Penyedia Jasa Kontruksi diminta memberikan contoh
1.9 barang terlebih dahulu untuk masing-masing jenis barang ditunjukkan kepada Pelaksana Teknis,
Konsultan Pengawas dan yang tercantum dalam dokumen kontrak, kemudian baru dilanjutkan
pemasokan barang dan pemasangan, sesuai jumlah yang telah ditentukan,

2 PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Kontrak
Lokasi dan ruang lingkup kontrak pekerjaan Pembangunan Pagar Puskeswan Cikajang sesuai
dengan yang tercantum dalam data kontrak.

2.2 Papan Nama


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran 1.20x0.75 m
dengan konstruksi tiang dari kayu ukuran 8/12 cm dan papan tebal 2 cm atau multiplek 12 mm,
yang isinya sesuai dengan petunjuk direksi dilapangan

Contoh papan nama proyek

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
Nama Program : -----------------------------------------
75 Cm

Nama Kegiatan : -----------------------------------------


Nama Pekerjaan : -----------------------------------------
Th. Anggaran : -----------------------------------------
Biaya :-----------------------------------------
No. SPK :-----------------------------------------
Pelaksana :-----------------------------------------
Waktu Pelaksanaan : -----------------------------------------
120 Cm

2.3 Gudang Bahan dan Los Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diwajibkan menyediakan ruangan atau menyewa rumah
penduduk. Luasnya disesuaikan dengan situasi/keadaan lapangan setempat, untuk digunakan
sebagai gudang bahan, peralatan atau los pekerja.
Penyedia jasa diwajibkan menyediakan perlengkapan/peralatan jika menurut anggapan direksi harus
ada tempat kerja dimana pekerja-pekerja melaksanakan pekerjaannya dalam los yang terhindar dari
panas, hujan atau angin.
2.4 Gambar-gambar yang Dimiliki Penyedia Jasa
a. Gambar-gambar Pelaksanaan
Semua gambar yang disediakan oleh penyedia jasa harus gambar yang telah ditandatangani
oleh direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.

b. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


Semua gambar pekerjaan sementara dibuat/disiapkan oleh penyedia jasa dan dibuat secara
detail/rinci. Pekerjaan sementara termaksud antara lain Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Pasangan,
Pekerjaan Beton, Pekerjaan Atap, dan Pekerjaan saluran & Kirmir. Gambar tersebut harus
sudah mendapat persetujuan direksi. Dalam pembuatan gambar harus diperhitungkan kekuatan,
keamanan dan kenyamanan kerja.

c. Gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja


Penyedia jasa harus menggunakan gambar desain sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar
pelaksanaan. Gambar ini dibuat lebih rinci untuk pekerjaan tetap. Untuk pekerjaan khusus
seperti pekerjaan beton, gambar harus memperlihatkan penampang melintang dan penampang
memanjang beton. Pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, type bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang
tepat. Apabila terjadi perubahan gambar desain, harus tampak jelas dalam gambar kerja ini.

d. Gambar Purna Bangun/As Built Drawing


Selama pelaksanaan, penyedia jasa harus menyiapkan dan menyimpan 1 (satu) set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap pekerjaan. Pada gambar yang diperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai kontrak sejauh gambar tersebut telah dilaksanakan
dengan benar. Gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan oleh direksi pekerjaan,
apabila ditemukan hal tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, maka gambar harus diperbaiki
kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Setelah pelaksanaan selesai, penyedia jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan dalam
3 (tiga) set cetakan yang dijilid dan satu set ukuran A3.

2.5 Program Pelaksanaan dan Lapangan

a. Program Kerja/Program Pelaksanaan


Penyedia jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan Syarat-Syarat
Kontrak dengan menggunakan program kerja/bagan waktu pelaksanaan.
Program tersebut dibuat dalam bentuk bar chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
 Mulai tanggal paling awal
 Mulai tanggal paling akhir
 Waktu yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

Aktifitas yang diperlihatkan pada program tersebut harus sudah termasuk pelaksanaan.
Pekerjaan sementara dan tetap, kelonggran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan, juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun hari libur keagamaan.

b. Pelaporan
Untuk memantau kemajuan pelaksanaan dilapangan, maka setiap tanggal awal bulan dan
tengah bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan oleh direksi pekerjaan, penyedia jasa
harus menyerahkan salinan laporan kemajuan bulanan atau tengah bulanan dalam bentuk
yang bisa dimengerti oleh direksi pekerjaan, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama bulan atau tengah bulan terdahulu. Laporan tersebut berisi antara lain :
 Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan
dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
 Rencana kegiatan bulan selanjutnya dengan ramalan tanggal permulaan dan tanggal
akhir penyelesaian.
 Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan, bahan dilapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahlan dari lapangan.
 Daftar tenaga kerja setempat
 Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilakukan selama masa laporan
 Jumlah volume pekerjaan
 Besarnya pembayaran yang terakhir diterima
 Photo-photo pelaksanaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan
Penyedia jasa harus menyerahkan laporan photo pelaksanaan pekerjaan setiap lokasi
pekerjaan dan pada setiap lokasi diambil tiga photo yang menggambarkan keadaan
sebelum dimulai, keadaan dalam tahap pelaksanaan, disamping itu pada keadaan tertentu
misalnya pada saat pemasangan pondasi atau bagian yang nantinya terendam air harus
dibuat photonya.
Pada akhir pekerjaan selesai (tanggal penyelesaian) atau saat penyerahan pertama
pekerjaan, penyedia jasa harus menyerahkan album photo sebanyak tiga cetakan berikut
klisenya.

c. Rapat Prakonstruksi (Pre Construction Meeting)


Sebelum penyedia jasa melaksanakan kegiatan dilapangan, penyedia jasa diharuskan
mengadakan rapat pra konstruksi bersama dengan pengguna jasa, direksi pekerjaan Dinas
Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut.
Rapat membicarakan/memberikan informasi yang dianggap belum jelas dalam kontrak
dan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa di daerahnya akan ada kegiatan
pelaksanaan pekerjaan, dimana diharapkan peran serta yang positif dalam kegiatan
tersebut.
Hasil rapat tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Pra Konstruksi dan berita acara
tersebut ditandatangani bersama oleh perwakilan yang hadir dan dilampiri daftar hadir.

2.6 Mutual Check

a. Sistem Kontrak Pekerjaan


Sistem kontrak untuk pekerjaan ini digunakan Sistem Kontrak Harga Tetap (Lumpsum
Fixed Price)
b. Pelaksanaan Mutual Check
Sebagai pelaksana mutual check adalah satu tim mutual check yang terdiri dari pihak
Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pengguna jasa.

Uraian pekerjaan mutual check yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :


 Pengukuran kembali semua rencana pelaksanaan pekerjaan dengan mencocokan
kembali dengan RAB.
 Membuat perhitungan volume dan RAB dengan adanya perubahan volume tambah
kurang.
Semua produk mutual check (data-data ukur, gambar, daftar kuantitas, daftar kuantitas dan
harga, RAB pekerjaan tambah kurang) disampaikan kepada pengguna jasa untuk selanjutnya
diteliti/diperiksa kebenarannya. Setelah disetujui kedua belah pihak maka hasil MC 0%
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dan pembuatan addendum kontrak.
Nilai kontrak akan berubah atau tetap akibat pekerjaan tambah kurang.
2.7 Mobilisasi

Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
oleh pengguna jasa, penyedia jasa harus sudah melaksanakan mobilisasi baik bahan, peralatan
yang digunakan maupun tenaga kerja. Penyedia jasa harus menggunakan pekerja setempat,
kecuali untuk pekerjaan tertentu yang memerlukan penanganan khusus, maka tenaga untuk
pekerjaan tersebut dapat didatangkan tenaga kerja dari luar lokasi pekerjaan.

3 UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK


3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran baja /
besi yang dinyatakan dalam mm.
3.2. Level Permukaan atas ( peil ) lantai keramik ( + 0,00 ) adalah seperti terletak di gambar
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan / kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam rata semua
isinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m' ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong di bawah pengamatan Konsultan
Pengawas dan dipelihara selama pelaksanaan.
3.4. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah Konsultan Pengawas dengan patok-patok yang
dipancang dan papan bowplank yang diketam pada isinya. Pemborong menyediakan paling
sedikit 3 orang pembantu yang paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukkan /
prisma silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.

4. PAPAN BOUWPLANK
4.1. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang diserut rata dan terpasang
waterpass dengan peil + 0,00. Setiap jarak 2,5 m1 papan bouwplank diperkuat dengan balok
kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding
dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
4.2. Jarak papan bouwplank minimal 2 m1 dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
4.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib memintakan pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

5. PEKERJAAN TANAH
5.1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
 Pek. Galian Tanah
 Pek. Urugan Tanah Kembali
 Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi
 Cut & Fill ( Bila ada )
 Penggalian Pondasi.
 Urugan kembali bekas galian dan penimbunan.
 Pemadatan pada setiap lapisan timbunan.
5.2. Pembersihan
Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/tanah humus (top soil)
5-20 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon-pohon dan
mencabut akarnya serta membuang ke tempat sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.2.1. Pekerjaan Cut and Fill
a. Pekerjaan Cut/Pengupasan Tanah
 Sebelum cut dilaksanakan terlebih dahulu top soil harus telah dikupas. Dalam
pelaksanaan pekerjaan cut pemborong harus memperhatikan peil-peil tanah
yang dikehendaki/sesuai dengan pengolahan tanah.
 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk/kemiringan
yang cukup untuk aliran air. Adanya genangan air di atas tanah tidak
diperkenankan.
 Kelebihan galian dari yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan dan
apabila kelebihan galian ini membahayakan konstruksi, maka pemborong
wajib memperbaikinya atas biaya sendiri.
 Penggalian harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga semua akibat karena
kurang ketelitian menjadi beban pemborong.
 Semua galian atas kehendak pemborong untuk maksud-maksud yang tidak
tercantum dalam kontrak harus ditutup dan dipadatkan kembali.

b. Pekerjaan Fill (Penimbunan dan pemadatan tanah)


 Tanah yang digunakan untuk pengerukan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Jika diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum (sebelum
dipadatkan) tiap lapis 15-20 cm, kemudian dibasahi dan digilas.ditimbris
sampai tercapai kepadatan 90% dari kepadatan maksimum. Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan pengukuran melebihi ukuran apabila
diperhitungkan penurunan tanah akibat konsolidasi.
 Pemadatan tanah yang menggunakan stamper tiap 30 cm urugan yang
dipadatkan.
5.3. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan
1. Galian tanah untuk pondasi bangunan harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau
sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang baik, dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk.
2. Jika, dasar galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
3. Hasil galian yang dapat dipakai untuk menimbun harus diangkat langsung ke tempat yang
direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Konsultan Pengawas. Sedangkan hasil
galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ke tempat yang
disetujui Konsultan Pengawas.
4. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.

6. PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH/BATU KALI


Pekerjaan pasangan batu kali/batu belah dipergunakan untuk pondasi lajur, dinding penahan tanah
dan saluran drainase, dengan ketentuan sebagai berikut (lebih jelasnya lihat gambar kerja) :
1. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris dan disiram air sampai
kepadatan maksimal.
2. Lantai kerja pondasi/Aanstamping adalah pasangan batu belah/kosong berdiri tegak setinggi
15 cm ditimbris pasir dan batu pecah hingga kokoh.
3. Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik tidak cacat dan retak. Batu kapur, batu
berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus Lumpur tidak diperkenankan untuk
dipakai.
4. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Ps
5. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organic.
6. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas Lumpur, tanah liat, kotoran organic dan bahan
yang dapat merusak [pondasi, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak
dengan lubang lubang sebesar 2 mm.
7. Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi;
a. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman
besaran lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin
Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulus.
b. Pemborong harus memperhatikan adanya stel tulangan kolom, stel tulangan ke sloof dan
sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
c. Karena adanya cut and fill, pemborong harus memperhatikan kedalaman pondasi
terhadap tanah dasar/keras.

7. PEKERJAAN PASANGAN DINDING


Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
 Pasangan dinding bata ad. 1Pc : 5Psr
 Plesteran dinding bata ad. 1Pc : 5Psr
 Pekerjaan acian
 Pekerjaan roster beton motif
 Pasangan batu susun sirih

7.1. Bahan yang dipakai adalah :


1. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum
telah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan bahan-bahan PUBB
1970.
2. Pasir dari kwalitas baik, bersih bebas dari lumpur bahan organik, batu-batuan. Khusus
untuk plesteran harus dibersihkan/cuci dan disaring / ayak terlebih dahulu.
3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I8 type I menurut ASTM dan
memenuhi S 400 standard portland cemen.
4. Batu alam andesit kualitas baik, bebas dari cacat dan retak.

7.2. Adukan / Campuran


Adukan 1 PC : 5Ps dilaksanakan untuk Pasangan dinding dan plesteran yang tidak trasraam
seperti tercantum di atas.
7.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horizontal. Setiap delapan baris bata harus dipasang anker besi dari kolom. Pelaksanaan
pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 m setiap hari.
2. Sebelum dinding diplester siarnya harus dikorek sedalam 1 cm untuk mendapat ikatan
yang lebih baik, kelembaban plester harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran
stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk dinding
septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari pada kedua sisi luar, untuk
itu plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
4. Pemasangan batu alam andesit harus lurus memakai waterpass dan disesuaikan dengan
gambar kerja.
5. Untuk finishing beton expose, sebelum diplester/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan / pahat dahulu kemudian disiram portland cemen untuk mendapatkan ikatan
yang lebih baik.
6. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

8. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG


Pekerjaan beton untuk volume kecil dan konstruksi sederhana digunakan campuran dengan
perbandingan 1PC : 2 Psr : 3 Krl. Sedangkan untuk pekerjaan struktur (kolom/tiang, jembatan,
talang, pelindung bendung) beton menggunakan mutu K-225 (perbandingan berat) atau
berdasarkan mix desain sesuai gambar desain. Penyedia jasa harus membuat rencana campuran
(desain mix) di laboratorium atas biaya sendiri. Rencana campuran ini untuk memenuhi kekuatan
karakteristik yang dipersyaratkan.

Yang termasuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :


a. Pekerjaan perancah (bila ada)
b. Pekerjaan cetakan/form/bekisting (untuk beton tulang)
c. Pekerjaan tulangan (untuk beton tulang)
d. Pekerjaan pencampuran/pengadukan
e. Pekerjaan penempatan beton
f. Pekerjaan finishing

Yang termasuk dalam pekerjaan Beton dalam Pembangunan Pagar Puskeswan Cikajang :

1. Sloof 15/20, Beton site mix K-175


2. Kolom 15x15, Beton site mix K-175
3. Ring Balok 15/20, Beton site mix K-175
4. Pekerjaan Plat Beton Besi Bertulang , Beton K-200

8.1 Pekerjaan Perancah

Penyedia jasa harus menyerahkan gambar rencana perancah yang akan dilaksanakan untuk
mendapatkan persetujuan direksi. Perancah dapat dibuat dari konstruksi kayu/dolken atau
menyewa perancah dari konstruksi baja.

8.2. Pekerjaan Cetakan/Form/Bekisting

Penyedia jasa harus menyerahkan gambar rencana pekerjaan cetakan/form/bekisting yang


akan dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan direksi.
Untuk bagian beton yang nantinya akan terlihat, maka bagian tersebut harus diberi lapisan kayu
yang halus atau dilapisi dengan seng/kayu lapis.
Cetakan/form/bekisting harus ditopang dan disokong sehingga tidak akan melendut selama dan
sesudah pengecoran/penempatan beton.

8.3 Pekerjaan Tulangan

Penyedia jasa harus mengangkut/mendatangkan besi tulangan ketempat kerja dalam ikatan,
diberi label yang dapat menunjukan ukuran diameter dan ukuran panjang batang.
Batang-batang tulangan yang digunakan harus sesuai dengan mutu yang telah ditentukan dalam
desain, tidak bengkok dan bebas dari gemuk/pelumas dan karat.
Penyedia jasa harus menangani serta menyimpan seluruh tulangan sedemikian rupa sehingga
tidak distorsi, pengotoran atau kerusakan lainnya.
Sebelum memulai pekerjaan tulangan, penyedia jasa harus menunjukan kepada direksi daftar
yang disahkan oleh pabrik pembuat baja yang dapat memberikan berat satuan nominal dalam
kilogram dalam setiap ukuran dan kelas dari baja tulangan tersebut.
Ditempat kerja, penyedia jasa harus menyediakan fasilitas alat untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan.
Baja tulangan tidak boleh dipotong atau dibengkokan dengan cara yang dapat merusak
tulangan, pembengkokan harus berada dalam keadaan dingin, bila perlu pembengkokan dengan
pemanasan harus mendapat persetujuan dari direksi.
Batang tulangan harus diikat keras dengan kawat pengikat (kawat beton) sehingga tidak
bergeser sewaktu penempatan/pengecoran beton.
Untuk selimut pada tulangan dilapisan bawah dari lantai dan sisi-sisi dinding dipasang paku
beton yang tebalnya sesuai dengan tebal selimut beton.
8.4. Pekerjaan Pencampuran/Pengadukan Beton

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pasangan beton adalah :


 Agregat halus (pasir beton)
Angregat halus harus lolos ayakan 2 mm, tidak boleh mengandung debu 5% dari berat
kering atau 10% volume, gradasi beraneka ragam, tajam dan keras dan tidak boleh
mengandung bahan organik yang dapat merusak/menurunkan kualitas beton.
 Agregat kasar (koral/split/batu pecah/kerikil)
Agregat kasar harus lebih dari 5 mm, keras dan tajam, tidak berpori dan tidak boleh
mengandung butir-butir pipih 20% dari berat seluruh, tidak boleh mengandung lumpur 1%
dari berat kering, tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak dan menurunkan
kualitas beton, besar butiran maksimum seperlima dari ukuran bagian beton yang tidak
diberi tulangan dan sepertiga tebal plat beton serta tiga perempat dari jarak bersih
minimum antara tulangan dan kayu cetakan.
 Semen Portland/PC
Mempergunakan semen pabrikan yang memenuhi standar SII. Semen yang sudah lama
dan membatu tidak boleh digunakan.
 Air
Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan organik serta bahan
yang lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum orang banyak.

Bila volume beton cukup besar atau diatas 5 M3, maka proses pencampuran harus
menggunakan alat mesin pencampur beton/beton mollen dari tipe dan ukuran yang
disetujui direksi.
Penggunaan air untuk campuran harus sedemkian rupa sehingga mudah dikerjakan tetapi
tidak merusak kekuatan struktur beton, yaitu didapat dari slump test.
Dalam pengoperasian mesin pencampur, pertama-tama diisi dengan pasir, agregat dan
semen yang telah ditakar berdasarkan rancangan pencampuran (desain mix) dan
selanjutnya ditambah air sesuai kebutuhan.
Waktu pencampuran diukur sejak air dimasukan dalam campuran material kering, waktu
pencampuran dengan kapasitas dibawah 0.75 m3 adalah 1.50 menit.

Apabila tidak memungkinkan menggunakan mesin, direksi dapat menyetujui pencampuran


beton dengan cara manual (tenaga manusia) tetapi harus dibatasi pada beton non struktural
dan volumenya kecil.
Campuran beton yag melebihi waktu 30 menit dari saat pengecoran, tidak boleh digunakan
lagi.
Untuk volume diatas 5 M3 pada setiap lokasi pekerjaan dan merupakan pekerjaan khusus,
perlu dibuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk keperluan pengujian kuat tekan
dilaboratorium (pada kubus tersebut diberi catatan tanggal dibuat dan lokasi pekerjaan).

 Pekerjaan Penempatan Beton


Sebelum penempatan beton, maka cetakan/form/bekisting dan tulangan diperiksa dan
dibersihkan serta harus medapat persetujuan dari direksi.
Selama penempatan/pengecoran beton berlangsung harap diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
- Dilarang menggunakan beton yang telah diaduk lebih dari 30 menit.
- Dilarang ada tanah, sampah atau benda asing masuk dalam adukan, begitu pula
ditempat yang akan dicor harus bersih.
- Sejak pengecoran harus dilanjutkan tanpa henti atau mencapai bagian konstruksi yang
ditetapkan.
- Penempatan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1.00 meter tanpa memasang
corong atau talang miring atau persetujuan dari direksi.
- Beton harus ditempatkan dari titik tempat paling bawah ketempat lebih tinggi.
- Selama pengecoran, adukan tidak boleh berjatuhan ketempat yang akan dicor karena
akan menimbulkan pemisahan adukan atau tidak homogen.
- Pengecoran beton tidak boleh dilakukan pada saat hujan deras maupun saat terik
matahari, kecuali dilengkapi dengan alat pelindung.

 Pembongkaran Cetakan/Form
Cetakan/form, baru boleh dibongkar apabila konstruksi telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul beban sendiri atau beban-beban yang bekerja. Kekuatan ini harus
ditunjukan dengan hasil pemeriksaan benda uji, cetakan boleh dibongkar setelah beton
berumur 21 hari, jika tidak ditentukan lain cetakan samping dari balok, kolom atau dinding
boleh dibongkar setelah berumur 3 hari.
Dalam pembongkaran beton harus dijamin agar tidak merusak bidang beton. Selain bidang
permukaan beton yang dapat terlihat perlu ada penyelesaian kerusakan-kerusakan
sebenarnya dari beton seperti sarang-sarang kerikil, keropos, lekukan-lekukan yang
disebabkan oleh kurangnya pemadatan. Daerah yang jelek ini harus segera diperbaiki
setelah dilakukan pembongkaran cetakan.

 Perawatan Beton

Sejak permulaan setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, suhu
yang terlalu panas dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga kelembabannya dengan
mencegah kehilangan ar dalam beton yang disebabkan oleh penguapan atau hal yang lain
pada saat pengerasan awal, permukaan yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari
dan tidak boleh menerima beban/dipakai jalan lalu lintas.
Setelah beton mengeras, beton harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan basah
sekurang-kurangnya 14 hari.
Cara pembasahan tersubut dapat berupa :
- Memenuhi bidang dengan lembaran-lembaran yang dapat menyerap air (bidang
vertikal/horizontal)
- Menyemprot dengan air setiap periode tertentu (bidang vertikal/horizontal).
- Mengenakan lantai dengan air atau air dan pasir (bidang horizontal)
- Menutupi dengan plastik agar air yang menguap dari beton tertahan dan mencair
kembali.

 Pengukuran
Beton tulang yang telah dilaksanakan dan telah mendapat persetujuan dari direksi diukur
dalam meter kubik sebagai dasar pembayaran.
Untuk volume besar dan konstruksi tertentu dijelaskan dalam spesifikasi khusus, maka
pengukuran volume beton dihitung secara terpisah (perancah, cetakan, tulang, cetakan
beton, water stop dan lain-lain).
Pengukuran volume sedikit dan konstruksi sederhana dan dijelaskan dalam spesifikasi
teknis, maka pengukuran volume beton tersebut dilakukan secara gabungan termasuk
cetakan, tulangan dan lain-lain.
Volume yang dihitung hanya volume yang terpasang dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

12 PEKERJAAN PENGECATAN
15.1 Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan Pengecatan Dinding Cat Tembok

15.2. Pengecatan Tembok


Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, pertemuan beton yang tidak
dilindungi bahan lain, ring balk dan langit - langit. Untuk dinding daerah basah menggunakan cat kedap
air / cat kayu, juga plint.
1. Cat yang digunakan adalah sekelas Sanlek, Vinilex, untuk dinding luar jenis cat
WEATHER SHIELD juga untuk dinding bagian dalam & langit - langit dipakai cat jenis
Vynyl acrylic emulsion. Semua contoh cat terbih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Semua dinding, langit-langit yang akan di cat harus di plamir atau dempul dari jenis
yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga licin dan rata. Pekerjaan
cat dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin dari Konsultan Pengawas.
3. Khusus pendempulan langit - langit untuk cat harus dijaga terhadap nat yang telah
terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
4. Pengecatan dilakukan minimal 3x dengan kuas atau roller.
5. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah - pecah, serta tipis harus diulang dan
diperbaiki atas biaya pemborong.

13. PEKERJAAN LAIN - LAIN


18.1 Semua pekerjaan yang ada pada bagian ini dikerjakan harus sesuai dengan yang ada di
RAB dan Gambar, jenis maupun bentuk pekerjaan tersebut.
18.2 Sebelum Penyerahan Pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
18.3 Meskipun telah ada pengawasan atau unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksanan
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
18.4 Kepada Pemborong wajib menyerahkan bahan atap / genteng sebanyak + 100 buah kepada
Proyek sebagai serve / cadangan. Genteng tersebut harus diserahkan sebelum
dilaksanakan Serah Terima Pekerjaan Kedua.
18.5 Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
yang benar - benar telah sempurna.
18.6 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini ( RKS ) akan ditentukan kemudian
dalam rapat Penjelasan ( Aanwijzing ).

19. PENUTUP

Seluruh pelaksanaan pekerjaan agar diusahakan mengunakan pekerja/tenaga setempat, sejauh


yang dapat dikerjakan

Anda mungkin juga menyukai